• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI KEMAMPUAN VERBAL DAN KEMAMPUA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONTRIBUSI KEMAMPUAN VERBAL DAN KEMAMPUA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI KEMAMPUAN VERBAL DAN KEMAMPUAN MEMBACA

PEMAHAMAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

PADA PELAJARAN MATEMATIKA

Ni Made Yudiani, A.A.I.N Marhaeni, I Made Sutama

Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: {made.yudiani, agung.marhaeni, made.sutama}@pasca.undiksha.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi (1) Kemampuan verbal yang ditunjukkan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada pelajaran matematika, (2) Kemampuan membaca pemahaman yang ditunjukkan siswa terhadap prestasi belajar dalam menyelesaikan soal cerita matematika, dan (3) Kemampuan verbal dan kemampuan membaca pemahaman yang ditunjukkan secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Penelitian ini termasuk jenis penelitian ex-post fakto dengan rancangan“korelasional”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa kelas V SD gugus IV Kuta, dengan sampel sejumlah 73 orang dengan menggunakan teknik random sampling. Data dikumpulkan dengan tes kemampuan verbal, tes kemampuan membaca pemahaman, dan tes soal cerita matematika. Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis regresi, korelasi. Hasil penelitien menunjukkan bahwa: (1) terdapat kontribusi kemampuan verbal dalam menyelesaikan soal cerita pelajaran matematika pada siswa kelas 5 Gugus IV Kuta (2) terdapat kontribusi yang signifikan kemampuan membaca pemahaman terhadap prestasi belajar dalam menyelesaikan soal cerita pelajaran matematika pada siswa kelas 5 SD Gugus IV Kuta; dan (3) terdapat kontribusi yang signifikan kemampuan verbal dan kemampuan membaca pemahaman secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita pelajaran matematika pada siswa kelas 5 SD Gugus IV Kuta

Kata kunci: Kemampuan Membaca Pemahaman, Kemampuan Verbal, Prestasi Belajar, Soal Cerita

ABSTRACT

This study aimed to determine (1) the contribution of verbal ability indicated students in completing word problems in math, (2) the contribution of reading comprehension ability of the students demonstrated learning achievement in solving mathematical word problems, (3) the contribution of verbal ability and reading skills understanding shown together on student achievement in solving mathematical word problems. This research includes ex-post facto research by design "correlational". The population in this study were all Grade IV V SD group Kuta , with a sample of 73 people with using random sampling techniques . Data collected a test of verbal ability , reading comprehension ability test , and test math word problems. Data were analyzed with regression analysis , correlation. Penelitien results show that : (1) There is a contribution of verbal ability in solving math word problems in class IV Kuta Force 5 (2) There is a significant contribution to the understanding of literacy learning achievement in solving math word problems on the 5 th grade students Force Kuta IV ; and (3) There is a significant contribution of verbal ability and reading comprehension kemamun together on student achievement in solving math word problems on the 5 th grade students Cluster IV Kuta

(2)

PENDAHULUAN

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan organisasi dengan kegiatan utama mengelola pendidikan, harus bertanggungjawab dalam mengembangkan kompetensi belajar siswa untuk dapat dikembangkan dengan lebih terarah sesuai dengan spesifikasi tertentu melalui proses pembelajaran yang lebih inovatif. Oleh karena itu, proses pembelajaran di sekolah harus dikelola secara efektif dan efisien, agar dapat menghasilkan sejumlah lulusan (output) yang memiliki kompetensi, adaptif dan kompetitif. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap beberapa siswa sekolah dasar, diperoleh informasi bahwa penyebab tidak tercapainya ketuntasan belajar secara klasikal, dan rendahnya ketuntasan secara individual di kelas dalam mata pelajaran matematika, disebabkan oleh beberapa faktor, seperti: (1) sistem pembelajaran masih menerapkan metode konvensional yang bersifat teacher centered dimana siswa dibiarkan untuk memahami materi dengan cara yang sama, padahal siswa berasal dari latar belakang yang berbeda dengan tingkat kemampuan yang berbeda, (2) kurangnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sebagai akibat dari rendahnya motivasi belajar siswa sudah tertanam kesan bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan, (3) sikap guru cenderung lebih banyak bicara sehingga selalu mendominasi proses pembelajaran, dan (4) rendahnya kemampuan siswa dalam menyimak dan memahami bahasa yang digunakan sebagai pengantar dalam pelajaran matematika.

Berbagai masalah yang berkaitan dengan kondisi guru, siswa, lingkungan yang membawa dampak pada suasana belajar di sekolah, dirumah serta lingkungan lainnya pada saat ini, antara lain: (1) rendahnya kemampuan guru dalam mendiagnosis kesulitan anak dalam belajar, (2) belum adanya alat ukur yang akurat untuk mengetahui sejauh mana efektivitas dari berbagai pendekatan dan

model pembelajaran yang

diimplementasikan guru, (3) pembinaan-pembinaan yang telah dilakukan oleh

berbagai komponen yang terlibat dalam dunia pendidikan belum menunjukkan hasil sesuai dengan kebutuhan dan tujuan dari pendidikan itu sendiri.

Sejalan dengan perubahan dalam proses pembelajaran, dibutuhkan guru yang mau melihat kembali fungsi dan peranannya sebagai pengajar. Pengajar bukan lagi orang yang serba tahu tentang segalanya, tetapi dituntut berperan sebagai fasilitator yang mampu memotivasi siswa sebagai peserta didik untuk mengembangkan diri secara optimal.

Berbagai model pembelajaran yang diimplementasikan guru dalam proses pembelajaran tanpa memperhatikan taraf perkembangan mental siswa secara individu maupun kelompok belum mampu menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran. Demikian pula halnya dengan pembelajaran matematika pada siswa kelas 5 SD Gugus IV Kuta, permasalahan dalam penyelesaian soal-soal matematika sering muncul sehingga guru merasa kesulitan dalam melakukan evaluasi.

Melalui pembelajaran tematik seperti membaca, menulis, dan berhitung yang melibatkan kemampuan verbal diharapkan tercapainya beberapa hal pada diri siswa, antara lain: (1) siswa memiliki keberanian dalam mengajukan pertanyaan terkait dengan permasalahan yang dihadapi pada masing-masing pembelajaran, (2) mampu menggunakan alat dan bahan pelajaran secara benar dengan membandingkan dengan lingkungan, (3) memiliki keberanian dalam mengajukan pendapat, (4) memiliki kemampuan dalam menggolongkan, menafsirkan data dan mengkomunikasikan hal-hal yang perlu dikomunikasikan, dan (5) memiliki kemampuan dalam menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran (Nurtein, 2004:12).

(3)

yang belum dimengerti, (2) mampu mengikuti proses pembelajaran secara benar, (3) memiliki keberanian dalam mengajukan pertanyaan, dan (4) memiliki kemampuan dalam menggali dan memilah cara efektif dalam menemukan hasil perhitungan dengan tepat.

Pada dasarnya matematika sebagai pelajaran sains berupaya untuk membekali siswa dengan berbagai kemampuan tentang "cara mengetahui" dan ”cara mengerjakan” yang dapat membantu siswa untuk memahami cara berhitung secara mendalam. Berdasarkan karakteristik matematika dan sejumlah karakteristik pembelajaran sains di atas, maka dipandang perlu memperhatikan faktor-faktor pendukung lain yang dapat meningkatkan matematika sebagai pembelajaran inovatif. Selain itu, model pembelajaran yang diterapkan diharapkan mampu mengembangkan sejumlah keterampilan proses yang digunakan dalam sains, seperti: mengamati,

menggolongkan, mengukur,

mengkomunikasikan hasil dan keterampilan lainnya agar mampu menghitung secara cermat.

Rendahnya prestasi belajar matematika terutama penyelesaian soal-soal cerita pada siswa SD antara lain karena, disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: (1) rendahnya kemampuan verbal siswa dalam berkomunikasi pada pembelajaran matematika, (2) rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa dalam memahami penjelasan guru, (3) rendahnya kualitas proses pembelajaran, dimana siswa mengalami kesulitan dalam menemukan pola yang baik untuk mengembangkan pemahaman dalam belajar matematika, (4) guru mengalami kesulitan dalam mengembangkan rancangan pembelajaran yang sesuai, sehingga terkesan monoton, (5) siswa masih ragu dan takut dalam mengemukakan ide-ide dalam mengembangkan pola berpikir yang mengakibatkan rendahnya motivasi untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam belajar matematika, dan (6) belum teridentifikasinya kemampuan membaca siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika.

Terkait dengan kemampuan verbal, (Sugono, 2009:107) mengatakan bahwa kemampuan verbal menempati porsi besar dalam berkomunikasi. Hal ini terbukti dari ide-ide, pemikiran atau keputusan lebih mudah disampaikan secara verbal daripada non verbal dengan harapan penerima informasi lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan oleh pemberi informasi.

Komunikasi verbal dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) berbicara dan menulis, serta (2) mendengarkan dan membaca. Berbicara pada umumnya lebih disukai daripada menulis. Selain lebih praktis, berbicara dianggap lebih mudah menyentuh sasaran karena langsung didengar oleh pihak penerima informasi

Tuner ( dalam Suyanu, 2006:33 ),

mengatakan bahwa membaca

pemahaman meliputi pemahaman makna teks. Seseorang dikatakan memahami teks dengan baik apabila dapat : (1) mengenal kata-kata dan kalimat dalam teks, dan mengetahui maknanya ( makna literal ), (2) menghubungkan makna denotasi dan konotasi dari pengalaman-pengalaman pribadi yang dituangkan dalam teks ( makna inferensial ), (3) mengenal bagaimana seluruh makna atau persepsi terhadap makna itu pas atau sesuai dengan konteksnya, dan (40 membuat keputusan tentang nilai berdasarkan pengalaman membaca ( mengkritisi ).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman adalah kegiatan membaca yang berupaya

menafsirkan pengalaman,

menghubungkan informasi baru dengan yang telah diketahui, dan menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan kognitif dari bacaan tertulis.

(4)

dan meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat memecahkan permasalahan matematika yang dihadapi.

Berdasarkan uraian di atas penelitian ini bertujuan meneliti tentang kontribusi kemampuan verbal dan kemampuan membaca pemahaman terhadap prestasi belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada pelajaran matematika pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar (SD) Gugus IV Kuta Kabupaten Badung semester I tahun pelajaran 2013/ 2014.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk penelitian ex-post fakto yang berbentuk korelasional. Termasuk dalam penelitian ex-post fakto karena variabel bebas dalam penelitian ini telah terjadi atau tidak dapat dimanipulasi. Tergolong penelitian korelasional karena penelitian yang dilakukan bermaksud untuk mengetahui korelasi antara: (1) kemampuan verbal yang dimiliki siswa (X1) dengan prestasi belajar dalam menyelesaikan soal cerita pelajaran matematika (Y), (2) kemampuan membaca pemahaman yang ditunjukkan siswa (X2) dengan prestasi belajar dalam menyelesaikan soal cerita pelajaran matematika (Y), dan (3) kemampuan verbal yang dimiliki siswa (X1) dan kemampuan membaca pemahaman yang ditunjukkan siswa (X2) secara bersama-sama dengan prestasi belajar dalam menyelesaikan soal cerita pelajaran matematika(Y).

Penelitian ini juga termasuk kategori penelitian survei, karena data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan instrumen kuisioner yang dikembangkan sendiri oleh peneliti dan melalui observasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 Sekolah Dasar (SD) Gugus IV Kuta Kabupaten Badung yang jumlahnya 266 orang. Sampel sekaligus sebagai responden dalam penelitian iniini adalah 73 orang.

Penelitian ini melibatkan dua variabel bebas yaitu kemampuan verbal dan kemampuan membaca pemahaman. Adapun variabel terikatnya adalah prestasi

belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada pelajaran matematika

Data kemampuan verbal, kemampuan membaca pemahaman, dan kemampuan menyelesaikan soal serita dikumpulkan dengan menggunakan tes.

Data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data tentang kemampuan verbal yang dimiliki siswa, kemampuan membaca pemahaman yang dimiliki siswa dan prestasi belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada mata pelajaran matematika. Untuk memperoleh data mengenai ketiga variabel tersebut, metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan dengan tes yang dilakukan untuk memperoleh data tentang: (1) kemampuan verbal yang dimiliki siswa, (2) kemampuan membaca pemahaman yang ditunjukkan siswa, dan (3) kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal cerita pada pelajaran matematika.

Sebelum instrumen ini digunakan maka dilakukan uji validitas isi dan reliabilitas. Untuk menentukan validitas isi (content validity) dilakukan oleh judges. Instrumen yang telah dinilai oleh judges selanjutnya diuji cobakan di lapangan.

Uji coba validitas pada variabel kemampuan verbal, dan kemampuan membaca pemahaman dengan jumlah 50 butir dan 25 butir jumlah sampel 73. Hasil perhitungan dengan pada taraf signifikansi 5% adalah seluruh soal berkategori valid dan memiliki reliabilitas 0,991 untuk kemampuan verbal dan sebesar 0,961 untuk kemampuan membaca pemahaman. Uji coba validitas pada variabel prestasi belajar matematika dengan jumlah tes 20 butir dan jumlah sampel 73. Hasil penelitian dengan program SPSS. 17 For Windows pada taraf signifikansi 5% adalah seluruh soal dinyatakan valid dan reliabel. Data yang sudah dikumpulkan ditabulasi serta dihitung rerata dan simpangan baku. Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah pertama, digunakan Anareg Sederhana dan hipotesis kedua dan ketiga digunakan Anareg Berganda.

(5)

(content validity) dilakukan oleh judges. Instrumen yang telah dinilai oleh judges selanjutnya diuji cobakan di lapangan.

Uji coba validitas pada variabel kemampuan verbal, dan kemampuan membaca pemahaman dengan jumlah 50 butir dan 25 butir jumlah sampel 73. Hasil perhitungan dengan pada taraf signifikansi 5% adalah seluruh soal berkategori valid dan memiliki reliabilitas 0,991 untuk kemampuan verbal dan sebesar 0,961 untuk kemampuan membaca pemahaman. Uji coba validitas pada variabel prestasi belajar matematika dengan jumlah tes 20 butir dan jumlah sampel 73. Hasil

penelitian dengan program SPSS. 17 For Windows pada taraf signifikansi 5% adalah seluruh soal dinyatakan valid dan reliabel. Data yang sudah dikumpulkan ditabulasi serta dihitung rerata dan simpangan baku. Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah pertama, digunakan Anareg Sederhana dan hipotesis kedua dan ketiga digunakan Anareg Berganda.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pengolahan data dan analisis deskriptif, diperoleh rekapitulasi hasil perhitungan seperti Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Rangkuman Statistik dari Variabel Kemampuan Verbal, Kemampuan Membaca Pemahaman dan Prestasi Belajar dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika pada Siswa Kelas 5 SD Gugus IV Kuta Kabupaten Badung.

Variabel

Statistik X1 X2 Y

Rata-rata 34.0411 15.1918 11.0000

Median 34.0000 15.0000 11.0000

Modus 33.00 14.00 11.00

Standar Deviasi 4.51675 2.17727 1.17851

Ragam 20.401 4.740 1.389

Rentangan 19.00 8.00 5.00

Skor Minimum 25.00 11.00 9.00

Skor Maksimum 44.00 19.00 14.00

Keterangan

X1 = kemampuan verbal

X2 =kemampuan membaca pemahaman Y = soal cerita matematika

Secara umum rata-rata skor kemampuan verbal yang ditunjukkan siswa sebesar 34,04, dengan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 4,52. Hasil ini menunjukkan bahwa kecenderungan kemampuan verbal yang ditunjukkan siswa dapat dikatakan baik, yaitu berada pada rentangan 29,17 sampai dengan 37,5 dari skor ideal.

Secara umum rata-rata skor variabel kemampuan membaca pemahaman yang ditunjukkan siswa diperoleh sebesar 15,19, dengan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 2,18. Hasil ini menunjukkan bahwa kecenderungan kemampuan membaca pemahaman yang ditunjukkan siswa dapat dikatakan baik, yaitu berada pada

rentangan 14,58 sampai dengan 18,7 dari skor ideal.

Dan secara umum pula skor rata-rata prestasi belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita pelajaran matematika diperoleh sebesar 11,00 dengan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 1,18. Hasil ini menunjukkan bahwa kecenderungan prestasi belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita pelajaran matematika dapat dikatakan cukup, yaitu berada pada rentangan 8,3 sampai dengan 11,7 dari skor ideal.

(6)

Dari uji hipotesis pertama dengan teknik regresi linier sederhana dan korelasi sederhana, diperoleh nilai koefisien regresi b1 = 0,108 dengan konstanta a = 7,338. Dengan demikian persamaan regresi untuk mencari kontribusi antara kemampuan verbal yang ditunjukkan siswa dengan prestasi belajar dalam menyelesaikan soal cerita pelajaran matematika adalah Ŷ = 7,338+ 0,108 X1 dengan F hitung = 14,537 dan F Tabel = 3,980 (F hitung> F Tabel). Sesuai dengan kaidah jika F hitung> F Tabel maka hasil pengujian tersebut adalah signifikan dan linier.

Besarnya kontribusi terhadap variabel kemampuan verbal yang ditunjukkan siswa dengan prestasi belajar dalam menyelesaikan soal cerita pelajaran matematika dapat dihitung dengan koefisien korelasi atau r dan menghasilkan angka 0,412. Oleh karena itu ry1> 0, maka H0 ditolak atau H1 diterima.

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar dalam menyelesaikan soal cerita pelajaran matematika pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar Gugus IV Kuta Kabupaten Badung, melalui persamaan regresi Ŷ = 7,338+ 0,108.X1 dengan koefisien korelasi sebesar 0,412. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kemampuan verbal yang ditunjukkan siswa, maka semakin tinggi pula prestasi belajar dalam menyelesaikan soal cerita pelajaran matematikapada siswa kelas 5 Sekolah Dasar Gugus IV Kuta Kabupaten Badung tahun pelajaran 2013/ 2014. Variabel kemampuan verbal yang ditunjukkan siswamemberikan sumbangan efektif (SE) sebesar 17,0% terhadap prestasi belajar dalam menyelesaikan soal cerita pelajaran matematika pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar Gugus IV Kuta Kabupaten Badung tahun pelajaran 2013/ 2014.

Determinasi kemampuan verbal yang ditunjukkan siswa terhadap prestasi belajar dalam menyelesaikan soal cerita pelajaran matematika adalah sebesar 17,0% mengidentifikasikan bahwa kemampuan verbal dapat dipakai sebagai prediktor dari prestasi belajar dalam

menyelesaikan soal cerita pelajaran matematika pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar Gugus IV Kuta Kabupaten Badung tahun pelajaran 2013/2014. Sumbangan efektif kemampuan verbal yang ditunjukkan siswa terhadap prestasi belajar dalam menyelesaikan soal cerita pelajaran matematika sebesar 17,0%, mengindikasikan bahwa kemampuan verbal yang ditunjukkan siswa cukup optimal dalam mempengaruhi prestasi belajar dalam menyelesaikan soal cerita pelajaran matematika. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kemampuan verbal yang ditunjukkan oleh siswa kelas 5 Sekolah Dasar Gugus IV Kuta Kabupaten Badung tahun pelajaran 2013/ 2014 banyak dipengaruhi oleh kemampuan verbal.

Hal ini konsisten dengan penelitian Susanti (2011) pada penelitiannya tentang hubungan kemampuan verbal dan visual terhadap kemampuan numerik siswa pada konsep cahaya di kelas VIII SMP Negeri 3 Kota Bengkulu. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa: (1) terdapat hubungan antara kemampuan verbal dengan visual dengan korelasi sebesar 0,540, (2) terdapat hubungan kemampuan verbal dengan kemampuan numerik dengan korelasi sebesar 0,476, dan (3) terdapat hubungan kemampuan visual dan numerik dengan korelasi sebesar 0,554, dan juga penelitian Amitya Kumara, (2011) pada penelitiannya tentang dampak kemampuan verbal terhadap ekspresi tulis pada siswa SD No. 5 Kodya Yogyakarta

dan Kabupaten Bantul. Dari penelitian

(7)

Berdasarkan hasil penelitian kedua peneliti tersebut dapat dinyatakan bahwa kemampuan verbal yang dimiliki siswa sangat berpengaruh terhadap kemampuan lain dalam pelaksanaan pembelajaran. Demikian juga hasil penelitian ini yang meneliti kontribusi kemampuan verbal terhadap prestasi siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Hasil penelitian Susanti (2011) dan Amitya Kumara (2011) memiliki kemiripan dengan hasil penelitian ini karena sama-sama meneliti pengaruh dari kemampuan verbal, sehingga dapat dianggap mendukung hasil penelitian ini.

Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh teori Sugono (2009:107), yang menyatakan bahwa kemampuan verbal menempati porsi besar dalam memahami berbagai bentuk komunikasi. Dengan memahami berbagai bentuk komunikasi, siswa akan memahami makna kata yang tersirat dalam soal cerita matematika. Melalui pemahaman makna kata dalam soal cerita matematika, akan memudahkan siswa dalam menafsirkan maksud dan makna yang terkandung dalam soal cerita tersebut. Kemampuan verbal akan meningkatkan pemahaman dan pengkajian yang matang dalam penyampaian soal cerita secara tertulis dalam matematika. Hal ini akan meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita dalam mata pelajaran matematika. Kemampuan verbal akan meningkatkan pemahaman dan pengkajian yang matang dalam penyampaian soal cerita secara tertulis dalam matematika.

Hasil penelitian tersebut mendukung hasil penelitian ini karena kemampuan verbal yang dimiliki siswa dapat meningkatkan pemahaman dan pengkajian dalam penyampaian soal cerita dalam matematika. Hal ini akan meningkatkan kecepatan dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan soal cerita dalam mata pelajaran matematika. Hal ini dapat meningkatkan prestasi siswa dalam menyelesaikan soal cerita dalam matematika.

Dari uji hipótesis kedua dengan teknik regresi linier sederhana dan korelasi sederhana, diperoleh nilai koefisien regresi b2 dari kemampuan membaca pemahaman

yang ditunjukkan siswa= 0,428 dengan konstanta a = 4,502. Dengan demikian persamaan regresi untuk mencari hubungan antara kemampuan membaca pemahaman yang ditunjukkan siswadengan prestasi belajar dalam menyelesaikan soal cerita pelajaran matematika pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar Gugus IV Kuta Kabupaten Badung adalah melalui persamaan garis regresi Ŷ = 4,502 + 0,428 X2 dengan F hitung = 118,094 dan F Tabel = 3,980 (F hitung> F Tabel). Sesuai dengan kaidah jika F hitung> F Tabel maka hasil pengujian tersebut adalah signifikan dan linier. Besarnya kontribusi variabel kemampuan membaca pemahaman yang ditunjukkan siswa terhadap prestasi belajar dalam menyelesaikan soal cerita pelajaran matematika pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar Gugus IV Kuta Kabupaten Badung, dapat dihitung dengan koefisien korelasi (r) dan menghasilkan angka 0,790. Oleh karena itu ry2> 0, maka H0 ditolak atau H1 diterima.

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan kemampuan membaca pemahaman terhadap prestasi belajar dalam menyelesaikan soal cerita pelajaran matematika pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar Gugus IV Kuta Kabupaten Badung dengan determinasi sebesar 61,3%. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kemampuan membaca pemahaman yang ditunjukkan siswa, maka semakin tinggi pula prestasi belajar dalam menyelesaikan soal cerita pelajaran matematika pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar Gugus IV Kuta Kabupaten Badung tahun pelajaran 2013/ 2014.

Determinasi kemampuan membaca pemahaman yang ditunjukkan siswa terhadap prestasi belajar dalam menyelesaikan soal cerita pelajaran matematika pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar Gugus IV Kuta Kabupaten Badung tahun pelajaran 2013/ 2014 adalah sebesar 61,3%. Hal ini mengidentifikasikan

bahwa kemampuan membaca

(8)

Sekolah Dasar Gugus IV Kuta Kabupaten Badung tahun pelajaran 2013/2014. Sumbangan efektif dari kemampuan membaca pemahaman yang ditunjukkan siswa terhadap prestasi belajar dalam menyelesaikan soal cerita pelajaran matematika adalah sebesar 61,3%. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan membaca pemahaman yang ditunjukkan siswa cukup optimal dalam mempengaruhi prestasi belajar dalam menyelesaikan soal cerita pelajaran matematika. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa prestasi belajar dalam menyelesaikan soal cerita pelajaran matematika pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar Gugus IV Kuta Kabupaten Badung tahun pelajaran 2013/ 2014 banyak dipengaruhi oleh kemampuan membaca pemahaman yang ditunjukkan siswa.

Hasil penelitian ini diperkuat oleh pendapat Mc Ginnis & Smith (dalam Tarigan, 2004:42) yang menyatakan bahwa membaca pemahaman (reading comprehension) merupakan suatu proses pengenalan, penafsiran, dan penilaian terhadap gagasan-gagasan yang terkait dengan bobot mental atau kemampuan total pembaca. Membaca pemahaman sebagai suatu proses kompleks dan rumit berpengaruh pada kemampuan seseorang dalam mengenali, mengintepretasi, dan mengevaluasi gagasan-gagasan atau ide-ide dalam bacaan.

Mc Ginnis & Smith (dalam Tarigan, 2004:43) juga menyatakan bahwa membaca pemahaman merupakan upaya

dalam menafsirkan atau

menginterpretasikan pengalaman serta menghubungkan informasi yang ada dengan informasi yang telah diketahui sebelumnya dan menemukan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang bersifat kognitif. Melalui kemampuan pemahaman yang baik, seseorang dapat menafsirkan serta menginterpretasikan informasi yang ada dalam sumber bacaan dengan tepat dan benar.

Terkait dengan penelitian ini, apabila terbentuk kemampuan membaca pemahaman pada diri siswa, maka siswa

dapat menafsirkan serta

menginterpretasikan informasi yang ada dalam soal cerita matematika dengan tepat dan benar sehingga kemampuan siswa

dalam menyelesaikan soal-soal cerita matematikan akan meningkat. Dengan demikian prestasi belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika akan meningkat.

Hasil penelitian ini diperkuat oleh hasil penelitian Tuner (dalam Suyanu, 2006:33), yang menemukan bahwa membaca pemahaman meliputi pemahaman makna dari suatu teks dalam sumber bacaan. Dari hasil penelitian yang dilakukan, disimpulkan bahwa seseorang dikatakan memahami teks dengan baik apabila mereka dapat: (1) mengenal kata-kata dan kalimat dalam teks dan mengetahui maknanya (makna literal), (2) menghubungkan makna denotasi dan konotasi dari pengalaman-pengalaman pribadi yang dituangkan dalam teks (makna inferensial), (3) mengenal bagaimana seluruh makna atau persepsi terhadap makna itu dengan tepat atau sesuai dengan konteksnya, dan (4) membuat keputusan tentang nilai berdasarkan pengalaman membaca (mengkritisi).

Dari hasil penelitian tersebut bila dikaitkan dengan hasil penelitian ini dapat dinyatakan bahwa siswa yang memiliki kemampuan membaca pemahaman tinggi akan mampu menafsirkan pengalaman, menghubungkan informasi dengan yang telah diketahui serta dapat menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan kognitif dari bacaan tertulis dengan baik. Dengan demikian pemahaman siswa atas makna teks yang ada dalam soal cerita matematika akan meningkat sehingga lebih mudah menyelesaikan soal-soal cerita tersebut. Hal ini akan berdampak pada meningkatnya prestasi belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita dalam matematika. Demikian sebaliknya, siswa yang memiliki kemampuan membaca pemahaman rendah akan lebih sulit dalam memahami makna teks sehingga mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita tersebut.

(9)

0,000  0,05 yang berarti signifikan dan linier.

Berdasarkan hasil analisis data tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan kemampuan verbal dan kemampuan membaca pemahaman secara bersama-sama terhadap prestasi belajar dalam menyelesaikan soal cerita pelajaran matematika pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar Gugus IV Kuta Kabupaten Badung tahun pelajaran 2013/ 2014 dengan koefisien korelasi sebesar 0,885 dan kontribusi sebesar 78,3%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) yang menyatakan “tidak terdapat kontribusi yang signifikan kemampuan verbal dan kemampuan membaca pemahaman secara bersama-sama terhadap prestasi belajar dalam menyelesaikan soal cerita pelajaran matematika pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar Gugus IV Kuta Kabupaten Badung tahun pelajaran 2013/ 2014” ditolak. Sedangan hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan “terdapat kontribusi yang signifikan kemampuan verbal dan kemampuan membaca pemahaman secara bersama-sama terhadap prestasi belajar dalam menyelesaikan soal cerita pelajaran matematika pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar Gugus IV Kuta Kabupaten Badung tahun pelajaran 2013/ 2014” diterima.

PENUTUP

Berdasarkan hasil dalam penelitian maka dapat disajikan simpulan sebagai berikut (1) Terdapat kontribusi yang signifikan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar dalam menyelesaikan soal cerita pelajaran matematika pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar Gugus IV Kuta Kabupaten Badung tahun pelajaran 2013/ 2014. (2) Terdapat kontribusi yang signifikan kemampuan membaca pemahaman terhadap prestasi belajar dalam menyelesaikan soal cerita pelajaran matematika pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar Gugus IV Kuta Kabupaten Badung tahun pelajaran 2013/ 2014. (3)Terdapat kontribusi yang signifikan kemampuan verbal dan kemampuan membaca pemahaman secara bersama-sama

terhadap prestasi belajar dalam menyelesaikan soal cerita pelajaran matematika pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar Gugus IV Kuta Kabupaten Badung tahun pelajaran 2013/ 2014.

Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat diajukan beberapa saran untuk peningkatan kualitas pembelajaran Matematika kedepan. (1) Kepada guru diharapkan senantiasa dapat melakukan pembinaan, bimbingan dan pembelajaran terhadap siswa kelas 5 melalui pengembangan kemampuan verbal dan kemampuan membaca pemahaman untuk meningkatkan prestasi belajar dalam pembelajaran matematika. (2) Kepada kepala sekolah diharapkan dapat memotivasi guru dalam melakukan pembinaan, bimbingan dan pembelajaran terhadap siswa kelas 5 terkait dengan pengembangan kemampuan verbal dan kemampuan membaca pemahaman dan meningkatkan fasilitas yang mendukung pemanfaatan perpustakaan dan laboratorium bahasa sekolah. (3) Kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, disarankan untuk menyesuaikan kebijakan dan strategi pembinaan kepada siswa, guru dan kepala sekolah melalui berbagai bentuk pendidikan dan pelatihan terkait dengan peningkatan prestasi belajar siswa. (4) Kepada peneliti lain yang berminat disarankan untuk mengembangkan penelitian ini lebih lanjut terutama yang terkait dengan permasalahan dan variabel yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan rancangan penelitian dan análisis data yang lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Amitya, Kumara (2011), Dampak Kemampuan Verbal terhadap Kualitas Ekspresi Tulis, Artikel, Jurnal Psikologi 2011, No. 1,35-40, ISSN: p215-8884. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

---, 2008. Berbicara Sebagai Suatu

Ketrampilan Berbahasa. Bandung:

(10)

Anjarningsih, Harwinta Yuhria, 2010. Otak dan Kemampuan Berbahasa. Yogyakarta, Pustaka Rihama.

Gregory, R,S, 2000, Psychological Testing, History, Principles, and Aplications, Allyn and Bacon, Boston.

Hasibuan, J.J, dan Moedjiono. 1988. Proses pembelajaran. Bandung, CV. Remadja Karya.

Http:// kleang.blogspot.com, 9 Febuari 2010,Pengertian, Definisi, dan Fungsi Menyimak pada pembelajaran Bahasa Indonesia ( online ), diakses tanggal 17 Mei 2013

Http:// mbahbrata-edu.blogspot.com. 6 April 2010, Ketrampilan Menyimak, (online), diakses tanggal 17 Mei 2013.

Http://pkp.sfu.ca/ojs.2012. Penerapan Metode Bercerita Berbantuan

Media Gambar untuk

Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Membaca Menulis Permulaan Bahasa Inggris (Studi Pembelajaran Pada Siswa Kelas II/C SD Negeri 3 Banjar Jawa Singaraja Provinsi Bali), Tesis.

Http://pkp.sfu.ca/ojs.2012.Implementasi Teknik Pemetaan Konsep dan Minat Membaca Karya Sastra Terhadap Kemampuan Menulis Narasi Siswa Kelas V SDN 7 Pedungan, Denpasar, Tesis

Sutrisna Hadi, 1997, Seri Program Statistik Manual SPS Paket Media, Yogyakarta, Universitas Gajah Mada.

Gambar

Tabel 1. Rangkuman Statistik dari Variabel Kemampuan Verbal, Kemampuan Membaca Pemahaman dan Prestasi Belajar dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika pada Siswa Kelas 5 SD Gugus IV Kuta Kabupaten Badung

Referensi

Dokumen terkait

Lampiran 22: Form Pengecekan Penggunaan Instruksi Kerja Mesin

Tujuan dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar pada pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan tentang javeline pass bola tangan menggunakan

Faktor eksternal, berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat diperoleh beberapa penyebab kesalahan berbahasa siswa dalam penulisan teks deskripsi yang berasal dari luar

[r]

Data lain yang didapatkan dari tabel 4.2 yaitu adanya penurunan semua tingkat insomnia berat saat pretest menjadi insomnia ringan dan sedang saat posttest,

Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan nyata pemberian tepung cangkang kerang darah pada pakan benih ikan lele dimana tingkat kelangsungan hidup yang

Pertama : Menetapkan hasil Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Sertifikasi Guru Agama dalam Jabatan Angkatan III pada LPTK Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN

Kanalis melekuk sedikit di superior dan posterior dalam bentuk huruf S dari lateral ke medial. Aurikula perlu ditarik secara halus ke arah atas, keluar dan ke bawah untuk