• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA (1)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun oleh:

Kelompok 5

Alfi Syarhin Fitriyani

Firda Fairisa Azhar

Siti Kurniasih

Akuntansi C – Semester 2

STIE SEBELAS APRIL SUMEDANG

2014/2015

(2)

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Tata Kalimat Bahasa Indonesia” ini dengan baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Makalah ini menjelaskan lebih mendalam mengenai Tata, pola, bentuk, dan fungsi kalimat dengan bahasa yang lebih mudah untuk di cerna dan di pahami.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan kalimat bahasa Indonesia, serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan penggunaan kalimat yang baik.

Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai keluasan kalimat dalam bahasa Indonesia, khususnya bagi penulis. Akhir kata, mungkin dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Kritik dan saran tentunya sangat kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Sumedang, Maret 2015

Penulis

i DAFTAR ISI

(3)

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 1

1.3 Tujuan ... 2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kalimat ... 3

2.2 Pola Kalimat ... 3

2.3 Macam-macam Kalimat ... 6

2.4 Bentuk Kalimat ... 8

2.5 Fungsi Kalimat ... 10

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ... 11

3.2 Saran ... 11

DAFTAR PUSTAKA ... 12

ii

BAB I

PENDAHULUAN

(4)

Bahasa adalah sarana berpikir baik untuk menyampaikan pesan kepada orang lain maupun untuk menerima pesan dari orang lain. Pikiran yang disampaikan dalam pembicaraan atau tulisan diungkapkan melalui rangkaian kata yang terpilih dan tersusun menurut kaidah tertentu. Bahasa sebagai symbol yang bermakna terdiri atas satuan-satuan tertentu yang secara fungsional saling berhubungan sebagai suatu system. Satuan terkecil yang mengandung makna berupa kata atau frasa (kelompok kata), sedangkan satuan yang lebih besar yang mengandung pikiran berupa kalimat.

Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna. Intonasi final kalimat dalam bahasa tulis adalah berupa tanda baca titik, tanda tanya, atau tanda seru. Penetapan struktur minimal S dan P dalam hal ini menunjukkan bahwa kalimat bukanlah semata-mata gabungan atau rangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk. Lengkap dengan makna menunjukkan sebuah kalimat harus mengandung pokok pikiran yang lengkap sebagai pengungkap maksud penuturannya. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan bahasa sebagai sarana berpikir dan berkomunikasi banyak ditentukan oleh penguasaan kaidah kalimat yang didukung oleh kosakata yang memadai.

Hal inilah yang kemudian menarik untuk diketahui tentang bagaimana pengertian kalimat, bagian- bagiannya dan jenis kalimat tunggal. Oleh karena itu penulis berusaha untuk memberikan pemahaman tentang pertanyaan tersebut dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi jawaban dan memberikan pemahaman terkait pertanyaan yang dikaji.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kalimat?

(5)

1

3. Apa saja macam-macam kalimat?

4. Bagaimana bentuk kalimat?

5. Apa fungsi kalimat?

1.3 Tujuan

(6)

2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat.

(7)

Kalimat dasar bukanlah nama jenis kalimat, melainkan acuan untuk membuat berbagai tipe kalimat. Kalimat dasar terdiri atas beberapa struktur kalimat yang dibentuk dengan lima unsur kalimat, yaitu S,P,O,Pel,Ket.

Berdasarkan fungsi dan peran gramatikalnya ada enam tipe kalimat yang dapat dijadikan model pola kalimat dasar bahasa Indonesia. Keenam tipe kalimat itu tercantum di bawah ini :

a) Kalimat dasar berpola SP

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:

Mereka (S) / sedang berenang (P) : kata kerja

3

Ayahnya (S) / guru SMA (P) : kata benda

Gambar itu (S) / bagus (P): kata sifat

Peserta penataran ini (S) / empat puluh orang (P) : kata bilangan

b) Kalimat Dasar Berpola S P O

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:

Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah.

S P O

c) Kalimat Dasar Berpola S P Pel.

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:

Anaknya / beternak / ayam.

S P Pel.

(8)

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:

Dia / mengirimi / saya / surat.

S P O Pel.

4 e) Kalimat Dasar Berpola S P K

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:

Mereka / berasal / dari Surabaya.

S P K

f) Kalimat Dasar Berpola S P O K

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:

Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari.

S P O K

g) Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya

Ungu / bermain / musik / di atas panggung.

S P Pel. K

h) Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K

(9)

objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:

Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan. S P O Pel. K

5

2.3 Macam-macam Kalimat

Kalimat adalah gabungan dari dua kata atau lebih yang menghasilkan sebuah pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi menurut jenis dan fungsinya yang di jelaskan pada bagian lain :

Contoh :

1. Kalimat lengkap, Kalimat tidak lengakap 2. Kalimat aktif, Kalimat pasif

3. Kalimat perintah, Kalimat majemuk Contoh Kalimat secara umum :

“Universitas Gunadarma adalah salah satu universitas terbaik di Indonesia” Unsur- Unsur kalimat

1. Berdasarkan Nilai informasinya (sasaran atau tujuan yang akan di capai)

a. Kalimat berita : suatu bentuk kalimat yang menyatakan suatu pernyataan berita atau peristiwa yang perlu diketahui sendiri atau orang lain.

Contoh :

 Pemerintah menunda kenaikan harga BBM.

 Kenaikan harga BBM diikuti oleh kenaikan harga kebutuhan pokok.

 Demo kenaikan harga BBM yang dilakukan oleh mahasiswa di beberapa daerah mengakibatkan kerusakan beberapa fasilitas umum.

(10)

b. Kalimat Tanya : suatu bentuk susunan kalimat yang sebenarnya belum lengkap dikarenakan kalimat tersebut memerlukan suatu jawaban sebagai bagian dari kalimat yang dimaksud.

Contoh :

 Kapan akan dilaksanakan pemilihan Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017?

6

 Siapakah pemenang Indonesian Idol tahun 2012?

 Apakah perbedaan pertamax dengan premium?

c. Kalimat perintah : merupakan bentuk susunan kalimat yang menyatakan perintah atau suruhan yang harus dikerjakan oleh orang kedua dan hubungannya erat sekali.

a) Suruhan

Contoh: Buanglah sampah pada tempatnya. b) Permintaan

Contoh: Mohon untuk datang langsung ke kantor Sriwijaya Air untuk melakukan penambahan biaya perubhan jadal penerbangan.

c) Larangan

Contoh: Jangan makan sambil berjalan.

d. Kalimat ajakan : merupakan bentuk susunan kalimat yang sebenarnya juga merupakan kalimat perintah yang diperluas dan erat hubungannya dengan orang kedua. Contoh : Mari kita cegah bahaya penggunaan rokok bagi perokok pasif maupun aktif..

e. Kalimat pengandaian

Contoh : Andaikan saya memiliki banyak uang, saya ingin megajak Ibu saya naik haji. f. Kalimat harapan : kalimat yang isinya mengharap suatu hal.

Contoh : Semoga amal perbuatan beliau diterima disisi–Nya.

d. kalimat seru : adalah kalimat yang bermakna seruan dari pembicara kepada pihak yang lain. Karena jenis kalimat ini berisi seruan, lazim sekali digunakan kata seru, seperti ah, amboi, bukan main, hai, halo, huh, hus, wah, wow, dan sebagainya.

(11)

 Amboi, cantiknya putri itu.

 Bukan main, luasnya kampus perguruan tinggi ini.

 Hai, mau ke mana engkau?

 Wow, jumlah karyawan yang fantastis.

7 2. Berdasarkan diathesis kalimat

a. Kalimat aktif (subyek melakukan perbuatan) : bentuk kalimat yang subyeknya melakukan pekerjaan yang mengenai langsung terhadap obyeknya.

b. Kalimat pasif : suatu bentuk kalimat yang mana subyeknya dari klimat tersebut menderita.

3. Berdasarkan urutan kata

a. Kalimat normal ( subyek mendahului predikat) b. Kalimat inverse (prediakat mendahului obyek)

2.4 Bentuk kalimat

A. Kalimat Dasar

Kalimat dasar adalah kalimat yang menjadi dasar untuk membangun kalimat luas, baik kalimat luas tunggal maupun kalimat luas majemuk. Bentuk kalimat ini memiliki beberapa ciri, diantaranya adalah:

 Berkonstruksi sederhana atau simple

 Bermakna pernyataan

 Berintonasi netral

 Berunsur inti subjek diikuti predikat yang dilengkapi objek atau pelengkap yang wajib hadir.

B. Kalimat Inti

(12)

Contoh:

Kalimat luas merupakan hasil perluasan kalimat atau perluasan kalimat dasar. Jika kedua bentuk kalimat tersebut mengalami perluasan dengan minimal satu unsur keterangan (K), terbentuklah kalimat luas.

Contoh:

 Besok Ayah datang. (K + S + P)

 Adik belajar dengan teman-temannya. (S + P + K)

 Tadi malam anjing tetangga menyalak terus-menerus. (K + S + P +K)

 Tahun depan mereka para sarjana pendidikan bahasa. (K + S + P)

 Ayah menghadiahkan sepeda baru kepada adik. (S + P + O + K)

D. Kalimat Minor

Kalimat minor adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu unsur inti kalimat, yaitu unsur subjek atau predikat saja, atau malahan tidak terdiri atas klausa. Artinya kalimat minor jenis yang terakhir itu tidak bisa ditentukan strukturnya, seperti kalimat salam, motto, slogan, judul, dll.

E. Kalimat Mayor

Kalimat yang sekurang-kurangnya (minimal) terdiri atas unsur inti kalimat, yaitu unsur subjek dan unsur predikat (S + P).

Contoh:

 Mereka petani. (S + P)

 Anak itu sangat santun. (S + P)

(13)

Kalimat tunggal ialah kalimat yang hanya terdiri atas satu pola kalimat, satu pasang subjek-predikat atau satu klausa dengan catatan salah satu atau semua unsur inti kalimat bisa dieliptisikan.

G. Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk ialah kalimat yang dibangun oleh beberapa pola kalimat atau klausa bebas.

9 H. Kalimat Kompleks

Kalimat kompleks merupakan hasil perluasan kalimat tunggal yang memunculkan pola kalimat baru.

2.5 Fungsi Kalimat

Untuk meminta atau melarang seseorang untuk melakukan sesuatu.

Untuk memberikan informasi atau berita tentang sesuatu.

Untuk meminta informasi tentang sesuatu.

(14)

10

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kalimat merupakan bagian ujaran/tulisan yang mempunyai struktur minimal subjek (S), predikat (P) dan intonasi finalnya menunjukkan bagian ujaran/tulisan itu sudah lengkap dengan makna (bernada berita, tanya, atau perintah).

Kalimat inti berbeda dengan inti kalimat. Kalimat inti adalah kalimat yang terdiri atas S dan P. Sedangkan inti kalimat adalh kalimat yang terdiri atas inti-inti kalimat atau unsur-unsur kalimat yaitu S-P-O.

3.2 Saran

(15)

11

DAFTAR PUSTAKA

Mulyono, Iyo. 2012. Ihwal Kalimat Bahasa Indonesia dan Problematik Penggunaannya. Bandung: Yrama Widya.

Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Parera, J.D. 2009. Dasar-dasar Analisis Sintaksis. Jakarta: Erlangga. http://www.wikipedia.com

(16)

Referensi

Dokumen terkait

(kalimat (1)a terdiri atas subjek dan predikat, namun kalimat tersebut tidak memberikan informasi yang jelas mengenai hal yang dipelajari Tabitha, sedangkan

Kalimat majemuk tidak setara terdiri atas satu suku kalimat yang bebas dan satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas.. Kalimat majemuk tidak setara terdiri atas induk kalimat dan

Akan tetapi, jika unsur- unsur kalimat yang sama tersebut memiliki fungsi yang berbeda, atau jika subjek diisi oleh unsur bahasa yang berbeda, penghilangan salah satu unsur

Kalimat tidak efektif yang digunakan meliputi hal-hal sebagai berikut, (1) bentuk kalimat tidak utuh, terdiri kalimat tidak memiliki subjek, predikat, dan objek

Keparalelan bentuk pengisi satuan fungsional predikat klausa bebas atau klausa terikat dalam kalimat majemuk campuran dapat dilihat dari dua segi.. Pertama adalah

Kalimat luas bertingkat adalah kalimat yang mengandung satu kalimat dasar yang merupakan inti (utama) dan satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi salah

nukleus. Nukleus dalam kajian sintaksis juga dsebut sebagai predikat. Sebuah klausa atau kalimat dikatakan sempurna jika terdapat fungsi gramatikal subjek dan

Kalimat sempurna adalah kalimat yang dasarnya terdiri dari sebuah klausa bebas (Cook,197 : 47)[8]. Oleh karena yang mendasari kalimat sempurna adalah suatu klausa bebas maka