• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENILAIAN BERBASIS PRODUK DALAM PEMBELAJ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENILAIAN BERBASIS PRODUK DALAM PEMBELAJ"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENILAIAN BERBASIS PRODUK DALAM PEMBELAJARAN

FISIKA PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS

Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Assesmen Pembelajaran Fisika

Dosen Pengampu: Dra. Rini Budiharti M.Pd Oleh:

Nama : Yuli Julaila

NIM : K2315064

Semester/Kelas : V/B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembelajaran adalah suatu proses yang dinamis, berkembang secara terus-menerus sesuai dengan pengalaman siswa. Semakin banyak pengalaman yang dilakukan siswa, maka akan semakin kaya, luas dan sempurna pengetahuan mereka.

Pengalaman yang diperoleh siswa dari hasil pemberitahuan orang lain seperti hasil dari penuturan guru, hanya akan mampir sesaat untuk diingat dan setelah itu dilupakan. Oleh sebab itu membelajarkan siswa tidak cukup hanya dengan memberitahukan akan tetapi mendorong siswa untuk melakukan suatu proses melalui berbagai aktivitas yang dapat mendukung terhadap pencapaian kompetensi.

Setiap aktivitas termasuk berbagai karya yang dihasilkan siswa dari suatu proses pembelajaran, perlu dimonitor, diberi komentar, dikritik dan diberi catatan perbaikan oleh setiap guru secara terus-menerus. Melalui proses monitoring yang terus-menerus itulah pengalaman belajar siswa akan terus disempurnakan hingga pada akhirnya akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan sempurna.

Selama ini, banyak pengajar yang mengukur keberhasilan pembelajarnya melalui tes/ulangan baik tulis maupun lisan. Namun hasil tes tersebut hanya mengukur hasil belajar yang temporer dan tidak dapat menggambarkan bagaimana keberhasilan dari proses belajar tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pengajar adalah pusat dari proses pembelajaran sedangkan pembelajar obyek yang pasif.

(3)

diduga masih belum sepenuhnya dihayati oleh para pendidik di sekolah sehingga tidak mengherankan tugas mengajar cenderung bersifat rutin.

Penilaian dalam ranah kognitif pada pembelaajaran fisika terhadap meteri momentum dan impuls menuntut guru untuk melakukan variasi jenis-jenis penilaian. Pada kurikulum yang sekarang ini siswa lebih dituntut agar berkemampuan untuk memahami konsep, mengetahui posedur, mengomunikasikan gagasan atau ide, bernalar serta memecahkan suatu permasalahan.

Salah satu jenis penilaian yang memenuhi tuntutan tersebut adalah penilaian produk. Meskipun sudah banyak yang menggunakan jeis penilaian ini, akan tetapi ini tidak menutup kemungkinan masih terdapat beberapa kesalahan dalam melakukanya, sehingga perlu untuk mempelajari lebih jauh tentang penilaian produk ini.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang, adapaun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan penilaian produk? 2. Bagaimana teknik penilaian produk?

3. Bagaimana perncanaan dalam melaksanakan penilaian produk?

4. Bagaimana contoh aplikasi penilaian produk dalam pembelajaran fisika pada materi momentum dan impuls?

C. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengertian penilaian produk

2. Untuk mengetahui teknik penilaian produk

3. Untuk mengetahui perencanaan dalam melaksanakan penlaian produk

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENIAIAN PRODUK

Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik dan logam.

Menurut Sukarto, 2010, Penilaian produk adalah Penilaian terhadap keterampilan siswa dalam menggunakan alat serta prosedur kerja dalam menghasilkan suatu produk (karya); dan aspek kualitas teknis dan estetik produk (karya) tersebut. Tidak hanya diperoleh dari hasil akhir, namun juga proses pembuatannya.

Penilaian produk umumnya dilakukan terhadap pencapaian kompetensi belajar siswa dalam menghasilkan produk-produk belajar yang berkualitas. Produk yang dibuat adalah benda-benda yang bermanfaat bagi diri siswa atau bagi lingkungan siswa yang menerapkan konsep materi yang dipelajari oleh siswa. Penilaian produk ini tidak hanya melihat hasil akhirnya saja tetapi juga proses pembuatannya. Contoh, kemampuan peserta didik menggunakan berbagai teknik menggambar sketsa alat, menggunakan peralatan dengan aman, mengemas produk hingga berpenampilan menarik.

1. Ruang Lingkup Penilaian Produk

Pada penilaian produk tidak hanya mengukur penguasaan materi atau pengetahuan siswa pada materi yang diajarkan, tetapi juga menilai aspek sikap dan keterampilan siswa selama proses pembuatannya. penilaian produk mencakup:

a. Penilaian kualitas keterampilan-keterampilan siswa dalam menyiapkan dan proses membuat produk tersebut. Meliputi: kemampuan merencanakan, menggali informasi, mengembangkan gagasan dan mendesain produk, kemampuan menyeleksi dan menggunakan bahan, alat dan teknik serta kualitas prosedur membuat produk

(5)

2. Karakteristik Penilaian Produk

Penilaian hasil kerja (produk) memiliki ciri khas yang membedakan dari bidang kegiatan yang lain. Ciri-ciri yang dimiliki oleh penilaian hasil kerja (produk) adalah:

a. Bahwa menilai yang dilaksanakan dalam rangka mengukur keberhasilan belajar peserta didik itu, pengukurannya dilaksanakan secara tidak langsung

b. Pengukuran dalam rangka menilai keberhasilan belajar peserta didik pada umumnya menggunakan ukuran-ukuran yang bersifat kuantitatif atau lebih sering menggunakan simbol-simbol angka.

c. Kegiatan hasil belajar pada umumnya digunakan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap. Prestasi belajar yang dicapai oleh peserta didik dari waktu ke waktu adalah bersifat relative

d. Dalam kegiatan penilaian hasil belajar sulit untuk dihindari terjadinya kekeliruan pengukuran.

3. Tujuan Penilaian Produk

Guru harus memahami tujuan penilaian hasil kerja agar tidak terjadi kekeliruan dalam menyusun kisi-kisi instrument penilaian. Penilaian hasil kerja biasa digunakan guru untuk:

a. Menilai penguasaan keterampilan siswa yang diperlukan sebelum mempelajari keterampilan berikutnya.

b. Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap akhir jenjang/ kelas di sekolah kejuruan.

c. Menilai keterampilan siswa yang akan memasuki institusi pendidikan kejuruan.

Selain itu penilaian produk akan menilai kemampuan siswa dalam:

a. Bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain

b. Memilih bahan-bahan yang tepat

c. Menggunakan alat

d. Menunjukkan inovasi dan kreasi

e. Memilih bentuk dan gaya dalam karya seni (M.Nur Ampana Lea, 2011)

(6)

a. Menilai penguasaan keterampilan siswa yang diperlukan sebelum mempelajari keterampilan berikutnya;

b. Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap akhir jenjang/ kelas di sekolah khususnya sekolah kejuruan;

c. Menilai keterampilan siswa yang akan memasuki institusi pendidikan kejuruan. (Hesty Borneo, 2012)

B. TEKNIK PENILAIAN PRODUK

Penilaian produk tidak bersifat tunggal pada objek produk saja, melainkan juga pada proses penyiapan dan proses pembuatan produknya, maka penilaian produk juga bersifat holistik dan analitik.

a. Cara Holistik

Holistik adalah saduran kata dari bahasa Inggris yaitu “Holistic” yang menekankan pentingnya keseluruhan dan saling keterkaitan dari bagian-bagiannya. Jadi, teknik penilaian ini berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan hanya pada tahap penilaian produk (appraisal)

b. Cara Analitik

Teknik penilaiannya berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan (tahap: persiapan, pembuatan produk, penilaian produk).

c. Anekdotal

Anekdotal adalah catatan yang dibuat oleh guru selama melakukan pengamatan terhadap siswa pada waktu kegiatan belajar mengajar mengajar. Anekdotal biasanya digunakan untuk mencatat kompetensi yang belum terlihat pada hasil kerja siswa, seperti kemampuan siswa untuk kerjasama, dan kemampuan siswa menggunakan peralatan secara aman.

1. Aspek yang Dinilai

Penilaian produk akan menilai kemampuan siswa dalam: • Bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain • Memilih bahan-bahan yang tepat

(7)

• Menunjukkan inovasi dan kreasi

• Memilih bentuk dan gaya dalam karya seni 2. Tahapan Penilaian Produk

Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:

a. Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.

b. Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.

c. Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan. (Ramlan Arie, 2011)

Tiga tahapan yang harus diperhatikan yaitu tahap perencanaan atau perancangan, tahap produksi, dan tahap akhir. Semua harus dilakukan oleh siswa meskipun terdiri atas beberapa yang berbeda tetapi semua itu merupakan suatu proses yang padu. Berhubung ketiga tahap itu merupakan proses yang padu, maka guru bisa saja melakukan penilaian tentang kemampuan siswa dalam memilih teknik kerja pada tahap produksi dan pada tahap akhir.

a. Fase dalam Menghasilkan Produk

Adapun fase dalam menghasilkan produk

 Persiapan: siswa dapat dinilai dalam kemampuannya membuat perencanaan,

bereksplorasi, mengembangkan gagasan, dan membuat desain produk

 Produksi: siswa dapat dinilai dalam kemampuannya memilih dan

menggunakan bahan, alat, dan teknik

 Refleksi: siswa dapat dinilai dalam hal estetika, kesempurnaan produk,

fungsional, keorisinilan.

b. Tahap dalam Proses Penilaian Produk 1) Membuat perencanaan:

 Apakah Anda akan menilai tahap persiapan, produksi, refleksi

(8)

 Bagaimana Anda secara spesifik membuat kriterianya

2) Membuat Pencatatan:

 Metode pencatatan apa yg akan digunakan (catatan singkat, analitik, atau

holistik)

 Siapa yg akan menilai (siswa sendiri, teman sebaya, orang tua, atau guru)

 Bagaimana kriteria penilaiannya

 Bagaimana tingkat keajegannya

3) Pelaporan:

 Dari sudut pandang/eviden apa Anda menentukan tingkat kemampuan anak

(menggunakan analitik, holistik, catatan singkat)

 Lebih menekankan mana: tingkat kemajuan siswa individual atau

keterbandingannya dengan siswa lain dikelompoknya

 Bentuk pelaporannya dapat berupa uraian/deskripsi atau secara grafis

Penilaian produk dilaksanakan dengan langkah-langkah sebaga berikut:

a) Pada tahap persiapan, siswa membuat rencana, mengumpulkan gagasan, dan kemudian membuat desain (rancangan) produk apa yang akan dibuat. Guru memberi saran-saran untuk melengkapi gagasan atau meyempurnakan desain. Pada akhir tahap ini guru melakukan penilaian tentang kemampuan siswa merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, serta mendesain produk. b) Pada tahap pembuatan produk, siswa memilih dan menggunakan bahan, alat, dan

teknik yang sesuai dengan desain yang telah disusun. Dalam proses pembuatan dimungkinkan siswa membutuhkan bantuan berupa saran-saran dari guru. Pada akhir tahap ini guru melakukan penilaian tentang kemampuan siswa menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.

(9)

Contoh keterampilan siswa yang dapat dinilai pada waktu proses pembuatan suatu produk:

 Tahap persiapan: keterampilan siswa untuk membuat perencanaan, kemampuan siswa untuk merancang suatu produk, atau kemampuan siswa untuk menggali dan mengembangkan suatu ide;

 Tahap produksi: kemampuan untuk memilih dan menggunakan bahan, peralatan, dan teknik kerja;

 Tahap akhir: kemampuan siswa untuk menghasilkan produk yang memenuhi kriteria (fungsi dan estetika), kemampuan siswa untuk mengevaluasi hasil kerjanya. (Hesty Borneo, 2012)

C. PERENCANAAN DALAM MELAKSANAKAN PENILAIAN PRODUK

Pada waktu melakukan penilaian hasil kerja siswa, guru harus menentukan dulu hasil kerja siswa yang mana saja yang akan dijadikan dasar dalam menentukan tingkat kompetensi siswa. Berikut ini kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan hasil kerja siswa yang akan dipilih guru untuk penilaian:

1. Relevan dan mewakili kompetensi yang diukur

Penilaian sebaiknya didasarkan pada sejumlah hasil kerja yang relevan dengan kompetensi yang diukur. Selain itu penilaian juga sebaiknya didasarkan pada seluruh aspek kompetensi (bukan pada salah satu aspek saja). Seperti misalnya penilaian hanya menekankan pada kualitas hasil kerja tanpa menilai proses kerja, atau penilaian hanya menekankan pada keterampilan saja tanpa mengukur pemahaman siswa. Hal yang demikian akan memberikan dampak negatif terhadap proses belajar mengajar. Strategi yang dapat dilakukan untuk memastikan relevansi dan lingkup hasil kerja adalah:

(10)

 Menetapkan kompetensi yang akan diukur pada tiap tahap dalam pengerjaan hasil kerja (dalam tahap perencanan, produksi, dan akhir).

2. Jumlah dan objektivitas hasil kerja

Semakin banyak hasil kerja yang dinilai untuk masing-masing kompetensi maka kesimpulan yang dihasilkan akan semakin handal. Untuk memperoleh penilaian hasil kerja yang handal biasanya digunakan portofolio kerja siswa. Penilaian hasil kerja yang objektif adalah penilaian yang tidak dipengaruhi oleh jenis dan bentuk hasil kerja siswa, serta tidak dipengaruhi oleh guru yang menilai. (Hesty Borneo, 2012)

D. PENGELOLAAN HASIL KERJA

Dalam menilai hasil kerja, guru perlu mengelola sejumlah hasil kerja siswa dan mencatat hasil penilaiannya. Biasanya guru sudah merencanakan selama satu tahun ajaran bukti hasil kerja siswa yang harus dikumpulkan. Bermanfaat tidaknya hasil kerja siswa untuk digunakan sebagai dasar penilaian tergantung pada spesifikasi tugas yang diberikan kepada siswa. Spesifikasi tugas pada lembar kerja yang sifatnya umum atau tidak rinci, yang berarti memberi keleluasaan besar bagi siswa untuk berkreasi, akan mempersulit siswa untuk memenuhi tugas yang dimaksud.

Oleh karena itu spesifikasi tugas sebaiknya berisi hal-hal sebagai berikut:

 Batasan pada tahap perencanaan/ perancangan. Batasan diberikan untuk membantu siswa agar dapat memfokuskan diri pada proses kerja. Selain itu batasan diperlukan untuk mempermudah guru menilai keterampilan atau kompetensi yang diukur dalam tugas tersebut.

 Merinci langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam membuat suatu hasil kerja. Hal ini akan membantu siswa untuk memfokuskan diri pada langkah-langkah yang akan dinilai.

 Menyusun kriteria penilaian secara jelas. Rincian tentang aspek, kompetensi, langkah, kualitas yang akan dinilai perlu ditulis secara eksplisit disertai nilainya.  Bila hasil penilaian produk ini diperlukan untuk membandingkan individu satu

(11)

Guru mengelola sejumlah hasil kerja siswa dan mencatat hasil penilaian secara sistematis dengan memperhatikan spesifikasi tugas sebagai berikut :

 Batasan perencanaan/ peranncangan. Batasan diberikan untuk membantu siswa agar

dapat memfokuskan diri pada proses kerja. Selain itu batasan diperlukan untuk mempermudah guru menilai keterampilan dan kompetensi yang diukur dalam tugas tersebut.

 Merinci langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mempermudah guru menilai

keterampilan atau kompetensi yang diukur dalam tugas tersebut.

 Merinci langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam membuat suatu hasil

kerja. Hal ini dapat membantu siswa untuk memfokuskan diri pada langkah-langkah yang akan dinilai.

 Menyusun kriteria penilaian secara jelas. Rincian tentang aspek ompetensi, langkah,

kualitas yang akan dinilai perlu ditulis secara eksplisit disertai nilaianya. (M.Nur Ampana Lea, 2011)

E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENILAIAN PRODUK 1. Kelebihan Penilaian Produk

a. Guru dapat menilai kreatifitas anak untuk melihat siswa memiliki daya cipta dan mempunyai kompetensi

b. Kompetensi masing-masing anak betul-betul dapat diketahui secara obyektif

c. Siswa dapat mempraktekkan ilmu yang diperoleh secara langsung melalui pengalaman yang real.

d. Siswa dapat menelaah kembali kebenaran materi yang telah diperoleh.

2. Kekurangan Penilaian Produk

a. Memerlukann waktu yang cukup banyak.

b. Tidak semua KD dapat dibuat karya nyata terutama yang abstrajk

c. Biaya untuk membuat karya nyata kadang-kadang mahal

d. Proses pembuatan perlu waktu yang lama.

(12)

f. Subjektif penskorannya.

F. CONTOH APLIKASI PENILAIAN PRODUK DALAM PEMBELAJARAN FISIKA PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS

(13)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penilaian hasil kerja siswa adalah penilaian terhadap keterampilan siswa dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk tersebut. Tiga tahapan yang harus diperhatikan yaitu tahap perencanaan atau perancangan, tahap produksi, dan tahap akhir. Penilaian hasil kerja biasa digunakan guru untuk menilai penguasaan keterampilan siswa yang diperlukan sebelum mempelajari keterampilan berikutnya, menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap akhir jenjang/ kelas di sekolah kejuruan dan menilai keterampilan siswa yang akan memasuki institusi pendidikan kejuruan. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengelola hasil kerja siswa, diantaranya adalah Skala Penilaian Analitis (peniilaian yang dibuat berdasarkan beberapa aspek pada hasil kerja siswa dilihat dari berbagai perspektif atau kriteria), dan Skala Penilaian Holistik(penilaian terhadap hasil kerja siswa secara keseluruahan).

B. SARAN

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi: Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan Ed. Revisi, Cet 10.. Jakarta: Bumi Aksara. 2009

Devi,Dysa.2011.Penilaian_Produk.[online].

(http://pastelblueformysky.blogspot.com/2011/01/penilaian-produk.html diakses tanggal 10 Desember 2017)

P4TKMatematika.2011.Penilaian_Produk.

(http://p4tkmatematika.org/downloads/ppp/PPP04_UnjukKerja.pdf diakses tanggal 10 Desember 2017)

Referensi

Dokumen terkait

Sosialisasi program yang dilakukan oleh Puskesmas Bringin untuk pemateri disampaikan oleh petugas gizi dengan materi berupa gambaran dari program Gemati Gibur,

[r]

Setelah dilakukan penelitian, pengolahan data dan pembahasan tentang hubungan antara pendampingan suami terhadap tingkat kecemasan ibu pada fase aktif kala I proses

Bila perubahan fonemis antara kedua bahasa itu terjadi secara timbal- balik dan teratur, serta tinggi frekuensinya, maka bentuk yang berimbang antara kedua bahasa tersebut

Seperti halnya pernyaian di tengah masyarakat sipil maupun dalam tangsi militer, seorang nyai di perkebunan juga lah yang membebaskan tuannya (dalam hal ini sang pengusaha

(1998) yang menyatakan bahwa suhu tumpukan biji kakao pada hari pertama selama proses fermentasi tidak berbeda antara fermentasi alami dengan penambahan inokulum

Proses pembelajaran pertama di kelompok eksperimen diawali dengan berdoa, menanyakan kehadiran siswa, menjelaskan tujuan dari pembelajaran yang akan kita pelajari bersama,

RÜZGARIN MATEMATĠKSEL MODELĠ Kontrol Edilen Rüzgâr Türbininin Güç Yapısı  Aşağıdaki eşitlikler bir rüzgâr türbininin elektriksel çıkış gücü için elde...