• Tidak ada hasil yang ditemukan

Media dan Masyarakat Islam dalam Perspek (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Media dan Masyarakat Islam dalam Perspek (1)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Islam dalam Perspektif Media Massa

Barat

“Penembakan 12 Jurnalis Majalah

Charlie Hebdo Oleh 2 Orang Muslim”

Oleh

:

Nuril Laili Mualfa (2013-1004-0311-430)

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana berkat rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul ” Islam dalam Perspektif Media Massa Barat; “Penembakan 12 Jurnalis Majalah Charlie Hebdo Oleh 2 Orang Muslim”

Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, karena itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua, teman-teman yang mendukung dan pak Nashrullah S.Sos. M.Si selaku dosen pembimbing kami yang telah memberikan dukungan, bimbingan, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.

Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

(3)

DAFTAR ISI

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

Bab II

Pembahasan

2.1 Ajang Perang Media

2.2 Standar Ganda Barat

2.3 Sikap Pemerintah Perancis dan PBB

Bab III

Penutupan

3.1 Kesimpulan

3.2Kritik dan saran

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Dalih kebebasan berekspresi digunakan Barat hanya kepentingan mereka. Sementara menghina dan menistakan Islam dibela dengan alasan kebebasan berekspresi. Beragam reaksi masyarakat menanggapi peristiwa yang menimpa majalah satir Prancis Charlie Hebdo. Ada yang menggunakan kepala dingin dan ada yang sebaliknya. Ada yang beraksi melalui demo, tapi tak menutup kemungkinan ada pula yang akan mengambil aksi keras. Kantor majalah satir Prancis Charlie Hebdo yang menerbitkan karikatur penistaan Nabi Muhammad diserang oleh dua orang yang tidak terima nabinya dilecehkan. Akibatnya, sebanyak 12 orang tewas dalam serangan itu

Tak pelak, peristiwa ini dimanfaatkan oleh barat untuk melakukan serangan balik – melalui media. lebih dari satu juta orang turun ke jalanan Paris. Mereka menyatakan solidaritas terhadap Charlie Hebdo sekaligus menentang serangan yang menewaskan 12 orang itu. Sebanyak empat puluh orang tokoh dan pemimpin negara ikut ambil bagian dalam aksi itu. Solidaritas untuk Charley Hebdo mengkampanyekan opini melawan terorisme.

Tentu, tragedi itu harus dipandang secara menyeluruh, termasuk dari sisi aksi dan reaksi. Tragedi itu bukan berdiri sendiri. Charlie Hebdo (Charlie Weekly) dikenal sebagai majalah satir porno yang sangat kontroversi , yang selalu menyindir para pemimpin politik dan agama. Sudah beberapa kali majalah ini memuat pelecehan terhadap Nabi Muhammad.

(5)

1.2 Rumusan Masalah a. Ajang Perang Media b. Standar Ganda Barat

c. Sikap Pemerintah Perancis dan PBB 1.3 Tujuan Penulisan

a. Memahami Ajang perang media antara media barat dan islam b. Memahami standar ganda barat

(6)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Ajang Perang Media

Sebelum penembakan, Paris mengantisipasi terbitnya novel keenam penulis Michel Houellebecq yang berjudul Submission. Novel fiksi tersebut bercerita tentang Partai Persudaraan Muslim yang berkuasa di Perancis pada 2022. Partai tersebut digambarkan memaksa warga Perancis yang patuh berpindah agama ke Islam. Houellebecq adalah salah satu penulis yang cukup populer di Perancis. Ia menyebut jalan cerita novelnya itu bisa menjadi kenyataan di masa mendatang. Pada 2002 dia menangkis tuduhan memicu rasisme dengan menyebut Islam sebagai agama terbodoh. Bersama dengan wartawan Eric Zemmour, yang dipecat bulan lalu dari sebuah acara TV atas komentar imigrannya, Amiraux mengatakan, Houellebecq memimpin histeria anti-Muslim di negara itu.

Majalah satir Charlie Hedbo kerap mengundang konroversi, terutama karena menyindir agama Islam. Pada 2011, mingguan tersebut menjadi target pemboman. Tak lama setelah berita tentang pembunuhan, Amiraux menerima panggilan dari kelompok antidiskriminasi yang meminta sarannya bagaimana menanggapi gelombang antiMuslim yang akan terjadi. Perancis memiliki sejarah panjang sekularisme. Pada 2011 negara asal Napoleon Bonaparte itu melarang cadar niqab dan burka yang dikenakan perempuan Muslim.

Inilah perang media! Saat ini perang tak hanya dilakukan dengan bom, mesiu, tank, ataupun senjata lainnya. Namun perang juga dilakukan lewat pena dan kata-kata yang muncul di berbagai media. Seperti halnya kasus WTC, 11 September 2001 lalu, kini media

(7)

2.2 Standar Ganda Barat

Tampak jelas standar ganda Barat. Mereka demikian peduli dan simpati terhadap korban serangan di kantor majalah satir yang menebar provokasi itu. Sebaliknya, mereka diam terhadap ribuan korban pembantaian oleh zionis Israel dan malah membela zionis Israel itu. Barat juga diam terhadap pembunuhan jutaan orang di Irak, pembantaian ratusan ribu kaum Muslim oleh rezim Asad di Suriah serta pembunuhan umat Islam di Rohingya, Pakistan, Afrika, Xinjiang dan tempat lainnya. Bahkan Barat menjadi pelakunya. Serangan itu juga jelas berdampak negatif bagi orang-orang Eropa non-Muslim, bisa menjauhkan mereka dari usaha mengenal Islam. Serangan itu juga mendatangkan dampak negatif dan kesulitan tersendiri bagi generasi Muslim di Eropa.

Islamophobia pasca serangan itu terlihat meningkat di Eropa. Di Prancis dan beberapa negara Eropa lainnya, serangan dan pelecehan terhadap masjid dan fasilitas Islam lainnya dikabarkan meningkat. Beberapa masjid yang berada di Prancis menjadi sasaran penyerangan sejumlah kelompok. Mereka menghadapi gelombang kekerasan, termasuk pembakaran, penembakan dan penodaan kesucian masjid, setidaknya di 13 kota di seluruh negeri. Majalah Charlie Hebdo sendiri telah beberapa kali memuat gambar kartun yang melecehkan terkait Nabi Muhammad, baru-baru ini mengulangi hal yang sama. Tentunya, hal ini menimbulkan berbagai reaksi dari para umat Muslim di seluruh dunia.

Barat menganggap serangan ke kantor Charlie Hebdo itu sebagai serangan terhadap nilai-nilai dan sistem yang diyakini Barat. Presiden Prancis Francois Hollande menegaskan dalam orasinya di depan kantor majalah tersebut bahwa serangan itu “menyentuh prinsip-prinsip dari Republik Perancis, yaitu kebebasan dan kebebasan berekspresi. Klaim kebebasan berekspresi Barat nampaknya hanya klaim kosong. Di mana klaim kebebasan itu ketika mereka mempersulit bahkan melarang Muslimah mengenakan jilbab di ruang publik, hak mereka mendapat pendidikan dirampas, kecuali mereka menanggalkan jilbab. Bahkan memakai cadar dianggap bersalah secara hukum dan dijatuhi sanksi dengan membayar denda.

(8)

2.3. Sikap Pemerintah Perancis dan PBB

Dalam kasus Charlie Hebdo, ketika mayoritas negeri Islam memprotes dan menuntut Charlie Hebdo menanggalkan karikatur penistaan Nabi, mereka tidak menggubrisnya. Berbeda pada 2008 lalu ketika salah seorang kartunis Charlie Hebdo, membuat karikatur anak laki-laki Nicholas Sarkozy yang menikahi ahli waris Yahudi karena uang. Karikatur itu tampaknya merendahkan Sarkozy. Maurice Sinet pun dipecat dari majalah Charlie Hebdo. Hal ini dapat disejajarkan dengan kebijakan Amerika yang melakukan penyerangan dan pembantaian muslim Irak dengan dalih adanya senjata pemusnah masal, demi dan atas nama demokrasi, pembunuhan suatu komunitas bangsa tertentu dianggap legal karena mendapat stempel "kebijakan negara".

Pengusiran kaum muslim di Burma, pembantaian rakyat Suriah oleh rezim Basar asad, penjagalan aktivis islam oleh al Sisi di Mesir, penyerangan Palestina oleh tentara Israel, pembunuhan etnis muslim oleh rezim Hindu di India, semuanya dianggap legal karena dilakukan oleh Negara. Tetapi tindakan tersebut disematkan predikat aksi terorisme semata-mata karena dilakukan oleh individu atau entitas kekuatan selain negara. Aksi tersebut menjadi Sahih disebut aksi teroris karena korbannya adalah pengagum kebebasan dan memiliki latar belakang menghina islam. Seolah-olah, kesimpulan yang hendak dibangun dalam tataran opini publik adalah bahwa terorisme identik dengan islam.

(9)

melakukan penyebaran informasi secara masal dan dapat diakses oleh masyarakat secara luas, ditambah era globalisasi seperti sekarang ini, hubungan antara batas-batas negara menjadi semakin kecil. Dengan adanya kemajuan tekonolgi serta berkembang pesatnya internet yang dapat diakses oleh setiap golongan masyarakat. Media massa sesungguhnya memiliki posisi yang sangat penting untuk memengaruhi masyarakat.

(10)

BAB III PENUTUPAN 3.1 Kesimpulan

Kebebasan berpendapat yang dilakukan media massa, terutama yang berada di dalam naungan negara demokrasi dapat menimbulkan tindakan semena-mena. Bentuk kebebasan berbicara yang tidak bertanggung jawab dan tidak toleransi antar sesama manusia adalah terjadinya peristiwa penembakan para jurnalis majalah Charlie Hebdo, hal tersebut merupakan akibat dari kebebasan berlebihan yang tidak bertanggung jawab yang dilakukan pihak majalah Charlie Hebdo. Publik dunia telah mengetahui bahwa majalah Charlie Hebdo asal perancis tersebut telah banyak mempublikasikan gambar nabi Muhammad dengan dalih tidak bersalah karena majalah tersebut menganggap publikasi gambar nabi Muhammad merupakan suatu bentuk kebebasan dalam berbicara, negara Perancis juga berlandaskan demokrasi, jadi para jurnalis majalah Charlie Hebdo menilai hal tersebut sah-sah saja dilakukan. Tetapi merujuk pada nilai-nilai toleransi, hal itu tentu saja sangat salah dilakukan. Kebebasan berbicara seharusnya tetap menjaga keharmonisan hubungan antar individu dengan kelompok tertentu. Umat muslim tentu saja sangat mengecam tindakan majalah Charlie Hebdo tersebut, dan tindakan penembakan orang-orang yang telah menggambar nabi Muhammad juga tidak di benarkan, tetapi penembakan itu tentu saja terjadi sebagai akibat perilaku kebebasan berbicara yang tidak bertanggung jawab.

3.2 KRITIK dan SARAN

(11)

DAFTAR PUSTAKA

http://www.voa-islam.com/read/citizens-jurnalism/2015/01/13/35013/kasus-charlie-hebdo-hiprokitme-barat-dan-urgensi-penegakan-khilafah/#sthash.fLT9wP2Y.dpuf

Republika.com/Ironi Tragedi Charlie Hebdo vs Tragedi Chapel Hill Dalam Sorotan Media Massa Barat

Referensi

Dokumen terkait

Metode geolistrik resistivitas atau tahanan jenis merupakan salah satu dari jenis metode geolistrik yang digunakan untuk mempelajari keadaan bawah permukaan dengan

the welfare Organization, the use of authority is based on morality and ethics of state administration. Morality and Pancasila ethics become the basic concept

SMS tiada henti;.saat anak minta ditemani bermain, mengajak bicara atau sekedar kangen minta dipeluk, pengasuh tidak memperdulikannya karena jari sibuk ber-SMS ria. Anak asuh

Tujuan dan capaian yang diharapkan dari terapi LLA yang dilakukan tersebut adalah untuk mencapai keadaan remisi yaitu keadaan darah perifer normal,

Perhitungan dan desain dimensi untuk terumbu karang buatan yang digunakan berdasarkan gaya-gaya yang bekerja pada satu buah reef balls memiliki lebar atau berdiameter 1,8 m dan

Hasil penelitian ini adalah sistem kontrol robot yang dapat mengidentifikasi biometrik wajah dengan Kamera Intel Realsence dalam mendeteksi pengendara, pembacaan