• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN. docx"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

PENDEKATAN REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN

MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP JAWAAHIRUL

HIKMAH TULUNGAGUNG

Arief Rahman Hakim, Winda Misyka Shubhiyah, Cindera Noor Sudjono, Ratih Tri Wahyuningtyas, Madhan Haroza

Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Tulungagung

Jalan Major Sujadi Timur 7-Tulungagung

Email: feira_hakim@yahoo.co.id, win11.misyka@gmail.com,

radencie@gmail.com, ning_ciih@yahoo.com

Dosen pembimbing: Dr. Umi Farihah, M.M.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendekatan pendidikan matematika realistik terhadap Kemampuan Pemahaman Matematika siswa. Penelitian dilaksanakan di SMP Jawaahirul Hikmah Tulungagung. Metode yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan penelitian the posttest only.

Sampel penelitian yang pertama berjumlah 20 siswa untuk kelas eksperimen dengan menggunakan pendekatan pendidikan matematika realistik. Sampel yang kedua berjumlah 20 siswa untuk kelas kontrol dengan pendekatan konvensional. Pengambilan sampel dilakukan dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrument penelitian yang diberikan berupa tes dengan tipe uraian sebanyak 5 soal.

Analisis data menggunakan uji-t dari kedua kelompok diperoleh nilai thitung

(2)

(dk) = 38 yaitu sebesar 2,04, maka dapat dikatakan bahwa thitung>ttabel . Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan pendidikan matematika realistik terhadap kemampuan pemahaman matematika siswa.

Kata kunci : Pembelajaran Matematika, Pendidikan Matematika Realistik, dan Pemahaman Matematika Siswa.

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the effect of realistic mathematics education approach to understanding mathematics ability of students. The experiment was conducted in SMP Jawaahirul Hikmah Tulungagung. The method used is a quasi-experimental research design with the posttest only.

The first study sample of 20 students to a class of experiments using realistic mathematics education approach. The second sample of 20 students to a class control with conventional approaches. Sampling was done was done by using cluster random sampling technique. Research instrument is given a description of the type of test with as many as 5 questions.

Data analysis using t-test of both groups obtained a value of 3.06, whereas the 5% significance level with degrees of freedom (df) = 38 is equal to 2.04, it can be said that thitung > ttabel. This indicates that there are significant realistic mathematics education approach to math comprehension ability of students.

Keywords: Learning Mathematics, Realistic Mathematics Education, and Understanding Mathematics Students.

PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini cukup pesat, sehingga semua pihak memperoleh pengetahuan yang cepat dan mudah.

(3)

tersebut dapat dikembangkan dengan melalui belajar matematika karena penggunaanya yang universal dalam berbagai ilmu. Sebagaimana dalam Depdiknas (2003:8) “Mata pelajaran Matematika dapat membantu menumbuhkembangkan bernalar yaitu berfikir sistematis, logis dan kritis dalam mengkomunikasikan gagasan atau pemecahan masalah.”

Sejalan dengan uraian di atas, bahwa kebanyakan siswa tidak menyukai matematika, karena materinya dirasakan sulit sehingga materi pelajaran kurang dipahami dan dimengerti sehingga menimbulkan siswa menjadi males. Bermasalahnya pembelajaran matematika disekolah ditunjukan oleh rendahnya hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika.

Salah satu penyebab rendahnya pemahaman siswa dalam matematika, diakibatkan karena guru berkonsentrasi terhadap hal-hal yang prosedural dan mekanistik, sehingga pembelajaran disampaikan secara informatif dan siswa dilatih menyelesaikan soal tanpa dilihat proses pemahaman dan kemampuannya dalam memecahkan masalah.

Sehingga untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa dalam belajar matematika. Sebagaimana Ruseffendi (2006 : 7) mengatakan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar diantaranya yaitu kecerdasan anak, bakat anak, kemauan belajar, minat anak, dan model pembelajaran.

Peran serta guru dituntut untuk lebih propesional didalam melakukan proses kegiatan belajar mengajar, karena merupakan komponen utama yang bertanggung jawab dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu guru harus memiliki metode mengajar agar siswa mendapatkan suasna belajar yang menyenangkan.

(4)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu, yaitu Randomised Control Group Design dengan rancangan penelitian the posttest only yang skemanya sebagai berikut.

E : Kelas Eksperimen (Perlakuan berupa penerapan pembelajaran matematika realistik)

K : Kelas Kontrol (Perlakuan berupa pembelajaran matematika konvensional)

XE : Nilai rata-rata posttest pada kelas eksperimen XK : Nilai rata-rata posttest pada kelas kontrol

Dalam design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang duberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang lain disebut kelompok kontrol. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah variabel bebas, yaitu pendekatan matematika realistik dan variabel terikat, yaitu pemahaman matematika siswa.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Jawaahirul Hikmah Tulungagung yang terdiri dari tiga kelas dengan jumlah seluruhnya 57 orang. Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasinya dengan menggunakan teknik “purposive sampling” yakni pengambilan unsur sampel atas dasar tujuan dasar tertentu sehingga memenuhi keinginan dan kepentingan peneliti (Sudjana, 2004: 73).

(5)

pendekatan matematika realistik dan kelas VIIB sebagai kelas kontrol dengan pendekatan pembelajaran konvensional.

Kegiatan pembelajaran ini dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan. Pada proses pembelajaran kedua kelas memperoleh perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan Matematika Realistik, sedangkan kelas kontrol mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Oleh Karena itu, perubahan yang terjadi pada tiap kelas setelah perlakuan disebabkan oleh perbedaan perlakuan dalam proses pembelajaran tersebut.

Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan analisis data terhadap data (1) skor kemampuan pemahaman matematika siswa kelas eksperimen, dan (2) skor kemampuan pemahaman matematika siswa kelas kontrol dengan menggunakan statistik deskriptif untuk mengetahui hasil tertinggi dan terendah kemampuan pemahaman matematika siswa, distribusi frekuensi, rata-rata, median, modus, simpangan baku, dan varians dari masing masing kelas.

1. Skor Kemampuan Pemahaman Matematika Siswa Kelas Eksperimen Data kemampuan pemahaman matematika siswa kelompok eksperimen disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut:

Tabel 1

Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemahaman Matematika siswa Kelas Eksperimen

(6)

modus sebesar 78,75, simpangan baku sebesar 8,82, dan varians sebesar 77,79. Siswa yang mendapat nilai di atas rata-rata sebanyak 55% dan siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 45%.

a. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen

2. Skor Kemampuan Pemahaman Matematika Siswa Kelompok Kontrol Data kemampuan pemahaman matematika siswa kelompok kontrol disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut:

Tabel 2

Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemahaman Matematika Siswa Kelas Kontrol

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa banyak kelas interval adalah 5 kelas dengan panjang tiap interval kelas adalah 7. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata sebesar 68,90, median sebesar 59,50, modus sebesar 59,00, simpangan baku sebesar 8,50, dan varians sebesar 71,69. Siswa yang mendapat nilai di atas rata-rata sebanyak 20% sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 80%.

(7)

Dari hasil uji normalitas diperoleh 2hitung 4, 06 dengan jumlah

sampel 20, taraf signifikansi  5% dan derajat kebebasan (dk) = 2 maka

diperoleh 2tabel 5,99, dengan demikian

Berdasarkan uraian mengenai hasil kemampuan pemahaman matematika siswa kelas eksperimen dan hasil kemampuan pemahaman matematika siswa kelas kontrol di atas, terlihat adanya perbedaan. Untuk lebih memperjelas perbedaan hasil kemampuan pemahaman matematika siswa antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, dapat dilihat pada kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4 Eksperimen 20 5,90 5,99 Data berasal dari populasi

yang berdistribusi normal

(8)

Hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5

Hasil Perhitungan Uji Homogenitas

Kelompok n Fhitung Ftabel Kesimpulan

Eksperime

n 20 1,08 2,17 Varians kedua populasi

sama atau homogen Kontrol 20

Dari hasil perhitungan uji prasyarat menunjukkan bahwa data kemampuan pemahaman matematika siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal dan homogen.

Dari hasil perhitungan uji t diperoleh thitung 3, 69 dan ttabel 2,04 dengan

taraf signifikan  5% dan derajat kebebasan (dk) = 38. Karena thitung≥ ttabel

(3,69 2,04), maka H0 ditolak dan H1 gagal tolak atau dengan kata lain rata kemampuan pemahaman siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan pemahaman matematika siswa pada kelas kontrol.

Untuk lebih ringkasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 6

Hasil Uji Perbedaan dengan Statistik Uji t

thitung ttabel kesimpulan

3,69 2,04 Tolak H0 dan Gagal tolak H1

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan uji t untuk sampel yang

homogen diperoleh thitung 3,69 dan ttabel 2,04, dengan taraf signifikan  5%

(9)

Berdasarkan pengamatan pada saat meneliti kelas eksperimen yaitu kelas VIIA, proses tersebut dapat dilihat bahwa siswa dituntut untuk mampu menyelesaikan masalah kontekstual dari kehidupan sehari-hari siswa. Pada proses ini siswa mencoba menyelesaikan soal-soal dari kehidupan sehari-hari dengan cara mereka sendiri sesuai dengan tingkat kognitifnya karena dengan menyelesaikan/menemukan sendiri hasilnya akan lebih dipahami dan lebih lama diingat oleh siswa. Selain itu siswa juga dituntut untuk menggunakan bahasa atau simbol mereka sendiri dengan berbekal pengetahuan yang telah dimilikinya karena hal ini akan membuat siswa dapat berdiskusi dan bekerjasama dengan siswa lain, bertanya dan menanggapi pertanyaan, serta mengevaluasi pekerjaan siswa yang lain sehingga interaktifitas antara guru dan siswa maupun siswa pembelajaran PMR, siswa tidak hanya bertindak sebagai pendengar tapi juga aktif dalam menyampaikan pendapat dan memberi tanggapan terhadapt pendapat tersebut.

Pada kelas kontrol yaitu kelas VIIB, pembelajaran dilakukan dengan pembelajaran konvensional. Metode yang digunakan adalah ceramah, Tanya jawab, dan pemberian tugas. Dalam pembelajaran konvensional guru menjelaskan materi secara urut kemudian siswa diberi kesempatan untuk mencatat. Selanjutnya guru memberikan contoh soal latihan. Kemudian guru meberikan soal-soal latihan untuk dikerjakan dibuku latihan. Setelah selesai mengerjakan soal, beberapa siswa diminta untuk mengerjakan soal tersebut dipapan tulis. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai hal-hal yang belum dipahami. Pembelajaran dengan pendekatan konvensional membuat siswa hanya duduk diam mendengarakan penjelasan guru sehingga siswa menjadi tidak aktif.

(10)

yang diajarkan dengan pendekatan konvensional. Dalam hal ini karena pembelajaran denagn pendekatan PMR menjadikan pemahaman siswa lebih berkembang karena proses pembelajaran guru tidak memberikan penjelasan materi terlebih dahulu akan tetapi pembelajaran dimulai dari masalah-masalah real bagi siswa, menekankan ketrampilan ‘process of doing mathematics’, berdiskusi, dan berargumentasi dengan teman sekelas sehingga siswa dapat menemukan sendiri cara penyelesaian permasalahan sehingga membuat proses pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa.

DAFTAR RUJUKAN

(11)

Sudjana. (2004). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Gambar

Tabel 5Hasil Perhitungan Uji Homogenitas

Referensi

Dokumen terkait

Karena Pembelajaran PMR lebih baik dari pembelajaran biasa dilihat dari kemampuan penalaran matematis dan self-efficacy siswa maka Pembelajaran pendekatan PMR dapat

Hasil penelitian menunjukkan: (1) Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) memberikan prestasi belajar matematika siswa lebih baik dibandingkan

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik diantara pendekatan pembelajaran PMR,

Langkah pembelajaran PMR yang diterapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) guru memberikan masalah dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan

Hasil dari data aktivitas guru dan siswa, dan data hasil belajar siswa dapat membuktikan bahwa penerapan pendekatan Pembelajaran Matematik Realistik (PMR) dapat

Hal tersebut karena dapat menambah pemahaman guru matematika mengenai penggunaan alat peraga dalam pembelajaran di kelas untuk meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa;

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik diantara pendekatan pembelajaran PMR,

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Matematika Realistik PMR merupakan pendekatan pembelajaran yang di dalam proses kegiatan belajarnya memberikan