• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP N 1 P.S TUAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP N 1 P.S TUAN."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

FITRI AYUNITA. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dan Pendekatan Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematis Siswa SMP N 1 P.S TUAN. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.

Kata Kunci: Matematika Realistik, Pembelajaran Inkuiri, Pemecahan Masalah, dan Disposisi Matematis

(6)

ABSTRACT

FITRI AYUNITA. Influence to Learning Realistic Mathematics and Inquiry Learning Approach To Problem Solving Ability and Mathematical Disposition Students SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan. A Thesis: Medan: Postgraduate Program, State University of Medan, 2016.

Keywords: Learning Realistic Mathematics, and Inquiry Learning, Problem Solving, and Mathematical Disposition

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam yang telah melimpahkan anugerah dan karunia-Nya kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Dalam proses penyusunan tesis terdapat beberapa hal yang harus dilalui, diantaranya menghadapi kendala dan keterbatasan serta bimbingan/arahan yang terwujud dalam motivasi dari beberapa pihak.

Tesis ini berjudul “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dan Pendekatan Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan

Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematis Siswa SMP N 1 P.S TUAN”

sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Ucapan terima kasih dan penghargaan ditujukan khusus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana UNIMED serta Bapak Dapot Tua Manullang, M.Si selaku Staf Program Studi Pendidikan Matematika.

2. Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd. selaku Pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi yang sangat bermanfaat dan berharga bagi penulis dalam penyusunan tesis ini sampai dengan selesai.

(8)

4. Direktur, Asisten I, dan II beserta Staf Program Pascasarjana UNIMED yang telah memberikan bantuan dan kesempatan kepada penulis menyelesaikan tesis ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Prodi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana UNIMED yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan yang bermakna selama menjalani pendidikan.

6. Dra. Risna Wahyuni, MA. selaku Kepala SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan yang telah memberi kesempatan dan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Teristimewa kepada Ayahanda Ramidi dan Ibunda (Almh) Sumarsih dan Ibu Sundari, yang telah memberikan doa, rasa kasih sayang, perhatian dan dukungan penuh dalam setiap langkah penulis untuk menyelesaikan perkuliahan. Abang Adi Pratama dan istrinya Syarifah Al Umri, Abang Yudi Firmansyah dan istrinya Emi, Kakak Juli Purwasih dan suaminya Hendrik, Adik Ari Prastio yang telah mendoakan dan memberi dukungan moril bagi penulis dalam menyelesaikan tesis.

8. Sahabat terbaik M. Rizky Mazaly, S.Pd. dan Yunita, M.Pd. yang telah memberikan masukan dan semangat bagi penulis.

9. Belahan hati yang selalu memberikan dukungan.

10. Sahabat seperjuangan angkatan XXIII (Kak Riris, Lidya, Bunda Atun, Kak Dwi, Mbak Mega, Opa, Anim dan seluruh mahasiswa pascasarjana kelas A-4 Reguler) terima kasih atas kerja samanya selama perkuliahan.

(9)

v

Semoga Allah membalas semua yang telah diberikan Bapak/Ibu serta saudara/i, kiranya kita semua tetap dalam lindungan-Nya. Mungkin masih terdapat kekurangan/kelemahan dalam penyusunan tesis ini, untuk itu penulis mengharapkan sumbangan berupa pemikiran yang terbungkus dalam saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini.

Medan, Maret 2016 Penulis

(10)

DAFTAR ISI halaman ABSTRAK... ...i ABSTRACT ...ii KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI...vi

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR...ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 14

1.3 Batasan Masalah... 15

1.4 Rumusan Masalah ... 15

1.5 Tujuan Penelitian ... 16

1.6 Manfaat Penelitian ... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis... 18

2.1.1 Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...18

2.1.2 Indikator Pemecahan Masalah Matematis ... 20

2.2 Disposisi Matematis ... 20

2.2.1 Pengertian Disposisi Matematis ... 20

2.2.2 Indikator Disposisi Matematis... 22

2.3 Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik ... 24

2.3.1 Pengertian Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik... 24

2.3.2 Prinsip Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik ... 26

2.3.3 Langkah-langkah Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik... 32

2.4 Pendekatan Pembelajaran Inkuiri... 34

2.4.1 Pengertian Pendekatan Pembelajaran Inkuiri ... 34

2.4.2 Prinsip Pendekatan Pembelajaran Inkuiri... 36

2.4.3 Penerapan Pendekatan Pembelajaran Inkuiri ... 37

2.5 Teori Belajar yang Mendukung...39

2.6 Kemampuan Awal Matematis Siswa ... 43

2.7 Hasil Penelitian Relevan ... 43

2.8 Kerangka Konseptual ... 45

2.9 Hipotesis Penelitian... 49

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 51

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 51

(11)

vii

3.4 Definisi Operasional... 55

3.5 Variabel Penelitian ... 56

3.6 Instrumen Penelitian... 56

3.7 Uji Coba Instrumen Persyaratan Analisis ... 64

3.8 Prosedur Penelitian... 77

3.9 Teknik Analisis Data... 80

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 91

4.1. Hasil Penelitian ... 91

4.1.1 Deskripsi Kemampuan Awal Matematika (KAM) Siswa...91

4.1.2 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa…...95

4.1.3 Hasil SkalaDisposisi Matematis Siswa…...99

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian. ...103

4.2.1 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa……...103

4.2.2 Disposisi Matematis. ...105

4.2.3 Interaksi Antara Model Pembelajaran dengan Kemampuan Awal Matematika Siswa Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa. ...106

4.2.4 Interaksi Antara Model Pembelajaran dengan Kemampuan Awal Matematika Siswa Terhadap Disposisi Matematis Siswa...107

4.2.5 Keterbatasan Penelitian. ...108

BAB V SIMPULAN DAN SARAN...111

5.1. Simpulan ...111

5.2. Implikasi...111

5.3. Saran...112

(12)

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 3.1 Sampel Penelitian... 52

Tabel 3.2 Rancangan Penelitian... 53

Tabel 3.3 Tabel Keterkaitan antar Variabel ... 54

Tabel 3.4 Kriteria Pengelompokan Kemampuan Matematika Siswa………59

Tabel 3.5 Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan MasalahMatematis…………..61

Tabel 3.6 Penskoran untuk Perangkat TesKemampuan Pemecahan Masalah…..62

Tabel 3.7 Kisi-kisi Skala Disposisi Matematis Siswa………64

Tabel 3.8 Skor Alternatif Jawaban Angket Disposisi Matematis………..64

Tabel 3.9 Rangkuman Hasil Perhitungan Validitas Setiap Butir Soal Kemampuan Awal Matematika………..66

Tabel 3.10 Rangkuman Hasil Perhitungan Validitas Setiap Butir Soal Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika………..67

Tabel 3.11 Interpretasi Tingkat Kesukaran Soal... 68

Tabel 3.12 Rangkuman Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Setiap Butir Soal Kemampuan Awal Matematika………68

Tabel 3.13 Rangkuman Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Setiap Butir Soal Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis……..69

Tabel 3.14Interpretasi Daya Pembeda……….……….70

Tabel 3.15 Rangkuman Hasil Perhitungan Daya Pembeda Setiap Butir Soal Kemampuan Awal Matematika………71

Tabel 3.16 Rangkuman Hasil Perhitungan Daya Pembeda Setiap Butir Soal Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis………..71

Tabel 3.17 Interpretasi DerajatReliabilitas………...73

Tabel 3.18 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Awal Matematika………82

Tabel 3.19 Hasil Uji Homogenitas KemampuanAwal Matematika……….85

Tabel 3.20 Tabel AnavaDua Jalur………....87

Tabel 3.21 Keterkaitan Antara Rumusan Masalah, Hipotesis, dan Uji Statistik……….………90

Tabel 4.1 Deskripsi Kemampuan Awal Matematika...………...92

Tabel 4.2 Sebaran Sampel Penelitian……….93

Table 4.3 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Awal Matematika Siswa...94

Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Awal Matematika Siswa...94

Tabel 4.5 Deskripsi Postest Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berdasarkan Pembelajaran………95

Tabel 4.6 Hasil Uji ANAVA Dua Jalur………97

Tabel 4.7 Deskripsi Postest Skala Disposisi Matematis Siswa Berdasarkan Pembelajaran………...100

(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 1.1 Jawaban Siswa pada Kemampuan Pemecahan Masalah... .5 Gambar 1.2 Skala Pengamatan Angket Disposisi Siswa ... .6 Gambar 3.1 Prosedur Penelitian………....79 Gambar 4.1 Interaksi antara Pembelajaran dan KAM Terhadap

Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis Siswa ...99 Gambar 4.2 Interaksi antara Pembelajaran dan KAM

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas pendidikannya. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas. Pendidikan matematika sebagai salah satu ilmu dasar dewasa ini telah berkembang pesat, baik isi materi maupun kegunaannya. Perkembangan matematika dapat dikatakan mendorong kemajuan teknologi serta mendorong untuk semakin cermat dalam menangkap fenomena yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari manusia. Bukan suatu hal yang mustahil bahwa perkembangan matematika tersebut akan mempunyai pengaruh terhadap pelajaran dan pembelajaran matematika di Indonesia.

Ditinjau dari aspek pembelajaran umum matematika sebagaimana yang dirumuskan National Council of Teachers of Mathematic (dalam Leo Adhar, 2012:2) “menetapkan lima standar kemampuan matematis yang harus dimiliki oleh siswa,

(15)

2

Untuk memperoleh kemampuan dalam pemecahan masalah seseorang harus memiliki banyak pengalaman dalam memecahkan berbagai masalah. Pemecahan masalah didefinisikan oleh Polya (dalam Hudojo, 2005:76) sebagai berikut :

Sebagai usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan, mencapai suatu tujuan yang tidak dengan segera dapat dicapai. Karena itu pemecahan masalah merupakan suatu tingkat aktivitas intelektual yang tinggi. Jenis belajar ini merupakan suatu proses psikologi yang melibatkan tidak hanya sekedar aplikasi dalil-dalil atau teorema-teorema yang dipelajari.

Ruseffendi (dalam Leo Adhar, 2012:3) mengemukakan bahwa ”kemampuan pemecahan masalah amat penting dalam matematika, bukan saja bagi mereka yang di kemudian hari akan mendalami atau mempelajari matematika, melainkan juga bagi mereka yang akan menerapkannya dalam bidang studi lain dan dalam kehidupan sehari-hari”. Mengajarkan pemecahan masalah kepada peserta didik, memungkinkan peserta didik itu menjadi lebih analitis di dalam mengambil keputusan di dalam kehidupannya. Dengan arti lain, bahwa saat peserta didik dilatih memecahkan masalah, sudah barang tentu ia memiliki kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan inilah yang akan membantu peserta didik untuk terampil tentang bagimana mengumpulkan informasi yang relevan, bagaimana merencanakan penyelesaian, menganalisis informasi, dan merefleksi kembali hasil yang telah diperolehnya.

(16)

3

harus dimiliki siswa untuk melatih agar terbiasa menghadapi berbagai permasalahan, baik masalah non rutin dalam matematika, masalah dalam bidang studi lain ataupun masalah dalam kehidupan sehari-hari yang semakin kompleks. Oleh sebab itu, kemampuan siswa untuk memecahkan masalah matematis perlu terus dilatih sehingga ia dapat memecahkan masalah yang ia hadapi.

Selain kemampuan yang berkaitan dengan pemecahan masalah matematis, juga perlu dikembangkan sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam memecahkan masalah. Pengembangan ranah afektif yang menjadi tujuan pendidikan matematika disetiap jenjang sekolah hakekatnya adalah menumbuhkan dan mengembangkan disposisi matematis.

(17)

4

Dalam kondisi yang cukup kondusif pemecah masalah mengakomodasi pengetahuan matematika untuk menyelesaikan masalah.

Pada kenyataannya, siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Hasil survei PISA (Programme for International Student Assessment) tahun 2012, Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 65 negara yang berpartisipasi dalam tes. Dan pada TIMSS (Trends in International Mathematics Science Study) tahun 2011, yaitu bahwa rata-rata skor prestasi matematika siswa kelas VIII Indonesia berada diperingkat ke 38 dari 42 negara peserta (litbang,2011). Hal ini menunjukkan kemampuan siswa SMP relatif lebih baik dalam menyelesaikan soal-soal tentang fakta dan prosedur, akan tetapi sangat lemah dalam menyelesaikan soal-soal tidak rutin yang berkaitan dengan justifikasi atau pembuktian, pemecahan masalah yang memerlukan penalaran matematika, menemukan generalisasi atau konjektur, dan menemukan hubungan antara data-data atau fakta yang diberikan. Hal ini sejalan dengan hasil observasi dan hasil wawancara peneliti dengan beberapa guru di sekolah SMP N 1 Percut Sei Tuan. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah tersebut dapat dilihat pada hasil kerja siswa terhadap soal sebagai berikut:

“Rudi membeli 2 kg jeruk dan 1 kg apel dan dia harus membayar

Rp.15.000,00 sedangkan Intan membeli 1 kg jeruk dan 2 kg apel dengan harga Rp.18.000,00. Berapakahharga 5 kg jeruk dan 3 kg apel?”

(18)

5

kemampuan pemecahan masalah rendah, dapat dilihat dari salah satu jawaban siswa berikut:

Gambar.1.1 Jawaban Siswa pada Kemampuan Pemecahan Masalah

Berdasarkan jawaban siswa tersebut menunjukkan banyak siswa mengalami kesulitan untuk memahami maksud soal tersebut, merumuskan apa yang diketahui serta yang ditanyakan dari soal tersebut, merencanakan penyelesaian soal tersebut serta proses perhitungan atau strategi penyelesaian dari jawaban yang dibuat siswa tidak benar juga siswa tidak memeriksa kembali jawabannya.

Selain itu, guru mengalami kendala dalam mengajarkan penyelesaian masalah non rutin, yang salah satunya adalah materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel pada kelas VIII. Butuh perulangan dua atau tiga kali penjelasan agar siswa mengerti tentang konsep SPLDV tersebut.

(19)

6

secara kritis, menjelaskan setiap jawaban yang diberikan dan memberikan alasan untuk setiap jawaban yang diajukan. Banyak pembelajaran yang berlangsung di lapangan, pelaku pendidik melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran biasa. Hal ini dapat dilihat dari observasi awal yang dilakukan oleh peneliti yang terlihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 1.2. Skala Pengamatan Angket Disposisi Siswa

(20)

7

matematis siswa masih tergolong rendah. Dalam hal ini peneliti ingin melihat pengaruh pembelajaran yang bervariasi guna memperbaiki ataupun meningkatkan disposisi matematis siswa.

Dengan disposisi matematis yang dimiliki oleh siswa, mungkin akan lebih berwarna pembelajaran yang dilakukan seandainya menggunakan jenis pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya. Dengan perombakan proses pembelajaran yang dilakukan akan memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Perlu adanya pembelajaran yang mengkondisikan siswa aktif dalam belajar matematika dan yang berkaitan dengan cara pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa.

Untuk meningkatkan keterampilan matematika siswa, hendaknya guru dapat memilih dan menerapkan suatu pendekatan pembelajaran yang lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah dan disposisi matematis. Banyak pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa, diantaranya adalah Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dan Pendekatan Pembelajaran Inkuiri.

(21)

8

Pendidikan Matematika Realistik ini peran seorang guru tidak lebih dari sekedar seorang fasilitator, moderator, atau evaluator bagi siswa sementara siswa itu sendiri yang berpikir, mengkomunikasikan ide dan gagasan, dan melatih nuansa demokarasi dengan menghargai pendapat orang lain.

Treffers (dalam Wijaya, 2012:21) merumuskan lima karakteristik Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik, yaitu : “1) Penggunaan konteks; 2) Penggunaan model untuk matematisasi progresif; 3) Pemanfaatan hasil konstruksi siswa; 4) Interaktivitas.; 5) Keterkaitan”. Dengan demikian karakteristik ini sesuai dengan pembelajaran yang diharapkan di dalam Kurikulum matematika BSNP( dalam Mandur, dkk 2013) mengatakan:

Tujuan pembelajaran matematika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan dalam hal: (1) memahami konsep-konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan menggunakan konsep tersebut dalam menyelesaikan soal atau masalah, (2) menggunakan penalaran, melakukan manipulasi, serta menyusun bukti, (3) memecahkan masalah antara lain mampu memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, serta menafsirkan solusinya, (4) menyajikan gagasan matematis dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain, dan (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.

(22)

9

dalam proses PMR lama serta sulitnya mengubah kebiasaan lama yang biasa digunakan oleh guru.

Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dipilih dalam pembelajaran karena: 1) PMR memberikan pengertian yang jelas dan operasional kapada siswa tentang keterkaitan antara matematika dengan kehidupan sehari-hari (kehidupan dunia nyata) dan kegunaan matematika pada umumnya bagi manusia; 2) PMR memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa bahwa matematika adalah suatu bidang kajian yang dikontruksi dan dikembangkan sendiri oleh siswa tidak hanya oleh mereka yang disebut pakar dalam bidang tersebut; 3) PMR memberikan pengertian yang jelas dan operasional kapada siswa bahwa cara penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus tunggal, dan tidak harus sama antara orang yang satu dengan orang yang lain. Setiap orang bisa menemukan atau menggunakan cara sendiri, asalkan orang itu bersungguh-sungguh dalam mengerjakan soal atau masalah tersebut; 4) PMR memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa bahwa dalam mempelajari matematika, proses pembelajaran merupakan sesuatu yang utama, dan untuk mempelajari matematika orang harus menjalani proses itu dan berusaha untuk menemukan sendiri konsep-konsep matematika, dengan bantuan pihak lain yang sudah lebih tahu (misalnya guru). Tanpa kemauan untuk menjalani sendiri proses tersebut pembelajaran yang bermakna tidak akan terjadi.

(23)

10

inkuiri. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran inkuiri dapat membantu siswa untuk mengintegrasikan konsep-konsep yang telah mereka ketahui sebelumnya dengan peristiwa-peristiwa yang mereka amati. Pembelajaran inkuiri juga dapat mengubah miskonsepsi yang dialami siswa menjadi konsep ilmiah. Belajar dengan menggunakan pembelajaran inkuiri ini diharapkan siswa menjadi lebih kreatif, inovatif, dan belajarnya menjadi lebih bermakna sehingga prestasi belajar matematika dapat ditingkatkan. Hal ini dikarenakan proses belajar inkuiri mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan masalah, merancang percobaan, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, memiliki sifat-sifat objektik, jujur, hasrat ingin tahu, dan keterbukaan.

Menurut Hendarwati (2013:63) Pembelajaran inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan, karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:

1. Metode inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.

2. Metode inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.

3. Metode inkuiri merupakan pembelajaran yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menanggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

(24)

11

matematis, dapat belajar dengan peranan yang autentik, serta dapat menjadi pelajar yang mandiri.

Disposisi matematis dan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa tidak hanya didorong dari pembelajaran yang menggunakan PMR dan Inkuiri saja, akan tetapi juga dipengaruhi oleh kemampuan awal matematikanya juga. Kemampuan awal matematika (KAM) merupakan kemampuan yang diperlukan oleh seorang siswa untuk mencapai tujuan instruksional. Kemampuan awal matematika adalah kemampuan pengetahuan mula-mula yang harus dimiliki seorang siswa yang merupakan prasyarat untuk mempelajari pelajaran yang lebih lanjut dan agar dapat dengan mudah melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.

(25)

12

Dari uraian diatas, alasan peneliti mengambil judul pengaruh adalah untuk mengetahui apakah pendekatan pembelajaran matematika realistik dan pendekatan pembelajaran inkuiri mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa. Ada pengaruh atau tidaknya dapat diketahui dengan membandingkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik dengan pendekatan pembelajaran inkuiri.

Kemudian alasan peneliti memilih pendekatan pembelajaran matematika realistik, karena PMR merupakan pendekatan yang lebih spesifik untuk pembelajaran matematika dan PMR juga memudahkan siswa dalam menyelesaikan masalah. Untuk pendekatan pembelajaran inkuiri dapat memberikan bekal bagi siswa untuk dapat memahami dan mengaplikasikan konsep-konsep dasar matematika serta menunjang peningkatan kemampuan pemecahan masalah. Dan juga sebagai perbandingan antara pendekatan pembelajaran matematika realistik dengan pendekatan pembelajaran inkuiri.

(26)

13

Berdasarkan NCTM (2003) tujuan kelima adalah memiliki sikap menghargai kugunaan matematika dalam kehidupan, sikap rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Semua itu dikenal dengan istilah disposisi matematis. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti disposisi matematis siswa belum tercapai sepenuhnya. Hal tersebut antara lain karena pembelajaran cenderung berpusat pada guru yang menekankan pada proses prosedural dan kurang member peluang kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir matematis. Maka dari itu peneliti ingin memilih judul mengenai disposisi matematis.

Berdasarkan uraian tersebut kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis termuat pada kemampuan standar menurut Depdiknas dan NCTM. Artinya dua kemampuan ini merupakan dua diantara kemampuan yang penting dikembangkan dan harus dimiliki oleh siswa.

(27)

14

terkait dengan aspek yang akan diukur pada penelitian ini yaitu kemampuan pemecahan masalah matematika.

Memperhatikan uraian di atas, secara umum dapat dikatakan bahwa selain KAM siswa, Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dan Pendekatan Pembelajaran Inkuiri diperkirakan dapat meningkatkan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengangkat judul : “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dan Pendekatan Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematis Siswa SMP N 1 P.S TUAN”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis yang dimiliki peserta didik.

2. Rendahnya disposisi matematis yang dimiliki peserta didik.

3. Kurangnya perhatian pelaku pendidik terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik.

4. Pendekatan pembelajaran yang kurang tepat.

5. Kemampuan pelaku pendidik yang kurang memadai dalam peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa.

(28)

15

7. Dalam proses pembelajaran guru kurang memamfaatkan pengetahuan siswa sebagai interaksi untuk memahami konsep-konsep matematika melalui pemberian suatu masalah kontekstual.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membuat batasan masalah sebagai berikut :

1. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah 2. Disposisi matematis siswa masih rendah

3. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dan Pendekatan Pembelajaran Inkuiri.

4. Objek dalam penelitian ini adalah siswa SMP N 1 Percut Sei Tuan.

5. Interaksi Pendekatan Pembelajaran dan kemampuan awal matematika terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh kemampuan pemecahan masalah yang diajar dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik dan pendekatan pembelajaran inkuiri?

(29)

16

3. Apakah terdapat interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan kemampuan awal matematika terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa?

4. Apakah terdapat interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan kemampuan awal matematika terhadap disposisi matematis siswa?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas,maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan pemecahan masalah yang diajar dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik dan pendekatan pembelajaran inkuiri.

2. Untuk mengetahui pengaruh disposisi matematis yang diajar dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik dan pendekatan pembelajaran inkuiri.

3. Untuk mengetahui interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan kemampuan awal matematika terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

4. Untuk mengetahui interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan kemampuan awal matematika terhadap disposisi matematis siswa.

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti dalam pemilihan kegiatan pembelajaran matematika di kelas. Adapun manfaat lain dari penelitian ini yaitu:

(30)

17

Pendekatan Pembelajaran Inkuiri untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa.

2. Bagi guru, menjadi acuan tentang penerapan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dan Pendekatan Pembelajaran Inkuiri sebagai alternatif untuk meningkatkan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa. 3. Bagi siswa, melalui penggunaan Pendekatan Pembelajaran Matematika

Realistik dan Pendekatan Pembelajaran Inkuiri ini diharapkan dapat meningkatkan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa.

(31)

111 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis, temuan dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya diperoleh beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik dan pendekatan pembelajaran inkuiri, kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa. Simpulan tersebut sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh kemampuan pemecahan masalah yang diajar dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik dan pendekatan pembelajaran inkuiri.

2. Terdapat pengaruh disposisi matematis yang diajar dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik dan pendekatan pembelajaran inkuiri. 3. Terdapat interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan kemampuan awal

matematika terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. 4. Terdapat interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan kemampuan awal

matematika terhadap disposisi matematis siswa. 5.2 Implikasi

(32)

112

interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan awal matematika siswa, hasilnya dapat dilihat dari pendekatan pembelajaran yang diterapkan pada siswa kelas eksperimen I dan siswa kelas eksperimen II dengan kategori KAM siswa.

Beberapa implikasi yang perlu diperhatikan bagi guru sebagai akibat dari pelaksanaan proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik dan pendekatan pembelajaran inkuiri antara lain :

1. Dari aspek yang diukur, berdasarkan temuan dilapangan terlihat bahwa kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa masih kurang memuaskan. Hal ini disebabkan siswa terbiasa dengan selalu memperoleh soal-soal yang langsung dalam bentuk model matematika, sehingga ketika diminta untuk untuk memunculkan ide mereka sendiri siswa masih merasa sulit. Ditinjau ke indikator-indikator kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa dalam menarik kesimpulan masih kurang.

2. Pendekatan pembelajaran matematika realistik dan pendekatan pembelajaran inkuiri dapat diterapkan pada kategori KAM (Tinggi, Sedang dan Rendah) pada kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa. Adapun pendekatan pembelajaran matematika realistik dan pendekatan pembelajaran inkuiri mendapatkan keuntungan lebih besar terhadap siswa dengan kategori KAM tinggi.

5.3 Saran

(33)

113

guru, maupun kompetensi siswa. Oleh karena itu, berkaitan dengan temuan dan kesimpulan dari studi ini dipandang perlu agar rekomendasi-rekomendasi. Berdasarkan implikasi dari hasil penelitian, maka disampaikan beberapa saran yang ditujukan kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian ini. Saran tersebut sebagai berikut: 1. Kepada Guru

Pendekatan pembelajaran matematika realistik dan pendekatan pembelajaran inkuiri pada kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa dapat dapat diperluas penggunaannya. Oleh karena itu hendaknya pendekatan pembelajaran ini terus dikembangkan di lapangan yang membuat siswa terlatih dalam menyelesaikan masalah melalui proses pemecahan masalah dan disposisi matematis. Peran guru sebagai fasilitator perlu didukung oleh sejumlah kemampuan antara lain kemampuan memandu diskusi di kelas, serta kemampuan dalam menyimpulkan. Disamping itu kemampuan menguasai bahan ajar sebagai syarat yang harus dimiliki guru. Untuk menunjang keberhasilan implementasi pendekatan pembelajaran matematika realistik dan pendekatan pembelajaran inkuiri diperlukan bahan ajar yang lebih menarik. Selain itu LAS dan tes yang dirancang oleh guru harus menarik agar siswa dapat menguasai bahan ajar oleh karena itu hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi guru dalam membuat LAS dan tes.

2. Kepada lembaga terkait

(34)

114

disosialisasikan oleh sekolah dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa, khususnya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa yang tentunya akan berimplikasi pada meningkatnya prestasi siswa dalam penguasaan materi matematika.

3. Kepada peneliti yang berminat

(35)

115

DAFTAR PUSTAKA

Adhar, L. 2012. Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP. Jurnal Penelitian Pendidikan UPI Vol. 13 No. 2 Edisi Oktober 2012.

Anggareni, N.W. 2013. Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis dan Pemahaman Konsep IPA Siswa SMP. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Vol. 3 2013.

Fauzi, KMS M.A. 2002. Pembelajaran Matematika Realistik Pada Pokok Bahasan Pembagian di SD. Disertasi tidak diterbitkan. PPs Universitas Negeri Surabaya.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian,Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Asmin dan Abil Mansyur. 2014. Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar dengan Analisis Klasik dan Modern. Medan: Larispa Indonesia.

Bella, M.R. (2010). Peningkatan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Melalui Pendekatan Matematika Realistik. Tesis pada PPS UNIMED : tidak diterbitkan.

Gaspersz, V. (1994). Metode Perancangan Percobaan. Bandung: Armico

Gravemeijer, K, dkk. 2013. The development of an RME-based Geometry Course for Indonesian Primary School. Netherlands: SLO.

Gurria, A. 2014. PISA 2012 Result in Focus. OECD.

Hajidin. 2012. Peningkatan Kemampuan Koneksi dan Komunikasi Matematis Siswa dengan Menggunakan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala. Jurnal Pendidikan Matematika Paradigma Vol. 6 No. 2.

Hendarwati, E. 2013. Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Melalui Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa SDN I Sribit Delanggu Pada Pelajaran IPS. Jurnal Pedagogia Universitas Muhammadiyah Surabaya Vol. 2 No. 1 Edisi Februari 2013.

(36)

116

Kadir. 2015. Statistika Terapan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Kusumaningtyas, W. K, dkk. 2013. Penerapan PMRI Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Berbantuan Alat Peraga Materi Pecahan. Unnes Journal of Mathematics Education UJME 1 (2) (2013).

Lisa. 2012. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pendekatan Matematika Realistik. Tesis tidak diterbitkan. Medan: PPs UNIMED.

Mandur, K, dkk. 2013. Kontribusi Kemampuan Koneksi, Kemampuan Representasi, dan Disposisi Matematis Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa SMA Swasta di Kabupaten Manggarai. Jurnal PPS UPG Vol. 2 Edisi 2013.

Mahmudi, A. 2010. Pengaruh strategi mhm berbasis masalah terhadap

kemampuan berpikir kreatif matematis dan persepsi terhadap kreativitas. MakalahJurnal Cakrawala Pendidikan.

Mullis, dkk. 2012. TIMSS 2011 International Result in Mathematics. Boston: International Study Center.

NCTM. 2000. Principles and Standarts for Mathematics, Reaston , VA: NCTM. Panhuizen, H. M. 2000. Mathematics education in the Netherlands: A guided tour.

Freudenthal Institute Cd-rom for ICME9. Utrecht: Utrecht University.

Polya, G. 1985. How to Solve it. A New Aspect of Mathematical Method. New Jersey : Princeton University Press.

Pehkonen, E. 1997. Introduction: The State-of-Art in Mathematical Creativity. Fostering of Mathematical Creativity.

Ruseffendi, ET. 1991. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Saragih, S. 2011. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Locus of Control terhadap Kemampuan Penalaran Matematika Siswa. Jurnal Kependidikan, Vol.41, No.2. Medan: FMIPA UNIMED.

Silver, E. A. 1997. “Fostering Creativity through Instruction Rich in Mathematical

Problem Solving and Problem Posing”. The International Journal on

Mathematics Education, Vol 29(3).

(37)

117

Sudjana. 1991. Desain dan Analisis Eksperimen. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, Erman. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. UPI: JICA.

Supriadi,dkk. (2014). Developing Mathematical Modeling Ability Students Elementary School Teacher Education through Ethnomathematics-Based Contextual Learning. Internasional Journal of Education and Research, Vol 2, No.8. Bandung : UPI.

Syaban, M. 2009. Menumbuhkembangkan Daya dan Disposisi Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas Melalui Pembelajaran Investigasi. Universitas Langlangbuana, BandungIndonesia.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Widjajanti, D. B. 2009. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika: Apa Dan Bagaimana Mengembangkannya. Jurnal Jurusan Pendidikan Matematika, Fmipa UNY.

Wijaya, A. 2012. Pendidikan Matematika Realistik, Suatu Alternatif pendekatan pembelajaran matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Gambar

Gambar 1.1 Jawaban Siswa pada Kemampuan Pemecahan Masalah....................5Gambar 1.2 Skala Pengamatan Angket Disposisi Siswa .......................................6
Gambar.1.1 Jawaban Siswa pada Kemampuan Pemecahan Masalah
Gambar 1.2. Skala Pengamatan Angket Disposisi Siswa
grafik penyelesaian dari persamaan linear tersebut. Dan juga materi tersebut juga

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bayi BBLR yang diberikan diet personde mengalami peningkatan berat badan setelah diberikan diet yaitu sebesar 20,0 gram,

Banyak to- koh perempuan yang turut berperan secara signifikan dalam perjalanan. politik

3.7. Menjadi wali kelas. Menyusun kurikulum pada satuan pendidikannya. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar. Melaksanakan Pengembangan Diri.

Peran auditor dalam suatu perusahaan diperlukan dalam upaya mengaudit proses bisnis yang telah berlangsung, sehingga hasil dari aktivitas bisnis yang telah dilakukan

Karya tulis atau bentuk lainnya yang diakui dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi atau seni yang ditulis atau dikerjakan sesuai dengan tata cara ilmiah mengikuti pedoman

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN PENJAMINAN MUTU

tersedia di Kantor Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumenstasi Kabupaten Nias Utara memadai dan kurang dengan kebutuhan pengguna serta jumlah buku yang dapat dipinjam juga

Morphology and Thermal Properties of Pseudo Interpenetrating Polymer Networks based on Natural Rubber (Manihot glaziovii) and Poly(methyl