• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DALAM M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DALAM M"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Penjaminan Mutu Pendidikan

PERAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

DALAM MENINGKATKAN MUTU

PENDIDIKAN DI INDONESIA

Disusun Oleh :

Hadi Wiratama

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul “PERAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA”. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Medan, Juni 2013

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ...ii

BAB I PENDAHULUAN ...1

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Penjaminan Mutu Pendidikan (PMP) ...2

B. Peran PMP dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Indonesia ...3

BAB III PENUTUP ...5

(4)

BAB I PENDAHULUAN

Pendidikan dapat dipandang sebagai proses investasi pengembangan mutu sumber daya manusia dalam bentuk ‘manusia terdidik’ (educated people) (Satori, 2012). Dengan kata lain pendidikan merupakan “Human Investement” yang paling diandalkan oleh masyarakat sebagai kustomer. Dalam konsep pendidikan sebagai Human Investment, pendidikan merupakan “pabrik” yang menghasilkan manusia yang bermartabat (human dignity), manusia yang memilki life skill (men power), dan secara ekonomi pendidikan harus memberikan manfaat ekonomi. (economic benefit). Hal ini berimbas pada semakin tingginya tuntutan masayarakat akan peningkatan dan penjaminan mutu pelayanan investasi mereka. Menurut Satori (2012) tuntutan akan penjaminan mutu merupakan gejala yang wajar karena penyelenggaraan pendidikan yang bermutu merupakan akuntabilitas publik.

Pemerintah Indonesia melalui Undang Undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003 dan PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menetapkan standar penjaminan mutu pendidikan. Dalam PP no 19 tahun 2005 dinyatakan 8 Standar Nasional Pendidikan sebagai rujukan pengembangan kinerja mutu satuan pendidikan. Standar-standar tersebut meliputi (1) Standar Isi, (2) Standar Prrses, (3) Standar Kompetensi Lulusan, (4) Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, (5) Standar Sarana dan Prasarana, (6) Standar Pengelolaan, (7) Standar Pembiayaan dan (8) Standar Penilaian Pendidikan.

Dalam makalah ini akan disampaikan beberapa bahasan yang tercakup dalam lingkup penjaminan mutu pendidikan, yaitu :

1. Pengertian Penjaminan Mutu Pendidikan (PMP)

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Penjaminan Mutu Pendidikan (PMP)

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa Penjaminan mutu pendidikan adalah kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah daerah, Pemerintah, dan masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan.

Sedangkan mutu pendidikan adalah tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang dapat diraih dari penerapan Sistem Pendidikan Nasional. Sehingga adanya penjaminan mutu pendidikan dapat menaikkan tingkat kecedasan kehidupan bangsa ini. Dengan demikian tujuan penjaminan mutu pendidikan secara umum adalah memberikan acuan bagi unit unit pembina, pelaksana, dan penyelenggara satuan pendidikan yang ada di pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan masyarakat dalam pelaksanaan mutu pendidikan formal, nonformal dan informal yang dilakakan secara terpadu (Fattah, 2012). Kegiatan sinergis ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa.

(6)

B. Peran PMP dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Indonesia

Penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan merupakan tanggungjawab satuan pendidikan yang harus didukung oleh pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan masing-masing serta peran serta masyarakat. Pada level Pemerintah dilaksanakan oleh Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama, dan Departemen Dalam Negeri serta instansi terkait lainnya. Pada level Pemerintah Daerah Propinsi dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Propinsi, LPMP dan Kantor Wilayah Departemen Agama, sedangkan pada level pemerintah daerah kabupaten/kota dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Kantor Departemen Agama.

Implementasi penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan hingga saat ini masih menghadapi berbagai macam permasalahan antara lain: (1) belum tersosialisasikannya secara utuh Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan mutu pendidikan; (2) pelaksanaan penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan masih terbatas pada pemantauan komponen mutu di satuan pendidikan; (3) pemetaan mutu masih dalam bentuk pendataan pencapaian mutu pendidikan yang belum terpadu dari berbagai penyelenggara pendidikan; dan (4) tindak lanjut hasil pendataan mutu pendidikan yang belum terkoordinir dari para penyelenggara dan pelaksana pendidikan pada berbagai tingkatan.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka diperlukan aspek legal tentang penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan meliputi: (1) pengertian dan ruang lingkup penjaminan dan peningkatan mutu; (2) pembagian tugas dan tanggungjawab yang proporsional dalam penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan, (3) pencapaian Standar Nasional Pendidikan, dan (4) pengembangan sistem informasi mutu pendidikan yang efektif untuk pengelolaan, pengambilan keputusan dalam penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan.

(7)

pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah provinsi, dan Pemerintah;

c. ditetapkannya secara nasional acuan mutu dalam penjaminan mutu pendidikan formal dan/atau nonformal;

d. terpetakannya secara nasional mutu pendidikan formal dan nonformal yang dirinci menurut provinsi, kabupaten atau kota, dan satuan atau program pendidikan;

e. terbangunnya sistem informasi mutu pendidikan formal dan nonformal berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang andal, terpadu, dan tersambung yang Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) yang diharapkan dapat dicapai dan dilampaui setiap sekolah sebagai organisasi pendidikan terendah. Diharapkan pula dengan ini pendidikan Indonesia dapat setara dengan negara lain.

(8)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari beberapa uraian di atas juga dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1) Penjaminan mutu pendidikan adalah kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah daerah, Pemerintah, dan masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan.

2) Penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan merupakan tanggungjawab satuan pendidikan yang harus didukung oleh pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan masing-masing serta peran serta masyarakat.

3) Peran PMP dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia sudah jelaslah sudah untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) yang diharapkan dapat dicapai dan dilampaui setiap sekolah sebagai organisasi pendidikan terendah.

4)

B. Saran

Ada beberapa saran penulis yang diharapkan dapat membangun dan mendukung peningkatan pendidikan dalam waktu ke depan:

a) Kegiatan yang akan dilaksanakan secara berkala dan sering dilakukan secara rutin.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Buku Teks

Fattah nanag. (2012). Sistem Penjamiann Mutu Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Satori Djam’an (2012). Sistem Penjamian dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Bahan kuliah Supervisi Pendidikan. Tidak diterbitkan.

Permendiknas No. 63 Tahun 2009 Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (http://hukum.unsrat.ac.id/men/mendiknasp2009_63.pdf)

Websites

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/197606052001122_E NI_NURAENI/MAKALAH

Referensi

Dokumen terkait

oryctes sangat lambat di pengaruhi dengan jumlah partikel- partikel yang sedikit terlarut dan hanya masuk melalui mulut lalu akan menyebar ke dalam tubuh

303 Praktikum Studi Kelayakan Bisnis Properti PP51 Sufitri, Dra., MM/Bahrul Bachtiar Fauzi, SE.. 45 Lab.Kom1 Praktikum Studi Kelayakan Proyek PD51 Ibnu Subiyanto,

Ikatan jembatan kation (dalam Sparks, 1995) Pada Gambar 1.9, anion-anion organik secara normal ditarik oleh muatan negatif permukaan liat, maka jerapan asam humat dan fulvat

Nama Dosen : P. Wisnu Anggoro, ST., MT. Tonny Yuniarto, ST., MEng. Deskripsi Mata Kuliah : Cakupan materi dalam mata kuliah ini adalah konsep pengukuran dan alat bantu

 !uru mem$ersilahkan sis.a untuk mema1a dan men#amati materi sesuai den#an tema yan# ditentukan den#an tujuan masin#-masin# kelom$ok da$at memerankan to$ik.

Besar kemungkinan bagi KAP tersebut untuk mengembangkan spesialisasi audit dan keahlian pada atau industri tertentu, yang diharapkan mampu menghasilkan pekerjaan audit

Dari kompo- nen kimia ini telah diidentifikasi yang mem- bahayakan kesehatan adalah tar, nikotin, gas CO, dan NO yang dihasilkan oleh ta- naman tembakau, dan beberapa

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk mengetahui rasio likuiditas berpengaruh terhadap rasio aktivitas pada Perusahaan