• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perang Dunia I dan Konstelasi Kekuatan D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perang Dunia I dan Konstelasi Kekuatan D"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Perang Dunia I dan Konstelasi Kekuatan Dunia Arab (1914-1918)

Oleh :

Sufyan Syafi’i

A. Pendahuluan

Perang Dunia I merupakan suatu peristiwa skala besar yang melibatkan hampir seluruh dunia. Walaupun tak seganas dan se-universal Perang Dunia II, namun perang ini cukup menimbulkan momok yang begitu besar pada kehidupan manusia menuju masa berikutnya.

Mengapa Dunia Arab bisa terseret dalam konflik yang tadinya hanya terbatas pada negara-negara imperialis dan kolonialis kuno? Tak lain dan tak bukan karena wilayah ini sendiri merupakan bagian dari koloni negara-negara tersebut.

Meski Kesultanan Utsmani masih menguasai sebagian besar wilayah di Timur Tengah pun sampai masa akhir perang dunia pertama. Namun, dengan berkecamuknya Perang Dunia Pertama, Negara-negara yang dikuasai Kesultanan Utsmani dengan juga bantuan dari beberapa Negara Koloni, menimbulkan beberapa pemberontakan untuk berusaha membebaskan diri dari kesatuan bangsa Turki, baik di Arab, Syiria, dan sebagainya

B. Masa Awal Perang (1914-1916)

Setelah terjadinya pemboman di hampir semua pelabuhannya di Laut Hitam, pada 2 November 1914, Rusia menyatakan perang dengan Turki Utsmani. Inggris menyerang Selat Dardanella pada 3 November, dan anggota Sekutu yang lain menyatakan perang pada 5 November.

Pada masa awal perang, Sekutu (terutama Inggris), tidak banyak mengalami kesulitan dalam menaklukkan beberapa posisi pasukan Turki. Beberapa kota yang jatuh antara lain Basra, Fao, dan wilayah utara kota Baghdad.

Sementara itu, Menteri Peperangan Turki, Ismail Enver Pasha memulai serangan ke berbagai posisi. Enver tidak mementingkan serangan Inggris di wilayah Mesopotamia (Irak) dan lebih tertarik untuk membawa pasukannya untuk berduel dengan tentara Rusia yang tersebar di sepanjang Pegunungan Kaukasus. Hal ini makin membuat tentara Inggris leluasa untuk menyerang pasukan-pasukan Turki yang ada di gurun. Enver sendiri baru menyadari kesalahannya ketika dia dan pasukannya terlibat dalam pertempuran di Sarikamish (Januari 1915).

Dengan semakin lemahnya Kesultanan Utsmani atas kuatnya colonial yang terjadi di daerah-daerah kekuasaannya, menyebabkan daerah-daerah-daerah-daerahnya sedikit demi sedikit terpecah.

C. Era 1916-1918 : Pemberontakan Arab, dan Akhir Perang

(2)

Hussein memberikan tawaran pada pihak Inggris. Beliau menuliskan keinginannya bergabung dengan Triple Entente (Sekutu), yang dikirimkan kepada Komisaris Tinggi Henry MacMahon.1

Hussein, yang sebelumnya berada pada pihak Turki, setelah dijanjikan akan memiliki seluruh wilayah Arab, akhirnya membelot pada pihak Sekutu. Aksi pertamanya adalah serangan menuju Madinah, yang dipimpin kedua anaknya Emir Faisal dan Abdullah, namun Turki sukses menggagalkan serangan ini. Inggris dan Perancis kemudian mulai memasukkan beberapa perwira intelijen untuk membantu pergerakan para pemberontak. Yang paling terkenal di antara mereka adalah Kapten Thomas Edward Lawrence, atau yang biasa dikenal dengan nama “Lawrence of Arabia”.

Walaupun bukan satu-satunya perwira yang ditugaskan untuk merancang gerak militer kaum pemberontak, Kapten Lawrence memiliki peran yang cukup luar biasa dibanding rekan-rekannya. Setelah mendapat kepercayaan dari Hussein dan keluarganya, Lawrence menjadi otak di balik serangkaian operasi militer yang dilakukan kaum pemberontak.

Lawrence lah yang mengatur serangan menuju Aqaba, di teluk Arab. Dengan takluknya Aqaba, maka praktis komunikasi antara pasukan Turki yang berada di Barat dan Timur terputus. Lawrence kembali mengatur sebuah ekspedisi baru, yakni Ekspedisi Sinai. Para pasukan pemberontak, sukses merebut gurun Sinai dari pasukan Turki, dan secara efektif menggagalkan usaha Turki untuk merebut Terusan Suez.

Kemudian Hussein ingin kembali menyerang Madinah. Namun, Lawrence menolak ide tersebut, dan justru lebih menyarankan untuk melakukan serangan pada rel-rel kereta milik Turki Utsmani yang membentang dari selatan Jazirah Arab hingga Palestina. Hal ini kembali membuat posisi pasukan Turki tercerai-berai, lantaran harus menjaga rel kereta yang cukup vital bagi suplai pasukan.

Lalu pada akhir 1917, Komandan Ekspedisi Mesir, Jenderal Edmund Allenby, melakukan serangan untuk menguasai Yerusalem sebelum Natal. Operasi tersebut sukses, dan walaupun tidak memiliki cukup kepentingan dalam perang, operasi ini menjadi awal mula berdirinya Negara Israel. Serangan kemudian dilanjutkan menuju Damaskus, di mana pasukan Kavaleri Ringan Australia sukses menduduki kota dan menerima penyerahan dari Gubernur Damaskus pada tanggal 30 September 1918. Emir Faisal, T.E Lawrence (sekarang berpangkat kolonel), Auda Abu Tayi, dan seluruh kontingen Arab memasuki kota pada 1 Oktober 1918.

Akhirnya pada 30 Oktober 1918, pihak Sekutu dan Turki Utsmani mengadakan gencatan senjata di Mudros, sebuah kota di pulau Lennos, yang berada di antara pasukan kedua belah pihak. Dan pada 13 November 1918, Perancis secara formal menduduki ibukota Turki di Istanbul. Pendudukan ini kemudian disahkan dengan Perjanjian Sevres. Namun, perjanjian ini justru menyulut rasa nasionalisme bangsa Turki yang berujung pada Perang Kemerdekaan Turki. Inggris yang sudah kewalahan akibat Perang Dunia memutuskan berkompromi dengan pejuang Nasionalis Turki. Kompromi ini pun mengeluarkan hasil berupa Perjanjian Lausanne.

Sementara di lain pihak, kondisi di Palestina makin memanas lantaran adanya aktivasi Persetujuan Sykes-Picot dan Deklarasi Balfour. Namun, Sherif Hussein sukses mengklaim posisi sebagai Raja Arab

(3)

yang meliputi Suriah, Palestina, Transjordan, dan Libanon. Walaupun nantinya kerajaan ini hanya akan bertahan hingga 1920. Ibnu Al-Saud, rival dari Sherif Hussein melakukan serangan pada bekas tanah Hussein yang ada di Jazirah Arab ketika mengetahui bahwa wilayah tersebut sudah tak ada yang menjaga. Ibnu Al-Saud menamai tanah baru itu sebagai Arab Saudi.

1. Gerakan Zionisme

Gerakan Zionisme sedunia digagas oleh Dr. Theodore Herzl (1896), seorang Yahudi Hongaria di Paris. Menurut Herzl, satu-satunya obat mujarab untuk menanggulangi anti-semitisme adalah dengan menciptakan suatu tanah air bagi bangsa Yahudi.

Zionisme bisa dikatakan sebuah paham yang sukses mencapai tujuannya pada abad ke-20. Berawal dari rumusan sederhana terhadap kondisi nyata fenomena anti-semitisme yang menyebar di Eropa. Ideologi ini disusun secara jelas: membentuk sebuah negara Yahudi. Penindasan di Eropa ini dianggap para pendukung Politik Zionisme hanya bisa diselesaikan dengan mendirikan sebuah negara khusus untuk kaum Yahudi.2

Keinginan yang kuat akan pendirian sebuah negara Yahudi membuahkan kongres Zionis pertama di Bassel, Swiss pada tahun 1897. Kongres ini menghasilkan pencapaian pemilihan tempat atau daerah yang akan dijadikan negara tersebut. Hasil kongres ini adalah memilih Palestina sebagai daerah pendirian negara Yahudi, di mana pada saat itu Palestina masih berada di bawah Kekhalifahan Turki Utsmani. Pemilihan Palestina ini tidak lepas dari latar belakang historis bangsa Yahudi di tanah Palestina.

Pemilihan Palestina pada Kongres Zionis langsung mendapat respon negatif dari pemimpin Turki Utsmani, Sultan Abdul Hamid II. Sultan Utsmani dengan tegas tidak menyetujui gagasan yang dihasilkan dalam Kongres Zionis, hal ini mengindikasikan para kaum Zionis melakukan segala tindakan untuk menggulingkan kekuasaan Sultan Abdul Hamid II untuk melancarkan rencana mereka di Palestina.

Kebijakan Sultan Abdul Hamid II terhadap gerakan Zionis tidak berjalan efektif, sebab pemerintahannya telah dilumpuhkan dari dalam. Apalagi, setelah tahun 1908, kekuasaan di Turki praktis berada di tangan Committe and Union Progress (CUP), organisasi yang dibentuk oleh Gerakan Turki Muda (Young Turk Movement). CUP memiliki hubungan dekat dengan para aktivis Zionis, dan tidak terlalu peduli dengan gerakan pemberontakan dan separatisme yang dilakukan Zionis. Kebijakan Sultan sudah terlambat, dan akhirnya Sultan Abdul Hamid II sendiri yang tersingkir.3

Pada sisi lain, sikap Turki yang melepaskan Palestina bisa juga dilihat dari kondisi politik riil ketika itu. Kekalahan Utsmani pada Perang Dunia I telah memaksanya untuk melepaskan wilayah-wilayah yang didudukinya. Pada Desember 1917, Jerusalem ditaklukkan oleh pasukan Sekutu di bawah pimpinan Lord

2 Adian Husaini, Wajah Peradaban Barat: Dari Hegemoni Kristen ke Dominasi Sekular-Liberal (Jakarta: Gema Insani, 2005), hal. 58-59

(4)

Allenby. Bersama pasukan ini, masuk juga tiga legium Yahudi yang beranggotakan ribuan sukarelawan Yahudi. Zionis mencatat bahwa penaklukan Jerusalem oleh tentara Sekutu telah mengakhiri 400 tahun pemerintahan Utsmani di Palestina.

D. Perjanjian-perjanjian yang Terjadi

a. Persetujuan Sykes-Picot

Persetujuan Sykes-Picot merupakan salah satu dari beberapa bentuk persetujuan Inggris dalam masa Perang Dunia I. Pada tahun 1915, di Kairo diadakan perundingan antara Sir Mark Sykes, Komisaris Tinggi Inggris untuk urusan Timur Tengah, dan George Picot, Komisaris Tinggi Perancis untuk urusan Timur Tengah, untuk membagi wilayah-wilayah bangsa Arab.

Pada 16 Mei 1916, tercapailah persetujuan antara kedua belah pihak, di mana persetujuan tersebut terkenal dengan Sykes-Picot Agreement. Persetujuan Sykes-Picot ini adalah persetujuan rahasia antara Inggris dengan Perancis dan Rusia.

Kesimpulan dari persetujuan ini antara lain:

• Rusia mendapat bagian provinsi Erzerum, Trabizond, Van dan Bitlis demikian juga daerah-daerah sebelah utara Kurdistan sepanjang garis Mush, Sairt, Ibnu Omar dan Imadija sampai perbatasan Iran. • Perancis mendapat daerah pantai Suria, wilayah Adana, dan wilayah Kilikia, yang garis perbatasannya sebelah selatan dimulai dari Aintab dan Mardin sampai perbatasan Rusia. Sedangkan sebelah utara dimulai dari Ala-Dagh, Kaisarija, Ak-Dagh, Yildiz-Daghdan Zara sampai ke Eginkarpt. • Inggris mendapat bagian Mesopotamia Selatan dengan Baghdad, demikian juga pelabuhan Helfa dan Akka di Palestina.

• Di daerah yang terletak di antara daerah Inggris dan daerah Perancis akan dibentuk suatu negara federal atau negara Uni Tarus Arab. Daerah ini akan dibagi dalam dua daerah pengaruh, yaitu daerah pengaruh Inggris dan daerah pengaruh Perancis.

• Alexandria dijadikan pelabuhan bebas. • Palestina dijadikan daerah internasional.

2. Deklarasi Balfour

(5)

Perkembangan paling penting adalah cita-cita mendirikan Israel seperti ditulis dalam Deklarasi Balfour juga dimasukkan ke dalam dokumen Mandat Inggris atas Palestina pada 1922 dan disetujui Liga Bangsa-Bangsa. Ini sebuah capaian politik dan propaganda spektakuler bagi gerakan Zionis. Padahal di masa itu, mereka merupakan minoritas di kalangan Yahudi.

Menariknya, dokumen ini dikritik oleh Sir Edwin Montagu, satu-satunya orang Yahudi dalam kabinet Perdana Menteri Inggris Lloyd George. Menteri Luar Negeri Urusan India ini menegaskan Yudaisme berbeda dengan Zionisme. Dia prihatin soal kemungkinan loyalitas ganda orang-orang Yahudi di negara itu. Dia mempertanyakan hak Federasi Zionis berbicara atas nama seluruh bangsa Yahudi.

Pada 1917 jumlah warga Yahudi di Palestina di bawah sepuluh persen dari total penduduk. Isi dari Deklarasi Balfour berakar dari politik kolonial rasis karena tidak menyebut soal rakyat Palestina, apakah muslim atau Nasrani, yang ketika itu berjumlah lebih dari 90 persen. Apalagi mereka memiliki di atas 97 persen dari wilayah yang ingin diberikan Inggris kepada imigran-imigran Yahudi. Balfour malah menyebut rakyat Palestina ini sebagai masyarakat non-Yahudi di Palestina. Deklarasi Balfour juga bungkam mengenai hak-hak bangsa Palestina.

Didorong oleh Deklarasi Balfour, pada Januari 1919 tokh Zionis Inggris Chaim Weizmann menghadiri Konferensi Perdamaian paris di Prancis. Dia menyerukan Palestina adalah hak sejati bangsa Yahudi. Seruan ini muncul di saat prinsip ‘Penentuan Nasib Sendiri’ disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson bergema ke seluruh dunia. Lloyd George mendukung prinsip itu, namun di sisi lain dia menolak mengakui hak bangsa Palestina.

Deklarasi Balfour terbit saat Jenderal Edmund Allenby berusaha menguasai Yerusalem pada Perang Dunia Pertama. Di tahun itu pual terjadi perundingan intensif antara kelompok logi Zionis dengan para pejabat Kementerian Luar negeri Inggris dan anggota kabinet Lloyd George.

Pada 11 Desember 1917 Allenby menjejakkan kaki di Yerusalem dan berparade keliling Kota Tua. Dia merupakan orang Kristen pertama menguasai Yerusalem sejak Perang Salib di abad pertengahan. Allenby dan Lloyd George menyebut keberhasilan menguasai Yerusalem ini sebagai hadiah Natal bagi rakyat Inggris. “Perang Salib telah berakhir sekarang,” kata Allenby.

Allenby dan Balfour adalah dua orang Inggris begitu dihormati dan dipuja oleh Israel. Allenby dijadikan nama jembatan di atas Sungai Yordan dibangun oleh Allenby pada 1918 buat menggantikan jembatan tua peninggalan Kekhalifahan Usmaniyah. Allenby juga menjadi nama sebuah jalan di Ibu Kota Tel Aviv. Balfuria (merujuk pada nama Balfour) merupakan nama sebuah koloni Yahudi di selatan Nazareth dibentuk pada 1922. Permukiman Yahudi ketiga di Palestina juga diberi nama Balfour.

(6)

Surat itu menyatakan posisi yang disetujui dalam rapat Kabinet Inggris pada 31 Oktober 1917, bahwa pemerintah Inggris mendukung rencana-rencana Zionis membuat ‘tanah air’ bagi Yahudi di Palestina, dengan syarat bahwa tak ada hal-hal yang boleh dilakukan yang mungkin merugikan hak-hak sipil dan keagamaan komunitas non-Yahudi yang ada di sana.

Berisi kurang lebih seperti ini (Terjemahan Bebas) : Departemen Luar Negeri 2 November 1917

Lord Rothschild yang terhormat,

Saya sangat senang dalam menyampaikan kepada Anda, atas nama Pemerintahan Sri Baginda, pernyataan simpati terhadap aspirasi Zionis Yahudi yang telah diajukan kepada dan disetujui oleh Kabinet.

"Pemerintahan Sri Baginda memandang positif pendirian di Palestina tanah air untuk orang Yahudi, dan akan menggunakan usaha keras terbaik mereka untuk memudahkan tercapainya tujuan ini, karena jelas dipahami bahwa tidak ada suatupun yang boleh dilakukan yang dapat merugikan hak-hak penduduk dan keagamaan dari komunitas-komunitas non-Yahudi yang ada di Palestina, ataupun hak-hak dan status politis yang dimiliki orang Yahudi di negara-negara lainnya ."

Saya sangat berterima kasih jika Anda dapat menyampaikan deklarasi ini untuk diketahui oleh Federasi Zionis.

Salam,

Arthur James BalfourSaat itu, sebagian besar wilayah Palestina berada di bawah kekuasaan Kekhalifahan Turki Utsmani, dan batas-batas yang akan menjadi Palestina telah dibuat sebagai bagian dari Persetujuan Sykes-Picot (16 Mei 1916) antara Inggris dan Perancis. Sebagai balasan untuk komitmen dalam deklarasi itu, komunitas Yahudi akan berusaha meyakinkan Amerika Serikat untuk ikut dalam Perang Dunia I. Itu bukanlah alasan satu-satunya, karena sudah lama di Inggris telah ada dukungan untuk gagasan mengenai ‘tanah air’ Yahudi.

DAFTAR PUSTAKA

Adian Husaini, Wajah Peradaban Barat: Dari Hegemoni Kristen ke Dominasi Sekular-Liberal .Jakarta: Gema Insani, 2005.

Cleveland, William L, A History of Modern Middle East, Westview Press, 2009 David Murphy, The Arab Revolt 1916-1918. London: Osprey. 2008.

(7)

Reinhard Schulze, A Modern History of Islamic World , I.B.Tauris Publishers London- New York.2000

Referensi

Dokumen terkait

Mengetahui kombinasi ekstrak serai wangi dan sari buah lemon yang tepat. untuk mendapatkan permen keras dengan kualitas terbaik dan

1.1 Tiang dengan Dukungan Ujung {End Bearing Piles) Kegunaan pertama dari pondasi tiang ada1ah untuk menyalurkan beban bangunan kelapisan tanah keras supaya tidak

Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis regresi linier berganda dengan maksud untuk membuktikan sejauh mana pengaruh struktur modal dan profitabilitas

Tujuan dari adanya metode just in time sendiri adalah untuk memproduksi produk dengan kualitas (quality) terbaik, ongkos (cost) termurah, dan pengiriman (delivery) pada saat

kedalaman tanah keras, sehingga dapat menentukan jenis dan kedalaman pondasi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Data Topografi, digunakan untuk mengetahui penampang sungai

Untuk itu penulis melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Pembiayaan Produk Arrum Terhadap Pengembangan UMKM (Studi Kasus Pegadaian Syariah UPS Bundaran dan UPS

Bagian Bina Pertanahan dengan Dinas Tata Kota Bangunan dan Pemukiman Untuk melakukan pengadaan tanah pembangunan pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan maka Dinas Tata

Adapun alat dan bahan yang digunakan oleh penulis untuk mendukung penelitian ini baik merupakan perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (Software)