ASPIRATOR
(Journal of Vector
-
borne Diseases Studies)
Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor
www.ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/aspirator
V
OLUME
8 N
OMOR
1 J
UNI
2016
Aspirator Vol. 8 No. 1 Hal. 1-54 Juni 2016Ciamis, 2085-4102ISSN
Ke e teria Kesehata Republik I do esia
Bada Pe eliia da Pe ge ba ga Kesehata
Loka Litba g P2B2 Cia is
AS
PI
RA
T
OR
V
O
LUME
8 N
O
M
O
R
1
J
U
N
I
2016
H
AL
. 1
- 54
TERAKREDITASI SK No.582/Akred/P2MI
-
LIPI/09/2014
ISSN (PRINT)
2085
-
4102
ASPIRATOR
(Journal of Vector
-
borne Diseases Studies)
Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor
Pemimpin Redaksi /Editor In-Chief
Heni Prasetyowati, S.Si, M.Sc (Epidemiologi & Biostatistik, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Anggota Dewan Redaksi (Editors)
Lukman Hakim, SKM, M.Epid (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Drs. Kasnodihardjo ( Perilaku Kesehatan, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia) Dr. Hadjar Siswantoro, M.Sc (Epidemiologi Klinis - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Dra. Shinta Prawoto, MS (Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Roy Nusa Rahagus Edo Santya, SKM, M.Si (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Mara Ipa, SKM, M.Sc (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Endang Puji Astuti, SKM, M.Si (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Joni Hendri, SKM, M.Biotech (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Muhammad Umar Riandi, S.Si (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Andri Ruliansyah, SKM, M.Sc (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Hubullah Fuadzy, S.Si. (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Rohmansyah Wahyu Nurindra, S.Sos (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Firda Yanuar Pradani, S.Si, M.Si. (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Redaksi Pelaksana (Management Boards)
M. Ezza Azmi Fuadiyah, MKM Mutiara Widawati, S.Si , MPH Aryo Ginanjar, SKM
Dani Arif Cahyadi, S.Sos
Mitra Bebestari (Scientific Editorial Board)
Prof (Riset) dr. Emiliana Tjitra, M.Sc, PhD (Biomedik - Parasitologi, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Prof (Riset) Dr. Agus Kardinan, M.Sc (Tanaman Obat, Balai Penelitian Tanaman Obat & Rempah, Indonesia) Prof (Riset) Dr. M. Soedomo (Parasitologi Medik, World Health Organization, Indonesia)
Prof (Riset) Dr. Amrul Munif, M.Si (Biologi Lingkungan, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia) Prof. Dr.drh.Upik Kesumawati Hadi, MS (Entomologi Kesehatan, Institut Pertanian Bogor, Indonesia)
Prof. Dra. Endang Srimurni Kusmintarsih, SU, Ph.D (Fakultas Biologi, Universitas Jendral Soedirman, Indonesia) Dr. Amirullah Baharudin, M.Si (Biologi FMIPA) Universitas Halu Oleo Kendari, Indonesia)
Dr. Dra. Dewi Susanna, MS (Kesehatan Lingkungan, Universitas Indonesia)
Dr. Ir. Inswiasri, M.Kes (Epidemiologi & Biostatistik, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia) Dr. drh. Susi Soviana, M.Si (Entomologi Kesehatan, Institut Pertanian Bogor, Indonesia) Dr. Nastiti Wijayanti, S.Si, M.Si (Bioteknologi, Universitas Gadjah Mada, Indonesia)
Perwajahan (Layout)
Cucu Suhendar Asep Mulyono
Diterbitkan oleh (Published by):
Kementerian Kesehatan RI, Badan Penelitian Kesehatan, Loka Litbang P2B2 Ciamis Jln Raya Km 3 Kampung Kamurang Desa Babakan Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran Jawa Barat 46396 Telp/Fax.(0265) 639375 Website: http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/aspirator Email: aspirator@litbang.depkes.go.id
Jurnal ini memuat artikel hasil penelitian, systematic review, case reports, dan komunikasi pendek, yang berkaitan dengan penyakit tular vektor yang diterbitkan secara berkala dua kali dalam setahun (Juni dan Desember). Sebelum diterbitkan, setiap naskah yang masuk, terlebih dahulu ditelaah oleh Mitra Bebestari (peer-reviewer).
© 2016 Loka Litbang P2B2 Ciamis. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
TERAKREDITASI LIPI SK No.582/Akred/P2MI-LIPI/09/2014
ISSN PRINT
-DAFTAR ISI
EDITORIAL
Daya Bunuh Kelambu Berinsektisida
Long Lasting Insecticidal Nets
(LLINS)
terhadap Nyamuk
Anopheles maculatus
Rizki Nurmaliani, Reni Oktarina, Maya Arisanti, Desy Asyati
...
1-8
Keragaman Jenis dan Aktivitas Mengisap Darah
Anopheles
spp. di Desa Simpang
Empat Kecamatan Lengkiti Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan
Vivin Mahdalena, Nungki Hapsari, Tanwirotun Ni'mah
...
9-16
Determinan Kejadian Malaria di Wilayah Sulawesi
Junus Widjaja, Phetisya Pamela Frederika Sumolang, Made Agus Nurjana
...
17-28
Penggunaan Insektisida Rumah Tangga dalam Pengendalian Populasi
Aedes aegypti
di Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jakarta Timur
Heni Prasetyowati, Endang Puji Astuti, Andri Ruliansyah
...
29-36
Pengembangan Model Surveilan Aktif Demam Berdarah Dengue Melalui Metode
Pelaporan Kewaspadaan Dini Rumah Sakit (KDRS) di Kota Tasikmalaya
Aryo Ginanjar, Arda Dinata, Rohmansyah Wahyu Nurindra
...
37-46
Efek Larvasida Bakteri Kitinolitik dari Limbah Kulit Udang terhadap Larva
Aedes
aegypti
Dyah Widiastuti, Dewi Marbawati.
...
47-54
Vol. 8 No. 1, Juni 2016
Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor
(
Journal of Vector-Borne Diseases Studies
)
ASPIRATOR – Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor
Journal of Vector Borne Diseases Studies
ISSN 2085-4102 E-ISSN 2338-7343
LEMBAR ABSTRAK
Abstract Sheet
(Volume 8 Nomor 1 Juni 2016)
Lembar abstrak ini boleh digandakan tanpa ijin dan biaya
This abstract sheet may reproduced/copied without any permission and/or charge
Daya Bunuh Kelambu Berinsektisida
Long
Lasting Insecticidal Nets
(LLINS) terhadap
Nyamuk
Anopheles maculatus
Lethal Potency Of Long Lasting Insecticidal Nets (LLINS) Against Anopheles maculatus Mosquito
Rizki Nurmaliani, Reni Oktarina, Maya Arisanti, dan Desy Asyati
Malaria is one of the infectious diseases that become a public health problem that can be a major cause of death in developing countries, especially in infants, toddlers, and pregnant women. Nowadays, malaria case is still commonly found in Ogan Komering Ulu (OKU) South Sumatera Province. One of the efforts in malaria prevention and control that Health Office of OKU District has been carrying out was the distribution of Long Lasting Insecticidal Nets (LLINS). This study aimed to obtain the percentage of mosquito mortality in order to assess lethal potency of LLINs that have been distributed by the Health Office of OKU District and was still used by the community. This study was an observational research with cross sectional design. The percentage of mosquito mortality rate was obtained through bioassay test on LLINs that randomly selected from the community in Bumi Kawa village in Lengkiti of OKU District. The mosquitoes that used for the test were Anopheles maculatus that were bred and reared in the laboratory. Long Lasting Insecticidal Nets (LLINs) were grouped based on the duration longer effective in killing mosquitoes.
Keywords: mosquito nets, insecticides, LLINs, bioassay, An. maculatus
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat dan dapat menjadi penyebab utama kematian di negara berkembang terutama pada bayi, anak balita, dan ibu hamil. Sampai saat ini, kasus malaria masih banyak ditemukan di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Provinsi Sumatera Selatan. Salah satu upaya dalam pencegahan dan pengendalian malaria, Dinas Kesehatan Kabupaten OKU telah melaksanakan pendistribusian/pembagian kelambu berinsektisida pada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh persentase angka kematian nyamuk guna menentukan daya bunuh kelambu berinsektisida. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan
pendekatan cross sectional. Persentase angka
kematian nyamuk diperoleh melalui uji Bioassay pada kelambu berinsektisida yang digunakan masyarakat di Desa Bumi Kawa Kecamatan Lengkiti Kabupaten OKU. Tempat pengambilan sampel dipilih secara acak dan nyamuk yang
digunakan pada saat uji adalah Anopheles
maculatus yang dibiakkan dan dipelihara di
laboratorium. Kelambu berinsektisida
dikelompokkan berdasarkan lama pemakaian (2-3 tahun dan lebih dari 3 tahun) dan frekuensi pencucian (belum dicuci, 1 kali, 2 kali, dan 3 kali). Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua
kelambu yang diuji memiliki angka knockdown
nyamuk kurang dari 95% dan angka kematian nyamuk kurang dari 80%. Angka ini menunjukkan bahwa semua kelambu berinsektisida yang diuji sudah tidak efektif lagi dalam membunuh nyamuk.
Kata Kunci: kelambu, insektisida, LLINs, bioassay, An. maculatus
Keragaman Jenis dan Aktivitas Mengisap
Darah
Anopheles spp.
di Desa Simpang
Empat Kecamatan Lengkiti Ogan Komering
Ulu Sumatera Selatan
Diversity and Biting Activity of Anopheles spp. in Simpang Empat Village, Lengkiti districts, Ogan Komering Ulu, South Sumatera
Vivin Mahdalena, Nungki Hapsari, Tanwirotun
Ni’mah
Lengkiti districts have high number of malaria caseswith Annual Paracite Incidence (API) was
13.02 ‰in 2012. The entomology information
aboutthe vector mosquito species is needed in vector control purpose. However, information about Anopheles spp. in Simpang Empat Village of District Lengkiti is unknown. The purpose of this study was to identify the diversity of Anopheles spp., which potentially acts as vectors of malaria. Research was conducted in Simpang Empat village, Lengkiti district, Ogan Komering Ulu (OKU), South Sumatra, from March to October 2014 which. This research collected adult mosquitoes; both by human and cattle bait traps methods. The results showed that there were 10 species of Anopheles spp. caught along 8 catching times with Anopheles philippinensis as the most captured species. Biting activity of Anopheles spp. was higher outside of the houses and it occured all night except at 01.00-02.00 a.m and at 04.00-05.00 a.m, a biting peak was at 06.00-07.00 p.m. Man flavirostris, An. leucosphyrus group, An. sinensis and An. nigerrimus. An. vagus density was highest in outdoors, while An. philippinensis was the most dominant mosquito.
Keywords: malaria,Anopheles, diversity, Simpang Empat village, South Sumatera
Kecamatan Lengkiti merupakan kecamatan dengan jumlah kasus malaria yang masih tinggi dengan nilai Annual Paracite Incidence (API) pada tahun 2012 sebesar 13,02 ‰. Data entomologi tentang spesies nyamuk vektor diperlukan di dalam upaya
pengendalian vektor itu sendiri, sedangkan
informasi tentang nyamuk Anopheles spp. di Desa Simpang Empat, Kecamatan Lengkiti belum diketahui. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi keragaman nyamuk Anopheles
spp. yang berpotensi sebagai vektor malaria.
Penelitian dilakukan di Desa Simpang Empat, Kecamatan Lengkiti, Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, dari bulan Maret sampai Oktober 2014 dengan cara penangkapan nyamuk dewasa melalui umpan orang dan umpan sapi. Hasil
penelitian menunjukkan nyamuk Anopheles spp.
yang tertangkap selama 8 kali penangkapan terdiri dari 10 spesies dan yang paling banyak tertangkap
adalah Anopheles philippinensis. Aktivitas
mengisap darah Anopheles spp. lebih cenderung di luar rumah dan terjadi sepanjang malam kecuali
pukul 01.00-02.00 dan pukul 04.00-05.00,
puncaknya pada pukul 18.00-19.00. Kepadatan nyamuk per orang per jam (MHD) pada penangkapan nyamuk umpan orang dalam dan luar berkisar antara 0,0025-0,0075 nyamuk/orang/jam.
Anopheles spp. yang ditemukan yaitu An.
philippinensis, An. vagus, An. maculatus, An. minimus, An. kochi, An. barbirostris, An. flavirostris, An. leocosphyrus group, An. sinensis, dan An. nigerrimus. Kepadatan nyamuk tertinggi terdapat di luar rumah yaitu pada spesies An. vagus.
Nyamuk An. philippinensis merupakan spesies
yang paling dominan.
Kata Kunci: malaria, Anopheles,keragaman jenis, Desa Simpang Empat, Sumatera Selatan
Determinan Kejadian Malaria di Wilayah
Sulawesi
Determinant of Malaria Incidence in Sulawesi Region.
Junus Widjaja, Phetisya Pamela Frederika Sumolang, Made Agus Nurjana
Indonesia is one of the countries in the world with high risk of malaria. Out of 496 districts in Indonesia, 396 districts is a malaria endemic area. 45% of the populations live in malaria endemic areas, such as the region of Sulawesi. This study aimed to determine the determinant for incidence of malaria in Sulawesi. Riskesdas data that have been implemented by the Agency for Health Research and Development in 2013 used in further
analysis. The variables analyzed are
The variables that most influence on the incidence of malaria in the region of Sulawesi is a type of home lighting. Integrated planning activities with relevant sectors, education about healthy homes and the restoration of housing through increased participation of the people needs to be done.
Keywords: malaria, risk factors, Sulawesi
Salah satu negara yang paling berisiko terhadap malaria adalah Indonesia. Diketahui dari 496 kabupaten di Indonesia 396 kabupaten merupakan daerah endemis malaria atau 45% penduduknya tinggal didaerah endemis malaria, salah satunya adalah wilayah Sulawesi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan kejadian malaria di wilayah Sulawesi. Data Riskesdas yang telah
dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan pada tahun 2013 digunakan dalam analisis lanjut. Variabel yang dianalisis yaitu karakteristik, kondisi pemukiman, dan lingkungan kaitannya dengan kejadian malaria. Data dianalisis dengan logistic regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara malaria dengan jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status rumah, jumlah anggota rumah tangga, jendela ruang tidur, kebersihan ruang makan, ventilasi ruang keluarga, jenis lantai rumah, dinding rumah, plafon, sumber penerangan dan minum obat pencegahan. Variabel yang paling berpengaruh terhadap kejadian malaria di wilayah sulawesi yaitu jenis penerangan rumah. Kegiatan perencanaan terpadu dengan sektor terkait, penyuluhan tentang rumah sehat dan pemugaran perumahan yang kurang layak melalui peningkatan partisipasi dari masyarakat sendiri perlu dilakukan.
Kata Kunci: malaria, faktor risiko, sulawesi _________________________________________
Penggunaan Insektisida Rumah Tangga
dalam Pengendalian Populasi
Aedes aegypti
di Daerah Endemis Demam Berdarah
Dengue (DBD) di Jakarta Timur
Household insecticide use in controlling population of Aedes aegypti in dengue endemic areas in East Jakarta
Heni Prasetyowati, Endang Puji Astuti, Andri Ruliansyah
High incidence of dengue fever in East Jakarta makes the government and the community to do a variety of control measures. The use of household
insecticides became the most widely used by the people in efforts to control the population of Aedes spp. The purpose of this study was to determine the description of the use of household insecticides in dengue endemic area in East Jakarta. Data were collected during May 2015 with research sites in the region Puskesmas Matraman, Jatinegara and Duren Sawit. In each of the health center, the area was taken with the highest endemicity last three years. Interviews and observations conducted in 100 houses selected randomly in each area (total 300 houses). Interviews about the household use of insecticides to adult respondents surveyed who lived that house. Interview data were analyzed descriptively to describe the use of insecticides, the type of formulation, the active ingredient types, frequency and time of use. Based on the interview as much as 227 (75.67%) of respondents said using household insecticides over the last three years, while 73 (24.33%) of respondents claimed not to use it. Most people choose to use the type of lotion and aerosol formulations. The active ingredients, which are predominant circulating, are DEET, praletrin, d-aletrin and the d-fenotrin. The frequency of household insecticide use by communities in the study area ranged from <1-14 per week, as well as the use of the majority of the time is used at night.
Keywords: household insecticides, East Jakarta, endemic dengue
Tingginya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Jakarta Timur mendorong pemerintah
dan masyarakat melakukan berbagai upaya
pengendalian. Penggunaan insektisida rumah tangga menjadi cara yang paling banyak digunakan masyarakat dalam upaya pengendalian populasi
Aedes spp. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui gambaran penggunaan insektisida rumah tangga di daerah endemis DBD di Jakarta Timur. Penelitian dengan desain cross sectional ini dilakukan di wilayah Kotamadya Jakarta Timur yaitu di wilayah Puskesmas Matraman, Puskesmas Jatinegara dan Puskesmas Duren Sawit. Pada masing-masing Puskesmas diambil satu RW dengan endemisitas tertinggi tiga tahun terakhir.
Pengambilan data berupa wawancara dan
pengamatan yang dilakukan selama bulan Mei 2015 pada 100 rumah yang dipilih secara acak pada
masing-masing RW. Wawancara tentang
tahun terakhir sedangkan 73 (24,33%) responden mengaku tidak menggunakannya. Sebagian besar masyarakat memilih menggunakan jenis formulasi lotion dan aerosol dengan bahan aktif yang paling dominan digunakan adalah DEET, Praletrin, D-aletrin dan D-fenotrin. Frekuensi penggunaan insektisida rumah tangga oleh masyarakat di wilayah penelitian berkisar antara <1-14 kali per minggu, serta waktu penggunaan mayoritas dipakai pada malam hari.
Kata Kunci: insektisida rumah tangga, Jakarta Timur, endemis DBD
Pengembangan Model Surveilans Aktif
Demam Berdarah Dengue Melalui Metode
Pelaporan Kewaspadaan Dini Rumah Sakit
(KDRS) di Kota Tasikmalaya
The Development of Dengue Active Surveillance Model through Hospital’s Early Warning Report Methods in Tasikmalaya
Aryo Ginanjar, Arda Dinata, Rohmansyah Wahyu Nurindra
Dengue hemorrhagic fever (DHF) is still a health problem that difficult to handle in Indonesia including in Tasikmalaya City as one of DHF endemic city in West Java Province. However, the case reports from Hospital are usually delayed and incomplete. This research aims is to develop an active DHF surveillance model to increase the
quality of Hospital’s early warning reports in
Tasikmalaya City. This is a quantitative research using quasi experiment design and applies a design of pretest-intervention-posttest in a specific group. Qualitative approach is added to gain deeper information. Respondents of this research are 11 persons consist of 8 surveillance officers from 7 hospitals in Tasikmalaya City and 3 DHF program officers from Tasikmalaya City Heatlh Office. Interview and observation are conducted to measure knowledge and attitude of support
facility’s officer also to measure the quality of
hospital’s DHF early warning report. Intervention
done as Workshop and Brief Training to determine which report model is most suitable to apply. Post-intervention monitoring was conducted in 3 months and all the research aspects are re-measured. The result shows that there are enhancements in all of
the research aspects. The respondent’s knowledge level is increase from “less category” in pre
-intervention to “enough-category” in post
-intervention, attitude level is also increase from
“enough category” to “well category”.The support facility are increasing as well from “less category”
to “enough category” and the application of report
system model is able to increase the quality of
hospital’s early warning report from “less category” to “enough category”. The application of the Active Surveillance Model which developed by this research is able to increase the quality of
Hospital’s early warning report, therefore if the
model can be applied continuously, it expected to support more effective and efficient DHF handling effort in community.
Keyword: Dengue hemorrhagic fever, Model Development, Surveillance, Tasikmalaya.
Demam Berdarah Dengue masih menjadi masalah kesehatan yang sulit ditangani di Indonesia, tidak terkecuali di Provinsi Jawa Barat terutama di Kota Tasikmalaya sebagai salah satu daerah endemis. Pelaporan kasus di rumah sakit seringkali terlambat dan kurang lengkap. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model surveilans aktif DBD
untuk meningkatkan kualitas pelaporan
Kewaspadaan Dini Rumah Sakit di Kota
Tasikmalaya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan design eksperimen semu dan rancangan pretest, intervensi dan postest dalam satu kelompok. Pendekatan kualitatif ditambahkan untuk menggali informasi secara lebih mendalam. Responden berjumlah 11 orang yaitu 8 orang petugas surveilans dari 7 RSU di Kota Tasikmalaya dan 3 orang pengelola program DBD Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya. Wawancara dan observasi dilakukan untuk mengukur pengetahuan dan sikap petugas, sarana penunjang serta kualitas laporan KDRS DBD. Intervensi berupa Lokakarya dan Pelatihan Singkat untuk menentukan model pelaporan yang paling tepat untuk diterapkan. Monitoring pasca intervensi dilakukan selama 3 bulan dan diukur kembali seluruh aspek yang diteliti. Hasilnya terjadi peningkatan pada seluruh aspek yang diukur. Pengetahuan responden
meningkat dari “kategori kurang” saat pra intervensi menjadi “kategori baik” saat post intervensi dan aspek sikap dari “kategori cukup”
menjadi “baik”. Sarana penunjang mengalami
peningkatan dari “kategori kurang” menjadi “cukup”, dan model yang telah diterapkan mampu meningkatkan kualitas KDRS dari “kategori
kurang” menjadi “kategori cukup”. Penerapan
Model Surveilans Aktif yang dikembangkan dalam penelitian ini telah mampu meningkatkan Kualitas Laporan KDRS sehingga apabila model ini dapat digunakan secara berkesinambungan, diharapkan dapat mendukung upaya penanganan penyakit DBD di masyarakat secara lebih efektif dan efisien.
Kata Kunci : Demam Berdarah Dengue,
Efek Larvasida Bakteri Kitinolitik dari Limbah
Kulit Udang terhadap Larva Aedes aegypti
Larvacidal effect of chitinolytic bacteria from
shrimp’s waste against Aedes aegypti larvae
Dyah Widiastuti, Dewi Marbawati
Aedes aegypti is a major vector for Dengue, a deadly disease causing death of millions of people in developing countries both in urban and rural populations. Ae. aegypti control using chemical insecticide was always carried out and lead to a widespread insecticide resistance. Therefore, mosquito biological control is needed to replace the usage of chemical insecticide. A chitinolytic
bacteria, was isolated from shrimp’s waste (head
and shell). The isolate showed chitinolytic activity as a transparent zone in colony inside the synthetic media, containing (w/v)- 0,3 % colloidal chitin, 1% pepton, 0,5% yeast extract, 0,1% NaCl, 0,1%
K2HPO4, 0,05% MgSO4.7H2O, 0,001%
FeSO4.7H2O, 0,001% ZnSO4.7H2O, and each of
0,0001% CuSO4.5H2O, MnSO4.nH2O and
CaCl2.2H2O at pH 7 and 300°C after 72 h of
incubation. The isolate was identified as gram positive group based on gram staining. In the experimental method, four concentrations of chitinolytic bacteria (4%, 8%, 16% and 32%) was exposed to Ae. aegypti larvae. The result showed that chitinolytic bacterium degrades exoskeleton of third instar larvae of Ae. aegypti. Degradation of exoskeleton started on the second days and occurred in thorax region. Probit analysis showed LC50 value was obtaninedat concentration of 2%.
Keywords: chitinolytic bacteria, shrimp’s waste, Aedes aegypti
Aedes aegypti merupakan vektor utama Dengue, penyakit yang menyebabkan kematian jutaan orang di negara-negara berkembang baik pada populasi perkotaan dan pedesaan. Pengendalian Ae. aegypti menggunakan insektisida kimia selalu dilakukan dan menyebabkan resistensi insektisida secara luas. Oleh karena itu, pengendalian nyamuk secara
biologis diperlukan untuk menggantikan
penggunaan insektisida kimia. Bakteri kitinolitik telah diisolasi dari limbah udang (kepala dan cangkang). Isolat menunjukkan aktivitas kitinolitik berupa zona bening di sekitar koloni dalam media sintetik yang mengandung (w/v) - 0,3% koloidal kitin, 1% pepton, ekstrak ragi 0,5%, 0,1% NaCl, 0,
1% K2HPO4, 0,05% MgSO4.7H2O, 0001%
FeSO4.7H2O, 0001% ZnSO4.7H2O, dan
masing-masing 0,0001% CuSO4.5H2O, MnSO4.nH2O dan
CaCl2.2H2O pada pH 7 dan suhu 300°C setelah 72
jam inkubasi. Isolat diidentifikasi sebagai
kelompok positif gram berdasarkan pewarnaan
gram. Dalam metode eksperimen, empat
konsentrasi bakteri kitinolitik (4%, 8%, 16% dan 32%) dipaparkan pada larva Ae. aegypti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri kitinolitik mendegradasi eksoskeleton larva instar ketiga Ae. aegypti. Degradasi eksoskeleton dimulai pada hari ke-2 dan terjadi di wilayah dada. Hasil analisa probit menunjukkan nilai LC50 pada konsentrasi 2%.