PERSIAPAN UJI PUBLIK DRAFT
PERATURAN MENTERI TENTANG
ORGANISASI KEMAHASISWAAN
AGENDA
Latar Belakang
Perlunya Kehadiran Permen Ormawa
UU Pendidikan Tinggi vs Kepmendikbud vs
Permen Ormawa
Tentang Naskah Akademik (NA)
LATAR BELAKANG
Kepmendikbud
Nomor 155/U/1998 Tentang
Pedoman
Umum Organisasi Kemahasiswaan di
Perguruan Tinggi.
Sudah Berusia hampir 20 Tahun
Dalam Perjalanannya lebih dari sepuluh tahun
terakhir tidak lagi menjadi pedoman oleh mahasiswa
dalam berorganisasi (Sudah Tidak efektif)
Beberapa Pedoman sudah tidak sesuai dengan
perkembangan zaman.
Telah ada upaya dari Belmawa Dikti 10 tahun
Perlunya Kehadiran PERMEN ORMAWA
Kepmendikbud 155/U/1998 perlu dicabut agar
jelas statusnya. (sekarang ini berlaku tidak,
dicabut pun tidak)
Faktor Kebutuhan dan amanah beberapa hasil
keputusan Rembuknas Pimpinan Bidang
Kemahasiswaan se-Indonesia.
Adanya Lompatan Hirarki Peraturan di Bidang
Kemahasiswaan sehingga hanya diatur yang
bersifat umum saja. (UU Dikti,
PP-Perppu,
UU Pendidikan Tinggi vs Kepmendikbud vs
Permen Ormawa
Pasal 14 UU Pendidikan Tinggi
(1)
Mahasiswa mengembangkan bakat, minat, dan
kemampuan dirinya melalui kegiatan kokurikuler
dan ekstra kurikuler sebagai bagian dari proses
Pendidikan.
(2)
Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat
dilaksanakan melalui organisasi kemahasiswaan.
Paragraf 3 Organisasi Kemahasiswaan
Pasal 77 UU Dikti
(1)
Mahasiswa dapat
membentuk organisasi
kemahasiswaan.
(2)
Organisasi kemahasiswaan paling sedikit memiliki
fungsi untuk; a, b, c, d
(3)
Organisasi kemahasiswaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan organisasi intra Perguruan
Tinggi.
(4)
Perguruan Tinggi menyediakan sarana dan prasarana
serta dana untuk mendukung kegiatan organisasi
kemahasiswaan.
Kepmendikbud Nomor 155/U/1998
Tentang Pedoman Organisasi Kemahasiswaan Perguruan TinggiPasal 2
Organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi diselelenggarakan dari, oleh, dan
untuk mahasiswa dengan memberikan peranan dan keleluasan lebih besar kepada mahasiswa.
(Ketentuan ini dapat membuat lemahnya kontrol dari Pimpinan Bidang Kemahasiswaan)
Pasal 3
(1)Di setiap perguruan tinggi terdapat satu organisasi kemahasiswaan yang menaungi semua aktivitas kemahasiswaan.
(Saat ini BEM, DPM, UKM posisinya adalah sejajar)
Pasal 7
(2)Pengurus organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi pada masing-masing tingkat sekurang-kurangnya terdiri atas ketua umum, sekretaris dan anggota pengurus.
Draft Permen Ormawa
Pasal 2
Organisasi Kemahasiswaan berasaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
(Membentengi Ormawa dari Ideologi lain yang tidak
sejalan dengan Pancasila dan UUD 1945)
Pasal 7
(3) Ormawa PT dapat berbentuk DPM, BEM, dan atau UKM
atau penamaan lainnya sesuai dengan peraturan PT
(4) Kepengurusan inti Ormawa PT terdiri atas Ketua, Wakil
Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan dapat ditambah sesuai
kebutuhan.
Pasal 12
Organisasi Mahasiswa Dilarang; 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7.
Pasal 13
Setiap kegiatan kemahasiswaan di PT harus mendapat persetujuan dan dipertanggungjawabkan kepada Pemimpin PT
Pasal 15
(5) Penyandang dana dan/atau sponsor sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilarang berasal dari partai politik, perusahaan rokok, minuman keras, dan produk-produk lain yang tidak sesuai bagi dunia pendidikan.
(Pada Draft awal termasuk afiliasinya, yayasan dan sejenisnya... , draft akhir afiliasi dan yayasannya dihilangkan)
Pasal 17
(2) Dengan berlakunya Permen ini, maka Kepmendikbud Nomor 155 tentang Pedoman Umum Ormawa di PT dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.