KESIMPULAN Kesimpulan
1. Genotipe Pulut memiliki rataan tinggi tanaman tertinggi (277,48 cm) dan
terendah pada genotipe Putih (209,51 cm), serta memiliki rataan diameter
tertinggi terdapat pada genotipe Malang (31,26 mm) dan terendah pada
genotipe Adira 1 (22,36 mm).
2. Geenotipe Malang memiliki rataan panjang ubikayu tertinggi (30,21 cm) dan
terendah pada varietas Adira 1 (25,69 cm), pada rataan jumlah ubikayu
tertinggi terdapat pada genotipe Malang (14,69) dan terendah pada genotipe
Gajah (9,06), pada rataan diameter ubikayu tertinggi terdapat pada genotipe
Valencia (37,08 mm) dan terendah pada genotipe Gajah (26,79 mm), pada
rataan bobot ubikayu tertinggi terdapat pada genotipe Valencia (0,40 kg) dan
terendah terdapat pada genotipe Gajah (0,30 kg), serta memiliki rataan
perkembangan ubikayu pada parameter panjang ubikayu dan jumlah ubikayu
per pohon yang tertinggi adalah genotipe Malang dan untuk parameter
diameter batang ubikayu dan bobot ubikayu didapat rataan tertinggi adalah
genotipe Valencia.
Saran
Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan tentang pertumbuhan dan
perkembangan pada beberapa genotipe ubikayu lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aldiansyah. 2012. Evaluasi Karakter Vegetatif Klon-klon Ubikayu (Manihot esculenta Crantz.) di Desa Muara Putih Kecamatan Natar
Lampung Selatan. Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung. 101 hlm.
Allard, R. W. 1960. Principles of Plant Breeding. John Wiley & Sons, Inc. New York. 485p.
Alves, A A A. 2002. Cassava Botany and Physiology. Dalam : Hilloks. RJ, Thresh. JM dan Belloti AC. Cassava Biology, Production and Utilization. CABI: New York.
Badan Litbang Pertanian, 2011. Teknologi Budidaya Ubikayu Untuk Mencapai Produksi Optimal. Agroinovasi. Edisi 29 Juni - 5 Juli 2011 No.3412 Tahun XLI.
Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2013. Sumatera Utara dalam Angka 2013 Sumatera Utara in Figures. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, Medan.
Badan Pusat Statistik (BPS), 2014. Basis Data Statistik Pertanian. http://database.deptan.go.id/bdsp/index.asp.
Bangun, M. K., 1991, Rancangan Percobaan. Fakultas Pertanian USU, Medan.
Darliah, I., Suprihatin. D. P., Devries. W.. Handayani. T., Hermawati dan Sutater. 2001. Variabilitas, dan Penampilan Fenotipik 18 Klon Mawar Cipanas. Zuriat 3 No.11.
Ekanayake IJ, Osiru DSO, Porto MCM. 1997. Morphology of cassava. Diakses melalui
Gusti, S. dan N. Harahap, 2012. Analisis Ketersediaan Pangan Lokal Dalam Mendukung Diversifikasi Pangan Di Provinsi Sumatera Utara. Sumatera Utara, Medan.
Halsey, M.E., K.M. Olsen, N.J. Taylor, dan P.C. Aguirre. 2008. Reproductive biologyof cassava (Manihot esculenta Crantz.)and isolation of experimentalfield trials. Crop Science 48: 49-58.
Howeler, R.H., N. Lutaladio, and G. Thomas. 2013. Save and Grow: Cassava, A guide to sustainable production intendification. Food and Agriculture Organization, Rome, 2013. 129 p.
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, 2013. Analisis kebijakan Impor Komoditas Food Additives and Ingredients dalam Mengurangi Defisit Neraca Perdagangan. Badan Pengkajian dan Pengembangan
Kebijakan Perdagangan Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri. Jakarta. http://www. kemendag. go. id/files/pdf/ 2015/02/ 02 /analisis - kebijakan 2016. Pada Pukul 00.05.
Mulualem, T. 2012. Cassava (Manihot esculenta Cranz) Varieties and Harvesting Stages Influenced Yield and Yieldrelated Component. J. Nat Sci Res 2: 122 – 128.
Prabawati, S., Richana, N. Dan Susismono, 2011. Inovasi Pengolahan Singkong Meningkatkan Pendapatan dan Diversifikasi Pangan. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Bogor. 02. 17.
Putri, R. C., E. Yuliadi, dan Ardian. 2013. Pembungaan Tanaman Ubikayu Muda (Manihot esculenta Crantz.) Dengan Pemberian Paclobutrazol Melalui Daun Dalam Berbagai Volume. Bandar Lampung. Inovasi dan Pembangunan-Jurnal KelitbanganVol.02 No. 03.
Santoso, S. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.
Sharma, O. P., 1993. Plant Taxonomy. Tata Mc. Graw Hill Publishing Company Limited, New Delhi.
Steenis, C. G. G. J. V., D. Hoed, S. Bloembergen dan P. J. Eyma. 2003. Flora untuk Sekolah Indonesia. Edisi Kesembilan. PT. Prandaya Paramita. Jakarta.
Susilawati, Nurjanah S, Putri S. 2008. Karakteristik Sifat Fisik dan Kimia Ubikayu (Manihot esculenta) berdasarkan Lokasi Penanaman dan Umur Panen Berbeda. Jurnal Teknologi Inclustri dan Hasil Pertanian. 13 (2) : 59-72.
Sundari, T. 2010. Petunjuk Teknis, Pengenalan Varietas Unggul dan Teknik Budidaya
Ubi kayu (Materi Pelatihan Agribisnis bagi KMPH)Balai Penelitian Kacang
Kacangan dan Umbi Umbian, Malang.
Suprapti, M. L. 2005. Tepung Tapioka. Pembuatan Dan Pemanfaatannya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Suskendriyati, H., A. Wijayati., N. Hidayah., dan D. Cahyuningdari. 2000. Studi Morfologi dan Hubungan Kekerabatan Varietas Salak Pondoh (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.) di Dataran Tinggi Sleman. UNS, Surakarta.
Wargiono, J., A. Hasanuddin, dan Suyamto. 2006. Teknologi Produksi Ubikayu
Mendukung Industri Bioethanol. Puslitbangtan Bogor; 42 hlm.
Wargiono, 1979. Ubikayu dan Cara Bercocok Tanamnya. Lembaga Pusat Penelitian Pertanian Bogor, Bogor.