• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Pedagang Kaki Lima (PKL) Tentang Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Studi Kasus PKL di Jalan Dr. Mansyur Depan Kampus USU Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Respon Pedagang Kaki Lima (PKL) Tentang Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Studi Kasus PKL di Jalan Dr. Mansyur Depan Kampus USU Kota Medan"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

12 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi BBM

BBM (bahan bakar minyak): adalah jenis bahan bakar (fuel) yang dihasilkan dari pengilangan (refining) minyak mentah (crude oil). Minyak mentah dari perut bumi diolah dalam pengilangan (refinery) terlebih dulu untuk menghasilkan produk-produk minyak (oil products), yang termasuk di dalamnya adalah BBM. Selain menghasilkan BBM, pengilangan minyak mentah menghasilkan berbagai produk lain terdiri dari gas, hingga ke produk-produk seperti naphta, light sulfur wax residue(LSWR) dan aspal.

BBM seperti didefinisikan oleh pemerintah Indonesia untuk keperluan pengaturan harga dan subsidi sekarang meliputi: (i) bensin (premium gasoline), (ii) solar (IDO & ADO: industrial diesel oil & automotive diesel oil), (iii) minyak bakar (FO: fuel oil) serta (iv) minyak tanah

(kerosene). Definisi ini merupakan perkembangan dari periode sebelumnya yang masih mencantumkan avgas (aviation gasoline) dan avtur aviation turbo gasoline, yaitu jenis-jenis bahan bakar yang dipergunakan untuk mesin pesawat terbang, dalam kategori sebagai BBM. 2.1.1 Jenis-Jenis BBM

A. Premium

(2)

13 B. Pertamax

Motor gasoline tanpa timbal dengan kandungan aditif lengkap generasi mutakhir yang akan membersihkan Intake Valve Port Fuel Injector dan ruang bakar dari carbon deposit dan mempunyai Research Octane Number (RON) 92. Pertamax merupakan bahan bakar ramah lingkungan (unleaded) dan beroktan tinggi.Formula barunya yang terbuat dari bahan baku berkualitas tinggi memastikan mesin kendaraan bermotor supaya bekerja dengan lebih baik, lebih bertenaga, “knock free”, rendah emisi, dan memungkinkan anda menghemat pemakaian bahan bakar. Bahan bakar ini dianjurkan untuk kendaraan yang diproduksi diatas tahun 1990 terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronic fuel injection dan catalytic converters.

C. Pertamax Plus

Bahan bakar superior Perusahaan Publik dengan kandungan energi tinggi dan ramah lingkungan, diproduksi menggunakan bahan baku pilihan berkualitas tinggi sebagai hasil penyempurnaan formula terhadap produk Perusahaan Publik sebelumnya. Produk ini ditujukan untuk kendaraan yang berteknologi mutakhir yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan ramah lingkungan.Pertamax Plus sangat direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki kompresi ratio > 10,5 dan juga yang menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI), Variable Valve Timing Intelligent (VVTI), (VTI), turbochargersdan catalytic

(3)

14 D. Pertamax Racing

Bahan bakar mesin balap yang mampu menghasilkan daya dan torsi tinggi tanpa menimbulkan detonasi, agar kendaraan balap responsif dan berkinerja stabil, serta ketahanannya tinggi. Produk ini merupakan high grade fuel quality yang bersifat ramah lingkungan (mengandung bioethanol & bebas timbal/TEL) dan diformulasikan secara khusus untuk bahan bakar kendaraan balap dan kendaraan modern yang memiliki kompresi mesin yang tinggi yaitu di atas 10:1 sehingga aman untuk mesin, tidak menimbulkan emisi yang membahayakan kesehatan mekanik, pembalap dan penonton acarabalap

E.Pertamina DEX

merupakan bahan bakar mesin diesel modern yang telah memenuhi dan mencapai standar emisi gas buang EURO 2, memiliki angka performa tinggi dengan cetane number 53 keatas ( HSD mempunyai cetane number 45 ), memiliki kualitas tinggi dengan kandungan sulfur di bawah 300 ppm, direkomendasikan untuk mesin diesel teknologi terbaru (Diesel Common Rail System), sehingga pemakaian bahan bakar akan lebih irit dan ekonomis serta menghasilkan

tenaga yang lebih besar.

F. Bio Solar

Bahan bakar campuran untuk mesin diesel yang terdiri dari minyak hayati non fosil ( bio fuel ) – sebesar 5 (lima) persen minyak kelapa sawit atau CPO ( Crude Palm Oil ) yang telah

(4)

15

Pada penggunaannya bahan bakar minyak (BBM) yang sering digunakan dalam beraktifitas oleh masyarakat adalah premium, bio solar dan pertamax. Penggunaan BBM ini banyak digunakan sebagai bahan bakar alat transportasi baik itu sepeda motor, mobil dan lain sebagainya bahkan juga sebagai bahan bakar untuk memperlancar aktifitas perekonomian masyarakat.

2.1.2 Proses Produksi

Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan laut. Minyak bumi diperoleh dengan membuat sumur bor. Minyak mentah yang diperoleh ditampung dalam kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau ke kilang minyak. Minyak mentah (cude oil) berbentuk cairan kental hitam dan berbau kurang sedap. Minyak mentah belum dapat digunakan sebagai bahan bakar maupun untuk keperluan lainnya, tetapi harus diolah terlebih dahulu. Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah atom C-1 sampai 50. Titik didih hidrokarbon meningkat seiring bertambahnya jumlah atom C yang berada di dalam molekulnya. Oleh karena itu, pengolahan minyak bumi dilakukan melalui destilasi bertingkat, dimana minyak mentah dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok (fraksi) dengan titik didih yang mirip.

(5)

16 2.1.3 Dampak Dari Kenaikan Harga BBM

Dalam situasi ekonomi masyarakat yang sulit, maka kenaikan BBM bisa kontraproduktif. Kenaikan harga BBM akan menimbulkan kemarahan masal, sehingga ketidakstabilan dimasyarakat akan meluas. Sebagian masyarakat merasa tidak siap untuk menerima kenaikan harga BBM. Kenaikan BBM ini merupakan tindakan pemerintah yang beresiko tinggi. Meskipun demikian, kenaikan harga BBM juga dapat menimbulkan dampak yang positif dan dampak negatif.

a) Dampak positif

1. Munculnya bahan bakar dan kendaraan alternatif seiring dengan lonjaknya harga minyak dunia, muncul berbagai bahan bakar alternatif baru yang sudah dikenal oleh masyarakat luas BBG ( bahan Bakar Gas ). Harga juga lebih murah dibandingkan dengan harga BBM bersubsidi. Ada juga bahan bakar yang terbuat dari kelapa sawit. Tentunya bukan hal sulit untuk menciptakan bahan bakar alternatif mengingat Indonesia adalah Negara yang kaya akan Sumber Daya Alam. Selain itu, akan muncul juga berbagai kendaraan pengganti yang tidak menggunakan BBM, misalnya saja mobil listrik, mobil yang berbahan bakar gas, dan kendaraan lainnya.

2. Pembangunan nasional akan lebih pesat karena dana APBN yang awalnya digunakan untuk memberikan subsidi BBM, jika harga BBM naik, maka subsidi dicabut dan dialihkan untuk digunakan dalam pembangunan di berbagai wilayah hingga ke seluruh daerah.

(6)

17

oleh pemerintah akan berkurang. Sehingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dapat diminimalisasi.

4. Mengurangi pencemaran Udara, Jika harga BBM mengalami kenaikan, masyarakat akan mengurangi pemakaian bahan bakar. Sehingga hasil pembuangan dari bahan bakar tersebut dapat berkurang, dan akan berpengaruh pada tingkat kebersihan udara.

b) Dampak negatif

1. Harga barang-barang dan jasa-jasa menjadi lebih mahal. Harga barang dan jasa akan mengalami kenaikan disebabkan oleh naiknya biaya produksi sebagai imbas dari naiknya harga bahan bakar.

2. Apabila harga BBM memang dinaikkan, maka akan berdampak bagi perekonomian khususnya UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah)

3. Meningkatnya biaya produksi yang diakibatkan oleh: misalnya harga bahan, beban transportasi dll.

4. Kondisi keuangan UMKM menjadi rapuh, maka rantai perekonomian akan terputus.

5. Terjadi Peningkatan jumlah pengangguran. Dengan meningkatnya biaya operasi perusahaan, maka kemungkinan akan terjadi PHK.

(7)

18 2.2 Aktifitas Ekonomi

Dalam aktifitas ekonomi usaha berskala kecil seperti pedagang kaki lima melakukan beberapa kegiatan yang dijalankan diantaranya produksi, distribusi dan konsumsi. Kenaikan harga bbm tentu akan mempengaruhi aktifitas tersebut. Produksi dapat didefenisikan sebagai hasil dari suatu proses atau aktifitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan (input). Dalam pengertian sederhana, produksi berarti kegiatan menghasilkan barang atau jasa. Produksi adalah kegiatan menciptakan atau menambah nilai guna suatu baran atau jasa. Pelaku kegiatan produksi disebut produsen. Contohnya ialah: kapas diolah menjadi benang, benang menjadi kain, ban mobil bekas dijadikan sandal atau pot bunga.

Dalam kegiatan produksi memerlukan bahan baku, sumber daya manusia, dana, mesin dan metode yang digunakan. Dengan kenaikan BBM akan mempengaruhi harga dari bahan baku, upah , dan lain-lain yang menyebabkan harga produksi meningkat. Akan terjadi beberapa pengurangan terhadap sumberdaya yang digunakan untuk menutupi kenaikan dari biaya produksi. Banyak yang mengurangi upah karyawan, hasil prodiksi dan banyak yang gulung tikar.

(8)

19

Konsumsi mempunyai pengertian kegiatan mengurangi atau menghabiskan nilai guna atau manfaat suatu barang atau jasa. Jika pendapatan tetap tapi harga barang naik maka akan terjadi pengurangan terhadap pembelian barang dan jasa. Salah satu faktor yang mempengaruhinya dengan kebijakan kenaikan BBM yang diterapkan. Semua harga barang/ jasa meningkat drastis dan akan timbul dua kemungkinan di konsumen yaitu mengurangi penggunaan barang/jasa atau melakukan pinjaman untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan.

2.3 Teori Sektor Informal Perkotaan

Kehadiran sektor informal perkotaan dianggap sebagai salah satu sektor ekonomi yang muncul sebagai akibat dari situasi pertumbuhan tenaga kerja yang tinggi di kota. Mereka yang memasuki usaha berskala kecil ini, pada mulanya bertujuan untuk mencari kesempatan kerja dan menciptakan pendapatan. Kebanyakan dari mereka yang terlibat adalah orang-orang migran dari golongan miskin,berpendidikan rendah dan kurang terampil. Latar belakang mereka bukanlah pengusaha dan juga bukan kapitalis yang mengadakan investasi dengan modal yang besar. Namun harus diakui bahwa banyak di antara mereka telah berhasil mengembangkan usahanya dan secara perlahan-lahan memasuki dunia usaha berskala menengah bahkan berskala besar.

(9)

20

Teori tentang sektor informal pertama kali diperkenalkan Keith Harth, seorang antropolog Inggris dari Manchester University dalam penelitiannya yang berjudul Informal Income: Opportunities and Urban Employments in Ghana pada tahun 1971 (Rahmatia, 2004:49; Hidayat, 1998). Harth menggambarkan sektor informal sebagai angkatan kerja perkotaan (urban labour force), yang berada di luar pasaran tenaga kerja yang terorganisir dan teratur. Kemudian

istilah tersebut diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1977 melalui penelitian Moir (Manning, 2001:49) dengan mengembangkan konsep ILO dan menyatakan bahwa sektor informal perkotaan di Indonesia disamping merupakan urban labour force yang berada di luar pasaran tenaga kerja yang terorganisir dan teratur, juga tidak mempunyai hubungan formal dengan pemerintah dan tidak tergantung pada bahan-bahan atau teknologi impor, serta jangkauan (radius) pemasarannya tidak terlalu luas.

Hidayat (1998:35) menyatakan bahwa sektor informal di Indonesia muncul berhubungan dengan besarnya populasi dan pertumbuhan angkatan kerja yang tidak seimbang dengan pertumbuhan perekonomian dan ketersediaan lapangan kerja dalam suatu wilayah. Sedang menurut Rahmatia (2004:29) sektor informal perkotaan muncul disamping sebagai ketakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dengan ketersediaan lapangan kerja juga sebagai pertanda kegagalan pemerintah dalam penataan sistim ketenagakerjaan, peningkatan pendidikan serta lemahnya pemerintah dalam perencanaan pengembangan wilayah yang menciptakan lapangan kerja.

(10)

21

dan daya dorong sulitnya mendapatkan pekerjaan, serta tingkat upah yang sangat rendah di desa. Pandangan yang sama di kemukakan oleh Setiono (2004:12) yang menyebutkan bahwa kota dengan berbagai kemajuan dan fasilitasnya merupakan daya tarik, sementara desa dengan berbagai keterbatasan dan keterbelakangannya akan merupakan daya dorong, sehingga menjadikan kehidupan di kota menjadi alternatif utama bagi sebagian mereka yang ingin menyelamatkan diri dari tekanan kemiskinan di daerah asalnya.

2.4 Defenisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM)

Ada dua defenisi UMKM yang dikenal di Indonesia. Pertama, defenisi usaha kecil menurut undang-undang (UU) Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, kecil dan menengah. Menurut UU ini, usaha kecil didefenisikan sebagai kegiatan ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaanyang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung, dari usaha menengah atau usaha besar, serta memenuhi beberapa kriteria antara lain: kekayaan bersih Rp.50 juta sampai Rp.500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan Rp.300 juta sampai Rp 2,5 milyar.

(11)

22

industri kecil dengan pekerja 5-19 orang; (3) industri menengah dengan pekerja 20-29 orang; (4) industri besar dengan pekerja 100 orang atau lebih.

2.4.1 Peran UMKM Dalam Ekonomi

UMKM memainkan suatu peran yang vital didalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya dinegara yang sedang berkembang tapi juga dinegara maju. Memberikan kesempatan kerja dan sumber pendapatan dan pengurangan kemiskinan, dan pembangunan ekonomi perdesaan. Karena apabila UMKM berjalan dengan baik akan menyerap banyak tenaga kerja dan pendapatan masyarakat meningkat. Pada tahapannya akan mendorong konsumsi nasional yang memacu produksi lebih tinggi lagi dan akan menjadikan pendapatan nasional menjadi meningkat, sehingga proses pembangunan dapat terus berjalan.

Tetapi bila UMKM tidak berkembang sehingga tenaga kerja tidak terserap dalam sektor ini tentu jumlah pengangguran akan banyak dan konsumsi akan menurun. Hal ini tidak mendorong bagi produksi nasional dan tentu akan berdampak pada penurunan pendapatan nasional dan bisa berakibat pada krisis ekonomi yang berkepanjangan. Sementara negara lain terus maju meninggalkan krisis dengan menjadikan UMKM sebagai dasar bangunan ekonomi.

2.4.2 Kategori UMKM

Secara kriteria dapat dikelompokkan atas dua pemahaman sebagai berikut :

1. Ukuran usaha atau jenis kewirausahaannya atau tahap pengembangan usaha.

(12)

23

tenaga kerja dan modal usaha. Dari tahap pengembangannya, usaha dapat dilihat dari aspek pertumbuhan menurut pendekatan efisiensi dan produktivitas, yaitu (1) tingkat survival menurut ukurannya (self employment perorangan hingga industri rumah

tangga); (2) tingkat konsolidasi menurut penggunaan teknologi tradisional yang diikuti dengan kemampuan mengadopsi teknologi modern; serta (3) tingkat akumulasi menurut penggunaan teknologi modern yang diikuti dengan keterkaitannya dengan struktur ekonomi maupun industri.

2. Tingkat penggunaan teknologi

Dalam hal ini, usaha kecil terdiri dari (1) usaha yang menggunakan teknologi tradisional yang nantinya meningkat menjadi modern dan (2) usaha yang menggunakan teknologi modern dengan kecenderungan semakin menguat keterkaitannya dengan struktur ekonomi secara umum dan struktur industri secara khusus.

Usaha kecil yang benar-benar kecil dan mikro dikelompokkan atas pengertian:

1. Usaha kecil mandiri, yaitu tanpa menggunakan tenaga kerja lain; 2. Usaha kecil yang mengguanakan tenaga kerja anggota keluarga sendiri; 3. Usaha kecil yang memiliki tenaga kerja upahan secara tetap.

(13)

24

dan berkembangnya perusahaan-perusahaan asing yang menghasilkan produk sejenis untuk segmen pasar yang sama.

Kebijakan Pemerintah tentang UMKM sebelumnya diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 3611) kemudian digantikan dengan UU no 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

2.5 Defenisi Pedagang Kaki Lima (PKL)

Menurut McGee dan Yeung (1977:25), PKL mempunyai pengertian yang sama dengan ‘’hawker’’ yang didefinisikan sebagai orang-orang yang menjajakan barang dan jasa untuk dijual di tempat yang merupakan ruang untuk kepentingan umum, terutama di pinggir jalan dan trotoar. Oleh karena tidak tersedianya ruang informal kota bagi PKL, maka PKL menggunakan ruang publik, seperti badan jalan, trotoar, taman kota, di atas saluran drainase, kawasan tepi sungai untuk melakukan aktivitasnya. Penggunaan ruang publik tersebut biasanya terjadi di tempat-tempat strategis seperti diantara aktivitas formal kota. Jadi PKL merupakan semua bentuk usaha atau pekerjaan yang berupa kegiatan ekonomi yang dilakukan di tempat-tempat atau tepi jalan-jalan umum yang pada dasarnya tidak diperuntukan bagi kegiatan ekonomi.

2.5.1 Penggolongan Pedagang Kaki Lima

(14)

25 1. Jenis barang dan jasa

2. Jenis ruang usaha

3. Jenis sarana usaha dan ukuran ruangnya.

Sarana fisik yang digunakan PKL dalam mendukung aktivitas perdagangannya sehari-hari dapat dilihat sebagai berikut:

2.5.1.1 Jenis Barang dan Jasa

Kategori aktifitas jasa sektor informal berdasarkan jenis barang dan jasa yang dijajakan, yaitu: Makanan dan minuman, Kelontong, Pakaian/tekstil, Buah-buahan , Rokok/obat-obatan , Majalah/koran, Jasa perorangan.

Jenis barang dan jasa tersebut dapat dikelompokan kembali menjadi tiga macam kebutuhan, yaitu:

a. Kebutuhan primer terdiri dari makanan dan minuman

b. Kebutuhan sekunder terdiri dari kelontong, pakaian/tekstil, buah-buahan, rokok/obat-obatan, dan majalah/koran

c. Kebutuhan jasa yaitu jasa perorangan

(15)

26 2.5.1.2 Jenis Ruang Usaha

Aktivitas jasa sektor informal menempati ruang yang terdiri dari ruang umum dan ruang privat. Uraian dari kedua jenis tersebut adalah sebagai berikut:

1. Ruang Umum

Jenis ruang yang dimiliki oleh pemerintah sebagai ruang yang diperuntukan bagi kepentingan masyarakat luas. Contoh ruang umum adalah taman kota, trotoar, ruang terbuka, lapangan dan sebagainya. Termasuk pula fasilitas/sarana yang terdapat di ruang umum seperti halte, jembatan penyebrangan dan sebagainya.

2. Ruang Privat

Jenis rung yang dimiliki oleh individu atau kelompok tertentu, misalnya lahan pribadi yang dimiliki oleh pemilik pertokoan, perkantoran dan sebagainya.

2.5.1.3 Jenis Sarana Usaha dan Ukuran Ruangnya

Aktivitas jasa sektor informal dapat dikelompokan berdasarkan jenis usahanya, yaitu:

a. Gerobak/kereta dorong

(16)

27 b. Pikulan

Bentuk aktivitas jasa sektor informal yang menggunakan sebuah atau dua buah keranjang dengan cara dipikul. Bentuk pikulan ini dapat dikategorikan dalam bentuk aktivitas jasa informal keliling atau semi menetap, biasanya dijumpai pada jenis makanan dan minuman.

c. Warung semi permanen

Bentuk aktivitas jasa informal yang terdiri atas beberapa gerobak/kereta dorong yang telah diatur sedemikian rupa secara berderet dan dilengkapi dengan bangku-bangku panjang dan meja. Bagian atap dan sekelilingnya biasanya ditutup dengan pelindung yang terbuat darikain terpal, plastik atau bahan kain lainnya yang tidak tembus air.

d. Jongko/meja

Bentuk aktivitas jasa informal yang menggunakan jongko/meja sebagai sarana usahanya. Bentuknya ada yang tampa atap dan ada pula yang beratap untuk melindungi pengaruh dari luar. Berdasarkan sarana usaha tersebut maka jasa sektor informal ini tergolong memiliki aktivitas jasa menetap.

e. Kios

(17)

28 2.5.1.4 Ciri-ciri Pedagang Kaki Lima

Ciri-ciri pedagang kaki lima dapat didefinisikan berdagasarkan pada barang dan jasa yang diperdagangkan. Ciri-ciri tersebut sebagai berikut:

1. Penggolongan pedagang kaki lima didasarkan pada jenis-jenis barang dan jasa meliputi:

a) Makanan dan minuman, berlokasi di sekitar kawasan perdagangan, rekreasi dan hiburan

b) Rokok dan obat-obatan, berlokasi di kawasan perdagangan, rekreasi, dan hiburan.

c) Buah-buahan, berlokasi di kawasan perdagangan, rekreasi dan hiburan

d) Pakaian dan perlengkapannya,berlokasi di kawasan perdagangan, rekreasi dan hiburan

e) Buku, surat kabar dan majalah, berlokasi di sekitarkawasan perkantoran rekreasi dan hiburan

f) Jasa dan perlengkapan kantor berlokasi di sekitar kawasan perdagangan dan perkantoran

g) Barang seni dan barang kerajinan, berlokasi disekitar kawasan perkantoran, rekreasi dan hiburan

(18)

29

2. Pola penampilan atau sarana berdagang yaitu: Gerobak/kereta dorong, pikulan, warung semi permanen, gelasan/alas, jongko/meja, dan kios.

3. Sifat barang dagangan , yang digolongkan atas 2 golongan, yaitu:

a) Barang keping, biasanya dengan jenis barang yang dimilki sifat yang tahan lama

seperti tekstil dan obat-obatan

b) Barang basah, umumnya barang jenis ini tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama seperti minuman dan makanan

4. Sifat pelayanan pedagang kaki lima tergantung pada sifat dan komunitas barang yang meliputi:

a) Pedagang menetap (static), yaitu suatu bentuk pedagang kaki lima yang mempunyai cara/sifat dalam melayani konsumennya dengan menetap disuatu lokasi tertentu. Dalam hal ini pembeli/konsumen harus datang sendiri ke lokasi tersebut.

b) Pedagang semi menetap (semi static), yaitu suatu bentuk pedagang kaki

lima yang mempunyai cara/sifat dalam melayani konsumen dengan menetap sementara hanya pada saat-saat tertentu saja. Dalam hal ini akan menetap bila ada kemungkinan datangnya pembeli (hari minggu/libur).

(19)

30 2.6. Pengertian Respon

Respon berasal dari kata “response” yang berarti jawaban, balasan atau tanggapan (reaction). Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dijelaskan definisi respon adalah berupa tanggapan, reaksi, dan jawaban. Dalam pembahasan teori respon tidak terlepas dari pembahasan proses teori komunikasi, karena respon merupakan timbal balik dari apa yang di komunikasikan terhadap orang-orang yang terlibat proses komunikasi. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Steven M Caffe respon dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

1. Kognitif, yaitu respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan, keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap yang dipahami atau dipersepsi oleh khalayak.

2. Afektif, yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap dan menilai seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul apabila ada perubahan yang disenangi oleh khalayak terhadap sesuatu.

3. Psikomotorik, yaitu respon yang berhubungan dengan prilaku nyata yang meliputi

tindakan atau perbuatan.

2.6.1.Pengertian Kognisi (Pengetahuan)

(20)

31 2.6.2. Pengertian Afeksi (Sikap)

Sikap merupakan kecendrungan untuk bertindak, beroperasi, berfikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi dan nilai. Sikap timbul dari pengalaman, tidak dibawa sejak lahir tetapi merupakan hasil belajar. Sikap mempunyai daya dorong atau motivasi dan bersifat evaluatif, artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Objek sikap dirasakan adanya motivasi, tujuan, nilai dan kebutuhan. Sikap merupakan kecenderungan yang berasal dari dalam diri individu untuk berkelakuan dengan suatu pola tertentu terhadap suatu objek berupa manusia, hewan atau benda akibat pendirian atau persamaannya terhadap objek tersebut.

2.6.3.Pengertian Psikomotorik (Tindakan)

Jones dan Davies dalam Sarlito (1995:55), memberi definisi tindakan yaitu keseluruhan respon (reaksi) yang mencerminkan pilihan seseorang yang mempunyai akibat (efek) terhadap lingkungannya. Suatu tindakan dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan dan diarahkan pada pencapaian sesuatu agar kebutuhan tersebut terpenuhi. Tindakan yang ditujukan oleh aspek psikomotorik merupakan bentuk keterampilan motorik yang diperoleh peternak dari suatu proses belajar (Samsudin, 1977:67). Psikomotorik yang berhubungan dengan kebiasaan bertindak yang merupakan aspek perilaku yang menetap (Rahmat, 1989: 49).

2.7.Kerangka Pemikiran

(21)

32

6.900/liter, harga Bensin Premium RON 88 naik dari Rp 6.800/liter jadi Rp 7.300/liter,harga Minyak Tanah dinyatakan tetap, yaitu Rp. 2.500/liter (termasuk PPN).. Sebelumnya sudah terjadi naik turun yang dilakukan oleh pemerintah era Jokowi dengan beragam alasan diantaranya kenaikan harga minyak dunia, defisit anggaran dan lain sebagainya. Hal ini memberikan dampak secara langsung kepada pelaku UMKM

Salah satunya yang merasakan efek dari kenaikan harga bahan bakar minyak adalah pedagang kaki lima, karena dalam melakukan proses produksi akan terjadi kenaikan harga baik itu dari bahan baku, biaya transportasi dan lain sebagainya. Akibatnya akan menimbulkan persepsi dan sikap dari masyarakat yang dikhususkan pedagang kaki lima (PKL) yang dapat dilihat sebagai bentuk respon dari kenaikan harga bahan bakar minyak. Ini berdampak positif atau negatif terhadap pedagang kaki lima.

2.7.1 Bagan Alir Pikir

Kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)

Respon Pedagang Kaki Lima (PKL) Dijalan Dr.Mansyur Depan Kampus USU Kota Medan

Negatif Positif

(22)

33 2.8.Definisi Konsep dan Definisi Operasional

2.8.1. Definisi Konsep

Definisi konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik, kejadian keadaan kelompok, atau individu tertentu (Singarimbun,1981:32). Dalam hal ini konsep penelitian bertujuan untuk merumuskan dan mengidentifikasikan istilah-istilah yang digunakan secara mendasar agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian dan perbedaan persepsi yang dapat mengaburkan penelitian ini.

Adapun definisi konsep dalam penelitian ini adalah:

1. Yang dimaksud dengan kebijakan kenaikan harga BBM dalam penelitian ini adalah

suatu rangkaian konsep yang dibuat berdasarkan kondisi sosial dan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan.

2. Yang dimaksud dengan aktifitas ekonomi dalam penelitian ini adalah suatu kegiatan melakukan proses produksi, distribusi dan konsumsi dalam rangka memenuhi kebutuhan akan barang dan jasa.

3. Yang dimaksud pedagang kaki lima dalam penelitian ini adalah semua bentuk usaha atau pekerjaan yang berupa kegiatan ekonomi yang dilakukan di tempat-tempat atau tepi jalan-jalan umum yang pada dasarnya tidak diperuntukan bagi kegiatan ekonomi. 4. Yang dimaksud respon dalam penelitian ini adalah suatu tanggapan, reaksi dan jawaban

terhadap kondisi yang diterapkan pada individu atau kelompok tertentu. 2.8.2.Definisi Operasional

(23)

34

Perumusan definisi operasional ditujukan dalam upaya transformasi konsep ke dunia nyata sehingga konsep-konsep penelitian dapat diobservasi. (Siagian, 2011:141)

Dalam mengoperasikan konsep menjadi sebuah hasil, penulis melakukan observasi dan penelitian dengan menggunakan metode tertentu. Dalam penelitian ini penulis ingin menggambarkan mengenai respon pedagang kaki lima terhadap kenaikan harga BBM. Untuk mengukur sebuah respon terhadap sesuatu hal, peneliti membagi pengukuran tersebut kedalam 2 (dua) kategori, yaitu :

1. Persepsi pedagang kaki lima tentang kenaikan harga BBM yang diukur : a) Pengetahuan pedagang kaki lima tentang kenaikan harga BBM.

b) Pemahaman pedagang kaki lima terhadap manfaat dari kenaikan harga BBM tersebut.

2. Sikap pedagang kaki lima terhadap kenaikan harga BBM yang indikatornya diukur melalui:

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa contoh dari putusan pengadilan yang progresif adalah Ultra Petita yang dilakukan para hakim di tingkat kasasi dalam kasus Kedung Ombo dengan menaikkan harga ganti tanah

Rasanya perlu kita menggali lebih banyak nilai-nilai dan filosofi budaya bangsa kita sebagai dasar merancang program pembelajaran, agar cara belajar dan proses

Juga, 84,6% dari kota menggunakan warga kelompok fokus setuju atau sangat setuju bahwa mereka bisa mencapai konsensus atau organisasi tujuan atau sasaran, dibandingkan dengan 71,4%

Halaman rumah yang bersih dan indah bebas dari sampah sehingga menjadi lingkungan yang sejuk dan menyehatkan.. Agar udara bebas

“When students feel they are a part of school, say they are treated fairly by teachers, and feel close to people. at school, they are healthier and more likely

1. Kita juga harus hidup bersih dan sehat di ... tempat. 2. Bagaimana suasana tempat bermain Dayu dan

Capaian Program Persentase Aparatur Tiap SKPD Yang Menegakkan Disiplin Berpakaian Sesuai Dengan Standar Dan Ketentuan Yang

Indeks tuberkulin pada penelitian ini adalah 59 dari 150 pasien (40%), gambaran radiologis anak dengan uji Mantoux positif bervariasi, sedangkan gejala klinis dapat overlap