• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Hukum Terhadap Penyelesaian Kredit Macet Dengan Jaminan Fidusia (Studi Pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil I Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Hukum Terhadap Penyelesaian Kredit Macet Dengan Jaminan Fidusia (Studi Pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil I Medan)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia saat ini sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan

Nasional demi mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur berdasarkan

pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Dalam melanjutkan pembangunan

baik pemerintah maupun masyarakat, baik perseorangan maupun badan hukum,

pasti memerlukan dana besar. Di samping itu, kehidupan masyarakat pun tidak

terlepas dari berbagai kebutuhan dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut sifatnya

terbatas, sehingga dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut dibutuhkan

dana. Dana ini dapat berasal dari kekayaan sendiri maupun dari pinjaman yang

bersumber dari lembaga keuangan baik lembaga keuangan bank maupun bukan

bank. Lembaga keuangan tersebut diharapkan dapat memberikan kredit dengan

syarat-syarat yang tidak memberatkan masyarakat dan jaminan ringan kepada

masyarakat luas, khususnya kredit golongan ekonomi menengah ke bawah yang

banyak menginginkan kredit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sedangkan

digolongan ekonomi menengah ke atas dipergunakan untuk menambah modal

usaha.1

Lembaga keuangan Bank (Bank Financial Institution) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan dibidang keuangan dengan menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

1

(2)

pinjaman. Lembaga keuangan bukan Bank (Nonbank Financial Institution) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan dibidang keuangan yang secara langsung

atau tidak langsung menghimpun dana dengan jalan mengeluarkan surat berharga

dan menyalurkannya ke dalam masyarakat guna membiayai investasi perusahaan.2

Salah satu bentuk perusahaan lembaga keuangan bukan bank yang

memberikan kredit pada masyarakat terutama golongan ekonomi menengah ke

bawah dengan menggunakan jaminan berupa barang bergerak yaitu Pegadaian.

Perusahaan Umum (Perum) pegadaian adalah Badan Usaha Milik Negara

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969, yang bidang

usahanya berada dalam lingkup tugas dan kewenangan Menteri Keuangan, di

mana seluruh modalnya dimiliki Negara berupa kekayaan Negara yang dipisahkan

dan tidak terbagi atas saham.

Perusahaan umum pegadaian merupakan satu-satunya badan usaha di

Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan

lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana kepada

masyarakat atas dasar hukum gadai seperti dimaksud dalam Pasal 1150 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata.

Perum Pegadaian berubah hukumnya menjadi PT Pegadaian (Persero)

terhitung mulai tanggal 1 April 2012 dengan dikeluarkannya Peraturan

Pemerintah (PP) 51/2011 tanggal 13 Desember 2011.3

Pegadaian menyediakan pinjaman uang dengan jaminan berupa barang

berharga. Meminjam uang ke Pegadaian bukan saja prosedurnya yang mudah dan

cepat, biaya yang dibebankan pun lebih ringan apabila dibandingkan dengan

2

Muhammad Abdulkadir, Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, Citra Aditya Bakti, Bandung: 2000, hlm.18.

(3)

pelepas uang lainnya. Hal ini dilakukan sesuai dengan salah satu tujuan dari

Pegadaian dalam pemberian pinjaman kepada masyarakat dengan motto

Mengatasi Masalah Tanpa Masalah‟. Selain itu Pegadaian juga berperan untuk

menghindarkan masyarakat dari rentenir dan bank gelap yang biasanya

menetapkan suku bunga pinjaman yang sangat tinggi, yang nantinya hanya akan

membuat mereka terjerat dalam masalah yang lebih rumit yaitu dalam hal

pengembalian hutang.

Sejalan dengan semakin banyaknya kebutuhan masyarakat, semakin

banyak pula muncul kasus seperti pihak debitur enggan menyerahkan kekuasaan

atas barang tersebut kepada kreditur, sementara pihak kreditur tidak mempunyai

kepentingan, bahkan kerepotan jika barang tersebut diserahkan kepadanya.

Karena itulah dibutuhkan adanya satu bentuk jaminan hutang yang objeknya

masih tergolong benda bergerak tetapi tanpa menyerahkan kekuasaan atas benda

tersebut kepada pihak kreditur. Ada kalanya pihak kreditur dan pihak debitur

sama-sama tidak berkeberatan agar diikatkan jaminan hutang berupa gadai atas

hutang yang dibuatnya, tetapi barang yang dijaminkan karena sesuatu dan lain hal

tidak dapat diserahkan kepemilikannya kepada hak kreditur.4

Pada akhirnya, muncullah bentuk jaminan baru yang objeknya benda

bergerak, tetapi kekuasaan atas benda tersebut tidak beralih dari debitur kepada

kreditur, inilah yang dinamakan jaminan fidusia. Terbentuknya lembaga fidusia

yang tumbuh dalam praktek karena ada kebutuhan akan suatu lembaga jaminan

kebendaan bagi benda bergerak berupa benda modal usaha dengan tidak perlu

4

(4)

melakukan penyerahan benda jaminannya dan cukup hanya menyerahkan hak

miliknya secara kepercayaan.5

Salah satu kredit yang dijalankan sekarang oleh PT. Pegadaian (Persero)

Kanwil I Medan adalah perjanjian kredit dengan jaminan fidusia yang dikenal

dengan jasa Kreasi (Kredit Angsuran Fidusia) . Kebijakan tersebut diambil dalam

rangka menyesuaikan perkembangan dunia usaha dan kebutuhan masyarakat yang

semakin kompleks. Jaminan fidusia merupakan salah satu bentuk jaminan yang

timbul untuk melengkapi kekurangan pada gadai. Nasabah PT Pegadaian terdiri

dari masyarakat golongan ekonomi lemah yang kurang mendapat pelayanan dari

lembaga keuangan atau perbankan, sehingga masyarakat menengah ke bawah

memerlukan pinjaman secara mudah dan cepat.

Jasa kredit dengan jaminan fidusia ini dibentuk agar barang jaminan

tersebut masih bisa digunakan oleh debitur guna mendukung usahanya meskipun

telah dijadikan sebagai objek jaminan. PT. Pegadaian (Persero) Kanwil I Medan

dalam memberikan pinjaman/kredit tersebut menerapkan jaminan fidusia untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat di dunia, sehingga debitur dengan jaminan

fidusia tersebut bisa diberikan pinjaman uang tanpa menyerahkan barang

jaminannya kepada kreditur.

Pemberian kredit dengan jaminan fidusia ini terdapat dua pihak yang

terlibat, yaitu kreditur sebagai pihak yang menerima fidusia disebut “pemegang

fidusia” dan debitur sebagai pihak yang menjaminkan barang disebut “pemberi

fidusia”. Setiap pemberian kredit harus diikuti dengan suatu penjaminan guna

pengamanan kredit yang telah diberikan. Debitur menyerahkan benda fidusia

5

(5)

sebagai jaminan atas pelunasan hutang-hutangnya terhadap kreditur dalam hal

terjadi perjanjian kredit. Jaminan penting demi menjaga keamanan dan

memberikan kepastian hukum bagi kreditur untuk mendapatkan kembali atau

mendapatkan kepastian mengenai pengembalian uang pinjaman yang telah

diberikan oleh kreditur kepada debitur sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan

dan disepakati bersama. Barang yang menjadi objek fidusia tersebut tidak

diserahkan oleh debitur (masyarakat) kepada kreditur (pegadaian), sehingga

barang-barang yang dijaminkan berada di bawah kekuasaan debitur.

Pihak debitur dalam pelaksanaannya hanya dapat mengisi blangko setelah

isi perjanjian tersebut sudah disepakati oleh pihak debitur dan pihak kreditur

(pegadaian). Setiap orang baik individu maupun kelompok dalam melakukan

perjanjian kredit dengan pihak pegadaian harus mengetahui hak dan kewajibannya,

karena suatu perjanjian akan menimbulkan hak dan kewajiban manakala kedua

belah pihak telah sepakat. Pasal 1338 KUH Perdata disebutkan bahwa semua

perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka

yang membuatnya dan perjanjian itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan

sepakat para pihak atau karena alasan-alasan yang oleh undang-undang

dinyatakan cukup untuk itu. Syarat terpenting pula yaitu perjanjian harus

dilaksanakan dengan itikad baik, maksudnya adalah si penerima kredit akan

mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan

syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.

Perjanjian biasanya memuat mengenai peminjam-pakai (pemilik asal) dapat

mempergunakan benda fidusia sesuai dengan maksud dan tujuannya, dengan

(6)

atas biaya dan tanggungan debitur atau peminjam sendiri. Peminjam-pakai

dilarang untuk menyewakan benda fidusia kepada orang lain, tanpa izin dari

penerima fidusia.6

Penerima fidusia memperjanjikan bahwa ia atau kuasanya sewaktu-waktu

berhak untuk melihat adanya dan keadaan dari benda fidusia dan melakukan atau

suruh melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh pemberi fidusia.

Apabila ia lalai untuk melakukannya, maka kesemuanya dibebankan dan menjadi

tanggungan pemberi fidusia tersebut.7

Banyak dijumpai berbagai masalah dalam pemberian kredit dengan

jaminan fidusia pada PT. Pegadaian (Persero) seperti debitur yang tidak

melaksanakan kewajibannya membayar angsuran atau cidera janji. Apabila

debitur tidak mampu lagi melunasi utangnya dalam perjanjian kredit dengan

jaminan fidusia ini, maka pihak pegadaian berhak untuk melakukan eksekusi

objek barang jaminan fidusia.

Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia

memberikan kemudahan dalam pelaksanaan eksekusi. Eksekusi jaminan fidusia

tersebut berbentuk penyitaan dan penjualan benda yang menjadi objek jaminan

fidusia. Penyebab timbulnya eksekusi jaminan fidusia ini adalah karena debitur

atau pemberi fidusia cidera janji atau tidak memenuhi prestasinya tepat pada

waktunya kepada penerima fidusia, walaupun pemberi fidusia telah diberikan

somasi.

6

Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Jaminan Fidusia, Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2003, hlm. 28.

7

(7)

Ada 3 (tiga) cara eksekusi benda jaminan fidusia yang diatur dalam Pasal

29 Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999, yaitu:

1. Apabila debitur atau pemberi fidusia cidera janji, eksekusi terhadap benda yang menjadi objek jaminan fidusia dapat dilakukan dengan cara:

a. Pelaksanaan titel eksekutorial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) oleh penerima fidusia;

b. Penjualan benda yang menjadi objek jaminan fidusia atas kekuasaan penerima fidusia sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan;

c. Penjualan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan pemberi dan penerima fidusia jika dengan cara demikian dapat diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan para pihak.

2. Pelaksanaan penjualan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c dilakukan setelah lewat waktu 1 (satu) bulan sejak diberitahukan secara tertulis oleh pemberi dan penerima fidusia kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan diumumkan sedikitnya dalam 2 (dua) surat kabar yang beredar di daerah yang bersangkutan.

Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan pada PT. Pegadaian (persero)

Kanwil I Medan, bahwa menurut bagian Humas Pegadaian tersebut, tidak semua

benda yang dibebani dengan jaminan fidusia didaftarkan pada Kantor Pendaftaran

Fidusia. Praktik di lapangan membuktikan bahwa pihak pegadaian tetap

melaksanakan eksekusi walaupun objek jaminan tersebut tidak didaftarkan yaitu

dengan eksekusi di bawah tangan. Hal tersebut bertentangan dengan

Undang-undang Jaminan Fidusia yang mewajibkan dilakukannya pendaftaran objek

jaminan fidusia pada Kantor Pendaftaran Fidusia. Jadi pihak pegadaian

seharusnya tidak dapat melakukan eksekusi terhadap objek jaminan fidusia yang

tidak didaftarkan tersebut.

Pelaksanaan eksekusi objek jaminan fidusia yang telah didaftarkan juga tak

luput dari berbagai hambatan. Hambatan yang muncul seringkali merugikan pihak

pegadaian pada saat melakukan eksekusi karena benda yang menjadi objek

(8)

keberadaannya. Hambatan tersebut juga tidak selamanya merupakan kesalahan

debitur karena suatu hal yang diluar kuasa debitur, seperti terjadinya penurunan

harga barang dan peristiwa alam yang mengakibatkan objek jaminan fidusia

tersebut musnah.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukanlah penelitian guna penyusunan

penulisan hukum dengan mengambil judul ”Tinjauan Hukum Terhadap

Penyelesaian Kredit Macet dengan Jaminan Fidusia (studi pada PT. Pegadaian

(Persero) Kanwil I Medan)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas, maka

permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana keabsahan eksekusi di bawah tangan yang dilakukan PT.

Pegadaian (Persero) Kanwil I Medan dalam hal terjadinya kredit macet ?

2. Bagaimana pelaksanaan eksekusi objek jaminan fidusia oleh Pihak PT.

Pegadaian (Persero) Kanwil I Medan dalam hal terjadinya kredit macet?

3. Apa saja hambatan-hambatan dalam eksekusi objek jaminan Fidusia pada PT.

Pegadaian (Persero) Kanwil I Medan dan upaya penyelesaiannya?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan Penelitian

Bertitik tolak pada rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka

penelitian ini bertujuan untuk :

a. Menjelaskan keabsahan eksekusi di bawah tangan yang dilakukan PT.

(9)

b. Mengetahui dan mengkaji pelaksanaan eksekusi objek jaminan fidusia

oleh Pihak PT. Pegadaian (Persero) Kanwil I Medan dalam hal terjadinya

kredit macet

c. Mengetahui dan memberikan solusi hukum untuk mengatasi

hambatan-hambatan dalam eksekusi objek jaminan fidusia pada PT. Pegadaian

(Persero) Kanwil I Medan.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penulisan ini yang akan dicapai, yaitu:

a. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan hukum, khususnya hukum jaminan yang berkaitan dengan

pelaksanaan eksekusi jaminan fidusia dalam rangka penyelesaian kredit

macet sesuai dengan Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang

Jaminan Fidusia.

b. Manfaat Praktis

1) Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat untuk

dapat dijadikan bahan masukan dalam rangka mengetahui pelaksanaan

eksekusi menangani kredit macet dalam pemberian kredit dengan

jaminan fidusia di PT. Pegadaian (Persero).

2) Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber pengetahuan bagi para

praktisi dalam upaya penyelesaian kredit macet dalam jaminan fidusia.

D. Keaslian Penulisan

Karya ilmiah merupakan karya asli dari penulis. Menelusuri kepustakaan

(10)

Namun berdasarkan pengamatan penulis, penelitian dengan fokus penyelesaian

kredit macet dengan jaminan fidusia pada PT.Pegadaian (persero) Kanwil I

Medan hingga saat ini belum pernah ada.

Pengujian tentang kesamaan dan keaslian judul yang diangkat di

Perpustakaan Fakultas Hukum USU juga telah dilakukan dan dapat dilewati,

maka ini juga dapat mendukung tentang keaslian penulisan.

Judul-judul yang telah ada di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara yang mirip adalah “Penyelesaian Kredit Bermasalah melalui

Penjualan di Bawah Tangan atas Jaminan Fidusia di perum Pegadaian Cabang

Tanjung Morawa (M. Syahril Ichlas 060200207) dan Penyelesaian Kredit Macet

melalui Eksekusi atas Jaminan Fidusia (Tinjauan Yuridis dan Prektis pada PUPN

Cabang Sumatera Utara / KP2LN Medan) (Hasintongan Pardede 990222019).

E. Metode Penelitian

1. Jenis dan sifat Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

hukum normatif dan penelitian hukum empiris, yang mengkaji pelaksanaan atau

implementasi ketentuan hukum positif dan kontrak secara faktual pada setiap

peristiwa hukum tertentu. Pengkajian tersebut bertujuan untuk memastikan

apakah hasil penerapan pada peristiwa hukum itu sesuai atau tidak dengan

ketentuan undang-undang atau kontrak. Metode penelitian ini menitikberatkan

pada penelitian lapangan guna mendapatkan data primer dan untuk menunjangnya

dilakukan penelitian kepustakaan guna memperoleh data sekunder.

Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, untuk menggambarkan fakta-fakta

(11)

tersebut mempunyai makna dan kaitan dengan permasalahan yang diteliti.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara rinci dan sistematis

tentang permasalahan empiris di lapangan, kemudian dianalisis dengan bertitik

tolak dari perundang-undangan dan pendapat para ahli, dan akhirnya didapatkan

solusi hukum berdasarkan data yang diperoleh.

2. Objek Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di PT. Pegadaian (Persero) Kanwil I Medan

3. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah studi

dokumen yang merupakan langkah awal dari setiap penelitian hukum dengan

menggunakan data sekunder dan pedoman wawancara. Pedoman wawancara

tersebut tidak terstruktur karena hanya memuat garis besar tentang hal yang

akan ditanyakan, selanjutnya dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan

teknik wawancara bebas guna mendapatkan data yang dibutuhkan.

Wawancara dilakukan di PT. Pegadaian (Persero) Kanwil I Medan dengan

Bapak Rendhi Prabowo, Legal Officer PT. Pegadaian (Persero) Kanwil I

Medan.

4. Metode Pengumpulan Data

Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan 2 (dua) metode pengumpulan

data, yaitu dengan:

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Pada penelitian ini dilakukan pencarian dan pengumpulan bahan-bahan

(12)

berbagai buku dan literatur. Penelitian kepustakaan dilakukan dalam

rangka memperoleh data sekunder, yaitu data yang sudah tersedia yang

berasal dari8:

1) Bahan hukum primer yaitu dokumen peraturan yang mengikat dan

ditetapkan oleh pihak yang berwenang yang meliputi:

a) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

b) Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia

c) Akta Perjanjian Kredit yang berlaku di PT. Pegadaian (Persero)

Kanwil I Medan

d) Memorandum-memorandum tentang jaminan kredit yang berlaku

di PT. Pegadaian (Persero) Kanwil I Medan

2) Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan

mengenai bahan hukum primer yang meliputi:

a) Literatur yang membahas mengenai masalah pegadaian

b) Literatur yang membahas mengenai hukum perjanjian

c) Literatur yang membahas mengenai hukum jaminan

d) Literatur yang membahas mengenai hukum eksekusi

3) Bahan hukum tertier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus

hukum, ensiklopedia, dan lain-lain.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data

primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari sumbernya.

8

(13)

5. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan suatu cara pengolahan sumber atau informasi

yang digunakan seseorang dalam memecahkan masalah sebelum mendapatkan

jawaban yang tepat. Setelah pengumpulan data dilakukan dengan data primer dan

data sekunder, data tersebut dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif,

yakni dengan mengadakan pengamatan terhadap data maupun informasi yang

diperoleh. 9 Penarikan kesimpulan pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode deduktif, yang diperoleh dalam penelitian baik data

lapangan maupun data studi kepustakaan dihubungkan dengan

ketentuan-ketentuan maupun asas-asas hukum yang terkait menyangkut permasalahan yang

diteliti sehingga dihasilkan suatu kesimpulan umum.

F. Sistematika Penulisan

Guna memudahkan dan memahami isi dari skripsi ini, berikut disajikan

sistematika penulisannya yang terbagi dalam beberapa bab dan masing-masing

bab terbagi lagi dalam beberapa sub bab. Bab tersebut antara lain adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini diuraikan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian

penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II PERJANJIAN KREDIT DAN KREDIT MACET

Pada bab ini diuraikan mengenai tinjauan umum tentang perjanjian

kredit yang terdiri dari pengertian perjanjian, asas-asas perjanjian,

9

(14)

syarat sah perjanjian, pengertian kredit, dan pengertian perjanjian

kredit, serta mengenai tinjauan umum tentang kredit macet yang

terdiri dari pengertian kredit, faktor, faktor-faktor penyebab

munculnya kredit macet, dan penyelesaian kredit macet.

BAB III TINJAUAN HUKUM TENTANG JAMINAN FIDUSIA DAN EKSEKUSINYA

Pada bab ini diuraikan mengenai tinjauan umum tentang jaminan

fidusia yang terdiri dari pengertian fidusia dan jaminan fidusia,

asas-asas jaminan fidusia, subjek dan objek jaminan fidusia, proses

terjadinya jaminan fidusia, dan hapusnya jaminan fidusia, serta

tinjauan umum tentang eksekusi jaminan fidusia yang terdiri dari

pengertian eksekusi, asas-asas eksekusi, eksekusi menurut

HIR/Rbg, dan eksekusi jaminan fidusia menurut Undang-Undang

Nomor 42 Tahun 1999.

BAB IV PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN JAMINAN FIDUSIA (STUDI PT. PEGADAIAN (PERSERO) KANWIL I MEDAN

Pada bab ini diuraikan mengenai keabsahan eksekusi di bawah

tangan yang dilakukan PT. Pegadaian (Persero) Kanwil I Medan

dalam hal terjadinya kredit macet, pelaksanaan eksekusi objek

jaminan fidusia oleh pihak PT. Pegadaian (Persero) Kanwil I

Medan dalam hal terjadinya kredit macet, serta

hambatan-hambatan dalam eksekusi objek jaminan fidusia pada PT.

(15)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini dibuat kesimpulan dari uraian yang terdapat dalam

bab-bab sebelumnya berdasarkan data-data yang diperoleh dan

kemudian diakhiri dengan saran-saran yang diharapkan akan

Referensi

Dokumen terkait

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-5/W7, 2015 25th International CIPA Symposium 2015, 31 August – 04

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-5/W7, 2015 25th International CIPA Symposium 2015, 31 August – 04

6 Angka rata-rata lama sekolah SD/MI Tahun 6 6 Program Pengembangan Budaya Baca & Pembinaan Perpustakaan 7 Angka rata-rata lama sekolah SMP/MTs Tahun 3 7 Program Pemerataan

The findings suggest that trainee teachers who integrate problem- based learning with ICT in solving a problem may develop more professional content knowledge and teaching skill

Pada umumnya saluran pipa terletak dibawah permukaan tanah, bisa mengalir dengan berat sendiri dan bisa juga dengan tekanan.. Saluran pipa digunakan untuk

Dalam proses demokratisasi, publik di Indonesia saat ini sangat menggantungkan diri pada program berita yang ditayangkan oleh stasiun televisi untuk

Prasetyo, Imam. Pembelajaran Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Praktik Manasik Haji Siswa Kelas 6 SD Islam Al-Azhar 25 Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.

Tangerang, Iklan Gratis di Tangerang Selatan, Iklan Gratis di Banten, Jual Beli Online di Serang, Jual Beli Online di Cilegon, Jual Beli Online di Tangerang, Jual Beli Online