1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit gigi dan mulut terutama penyakit periodontal masih banyak diderita, baik oleh anak–anak maupun usia dewasa khususnya di Indonesia. Data nasional Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 prevalensi penyakit periodontal sudah mencapai 96,5%. Namun di provinsi Sumatera Utara khususnya di kota Medan, menunjukkan prevalensi penyakit gigi dan mulut yang cukup tinggi. Penyakit periodontal yang tidak dirawat akan mengakibatkan kehilangan gigi asli.1
Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya masalah kesehatan gigi dan mulut. Plak gigi adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme dan berkembang biak dalam suatu matriks dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Hasil penelitian menunjukkan pada awal pembentukan plak gigi, kokus gram positif merupakan mikroorganisme yang paling banyak dijumpai, seperti Streptococcus mutans, Streptococcus sanguis,
Streptococcus mitis dan Streptococcus salivarius.1
Kontrol plak adalah suatu usaha untuk menghilangkan atau mencegah akumulasi plak pada gigi.12 Kontrol plak dapat dilakukan dengan cara mekanis dan kimiawi. Kontrol plak secara mekanis merupakan cara yang paling efektif dan paling mudah dilakukan dengan menggunakan sikat gigi dan pembersihan interdental. Tujuan menyikat gigi adalah untuk menyingkirkan plak atau mencegah terjadinya pembentukan plak, membersihkan sisa-sisa makanan ataupun debris, merangsang jaringan gingiva dan melapisi permukaan gigi dengan flour.1 Kontrol plak secara kimiawi bertujuan untuk mengontrol plak supragigiva yang dilakukan dengan penggunaan obat kumur.
Daun pegagan telah dikenal sejak zaman Sanskerta dan digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, seperti gangguan kulit, syaraf, dan memperbaiki peredaran darah. Pegagan mempunyai sifat antibakteri terhadap bakteri
Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan Shigella boydii.6 Pegagan
2
memiliki banyak kandungan senyawa kimia. Triterpene (triterpenoid) merupakan unsur utama yang paling sering ditemukan memiliki efek antibakteri.3 Kandungan triterpene terdiri dari empat senyawa pokok yaitu asiaticoside, madecassoside, asiatic
acid, dan madecassic acid.2
Penelitian efek antibakteri pada daun pegagan (Centella asiatica) sedang marak diteliti, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang efek antibakteri ekstrak daun pegagan (Centella asiatica) 5% sebagai obat kumur dalam menghambat pertumbuhan plak pada pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, masalah yang dapat dirumuskan adalah bagaimana pengaruh ekstrak daun pegagan 5% sebagai penghambat pertumbuhan plak.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun pegagan 5% sebagai penghambat pertumbuhan plak.
1.4 Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh efek ekstrak daun pegagan 5% terhadap penurunan akumulasi plak.
1.5 Manfaat Penelitian
Ekstrak daun pegagan 5% diharapkan dapat menjadi alternatif obat kumur yang berbahan dasar herbal dan sebagai dasar untuk penelitian lanjutan tentang obat kumur ekstrak herbal dalam penunjang pemeliharaan kesehatan rongga mulut.