• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Magnesium Terhadap Dismenore Primer pada Wanita Usia 19-24.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Magnesium Terhadap Dismenore Primer pada Wanita Usia 19-24."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

EFEK MAGNESIUM TERHADAP PEREMPUAN DISMENORE PRIMER PADA WANITA USIA 19 – 24 TAHUN

Allisa Amelia Santoso, 2016

Pembimbing I : Fen Tih, dr., M.Kes Pembimbing II : Rizna Tyrani, dr., M.Kes

Dismenore primer adalah rasa nyeri atau kram saat menstruasi tanpa ada bukti patologis yang jelas.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek peningkatan kadar magnesium serum dengan mengonsumsi tablet magnesium dalam mengurangi dismenore primer.

Penelitian ini menggunakan eksperimental quasi dengan rancangan pre-test dan post-test dengan analisis menggunakan uji “t” berpasangan dengan α=0,05. Magnesium dosis 250 mg diberikan setiap hari selama satu siklus menstruasi kepada perempuan usia 19-24 tahun dengan dismenore primer dan dilakukan pengukuran kadar magnesium serum sebelum dan sesudah mengonsumsi magnesium.

Hasil penelitian ini didapatkan bahwa terjadi peningkatan kadar magnesium serum 1,8157 mg/dL sebelum perlakuan menjadi 2,0604 mg/dL setelah perlakuan (p<0,01). Penurunan skala nyeri didapatkan sangat signifikan dari 7 menjadi 4 (p<0,01).

Simpulan dari penelitian terbukti bahwa terjadi peningkatan kadar magnesium serum dengan mengonsumsi tablet magnesium 250 mg/hari dapat mengurangi skala nyeri dismenore primer pada perempuan usia 19-24 tahun.

(2)

v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

THE EFFECT OF MAGNESIUM IN PRIMARY DYSMENORRHEA IN 19 TO 24 YEARS OLD WOMEN

Allisa Amelia Santoso, 2016 Tutor I : Fen Tih, dr., M.Kes Tutor II : Rizna Tyrani, dr., M.Kes

Primary dysmenorrhea is a painful menstrual cramps without any evident pathology to account for them.

The aim of this study was to examine the effect of consuming magnesium tablets towards serum magnesium level to decrease pain scale of primary dysmenorrhea. This study was quasi experimental research, with pre- and post-test design. Data were analyzed with paired t-test. Magnesium tablets were given every day in 250 mg dose to woman aged 19-24 years with primary dysmenorrhea during one menstrual cycle. Serum magnesium levels were analyzed before and after consuming magnesium tablets. Pain scale was measured by Visual Analog Scale (VAS).

Serum magnesium level was highly significant increased after taking magnesium tablets (1,8157 mg/dL) than before (2,0604 mg/dL ) with p value <0,01. Pain scale decreased highly significant from 7 to 4 with p value <0,01.

The conclusion of this study is the consumption of 250 mg magnesium tablets increases magnesium blood level and reduces pain scale in primary dysmenorrhea in women 19-24 years old.

(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

2.1. Anatomi Organ Reproduksi Wanita ... 5

2.1.1 Ovarium ... 5

(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.1.3 Uterus ... 6

2.1.4 Vagina ... 7

2.2. Histologi Uterus ... 7

2.3. Fisiologi Menstruasi Wanita ... 9

2.3.1 Siklus Ovarium... 9

2.3.1.1. Fase Folikular ... 9

2.3.1.2. Fase Luteal ... 10

2.3.2 Siklus Menstruasi ... 11

2.3.2.1. Fase Menstruasi ... 12

2.3.2.2. Fase Proliferatif ... 12

2.3.1.3. Fase Sekretoris ... 13

2.4. Dismenore ... 14

2.4.1 Dismenore Primer ... 14

2.4.1.1. Insidensi dan Faktor Risiko Dismenore Primer ... 15

2.4.1.2. Patofisiologi Dismenore Primer ... 16

2.4.1.2.1. Prostanoid... 16

2.4.1.2.2. Vasopresin ... 18

2.4.1.2.3. Kontraksi Uterus ... 19

2.4.1.3. Penatalaksanaan Dismenore Primer ... 19

2.4.2 Dismenore Sekunder ... 20

2.5. Fisiologi nyeri ... 20

2.5.1 Macam Rasa Nyeri ... 21

2.6. Magnesium ... 21

2.6.1 Metabolisme Magnesium ... 22

2.6.2 Mekanisme Kerja Magnesium ... 23

2.6.3 Dosis Magnesium ... 24

BAB III BAHAN DAN METODELOGI PENELITIAN ... 26

3.1. Alat dan Bahan Penelitian ... 26

(5)

x Universitas Kristen Maranatha

3.1.2 Bahan Penelitian ... 26

3.2. Subyek Penelitian... 26

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

3.4. Ukuran Sampel ... 27

3.5. Metode Penelitian ... 27

3.5.1 Desain Penelitian ... 27

3.5.2 Data yang Diukur ... 28

3.5.3 Analisis Data ... 28

3.6. Variabel Penelitian ... 28

3.7. Definisi Operasional Variabel... 28

3.8. Prosedur Penelitian ... 29

3.9. Aspek Etik Penelitian ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31

4.1. Hasil Penelitian ... 31

4.2. Pembahasan ... 32

4.3. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 33

(6)

xi Universitas Kristen Maranatha

(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Rekomendasi Diet Magnesium (National Institutes of

Health) ... 24

(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Anatomi Uterus ... 5

2.2 Perdarahan Uterus ... 7

2.3 Potongan Tranversal Uterus Minggu Ke-2 (Kiri) dan Minggu Ke-3 (Kanan) Siklus Menstruasi……… ... 8

2.4 Fase Folikular ... 10

2.5 Fase Luteal ... 11

2.6 Perkembangan Folikel ... 11

2.7 Hubungan Antara Kadar Hormon dan Perubahan Dinding Uterus ... 13

2.8 Hubungan antara kadar prostaglandin dengan intensitas dan gejala dismenore ... 17

2.9 Jalur cyclooxygenase (COX) ... 18

(9)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

(10)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Aspek Etik Penelitian ... 38

2 Lembar Informed Consent ... 39

3 Lembar Kuesioner Skala Nyeri ... 40

4 Data Hasil Percobaan ... 42

5 Data Berat Badan, Tinggi Badan, dan BMI ... 43

6 Hasil Statistik Kadar Magnesium Serum ... .44

(11)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dismenore adalah nyeri menstruasi dengan sensasi keram pada perut bagian

bawah yang terkadang disertai dengan gejala lain seperti berkeringat, sakit kepala, mual, muntah, diare, dan tremor yang terjadi saat menstruasi atau terjadi dua hari

sebelum menstruasi dan berakhir dalam 72 jam. Terdapat dua tipe dismenore, yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder. Dismenore primer merupakan nyeri menstruasi pada wanita tanpa kelainan anatomi pelvis. Umumnya dialami pada masa remaja (17 – 22 tahun). Sedangkan dismenore sekunder lebih banyak dialami oleh wanita dewasa yang berkaitan dengan kelainan anatomi pelvis seperti endometriosis, tumor fibroid, adenomiosis, kista ovarium, polip uterina, dan efek dari penggunaan IUD (Preedy, Diet Quality An Evidence-Based Approach, 2013). Di Indonesia, angka kejadian dismenore 64,25%, terdiri dari 54,89% dismenore primer, sedangkan sisanya adalah penderita tipe sekunder, yang menyebabkan mereka tidak mampu melakukan kegiatan apapun dan ini akan menurunkan kualitas hidup pada individu masing-masing (Marlina, 2012).

Penyebab dismenore belum diketahui secara pasti hingga saat ini. Dari penelitian terakhir, ditemukan bahwa prostaglandin (PGs) merupakan penyebab utama dismenore. Faktor lain yang diduga menjadi penyebab dismenore adalah kadar magnesium serum yang rendah. Penelitian Oltinoy Yakubova tahun 2012 menunjukkan perempuan yang mengalami dismenore memiliki kadar magnesium

serum lebih rendah dibanding perempuan yang tidak mengalami dismenore (Yakubova, 2012).

(12)

2 Universitas Kristen Maranatha digunakan dalam jangka panjang. Maka dari itu, didapatkan juga penatalaksanaan secara nutrisi yang dapat mengatasi dismenore yaitu konsumsi thiamine (vitamin B1), pyridoxine (vitamin B6), vitamin E, omega-3, guaifenesin, dan magnesium (Preedy, Diet Quality An Evidence-Based Approach, 2013).

Magnesium merupakan salah satu mineral esensial untuk metabolisme tubuh. Dalam mengatasi dismenore, magnesium bekerja dengan mereduksi PGF2α,

relaksasi otot, dan vasodilatasi pembuluh darah (Preedy, 2013). Pada tahun 1989, Universitas Parma melakukan penelitian mengenai efektivitas suplemen

magnesium kepada 30 wanita dengan dismenore primer. Setiap wanita diberikan 4.5 mg magnesium pidolat secara peroral tiga hari sekali dari tujuh hari sebelum menstruasi hingga hari ke-3 menstruasi (King, 2011).

Berdasarkan latar belakang ini, peneliti ingin mengetahui efek peningkatan kadar magnesium serum dalam mengatasi dismenore dengan mengonsumsi tablet magnesium selama satu siklus menstruasi, sehingga hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat untuk mengatasi dismenore.

1.2. Identifikasi Masalah

 Apakah konsumsi magnesium meningkatkan kadar magnesium serum?

 Apakah konsumsi magnesium dapat mengurangi skala nyeri dismenore

primer?

1.3. Tujuan Penelitian

(13)

3 Universitas Kristen Maranatha

1.4.Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Akademik

Menambah wawasan mahasiswa kedokteran dalan bidang biokimia dan

fisiologi tentang manfaat magnesium sebagai terapi alternatif dalam mengurangi dismenore primer.

1.4.2. Manfaat Praktis

Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa dengan mengonsumsi tablet magnesium dapat memberikan manfaat dalam mengurangi dismenore primer.

1.5. Kerangka Pemikiran

Dismenore primer terjadi akibat pengaruh peningkatan sintesis dan pelepasan prostaglandin F2α (PGF2α) yang timbul setelah penurunan kadar hormon progesteron pada fase folikular sampai fase luteal. Peningkatan kadar prostaglandin ini menyebabkan peningkatan kontraksi miometrium dan vasokonstriksi pembuluh darah endometrium sehingga menimbulkan rasa nyeri atau sensasi keram saat menstruasi. Selain itu, pelepasan mediator inflamasi tersebut dapat meningkatkan rangsang pada ujung saraf nyeri (Sherwood, 2012).

Magnesium memiliki kemampuan mereduksi pelepasan prostaglandin. Hal ini

menyebabkan efek muscle relaxant pada miometrium dimana kontraksi miometrium berkurang dan terjadi vasodilatasi pembuluh darah. Efek magnesium pada system saraf yaitu menghambat pelepasan asetilkolin presinaps dan reseptor N-methyl D-aspartate (NMDA) yang menyebabkan transduksi sinyal terhambat

(14)

4 Universitas Kristen Maranatha miometrium berkurang, memperbaiki vaskularisasi uterus, dan mengurangi sensasi nyeri (Fawcett, Haxby, & Male, 1999).

Magnesium serum dapat meningkat tiga hari setelah mengonsumsi magnesium. Dengan demikian, pemakaian magnesium diharapkan dapat meningkatkan kadar magnesium serum dan menurunkan skala nyeri dismenore primer.

Bagan 1.1. Bagan Kerangka Pemikiran

1.6. Hipotesis Penelitian

 Konsumsi magnesium meningkatkan kadar magnesium serum.

 Konsumsi magnesium mengurangi skala nyeri dismenore primer. Vasodilatasi pembuluh darah

↓ kontraksi miometrium Mereduksi pelepasan PGF2α

Magnesium

Penghantaran impuls nyeri berkurang

Transduksi sinyal terhambat Hambat pelepasan asetilkolin

& reseptor NMDA Magnesium

(15)

35 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

 Konsumsi tablet magnesium 250 mg/hari dapat meningkatkan kadar

magnesium serum.

 Konsumsi tablet magnesium 250 mg/hari dapat mengurangi skala nyeri

dismenore primer pada wanita usia 19-24 tahun.

5.2. Saran

 Dapat dilakukan penelitian dengan mengonsumsi makanan tinggi

magnesium untuk mengurangi skala nyeri dismenore primer.

 Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai dosis efektif magnesium.

 Dapat dilakukan penelitian menggunakan kelompok kontrol yang diberi plasebo sebagai pembanding.

 Perempuan dengan dismenore primer disarankan untuk mengonsumsi

(16)

EFEK MAGNESIUM TERHADAP DISMENORE

PRIMER PADA WANITA USIA 19

24 TAHUN

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

ALLISA AMELIA SANTOSO

1310170

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(17)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih karunia dan penyertaanNya yang begitu melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam

penyusunan karya tulis ilmiah ini. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Namun atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Fen Tih, dr. M.Kes selaku dosen pembimbing utama yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran, dan pengarahan dengan penuh kesabaran selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.

2. Rizna Tyrani, dr., M.Kes selaku dosen pembimbing kedua yang telah membimbing, mendukung, dan memberikan saran dengan penuh kesabaran. 3. Adrian Suhendra, dr., Sp.P.K., M.Kes yang telah membantu penulis dalam

proses pengukuran kadar magnesium serum di laboratorium saat penelitian karya tulis ilmiah ini.

4. Ibu Yuli yang telah membantu dalam hal teknis selama penelitian ini.

5. Orang tua terkasih, papa (Yahya Iman Santosa), mama (Yulian Santosa), serta kakak-kakak tersayang Karina Samaria, Kristiyan Wong, Ardian Adi, dan Megawati yang telah memberikan doa, semangat, dan inspirasi dalam proses penelitian dan penulisan karya tulis ilmiah penulis.

6. Bang Parmo, Herlina Gisela, Audry, Selly, Putri, dan Siska, kakak dan saudara kelompok kecil dan pendamping pelayanan yang memberi semangat, mendukung, dan mendoakan.

7. Viralda Arthacya, Claudia Putri, Debby Eka, dan Syani Lesmana, adik-adik kelompok kecil yang selalu memberikan doa dan semangat dalam pengerjaan karya tulis ilmiah ini.

(18)

9. Clarissa Wiryadi sahabat yang selalu mendukung dan mengingatkan penulis selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.

10. Alfred Tri Susanto, sahabat seperjuangan KTI dan pelayanan.

11. Sabar Juliandi, Deca Mediana, Janifer Gabriela, Yayuk Putri, sahabat dan teman sepelayanan lainnya di persekutuan yang selalu mengingatkan, mendukung dan mendoakan dalam penelitian dan pengerjaan karya tulis

ilmiah ini.

12. Teman seperjuangan: Fransiska Yan Devina, Fransiska Ivona, Audry

Crysilla, Beatrice Athalia, dan Michelle Angel, yang bersama-sama dengan penulis melakukan penelitian dari awal sampai akhir.

13. Teman-teman Antidote 2013 dan setiap orang yang bersedia membantu dan mendukung dalam percobaan karya tulis ilmiah ini.

14. Pihak-pihak lain yang tidak semuanya dapat disebutkan yang membantu dalam proses penelitian dan penulisan.

Kiranya Tuhan Yesus Kristus meyertai dan memberkati semua pihak yang telah berperan dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini. Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna di kemudian hari.

Bandung, 11 Oktober 2016

(19)

36 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Berek, J. (2008). Gynecologia Novak's Gynecology. California: Lippincott Williams & Wilkins.

Dawood, M. (2006). Primary Dysmenorrhea. Advances in Pathogenesis and Management, 108, 428-441.

Drake, R., Vogl, W., & Mitchell, A. (2010). Grays Anatomy for Student. Philadelphia: elsevier.

Fawcett, W., Haxby, E., & Male, D. (1999). Magnesium: Physiology dan Pharmacology. British Journal of Anesthesia, 302-320.

Fuqua, J., & Rogol, A. (2013). Puberty: Its Role in Adolescent Maturation. In W. O'Donohue, L. W. Tolle, & L. Benuto, Handbook of Adolescent Health Psychology (p. 246). New York: Springer.

Guerrera, M., Volpe, S., & Mao, J. (2009). Therapeutic Uses of Magnesium. American Family Physician, 157-162.

Guyton, A., & Hall, J. (2006). Textbook of Medical Physiology. Pennsylvania: Elsevier.

Hayon, R. (2012). Reproductive Health Care of Adolescent Women. The Journal of the American Board of Family Medicine, 460.

Ju, H. (2013). The Prevalence and Risk Factors of Dysmenorrhea. Oxford Journals, 1.

Keith, D. M., & Armstrong, A. (2010). Menstrual Cycle. In L. M. Borgelt, M. B. O'Connell, J. A. Smith, & K. A. Calis, Women's Health Across the Lifespan: A Pharmacotherapeutic Approeach (p. 151). Maryland: American Society of Health-System Pharmacist.

King, T. L., & Brucker, M. (2011). Pharmacology for Women's Health. Massachusetts: Jones and Bartlett Publishers.

Lefebvre, G., & Pinsonneault, O. (2005). Primary Dysmenorrhea Consensus Guideline. SOGC Clinical Practice Guideline, 1117-1130.

Manipalviratn, S., & Armstrong, A. (2010). Menstruation Disorder. In L. M. Borgelt, M. B. O'Connell, J. A. Smith, & K. A. Calis, Women's Health Across the Lifespan: A Pharmacotherapeutic Approach (p. 161). Maryland: American Society of Health-System Pharmacist.

Manuaba, I. (1999). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan. Marlina, E. (2012). Pengaruh Minuman Kunyit Terhadap Tingkat Nyeri

(20)

37 Universitas Kristen Maranatha Preedy, V. P. (2013). Diet Quality An Evidence-Based Approach. New York:

Springer.

Putz, R., & Pabst, P. (2006). Sobotta. Atlas of Human Anatomy. Munich: Elsevier. Sherwood, L. (2012). Fundamentals of Human Physiology. Belmont: Brooks. Swaminathan. (2003). Magnesium Metabolism and Its Disorder. Clin Biochem,

47-63.

Tortora, G., & Derrickson, B. (2012). Principles of Anatomy & Physiology. John Wiley and Sons, Inc.

Wibowo, D., & Paryana, W. (2009). Anatomi Tubuh Manusia. Singapore: Elsevier.

Gambar

Tabel
Gambar Halaman

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pemberian Vitamin E dalam mengurangi nyeri haid (dismenore) pada wanita usia muda yang dinilai dengan menggunakan Visual Analog Scale (VAS)a.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara asupan kalsium, magnesium, dan zat besi dengan kejadian dismenore primer pada siswi di

Membantu masyarakat, tertutama perempuan yang mengalami dismenor agar dapat menggunakan CureTape sebagai salah satu terapi untuk mengurangi nyeri menstruasi. Manfaat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mengalami dismenore primer sebagian besar mendapatkan menstruasi pertama kali ( menarche) pada usia normal wanita

Hasil penelitian : menunjukkan bahwa intensitas nyeri dismenore sebelum dan sesudah dilakukan acupressure ada perbedaan, dengan rata-rata intensitas nyeri sebelum

Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai “efektifitas pemberian air jahe dan kombinasi senam dismenore terhadap nyeri dismenore pimer pada siswi SMA

Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Disminore Primer Pada Remaja KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan penelitian adalah bahwa skala dismenore sebelum dilakukan hipnoterapi 3,00 dengan kategori

Hasil Tingkat Nyeri Dismenore Remaja Sebelum Pemberian Kompres Hangat dengan Kombinasi Terapi Musik Pada Remaja Skala Nyeri Frekuensi Prosentase % Nyeri ringan 1-3 4 13,3 Nyeri