• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Kebijakan Kenaikan Tarif Bahan Bakar Minyak (BBM) terhadap Saham-Saham Sekotr Pertambangan yang Listing di Bursa Efek Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Kebijakan Kenaikan Tarif Bahan Bakar Minyak (BBM) terhadap Saham-Saham Sekotr Pertambangan yang Listing di Bursa Efek Indonesia."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

This research is an event study that aims to discover the reaction of Indonesian capital market to the announcement of rising fuel and oil price on 22nd June 2013 which presumed has information content by using abnormal return and trading volume activity as indicators. Population in this research is the stocks included all the mining stocks which listed on the Indonesian Stock Exchange in 2013, and the data used in this research are secondary data which consist of daily stock prices, daily share trading volume, and daily stock prices index during the five days before, one day at the time and five days after the announcement. Statistical method used to test the hypothesis is Paired Samples T-test. The result of the test shows there is different of the average abnormal return and also average trading volume activity before and after the announcement. The differences of average abnormal return and average trading volume activity indicate that market repond the announcement of rising fuel and oil price as a bad news to economics.

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan studi peristiwa yang bertujuan untuk menguji reaksi pasar terhadap peristiwa kenaikan BBM pada tanggal 22 Juni 2013 yang dianggap memiliki kandungan informasi dengan menggunakan indikator abnormal return dan Trading Volume Activity. Populasi dalam penelitian ini adalah saham-saham sektor pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia, dan data yang digunakan adalah data sekunder berupa harga saham harian, volume perdagangan saham harian, dan indeks harga saham gabungan harian selama periode lima hari sebelum, satu hari saat peristiwa, dan lima hari setelah kenaikan BBM Juni 2013. Pengujian hipotesis dilakukan dengan Uji T- dua sampel berpasangan. Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata abnormal return dan rata-rata Trading Volume Activity sebelum dan sesudah kenaikan BBM. Perbedaan tersebut cenderung bersifat negatif yang mengindikasikan bahwa pasar merespon penetapan kenaikan BBM sebagai berita buruk bagi perekonomian.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PENGESAHAN...ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...iii

KATA PENGANTAR ...iv

ABSTRACT...vi

ABSTRAK...vii

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR GAMBAR...xii

DAFTAR TABEL...xiii

DAFTAR GRAFIK...xiv

DAFTAR LAMPIRAN...xv

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang Penelitian...1

(4)

1.4 Manfaat Penelitian...5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS...7

2.1 Kajian Pustaka ... 7

2.1.1 Pengertian Pasar Modal...7

2.1.2 Pengertian Saham...10

2.1.3 Pengertian Harga Saham...13

2.1.4 Indeks Harga Saham...15

2.1.5 Pasar Modal Efisien...19

2.1.6 Event Study...22

2.1.7 Abnormal Return dan Expected Return...26

2.1.8 Trading Volume Activity...29

2.2 Penelitian Terdahulu...31

2.3 Rerangka Teoritis...34

2.4 Kerangka Pemikiran...35

2.5 Pengembangan Hipotesis...37

(5)

3.1 Objek Penelitian...38

3.2 Jenis Penelitian...39

3.3 Definisi Operasional Variabel...40

3.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel...41

3.5 Teknik Pengumpulan Data...43

3.6 Teknik Analisis Data...45

3.6.1 Teknik Analisis Event Study...45

3.6.2 Periode Peristiwa...50

3.6.3 Metode Analisis Data...51

3.7 Pengujian Hipotesis...54

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN...57

4.1 Deskripsi Objek Penelitian...57

4.2 Analisis Data...66

4.3 Pengujian Hipotesis...66

4.3.1 Pengujian Hipotesis Pertama...66

(6)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN...79

5.1 Simpulan...79

5.2 Saran...80

5.2.1 Implikasi Kebijakan...80

5.2.2 Keterbatasan Penelitian...81

5.2.3 Agenda Penelitian Mendatang...82

DAFTAR PUSTAKA...83

LAMPIRAN...88

(7)

DAFTAR GAMBAR

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Penelitian Terdahulu...31

Tabel II Definisi Operasional Variabel...40

Tabel III Daftar Perusahaan Sektor Pertambangan yang

Listing di BEI 2013...41 Tabel IV Daftar Sampel Perusahaan Sektor Pertambangan

yang Listing di BEI 2013...43 Tabel V Uji Normalitas Data One-Sample Kolomogrov Smirnov

Rata-rata Abnormal Return (AAR) Sebelum dan Sesudah

Peristiwa Penetapan Kenaikan Tarif BBM...53

Tabel VI Uji Normalitas Data One-Sample Kolomogrov Smirnov Rata-rata Trading Volume Activity (ATVA) Saham Sebelum dan Sesudah Peristiwa Penetapan

Kenaikan Tarif BBM...54

Tabel VII Profil Perusahaan Sampel Pertambangan...58

Tabel VIII Rata-rata Return Saham, Return Pasar, Abnormal Return, dan Trading Volume Activity (TVA) pada Saham Sektor Pertambangan Sesudah dan Sebelum Kenaikan Tarif BBM

(tanggal 17 Juni sampai dengan 1 Juli 2013)...66

Tabel IX Uji Beda Rata-rata Abnormal Return (AAR) 5 Hari Sebelum dan 5 Hari Sesudah Peristiwa Kenaikan Tarif

BBM 22 Juni 2013...70

Tabel X Uji Beda Rata-rata Trading Volume Activity (ATVA) 5 Hari Sebelum dan 5 Hari Sesudah Peristiwa Kenaikan

(9)

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik I Rata-rata Abnormal Return (AAR) Periode Sebelum

dan Sesudah Kenaikan BBM...67 Grafik II Rata-rata TVA (ATVA) Periode Sebelum dan

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A Perhitungan Return Pasar (IHSG)...89

Lampiran B Perhitungan Data Sampel... ...90

Lampiran C Input Data Uji Normalitas dan Uji

Beda Paired Samples T-Test...108

Lampiran D Output Uji Normalitas Rata-rata Abnormal Return (AAR)...109

Lampiran E Output Uji Normalitas Rata-rata Trading

Volume Activity (ATVA)...111

Lampiran F Output Uji Beda Paired Samples t-Test Rata-rata

Abnormal Return (AAR)...112

Lampiran G Output Uji Beda Paired Samples t-Test Rata-rata

(11)

BAB I PENDAHULUAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Terhitung mulai tanggal 22 Juni 2013, pemerintah menetapkan kenaikan tarif BBM. Kenaikan harga BBM rata-rata sebesar 40% yaitu premium dari Rp 4500 menjadi Rp 6500 perliter (naik 44,44%) dan solar dari Rp 4500 menjadi Rp 5500 per liter (naik 22,22%). Kenaikan ini dilakukan sebagai bentuk penyesuaian harga eceran BBM subsidi terhadap ketentuan pasal 4,5,6 Peraturan Presiden Nomor 15 tahun 2012 dan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2013. Kenaikan tarif BBM ini dipicu oleh meningkatnya harga minyak mentah dunia yang kemudian mengakibatkan defisit neraca pembayaran Indonesia. Untuk itu, dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas pengeluaran rutin serta dengan berbagai pertimbangan yang lain, pemerintah mengambil kebijakan untuk mengupayakan penurunan subsidi BBM melalui peningkatan harga jual BBM (Budiartie, 2013).

(12)

BAB I PENDAHULUAN 2

BBM memiliki peran vital dalam menjalani aktivitas ekonomi dan bisnis, yakni bahan bakar penunjang aktivitas transportasi maupun produksi yang digunakan baik untuk kepentingan masyarakat secara individu maupun untuk kepentingan bisnis. Dengan adanya kenaikan tarif BBM ini tentunya akan memperbesar beban hidup masyarakat dan beban produksi dalam aktivitas bisnis. Dengan meningkatnya biaya produksi diprediksikan harga jual produk pun akan mengalami kenaikan, dan selanjutnya akan mendorong laju inflasi (Handoko dan Susilo, 2000).

Aktivitas suatu sektor dalam perekonomian tidak terlepas dengan sektor-sektor perekonomian lainnya, sehingga kebijakan yang berkaitan langsung dengan sektor tersebut akan berimbas pada perekonomian secara makro (Purwoko dan Hengky, 1997). Demikian pula penurunan subsidi BBM yang berpengaruh langsung pada sektor transportasi dan sektor industri, pada akhirnya juga akan berdampak pada sektor-sektor lain dalam perekonomian (Susilo, 2002).

Bila dilihat dari perspektif investasi, penetapan kenaikan tarif BBM oleh pemerintah memungkinkan berdampak pada pasar modal. Mengingat minyak berfungsi sebagai bahan bakar dan bahan proses produksi bagi industri, maka kenaikan harga minyak menyebabkan beban biaya produksi bagi industri sehingga akan melemahkan aspek fundamental perusahaan. Dampaknya harga saham perusahaan akan cenderung mengalami penurunan (Wahyudi, 2004).

(13)

BAB I PENDAHULUAN 3

Adaro Energy Tbk (ADRO) dengan harga saham terkoreksi 50,30% dan menyumbang 26,2 poin terhadap koreksi IHSG, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan kontribusi koreksi 13,7 poin, PT Harum Energy Tbk (HRUM) sebesar 9,6 poin, PT United Tractors Tbk (UNTR) sebesar 9,4 poin dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sebesar 7,7 poin. Empat dari lima saham perusahaan tersebut berasal dari sektor pertambangan, sementara PT. United Tractors Tbk. merupakan perusahaan penyedia alat berat yang ditunjang oleh permintaan dari usaha pertambangan (Susilo dan Iman, 2013).

Oleh sebab itu saham dari sektor pertambangan diprediksi masih menjadi saham dengan kinerja tertinggal (laggard stock) dan akan menjadi penahan kenaikan IHSG karena ekspektasi pelaku pasar terhadap harga komoditas dunia masih negatif, sebagai dampak dari perlambatan ekonomi global (Supriyatna, 2013). Hal inilah yang mendasari dipilihnya objek penelitian sektor pertambangan karena sektor pertambangan merupakan sektor yang bereaksi cukup besar menjelang kenaikan tarif BBM. Untuk melihat reaksi pasar akibat terjadinya suatu peristiwa, dapat dilakukan dengan mengamati perubahan harga saham yang diukur dengan adanya abnormal return. Abnormal return adalah selisih antara tingkat keuntungan sebenarnya (actual

return) dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return). Jika tedapat abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang memiliki

kandungan informasi yang kemudian akan memberikan abnormal return kepada pasar (Jogiyanto, 2003).

(14)

BAB I PENDAHULUAN 4

Volume Activity merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat

reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan di pasar modal. Para investor juga dapat melakukan pengamatan tentang informasi volume perdagangan dikaitan dengan harga saham. Saham dengan volume perdagangan tinggi akan menghasilkan return saham yang tinggi (Chordia,T dan Swaminathan,B, 2000).

Oleh sebab itu, penulis ingin mengkaji lebih dalam kaitan antara perubahan abnormal return dan trading volume activity di BEI pada sektor pertambangan dengan

adanya peristiwa kenaikan tarif BBM 22 Juni 2013. Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk menelitinya lebih lanjut dengan mengambil judul penelitian “Analisis Pengaruh Kebijakan Kenaikan Tarif Bahan Bakar Minyak (BBM) terhadap Saham-Saham Sektor Pertambangan yang Listing di Bursa Efek Indonesia”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasikan masalah ke dalam bentuk pertanyaan penelitian, yaitu:

a. Apakah terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah penetapan kebijakan

kenaikan tarif BBM pada 22 Juni 2013 pada saham-saham sektor pertambangan yang listing di BEI?

b. Apakah terdapat perbedaan Trading Volume Activity (TVA) sebelum dan sesudah penetapan

kebijakan kenaikan tarif BBM pada 22 Juni 2013 pada saham-saham sektor pertambangan yang listing di BEI?

1.3Tujuan Penelitian

(15)

BAB I PENDAHULUAN 5

pasar modal tersebut ditinjau dari dua aspek, yakni ada tidaknya perbedaan abnormal return dan perbedaan trading volume activity.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak di antaranya:

a. Secara praktek,  Bagi investor

Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dalam melakukan keputusan investasi di pasar modal, khususnya dalam sektor pertambangan.

 Bagi analis keuangan

Bagi analis keuangan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan strategi investasi yang efektif untuk memprediksi harga saham dankondisi pasar modal, khususnya sektor pertambangan pada masa yang akan datang.  Bagi Manajemen

Bagi manajemen diharapkan penelitian ini akan membantu pihak manajemen dalam melakukan tata kelola perusahaan menyikapi kenaikan tarif BBM.

 Bagi Pemerintah

Bagi pemerintah diharapkan penelitian ini dapat dijadikan salah satu pertimbangan dalam melakukan rancangan dan penetapan kebijakan ekonomi, khususnya yang berkaitan dengan tarif BBM.

(16)

BAB I PENDAHULUAN 6

Bagi peneliti, penelitian ini akan menambah pengetahuan tentang reaksi pasar modal sektor pertambangan terhadap kebijakan kenaikan tarif BBM yang diberlakukan oleh pemerintah di pertengahan tahun 2013 ini dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Kristen Maranatha.

 Bagi Peneliti lain

(17)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan rata-rata abnormal return (AAR) dan rata-rata Trading Volume Activity (ATVA) saham sektor pertambangan pada sebelum dan setelah peristiwa kenaikan tarif BBM yang menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan uji statistik terhadap rata-rata abnormal return (AAR) selama periode peristiwa, ditemukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata abnormal return (AAR) sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan tarif BBM 22 Juni 2013. Hal ini mengindikasikan bahwa saham sektor pertambangan bereaksi atas pemberitaan dan diberlakukannya kebijakan kenaikan BBM. Rata-rata abnormal return (AAR) yang diperoleh setelah kenaikan tarif BBM mengalami penurunan dan besarnya negatif yang berarti kandungan informasi dalam peristiwa tersebut merupakan berita buruk (bad news). Hasil dalam penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Wardhani (2013) dan Sularso (2003), yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa. Adanya perbedaan rata-rata abnormal return yang mengindikasi adanya reaksi pasar akan informasi pengumuman

kenaikan BBM juga menunjukan bahwa BEI merupakan pasar efisien bentuk setengah kuat (semi strong).

(18)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 80

perbedaan rata-rata Trading Volume Activity (ATVA) sebelum dan setelah peristiwa kenaikan tarif BBM. Nilai rata-rata Trading Volume Activity (ATVA) mengalami penurunan yang mengindikasikan penurunan aktivitas perdagangan saham sektor pertambangan paska diberlakukannya kenaikan tarif BBM. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran investor akan stabilitas perekonomian nasional, sehingga mereka memilih untuk melakukan strategi wait and see, mengurangi aktivitas perdagangan saham pertambangan, dan melakukan jual beli saham di sektor yang dianggap lebih stabil dan tidak terlalu merasakan dampak negatif dari kenaikan tarif BBM. Hasil dalam penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Wardhani (2013) dan penelitian dari Meidawati dan Harimawan (2004) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan rata-rata Trading Volume Activity (ATVA) sebelum dan sesudah peristiwa.

5.2 Saran

5.2.1 Implikasi Kebijakan

Berikut ini adalah implikasi kebijakan penelitian yang berkaitan dengan informasi kenaikan tarif BBM:

1. Investor

Informasi yang relevan dengan kondisi pasar modal merupakan sesuatu yang selalu

dicari para pelaku pasar modal dalam upaya melakukan pengambilan keputusan

investasi. Namun tidak semua informasi merupakan informasi yang berharga,

akibatnya para pelaku pasar modal harus secara tepat memilah informasi-informasi

yang layak (relevan) dijadikan pertimbangan pengambilan keputusan. Informasi

(19)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 81

return dan Trading Volume Activity yang signifikan, sehingga investor dapat

memanfaatkan keadaan tersebut untuk memperoleh keuntungan.

2. Pemerintah

Dalam melakukan pemberlakuan kebijakan, pemerintah diharapkan lebih tegas dan tidak

terlalu lama membiarkan rumor terkait kebijakan terlalu lama beredar di masyarakat,

seperti pada hal kenaikan tarif BBM pada 22 Juni 2013 lalu. Hal ini dilakukan demi

menjaga kondisi perekonomian supaya tidak berada pada kondisi ketidakpastian yang

berlarut-larut.

5.2.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tentu saja tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan. Beberapa keterbatasan yang terdapat pada penelitian ini, antara lain:

1. Perhitungan abnormal return menggunakan market adjusted model (model disesuaikan pasar), yaitu dalam mencari expected return pada periode pengamatan adalah sama dengan return pasar (Indeks Harga Saham Gabungan) pada saat periode pengamatan, tanpa menggunakan periode pengamatan seperti pada perhitungan expected return dengan dua model lainnya.

2. Periode peristiwa yang digunakan dalam penelitian ini relatif pendek yaitu 10 hari (selama 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah kenaikan harga BBM) dengan sampel yang

terbatas pula.

(20)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 82

5.2.3 Agenda Penelitian Mendatang

Berikut ini akan disampaikan agenda penelitian selanjutnya yang dapat dijadikan acuan bagi peneliti yang akan datang:

1. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya melihat pengaruh dari suatu peristiwa terhadap sektor lain yang rentan terkena dampak kenaikan tarif BBM, selain sektor pertambangan.

2. Dalam menghitung abnormal return diharapkan dalam penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan mean adjusted model atau market model, sehingga dapat dilihat konsistensi hasil penelitian ini.

3. Penambahan variabel penelitian selain abnormal return dan Trading Volume Activity, yaitu seperti variabel Price Earning Ratio (PER) yang juga sering digunakan

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi. (2003). Pasar Modal, Teori, dan Aplikasi. Cetakan Pertama, Yayasan Pancur Siwah, Jakarta.

Ang, Robert. (1997). Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Edisi Pertama, Mediasoft Indonesia, Jakarta.

Arisyahidin,H,S. (2012). Dampak Kebijakan Kenaikan Harga BBM Terhadap Investasi Saham di BEI. Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, 1 (2) September, hal. 23-37.

Asri dan Marwan. (1996). U.S. Multinational’s Stock Price Reaction to Host Country’s Governmental Change: The Case of Prime Minister Takeshita’s Resignation. Journal KELOLA Gadjah Mada University Business Review, 5 (11), hal.126-137,

Budiartie,G. (2013). Harga BBM Resmi Naik, Harian Tempo, 21 Juni 2013 diakses dari http://www.tempo.co/read/news/2013/06/21/090490281/Harga-BBM-Resmi-Naik pada tanggal 2 September 2013.

Chordia,T dan Swaminathan,B. (2000). Trading Volume and Cross-Autocorrelations in Stock Returns. The Journal of Finance, 55 (2) April, hal. 913–935.

Elton. E.J dan M. Gruber. 1995. Modern Portfolio Theory and Investment Analysis, Edisi.5 John Willy and Sons Inc, Toronto.

Fatmawati dan Marwan. (1999). Pengaruh Stock Split Terhadap Liquiditas Saham yang diukur dengan Besarnya Bid Ask Spread di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi dan Bisinis Indonesia, 14 (4), hal. 93-110.

Gantyowati,E dan Sulistiyani,Y. (2008). Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman DividenPada Perusahaan yang masuk Corporate Governance Perception Index (CGPI), Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 10 (3) Desember, hal. 161-171.

Ghozali,I. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Gumanti, T dan Utami. (2002). Bentuk Pasar Efisien dan Pengujiannya. Jurnal Akuntansi & Keuangan, 4(1) Mei, hal.54-68.

(22)

84

Huda,N. (2007). Investasi Pada Pasar Modal Syariah. Prenada Media Group. Jakarta.

Husnan, S, Hanafi,M dan Wibowo,A. (1996). Dampak Pengumuman Laporan Keuangan Terhadap Kegiatan Perdagangan Saham dan Variabilitas Tingkat Keuntungan, Journal KELOLA, 5(11), hal.110-125.

Husnan, S. (1998). Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Husnan,S dan Pudjiastuti,E. (2004). Manajemen Keuangan. Edisi Kelima, UPP AMP YKPN.Yogyakarta.

Indriantoro dan Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Manajemen dan Akuntansi. Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Jefriando, M. 2013. BPS: Defisit Neraca Perdagangan Juli 2013 Terbesar SepanjangSejarah RI. Harian Detik, 2 September 2013 diakses dari

http://finance.detik.com/read/2013/09/02/133741/2346891/4/bps-defisit-neraca-perdagangan-juli-2013-terbesar-sepanjang-sejarah-ri pada tanggal 10 September 2013.

Jogiyanto. (2000). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua, BPFE UGM,Yogyakarta.

Jogiyanto. (2003). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga, BPFE. Yogyakarta.

Jogiyanto. (2005). Pasar Efisien secara Keputusan. Edisi Pertama, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Jogiyanto. (2008). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kelima, BPFE. Yogyakarta.

Jogiyanto. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Pertama, BPFE. Yogyakarta.

Kalra, Rajiv, Glenn V. Henderson, Jr., dan Gary A. Raines. (1993). Effect of The Chernobyl Nuclear Accident on Utility Share Prices. Quarterly Journal of Business and Economics, 32(2), hal.52-77.

Kritzman dan Mark. (1994). What Practitioners Need To Know About Event Studies.Financial Analyst Journal, 11(12), hal.17-20.

(23)

85

Saham LQ-45 di PT Bursa Efek Jakarta. Proceeding Simposium Nasional Akuntansi V, hal.273-285.

Luhur,S. (2010). Reaksi Pasar Modal Indonesia Seputar Pemilihan Umum 8 Juli 2009 Pada Saham LQ-45. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 14(2) Mei, hal. 249-262.

MacKinlay dan Craig. (1997). Event Studies in Economics and Finance. Journal of Economic Literature, 15(3), hal.13-39.

Mansur, Iqbal, Stephen J. Cochran, dan Gregory L. Froiro. (1989). The Relationship between the Equity Return Levels of Airline Companies and Unanticipated Events: The Case of the 1979 DC-10 Grounding. Logistics and Transportation Review, (12), hal.355-365.

Malinda dan Martalena. (2011). Pengantar Pasar Moda, Edisi Kesatu. Penerbit ANDI. Yogyakarta.

Martono dan Harjito,A. (2004). Manajemen Keuangan. Ekonesia. Yogyakarta. Meidawati dan Harimawan. (2004). Pengaruh Pemilihan Umum Legislatif Indonesia

Tahun 2004 Terhadap Return Saham dan Volume Perdagangan Saham LQ-45 di PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ). Sinergi Kajian Bisnis dan Manajemen, 7(1), hal. 89-101.

Muharam,H dan Widati, R. (2006). Analisis Reaksi Pasar Modal Terhadap Pengumuman Investasi Teknologi Informasi: Studi Kasus pada Perusahaan yang Listing di BEJ Periode 2002-2005. Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi, 3 (2) Juli, hal. 29-45.

Munari. 2007. Reaksi Pasar Setelah Hasil Pemilu 2004. Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis,7(2) September, hal. 58-99.

Nugroho, A. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS, Edisi Pertama, Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Purwoko dan Hengki. (1997). Konsekuensi Ekonomi Penghapusan Subsidi Bahan

Baku diIndustri Pupuk: Aplikasi Model Keseimbangan Umum Terapan

Indorani. Tesis Magister Manajemen, Program Pascasarjana UGM,

Yogyakarta (tidak dipublikasikan).

Rahayu, C. (2007). Reaksi Pasar Modal Terhadap Pengumuman Reshuffle Terbatas Kabinet Indonesia Bersatu. Jurnal Sinergi, 9 (2) Juni, hal. 129-142.

(24)

86

Magister Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang.

Setyawasih,R. (2007). Studi tentang Peristiwa (Event Study): Suatu Panduan Riset Manajemen Keuangan di Pasar Modal. Jurnal Optimal,1 (1) Maret, hal.52-58.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan Ke-16, Penerbit Alfabeta. Bandung.

Sularso,A. (2003). Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Perubahan Return Sebelum dan Sesudah Ex-Dividend Date di BEJ. Jurnal Akuntansi dan Keuangan,5 (1) Mei, hal.1-17.

Suliyanto. (2009). Metode Riset Bisnis. Penerbit ANDI. Yogyakarta.

Sunariah. (2003). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Ketiga, UUP AMP YKPN. Yogyakarta.

Sunjoyo, Setiawan,R, Carolina,V, Magdalena,M, dan Kurniawan,A. (2012). Aplikasi

SPSS untuk Smart Riset (Program IBM SPSS 21.0). Cetakan Kesatu, Penerbit

Alfabeta. Bandung

Supriyatna,I. (2013). Jelang Kenaikan BBM, IHSG Jeblok 141,41 Poin.

Okezone.com, 20 Juni 2013 diakses dari

http://economy.okezone.com/read/2013/06/20/278/824833/redirect pada

tanggal 10 September 2013.

Suryawijaya dan Setiawan. (1998). Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Politik dalam Negeri (Event study pada peristiwa 27 Juli 1996). Journal Kelola No.18/VII/1998, hal.137-153.

Susilo,D dan Iman,F. (2013). Saham Tambang Akan Tahan Kenaikan IHSG.

Indonesia Finance Today, 8 Juli 2013 diakses dari

http://www.indonesiafinancetoday.com/read/47675/Saham-Tambang-akan-Tahan-Kenaikan-IHSG pada tanggal 3 September 2013.

Susilo,S,Y. (2002). Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Tarif Dasar Listrik Terhadap Kinerja Ekonomi Makro. Wahana, 5 (2) Agustus, hal 149- 164.

Tandelilin,E. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama, BPFE.Yogyakarta.

Tandelilin,E. (2010). Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama, Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI). Yogyakarta.

(25)

87

Trisnawati,F. (2011). Pengaruh Peristiwa Politik Terhadap Perubahan Harga Saham. Pekbis Jurnal, 3(3) November, hal. 528-535.

Virginia,S, Manurung,T dan Muliawati. (2012). Pengaruh Pengumuman Earnings Terhadap Abnormal Return Saham. Jurnal Administrasi Bisnis, 8(1), hal 1-20. Wahyudi, S. (2004). Perkembangan dan Prospek Pasar Modal di Indonesia Tahun 2005 (Event Study: Pendekatan Managemen Strategik). Jurnal Bisnis Strategi, 13 (17) Juli, hal 96-107.

Wardhani,LS. (2013). Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Pemilihan Gubernur DKI Jakarta Putaran II 2012 (Event Study pada Saham Anggota Indeks Kompas 100). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Brawijaya, 1(1), hal. 70-86.

Widoatmodjo,S. (2000). Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. Cetakan Keempat, Yayasan Mpu Ajar Artha, Jakarta.

Zaqi,M. (2006). Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa- Peristiwa Ekonomi dan Peristiwa-peristiwa Sosial-Politik Dalam Negeri (Studi Kasus Saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta Periode 1999-2003), Tesis Magister Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro,Semarang (tidak dipublikasikan).

www.idx.co.id

Referensi

Dokumen terkait

Penyisiran pada setiap bagian kecil sisi kanan dan kiri rambut kepala dilakukan dalam waktu bersamaan (serentak) dan dimulai dari pangkal rambut/ mengenai kulit kepala..

Pasal 13 ayat (1) huruf a : Untuk kegiatan mini swalayan/ toko/ waralaba yang diselenggarakan oleh satu badan usaha yang mempunyai kegiatan usaha dibeberapa lokasi

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VIII SMPN 3..

Langkah-langkah dalam analisis meliputi mengorganisir informasi yang diperoleh melalui wawancara dan observasi dengan informan, membaca keseluruhan informasi, membuatkan

Sementara di sisi lain, dengan tetap menjadi pemegang saham minoritas, daerah akan kehilangan peluang memperbesar penerimaan dividen yang juga berarti tidak dapat

Perilaku konsumsi pelajar terhadap game online merupakan sikap yang diambil oleh seorang pelajar dalam bertingkah laku atau bertindak untuk memenuhi kebutuhan diri atas

[r]

Pada tahap membuat rencana penyelesaian S1 disimpulkan lancar karena S1 menuliskan semua model matematika dan rumus/ metode matematika yang diperlukan dalam soal