• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN BERBASIS TINGKAT KECEPATAN BELAJAR SISWA PADA MATERI INSTALASI PENERANGAN LISTRIK DASAR DI KELAS XI TITL-2 SMK NEGERI 2 PAKKAT TAHUN AJARAN 2015/206.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN BERBASIS TINGKAT KECEPATAN BELAJAR SISWA PADA MATERI INSTALASI PENERANGAN LISTRIK DASAR DI KELAS XI TITL-2 SMK NEGERI 2 PAKKAT TAHUN AJARAN 2015/206."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN BERBASIS TINGKAT KECEPATAN BELAJAR

SISWA PADA MATERI INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

DASAR DI KELAS XI TITL SMK NEGERI 2 PAKKAT

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Oleh:

CALVIN RAPHAEL AGUSTI SIMANULLANG

5113131011

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

Simanullang, Calvin Raphael Agusti,(2015). Pembelajaran Berbasis Tingkat

Kecepatan Belajar Siswa Pada Materi Instalasi Penerangan Listrik Dasar Di Kelas XI TITL-2 SMK Negeri 2 Pakkat Tahun Ajaran 2015/206. Skripsi, Fakultas Teknik UNIMED.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kecepatan belajar siswa pada materi instalasi penerangan listrik dasar di kelas XI TITL SMK Negeri 2 Pakkat.

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI bidang keahlian teknik pemanfaatan tenaga listrik SMK Negeri 5 Medan tahun ajaran 2015/2016. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas XI jurusan teknik instalasi tenaga listrik SMK Negeri 2 Medan yang terdiri dari 2 kelas yang berjumlah 59 orang. Teknik pengambilan sampel digunakan dengan cara random atau acak, sehingga sampel penelitian ini dilaksanakan pada kelas XI TITL-2 yang terdiri dari 29 siswa.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Pengumpulan data dilakukan dengan melihat perbedaan waktu setiap siswa dalam memahami modul dan mengerjakan lembaran kerja dalam modul, dalam setiap pertemuan. Uji hipotesis yang digunakan adalah Uji Chi-Square Goodness of Fit satu sampel (x2). Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui yang mana hipotesis dalam penelitian ini yang diterima atau ditolak.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pembelajaran Berbasis Tingkat Kecepatan Belajar Siswa Pada Materi Instalasi Penerangan Listrik Dasar Di Kelas XI TITL-2 SMK Negeri 2 Pakkat Tahun Ajaran 2015/206”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Bapak Dr. Asahan Pasaribu, S.T., M.Pd selaku pembimbing skripsi penulis yang

telah banyak memberikan waktu untuk membimbing penulis hingga selesainya skripsi ini dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd, selaku Wakil Dekan I Fakultas Teknik

Universitas Negeri Medan

2. Bapak Dr. Baharuddin, S.T., M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Medan

3. Bapak Dr. Salman Bintang, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan

4. Bapak Dr. Sukarman Purba, S.T., M.Pd., Drs. Ir. Abdul Hakim Butar- Butar, M.T., Drs. Wanapri Pangaribuan, M.T.,M.M., selaku Dosen Penguji, yang memberikan saran dan arahan guna kesempurnaan skripsi ini.

5. Dosen serta pegawai di lingkungan Jurusan Pendidikan Teknik Elektro. 6. Ayahanda M. Simanullang dan Ibunda R. br Sitanggang (+) yang telah

(8)

iii 7. Teman –teman seperjuangan di jurusan elektro Reguler 2011.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang turut memberi semangat dan bantuan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, Januari 2016

(9)

iv 1. Hakekat Belajar Dan Pembelajaran ... 7

2. Teori-Teori Yang Mendukung ... 8

3. Tingkat Kecepatan Belajar ... 13

4. Tingkat Kecepatan Belajar Mempengaruhi Proses Belajar ... .. 14

5. Masalah Kesulitan Belajar ... 15

(10)

v

7. Defenisi Instalasi listrik... 19

8. Komponen Pokok Instalasi Listrik ... 20

9. Pembelajaran Dengan Menggunakan Modul ... 23

10. Pembelajaran Ekspositori ... 30

B. Kerangka Berpikir ... 31

1. Perbedaan Tingkat Kecepatan Belajar Siswa Saat Pembelajaran Di Dalam Kelas ... 31

2. Perbedaan Pembelajaran Menggunakan Modul Dengan Pembelajaran Ekspositori Terhadap Kecepatan Belajar Siswa ... 32

C. Pengajuan Hipotesis ... 33

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 34

B. Subjek Penelitian ... 34

C. Desain Penelitian ... 34

D. Defenisi Operasional ... 40

E. Skenario Perlakuan... 41

F. Aspek Modul Belajar ... 42

G. Validasi Ahli ... 43

(11)

vi

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 45

1. Pengumpulan Data Penelitian ... 45

2. Analisis Data Hasil Penelitian ... 45

B. Pembahasan ... 48

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 49

(12)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Stop Kontak ... 21

Gambar 2.2. Fitting Langit-langit ... 21

Gambar 2.3. Fiting Gantung ... 22

Gambar 2.4. Fiting Kedap Air ... 22

Gambar 2.5. Sakelar Tunggal ... 22

Gambar 2.6. Sakelar Ganda ... 22

Gambar 2.7. Pengaman Otomatis ... 23

Gambar 2.8. Pipa PVC... 23

Gambar 2.9. Bentuk Sengkang ... 24

Gambar 2.10. Jenis-Jenis Kotak Sambung ... 24

(13)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Skenario Perlakuan Penelitian ... 38

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Modul ... 40

Tabel 4.1. Kecepatan Belajar Menggunakan Modul……… ... 46

(14)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus Mata Pelajaran ... 52

Lampiran 2. Modul ... 66

Lampiran 3. Daftar Nama Para Ahli ... 81

Lampiran 4. Penilaiaan Pakar (Guru Profesiaonal) Terhadap Modul Instalasi ... 82

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam perkembangan individu dan masyarakat. Masyarakat berusaha agar anak-anak mereka mendapatkan pendidikan sekolah yang berkualitas dan berhasil baik dalam pendidikannya. Sekolah menyelenggarakan suatu program pendidikan yang tertuang dalam kurikulum sekolah yang dilaksanakan melalui kegiatan pendidikan.

Siswa adalah subjek utama dalam pendidikan. Siswa yang belajar setiap saat. Siswa belajar tidak harus selalu berinteraksi dengan guru maupun dengan siswa-siswa lain dalam proses interaksi edukatif. Dia bisa juga bisa belajar mandiri tanpa harus menerima pelajaran dari guru di sekolah. Setelah pulang sekolah, siswa harus belajar di rumah. Mereka mungkin menyusun jadwal belajar pada malam, pagi, dan sore hari. Demikianlah siswa selalu belajar dengan jadwal belajar yang telah diprogramkan. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diartikan bahwa kegiatan pendidikan, mencakup: pengajaran, pelatihan, dan pembimbingan yang dilaksanakan secara sengaja, merata, menyeluruh, terjadwal, sistematik dan wajib diikuti oleh siswa.

Kegiatan pendidikan di sekolah pada umumnya berlangsung di dalam kelas. Dalam kegiatan kelas, guru dengan siswa melalui kegiatan tatap muka. Guru membantu siswa menguasai "cara belajar, cara bergaul, cara menata diri, cara makan, cara bekerja", dan selanjutnya siswa sendirilah yang melakukan kegiatan belajar, bergaul, menata diri, kegiatan untuk pertumbuhan jasmaninya dan kegiatan bekerjanya.

(16)

2 yang sudah dia miliki, sehingga hasil yang dicapai dan yang dialami siswa semakin baik. Kegiatan siswa mengolah bahan belajar itu berupa latihan-latihan atau praktek-praktek atau kegiatan pemecahan masalah. Kegiatan tersebut berpusat pada "cara belajar".

Setiap siswa berbeda, bahkan dua anak kembar sekalipun terdapat perbedaan. Sangat pasti bahwa siswa-siswa yang tidak memiliki hubungan keluarga, berbeda adanya. Perbedaan siswa tersebut dapat dilihat dari perilaku siswa yang berbeda-beda dalam menerima pelajaran dari guru. Perbedaan individu cukup banyak, yang semuanya merupakan ciri dan kepribadian siswa sebagai individu. Suharsimi Arikunto (dalam Djamarah Syaiful Bahri, 2011:82) melihat kepribadian siswa itu mencakup aspek jasmani, agama, intelektual, sosial, etika dan estetika, yang semuanya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Keenam aspek tersebut tidak dimiliki siswa dalam kapasitas yang sama, walaupun semuanya dimiliki oleh siswa. Oleh karena itu, setiap siswa memiliki keunikan sendiri-sendiri. Atas dasar keadaan demikian, secara ideal perlakuan terhadap siswa juga harus berbeda seutuhnya.

Abu Ahmadi (dalam Djamarah Syaiful Bahri, 2011:83) mengakui bahwa siswa selain memilki perbedaan, juga memiliki persamaan. Paling tidak, ada beberapa persamaan dan perbedaan yang harus mendapatkan perhatian seperti pada aspek kecerdasan (intelegensi), kecakapan, prestasi, bakat, sikap, kebiasaan, ciri-ciri jasmaniah, minat, cita-cita, kebutuhan, kepribadian, pola-pola dan tempo perkembangan, serta latar belakang keluarga dan lingkungan.

(17)

3 sendiri dan untuk setiap kelompok umur terdapat variasi kecepatan belajar. Jhon B. Carroll (dalam Winkel, 1996:414) menyatakan bahwa setiap siswa dapat menguasai materi pelajaran secara memuaskan bila ia diberi waktu yang diperlukan untuk belajar. Dapat disimpulkan bahwa ada siswa yang cepat belajar dan berhasil baik, ada siswa yang tepat waktu belajar dan berhasil baik. Ada siswa yang membutuhkan waktu belajar lebih banyak untuk memperoleh hasil yang baik.

Di sekolah dengan sistem klasikal, di antara siswa yang mayoritas berkecerdasan normal, mungkin ada satu atau dua orang siswa sangat cerdas, dan mungkin ada juga siswa yang berkecerdasan di bahwa siswa yang berkecerdasan normal. Guru yang profesional sepantasnya menyadari bahwa perbedaan tingkat kecerdasan itu menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa. Siswa yang sangat cerdas akan mersa tidak mendapatkan perhatian dari sekolah karena pelajaran yang disajikan terlalu mudah baginya. Akibatnya ia menjadi bosan dan frustasi karena tuntutan keingin tahuannya merasa dibendung secara tidak adil. Di sisi lain, anak yang sangat bodoh akan sangat tertekan karena sangat sulit baginya untuk mengikuti pelajaran yang disajikan. Sehingga ia merasa bosan dan frustasi seperti yang dialami temannya yang sangat cerdas tadi.

(18)

4 Pengembangan sistem belajar - pembelajaran yang inovatif merupakan salah satu cara untuk memecahkan masalah kesulitan belajar tersebut. Kategori ini meliputi pengembangan berbagai pola pembelajaran alternatif karena adanya dorongan internal kebutuhan akan pendidikan. Pola ini meliputi SMP Terbuka, belajar di rumah (home schooling), pembelajaran terprogram (pamong), pembuatan berbagai paket atau sumber

belajar (Kejar Paket A, B, C, modul untuk belajar mandiri, media sudiovisual, dan lain-lain), dan pemanfaatan lingkungan untuk belajar (M. Thobroni, 2015:42). Selain itu, R. Ibrahim dan Nana Syaodah S (dalam Syaiful Djamarah Bahri, 2011:114) mengemukakan bahwa salah satu prinsip belajar mengajar adalah prinsip perbedaan individu. Dalam prinsip belajar mengajar ini, guru perlu mengerti benar tentang adanya keragaman ciri-ciri siswa baik dalam menyiapkan dan menyajikan pelajaran maupun dalam pemberian tugas-tugas dan pembimbingan. Dalam model pengajaran berprogram atau modul, penyesuaian pelajaran dengan perbedaan individu sepenuhnya dapat dilakukan, karena cara belajarnya individual. Dalam pengajaran yang bersifat klasikal seperti yang pada umumnya dilaksanakan di sekolah-sekolah, penyesuaian pelajaran dengan perbedaan individu ini terbatas sekali. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran terprogram dengan menggunakan modul dapat menjembatani kesenjangan yang terjadi akibat perbedaan tingkat kecerdasan siswa.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti terdorong untuk mengadakan penelitian dengan judul : “ Pembelajaran Berbasis Tingkat Kecepatan Belajar Siswa Pada Materi Instalasi Listrik Dasar Di Kelas XI TITL-2 SMK Negeri 2 Pakkat Tahun Ajaran

(19)

5

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Setiap siswa memiliki perbedaan kepribadian dan perbedaan kebutuhan sebagai individu khususnya pada tingkat kecerdasan yang menimbulkan kesulitan-kesulitan siswa saat pembelajaran berlangsung di dalam kelas.

2. Model mengajar yang digunakan oleh guru tidak memperhatikan perbedaan tingkat kecapatan belajar siswa menimbulkan kesulitan-kesulitan siswa saat pembelajaran berlangsung.

3. Model pembelajaran berbasis tingkat kecepatan belajar individual merupakan model pembelajaran yang memperhatikan perbedaan tingkat kecepatan belajar siswa. 4. Penggunaan modul dapat menjembatani kesenjangan yang terjadi akibat perbedaan

tingkat kecepatan belajar siswa saat pembelajaran berlangsung.

C. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada pembelajaran berbasis tingkat kecepatan belajar siswa dengan pemanfaatan modul untuk kelas XI TITL-2 di SMK Negeri 2 Pakkat tahun ajaran 2015/2016.

D.Rumusan Masalah

(20)

6

E.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan kecepatan belajar siswa pada kelas XI TITL-2 di SMK Negeri 2 Pakkat tahun ajaran 2015/2016 dalam menguasai materi instalasi penerangan listrik dasar.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait diantaranya sebagai berikut.

1. Bagi siswa, memperoleh pengalaman belajar bagaimana cara memahami konsep, penggunaan konsep dalam menyelesaikan masalah.

2. Bagi guru, memperoleh suatu model pembelajaran yang tepat dalam membelajarkan suatu materi ajar.

3. Bagi sekolah, meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah yang dapat memperbaiki kualitas pembelajaran.

(21)

50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada BAB IV, maka diambil kesimpulan bahwa ada perbedaan tingkat kecepatan belajar siswa pada materi instalasi penerangan listrik dengan menggunakan modul belajar di XI TITL-2 SMK Negeri 2 Pakkat. Dibuktikan dengan memperoleh x2hitung = 59,21 dengan mengambil taraf nyata α = 0,05 dan dk = 28, x2tabel = 16,9. Sehingga harga Chi

Kuadrat ( x2hitung ) > Chi Kuadrat ( x2tabel ).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka peneliti mempunyai beberapa saran : 1. Kepada guru hendaknya ketika memberikan suatu materi pelajaran, terutama materi

instalasi penerangan listrik, memperhatikan perbedaan tingkat kecepatan belajar siswa. Modul belajar siswa dapat digunakan saat proses pembelajaran. Saat modul belajar sedang dikerjakan oleh siswa, guru dapat melakukan pengecekan keliling, guna membantu siswa untuk memahami suatu materi pelajaran, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2. Kepada siswa SMK Negeri 2 Pakkat disarankan lebih aktif dalam proses pembelajaran, bertanya saat pembelajaran menggunakan modul sedang diterapkan, sehingga pemahaman Instalasi penerangan listrik dapat tercapai.

(22)

50

DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sadirman., (2009), Interaksi & Motivasi Belajar-Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta. Dimyati dan Mujiono., (2002), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri., (2011), Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Ngalimun., (2013), Strategi dan Model Pembelajaran, Aswaja Presindo, Yogyakarta. Sobry Sutikno,M., (2013), Belajar dan Pembelajaran, Holistica, Lombok.

Sugiyono., (2009), Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung.

Suryosubroto, B., (1983), Sistem Pengajaran dengan Modul, Bina Aksara, Yogyakarta. Thobroni, M., (2015), Belajar dan Pembelajaran, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta.

Gambar

Gambar 2.1 Stop Kontak ......................................................................................................
Tabel 3.2.  Kisi-Kisi Modul ...............................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Keterlibatan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan menyebabkan guru dituntut menguasai berbagai macam perkembangan

(2) Kepala Daerah atau Pejabat dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebagaimana

Kelompok Kerja Jasa Konsultansi Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Lamandau mengumumkan pemenang seleksi sederhana untuk Pekerjaan Belanja Jasa

Perbedaan Self-Esteem Proses Penuaan Pada Lansia Pria Dan Wanita Terhadap Citra Tubuh Di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dan Anak4.

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB. Universitas Pendidikan Indonesia |

untuk menulis tentang “ Peran Komisi Kejaksaan dalam Melakukan Pengawasan Terhadap Tugas Jaksa Sebagai Penuntut Umum.”. B.

- Terwujudnya Water Sport Center yang memiliki tatana ruang dalam dan tampilan bangunandengan karakter fleksibel, luwes, aktif dan atraktif ke dalam bentuk. dan ruang