HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERILAKU
MENYIMPANG PADA REMAJA DI DUSUN XI
EMPLASMEN DESA BANDAR KLIPPA
KECAMATAN PERCUT SEI TUAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Pesyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Oleh :
Suheni Annisa Munte NIM. 109371033
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKUTAS ILMU PENDIDIKAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas
penyertaan-Nya dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul “Hubungan Pola Asuh
Oangtua Dengan Perilaku Menyimpang Pada Remaja Di Dusun XI Emplasmen Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan ”
Tujuan penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED. Selama
dalam proses penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang dihadapi penulis dan
juga Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan atau kejanggalan baik dalam penulisan maupun isinya. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman penulis. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
demi menyempurnakan skripsi ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan menjadi bahan masukan bagi perkembangan dunia pendidikan
khususnya dunia pendidikan luar sekolah.
Medan, Agustus 2013
Penulis
SUHENI ANNISYA MUNTE
i
ABSTRAK
Suheni Annisya Munte. Nim. 109371033. Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Perilaku Menyimpang Pada Remaja di Dusun XI Emplasmen Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut SeiTuan. Skripsi. FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN, 2013.
Masalah dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat hubungan pola asuh orangtua dengan perilaku menyimpang remaja usia 12-17 tahun di Dusun XI Emplasmen Desa Bandar klippa Kecamatan Percut Sei Tuan. Penelitian ini bertujuan : Untuk mengetahui hubungan pola asuh orangtua dengan perilaku menyimpang remaja usia 12-17 tahun.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori pola asuh menurut Gunarso (2000: 55) Pola asuh orang tua merupakan perlakuan orang tua dalam interaksi yang meliputi orang tua menunjukkan kekuasaan dan cara orang tua memperhatikan keinginan anak. Teori perilaku menyimpang oleh Petronio menyatakan bahwa perilaku menyimpang adalah tindakan oleh seseorang yang belum dewasa yang sengaja melanggar hukum dan yang diketahui oleh anak itu sendiri bahwa jika perbuatan itu diketahui oleh petugas hukum ia bisa dikenai hukuman.
Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja usia 12-17 tahun yang ada di Dusun XI Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan yaitu sebanyak 380 orang. Sedangkan sampel penelitian ini adalah 10% dari populasi yang ada yaitu berjumlah 38 orang.
vi DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Batasan Masalah ... 7
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teori 1. Perilaku Menyimpang ... 9
1.1. Pengertian Perilaku Menyimpang ... 9
1.2. Bentuk-Bentuk Pengertian Perilaku Menyimpang ... 10
1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengertian Perilaku Menyimpang ... 12
2. Pola Asuh Orangtua 2.1 Pengertian Pola Asuh Orangtua ... 20
2.2 Bentuk-Bentuk Pola Asuh Orangtua ... 22
2.3 Aspek-Aspek pola Asuh Orangtua ... 26
3. Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Perilaku Menyimpang Remaja ... 28
B. Kerangka Konseptual ... 30
vii BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ... 33
B. Populasi dan Sampel ... 33
a. Populasi ... 33
b. Sampel ... 34
C. Operasional Variabel Penelitian ... 35
D. Definisi Operasional Variabel ... 35
E. Teknik Pengumpulan Data ... 36
F. Teknik Analisis Data ... 39
G. Lokasi dan Waktu penelitian ... 41
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitan ... ... 45
B. Pembahasan Penelitian... 53
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58
B. Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 61
x
[image:7.612.86.531.76.621.2]DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Paradigma Penelitian ... 32
Gambar 2 : Histogram Pola Asuh Orangtua ... 49
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Angket ... 63
Lampiran 2 : Skor Angket Pola Asuh Orangtua ... 69
Lampiran 3 : Skor Angket Perilaku Menyimpang ... 73
Lampiran 4 : Taraf Signifikan Nilai r Product Moment ... 77
Lampiran 5 : pengujian hipotesis ... 81
Lampiran 6 : Tabel t ... 82
Lampiran 7 : Tabel r ... 83
Lampiran 8 : Daftar Nama Sampel ... 84
Lampiran 9 : Surat Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Remaja berasal dari bahasa latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa Jadi masa remaja disebut masa bertumbuh dan berkembang, baik bidang fisik, mental,
sosial maupun rohani. Masa remaja adalah suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan
tidak mantap. Pada masa ini remaja cenderung mencoba-coba hal baru yang belum pernah
dialaminya dan cenderung menempuh resiko besar. Hal ini berlangsung akibat adanya
kecenderungan egosentris dan keyakinan bahwa dirinya tak terkalahkan. Kecenderungan ini
membuat remaja kurang waspada dalam bertingkah laku sehingga mereka sering bertindak
ceroboh dan tidak mempertimbangkan dengan baik akibat dari pertilakunya. Salah satu tugas
remaja adalah memperlajari apa yang benar dan apa yang salah. Tugas itu diharapkan dapat
menjadikan anak mampu menyelesaikan masalh-masalah yang dialaminya dapat terselesaikan
dengan baik. Remaja perlu berpikir dan bertingkah laku yang sesuai.
Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat menggantikan
generasi-generasi penerus bangsa dengan kualitas kinerja dan mental yang lebih baik. Namun
sayangnya harapan remaja sebagai penerus bangsa yang menentukan kuaitas negara di masa
yang akan datang sepertinya bertolak belakang dengan kenyataan yang ada. Perilaku nakal di
kalangan remaja saat ini cenderung mencapai titik kritis. Hal ini terbukti dari pemberitaan di
Waspada tahun 2012 tentang remaja yang sering menggunakan obat-obat terlarang (seperti pil
KB, megadon dan ecstasy), melakukan pergaulan bebas dan mabuk-mabukan (Waspada 12
Oktober, 2012). Digambarkan pula bahwa remaja pada saat ini lebih suka jalan-jalan di mal,
kebut-kebutan di jalan raya dan tawuran antar pelajar. Frekuensi tawuran meningkat tajam dari
2
1500 kasus pada tahun 2011/2012 menjadi 1755 kasus pada tahun 2012 (Kompas, 23
Februari,2012). Seperti yang terjadi di Dusun XI emplasmen Desa Bandar Klippa Tembung,
remaja dilingkungan tersebut memiliki watak yang keras. Mereka melakukan hal-hal yang
negatif dan mengarah kepada perilaku menyimpang. Remaja yang berusia 12-17 tahun
dilingkungan tersebut berjumlah 380 orang, dan menurut pengamatan 10 % dari jumlah tersebut
telah melakukan perilaku menyimpang. Remaja di lingkungan tersebut cenderung melakukan
perilaku menyimpang seperti merokok, berjudi, mencuri, bolos sekolah, pulang larut malam,
nongkrong di pinggir jalan, melawan orangtua, mabuk-mabukan hingga pada pemakaian
obat-obatan terlarang.
Berbagai macam faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang remaja, yaitu faktor
keluarga (seperti kedekatan hubungan orang tua – anak, gaya pengasuhan orang tua, pola disiplin
orang tua, serta pola komunikasi dalam keluarga) dan faktor lain di luar keluarga ( seperti
hubungan dengan kelompok bermain atau ‘peer group’, ketersediaan berbagai sarana seperti
gedung bioskop, diskotik, tempat-tempat hiburan, televisi, VCD, internet, akses kepada obat-obat
terlarang dan buku-buku porno serta minuman beralkohol) (Gunarsa dan Gunarsa, 1995).
Disimpulkan dari berbagai penelitian bahwa pola komunikasi yang demokratis dan
frekuensi komunikasi yang tinggi berhubungan erat dengan rendahnya tingkat kenakalan remaja,
gaya pengasuhan yang otoriter dan permissive mendorong anaknya untuk bertingkah laku nakal
(Cahyaningsih, 1999).
Lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama yang berpengaruh terhadap
perkembangan anak, fisik, mental, dan spiritual yang akan diwujudkan dalam tingkah laku. Pola
hidup keluarga, termasuk pola asuh orang tua dapat dipakai sebagai faktor untuk memprediksi
3
pola asuh tertentu ini memberikan sumbangan dalam mewarnai perkembangan terhadap
bentuk-bentuk perilaku tertentu pada anaknya. Salah satu perilaku yang muncul dapat berupa perilaku
nakal.
Sipahutar (2009: 12) menyatakan bahwa:
keluarga memberikan dasar pembentukan kepribadian, tingkah laku, watak, moral dan
pendidikan anak. Keluarga yang ideal adalah keluarga yang dapat menjalankan peran dan
fungsi dari keluarga dengan baik sehingga akan terwujud hidup yang sejahtera. Untuk
dapat mewujudkan keluarga yang sejahtera, faktor dalam keluarga yang mempunyai
peranan penting adalah penerapan pola asuh orang tua.
Pada masa remaja interaksi dan keberadaan remaja dengan orangtua mereka cenderung
berkurang karena adanya kebutuhan yang terbesar untuk bersama dengan kelompok sebaya. Hal
ini mengakibatkan kontrol orangtua menjadi berkurang. Apalagi jika waktu orangtua yang
banyak habis diluar karena urusan bekerja akan mengakibatkan anak merasa terabaiakan, hal ini
adalah salah satu penyebab anak menjadi melawan dan tidak menurut perkataan orangtua,
bahkan hal yang paling buruk adalah anak akan berprilaku menyimpang diluar rumah atau
dengan teman bergaulnya sehari-hari.
Perkembangan kehidupan remaja tidak terlepas dari pola asuh orangtua yang mempunyai
harapan agar anak-anak mereka tumbuh dan berkembang menjadi anak yang berguna bagi
keluarga, masyarakat, bangsa dan negaranya. Namun secara tidak sengaja terkadang orangtua
lupa bahwa pola asuh yang diterapkan pada anak sangat berpengaruh dalam membentuk
perkembangan kepribadian remaja tersebut.
Dalam berinteraksi dengan anak-anak, orangtua cenderung menggunakan cara-cara
tertentu yang dianggapnya paling baik bagi anak. Disinilah letak terjadinya beberapa perbedaan
4
mempertimbangkan kebutuhan dan situasi anak. Disisi lain sebagai orangtua mempunyai
keinginan dan harapan yang tentunya lebih baik dari mereka. Tak bisa kita pungkiri orang tua
dengan karakter masing-masing dan masa lalu yang berbeda-beda akan ikut serta mempengaruhi
jenis pola asuh yang diterapkan.
Orangtua ingin remaja mereka tumbuh menjadi individu yang dewasa, dapat
menyelesaikan masalahnya secara baik. Seperti yang penulis lihat kebanyakan orangtua yang
menginginkan anaknya tumbuh menjadi orang yang berbakti kepada orangtua, berguna bagi
orang lain dan sukses dalam kehidupan. Namun, para orangtua tidak mengerti hal apa yang harus
mereka perbuat agar keinginan mereka dapat tercapai. Faktor yang menyebabkan hal itu terjadi,
diantaranya kurangnya pemahaman mengenai cara pengasuhan yang baik terhadap anak, serta
kurangnya waktu luang untuk mengurusi anak remajanya bahkan hanya untuk menanyakan apa
saja kegiatan mereka yang mereka lakukan.
Farringtron (1978 : 87) menyatakan bahwa “sikap orangtua yang kasar dan keras,
perilaku orangtua yang menyimpang, dinginnya hubungan antara anak dengan orangtua dan
antara ayah dan ibu, orangtua yang bercerai, dan ekonomi lemah mendoronganak anak untuk
berprilaku menyimpang.”
Tanggungjawab dan kepercayaan orangtua yang dirasakan oleh anak akan menjadi dasar
peniruan dan identifikasi diri untuk berprilaku. Ini berarti orangtua perlu mengenalkan dan
memberikan pengertian nilai moral terhadap anak sebagai landasan dan arah berprilaku teratur
berdasarkan tanggungjawab dan konsistensi diri. Selanjutnya dalam menerapkan pola asuh
terhadap anak, tidak semua orangtua mampu menjalankan perannya sebagai pelindung anak.
5
kurang. Pada umumnya orangtua tidak menyadari akan kesalahan yang diperbuat dan terkadang
kesalahan itu terjadi karena orangtua sering berada di luar rumah, sehingga kesempatan untuk
memperhatikan anak tidak ada, karena terlalu sibuk menghadapi masalahnya sendiri. Tantangan
seperti orangtua mencari nafkah, sehingga perhatian dan kasih sayang kepada anak kurang dan
mengakibatkan anak menjadi tidak betah di rumah.
Akibatnya pada saat sekarang ini masih banyak remaja yang menganggap bahwa
orangtua mereka tidak memberikan perhatian, kasih sayang dan perlindungan yang wajar. Oleh
sebab itu, sering terjadi pertengkaran antara orangtua dan remaja yang mengakibatkan remaja
melakukan penyimpangan remaja yang disebut kenakalan remaja, seperti mencuri, pulang larut
malam, begadang, berjudi, berbicara kurang sopan terhadap orangtua, mengkonsumsi minuman
keras dan obat-obat terlarang.
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah penulis paparkan di atas, penulis tertarik
untuk meneliti bagaimana sebenarnya “HUBUNGAN POLA ASUH OANGTUA DENGAN
PERILAKU MENYIMPANG PADA REMAJA USIA 12-17 TAHUN DI DUSUN XI
EMPLASMEN DESA BANDAR KLIPPA KECAMATAN PERCUT SEI TUAN
TEMBUNG”
B. Identifikasi masalah
Dengan hal tersebut, beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan sehubungan dengan
pola asuh orangtua terhadapa perilaku menyimpang pada remaja adalaj sebagai berikut :
1.
Orangtua sibuk mengurusi keperluannya sendiri, sedang pengamatan anak-anaknya
6
2.
Permasalahan yang dialami orangtua, seperti bercerai, bertengkar atau pun tidak pernah
dirumah karena urusan pekerjaan membuat anak memiliki perilaku menyimpang
3.
Kurangnya pemahaman orangtua tentang masa depan anaknya, sehingga pendidikan anak
tidak terlaksana dengan baik.
4.
Kurangnya perhatian orangtua terhadap perilaku menyimpang yang dilakukan oleh
remaja.
5.
Kurangnya pengawasan dan perlindungan yang seksama dari orangtua terhadap anak
remajanya
6.
Kurangnya kemampuan dan pengendalian diri remaja agar dapat menjauh dari
remaja-remaja nakal yang lainnya.
C. Batasan Masalah
Banyak masalah yang harus dipaha,mi seperti dalam identifikasi, tetapi peneliti akan
membetasi penelitian ini pada : “Hubungan Pola Asuh Oangtua Dengan Perilaku
Menyimpang Pada Remaja Usia 12-17 Tahun Di Dusun XI Emplasmen Desa Bandar
Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Tembung”
D. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah dalam penelitian ini, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
a.
Pola asuh apa sajakah yang diterapkan pada remaja di Dusun XI Emplasmen Desa
7
b.
perilaku menyimpang apa sajakah yang dilakukan oleh remaja di Dusun XI Emplasmen
Desa Bandar klippa Kecamatan Percut Sei Tuan?
c.
Apakah terdapat hubungan pola asuh orangtua dengan perilaku menyimpang remaja usia
12-17 tahun di Dusun XI Emplasmen Desa Bandar klippa Kecamatan Percut Sei Tuan ?
E. Tujuan Penelitian
untuk menentukan arah penelitian ini, maka tujuan penelitian ini adalah :
a.
Untuk mengetahui pola asuh yang diterapkan orangtua kepada remaja usia 12-17 tahun di
Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan
b.
Untuk mengetahui perilaku remaja usia 12-17 tahun yang ada di Desa Bandar Klippa
Kecamatan Percut Sei Tuan
c.
Untuk mengetahui hubungan pola asuh orangtua denga perilaku menyimpang remaja usia
12-17 tahun di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan
F. Manfaat Penelitian
Adapun ynag menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Manfaat Praktis
a.
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi orangtua, dalam menerapkan pola
suh terhadap anak
b.
Sebagai bahan masukan bagi masyarakat untuk dapat memberikan perhatian kepada
remaja usia 12-17 tahun agar tidak melakukan tindakan yang menyimpang
c.
Sebagai masukan begi fakultas khusunya jurusan PLS dalam mengembangkan ilmu
8
2.
Manfaat Teoritis
Tulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan acuan bagi peneliti yang lain
jika akan melakukan atau pengembangn lebih lanjut mengenai hubungan pola asuh orangtua
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Orang tua di Dusun XI Emplasmen Desa Bandar Klippa cendrung
menerapkan pola asuh otoriter seperti suka menghukum, remaja
dipaksakan untuk patuh terhadap peraturan yang diberikan dan orang tua
cendrung mengekang remaja. Dari hasil perhitungan diketahui pola asuh
orang tua dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata keseluruhan sebesar
49 yang berada pada interval kelas 47-50.
2. Sebagian remaja usia 12-17 tahun di Dusun XI Emplasmen Desa Bandar
Klippa sering melakukan penyimpangan seperti merokok, bermain judi,
pulang larut malam dan naik sepeda motor dengan kecepatan tinggi. Dari
hasil perhitungan diketahui perilaku menyimpang remaja dalam kategori
sedang dengan nilai rata-rata keseluruhan sebesar 35,23 yang berada pada
interval kelas 33-38.
3. Ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan perilaku
menyimpang pada remaja usia 12-17 tahun di Dusun XI Emplasmen Desa
Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Tembung, hal ini diketahui
dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus product diperoleh
harga rhitung sebesar 0,789 sedangkan rtabel sebesar 0,320, artinya. rhitung >
rtabel yaitu 0,789 > 0,320. Kemudian terdapat hubungan yang signifikan
antara pola asuh orang tua dengan perilaku menyimpang pada remaja, hal
ini diketahui dari hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar 7,710
59
sedangkan ttabel sebesar 1,684. Dengan membandingkan kedua nilai
tersebut diperoleh thitung > ttabel yaitu 7,710 > 1,684.
B. Saran
1. Kepada orang tua disarankan untuk dapat menerapkan pola asuh
demokratis bagi putra-putri mereka sehingga remaja dapat merasa nyaman,
aman dan penuh dengan limpahan kasih sayang dari orang-orang
terdekatnya. Penerapan pola asuh demokratis dapat dilakukan orang tua
dengan memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih setiap
keinginannya namun tetap dengan memberikan bimbingan yang benar.
Bentuk pola asuh demokratis sangat tepat diberikan kepada remaja karena
remaja merupakan kelompok usia yang sudah dapat untuk diajak
berdiskusi sehingga akan lebih senang untuk penerapan pola asuh yang
demokratis ini.
2. Kepada remaja disarankan dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang
bermanfaat dengan tidak mengganggu ketertiban umum atau bahkan
melanggar norma hukum karena dapat mengakibatkan permasalahan bagi
masa depan remaja tersebut. Dalam upaya menghindari perilaku
menyimpang tersebut dapat dilakukan dengan mengikuti kegiatan
dikelompok-kelompok pengajian atau kegiatan-kegiatan positif di karang
60
3. Kepada peneliti selanjutnya disarankan dapat melibatkan faktor-faktor
lain yang berpengaruh pada perliaku menyimpang pada remaja seperti
pengaruh lingkungan, teman sebaya dan sebagainya. Selain itu penelitian
juga dapat dilakukan secara kualitatif agar dapat menggali perasaan remaja
61
DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku :
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Bina Ilmu
Deradjat, Z. 1991. Problem Remaja Di Indonesia. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia
Hadi, S dan Parmadiningsih, Y. Manual SPS (Seri Program Statistik). Yogyakarta:Badan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.
Hurlock, E.B. 1991. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga.
Mapiare, A. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional
Rinda, M.H. 2009.Hubungan Antara Kecenderungan Pola Asuh Demokratis Orangtua Dengan Perilaku Menyimpang Pada Siswa-Siswi Dharma Pancasila Medan. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Medan.
Sarlito, W.S. 1994. Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Grafindo Remaja
Singgih D. Gunarsa. 1996. Psikologi Untuk Keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia, Jakarta
Singgih D. Gunarsa. 1991. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : BPK Gunung Mulia, Jakarta
Singgih D. Gunarsa. 1982. Dasar dan Teori Perkmbangan Anak, BPK Gunung Mulia, Jakarta
Sudarsono, S. 2004. Kenakalan Remaja. Jakarta:Rineka Cipta
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Rineka Cipta
Sumardi Suryabrata. 1983. Psikologi Kepribadian. Rajawali, Jakarata
Von Magnis, Frans. 2001. Etika Umum, Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral, Yayasan Kanisius, Yogakarta.
Wahyuni, W, dkk. 2003. Mengkomunikasikan Moral Pada Anak. Jakarta:Elex Media Komputindo
Yatim, D.I. dkk.,(eds). 1999. Kepribadian, Keluarga dan Narkotika : Tinjauan Sosial. Psikologis, Arcan, Bandung
62
Sumber Internet :
Azzam Kaustar. Definisi perilaku Menyimpang. 2012. Dalam
http://makalahazam.blogspot.com/2012/11/perilaku-menyimpang-remaja.html. diakses tanggal 12 mei 2013
Amin. 2009. Faktor Penyebab Timbulnya Kenakalan Remaja. Dalam
http://www.sabda.org/c3i/faktor_pribadi_keluarga_dan_lingkungan_sosial _sebagai_penyebab_timbulnya_kenakalan_remaja_dan_penyal. diakses 24 Mei 2013
Laisya Febriani. 2009. Pola Asuh Orangtua. Dalam
(http://www.depdiknas.go.id/jurnal/37hubungan-pola-asuh-orang-tua.htm diakses mei 2013). diakses 24 Mei 2013
RIWAYAT HIDUP
1. Latar Belakang
a. Nama : Suheni Annisya Munte
b. Tempat/Tanggal Lahir : Medan / 09 Juli 1991
c. Nama orangtua
Ayah : suhairul munte
Ibu : Nuraisyah Pane
d. Pekerjaan Orangtua : Pegawai Negeri Sipil
e. Alamat orangtua : Jl. Ar-Ridho Tembung
f. Jumlah Saudara : 5 (Lima)
g. Anak ke : 1 (Pertama)
2. Riwayat Pendidikan