• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERILAKU MENYIMPANG PADA REMAJA DI DUSUN XI EMPLASMEN DESA BANDAR KLIPPA KECAMATAN PERCUT SEITUAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERILAKU MENYIMPANG PADA REMAJA DI DUSUN XI EMPLASMEN DESA BANDAR KLIPPA KECAMATAN PERCUT SEITUAN."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERILAKU

MENYIMPANG PADA REMAJA DI DUSUN XI

EMPLASMEN DESA BANDAR KLIPPA

KECAMATAN PERCUT SEI TUAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Pesyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Oleh :

Suheni Annisa Munte NIM. 109371033

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKUTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas

penyertaan-Nya dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul “Hubungan Pola Asuh

Oangtua Dengan Perilaku Menyimpang Pada Remaja Di Dusun XI Emplasmen Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan ”

Tujuan penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED. Selama

dalam proses penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang dihadapi penulis dan

juga Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak

kekurangan atau kejanggalan baik dalam penulisan maupun isinya. Hal ini

disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman penulis. Untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca

demi menyempurnakan skripsi ini.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita

semua dan menjadi bahan masukan bagi perkembangan dunia pendidikan

khususnya dunia pendidikan luar sekolah.

Medan, Agustus 2013

Penulis

SUHENI ANNISYA MUNTE

(4)

i

ABSTRAK

Suheni Annisya Munte. Nim. 109371033. Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Perilaku Menyimpang Pada Remaja di Dusun XI Emplasmen Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut SeiTuan. Skripsi. FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN, 2013.

Masalah dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat hubungan pola asuh orangtua dengan perilaku menyimpang remaja usia 12-17 tahun di Dusun XI Emplasmen Desa Bandar klippa Kecamatan Percut Sei Tuan. Penelitian ini bertujuan : Untuk mengetahui hubungan pola asuh orangtua dengan perilaku menyimpang remaja usia 12-17 tahun.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori pola asuh menurut Gunarso (2000: 55) Pola asuh orang tua merupakan perlakuan orang tua dalam interaksi yang meliputi orang tua menunjukkan kekuasaan dan cara orang tua memperhatikan keinginan anak. Teori perilaku menyimpang oleh Petronio menyatakan bahwa perilaku menyimpang adalah tindakan oleh seseorang yang belum dewasa yang sengaja melanggar hukum dan yang diketahui oleh anak itu sendiri bahwa jika perbuatan itu diketahui oleh petugas hukum ia bisa dikenai hukuman.

Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja usia 12-17 tahun yang ada di Dusun XI Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan yaitu sebanyak 380 orang. Sedangkan sampel penelitian ini adalah 10% dari populasi yang ada yaitu berjumlah 38 orang.

(5)

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teori 1. Perilaku Menyimpang ... 9

1.1. Pengertian Perilaku Menyimpang ... 9

1.2. Bentuk-Bentuk Pengertian Perilaku Menyimpang ... 10

1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengertian Perilaku Menyimpang ... 12

2. Pola Asuh Orangtua 2.1 Pengertian Pola Asuh Orangtua ... 20

2.2 Bentuk-Bentuk Pola Asuh Orangtua ... 22

2.3 Aspek-Aspek pola Asuh Orangtua ... 26

3. Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Perilaku Menyimpang Remaja ... 28

B. Kerangka Konseptual ... 30

(6)

vii BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 33

B. Populasi dan Sampel ... 33

a. Populasi ... 33

b. Sampel ... 34

C. Operasional Variabel Penelitian ... 35

D. Definisi Operasional Variabel ... 35

E. Teknik Pengumpulan Data ... 36

F. Teknik Analisis Data ... 39

G. Lokasi dan Waktu penelitian ... 41

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitan ... ... 45

B. Pembahasan Penelitian... 53

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(7)

x

[image:7.612.86.531.76.621.2]

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Paradigma Penelitian ... 32

Gambar 2 : Histogram Pola Asuh Orangtua ... 49

(8)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Angket ... 63

Lampiran 2 : Skor Angket Pola Asuh Orangtua ... 69

Lampiran 3 : Skor Angket Perilaku Menyimpang ... 73

Lampiran 4 : Taraf Signifikan Nilai r Product Moment ... 77

Lampiran 5 : pengujian hipotesis ... 81

Lampiran 6 : Tabel t ... 82

Lampiran 7 : Tabel r ... 83

Lampiran 8 : Daftar Nama Sampel ... 84

Lampiran 9 : Surat Penelitian

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Remaja berasal dari bahasa latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi

dewasa Jadi masa remaja disebut masa bertumbuh dan berkembang, baik bidang fisik, mental,

sosial maupun rohani. Masa remaja adalah suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan

tidak mantap. Pada masa ini remaja cenderung mencoba-coba hal baru yang belum pernah

dialaminya dan cenderung menempuh resiko besar. Hal ini berlangsung akibat adanya

kecenderungan egosentris dan keyakinan bahwa dirinya tak terkalahkan. Kecenderungan ini

membuat remaja kurang waspada dalam bertingkah laku sehingga mereka sering bertindak

ceroboh dan tidak mempertimbangkan dengan baik akibat dari pertilakunya. Salah satu tugas

remaja adalah memperlajari apa yang benar dan apa yang salah. Tugas itu diharapkan dapat

menjadikan anak mampu menyelesaikan masalh-masalah yang dialaminya dapat terselesaikan

dengan baik. Remaja perlu berpikir dan bertingkah laku yang sesuai.

Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat menggantikan

generasi-generasi penerus bangsa dengan kualitas kinerja dan mental yang lebih baik. Namun

sayangnya harapan remaja sebagai penerus bangsa yang menentukan kuaitas negara di masa

yang akan datang sepertinya bertolak belakang dengan kenyataan yang ada. Perilaku nakal di

kalangan remaja saat ini cenderung mencapai titik kritis. Hal ini terbukti dari pemberitaan di

Waspada tahun 2012 tentang remaja yang sering menggunakan obat-obat terlarang (seperti pil

KB, megadon dan ecstasy), melakukan pergaulan bebas dan mabuk-mabukan (Waspada 12

Oktober, 2012). Digambarkan pula bahwa remaja pada saat ini lebih suka jalan-jalan di mal,

kebut-kebutan di jalan raya dan tawuran antar pelajar. Frekuensi tawuran meningkat tajam dari

(10)

2

1500 kasus pada tahun 2011/2012 menjadi 1755 kasus pada tahun 2012 (Kompas, 23

Februari,2012). Seperti yang terjadi di Dusun XI emplasmen Desa Bandar Klippa Tembung,

remaja dilingkungan tersebut memiliki watak yang keras. Mereka melakukan hal-hal yang

negatif dan mengarah kepada perilaku menyimpang. Remaja yang berusia 12-17 tahun

dilingkungan tersebut berjumlah 380 orang, dan menurut pengamatan 10 % dari jumlah tersebut

telah melakukan perilaku menyimpang. Remaja di lingkungan tersebut cenderung melakukan

perilaku menyimpang seperti merokok, berjudi, mencuri, bolos sekolah, pulang larut malam,

nongkrong di pinggir jalan, melawan orangtua, mabuk-mabukan hingga pada pemakaian

obat-obatan terlarang.

Berbagai macam faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang remaja, yaitu faktor

keluarga (seperti kedekatan hubungan orang tua – anak, gaya pengasuhan orang tua, pola disiplin

orang tua, serta pola komunikasi dalam keluarga) dan faktor lain di luar keluarga ( seperti

hubungan dengan kelompok bermain atau ‘peer group’, ketersediaan berbagai sarana seperti

gedung bioskop, diskotik, tempat-tempat hiburan, televisi, VCD, internet, akses kepada obat-obat

terlarang dan buku-buku porno serta minuman beralkohol) (Gunarsa dan Gunarsa, 1995).

Disimpulkan dari berbagai penelitian bahwa pola komunikasi yang demokratis dan

frekuensi komunikasi yang tinggi berhubungan erat dengan rendahnya tingkat kenakalan remaja,

gaya pengasuhan yang otoriter dan permissive mendorong anaknya untuk bertingkah laku nakal

(Cahyaningsih, 1999).

Lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama yang berpengaruh terhadap

perkembangan anak, fisik, mental, dan spiritual yang akan diwujudkan dalam tingkah laku. Pola

hidup keluarga, termasuk pola asuh orang tua dapat dipakai sebagai faktor untuk memprediksi

(11)

3

pola asuh tertentu ini memberikan sumbangan dalam mewarnai perkembangan terhadap

bentuk-bentuk perilaku tertentu pada anaknya. Salah satu perilaku yang muncul dapat berupa perilaku

nakal.

Sipahutar (2009: 12) menyatakan bahwa:

keluarga memberikan dasar pembentukan kepribadian, tingkah laku, watak, moral dan

pendidikan anak. Keluarga yang ideal adalah keluarga yang dapat menjalankan peran dan

fungsi dari keluarga dengan baik sehingga akan terwujud hidup yang sejahtera. Untuk

dapat mewujudkan keluarga yang sejahtera, faktor dalam keluarga yang mempunyai

peranan penting adalah penerapan pola asuh orang tua.

Pada masa remaja interaksi dan keberadaan remaja dengan orangtua mereka cenderung

berkurang karena adanya kebutuhan yang terbesar untuk bersama dengan kelompok sebaya. Hal

ini mengakibatkan kontrol orangtua menjadi berkurang. Apalagi jika waktu orangtua yang

banyak habis diluar karena urusan bekerja akan mengakibatkan anak merasa terabaiakan, hal ini

adalah salah satu penyebab anak menjadi melawan dan tidak menurut perkataan orangtua,

bahkan hal yang paling buruk adalah anak akan berprilaku menyimpang diluar rumah atau

dengan teman bergaulnya sehari-hari.

Perkembangan kehidupan remaja tidak terlepas dari pola asuh orangtua yang mempunyai

harapan agar anak-anak mereka tumbuh dan berkembang menjadi anak yang berguna bagi

keluarga, masyarakat, bangsa dan negaranya. Namun secara tidak sengaja terkadang orangtua

lupa bahwa pola asuh yang diterapkan pada anak sangat berpengaruh dalam membentuk

perkembangan kepribadian remaja tersebut.

Dalam berinteraksi dengan anak-anak, orangtua cenderung menggunakan cara-cara

tertentu yang dianggapnya paling baik bagi anak. Disinilah letak terjadinya beberapa perbedaan

(12)

4

mempertimbangkan kebutuhan dan situasi anak. Disisi lain sebagai orangtua mempunyai

keinginan dan harapan yang tentunya lebih baik dari mereka. Tak bisa kita pungkiri orang tua

dengan karakter masing-masing dan masa lalu yang berbeda-beda akan ikut serta mempengaruhi

jenis pola asuh yang diterapkan.

Orangtua ingin remaja mereka tumbuh menjadi individu yang dewasa, dapat

menyelesaikan masalahnya secara baik. Seperti yang penulis lihat kebanyakan orangtua yang

menginginkan anaknya tumbuh menjadi orang yang berbakti kepada orangtua, berguna bagi

orang lain dan sukses dalam kehidupan. Namun, para orangtua tidak mengerti hal apa yang harus

mereka perbuat agar keinginan mereka dapat tercapai. Faktor yang menyebabkan hal itu terjadi,

diantaranya kurangnya pemahaman mengenai cara pengasuhan yang baik terhadap anak, serta

kurangnya waktu luang untuk mengurusi anak remajanya bahkan hanya untuk menanyakan apa

saja kegiatan mereka yang mereka lakukan.

Farringtron (1978 : 87) menyatakan bahwa “sikap orangtua yang kasar dan keras,

perilaku orangtua yang menyimpang, dinginnya hubungan antara anak dengan orangtua dan

antara ayah dan ibu, orangtua yang bercerai, dan ekonomi lemah mendoronganak anak untuk

berprilaku menyimpang.”

Tanggungjawab dan kepercayaan orangtua yang dirasakan oleh anak akan menjadi dasar

peniruan dan identifikasi diri untuk berprilaku. Ini berarti orangtua perlu mengenalkan dan

memberikan pengertian nilai moral terhadap anak sebagai landasan dan arah berprilaku teratur

berdasarkan tanggungjawab dan konsistensi diri. Selanjutnya dalam menerapkan pola asuh

terhadap anak, tidak semua orangtua mampu menjalankan perannya sebagai pelindung anak.

(13)

5

kurang. Pada umumnya orangtua tidak menyadari akan kesalahan yang diperbuat dan terkadang

kesalahan itu terjadi karena orangtua sering berada di luar rumah, sehingga kesempatan untuk

memperhatikan anak tidak ada, karena terlalu sibuk menghadapi masalahnya sendiri. Tantangan

seperti orangtua mencari nafkah, sehingga perhatian dan kasih sayang kepada anak kurang dan

mengakibatkan anak menjadi tidak betah di rumah.

Akibatnya pada saat sekarang ini masih banyak remaja yang menganggap bahwa

orangtua mereka tidak memberikan perhatian, kasih sayang dan perlindungan yang wajar. Oleh

sebab itu, sering terjadi pertengkaran antara orangtua dan remaja yang mengakibatkan remaja

melakukan penyimpangan remaja yang disebut kenakalan remaja, seperti mencuri, pulang larut

malam, begadang, berjudi, berbicara kurang sopan terhadap orangtua, mengkonsumsi minuman

keras dan obat-obat terlarang.

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah penulis paparkan di atas, penulis tertarik

untuk meneliti bagaimana sebenarnya “HUBUNGAN POLA ASUH OANGTUA DENGAN

PERILAKU MENYIMPANG PADA REMAJA USIA 12-17 TAHUN DI DUSUN XI

EMPLASMEN DESA BANDAR KLIPPA KECAMATAN PERCUT SEI TUAN

TEMBUNG”

B. Identifikasi masalah

Dengan hal tersebut, beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan sehubungan dengan

pola asuh orangtua terhadapa perilaku menyimpang pada remaja adalaj sebagai berikut :

1.

Orangtua sibuk mengurusi keperluannya sendiri, sedang pengamatan anak-anaknya

(14)

6

2.

Permasalahan yang dialami orangtua, seperti bercerai, bertengkar atau pun tidak pernah

dirumah karena urusan pekerjaan membuat anak memiliki perilaku menyimpang

3.

Kurangnya pemahaman orangtua tentang masa depan anaknya, sehingga pendidikan anak

tidak terlaksana dengan baik.

4.

Kurangnya perhatian orangtua terhadap perilaku menyimpang yang dilakukan oleh

remaja.

5.

Kurangnya pengawasan dan perlindungan yang seksama dari orangtua terhadap anak

remajanya

6.

Kurangnya kemampuan dan pengendalian diri remaja agar dapat menjauh dari

remaja-remaja nakal yang lainnya.

C. Batasan Masalah

Banyak masalah yang harus dipaha,mi seperti dalam identifikasi, tetapi peneliti akan

membetasi penelitian ini pada : “Hubungan Pola Asuh Oangtua Dengan Perilaku

Menyimpang Pada Remaja Usia 12-17 Tahun Di Dusun XI Emplasmen Desa Bandar

Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Tembung”

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah dalam penelitian ini, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut :

a.

Pola asuh apa sajakah yang diterapkan pada remaja di Dusun XI Emplasmen Desa

(15)

7

b.

perilaku menyimpang apa sajakah yang dilakukan oleh remaja di Dusun XI Emplasmen

Desa Bandar klippa Kecamatan Percut Sei Tuan?

c.

Apakah terdapat hubungan pola asuh orangtua dengan perilaku menyimpang remaja usia

12-17 tahun di Dusun XI Emplasmen Desa Bandar klippa Kecamatan Percut Sei Tuan ?

E. Tujuan Penelitian

untuk menentukan arah penelitian ini, maka tujuan penelitian ini adalah :

a.

Untuk mengetahui pola asuh yang diterapkan orangtua kepada remaja usia 12-17 tahun di

Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan

b.

Untuk mengetahui perilaku remaja usia 12-17 tahun yang ada di Desa Bandar Klippa

Kecamatan Percut Sei Tuan

c.

Untuk mengetahui hubungan pola asuh orangtua denga perilaku menyimpang remaja usia

12-17 tahun di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan

F. Manfaat Penelitian

Adapun ynag menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.

Manfaat Praktis

a.

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi orangtua, dalam menerapkan pola

suh terhadap anak

b.

Sebagai bahan masukan bagi masyarakat untuk dapat memberikan perhatian kepada

remaja usia 12-17 tahun agar tidak melakukan tindakan yang menyimpang

c.

Sebagai masukan begi fakultas khusunya jurusan PLS dalam mengembangkan ilmu

(16)

8

2.

Manfaat Teoritis

Tulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan acuan bagi peneliti yang lain

jika akan melakukan atau pengembangn lebih lanjut mengenai hubungan pola asuh orangtua

(17)

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Orang tua di Dusun XI Emplasmen Desa Bandar Klippa cendrung

menerapkan pola asuh otoriter seperti suka menghukum, remaja

dipaksakan untuk patuh terhadap peraturan yang diberikan dan orang tua

cendrung mengekang remaja. Dari hasil perhitungan diketahui pola asuh

orang tua dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata keseluruhan sebesar

49 yang berada pada interval kelas 47-50.

2. Sebagian remaja usia 12-17 tahun di Dusun XI Emplasmen Desa Bandar

Klippa sering melakukan penyimpangan seperti merokok, bermain judi,

pulang larut malam dan naik sepeda motor dengan kecepatan tinggi. Dari

hasil perhitungan diketahui perilaku menyimpang remaja dalam kategori

sedang dengan nilai rata-rata keseluruhan sebesar 35,23 yang berada pada

interval kelas 33-38.

3. Ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan perilaku

menyimpang pada remaja usia 12-17 tahun di Dusun XI Emplasmen Desa

Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Tembung, hal ini diketahui

dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus product diperoleh

harga rhitung sebesar 0,789 sedangkan rtabel sebesar 0,320, artinya. rhitung >

rtabel yaitu 0,789 > 0,320. Kemudian terdapat hubungan yang signifikan

antara pola asuh orang tua dengan perilaku menyimpang pada remaja, hal

ini diketahui dari hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar 7,710

(18)

59

sedangkan ttabel sebesar 1,684. Dengan membandingkan kedua nilai

tersebut diperoleh thitung > ttabel yaitu 7,710 > 1,684.

B. Saran

1. Kepada orang tua disarankan untuk dapat menerapkan pola asuh

demokratis bagi putra-putri mereka sehingga remaja dapat merasa nyaman,

aman dan penuh dengan limpahan kasih sayang dari orang-orang

terdekatnya. Penerapan pola asuh demokratis dapat dilakukan orang tua

dengan memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih setiap

keinginannya namun tetap dengan memberikan bimbingan yang benar.

Bentuk pola asuh demokratis sangat tepat diberikan kepada remaja karena

remaja merupakan kelompok usia yang sudah dapat untuk diajak

berdiskusi sehingga akan lebih senang untuk penerapan pola asuh yang

demokratis ini.

2. Kepada remaja disarankan dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang

bermanfaat dengan tidak mengganggu ketertiban umum atau bahkan

melanggar norma hukum karena dapat mengakibatkan permasalahan bagi

masa depan remaja tersebut. Dalam upaya menghindari perilaku

menyimpang tersebut dapat dilakukan dengan mengikuti kegiatan

dikelompok-kelompok pengajian atau kegiatan-kegiatan positif di karang

(19)

60

3. Kepada peneliti selanjutnya disarankan dapat melibatkan faktor-faktor

lain yang berpengaruh pada perliaku menyimpang pada remaja seperti

pengaruh lingkungan, teman sebaya dan sebagainya. Selain itu penelitian

juga dapat dilakukan secara kualitatif agar dapat menggali perasaan remaja

(20)

61

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku :

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Bina Ilmu

Deradjat, Z. 1991. Problem Remaja Di Indonesia. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia

Hadi, S dan Parmadiningsih, Y. Manual SPS (Seri Program Statistik). Yogyakarta:Badan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Hurlock, E.B. 1991. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga.

Mapiare, A. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional

Rinda, M.H. 2009.Hubungan Antara Kecenderungan Pola Asuh Demokratis Orangtua Dengan Perilaku Menyimpang Pada Siswa-Siswi Dharma Pancasila Medan. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Medan.

Sarlito, W.S. 1994. Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Grafindo Remaja

Singgih D. Gunarsa. 1996. Psikologi Untuk Keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia, Jakarta

Singgih D. Gunarsa. 1991. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : BPK Gunung Mulia, Jakarta

Singgih D. Gunarsa. 1982. Dasar dan Teori Perkmbangan Anak, BPK Gunung Mulia, Jakarta

Sudarsono, S. 2004. Kenakalan Remaja. Jakarta:Rineka Cipta

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Rineka Cipta

Sumardi Suryabrata. 1983. Psikologi Kepribadian. Rajawali, Jakarata

Von Magnis, Frans. 2001. Etika Umum, Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral, Yayasan Kanisius, Yogakarta.

Wahyuni, W, dkk. 2003. Mengkomunikasikan Moral Pada Anak. Jakarta:Elex Media Komputindo

Yatim, D.I. dkk.,(eds). 1999. Kepribadian, Keluarga dan Narkotika : Tinjauan Sosial. Psikologis, Arcan, Bandung

(21)

62

Sumber Internet :

Azzam Kaustar. Definisi perilaku Menyimpang. 2012. Dalam

http://makalahazam.blogspot.com/2012/11/perilaku-menyimpang-remaja.html. diakses tanggal 12 mei 2013

Amin. 2009. Faktor Penyebab Timbulnya Kenakalan Remaja. Dalam

http://www.sabda.org/c3i/faktor_pribadi_keluarga_dan_lingkungan_sosial _sebagai_penyebab_timbulnya_kenakalan_remaja_dan_penyal. diakses 24 Mei 2013

Laisya Febriani. 2009. Pola Asuh Orangtua. Dalam

(http://www.depdiknas.go.id/jurnal/37hubungan-pola-asuh-orang-tua.htm diakses mei 2013). diakses 24 Mei 2013

(22)

RIWAYAT HIDUP

1. Latar Belakang

a. Nama : Suheni Annisya Munte

b. Tempat/Tanggal Lahir : Medan / 09 Juli 1991

c. Nama orangtua

Ayah : suhairul munte

Ibu : Nuraisyah Pane

d. Pekerjaan Orangtua : Pegawai Negeri Sipil

e. Alamat orangtua : Jl. Ar-Ridho Tembung

f. Jumlah Saudara : 5 (Lima)

g. Anak ke : 1 (Pertama)

2. Riwayat Pendidikan

Gambar

Gambar 1      : Paradigma Penelitian .......................................................

Referensi

Dokumen terkait

The findings of this reseach are (1) the teaching learning process of English at the Seventh Grade students of SMP 3 Palimanan shows that the English teacher indeed

Pembuatan binary tree lebih mudah menggunakan binary search tree (binary sorted tree) dengan cara : “ Jika nilai dari simpul yang akan disisipkan lebih besar dari simpul parent,

[r]

Dalam strategi perdagangan opsi, investor yang mempunyai ekpektasi bahwa harga saham akan mengalami kenaikan, akan membeli call option dan atau menjual put option. Sebaliknya,

[r]

Warung Nasional dua dengan jam operasional jam 7.00 – 17.00 merupakan cabang dari Warung Nasional satu, dimana rumah makan ini menjual masakan khas Jawa seperti

During the period January-June 2007, a total of 242 projects with foreign participation involving investments of US$4.2 billion were approved, as compared with US$5.5 billion in

Fungsi LP2M STKIP PGRI Bangkalan dalam eksistensi tridarma perguruan tinggi. Pada kegiatan LP2M STKIP PGRI Bangkalan belum sepenuhnya