Peranan POESERA (Poesat Ekonomi Rakyat) Pada Masa
Perang Kemerdekaan di Tanah Karo
Pada Tahun 1943-1945
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
ARIEF SYUHADA GINTING NIM. 309121006
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
iv ABSTRAK
Arief Syuhada Ginting, NIM 309121006, Peranan POESERA (Poesat Ekonomi Rakyat) Pada Masa Perang Kemerdekaan di Tanah Karo Pada Tahun 1943-1945. Jurusan Pendidikan Sejarah. Program Studi Pendidikan Sejarah/S1 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang dibentuknya POESERA dan peranannya pada perang kemerdekaan di tanah karo pada tahun 1943-1945. Penelitian ini dilakukan di kota Berastagi Kabupaten Karo, karena kantor POESERA pada saat perang kemerdekaan dulu berada di kota tersebut.
Untuk memperoleh data-data tersebut, peneliti mengadakan penelitian dengan menggunakan data yang non statistik. Metode yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, serta nara sumber yang digunakan adalah orang-orang yang pernah ikut serta dalam perang kemerdekaan di Tanah Karo pada tahun 1943-1945, selain itu penelitian ini juga menggunakan studi kepustakaan dengan menggunakan berbagai buku-buku yang berkaitan dengan perang kemerdekaan.
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa latar belakang berdirinya POESERA (Poesat Ekonomi Rakyat) akibat dari kekejaman Pemerintahan Militer Jepang yang mengakibatkan penderitaan rakyat yang berkepanjangan dan juga tindakan penguasa Jepang yang memonopoli semua kebutuhan dan hasil produksi pertanian rakyat menimbulkan kesulitan-kesulitan bagi kehidupan rakyat
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang
berjudul “Peranan POESERA (Poesat Ekonomi Rakyat) Pada Masa Perang
Kemerdekaan di Tanah Karo Pada Tahun 1943-1945.”
Penulisan skripsi ini merupakan sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan bagi mahasiswa program S1 pada program studi pendidikan sejarah di Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak dapat berjuang sendiri tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik dari segi materil maupun spiritual. Di kesempatan ini ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Bapak Prof.Dr.Ibnu Hajar, M.Si, selaku rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Drs Restu, MS, selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial, Universitas
Negeri Medan.
3. Ibu Dra. Lukita Ningsih, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.
4. Ibu Dra. Hafnita SD Lubis, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Sejarah dan selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak masukan, waktu dan tenaga kepada penulis demi terselesainya skripsi ini.
5. Bapak Drs. Ponirin, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan masukan kepada penulis dan telah bersedia meluangkan waktunya kepada penulis demi terselesainya skripsi ini.
6. Bapak/Ibu dosen di lingkungan Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas
iii
7. Bapak Lettu. Purn. M.C.Sembiring dkk selaku pengurus LVRI (Legiun
Veteran Republik Indonesia) Cabang Tanah Karo yang telah memberikan banyak informasi dan data kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Teristimewa dan dengan penuh rasa hormat penulis menyampaikan rasa
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda K. Ginting dan Ibunda S. Br Sitepu serta adikku tersayang Primsa Priadiva Ginting atas segala kasih, motivasi, doa, perhatian serta dukungan moril dan material yang senantiasa diberikan dengan tulus dan penuh kasih sayang kepada penulis.
9. Kepada Keluarga pak tua (T. Tarigan) dan bibik tua (H. Br sitepu) dan
sepupuku Astri N.A Tarigan dan Afif S.P Tarigan yang telah menjadi tempat sandaran dalam suka dan duka penulis selama kuliah.
10. Buat yang tersayang Mariotta E. Perangin-angin yang telah mengisi
relung hati penulis dalam menapaki dunia fana ini. Semoga kita berhasil dalam tujuan yang telah kita canangkan selama ini.
11.Buat teman-teman seperjuanganku Reguler B stambuk 2009 Pasukan
AHH (Anti Huru Hara) dan Mahasiswa Sejarah Stambuk 2009,Jeppurut, Gomex, Wibi omesh, Rio Kecap, Mora KPK, Melgibson, Anry Pasrah, Rahmad, Hendri, Ramot, Kuny, dila, Nur, Dian, vina dan Teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu terimakasih buat dukungan dan kebersamaannya selama ini dan bagi teman-teman yang masih belum, teruslah berjuang.
12.Teman-teman yang Tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Karo (IMKA)
Rudang Mayang Unimed dan Keluarga Besar Mahasiswa Karo Se_Kota Medan, perjuangan kita belum di mulai kawan jadi cepatlah sadar wahai Generasi Muda Karo.
13.Buat Teman-teman PPLT SMP Masehi Berastagi yang pernah mengalami
iv
Dan akhir kata penulis mengucapkan terimakasih atas semua dukungan dan bantuan dari berbagai pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca.
Medan, Penulis,
v
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN... 20
3.1. Metode Penelitian... 20
3.2. Lokasi Penelitian... 22
3.3. Sumber Data... 22
vi
3.5. Teknik Analisis Data... 23
BAB IV : PEMBAHASAN... 25
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 25
4.1.1 Keadaan Wilayah dan Penduduk... 25
4.1.2 Sejarah Singkat Mengenai Kabupaten Karo... 32
4.2 Sekilas Masa Tanah Karo Pada Masa Penjajahan Belanda dan Gerakan Politik Yang Lahir... 37
4.3 Masa Pendudukan Jepang dan Keadaan Ekonomi Tanah Karo... 39
4.4 Latar Belakang di bentuknya POESERA dan Pergerakannya... 44
4.5 Masa Menjelang Kemerdekaan Indonesia... 49
4.6 Peranan POESERA Pada Saat di Umumkannya Proklamasi Kemerdekaan di Medan... 54
4.7 Terbentuknya BPI Cabang Berastagi dan Tanah Karo... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 65
5.1 Kesimpulan... 65
5.2 Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 69
LAMPIRAN I (DAFTAR INFORMAN) ... 71
LAMPIRAN II (PEDOMAN WAWANCARA) ... 72
LAMPIRAN III (PETA TANAH KARO (Lokasi Penelitian)) ... 73
vii
DAFTAR TABEL
TABEL I : KABUPATEN KARO TERLETAK PADA KETINGGIAN 140 SAMPAI DENGAN 1.400 METER DI ATAS PERMUKAAN LAUT DENGAN PERBANDINGAN LUAS...31
TABEL II : KABUPATEN KARO TERLETAK PADA KETINGGIAN 140 SAMPAI DENGAN 1.400 METER BILA DILIHAT DARI SUDUT KEMIRINGAN ATAU LERENG TANAHNYA... ... 32
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Karo merupakan suatu wilayah yang terletak Suatu Dataran
Tinggi di Bukit Barisan, Sumatera Utara yang di kelilingi oleh pegunungan.
Kabupaten Karo beribu kota di Kabanjahe. Kabupaten ini memiliki luas wilayah
2.127,25 km2 dan berpenduduk kurang lebih 500.000 jiwa. Wilayah Kabupaten
Karo terletak sejauh 77 km dari kota Medan (Ibu kota Sumatera Utara). Karena
berada di ketinggian tersebut wilayah ini mempunyai iklim yang sejuk dengan
suhu berkisar anatar 160 sampai 170 C.
Di Dataran Tinggi Karo ini bisa di temukan indahnya nuansa alam
pegunungan dengan udara yang sejuk dan memiliki ciri khas daerah pertanian
yang subur. Hal ini dapat terlihat dengan hasil-hasil pertanian dari Kabupaten
Karo terutama buah dan sayur yang banyak di kirim ke luar daerah di Indonesia
bahkan luar negeri. Kabupaten Karo juga mempunyai dua ikon yakni dua buah
Gunung berapi yang masih aktif yakni Gunung Sinabung (2412 meter) dan
Sibayak(2172 meter) dan di tambah gunung-gunung kecil lainnya yang
menambah keeksotikan Kabupaten Karo itu sendiri. .
Tanah Karo merupakan kata lain dari Kabupaten Karo dalam percakapan
sehari-hari, namun sebenarnya anggapan ini sangatlah keliru. Menurut
Prinst(2012 :12-13) dalam bukunya Adat Karo maksud dari Tanah Karo adalah
2 ini meliputi Sebagian dari Kabupaten Dairi (Kecamatan Taneh Pinem dan Tiga
Lingga), Sebagian Kabupaten Deli Serdang (Kecamatan Sibolangit, Pancur Batu,
Namo Rambe, Deli Tua, Kutalimbaru, Sibiru-biru, Galang, Bangun Purba dan
sebagainya), Sebagian Kabupaten Langkat(Kecamatan Padang Tualang, Bahorok,
Kuala, Salapian, Binjai, Stabat dan sebagainya) dan tentunya Kabupaten Karo sendiri. Bahkan “Kampung Medan” juga didirikan oleh Seorang yang bermarga
Karo yakni Guru Pa Timpus Sembiring Pelawi.
Tanah Karo tidak luput dari namanya Masa Penjajahan, Belanda memasuki
Dataran Tinggi Karo pada tahun 1904 dan memunculkan berbagai macam
peperangan yang menelan banyak korban jiwa. Setelah 37 Tahun penjajahan
Belanda bercokol di Tanah Karo, Pada tanggal 8 Desember 1941 meletuslah
perang Asia Timur Raya dengan Jepang sebagai tokoh utama yang terkenal
dengan semboyan 3A nya itu bagi bangsa Asia. Tiga setengah bulan setelah bala
tentara Jepang melancarkan serangannya Ke Asia Tenggara, pada tanggal 14
Maret 1942 tentera Jepang berhasil menduduki kota Kabanjahe, serangan Tentera
Jepang itu dilakukan melalui Seribu Dolok tanpa mendapat perlawanan yang
berarti dari Tentara Belanda.
Pasukan Komando Teritorial Sumatera pimpinan Mayor Jenderal R.T
Overakker, yang pada tanggal 9 Maret 1942 telah memindahkan Markasnya ke
Kabanjahe, namun ternyata hal itu tidak dapat juga mampu menahan arus
serangan tentera Jepang tersebut. Berikutnya pada tanggal 24 Maret 1942 Tiga
Binanga dan Kuta Buluh Berteng jatuh dan tentera Belanda melarikan diri ke
3 tentera Jepang ke daerah ini di bantu oleh anggota Barisan Fuziwara Kikan yang terkenal dengan Barisan tentera “F”, yaitu sejenis pasukan koloni kelimayang
bertugas membantu pasukan tempur Jepang. Pada umumnya anggota barisan Tentera “F” ini ialah anggota Gerakan Rakyat Indonesia (GERINDO), yang
sesungguhnya anti pada kolonialis Belanda, tapu dalam taktik dan politik
perjuangannya menggunakan azas koperasi.
Sejak balatentera Jepang menguasai seluruh Tanah Karo mereka
mengadakan konsolidasi. Pemerintahan pentahbiran Militer Jepang yang di
kepalai oleh seorang Gunseibu disusun dan berkedudukan dikota Berastagi. Para
pegawai dari zaman Belanda diperintahkan terus bekerja seperti biasa, demikian
juga para Raja atau Sibayak tetap memegang pemerintahan di wilayahnya dengan
hak dan kedudukan yang diperolehnya dari penjajahan Belanda. Penyerahan
kekuasan kepada Raja-raja ini kurang dapat di terima oleh barisan tentera “F”
yang pada umumnya terdiri dari pemuda-pemuda GERINDO tapi sampai saat itu
belum mempermasalahkan.
Tidak lama setelah itu Barisan Tentera “F” di bubarkan, lalu disusul dengan
pembubaran partai-partai politik. Kini tentera Jepang mulai menampakkan belang
yang sebenarnya. Kalau pada mulanya partai-partai dibenarkan mengadakan
kegiatan, Sang Merah Putih berkibar mendampingi Hinomaru dan Lagu Indonesia
Raya bebas berkumandang, maka kini balatentera fascis Jepang memerintahkan
untuk membubarkankan partai-partai, melarang dikibarkannya Sang Merah Putih
4 Dalam bidang Ekonomi tindakan penguasa Jepang yang memonopoli semua
kebutuhan dan hasil produksi pertanian rakyat menimbulkan kesulitan-kesulitan
bagi kehidupan rakyat. Kedatangan Saudara Tua (istilah yang dipakai oleh Jepang
pada waktu itu) yang semula dianggap akan membawa kebahagiaan dan
memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan, nyatanya melahirkan
penderitaan lahir batin yang tiada taranya. Hasil pertanian rakyat dibeli dengan
patokan harga yang sangat rendah, barang-barang kebutuhan rakyat hilang dari
pasaran dan sebagainya, ini semua mengakibatkan kemelaratan. Karenanya
tidaklah heran banyak rakyat petani yang terkena penyakit busung lapar karena
padinya telah dirampas, bahkan pakaian sulit untuk ditemukan dan terpaksalah
goni dan karet berupa perlak di jadikan pakaian.
Melihat kekejaman-kekejaman yang dibuat oleh pemerintahan militer
Jepang, yang berakibat kehidupan rakyat menjadi menderita, hasil-hasil
pertaniannya dibeli secara paksa tanpa memikirkan akan kebutuhannya, maka
beberapa pemimpin di daerah Karo sangat geram hatinya melihat situasi yang
sedang di hadapi oleh rakyatnya. Tokoh-tokoh yang tadinya hanya berpangku
tangan, menonton keadaan, kini bersatu padu, bergerak kembali untuk meakukan
perlawanan, menggalang kekuatan melalui suatu wadah yang diberi nama Poesat
Ekonomi Rakyat, di singkat POESERA. Bosar Sianipar yang tadinya menjabat
5 ekonomi dan budaya di konsolider dengan berbagai taktik, strategi dan organisasi. Sebagian tenaga pemuda diarahkan untuk memasuki Heiho (Tentara Sukarela) dan Gyugun (Pembela Tanah Air) untuk mendapatkan pengalaman dan
pengetahuan militer.”
Dibidang ekonomi harus segera dibina kesadaran rakyat untuk melemahkan perekonomian militer Jepang. Untuk itu pada awal tahun 1943 didirikanlah Poesat Ekonomi Rakyat, disingkat POESERA. Anggaran dasar Kooperasi POESERA dibentuk secara musyawarah disebuah desa terpencil di Tanah Karo, Kampung Limang. Peneyempurnaan Anggaran dasar kemudian di lakukan di kota Kabanjahe.”(Surbakti,1978 : 16).
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “ Peranan POESERA (Poesat Ekonomi Rakyat) Pada Masa
Perang Kemerdekaan di Tanah Karo pada tahun 1943-1945.”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identikasi masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Keadaan Ekonomi Tanah Karo pada masa Pemerintahan Militer Jepang.
2. Latar Belakang berdirinya POESERA (Poesat Ekonomi Rakyat) di Tanah
Karo.
3. Peranan POESERA (Poesat Ekonomi Rakyat) pada masa perang
kemerdekaan dan awal-awal kemerdekaan di Tanah Karo.
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan Identifikasi masalah di atas maka yang menjadi Rumursan
Masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah Keadaan Ekonomi Tanah Karo pada masa Pemerintahan
6
2. Bagaimana latar belakang berdirinya POESERA (Poesat Ekonomi
Rakyat) di Tanah Karo?
3. Bagaimana peranan POESERA (Poesat Ekonomi Rakyat ) pada masa
perang kemerdekaan di Tanah Karo pada Tahun 1943-1945?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan Rumursan Masalah di atas, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui keadaan Ekonomi Tanah Karo pada masa
Pemerintahan Militer Jepang.
2. Untuk mengetahui latar belakang berdirinya POESERA( Poesat Ekonomi
Rakyat) di Tanah Karo.
3. Untuk mengetahui peranan POESERA (Poesat Ekonomi Rakyat) pada
masa perang kemerdekaan di Tanah Karo pada tahun 1943-1945.
1.5 Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian diharapkan penelitian ini memberi
beberapa manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti dan pembaca, dapat memahami bagaimana peranan
POESERA (Poesat Ekonomi Rakyat) dalam perang kemerdekaan di
Tanah Karo pada tahun 1943-1945.
7
3. Bagi Masyarakat, sebagai tambahan literatur sehingga dapat menambah
pengetahuan dan pemahaman mengenai peranan POESERA pada masa
perang kemerdekaan di Tanah Karo.
4. Bagi pemerintah, bahan pertimbangan untuk pengajaran sejarah lokal di
sekolah-sekolah.
5. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lainnya yang memiliki objek yang
sama untuk hasil penelitian yang lebih baik.
65 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
1. Keadaan Ekonomi Tanah Karo pada masa pemerintahan militer Jepang sangat
memprihatinkan. Penguasa Jepang yang memonopoli semua kebutuhan dan hasil
produksi pertanian rakyat menimbulkan kesulitan-kesulitan bagi kehidupan
rakyat.. Hasil pertanian rakyat dibeli dengan patokan harga yang sangat rendah,
barang-barang kebutuhan rakyat hilang dari pasaran dan sebagainya, ini semua
mengakibatkan kemelaratan. Karenanya tidaklah heran banyak rakyat petani yang
terkena penyakit busung lapar karena padinya telah dirampas, bahkan pakaian
sulit untuk ditemukan dan terpaksalah goni dan karet berupa perlak di jadikan
pakaian.
2. Koperasi POESERA (Poesat Ekonomi Rakyat) adalah Organisasi bawah tanah
pada zaman Jepang yang pada saat itu inilah Organisasi di Tanah Karo yang tidak
memberi keuntungan pada Jepang. Latar Belakang Organisasi tersebut di bentuk
akibat dari kekejaman Pemerintahan Militer Jepang yang mengakibatkan
penderitaan rakyat yang berkepanjangan dan juga tindakan penguasa Jepang yang
memonopoli semua kebutuhan dan hasil produksi pertanian rakyat menimbulkan
kesulitan-kesulitan bagi kehidupan rakyat. Untuk itu pada awal tahun 1943
didirikanlah Poesat Ekonomi Rakyat, disingkat POESERA. Anggaran dasar
Kooperasi POESERA dibentuk secara musyawarah disebuah desa terpencil di
Tanah Karo, Kampung Limang. Peneyempurnaan Anggaran dasar kemudian di
66 3. Pada pergerakannya Koperasi POESERA bertujuan untuk menyaingi Koperasi
buatan Jepang yang memonopoli hasil-hasil pertanian rakyat Tanah karo. Selain
itu POESERA juga pernah terlibat dalam aksi propaganda kepada kepada rakyat
agar tidak membawa hasil pertaninan ke pekan Kabanjahe, TigaNderket, Tiga
Panah, dan Tiga Binanga yang pada saat itu menjadi pusat hasil-hasil pertanian
bagi ekonomi militer Jepang. Bahkan beberapa anggota POESERA melakukan
pemblokiran jalan masuk ke pekan dan menyuruh mereka membabat pertanian
penduduk yang masih tumbuh. Akibat aksi ini para pimpinan POESERA
seharusnya di Jatuhi Hukuman mati, namun karena kedekatan pimpinan
POESERA dengan Penghulu Kuta Pinang yang mempunyai kedekatan dengan
Gunseikanbu di Medan mereka tidak jadi di hukum. Bahkan setelah Proklamasi
Kemerdekaan pasukan militer Jepang menyerahkan beberapa paket Senjata
kepada pimpinan POESERA yang nantinya sangat dibutuhkan untuk
memproklamirkan Proklamasi Kemerdekaan di Medan.
4. Para susunan Kepengurusan dalam Koperasi POESERA bukanlah orang
Sembarangan. Kita ambil contoh yakni Rakutta Sembiring Berahmana yang
merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam perjuangan Tanah Karo
Sepanjang masa selain Djamin Gintings dan Selamat Ginting. Rakutta pernah
menjabat sebagai Bupati Tanah Karo dan juga Bupati dan Kepala Daerah di
beberapa wilayah di Sumatera Utara salah satunya adalah walikota siantar.
Mungkin kita dapat menyimpulkan bahwa jiwa kepemimpinan Rakutta Sembiring
Berahmana telah terpupuk ketika mendalami Organisasi yang tentunya di awali
67 perjuangan di Karo tidak terlepas dari jasa Selamat Ginting yang juga anggota dari POESERA ini. Pria berjuluk “Kilap Sumagan” ini tak perlu diragukan lagi
perjuangannya dalam mempertahankan Tanah Karo dari tangan Penjajah dan
sudah tentu banyak di tulis dalam berbagai buku dan artikel mengenai perjuangan
Selamat Ginting tersebut. Selain itu Tama Ginting, Nelang Sembiring, Ulung
sitepu, Payung Bangun, Matang Sitepu, Keras Surbakti dan yang lainnya adalah
anggota-anggota POESERA yang sangat berperan dalam mempertahankan Tanah
Karo pada masa Agresi Militer I dan II di Tanah Karo. Tak ayal POESERA-lah
yang telah melahirkan dan membina banyak Pejuang-pejuang yang sangat gigih di
Tanah Karo yang di kenal sampai saat ini.
5.2. Saran
1. Kepada yang membaca, khususnya masyarakat Karo dan Mahasiswa agar
menanamkan kepedulian dan ras ingin tahu tentang apa yang terjadi di Tanah
Karo pada masa perjuangan dulu. Hal ini dapat menanamkan sikap Nasionalisme
kepada Daerah dan Indonesia tentunya, agar kita dapat menghargai jasa-jasa para
pahlawan yang telah berjuang mempertahankan Bumi Pertiwi dari rongrongan
pihak asing. Selain itu kita juga harus melestarikan peninggalan-peninggalan
sejarah yang ada disekitar kita agar ada yang ingin di ceritakan kepada keturunan
kita kelak.
2. Kepada Pemerintah dan Para Akademisi agar perlu membangun hubungan yang
baik untuk menjaga dan melestarikan peninggalan Sejarah tadi dan tentunya
dukungan masyarakat sangat di butuhkan dalam hal ini. Selain itu tugas
68 menghargai jasa para pahlawan dan menanamkan sikap Idealisme kepada
Generasi Muda agar tercipta pemimpin-pemimpin masa depan yang idealis dan
punya pendirian yang kuat. Karena saat ini di tengah rongrongan pihak asing
melalui liberalisasi ekonomi dan menjamurnya korupsi di setiap elemen
Pemerintah, kita sangat membutuhkan sosok pemimpin yang berani, tegas, dan
69 DAFTAR PUSTAKA
Syamsudin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Penerbit Ombak
Surbakti, A.R. 1978. Perang Kemerdekaan di Karo Area. Medan : Ulih Saber.
Soekanto, Soerjono. 1969. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. Rajawali Pers
Simanjuntak,B.A. 2009. Pikiran Kritis Untuk Rakyat Indonesia. Jakarta :
Yayasan Obor Indonesia.
Prints, Darwan. 2012. Adat Karo. Medan : Bina Media Perintis.
Bangun, Payung. 1998. Dari Medan Area Ke Sipirok Area. :Yayasan Merga
Silima.
Abdurahman, Dudung. 2007. Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta :
Ar-Ruzz Media.
Surbakti, A.R. 1979. Perang Kemerdekaan di Karo Area Jilid II. Medan :
Yayasan Pro Patria.
DarmoSugito, Pitoyo. 1982. Menjelang Kemerdekaan Indonesia. Jakarta : PT.
Gunung Agung.
Nasution, A.H. 1953. Seputar Perang Kemerdekaan Jilid 5. Jakarta : Perdana
Nakamura, Takasufa. 1985. Perkembangan Ekonomi Jepang Modern.
Singapore.Kementrian Luar Negeri Jepang.
Reid, Anthony. 1987. Perjuangan Rakyat Revolusi dan Hancurnya Kerajaan
di Sumatera. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Singarimbun, Masri. 1992. GARAMATA Perjuangannya Melawan Penjajah
70 Sitepu, Sempa.1995. SEJARAH-PIJER PODI Adat Nggeluh Suku Karo
Indonesia.Medan. ADIYU
DS. Soegiri. 2003. Demokrasi dan Spektrum Kemerdekaan Indonesia. Jakarta.
Hasta Mitra.
Perret, Daniel. 2010. Kolonialisme dan Etnisitas Batak dan Melayu di
Sumatra Timur Laut. Jakarta. KPG (Kepustakaan Populer Gramedia). Gintings, Djamin. 1889. Titi Bambu. Medan. Kalangan Sendiri.
Angkasa Edisi Koleksi. 2008. PERANG ASIA TIMUR RAYA Kedigdayaan
Dai Nippon. Jakarta. Gramedia
Badan Pusat Statistik (BPS). 2012. Tanah Karo Dalam Angka. Berastagi
Limbong, Harianto. 2012. Skripsi “Peranan Barisan Pemuda Indonesia (BPI)