• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INOVATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA PENGAJARAN HIDROKARBON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INOVATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA PENGAJARAN HIDROKARBON."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INOVATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA

PENGAJARAN HIDROKARBON

Oleh:

Rudyanto Sinaga NIM 409131068

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INOVATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA

PENGAJARAN HIDROKARBON Rudyanto Sinaga (NIM 409131068)

ABSTRAK

(3)

vi

1.3. Identifikasi Masalah 4

1.4. Rumusan Masalah 5 2.2. Modul Sebagai Bahan ajar Dalam Pembelajaran 9 2.2.1. Komponen Penting Modul Pembelajaran Kimia 10 2.2.2. Tujuan dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran Modul 12 2.2.3. Manfaat Modul Pembelajaran Kimia 13 2.2.4. Modul Sebagai Media Pembelajaran Kimia 14 2.3. Inovasi Dalam Pembelajaran Kimia 15 2.4. Metode Pembelajaran Dalam Pengajaran Kimia 16 2.5. Media Pembelajaran Dalam Pengajaran Kimia 16 2.5.1. Fungsi Media Pembelajaran 17 2.5.2. Pemilihan Media Pembelajaran 18

2.6. Hasil Belajar 19

2.7. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 20 2.7.1. Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 21 2.7.2. Prinsip-prinsip Pengembangan KTSP 22 2.8. Materi Kimia Hidrokarbon di SMA Kelas X 23

2.9. Kerangka Berpikir 27

(4)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 29

3.2. Populasi dan Sampel 29

3.3. Variabel Penelitian 30

3.4. Instrumen Penelitian 30

3.5. Rancangan Penelitian 31

3.6. Prosedur Penelitian 31

3.7. Teknik Pengumpulan Data 33

3.8. Teknik Analisis Data 33

3.8.1. Validitas test 36

3.8.2. Reliabilitas test 37

3.8.3. Tingkat Kesukaran test 38

3.8.4. Daya Pembeda test 38

3.8.5. Uji Normalitas Data 39

3.8.6. Uji Homogenitas Data 40

3.8.7. Uji Hipotesis 40

3.8.8. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar 41 3.8.9. Persen (%) Efektivitas 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Peninjauan Buku Kimia SMA 42 4.2. Hasil Analisis Materi Hidrokarbon Dalam Buku Ajar Kimia SMA 44 4.3. Pengembangan dan Standarisasi Modul Kimia SMA 50 4.4. Media Pembelajaran Yang Diintegrasikan dalam Modul Pembelajaran 54 4.5. Kemampuan Awal Siswa Sebelum Proses Pembelajaran 55 4.6. Kemampuan Akhir Siswa Setelah Proses Pembelajaran (Post-tes 1) 56 4.7. Kemampuan Akhir Siswa Setelah Proses Pembelajaran (Post-tes 2) 57 4.8. Pengaruh Modul Terhadap Motivasi Belajar Siswa 60 4.9. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar 62 4.10. Keefektifan Modul Pembelajaran Inovatif 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 65

5.2. Saran 67

(5)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1. Rancangan Penelitian Pengembangan Modul 31

Pembelajaran Inovatif Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Pada Pengajaran Hidrokarbon

Tabel 3.2. Analisis Kesesuaian Materi Buku Ajar Kimia Dengan 34 Standar Isi KTSP

Tabel 3.3. Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-rata 35 Modul Pembelajaran Inovatif

Tabel 3.4. Uji Normalitas data pre-tes dan post-tes 1 39 Tabel 3.5. Uji Homogenitas Sampel 40 Tabel 4.1. Deskripsi buku ajar kimia yang dipergunakan siswa SMA 43

yang memiliki pokok bahasan hidrokarbon sebagai bahan rujukan dalam pembuatan modul pembelajaran inovatif

Tabel 4.2. Rata-rata kelayakan isi, keluasan materi, kedalaman materi, 45 kelayakan desain, dan kelayakan bahasa untuk buku yang

dianalisis oleh Tim ahli dan Peneliti

Tabel 4.3. Rata-rata Hasil penilaian uji coba efektivitas modul 52 kimia untuk pengajaran hidrokarbon oleh Dosen, Guru,

dan Siswa

Tabel 4.4. Deskripsi Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia SMA 54 pada pokok bahasan Hidrokarbon

Tabel 4.5. Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi berdasarkan Hasil 55 Pre-Tes Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon

Tabel 4.6. Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi berdasarkan Hasil 56 Post-Tes 1 Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon

Tabel 4.7. Data Post-Tes 1 Untuk Kelompok Tinggi di Kelas 57 Eksperimen dan Kelas Kontrol

Tabel 4.8. Data Post-Tes 1 Untuk Kelompok Rendah di Kelas 57 Eksperimen dan Kelas Kontrol

(6)

Tabel 4.10. Data Post-Tes 2 Untuk Kelompok Tinggi di kelas Eksperimen 59 Dan kelas Kontrol

Tabel 4.11. Data Post-Tes 2 Untuk Kelompok Rendah di kelas 59 Eksperimen Dan kelas Kontrol

Tabel 4.12. Rata-rata Hasil Motivasi belajar Siswa di Kelas Eksperimen 61 dan Kelas Kontrol

Tabel 4.13. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas 63 Eksperimen dan Kelas Kontrol

(7)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1. Diagram Alur Penelitian dari Pengembangan dan 32

Penerapan Modul Pembelajaran Inovatif Pada Pengajaran Hidrokarbon

Gambar 4.1. Perbandingan persen kelayakan kelima buku yang dianalisis 50 Gambar 4.2. Perbandingan nilai rata-rata hasil belajar siswa di kelas 60

Eksperimen dan kelas Kontrol

Gambar 4.3. Grafik Hubungan Antara Hasil Belajar Siswa dengan 61 Motivasi Belajar Siswa pada pengajaran hidrokarbon

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 71

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 74 Lampiran 3. Instrumen Penelitian 102 Lampiran 4. Kunci Jawaban Instrumen Penelitian 107 Lampiran 5. Kisi-kisi Instrumen Penelitian 108 Lampiran 6. Angket Penilaian Uji Coba Efektivitas Modul Kimia Untuk 117

Pengajaran Hidrokarbon

Lampiran 7.1. Hasil analisis standar isi buku kode A pada pokok bahasan 118 Hidrokarbon

Lampiran 7.2. Hasil analisis standar isi buku kode B pada pokok bahasan 119 Hidrokarbon

Lampiran 7.3. Hasil analisis standar isi buku kode C pada pokok bahasan 120 Hidrokarbon

Lampiran 7.4. Hasil analisis standar isi buku kode D pada pokok bahasan 121 Hidrokarbon

Lampiran 7.5. Hasil analisis standar isi buku kode E pada pokok bahasan 122 Hidrokarbon

Lampiran 8. Perhitungan Validitas Tes 123 Lampiran 9. Tabel Validitas Instrumen Tes 124 Lampiran 10. Perhitungan Reliabilitas Tes 125 Lampiran 11. Tabel Reliabilitas Instrumen Tes 126 Lampiran 12. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 127 Lampiran 13. Tabel Tingkat Kesukaran Instrumen Tes 128 Lampiran 14. Perhitungan Daya Beda Instrumen Tes 129 Lampiran 15. Tabel Daya Beda Instrumen Tes 130 Lampiran 16. Tabel Pengelompokan Siswa Berdasarkan Kelas Tinggi 131

(9)

xii

Lampiran 17. Perhitungan Uji Normalitas Berdasarkan Nilai Pre-Tes 137 dan Post-Tes 1

Lampiran 18. Perhitungan Uji Homogenitas 141 Lampiran 19. Pengujian Hipotesis 142 Lampiran 20. Hasil Penilaian Uji Coba Efektivitas Modul Kimia Untuk 150

Pengajaran Hidrokarbon Oleh Dosen

Lampiran 21. Hasil Penilaian Uji Coba Efektivitas Modul Kimia Untuk 151 Pengajaran Hidrokarbon Oleh Guru

Lampiran 22. Hasil Penilaian Uji Coba Efektivitas Modul Kimia Untuk 152 Pengajaran Hidrokarbon Oleh Siswa

Lampiran 23. Hasil Penilaian Uji Coba Efektivitas Modul Kimia Untuk 153 Pengajaran Hidrokarbon Oleh Dosen, Guru, dan Siswa

Lampiran 24. Persentase Peningkatan Hasil Belajar dan Persentase 154 Efektivitas

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi manusia, karena

pendidikan merupakan suatu proses pembentukan manusia yang memungkinkan

untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi dan kemampuan yang ada

padanya. Semakin tinggi kualitas pendidikan suatu negara, maka akan semakin

baik taraf hidup masyarakat di negara tersebut. Di Indonesia, kualitas pendidikan

masih tergolong sangat rendah. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh United

Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), terhadap

kualitas pendidikan di Negara-negara berkembang di Asia Pacific, Indonesia

menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para guru,

Indonesia berada pada level 14 dari 14 negara berkembang (http://van88.

wordpress.com/makalah-permasalahan-pendidikan-di-indonesia/).

Peningkatan mutu pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses

pendidikan yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Selain itu,

sarana pembelajaran yang inovatif juga sangat dibutuhkan untuk memajukan

kualitas pendidikan Indonesia. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa akan

memahami materi pelajaran yang baik bila terjadi kerjasama antara guru dan

siswa. Untuk itu guru harus mempunyai kreativitas dan ide-ide baru untuk

mengembangkan cara penyajian materi pelajaran di sekolah. Dalam penyajian

materi seorang guru harus pandai memilih metode, pendekatan, strategi dan media

yang tepat serta cara penguasaan kelas yang sesuai dengan kondisi agar siswa

tidak merasa bosan tapi justru malah tertarik untuk belajar (Faturrohman, 2007).

Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui

pengadaan materi pelajaran bermutu (Hosler dan Boomer, 2011 ; Lee, dkk, 2010),

dan dapat dimulai dari penulisan modul pembelajaran (Situmorang, dkk, 2011).

Modul pembelajaran yang baik harus mampu menyajikan materi ajar sesuai

(11)

2

teknologi (IPTEK), dan dapat menjembatani pembelajaran agar kompetensi yang

telah ditetapkan dapat tercapai.

Kenyataan menunjukkan bahwa siswa SMA menganggap mata pelajaran

kimia sulit dipelajari, sehingga siswa sudah terlebih dahulu merasa kurang mampu

untuk mempelajarinya (Yusfiani dan Situmorang, 2006). Hali ini dapat

disebabkan oleh penyajian materi sulit, membosankan dan menakutkan, sehingga

siswa kurang menguasai konsep dasar kimia, dan akhirnya belajar kimia menjadi

tidak menarik lagi bagi kebanyakan siswa. Tidak tersedianya bahan ajar standar

sesuai tuntutan kurikulum semakin membuat siswa sulit belajar kimia (Yusfiani

dan Situmorang, 2011 ; Buxton dan Austin, 2003). Dilihat dari sisi guru, dalam

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru merasa sulit menginteraksikan

pendekatan-pendekatan pembelajaran yang inovatif, karena merasa kekurangan

pengetahuan tentang masalah tersebut. Kenyataan menunjukkan bahwa selama ini

kebanyakan guru menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional

dan banyak didominasi guru. Dampak tersebut yang akan menimbulkan sikap

antipati siswa sehingga jam belajar kimia menjadi saat yang membosankan dan

menjenuhkan (Sudjana, 2009).

Pada sisi lain, tersedianya buku teks kimia SMA yang berkualitas masih

sangat kurang. Hal ini dapat dilihat dari buku-buku teks yang dipergunakan di

berbagai sekolah masih sulit dipahami siswa. Buku-buku yang ada lebih

menekankan pada misi penyampaian pengetahuan atau fakta belaka. Inovasi dari

pengarang buku tersebut masih sangat kurang, sehingga siswa sering merasa

bosan dalam membaca buku tersebut. Tidak tepat jika dalam proses kegiatan

belajar, materi yang diajarkan hanya bergantung kepada buku teks dan dianggap

sebagai satu-satunya sumber bahan ajar (Haryati, 2009). Sebagai seorang guru,

sebelum menyampaikan materi pelajaran harus terlebih dahulu merangkum materi

yang ingin disampaikan dari berbagai sumber atau membuat suatu bahan ajar

sendiri agar siswa lebih mudah memahami.

Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik

dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul

(12)

sebelumnya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang peserta didik

memiliki kecepatan tinggi dalam belajar, akan lebih cepat menyelesaikan satu atau

lebih kompetensi dasar dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Oleh karena

itu, pengembangan suatu modul inovatif dalam pembelajaran kimia sangat

dibutuhkan karena dapat membantu siswa dalam mencapai kompetensi

pembelajaran. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa dengan menggunakan

modul pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam

penelitiannya, persentase efektivitas kelompok tinggi yang menggunakan modul

sebesar 59,46 % dan kelompok rendah sebesar 69,60%. Sedangkan persentase

efektivitas kelompok tinggi yang tidak menggunakan modul sebesar 49,76% dan

untuk kelompok rendah sebesar 60,63% (Aisah, 2012). Penelitian lain

menyatakan bahwa hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran menggunakan

modul inovasi M=84,44±8,33 lebih tinggi dibanding kelompok kontrol

menggunakan buku ajar pegangan siswa M=75,28±11,62 (Saragih dan

Situmorang, 2012).

Penggunaan modul pembelajaran inovatif akan sangat membantu siswa

dalam memahami pelajaran. Apalagi modul yang ada berbasis pada media.

Keberadaan media memperjelas pemahaman siswa mengenai bahan yang

diajarkan. Media yang digunakan dapat berupa media cetak, pameran, audio,

video, multimedia, dan media net/web. Salah satu contoh penelitian sebelumnya

menyatakan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa yang menggunakan media

molymod sebesar 83,4% sedangkan yang menggunakan media powerpoint

sebesar 59,1% (Majid, 2008).

Materi hidrokarbon merupakan salah satu materi dalam pelajaran kimia

yang terdiri dari rumus molekul dan susunan rantai karbon sehingga sering

membingungkan siswa dalam memahami susunan rantai karbon tersebut.

Penyajian materi yang terlalu rumit akan semakin membuat pelajaran kimia sulit

dipahami terkhusus hidrokarbon. Sementara sampai saat ini, hasil belajar materi

hidrokarbon masih sangat rendah. Oleh karena itu materi ini akan lebih mudah

(13)

4

Untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia, berbagai upaya telah

dilakukan pemerintah salah satunya dengan pengubahan kurikulum. Hingga saat

ini, kurikulum yang digunakan di Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.(http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_Tingkat_Satuan_Pendidikan).

Kesesuaian antara isi buku dengan kurikulum harus benar-benar diperhatikan

sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berdasarkan standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang berlaku (Situmorang, 2010).

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti merasa tertarik untuk melakukan

suatu penelitian. Perbedaan dengan penelitian yang relevan yang telah disebutkan

diatas, bahwa dalam penelitian ini, peneliti membuat suatu modul pembelajaran

inovatif. Penelitian ini berjudul “ Pengembangan Modul Pembelajaran Inovatif

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pengajaran

Hidrokarbon”.

1.2.Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi

ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah pengembangan modul

pembelajaran inovatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

1.3.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan sebelumnya,

terdapat beberapa masalah yang akan menjadi ruang identifikasi masalah dalam

penelitian adalah :

1. Bagaimana membuat modul pembelajaran inovatif pada topik hidrokarbon

agar memenuhi standar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

2. Apa saja media pengajaran yang sesuai pada modul pembelajaran inovatif

(14)

3. Bagaimana pendapat dosen dan guru kimia serta siswa terhadap modul

pembelajaran hasil pengembangan pada topik hidrokarbon?

4. Bagaimana keefektifan modul pembelajaran hasil inovasi dalam

meningkatkan hasil belajar kimia siswa SMA pada pengajaran hidrokarbon?

5. Bagaimana tingkat motivasi belajar siswa dalam menggunakan modul

pembelajaran hasil inovasi dalam pembelajaran hidrokarbon dibandingkan

dengan tingkat motivasi belajar siswa yang tidak menggunakan modul

pembelajaran hasil inovasi?

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah modul pembelajaran hasil inovasi pada topik hidrokarbon memenuhi

standar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

2. Apa saja media pembelajaran yang sesuai diintegrasikan pada modul

pembelajaran inovatif yang dapat digunakan pada pengajaran hidrokarbon?

3. Bagaimana pendapat dosen, guru, dan siswa mengenai modul pembelajaran

inovatif apakah sesuai dengan kategori standar?

4. Apakah modul pembelajaran hasil inovasi pada topik hidrokarbon efektif

digunakan dalam meningkatkan hasil belajar kimia siswa SMA?

5. Apakah modul pembelajaran hasil inovasi pada topik hidrokarbon dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa pada pengajaran hidrokarbon?

1.5.Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan penelitian maka masalah

dalam penelitian ini perlu dibatasi. Dari rumusan masalah diatas, yang menjadi

batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Menyusun dan mengembangkan modul pembelajaran inovatif pada topik

hidrokarbon sesuai dengan standar.

2. Penyusunan modul pembelajaran inovatif akan dikembangkan dari minimal 5

(15)

6

3. Modul pembelajaran akan dikaji dan direvisi oleh dosen kimia, guru kimia,

dan siswa sampai diperoleh modul pembelajaran standar.

4. Pengujian modul pembelajaran untuk guru dan siswa terbatas.

5. Menghitung efektvitas hasil belajar dan motivasi belajar siswa.

1.6.Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk memperoleh modul pembelajaran inovatif pada topik hidrokarbon

yang memenuhi standar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Untuk mengetahui media pembelajaran apa saja yang sesuai diintegrasikan

pada modul pembelajaran inovatif yang dapat digunakan pada pengajaran

hidrokarbon.

3. Untuk mengetahui bagaimana pendapat dosen, guru, dan siswa mengenai

modul pembelajaran inovatif apakah sudah terpenuhi sesuai dengan kategori

standar.

4. Untuk mengetahui apakah modul pembelajaran inovatif pada topik

hidrokarbon efektif digunakan dalam meningkatkan hasil belajar kimia siswa.

5. Untuk mengetahui apakah modul pembelajaran hasil inovasi pada topik

hidrokarbon dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

1.7.Manfaat Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini sangat diharapkan agar bisa memberikan

manfaat bagi banyak kalangan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut :

1. Bagi peneliti : Merupakan suatu pengalaman yang berharga dapat

menganalisis buku serta mampu menyusun dan mengembangkan modul

pembelajaran inovatif.

2. Bagi guru : Memberi informasi dan masukan serta membantu dalam

penyampaian materi pelajaran kepada siswa.

3. Bagi siswa : Menambah pengetahuan dan membantu meningkatkan minat

(16)

4. Bagi peneliti selanjutnya : memberi informasi dalam penelitian selanjutnya

untuk penningkatan kualitas proses pembelajaran khususnya proses

(17)

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah :

1. Modul pembelajaran hidrokarbon yang inovatif merupakan modul yang

memenuhi standar sebagai media pembelajaran hidrokarbon berdasarkan

pada hasil penilaian yang diberikan oleh tiga pihak yaitu dua dosen

jurusan kimia Unimed, tiga guru kimia yaitu guru kimia SMA Immanuel

Medan, SMA Negeri 5 Medan, dan SMA Methodist Lubuk Pakam, serta

lima belas siswa kelas XII IPA 6 SMA Negeri 3 Medan memberikan nilai

pada kisaran 3,26-4,00, tepatnya pada angka 3,53 yang berarti modul

valid, tidak perlu revisi, dan layak digunakan.

2. Modul pembelajaran inovatif memberi peningkatan hasil belajar siswa

yang lebih tinggi dibandingkan buku teks kimia pada pembelajaran

hidrokarbon. Rata-rata hasil belajar siswa di kelas eksperimen pada

kelompok tinggi (86,33 ± 6,36) lebih tinggi daripada kelas kontrol (78,83

± 7,35), dua kelompok perlakuan berbeda secara nyata (thitung > ttabel yaitu

4,273 > 1,319). Demikian halnya pada kelompok rendah, rata-rata hasil

belajar siswa di kelas eksperimen (78,50 ± 7,64 ) lebih tinggi daripada

kelas kontrol (72,83 ± 7,69), dua kelompok perlakuan berbeda secara

nyata (thitung > ttabel yaitu 2,830 > 1,319). Secara keseluruhan juga rata-rata

hasil belajar siswa di kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol

(82,41 ± 7,00 > 75,83 ± 7,52). Persen peningkatan hasil belajar siswa di

kelas eksperimen pada kelompok tinggi lebih tinggi daripada di kelas

kontrol ( 59,07% > 53,48%). Dan persen peningkatan hasil belajar siswa di

kelas eksperimen pada kelompok rendah lebih tinggi daripada di kelas

kontrol ( 62,42% > 59,49% ).

3. Media pembelajaran yang dapat diintegrasikan pada modul pembelajaran

inovatif adalah media molymod yang dapat mempermudah penyampaian

(18)

4. Dosen, guru, dan siswa memberikan pendapat yang positif mengenai

modul pembelajaran inovatif yang dilihat berdasarkan penilaian bahwa

dosen memberikan penilaian pada angka 3,52, guru memberikan penilaian

pada angka 3,63 dan siswa pada angka 3,456.

5. Modul pembelajaran inovatif lebih efektif digunakan dalam meningkatkan

hasil belajar siswa dibandingkan buku teks kimia. Rata-rata efektivitas

siswa di kelas eksperimen pada kelompok tinggi, lebih tinggi daripada di

kelas kontrol ( 101,93% > 89,01%), dua kelompok berbeda secara nyata

(thitung > ttabel yaitu 6,960 > 1,319). Demikian halnya pada kelompok

rendah, rata-rata efektivitas siswa di kelas eksperimen lebih tinggi

daripada kelas kontrol ( 100,21% > 89,48%), dua kelompok perlakuan

berbeda secara nyata (thitung > ttabel yaitu 5,766 > 1,319)

6. Modul pembelajaran inovatif memberikan motivasi belajar yang lebih baik

kepada siswa dibandingkan dengan buku teks kimia. Rata-rata motivasi

siswa di kelas eksperimen pada kelompok tinggi adalah 79,43 sedangkan

kelas kontrol adalah 78,53. Dan rata-rata motivasi siswa di kelas

eksperimen pada kelompok rendah adalah 81,10 sedangkan kelas kontrol

77,10. Secara keseluruhan, motivasi belajar siswa di kelas eksperimen

(80,26) lebih tinggi daripada kelas kontrol (77,81). Pada kelompok

eksperimen, terdapat hubungan positif antara motivasi belajar dengan hasil

belajar siswa (r2 = 0,530 ) pada pengajaran kimia, sedangkan pada

(19)

67

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis menyarankan:

1. Sebelum menggunakan buku atau modul sebagai media pembelajaran,

seharusnya guru terlebih dahulu memeriksa isi buku yang akan

digunakan, sehingga apabila ada kesalahan atau kekurangan baik dari

segi urutan materi serta dalam hal kebenaran konsep, dapat diperbaiki

sebelum disampaikan kepada siswa.

2. Modul pembelajaran inovatif untuk pengajaran hidrokarbon perlu

direkomendasikan untuk digunakan dalam proses belajar mengajar

karena dari hasil penelitian yang telah dilakukan, modul kimia sangat

efektif untuk meningkatkan hasil dan motivasi belajar siswa.

3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan modul

pembelajaran inovatif agar menganalisis lebih banyak buku pelajaran

kimia dan dilakukan secara bersamaan dengan guru tempat penelitian.

Dan disarankan untuk mengembangkan modul pembelajaran inovatif

pada poko bahasan kimia yang lain agar dapat dijadikan sebagai studi

perbandingan guna untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Aisah, S., (2012), Pengembangan Modul Kimia SMA Untuk Pengajaran

Kesetimbangan Kimia sesuai Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP), FMIPA Unimed, Medan

Arikunto, S., (2006), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit PT Rineka

Cipta, Jakarta

Arsyad, A., (2009), Media Pembelajaran, Penerbit PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta

Benny, R., (2011), Model ASSURE Untuk Mendesain Pembelajaran Sukses,

Penerbit Dian Rakyat, Jakarta

Dalimunthe, S.D., (2010), Analisis dan Standarisasi Buku Kimia Kelas X

Semester I Berdasarkan Standar Isi KTSP, UNIMED, Medan.

Djamarah, B.S., dan Zein, A., (2002), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka

Cipta, Jakarta

Dimyati, dan Mudjiono., (2006), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Fathurrohman, P., dan Sutikno, S., (2007), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Refika Aditama, Bandung.

Hamalik, O., (2008), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan System,

Bumi Aksara, Jakarta

Haryati, M., (2009), Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan

Pendidikan, Gaung Persada Press, Jakarta.

Hosler, J., dan Boomer, K.B., (2011), Are Comic Books an Effective Way to

Engage Nonmajors in Learning and Appreciating Science?, CBE-Life

Sciences Education10: 309-317.

Jaya, M., (2012), Permasalahan Pendidikan Di Indonesia,

(21)

69

Kunandar, (2009), Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, PT Rajagrafindo

Persada, Jakarta

Made, W., (2009), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara,

Jakarta

Majid, A., (2008), Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Mulyasa, E., (2007), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,

http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_Tingkat_Satuan_Pendidikan

Sardiman, (2006), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajagafindo Persada,

Jakarta

Situmorang, M., (2010), Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) Untuk Mata

Pelajaran Kimia (Dengan Suplemen), Penerbit Universitas Negeri Medan,

Medan.

Situmorang, M., Wahyuni, A.S., Saragih, N., Sumbayak, D., dan Elnovrey, J.,

(2011), Innovation of Learning Module To Increase Student’s

Achievement in the Teaching of Chemical Kinetics, Laporan Penelitian,

FMIPA Unimed, Medan, Indonesia

Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT.

Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sumbayak, D., (2012), The Development Of Chemistry Learning Module To

Increase Student’s Achievement On The Teaching And Learning Of Oxidation And Reduction Reaction, FMIPA Unimed, Medan

Sungkono, (2003), Pengembangan Dan Pemanfaatan Bahan Ajar Modul Dalam

Proses Pembelajaran,

http://staff.uny.ac.id/.../ARTIKEL%20%20BAHAN%20AJAR-modul.doc

Suryosubroto, (1983), Sistem Pembelajaran Dengan Modul, Penerbit Bina

(22)

Suyatno, (2009), Pembelajaran Inovatif,

http://garduguru.blogspot.com/2009/01/pembelajaran-inovatif-apa-artinya.html

Yusfiani, M., dan Situmorang, M., (2011), Pengembangan dan Standarisasi Buku

Ajar Kimia SMA/MA Kelas XII Semester I Berdasarkan Standar Isi

Gambar

Tabel 4.11. Data Post-Tes 2 Untuk Kelompok Rendah di kelas Eksperimen Dan kelas Kontrol
Gambar 3.1. Diagram Alur Penelitian dari Pengembangan dan  Penerapan Modul Pembelajaran Inovatif

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian nilai tersebut dimasukkan ke Persamaan (1) untuk mendapatkan ukuran kristal dari sampel. Hasil analisis menunjukkan bahwa ukuran kristal partikel sebesar

Keempat, dari sisi pembangunan kesejahteraan umat, zakat merupakan salah satu instrumen pemerataan pendapatan. Dengan zakat yang dikelola dengan baik, dimungkinkan membangun

Status tingkat pencemaran air di bagian hulu Sungai Belik ditinjau dari parameter pH, TSS, TDS, BOD, deterjen, nitrat, dan fosfat yaitu berstatus tercemar ringan. Penyebab

Berangkat dari perbedaan metode pengambilan hukum dari masing- masing ormas, maka akan muncul pemahaman yang berbeda pula terhadap hadis yang datang dari Nabi SAW, itu berarti

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui potensi pemanfaatan limbah buah tomat sebagai substrat bioetanol, membandingkan kondisi fermentasi terbaik

Rumusan tersebut adalah rumusan yang bersifat sistemik yaitu Bahasa Bali sebagai sistem memiliki sistem mood yang di satu sisi bersifat umum (universal) dan disisi lain bersifat

Gambaran lokasi penelitian di SMAN 1 Kota Jantho, pembahasan tentang bagimana motivasi siswa SMAN 1 Kota Jantho dalam membaca al-Qur’an, pembahasan tentang apa saja

Aktuator putar atau  Rotary Motion Actuator  merupakan motor pneumatik mengubah energi pneumatik menjadi gerakan putar mekanik secara kontinyu. Motor pneumatik  dengan sudut putar