• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendanaan Sektor Kesehatan di Indonesia: Studi Kasus Bantuan Operasional Kesehatan. Fatmah Afrianty Gobel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pendanaan Sektor Kesehatan di Indonesia: Studi Kasus Bantuan Operasional Kesehatan. Fatmah Afrianty Gobel"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

FORUM NASIONAL II :

Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia

Pendanaan Sektor Kesehatan di Indonesia:

Studi Kasus Bantuan Operasional Kesehatan

Fatmah Afrianty Gobel

Mahasiswa S3 Ilmu Kedokteran Unair/

Dosen FKM UMI

(2)

Latar Belakang

• BOK diharapkan semakin meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia melalui

revitalisasi Puskesmas.

• Ide diadakannya BOK untuk mendukung kegiatan penguatan puskesmas dan jaringannya seperti

Poskesdes dan Posyandu serta Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat dalam melaksanakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif

(3)

• Puskesmas mempunyai peran besar dalam

pembangunan kesmas:  menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan balita, memperbaiki status gizi bayi dan balita, serta menurunkan kejadian penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi.

• Sumber Dana BOK APBN Kemenkes RI.

• Alokasi dana BOK per Kabupaten/Kota ditetapkan melalui Keputusan Menkes. Selanjutnya Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menetapkan alokasi dana BOK per Puskesmas di daerahnya. • Peluncuran skema BOK karena dinilai fungsi

(4)

Dana BOK merupakan dukungan Pemerintah,

bukan merupakan dana utama operasional

Puskesmas

Dana BOK bukan sumber pendapatan daerah

sehingga tidak boleh disetorkan ke kas daerah.

Pemanfaatan dana BOK harus berdasarkan hasil

perencanaan yang disepakati dalam Lokakarya

Mini Puskesmas yang diselenggarakan secara rutin

(periodik bulanan/triwulanan).

(5)

• Satuan biaya setiap jenis kegiatan pelayanan kesehatan yang dibiayai BOK mengacu pada ketentuan Peraturan Daerah (Perda).

• Jika belum terdapat Perda yang mengatur, maka satuan biaya tersebut ditetapkan melalui

Peraturan Bupati/Walikota atas usulan Dinkes Kabupaten/kota. Pelaksanaan kegiatan di

Puskesmas berpedoman pada prinsip

(6)

• Hasil studi di 4 Kabupaten kota (Studi Investasi Kesehatan Ibu dan Anak), ditemukan bahwa hampir seluruh daerah memiliki masalah di sektor pembiayaan kesehatan yang hampir sama yaitu keterbatasan biaya operasional untuk pelayanan

kesehatan dasar.

• Beberapa pemerintah daerah masih terbatas dalam

mencukupi kebutuhan biaya operasional yankes dasar di daerahnya

• Masih terjadi disparitas antar berbagai determinan sosial di masyarakat yang meliputi perbedaan antar wilayah, antar

pendidikan masyarakat, antar sosial ekonomi masyarakat dan determinan sosial lainnya. Kehadiran program BOK

diharapkan dapat menjadi solusi atas permasalahan dalam operasional pelayanan kesehatan dasar di daerah.

(7)

Tujuan

Analisis kebijakan untuk mengevaluasi

pelaksanaan kebijakan dana BOK.

(8)

Metode Penelitian

Library Research menggunakan data-data

sekunder dari berbagai publikasi internet.

(9)

Hasil

• Hasil riset pustaka, tahun 2010, terdapat sekitar 8.500 puskesmas dan setiap puskesmas bervariasi antara Rp 10juta hingga Rp 22juta.

• BOK Rp 22 juta untuk puskesmas wilayah timur dan Rp 18 juta untuk wilayah barat.

• Sekitar 303 puskesmas di tujuh kabupaten di wilayah Jawa, Bali. Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Maluku, dan Papua, pemerintah memberikan bantuan

operasional kesehatan Rp 100 juta.

Puskesmas-puskesmas di tujuh wilayah tersebut dijadikan uji coba untuk mengetahui berapa banyak dana operasional

(10)

• Tahun 2010, jumlah dana BOK yang disalurkan

sebesar Rp 226 miliar pada 8737 unit puskesmas. • Tahun 2011 meningkat menjadi Rp 904,5 miliar

yang disalurkan langsung kepada pemerintah daerah pada bulan Februari

• Besaran alokasi tiap puskesmas diserahkan pada Kabupaten/Kota. Saat ini jumlah puskesmas yang ada di seluruh wilayah Indonesia sebanyak 8967 unit.

(11)

• Tahun 2011, seluruh Puskesmas di Indonesia mendapatkan dana berkisar Rp 75-250 juta.

• Dana BOK tidak lagi langsung diberikan ke puskesmas tapi dikelola Dinkes kabupaten/kota yang disesuaikan kondisinya.

• Akhir bulan Februari 2011, dana tersebut sudah berada di Pemkab/ Pemkot.

• Sosialisasi BOK di Kabupaten/ Kota menggunakan dana yang ada.

• Persentase pemanfaatan dana BOK adalah 10% untuk

manajemen kesehatan di kabupaten/kota, dan 90% untuk kebutuhan Puskesmas dengan pembagian operasional

(12)

Hasil penelitian oleh Litbang Depkes didapatkan alokasi dana BOK tahun 2011 mengalami peningkatan yaitu: (1) Sumatera 2.271 Puskesmas dan Jawa-Bali 3.617

Puskesmas rata-rata mendapatkan dana BOK Rp 75 juta;

(2) Kalimantan 836 Puskesmas dan Sulawesi 1.126

Puskesmas rata-rata mendapatkan dana BOK Rp 100 juta;

(3) Maluku 256 Puskesmas rata-rata mendapatkan dana BOK Rp 200 juta;

(4) Nusa Tenggara 458 Puskesmas dan Papua 403

Puskesmas rata-rata mendapatkan dana BOK Rp 250 juta

(13)
(14)

• Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah tahun 2011 mendapat dana BOK Rp. 1,9 milyar.

• Ditujukan untuk meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat melalui kegiatan

promotif dan preventif Puskesmas.

• Dinkes Kotim telah melaksanakan rapat koordinasi dan konsultasi yang bertujuan untuk mencari kesepakatan dalam menyusun program dan kegiatan berdasarkan SPM dengan mempertimbangkan tupoksi unit kerja dan sinkronisasi sumber pendanaan.

(15)

• Pemanfaatan dana yang sangat luas

mengakibatkan dana BOK dinilai kurang

mencukupi, misalnya untuk Kabupaten Magelang apabila setiap Puskesmasnya mendapatkan 18

juta. Jika Puskesmas menggunakan dana BOK sebesar 30%, sisanya 70% dibagi ke Posyandu dibawah koordinasi Puskesmas tersebut yang rata-rata jumlahnya 100 Posyandu maka setiap Posyandu hanya mendapatkan 126 ribu per tahunnya. Jika dalam 1 Posyandu terdapat 5 kader maka setiap orang Kader Posyandu

(16)

• Di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, anggaran BOK tahun 2010 masing-masing puskesmas mendapatkan dana sebesar

Rp.18.000.000,- per tahun dan jumlah total 16 kecamatan Rp.468.000.000,-.

• Tahun 2011 meningkat sebesar Rp. 1.950.000.000,- dimana Rp.1.757.040.000,- untuk alokasi Puskesmas

• Masing-masing puskesmas mendapatkan alokasi dana yang tidak sama, hal ini disesuaikan berdasarkan jumlah penduduk, luas wilayah, kesulitan wilayah, cakupan program serta jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas.

• Tahun 2010 masih ditemui berbagai kendala sehingga dilakukan perubahan mekanisme penyaluran dana: dari semula melalui mekanisme bantuan sosial diubah menjadi mekanisme tugas pembantuan dan diintegrasikan dengan pengelolaan Jamkesmas dan Jampersal agar pemanfaatan dananya memberikan daya ungkit besar dalam pencapaian MDGs

(17)

• Di Provinsi Sulawesi Utara, Sosialisasi BOK gencar dilakukan Dinas Kesehatan Sulut sejak Juli 2010. Salah satunya

melalui Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakesda) Sulut 2010, 5-7 Juli, di Hotel Sutanraja, Minut.

• Pemahaman Dinkes Sulut, dana BOK bukan merupakan dana utama sehingga pemerintah daerah tetap

berkewajiban menyediakan dana operasional yang tidak terbiayai melalui BOK.

• Pemanfaatan dana BOK harus berdasarkan hasil

perencanaan yang disepakati dalam lokakarya mini. Penetapan penerima dana BOK tergantung dari SK

penetapan Dinas Kesehatan di kabupaten/kota mengenai alokasi dana BOK tiap Puskesmas di daerahnya dengan mempertimbangkan berbagai kondisi setiap Puskesmas

• Di Provinsi Gorontalo, tahun 2011 mendapatkan dana BOK dan Jampersal sebesar Rp 7,6 miliar.

• Anggaran BOK untuk Kota Gorontalo sebesar Rp 700 juta, Kabupaten Gorontalo Rp 2 miliar, Kabupaten Boalemo Rp 1 miliar, Kabupaten Pohuwato Rp 1 miliar, Kabupaten

Gorontalo Utara Rp 1 miliar dan Kabupaten Bone Bolango Rp 1,9 miliar.

• Alokasi dana tersebut disebar ke seluruh kabupaten/kota se Provinsi Gorontalo. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

Gorontalo telah menggelar pertemuan koordinasi pelaksanaan anggaran dan program pembangunan kesehatan tingkat Provinsi Gorontalo, (15-16/3/2011)

(18)

(1) Problem Keluasan Pemanfaatan Dana;

Jumlah dana yang terbatas dan pemakaian yang

sangat luas membuat besaran dana BOK dinilai

kurang mencukupi, penggunaan dana hanya

habis untuk biaya operasional

manajemen/pengelola puskesmas dan

jaringannya.

(19)

(2) Problem Sosialisasi dan Diseminasi;

Pada sejumlah Puskesmas masih diliputi rasa

takut menggunakan dana BOK. Padahal

Kementerian Kesehatan telah memberikan

kelonggaran pemanfaatannya sesuai dengan

petunjuk teknis BOK.

(20)

Saran

• Semestinya dana BOK langsung digunakan pada sasaran program preventif dan promotif

sebagaimana fungsi utama Puskesmas dan jaringannya, diluar biaya manajemen.

• Perlunya sosialisasi yang lebih komprehensif kepada berbagai pihak yang berkompeten

• Penentuan jumlah dana BOK pada setiap

puskesmas seyogyanya mempertimbangkan

jumlah penduduk, indeks pembangunan manusia, tingkat kemahalan konsumsi dan tingkat kesulitan wilayah atau daerah geografisnya.

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat suatu bagian lurus bertemu dengan bagian melengkung, jarak longitudinal antara lampu taxiway edge harus dikurangi secara progresif, sesuai dengan butir 9.23.3.5 dan

Bahkan segitiga DHO yang dibuat subjek sama sekali tidak ada kaitannya dengan langkah untuk menghitung jarak dari garis ke bidang, sehingga kelemahan pada kemampuan spasial

Tahap EP2 merupakan proses pemutihan tahap IV prosesnya sama dengan tahap II dimana pulp dari tahap khlorin dioksida diputihkan kembali supaya mendapat yang lebih tinggi dari

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO DAN

Penatalaksanaan yang dilakukan pada ibu yang mengalami engorgement antara lain adalah : keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek, sehingga lebih

Dalam kajian ini, teks Sulalatus Salatin telah dimanfaatkan sebaik- baiknya oleh pengarang Melayu untuk cuba meletakkan dan mengangkat etnik Melayu Melaka setaraf dengan

pribadi masing-masing ”. Dalam konteks tugas guru, kompetensi pedagogik, profesional dan sosial yang dimiliki seorang guru pada dasarnya akan bersumber dan bergantung

Hasil penelitian yang didapatkan adalah dewan komite audit dan kualitas auditor eksternal tidak mampu memberikan pengaruh yang besar dalam mencegah praktek manajemen laba