PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN TIPE NHT PADA
BANGUN RUANG SISI LENGKUNG
Oleh:
Muhammad Arief Tirtana NIM. 4102111011
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah
dan hidayahnya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik serta Shalawat
penulis sampaikan untuk Nabi Muhammad SAW.
Skripsi ini berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Antara Model Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) dengan Number Head Together
(NHT) Pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung Bagi Siswa Kelas IX SMP
Negeri 1 Selesai”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
Bapak Drs. W.L Sihombing, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini,
Bapak Prof. Dr. P. Siagian, M.Pd, Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd, dan Bapak
Denny Haris, M.Pd, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran mulai
dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini, Bapak Prof.
Drs. Dian Armanto, M.Pd, Ph.D selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada
seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Negeri Medan.
Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Ibnu
Hajar, M.Si beserta seluruh Pembantu Rektor sebagai pimpinan UNIMED, Bapak
Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta Pembantu
Dekan I, II, dan III di lingkungan UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku
Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program
Studi Jurusan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris
Jurusan Matematika.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Masa, S.Pd selaku
Kepala Sekolah dan Bapak Arinal Ginting, S.Pd selaku guru matematika SMP
Negeri 1 Selesai yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian di sekolah serta telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan
v
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Sumpeno
dan Ibunda Leginah yang selalu mendukung, mendoakan, dan memberi semangat
kepada penulis hingga skripsi ini selesai. Terima kasih juga penulis ucapkan
kepada Kakanda Lydia Wati, Abangda Defhie Krisnawan, dan Adikku tersayang
Riska Novita Sari yang selalu memberikan dukungan dan doa.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Abangda Robin
Ginting, M.Pd, Juliswan, S.Pd, Sarianto, S.Pd, Nico Adrian, S.Pd, Suharman,
M.Sc, Ridho Pahwan Kasio, S.Pd, Satria Pratama, S.Pd, Ahmad Husni, S.Pd,
Ikbal Abdillah, SE dan sahabat-sahabat saya Rudi Purwanto, Indra Lasmana
Tarigan, Rajo Hasyim Lubis, Firman, Primsya, Muhammad Aziz Nasution,
Khairuzzaman, Solikin, Rio Agus Syahputra, Fitra Syaifullah, Surya Pohan,
Muhammad Arrasyid, serta sahabat yang lainnya di UKMI 2010.
Kemudian terima kasih juga kepada teman-teman seperjuangan di
jurusan matematika kelas B Reguler 2010, Nely Andriana, Ika Sari, Lolla Sartika,
Fatmah, Linda Purnama Sari, Fitria Sri Ratu, Khairul Sakti Lubis, Hutapea Dian,
Namora dan semua teman-teman DIK-B. Terima kasih juga kelas DIK-A, DIK-C,
EKSTENSI. Kemudian terima kasih kepada keluarga Besar Albanna Camp,
UKMI Ar-Rahman Unimed, UMMAT Unimed, Forum Mahasiswa Muslim
Langkat (FORMULA), dan FSLDK Sumatera Utara yang telah banyak membantu
kepada penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.
Medan, November 2014 Penulis,
ii
PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN TIPE NHT PADA
BANGUN RUANG SISI LENGKUNG
MUHAMMAD ARIEF TIRTANA (4102111011) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) lebih tinggi daripada tipe Number Head Together (NHT) pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung dikelas IX SMP Negeri 1 Selesai T.A 2014/2015.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Selesai dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas X-1 yang berjumlah 30 siswa diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) yang disebut sebagai kelas eksperimen A dan kelas IX-2 yang berjumlah 30 siswa diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) yang disebut sebagai kelas eksperimen B. Instrumen penelitian ini menggunakan tes pilihan berganda sebanyak 20 soal.
Nilai rata-rata hasil posttest siswa pada kelas eksperimen A adalah 79.5 dengan standar deviasi adalah 8.0247. Nilai rata-rata hasil posttest siswa pada kelas eksperimen B adalah 73.333 dengan standar deviasi adalah 7.1115. Dari hasil analisis data berupa uji normalitas data pretest hasil belajar kelas eksperimen A menunjukkan dan data pretest hasil belajar kelas eksperimen B menunjukkan . Data postest hasil belajar kelas eksperimen A menunjukkan Lhitung < Ltabel (0,161) dan data posttest hasil belajar kelas eksperimen B menunjukkan Lhitung < Ltabel (0,161). Dengan demikian dapat disimpulkan kedua kelas berdistribusi normal. Dari hasil analisis data berupa uji homogenitas data postest diperoleh nilai Fhitung = 1,273295. Pada taraf signifikan diperoleh harga Ftabel = 1,8608. Fhitung < Ftabel maka data pretest dan data postest kedua sampel homogen.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Diagram xi
Daftar Rumus xii
Daftar Lampiran xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah 1
1.2.Identifikasi Masalah 5
1.3.Batasan Masalah 5
1.4.Rumusan Masalah 6
1.5.Tujuan Penelitian 6
1.6.Manfaat Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Kerangka Teoritis 7
2.1.1. Pengertian Belajar 7
2.1.2. Hasil Belajar 8
2.1.3.Pembelajaran Matematika 10
2.1.4. Pembelajaran Kooperatif 11
2.1.4.1. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT 16
2.1.4.1.1. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran
vii
2.1.4.2. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 19
2.1.4.2.1. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD 23
2.1.4.3. Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe NHT dan STAD 24
2.1.5. Ringkasan Materi 25
2.1.5.1. Bangun Ruang Sisi Lengkung 25
2.1.5.1.1. Luas Tabung, Kerucut, dan Bola 25
2.1.5.1.2. Volume Tabung, Kerucut, dan Bola 36
2.1.5.1.3. Perubahan Volume 40
2.1.5.1.4. Penerapan Bangun Ruang Sisi Lengkung 40
2.2. Penelitian yang Relevan 42
2.3. Kerangka Konseptual 43
2.4. Hipotesis Penelitian 45
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 46
3.1.1. Lokasi Penelitian 46
3.1.2. Waktu Penelitian 46
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 46
3.2.1. Populasi Penelitian 46
3.2.2. Sampel Penelitian 46
3.3. Variabel Penelitian 47
3.4. Definisi Operasional Variabel 47
3.5. Jenis dan Desain Penelitian 48
3.5.1. Jenis Penelitian 48
3.5.2. Desain Penelitian 49
3.6. Prosedur Penelitian 50
3.7.Validitas Internal Penelitian 53
3.8.Instrumen Penelitian 54
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
4.1. Uji Validasi 61
4.2. Uji Reliabilitas 61
4.3. Deskripsi Hasil Penelitian 61
4.3.1. Nilai Pretest Kelas Eksperimen A dan Eksperimen B 62
4.3.2. Nilai Posttest Kelas Eksperimen A dan Eksperimen B 63
4.4. Analisis Data Hasil Penelitian 64
4.4.1. Uji Normalitas Data 65
4.4.2. Uji Homogenitas 65
4.4.3. Pengujian Hipotesis Hasil Belajar Siswa 66
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian 67
4.5.1. Kegiatan Pembelajaran dengan Model Pembelajaran
STAD dan NHT 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 70
5.2. Saran 70
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 15
Tabel 2.2 Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 21
Tabel 2.3 Perhitungan Skor Perkembangan 22
Tabel 2.4 Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe NHT dan STAD 25
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 50
Tabel 4.1 Data Pretest Kelas Eksperimen A dan Eksperimen B 63
Tabel 4.2 Data Posttest Kelas Eksperimen A dan Kelas
Eksperimen B 63
Tabel 4.3 Ringkasan Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest
Kedua Kelas 64
Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Hasil
Belajar Siswa 65
Tabel 4.5 Data Hasil Uji Homogenitas 66
Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Hasil
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Alas Tabung 26
Gambar 2.2 Jaring-jaring Tabung 27
Gambar 2.3 Bentuk Kerucut 30
Gambar 2.4 Unsur-unsur kerucut 31
Gambar 2.5 Jaring-jaring dan Garis Pelukis 31
Gambar 2.6 Selimut Kerucut dan Alas kerucut 32
Gambar 2.7 Perubahan untuk tabung 40
Gambar 3.1 Rangkaian prosedur penelitian yang
xi
DAFTAR DIAGRAM
xii
DAFTAR RUMUS
Rumus 2.1 Untuk mencari Luas selimut tabung 28
Rumus 2.2 Untuk mencari Luas permukaan tabung 29
Rumus 2.3 Untuk mencari Luas kerucut tertutup 33
Rumus 2.4 Rumus Luas Lingkaran 36
Rumus 2.5 Untuk mencari Luas sisi bola 36
Rumus 2.6 Untuk mencari volume tabung 37
Rumus 2.7 Untuk mencari volume kerucut 38
Rumus 2.8 Rumus Teorema Pythagoras 38
Rumus 2.9 Untuk mencari volume bola 39
Rumus 3.1 Rumus Korelasi Product Momen 55
Rumus 3.2 Rumus Kunder-Richardson KR-20 55
Rumus 3.3 Rumus standard deviasi 56
Rumus 3.4 Indeks kesukaran 56
Rumus 3.5 Rumus Daya pembeda soal 56
Rumus 3.6 Menghitung Rata-rata Skor 57
Rumus 3.7 Mencari bilangan baku 58
Rumus 3.8 Menghitung proporsi 58
Rumus 3.9 Uji Farians 58
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus Pembelajaran 73
Lampiran 2a RPP 77
Lampiran 2b RPP 85
Lampiran 2c RPP 94
Lampiran 3 Soal-soal LKS 103
Lampiran 4 Alternatif Jawaban LKS 109
Lampiran 5a Kisi-kisi Instrument Test 122
Lampiran 5b Soal Instrument Test (sebelum divalidasi) 130
Lampiran 6 Kunci Jawaban Instrument Test (sebelum divalidasi) 136
Lampiran 7 Soal Instrumen Test (Setelah divalidasi) 137
Lampiran 8 Kunci Jawaban Instrumen Test (setelah divalidasi) 141
Lampiran 9 Tes Validitas Instrumen Soal 142
Lampiran 10 Reliabitias Instrumen Soal 143
Lampiran 11 Tingkat Kesukaran Soal 144
Lampiran 12 Daya Pembeda Soal 145
Lampiran 13 Uji Normalitas Kelas Eksperimen A dan Eksperimen B 146
Lampiran 14 Uji Homogenitas 152
Lampiran 15 Uji Hipotesis 154
Lampiran 16 Dokumentasi Penelitian 155
Lampiran 17 Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 159
Lampiran 18 Nilai-nilai Untuk Distribusi F 160
Lampiran 19 Tabel Distribusi t 161
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hubungan antar pribadi pendidik dan anak didik.
Dalam pergaulan terjadi kontak atau komunikasi antara masing-masing pribadi.
Hubungan ini jika meningkat ke taraf hubungan pendidikan, maka menjadi
hubungan antara pribadi pendidik dan pribadi anak didik, yang pada akhirnya
melahirkan tanggung jawab pendidik dan kewibawaan pendidkan. Pendidik
bertindak demi kepentingan dan keselamatan anak didik, dan anak didik mengakui
kewibawaan pendidk dan bergantung padanya. (Hasbullah, 2011 :5-6)
Dasar dan tujuan pendidikan bertitik tolak dari usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (Hamdani,
2011 :69). Pendidikan tidak hanya dimaksud untuk mengembangkan pribadi
semata melainkan juga sebagai akar dari pembangunan bangsa.
Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan atau menelaah
bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan-hubungan di
antara hal-hal itu. Untuk dapat memahami struktur-struktur serta
hubungan-hubungan, tentu saja diperlukan pemahaman tentang konsep-konsep yang terdapat
di dalam matematika itu. Dengan demikian, belajar matematika berarti belajar
tentang konsep-konsep dan struktur-struktur yang terdapat dalam bahasan yang
dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan
struktur-struktir tersebut. ( Herman Hudojo, 2005 :107)
Asmin (2012 :4) menyebutkan peranan matematika untuk menumbuh
kembangkan wahana berpikir bagi ilmu pengetahuan, berkembang karena adanya
permasalahan. Objek pembelajaran matematika di kelas dapat berupa fakta,
keterampilan, konsep, dan prinsip yang diajarkan di kelas, akan tetapi fakta dan
2
pada kelas menengah, dan prinsip pada kelas yang lebih tinggi. Keterampilan
belajar matematika dimaknai sebagai bentuk operasi dan prosedur, dimana siswa
diharapkan dapat melakukannya dengan cepat dan tepat. Konsep dalam
matematika adalah ide abstrak yang memudahkan orang dapat mengklarifikasikan
objek atau kejadian, dan menentukan apakah objek atau kejadian itu merupakan
contoh atau bukan contoh, kesamaan, ketidaksamaan, segitiga, kubus, jari-jari,
dan eksponen, dan sebagainya yang merupakan contoh konsep. Prinsip
pembelajaran matematika dapat berupa objek matematika yang paling kompleks.
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang
merupakan mata pelajaran yang sangat berguna dan banyak memberi bantuan
dalam berbagai aspek kehidupan. Matematika merupakan sarana berpikir untuk
menumbuh kembangkan pola pikir yang logis, sistematis, objektif, kritis dan
rasional yang harus dibina sejak dini. Untuk meguasai matematika setiap harus
sering melatih kebaisaannya untuk bisa mahir dalam matematika atau dalam kata
lain banyak belajar, karena yang diperlukan dari semua sesungguhnya adalah
belajar.
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan yang baru, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya. Definisi tersebut, menunjukkan bahwa
hasil dari belajar adalah ditandai dengan adanya perubahan, yaitu perubahan yang
terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktifitas tertentu.
(M. Sobry Sutikno, 2013 :3-4).
Rendahnya hasil belajar siswa dalam matematika tentu dipengaruhi
banyak faktor. Namun secara garis besar faktor tersebut dapat dikelompokkan
menjadi dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
meliputi persiapan siswa dalam proses belajar mengajar. Faktor eksternal meliputi
bahan ajar, strategi, model pembelajaran, media pendidikan serta situasi
lingkungan. Berdasarkan hal tersebut penggunaan model pembelajaran yang
kurang tepat dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga siswa dalam
memahami dan menguasai materi masih kurang dan nilai yang diperoleh siswa
3
Hasil belajar matematika siswa yang masih rendah tidak dapat seutuhnya
merupakan kesalahan dari siswa tetapi harus diperhatikan bagaimana seorang guru
menyampaikan dari menyajikan materi. Seperti yang diungkapkan Suryosubroto
(2002 :4) bahwa:
Didalam situasi pengajaran, gurulah yang memimpin dan bertanggung jawab penuh atas kepemimpinan yang dilakukan itu. Ia tidak melakukan instruksi - instruksi dan tidak berdiri dibawah instruksi manusia lain kecuali dirinya sendiri setelah masuk dalam situasi kelas.
Keberhasilan pengajaran matematika ditentukan oleh seberapa hasil
belajar yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar.
Sehubungan dengan hal tersebut Cockroft (dalam Abdurrahman 2009 :253)
menyatakan bahwa :
Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
Salah satu materi pelajaran dalam matematika yaitu Bangun Ruang Sisi
Lengkung. Selain kelemahan belajar matematika yang telah diuraikan diatas,
terdapat juga kelemahan belajar matematika yang lebih terperinci pada materi
Bangun Ruang Sisi Lengkung diantaranya adalah sebagai berikut : (1) Siswa tidak
memahami konsep dan siswa tidak memiliki keterampilan dalam menemukan
solusi. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang tidak memuaskan dengan
kata lain tidak tercapainya criteria ketuntasan mengajar yang telah ditetapkan.
Rendahnya hasil belajar siswa tidak sepenuhnya dapat disebabkan oleh
teknik dan kurangnya model pembelajaran yang diterapkan oleh guru tetapi juga
dikarenakan kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang ada
dalam matematika yang dipandang merupakan seperangkat fakta-fakta yang harus
di hafal. Oleh karena itu guru harus mencari cara yang dapat membuat siswa
4
penting dalam menentukan keberhasilan belajar matematika adalah pemilihan
model pembelajaran, Penggunaan model pembelajaran yang tepat akan mengatasi
kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran matematika yaitu salah satu solusinya
adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk bekerja kelompok dalam memecahkan suatu masalah secara
bersama-sama. Seperti yang diungkapkan oleh Slavin (2008 :4) bahwa :
Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.
Ada beberapa tipe model pembelajaran kooperatif yang dapat
dikembangkan dalam pembelajaran matematika diantaranya adalah model
pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) yaitu model
kooperatif yang dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa, sebab dalam
pembelajarannya siswa ditempatkan dalam suatu kelompok untuk berdiskusi,
meningkatkan tanggungjawab siswa secara bersama, sebab masing–masing
kelompok diberi tugas yang berbeda untuk dibahas, serta melatih siswa untuk
menyatukan pikiran, karena Numbered Heads Together mengajak siswa untuk
menyatukan persepsi dalam kelompok. Selain NHT ada juga model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) yaitu model
kooperatif yang dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa, sebab dalam
pembelajarannya siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dalam suatu
kelompok, membuat suasanan belajar lebih menyenangkan karena siswa
dikelompokkan dalam kelompok yang heterogen. Jadi siswa tidak mudah bosan
mendapat kawan atau teman baru dalam pembelajaran.
Kedua model ini sama-sama baik dalam proses pembelajaran kooperatif,
namun disini akan ditelititi mana yang lebih baik apabila di ajarkan oleh kedua
5
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan dua model
pembelajaran kooperatif yang berbeda. Dalam hal ini penulis tertarik mengadakan
penelitian yang berjudul
“Perbedaan Hasil Belajar Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Student Teams Achievement Division (STAD) dengan Tipe Number Head
Together (NHT) Pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung Bagi Siswa
Kelas IX di SMP Negeri 1 Selesai”
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Hasil belajar matematika siswa di kelas masih rendah.
2. Siswa kurang terlibat dalam pembelajaran.
3. Proses pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada guru
(Ekspositori), meskipun model pembelajaran telah berkembang salah
satunya dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan NHT
sehingga siswa dapat berperan aktif dalam proses belajar dan
meningkatkan hasil belajarnya.
1.3.Batasan Masalah
Seperti yang telah diuraikan diatas, terdapat banyak masalah yang
teridentifikasi. Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka
permasalahan dalam penelitian ini berfokus pada hasil belajar matematika siswa
tertulis model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division
(STAD) dan model Number Heads Together (NHT) pada materi bangun ruang
6
1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah :
“Apakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) lebih
tinggi daripada tipe Number Heads Together (NHT) pada materi Bangun ruang
sisi lengkung di kelas IX SMP Negeri 1 Selesai ?”
1.5.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
“Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) lebih tinggi daripada tipe Number Heads Together (NHT) pada materi bangun ruang sisi lengkung di kelas IX SMP Negeri 1 Selesai ”.
1.6.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan untuk dapat memilih model pembelajaran yang
lebih baik dalam pembelajaran matematika yang dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
2. Bagi Siswa
Sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan siswa dan
mengaktifkan siswa dalam belajar serta dapat menjalin hubungan yang
lebih baik diantara siswa lainnya sehingga dapat meningkatkan
komunikasi dan hasil belajar dalam pembelajaran matematika.
3. Bagi Peneliti
Sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan model pembelajaran
yang lebih tepat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah pada masa
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka diperoleh
kesimpulan, yaitu : secara statistic dengan menggunakan uji t disimpulkan bahwa
hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) lebih tinggi
dibandingkan dengan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada materi Bangun Ruang Sisi
Lengkung di kelas IX SMP Negeri 1 Selesai T.A 2014/2015.
5.2. Saran
Berdasarkan penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan
adalah:
1. Kepada guru-guru atau calon guru salah satu model pembelajaran yang baik
adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
cenderung lebih menarik perhatian siswa karena dalam model pembelajaran
ini siswa diajak untuk dapat berpikir atau menyelidiki suatu kajian materi
secara lebih detail.
2. Kepada siswa disarankan untuk saling bekerjasama dalam diskusi kelompok
terutama untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi yang
dipelajari serta melakukan persiapan belajar dan aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran sehingga memperoleh hasil yang lebih baik.
3. Kepada calon peneliti berikutnya, disarankan untuk mengembangkan
penelitian ini sehingga hasil penelitian dapat berguna bagi kemajuan
71
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, S, (2012), Dasar–Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Asmin dan Abil, (2012), Pengukuran Dan Penilaian Hasil Belajar Dengan Analisis Klasik dan Modern, Larispa Indonesia, Medan.
Daryanto, (2010), Belajar dan Mengajar, Cetakan I, Yrama Widya, Bandung.
Hamalik, Oemalik (2006), Proses Belajar Mengajar, Cetakan kelima, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Hamdani, (2011), Dasar-dasar Kependidikan, Cetakan Ke-I, Pustaka Setia, Bandung.
Hasbullah, (2011), Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.
Hudojo, H., (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Malang, Universitas Negeri Malang.
Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persedia, Medan.
Lie, A., (2010), Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang – Ruang Kelas, Jakarta, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Sheskin, D., J (2000). Parametric and Nonparametric Statistical . Second Edition. New York: Chapman & Hall/RC
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor–Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Slavin, R. E., (2005), Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, Nusa Media, Bandung.
Sudjana, (2001), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Suprijono, A., (2012), Cooperative Learning, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
72
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif: Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana, Jakarta.
iii
RIWAYAT HIDUP
Muhammad Arief Tirtana lahir pada 12 April 1992 dan dibesarkan di
dusun Betinga, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat. Ayah bernama Sumpeno
dan Ibu bernama Leginah. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara.
Kakak bernama Lydia Wati, Abang bernama Defhie Krisnawan, dan Adik
bernama Riska Novita Sari. Pada tahun 1998, penulis masuk SD Negeri 054878
Laumulgap, dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan
studinya di SMP Negeri 1 Selesai, dan selesai pada tahun 2007. Penulis masuk
SMA Negeri 1 Kuala pada tahun 2007 dan selesai tahun 2010. Pada tahun 2010,
penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika jurusan Matematika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Negeri
Medan. Selama kuliah penulis aktif di organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa Islam
(UKMI) Ar-Rahman Unimed dan Forum Mahasiswa Muslim Langkat (Formula)
serta Ukhuwah Mahasiswa Muslim Matematika (UMMAT) Unimed. Untuk