• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI 1. Produk

Menjalankan suatu usaha agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan, sebuah perusahaan harus mampu menciptakan suatu produk atau jasa yang sesuai dengan harapan konsumen, dan mampu memberikan manfaat bagi yang memiliki atau yang menggunakannya sehingga nantinya dapat memberikan keuntungan bagi konsumen dan perusahaan. Produk tidak hanya berbentuk sesuatu yang berwujud saja melainkan juga sesuatu yang tidak berwujud. Selain itu, produk memiliki peran penting dalam kelangsungan hidup perusahaan.

Sofjan Assauri (2016) mendefinisikan bahwa produk adalah sesuatu yang dapat berupa barang atau jasa, ataupun informasi dan gagasan. Produk yang berupa barang adalah sesuatu yang berbentuk, sehingga dapat disimpan dan diperjual belikan. Sedangkan jasa merupakan sesuatu yang tidak berbentuk dan tidak dapat disimpan namun dapat dinikmati oleh konsumen.

Dari penjabaran di atas maka dapat disimpulkan bahwa produk merupakan suatu barang nyata ataupun tidak nyata yang dapat diperjualbelikan diperhatikan, dipakai, dimiliki, atau dikonsumsi oleh

(2)

penggunanya. Produk yang telah diproduksi oleh perusahaan harus dapat memuaskan kebutuhan konsumen dan juga mampu untuk memuaskan keinginan para konsumennya.

2. Pengembangan produk

Pengembangan produk pada suatu perusahaan sangat penting untuk meningkatkan daya saing perusahaan dengan perusahaan kompetitor nya.

Khususnya pengembangan produk sendiri dapat meningkatkan kualitas suatu produk agar semakin diminati oleh para konsumennya dan dapat bersaing dengan produk sejenisnya. Sehingga hal tersebut dapat meningkatkan keuntungan dari perusahaan tersebut.

Menurut Sofjan Assauri (2009) pengembangan produk adalah kegiatan atau aktifitas yang dilakukan perusahaan dalam menghadapi kemungkinan perubahan suatu produk kearah yang lebih baik, sehingga dapat memberikan daya guna maupun daya pemuas yang lebih besar.

Sedangkan Menurut Kotler dan Armstrong (2009) pengembangan produk adalah mengembangkan konsep produk menjadi produk nyata untuk dapat memastikan bahwa ide produk dapat di ubah menjadi produk yang bisa dikerjakan, berikut merupakan pengertian lain dari pengembangan produk, yakni :

a. Produk Baru

Produk baru merupakan produk asli, produk yang ditungkatkan, produk yang dimodifikasi dan memiliki merk baru. Alasan dasar

(3)

perusahaan mengembangkan produk baru yaitu untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan perusahaan. Dengan adanya perubahan cepat dalam teknologi, selera dan ketatnya persaingan, perusahaan harus mampu mengembangkan produk secara cepat

b. Produk Inovasi

Produk inovasi adalah produk, jasa, ide dan persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang dipersepsikan oleh konsumen sebagai produk atau jasa baru. Inovasi dapat diartikan sebagai terobosan yang berkaitan dengan produk-produk baru.

Perusahaan diharapkan mampu menciptakan pemikiran baru, gagasan baru yang menawarkan produk inovatif serta memberikan pelayanan yang memuaskan bagi konsumen

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan produk merupakan proses perubahan terhadap suatu produk yang sudah ada dan juga proses pencarian inovasi yang tepat untuk meningkatkan nilai suatu produk agar mampu memperbaiki kualitas produk itu sendiri dan mampu meningkatkan keuntungan bagi perusahaan.

3. Metode Pengembangan Produk a. Quality Function Deployment (QFD)

Quality Function Deployment (QFD) dikembangkan untuk menjamin bahwa produk yang memasuki tahap produksi benar-benar

(4)

akan dapat memuaskan kebutuhan para pelanggan dan dengan jalan membentuk tingkat kualitas yang diperlukan dan kesesuaian maksimum pada setiap tahap pengembangan produk. Menurut Akao dalam Wijaya (2011), QFD sebagai metode untuk mengembangkan kualitas desain yang bertujuan memuaskan konsumen dan kemudian menerjemahkan permintaan konsumen ke target desain dan poin 15 assurance kualitas utama yang dapat digunakan dalam tahap produksi. Sedangkan menurut Jaiswal (2012), QFD adalah alat kualitas yang membantu untuk menerjemahkan suara pelanggan (voice of customer) menjadi produk baru yang benar-benar memenuhi kebutuhan mereka. Berikut adalah langkah-langkah dalam menggunakan QFD menurut Djati Widodo (2009):

1. Kebutukan konsumen, konsumen akan diuji sampai sejauh mana tingkat kepuasan konsumen terhadap suatu produk. Umumnya konsumen akan mengungkapkan pendapatnya mengenai suatu produk. Maka dari itu perlu mengidentifikasi pertanyaan (WHATs) konsumen dengan baik untuk menghindari kesalahan.

2. Matriks perencanaan, berisi tentang hasil riset pasar dan perancangan strategis.

3. Persyaratan teknis, berisi persyaratan-persyaratan teknis untuk produk atau jasa yang akan dikembangkan.

(5)

4. Matriks relationship, berisi penilaian hubungan antara pengaruh respons teknis terhadap suara pelanggan.

5. Korelasi persyaratan teknis, berisi penilaian tim tentang hubungan implementasi antar elemen pada respon teknis.

6. Matriks target persyaratan teknis, berisi prioritas respon teknis, perbandingan performance teknis dan target teknis.

b. Tahapan Pengembangan Produk

Meskipun ada aturan terstruktur dalam tahapan pengembangan produk, perusahaan tetap memiliki ciri khasnya tersendiri dalam melakukan pengembangan produk. Dalam dunia industri, perusahaan yang melakukan tahapan pengembangan produk dengan terstruktur dan baik akan mengahasilkan produk dengan kualitas baik dan layak dipasarkan. Menurut Sofjan (2016) tahapan pengembangan produk merupakan kombinasi dari langkah-langkah, kegiatan-kegiatan, keputusan-keputusan dan sasaran, sehingga semuanya tergabung ke dalam suatu produk baru yang diharapkan oleh suatu organisasi tertentu.

Produk haruslah dikembangakan agar tidak mati dipasaran.

Dengan penggantian dan penyempurnaan produk, perusahaan harus sedia untuk memikirkan bagaimana membuat dan menghasilkan suatu produk baru. Beberapa fase generik yang merupakan tahapan pengembangan produk dijelaskan menurut Sofjan (2016) dimana fase

(6)

ini merupakan deskripsi secara keseluruhan mengenai tahapan pengembangan produk dari awal hingga akhir. Fase-fase tersebut ialah:

1) Identifikasi Peluang

Fase ini digunakan untuk mengkasi ketersediaan atas keterampilan dan sumber daya pada perusahaan. Selain itu pada fase identifikasi peluang disebutkan sebagai alat pengkaji permasalahan yang pelanggan alami terkait dengan perusahaan.

2) Generasi Konsep

Pada fase ini dilakukan cara untuk menghasilkan konsep gagasan atau ide serta konsep berupa uraian pernyataan. Pernyataan disini terdapat dalam bentuk teknolohi maupun manfaat suatu konsep bagi perusahaan itu sendiri.

3) Evaluasi Konsep/Proyek

Fase ini terdiri dari konsep pengetesan, konsep penyaringan penuh dan konsep protokol. Konsep penyaringan penuh merupakan uji coba bagi keadaan perusahaan pada saat ini. Sedangkan konsep protokol yang dilakukan untuk merumuskan produk terkait dengan konsumen dipasar, masalah dan manfaatnya.

4) Pengembangan

Fase ini meliputi konsep prototipe yang mampu menekan pada pengembangan fisik suatu produk, konsep kumpulan yang menggambarkan uji coba secara meneyluruh atas produk yang

(7)

dibuat, konsep proses yang menggambarkan proses pembuatan produk secara menyeluruh, serta konsep pilot uang menekankan pada produksi dengan jumlah yang besar.

5) Peluncuran

Pada fase peluncuran terdapat beberapa konsep yakni konsep dipasarkan, dimana hasil dari proses produksi dengan skala besar dipasarkan untuk di tes. Kemudian konsep keberhasilan yang menekankan pada suatu target perusahaan. Dari penjabaran tersebut dapat disimpulkan bahwa tahapan dalam pengembangan produk tidaklah singkat dan mudah. Akan ada trial and error dalam proses pengembangan produk. Hal ini dikarenakan perusahaan menginginkan produk dengan kualitas yang maksimal dari pengembangan produknya agar keinginan dan kebutuhan konsumen dapat terpenuhi.

Dari penjelasan di atas, tahapan pengembangan produk merupakan langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan guna menghasilkan produk yang inovatif dan mampu diterima oleh para konsumen. setiap perusahaan harus melakukan pengembangan produk dengan baik agar dapat mencapai tujuan yang ditetapkan dan sesuai dengan kondisi perusahaan.

(8)

B. PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian terdahulu merupakan cara peneliti untuk melakukan perbandingan dan sebagai referensi yang berguna membantu penelitian yang akan dilakukan dan juga menjadikan acuan bagi peneliti sehingga dapat memperbanyak teori yang akan digunakan.

Penentuan karakteristik produk sebagai bahan perimbangan dalam perencanaan pengembangan produk kripik tempe studi kasus industri kripik tempe abadi Malang pada tahun 2009 oleh Dian Wijaya, E.F Sri Maryani dan Nur Hidayat dengan tujuan untuk menentukan karakteristik produk yang perlu dihadirkan pada produk untuk memenuhi kepuasan konsumen serta mengetahui tingkat kepuasan konsumen. Dengan menggunakan alat analisis Model kano dengan langkah-langkah pengumpulan data, menghitung frekuensi kategori kano dan menghitung Consumer Satisfaction Coefficient (CSC) yaitu dengan menunjukkan koefisien kepuasan dan ketidakpuasan pada rencana pengembangan karakteristik produk kripik tempe. Dari penelitian tersebut menghasilkan karakteristik produk kripik tempe Abadi yang perlu dihadirkan pada produk yang memiliki pengaruh nilai tertinggi pada tiap variabel dan karakteristik.

Sanusi, M. Ansyar dan Bayu dengan judul "Pengembangan kemasan produk khansa pizza untuk meningkatkan penjualan dengan menggunakan metode Quality Function Deployment pada tahun 2016. Tujuannya yaitu untuk menghasilkan rancangan kemasan yang memenuhi keinginan pelanggan. Alat

(9)

analisis yang digunakan yaitu Quality Function Deployment dengan langkah- langkah wawancara responden, perhitungan tingkat kepentingan kepuasan dan harapan responden, selanjutnya penentuan karakteristik teknis dan pembuatan House of Quality dan yang terakhir penarikan kesimpulan.

Naning Retnowati dengan judul "Penerapan metode Quality Function Deployment pada produk tempe studi kasus pada perusahaan sumber rejeki"

pada tahun 2019. Dengan tujuan untuk mengetahui kriteria atribut produk tempe yang dibutuhkan oleh konsumen dan untuk mengetahui penilaian mutu produk tempe dibandingkan produk kompetitor. Alat analisis QFD dengan langkah-langkah pendataan keinginan dan kebutuhan konsumen, pendataan technical requrements atau technical description, pengembangan matriks hubungan antara keinginan konsumen, mengembangkan matriks hubungan antara technical requirements dan penyusunan matriks dan perencanaan pada matriks dan yang terakhir penyusunan matriks teknis. Hasil penelitian yaitu perusahaan dapat mengetahui penilaian konsumen terhadap kualitas produknya bila dibandingkan dengan kompetitornya, sehingga dapat meningkatkan kualitas produk tempe dan dapat memenuhi harapan konsumen.

Penggunaan metode tahapan pengembangan produk dilakukan oleh Tresnati dan Sundaya (2012) berjudul Pengembangan Produk Baru Batik Kontemporer Studi Kasus Belajar Dari Hasan Batik Bandung. Penelitian ini berfokus pada proses pengembangan produk dan dampaknya terhadap volume penjualan.Dengan tujuan menggali pengetahuan tentang caranya, mengetahui

(10)

dampaknya terhadap volume penjualan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder dari Hasan Batik. Data primer digali dengan cara focus group discussion dan brainstorming untuk mengklarifikasi pengetahuan dari data sekunder. Alat analisis yang digunakan yakni tahapan pengembangan produk batik yang terdiri dari survei pasar, persiapan perancangan, peramalan, tahap fiksasi, pengeringan, pelodoran, penyelesaian, komersialisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasan Batik melakukan tahapan pengembangan produk batik dan tahap awal berimplikasi kenaikan biaya per unit, namun selanjutnya menampilkan biaya produksi yang efisien.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Elliana Kusumaningrum tahun (2015) dengan judul Analisis Tahapan Inovasi pada Produk Minuman Sari Kedelai Soy Fusion, penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengembangan pada produk soy fusion guna agar perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian tersebut yakni tahapan pengembangan produk dengan langkah-langkah yaitu pencarian gagasan, penyaringan ide, pengujian konsep, pengembangan strategi pemasaran, pengembangan produk, pengujian pasar dan komersialisasi. Hasil penelitian Ide inovasi produk Usaha Soy Fusion lahir dari pihak internal perusahaan dan pihak eksternal perusahaan.. Setelah itu ide tersebut disaring oleh keempat owner Soy Fusion secara musyawarah dan dipilihlah ide yang akan dilanjutkan ke pembuatan konsep produknya.

(11)

Pengembangan dan Pengujian konsep produk Soy Fusion dilakukan dengan cara melakukan percobaan terus-menerus hingga mendapatkan suatu konsep yang paling tepat. Kemudian dilanjutkan pengembangan strategi pemasaran yang merupakan tahap untuk membuat strategi yang nantinya digunakan untuk memperkenalkan produk minuman ini. Strategi pemasaran menggunakan bauran pemasaran. Perusahaan juga sudah menentukan target pasar dan posisi produk. Dalam analisa bisnis Soy Fusion mengevaluasi bisnisnya dari segi biaya produksi, besar penjualan, dan laba yang diinginkan agar tujuan perusahaan bisa tercapai serta memperkirakan balik modal enam juta selama satu tahun. Proses pengembangan produk dilakukan dengan pengujian rasa produk, kualitas kemasan, dan daya tahan produknya.

Wirawan Surya dan Ronny H (2013) dengan judul Pengembangan Produk pada Perusahaan Tepung Terigu di Surabaya, yang tujuannya yaitu pengembangan produk terigu untuk meningkatkan kualitas produk, alat analisis yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu tahapan pengembangan produk dengan langkah-langkah gagasan produk, penyaringan, pengujian konsep, analisi bisnis, pengembangan prototipe, pengujuan produk dan komersialisasi.

Dengan hasil penelitian yakni Perusahaan dalam melakukan pengembangan produk atau inovasi ini sudah menerapkan tujuh tahapan yaitu pemunculan gagasan ide produk, penyaringan ide, pengujian konsep, analisis bisnis, pengembangan prototipe, pengujian produk dan uji pemasaran, sampai komersialisasi.

(12)

Semua tahap itu dilalui oleh perusahaan untuk sebuah proses pengembangan yang berhasil dan menghasilkan profit untuk perusahaan. Untuk proses pengembangan produk dibutuhkan total waktu kurang lebih sembilan minggu, dengan diawali pemunculan gagasan ide dibutuhkan waktu dua minggu, penyaringan ide satu minggu, pengujian konsep satu minggu, analisis bisnis satu minggu, pengembangan prototipe satu minggu, pengujian produk dua hari dan uji pemasaran empat hari, terakhir tahap komersialisasi dua minggu.

Persamaan yang dapat diangkat dari beberapa refrensi jurnal penelitian tersebut adalah pembahasan tentang pengembangan produk yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk maupun untuk meningkatkan daya saing dengan perusahaan sejenis. Persamaan lain juga dapat dilihat pada objek penelitian yaitu pada perusahaan manufaktur yang menghasilkan produk.

Perbedaan yang ada terletak pada metode yang digunakan pada setiap penelitian. Pada penelitian terdahulu diatas terdapat dua metode yang dijadikan refrensi yakni metode tahapan pengembangan produk dan metode Quality Function Deployment (QFD) dan model kano. Langkah-langkah yang dilakukan setiap metode-metode tersebut berbeda-beda meskipun memiliki tujuan yang sama yaitu pengembangan produk.

(13)

C. KERANGKA PIKIR

Konsep pemikiran pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Sumber: T.Hani Handoko (2012) Malau H. (2017), diolah Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran

Tahapan Pengembangan Produk

Gagasan atau Ide : - Analisa gagasan - Kategori gagasan

Seleksi Gagasan : - Jumlah daya Tarik - Peringkat daya tarik

Desain Produk : - Trend produk - Bahan baku

Uji coba konsep : - Sampel Produk - Uji Coba Produk

Komunikasi Prototipe : - Komunikasi Konsep - Prosedur Produksi Produk

Kripik Buah KW2

Produk Baru

Kripik buah salut coklat

Kripik buah bubuk coklat

(14)

Kerangka pikir di atas menjelaskan tentang pengembangan produk pada UD So Kressh. Diketahui bahwa terdapat beberapa tahapan pengembangan produk yang harus dilakukan untuk menghasilkan produk baru. Tahapan tersebut adalah gagasan atau ide, seleksi gagasan, desain produk, uji coba konsep dan komunikasi prototipe. Pada tahap pencarian gagasan tujuannya yaitu mencari ide atau gagasan produk yang akan dikembangkan. Selanjutnya tahap seleksi gagasan tujuannya yaitu untuk menyaring ide atau gagasan yang telah diperoleh sehingga dapat mengasilkan ide yang potensial sesuai dengan tujuan.

Tahap desain produk merupakan tahap pencarian trend produk sejenis dan menentukan bahan baku yang akan digunakan. Tahap selanjutnya adalah uji coba konsep dimana dibuat sampel produk dan uji coba produk dengan menentukan harga dan uji realibilitas. Tahap terakhir adalah komunikasi prototipe pada tahap ini melakukan komunikasi kepada perusahaan terhadap produk yang akan dikembangkan dan menjelaskan langkah-langkah pada pengembangan produk pada kripik buah.

Sumber : T. Hani Handoko (2012) Malau H. (2017), diolah

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Penetapan Pemenang Pengadaan Langsung Nomor : 08.07/PL-DINKES/XI/2016 Tanggal 14 november 2016, maka dengan ini diumumkan Pemenang Pengadaan Langsung

Hal ini disebabkan semakin banyak jum- lah kendaraan menyebabkan muatan tiap kendaraan akan semakin kecil (disesuaikan dengan kapasitas) sehingga energi yang dibutuhkan

Promosi suatu produk merupakan suatu tindakan yang sangat penting dalam rangka memperkenalkan melalui promosi perusahaan berusaha meyakinkan konsumen tentang

Pimpinan atau Kepala Cabang Bank Sumsel Babel Syariah, Bank Muamalat Indonesia Pangkalpinang, Bank BRI Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank

Adapun yang menjadi fokus penelitian ini untuk mendeskripsikan, (1) bentuk tuturan ekspresif pengajar BIPA dalam pembelajaran keterampilan berbicara, dan (2) sintaks

Pada penelitian[9], diterangkan bahwa ketika kecepatan angin yang berbeda-beda maka akan terdapat titik optimal yang berbeda pula dimana daya listrik

Multiakad dalam pembiayaan multijasa jika menggunakan akad ijarah, harus mengikuti fatwa DSN-MUI Tentang Ijarah yaitu penyediaan jasa/manfaat dan ujrah yang didapat Bank

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2015 ini disusun dengan tujuan untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan dalam satu tahun sebagai