IV ‐ 2
Yang Timbul Parameter Dampak dan Analisis Dampak Lingkungan Pemantauan Lingkungan
Pelaksana Pengawas Pelaporan
Kontruksi 1 Penurunan
kualitas udara Baku mutu kualitas udara ambien sesuai PP No.41 tahun 1999
Konsentrasi debu tidak melebihi baku mutu (kadar maksimum 230
g/m3)
Kegiatan penyiapan lahan, pembuatan pondasi, pemasangan IPAL
Pabrikasi serta pemasangan pipa
penyaluran air limbah.
Metode Pengumpulan Data
‐ Memantau pelaksanaan pengelolaan berupa penyiraman, penyiapan lahan, pembuatan pagar pembatas, kelengkapan APD pekerja dan mempertahankan vegetasi eksisting
‐ Sampling udara dan debu (hi-vol sampler) dan kemudian dianalisis di laboratorium rujukan yang terkreditasi KAN.
Analisis Data
‐ Membandingkan kondisi sebelum dan setelah pengelolaan lingkungan
‐ Hasil analisis
laboratorium kemudian dibandingkan dengan baku mutu.
Area kegiatan pembangunan IPAL domestik
Up wind dan down wind sesuai arah angin dominan
Satu kali selama tahap konstruksi
Setiap 6 bulan
PT. Indonesia Power Kamojang
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung
DLH Provinsi Jawa Barat, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung
2 Peningkatan run off
PP RI No. 82 Tahun 2001
Kegiatan penyiapan
Metode Pengumpulan Data
Area kegiatan pembangunan dan
Kontinyu harian pada saat musim
PT. Indonesia Power
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
DLH Provinsi Jawa Barat,
IV ‐ 3
tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air
lahan, pembuatan pondasi, pemasangan IPAL
Pabrikasi serta pembangunan pipa
penyaluran air limbah.
‐ Mendata fungsi saluran drainase eksisting
‐ Mengkaji tidak adanya genangan/banjir
‐ Pengamatan langsung volume air larian serta kejadian banjir pada saat hujan
Analisis Data:
‐ Membandingkan keadaan genangan/banjir sebelum dan sesudah kegiatan berlangsung
‐ Membandingkan air larian sebelum dan sesudah kegiatan berlangsung
lingkungan terdekat dan hilir Sungai pada radius ± 100 m
hujan selama kegiatan konstruksi dilakukan.
Kamojang Bandung Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung
Tahap Operasi 1. Penurunan
Kualitas Udara dan Emisi
Akumulasi gas dan debu tidak melebihi baku mutu dengan parameter sebagai berikut:
1. Udara ambient H2S, SO2, NO2, CO, TSP (debu ) 2. Emisi
Pengoperasian PLTP Unit 1, Unit 2 dan Unit 3 akan meningkatkan gas H2S dan CO2 di udara ambient dan H2S , NH3 di udara emisi
Metode Pengumpulan Data
1. Pengukuran udara ambient dilakukan oleh laboratorium,
lingkungan terakreditasi . Baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
Lokasi pemantauan udara ambient berjumlah 10 titik:
1. Pusat Unit Pembangkit (07⸰08'21" S &
107⸰47'06" E) 2. Sebelah Utara Unit
Pembangkit (07⸰08'17" S &
107⸰47'05" E) 3. 500 meter sebelah
1. Pengukuran udara ambient per 3 bulan 2. Pengukuran emisi per 6 bulan 3. Pengukuran
iklim per 3 bulan
PT. Indonesia Power Kamojang
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung
DLH Provinsi Jawa Barat, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung
IV ‐ 4
Cooling Tower berupa H2S dan NH3, Peraturan mengacu pada:
1. PP. 41/1999 tentang Pengendalia n
Pencemaran Udara 2. PerMenLH
No. 15 Tahun 2019 tentang Baku Mutu Emisi Pembangkit Listrik Thermal (Lampiran V)
Lampiran Baku Mutu Udara Ambient Nasional.
2. Pengukuran udara emisi dilakukan oleh laboratorium, lingkungan
terakreditasi . Periode pengukuran per 6 bulan . Baku mutu
berdasarkan Permen LH No.15 Tahun 2019 tentang baku mutu emisi pembangkit listrik thermal lampiran V.
Analisis Data
‐ Hasil analisis
laboratorium kemudian dibandingkan dengan baku mutu
‐ Data iklim dibuat grafik trend
utara unit pembangkit (07⸰08'05" S &
107⸰47'08" E) 4. Sebelah timur unit
pembangkit (07⸰08'20" S &
107⸰47'11" E) 5. 500 meter sebelah
timur unit pembangkit (07⸰08'24" S &
107⸰47'22" E) 6. Sebelah selatan unit
pembangkit (07⸰08'32" S &
107⸰47'17" E) 7. 500 meter sebelah
selatan unit pembangkit (07⸰08'33" S &
107⸰47'17" E) 8. Sebelah barat unit
pembangkit (07⸰08'21" S &
107⸰46'57" E) 9. 500 meter sebelah
barat unit pembangkit (07⸰08'23" S &
107⸰46'51" E) 10. Pemukiman / base
camp Kamojang (07⸰09'06" S &
IV ‐ 5
107⸰47'23" E) Lokasi pemantauan
Emisi:
1. CT UNIT 1 FAN 1(07⸰08'17" S &
107⸰47'06" E) 2. CT UNIT 1 FAN 2
(07⸰08'18" S &
107⸰47'06" E) 3. CT UNIT 1 FAN 3
(07⸰08'18" S &
107⸰47'17" E) 4. CT UNIT 2 FAN
1(07⸰08'19" S &
107⸰47'07" E) 5. CT UNIT 2 FAN 2
(07⸰08'19" S &
107⸰47'06" E) 6. CT UNIT 2 FAN 3
(07⸰08'20" S &
107⸰47'07" E) 7. CT UNIT 2 FAN 4
(07⸰08'20" S &
107⸰47'07" E) 8. CT UNIT 2 FAN 5
(07⸰08'20" S &
107⸰47'06" E) 9. CT UNIT 3 FAN 1
(07⸰08'21" S &
107⸰47'07" E) 10. CT UNIT 3 FAN 2
IV ‐ 6
(07⸰08'21" S &
107⸰47'07" E) 11. CT UNIT 3 FAN 3
(07⸰08'22" S &
107⸰47'06" E) 12. CT UNIT 3 FAN 4
(07⸰08'22" S &
107⸰47'07" E) 13. CT UNIT 3 FAN 5
(07⸰08'23" S &
107⸰47'07" E) 2. Peningkatan
Intensitas Kebisingan
Akumulasi kebisingan tidak melebihi baku mutu sesuai dengan Kep-
48/MenLH/11/1 996 tentang tingkat kebisingan yakni untuk kebisingan di perumahan sebesar 55 dB sedangkan untuk industri 70 dB.
Dampak yang berasal dari pengoperasian turbin, generator, cooling tower dan peralatan penunjangnya dalam pembangkitan listrik.
Metode Pengumpulan Data
‐ Pengumpulan data-data pengelolaan terkait pemasangan sekat peredam suara pada turbin-generator dan ejector, pemasangan rambu-rambu kebisingan serta penggunaan APD
‐ Pengukuran kebisingan, menggunakan baku mutu Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat
Unit I, II dan III
Di 10 titik pantau kualitas udara
Pemantauan Kebisingan dilakukan satu kali setiap 3 Bulan
PT. Indonesia Power Kamojang
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung
DLH Provinsi Jawa Barat, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung
IV ‐ 7
Kebisingan Lampiran I dengan tingkat kebisingan 70 dB.
Analisis Data
‐ Data pengelolaan dibandingkan dengan kondisi sebelumnya
‐ Hasil analisis
laboratorium kemudian dibandingkan dengan baku mutu
3 Penurunan Kualitas Air Permukaan dari air limbah domestik sebesar 11,88 m3/hari dan air reinjeksi sebesar 2.536 m3/hari
Pengelolaan air limbah domestik mengacu pada:
1. Permen LH No 08 Tahun 2009 BM Air Limbah Pembangkit Listrik Tenaga Thermal 2. Permen LH
No.13 th 2007 tentang persyaratan dan tata cara pengelolaan air limbah bagi usaha
Pada kegiatan operasional Unit 1,2 & 3 PLTP Kamojang, serta kegiatan domestik karyawan
Pengumpulan Data 1. Memantau pengelolaan
air reinjeksi
2. Pengukuran kualitas air permukaan oleh laboratorium, eksternal terakreditasi yang mengacu pada Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air 3. Pengukuran kualitas air
limbah reinjeksi oleh laboratorium, lingkungan
terakreditasi Periode
1. Sungai Cikaro Hulu (07⸰09'12" S &
107⸰47'05" E) 2. Sungai Cikaro Tengah
(07⸰08'21" S &
107⸰46'48" E) 3. Sungai Cikaro Hilir
(07⸰06'18" S &
107⸰45'55" E) 4. Air Reinjeksi 5. Outlet IPAL
Setiap 6 bulan dan 1 bulan sekali untuk outlet IPAL domestik
PT. Indonesia Power Kamojang
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung
DLH Provinsi Jawa Barat, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung
IV ‐ 8
dan /atau kegiatan hulu minyak dan gas serta panas bumi dengan cara injeksi 3. PERMENLH
K Nomor:
P.68/Menlhk/S etjen/Kum.1/8/
2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik
pengukuran per 3 bulan Baku mutu berdasarkan Permen LH No 08 Tahun 2009 BM Air Limbah Pembangkit Listrik Tenaga Thermal 4. Pengukuran kualitas air
limbah domestik berdasarkan PermenLH no 68 tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik
Analisis Data
Hasil analisis laboratorium kemudian dibandingkan dengan baku mutu
4. Ruang lahan
dan tanah Terpeliharanya fungsi cagar alam dengan baik
Perubahan Ruang dan Lahan akibat kegiatan operasional PLTP Kamojang
Metode Pengumpulan Data
Pengamatan dilapangan terhadap keberadaan fungsi RTH disekitar tapak
Analisis Data:
Membandingkan
perubahan ruang dan lahan sebelum dan setelah pengelolaan
Didalam area PLTP
Kamojang 1 tahun sekali
PT. Indonesia Power Kamojang
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung
DLH Provinsi Jawa Barat, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung
IV ‐ 9
5. Penurunan keanekaragama n flora fauna
Keanekaragam an jenis flora dan fauna
Dampak berasal dari perubahan fungsi lahan dan aktivitas kegiatan PLTP Kamojang yang berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap perubahan keanekaraga man dan keberadaan flora dan fauna
Metode Pengumpulan Data
Pengamatan dilapangan terhadap perubahan keanekaragaman dan keberadaan flora dan fauna
Analisis Data:
Membandingkan keanekaragaman dan keberadaan flora dan fauna sebelum dan setelah pengelolaan
Didalam dan sekitar area PLTP Kamojang
1 tahun sekali
PT. Indonesia Power Kamojang
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung
DLH Provinsi Jawa Barat, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung
6. Gangguan arus lalu lintas akibat adanya
‐ Bus angkutan karyawan sebanyak 3 unit/hari
‐ Mobil
Tidak terjadi kemacetan di gerbang akses masuk dan keluar lokasi kegiatan dan di ruas Jalan Kamojang depan
Mobilisasi kendaraan tenaga
kerja/karyawan dan mobilisasi limbah
Metode Pengumpulan Data
1. Memantau pengelolaan gangguan arus lalu lintas seperti penempatan satpam, pemasangan rambu-
1. Gerbang masuk/keluar
lokasi kegiatan Selama kegiatan operasional berlangsung, dan periode
pemantauan setiap
PT. Indonesia Power Kamojang
Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung
Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung, DLH Provinsi Jawa Barat, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
IV ‐ 10
karyawan sebanyak 10 unit/hari
‐ Motor karyawan sebanyak 10 unit/hari
‐ Mobil pengangkut limbah domestik 1 bulan sekali
‐ Mobilisasi mobil pengangkut limbah B3 diangkut mengikuti masa simpan atau setiap 6 bulan sekali
lokasi kegiatan Peraturan mengacu pada UU 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
rambu lalu lintas dan menyediakan area parkir yang memadai
2. Memantau kelancaran di ruas Jalan Kamojang Analisis Data:
Membandingkan kondisi ruas jalan sebelum dan sesudah pengelolaan
2. Area lokasi kegiatan pada wilayah kajian jalan didepan gerbang masuk/keluar lokasi kegiatan
1 tahun sekali Bandung
7 Terbukanya kesempatan kerja sebanyak 294 orang
Keterlibatan masyarakat sekitar dalam menunjang kegiatan operasional PT.
Indonesia Power
Perekrutan
tenaga kerja Metode pengumpulan data
Dilakukan dengan monitoring lapangan dengan metode quesioner, peningkatan ekonomi berupa peningkatan taraf hidup dan taraf pendidikan dan pemeriksaan
Lokasi pemantauan lingkungan sosekbud &
kondisi sosial di area base camp dan pemukiman penduduk sekitar unit pembangkit (Kampung Pangkalan Desa Laksana dan sekitarnya)
1 tahun sekali
PT. Indonesia Power Kamojang
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung
DLH Provinsi Jawa Barat, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung
IV ‐ 11
kesehatan masyarakat sekitar lokasi unit
pembangkit dan base camp Analisis Data
Hasil pengukuran di lapangan dibandingkan dengan hasil pengukuran rona awal atau dengan pengukuran pada periode sebelumnya
8. Penurunan Kesehatan Masyarakat
1. Tidak adanya peningkatan angka kesakitan 2. Tidak ada
keluhan dari masyarakat sekitar operasional PLTP Kamojang 3. Konsentrasi
CO, NO2, SO2 dan debu tidak melebihi baku mutu udara ambient.
Pengoperasia
n PLTP
Kamojang Metode pengumpulan data
‐ Dilakukan dengan monitoring terhadap kondisi kesehatan pekerja
‐ Memantau dan merekapitulasi data masyarakat yang akan menerima pengobatan gratis
Analisis Data:
‐ Hasil pengukuran kondisi kesehatan pekerja di lapangan dibandingkan dengan hasil rona awal atau dengan pada periode
PT. Indonesia Power Kamojang
Kp. Pangkalan Desa Laksana
PT. Indonesia Power Kamojang
Setiap tahun
PT. Indonesia Power Kamojang
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung
DLH Provinsi Jawa Barat, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung
IV ‐ 12
sebelumnya
‐ Membandingkan data masyarakat yang akan menerima pengobatan gratis sebelum dan setelah pengelolaan
Kp. Pangkalan Desa Laksana
B Dampak Lingkungan Lainnya yang Dipantau 1. Gangguan arus
lalu lintas akibat adanya mobiliasi kendaraan tenaga konstruksi sebanyak 3 mobil /hari
Tidak terjadi kemacetan di gerbang akses masuk dan keluar lokasi kegiatan dan di ruas Jalan Kamojang depan lokasi kegiatan Peraturan mengacu pada UU 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Mobilisasi kendaraan tenaga kerja konstruksi
Metode pengumpulan Data
1. Memantau pengelolaan gangguan arus lalu lintas seperti penempatan satpam, pemasangan rambu-rambu lalu lintas dan menyediakan area parkir yang memadai 2. Memantau kelancaran di
ruas Jalan Kamojang Analisis Data:
Membandingkan kondisi ruas jalan sebelum dan sesudah pengelolaan
Jalan akses keluar masuk
Ruas Jalan Kamojang
Setiap hari
Setiap hari
PT. Indonesia Power Kamojang
DLH Kabupaten Bandung, Dinas Perumahan Tata Ruang dan Kebersihan serta Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
DLH Kabupaten Bandung
2 Timbulan limbah/ sampah domestik yang dihasilkan dari kegiatan
Tidak terjadi penumpukan sampah di area PLTP
Kamojang
Kegiatan operasional PLTP Kamojang
Metode pengumpulan data
1. Pengamatan langsung terhadap kelancaran pengangkutan
TPSS PLTP Kamojang
Setiap hari selama pengoperasian PLTP Kamojang
PT. Indonesia Power Kamojang
DLH Kabupaten Bandung, Dinas Perumahan Tata Ruang dan Kebersihan serta
DLH Kabupaten Bandung
IV ‐ 13
operasional PLTP Kamojang
limbah/sampah di lokasi PLTP Kamojang ke lokasi TPA 2. Pengamatan upaya
recycle sampah (kompos)
3. Pengamatan visual kondisi sampah di area PLTP Kamojang Analisis Data:
Analisis data secara deskriptif
TPSS PLTP Kamojang
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
3 Timbulan limbah B3 yang dihasilkan dari kegiatan operasional PLTP Kamojang :
‐ Baterai bekas sebesar 2 kg/tahun
‐ Limbah laboratoriu m
mengandun g B3 sebesar 2 kg/ tahun
Tidak terjadi penumpukan LB3 di TPS LB3 Peraturan mengacu pada PP 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Kegiatan operasiaonal PLTP Kamojang
Metode Pengumpulan data
1. Pengamatan langsung terhadap kelancaran pengangkutan TPS LB3 2. Pengamatan visual
kondisi LB3 di area PLTP Kamojang
Analisis Data:
Analisis data secara deskriptif dalam bentuk grafik/trend neraca limbah B3
TPS Limbah LB3 PLTP Kamojang
TPS Limbah LB3 PLTP Kamojang
Setiap hari selama pengoperasian PLTP Kamojang
PT. Indonesia Power Kamojang
DLH Kabupaten Bandung, Dinas Perumahan Tata Ruang dan Kebersihan serta Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
DLH Kabupaten Bandung
IV ‐ 14
‐ Limbah terkontamin asi B3 sebesar 3,5 kg/ tahun
‐ Minyak pelumas bekas sebesar 4.000 kg/
tahun
‐ Kemasan bekas B3 sebesar 10 kg/ tahun
‐ Limbah elektronik dan lampu TL bekas sebesar 5 kg/tahun
‐ Majun terkontamin asi limbah B3 sebesar 93,75 kg/
tahun
‐ Toner bekas sebesar 5 kg/ tahun
IV ‐ 15
IV ‐ 16
IV ‐ 17
Gambar 4. 1. Peta Pemantauan Lingkungan Hidup Tahap Operasi (RPL) ... 15 Tabel 4.1. Matriks Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) ... 2