PROCESS (AHP) PADA PT TRANSCOAL PACIFIC JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Sarjana
ANGGA AGUS PRATAMA 11160427
Program Studi Sistem Informasi STMIK Nusa Mandiri Jakarta
Jakarta 2017
ii
Ketika aku tahu, aku semakin tahu kalau aku tidak tahu apa-apa (Imam Safe’i)
Dengan mengucap puji syukur kepada Allah S.W.T, skripsi ini kupersembahkan untuk:
- Kedua orang tua tercinta - Ibu Nurmalasari, M. Kom - Ibu Ester Arisawati, M. Kom
- Teman-teman 11.9I.01 angkatan tahun 2016
Tanpa mereka,
aku dan karya ini tak akan pernah ada
iii
iv
v Nama : Angga Agus Pratama
NIM : 11160427
Program Studi : Sistem Informasi Jenjang : Strata Satu (S1)
Judul Skripsi : Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Pada PT Transcoal Pacific Jakarta
Untuk dipertahankan pada periode II-2017 dihadapan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh Sarjana Ilmu Komputer (S.Kom) pada Program Studi Sistem Informasi di STMIK Nusa Mandiri Jakarta.
Jakarta, 09 Januari 2018 PEMBIMBING SKRIPSI
Dosen Pembimbing I : Nurmalasari, M.Kom ...
Dosen Pembimbing II : Ester Arisawati, M.Kom ...
D E W A N P E N G U J I
Penguji I : ... ...
Penguji II : ... ...
vi
Skripsi sarjana yang berjudul “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Pada PT Transcoal Pacific Jakarta” adalah hasil karya tulis asli ANGGA AGUS PRATAMA dan bukan hasil terbitan sehingga peredaran karya tulis hanya berlaku dilingkungan akademik saja, serta memiliki hak cipta. Oleh karena itu, dilarang keras untuk menggandakan baik sebagian maupun seluruhnya karya tulis ini, tanpa seizin penulis.
Referensi kepustakaan diperkenankan untuk dicatat tetapi pengutipan atau peringkasan isi tulisan hanya dapat dilakukan dengan seizin penulis dan disertai ketentuan pengutipan secara ilmiah dengan menyebutkan sumbernya.
Untuk keperluan perizinan pada pemilik dapat menghubungi informasi yang tertera di bawah ini:
Nama : ANGGA AGUS PRATAMA
Alamat : JL. Al Fatah No. 51 RT11 /RW007 Koja - Jakarta Utara
No. HP : 0896 7480 9032
E-mail : anggapratama385@gmail.com
vii
Puji dan syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini penulis menyajikannya kedalam bentuk buku yang sederhana dengan judul
“Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Pada PT Transcoal Pacific Jakarta” Tujuan penulisan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan Program Studi Sistem Informasi STMIK Nusa Madniri. Sebagai bahan penulisan diambil berdasarkan penelitian, observasi, dan beberapa sumber literatur yang mendukung penulisan ini.
Penulis menyadari jika tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka penulisan skripsi ini tidak akan lancar oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ketua STMIK Nusa Mandiri Jakarta
2. Wakil Ketua I STMIK Nusa Mandiri Jakarta
3. Ketua Program Studi Sistem Informasi STMIK Nusa Mandiri Jakarta.
4. Pimpinan PT Transcoal Pacific Jakarta beserta jajarannya.
5. Ibu Nurmalasari, M.Kom, selaku Dosen Pembimbing I Skripsi 6. Ibu Ester Arisawati, M.Kom, selaku Dosen Pembimbing II Skripsi 7. Orang tua tersayang.
8. Teman-teman kelas 11.9I.01Tahun Angkatan 2016.
Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu persatu sehingga terwujudnya penulisan Skripsi ini.
viii
ix
Angga Agus Pratama (11160427), Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Pada PT Transcoal Pacific Jakarta
PT Transcoal Pacific Jakarta merupakan sebuah perusahaan yang berkembang pesat yang mengkhususkan diri pada layanan transportasi dan logistik untuk produk yang berkaitan dengan energi. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari dan menganalisis masalah yang berkaitan dengan pemilihan supplier.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan studi literatur.
Dari hasil pengumpulan data diperoleh beberapa alternatif supplier yaitu “UD Sinar Rejeki”, “Mitra Karya Mandiri”, “CV Prega Lestari”, “CV Rachmat” dan
“Multi Jaya” dengan kriteria pemilihan antara lain Harga, Kualitas, Pelayanan, Pengiriman dan Responsibilitas. Pengolahan data dilakukan dengan salah satu metode MCDM (Multi Criteria Decision Making) yaitu Metode Analytical Hierarchy Process (AHP), dengan hasil supplier Mitra Karya Mandiri ditetapkan sebagai supplier terbaik.
Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Analitycal Hierarcy Process, Supplier
x
Angga Agus Pratama (11160427), The Decision Support System Choosing Supplier Use Analytical Hierarchy Process (AHP) Method On PT Transcoal Pacific Jakarta
PT Transcoal Pacific Jakarta is fast growing company that specializes in transportation services and logistic for energy. The research is purpose to studying and analyze the problems related to the selection of suppliers. The data obtained from interview, observation and study of literature. Some alternative of suppliers that we get are “UD Sinar Rejeki”, “Mitra Karya Mandiri”, “CV Prega Lestari”, “CV Rachmat” dan “Multi Jaya” and criteria are Price, Quality,, Service, Delivery and Responsibility. Data is processed by one method of MCDM (Multi Criteria Decision Making), Analytical Hierarchy Process(APH) Method.
And the result is Mitra Karya Mandiri as the best supplier.
Key Words: Decision Support System, Analitycal Hierarcy Process, Supplier
xi
Lembar Judul Skripsi ... i
Lembar Persembahan ... ii
Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi ... iii
Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ... iv
Lembar Persetujuan Dan Pengesahan Skripsi ... v
Lembar Panduan Penggunaan Hak Cipta ... vi
Kata Pengantar ... vii
Abstraksi ... ix
Daftar Isi ... xi
Daftar Gambar ... xiii
Daftar Tabel ... xiv
Daftar Lampiran ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 4
1.3. Maksud dan Tujuan ... 4
1.4. Metode Penelitian ... 5
A. Observasi ... 5
B. Wawancara ... 5
C. Studi Pustaka ... 5
1.5. Ruang lingkup ... 6
1.6. Hipotesis ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
2.1. Tinjauan Pustaka ... 7
2.2. Penelitian Terkait ... 18
2.3. Tinjauan Organisasi/Objek Penelitian ... 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 23
3.1. Tahapan Penelitian ... 23
3.2. Instrument Penelitian ... 24
3.3. Metode Pengumpulan Data, Populasi dan Sample Penelitian ... 24
3.4. Metode Analisis Data ... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31
4.1. Pengolahan Data Menggunakan Perhitungan AHP Secara Manual... 31
xii
4.4. Hasil Perbandingan Perhitungan Manual dengan
Expert Choice ... 51
4.5. Hasil Akhir Penelitian ... 52
BAB V PENUTUP ... 53
5.1. Kesimpulan ... 53
5.2. Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA ... 55
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 56
LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN ... 57
SURAT KETERANGAN RISET ... 59
LAMPIRAN ... 60
xiii
Halaman
Gambar II.1 Struktur Organisasi PT Transcoal Pacific Jakarta ... 20
Gambar III.1 Model Hirarki Pemilihan Supplier ... 28
Gambar IV.1 Inconsistency Ratio untuk Pemilihan Supplier ... 47
Gambar IV.2 Inconsistency Ratio Untuk Kriteria Harga ... 47
Gambar IV.3 Inconsistency Ratio Untuk Kriteria Kualitas ... 48
Gambar IV.4 Inconsistency Ratio Untuk Kriteria Pelayanan ... 48
Gambar IV.5 Inconsistency Ratio Untuk Kriteria Pengiriman ... 49
Gambar IV.6 Inconsistency Ratio Untuk Kriteria Responsibilitas ... 49
Gambar IV.7 Grafik Gradient ... 49
Gambar IV.8 Grafik Performance ... 50
Gambar IV.9 Grafik Dynamic ... 50
Gambar IV.20 Grafik Head to Head ... 50
xiv
Halaman Tabel II.1 Skala Penilaian Perbandingan Pasangan ... 13 Tabel II.2 Random Consistency Index ... 16 Tabel III.1 Random Consistency Index ... 30 Tabel IV.1 Matriks Hasil Rekapitulasi Penilaian Perbandingan
Berpasangan untuk Semua Kriteria ... 32 Tabel IV.2 Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk Semua Kriteria
yang di Normalkan ... 32 Tabel IV.3 Matriks Hasil Penilaian Perbandingan Berpasangan
untuk Kriteria Harga ... 34 Tabel IV.4 Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk
Kriteria Harga yang di Normalkan ... 34 Tabel IV.5 Matriks Hasil Penilaian Perbandingan Berpasangan
untuk Kriteria Kualitas ... 35 Tabel IV.6 Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk
Kriteria Kualitas yang di Normalkan ... 36 Tabel IV.7 Matriks Hasil Penilaian Perbandingan Berpasangan
untuk Kriteria Pelayanan ... 38 Tabel IV.8 Matriks Faktor Pembobotan Hirarki
untuk Kriteria Pelayanan yang di Normalkan ... 38 Tabel IV.9 Matriks Hasil Penilaian Perbandingan Berpasangan
untuk Kriteria Pengiriman ... 40 Tabel IV.10 Matriks Faktor Pembobotan Hirarki
untuk Kriteria Pengiriman yang di Normalkan ... 40 Tabel IV.11 Matriks Hasil Penilaian Perbandingan Berpasangan
untuk Kriteria Responsibilitas ... 42 Tabel IV.12 Matriks Faktor Pembobotan Hirarki
untuk Kriteria Responsibilitasyang di Normalkan ... 42 Tabel IV.13 Matriks Hubungan antara Kriteria dan Alternatif ... 44 Tabel IV.14 Total Rangking ... 44
xv
Halaman
Lampiran A1 Kuesioner ... 60
Lampiran B1 Kuesioner R1 ... 66
Lampiran B2 Kuesioner R2 ... 72
Lampiran B3 Kuesioner R3 ... 78
Lampiran B4 Kuesioner R4 ... 84
Lampiran B5 Kuesioner R5 ... 90
Lampiran B6 Kuesioner R6 ... 96
1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kemampuan untuk mengambil keputusan yang cepat, tepat dan akurat akan menjadi kunci keberhasilan dalam persaingan global saat kini. Banyak informasi yang dimiliki tidak cukup bila informasi tersebut tidak digunakan dengan baik. Informasi dapat berguna bila dimanfaatkan dengan baik, bahkan jika diolah oleh suatu sistem maka informasi tersebut dapat berdaya guna dengan baik. Sistem yang mengolah informasi biasanya sistem pendukung keputusan, sehingga sistem tersebut dapat mengolah informasi untuk mendukung keputusan dengan menawarkan alternatif- alternatif solusi yang terbaik.
Persoalan pengambilan keputusan, pada dasarnya merupakan bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin bisa dipilih. Sebelum menentukan alternatif, diperlukan data-data yang akurat untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat dan akurat, bila data-data yang dimasukan tidak akurat maka proses perhitungan dapat menyebabkan hasil yang salah sehingga alternatif keputusan yang dihasilkan pun menjadi tidak akurat. Perhitungan data-data bisa dilakukan secara manual oleh seorang pakar. Seorang pakar bisa melakukan perhitungan data-data kriteria pemilihan supplier sehingga dapat menghasilkan pemilihan alternatif keputusan yang dapat membantu customer dalam memilih supplier yang baik.
Seorang pakar dalam menentukan alternative keputusan membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga dapat mempengaruhi faktor fisikis seorang pakar. Ketika faktor fisikis dialami oleh seorang pakar maka dapat mempengaruhi keakuratan alternatif
keputusan yang dihasilkannya. Kebutuhan system pendukung keputusan akan sangat diperlukan untuk menjaga kestabilan hasil akhir dari proses perhitungan untuk pemilihan alternative keputusan.
Analytical Hierarchy Process (AHP) relatif mudah dimengerti dan digunakan.
Literatur tentang pemilihan supplier banyak menggunakan metode ini. AHP adalah sebuah metode yang ideal untuk memberikan ranking/urutan alternatif ketika beberapa kriteria dan subkriteria ada dalam pengambilan keputusan. Beberapa kriteria yang berpengaruh dan umum digunakan dalam pemilihan supplier diantaranya adalah kriteria harga, kualitas, ketepatan pengiriman, ketepatan jumlah, dan layanan.
Menurut Wulandari (2014:4) kinerja supplier dapat mempengaruhi performa perusahaan. Sulit untuk mencari supplier yang terbaik dan membutuhkan waktu yang lama dalam proses pemilihannya. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu sistem penunjang keputusan yang dapat digunakan untuk pemilihan supplier dan memnbatu mengevaluasi supplier berdasarkan kriteria yang dimiliki perusahaan, diantaranya harga, kualitas, pelayanan, pengiriman, dan responsibilitas. Untuk membantu proses pemilihan supplier yang terbaik sebagai pemasok barang atau spare part.
Kadang kala, kriteria-kriteria ini saling bertentangan satu sama lain. Sebagai contoh, suatu supplier lebih memilih menawarkan harga lebih rendah dengan kualitas di bawah rata-rata, sementara supplier lain menawarkan barang dengan kualitas baik dengan pengiriman yang tidak pasti. Bagaimanapun sulit untuk menemukan supplier yang bisa memenuhi semua kriteria atau yang baik dalam semua kriteria, tetapi paling tidak bisa menemukan supplier yang optimal bagi perusahaan.
Proses pemilihan supplier ini bermula dari kebutuhan akan supplier, menentukan dan merumuskan kriteria keputusan, pre-kualifikasi (penyaringan awal dan menyiapkan sebuah shortlist supplier potensial dari suatu daftar supplier),
pemilihan supplier akhir, dan monitoring supplier terpilih,yaitu evaluasi dan penilaian berlanjut.
PT. Transcoal Pacific merupakan sebuah perusahan pengangkuatan laut.
Pengangkutan laut yaitu setiap kegiatan pelayaran dengan menggunakan kapal laut untuk mengangkut penumpang, barang dan/atau hewan untuk suatu perjalanan atau lebih dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain atau antara beberapa pelabuhan. Dalam kegiatan bisnis, pengangkutan laut memegang peran penting karena selain sebagai alat fisik yang membawa barang-barang dari produsen ke konsumen, juga sebagai alat penentu harga dari barang-barang tersebut, perusahaan ini berusaha untuk terus meningkatkan kualitas jasanya. Salah satu hal yang akan ditempuh yaitu mengembangkan hubungan kemitraan dengan supplier terutama supplier untuk sparepart. Dengan memperkuat hubungan antara kontraktor dan pemasok melalui hubungan kemitraan ini diharapkan perubahan jadwal dan volume pengadaan sparepart tidak menggangu kapal beroprasi. Selain itu, dengan memilih supplier yang optimal, perusahaan bisa mendapatkan keutungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada saat ini perusahaan terlah mengidentifikasi ada lima supplier potensional yang nantinya akan dipilih yang terbaik.
Dari latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui urutan prioritas faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan supplier serta mencari supplier terbaik bagi perusahaan melalui skripsi yang berjudul Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Supplier Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (Ahp) Pada Pt Transcoal Pacific Jakarta.
1.2. Identifikasi Masalah
Dari penjelasan di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana membangun suatu sistem pendukung keputusan dengan metode AHP?
2. Bagaimanakah urutan prioritas kriteria dan subkriteria dalam pemilihan supplier pada PT Transcoal Pacific?
3. Supplier manakah yang sebaiknya dipilih oleh PT Transcoal Pacific?
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penyusunan skripsi ini sebagai berikut:
1. Menerapkan metode AHP dalam membangun sistem penunjang keputusan pemilihan supplier.
2. Mengetahui urutan prioritas faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan supplier pada PT. Transcoal Pacific
3. Mengetahui Supplier yang memenuhi kriteria-kriteria pemilihan supplier yang sebaiknya dipilih oleh PT Transcoal Pacific berdasarkan metode AHP.
4. Sebagai motivasi untuk melakukan penelitian penelitian berikutnya yang memiliki permasalahan sama atau masalah lain dengan metode yang sama.
5. Menerapkan ilmu pengetahuan penulis yang telah didapat selama proses perkuliahan di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Nusa Mandiri Jakarta.
6. Meningkatkan pengetahuan wawasan dan mempertajam cara berpikir penulis dalam masalah ini khusunya maupun masalah yang lebih luas yang akan ditemui penulis dalam dunia kerja pada umumnya.
Adapun tujuan dan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat kelulusan Program Strata Satu (S1) pada program studi Sistem Informasi di Sekolah Tinggi Manajemen dan Komputer (STMIK) Nusa Mandiri Jakarta.
1.4. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkankan penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data, diantaranya yaitu:
A. Observasi
Pada waktu melakukan observasi penulis dapat ikut berpartisipasi atau hanya mengamati saja orang-orang yang sedang melakukan suatu kegiatan tertentu yang diobservasikan. Dikesempatan ini penulis turun langsung ke PT Transcoal Pacific dan hanya mengamamati langsung objek yang diteliti.
B. Wawancara
Untuk mendapatkan informasi serta data-data lainnya penulis juga melakukan wawancara dengan cara tanya-jawab dan bertatap muka antara penulis dengan bagian purchasing, gudang, finance, procurement, general manager dan direktur.
C. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk menemukan teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi. Penulis mempelajari berbagai sumber seperti buku-buku, modul, jurnal, dan catatan selama kuliah. Termasuk studi pustaka melalui internet seperti digital library, website dan sumber lainnya yang terdapat di internet.
1.5. Ruang Lingkup
Dalam penelitian ini masalah yang akan dianalisis dibatasi agar tepat sasaran dan tidak terlalu luas. Penelitian ini dilakukan pada PT Transcoal Pacific dalam pengambilan keputusan pemilihan supplier. Pembatasan terletak pada masalah yang akan dianalisis yaitu jenis kriteria yang digunakan seperti harga, kualitas, pelayanan, pengiriman, dan responsibilitas dengan metode AHP menggunakan expert choice.
1.6. Hipotesis
Penulis memiliki 2 hipotesis, yaitu:
a. Hipotesis Nol
H0 = Kriteria harga, kualitas, pelayanan, pengiriman dan responsibilitas tidak berpengaruh terhadap pemilihan supplier dan tidak akan menentukan supplier terbaik.
b. Hipotesis Alternatif
H1 = Kriteria harga, kualitas, pelayanan, pengiriman dan responsibilitas berpengaruh terhadap pemilihan supplier dan akan menentukan supplier terbaik.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
A. Sistem Pendukung Keputusan
Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) pertama kali diperkenalkan oleh Michael S. Scott Morton pada awal tahun 1970-an, yang selanjutnya dikenal dengan istilah Management Decision Systems.
Konsep SPK ditandai dengan sistem interaktif berbasis komputer yang membantu pengambilan keputusan dengan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur
Pada proses pengambilan keputusan, pengolahan data dan informasi yang dilakukan bertujuan untuk menghasilkan berbagai alternatif keputusan yang dapat digunakan oleh para pengambil keputusan dalam melakukan tugasnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa SPK memberikan manfaat bagi manajemen dalam hal meningkatkan efektivitas dan efesiensi kerjanya terutama dalam proses pengambilan keputusan.
SPK menyatukan kemampuan komputer dalam pelayanan interaktif terhadap penggunanya dengan adanya proses pengolahan atau pemanipulasiaan data yang memanfaatkan model atau aturan yang tidak terstruktur sehingga menghasilkan alternatif keputusan yang situasional.
1. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Vercellis (2009:36) Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan aplikasi interaktif berbasis komputer yang mengkombinasikan data dan model matematis untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam menangani suatu masalah.
Beberapa sistem informasi manajemen mengalami kegagalan dan kegagalan-kegagalan ini telah meyakinkan para spesialis informasi bahwa harus ada cara lain yang dapat membantu pihak pemecah masalah untuk mengambil keputusan. Namun, baru pada tahun 1971 istilah Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) dicetuskan oleh G. Anthony Gorry dan Michael S.
Scott Morton. Mereka yakin bahwa suatu sistem seharusnya dibuat untuk memecahkan masalah. Sejak 1971, DSS telah menjadi jenis sistem informasi yang paling sukses dan kini menjadi aplikasi komputer untuk pemecahan masalah yang paling produktif.
2. Tujuan Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Kusrini (2007:15) tujuan dari sistem pendukung keputusan terdiri dari:
a. Membantu menyelesaikan masalah semi terstruktur b. Mendukung manager dalam mengambil keputusan c. Meningkatkan efektifitas bukan peningkatan efisiensi
Dalam pemrosesannya, SPK dapat menggunakan bantuan dari sistem lain seperti Artificial Intelligence, Expert System, Fuzzy Logic dan lain-lain.
3. Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan terdiri dari empat komponen Turban (2011:
85), yaitu:
a. Manajemen Data
Termasuk basis data yang berisi data-data relevan untuk situasi yang terjadi dan dikelola dalam sebuah perangkat lunak yang disebut dengan Database Management System (DBMS). Subsitem ini adalah bagian yang menangani semua penyimpanan maupun pengelolaan data dalam SPK.
b. Manajemen Model
Sebuah paket perangkat lunak yang meliput model-model finansial, statistik, management science, atau model kuantitatif lainnya yang menyediakan kemampuan analisa dan perangkat lunak manajemen yang layak.
c. Subsistem Antarmuka
Merupakan subsistem yang dipakai oleh user untuk berkomunikasi dan memberi perintah (menyediakan user interface).
d. Manajemen Pengetahuan
Manajemen Pengetahuan adalah sesuatu yang mendukung subsistem lain atau berlaku sebagai komponen yang berdiri sendiri.
4. Tahapan Proses Sistem Pendukung Keputusan
Pengambilan keputusan meliputi beberapa tahap dan melalui beberapa proses, pengambilan keputusan meliputi empat tahap yang saling berhubungan dan berurutan. Empat proses tersebut adalah:
a. Tahap Penelusuran (Intelligence)
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan maslah.
b. Tahap Perancangan (Design)
Tahap ini merupakan proses menemukan dan mengembangkan alternatif.
Tahap ini meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi dan menguji kelayakan solusi.
c. Tahap Pemilihan (Choice)
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan di antara berbagai alternatif tindakan
yang mungkin dijalankan. Tahap ini meliputi pencarian, evaluasi dan rekomendasi solusi yang sesuai untuk model yang telah dibuat. Solusi dari model merupakan nilai spesifik untuk variabel hasil pada alternatif yang dipilih.
d. Tahap Implementasi (Implementation)
Tahap implementasi adalah tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil. Pada tahap ini perlu disusun serangkaian tindakan yang terencana, sehingga hasil keputusan dapat dipantau dan sesuaikan apabila diperlukan perbaikan.
B. Analytical Hierarchy Process (AHP)
Proses Hirarki Analitik dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton School of Business pada tahun 1970-an untuk mengorganisasikan informasi dan judgement dalam memilih alternatif yang paling disukai. Dengan
menggunakan AHP, suatu persoalan akan dipecahkan dalam suatu kerangka berpikir yang terorganisir, sehingga memungkinkan dapat diekspresikan untuk mengambil keputusan efektif atas persoalan tersebut. Persoalan yang kompleks dapat disederhanakan dan dipercepat proses pengambilan keputusannya.
Menurut Permadi dalam Hermawan (2009:15) mengemukakan bahwa “Pada dasarnya AHP ini adalah suatu bentuk pengambilan keputusan yang pada dasarnya berusaha menutupi semua kekurangan dari model-model sebelumnya. Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia.”
Perbedaan yang mencolok antara model AHP dengan model pengambilan keputusan lainnya adalah jenis inputnya. Model-modelnya yang sudah ada umumnya memakai input data berupa persepsi manusia (kualitatif).
Prinsip kerja AHP adalah menyederhanakan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numeric secara relatif dibandingkan dengan variabel yang lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut.
AHP memungkinkan pengguna untuk memberikan nilai bobot relatif dari suatu kriteria majemuk atau alternatif majemuk terhadap suatu kriteria secara intuitif, yaitu dengan melakukan perbandingan berpasangan (Pairwise Comparisons). Dr. Thomas L. Saaty, pembuat AHP, kemudian menentukan cara yang konsisten yang mengubah perbandingan atau pairwise, menjadi suatu himpunan bilangan yang mempresentasikan prioritas relatif dari setiap kriteria dan alternatif.
Menurut Suryadi dan Ramdhani dalam Hafsah (2011:44) kelebihan AHP dibandingkan dengan yang lainnya:
a. Struktur yang hirarki sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam.
b. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan.
c. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.
Disamping kelebihan-kelebihannya, model AHP juga mempunyai kelemahan. Kelemahan tersebut terjadi apabila data input yang berupa persepsi diberikan penilaian yang keliru. Jika seseorang sudah terbiasa menggunakan model-model kuantitatif, mungkin model AHP yang sederhana kurang dianggap dapat memberikan solusi dalam pengambilan keputusan. Tetapi dengan model yang sederhana tersebut, AHP dapat cepat dimengerti.
1. Prinsip Dasar Analytical Hierarchy Process (AHP)
Menurut Kusrini (2007:103) dalam menyelesaikan permasalahan dengan metode AHP ada beberapa prinsip yang harus dipahami, adalah:
a. Membuat Hirarki
Sistem yang kompleks bisa dipahami dengan memecahkannya menjadi elemen-elemen pendukung, menyusun elemen secara hirarki, dan menggabungkannya atau mensintesiskannya.
b. Penilaian kriteria dan alternatif
Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan.
Menurut Saaty (1988), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty dapat diukur menggunakan tabel analisis seperti tabel di bawah ini.
Tabel II.1
Skala Penilaian Perbandingan Pasangan Intensitas
Kepentingan Keterangan
1 Kedua elemen sama pentingnya
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen lainnya 5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya 7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya 9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya 2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang
berdekatan Kebalikan
Jika aktivitas i mendapat satu angka dibandingkan dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya dibandingkan
dengan i.
Sumber: Kusrini (2007:134)
c. Menentukan prioritas (Synthesis of priority)
Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan (Pairwise Comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif dari seluruh alternatif kriteria bisa disesuaikan dengan judgement yang telah ditentukan untuk hasil bobot dan prioritas. Bobot dan prioritas dihitung dengan memanipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematika.
d. Konsistensi Logis (Logical Consistency)
Konsistensi memiliki dua makna. Pertama, objek-objek yang serupa bisa dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua, menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.
2. Prosedur Analytical Hierarchy Process (AHP)
Pada dasarnya, prosedur atau langkah-langkah dalam metode AHP menurut Kusrini (2007:135), adalah:
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi.
2. Menentukan prioritas elemen
a. Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat perbandingan pasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan.
b. Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk merepresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen yang lainnya.
3. Sintesis
Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas.
Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah:
a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks.
b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks.
c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.
4. Mengukur Konsistensi
Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan
pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah sebagai berikut:
a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relative elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relative elemen kedua dan seterusnya.
b. Jumlahkan setiap baris
c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relative yang bersangkutan.
d. Jumlahkan hasil bagi di atas dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut
λ
maks.5. Hitung Consistency Index (CI) dengan rumus:
CI = (
λ
max – n) / n Keterangan:n = banyaknya elemen
6. Hitung Rasio Konsistensi /Consistency Ratio (CR) dengan rumus:
CR = CI/RC Keterangan:
CR = Consistency Ratio CI = Consistency Index
IR = Index Random Consistency
7. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgement harus diperbaiki. Namun jika Rasio Konsistensi (CI/CR) kurang atau sama dengan 0,1, maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar.
Daftar Indeks Random konsistensi (IR) yang nilainya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel II.2
Random Consistency Index
Ukuran
Matriks 1,2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nilai IR 0.00 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49 1.51 1.48 1.56 1.57 1.59
Sumber: Kusrini (2007:135)
C. Supplier
Menurut Wirdianto (2008:6)mengemukakan bahwa supplier merupakan salah satu mitra bisnis yang memegang peranan penting dalam menjamin ketersediaan barang pasokan yang dibutuhkan perusahaan.
Menurut Pujawan dalam Viarani (2015:56) supplier adalah suatu perusahaan atau individu yang mampu untuk menyediakan sumber daya, baik dalam bentuk barang atau jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan lainnya.
Sebuah perusahaan yang sehat dan efisien tidak akan banyak berarti apabila supplier-suppliernya tidak mampu menghasilkan barang berkualitas atau tidak mampu memenuhi pengiriman tepat waktu. Oleh karena itu perusahaan perlu menilai supplier secara cermat dan kontinu..
Pemilihan supplier dapat memerlukan waktu dan sumber daya yang tidak sedikit. Perlu dilakukan evaluasi awal, presentasi, survey dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar dapat terhindar dari kerugian karena berbagai kesalahan.
Supplier terpilih juga harus dipantau dan dinilai kinerjanya secara berkala, agar kinerjanya terjaga dan bahkan meningkat. Kriteria supplier akan berbeda untuk setiap perusahaan, tergantung tujuan dari perusahaan.
D. Software Expert Choice
Penulis menggunakan Software Expert Choice versi 11 sebagai alat bantu dalam penelitian. Software Expert Choice versi 11 adalah sebuah aplikasi yang khusus digunakan sebagai alat bantu implementasi model-model dalam Decision Support System (DSS) atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dalam sebuah perusahaan atau pun untuk keperluan akademik.
Beberapa kemudahan yang terdapat dalam Expert Choice dibandingkan dengan software-software sejenis, kemudahan tersebutan tara lain:
1. Fasilitas Graphical User Interface (GUI) yang mudah digunakan. Sehingga cocok digunakan baik bagi kalangan perusahaan maupun bagi kalangan akademik yang baru saja mempelajari seluk beluk system penunjang keputusan.
2. Banyak fitur-fitur yang menyediakan pemodelan Decision Support System secara baik, tanpa perlu melakukan instalasi atau setting ulang parameter- parameter yang terlalu banyak.
2.2. Penelitian Terkait
Berikut ini adalah beberapa penelitian mengenai permasalahan pemilihan supplier yang sejenis dengan penelitian penulis dan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang pernah dilakukan sebelumnya, yaitu:
Penelitian pertama dilakukan oleh Ngatawi (Vol: 10, Nomor: 1 Tahun 2011 dengan ISSN: 2442-2436) dalam jurnalnya yang berjudul Analisis Pemilihan Supplier Menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) mengemukakan bahwa:
PT. XXX adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri furniture yang berorientasi export. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari dan menganalisis masalah yang berkaitan dengan pemilihan supplier.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan studi literatur. Dari hasil pengumpulan data diperoleh beberapa alternatif supplier yaitu “A”, “B”, “C”, “D”, “E”, dan “F”. Sedangkan yang menjadi kriterianya antara lain pengiriman, pelayanan, produk, kualitas, dan biaya.
Pengolahan data menggunakan salah satu metode MCDM (Multi Criteria Decision Making) yaitu AHP (Analytic Hierarchy Process), dengan hasil supplier “A” ditetapkan sebagai supplier terbaik.
Penelitian kedua dilakukan oleh Handayani (Vol: XIV Nomor: 1 Tahun 2017 dengan ISSN: 1978-2136) dalam jurnalnya yang berjudul Pemilihan Supplier Bahan Baku Bangunan Dengan Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) pada PT. Cipta Nuansa Prima Tangerang mengemukakan bahwa:
Supplier merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu perusahaan penyedia jasa konstruksi. PT. Cipta Nuansa Prima Tangerang adalah sebuah perusahaan kontraktor yang menawarkan jasa pelaksanaan konstruksi.
Karena banyaknya supplier, PT. Cipta Nuansa Prima Tangerang kesulitan dalam memilih supplier dengan kelebihannya masing-masing. Oleh karena itu digunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) untuk proses pemilihan supplier agar lebih obyektif. Secara garis besar metode AHP (Analytical Hierarchy Process) merupakan proses membandingkan kriteria kedalam alternatif, semakin besar nilai yang dihasilkan, maka semakin utama pula untuk supplier tersebut terpilih. Dengan menggunakan metode AHP tersebut didapatkan nilai akhir untuk setiap alternatif Suplier A 39% , Suplier B 12% dan Suplier C 49%.
2.3. Tinjauan Organisasi/Objek Penelitian A. Sejarah Perusahaan
PT Transcoal Pacific didirikan berdasarkan akta pendirian perseroan terbatas nomor 85 pada tanggal 31 Mei 2006, berkedudukan dan berkantor pusat di Bakrie Tower 9th floor, Komplek Rasuna Epicentrum Jl. HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta.
PT Transcoal Pacific dengan Nomor Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) BXXXXIV-686-AT54 merupakan sebuah perusahaan yang berkembang pesat yang mengkhususkan diri pada layanan transportasi dan logistik untuk produk yang berkaitan dengan energi. PT Transcoal Pacific juga menyediakan layanan seperti warehousing dan jasa pengiriman.
B. Struktur Organisasi dan Fungsi
Struktur Organisasi merupakan penegasan akan susunan kerangka yang menunjukkan saling hubungan atau tata kerja antara bagian-bagian atau sub bagian yang ada dalam suatu unit kerja, sehingga setiap bagian atau sub bagian mengetahui secara jelas apa yang menjadi bidang tugas, kewenangan dan tanggung jawabnya. Demikian pula kepada siapa bagian mempertanggung jawabkan aktivitas yang dilakukannya. Berikut ini adalah gambar struktur organisasi dari PT Transcoal Pacific Jakarta:
STRUKTUR ORGANISASI PT TRANSCOAL PACIFIC JAKARTA
Sumber: PT Transcoal Pacific Jakarta
Gambar II.1 Struktur Organisasi PT Transcoal Pacific Jakarta CEO
Tax Manager Accounting
Manager Finance
Manager
Finance Staff
Accounting Staff
Tax Staff
Procurement Manager
Procurement Staff
HRD Manager General
Manager
HRD Staff
Fungsi Setiap Jabatan 1. CEO
Bertugas sebgai pemimpin tertinggi perusahaan, sebagai pengambil keputusan, sebagai komunikator dengan dunia luar.
2. General Manager
Tugas utama dari seorang GM adalah memimpin sebuah perusahaan.
Tanggung jawab pada keseluruhan sistem yang berjalan dalam perusahaan, membawahi manajer-manajer yang memiliki fungsi spesialisasi untuk mencapai goal perusahaan.
3. HRD Manager
Memimpin bagian yang mengurusi segala hal yang ada kaitannya dengan para karyawan atau para pekerja, seperti pendisiplinan karyawan, meningkatkan kinerja karyawan, memilih karyawan tetap, termasuk masalah absensi. Membuat SOP perusahaan.
4. HRD Staff
Membuat memo internal dan lampirannya mengenai aturan kerja dan kebijakan perusahaan. Melakukan interview pelamar. Melaksanakan seleksi dan promosi terhadap karyawan yang berhak untuk diangkat sebagai karyawan tetap.
5. Finance Manager
Merencankan, mengembangkan dan mengontrol fungsi keuangan dan akuntansi di perusahaan dalam memberikan informasi keuangan secara komprehensif dan tepat waktu untuk membantu perusahaan dalam proses pengambilan keputusan yang mendukung pencapaian target finansial perusahaan.
6. Finance Staff
Melakukan pembayaran-pembayaran terhadap tagihan invoice ataupun pembelian.
7. Accounting Manager
Memastikan verifikasi dan finalisasi setiap entri jurnal keuangan harian perusahaan, menyiapkan laporan perputaran cash dan laporan keuangan.
8. Accounting Staff
Menginput transaksi harian, menyusun dan membuat laporan keuangan perusahaan serta menyusun dan membuat anggaran pengeluaran dan pemasukan perusahaan secara periodik (bulanan atau tahunan).
9. Tax Manager
Menyusun rencana perpajakan untuk optimalisasi pajak, menyetujui laporan pajak masa dan tahunan secara akurat dan tepat waktu, melakukan verifikasi transaksi perusahaan yang terkait aspet pajak, menangani audit pajak dan menyusun budget tahunan bagian pajak, serta update peraturan perpajakan untuk memastikan tax compliance.
10. Tax Staff
Berfungsi sebagai verifikasi faktur pajak masukan dan keluaran untuk memastikan keakuratan data. Membuat laporan bulanan PPN, membuat SPT Tahunan, serta membuat laporan penjualan dan pembelian secara bulanan berdasarkan laporan PPN sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
11. Procurement Manager
Menyetujui pemesanan-pemesanan yang dibutuhkan oleh perusahaan serta mengawasi pembelanjaan perusahaan. Menyetujui vendor/supplier yang akan diajak bergabung untuk pengadaan barang perusahaan.
12. Procurement Staff
Melakukan perencanaan pembelian kemudian pemesanan barang yang dibutuhkan oleh perusahaan. Mencari supplier atau vendor yang tepat dengan melihat penawaran serta informasi tambahan lainnya.
23
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tahapan Penelitian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, proses penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan penelitian, yaitu:
1. Mengidentifikasi masalah atau mencari permasalahan, pada tahap ini peneliti harus terlebih dahulu mencari apa masalah yang hendak diteliti.
2. Merumuskan masalah, dimana pada tahap ini merupakan kelanjutan dari penemuan masalah yang kemudian peneliti membuat rumusan masalah berdasarkan masalah-masalah yang akan diteliti dengan membuat batasan- batasan masalah secara jelas.
3. Mengadakan studi pendahuluan, mengumpulkan informasi-informasi berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Sehingga dapat diketahui keadaan atau kedudukan masalah secara teoritis maupun praktis.
4. Merumuskan hipotesis, membuat dugaan sementara yang akan dibuktikan kebenarannya melalui penelitian di lapangan.
5. Menentukan sampel penelitian, menentukan obyek yang akan diteliti.
Sampel merupakan bagian dari populasi.
6. Menyusun rencana penelitian, tahap ini akan menjadi pedoman jalannya penelitian agar dapat menghasilkan tujuan yang akan dicapai.
7. Mengumpulkan dan menganalisis data, data yang terkumpul dijadikan dasar dalam menguji hipotesis yang diajukan kemudian dianalisis dan hipotesis yang diajukan diuji kebenarannya melalui analisis tersebut.
8. Laporan penelitian, merupakan tahap akhir dalam proses penelitian dan pelaporan penelitian ini akan dibentuk sebagai skripsi. Pelaporan ini diharapkan menghasilkan informasi yang dapat bermanfaat.
3.2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu dalam melakukan penelitian guna mengumpulkan data dari berbagai pihak. Kualitas data yang diperoleh sangat ditentukan dari kualitas instrumen penelitian. Proses penelitian ini menggunakan lembar kuesioner sebagai media pengumpulan data. Lembar kuesioner yang telah diisi akan menghasilkan data yang akan diolah menjadi sebuah informasi. Berikut ini adalah lembar kuesioner yang peneliti rancang (Lampiran A1).
3.3. Metode Pengumpulan Data, Populasi dan Sample Penelitian A. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data, diantaranya yaitu:
1. Observasi
Pada tahap observasi penulis mengunjungi PT Transcoal Pacific Jakarta untuk mendapatkan gambaran secara jelas bagaimana proses pemilihan supplier yang terjadi selama ini.
2. Wawancara
Untuk mendapatkan informasi serta data-data lainnya, penulis juga melakukan wawancara dengan cara penyebaran kuesioner, tanya-jawab dan
bertatap muka antara penulis dengan para pengambil keputusan di PT Transcoal Pacific Jakarta. Tahap ini menghasilkan tentang profil perusahaan, visi-misi, struktur organisasi, dan menguraikan tugas serta fungsinya. Kemudian kriteria- kriteria untuk pemilihan supplier juga didapatkan pada tahap ini.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk menemukan teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi. Penulis mempelajari berbagai sumber seperti buku-buku, modul, jurnal, dan catatan selama kuliah. Termasuk studi pustaka melalui internet seperti digital library, website dan sumber lainnya yang terdapat di internet.
Pengumpulan data yang dikumpulkan adalah:
1. Data primer, data diambil melalui proses wawancara serta pengisian kuesioner. Data bersumber langsung dari objek yang diteliti yaitu PT Transcoal Pacific Jakarta.
2. Data Sekunder, berupa data yang diambil sebagai penunjang penelitian yang dikumpulkan melalui studi pustaka seperti buku-buku, jurnal, internet dan sumber lainnya.
B. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Inti dari populasi adalah sebuah wilayah yang akan diteliti dalam penelitian. Sesuai dengan penyataan
tersebut maka penulis menarik kesimpulan bahwa populasi dari penelitian ini adalah supplier sparepart pada PT Transcoal Pacific Jakarta.
C. Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah judgement sampling yaitu sampel yang diambil berdasarkan pertimbangan tertentu sesuai metode AHP yang mensyaratkan ketergantungan pada sekelompok ahli sesuai dengan jenis spesialis terkait dalam pengambilan keputusan.
Adapun sample supplier yang dipilih adalah sebanyak 5 supplier sparepart yaitu UD Sinar Rejeki, Mitra Karya Mandiri, CV Prega Lestari, CV Rachmat dan Multi Jaya.
3.4. Metode Analisis Data
Penulis menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai analisis data pada penelitian ini. Data yang terkumpul dapat dihitung secara manual menggunakan Microsoft Excel maupun menggunakan Software Expert Choice. Langkah-langkah pemilihan supplier adalah sebagai berikut:
1. Menyusun Struktur Hirarki
Saat masalah sudah dapat teridentifikasi kemudian dilakukan penyusunan hirarki disertai solusi atau tujuan yang diinginkan. Tujuan dan kriteria-kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan supplier sparepart adalah sebagai berikut:
a. Harga
Harga yang ditawarkan supplier untuk setiap pembelian sesuai dengan kebutuhan dan keinginan perusahaan. Harga barang juga salah satu kriteria penting yang mempunyai kaitan erat dengan kualitas. Perusahaan menginginkan harga yang sesuai dengan kualitas barang.
b. Kualitas
Kualitas barang yang ditawarkan supplier haruslah yang terbaik sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan oleh perusahaan. Kualitas barang yang baik menjadi pertimbangan untuk selalu memesan barang di supplier yang terbaik tersebut.
c. Pelayanan
Usaha yang dilakukan supplier dalam melayani kebutuhan perusahaan, semakin baik pelayanannya semakin erat kerjasama yang akan dibangun bersama.
d. Pengiriman
Pengiriman merupakan proses penyampaian barang dari supplier ke perusahaan.
e. Responsibilitas
Responsibilitas merupakan tanggung jawab supplier kepada perusahaan seperti komitmen pengiriman, pelayanan dan menjaga kepercayaan untuk kedepannya.
Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Gambar III.I Model Hirarki Pemilihan Supplier 2. Menentukan Prioritas Elemen
a. Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat perbandingan pasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan.
b. Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk merepresentasikan kepentingan relative dari suatu elemen terhadap elemen yang lainnya.
3. Sintesis
Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas.
Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah:
a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks.
b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks.
c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.
Pemilihan Supplier PT Transcoal Pacific Jakarta
Harga Kualitas Pelayanan Pengiriman Responsibilitas
UD Sinar Rejeki
Mitra Karya Mandiri
CV Prega Lestari
CV Rachmat Multi Jaya
4. Mengukur Konsistensi
Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah sebagai berikut:
a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relative elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relative elemen kedua dan seterusnya.
b. Jumlahkan setiap baris
c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relative yang bersangkutan.
d. Jumlahkan hasil bagi di atas dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut
λ
maks.5. Hitung Consistency Index(CI) dengan rumus:
CI = (
λ
max – n) / n Keterangan:n = banyaknya elemen
6. Hitung Rasio Konsistensi /Consistency Ratio (CR) dengan rumus:
CR = CI/RC Keterangan:
CR = Consistency Ratio CI = Consistency Index
IR = Index Random Consistency
7. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgement harus diperbaiki. Namun jika Rasio Konsistensi (CI/CR) kurang atau sama dengan 0,1, maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar.
Daftar Indeks Random konsistensi (IR) yang nilainya dapat dilihat padat abel di bawah ini.
Tabel III.1
Random Consistency Index
Ukuran
Matriks 1,2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nilai IR 0.00 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49 1.51 1.48 1.56 1.57 1.59
Sumber: Kusrini (2007)
31
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengolahan Data Menggunakan Hitungan AHP
Untuk mendapatkan total rangking secara keseluruhan, pertama melakukan perhitungan dengan menggunakan metode AHP untuk menentukan bobot setiap kriteria. Berikut ini langkah-langkah dan perhitungan menggunakan metode AHP.
A. Penilaian Perbandingan Multi Partisipan
Hasil dari data-data perbandingan berpasangan yang diambil dari kuesioner pada responden, kemudian dicari satu jawaban untuk matriks perbandingan menggunakan dengan perataan jawaban atau Geometric Mean Theory. Untuk mendapatkan satu nilai tertentu dari semua nilai tersebut, masing-masing nilai harus dikalikan satu sama lain, kemudian hasil perkalian dipangkatkan dengan 1/n dimana n adalah jumlah partisipan. Secara sistematis persamaan tersebut adalah sebagai berikut:
𝑎𝑤 = √𝑎 𝑥𝑎 𝑥𝑎 𝑥 … 𝑥𝑎𝑛 𝑛
B. Perhitungan Faktor Pembobotan Hirarki untuk Kriteria Pemilihan Supplier
Berikut ini adalah rekapitulasi hasil perhitungan matriks penilaian perbandingan berpasangan gabungan dari 6 responden. Maka matriks perbandingan hasil referensi di atas adalah:
Tabel IV.1
Matriks Hasil Rekapitulasi Penilaian Perbandingan Berpasangan untuk Semua Kriteria
Kriteria Harga Kualitas Pelayanan Pengiriman Responsibilitas
Harga 1,000 0,405 3,267 1,000 1,089
Kualitas 2,466 1,000 4,857 2,840 1,992
Pelayanan 0,306 0,206 1,000 0,481 0,442
Pengiriman 1,000 0,352 2,080 1,000 2,720
Responsibilitas 0,918 0,502 2,265 0,368 1,000
Total 5,691 2,466 13,467 5,689 7,242
Dengan unsur-unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom yang bersangkutan, akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai vector eigen dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk setiap baris. Hasilnya terdapat pada tabel berikut ini:
Tabel IV.2
Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk Semua Kriteria yang di Normalkan
Kriteria Harga Kualitas Pelayanan Pengiriman Responsibilitas Vector Eigen
Harga 0,176 0,164 0,243 0,176 0,150 0,182
Kualitas 0,433 0,406 0,361 0,499 0,275 0,395
Pelayanan 0,054 0,084 0,074 0,085 0,061 0,071
Pengiriman 0,176 0,143 0,154 0,176 0,376 0,205
Responsibilitas 0,161 0,204 0,168 0,065 0,138 0,147
Total 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
Selanjutnya nilai vektor eigen dikalikan dengan matriks semula menghasilkan nilai untuk tiap baris, yang selanjutnya setiap nilai dibagi kembali dengan nilai vektor yang bersangkutan. Nilai rata-rata dari hasil pembagian ini merupakan Principal Eigen Value Maksimum (max).
[
. . .
. . . . .
. .
. . .
. . . . .
. .
. . . . . ]
x [
.. ..
. ]
= [
.. ..
. ]
Consistency Vector
[ .. ..
. ]
∶ [
.. ..
. ]
= [
.. ..
. ]
max = . + . + . + . + .
= .
Karena matriks berordo 5 (yakni terdiri dari 5 kriteria), nilai indeks konsistensi (CI) yang diperoleh:
CI = . –
–
= .
Selanjutnya mencari nilai Consistency Ratio
Dengan n = 5, RI = 1.12, maka:
CR = .
. = .
Karena CR < 0.100 berarti preferensi responden adalah konsisten.
Dari hasil perhitungan pada tabel kriteria di atas menunjukkan bahwa kriteria kualitas merupakan kriteria paling penting dalam pemilihan Supplier, dengan bobot nilai 0.395, berikutnya kriteria pengiriman dengan bobot nilai 0.205, berikutnya kriteria harga dengan bobot nilai 0.182, berikutnya kriteria responsibilitas dengan bobot nilai 0.147 dan yang terakhir kriteria pelayanan dengan bobot nilai 0.071.
C. Perhitungan Faktor Evaluasi untuk Kriteria Harga
Perbandingan berpasangan untuk kriteria Harga pada 5 nama Supplier pilihan yang dijadikan sebagai sample, yaitu: UD Sinar Rejeki, Mitra Karya Mandiri, CV Prega Lestari, CV Rachmat dan Multi Jaya sehingga diperoleh hasil rata-rata dari 6 responden dalam bentuk matriks sebagai berikut:
Tabel IV.3
Matriks Hasil Penilaian Perbandingan Berpasangan untuk Kriteria Harga Alternatif UD Sinar
Rejeki
Mitra Karya Mandiri
CV Prega Lestari
CV Rachmat
Multi Jaya UD Sinar
Rejeki 1.000 0.269 0.323 0.550 1.252
Mitra Karya
Mandiri 3.714 1.000 1.442 4.096 3.714
CV Prega
Lestari 3.093 0.693 1.000 2.392 4.460
CV Rachmat 1.817 0.244 0.418 1.000 1.619
Multi Jaya 0.799 0.269 0.224 0.618 1.000
Total 10.422 2.476 3.408 8.657 12.046
Dengan unsur-unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom yang bersangkutan, akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai vector eigen dihasilkan dari ratarata bobot relatif untuk setiap baris. Hasilnya terdapat pada tabel berikut ini:
Tabel IV.4
Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk Kriteria Harga yang di Normalkan
Alternatif UD Sinar Rejeki
Mitra Karya Mandiri
CV Prega Lestari
CV Rachmat
Multi
Jaya Eigen UD Sinar
Rejeki 0.096 0.109 0.095 0.064 0.104 0.093
Mitra Karya
Mandiri 0.356 0.404 0.423 0.473 0.308 0.395
CV Prega
Lestari 0.297 0.280 0.293 0.276 0.370 0.303
CV Rachmat 0.174 0.099 0.123 0.116 0.134 0.126
Multi Jaya 0.077 0.109 0.066 0.071 0.083 0.083
Total 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
Selanjutnya nilai vektor eigen dikalikan dengan matriks semula menghasilkan nilai untuk tiap baris, yang selanjutnya setiap nilai dibagi kembali dengan nilai vektor yang bersangkutan. Nilai rata-rata dari hasil pembagian ini merupakan Principal Eigen Value Maksimum (max).
[
. . .
. . . . .
. .
. . .
. . . . .
. .
. . . . . ]
x [
.. ..
. ]
= [
.. ..
. ]
Consistency Vector
[ .. ..
. ]
∶ [
.. ..
. ]
= [
.. ..
. ]
max = . + . + . + . + .
= .
Karena matriks berordo 5 (yakni terdiri dari 5 alternatif), nilai indeks konsistensi (CI) yang diperoleh:
CI = . –
–
= .
Untuk n = 5, RI = 1.12 maka:
𝐶𝑅 = .
. = .
Karena CR < 0.100 berarti preferensi responden adalah konsisten.
D. Perhitungan Faktor Evaluasi untuk Kriteria Kualitas
Perbandingan berpasangan untuk kriteria Kualitas pada 5 nama Supplier pilihan yang dijadikan sebagai sample, yaitu: UD Sinar Rejeki, Mitra Karya
Mandiri, CV Prega Lestari, CV Rachmat dan Multi Jaya sehingga diperoleh hasil rata-rata dari 6 responden dalam bentuk matriks sebagai berikut:
Tabel IV.5
Matriks Hasil Penilaian Perbandingan Berpasangan untuk Kriteria Kualitas
Alternatif UD Sinar Rejeki
Mitra Karya Mandiri
CV Prega Lestari
CV Rachmat
Multi Jaya
UD Sinar Rejeki 1.000 0.266 0.266 0.765 1.200
Mitra Karya
Mandiri 3.762 1.000 0.935 2.500 3.663
CV Prega Lestari 3.762 1.070 1.000 2.717 3.846
CV Rachmat 1.308 0.400 0.368 1.000 2.174
Multi Jaya 0.833 0.273 0.260 0.460 1.000
Total 10.665 3.009 2.828 7.442 11.884
Dengan unsur-unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom yang bersangkutan, akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai vector eigen dihasilkan dari ratarata bobot relatif untuk setiap baris. Hasilnya terdapat pada tabel berikut ini:
Tabel IV.6
Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk Kriteria Kualitas yang di Normalkan
Alternatif UD Sinar Rejeki
Mitra Karya Mandiri
CV Prega Lestari
CV
Rachmat Multi Jaya Eigen UD Sinar
Rejeki 0.094 0.088 0.094 0.103 0.101 0.096
Mitra Karya
Mandiri 0.353 0.332 0.330 0.336 0.308 0.332
CV Prega
Lestari 0.353 0.356 0.354 0.365 0.324 0.350
CV Rachmat 0.123 0.133 0.130 0.134 0.183 0.141
Multi Jaya 0.078 0.091 0.092 0.062 0.084 0.081
Total 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
Selanjutnya nilai vektor eigen dikalikan dengan matriks semula menghasilkan nilai untuk tiap baris, yang selanjutnya setiap nilai dibagi kembali dengan nilai vektor yang bersangkutan. Nilai rata-rata dari hasil pembagian ini merupakan Principal Eigen Value Maksimum (max).
[
. . .
. . . . .
. .
. . .
. . . . .
. .
. . . . . ]
x [
.. ..
. ]
= [
.. ..
. ]
Consistency Vector
[ .. ..
. ]
; [
.. ..
. ]
= [
.. ..
. ]
max = . + . + . + . + .
= .
Karena matriks berordo 5 (yakni terdiri dari 5 alternatif), nilai indeks konsistensi (CI) yang diperoleh:
CI = . –
–
= .
Untuk n = 5, RI = 1.12 maka:
𝐶𝑅 = .
. = .
Karena CR < 0.100 berarti preferensi responden adalah konsisten.
E. Perhitungan Faktor Evaluasi untuk Kriteria Pelayanan
Perbandingan berpasangan untuk kriteria Pelayanan pada 5 nama Supplier pilihan yang dijadikan sebagai sample, yaitu: UD Sinar Rejeki, Mitra Karya Mandiri, CV Prega Lestari, CV Rachmat dan Multi Jaya sehingga diperoleh hasil rata-rata dari 6 responden dalam bentuk matriks sebagai berikut: