JUDUL PENELITIAN
KORELASI SATUAN KREDIT PARTISIPASI SEBAGAI INDIKATOR KEAKTIFAN MAHASISWA TERHADAP INDEKS PRESTASI KUMULATIF
PADA MAHASISWA PRE-KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
PENELITI
dr. I Gde Haryo Ganesha, SKed Departement of Medical Educarion (DME) Muhammad Faisal Putro Utomo (1302005122)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
SEPTEMBER 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Sebagai mahasiswa kedokteran pembelajaran yang berat dan lama adalah hal yang harus dijalani. Melalui proses pembelajaran tersebut diharapkan nantinya setelah lulus akan menjadi dokter yang siap menghadapi keadaan kesehatan di masyarakat. Pembelajaran yang dilalui mahasiwa kedokteran bukan hanya proses belajar di ruang kelas atau yang biasa disebut pre-klinik tetapi juga akan melewati tahap pembelajaran praktik langsung di rumah sakit yang biasa disebut koas.
Semua metode pembelajaran tersebut dilalui tentunya untuk mengasah kemampuan mahasiswa agar siap dalam menghadapi keadaan nantinya.1
Selain kemampuan klinis, mahasiswa kedokteran juga harus mengasah kemampuan lain yaitu soft skills atau yang terkadang disebut personality skills. Kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis, kepemimpinan, time management adalah beberapa contoh dari soft skills. Peran soft skills tidak kalah penting dengan kemampuan klinis.
Bahkan soft skill dapat menunjang kemampuan klinis seseorang. Dengan menguasai berbagai soft skills kemampuan seorang mahasiswa kedokteran dalam mengahadapi rekan sejawat, pasien, dan mengatur waktuya akan lebih baik.2
Soft skills dapat dipelajari semasa menjadi mahasiswa. Banyak media yang dapat menjadi tempat belajar dan mengembangkan soft skills mahasiswa kedokteran. Organisasi adalah salah satu tempat mahasiswa dapat mengembangkan soft skills. Dari organisasi yang berbeda mahasiswa dapat mengembangkan soft skills sesuai dengan minat mereka. Misalnya dalam organisasi keilmiahan mereka dapat mengembankan kemampuan dalam melahirkan karya-karya ilmiah. Di organisasi seperti senat atau badan eksekutif mahasiswa dapat dikembangkan kemampuan dalam memimpin, kemampuan
menyampaikan pendapat, dan kemampuan berpikir kritis. Selain itu bergbung dalam komunitas juga dapat memberikan dampak positif dengan mengasah kemampuan berkomunikasi.1,2
Seringnya mengasah soft skill akan menjadikan seorang mahasiswa menjadi orang yang positif dan mungkin dapat menurunkan tingkat stress. Dimana diketahui tingkat stress pada mahasiswa kedokteran cukup tinggi dikarenakan pelajaran yang cukup berat dan ditambah lagi waktu belajar yang cukup lama dibandingkan dengan jurusan lainnya. Dengan soft skill yang terasah baik dapat juga menurunkan tingkat stress sehingga seorang mahasiswa dapat belajar dengan baik, mampu bertahan di bawah tekanan dan dapat mencapai nilai akademik yang memuaskan.3
1.2 Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara aktivitas kemahasiswaan dengan prestasi akademik pada mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan aktivitas kemahasiswaan dengan prestasi akademik pada mahasiswa preklinik.
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui faktor eksternal apa saja yang mempengaruhi prestasi mahasiswa.
Untuk meningkatkan minat mahasiswa dalam mengikuti kegiatan kemahasiswaan
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademik
Manfaat dari penelitian ini dapat menjadi aspek pembelajaran dan pengetahuan bagi mahasiswa kedokteran, khususnya mahasiswa baru untuk menyeimbangkan antara aktivitas ekstrakurikuler dan prestasi akademik.
1.4.2 Manfaat Praktis
a) Dapat digunakan sebagai langkah untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang soft skill.
b) Hasil penelitian ini dapat dipakai dalam pemberian konsultasi dan informasi dalam kegiatan kemahasiswaan.
c) Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan dapat dipakai sebagai data dasar untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mahasiswa Kedokteran
Mahasiswa kedokteran adalah seseorang yang menempa ilmu di fakultas kedokteran pada perguruan tinggi tertentu.Universitas adalah lingkungan yang sangat berbeda dari sekolah, dengan kesempatan unik dan tantangan yang banyak. Menjadi seorang mahasiswa kedokteran akan memerlukan kerja keras yang lebih dibandingkan mahasiswa lainnya, tetapi di lain pihak memberikan pengalaman yang langka, menyenangkan, menarik dan besarmanfaatnya. Semua hal tersebut dapat diraih asalkan bisa memanajemen waktu degan benar, dan tetap berpegang teguh pada komitmen masing-masing ketika pertama kali menetapkan hati untuk masuk ke kedokteran. Ketika belajar di kedokteran, mahasiswa tidak hanya belajar untuk ujian saja tetapi mereka telah mengambil langkah pertama pada proses belajar untuk masa depannya, membangun dasar dari pengetahuan profesional sepanjang karir medis mereka4.
2.2 Kegiatan Ekstrakurikuler Mahasiswa
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan yang berada di luar ranah kurikulum normal di jenjang pendidikan sekolah atau universitas, dan dilakukan oleh siswa maupun mahasiswa. Keterlibatan mahasiswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler cenderung mengasah kemampuan soft-skill mereka.
Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler merupakan tempat di mana mahasiswa dapat mengolah, memanfaatkan dan mungkin memperbaiki dan mengembangkan keterampilan interpersonal mereka.
Selanjutnya,ekstrakurikuler ini diharapkan dapat mengurangi kecemasan, stres, serta efek pada kesehatan mental dan fisik mereka5.
2.2.1 Ekstrakurikuler akademik
Ekstrakurikuler akademik selain sebagai media yang akan membantu dan menunjang mahasiswa dalam pelaksanaan sebagai klinisi maupun non-klinisi
nantinya, juga sebagai tahap awal dalam menyelami dunia kedokteran. Sebagai mahasiswa kedokteran tidak hanya memegang teguh dasar-dasar teori kedokteran saja, melainkan perlunya pemahaman mengenai sikap atau attitude sebagai seorang dokter ketika menghadapi pasien, melatih perasaan empati sebagai seorang dokter, bersosialisasi dan terjun ke masyarakat dalam program- program sosial. Berikut adalah beberapa kegiatan ekstrakurikuler akademik dalam bidang kedokteran.
a. Program relawan atau volunteerism. Banyak sekali terdapat program- program sosial yang diadakan oleh berbagai badan atau organisasi di perguruan tinggi, dimana bertujuan untuk mengembangkan pengabdian diri terhadap masyarakat. Tidak sedikit pula mahasiswa yang ikut andil dalam kegiatan-kegiatan tersebut, berharap dengan menjadi relawan mereka lebih siap dalam menghadapi pasien yang sebenarnya. Kegiatan sukarela yang dapat diikuti oleh mahasiswa kedokteran, antara lain:sukarela di rumah sakit atau klinik;pemberdayaan anak-anak yang cacat; membantu dalam berbagai kegiatan donor darah; sukarela sebagai anggota korps medis; sukarela sebagai teknisi medis darurat6.
b. Keilmiahan. Dengan adanya Kelompok Keilmiahan di fakultas maka dapat membentuk karakter mahasiswa kedokteran yang bukan hanya berpikir secara klinis saja, namun perlunya berpikir kritis, juga berwawasan luas dan ilmiah, memiliki integritas kepribadian, kemanusiaan, dan demokratis. Karena ilmu kedokteran selalu mencari cara-cara baru untuk menyembuhkan penyakit, obat-obatan baru yang paling aman, dan jawaban untuk memahami dampak dari penyakit pada individu dan komunitas7. Segala macam cara digunakan sebagai media perantara antara dokter dengan pasiennya, baik itu melalui penelitian, karya tulis, esai, poster, maupun video promosi kesehatan merupakan kunci utama dari bidang medis.
c. Komunitas Mahasiswa7. Sekumpulan mahasiswa yang bergerak dalam satu tujuan, disebut sebagai kelompok atau komunitas. Komunitas yang
beroperasi di fakultas kedokteran bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai betapa pentingnya kesehatan tersebut;
memberikan dorongan baik secara mental, fisik, maupun ekonomi sesuai dengan kemampuan kita sebagai mahasiswa; serta secara rutin melakukan tindakan preventif dengan menjaga kebersihan lingkungan masyarakat setempat sebagai salah satu pengaplikasiannya. Beberapa Badan Semi Otonom yang aktif berada di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana antara lain Kelompok Mahasiswa Peduli AIDS, Kanker, Lingkungan, dan Tim Bantuan Medis.
2.2.2 Ekstrakurikuler non-akademik
Pembinaan dan pengembangan kemahasiswaan bidang minat, bakat, dan kegemaran dilaksanakan dengan memberikan layanan ekstrakurikuler yang meliputi bidang olahraga, kesenian, dan minat atau kegemaran khusus, baik yang bersifat rutin maupun insidental8. Kegiatan ekstrakurikuler ini diselenggarakan baik itu oleh universitas dalam bentuk Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) maupun fakultas masing-masing melalui Departmen Minat dan Bakat (MIKAT) dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
a. Seni. Beberapa kegiatan kesenian yang dapat diikuti oleh mahasiswa berupa: seni tari (tari tradisional, tari modern, tari kreasi), seni teater, seni musik (musik tradisional, modern, kontemporer), marching band, paduan suara, dan seni lukis.
b. Aktivitas Fisik. Meliputi: sepak bola, volley ball, basket ball, soft ball, tenis lapangan, tennis meja, judo, karate dan pencak silat, atletik, bulu tangkis, catur, dan renang.
c. Kepemimpinan. Mengambil posisi penting dalam suatu organisasi (Ketua, Dewan eksekutif, Presiden, kapten tim) menunjukkan kemampuan anda untuk memikul tanggung jawab, menjadi karismatik, dan mengatur jadwal kegiatan sehari-hari menjadi lebih mudah dan efisien. Organisasi yang dibentuk berlandaskan pada pengabdian terhadap mahasiswa
lainnya di perguruan tinggi, antara lain : Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM), Badan Pekerja (BP), dan Himpunan Mahasiswa di masing-masing prodi.
d. Kegiatan Ekstrakurikuler non-akademik lainnya: mengasah kemampuan diplomasi dan networking melalui klub Model United Nations (MUN), mengasah kemampuan untuk berbicara di depan umum sebagai public speaker atau yang piawai dalam berdebat untuk menjadi seorang debaters, kegiatan jurnalistik yang diwadahi oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM Pcyco) di FK UNUD, dan sebagainya.
2.3 Indeks Prestasi
Indeks Prestasi adalah nilai rata-rata yang diperoleh mahasiswa setelah menyelesaikan satu tahapan atau kombinasi lebih dari satu tahapan penilaian hasil belajar menurut sistem kredit semester. Pada tingkat pendidikan tinggi, IP dihitung sebagai rerata norma nilai yang diperoleh seorang mahasiswa pada mata kuliah tersebut setelah diberi bobot dengan "Angka Kredit". Norma nilai berkisar antara 4 (A, terbaik) sampai 0 (E, gagal). Angka Kredit ditentukan besarnya (biasanya 1 sampai 4 Satuan Kredit Semester/SKS) berdasarkan bobot setiap mata kuliah. Bobot ini ditentukan berdasarkan pentingnya mata kuliah tersebut dalam membentuk kompetensi lulusan. IP dihitung untuk setiap semester. Indeks Prestasi terdiri dari Indeks PrestasiSemester, Indeks Prestasi Kumulatif, dan Indeks PrestasiAkhir9.
a. Indeks Prestasi Semester (IP Semesteran). Indeks prestasi semester (IP semesteran)indeks prestasi yang diperoleh dari penilaian hasilbelajar seluruh mata kuliah dalam satu semester.
b. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Indeks prestasi kumulatif adalah indeksprestasi yang diperoleh dari penilaian hasil belajarseluruh mata kuliah yang pernah ditempuh semenjaksemester pertama sampai dengan semester terakhir(saat dilakukan perhitungan IPK).
c. Indeks Prestasi Akhir (IP akhir). Indeks prestasi akhir adalah indeks prestasiyang diperoleh dari penilaian hasil belajar dari seluruhmata kuliah
yang dilakukan pada akhir program.Indeks prestasi dihitung dari jumlah perkalianantara sks dengan nilai/N tiap-tiap mata kuliah(ΣSKSN) dibagi jumlah sks seluruh mata kuliah tersebut (ΣSKS).
2.4 Hubungan Antara Aktivitas Kemahasiswaan dengan Indeks Prestasi Mahasiswa
Waktu yang dimiliki oleh mahasiswa kedokteran terbagi-bagi untuk aktivitas yang tidak bisa dibilang sedikit: hadir disaat pemberian materi kuliah, ujian, aktivitas ekstrakurikuler, organisasi, pekerjaan, keluarga, dan kehidupan sosial. Berusaha untuk mempertahankan keseimbangan antara komitmen dalam menjalani kuliah ini akan mempengaruhi indeks prestasi dan kualitas hidup, maupun keduanya.Keseimbangan antara pelajaran, relaksasi, dan kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa lainnya akan memberikan efek yang signifikan terhadap hasil akademis pada indeks prestasi mahasiswa10. Selain itu kualitas hidup dari mahasiswa kedokteran akan terpengaruh apabila tidak dapat menyalurkan rasa stress, tertekan, dan masalah kesehatan mental lainnya yang disebabkan oleh karena kelebihan berpikir, bekerja, dan durasi waktu yang lama dalam mengerjakan suatu hal melebihi kuantitas dari waktu istirahat yang seharusnya dimiliki.
Walaupun itu sukar untuk tidak menghiraukan bukti-bukti bahwa aktivitas kemahasiswaan menghabiskan banyak waktu. Serta adanya kemungkinan memberikan dampak yang negatif terhadap pencapaian nilai akademik mahasiswa11,12. Beberapa studi yang dilakukan oleh para ahli menunjukkan bahwa keterlibatan mahasiswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler di luar jam kuliah tidak berdampak terhadap indeks prestasi mereka yaitu menurunnya nilai akademik. Mahasiswa yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut malah mendapatkan nilai yang diatas rata-rata dibandingkan mahasiswa yang tidak aktif dalam kegiatan di luar jam kuliah13,14. Selain mempermasalahkan mengenai waktu yang dihabiskan. Masih ada banyak alasan yang memperjuangkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler memberikan efek yang positif terhadap indeks prestasi mahasiswa. Interaksi dengan anggota klub atau staff
organisasi bisa memberikan dukungan moral kepada mahasiswa, menjadi partner dalam belajar, dan berpengaruh terhadap perkembangan kognitif mereka. Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan ekstrakurikuler cenderung dikaitkan dengan peningkatan interaksi antara mahasiswa dan fakultas karena hubungan tersebut akhirnya dapat meningkatkan kadar prestasi akademik karena mahasiswa akan cenderung untuk lebih berupaya dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah.
Kegiatan ekstrakurikuler yang paling dihargai oleh sekolah-sekolah medis adalah pelayanan masyarakat medis terkait, ini dapat menunjukkan minat dalam kedokteran pada umumnya. Kegiatan sosial seperti relawan, yang mempromosikan solidaritas, tanggung jawab sosial, dan menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesejahteraan sosial membutuhkan energi banyak dan memakan waktu dilaporkan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap indeks prestasi mahasiswa5.
Partisipasi dalam organisasi mahasiswa dapat mengarah pada pengembangan keterampilan sosial dan kepemimpinan, tingkat retensi yang lebih tinggi, kepercayaan diri yang tinggi, meningkatkan kepuasan dengan perguruan tinggi, kemampuan untuk melihat kurikulum kursus yang lebih relevan, meningkatkan kepercayaan diri dalam kemampuan akademik, dan sebagai pijakan yang kuat untuk meraih keberhasilan lebih lanjut setelah kuliah15.
Penemuan juga menunjukkan bahwa orang-orang dalam kelompok yang sering berlatih, dilaporkan memiliki nilai akademik yang di atas rata-rata. Korelasi positif ini dapat dikaitkan dengan peningkatan neurotransmiter, seperti serotonin, yang secara ilmiah terkait dengan peningkatan latihan16. Aktivitas fisik terbukti berhubungan dengan hasil stres yang lebih baik pada tingkat bivariat.
Intensitas latihan yang tinggi maupun rendah cenderung mengurangi sensitivitas kecemasan, neurotisisme, dan depresi5.
Musik selama ini digunakan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan individu, mengurangi rasa sakit dan kesengsaraan, serta mengalihkan seseorang
dari simtom yang tidak diinginkan. Walaupun terdapat variasi yang terlalu lebar dalam perspektif masing-masing orang, musik muncul untuk menarik langsung efek psikologis melalui sistem saraf otonom. Kegiatan yang berhubungan dengan musik dapat menjadi strategi biaya-efektif dan menyenangkan untuk meningkatkan empati dan kasih sayang. Mereka dapat menciptakan lingkungan yang positif bagi mahasiswa kedokteran preklinik dan memiliki efek positif yang signifikan pada suasana hati dalam hal kecemasan, depresi, dan stres yang dirasakan5.
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1 Lokasi Penelitian : Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
3.1.2 Waktu Penelitian : Penelitian ini dimulai dari perancangan tema, penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian, pengumpulan dan pengolahan data, serta pembuatan laporan hasil penelitian yang dilakukan selama empat bulan, dimulai dari bulan April 2016 sampai Juli 2016
3.1.3 Disiplin Ilmu Terkait : Penelitian ini merupakan penelitian yang berkaitan dengan disiplin ilmu pendidikan kedokteran dan soft skill learning.
3.2 Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah analitik dengan rancangan penelitian cross- sectionalstudy sehingga dapat mengetahui hubungan antara keaktifan dalam kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi akademik pada mahasiswa kedokteran.
3.3 Identifikasi Variabel
Adapun variabel yang akan diukur dalam penelitian ini, diantaranya : 1. Jenis Kelamin
2. Angkatan 3. Kelas
4. Status Mahasiswa 5. Satuan Kredit Partisipasi 6. Indeks Prestasi Kumulatif 3.4 Definisi Operasional Variabel
1. Jenis Kelamin
Jenis Kelamin : Merupakan perbedaan orang berdasarkan seks.
Data diperoleh dari register kemahasiswaan.
Hasil Ukur : 1. Laki-laki 2. Perempuan Skala : Skala nominal
2. Angkatan
Angkatan : Merupakan tahun awal mahasiswa memulai pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana sesuai data yang didapat dari register kemahasiswaan.
Hasil Ukur : 1. Angkatan 2011 2. Angkatan 2012 Skala : Skala nominal
3. Kelas
Kelas : Merupakan pembagian kelompok pembelajaran ketika awal semester. Penentuan kelas didasarkan pada hasil TOEFL yang bertujuan untuk membagi mahasiswa pada Regular Class dan English Class.Data diperoleh dari register kemahasiswaan.
Hasil Ukur : 1. Regular Class 2. English Class Skala : Skala nominal
4. Status Mahasiswa Asing
Status mahasiswa asing dikategorikan berdasarkan negara asal mahasiswa tersebut. Data diperoleh dari data register kemahasiswaan.
Hasil Ukur : 1. Mahasiswa Indonesia 2. Mahasiswa Asing Skala : Skala Nominal
5. Satuan Kredit Partisipasi Mahasiswa
Satuan Kredit Partisipasi (SKP) mahasiswa merupakan poin yang didapatkan mahasiswa ketika mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan, organisasi, maupun kepanitiaan. SKP direkapitulasi pada semester akhir oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Data diperoleh dari ekstraksi SKP oleh BEM FK Unud.
Hasil Ukur : 1. Mahasiswa Aktif (SKP ≥ 100) 2. Mahasiswa Pasif (SKP < 100) Skala : Skala Nominal
6. Indeks Prestasi Kumulatif
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah angka yang menunjukkan prestasi atau keberhasilan studi mahasiswa dari semester pertama sampai dengan semester terakhir yang telah ditempuh secara kumulatif. Data diperoleh dari data register mahasiswa program studi pendidikan dokter.
Hasil Ukur : Berdasarkan data register program studi Skala : Skala numerik
3.5 Populasi Penelitian
3.3.1 Populasi Target : mahasiswa kedokteran yang sedang menjalani fase preklinik
3.3.2 Populasi Terjangkau : Populasi terjangkau dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali.
3.3.3 Sampel Penelitian : Sampel dalam penelitian ini dipilih dari populasi terjangkau yang telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
3.6 Besar dan Cara Pengambilan Sampel 3.4.1 Cara penghitungan besar sampel
Perhitungan sampel berdasarkan pada total sampling jumlah mahasiswa preklinik yang telah yudisium sarjana kedokteran pada mahasiswa angkatan 2011 dan 2012.
3.4.2 Cara pengambilan sampel
Sampel akan diambil secara proporsional dengan metode total sampling.
3.7 Instrumen Penelitian 1. Form Ekstraksi Data
Peneliti akan melakukan pencatatan langsung berdasarkan penelusuran data yang didapat dari data register mahasiswa program studi dan rekapitulasi satuan kredit partisipasi BEM FK Unud.
2. Data IPK sarjana mahasiswa
Data IPK didapatkan dari data register pada bagian akademik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
3. Satuan Kredit Partisipasi
Peneliti akan melakukan ekstraksi dari kumulatif SKP yang dilakukan oleh BEM FK Unud
3.8 Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan setelah mendapatkan perizinan dari komisi etik. Setelah mendapatkan perizinan komisi etik akan dilakukan pengelolaan administrasi untuk mendapatkan daftar IPK, kelas, dan status mahasiswa preklinik pada Bagian Akademik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Daftar Satuan Kredit Partisipasi dilakukan dengan mengurus administrasi perizinan kepada Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Data yang didapatkan akan dilakukan ekstraksi untuk menyesuaikan antara data demografis, satuan kredit partisipasi, dan IPK. Setelah melakukan ekstraksi akan direkapitulasi menggunakan program Microsoft Excel yang nantinya akan di salin ke dalam SPSS untuk analisis data.
3.9 Analisis Data
Data dari hasil penelitian akan dilakukan entry dan dianalisis menggunakan SPSS versi 21. Dilakukan analisis untuk melihat distribusi.
Analisis akan dilakukan beberapa tahap.
a. Analisis univariat
Analisis yang digunakan untuk memaparkan data demografis dan karakteristik sampel penelitian.
b. Analisis bivariate
Analisis hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
c. Pemaparan Hasil Penelitian
Hasil penelitian akan dipaparkan menggunakan tabel (tabulasi ) dan grafik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ghani R. Student BMJ: Learning soft skills [Internet]. [cited 2016 Apr 10].
Available from: http://student.bmj.com/student/view- article.html?id=sbmj.e1070
2. Carrington College. Top 10 Soft Skills Needed In Health Care - Carrington College [Internet]. 2014 [cited 2016 Apr 10]. Available from:
http://carrington.edu/blog/student-tips/careers/top-10-soft-skills- needed-health-care/
3. Choudhary A, Gupta V. Teaching communications skills to medical students: Introducing the fine art of medical practice. Int J Appl Basic Med Res [Internet]. 2015;5(4):41. Available from:
http://www.ijabmr.org/text.asp?2015/5/4/41/162273
4. Cronshaw R. Life as a Medical Student: 12 Things You Really Have to Know. Oxford Royale Academy. 2013 Nov 21; 1(1). Available from URL:
https://www.oxford-royale.co.uk/articles/life-as-a-medical-student.html.
Accesed April 10, 2016.
5. Fares J, Saadeddin Z, Tabosh HA, et al. Extracurricular Activities Associated with Stress and Burnout in Preclinical Medical Students. J Epidemiol Global Health. 2015 Oct 15:1-9.
6. 5 Extracurricular Activities Every Medical School Admissions Committee Wants to See. Premedlife. 2012 Dec 8; 1(1) Available from URL:
http://www.premedlife.com/feature-articles/5-extracurricular-activities- every-medical-school-admissions-committee-wants-to-see_7334-1403/.
Accesed April 10, 2016.
7. Macnow A. Application Essentials IV: Medical Extracurriculars and Experience. MedSchoolPulse. 2012 Dec 21; 1(1). Available from URL:
http://www.kaptest.com/med-school-pulse/2012/12/21/application essentials-iv-medical-extracurriculars-and
experience/#sthash.MB756Dr9.dpuf. Accesed April 10, 2016.
8. Lembaga Mahasiswa. Universitas Lampung. Available from URL:
https://www.unila.ac.id/lembaga-mahasiswa/ Accesed April 10, 2016.
9. Wahyudin, et al. Peraturan Pemerintah R.I Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Bp. Cipta Jaya. 2005.
10. Lumley S, Ward P, Roberts L, Mann JP. Self-Reported Extracurricular Activity, Academic Success, And Quality Of Life In UK Medical Student.
International Journal of Medical Education. 2015 Sept 15; 6: 111-117.
11. Mehus, OM. Extracurricular Activities And Academic Achievement.
Journal of Educational Sociology. 1932; 6(3):143-149.
12. Hartnett RT. Involvement in Cocurricular Activities as a Factor in Academic Performance. Journal of College Student Personnel. 1965; 6:
272-274.
13. Huang Y, Chang S. Academic and Cocurricular Involvement: Their Relationship and The Best Combinations for Student Growth. Journal of College Student Development. 2004; 45(4): 391-406.
14. Wang J, Shiveley J. The Impact of Extracurricular Activity on Student Academic Performance. 2009.
15. Hawkins AL. Relationship between Undergraduate Student Activity and Academic Performance. Purdue e-Pubs. 2010 April 23: 1-41.
16. Pacheco N. The Effect of UNH Undergraduate Student Exercise on Academic Achievement. Perspective. 2014: 1-7.
Research Abstract
Correlation between Credit Point of Participation as an Indicator of Extracuricular Student Activity and Grade Point Average among Preclinical Medical Students in Udayana University, Bali Province, Indonesia
I Gde Haryo Ganesha1, Muhammad Faisal P Utomo1, Ni Putu Diah Utami D1 1. Department of Medical Education, School of Medicine, Udayana University 2. Medical Student, School of Medicine, Udayana University
Background: Medical student required to develop ability and clinical skill to carry out the profession. Soft skill is also important for medical student, it enhance student performance when facing real-life situation in community. Soft skill can be develop with extracuricular activity. The positiveeffects of soft skill include positive behavior, time management, better grades, positive aspects to become successful adults, and social aspect. This study was aimed to explore the correlation between extracuricular activities and academic performances among medical studentsin preclinical phase.
Methods: A cross-sectional study with total of 221 medical students in preclinical phase. Data were taken from data collecting by Student Executive Board Medical Faculty of Udayana University for Credit Point of Participation and data registered from Academic Affair Medical Faculty of Udayana University (GPA, class, and gender). Data were analyzed using univariate and bivariate analysis (chi square test with cramer’s v).
Results:Data were available from 221 medical students (males 43.9%;females 56.1%), 48% are active participans in extracuricular programs. The mean score of Credit Point of Participation is 116.545±65.79 and GPA is 3.3781±0.282 (out of possible 4). Our study showed a weak positive association between extracuricular activities and academic performance (r=0.2 ;p=0.003).
Conclusion:Medical students which are active participans in extracuricular programs have better academic performance than those whose passive. This study may be increased interest of medical students to upgrade their soft skill, affect to enhancement their academic achievements, and applied all to their social life.
Future studies needed to examine specific activities/programs and explore how it outcomes.
Keywords: extracuricular, activites, medical student, academic performance, soft skill