• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN CIAMIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN CIAMIS"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KABUPATEN CIAMIS Oleh: Dita Febriani Sofyan

Program Studi Ekonomi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

The purpose of this study are: to determine how working capital in RSUD Ciamis? how the profitability of the company in RSUD Ciamis. how to influence the company's working capital to Profitability RSUD Ciamis. The method used in this research is descriptive analysis method with a census approach. The population in this study is five years of data for working capital and the profitability of the company. Adaah analysis tool t test. This study has shown that the amount of working capital Ciamis District General Hospital 2011-2015 increased in 2011 the working capital of 14.25 and 2014 at 14:17. But decreased in 2012 by 9:20 and back to increase in 2014. In the whole known that the amount of working capital Ciamis District General Hospital has increased. The company's profitability Ciamis District Hospital from the years 2011-2015 have continued to rise. But unlike what happens on the Return On Assets (ROA). Effect of working capital to the company's profitability is very strong.

Keywords: Working Capital, Profitability

Tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui bagaimana modal kerja pada RSUD Ciamis? bagaimana Profitabilitas perusahaan pada RSUD Ciamis.

bagaimana pengaruh modal kerja terhadap Profitabilitas perusahaan RSUD Ciamis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan sensus. Populasi dalam penelitian ini adalah 5 tahun data modal kerja dan profitabilitas perusahaan. Alat analisis adaah uji t. hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Jumlah modal kerja Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis 2011-2015 mengalami peningkatan tahun 2011 modal kerja sebesar 14,25 dan 2014 sebesar 14.17. Namun mengalami penurunan ditahun 2012 sebesar 9.20 dan kembali mengalami peningkatan pada tahun 2014. Secara kesuluruhan diketahui bahwa jumlah modal kerja Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis mengalami kenaikan. Profitabilitas perusahaan RSUD Ciamis dari tahun 2011-2015 terus mengalami kenaikan. Namun berbeda dengan apa yang terjadi pada sisi Return On Assets (ROA). Pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan sangat kuat.

Kata Kunci: Modal Kerja, Profitabilitas

(2)

LATAR BELAKANG PENELITIAN

Setiap perusahaan yang hendak melakukan kegiatan atau aktivitas perusahaan tentunya memerlukan suatu dana untuk melakukan aktivitas perusahaan. Hal tersebut sudah menjadi hal yang dasar bagi perusahaan untuk bisa melakukan aktivitas pembiayaan, baik itu untuk kegiatan operasional perusahaan sehari-hari atau aktivitas pembiayaan dalam jangka panjang. Dana yang akan digunakan untuk melakukan kegiatan itu disebut dengan modal kerja.

Modal kerja (Working Capital), yang kadang disebut modal kerja bruto (Gross Working capital) adalah aktiva lancar yang digunakan dalam operasi (Brigham dan Houston, 2001 : 150). Operasi yang dimaksudkan dalam pengertian tersebut merupakan kegiatan operasional perusahaan yang di biayai melalui aktiva lancar yang dinamakan modal kerja. Lebih lanjut, Brigham dan Houston (2001,150) mendefinisikan modal kerja (Working Capital) adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek, yaitu kas, sekuritas yang mudah dipasarkan, persediaan, dan piutang usaha. Sedangkan menurut Riyanto (2001, 59), modal kerja adalah nilai aktiva atau harta yang dapat segera dijadikan uang kas dan digunakan perusahaan untuk keperluan sehari-hari, misalnya untuk membayar gaji pegawai, pembelian bahan mentah, membayar ongkos angkutan, membayar hutang dan sebagainya.

Menurut Brigham dan Houston (2001, 153), modal kerja terdiri dari empat komponen utama : kas, surat berharga, persediaan, dan piutang usaha. Menurut Riyanto (2001, 67) kas atau pengelolaan kas adalah Uang kas yang dibutuhkan untuk membayar pekerja dan bahan baku, membeli aktiva tetap, membayar pajak,

(3)

melunasi utang, memayar deviden dan sebagainya. Namun kas itu sendiri (dan juga rekening giro komersial) tidak menghasilkan bunga. Jadi, sasaran dari manajemen kas adalah meminimumkan jumlah kas yang harus ditahan perusahaan untuk digunakan dalam melaksanakan aktivitas bisnis yang normal, namun pada saat bersamaan memiliki cukup banyak kas untuk (1) ambil potongan dagang (Trade Discount), (2) mempertahankan peringkat kredit (credit rating), dan (3) memenuhi kebutuhan kas yang tak terduga. Sedangkan Surat berharga yang dimaksud pada komponen modal kerja lainnya adalah surat berharga yang dapat dijual. Kemudian komponen modal kerja yang ketiga adalah Persediaan.

Persediaan (Inventory) dapat diklasifikasikan menjadi (1) perlengkapan, (2) bahan baku, (3) Barang dalam proses, (4) barang jadi, merupakan bagian sangat penting bagi hampir semua kegiatan bisnis. Seperti halnya piutang usaha, tingkat persediaan pun sangat tergantung pada penjualan.akan tetapi kalau piutang timbul setelah penjualan, maka persediaan diperoleh sebelum terjadi penjualan. Dalam pengertiannya, Piutang Usaha adalah saldo yang diperoleh dari pelanggan.

Dilihat dari pengertian tiap komponen modal kerja yang terdapat pada penjelasan diatas, ada benang merah yang menghubungkan semua manajemen aktiva lancar. Untuk setiap jenis aktiva, perusahaan menghadapi perimbangan mendasar (fundamental trade off) : aktiva lancar (yaitu, modal kerja) diperlukan untuk menjalankan usaha, dan makin besar penahanan aktiva lancar, makin kecil bahaya kekurangan dana, dengan demikian menurunkan resiko operasi perusahaan. akan tetapi menahan modal kerja memerlukan biaya, jika persediaan terlalu besar, perusahaan akan mempunyai aktiva yang mempunyai pengembalian

(4)

nol atau negatif jika biaya penyimpanan dan kerusakan tinggi.(Brigham dan Houston, 2001: 154)

Modal kerja ini harus dikelola dan di atur secara cermat agar nantinya modal kerja ini bisa efektif dan efisien dalam membiayai kegiatan perusahaan.

pengelolaan modal kerja ini menjadi tanggung jawab manajer atau pimpinan perusahaan. Pengelolaan modal kerja yang tepat akan berpengaruh pada kegiatan operasional perusahaan. Kegiatan operasional ini akan berpengaruh pada pendapatan yang nantinya dikurangi dengan beban pokok penjualan dan beban operasional atau beban lainnya yang akan diperoleh profitabilitas perusahaan.

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan didalam menghasilkan laba.

Profitabilitas mencerminkan keuntungan dari investasi keuangan. Menurut Rahma (2010) Jika perusahaan memiliki tingkat profitabilitas tinggi, dapat dikatakan perusahaan tersebut mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien sehingga mampu menghasilkan laba yang tinggi.

Dari beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan Eni (2010 ) dengan judul Efektifitas Penggunaan Modal Kerja Guna Meningkatkan Rentabilitas (Studi Pada KP-RI “Amanah” Unit Simpan Pinjam Banyuwangi) dimana peneliti melakukan analisis interpretasi data selama tiga tahun berturut-turut menunjukkan bahwa kondisi modal kerja KPRI “Amanah” Banyuwangi mengalami penumpukan modal kerja akibat pengelolaannya yang kurang efektif, karena tidak mampu menjaga likuiditasnya. rasio aktivitas, rentabilitas juga kurang efisien, hal ini disebabkan sumber modal kerja lebih besar daripada penggunaannya.

(5)

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rina (2011 ) dengan judul Analisis Modal Kerja Untuk Menjaga Likuiditas dan Meningkatkan Rentabilitas Pada “ADIMAS” Fiber Industry Malang menunjukkan bahwa Secara keseluruhan, nilai modal kerja, likuiditas dan rentabilitas yang dimiliki perusahaan kurang efisien dan kurang baik serta mengalami fluktuasi. Dari analisis hubungan antara modal kerja, tingkat likuiditas, dan tingkat rentabilitas menunjukkan bahwa kurang efisiennya modal kerja berdampak pada tingginya likuiditas.

Berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya yang sudah banyak diteliti tentang modal kerja, penelitian ini mengambil objek perusahaan BUMD yang bergerak di bidang kesehatan yang tentunya mempunyai kebijakan modal kerja yang berbeda dengan perusahaan pada umumnya. Dimana kebijakan yang ditetapkan perusahaan BUMD juga harus mengikuti aturan pemerintah yang berganti-ganti karena harus menyesuaikan dengan keadaan. Disamping itu, sebagai perusahaan yang begerak di bidang kesehatan, kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan ini harus disesuaikan pula pada keadaan ekonomi pemerintah.

Persamaan dengan penelitian ini adalah meneliti vartiabel yang sama yaotu tentang modal kerja dan profitabilitas perusahaan. Sedangkan perbedaannya yaitu objeknya yang berbeda. Penelitian ini akan mengambil obyek RSUD Ciamis.

Sebuah perusahaan yang bergerak melayani kesehatan masyarakat yang merupakan BUMD. Dalam kinerjanya, perusahaan ini menyediakan berbagai layanan kesehatan kepada masyarakat dari mulai pelayanan kesehatan tingkat ICU sampai rawat inap.

(6)

Melihat begitu kompleksnya kegiatan perusahaan, dimana terdapat banyak bagian yang mereka miliki dan harus pandai-pandai untuk dikelola, serta adanya unit usaha lainnya seperti apotek, maka diperlukan adanya pengelolaan modal kerja yang sangat efisisen dimana perusahaan sebaiknya menyediakan modal kerja perusahaan yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dan semua unit usahanya tersebut. Adanya modal kerja yang cukup, sangat penting bagi suatu perusahaan karena dengan modal kerja yang cukup itu akan membuat perusahaan melakukan kegiatannya dengan seekonomis mungkin dan perusahaan tidak akan mengalami kesulitan atau menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin timbul karena adanya krisis atau kekacauan keuangan.

Dalam perjalanannya, RSUD Ciamis bisa dikatakan mempunyai periode pasang surut dalam mengelola modal kerja mereka dan kegiatan-kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan modal kerja dan profit yang dihasilkan. Hal ini bisa dilihat dari bagaimana mereka mengelola komponen-komponen modal kerja yang kemudian berimbas pada bagaimana profit perusahaan yang dalam penelitian ini menggunakan data keuangan RSUD dari tahun 2010 sampai tahun 2015, dari data dapat dilihat perkembangan naik turunnya laba perusahaan dan komponen modal kerjanya dari tahun ke tahunnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1.1

Biaya Operasional Tahun 2010-2015 Tahun Biaya Operasional

(Rp)

Perkembangan (Rp).

(%)

2010 2.785.554.000.000 - -

2011 4.102.730.000.000 1.317.176.000.000 47.295 2012 3.765.930.000.000 (336.800.000.000) -8,21%

2013 8.346.849.000.000 4.580.919.000.000 121,64%

(7)

2014 8.758.702.000.000 411.853.000.000 4,93%

2015 9.259.989.000.000 501.287.000.000 5,72%

Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukan bahwa biaya operasional cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Bisa dilihat di tahun 2013 biaya operasional mengalami peningkatan yang sangat besar sebesar 121,64%

dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar –8,21% yang mengalami penurunan biaya operasional dibandingkan dengan tahun 2011.

Dengan demikian peneliti tertarik mengkaji fenomena ini lebih lanjut menganalisis “Pengaruh Modal kerja terhadap Profitabilitas perusahaan pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Ciamis.

METODE PENELITIAN

Moch Nazir (2003: 64) metode deskriptif yaitu “Suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa yang sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki”

PEMBAHASAN

1. Modal Kerja pada Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis

Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasionalnya sehari hari. Adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi perusahaan karena hal ini akan memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis. Jumlah modal kerja harus memadai agar mampu

(8)

membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari. Pada umumnya yang dimaksud Modal Kerja adalah sejumlah uang yang digunakan untuk digunakan usaha. Apabila seseorang bermaksud menjalankan usaha, maka seseorang memerlukan sejumlah uang untuk membeli barang-barang yang akan dipergunakan dalam usahanya itu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah modal kerja Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis 2011-2015 mengalami peningkatan tahun 2011 modal kerja sebesar 14,25 dan 2014 sebesar 14.17. Namun mengalami penurunan ditahun 2012 sebesar 9.20 dan kembali mengalami peningkatan pada tahun 2014. Secara kesuluruhan diketahui bahwa jumlah modal kerja Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis mengalami kenaikan. Kemaikan tersebut dikarenakan aktiva lancer perusahaan meningkat lebih besar dibandingkan utang lancar perusahaan. Jumlah modal kerja terendah terjadi pada tahun 2011sebesar Rp 1.013.170.728,18 dan tertinggi pada tahun 2015 Rp 1.611.251.490,66.

Menurut Dwi Prastowo (2008:115) bahwa: “Setiap transaksi yang menyebabkan naiknya modal kerja disebut sumber modal kerja. Sebaliknya transaksi yang menyebabkan penurunan modal kerja disebut penggunaan modal kerja.”

Sumber – sumber modal kerja yang akan menambah jumlah modal kerja menurut Dwi Prastowo (2008:117) dapat berasal dari :

1. Hasil operasi perusahaan, yaitu jumlah net income yang tampak dalam laporan perhitungan laba rugi ditambah dengan depresiasi dan amortisasi. Jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan

(9)

2. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (investasi jangka pendek). Surat berharga yang dimiliki perusahaan utang jangka pendek (marketable securities atau efek ) adalah salah satu elemen aktiva lancar yang segera dapat dijual dan menimbulkan keuntungan bagi perusahaan. Dengan adanya penjualan surat berharga ini menyebabkan terjadinya perubahan dalam unsur modal kerja yaitu bentuk surat berharga menjadi kas. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan surat berharga ini merupakan suatu sumber untuk bertambahnya modal kerja, sebaliknya apabila penjualan itu terjadi kerugian maka akan menyebabkan kurangnya modal kerja.

3. Penjualan aktiva tidak lancar, perubahan dari aktiva ini menjadi kas dan piutang akan menyebabkan bertambahnya modal kerja sebesar hasil penjualan tersebut.

4. Penjualan saham atau obligasi, untuk menambah dana atau modal kerja yang dibutuhkan, perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada pemilik perusahaan untuk menambah modalnya .

Disamping itu perusahaan juga dapat mengeluarkan obligasi atau bentuk hutang jangka panjang lainnya guna memenuhi kebutuhan modal kerjanya. Pemakaian atau penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki suatu perusahaan. Misalnya penggunaan aktiva untuk melunasi atau membayar utang lancar, maka penggunaan aktiva lancar ini tidak mengakibatkan penurunan jumlah modal kerja karena penurunan aktiva lancar tersebut diikuti atau diimbangi dengan penurunan utang lancar dalam jumlah yang sama.

Seperti yang telah disebutkan di atas, setiap pengguanaan modal kerja dapat menyebabkan pengurangan aktiva lancar menurut Dwi Prastowo (2008:121) antara lain,

a. Pengeluaran biaya jangka pendek dan pembayaran utang-utang jangka pendek

b. Adanya pemakaian prive yang berasal dari keuntungan

(10)

c. Kerugian usaha atau kerugian insidentil yang memerlukan pengeluaran kas

d. Pembentukan dana untuk tujuan tertentu seperti dana pensiunan pegawai, pembayaran bunga obligasi yang telah jatuh tempo, prnrmpatan kembali aktiva tidak lancer

e. Pembelian tambahan aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, dan investasi jangka panjang

f. Pembayaran utang jangka dan pembelian kembali saham perusahaan.

2. Profitabilitas perusahaan pada Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis Profitabilitas perusahaan RSUD Ciamis dari tahun 2011-2015 terus mengalami kenaikan. Namun berbeda dengan apa yang terjadi pada sisi Return On Assets (ROA), pada tabel terlihat perkembangan asset dan laba serta ROA cenderung stabil. Kenaikan dari asset belum dapat memaksimalkan ROA yang diperoleh PT. RSUD Ciamis yang artinya kenaikan yang terjadi pada asset belum tentu berdampak pada kenaikan ROA. Misalnya pada periode tahun 2011-2012, 2013-2014 dan 2014-2015.

Hasil analisis untuk profitabilitas RSUD Ciamis, tahun 2011-2015 berdasarkan ROA yang berhasil dicapai memiliki nilai yang cenderung stabil dan memiliki nilai rata-rata sebesar 29,4% per tahun atau 19,6% per triwulan selama delapan tahun terakhir.

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa kenaikan asset belum mampu memaksimalkan laba yang diperoleh RSUD Ciamis. Kenaikan, yang terjadi pada asset belum tentu berdampak pada naiknya Return On Assets (ROA). Dari penelitian ini gambaran profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA) pada RSUD Ciamis mulai Maret 2011 sampai dengan 2015 memiliki total ROA sebesar 62,73% dengan rata-rata 1,96%. Nilai ini

(11)

menunjukkan bahwa RSUD Ciamis berada di atas standar minimal yang ditetapkan untuk dapat dikatakan baik, dimana standar minimal adalah 1,5%.

3. Pengaruh Modal Kerja terhadap Profitabilitas perusahaan Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis

Berdasarkan hasil pembuktian hipotesis di ketahui bahwa hubungan antara modal kerja terhadap Profitabilitas perusahaan sebesar 0,9577.

Berdasakan tabel 3.4 termasuk ke dalam hubungan kuat/tinggi. Sedangkan hasil perhitungan koefesien determinasi diketahui nilai KD = 91.72% hal ini berarti bahwa modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan pada RSUD Ciamis. Sedangkan 8,28% disebabkan oleh faktor lain yang tidak diteliti.

Modal kerja menurut Martono (2010; 72) yaitu: “Dana yang dipergunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan seharihari”.

Pengelolaan modal kerja mempunyai peranan bagi kelangsungan hidup perusahaan karena selalu dibutuhkan untuk membiayai kegiatan operasional harian.

“Modal kerja akan berputar dan berubah-ubah dari waktu ke waktu sesuai dengan kegiatan operasional perusahaan. Pengelolaan modal kerja yang baik didasarkan pada keputusan mengenai tingkat investasi aktiva lancar yang optimal dan kebijakan tepat atas pendanaan jangka pendek dan jangka panjang yang digunakan untuk mendukung investasi dalam aktiva lancar tersebut”. Van Horne dan Wachowicz (2005; 309)

Menurut Sutrisno (2012; 242) untuk menghitung modal kerja menggunakan rumus sebagai berikut:

Modal Kerja = Aktiva Lancar – Hutang Lancar

(12)

Konsep variabel dari modal kerja yaitu selisih antara aktiva lancar dan pasiva lancer perusahaan. Ridwan S. Sunjaja (2003; 186

Menurut Irawati (2010 ; 89), bahwa:

“Aktiva lancar adalah kekayaan perusahaan yang fisik bentuknya berubah dalam suatu kegiatan proses produksi yang habis dalam satu kali pemakaian dan dapat dicairkan dalam bentuk uang tunai kembali dalam jangka pendek yaitu kurang dari satu tahun. Sedangkan utang lancar terdiri dari utang-utang jangka Modal Kerja = Aktiva Lancar – Hutang Lancar pendek, seperti utang wesel, utang usaha, dan utang- utang lainnya yang berusia kurang dari satu tahun’.

Menurut Bambang Riyanto (2001; 57) bahwa:

“Dana atau kas yang telah dikeluarkan untuk modal kerja tersebut diharapkan akan kembali masuk kedalam perusahaan dalam waktu singkat melalui penjualan. Dari hasil penjualan diharapkan dapat diperoleh laba (profit). Laba dan kas hasil penjualan dapat digunakan untuk membiayai kegiatan operasional lainnya. Demikian seterusnya modal kerja akan selalu berputar selama perusahaan beroperasi”.

Menurut Indriyogitosudarmo dan Basri (2002; 38), bahwa:

“Modal kerja cukup jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran untuk kegiatan operasi peruashaan sehari- hari. Dengan adanya modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan karena disamping memungkinkan perusahaan beroperasi secara ekonomis dan efektif, juga berarti perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan. Modal kerja yang cukup lebih baik dari modal kerja yang berlebihan, karena modal kerja yang berlebihan menunjukkan bahwa perusahaan tidak bisa menggunakan dana yang ada dengan baik, sehingga dana tersebut tidak produktif. Hal tersebut berdampak terhadap tingkat profitabilitas. Begitu juga sebaliknya, modal kerja yang kurang dari cukup dapat menjadi kemunduran atau bahkan kegagalan suatu perusahaan dan menurunkan tingkat profitabilitas perusahaan”.

“Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu” (Irawati, 2010 ; 58). Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba serta efisiensi dan efektivitas manajemen dalam mengelola sumber dana yang dimilikinya.

(13)

Profitabilitas menjadi ukuran yang digunakan manajemen dalam mengelola modal kerja secara efisien. Dengan adanya peningkatan efektivitas dalam modal kerja, maka perusahaan dapat meningkatkan profitabilitasnya.

Menurut Fahmi (2011; 135), cara yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk mengukur profitabilitas adalah dengan menggunakan rasio gross profit margin, net profit margin, return on investment, dan return on equity.

Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (1999; 37), ada 2 (dua) pendapat tentang pengaruh modal terhadap profitabilitas, yaitu:

1. Pendapat yang pertama

Mengatakan bahwa modal kerja yang berlebihan dapat mengurangi risiko, tetapi juga akan mengurangi laba atau hasil. Pendapat ini didasarkan pada pengertian bahwa dengan berlebihan modal kerja akan memerlukan biaya untuk penyimpanan atau perawatan. Dengan demikian akan menurunkan profitabilitas.

2. Pendapat yang kedua

Mengatakan bahwa modal kerja yang lebih dari cukup akan mengurangi laba atau hasil. Pendapat ini didasarkan atas pandangan bahwa dengan cukup tersedianya modal kerja, maka kegiatan dapat diarahkan pada pencarian hasil yang lebih tinggi dengan ekspansi atau perluasan usaha. Dengan demikian akan meningkatkan profitabilitas.

Bila ditelaah secara mendalam ternyata modal kerja mempunyai peranan penting dalam pembentukan profitabilitas. Pada dasarnya modal kerja sangat menentukan tingkat profitabilitas. Perputaran modal kerja akan menciptakan penjualan dan hasil penjualan akan tercipta laba dan dari laba yang diperoleh dapat menciptakan efisiensi perusahaan melalui besarnya tingkat profitabilitas.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil simpulan bahwa:

(14)

a. Jumlah modal kerja Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis 2011-2015 mengalami peningkatan tahun 2011 modal kerja sebesar 14,25 dan 2014 sebesar 14.17. Namun mengalami penurunan ditahun 2012 sebesar 9.20 dan kembali mengalami peningkatan pada tahun 2014. Secara kesuluruhan diketahui bahwa jumlah modal kerja Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis mengalami kenaikan. Kemaikan tersebut dikarenakan aktiva lancer perusahaan meningkat lebih besar dibandingkan utang lancar perusahaan.

Jumlah modal kerja terendah terjadi pada tahun 2011sebesar Rp 1.013.170.728,18 dan tertinggi pada tahun 2015 Rp 1.611.251.490,66.

b. Profitabilitas perusahaan RSUD Ciamis dari tahun 2011-2015 terus mengalami kenaikan. Namun berbeda dengan apa yang terjadi pada sisi Return On Assets (ROA), pada tabel terlihat perkembangan asset dan laba serta ROA cenderung stabil. Kenaikan dari asset belum dapat memaksimalkan ROA yang diperoleh RSUD Ciamis yang artinya kenaikan yang terjadi pada asset belum tentu berdampak pada kenaikan ROA. Misalnya pada periode tahun 2011-2012, 2013-2014 dan 2014-2015

c. Hubungan antara modal kerja terhadap Profitabilitas perusahaan sebesar 0,9577. Berdasakan tabel 3.4 termasuk ke dalam hubungan kuat/tinggi.

Sedangkan hasil perhitungan koefesien determinasi diketahui nilai KD = 91.72% hal ini berarti bahwa modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan pada RSUD Ciamis. Sedangkan 8,28% disebabkan oleh faktor lain yang tidak diteliti.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Sawir, Agus. 2003. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya, 2005. Standar Akuntansi Keuangan.

Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Ardiyos, 2003. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Astri Puspita Sari, 2012. Analisis Laporan Keuangan Edisi Ke-Delapan Buku: I.

Jakarta : Salemba Empat

Brigham dan Houston, 2001. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Jilid 2.Jakarta;

Salemba Empat

Dwi Prastowo, 2008. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen.

Fahmi, 2011. Buku Akuntansi Keuangan Menengah 1. Jakarta : Bumi Aksara

Referensi

Dokumen terkait

Asuransi syariah merupakan salah satu upaya untuk saling melindungi dan saling membantu antar beberapa pihak melalui investasi pada aset dan atau tabarru yang

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung dari wajib pajak yang membayar pajak kendaraan bermotor di

Dari kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa limbah daun wortel dapat diberikan sampai 90% dalam bentuk segar sebagai pakan untuk penggemukkan Domba Batur.. Disarankan kepada

Berdasarkan perumusan masalah diatas dapat disusun tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui perbedaan antara periklanan dan promosi penjualan rumah dalam mendorong minat

Media Interaktif dan Game dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan kaum pendidik sebagai media untuk menyampaikan berbagai jenis pendidikan dan pembelajaran tentang

Penjumlahan daya fundamental dan komponen harmonisa membuat pengukuran daya yang terukur selama kurun waktu(t) menjadi tidak sesuai dengan hasil penunjukan energi

Hasil yang dicapai dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis framing Zhondang Pan dan Gerald M.Kosicki, mengenai pemberitaan kasus korupsi simulator sim yang melibatkan

Dengan penerapan metode Neural Fuzzy Sistem pada sistem untuk menentukan hotel di Kota Surabaya berbasis android ini, dapat memberikan alternatif-alternatif mobil bekas