• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH (KTI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH (KTI)"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan Pada Tuan T dengan Prioritas Masalah Gangguan Pemenuhan Nutrisi : Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Pada Pasien Stroke Iskemik di Ruang Neurologi di

RSUD. dr. Pirngadi Medan

KARYA TULIS ILMIAH (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program studi DIII Keperawatan

Oleh

RIDHO DHARMA SATRIA 132500120

PROGRAM STUDI DIII

KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

JUNI 2016

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “ ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN T DENGAN PRIORITAS MASALAH GANGGUAN PEMENUHAN NUTRISI:

KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DI RUANG NEUROLOGI RS.DR.PIRNGADI MEDAN.”

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar besarnya kepada yang terhormat

1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNs, PH.D selaku Dekan Keperawatan USU

2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Wakil Dekan 1 Keperawatan USU.

3. Ibu Siti Saidah Nasution,S.Kep,M.Kep.Sp.Mat selaku Wakil Dekan 2 Keperawatan USU.

4. Ibu Nur Afi Darti, S.KP, M.Kep selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan USU.

5. Bapak Mula Tarigan, S.Kp, M.Kes selaku sekretaris Prodi DIII Keperawatan USU.

6. Bapak Ikhsanuddin A Harahap, S.Kp, MNS selaku dosen penguji

7. Bapak Iwan Rusdi, S.Kp, MNS selaku pembimbing akademik yang selalu mendukung dan memberikan bimbingan.

8. Ibu Nurbaiti, S.Kep, Ns, M. Biomed selaku pembimbing 1 yang dengan kesabaran dan ketekunan memberikan dorongan, perhatian, bimbingan, pengarahan, serta saran dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini mulai dari awal sampai akhir.

9. Seluruh staff dan dosen DIII Keperawatan USU yang telah membantu administrasi dan memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat.

(5)

10. Kepada kedua orangtua penulis yaitu Bapak Suwondo dan Ibu Suparmi atas cinta, dukungan, dan doa yang selalu diberikan sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan pada waktunya.

11. Kepada saudara perempuan dan saudara laki laki penulis yaitu Kak Siti Hardianti, S.SI dan Abang Raji Mahadi Sudarjat, S.SI atas dukungan dan bantuannya dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini hingga terselesaikan tepat pada waktunya.

12. Kepada sahabat dekat penulis yaitu Adi Supriadi, Metrolitania, Maya Safitri, Kholid Namisa, Risky Mamanda, Lily Sinuraya, Sion Ella, Imelda Berutu, Wilda minanda, Desi destrina, Septia yohana yang selalu memberikan inspirasi dan semangat dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

13. Kepada semua teman teman DIII keperawatan USU yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan support.

Penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih belum sempurna, maka saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan karya tulis ilmiah selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat.

Medan , JUNI 2016 Penulis

RIDHO DHARMA SATRIA NIM : 132500120

(6)

DAFTAR ISI

Surat Pernyataan Orisinalitas...i

Lembar Pengesahan ...ii

Kata Pengantar ... ...iii

Daftar Isi ...iv

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 3

1.3 Manfaat ...3

Bab 2 Pengelolaan Kasus A. Konsep Dasar Gangguan Pemenuhan Nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh... 5

2.1.1.Pengkajian ... 5

2.2.Perencanaan... 14

2.3.Pelaksanaan ... 14

2.4.Evaluasi... 16

B. Asuhan Keperawatan Kasus ... 17

2.5 Pengkajian... ... 17

2.12 Analisa Data ... 27

2.13 Rumusan Masalah ... 28

2.14 Diagnosa keperawatan... 28

2.15 Perencanaan...29

2.16 Imlementasi ... 33

2.17 Evaluasi ... 38

Bab 3 Kesimpulan dan Saran 3.1 Kesimpulan ... 35

3.2 Saran ...35

Daftar Pustaka ... 36 Lampiran

(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Stroke adalah suatu sindroma yang mempunyai karakteristiksuatu serangan yang mendadak, nonkonvulsif yang disebabkan karena gangguan peredaran darah otak non traumatik. Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak secara fokal atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih yang dapat mengakibatkan kematian atau kecacatan yang menetap lebih dari 24 jam tanpa penyebab lain kecuali gangguan pembuluh darah otak ( WHO, 1983 ). Tipe dan beratnya defisit neurologik mempunyai gejala gejala yang bervariasi tergantung dari bagian bagian otak yang terkena.Stroke merupakan penyebab kematian ketiga stetelah penyakit jantung dan kanker, serta merupakan penyebab kecacatan nomor 1 didunia. Mayoritas stroke adalah infark serebral. Di Indonesia, diperkirakan dalam setiap tahunnya ada 500.000 pendududk yang terkena serangan stroke. Sekitar 2,5% meninggal dan sisanya cacat ringat maupun berat. Angka ini diperkirakan akan semakin meningkat dikemudian hari, oleh karena perubahan gaya hidup, lingkungan yang semakin tidak jelas, jenis makanan yang yang semakin beragam dan semakin berlemak, dan sebagainya.

Seperti kita ketahui bersama, stroke merupakan sindroma yang sering menyebabkan kecacatan dan kematian.

Stroke merupakan jejas otak yang disebabkan oleh 2 jenis gangguan vaskular yaitu: iskemia ( pasokan darah yang kurang ) atau haemoragi ( bocornya darah dari pembuluh darah intrakranial). Pada stroke iskemik yang disebut juga sebagai stroke non haemoragik, aliran darah ke sebagian jaringan otak berkurang atau terhenti. Hal ini dapat disebabkan, misalnya oleh sumbatan trombus atau embolus atau kelainan pada jantung yang yang mengakibatkan curah jantung berkurang atau oleh tekanan perfusi yang menurun.

Stroke iskemik didefinisikan, secara patofisiologis, sebagai kematian jaringan otak karena pasokan darah yang tidak adekuat. Definisi klinis stroke iskemik ialah defisit neurologis focal yang timbul akut dan berlangsung lebih lama dari 24 jam dan tidak disebabkan oleh perdarahan.

(8)

Stroke iskemik atau TIA biasanya disebabkan oleh oklusi vaskular yang akut, kadang dapat disebabkan oleh stenosis arteri fokal berkombinasi dengan menurunnya tekanan perfusi atau aliran kolateral. Pada keadaan terakhir ini gejala neurologik sering terjadi sewaktu aktivitas fisik, tekanan darah sistemik yang merendah atau kegagalan pompa jantung.

Stroke iskemia terjadi akibat surplay darah ke jaringan otak berkurang, hal ini disebabkan karena obstruksi total atau sebagian pembuluh darah otak. Hampir 80 % pasien stroke merupakan stroke iskemik. Penyebab stroke iskemik adalah karena trombosis, emboli, dan hypoperfusi global. Trombosis merupakan penyebab stroke yang paling sering, biasanya berkaitan dengan kerusakan lokal dinding pembuluh darah akibat aterosklerosis. Stroke karena emboli biasanya berasal dari suatu trombosis dalam jantung, juga berasal dari plak aterosklerosis sinus karotikus atau arteri karotis interna. Pada stroke karena hypoperfusi global biasanya disebabkan karena cardiac arrest dan embolis pulmonal.

Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu energi, membangun,memelihara jaringan serta mengatur proses proses kehidupan ( Soenarjo,2000). Menurut Rock Cl (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.

Sedangkan menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ organ serta menghasilkan energi.

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah suatu keadaan dimana individu yang tidak mengalami puasa atau yang beresiko mengalami penurunan berat badan yang berhubungan dengan masukan yang tidak adekuat atau metabolisme nutrien yang tidak adekuat untuk kebutuhan tubuh.

Mengingat hal tersebut maka penulis memandang bahwa pemenuhan nutrisi pada pasien stroke iskemik sangat penting sehingga penulis sangat tertarik untuk memberikan asuhan keperawatan pada Tn T dengan prioritas masalah

(9)

gangguan pemenuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien stroke iskemik di ruangan neurologi Rs Pirngadi.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan umum

Mampu melakukan asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien stroke iskemik di Rs Pirngadi.

1.2.2 Tujuan khusus

(a) Mampu melakukan pengkajian pemenuhan kebutuhan nutrisi pada Tn T di ruangan neurologi Rs Pirngadi.

(b) Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada Tn T di ruangan neurologi Rs pirngadi.

(c) Mampu melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisipada Tn T di ruangan neurologi Rs Pirngadi.

(d) Mampu melakukan evaluasi pemenuhan kebutuhan nutrisipada Tn T di ruangan neurologi Rs pirngadi.

(e) Mampu melakukan dokumentasi pemenuhan kebutuhan nutrisi pada Tn T di ruangan neurologi Rs pirngadi.

1.3 Manfaat penulisan

1.3.1 Penulis

Asuhan keperawatan akan memberikan wawasan yang luas mengenai masalah keperawatan mengenai gangguan pemenuhan nutrisi:

kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien stroke iskemik.

1.3.2 Instansi a) Pendidikan

Asuhan keperawatan sebagai bahan masukan dalam kegiatan belajar mengajar tentang masalah keperawatan mengenai gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien stroke iskemik.

b) Rumah Sakit

Asuhan keperawatan sebagai bahan masukan dan evaluasi yang di perlukan dalam pelaksanaan praktek pelayanan keperawatan khususnya

(10)

pada klien gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien stroke iskemik.

c) Profesi Keperawatan

Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran pemikiran dan informasi dibidang kebutuhan dasar manusia dan keperawatan medikal bedah tentang asuhan keperawatan dengan prioritas masalah gangguan pemenuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien stroke iskemik.

(11)

BAB 2

PENGELOLAAN KASUS

2.1 Konsep Dasar

2.1.1 Pengkajian

Gangguan Kebutuhan Dasar Nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh

Nutrisi adalah proses pengambilan zat zat makanan penting ( Nuwer,2008 ). Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan ( Wikipedia,2008). Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan- bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit. ( Wartonah, 2010 )

Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya.

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah suatu keadaan dimana individu yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.(Wilkinson Judith M,2007).Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah intake nutrisi tidak mencukupi untuk kebutuhan metabolik tubuh ( Nanda 2005-2006). Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah suatu keadaan dimana individu yang tidak mengalami puasa atau yang beresiko mengalami penurunan berat badan yang berhubungan dengan masukan yang tidak adekuat atau metabolisme nutrien yang tidak adekuat untuk kebutuhan metabolik.

(12)

Factor yang berubungan

Ketidak mampuan untuk menelan atau mencerna makanan atau menyerap nutrient akibat factor biologis, psikologis atau ekonomi termasuk beberapa contoh non nanda berikut:

Ketergantungan zat kimia

Penyakit kronis

Kesulitan mengunyah atau menelan

Factor ekonomi

Intoleransi makanan

Kebutuhan metabolic tinggi

Reflek mengisap pada bayi tidak efektif

Kurang pengetahuan dasar tentang nutrisi

Akses terhadap makanan terbatas

Hilang nafsu makan

Mual dan muntah

Pengabaian oleh orang tua

Gangguan psikologis

Nutrisi terbagi atas beberapa jenis, antara lain:

a. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan zat gizi yang terdapat dalam makanan, pada umumnya dalam bentuk amilum. Pembentukan amilum terjadi dalam mulut melalui enzim ptialin yang ada dalam air ludah. Penyerapan karbohidrat yang dikonsumsi masih dapat ditemukan dalam 3 bentuk yaitu, polisakarida, disakarida, dan monosakarida. Disakarida dan monosakarida mempunyai sifat mudah larut dalam air sehingga dapat diserap melewati dinding usus/ mukosa usus mengikuti hukum disfusi osmosis dan tidak memerlukan tenaga serta langsung memasuki pembuluh darah. Proses penyerapan yang tidak memerlukan tenaga dan mengikuti hukum difusi osmosis dikenal sebagai penyerapan pasif.

(13)

.

b. Lemak

Pencernaan lemak dimulai dalam lambung, karena dalam mulut tidak ada enzim pemecah lemak. Lambung mengeluarkan enzim lipase unuk mengubah sebagian kecil lemak menjadi asam lemak dan gliserin, kemudian diangkut melalui getah bening dan selanjutnya masuk kedalam peredaran darah untuk kemudian tiba dihati. Sintesis kembali terjadi dalam saluran getah bening, mengubah lemak gliserin menjadi lemak seperti aslinya.

Tabel 1 Kebutuhan energi per hari Umur Berat badan (kg) Tinggi

badan (cm)

Energi (kkal)

0-6 bulan 7-12 bulan 1-3 tahun 4-6 tahun 7-9 tahun

Pria

10-12 tahun 13-15 tahun 16-19 tahun 20-59 tahun 60 tahun

Wanita 10-12 tahun 13-15 tahun 16-19 tahun 20-59 tahun 60 tahun

5,5 8,5 12 18 23,5

30 40 53 56 56

32 42 46 50 50

60 71 89 108 120

135 152 160 162 162

139 153 154 154 154

560 800 1220 1720 1860

1950 2200 2360 2400 1960

1750 1900 1850 1900 1700

(14)

c.Protein

Kelenjar ludah dalam mulut tidak membuat enzim protease. Enzim protease baru terdapat dalam lambung, yaitu pepsin, yang mengubah protein menjadi albuminosa dan pepton. Kemudian, tripsin dalam usus 12 jari yang berasal dari pankreas mengubah sisa protein yang belum sempurna menjadi albuminosa dan pepton. Dalam usus halus, albuminosa dan pepton seluruhnya diubah oleh enzim pepsin menjadi asam asam amino yang siap untuk diserap .

Tabel 2 Kebutuhan protein per hari Umur Berat badan (kg) Tinggi badan

(cm)

Protein (gr)

0-6 bulan 7-12 bulan 1-3 tahun 4-6 tahun 7-9 tahun

Pria

10-12 tahun 13-15 tahun 16-19 tahun 20-59 tahun 60 tahun

Wanita 10-12 tahun 13-15 tahun 16-19 tahun 20-59 tahun 60 tahun

5,5 8,5 12 18 23,5

30 40 53 56 56

32 42 46 50 50

60 71 89 108 120

135 152 160 162 162

139 153 154 154 154

12 15 23 32 36

45 57 62 50 50

49 47 47 44 44

(15)

d. Vitamin

Pencernaan vitamin melibatkan penguraiannya menjadi molekul molekul yang lebih kecil sehingga dapat diserap dengan efektif. Beberapa penyerapa dilakukan dengan difusi sederhana, tetapi sistem transformasi aktif sangat penting untuk memastikan pemasukkan yang cukup. Vitamin yang larut dalam lemak diserap oleh sistem transportasi aktif yang juga membawa lemak keseluruh tubuh, sedang vitamin yang larut dalam air mempunyai beberapa variasi mekanisme transportasi aktif. Sebagai contoh, faktor dasar yang dihasilkan oleh lambung memudahkan penyerapan vitamin B12. Tanpa faktor tersebut, tubuh tidak mampu menyerap dengan cukup, sehingga menyebabkan terjadinya defisiensi vitamin tersebut.

.

e. Mineral

Mineral tidak membutuhkan pencernaan. Mineral hadir dalam bentuk tertentu sehingga tubuh mudah untuk memprosesnya. Umumnya, mineral diserap dengan mudah melalui dinding usus halus secara difusi pasif maupun transportasi aktif.

Tabel 4. Jenis Mineral, sumber dan fungsi

Jenis mineral Sumber Fungsi

Kalsium Susu Pembentukan gigi dan

tulang, aktivitas neuromuscular,dan koagulasi darah Fosfor Telur,daging, susu Penyangga

pembentukan gusi dan tulang

Yodium Garam beryodium dan makanan laut

Pengaturan metabolisme tubuh dan

memperlancar pertumbuhan

(16)

Besi Hati, telur, daging Komponen haemoglobin dan membantu oksidasi dalam sel

Magnesium Biji bijian, susu, daging

Pengaktifan

enzim,pembentukan gigi dan tulang, dan

membantu kegiatan neuromuscular Zinc Makanan laut dan hati Bahan pembentuk

enzim dan insulin

f. Air

Air merupakan zat makanan paling mendasar yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Tubuh manusia terdiri atas 50-70% air. Asupan air secara teratur sangat penting bagi makhluk hidup untuk bertahan hidup dibandingkan dengan pemasukan nutrisi lain. Bayi memiliki proporsi air yang lebih besar dibandingkan orang dewasa. Semakin tua umur seseorang, maka proporsi air didalam tubuhnya akan semakin berkurang.

Pada orang dewasa, asupan air berkisar 1200-1500 cc per hari, namun dianjurkan sebanyak 1900cc sebagai batas optimum. Selain itu, air yang masuk kedalam tubuh melalui makanan lain berkisar 500-900 cc per hari.

Air juga dapat diperoleh melalui hasil akhir proses oksidasi.

2.1.2 Keseimbangan energi

Energi merupakan kapasitas untuk melakukan sebuah aktivitas, dapat diukur melalui pembentukan panas. Energi pada manusia dapat diperoleh dari berbagai masukkan zat gizi, diantaranya protein, karbohidrat, lemak, maupun bahan makanan yang disimpan dalam tubuh.

Tubuh memerlukan keseimbangan energi untuk melakukan sebuah aktivitas. Keseimbangan tersebut dapat dihitung melalui kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan seseorang, kebutuhan kalori basal dan tingkat akitifitas.

(17)

Kemudian dilihat dari tingkat aktivitas, maka rumusnya seperti dalam tabel berikut

2.1.3 Metabolisme Basal

Merupakan energi yang dibutuhkan seseorang dalam keadaan istirahat dan nilainya disebut dengan basal metabolisme rate (BMR). Nilai metabolisme seseorang setiap orang berbeda beda, dipengaruhi oleh faktor usia, kehamilan, malnutrisi, komposisi tubuh, jenis kelamin, hormonal, dan suhu tubuh.

2.1.4 Jenis Metabolisme

A. Metabolisme karbohidrat

Metabolisme karbohidrat yang berbentuk monosakarida dan disakarida diserap melalui mukosa usus. Setelah proses penyerapan, semua berbentuk monosakarida. Bersama sama dengan darah, karbohidrat ini dibawa ke hati. Di hati, monosakarida ini diubah menjadi glukosa dan dialirkan melalui pembuluh darah keotot untuk dibakar, membentuk glikogen melalui proses glikoneogenesis.

B. Metabolisme Lemak

Lemak diserap dalam bentuk gliserol asam lemak. Gliserol larut dalam air sehingga dapat diserap secara pasif, langsung memasuki pembuluh darah dan di bawa ke hati. Melalui beberapa metabolisme kimiawi, gliserol diubah mejadi glikogen, selanjutnya mengikuti

Tingkat aktivitas Kebutuhan kalori

Tetap KKB x 3

Sedang KKB x 5

Berat KKB x 10

Rumus = Berat badan ideal x 10 : KKB (kebutuhan kalori basal)

(18)

metabolisme hidrat arang sampai menghasilkan tenaga. Jadi gliserol diubah menjadi tenaga melewati proses yang dilakukan oleh karbohidrat.

C. Metabolisme Protein

Pada umumnya protein diserap dalam bentuk asam amino dan bersama sama dengan ddarah dibawa ke hati, kemudian dibersihkan dari toksin. Proses masuknya asam amino dapat dikatakan tidak bersifat dinamis dan selalu diperbarui. Asam amino yang masuk tidak sebanding dengan jumlah asam amino yang diperlukan untuk menutupi kekurangan amino yang dipakai oleh tubuh.

2.1.5 Masalah kebutuhan nutrisi A. Kekurangan nutrisi

Merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.

Tanda klinis :

• Berat badan 10-20% dibawah normal

• Tinggi badan di bawah ideal.

• Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar

• Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot

• Adanya penurunan transferin

Kemungkinan penyebab :

• Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulian mencerna kalori akibat infeksi atau kanker.

• Disfagia karena adanya kelainan persarafan

• Penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa.

• Nafsu makan menurun

(19)

B. Kelebihan nutrisi C.Obesitas

D. Malnutrisi

E. Diabetes melitus dan hipertensi F. Penyakit jantung koroner G. Kanker

H. Anoreksia Nervosa

2.1.6 Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi a. Pengetahuan

b. Prasangka c. Kebiasaan d. Kesukaan e. Ekonomi

2.1.7 Asuhan Keperawatan pada masalah gangguan nutrisi A. Pengkajian keperawatan

1. Riwayat makanan

Meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan, tipe makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan yang lebih disukai.

2. Kemampuan makan

Meliputi kemampuan mengunyah, menelan, dan makan sendiri tanpa bantuan orang lain

3. Pengetahuan tentang nutrisi 4. Nafsu makan, jumlah asupan 5. Tingkat aktivitas

6. Pengonsumsian obat 7. Penampilan fisik

8. Pengukuran antropometrik 9. Laboratorium

(20)

2.1.8 Diagnosis keperawatan

1. Kekurangan nutrisi, berhubungan dengan

• Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan mencerna

• Disfagia akibat kelumpuhan serebral

• Penurunan absorbsi nutrisi akibat intoleransi laktosa

• Penurunan nafsu makan

• Sekresi berlebihan, baik melalui latihan fisik, muntah, diare, ataupun pengeluaran lainnya

• Ketidakcukupan absorpsi akibat efek samping obat atau lainnya

• Kesulitan mengunyah

2.2 PERENCANAAN

Tujuan :

a. Meningkatkan nafsu makan apabila nutrisi kurang b. Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi

c. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral

Rencana tindakan

a. Monitor perubahan faktor yang menyebabkan terjadinya kekurangan kebtuhan nutrisi atau kelebihannya dan status kebutuhan nutrisinya.

b. Kurangi faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi.

c. Ajarkan untuk merencanakan makanan d. Kaji tanda vital dan bising usus

e. Monitor glukosa, elektrolit, albumin, dan haemoglobin.

2.3 PELAKSANAAN

2.3.1

Pemberian nutrisi melalui oral

Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara membantu memberikan makanan/nutrisi

(21)

melalui oral( mulut), bertujuan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan pada pasien.

2.3.2 Pemberian nutrisi melalui pipa lambung ( NGT )

Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral atau tidak mampu menelan dengan cara memberi makan melalui pipa lambung atau pipa penduga.

Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.

2.3.3 Pemberian nutrisi melalui parenteral

Pemberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan infus yang dimasukkan kedalam tubuh melalui darah vena, baik secara sentral (untuk nutrisi parenteral total) ataupun vena perifer (untuk nutrisi parenteral parsial). Pemberian nutrisi melalui parenteral diberikan pada pasien yang tidak dapat makan melalui oral atau pipa nasogastrik dengan tujuan untuk menunjang nutrisi enteral yang hanya memenuhi sebagian kebutuhan harian.

Metode pemberian :

a. Nutrisi parenteral parsial

Pemberian nutrisi melalui intravena yang digunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien karena pasien masih dapat menggunakan saluran pencernaan. Cairan yang biasa digunakan biasanya dalam bentuk dextrose atau asam amino.

b. Nutrisi parenteral total

Pemberian nutrisi melalui intravena dimana kebutuhan nutrisi sepenuhnya melalui cairan infus karena keadaan saluran pencernaan pasien tidak dapat digunakan. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung karbohidrat seperti Triofusin E 1000, cairan yang mengandung asam amino seperti Pan Amin G, dan cairan yang mengandung lemak seperti intralipid

(22)

2.4 EVALUASI

Evaluasi adalah respons pasien terhadap terapi dan kemajuan mengarah pencapaian hasil yang diharapkan. Aktivitas ini berfungsi sebagai umpan balik dan bagian kontrol proses keperawatan, melalui mana status prnyataan diagnostik pasien secara individual dinilai untuk diselesaikan, dilanjutkan, atau memerlukan perbaikan ( Doenges dkk, 1999).

Kriteria hasil dari tindakan keperawatan yang diharapkan pada pasien stroke iskemik adalah mempertahankan tingkat kesadaran dan tanda tanda vital stabil, kekuatan otot bertambah dan dapat beraktivitas secara minimal, dapat berkomunikasi sesuai dengan kondisinya, mempertahankan fungsi perseptual, dapat melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri, klien dapat mengungkapkan penerimaan atas kondisinya, dan klien dapat memahami tentang kondisi dan cara pengobatannya.

Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam :

a. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam makan serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan.

b. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda kekurangan atau kelebihan nutrisi

c. Mempertahankan nutrsi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan adanya proses pencernaan yang adekuat.

(23)

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Stroke Iskemik Di Ruangan Neurologi Rsud.dr Pirngadi Medan

2.5 Pengkajian

2.5.1 Biodata

Identitas Pasien

Nama : Tn T

Jenis kelamin : Laki laki

Umur : 53 tahun

Status perkawinan : Duda Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Pekerjaan : -

Alamat : Jl STM NO 72

Tanggal masuk Rs : 28 Mei 2016 No Register : 00.98.73.48 Ruangan/kamar : Neurologi Golongan darah : -

Tanggal pengkajian : 31 Mei 2016 Tanggal operasi : -

Diagnosa Medis : Stroke Iskemik.

2.5.2 Keluhan Utama

Pasien mengatakan bahwa dirinya sulit menelan dan sulit berbicara sejak tanggal 27 Mei 2016.

2.5.3 Riwayat Kesehatan Sekarang

A. Provocative/Palliative

1) Apa penyebabnya

(24)

Kelemahan otot otot menelan 2) Hal hal yang memperbaiki keadaan

Terapi dan obat obatan.

B. Quantity/quality 1) Bagaimana dirasakan

Pasien mengatakan sulit saat menelan 2) Bagaimana dilihat

Pasien kesulitan menelan, menelan sedikit demi sedikit saat makan dan minum

C. Region

1) Dimana Lokasinya Didaerah Faring

2) Apakah Menyebar : tidak

D. Severity -

E. Time

Pasien mengeluhkan sulit menelan sejak tanggal 27 Mei 2016

2.5.4 Riwayat Kesehatan Masa Lalu

A. Penyakit yang pernah dialami

Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien pernah mengalami penyakit diabetes melitus ± 4 tahun yang lalu

B. Pengobatan/tindakan yang diberikan Terapi dan obat obatan

C. Pernah dirawat/dioperasi

Keluarga mengatakan pasien pernah dirawat di Rs Pirngadi dengan diagnosa penyakit diabetes melitus

D. Lama dirawat Selama 1 minggu

(25)

E. Alergi : - F. Imunisasi : -

2.5.5 Riwayat Kesehatan Keluarga

A. Orangtua

Pasien mengatakan bahwa orangtua nya memiliki penyakit diabetes melitus

B. Saudara kandung

Pasien mengatakan bahwa kakak kandung nya memiliki penyakit diabetes melitus

C. Penyakit keturunan yang ada

Penyakit keturunan dalam keluarga adalah diabetes melitus D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : - E.Anggota keluarga yang meninggal : -

2.5.6 Riwayat Keadaan Psikososial

A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Pasien merasa yakin bahwa penyakit yang dialaminya dapat disembuhkan

B. Konsep diri

• Gambaran diri : Klien merasa terjadi perubahan berat badan pada saat sakit

• Ideal diri :Pasien ingin segera sembuh dari penyakitnya

• Harga diri : Pasien tidak merasa malu terhadap penyakit yang sedang dideritanya.

• Peran diri :Pasien merasa terganggu dengan kondisinya saat ini

• Identitas : Pasien sebagai seorang ayah dan kepala rumah tangga

C. Keadaan Emosi : Pasien memiliki keadaan emosi yang tidak stabil.

(26)

D. Hubungan sosial

• Orang yang berarti : Orang yang berarti bagi pasien saat ini adalah kedua anaknya

• Hubungan dengan keluarga : Pasien memiliki hubungan keluarga yang baik.

• Hubungan dengan orang lain : Pasien mampu bersosialisasi dengan baik.

• Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: -

E. Spiritual

• Nilai dan keyakinan: Pasien merasa yakin penyakitnya dapat disembuhkan dengan cara selalu berdoa kepada Allah SWT.

• Kegiatan Ibadah : Shalat

2.5.7 Status Mental

• Tingkat kesadaran :compos mentis

• Penampilan : rapi

• Pembicaraan : cepat

• Afek : luas

• Interaksi selama wawancara: curiga

• Persepsi : -

• Waham : -

• Memori : -

• Proses pikir : -

2.6 Pemeriksaan fisik

2.6.1Keadaan umum Sedang, GCS E4 M6 V2 2.6.2Tanda tanda vital

• Suhu tubuh : 37 C

• Tekanan Darah : 130/100 mmHg

(27)

• Nadi : 90 x/ menit

• Pernafasan : 20 x/ menit

• Skala nyeri : 7 ( sedang)

• TB : 169 cm

• BB : 59 kg

2.6.3. Pemeriksaan Head to toe Kepala dan Rambut

• Bentuk : Simetris, bulat

• Ubun ubun : Tertutup dan keras

• Kulit kepala : Normal, halus & elastis

Rambut

• Penyebaran dan keadaan rambut : Merata, tidak terlalu kering, hitam.

• Bau : Rambut tidak berbau

• Warna kulit : Cokelat

Wajah

• Warna kulit : kuning langsat

• Struktur wajah : simetris & oval

Mata

• Kelengkapan & kesimetrisan:Struktur mata sinistra dan dekstra lengkap dan simetris

• Palpebra : Edema (-), vosis(-), peradangan (-)

• Konjunctiva dan sclera: Bersih, edema(-)

• Pupil : Normal, mengecil apabila diberi pencahayaan, isokor kanan dan kiri

• Cornea dan iris : Normal, halus, peradangan(-)

• Visus : Pasien dapat melihat lambaian tangan pada jarak 1 m

• Tekanan bola mata :

(28)

Hidung

• Tulang hidung dan posisi septum nasi : Anatomis, simetris

• Lubang hidung : Tidak ada secret

• Cuping hidung : -

Telinga

• Bentuk telinga : Simetris

• Ukuran telinga : Normal, anatomis

• Lubang telinga : Tidak ada serumen

• Ketajaman pendengaran : Normal

Mulut dan faring

• Keadaaan bibir : Normal, simetris

• Keadaan gusi dan gigi : Bersih

• Keadaan lidah : Bersih

• Orofaring : -

Leher

• Posisi trachea : Medial

• Thyroid : Ada pembengkakan

• Suara : -

• Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran

• Vena jugularis : Tidak ada distensi atau pembengkakan

• Denyut nadi karotis : Teraba jelas dan reguler

Pemeriksaan integumen

• Kebersihan : Tidak berminyak

• Kehangatan : Ekstremitas teraba

• Warna : Normal

• Turgor : Kembali dalam<2 detik

• Kelembaban : -

(29)

• Kelainan pada kulit : -

Pemeriksaan payudara dan ketiak

• Ukuran dan bentuk : Simetris, normal, benjolan (-)

• Warna payudara dan areola : Normal

• Aksilla dan clavicula : Benjolan (-)

Pemeriksaan thoraks/dada

• Inspeksi thoraks : Normal dan simetris

• Pernafasan ( frekuensi, irama) : Teratur, 20x/ menit,vesikuler

• Tanda kesulitan bernafas : -

Pemeriksaan paru

• Palpasi getaran suara : Vocal fremitus kanan dan kiri sama

• Perkusi : Bunyi paru sonor

• Auskultasi : Suara nafas vesikuler

Pemeriksaan jantung

• Inspeksi

• Palpasi : Tidak teraba pembesaran jantung

• Perkusi : Bunyi pekak

• Auskultasi : S1/S2 reguler

Pemeriksaan abdomen

• Inspeksi : Tidak ada lesi

• Auskultasi : Bising usus 13x/ menit

• Perkusi : Bunyi Timpani

Pemeriksaan muskuloskeletal/ ekstremitas :

• Otot simetris, tidak terdapat edema, kekuatan otot ektremitas kiri atas dan bawah 3 dari 0-5

(30)

Pemeriksaan saraf cranial

• Nervus Olfaktori (N.I) : Pasien dapat membedakan bau yang diberikan.

• Nervus Optikus ( N II ) : Pasien masih dapat melihat tulisan dan lambaian tangan dalam jarak 1 meter.

• Nervus Okulomotor ( N III ) : Normal, pupil mengecil saat diberikan cahaya

• Nervus Trokhlear ( N IV) : Normal, pasien dapat menggerakkan bola matanya keatas dan kebawah mengikuti petunjuk.

• Nervus Trigeminal ( N V ) : Normal, pasien mengedipkan mata saat diberikan sentuhan pada kornea.

• Nervus Abdusen ( N VI ) : Pasien dapat menggerakkan bola matanya ke arah samping mengikuti petunjuk.

• Nervus fasial ( N VII) : Normal, pasien masih dapat tersenyum,menaikkan dan menurunkan alis mata,serta dapat mengidentifikasi beberapa jenis rasa pada lidah bagian depan.

• Nervus Auditori ( N VIII) : Normal, pasien masih dapat mendengarkan bunyi atau suara.

• Nervus glossofaringeal ( N IX ) : Pasien mampu menggerakkan lidahnya, respon muntah ( -), mampu mengidentifikasi berapa jenis rasa.

• Nervus vagus ( N X ) : Mengalami gangguan kesulitan menelan.

• Nervus asesori ( N XI) : Pasien tidak dapat mengangkat bahu sebelah kiri.

• Nervus Hipoglosal ( N XII) :Pasien mampu menggerakkan lidahnya.

Fungsi motorik

• Pasien mampu berjalan sendiri

• Pasien tidak mampu berdiri dengan satu kaki

• Pasien tidak dapat mengangkat beban khusus nya menggunakan ektremitas atas kiri.

(31)

Fungsi sensorik

• Pasien mampu mengidentifikasi sentuhan yang diberikan

• Klien dapat membedakan benda tajam dan tumpul

• Pasien dapat merasakan sensasi panas dan dingin

2.7. Pola Kebiasaan Sehari Hari

A. Pola makan dan minum

• Frekuensi makan/ hari : 3 kali

• Nafsu/ selera makan : Nafsu makan pasien kurang

• Nyeri ulu hati : -

• Alergi : -

• Mual dan muntah : -

• Waktu pemberian makan : 07.00 , 13.00 , 19.00 WIB

• Jumlah dan jenis makanan : 1 piring, diet DM

• Waktu pemberian cairan/ minum : 200 cc setelah makan

• Masalah makan dan minum : Pasien mengeluh kesulitan dalam menelan

BB = 59 kg TB = 169 cm

Berat badan ideal = (TB-100)-(TB-100)10%)

= (169-100) – (169-100)10%

= 69 - 7 = 62 kg

Berat badan normal = BBI- (10% BBI) = 62 – 6,2 = 56,8 = 57

Indeks massa tubuh = 59/ (1,69)2 = 21,07

2.8Perawatan Diri/ Personal Hygiene

• Kebersihan tubuh : Bersih

• Kebersihan gigi dan mulut : Bersih

(32)

• Kebersihan kuku dan tangan : Bersih

2.9Pola Aktivitas/ Kegiatan

• Uraian aktivitas pasien ( makan ,mandi, eliminasi, ganti pakaian) Pasien dapat melakukan aktivitas sehari harinya secara sebagian saja.

• Uraian aktivitas ibadah selama dirawat/ sakit : Tidak ada

2.10 Pola Eliminasi

1. BAB

• Pola BAB : 1 x dalam sehari

• Karakter feses : Keras

• Riwayat Perdarahan : Tidak ada

• Bab Terakhir : -

• Diare : Tidak ada

• Penggunaan Laksatif : _

2. BAK

• Pola BAK : 3-4 x dalam sehari

• Karakter urine : Kuning pekat

• Nyeri/ rasa terbakar/kesulitan BAK: Tidak ada

• Riwayat penyakit ginjal : Tidak ada

• Penggunaan diuretik : Tidak ada

• Upaya mengatasi masalah : Tidak ada

2.11. Mekanisme Koping

• Adaftif : Bicara dengan orang lain, teknik relaksasi, aktivitas konstruksi

(33)

2.12 ANALISA DATA

No Data Penyebab Masalah keperawatan

1

Data subjektif : Pasien mengaku kesulitan

menelan.

TD=130/60 RR= 20x/menit HR= 83x/ menit T= 36,5 c

Data objektif.

a.Kesulitan menelan

b. Nafsu makan pasien

berkurang.

c. berat badan menurun

Kerusakan neuromuscular

Kelemahan otot otot menelan

Kesulitan Menelan

Nafsu Makan Berkurang

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

2 Data subjektif : a.Pasien

mengeluh sulit berbicara

Data objektif a.Menolak

berbicara b.Tidak mampu

berbicara

Kerusakan sirkulasi serebral

kehilangan tonus/

kontrol otot fasial/oral

Kerusakan

komunikasi verbal

Gangguan Komunikasi verbal

(34)

2.13 Masalah Keperawatan

• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

• Gangguan komunikasi verbal

2.14 Diagnosa Keperawatan

I. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kerusakan neuromuscular, kelemahan otot otot dalam menelan, ketidakmampuan dalam menelan.

II. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan sirkulasi serebral, kehilangan tonus/otot otot fasial/ oral

banyak c. Tidak dapat

bicara d.Kesulitan

bicara e. Verbalisasi

tidak sempurna f. Kurangnya

kontak mata atau kesulitan berkonsentras g. Gagap

(35)

2.15 Perencanaan Keperawatan Dan Rasional

Hari/tanggal No dx Perencanaan keperawatan

31 mei 2016 1 Perubahan nutrisi kurang dari tubuh b.d

kerusakan neuromusular,

gangguan menelan

Tujuan dan kriteria hasil : Pencegahan aspirasi Status Menelan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam pasien menunjukkan perbaikan dalam proses menelan dengan kriteria hasil ;

a. Menunjukkan kemampuan menelan

b. Menunjukkan kenyamanan dalam menelan c. Mempertahankan berat badan

d. Menjeaskan komponen gizi adekuat Rencana tindakan Rasional a. Tinjau ulang

patologis/

kemampuan pasien secara individual, catat luasnya paralisis parsial, gangguan lidah,kemampuan untuk melindungi jalan nafas.

b. Tingkatkan upaya untuk dapat menelan secara efektif.

c. Bantu pasien dalam mengontrol kepala.

d. Letakkan pasien dalam posisi

a. Intervensi

nutrisi/pilihan rute makan ditentukan oleh faktor ini b. Membantu dalam melatih kembali sensori dan meningkatkan kontrol musculer.

c. Menguatkan otot fasial dan otot menelan serta menghindari resiko tersedak.

d.Menetralkan

hiperekstensi, membantu mencegah aspirasi dan meningkatkan

kemampuan untuk

(36)

duduk/tegak selama makan.

e. Stimulasi bibir untuk membuka dan menutup mulut secara manual.

f. Letakkan makanan pada daerah mulut yang tidak terganggu.

g. Sentuh bagian pipi bagian dalam dengan spatel lidah untuk mengetahui adanya kelemahan lidah.

h. Berikan makan perlahan pada lingkungan yang tenang.

i.Mulai untuk

memberikan makanan peroral setengah cair, makanan lunak ketika pasien dapat menelan air.

j. Berikan alat bantu jika diperlukan.

k. Anjurkan orang terdekat untuk membawa makanan kesukaan pasien l. Pertahankan masukkan dan

menelan.

e. Membantu stimulasi sensori yang dapat

mencetuskan upaya untuk menelan dan

meningkatkan masukkan.

f. Menstimulasi upaya makan dan meningkatkan menelan atau masukkan.

g.Dapat meningkatkan gerakan dan kontrol lidah (penting untuk menelan), dan menghambat jatuhnya lidah.

h. Pasien dapat berkonsentrasi pada mekanisme makan tanpa adanya distraksi atau gangguan dari luar.

i. Makanan lunak/cairan kental lebih mudah mengendalikannya didalam mulut, menurunkan resiko terjadinya aspirasi.

(37)

haluaran dengan akurat, catat jumlah kalori yang masuk.

1 juni 2016 2 Gangguan komunikasi verbal

Tujuan dan kriteria hasil : Kemampuan komunikasi

Komunikasi kemampuan penerimaan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24jam pasien menunjukkan peningkatan komunikasi verbal dengan kriteria hasil:

a.Penggunaan isyarat non verbal b. Penggunaan bahasa tulisan c. Peningkatan bahasa lisan d. Peningkatan interprestasi

Rencana tindakan Rasional a. Kaji tipe/derajat

disfungsi, seperti pasien tidak tampak memeahami kata atau kesulitan berbicara atau membuat pengertian sendiri.

b.Perhatikan kesalahan dalam komunikasi dan berikan umpan balik.

c. Mintalah pasien untuk mengikuti perintah sederhana dan ulangi dengan kalimat/kata yang sederhana.

a. Membantu menentukan daerah dan derajat

kerusakan serebral yang terjadi dan kesulitan pasien dalam beberapa atau seluruh tahap komunikasi.

b. Melakukan penilaian terhadap adanya

kerusakan sensori dan motorik.

c.Memberikan komunikasi tentang kebutuhan berdasarkan keadaan/ defisist yang mendasarinya.

d.Mengurangi isolasi

(38)

d. Tunjukkan objek dan minta pasien untuk menyebutkan nama benda tersebut.

e.Minta pasien untuk menulis nama atau kalimat yang pendek.

f. Tempatkan tanda pemberitahuan pada ruang perawat dan ruangan pasien tentang adanya gangguan bicara g. Berikan metode komunikasi alternatif seperti menulis di papan tulis,gambar.

h. Katakan secara langsung dengan pasien, bicara

perlahan, dan dengan tenang.

i. Bicaralah dengan nada normal dan hindrari percakapan yang cepat.

j. Anjurkan orang terdekat

mempertahankan usahanya untuk berkomunikasi dengan pasien.

pasien dan ansietas pasien dan meningkatkan

penciptaan komunikasi yang efektif

(39)

2.16 Pelaksanaan keperawatan

Hari/Tanggal NO Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi ( SOAP) 31 mei 2016

1 Perubahan nutrisi kurang dari tubuh b.d

kerusakan neuromusular,

gangguan menelan

a. Tingkatkan upaya untuk dapat melakukan proses menelan yang efektif seperti membantu pasien

menegakkan kepala.

b.Mulai memberikan makanan per oral setengah cair, dan makanan lunak ketika pasien dapat menelan air.

c. Menganjurkan pasien makan dan minum secara perlahan.

d. Kaji adanya alergi makanan

e. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan diet nutrisi yang diperlukan

f.Yakinkan diet yang

dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi

g. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori.

S : Klien mampu menelan

makanan dan mulai selera makan O :

a. Pasien mampu menelan dengan perlahan

b.Berat badan meningkat A:Masalah teratasi sebagian P:Lanjutkan Intervensi

(40)

01 juni 2016

2 Gangguan komunikasi

verbal

a. Mengkaji tingkat kemampuan klien dalam berkomunikasi.

b.Meminta klien untuk mengikuti perintah sederhana.

c.Menunjukkan objek dan minta pasien menyebutkan nama benda tersebut

d. Mengajarkan pasien teknik berkomunikasi non verbal.

e. Mengkonsultasikan untuk jadwal rujukan pada ahli wicara.

S:Pasien merasa kesulitan dalam berbicara.

O : Pasien tidak jelas ketika berbicara.

A:Masalah teratasi sebagian.

P:Lanjutkan intervensi

(41)

BAB 3 KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Pada tahap pengkajian penulis melakukan pengkajian dan asuhan keperawatan terhadap pasien sehingga di dapat data pasien dimana pasien mengeluhkan sulit saat menelan, sulit berbicara, tingkat kesadaran compos mentis.

Diagnosa keperawatan yang didapat dari pasien antara lain:

a) Gangguan Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dengan kerusakan neuromuscular, kelemahan otot otot dalam menelan, defisit struktur atau fungsi mulut, faring atau esofagus.

b) Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan sirkulasi serebral, kehilangan tonus/otot otot fasial/ oral.

3.2 Saran 1. Penulis

Diharapkan mampu meningkatkan pemberian asuhan keperawatan kepada pasien stroke iskemik yang lebih baik.

2. Rumah Sakit

Diharapkan dapat memberikan pelayanan dan mempertahankan hubungan kerjasama yang baik antara tim kesehatan dan klien yang ditujukan untuk meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan yang optimal.

3. Profesi Keperawatan

Dapat digunakan sebagai referensi dan pengetahuan yang dapat dikembangkan untuk memberikan pelayanan pada pasien stroke iskemik yang lebih berkualitas.

(42)

DAFTAR PUSTAKA

A.Aziz Halimul H.( 2006 ).Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.

Salemba Medica

Doenges Marilynn E. (2000). Pedoman untuk Perencanaan danPendokumentasian Perawatan Pasien. Penerbit buku Kedokteran

Potter & Perry ( 2005 ). Buku Ajar Fundamental Keperawatan ( volume 2 ), Jakarta: EGC

Potter & Perry ( 2013 ). Buku Ajar Fundamental Keperawatan ( volume 3 ), Jakarta: EGC

Tarwoto & Wartonah ( 2007 ). Keperawatan Medikal Bedah Gangguan SistemPersarafan. Jakarta. Cv Sagung Setyo.

Wilkinson, M.J. ( 2000 ). Prentice Hall Nursing Diagnosis Handbook with NICInterventions and NOC Outcomes.Edisi 8. Jakarta: EGC

(43)

2.17 Catatan Perkembangan

Implementasi dan Evaluasi

No dx Hari/tanggal Pukul Tindakan keperawatan 1

Perubahan nutrisi kurang dari tubuh b.d kerusakan neuromusular, gangguan menelan

2

Gangguan komunikasi verbal

31 mei 2016 11.00

14.00

S : Pasien mengeluhkan sulit dalam menelan

O: a.Pasien tidak dapat menelan b. tidak selera makan

c. BB pasien berkurang A: Masalah sebagian teratasi P : Lanjutkan intervensi

a. Anjurkan pasien makan sedikit demi sedikit

b. Latih pasien untuk menelan dengan air putih

c. Monitor turgor kulit

d. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht e.. Kolaborasi dengan tim medis

untuk pemasangan NGT f . Kolaborasi dengan ahli gizi

dalam jenis diit pasien

S : Pasien mengeluhkan sulit berbicara

O : Pasien tidak dapat berbicara, gagap.

A : Masalah sebagian teratasi P : Lanjutkan Intervensi

a. Dengarkan tiap kata yang diucapan pasien dengan penuh perhatian

(44)

b. Gunakan kata-kata sederhana atau alat tulis dalam

berkomunikasi dengan pasien c.Bantu pasien mengungkapkan

ucapnnya dengan tulisan d. Libatkan keluarga untuk

membantu memahami informasi dari pasien

e. Kolaborasi dengan fisioterapi.

1

Perubahan nutrisi kurang dari tubuh b.d kerusakan neuromusular, gangguan menelan

03 juni 2016 14.00 wib S : Pasien sudah mulai mampu menelan dan selera makan O: a. BB Pasien meningkat b. Nafsu makan meningkat A : Masalah sebagian teratasi P : Lanjutkan Intervensi

a. Anjurkan pasien makan sedikit demi sedikit

b. BB pasien dalam batas normal c. Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa dilakukan.

d.Monitor kalori dan intake cairan e. Monitor makanan kesukaan f.Monitor kadar albumin, total protein,hb dan kadar ht.

g. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan

(45)

Gambar

Tabel 1 Kebutuhan energi per hari  Umur  Berat badan (kg)  Tinggi
Tabel 2 Kebutuhan protein per hari  Umur  Berat badan (kg)  Tinggi badan
Tabel 4. Jenis Mineral, sumber dan fungsi

Referensi

Dokumen terkait

Penguasaan pengetahuan yang mendalam mengenai tindak pidana baik secara umum maupun tindak pidana di bidang perpajakan secara khusus akan dapat meningkatkan kemampuan pemeriksa

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Pasien Post Operasi Fraktur Tentang Mobilisasi Dini” adalah bukan Karya Tulis

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL PADA NARAPIDANA DI RUTAN PONOROGO” adalah bukan Karya Tulis Ilmiah

Satu hal yang menarik dari tipe keluarga ini adalah keluarga ini mempunyai karakter suka mengkonsumsi wine , tampak dari prosentase yang paling tinggi

Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini untuk melakukan asuhan keperawatan pada pasien postpartus prematurus atas indikasi prematur kontraksi dengan cara pendekatan

Manfaat penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) bagi peneliti adalah untuk menambah wawasan bagi peneliti dalam melakukan Asuhan Keperawatan pada pasien Malnutrisi dengan

Berdasarkan analisa data dan rumusan masalah maka penulis mendapatkan diagnosa yang sama dengan peta konsep penyakit yaitu kekurangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh