Makassar Di Media Online Tribuntimur.com dan Pojoksulsel.com )
HARRY FAJAR MAULANA P1400215014
PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2017
i Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Magister
Program Studi Ilmu Komunikasi
Disusun dan Diajukan Oleh
HARRY FAJAR MAUALANA
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2017
iii
Nama : HARRY FAJAR MAUALANA
No. Pokok : P1400215014 Program Studi : Ilmu Komunikasi
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, dan bukan merupakan pengambilalihan tulisan dan pemikiran karya orang lain.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan tesis ini adalah hasil jiplakan (plagiat) karya orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi sesuai ketentuan yang berlaku.
Makassar, November 2017 Yang Menyatakan
HARRY FAJAR MAUALANA
iv
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang Maha Bijaksana yang memberikan hikmah atas segala nikmat iman, nikmat Islam, kemampuan berfikir dan bernalar serta karunia-Nya yang senantiasa memberikan inspirasi dan pencerahan. Tiada kata yang patut penulis ucapkan selain Alhamdulillah Rabbil’alamin karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis bisa merampungkan tesis ini.
Ucapan beribu terima kasih yang tulus kepada orang tua tercinta, Ibunda Sitti Hermina Riwa, S.Pd, atas do’a dan dukungannya serta didikannya kepada penulis dengan penuh kesabaran.
Selain itu, tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, M.A. selaku Rektor Universitas Hasanuddin beserta para Wakil Rektor Universitas Hasanuddin.
3. Prof. Dr. A. Alimuddin Unde, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin sekaligus sebagai pembimbing beserta seluruh staf Pascasarjana Fisip Unhas.
4. Dr. H. Muhammad Farid, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin.
5. Dr. H. M. Iqbal Sultan, M.Si. selaku Ketua Konsentrasi Kajian Media dan Dinamika Politik sekaligus sebagai Penguji.
v
8. Dr. Muh. Akbar, M.Si. selaku pengguji yang banyak memberikan masukan dan arahan dalam rangka kesempurnaan tesis ini.
9. Dr. Firdaus Muhammad, M. A. selaku Pembimbing yang juga telah mencurahkan banyak waktu berharganya dan tidak pernah bosan mengingatkan penulis untuk menyelesaikan tesis ini.
10. Nur Thasil Thahir, Ina Maharani Sri Istianingstya, Mansur Amirullah dan saldi, selaku narasumber Tribuntimur.com serta Mukharamal Azis, Andi Ichan Pasinringi, Yakin Ahmad dan M. Chaidir Pratama selaku Narasumber Pojoksulsel.com
Ucapan terima kasih yang mendalam atas ilmu yang bermanfaat buat dosen-dosen PPs Ilmu Komunikasi UNHAS:, serta seluruh dosen di UIN Alauddin Makassar berserta guru-guruku. Terima kasih pula penulis ucapkan kepada saudaraku tercinta: Heriyanti Syamsul dan suami., Hendra Farjan Syamsul, S.Pd, Ririn Hendrina, S.Pd dan Hanna Pratiwi Mundari Syamsul, serta keponakan-keponakanku.
Terima kasih kepada seluruh keluarga besarku atas doa dan bantuannya serta terima kasih atas dukungan teman-temanku di PPs Ilmu Komunikasi Unhas, khususnya angkatan 2015, dan sahabat-sahabatku di UIN Alauddin Makassar, khususnya jurusan Ilmu Komunikasi 08 dan
vi
kembalikan segala sesuatu dengan mengharap Ridha-Nya. Amin.
Makassar, Oktober 2017
HARRY FAJAR MAULANA
ix
PERNYATAAN KASLIAN TESIS ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 10
C. Tujuan Penelitian ... 11
D. Manfaat Penelitan ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13
A. Kajian Konsep ... 13
1. Media Baru (Media Online) ... 13
a. Era Media Baru ... 17
b. Jenis Media Online ... 21
c. Fungsi dan Manfaat Media Online ... 24
2. Media baru dan konvergensi ... 27
3. Jurnalistik Online ... 34
x
a. Jenis Citra ... 57
b. Pencitraan, pencitra, dan tercitra ... 60
c. Efek dan Proses Citra ... 63
5. Analisis Framing Model Robert N. Entman ... 66
a. Analisis Framing... 66
b. Analisis Framing Robert N. Entman ... 68
B. Landasan Teori ... 70
1. Teori New Media ... 70
2. Teori Hirarki Pengaruh ... 78
a. Level Pengaruh Individu Pekerja Media ... 80
b. Level Rutinitas Media ... 82
c. Level Pengaruh Organisasi ... 85
d. Level Pengaruh Luar Organisasi Media ... 87
e. Level Pengaruh Ideologi ... 91
3. Teori Konstruksi Sosial ... 93
C. Hasil Penelitian yang Relevan ... 104
D. Kerangka Pikir ... 108
E. Definisi operasional ... 108
BAB III METODE PENELITIAN ... 111
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 111
xi
E. Teknik analisis data ... 114
F. Jadwal kegiatan penelitian... 117
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 118
A. Gambaran umum ... 118
1. Peta daerah penelitian ... 118
2. Profil media online tribun timur ... 126
3. Profil media online pojosulsel ... 134
B. Deskriptif Hasil Penelitian ... 140
C. Hasil penelitian ... 141
1. Analisis Framing Berita Tribuntimur.com tentang Citra Kota Makassar ... 145
2. Analisis Framing Berita Pojoksulsel.com tentang Citra Kota Makassar ... 179
3. Perbandingan Frame Tribuntimur.com dan Pojoksulsel.com .... 207
4. Model Mekanisme Kerja Media Online Tribuntimur.com Dan Pojoksulsel.com ... 211
5. Proses Konstruksi Citra Kota Makassar dalam Pemberitaan Program Pemerintah Kota Makassar di Media Online Tribuntimur.com dan Pojoksulsel.com ... 212
a. Tribuntimur.com dan Pojoksulsel.com Menyiapkan Materi Konstruksi Pemberitaan Pencitraan Danny Pomanto ... 212
i. tribun timur dalam menyiapkan materi konstruksi pemberitaan Danny Pomanto ... 214
xii
Citra Danny Pomanto ... 222
c. Pembentukan konstruksi Realitas di tribuntimur.com dan Pojoksulsel.com pada Pencitraan Danny Pomanto ... 226
i. Tribuntimur.com ... 226
ii. Pojoksulsel.com ... 230
d. Tribuntimur.com Dan Pojoksulse.com Melakukan Konfirmasi Atas Pemberitaan Citra Danny Pomanto ... 234
i. Tribuntimur.com ... 234
ii. Pojoksulsel.com ... 235
D. Pembahasan Penelitian ... 236
1. Analisis Framing Berita Citra Kota Makassar Pada Media Online Tribuntimur.com dan Pojoksulsel.com ... 247
2. Proses Konstruksi Citra Kota Makassar dalam Pemberitaan Program Pemerintah Kota Makassar di Media Online Tribuntimur.com dan Pojoksulsel.com ... 251
a. Tahap Menyiapkan Materi Konstruksi pada Tribuntimur.com dan pojoksulsel.com ... 251
b. Tahap Sebaran Konstruksi Tribuntimur.com dan Pojoksulsel.com ... 259
c. Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas Tribuntimur.com dan Pojoksulsel.com ... 263
d. Tahap Konfirmasi Tribuntimur.com dan Pojoksulsel.com . 284 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 284
A. Kesimpulan ... 284
B. Saran ... 285
xiii
xiv
Tabel 2: Perbedaan Positivis dan Konstruktivis ... 95
Tabel 3: Jadwal kegiatan penelitian ... 113
Tabel 4: Penduduk Kota Makassar ... 119
Tabel 5: Walikota Makassar dari Tahun 1918 – 2015 ... 122
Tabel 6: Nama-Nama Narasumber Tribuntimur.com ... 140
Tabel 7: Nama-Nama Narasumber Pojoksulsel.com ... 140
Tabel 8: Matriks Pemilihan Isu ... 142
Tabel 9: Matrix Problem Identification tribuntimur.com ... 146
Tabel 10: Frame Adipura ... 152
Tabel 11: Matrix Problem Indentification Pojoksulsel.com ... 160
Tabel 12: Matrix problem identification Lorong Garden (LONGGAR) .. 167
Tabel 13: Perbandingan Frame Tribuntimur.com dan Pojoksulsel.com ... 173
Tabel 14: Matrix Problem Indentification Adipura ... 181
Tabel 15 : Matrix problem identification MTR ... 188
Tabel 16 : Matrix problem identification Frame Smart City & Sombere’na Makassar ... 193
Tabel.17: Matrix problem identification Lorong Garden (LONGGAR) ... 198
Tabel 18 : Matrix Problem Identification Frame Pohon Ketapang ... 203
Tabel 19 : Perbandingan Frame Tribuntimur.com dan Pojoksulsel.com ... 208
Tabel 20 : Pembentukan Citra Tibuntimur.com ... 269
Tabel 21 : Konstruksi Citra Pojoksulsel.com ... 271
xv
Gambar 2: level pengaruh isi media ... 74
Gambar 3: Proses Konstruksi Sosial Media Massa ... 94
Gambar 4: Peta Makassar ... 118
Gambar 5: Logo Tribun Timur Online ... 131
Gambar 6: logo Pojoksulsel.com ... 135
Gambar 7: Model Mekanisme kerja media Online ... 211
Gambar 8: Gambaran umum Mekanisme Kerja Media ... 253
Gambar 9: Model Konstruksi Citra ... 267
1
A. Latar Belakang Masalah
Media penyiaran online kini banyak menyebarkan informasi dengan cepat, media online hadir sesuai dengan perkembangan di era digital, informasi yang di sajikan pun sangat beragam dan tak menganal waktu sesuai dengan kebutuhan manusia, olehnya itu kebanyak orang kini lebih mengakses informasi lewat berbagai situs media online.
Dunia jurnalisme juga diwarnai oleh media online yang dinilai sangat aktual, karena dapat memperbaharui beritanya dari menit ke menit dengan cepat. Pemakaian internet di masyarakat Indonesia saat ini juga dinilai tinggi, internet seolah-olah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat. Dari hal itulah, para pemilik media memanfaatkan adanya internet untuk membuat medianya menjadi lebih eksis dan dilihat baik oleh khalayak. (Anggara, 2015:e-journal.pdf)
Friedman (2005) dalam Narullah (2014) mengatakan internet sebagai “the word is flat” atau dunia yang datar. Ini terjadi karena teknologi komunikasi memungkinkan siapa pun dapat saling terhubung dan saling bersaing dalam segala hal baik itu dari adanya pemisahan terkait faktor geografis.
Liweri (2001) mengatakan bahwa Kehadiran situs berita online journalism merupakan bentuk up to date dari perkembangan media massa
dimana kebutuhan terhadap kemudahan akses informasi menjadi tuntutannya, sehingga situs berita online memberikan warna baru bagi jurnalis dan pemberitaan pada masyarakat.
Media pojoksulsel dan tribuntimur adalah salah satu media yang hadir di Sulawesi selatan yang menyebarkan informasi yang begitu beragam, dalam penelitian ini penelitian akan berfokus pada informasi yang di sajikan dalam media online tirbuntimur dan pojoksulsel tentang konstruksi citra pemerintah kota makassar. Dimana berita atau informasi yang disajikan mengenai wali kota makassar.
Dari sekian banyaknya media online yang berada di makassar peneliti mengambil media tribuntimur dan pojoksulsel karena memiliki representasi untuk di teliti. Dalam situ alexa.com tribun timur berada di peringkat pertama dalam rangking jaringan group sedangkan pojoksulsel meraih peringkat ke 2 dari 200 situs media online dimakassar, dimana dalam situs ini perubahan dinamis dalam pengaksesan media online di Makassar.
Gambar 1: Alexa.com
(Sumber: Alexa.com diakses tanggal 20 februari 2017)
Sejak kelahirannya, tribun timur hadir dengan edisi online melalui tribuntimur.com, inovasi terus dilakukan, sehingga pada September 2007, tribuntimur.com tidak hanya menerbitkan edisi print (print go online) melainkan juga edisi real time (real time news). Inovasi ini menempatkan tribuntimur.com sebagai portal berita real time pertama di luar jawa.
Hari Pers Nasional 2017 tribun timur mendapatkan berbagai penghargaan baik itu sebagai media online dalam peringkat pertama dan media cetak di peringkat ke tiga. Tibun timur jug memiliki pembaca 82%
warga kota makassar yang di lansir oleh Manager Media Research Nielsen pada tahun 2017, Pembaca Tribun Timur sejak 2004 hanya 28 ribu saja, namun 2016 naik sembilan kali lipat hingga 260 ribu pembaca.
Seperti yang di lansir oleh Alexa.com tribuntimur.com yang menduduki perinkat pertama dalam renking jaringan group, berita yang disajikan sangat beragam dan semua berita mempunyai regional masing- masing daerah di Sulawesi selatan, dalam penetian ini, peneliti akan memfokuskan penelitian pada regional Makassar tentang berita-berita pencitraan kota Makassar, yang dimana Wali Kota Makassar sebagai subjek dari pencitraan tersebut terlepas dari berita masalah privasi dari seorang Wali Kota.
Kota Makassar merupakan kota terbesar keempat di Indonesia dan terbesar di Kawasan Timur Indonesia memiliki luas areal 199,26 km² dengan penduduk 1,6 juta jiwa dan memiliki beragam budaya, sehingga kota ini sudah menjadi kota Metropolitan.
Kota Makassar dalam basis dinamika perputaran modal dalam pasar ekonomi dan mainstream politik kota Makassar merupakan sentral kekuasaan politik dan kekuasaan ekonomi sehingga dikalim oleh beberapa pemangku kekuasaan birokrasi pemerintahan sebagai Pintu Gerbang Kawasan Timur Indonesia. (Profil Kota Makassar pdf).
Danny Pomanto memiliki nama lengkap Ir. H. Mohammad Ramdhan Pomanto. Ia menjabat berpasangan dengan Wakilnya Syamsu Rizal dengan diusung oleh Partai Demokrat dan PBB yang memimpin sejak 8 Mei 2014. Sebagai pemimpin di Kota Makassar, Danny Pomanto selalu punya sisi menarik untuk menjadi obyek pemberitaan media, sebab Danny menjadi ikon dari potret kota Makassar secara umum. Bagaimana sikap, perilaku, ucapan dan program program pemerintahan dan pembangunan selalu ditunggu oleh masyarakat. Tidak salah jika media menjadikannya sebagai obyek dan sumber berita.
Menurut Lippman (2007) citra adalah gambaran tentang realitas dan tidak harus sesuai dengan realitas. Citra adalah dunia menurut persepsi seseorang. Lippman menyebutnya dengan “the picture in our head”. Citra terbentuk dari informasi yang diterima. Realitas yang ditampilkan oleh media adalah realitas yang sudah diseleksi atau realitas tangan kedua (second hand reality). Masyarakat akhirnya membentuk citra mengenai lingkungan sosial atau individu berdasarkan realitas yang dijabarkan oleh media massa. (Lestarysca dan Febriana P. 2013, e- journal. pdf)
Kemampuan media massa untuk menciptakan citra kepada seorang tokoh tidak terlepas memainkan wacana di depan publik.
Kemampuan menciptakan citra positif kepada tokoh telah berdampak pada pencitraan dan elektabilitas dalam pesta politik.
Kekuatan media media dianggap sangat powerfull, hal ini di buktikan dengan bebarapa teori media dan hasil penelitian yang menunjukan bahwa media massa tidak saja mampu membentuk opini Publik, akan tetapi juga mengubah sikap seseorang pada saat mereka mau memberikan keputusan kepada siapa suara di berikan. Adannya kekuatan yang dimiliki media maka tidak heran para “pemburu kekuasaan”
dan aktor politik menjadikan media sebagai senjata untuk menaikan popularitas dan elaktabilitas. (Hasrullah, 2014:43-44)
Banyaknya berita masalah pencitraan yang di tampilkan tribun timur masalah pencitraan sebagai contoh berikut :
(sumber : http://Namanya Disebut Kasus Pungli, Danny Pomanto Ancam Laporkan Kepala SMA 5 Makassar - Tribun Timur.html, diakses 20
februari 2017)
Dalam pemberitaan diatas Wali Kota Makassar Danny Pomanto angkat bicara mengenai maraknya pemberitaan yang menyeret namanya dalam kasus pungli di SMAN 5 Makassar. Karena banyak pemberitaan masalah di pungli olehnya itu walikota makassar mengklarifikasi atas pemberitaan tentang dirinya atas kasus pungli.
Selain itu, Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto berhasil mengukir prestasi Kota Berkinerja Terbaik atau Tertinggi Nasional pada Peringatan Hari Otonomi Daerah XXI Tahun 2017. Ini merupaka salah satu berita pencitraan yang di lakukan oleh tribun timur
(http:// http://makassar.tribunnews.com/2017/04/25/pemkot-makassar- juga-dapat-penghargaan-kota-berkinerja-terbaik-2017, diakses, 255 Apr
2017)
Pojoksulsel.com lahir dari semangat pentingnya ketersebaran berita terkini hingga pelosok Indonesia Timur secara umum, dan Sulawesi Selatan secara khusus. Pojoksulsel.com juga berjejaring dengan media online dan koran lokal di seluruh Indonesia yang selalu menghadirkan
berita terbaru di Indonesia. Berbekal kekuatan jaringan tersebut, Pojoksulsel.com menghadirkan layanan portal berita terkini di Indonesia Timur. (http://Tentang Kami _ Pojok Sulsel.html)
Pojok sulsel merupaka media yang menduduki peringkat kedua setelah tribuntimur.com memuat tentang berita berita yang sesuai tujuan peneliti. Pojok banyak menampilkan berita-berita mengenai pencitraan wali kota Makassar.
Banyaknya berita yang di muat oleh berita online tentang danny pamonto tentang pencitraannya semenjak jadi Wali Kota Makassar, berita yang disajikan sangat beragam. Salah satu contoh yaitu :
(sumber : http://Nih… Aksi Danny Pomanto Razia Kondom di Malam Valentine _ Berita Pilihan Terkini dan Terbaru Sulawesi Selatan.html
diakses tanggal 21 februari 2017)
Dalam pemberitaan yang di sajikan danny pomanto turun langsung untuk merazia kondom di malam valentine, ini merupakan salah satu pencitraan terhadap masyarakat kota Makassar yang dimana penduduk yang mayoritas islam.
Selain itu danny pomanto akan melarang penjualan kondom secara bebas di kalangan masyarakat. Sidak yang gelar bertepatan dengan malam valentine ini, Danny menemukan di beberapa minimarket, seperti CircleK, Alfamart, dan Indomaret yang masih memajang kondom di dekat kasir, terlebih barang tersebut tanpa dilengkapi informasi detail larangan menjual kepada yang belum berkeluarga.
(Sumber: http://Danny Pomanto Akan Larang Penjualan Kondom Secara Bebas _ Berita Pilihan Terkini dan Terbaru Sulawesi Selatan.html. diakses
tanggal 21 februari 2017)
Baudrillard selaku filsuf postmodern menulis dalam, “simulation”
(1983) bahwa media merasa telah membentuk “realitas buatan dalam bentuk citra dan citra itu lebih penting dari pada kenyataan objetif yang di wakilinya. Media massa yang menampilkan citra yang disebut “realitas media” bersifat hiperrality (hiperrealitas), yang berarti lebih nyata dari pada realitas yang sesungguhnya.
Citra tidak selamanya mewakili kenyataan objektif, karena citra bagi publik terbentuk melalui persepsi khalayak berdasarkan informasi yang menyentuh pancaindranya terutama yang diekspos oleh media massa.
Hal itu dicakup sebagai efek kognitif dala studi psikologi komunikasi manusia. Citra adalah segala sesuatu yang tertangkap panca indra, namun sebenarnya tidak memiliki eksistensi substantial.
Selain permasalahan partisipasi publik dan politik, juga seringkali diperdebatkan adalah persolan tentang realitas yang disajikan media.
Berkaitan dengan media, para penganut paradigma konstruksionis, melihat media sebagai pihak yang juga membangun realitas tertentu kepada para halayaknya. Sehingga realitas yang dihadirkan kepada khalayak adalah realitas media itu sendiri, bukan lagi realitas sebagaimana adannya
Para konstruksi menolak pandagan yang melihat media sebagai cermin dari realitas yang ada di masyarakat. Begitupun menyangkut berita, pandangan ini tidak menekankan penilaian pada masalah-masalah ketidak berimbangan, atau keberpihakkan. Hal-hal tersebut di pandang sebagai cara realitas di bentuk. Sehingga yang menjadi titik perhatian bagi para penganut paham ini adalah bagaimana peristiwa tertentu dibentuk berdasarkan subjektifitas para pembuat berita. (Eriyanto, 2011: 19)
Bagi Berger realitas tidak dibentuk secara ilmiah namun produk konstruksi. Pola konstruksi dalam pemberitaan lebih jauh menurut berger adalah produk realitas wartawan yang menjadi sumber utama dalam mengkonstruksi sebuah pemberitaan (Eriyanto 2001; 15)
Dalam pandangan positivis berita dilihat sebagai bagian dari pencerminan realitas, dalam pandagan James Curran pesan adalah
cermin dari realitas itu sendiri. Sedangkan dalam paradigma kritis apakah berita dapat disajikan secara realitas sangat bergantung pada san wartawan sebagai agen dalam mengkonstruksi tealitas. Realiatas menjadi begitu subjektif tergantung siapa dan apa motif ideologi dalam pengelolaan sebuah cerita. (Eriyanto,2011:29)
Menyikapi persoalan demikian sangatlah penting dilakukan analisis sistematis, detail, dan objektif. Dalam hal pemberitaan yang di lakukan oleh media online khususnya media tribuntimur dan pojoksulsel dalam pemberitaan opini pencitraan atas Wali Kota Makassar, Olehnya itu peneliti mengambil judul “KONSTRUKS CITRA KOTA MAKASSAR (Studi Kasus Pemberitaan program pemerintah kota makassar Di Media Online Tiribuntimur.com dan Pojoksulsel.com”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan beberapa masalah yang akan dijawab pada hasil penelitian :
1. Bagaimana Analisis Freming Berita Citra Kota Makassar pada Media Online Tributimur.com dan Pojoksulsel.com?
2. Bagaiamana Proses Konstrksi Citra Kota Makassar dalam Pemberitaan Pemberitaan program pemerintah kota makassar di Media Online Tribuntimur.com dan Pojoksulsel.com?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut :
1. Melihat freming pemberitaan citra kota makassar pada program pemerintah kota makassar dalam pemberitaan di media Online.
2. Mengungkap cara media online tribunmakassar.com dan pojoksulsel.com menyiapkan materi konstruksi pemberitaan Pemberitaan program pemerintah kota makassar
3. Mengetahui bentuk sebaran konstruksi yang dilakukan tribunmakassar.com dan pojoksulsel atas pemberitaan pencitraan program pemerintah kota makassar
4. Menganalisis cara tribunmakassar.com dan pojoksulsel.com mengkonstruksi pemberitaan Pemberitaan program pemerintah kota makassar
5. Mengungkap bagaiamana media online tribunmakassar.com dan pojoksulsel.com melakuakan konfirmasi pada pemberitaan citra Pemberitaan program pemerintah kota makassar
D. Manfaat Penelitan Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk pengembagan ilmu pengetahuan di bidang ilmu komunikasi dan media, khususnya kajian media baru yang berkaitan dengan
konstruksi citra pemerintah kota makassar terhadap pemberitaan danny pomanto di media online tribunmakassar.comdan pojoksulsel.com.
2. Manfaat praktis
Hasil penetian ini secara praktis diharapkan dapat menjadi referansi bagi praktisi yang ingin mengkaji lebih dalam tentang masalah komunikasi dan media, khususnya konstruksi citra pemerintah kota makassar terhadap pemberitaan danny pomanto di media online tribunmakassar.com dan pojoksulsel.com.
13
A. Kajian Konsep
1. Media Baru (Media Online)
Perkembangan teknologi komunikasi semakin canggih, sehingga informasi dapat berpindah dengan sangat cepat karena munculnya media komunikasi baru yaitu internet sebagai media online.
Media online atau internet didirikan oleh pemerintah Amerika Serikat pada tahun 1969. Media online didefinisikan sebagai jaringan luas komputer, yang dengan perizinan, dapat saling berkoneksi antara satu dengan yang lainnya untuk menyebarluaskan dan membagikan digital files, serta memperpendek jarak antar Negara. Tidak seperti radio dan televisi yang disiarkan di satu lokasi untuk diterima di daerah sekitarnya, internet mampu mengkoneksikan antara satu komputer dengan komputer lain, sekaligus sebagai broadcaster dan receiver. (Oetomo 2001:51)
McQuail (2000:127) Membuat pengelompokan media baru menjadi empat kategori. Pertama, media komunikasi interpersonal yang terdiri dari telepon, handphone, e-mail. Kedua, media bermain interaktif seperti komputer, videogame, permainan dalam internet. Ketiga, media pencarian informasi yang berupa portal/search engine. Keempat, media pertisipasi kolektif seperti penggunaan internet untuk berbagi dan pertukaran informasi, pendapat, pengalaman dan menjalin melalui komputer di mana
penggunanya tidak semata-mata untuk alat namun juga dapat menumbulkan afeksi dan emosional.
Sedangkan Pavlik (1998:2-4) melihat kehadiran media baru dihubungkan dengan fungsi teknisnya yang meliputi beberapa hal :
1. Produksi
Merujuk pada yang meliputi komputer, fotografi elektronik, scanners optikal, remotes yang tak lagi mengumpulkan dan memproses informasi melainkan juga menyelesaikan masalah secara lebih cepat dan efisien.
2. Distribusi
Merujuk pada pengiriman ata pemindahan informasi elektronik.
3. Display
Merujuk beragam teknologi dan menampilkan informasi kepada pengguna terakhir, audiens yang menjadi konsumen informasi.
4. Storage
merujuk pada media yang menggunakan penyimpanan informasi dalam format elektronik.
Kehadiran media baru dengan segala bentuk dan fungsinya ini tentu saja begit saja bergeser media lama atau tradisional yang ada selama ini sepert terilihat dalam pengelompokan era perkembangan teknologi komunikasi yang di lakukan oleh Rogers (1986:2) tampak bahwa kebenaran media baru tidak begitu saja menggeser keberadaan media
tradisional yang sampai sekarang tetap dibutuhkan masyarakat untuk menjadi sumber informasi sesuai dengan karakteristik masing-masing.
Pavlik, (2001) Fenomena pengaruh internet pada media cetak tersebut tida bisa dicegah, dan sedapa mungkin bersinergi dengan formst internet. Walaupun inernet dapat meningkatkan resiko informasi, aksebilitas yang bebas, interaktivitas, globalitas, konektifitas komunikasi personal, ekonomis dan politik, serta hilangnya kontrol juranalistik atas pasar informasi. Namun, dengan edisi online internet sebagai media teknologi baru juga mempengaruhi transfarmasi jurnalisme secara fundamental. (Hadi 2009:73)
Tahapan isi berita dalam edisi online internet menurut pavlik (1998) telah melewati tiga tahap yaitu
1. Surat kabar hanya memindahkan ulang versi cetaknya ke online 2. Surat kabar sudah membuat isi inovatif-kreatif dalam websitenya
dengan fitur interaktif seperti Hyperlink dan search engine, yang dapat memudahkan penguna mencari materi dengan topik-topik khusus yang sesuai dengan ukuran kebutuhannya, misalnya dengan kategori berita dan informasi yang dipilihnya
3. Isi berita telah didesain secara khusus untuk media web sebagai sebuah mediaum komunikasi.
Disamping itu, informasi yang disajikan medium internet sebagai sumber informasi sama dengan medium lain, bahkan lebih unggul dari unsur kecepatan, seketika, interaktifitas, hyperlinks text sebagai sumber
informasi dan tidak tergantung pada jadwal siar dan periodesitas seperti dijumpai pada surat kabar. Seperti apa yang dikatakan Pavlik (1998) situs berita sebagai nara sumber bukan lagi bersifat komplementer namun bersinergi dengan isi siaran, telekomunikasi (infrastruktur dan jaringan), dan komuter sehingga mampu mengahdirkan jurnalisme online dengan prespektif multimedia. Sebuah revolusi media yang demikian maju..
Internet (international networking atau interconnection networking) adalah hasil rekayasa para pakar teknologi informasi yang berhasil menggabungkan antara komunikasi interpersonal dan komunikasi massa.
Disebut komunikasi massa karena bisa menjangkau khalayak secara global, dan dikatakan interpersonal karena pesan yang dibuat diarahkan dan dikomsumsi secara pribadi.
Teknologi internet ditemukan menjelang masuknya abad ke-2 disaat-saat jatuhnya pemerintahan Uni Soviet, serta merebaknya demokrasi di Eropa, Timur, termasuk Rusia dan Kawasan Asia. Oleh karena itu, para teknologi idealis yang mengembangkan internet yakin bahwa kehadiran media ini dengan cepat akan menyebarluaskan nilai-nilai baru untuk memperkuat demokrasi keseluruh dunia, terutama dalam membangun pemerintah yang lebih transparan. (Cangara, 2014b : 124 ).
Internet (international networking atau interconnection networking) merupakan sebuah jaringan komputer global yang menghubungkan jutaan komputer diseluruh dunia, sehingga setiap komputer yang terkoneksi di
dalamnya dapat berkomunikasi atau bertukar data tanpa dibatasi jarak, waktu, dan tempat.
Secara fisik internet dianalogikan seperti jaring laba- laba (the web) yang menyelimuti bola dunia yang terdiri dari kode (titik titik) yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Internet juga bisa dipandang seperti sebuah kota elektronik yang sangat besar dimana setiap penduduknya memiliki alamat (internet address) yang dipakai untuk bertukar informasi. Ia merupakan gudang informasi tanpa batas, sebagai databes atau perpustakaan multimedia yang sangat besar dan lengkap.
Bahkan internet dianggap duplikasi dunia riil dalam bentuk maya (Akil 2005, dalam Cangara, 2014:125).
a. Era Media Baru
Straubhar dan LaRose (2002:14) mencatat, bahwa adannya perubahan terminology menyangkut media. Perubahan itu berkaitan dengan perkembangan teknologi,, cakupan area, produksi missal (mass production), distribusi missal (mass diistribution), sampai pada efek yang berbeda dengan apa yang ada di media massa. Adapun menurut Jhon Vavian (2008:262-264), keberadaan media baru seperti internet bisa melampaui pola penyebaran pesan media tradisional: sifat internet yang bisa berinteraksi mengaburkan batas geografis, kapasitas interaksi, dan yang terpenting bisa dilakukan bisa dilakukan secara real time. Nichloas Gane dan David Beer (2008) memaparkan karakteristik media baru
dengan term network, intractivity, information, interface, archive, dan simulation.
Kata cyber banyak di gunakan untuk menjelaskan realitas media baru. Konsep media baru itu sendiri pada awalnya diperkenakan dalam novel science-fiction, true name oleh Vernor, seorang novelis yang juga ahli matematika pada 1981. Venor menggunkan istilah “the other plane”
untuk mengambarkan keberadaan suatu jaringan. Selanjutnya, konsep ruang lain itu di populerkan oleh William Gibson pada dalam novelnya Neormancer yang mendapatkan ide setelah memperhatikan fenomena keyakinan yang muncul dari anak-anak setelah bermain vidio games.
Kemudian Gibson memperkenalkan istilah “cyberspace” untuk menjelaskan bahw ada tempat di mana ia tidak nyata tetapi keberadaan dapat dirasakan bahkan menjadikan kenyataan dalam benak. Nasrullah 2014: 17)
Tahun 1970-an perubahan teknologi dimungkinkan baik sosial- ekonomi, politik, maupun kontek ideologis memberikan kesempatan munculnya “Media Baru”. Rupert Murdoch pada tahun 1990-an memuji kemajuan dalam teknologi telekomunikasi, terutama siaran satelit awalnya dianggap sebagai “ancaman” yang jelas untuk rezim totaliter di mana- mana. “the dotcom” kecelakaan tahun 2000 melemparkan beberapa keraguan mengenai perkembangan media masa depan media mainstream.
Saat sekarang ini, perubahan teknologi yang cepat (dimungkinkan oleh digitalisasi dan terwujud dalam “konvergensi”) telah menghasilkan gelombang kedua media baru yang mungkin memiliki potensi untuk mengubah cukup radikal hubungan antara “penonton” dan media.
Fenomena seperti (online) jejaring sosial dan proyek skala besar dibangun di atas partisipasi dan konten yang di buat pengguna (Wikipedia adalah contoh piutang), menyoroti pentingnya pemerikasaan mengunakan social media muncul. Kenaikan pesat media pencarian, terutama global
“raksasa” googeI, juga merupakan bagian sejarah media baru dan menarik perhatian pada masalah akses dan hubungan antara kepentingan komersial dan media. Dunia media kontemporer dalam segala kompleksitasnya mencakup adaptasi oleh media lama, pembentukan, aliansi strategis antara media lama dan baru, serta cara penyampaian yang lebih leksibel. Tetapi ada kebutuhan yang selalu hadir untuk inovasi, dan ada tantangan khusus dalam rapat penonton muda, kebutuhan dan model bisnis untuk masa depan.
Surat kabar telah di bawa tekanan untuk mengembangkan outlet online dan arus pendapatan baru, karena readerships telah menurun (kelompok usia yang lebih muda khususnya) sebagai pembaca berita akses informasi di tempat lain. Ancaman kehilangan jasa periklanan diklasifikasikan. Koran pindah ke lingkungan online dengan menggunakan pengeriman berita yang paling sukses online untuk menambahkan nilai pada produk tradisional mereka. Situs tersebut memberikan kesempatan
bagi interaktivitas terus menerus meperbaruhi, akses mudah melalui arsip elektronik untuk cerita terkait, dan kustomisasi atau pengiriman berita ditargetkan. (Unde, 2014: 175-178)
Pengertian cyberspace menurut Gibson adalah reperesentasi grafik demi grafik, dan hanya bisa diakses melalui komputer (Bel, 2001 :31) cyberspce digambarkan oleh Gibson jauh sebelum teknologi internet berkembang dan untuk menjelaskan gambaran “Consensual hallucination”
atau seolah-olah ruang atau sesuatu itu ada . sejalan dengan itu, Bromberg (1996) menyemakan cyberspace sebagai “non-linier reality of mind-altering drugs”. Adapun Rushkoff (1994) menggunakan kata cyberspace untuk membawa pikiran (manusia) ke tinggkat atau level selanjutnya dari kesadaran manusia. Pengertian yang berbeda di sodorkan oleh Perry Barlow, yang menyatakan bahwa cyberspace merupakan term yang digunakan “networked computing” (baca, bell, 2007 : 16-18).
Meski Wood dan Smith dalam bukunya online Communication, Lingking Techonolgy, Identity & Culture (2005:19, mengakui bahwa keberadaan kata cyberspace mudah untuk ditelusuri dan dibandingkan dengan pendefinisiannya, tetapi pendifinisian cyberspace yang di ditawarkan oleh keduanya bukanlah sekedar halusinasi semata, melainkan lebih dekat kepada “consensual, conceptual space.” Adapun menurut Nguyen dan Alexander (1996) menyatakan:
cyberspace merupakan sinyak dari kemajuan modernitas, Tukle (1996) menggambarkan cyberspace sebagai suatu konteks
postmodernis untuk meainkan diri, “is a postmodern context for playing with the self”. Dan cyberspace bagi Danet (1997) sebagai
“intrinsically a playfull medium” (dalam hine 2000:7). (Nasrullah 2014: 18)
b. Jenis Media Online
Banyak jenis media online, khususnya di Indonesia telah menyediakan kemampuan tertentu yang dibuat sedemikian rupa dengan mencoba mengikuti selera para pengunjungnya, termasuk menyediakan layanan akses informasi dan pengetahuan. Dengan jaringan internet sebagai saluran komunikasinya dan informasi interaktif yang menjangkau seluruh dunia, peranan media online menjadi sangat dominan. Semua media lama akan menjadi tradisional jika tidak melibatkan diri dalam jaringan cyberspace. Semua itu merupakan pra syarat agar media mampu menjadi bagian dari sistem jaringan global. Internet merupakan singkatan dari inter-networking. Menurut Purbo (2004), keseluruhan fasilitas internet mempunyai lima aplikasi standar internet, yaitu : WWW (World Wide Web), email, mailing list, newsgroup, dan FTP (File Transfer Protocol) (http://e-journal.uajy.ac.id/1041/2/1KOM02998.pdf).
Jenis media online ini, memiliki beberapa karakteristik umum, yaitu:
a) Kecepatan (aktualitas) informasi.
Kejadian atau peristiwa yang terjadi di lapangan dapat langsung di upload ke dalam situs web media online ini, tanpa harus menunggu hitungan menit, jam atau hari, seperti yang terjadi pada media elektronik atau media cetak. Dengan demikian mempercepat
distribusi informasi ke pasar (pengakses), dengan jangkauan global lewat jaringan internet, dan dalam waktu bersamaan dan umumnya informasi yang ada tertuang dalam bentuk data dan fakta bukan cerita.
b) Adannya pembaruan (updating) informasi.
c) Informasi disampaikan secara terus menerus, karena adannya pembaruan (updating) informasi. Penyajian yang bersifat realtime ini menyebabkan tidak adannya waktu yang diiistimewakan (prime time) karena penyediaan informasi berlangsung tanpa putus, hanya tergantung kapan pengguna mau mengaksesnya.
d) Interaktivitas.
e) Salah satu keunggulan media online ini yang paling membedakan dirinya dengan media lain adalah fungsi interaktif. Model komunikasi yang digunakan media konvensional biasanya bersifat searah (linear) dan bertolak dari kecenderungan sepihak dari atas (top-down).
f) Personalisasi.
Pembaca atau pengguna semakin otonom dalam menentukan informasi mana yang ia butuhkan. Media online memberikan peluang kepada setiap pembaca hanya mengambil informasi yang relevan bagi dirinya, dan menghapus informasi yang tidak ia butuhkan. Jadi selektivitas informasi dan sensor berada di tangan pengguna (self control).
g) Kapasitas muatan dapat diperbesar.
h) Informasi yang termuat bisa dikatakan tanpa batas karena didukung media penyimpanan data yang ada di server komputer dan sistem global. Informasi yang pernah disediakan akan tetap tersimpan, dan dapat ditambah kapan saja, dan pembaca dapat mencarinya dengan mesin pencari (search engine).
i) Terhubung dengan pengguna lain (hyperlink).
j) Setiap data dan informasi yang disajikan dapat dihubungkan dengan sumber lain yang juga berkaitan dengan informasi tersebut, atau disambungkan kebank data yang dimiliki media tersebut atau dari sumber-sumber luar. Karakter hyperlink ini juga membuat para pengakses bisa berhubungan dengan pengakses lainnya ketika masuk kesebuah situs media online dan menggunakan fasilitas yang sama dalam media tersebut, misalnya dalam chatroom, lewat e-mail atau games.
(http://ashifahabibah22.blogspot.co.id/2013/04/mediaonline_8.html.
diakses 5 maret 2017)
Media Online adalah sebutan umum untuk sebuah bentuk media yang berbasis telekomunikasi dan multimedia (baca-komputer dan internet). Didalamnya terdapat portal, website (situs web), radio-online, TV – online, pers – online, mail – online, dll, dengan karakteristik masing- masing.
jenis Media online berupa situs berita bisa diklasifikasikan menjadi lima kategori:
a) Situs berita berupa "edisi online" dari media cetak surat kabar atau majalah,
b) Situs berita berupa "edisi online" media penyiaran radio,
c) Situs berita online" murni yang tidak terkait dengan media cetak atau elektronik,
d) Situs "indeks berita" yang hanya memuat link-link berita dari situs berita lain.
Dari sisi pemilik atau publisher, jenis-jenis website dapat digolongkan menjadi enam jenis:
a) News organisation website: situs lembaga pers atau penyiaran, b) Commercial organization website: situs lembaga bisnis atau
perusahaan,
c) Website pemerintahan,
d) Website kelompok kepentingan (interest group), e) Personal website (blog).
(http://uphekinoy22.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-karakteristik-jenis- jenis.html, diakses 20 februari 2017).
c. Fungsi dan Manfaat Media Online
Adapun fungsi dan manfaat Media Online, yaitu : Fungsi Media Online :
a) Memberikan informasi atau pengetahuan pada pengguna tidak terbatas.
b) Memperdekat jarak jika berkomunikasi melalui media online dengan pengguna lainnya di belahan dunia.
c) Memudahkan seseorang untuk berbisnis dengan cara mempromosikan barang dagangannya.
d) Memudahkan pengguna dalam berbagai keperluan seperti mencari data karena media online tersambung dengan berbagai katalog perpustakaan pengguna dapat menggunakan informasi tersebut.
Manfaat Media Online :
a) Media Online sebagai sumber informasi tentang hal apapun tentu akan sangat membantu kehidupan masyarakat. Bagi mereka yang bekerja di bidang pendidikan, bidang literasi atau bidang kesenian bisa mencari berbagai informasi dari media online.
b) Keberadaan media online bisa mempermudah atau mempercepat suatu pekerjaan. Misalnya, ada suatu data dari satu kantor yang harus diserahkan pada kantor lain, penyerahan ini bisa memanfaatkan media surat elektronik (email) yang tentunya menggunakan internet.
c) Dalam hal pergaulan, media online juga punya peranan yang sangat besar. Banyaknya forum dan jejaring sosial saat ini bisa membantu siapa saja untuk menambah pergaulan. Ini juga merupakan salah satu manfaat media online bagi masyarakat.
Manfaat jejaring sosial juga tidak hanya menambah pergaulan, namun juga mempererat pertemanan dan membuat kita berlatih untuk bersosialisasi lebih baik.
d) Belakangan ini sering sekali tentang bisnis online, kita pun bisa menjalankan sebuah bisnis melalui media internet. Kelebihan dari bisnis jenis ini adalah kita tidak perlu repot - repot menyewa lahan atau tokoh untuk berjualan. kita hanya harus menyiapkan barang yang akan dijual, mempromosikannya, kemudian menunggu pembeli menghubungi kita.
e) Media online adalah salah satu media yang sangat bagus untuk promosi. Manfaat media online yang satu ini tidak hanya berlaku bagi pebisnis online saja, namun juga bagi kita yang punya tokoh offline atau perusahaan tertentu yang ingin dikenal melalui media online.
f) Letak manfaat jejaring sosial yang ada di internet. kita bisa menggunakan jejaring sosial apapun untuk berpromosi, atau bahkan membuat situs pribadi yang memuat usaha kita.
Manfaat media online bagi masyarakat tidak cuma terbatas pada para pebisnis, dan juga untuk para konsumen. Apabila kita malas keluar rumah untuk belanja barang-barang tertentu, kita bisa mencari barang yang kita inginkan lewat media online tersebut.
(http://digilib.uinsby.ac.id/11128/9/bab%202.pdf, diakses 10 maret 2017).
2. Media Baru dan Konvergensi
Pakar media baru Jhon Pavlik da Shawn Mclntosh mengatakan tentang definisi konvergensi media, yaitu menyatunya telekomunikasi, komputer, dan media dalam lingkungan digital. Konvergensi dan perubahan yang dihasilkannya telah mengubah banyak aspek dasar dari media massa dan komunikasi (Cultip dan Center, 2006).
Menurut Jenkins, konvergensi bukan semata kemajuan teknologi, yaitu arah menuju adannya sebuah alat yang bisa melakukan berbagai fungsi media. Lebihi dari itu, konvergensi yaitu suatu pergeseran budaya ketikan konsumen dimungkinkan mengakeses infomasi dari konten yang sama (e-mail, misalnya) dalam berbagai platform media. Jadi, piranti keras bisa saja malah semakin beragam, tetapi konten yang akan berkonvergensi bisa di baca dalam berbagai platform piranti keras.
Artinya, piranti keras (gadget) dengan kreasi bermacam-macam naumn kontennya entah itu dalam video, audio, foto, animal, push e-mail, teksdan beragam data dapat di akses dalam satu platform media.
John Pavlik dan Mclntosh mengemukakan bahwa audiensi di era konvergensi dapat berkomunikasi dengan pihak-pihak yang menciptakan dan memublikasikan isi komunikasi massa lewat e-mail (electronic mail), forum online, dan media interaktif lainnya. Dengan lebih mudah dan cepat.
Selain itu, merka juda bisa menciptakan ini komunikasi massa sendiri dan mendapatkan audiensi yang besar dengan biaya yang lebih murah ketimbang jika dilakukan dengan media tradisonal (Cutlip dan
Center,2006:288). Media yang semula bertumpu kepada pesan (terutama kata), kini setelah didukung oleh teknologi elektronik dan digital, maka proses komunikasi sebagaimana yang dijabarkan Harold D. lasswell sudah tidak memadai untuk menjelaskan fenomena media. Dinamika komunikasi berupa siapa yang menyampaikan apa, apa yang disampaikan, malalui saluran apa, kepada siapa, dan apa pengaruhnya, dengan demikian tidak lagi seperti yang di fomulasikan Lasswell tersebut.
Kini proses komunikasi telah berubah wujud menjadi interaksi kepentingan atas pesan, perangkat lunak, dan perangkat keras. Artinya, bahwa wacana (pesan) yang diungkapkan partisipan berlangsung berkat kehadiran sejumlah perangkat teknologi elektronika digabung dengan digital (internet). Sehingga setiap orang memiliki kesempatan untuk menyapaikan pesan kepada siapa pun tanpa terkendala aspek media (saluran) yang digunakan.
Online news merupakan tahap penting bagi konvergensi media (media convergence). Online news masih memiliki banyak keterkaitan dengan Koran cetak tradisonal (teks dan foto), namun online news juga memiliki potensi untuk memanfaatkan berbagai fitur baru dari media digital, diantaranya audio, video, dan animasi. Kelebihan online news ini yaitu beritanya selalu dapat diperbaharui secara berkelanjutan (continous updates), memiliki interaktivitas, hypertext, dan multimedia (salwen, 2005 dalam Unde, 2014)
Benefit yang diharapakan akan muncul dari konvergensi, yaitu : pertama, konvergensi berupa diversifikasian produk ke berbagai platform membuat surat kabar (media massa) tampil lebih efisien di dalam menjangkau pasar baru seperti pembaca muda, pembaca yang berada di luar jangkauan distribusi; perluasan isi pemberitaan (informasi) yang selama ini bersifat statis dan menjadi arsip perpustakaan setelah penerbitan; memberikan nilai tambah baru bagi bagian periklanan di bnadingkan dengan pola periklanan konvensional media cetak; membuat core brand menjadi lebih kuat terlebih jika sukses berimigrasi ke dalam berbagai platform. Kedua, Konvergensi dengan basis teknologi broadband memungkinkan terjadinya peningkatan pola konsumsi berita dan manfaat bagi penerbit yang mengembangkan teknologi di masa mendatang (McManus dalam Unde, 2014)
Gumgum Gumelar mengutip Straubharr dan La Rose (2001) dalam mengambarkan tentang konvergensi media massa berbasis media digital, sebagai berikut :
1. Saat ini internet menjadi hampir searti dengan konsep informasi yagn superhighway. Internet adalah suatu jaringan dari beberapa jaringan yang menghubungkan komputer secara luas sehingga memungkin terjadinya pertukaran pesan dengan salah satu komputer lainnya dan berbagai akses terhadap files dari komputer data. World wide web (web) adalah bagian internet yang kaya akan gambaran dan memungkinkan pengguna untuk menelusuri web
pages dengan memilih kata kunci atau simbol gambar. Banyak web pages menawarkan audio dan video sebaik teks dan gambar, dan hal ini melambangkan bersatunya media komunikasi konvensional dan teknologi komputer.
2. Konvergensi beberapa teknologi. Semua beberapa teknologi.
Semua teknologi komunikasi secara berturut-turut bersatu (convergensi) ke dalam sesuatu yang bisa dibaca komputer, ke dalam bentuk digital.
3. Konvergensi industry. Telepon, komputer, televisi kabel, dan perusahaan media melakukan marger dan membentuk kerja sama sebagai upaya untuk mendapatkan kekuasaan tertinggi dalam persaingan mengontrol masa depan media.
4. Peruban gaya hidup. Ketika media komputer memasuki rumah kita, pola konsumsi media massa cenderung berubah. Menurut salah satu penelitian, sepertiga pengguna internet menghabiskan waktu menonton televisi lebih sediki dari pada sebelumnya. Konvergensi memperkenalkan cara hidup baru, seperti yang saat ini terjadi pada jutaan orang, membentuk social relationship, memunculkan identitas baru, dan mengembangkan budaya baru on the Net.
5. Perubahan karier. Bagi mereka yang menganggap kariernya dalam masyarakat informasi, konvergen ini akan mengubah pendirian mereka tentang pekerjaan dan karier dalam skala global. Sebagian besar orang memasuki angkatan kerja saat ini akan memiliki empat
atau lima karier yang berbeda bukan sekedar pekerjaan, tetapi karier di masa akan dating. Artinya, mahasiswa yang mempertimbangkan kareir professional dalam jurnalistik, periklanan, atau televisi (atau bahkan ilmu komputer) akhirnya harus melengkapi kembali untuk beberapa profesi yang sangat berbeda, atau jika tidak bergabung dalam strata lebih renda dari masyrakat informasi.
6. Perubahan peraturan. Bersatunya media massa tradisonal dengan telepon dan teknologi computer saat ini juga menjadi kebijakan resmi pemerintah Amerika. Dalam The Telecommunication Act of 1996, kongres membatalkan peraturan yang melindung broadcasting, televise kabel, telepon, dan perusahaan telekomunikasi lainny dari kompetisi dengan lainnya. Dengan hokum undang-undang, pembuatan undang-undang berharap dapat mengalahkan kompetisi, mempernaiki pelayanan, dan harga yang lebih mura dalam segala media komunikasi. Negara-negara didunia mengikutinya dengan melakukan dregulasi terhadap industry komunikasi, sebagaimana mereka berlomba untuk membangun suatu jaringan komunikasi yang di harapkan memberikan keuntungan kompetitif dalam ekonomi global dari abad informasi.
Konsep konvergensi berjalan mealalui rliteratur tentang media baru, tetapi ada perbedaan pendapat tentang definisi dari kedua “konvergensi”
dan “media baru”. Definisi awal dari konvergensi menarik perhatian teknoligi, meramalkan pengembagan perangkat tunggal melalui beragam konten media yang akan disampaikan. (Unde, 2014: 188-200)
Lima dimensi Grant dan Wilkinson (2009:205) dapat dijadikan variabel analisis pelaksanaan konvergensi di sejumlah industri media.
Kelima dimensi konvergensi versi Grant tersebut adalah sebagai berikut:
1) Konvergensi teknologi. Dalam konvergensi, teknologi tidak selalu dianggap sama pentingnya dengan faktor organisasi, faktor sosial, dan faktor pemakai (user) dalam analisis media. Perkembangan teknologi yang menjadi inti dari konvergensi media adalah teknologi digital dan jaringan komputer.
2) Konten multimedia. Konten multimedia ini tercermin dalam pengelolaan newsroom dan website. Di sini telah terjadi revolusi mendasar, yaituoutlet-outlet media tradisional berubah menjadi outlet digital dalam bentuk web. Kondisi lainnya adalah bagaimana newsroom tradisional yang dipadati dengan beraneka mesin dan jurnalis menjadi newsroom yang lebih efisien dengan hasil berita yang lebih optimal dan dilengkapi dengan teknologi digital yang lebih canggih.
3) Kepemilikan. Dimensi ini membahas konvergensi media berdasarkan kepemilikan yang mengarah pada kesamaan entitas (co-ownership). Dengan adannya kepemilikan yang satu maka media-media yang bernaung di bawahnya dapat melakukan content
sharing yang lebih efektif dan hal ini juga berkaitan dengan motif ekonomi-politik di mana setiap pemilik media memiliki keinginan untuk menjadi pengaruh dalam masyarakat.
4) Kolaborasi. Tidak semua media melakukan co-ownership untuk menunjang performanya. Beberapa media memilih melakukan kolaborasi dengan media lainnya, seperti kolaborasi penerbit, editor dan news director dengan tujuan untuk memenangkan persaingan pasar. Hubungan kolaborasi yang terjadi adalah one time cooperative relationship di mana media saling berkolaborasi dan menjalin hubungan saling menguntungkan dalam waktu tertentu.
5) Koordinasi. Media-media yang tidak melakukan co-ownership dan kolaborasi biasanya menempuh langkah koordinasi yang didasari pada motif ekonomis, semata-mata demi memperkuat posisi media tersebut terhadap kompetitornya. Koordinasi yang dilakukan biasanya hanya pada momen-momen tertentu saja. Misalnya seorang wartawan surat kabar berkoordinasi dengan wartawan televisi dan online yang masih dalam satu perusahaan, mengenai isu tertentu di masyarakat. Dalam implementasinya, dimensi ini sering disebut sebagai cross media.
Kelima dimensi konvergensi sebagaimana yang dipaparkan di atas tidak dapat terpisahkan satu sama lainnya, meskipun setiap muncul aplikasi baru memberikan kemungkinan untuk tercipta dimensi lain.
3. Jurnalistik Online
a) Definisi, Karakteristik, dan Jenis Jurnalistik Online
Pavlik J, dalam Santana (2005: 137) menyebut jurnalisme online sebagai “contextualized journalism”, atau juranlisme kontekstual, karena mengintergrasikan tiga fitur komunikasi yang unik: kemampuan- kemampuan multimedia berdasarkan platform digital, kualitas-kualitas interaktif komunikasi-komunikasi online, dan fitur-yang ditatanya (customizable features).
Jurnalistik online (online Journalism) disebut juga cyber journalism, jurnalistik internet, dan juranlistik web (web Journalism) merupakan
“generasi baru” jurnalistik setelah konvensional (jurnalistik media cetak, seperti surat kabar) dan jurnalistik penyiaran (broadcast journalism seperti radio dan televisi). (Romli, 2012: 11).
Jurnalistik online adalah proses penyampaian informasi melalui media internet, utamanya website. Kamus bebeas Wikipedia mendefinisikan juranlitik online sebagai “peloporan fakta yang di produksi dan disebarluaskan melalui internet” (reporting facts produced and distributed via the internet). Oleh karena merupakan pengembangan baru dalam dunia media, website pun dikenal juga dengan sebutan “media baru” (new media).
Paul Bradshaw dalam “Besic Prinsipal of Online Journalism”
menyebutkan ada lima prinsip dasar juranlistik online yang dapat sisingkat
B-A-S-I-C, yakni, Brevity, Adaptability, Scannabiliti, interactivity, Community and Conversation (Romli, 2008: 13), berikut penjelasannya:
1. Keringkasan (brevity). Berita online dituntut untuk berisfat ringkas, untuk menyusaikan kehidupan manusia dan tingkat kesibukannya yang makin tinggi. Pembaca memiliki sedikit waktu untuk membaca dan ingin segera tahu informasi. Maka, jurnalisme online sebaiknya berisi tulisan saja. Hal ini juga sesuai dengan salah satu kaidah bahasa jurnalistik KISS, yaitu, keep it Short and Simple.
2. Kemampuan beradaptasi (Adaptability). Wartawan online dituntut agar mampu menyesuaikan diri di tengah kebutuhan dan preferensi publik. Dengan adannya kemajuan teknolgi, jurnalis dapat menyajikan berita dengan cara membuat berbagai keragaman cara, seperti, penediaan format suara (audio), video, gambar, dan lain- lain dalam sebuah berita.
3. Dapat dipindai (Scanability). Untuk memudahkan para audiens, situs-situs terkait dengan juranalistik online hendaknya memiliki sifat dapat dipindai, agar pembaca tidak perlu merasa terpaksa dalam membaca.
4. Interativitas (interactivity). Komunikasi dari publik kepada jurnalis dalam jurnalistik online sangat dimungkinkan dengan adannya akses yang semakin luas. Pembaca atau viewer dibiarkan untuk menjadi pengguna (user). Hal ini sangat penting karena semakin
audiens merasa dirinya dilibatkan, maka ereka akan semakin dihargai dan senang membaca berita yang ada.
5. Komunitas dan percakapan (Community and Conservation). Media online memiliki peran yang lebih besar ari pada media cetak atau media konvensional lainnya, yaitu, sebagai penjaring komunitas.
Jurnalis online juga harus memberi jawaban atau timbale balik kepada publik sebagai sebuah balasan atas interaksi yang dilakukan publik tadi
Jurnalisme online menjadi menjadi berbeda dengan juranlisme tradisional (cetak, radio, tv) yang mempunyai karakteristik yang berbeda- beda, baik dalam format, isi, maupun mekanisme dan proses hubungan penerbit dengan pengguna atau pembacanya. Karakteristik yang paling terasa adalah kemudahan bagi penerbit maupun pengguna untuk membuat peralihan waktu penerbitan dan pengaksesan. Tidak ada batas waktu pengaksesan, kapan dan dimanapun semua orang bisa mengakses. Isinya pun tergolong ringkas dan padat, karena sifatnya yang cepat dibutuhkan pembaca.
Juranlistik online dicirikan sebagai praktik jurnalistik yang mempertimbangkan beragam format media (multimedia) untuk menyusun isi liputan. Hal ini memungkinkan terjadinya interaksi antara journalist dengan audiens dan menghubungkan dengan elemen berita dengan sumber-sumber online yang lain. Kemampuan interaktivitas jurnalistik online dianggap mampu meruntuhkan aturan lama tradisi jurnalistik,
bahwa “kebenaran factual” terletak pada praktik jurnalistik karena hanya wartawan yang tahu dan memutuskan informasi macam mana yang dibutuhkan oleh khalayak. Kebenaran factual. Objektivitas, dan impersialitas tidak lagi dibangun pada ruang senyap editor, namun dipertukarkan antara jurnalis dan publik.
Mike Ward (2002) dalam bukunya Journalism Online menyebutkan beberapa karakteristik jurnalistik online sekaligus yang membedakannya dengan media konvensional, (Romli, 2008: 15), yaitu :
1. Immediacy, kesegaran atau kecepatan penyampaian informasi.
Radio dan TV memang bisa cepat menyapaikan berita, namun biasanya harus “menginterupsi” acara yang sedang berlangsung (breaking news). Jurnalistik online tidak demikian, tiap media bahkan dalam hitungan detik sebuah berita dapat diposting
2. Multiple Pagination, dapat berisi ratusan page (halaman) terkait satu sama lain.
3. Multimedia, menyajikan gabungan teks, gambar, audio, video, dan grafis sekaligus.
4. Flexibility Delivery Platform, wartawan bisa menulisberita kapan saja dan dimana saja.
5. Archieving, terarsipkan dan dapat dikelompokan berdasarkan kategori (rubric atau kata kunci (keyword, tags), juga tersimpan lama yang dapat diakses kapanpun.
6. Realationship with reader, kontak atau interaksi dengan pembaca dapat “langsung” saat itu juga malalui kolom komentar dan lain-lain.
Menurut Satrio Arismunandar (2006), orang yang memproduksi content terutama untuk Internet, dan khususnya untuk World Wide Web, dapat dianggap bekerja untuk salah satu atau lebih dari empat jenis Jurnalisme Online yang tersebut di bawah ini. Berbagai jenis jurnalisme online itu dapat ditempatkan di antara dua domain.
Domain pertama, adalah suatu rentangan, mulai dari situs yang berkonsentrasi pada editorial content sampai ke situs-situs Web yang berbasis pada konektivitas publik (public connectivity). Editorial content diartikan di sini sebagai teks (termasuk kata-kata yang tertulis atau terucapkan, gambar-gambar yang diam atau bergerak), yang dibuat atau diedit oleh jurnalis. Sedangkan konektivitas publik dapat dipandang sebagai komunikasi ”titik-ke-titik yang standar” (standard point-to-point).
Atau, bisa juga kita nyatakan sebagai komunikasi ”publik” tanpa perantaraan atau hambatan (barrier of entry), misalnya, hambatan dalam bentuk proses penyuntingan (editing) atau moderasi (moderation).
Domain kedua, melihat pada tingkatan komunikasi partisipatoris, yang ditawarkan oleh situs berita bersangkutan. Sebuah situs dapat dianggap terbuka (open), jika ia memungkinkan pengguna untuk berbagi komentar, memposting, mem-file (misalnya: content dari situs tersebut) tanpa moderasi atau intervensi penyaringan. Sedangkan komunikasi partisipatoris tertutup (closed) dapat dirumuskan sebagai situs di mana
pengguna mungkin berpartisipasi. Namun langkah komunikatif mereka harus melalui kontrol editorial yang ketat.
Berikut ini empat jenis jurnalisme online yang dikemukakannya:
1. Mainstream News sites
Bentuk media berita online yang paling tersebar luas adalah situs mainstream news. Situs ini menawarkan pilihan editorial content, baik yang disediakan oleh media induk yang terhubung (linked) dengannya atau memang sengaja diproduksi untuk versi Web.
Tingkat komunikasi partisipatorisnya adalah cenderung tertutup atau minimal. Contoh: situs CNN, BBC, MSNBC, serta berbagai suratkabar online. Situs berita semacam ini pada dasarnya tak punya perbedaan mendasar dengan jurnalisme yang diterapkan di media cetak atau siaran, dalam hal penyampaian berita, nilai-nilai berita, dan hubungan
dengan audiences. Di Indonesia, yang sepadan dengan ini adalah detik.com, Astaga.com, atau Kompas Cyber Media.
2. Index & Category sites
Jenis jurnalisme ini sering dikaitkan dengan mesin pencari (search engines) tertentu (seperti Altavista atau Yahoo), perusahaan riset pemasaran (seperti Moreover) atau agensi (Newsindex), dan kadangkadang bahkan individu yang melakukan usaha (Paperboy).
Di sini, jurnalis online menawarkan links yang mendalam ke situs- situs berita yang ada di manapun di World Wide Web. Links
tersebut kadangkadang dikategorisasi dan bahkan diberi catatan oleh tim editorial. Situs-situs semacam ini umumnya tidak menawarkan banyak editorial content yang diproduksi sendiri, namun terkadang menawarkan ruang untuk chatting atau bertukar berita, tips dan links untuk publik umum.
3. Meta & Comment sites
Ini adalah situs tentang media berita dan isu-isu media secara umum. Kadang-kadang dimaksudkan sebagai pengawas media (misalnya: Mediachannel, Freedomforum, Poynter‟s Medianews).
Kadang-kadang juga dimaksudkan sebagai situs kategori dan indeks yang diperluas (seperti: European Journalism Center Medianews, Europemedia). Editorial content-nya sering diproduksi oleh berbagai jurnalis dan pada dasarnya mendiskusikan content lain, yang ditemukan di manapun di Internet. Content semacam itu didiskusikan dalam kerangka proses produksi media. ”Jurnalisme tentang jurnalisme” atau meta-journalism semacam ini cukup menjamur.
4. Share & Discussion sites
Ini merupakan situs-situs yang mengeksploitasi tuntutan publik bagi konektivitas, dengan menyediakan sebuah platform untuk mendiskusikan content yang ada di manapun di Internet. Dan kesuksesan Internet pada dasarnya memang disebabkan karena publik ingin berkoneksi atau berhubungan dengan orang lain, dalam
tingkatan global yang tanpa batas. Situs semacam ini bisa dibilang memanfaatkan potensi Internet, sebagai sarana untuk bertukar ide, cerita, dan sebagainya. Kadang-kadang dipilih suatu tema spesifik, seperti: aktivitas anti-globalisasi berskala dunia (situs Independent Media Centers, atau umumnya dikenal sebagai Indymedia), atau berita-berita tentang komputer (situs Slashdot). (modul-jurnalisme- online pdf.)
b) Sejarah Perkembangan Jurnalisme Online 1. Jurnalisme Online di Dunia
Pertengahan dekade tahun 1990-an, The Annenberg Washington program in Communication Policy Studies of Onrthwestern University memproyeksi “perubahan media berita”, proyeksi tersebut mengubah perkembangan jurnalisme, menjadi penggunaan multimedia. Dengan adannya proyeksi itu, Koran tidak lagi menjadi satu-satunya media utama.
Medi cetak bergabung dengan teknologi televisi, radio, dan internet.
Proses penerimaanya pun dirancang sampai ke tingkat teknologi mutakhir.
Berbagai literature jurnalistik online menunjukan, jenis jurnaslisme baru ini tidak terlepas dari fitemukannya teknologi computer yang diikuti kemunculan teknologi internet yang dikembangkan pada tahun 1990-an.
Penemuan dan pengembangan teknologi nirkabel (wirelees) pada notebook memudahkan proses jurnalistik atau wartawan bekerja
Hal yang paling luar biasa dengan kemunculan jurnalisme online, dimulai pada tanggal 19 januari 1998, ketika Mark Drudge
(berkebangsaan Amerika, pencipta dan editor situs kumpulan berita Amerika), mempublikasikan kisah perselingkuhan Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton, dengan Monica Lewinsky, dari situlah dianggap sebagai awal munculnya Jurnalisme dalam jaringan ata dering (online), kemudian berkembang di berbagai Negara lain. Pada tahun 2000-an, munculnya situs-situs pribadi yang menampilkan laporan jurnalistik pemiliknya, yang kemudian disebut sebagai weblog atau blog.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Jurnalismedaring, diakses pada 28 Februari 2017).
2. Jurnalisme online di Indonesia
Pertumbuhan media online akan memicu jenis media lain melakukan perubahan mendasar atas visi pemberitaan. Kehadiran media online ini akan mendefinisikan pers nasional. Setidaknya kemnculan mereka akan memacu penafsiran kembali berita.(http://www.journalist- adventure.com/?p=156. Diakses 1 maret 2017)
Ketika awal munculnya pada tahun 1990-an, internet masih relative baru di Indonesia, tetapi sudah menunjukan perkembangan yang menarik.
Karena masih baru, jasa penyedia internet juga masih terbatas, salah satu pionir di jasa ini adalah PT. Rahajasa Media Internet (Radnet). Radnet membantu sisi desain dan penempatan web, sedangkan isi disediakan oleh suratkabar republika. (Utomo. 2010: 78)
Sejarah jurnalime online di Indonesia sendiri, di awali pada tahu 1995. Yakni diterbitkan republika online, yang tak lepas dari peranan