BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
C. Hasil penelitian
1. Analisis Framing Berita Tribuntimur.com tentang Citra Kota
a. Frame Adipura
Media online Tribuntimur.com mengangkat isu pemberitaan tentang penghargaan Adipura 2017. Dalam penelitian ini peneliti menganalisis enam berita yang dirilis oleh Tribuntimur.com, masing-masing dengan judul “70 Tong Sampah Sambut Tim Penilai Adipura di Terminal Daya”,
“Tim Adipura Turun, Gendang Dua Ikut Dimodifikasi di Makassar”, “Dari Bank Sampah hingga TPA Bintang Lima Andalan Danny Pomanto untuk Raih Adipura”, “Pelajar SMP 15 Makassar Juga Ikut Sambut Adipura”,
“Raih Adipura, Danny Pomanto Sujud Syukur di Pantai Losari”, dan
“Pelajar Ikut Sambut Adipura, Pemerhati Pendidikan: Mestinya Kepsek Saja, Guru dan Siswa Tidak Usah”.
Problem identification. Frame yang di bentuk Tribuntimur.com pada kasus Adipura adalah masalah pendidikan dan persiapan saat penilaian Adipura berlangsung. Segala hal yang berhubungan dengan Adipura di soroti dari persiapan penyambutan Adipura. Ada beberapa alasan kenapa kita bisa bingkai dari aspek kritik terhadap persiapan dan penyambutan Adipura yang dominan diberitakan tribuntimur.com.
Pertama, anak SD dan SMP tidak belajar karena menyambut Adipura, dalam proses berlangsungnya penyambutan Adipura anak pemkot makassar mengarahkan murid-murid SD untuk meramaikan arak-arakan.
Kedua, tempat sampah gandengan di modifikasi saat akan ada penilaian Adipura, dan tenda pedagang kaki lima masih berada di jalan trotoar.
Ketiga, persiapan menyediakan Tong sampah di terminal makassar di siapakan ketika tim penilai Adipura akan ke terminal, penyiapan ini mengeluarkan aggaran 10 juta untuk mengadakan tempat samapah di kedua terminal. Berita ini ditempatkan oleh Tribuntimur.com pada varian Makassar, dengan menempatkan berita ini maka secara tidak langsung Tribuntimur.com membuatkan varian khusus tentang berita seputar walikota makassar yang sudah mengalami proses konstruksi media.
Persoalan Adipura ini di kemas dan digiring oleh tribuntimur.com dalam bingkai kritis terhadap proses penyambutan dan persiapan Adipura
Tabel 9. Matrix Problem Identification tribuntimur.com News
frame
Judul Isi berita sumber berita
Adipura
70 Tong Sampah Siap
Sambut Tim Penilai Adipura
di Terminal Daya
Pekan ini, tim penilai Adipura akan menilai Terminal Kawasan Terminal di Kota Makassar.
Tim penilai Adipura aka melihat saluran drainase, taman terminal, tempat sampah, bak sampah, bank sampah, dan toilet umum.
Hakim Syahrani (Dirut Terminal Makassar)
Tim Adipura Turun, Gendang
Dua Ikut Dimodifikasi di
Makassar
Tempat sampah lingkungan atau akrab disebut dengan gendang dua terlihat sudah di modifikasi.
Pantauan tribun-timur.com, Kamis (6/4/2017), di atas trotoar Jl AP Pettarani, Kota Makassar (depan
Gani Sirman (Kepala Dinas Lingkungan Hidup Makassar)
Kantor Telkom)
nampak gendang dua dibungkus dengan jaring besi (kecil) berwarna hijau.
Adipura
Dari Bank Sampah hingga
TPA Bintang Lima Andalan Danny Pomanto
untuk Raih Adipura
Wali kota Makassar Danny Pomanto hadir memaparkan 24 program inovasi pemerintah kota Makassar di hadapan Tim Dewan Penilai Adipura di Hotel Sultan, Jakarta, (10/6/2017) kemarin.
Presentasi Adipura ini adalah penilaian paparan Walikota Makassar atas setiap yang telah dilakukan selama ini yaitu program dan realitas lapangan.
Prof. Dr. Ir. Enri Damanhuri
Pelajar SMP 15 Makassar Juga
Ikut Sambut Adipura
Sejumlah pelajar di Kota Makassar ikut dilibatkan dalam penjemputan Piala Adipura untuk menyambut panganugerahan tertinggi di bidang kebersihan dan lingkungan itu.
Kepsek SMP 15 Makassar Herni Harlinda mengatakan sebanyak 100 orang muridnya ia turunkan dalam
menyambut Adipura.
Herni Harlinda (Kepsek SMP 15 Makassar)
Nurul Aisyah (pelajar kelas 1, SMP 15
Makassar)
Raih Adipura, Danny Pomanto
Sujud Syukur di Pantai Losari
Euforia iring-iringan Adipura dari Bandara Sultan Hasanuddin yang berakhir di Pantai Losari Jl Penghibur,
-
Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar
berlangsung dengan lancar.
Adipura
Sambut Adipura, Pelajar
Makassar Terpaksa Tidak
Belajar
Ratusan murid SD dan SMP dari berbagai Sekolah terpaksa tidak mengikuti proses belajar mengajar sementara.
Mereka dikerahkan menyambut piala piala Adipura yang diraih Kota Makassar yang rencana diarak keliling kota
Makassar.
Para murid SDdan SPM disuruh berjejer di tepi jalan sambil melambaikan bendera.
Mereka juga
membawa spanduk yang bertuliskan
"bersama
masyarakat Kota Makassar kita buat sejarah baru
-
Pelajar Ikut Sambut Adipura, Pemerhati Pendidikan:
Mestinya Kepsek Saja, Guru dan Siswa
Tidak Usah
Pemerintah Kota Makassar meraih Piala Adipura untuk ketiga kalinya selama tiga tahun berturut-turut
Pemkot Makassar mengerahkan murid-murid SD untuk meramaikan arak-arakan tersebut.
Dr Mas'ud Muhammadiyah (Pemerhati pendidikan, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, FKIP)
Causal Interpretation. Dari berbagai berita tribuntimur.com Adipura (aktor) merupakan penyebab terhentinya proses belajar mengajar dalam proses penyambutan. Proses penyiapan penilaianan Adipura terkesan hanya untuk mendapatkan piala Adipura. Sebaliknya, anak-anak sd sebagai koraban dalam penyambutan Adipura sehingga proses belajar tidak berlangsung. Sebagai mana di katakan oleh pemerhati pendidikan Dr Mas'ud Muhammadiyah, di sambung dengan pernyataan nurul salah satu murid SMP 15 Makassar Nurul menyebutkan ia ikut menjemput Adipura atas permintaan pihak sekolah
"Ini sangat mengganggu, mestinya yang dilibatkan yah Kepala Sekolahnya saja, guru dan siswa tidak usah. Jika mereka dilibatkan otomatis tak ada pembelajaran," kata Mas'ud, Kamis (3/8/2017).
"Begitulah kalau serba digunakan untuk dunia politik, susah memang. Sudah ada kepentingan-kepentingan lain, walaupun anak SD bukan calon pemilih," tambah Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Selain itu, pemerhati menganggap bahwa penyambutan ini di gunakan untuk dunia poilitik sehingga melibatkan anak sd merupakan tindakan yang kurang bijak.
Moral Evaluation. penilaian moral yang di kenakan pada penyambutan Adipura menekankan bawha tindakan itu sebenarnya menjadi bahwan evaluasi dari pemerintah. Pertama, munculnya tuduhan bahwa ada unsur politik. Yang sudah ada dalam kepentingan-kepentingan lain. Tidak mengherankan kalau trbuntimur membuat penilaian atas proses penyambutan piala Adipura. “"Begitulah kalau serba digunakan untuk dunia politik, susah memang. Sudah ada kepentingan-kepentingan
lain, walaupun anak SD bukan calon pemilih," Kedua, tidak ada unsur urgensinya sama sekali. Sehingga waktu belajar anak SD di lupakan. "Itu juga tidak ada urgensinya sama sekali, kecuali sekolah yang mendapatkan prestasi dan mau rayakan di sekolahnya misalnya, itu sih masih wajar sebagai rasa kesyukuran. Tapi bukan berarti dilibatkan arak-arakan dan seterusnya, itu sangat tidak bijak,”
Treatment Recommendation. Secara tidak langsung tribuntimur.com merokemndasikan agar kasus Adipura ini tidak lagi melibatkan siswa siswi SD. Pengungkapan itu menjadi pelajaran bagi pemrintah untuk tidak lagi mengarahkan murid-murid SD tidak terlibat dalam meramaikan, cukup guru-guru saja yang dterlibat. Secara tdak langsung juga tribun timur merekomendasikan bahwa, jangan hanya dalam proses merebutkan piala Adipura baru di lakukan persiapan-persiapan yang hanya sifatnya untuk meraih Adipura.
Frame Adipura
Problem indentification Mengkritisi penyambutan Adipura Causal interpretation Adipura merupakan aktor penyebeb
proses belajar mengajar Moral evaluation Adipura merupakan unsur politik,
tidak adanya urgensi sama sekali
Treatment recommendation
Tidak melibatkan siswa sd, tidak memililik urgensi,
Persiapan Adipura.
b. Frame Makassarta’ Tidak Rantasa’ (MTR)
Program Makassarta‟ Tidak Ranatasa‟ adalah salah satu program gebrakan Walikota Makassar, Danny Pomanto”. Secara aktualnya, MTR merupakan gerakan warga untuk membersihkan kota Makassar yang secara filosofis sebagai bentuk pengejawantahan siri‟ atau rasa malu sebagai warga kota Makassar yang tidak rantasa’ atau dengan kata lain warga yang tidak jorok. Dengan demikian tujuan utama MTR adalah sebagai pembuktian bahwa warga kota Makassar bukanlah warga yang jorok, melainkan warga kota yang bisa menjaga dan memelihara kebersihan kota Makassar.
Problem identification. Tribuntimur.com mengidentifikasi program MTR sebagai program yang memuat masalah hukum, yakni isu korupsi yang dilakukan oleh jajaran Pemerintah Kota Makassar. Kecenderungan ini dapat ditinjau pada sejumlah berita yang dipublikasi oleh Tribuntimur.com, yang bukan sekedar memaparkan fakta-fakta objektif tentang realisasi program MTR di Kota Makassar. Namun dibalik program yang diklaim sebagai proyek andalan Pemkot Makassar tersebut, Tribuntimur.com justru lebih banyak menyoroti kasus tindak pidana korupsi (Tipikor) yang diduga dilakukan oleh 14 Camat di Kota Makassar.
Dalam teks berita dinyatakan bahwa terjadi manipulasi anggaran pada realisasi program MTR, khususnya markup biaya pengadaan Gendang Dua (tempat pembuangan sampah).
Proyek pengadaan gendang dua Makassar mulai diselidiki pihak kejaksaan sejak tiga bulan lalu. Awalnya, hasil proyek diduga tidak sesuai spesifikasi dan terjadi mark-up harga. Ada 14 camat pun telah diperiksa secara maraton di bidang tindak pidana khusus terkait proyek tersebut. Dalam penyelidikan, penyidik kejaksaan menggandeng ahli dari LPJK Makassar (Tribuntimur.com, 21 September 2016)
Identifikasi masalah yang kemudian dikonstruksi oleh Tribuntimur.com melalui berita, terutama bersumber dari fakta penyidikan Kejaksaan Negeri Makassar bersama tim ahli dari Lembaga Pengawasan Jasa Konstruksi (LPJK) dan Badan Pengawasan Keuangan Provinsi (BPKP) yang mendalami proyek pegadaan "gendang dua" atau tempat sampah milik pemerintah Kota Makassar yang diindikasi mengalami penyimpangan.
Tabel 10. Matrix problem identification MTR
News frame Judul Isi Berita Sumber Berita
MAKAASSARTA’ TIDAK ANTASA’ (MTR)
Makassar Banjir Program, Banjir Sampah
Makassar Kota Dunia itulah visi Muh Ramdhan
„Danny‟ Pomanto saat dilantik menjadi Wali Kota Makassar pada 8 Mei 2014 di Pantai Losari.
Segala misi pun dilakukan untuk mewujudkan Makassar kota dunia. Program-program andalan Danny Pomanto pun dikeluarkan untuk
Muhammad Iqbal Arsyad
(Alumni Pend.
Teknik Sipil dan Perencanaan UNM)
mendukung visinya. Boleh dibilang
Pemerintah Kota Makassar kali ini banjir program di bawah
kepemimpinan Danny Pomanto.
Rotterdam Masih Rantasa
Makassar Tidak Rantasa (MTR) Minggu (7/2/16) belum
sepenuhnya nampak di area benteng
Roterdam.
Sejumlah tempat sampah nampak penuh dan botol minuman
tercecer ke rumput.
-
Kajari Makassar Tutup Mulut Soal Kabar
Penghentian Kasus Korupsi Gendang Dua
Kepala Kejaksaan Negeri
Makassar, Dedy Suwardi
Surachman enggan memberikan komentar
seputar kabar penghentian kasus dugaan korupsi
pengadaan tempat sampah
Sri Suryanti
(Kepala Seksi Pidana Khusus Kejari Makassar.)
atau yang dikenal dengan nama "gendang dua"
Ini Komentar Inspektorat Soal
Timpro PP
Makassar Tidak Rantasa
Kepala Inspektorat
Makassar Zainal Ibrahim ogah berkomentar banyak mengenai
dibentuknya Tim Program
Percepatan Pengendalian Makassar Tidak Rantasa (Timpro PP MTR).
Zainal Ibrahim Kepala
Inspektorat Makassar
Timpro MTR Dibentuk, FIK Ornop : Danny Mau 'Oppo' Dua Kali
Direktur Forum Informasi dan Komunikasi Organisasi Non Pemerintah (FIK Ornop) Asram Jaya mengeritik
Wali Kota
Makassar Danny Pomanto
membentuk Tim Program
Pengendalian Percepatan Makassar Tidak Rantasa (Timpro PP Makassar Tidak Rantasa.
Asram Jaya (Direktur Forum Informasi dan Komunikasi
Organisasi Non Pemerintah (FIK Ornop)
Habiskan Rp 2,7 M, ACC Desak Kejari Makassar Usut Proyek Tempat Sampah 'Gendang Dua'
Lembaga Anti Corruption
Commitee (ACC) Sulawesi
mendesak Kejaksaan
Negeri Makassar mengusut proyek
"gendang dua".
Proyek ini adalah pengadaan tempat sampah yang
diprogramkan oleh Wali Kota Makassar,
Danny Pomanto.
Abdul Muttalib (Direktur ACC Sulawesi)
Causal Interpretation. Dalam keseluruhan berita Tribuntimur.com, seluruh Camat di Kota Makassar diposisikan sebagai aknum penyebab masalah. Seluruh Camat tersebut diperiksa di kantor Kejaksaan Negeri atas dugaan markup anggaran proyek tempat sampah jalan raya atau kerab disebut dengan gendang dua. Tribuntimur.com dalam konteks ini menyitir keterangan Kasi Intel Kejaksaan Negeri Makassar, Andi Fajar yang mengatakan bahwa pemeriksaan terhadap Camat itu dalam rangka memperjelas fakta yang ada di lapangan.
Proyek ini dinilai tidak tepat sasaran dan banyak yang rusak. Untuk sementara proyek ini diduga bahwa pengadaanya tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Secara kasat mata proyek gendang dua bermasalah, karena tidak bisa dinikmati masyarakat (Tribuntimur.com, 22 Mei 2016).
Namun tekstualitas berita yang disajikan Tribuntimur.com, menekankan realitas bahwa dugaan adanya oknum pejabat publik yang melakukan korupsi dalam program MTR (Gendang Dua) justru disamarkan oleh pihak tertentu. Hal ini terindikasi pada teks berita “Kajari Makassar Tutup Mulut Soal Kabar Penghentian Kasus Korupsi Gendang Dua (21 September 2016)”. Kecenderungan perpsektif ini dimungkinkan sebab permasalahn ini pada akhirnya menjadi pertanggungjawaban Walikota sebagai pimpinan seluruh Camat di Kota Makassar.
Moral Evaluation. Dalam teks berita “Habiskan Rp 2,7 M, ACC Desak Kejari Makassar Usut Proyek Tempat Sampah 'Gendang Dua' (6 September 2017)”, menekankan bahwa tindakan korupsi yang dilakukan oleh oknum Camat tersebut sangat fantastis karena jumlah anggaran yang dikorupsi terbilang sangat besar. Kasus ini bahkan terkesan dibiarkan berlarut-larut (sejak 2016) sehingga Lembaga Anti Corruption Commitee (ACC) Sulawesi mendesak Kejaksaan Negeri Makassar mengusut proyek "gendang dua".
Ada proses yang keliru dalam proyek itu. Mestinya ditelusuri Kejaksaan," kata Direktur ACC Sulawesi, Abdul Muttalib kepada Tribun. Talib mengaku tidak ada alasan kejaksaan untuk menghentikan penanganan proyek ini. Sebab proyek yang menggunakan anggaran sebesar Rp 2,7 miliar pada tahun 2014 dinilai ada indikasi perbuatan melawan hukum. Proyek gendang dua diusut Kejari Makassar karena diduga ada indikasi penyimpangan karena dikerjakan tanpa melalui proses lelang (tender). Pasalnya, anggaran pengadaan gendang dua tersebut diserahkan ke 14 Kecamatan untuk dikelola langsung oleh camat (Tribuntimur.com, 6 September 2017).
Penilaian moral yang dikenakan kepada oknum Camat menekankan bahwa tindakan mereka itu tidak patut dilakukan karena kedudukan mereka sebagai pejabat publik yang mestinya menjadi tauladan bagi masyarakat, tetapi justru melakukan “perbuatan melawan hukum”. Demikian halnya, kesan terjadinya “pembiaran” atau seakan-akan kasus ini ditutupi oleh aparat hukum. Meskipun kasus ini dihentikan seharusnya pihak kejaksaan memperjelas status kasus ini. Jika tidak dihentikan maka pihak kejaksaan harus menerangkan ke publik tentang sejauhmana perkembangan kasus ini.
Treatment Recommendation. Atas semua indikasi adanya tindak pidana korupsi yang dijabarkan oleh berbagai lembaga yang berwenang, baik Kejaksaan Negeri Makassar, tim audit dari Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Sulawesi Selatan, dan Lembaga Anti Corruption Commitee (ACC) Sulawesi Selatan, Tribuntimur.com merekomendasikan agar kasus ini diusut tuntas dan oknum Tipikor segera diadili. Bentuk rekomendasi lain yang dinarasikan Tribuntimur.com juga dikonstruksi dalam berita “Kejari Makassar Serahkan Dokumen Gendang Dua ke BPKP (30 Mei 2016). Dalam hal ini penyidik Kejaksaan Negeri Makassar bersama BPKP Provinsi Sulawesi Selatan harus melakukan audit atau pemeriksan dokumen data proyek pengadaan gendang dua untuk kepentingan penghitungan kerugian negara dan agar publik mengetahui kejelasan kasus tersebut beserta oknum pelakunya.
Frame Makaassarta’ Tidak Antasa’ (MTR)
Problem indentification masalah hukum Causal interpretation
seluruh Camat di Kota Makassar diposisikan sebagai aknum penyebab masalah.
Moral evaluation
tindakan korupsi yang dilakukan oleh oknum Camat tersebut sangat fantastis karena jumlah anggaran yang dikorupsi terbilang sangat besar.
Treatment recommendation agar kasus ini diusut tuntas dan oknum Tipikor segera diadili.
c. Frame Smart City dan Sombere’na Makassar
Problem identification. Secara definitif, smart city adalah sebuah konsep pengembangan kota yang dilengkapi dengan infrastruktur dasar untuk memberikan kualitas yang layak hidup, lingkungan yang bersih dan berkelanjutan melalui penerapan beberapa solusi cerdas. Konsep smart city dewasa ini tengah marak digalakkan di banyak negara, tidak terkecuali Indonesia. Penerapannya pun diasumsikan oleh banyak pihak sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.
Smart city sebagai salah satu program pemerintah Kota Makassar, diklaim sebagai program unggulan yang dicanagkan oleh Walikota.
Namun dalam perspektif Tribuntimur.com, smart city cenderung dipandang sebagai “proyek” belaka yang banyak menguras anggaran pemerintah daerah. Dalam konteks ini, Tribuntimur.com mengidentifikasi adanya masalah di balik penyelenggaraan proyek smart city. Untuk mendukung indikasi masalah tersebut, Tribuntimur.com mendasarkan diri
pada objektivasi pernyataan narasumber yang secara implisit menyatakan proyek smart city berpotensi memboroskan anggaran daerah.
Makanya, kemendagri mengingatkan agar Smart City tidak gagal fokus. Pemerintah kabupaten/kota diingatkan untuk tidak menjadi Smart City sebagai sumber proyek belaka. Kementerian Dalam Negeri mengharapkan pengembangan kota pintar (smart city) di berbagai daerah dapat meningkatkan pelayanan masyarakat, bukan sekadar sebagai proyek yang memboroskan anggaran.
Kemendagri mendata, belanja sistem informasi sudah menjadi pemborosan keuangan daerah (Tribuntimur.com, 23 Mei 2017) Jika dicermati kecederungan narasi pemberitaan yang ada, sejak awal Tribuntimur.com menengarai adanya problem pra pelaksanaan program smart city di Makassar. Dalam teks pemberitaan Tribuntimur.com pada tahun 2014, menyinggung bahwa program smart city adalah ide dadakan karena publik tidak pernah mendengar gagasan ini dilontarkan Danny Pomanto (DP) saat kampanye pemilihan walikota, bahkan dinyatakan bahwa smart city bukan ide orisinil DP melainkan rencana PT Telkom pada tahun 2014.
Reaksi publik ini menjadi hal yang wajar sebagai implikasi dari sosialisasi smart city yang selalu didengungkan oleh DP sehingga nampak sebagai isu sentral rencana pembangunan kota. Segala sesuatu dikaitkan dengan smart city meskipun saat kampanye dalam pemilihan walikota yang lalu publik tak pernah mendengar ide tentang smart city bahkan publik lebih mengenal pasangan DIA dengan program sampah ditukar beras. Ide smart city tentu bukan ide orisinil DP jika melihat kronologi bahwa PT Telkom memang telah merencanakan pada 2014 akan memasilitasi 20 kota besar di Indonesia untuk menjadi smart city, termasuk Kota Makassar (Tribuntimur.com, 20 Oktober 2014)
Pemerhati kebijakan publik, Fadli Noor, juga mengatakan jika memperhatikan pemberitaan media terkait program aksi Pemkot Makassar yang terkait dengan program smart city, tampaknya publik tidak akan
merasakan keistimewaan smart city sebagaimana kota di negara-negara maju Eropa yang sukses mengklaim diri sebagai smart city.
Memperhatikan indikator untuk menjadi smart city tampaknya jauh dari apa yang selama ini didengungkan oleh Pemkot Makassar. Danny Pomanto harus mengingat satu pertanyaan filosofis: “Jika teknologi adalah jawaban, lalu apa pertanyaannya.
Tabel 11. Matrix problem identification Smart City & Sombere’na Makassar
News frame Judul Isi Berita Sumber Berita
SMART CITY & SOMBERE’NA MAKASSAR
Meluruskan Makassar Smart City
Belakangan ini ramai sorotan terhadap
program
Makassar Smart
City yang
didengungkan Danny Pomanto (DP), Wali Kota Makassar.
Reaksi publik ini menjadi hal yang wajar sebagai implikasi dari sosialisasi smart city yang selalu didengungkan
oleh DP
sehingga
nampak sebagai isu sentral rencana
pembangunan kota.
Fadli Noor (Pemerhati kebijakan publik)
Danny Pomanto Kenalkan
Sombere &
Smart City ke Peserta AMF 2015
Wali Kota
Makassar, Moh Ramdhan
Pomanto, memaparkan kepada para peserta Asean Mayors Forum (AMF) 2015 tentang konsep menjadikan Makassar
sebagai kota Dunia di Fourt
Points by
Sheraton
Makassar, Rabu (9/9/2015).
Dua kata kunci yang menjadi simbol
perpaduan
Danny Pomanto, dalam
membangun Makassar yaitu Sombere dan Smart City.
Danny Pomanto.
(walikota)
Mahasiswa Sosiologi Fisip UNHAS Kaji Masalah Smart City
Keluarga Mahasiswa Sosilologi (Kemasos), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan
Dr Firdaus Muhammad MA (Komunikasi politik)
Dr Mansyur Radjab MSi.
(Ketua Departemen Sosiologi Fisip
dialog bertajuk 'Smart City For Smart Society' di Pelataran
Baruga AP
Pettarani Unhas, Kamis
(22/9/2016).
Unhas)
Achmad Faizal (Ketua Kemasos Fisip Unhas)
Emir Yassiturusi:
Jangan Cuma Smart City, Green City Juga Biar Tidak Banjir
Sejumlah
masukan mulai mengalir untuk pemerintah kota Makassar,
dalam
penanganan banjir, yang terjadi di musim penghujan saat ini.
Emir Yassiturusi Lawata.
siswa SMAN 17 Makassar,
Muhammad
Belanja Smart City Capai Rp 40 Triliun
Wali kota dan bupati se-Indonesia
berpacu menuju Smart City. Ada
25 kepala
daerah adu cerdas dalam penerapan
Smary City dalam Indonesia Smart City Summit 2017:
Gerakan Menuju 100 Smart City di Four Points by Sheraton, Jl Landak Baru Makassar
Rudiantara (Menteri
Komunikasi dan Informatika) (Kominfo)
Ini Cara Danny Pomanto
Terapkan Smart City, Wujudkan Makassar Kota Dunia
Danny Pomanto memaparkan Smart City yang ia promosikan
kepada 25
Kepala Daerah
di acara
Indonesia Smart City Summit 2017
-
Causal Interpretation. Jika dilihat pada aspek kausalitas isu pemborosan anggaran pada proyek smart city sebagaimana yang dikonstruksi oleh Tribuntimur.com, maka Dany Pomanto diposisikan sebagai aktor penyebab masalah. Substansi program smart city adalah menciptakan kehidupan yang cerdas dimana warga berpartisipasi dalam mengelola aspek-aspek yang menyangkut kehidupan mereka. Pemkot Makassar dalam konteks ini harus membangun sistem bagaimana mendengar dan merespon keluhan dan masukan warga untuk membangun kehidupan kota yang lebih baik. Akan tetapi, saat ini beberapa media termasuk Tribuntimur.com justru menyajikan berita dimana setiap hari ada keluhan warga namun direspon oleh Pemkot Makassar dengan jawaban normatif tanpa aksi nyata sehingga kerap kita melihat keluhan berulang dari warga yang berbeda.
Moral Evaluation. Penilaian bahwa Danny Pomanto sebagai sumber masalah ini berdasarkan kritik yang diungkapkan oleh Pemerhati kebijakan publik, Fadli Noor, melalui opini yang dipublikasikan oleh Tribuntimur.com. Fadli Noor selain mengajukan kritik bahwa program
smart city bukan ide orisinil Danny Pomanto, ia sekaligus mengevaluasi program smart city apabila dilaksanakan ke depan oleh Walikota Makassar.
Untuk melihat apakah smart city seperti yang selama ini didengungkan oleh DP seperti kartu smart untuk pegawai, CCTV, layanan e-government sudah sesuai dengan koridor maka kita dapat lakukan analisis sesuai prasyarat yang dicetuskan oleh Technical University of Vienna yang kini digunakan sebagai standar smart city di Eropa (Tribuntimur.com, 20 Oktober 2014)
Parameter yang digunakan Fadli Noor adalah konsep yang dikemukakan oleh Technical University of Vienna tentang prasyarat smart city yang harus memenuhi 6 (enam) aspek utama, yaitu : ekonomi yang cerdas, pengelolaan kota secara cerdas, mobilitas cerdas, warga yang cerdas, kehidupan yang cerdas serta lingkungan yang cerdas. Pengutipan argumentasi narasumber ini kemudian mengobjektivasi perspektif Tribuntimur.com tentang kegagalan program smart city di Kota Makassar.
Treatment Recommendation. Kendatipun berita Tribuntimur.com cenderung memandang progam smart city sebagai proyek belaka dan hanya menguras anggaran daerah, pada aspek lain Tribuntimur.com juga mengajukan rekomendasi atas problem tersebut. Rekomendasi penanganan masalah ini sekaligus menjawab hipotesa yang dibangun oleh Pemerhati kebijakan publik, Fadli Noor, tentang dugaannya bahwa implementasi program smart city di Makassar akan mengalami kegagalan.
Secara kontekstual rekomendasi yang dikonstruksi Tribuntimur.com dapat dilihat pada teks berita “Ini Cara Danny Pomanto Terapkan Smart City, Wujudkan Makassar Kota Dunia”.
Dulu masyarakat kita tidak paham apa itu Smart City, sekrang mereka tahu. Kenapa mereka tahu karena adanya Sombere'. Lewat Smart City Makassar Kota dunia. Kadang- kadang masalah lebih cepat dari solusinya sehingga pemerintah daerah terus berpikir bagaimana menemukan solusi yang tepat, sehingga ditemukan bahwa tidak ada lain untuk mengungguli kecepatan itu adalah smart city (Tribuntimur.com, 23 Mei 2017)
Danny menjelaskan bahwa Sombore itu ibarat Heart Ware sedangkan Smart City adalah Hard Ware. Menurutnya jika ini dipadukan akan menciptakan nilai-nilai kearifan lokal yang bisa mengoneksikan pikiran masyrakat dengan sistem informasi dan pelayanan basis digital oleh pemerintah.
Frame :Smart City dan Sombere’na Makassar
Problem indentification dipandang sebagai “proyek”
Causal interpretation pemborosan anggaran pada proyek smart city
Moral evaluation
smart city bukan ide orisinil Danny Pomanto, ia sekaligus mengevaluasi program smart city apabila dilaksanakan ke depan oleh Walikota Makassar.
Treatment recommendation
Sombore itu ibarat Heart Ware sedangkan Smart City adalah Hard Ware. Menurutnya jika ini dipadukan akan menciptakan nilai-nilai kearifan loka
d. Lorong Garden (Longar)
Lorong Garden (Longgar) merupakan salah satu program unggulan Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan „Danny‟ Pomanto dalam menghijaukan kota Makassar. Program Lorong Garden ini menjadi tolak ukur apakah masyarakat kota Makasssar hidup dengan sehat atau tidak.