• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Konsep

2. Media baru dan konvergensi

Pakar media baru Jhon Pavlik da Shawn Mclntosh mengatakan tentang definisi konvergensi media, yaitu menyatunya telekomunikasi, komputer, dan media dalam lingkungan digital. Konvergensi dan perubahan yang dihasilkannya telah mengubah banyak aspek dasar dari media massa dan komunikasi (Cultip dan Center, 2006).

Menurut Jenkins, konvergensi bukan semata kemajuan teknologi, yaitu arah menuju adannya sebuah alat yang bisa melakukan berbagai fungsi media. Lebihi dari itu, konvergensi yaitu suatu pergeseran budaya ketikan konsumen dimungkinkan mengakeses infomasi dari konten yang sama (e-mail, misalnya) dalam berbagai platform media. Jadi, piranti keras bisa saja malah semakin beragam, tetapi konten yang akan berkonvergensi bisa di baca dalam berbagai platform piranti keras.

Artinya, piranti keras (gadget) dengan kreasi bermacam-macam naumn kontennya entah itu dalam video, audio, foto, animal, push e-mail, teksdan beragam data dapat di akses dalam satu platform media.

John Pavlik dan Mclntosh mengemukakan bahwa audiensi di era konvergensi dapat berkomunikasi dengan pihak-pihak yang menciptakan dan memublikasikan isi komunikasi massa lewat e-mail (electronic mail), forum online, dan media interaktif lainnya. Dengan lebih mudah dan cepat.

Selain itu, merka juda bisa menciptakan ini komunikasi massa sendiri dan mendapatkan audiensi yang besar dengan biaya yang lebih murah ketimbang jika dilakukan dengan media tradisonal (Cutlip dan

Center,2006:288). Media yang semula bertumpu kepada pesan (terutama kata), kini setelah didukung oleh teknologi elektronik dan digital, maka proses komunikasi sebagaimana yang dijabarkan Harold D. lasswell sudah tidak memadai untuk menjelaskan fenomena media. Dinamika komunikasi berupa siapa yang menyampaikan apa, apa yang disampaikan, malalui saluran apa, kepada siapa, dan apa pengaruhnya, dengan demikian tidak lagi seperti yang di fomulasikan Lasswell tersebut.

Kini proses komunikasi telah berubah wujud menjadi interaksi kepentingan atas pesan, perangkat lunak, dan perangkat keras. Artinya, bahwa wacana (pesan) yang diungkapkan partisipan berlangsung berkat kehadiran sejumlah perangkat teknologi elektronika digabung dengan digital (internet). Sehingga setiap orang memiliki kesempatan untuk menyapaikan pesan kepada siapa pun tanpa terkendala aspek media (saluran) yang digunakan.

Online news merupakan tahap penting bagi konvergensi media (media convergence). Online news masih memiliki banyak keterkaitan dengan Koran cetak tradisonal (teks dan foto), namun online news juga memiliki potensi untuk memanfaatkan berbagai fitur baru dari media digital, diantaranya audio, video, dan animasi. Kelebihan online news ini yaitu beritanya selalu dapat diperbaharui secara berkelanjutan (continous updates), memiliki interaktivitas, hypertext, dan multimedia (salwen, 2005 dalam Unde, 2014)

Benefit yang diharapakan akan muncul dari konvergensi, yaitu : pertama, konvergensi berupa diversifikasian produk ke berbagai platform membuat surat kabar (media massa) tampil lebih efisien di dalam menjangkau pasar baru seperti pembaca muda, pembaca yang berada di luar jangkauan distribusi; perluasan isi pemberitaan (informasi) yang selama ini bersifat statis dan menjadi arsip perpustakaan setelah penerbitan; memberikan nilai tambah baru bagi bagian periklanan di bnadingkan dengan pola periklanan konvensional media cetak; membuat core brand menjadi lebih kuat terlebih jika sukses berimigrasi ke dalam berbagai platform. Kedua, Konvergensi dengan basis teknologi broadband memungkinkan terjadinya peningkatan pola konsumsi berita dan manfaat bagi penerbit yang mengembangkan teknologi di masa mendatang (McManus dalam Unde, 2014)

Gumgum Gumelar mengutip Straubharr dan La Rose (2001) dalam mengambarkan tentang konvergensi media massa berbasis media digital, sebagai berikut :

1. Saat ini internet menjadi hampir searti dengan konsep informasi yagn superhighway. Internet adalah suatu jaringan dari beberapa jaringan yang menghubungkan komputer secara luas sehingga memungkin terjadinya pertukaran pesan dengan salah satu komputer lainnya dan berbagai akses terhadap files dari komputer data. World wide web (web) adalah bagian internet yang kaya akan gambaran dan memungkinkan pengguna untuk menelusuri web

pages dengan memilih kata kunci atau simbol gambar. Banyak web pages menawarkan audio dan video sebaik teks dan gambar, dan hal ini melambangkan bersatunya media komunikasi konvensional dan teknologi komputer.

2. Konvergensi beberapa teknologi. Semua beberapa teknologi.

Semua teknologi komunikasi secara berturut-turut bersatu (convergensi) ke dalam sesuatu yang bisa dibaca komputer, ke dalam bentuk digital.

3. Konvergensi industry. Telepon, komputer, televisi kabel, dan perusahaan media melakukan marger dan membentuk kerja sama sebagai upaya untuk mendapatkan kekuasaan tertinggi dalam persaingan mengontrol masa depan media.

4. Peruban gaya hidup. Ketika media komputer memasuki rumah kita, pola konsumsi media massa cenderung berubah. Menurut salah satu penelitian, sepertiga pengguna internet menghabiskan waktu menonton televisi lebih sediki dari pada sebelumnya. Konvergensi memperkenalkan cara hidup baru, seperti yang saat ini terjadi pada jutaan orang, membentuk social relationship, memunculkan identitas baru, dan mengembangkan budaya baru on the Net.

5. Perubahan karier. Bagi mereka yang menganggap kariernya dalam masyarakat informasi, konvergen ini akan mengubah pendirian mereka tentang pekerjaan dan karier dalam skala global. Sebagian besar orang memasuki angkatan kerja saat ini akan memiliki empat

atau lima karier yang berbeda bukan sekedar pekerjaan, tetapi karier di masa akan dating. Artinya, mahasiswa yang mempertimbangkan kareir professional dalam jurnalistik, periklanan, atau televisi (atau bahkan ilmu komputer) akhirnya harus melengkapi kembali untuk beberapa profesi yang sangat berbeda, atau jika tidak bergabung dalam strata lebih renda dari masyrakat informasi.

6. Perubahan peraturan. Bersatunya media massa tradisonal dengan telepon dan teknologi computer saat ini juga menjadi kebijakan resmi pemerintah Amerika. Dalam The Telecommunication Act of 1996, kongres membatalkan peraturan yang melindung broadcasting, televise kabel, telepon, dan perusahaan telekomunikasi lainny dari kompetisi dengan lainnya. Dengan hokum undang-undang, pembuatan undang-undang berharap dapat mengalahkan kompetisi, mempernaiki pelayanan, dan harga yang lebih mura dalam segala media komunikasi. Negara-negara didunia mengikutinya dengan melakukan dregulasi terhadap industry komunikasi, sebagaimana mereka berlomba untuk membangun suatu jaringan komunikasi yang di harapkan memberikan keuntungan kompetitif dalam ekonomi global dari abad informasi.

Konsep konvergensi berjalan mealalui rliteratur tentang media baru, tetapi ada perbedaan pendapat tentang definisi dari kedua “konvergensi”

dan “media baru”. Definisi awal dari konvergensi menarik perhatian teknoligi, meramalkan pengembagan perangkat tunggal melalui beragam konten media yang akan disampaikan. (Unde, 2014: 188-200)

Lima dimensi Grant dan Wilkinson (2009:205) dapat dijadikan variabel analisis pelaksanaan konvergensi di sejumlah industri media.

Kelima dimensi konvergensi versi Grant tersebut adalah sebagai berikut:

1) Konvergensi teknologi. Dalam konvergensi, teknologi tidak selalu dianggap sama pentingnya dengan faktor organisasi, faktor sosial, dan faktor pemakai (user) dalam analisis media. Perkembangan teknologi yang menjadi inti dari konvergensi media adalah teknologi digital dan jaringan komputer.

2) Konten multimedia. Konten multimedia ini tercermin dalam pengelolaan newsroom dan website. Di sini telah terjadi revolusi mendasar, yaituoutlet-outlet media tradisional berubah menjadi outlet digital dalam bentuk web. Kondisi lainnya adalah bagaimana newsroom tradisional yang dipadati dengan beraneka mesin dan jurnalis menjadi newsroom yang lebih efisien dengan hasil berita yang lebih optimal dan dilengkapi dengan teknologi digital yang lebih canggih.

3) Kepemilikan. Dimensi ini membahas konvergensi media berdasarkan kepemilikan yang mengarah pada kesamaan entitas (co-ownership). Dengan adannya kepemilikan yang satu maka media-media yang bernaung di bawahnya dapat melakukan content

sharing yang lebih efektif dan hal ini juga berkaitan dengan motif ekonomi-politik di mana setiap pemilik media memiliki keinginan untuk menjadi pengaruh dalam masyarakat.

4) Kolaborasi. Tidak semua media melakukan co-ownership untuk menunjang performanya. Beberapa media memilih melakukan kolaborasi dengan media lainnya, seperti kolaborasi penerbit, editor dan news director dengan tujuan untuk memenangkan persaingan pasar. Hubungan kolaborasi yang terjadi adalah one time cooperative relationship di mana media saling berkolaborasi dan menjalin hubungan saling menguntungkan dalam waktu tertentu.

5) Koordinasi. Media-media yang tidak melakukan co-ownership dan kolaborasi biasanya menempuh langkah koordinasi yang didasari pada motif ekonomis, semata-mata demi memperkuat posisi media tersebut terhadap kompetitornya. Koordinasi yang dilakukan biasanya hanya pada momen-momen tertentu saja. Misalnya seorang wartawan surat kabar berkoordinasi dengan wartawan televisi dan online yang masih dalam satu perusahaan, mengenai isu tertentu di masyarakat. Dalam implementasinya, dimensi ini sering disebut sebagai cross media.

Kelima dimensi konvergensi sebagaimana yang dipaparkan di atas tidak dapat terpisahkan satu sama lainnya, meskipun setiap muncul aplikasi baru memberikan kemungkinan untuk tercipta dimensi lain.