• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Letak Geografis Desa Gumulung Tonggoh

Desa Gumulung Tonggoh adalah salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon dengan luas wilayah 373,23 Ha, dengan jumlah penduduk sebanyak 8598 jiwa yang terdiri dari 4355 laki-laki dan 4243 Perempuan dengan jumlah kepala keluarga 2481 kepala keluarga (KK). Terletak di dataran tinggi sekitar 75,00 mdl. Desa Gumulung Tonggoh terbagi menjadi 4 dusun, 8 RW 35 RT dengan rata-rata jumlah KK per dusun 750 KK, dengan perincian sebagai berikut :

No Dusun Jumlah

Jumlah KK

RW RT

1 Dusun Pakuwon 2 9 750

2 Dusun Rambutkasih 2 8 750

3 Dusun Buyut 2 10 750

4 Dusun Gunakarya 2 8 750

Sumber: Profile Desa Gumulung Tonggoh 2017

Jumlah penduduk yang besar bisa menjadi modal dasar pembangunan sekaligus bisa menjadi beban pembangunan. Agar dapat menjadi dasar pembangunan maka jumlah penduduk yang besar harus disertai kualitas sumber daya manusia yang tinggi.

Penanganan kependudukan sangat penting sehingga potensi yang dimiliki mampu menjadi pendorong dalam pembangunan. Berkaitan dengan kependudukan, aspek yang penting antara lain perkembangan jumlah penduduk, kepadatan dan persebaran serta strukturnya.

Berikut data demografis (kependudukan) Desa Gumulung Tonggoh tersaji dalam tabel-tabel dibawah ini :

(2)

Jumlah Laki-laki 4511 Orang

Jumlah Perempuan 4192 Orang

Jumlah Total 8703 Orang

Jumlah Kepala Keluarga 2416 Orang

Sumber: Profile Desa Gumulung Tonggoh 2017

Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Kelompok Usia, yaitu :

No Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. Usia 0 – 5 Thn 335 Orang 318 Orang 653 Orang 2. Usia 5 – 7 Thn 157 Orang 127 Orang 284 Orang 3. Usia 7 – 13 Thn 511 Orang 437 Orang 948 Orang 4. Usia 13 – 16 Thn 333 Orang 729 Orang 1062 Orang 5. Usia 16 – 19 Thn 276 Orang 292 Orang 568 Orang 6. Usia 19 – 23 Thn 367 Orang 393 Orang 760 Orang 7. Usia 23 – 30 Thn 654 Orang 550 Orang 1204 Orang 8. Usia 30 – 40 Thn 715 Orang 684 Orang 1399 Orang 9. Usia 40 – 56 Thn 816 Orang 724 Orang 1540 Orang 10. Usia 56 – 65 Thn 237 Orang 183 Orang 420 Orang 11. Usia 65 – 75 Thn 101 Orang 153 Orang 254 Orang

12. Usia > 75 Thn 9 Orang 6 Orang 15 Orang

Total Laporan 4511 4192 8703

Adapun batas-batas wilayah Desa Gumulung Tonggoh adalah sebagai berikut :

Batas Desa Kecamatan

Sebelah Utara Waruduwur Mundu

Sebelah Timur Munjul/Buntet Astanajapura

Sebelah Selatan Wangkelang/Belawa Lemahabang

Sebelah Barat Gumulung Lebak/Lebak Mekar

Greged

(3)

Dilihat dari topografi dan kontur tanah Desa Gumulung Tonggoh Kecamatan Greged secara umum berupa tanah seluas 372.671 Ha, tanah darat seluas 135,45 Ha, yang berada pada ketinggian laut antara 75 m s/d 108 m diatas permukaan laut dengan suhu berkisar antara 29 derajat celcius.

Secara visualisasi, wilayah Administratif Desa Gumulung Tonggoh dapat dilihat pada peta sebagai berikut :

PETA DESA GUMULUNG TONGGOH

Struktur Organisasi Pemerintah Desa Gumulung Tonggoh, terdiri dari :

No Nama Jabatan

1. Agus Saepudin Kuwu

2. Aris Suhardani Sekretaris Desa 3. Nunung Setiawati Bendahara

4. Rudi Nurudin Kepala Urusan Umum

5. Eva Puspaningrum Kepala Urusan Keuangan 6. Tatang Herdiyana Kepala Urusan Program

7. Eeb Sueb Kepala Seksi Pemerintah dan Pembinaan Kemasyarakatan

8. Ehan Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat

(4)

9. Budiono Kepala Dusun I

10. Kusnadi Kepala Dusun II

11. Efendi Mulyana Kepala Dusun III 12. Andri Hidayat Kepala Dusun IV

Sumber: Profile Desa Gumulung Tonggoh 2017

4.1.2. Keadaan Sosial Masyarakat Desa Gumulung Tonggoh

Penduduk Desa Gumulung Tonggoh 100% beragama Islam, hal ini terlihat dengan adanya pengajian ibu-ibu yang diadakan rutin setiap hari minggu di masjid dan di musholah-musholah yang ada disetiap Dusun.1 Adapun sarana dan prasarana lainnya yang ada di Desa Gumulung Tonggoh adalah sebagai berikut :

Masjid 3

Mushola 29

Posyandu 7

Puskemas 1

Balai Desa 1

Sekolah Dasar 3

TK 8

Berbicara tentang keadaan sosial yang ada di Desa Gumulung Tonggoh kegiatan gotong-royong masyarakat sekitar sampai saat ini masih berjalan dengan baik, seperti halnya jika ada yang membangun rumah maupun tempat peribadatan, mereka bahu membahu saling membantu. Hal ini juga dilakukan dalam rangka kebersihan yang rutin diadakan setiap hari minggu, salah satu penggerak pemuda desa yang berada di Dusun Buyut mengatakan bahwa masyarakat Desa Gumulung Tonggoh ini saling membantu, menghormati, dan gotong royong. Anak-anak mudanya pun tidak kalah kompak dengan orang tua. Jika ada perlombaan pada Hari Besar Islam (HBI) maupun memperingati hari kemerdekaan, anak-anak mudalah yang bergerak dalam kegiatan tersebut.2

1 Wawancara dengan Ibu Susi selaku Ketua KWT (Kelompok Wanita Tani) di Desa Gumulung Tonggoh Kec.

Greged Kab. Cirebon, tanggal 25 Oktober 2017 pukul 10.00 WIB

2 Wawancara dengan Ibu Neni masyarakat di Desa Gumulung Tonggoh Kec. Greged Kab. Cirebon, tanggal 29 Oktober 2017 pukul 15.25 WIB

(5)

4.1.3. Keadaan Ekonomi Masyarakat Desa Gumulung Tonggoh

Desa Gumulung Tonggoh berada pada ketinggian diatas permukaan laut antara 75 mdl s/d 108 mdl dengan keadaan suhu rata-rata harian 38,00 derajat celcius. Dengan begitu desa ini cukup potensial untuk di tanami buah-buahan karena tekstur tanah yang subur serta iklim yang baik dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi penghidupan masyarakat Desa Gumulung Tonggoh. Melihat keadaan iklim Desa Gumulung Tonggoh ini terdapat curah hujan sekitar 115,00 mm, sehingga keadaan ekonomi Desa Gumulung Tonggoh ini lebih didominasi oleh pertanian, baik itu pertanian padi dan holtikultura (Akmaludin, 2018: 42-43). Namun masyarakat sekitar umumnya bermata pencaharian sebagai petani, pedagang keliling dan buruh harian lepas. Tetapi petani yang ada di Desa Gumulung Tonggoh mayoritas bukan sebagai petani pangan (padi) akan tetapi lebih kepada petani buah-buahan, salah satunya seperti petani buah mangga.

Maka dari itu mayoritas masyarakat Desa Gumulung Tonggoh memiliki satu atau bahkan lebih pohon mangga yang ada didepan halaman rumahnya. Beberapa dari masyarakat juga ada yang memiliki perkebunan pohon mangga dan pohon mangga ini menjadi sumber mata pencaharian masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Selain itu pohon mangga juga merupakan salah satu ciri khas potensi sumber daya lokal yang ada di Desa Gumulung Tonggoh. Sehingga Desa Gumulung Tonggoh tersebut terkenal dengan produksi buah mangganya, walaupun buah mangga itu termasuk dalam buah musiman. Namun sudah banyak obat-obat perangsang untuk mangga agar dapat berbuah diluar musimnya (off season). Biasanya di Desa Gumulung Tonggoh sendiri masa panen buah mangga bisa 2-3 kali dalam setahun.3

Berikut data mata pencaharian Desa Gumulung Tonggoh :

No Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan

1 Petani 346 Orang 93 Orang

2 Buruh tani 1.814 Orang -

3 Pegawai Negeri sipil 43 Orang 27 Orang

3 Wawancara dengan Bapak Nono masyarakat Desa Gumulung Tonggoh Kec. Greged Kab. Cirebon, tanggal 21 Oktober 2017 pukul 11.10 WIB

(6)

4 Pedagang keliling 914 Orang 86 Orang

5 Peternak 57 Orang -

6 Montir 9 Orang -

7 Karyawan Perusahaan Swasta 112 27

8 Buruh Harian Lepas 1.444 -

9 Guru Swasta 9 14

10 Tukang Batu 29 -

4.2. Pembahasan

4.2.1. Gambaran Umum Rumah Kemas Mangga di Desa Gumulung Tonggoh

Mangga merupakan salah satu komoditas buah-buahan (Holtikultura) yang banyak diusahakan oleh masyarakat Kabupaten Cirebon serta banyak dikonsumsi masyarakat dalam negeri maupun luar negeri, begitu pula di Desa Gumulung Tonggoh yang kaya akan sumber daya alamnya dengan produksi mangga. Oleh karenanya di Desa Gumulung Tonggoh ini terdapat bangunan yang bernama Rumah Kemas Mangga KTB Dunia Buah (Grading and Packing House Mango) yang mana artinya Rumah Kemas Mangga atau yang biasa masyarakat sekitar menyebutnya RKM ini mempunyai Kelompok Tani Buah (KTB) didalamnya yang bernama Dunia Buah. Bangunan itu menjadi gudang kemas (Packing House) atau pengumpulan buah mangga.4

Struktur kepengurusan Rumah Kemas Mangga sebagai berikut :

Ketua Ardi Haryadi

Sekretaris Dadang. S

Bendahara Evi

Jumlah Anggota 22 Orang

4.2.2. Sejarah Berdirinya Rumah Kemas Mangga di Desa Gumulung Tonggoh

Sebelum Rumah Kemas Mangga yang sekarang sudah berdiri sebagai bangunan

4 Wawancara dengan Pak Dadang selaku Sekretaris di Rumah Kemas Mangga di Desa Gumulung Tonggoh Kec.

Greged Kab. Cirebon, tanggal 20 April 2017 pukul 13.35 WIB

(7)

gudang pengumpulan mangga, dulunya tempat pengepakan dilakukakn pada halaman rumah dan rumah kosong milik ketua yaitu Pak Ardi dengan alas berlantai tanah serta atap dengan terpal. Sehingga prosentasi kerusakan akibat perlakuan sortasi, grading, pengepakan dianggap terlalu tinggi. Lalu dengan tersedianya tempat pengemasan yang baik untuk menampung dan mengemas hasil produksi mangga dari Kelompok Tani Dunia Buah dan para petani lainnya yang ada di Kabupaten Cirebon ini sangat berpengaruh untuk meningkatkan kualitas pengemasan mangga dan mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh perlakuan pasca panen.

Oleh karena itu, adanya Rumah Kemas Mangga ini menjadi chanel untuk memasarkan hasil produksi mangga. Adapun tujuan dari pemasaran hasil produksi mangga tersebut adalah Pasar Export (Suplayer Exportir PT. Aliando, Jakarta), (PT.

Asri, Jakarta), (PT. Alamanda, Bandung), Suplayer Pasar Modern seperti ke Hero Departemen Store dan Carefoor, Suplayer pasar-pasar di Kota Besar seperti Jakarta, Tanggerang, Bogor, Bandung dan pasar antar pulau seperti Sumatera dan Kalimantan.

Pengiriman mangga dengan kualitas dan pengepakan yang baik merupakan salah satu perhatian khusus, sehingga permintaan pasar setiap tahunnya terus mengalir.5

Peralatan dan Transportasi yang terdapat pada Rumah Kemas Mangga antara lain:

Meja Sortasi Hand Pallet Jack Meja Pengkelasan Alat Pengemasan Meja Pengemasan Generator Listrik Timbangan Duduk Baju Kerja Timbangan Meja Keranjang Plastik Pisau dan Gunting Pompa Air

White Board Mobil Box Berpendingin

Sumber: Proposal Rumah Kemas Mangga di Desa Gumulung Tonggoh

4.2.3. Sumber Daya Manusia

Karakteristik petani mangga lebih banyak yang berjenis kelamin pria dari pada wanita, berumur rata-rata 48 tahun, berpendidikan terakhir SD dan SMP. Terdapat dua

5 Wawancara dengan Pak Dadang selaku Sekretaris di Rumah Kemas Mangga di Desa Gumulung Tonggoh Kec.

Greged Kab. Cirebon, tanggal 20 April 2017 pukul 13.35 WIB

(8)

tipe petani mangga di Desa Gumulung Tonggoh yaitu petani mangga yang menjadi kelompok tani buah (KTB) di Rumah Kemas Mangga dan petani mangga perorangan (mandiri). Terdapat perbedaan antara kedua tipe petani mangga tersebut, berikut perbedaannya :

Kelompok Tani Buah di RKM Bekerja di RKM sebagai petani mangga yang mengurus kebun mangga milik RKM.

Petani Peorangan yang Mandiri Memiliki modal sendiri untuk dapat menyewa beberapa pohon mangga (borongan).

4.2.4. Sistem Kerja Petani Mangga di Desa Gumulung Tonggoh a. Jadwal Kerja

Kelompok tani buah (KTB) Dunia Buah kerja setiap hari untuk mengurus membersihkan dan mengecek kebun mangga yang dimiliki RKM, yaitu di panongan, sedong, dan kuningan. Adapula yang di Desa Gumulung Tonggoh namun bukan kebun mangga melainkan menyewa beberapa pohon mangga atau masyarakat sekitar biasa menyebutnya itu borongan. KTB Dunia Buah diberi kepercayaan untuk mengurus kebun mangga milik RKM, satu kebun mangga memiliki 660 pohon mangga seperti yang ada di Panongan. Kebun mangga yang di Panongan dipegang oleh Pak Rasmin, RKM memberikan kepercayaannya kepada Pak Rasmin karena sudah menjalin keakraban selama dua tahunan bahwa Pak Rasmin dahulunya petani mangga biasa yang sering menjual hasil produksi mangganya ke RKM. Lalu untuk mengurus kebun mangga yang memiliki 660 pohon mangga itu Pak Rasmin tidak sendirian, melainkan dibantu oleh anaknya yang bernama Adi dan empat pekerjanya yaitu buruh tani ada Pak Hana, Pak Ruham, Pak Pulung dan Pak Udin. Untuk jadwal kerjanya Pak Rasmin setiap hari ke kebun mangga walaupun belum masa panen, karenanya pohon mangga harus selalu dicek dan disemprot menggunakan obat-obat perangsang agar banyak buahnya dan agar cepat masa panennya. Namun kebanyakan dan keseringan memberi obat-obatan pada mangga juga tidak baik, karena sejatinya yang alami

(9)

itu lebih enak dan lebih tahan lama dibandingkan dengan yang dipaksakan seperti diberi obat-obat perangsang, hasil mangganya pun tidak kuat tahan lama dan rasa manisnya pun berbeda dengan rasa manis mangga alami yang tanpa obat-obatan. 6 Untuk petani mangga yang perorangan (mandiri) jadwal kerjanya tidak sampai setiap hari, hanya seminggu 3-4 kali untuk menyemprot membersihkan dan mengecek, karena petani mangga perorangan tidak mengurus kebun mangga yang jumlah pohon mangganya hingga ratusan. Petani mangga perorangan (mandiri) hanya menyewa beberapa pohon mangga yang ada dipekarangan halaman rumah masyarakat, karena pohon mangga ini dapat disewakan pertahun atau biasanya petani mangga menyewanya minimal tiga tahun, karena setahun pohon mangga dapat berbuah atau panen 1-3 kali pada saat musim panen. 7

b. Pembagian Tugas Kerja

Dalam struktur kepengurusan Rumah Kemas Mangga terdapat 22 Orang anggota.

Selain Kelompok Tani Buah Dunia Buah yang mengurus kebun mangga, didalam RKM tersebut terdapat pembagian tugas kerja yaitu sebagai berikut :

1. Supir tugasnya untuk mengantar hasil produksi mangga ke pasar Export, Suplyer Pasar Modern, Suplyer Pasar-pasar di Kota Besar dan Pasar antar pulau.

2. Orang yang berada di RKM untuk mensortir hasil panen mangga tugasnya yaitu : a) Memilih, proses pemilahan dilakukan dengan menghindari kerusakan

mekanis. Produk yang telah dipilah ditempatkan dalam wadah yang terpisah.

b) Pemisahan dilakukan dengan cara dan alat yang tidak merusak produk.

c) Pembersihan/pencucian, dilakukan dengan menggunakan air bersih.

Pencucian buah dapat dilakukan bersamaan dengan pembersihan dengan menggunakan alat yang tidak melukai produk. Beberapa produk tertentu cukup dilakukan dengan pengelapan.

3. Lalu anggota lain tugasnya untuk mengemas Produk Holtikura yang ditempatkan dalam wadah sesuai sifat dan karakteristik produk.

6 Wawancara dengan Pak Pulung Kelompok Tani Buah di Rumah Kemas Mangga Desa Gumulung Tonggoh Kec.

Greged Kab. Cirebon, tanggal 1 November 2017 pukul 10.00 WIB

7 Wawancara dengan Pak Toni Petani Mangga Mandiri di Desa Gumulung Tonggoh Kec. Greged Kab. Cirebon, tanggal 22 Oktober 2017 pukul 11.25 WIB

(10)

Untuk pembagian tugas kerja yang ada di kebun mangga RKM, kelompok tani buah seperti salah satunya Pak Rasmin memberi tugas kepada anak dan empat temannya yang membantu mengurus kebun mangga yang berada di Panongan itu, bahwa pembagian tugas yang ada di kebun mangga Panongan itu Pak Rasmin sebagai ketua memberikan pembagian tugas kepada anak dan empat teman Pak Rasmin yaitu untuk mengurus membersihkan menyemprot dan memanen hasil mangga. Namun tugas tersebut tidak dilakukan setiap hari, bila mana saat-saat pohon mangga sudah mulai berbunga dan berbuah lah teman-teman dan anak Pak Rasmin bekerja. 8

Begitupun pembagian tugas yang dilakukan oleh petani perorangan (mandiri), hanya bedanya jika petani mangga perorangan dibantu oleh saudaranya dan tidak memerlukan banyak orang karena memang tidak mengurus kebun mangga hanya mengurus beberapa pohon mangga milik masyarakat sekitar. 9

c. Kontroling dan Evaluasi

Biasanya dilakukan setiap selesai penyemprotan pada pohon mangga, agar tahu apakah hama yang ada di pohon mangga tersebut sudah mati atau belum. Untuk evaluasinya sendiri proses ini untuk mengetahui ada kerusakan atau tidak pada buah mangga.

4.2.5. Pengaruh RKM terhadap Kesejahteraan Ekonomi Petani Mangga

Adanya Rumah Kemas Mangga (RKM) di Desa Gumulung Tonggoh itu sesungguhnya untuk membantu petani-petani mangga sekitar, tetangga desa maupun dari Kabupaten Cirebon. Oleh karena itu, keberadaan Rumah Kemas Mangga ini menjadi tempat atau chanel untuk memudahkan para petani memasarkan hasil produksi mangganya. Adapun tujuan dari pemasaran hasil produksi mangga tersebut adalah Pasar Export (Suplayer Exportir PT. Aliando, Jakarta), (PT. Asri, Jakarta), (PT. Alamanda, Bandung), Suplayer Pasar Modern seperti ke Hero Departemen Store dan Carefoor,

8 Wawancara dengan Pak Rosli Kelompok Tani Buah di Rumah Kemas Mangga Desa Gumulung Tonggoh Kec.

Greged Kab. Cirebon, tanggal 1 November 2017 pukul 14.45 WIB

9 Wawancara dengan Pak Hana Petani Mangga Mandiri di Desa Gumulung Tonggoh Kec. Greged Kab. Cirebon, tanggal 4 November 2017 pukul 14.25 WIB

(11)

Suplayer pasar-pasar di Kota Besar seperti Jakarta, Tanggerang, Bogor, Bandung dan pasar antar pulau seperti Sumatera dan Kalimantan.

Seiring dengan meningkatnya taraf hidup dan kesadaran masyarakat akan pemenuhan gizi yang seimbang, maka permintaan produk hortikultura juga meningkat.

Hortikultura yaitu buah dan sayuran merupakan salah satu sumber gizi berupa karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan air serta serat yang bermanfaat bagi kesehatan. Saat ini produk hortikultura tidak hanya dinilai dari rasa, namun juga dari penampilan fisik seperti keseragaman ukuran, warna dan bentuk serta kemulusan kulit.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah segi kesehatan, kelestarian lingkungan, penampilan, dan kemasan sehingga mampu meningkatkan nilai jual. Tuntutan konsumen saat ini adalah mendapatkan produk hortikultura yang bermutu dan aman dikonsumsi.

Oleh karenanya ini salah satu dampak baik ada nya Rumah Kemas Mangga di Desa Gumulung Tonggoh untuk para petani, agar produksi buah mangganya dapat terjual dan dipasarkan serta di Packing sedemikian aman dan bagus.

Produk hortikultura sifatnya mudah rusak (perishable). Penyediaan rumah kemas mangga dengan segala aktivitas di dalamnya diharapkan mampu menjadi pusat distribusi komoditas pertanian mangga, termasuk komoditas berpotensi ekspor.

Berbicara potensi buah mangga yaitu hanya bisa satu kali panen dalam setahun, karena kita tahu bahwa pohon mangga merupakan termasuk buah musiman. Berbeda dengan masyarakat Desa Gumulung Tonggoh, saat musim panen mangga mereka bisa memanen mangga 2 sampai 3 kali panen dalam setahun, karena mereka menggunakan obat (pupuk) yang dipakai atau disemprotkan ke pohon mangga tersebut untuk menghasilkan mangga lebih cepat berbuah. Saat musim panen mangga tiba, satu pohon mangga bisa menghasilkan 1 sampai 2 kuwintal mangga.

Ketika musim panen mangga berlangsung masyarakat biasa menjual mangganya kepada pengepul atau ke Rumah Kemas Mangga dengan harga yang sudah ditentukan oleh pihak pengepul atau RKM. Ada juga sebagian dari masyarakat tersebut yang menjualnya langsung ke pasar terdekat. Akan tetapi mayoritas masyarakat biasanya lebih menjual mangganya kepada pengepul karena fikirnya tidak perlu mengeluarkan biaya untuk transport. Harga mangga yang dijual pun berbeda-beda sesuai dengan jenis mangga tersebut. Harga mangga ketika musiman dan tidak musiman itu berbeda. Saat

(12)

musiman biasanya harga mangga yang masyarakat jual lebih murah dibandingkan dengan harga mangga yang tidak musiman. 10

Adapun jenis dan harga mangga adalah sebagai berikut :

Jenis Mangga Harga Musiman/Kg Harga Non Musiman/Kg

Harumanis Rp. 10.000,- Rp. 15.000-20.000

Gedong Rp. 23.000,- Rp. 25.000-30.000

Kopek Rp. 4.000,- Rp. 5.000 – 7.000

Kweni Rp. 10.000,- Rp. 15.000 – 18.000

Golek Rp. 8.000,- Rp. 10.000 – 12.000

Dermayu Rp. 13.000,- Rp. 15.000 – 20.000

Kidangsari Rp. 4.000,- Rp. 5.000 – 7.000

Dalam Tabel diatas bahwasannya yang menjadi mangga unggulan dan banyak diminati pasar adalah mangga jenis Gedong yang harganya paling mahal per-kg, tetapi Harumanis dan Dermayu pun sama banyak diminati pasar.

Keberadaan Rumah Kemas Mangga (RKM) di Desa Gumulung Tonggoh sangat berpengaruh bagi kelompok tani buah (KTB) dan petani-petani mangga lainnya baik disekitaran Kabupaten Cirebon. Pasalnya RKM ini tempat satu-satunya bagi para kelompok tani buah (KTB) untuk menjual hasil panen mangganya kesini, karena bagi kelompok tani buah yang mengurus kebun mangga di Kuningan atau Sedong tidak ada Rumah Kemas Mangga seperti ini disana hanya ini satu-satunya. Kelompok tani buah diwajibkan untuk menjual hasil panen mangganya ke Rumah Kemas Mangga dikarenakan petani yang mengurus kebun mangga milik RKM semuanya dimodali, baik dari segi lahan perkebunan, obat-obatan, keranjang, pupuk, penyemprotan dan segala kebutuhan keperluan petani mangga dimodali oleh RKM. Itu sebabnya kelompok tani buah harus menjual hasil panen mangga nya ke RKM langsung tidak bisa menjual keluar.

Berbeda dengan petani perorangan (mandiri) yang bebas ingin menjual hasil panen mangganya keluar langsung ke pasar atau ke Rumah Kemas Mangga. 11

10 Wawancara dengan Pak Rasmin Kelompok Tani Buah di Rumah Kemas Mangga Desa Gumulung Tonggoh Kec.

Greged Kab. Cirebon, tanggal 5 November 2017 pukul 11.20 WIB

11 Wawancara dengan Pak Rasmin Kelompok Tani Buah di Rumah Kemas Mangga Desa Gumulung Tonggoh Kec.

Greged Kab. Cirebon, tanggal 5 November 2017 pukul 11.20 WIB

(13)

4.2.6. Pola Permodalan

a. Kelompok Tani Buah (KTB) Dunia Buah di RKM

Berdasarkan cerita Pak Rasmin selaku kelompok tani buah di Rumah Kemas Mangga bahwa awal mulanya Pak Rasmin adalah petani biasa atau petani perorangan yang dulunya jika saat musim panen mangga Pak Rasmin selalu menjualnya ke RKM selama dua tahunan. Dari situlah rasa keakraban mulai ada, sehingga ketua RKM mempercayai Pak Rasmin untuk menjadi kelompok tani buah dan mengurus kebun mangga yang ada di Panongan milik RKM. Polanya yaitu Pak Rasmin diberi kepercayaan dan tanggung jawab untuk mengurus kebun mangga milik RKM, dengan tugas yang setiap hari mengontrol membersihkan kebun menyemprot pohon mangga sebanyak 660 pohon di kebun mangga Panongan dengan variatif mangga harumanis dan mangga golek. Kebutuhan dan keperluan untuk kebun seperti obat-obatan perangsang agar dapat berbuah diluar musim, pupuk, penyemprotan, keranjang, dan lainnya dimodali semua oleh RKM sistemnya meminjam, jadi petani tersebut nanti membayarnya dengan hasil panen mangga yang baik dan melimpah. Sistem upah untuk Pak Rasmin diberi setiap mingguan oleh RKM sebanyak 5 juta dan untuk lima orang yang bekerja dan membantu Pak Rasmin diberi upah setiap hari oleh Pak Rasmin dari uang 5 juta tersebut, kebutuhan dan keperluan untuk kebun seperti obat-obatan untuk pohon mangga RKM memberikannya dalam hitungan mingguan pula. Jika diungkan obat-obatan itu seminggu bisa mencapai 4 jutaan untuk 660 pohon mangga.

Berikut perhitungan modal yang dikeluarkan RKM untuk petani mangga yang mengurus kebun mangga di Panongan :

Keterangan :

Dihitung dalam 1 Tahun yaitu ada 48 Minggu Upah Petani Mangga dalam hitungan Minggu

Rp 5.000.000 x 48 = 240.000.000 Kebutuhan Obat-obatan untuk Kebun Mangga

Rp 4.000.000 x 48 = 192.000.000 240.000.000 + 192.000.000 = Rp 432.000.000,-

(14)

Jadi, total modal yang dikeluarkan dari RKM untuk petani mangga yang mengurus kebun mangga di Panongan sebanyak 432 juta dalam setahun. Target Pak Rasmin untuk menjual hasil panennya ke RKM harus mencapai minimal 632 juta, karena Laba yang diterima RKM setiap panen adalah 200 juta.

Pada saat musim panen tiba Pak Rasmin menjual hasil panen pertamanya ke RKM senilai 660 juta. Panen pertamanya sudah impas karena untuk membayar hutang pada saat panen tahun kemaren. Pada panen keduanya Pak Rasmin menjual hasil panennya senilai 720 juta jadi masih ada kembalian 88 juta, ini menjadi uang lebih untuk Pak Rasmin. Menurut pengakuan Pak Rasmin perbedaan sekarang menjadi kelompok tani buah di RKM dengan dulu menjadi petani biasa atau perorangan lebih baik sekarang, lebih ada peningkatan dari segi perekonomiannya karena setiap hari selalu ada pemasukan dan uang lebihan.

Ada pula masyarakat sekitar yang bukan termasuk dalam struktur anggota atau bukan kelompok tani buah mangga di Rumah Kemas Mangga yang dimodali RKM untuk menyewa pohon mangga sekitaran keperluan merawat pohon mangganya seperti obat-obatan untuk penyemprotan pada buah pohon mangga dan keperluan lainnya asalkan dengan perjanjian akan menjual hasil mangganya nanti ke Rumah Kemas Mangga tidak dapat kelainnya atau keluar, karena ini sistemnya yang punya modal butuh mangga banyak yang tidak ada modal butuh pekerjaan. Namun tidak sembarang orang juga yang dapat diberikan modal oleh RKM seperti ini hanya orang-orang terdekat dan yang tau bagaimana kesehariannya. Hal ini dampak adanya Rumah Kemas Mangga terhadap masyarakat sekitar sangat membantu untuk meningkatan taraf perekonomian dalam keluarganya, dan dapat membuka peluang lahan pekerjaan. 12

b. Petani Mangga Perorangan (Mandiri)

Berbeda halnya dengan kelompok tani buah di RKM, petani mangga perorangan (mandiri) tidak terikat dengan apapun karena nya petani mangga perorangan ini mempunyai modal sendiri walaupun hanya sedikit. Umumnya petani mangga perorangan tidak mempunyai kebun mangga yang mempunyai ratusan pohon mangga

12 Wawancara dengan Pak Adi Kelompok Tani Buah di Rumah Kemas Mangga Desa Gumulung Tonggoh Kec.

Greged Kab. Cirebon, tanggal 25 April 2017 pukul 11.25 WIB

(15)

seperti yang dimiliki oleh RKM, namun petani mangga perorangan hanya menyewa atau biasa masyarakat menyebutnya sebagai borongan beberapa atau puluhan pohon mangga milik masyarakat sekitar. Seperti Pak Kasim yang menjadi petani perorangan (mandiri) tuturnya lebih bebas menjadi petani yang mandiri karna untuk penjualan hasil panen mangga bebas ingin menjual langsung kepasar atau keluar kota jika memang sudah mempunyai chanel sendiri atau ingin menjualnya ke RKM juga boleh, karena tidak ada ikatan dan perjanjian pinjam meminjam modal pada petani mangga perorangan dan RKM. Walaupun modal yang dikeluarkan oleh petani perorangan tidak sebanyak dengan modal yang dikeluarkan oleh RKM, tentu saja karena petani mangga perorangan hanya mengurus belasan pohon mangga saja seperti Pak Kasim.

Pak Kasim adalah petani mangga perorangan (mandiri) yang mempunyai modal kecil-kecilan untuk memanfaatkan dan membudidayakan mangga dalam usahanya.

Karenanya Pak Kasim tidak begitu banyak menyewa pohon mangga milik masyarakat sekitar hanya 15 pohon mangga yang bervariatif mangga harumanis, jadi yang membantu untuk mengurus dan memanen hasil mangga nya hanyalah saudara dekatnya saja dua orang. Berikut modal yang dikeluarkan oleh Pak Kasim (petani perorangan) dalam setahun :

Upah pekerja yang membantu untuk 2 orang 350.000 x 48 = Rp 16.800.000

Kebutuhan Obat-obatan untuk 15 pohon mangga 150.000 x 48 = Rp 7.200.000

Menyewa pohon mangga 2 tahun 1.000.000 x 15 = Rp 15.000.000

16.800.000 + 7.200.000 + 15.000.000 = Rp 39.000.000,-

Jadi, total modal yang dikeluarkan oleh Pak Kasim Petani Perorangan dalam setahun adalah Rp 39.000.000. Dengan hasil panen yang satu pohon dapat menghasilkan 1-2 kuwintal mangga, dihitung pendapatan Pak Kasim dalam sekali panen yaitu harga mangga harumanis saat musiman dibandrol dengan harga 10.000, jika diluar musim 15.000-20.000. Jika dihitung untuk satu pohon mangga saja yang dapat menghasilkan 1 atau 2 kuwintal mangga maka untuk panen pertama saat musiman 10.000 x 200 kg = 2.000.000 untuk 1 pohon, lalu Pak

(16)

Kasim mempunyai 15 Pohon Mangga Harumanis maka 2.000.000 x 15 = 30.000.000 ini saat panen pertama mangga musiman, panen kedua diluar musim mangga terhitung 1 kg mangga 15.000 x 200 kg = 3.000.000 untuk satu pohon, dan Pak Kasim memiliki 15 pohon mangga. Maka 3.000.000 x 15 = 45.000.000 Maka total pendapatan Pak Kasim dalam setahun dihitung hanya dalam dua masa panen 30.000.000 + 45.000.000 = 75.000.000. Dikurangi untuk modal yang sudah terhitung pada awal yaitu 39.000.000, yaitu :

Pendapatan setahun dalam dua masa panen :75.000.000 Modal yang telah dikeluarkan selama setahun :39.000.000 -

36.000.000

Maka pendapatan Pak Kasim setahun dengan masa panen dua kali adalah Rp 36.000.000,-

Dengan melihat perbedaan antara kelompok tani buah di Rumah Kemas Mangga dan petani perorangan (mandiri) sama-sama mempunyai pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang pangan dan papan mereka.

Dilihat dari pendapatan yang tidak sedikit dan pengakuan dari keduanya bahwa mereka merasakan akan kesejahteraan ekonominya masing-masing.

Referensi

Dokumen terkait

kesejahteraan rumah tangga sebesar 0,654. Berdasarkan interprestasi koefisien korelasi nilai r, maka 0,654 termasuk tingkat hubungan “kuat” hasil ini menunjukan bahwa terjadi

Dalam membantu permasalahan petani banyak anggota kelompok tani yang merasa terbantu dengan adanya kelompok tani maju bersama ini, salah satunya hasil wawancara dengan informan

Dapat disimpulkan menghitung tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode Activity Based Costing jauh lebih efektif dan efesien dimana manajer rumah sakit dapat

Mangga atau mempelam adalah nama sejenis buah, demikian pula nama pohonnya. Mangga termasuk ke dalam margaMangifera, yang terdiri dari 35-40 anggota,

Setelah 2 buah Generator diparalelkan, selanjutnya hal yang harus diperhatikan adalah seberapa besar Droop Speed pada masing-masing mesin Generator tersebut.Saat 2 buah

Sedangkan kelompok tani sebagai unit produksi maka usahatani yang dilaksanakan oleh masing-masing anggota kelompok tani secara keseluruhan harus dipandang sebagai satu

a) Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggung Jawab Fungsional Secara Tegas. Struktur organisasi pada MI Tahfiz Al-Qur'an Assanabil Banjarmasin tidak sesuai

Struktur organisasi merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu perusahaan, baik perusahaan besar, menengah maupun perusahaan kecil, karena struktur organisasi