• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMBANGUN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MEMBANGUN GOOD CORPORATE GOVERNANCE"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

MEMBANGUN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)

(Studi Kasus Di BUMDes Sukses Bersama Desa Karatung Kabupaten Kepulauan Talaud)

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Program Studi Manajemen

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

REXY ANDALANGI MAATUIL 212018041

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

2022

(2)

i

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

Jl.Diponegoro 52-60 : (0298) 321212, 311881 Salatiga 50711-Indonesia

Fax. (0298)-321433 PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS

Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Rexy Andalangi Maatuil Nim : 212018041

Program studi : Manajemen

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas akhir :

Judul : Membangun Good Corporate Governance Di BUMDes Studi Kasus Di Badan Usaha Milik Desa Sukses Bersama Desa Karatung Kabupaten Kepulauan Talaud.

Pembimbing : Neil Semuel Rupidara S.E.,M.Sc.,Ph.D Tanggal Ujian : 27 Mei 2022

Adalah benar-benar karya saya.

Di dalam kertas kerja ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.

Salatiga, 31 maret 2022

Rexy Andalangi Maatuil

(3)

ii

MEMBANGUN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)

Studi Penelitian di BUMDes Sukses Bersama Desa Karatung Kabupaten Kepulauan Talaud

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Program Studi Manajemen

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Disetujui Oleh :

Neil Semuel Rupidara S.E.,M.Sc.,Ph.D Pembimbing

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

2022

(4)

iii

R e p o s it o ri I n s ti tu s i | U n iv e rs it a s K ri s te n S a ty a W a c a n a

repository.uksw.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Kerja : Membangun Good Corporate Governance Di Badan Usaha Milik Desa Sukses Bersama Desa Karatung Kabupaten Kepulauan Talaud

Mahasiswa Rexy Andalangi Maatuil 212018041

Manajemen j& tm k

Menyetujui

MBA., Ph.D li SI Manajemen

Dinyatakan Lulus Ujian Pada Tanggal OS Agustus 2022

(5)

iv

HALAMAN MOTO :

Hari Esok Adalah Harapan, Hidup Adalah Perjuangan

Tanamankan Dalam Diri, Bahwa Kita Diciptakan Untuk Memberi Arti Bagi Masyarakat, Nusa, Bangsa Dan Negara

(Audaces Fortuna Iuvat)

(6)

v

ABSTRACT

BUMDes Success Bersama, along with Karatung Village, Nanusa District, Talaud Islands Regency, which was established in 2017, currently runs 2 business units, namely the building material sales business unit, and a liquid smoke business unit. BUMDes Success Together, must apply the principle of Good Corporate Covernance which has five principles, namely transparency, accountability, responsibility, independence, fairness.

The formulation of the problem in this research is how to build good corporate governance in the management of BUMDes Sukses Bersama Karatung Village, Nanusa District, Talaud Islands Regency. As the purpose of this research is to find out how BUMDes apply the principles of Good Corporate Covernance, and find out the constraints of BUMDes in implementing Good Corporate Covernance, this research uses qualitative methods, case studies, interviews, data taken from 7 sources. The results of this research are that the successful BUMDes together have implemented the principles of Good Corporate Covernance, although it has not been maximally carried out, but the application of the principles of Good Corporate Covernance has been carried out, just need to develop.

Keywords : BUMDes Success Bersama, Good Corporate Governance

(7)

vi

SARIPATI

BUMDES Sukses Bersama Desa Karatung Kecamatan Nanusa Kabupaten Kepulauan Talaud yang berdiri sejak tahun 2017 saat ini memiliki 2 unit usaha yaitu unit usaha penjualan bahan bangunan dan unit usaha asap cair. BUMDes Sukses Bersama, harus menerapkan prinsip Good Corporate Covernance yang memiliki lima prinsip, yaitu transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi, kewajaran. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana membangun tata kelola perusahaan yang baik dalam pengelolaan BUMDes Sukses Bersama Desa Karatung Kecamatan Nanusa Kabupaten Kepulauan Talaud. Sebagaimana tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan mengeksplorasi bagaimana BUMDes menerapkan prinsip Good Corporate Covernance, dan mengetahui kendala BUMDes dalam menerapkan Good Corporate Covernance, penelitian ini menggunakan metode kualitatif, studi kasus, wawancara, data diambil dari 7 narasumber. Hasil penelitian dari riset ini adalah BUMDes sukses Bersama sudah melakukan penerapan prinsip Good Corporate Covernance, meskipun belum secara maksimal dilakukan, tetapi penerapan prinsip dari Good Corporate Covernance sudah dilakukan, hanya perlu dikembangkan

Kata Kunci : BUMDes Sukses Bersama, Good Corporate Governance

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur patut kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Sang Pemilik Kehidupan yang telah melimpahkan karunia dan berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Program Studi Manajemen Universitas Kristen Satya Wacana.

Skripsi ini berjudul “Membangun Good Coporate Governance Di BUMDes (Studi Kasus BUMDes Sukses Bersama Desa Karatung Kabupaten Kepulauan Talaud)” yang menjelaskan tentang bagaimana BUMDes membangun prinsip Good Corporate Governance. Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan Tugas Akhir ini oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat melengkapi kesempurnaan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.

Salatiga, 31 Maret 2022

Rexy Andalangi Maatuil

(9)

viii

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis memanjatkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa Sang Pemilik Kehidupan atas Berkat, atas kesempatan dan segala sesuatu yang dikaruniakanNya kepada penulis, Sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaiakan dengan baik. Penulis Menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, sejak awal perkuliahan hingga Terselesaikannya Skripsi ini, sangat sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh Karena itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Membangun Good Coporate Governance Di BUMDES (Studi Kasus di BUMDES Sukses Bersama Desa Karatung Kabupaten Kepulauan Talaud).

2. Keluarga penulis, Ibu Katrina Andalangi dan Ayah Theiron Mask Maatuil S.Pd, Abdon Andalangi S.Pd., M.Pd, Anasta Andalangi, Erika Mangiri, Darace Maatuil, Dalwin Maatuil, Dalson Maatuil, Fiorentino Firman Larongge, Abdias Larongge, Altris Larongge, Ns. Debby M Maatuil S.Kep, Kenedy Mansa, Novita Maliatja yang telah sangat banyak membantu memberikan doa dan dukungan baik secara moril maupun materil sehingga dapat mampu menunjang dan mendukung dari awal perkuliahaan sampai ditahapan skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis.

3. Bpk. Neil Semuel Rupidara S.E.,M.Sc.,Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu serta memberikan ide, motivasi, kritik serta saran kepada penulis selama penyusunan skripsi ini sehingga memacu penulis dengan semangat dalam proses penyusunan RTA dan skripsi, secara khusus berterimakasih kepada pak Neil Semuel Rupidara S.E.,M.Sc.,Ph.D yang juga sebagai Pimpinan Civitas Akademisi Universitas Kristen Satya Wacana, saya merasa bangga dan haru atas segala bantuan dan bimbingan yang terus diberikan.

4. Bpk. Prof. Dr. Christantius Dwiatmadja, M.E selaku wali studi yang telah memberikan dukungan dan saran serta motivasi selama kuliah di UKSW.

5. Ibu Yeni Purwanti S.E, MBA, PhD selaku Kaprogdi S1 Manajemen atas kebaikan dan pengertian yang telah diberikan kepada penulis selama kuliah di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW.

(10)

ix

6. Ibu Roos Kities Andadari, S.E., MBA., Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis atas kebaikan dan pengertian yang telah diberikan kepada penulis selama kuliah di UKSW.

7. Dr. Agus Sugiarto S.Pd., MM yang senantiasa telah menjadi dosen inspiratif dalam berbagai mata kuliah manajemen, dalam perkuliahaan telah banyak berbagi ilmu dan pengalaman serta sering membantu dan mensuport saya Ketika berada dalam kesulitan.

8. Seluruh staf pengajar dan staf tata usaha Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana yang telah menyampaikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis dalam kelancaran kegiatan kuliah selama ini.

9. Keluarga besar Persaudaraan Ana’u Talodda Salatiga, Jawa Tengah, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk berproses melalui organisasi, menambah pengalaman, dan melatih diri menjadi seorang pemimpin ; Rifky Ambuliling S.H.,M.H, Aristo Antade S.H.,M.H, Androykel Saletia S.H.,M.H, Yelhan Tinengke, Willy Christopher, Freisi Bukanaung, Michael Montoh, Ulanchiang Tumbal, Ivana Manangkabo, Adinda Marasut.

10. Keluarga Besar Partai Kebangkitan Bangsa, Ketua Karel Larunsedu, telah banyak membantu penulis dalam rangka menunjang aktvitas dalam mempersiapkan kader terbaik untuk menjadi pemimpin yang siap membangun Talaud dimasa mendatang.

11. Bpk Donald M Ambuliling S.Si, yang telah membantu saya dalam proses magang di Kantor Kecamatan Tampan’Amma, telah menjadi inspirasi dalam menjalani tugas tanggung jawab pengabdian, serta telah membagi banyak pengalaman berharga dalam bekerja.

12. Kepada Kepala Desa Karatung bersama seluruh pemerintah desa, dan pengurus BUMDes “Sukses Bersama, yang telah bersedia memberikan waktu, dan informasi sebagaimana yang diperlukan oleh penulis dalam melengkapi data dalam penulisan tugas akhir.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dan doa yang diberikan. Penulis hanya dapat berdoa supaya Tuhan memberkati setiap langkah hidup mereka.

(11)

x

Salatiga, 30 Maret 2022

Rexy Andalangi Maatui

(12)

11

DAFTAR ISI

HALAMAN MOTO ... iv

ABSTRACT... v

SARIPATI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

UCAPAN TERIMA KASIH... viii

DAFTAR ISI... 11

PENDAHULUAN ... 12

TINJAUAN PUSTAKA... 15

BUMDes ... 15

Prinsip Tata Kelola BUMDes ... 16

Badan Hukum Dan Komersial. ... 17

Ciri BUMDes ... 18

Good Corporate Governance... 19

Prisip-Prinsip Good Corporate Governance :... 20

Prinsip pengelolaan BUMDesa dielaborasi ... 24

Tahapan Dalam Penerapan Good Corporate Governance ... 24

Kerangka Berpikir ... 26

METODE PENELITIAN ... 27

Jenis Penelitian ... 27

Jenis Dan Sumber Data ... 29

Teknik Analisis Data ... 29

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30

Proses BUMDes Membangun Dan Menerapkan Good Corporate Governance ... 31

Implementasi Prinsip GCG Di BUMDes Sukses Bersama ... 37

Tahap dan proses BUMDes Membangun Good Corporate Governance ... 45

Kendala BUMDes Sukses Bersama ... 46

KESIMPULAN & SARAN ... 51

Kesimpulan ... 51

Implikasi Teoritis ... 53

Keterbatasan dan agenda penelitian yang akan datang ... 54

SARAN... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN 1 : ... 60

LAMPIRAN 2 ... 61

(13)

12

PENDAHULUAN

Organisasi yang baik perlu membangun, menerapkan dan mengkoordinasikan sistem operasinya berdasarkan prinsip Good Corporate Governance melalui berbagai bentuk peraturan operasional dan kegiatan operasi organisasi sehari-hari. Organisasi yang memiliki ciri Good Corporate Governance mengelola sumber daya secara efisien, efektif, ekonomis, dan produktif dengan duduk diatas prinsip keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab, kemandirian, dan kewajaran untuk mencapai tujuannya. Syahkroza, (2003) Good Corporate Governance menjadi pembahasan yang sangat penting, Good Corporate Governance merupakan sebuah sistem tata kelola yang mengatur perusahaan untuk membangun nilai tambah. Sri Sulistyanto, (2003). Good Corporate Governance juga adalah sebuah tahapan struktural yang memandu proses bisnis secara akuntabel untuk meningkatkan kinerja perusahaan, Good Corporate Governance karenanya adalah kunci sukses perusahaan untuk terus tumbuh dan menguntungkan dalam jangka waktu yang Panjang. Suryanto, (2019). Berdasarkan pemahaman itu, peneliti menilai bahwa mengimplementasikan Good Corporate Governance yang efektif, akan mampu memberikan dampak yang baik bagi BUMDes.

BUMDes merupakan upaya pemerintah untuk memperkuat kemandirian desa. Pembangunan sebuah desa harus didasarkan pada potensi dan permasalahan yang muncul di desa tersebut. BUMDes dalam hal ini adalah usaha ditingkat desa yang dibentuk guna melakukan upaya tersebut. Agar BUMDes dapat melakukan fungsi pembangunannya itu dengan efektif, maka BUMDes sangat membutuhkan tolak ukur (benchmark) pengelolaan yang tepat. Dengan pengelolaan yang tepat, BUMDes akan bertahan dan berkelanjutan. Untuk itu BUMDes perlu fokus dalam mengembangkan dan menerapkan Good Corporate Governance. Sebagai organisasi usaha, harta atau asset BUMDes seluruhnya atau sebagai besar dimiliki oleh desa melalui penyertaan langsung dari kekayaan desa, (UU No 32 Tahun 2004). Menurut PP No 47 tahun 2015, desa memiliki kewenangan untuk mengatur sumber daya dan arah pembangunan. Hal ini membuka kemungkinan bahwa desa akan mandiri dalam pengelolaan sumber daya ekonomi. Sebagai organisasi baru, BUMDes sangat membutuhkan pelatihan, pengawasan, menurut informasi Kepala

(14)

13

Dinas DP3PMD, dari 142 desa di Talaud, ada banyak kendala yang menghambat perkembangan BUMDes, Beberapa kendala itu di antaranya, (1). Keterbatasan SDM pengelola BUMDes, (2). Keterbatasan sarana dan prasarana, (3). Akses promosi dan pemasaran, (4). Keterbatasan kapasitas administrasi usaha, Oleh karena itu sangat diperlukan langkah-langkah untuk mengubah BUMDes ini menjadi lebih baik, Keberhasilan BUMDes sangat bergantung pada desa itu sendiri dalam mengelolanya, dengan latar belakang seperti itu, penelitian ini dilakukan untuk mendorong BUMDes membangun fondasi organisasi yang kokoh, dengan menerapkan prinsip Good Corporate Governance sebagai standart untuk mengelolanya. Penerapan Good Corporate Governance di BUMDes bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan semua sumber daya BUMDes agar menjadi lebih baik

BUMDes Sukses Bersama Desa Karatung dipilih sebagai objek penelitian karena dinilai sebagai BUMDes yang sudah berhasil dengan tolak ukurnya omzet yang didapat cukup besar yaitu Rp. 200.000 juta per tahunnya. Timbul pertanyaan bagi peneliti untuk melakukan riset, apakah dengan omzet sebesar itu, apakah BUMDes Sukses Bersama sudah menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG), Jika sudah maka dapat diteliti bagaimana pelaksanaan Good Corporate Governance di BUMDes Sukses Bersama. Jika belum, maka penelitian diarahkan pada ciri-ciri GCG untuk dijadikan dasar dibangunnya sistem Good Corporate Governance di BUMDes ini. Dengan penerapan Good Corporate Governance di BUMDes Sukses Bersama Desa Karatung, maka BUMDes akan mampu bertahan, dan mampu bersaing dengan hadirnya pemahaman fundamental 5 prinsip Good Corporate Governance di BUMDes.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan persoalan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana BUMDes Membangun dan Menerapkan Good Corporate Governance?, (2). Apa saja kendala yang dihadapi oleh BUMDes Sukses Bersama dalam membangun Good Corporate Governance?

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui dan mengeksplorasi bagaimana BUMDes Membangun dan Menerapkan Good Corporate Governance.

(2) Untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi oleh BUMDes Sukses Bersama dalam membangun Good Corporate Governance.

Manfaat Praktis pelitian ini adalah memberikan Refrensi sebagai panduan dalam mengelola BUMDes bagi seluruh desa yang ada di Kabupaten Kepulauan

(15)

14

Talaud bahkan di seluruh desa yang ada di indonesia agar mampu memaksimalkan potensi yang ada didesa lewat objek BUMDes yang dalam pengelolaanya sangat membutuhkan pemahaman secara mendasar, sangat penting bagi sebuah organisasi, terlebih organisasi usaha dalam membangun prinsip Good Corporate Governance sebagai dasar bagi organisasi dalam mengelola.

Sedangkan manfaat teori penelitian ini adalah untuk mengkaji tentang prinsip-prinsip Good Corporate Governance bagi Badan usaha Milik Desa. Hasil penelitian ini digunakan untuk memperkaya hasil penelitian sebelumnya yang terkait dengan penerapan konsep Good Corporate Governance dalam organisasi.

(16)

15

TINJAUAN PUSTAKA

BUMDes

Badan Usaha Milik Desa yang sering disingkat BUMDes adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh desa. melalui penyertaan langsung yang berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan untuk mengelola kekayaan, jasa, dan usaha lain untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat 7 Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015. BUMDes merupakan lembaga sosial ekonomi yang terpisah dari pemerintah desa. BUMDes merupakan badan usaha yang bercirikan desa yang dalam menjalankan kegiatannya selain membantu penyelenggaraan pemerintahan desa juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat desa.

UU No 6 tahun 2014, berisi bahwa tentang desa yang menjadi perhatian penting dan berarti untuk pemerintahan diperiode Jokowi-Jk, desa dipandang selaku potensi dan kekuatan besar yang mampu membagikan donasi dalam mewujudkan misi bangsa indonesia yang berdaulat, sejahtera serta bermartabat. Di dalam nawacita, spesialnya nawacita dipoint ketiga berisi “Membangun Indonesia Dari Pinggiran Dengan Menguatkan Daerah- Daerah Serta Desa Dalam Kerangka Negeri Kesatuan”,pemerintah telah menyatakan akan membangun desa lewat hadirnya UU Desa secara sistematis, tidak berubah- ubah serta berkepanjangan, buat menggapai desa yang maju, kokoh, mandiri serta demokratis. Departemen Desa, pdt, serta transmigrasi berkomitmen mewujudkan harapan UU Desa serta Nawacita. Anom Surya Putra, 2015). Dalam pandangan ini, berdirinya BUMDes sebagai tujuan untuk mewujudkan nawachita ke-1, ke-3, ke-5 dan ke-7 dengan pengertian sebagai berikut. BUMDes adalah Lembaga Kehidupan Desa, Masyarakat, dan Negara (kementerian desa pdtt). BUMDes merupakan salah satu strategi politik untuk membangun indonesia dari daerah sekitarnya melalui pengembangan bumdes.

BUMDes merupakan salah satu strategi politik untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat indonesia di desa. BUMDes adalah bentuk kemandirian ekonomi desa melalui relokasi unit-unit usaha strategis untuk kegiatan ekonomi bersama. Desa.

BUMDes adalah organisasi yang didirikan oleh pemerintah desa serta warga.

BUMDes didasarkan pada Undang-Undang dan Peraturan yang mengatur adat istiadat penduduk desa. Tujuan BUMDes adalah untuk meningkatkan dan

(17)

16

memperkuat perekonomian desa. BUMDes sebagai entitas komersial dengan menyediakan sumber daya lokal yang diarahkan pada keuntungan dan entitas sosial melalui sumbangan untuk memberikan layanan sosial yang melayani kepentingan warga. BUMDes menyalurkan donasi positif pemberdayaan ekonomi ke pedesaan untuk meningkatkan perekonomian warga, khususnya dalam menghadapi masyarakat ekonomi asean. Muammar Alkadafi, (2015) Karakteristik dalam BUMDes yang membuat berbeda dengan lembaga/organisasi lain. Pkdsp, 2007) Mengemukakan bahwa (1). BUMDes ialah milik desa serta dalam proses mengelolanya dicoba secara bersama, (2). Modal yang didapat BUMDes ialah berjumlah 51% yang diambil dari ADD (Anggaran Dana Desa) serta 49% yang berasal dari sumbangsi warga, (3). Operalisasi dicoba bersumber pada pada falsafah bisnis berbasis budaya lokal, (4). Kemampuan yang dipunyai desa serta hasil data pasar yang ada jadi bawah buat melaksanakan usaha, (5). Keuntungan yang didapatkan BUMDes buat kenaikan kesejahtraan pengurus serta warga bersumber pada peraturan yang sudah disusun, (6). Sarana ditunjang oleh Pemerintah Provinsi, Kabupaten, serta Pemerintah Desa, (7). Penerapan operasionalisasi BUMDes diawasi secara bersama oleh pemerintah desa, BPD beserta anggota.

Prinsip Tata Kelola BUMDes

BUMDes merupakan bentuk partisipasi masyarakat yang dibentuk berdasarkan peraturan desa tentang pembentukan BUMDes. BUMDes juga didirikan dengan pertimbangan untuk penyaluran prakarsa masyarakat desa, pengembangan kapasitas desa, pengelolaan dan pemanfaatan kapasitas desa, serta pengelolaan dana dan aset pemerintah desa yang diserahkan kepada BUMDes.

BUMDes memiliki tujuan yang jelas, diwujudkan dengan mengurangi praktik peminjaman uang dan menyediakan layanan yang dibutuhkan untuk usaha produktif, terutama penduduk desa dalam kelompok miskin, selain itu, pendirian BUMDes bertujuan untuk mewujudkan pemerataan wilayah usaha dan meningkatkan pendapatan warga.

Ridlwan, (2015) menjelaskan bahwa terdapat prinsip-prinsip dalam mengelola BUMDes yaitu, (1). Kooperatif, terdapatnya partisipasi totalitas

(18)

17

komponen dalam pengelolaan BUMDes serta sanggup silih ganti bekerja sama dengan baik (2). Partisipatif, totalitas komponen yang turut ikut serta dalam pengelolaan BUMDes diwajibkan membagikan sokongan dan donasi secara sukarela ataupun tanpa dimohon buat meningkatkan BUMDes, (3). Emansipatif, totalitas dari seluruh masyarakat dan stakeholder yang turut berpartispasi dalam pengelolaan BUMDes diperlakukan sama tanpa membedakan kalangan, suku, serta agama, (4).Transparan, segala aktivitas yang dilakukan dalam dalam proses mengelola BUMDes, serta memiliki pengaruh pada kepentingan universal harus secara terbuka serta seluruh susunan warga mengenali segala aktivitas tersebut, (5).

Akuntabel, totalitas aktivitas secara teknis ataupun administratif wajib

dipertanggung jawabkan serta, (6). Sustainabel, warga meningkatkan serta melestarikan aktivitas usaha dalam BUMDes.

Badan Hukum Dan Komersial.

a. Badan hukum adalah organisasi niaga, khususnya unit niaga dengan hak kepemilikan saham, sebagai contoh usaha berskala mikro, lembaga keuangan di pedesaan (bisnis simpan pinjam, lembaga pengkreditan, koperasi, lembaga keuangan) . Kredit desa, lumbung, dll. Setiap badan hukum yang dapat berbentuk BUMN, BUMD, koperasi atau swasta, yang dibangun sesuai dengan regulasi dan peraturan perundang- undangan yang berlaku, melaksanakan usaha teratur dan berkelanjutan, beroperasi serta bertempat tinggal di indonesia.

b. Sebuah badan usaha merupakan badan hukum (legal), secara sepsifik dan teknis serta ekonomi dengan tujuan mencari keuntungan . Unit bisnis sering berasimilasi dengan perusahaan, meskipun faktanya mereka berbeda. Perbedaan utama adalah bahwa badan usaha merupakan organisasi sedangkan perusahaan merupakan tempat badan usaha dalam mengelola faktor-faktor produksi.

(19)

18 Ciri BUMDes

Ciri utama BUMDes dibandingkan dengan organisasi ekonomi lainnya dicermati dari beberapa aspek. (1) Institusi (2) Industri yang dijalankan oleh BUMDes.

Aspek kelembagaan

a. Pendirian BUMDes memerlukan dukungan regulasi dan dasar hukum didesa tersebut, khususnya peraturan desa (perdes).

b. Aspek legalitas, sampai sekarang ini, beragam pendapat muncul mengenai perlunya legitimasi BUMDes, bisakah hanya menggunakan peraturan daerah, peraturan daerah, dan konvensi desa, atau tidak, atau dengan badan hukum yang ada seperti perseroan terbatas (PT), CV, korporasi. Atau orang lain. Ada alternatif pertimbangan dalam memilih bidang hukum adalah sebagai berikut.

a) Kalau berbentuk badan hukum (bermodal), maka BUMDes wajib diatur oleh undang-undang yang terpisah, seperti koperasi dan perseroan terbatas.

b) Kalau berbentuk badan hukum (tidak dikapitalisasi), maka BUMDes dapat menggunakan bentuk badan hukum yang telah ada ada.

c) Jika BUMDes tidak dapat dilaksanakan sebagai sebuah badan hukum koperasi karena pada dasarnya koperasi adalah badan hukum swasta yang hak Pengambilan keputusan dan hak milik anggotanya, melainkan BUMDes adalah milik desa.

d) Sebuah bentuk badan hukum, pengertian perum adalah BUMN yang dimiliki dan dikendalikan sepenuhnya oleh pemerintah dalam rangka penyediaan barang dan jasa publik. Prinsip pembuangan, dengan ketentuan yang sesuai. Memakai peraturan pemerintah.

e) Opsi lain yaitu BUMDes tetap memakai peraturan yang ada, tetapi unit usaha yang didirikan oleh BUMDes menggunakan badan usaha.

Sebagaimana disebutkan di atas, aspek BUMDes disajikan sebagai berikut: 1). pembentukan BUMDes melalui sebuah kovensi (kesepakatan) 2). Bentuk hukum BUMDes berlaku untuk usaha desa yang dikelola oleh BUMDes dan tunduk pada regulasi akuntansi

(20)

19 perusahaan.

Organisasi sebagai yang mengelola BUMDes dengan rumusan organisasi pengelola BUMDes mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:

a) BUMDes merupakan sebutan untuk Badan Usaha Milik Desa.

b) BUMDes bukan merupakan induk dari Organ Usaha Desa.

c) Organisasi pengelola BUMDes merupakan organisasi yang berkembang. Singkatnya, organisasi pengelola BUMDes dapat dimulai dari bentuk awal berdirinya yang sederhana dan berkembang sesuai dengan kebutuhan bisnis. badan pengurus BUMDes biasanya terdiri dari unsur konsultan, direktur, dan pengawas. Ini adalah dasar dari struktur kepengurusan BUMDes, dan para direktur dan manajer divisi bisnis mempunyai relasi.

Maka, setiap desa hanya terbuka untuk satu BUMDes.

Good Corporate Governance

Good Corporate Governance pertama kali diperkenalkan dalam laporan oleh komisi cadbury pada tahun 1992, Ini merupakan titik balik penting dalam aplikasi tata kelola perusahaan di seluruh dunia. Of & Ltd., (1992) menyatakan bahwa tata kelola perusahaan dipahami sebagai suatu sistem yang memandu dan mengatur industri. Syahkroza, (2003) mengemukakan bahwa tata kelola perusahaan untuk mengelola sumber daya energi organisasi dengan (E3P) yaitu efektif, efisien, murah dan produktif, dengan menggunakan prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, dan independensi. Syahkroza, (2003) secara khusus menyatakan bahwa Good Corporate Governance terdiri dari (6) unsur, yaitu (1). Fokus kepada board, (2). Undang- Undang dan peraturan sebagai sarana sentralisasi dan regulasi, (3). Pengelolaan sumber daya energi organisasi yang efektif, efisien, murah, dan produktif , (4). Tarif yang transparan, akuntabel, bertanggung jawab, mandiri dan tidak memihak, (5). Tujuan organisasi, (6).

(21)

20 Manajemen strategis.

Menurut Gregory Wilson, (2002) Mengemukakan bahwa penerapan Good Corporate Governance secara teoritis mampu menambah value pada organisasi bisnis, meningkatkan kinerja keuangan serta kepercayaan investor dapat diperkuat secara umum. Agus Suryanto, (2019) dalam proses pengelolaan suatu organisasi bisnis dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang efektif dan teratur tentu dapat menghasilkan dampak yang besar terhadap perusahaan. Good Coporate Governance merupakan sebuah proses yang dirancang dalam mengarahkan dan mengelola sebuah bisnis dan akuntabilitas perusahaan, serta meningkatkan kinerja perusahaan untuk menambah nilai sahamnya dalam jangka panjang sambil berkontribusi pada kepentingan pemangku kepentingan, maka Memperkenalkan Good Corporate Governance bagi suatu perusahaan merupakan kunci keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba jangka panjang dan mampu bertahan dengan baik dalam persaingan.

Prisip-Prinsip Good Corporate Governance :

1. Akuntabilitas (Accountability) didefinisikan sebagai tanggung jawab atas hasil kerja dan unit organisasi dalam suatu perusahaan.

Akuntabilitas digunakan untuk mengukur hasil kinerja. Selain itu, akuntabilitas harus terus diselesaikan dengan baik, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi oleh semua perusahaan.

2. Transparansi (Transaparancy) merupakan keterbukaan terhadap informasi, data, proses, dan aktivitas bisnis, baik pemegang saham maupun pemangku kepentingan, serta publik bisa mendapatkannya, maka tidak ada yang tertutup seperti informasi penting, kecuali kegiatan bersifat rahasia. Implementasi dari prinsip transparansi cenderung menghormati setiap rangkaian aturan dan pedoman untuk menhilangkan dari praktik penyimpangan atau penyelewengan, terutama dalam laporan keuangan perusahaan.

3. Responsibilitas (Responsibilitas) merupakan tanggung jawab perusahaan dalam pelaksanaannya Dan pemenuhan tugas dan wewenang yang diberikan kepada perusahaan untuk pengelolaan yang

(22)

21

profesional sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Perusahaan harus selalu bertanggung jawab atas kemajuan usaha yang dijalankan. Semakin maju perusahaan, semakin besar tanggung jawab perusahaan.

4. Kemandirian (independency) didasarkan pada dari sikap profesional, tidak bergantung pada orang lain dan tidak dapat dihalangi oleh orang lain. Dengan kata lain, independensi bebas dari konflik kepentingan.

Perusahaan yang menerapkan prinsip independensi akan selalu mengikuti peraturan perundang- undangan yang telah ditetapkan dan mematuhi standard operating prosedur.

5. Kewajaran (fairness) ialah asas yang berorientasi pada kesetaraan dalam menjalankan hak pemangku kepentingan sesuai dengan kesepakatan yang dibuat dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan perkataan lain kewajaran (fairness) merupakan terdapatnya perlakuan yang adil dalam penuhi hak- hak stakeholder cocok dengan proporsi serta kriterianya.

6. Keberlangsungan (sustainability) merupakan prinsip yang berupaya supaya industri senantiasa berjalan secara terus menerus walaupun berada dalam situasi ekonomi yang kurang baik, dan senantiasa hadapi kenaikan mutu serta penciptaan dan menciptakan keuntungan yang signifikan serta cocok dengan yang diharapkan.

Sulistyo, (2018) dalam bukunya mengatakan bahwa peran dasar utama dari Good Corporate Governance terdiri dari :

1. Transparansi (transparansi). Yaitu, keterbukaan dalam perusahaan untuk melakukan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan ketika mengungkapkan materi dan informasi yang relevan tentang perusahaan.

2. Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan akuntabilitas badan- badan korporasi sehingga tata kelola perusahaan dilaksanakan secara efektif.

3. Tanggung jawab adalah kepatuhan terhadap regulasi dan peraturan

(23)

22 perusahaan yang sehat.

4. Kemandirian, adalah keadaan dimana usaha dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan atau pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang- undangan dan prinsip-prinsip kedudukan usaha yang sehat.

5. Kewajaran dan persamaan sesuai dengan hak kelompok kepentingan, yang merupakan hasil dari perjanjian dan peraturan hukum.

Menurut persepktif, Adrian Sutedi, (1966) bahwa prinsip dasar yang harus dilaksanakan dalam mewujudkan Good Corporate Governance yaitu:

1. Transparency (keterbukaan) yaitu penyediaan informasi yang memadai, jujur, dan tepat waktu kepada pemangku kepentingan harus dilakukan oleh perusahaan agar transparan.

2. Accountability (dipublikasikan). Tanggung jawab adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan tanggung jawab dari badan perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan dilakukan secara efektif.

3. Fairness (kesetaraan) keadilan secara sederhana, persamaan diartikan sebagai perlakuan yang adil dan setara dalam pelaksanaan hak-hak pihak yang berkepentingan. Dalam menjalankan perusahaan, kesetaraan harus ditekankan, terutama bagi pemegang saham minoritas.

4. Sustainability (keberlanjutan), bagaimana perusahaan dapat terus beroperasi dan menghasilkan keuntungan.

Elly Susanti et al, (2021) mengemukakan dan menyimpulkan dari sebagian prisip (GCG) yaitu :

1. Akuntabilitas (accountability) yang dimaksud selaku hasil kerja individu atau unit organisasi dalam industri. Akuntabilitas dirancang untuk mengukur hasil kinerja. Akuntabilitas juga memperhitungkan keberhasilan atau hambatan atau hambatan yang dialami individu serta operasional saat melaksanakan tanggung jawab tugas dan manfaatnya,

(24)

23

serta mengambil keputusan yang terbaik untuk memastikan bahwa Hambatan atau hambatan industri diselesaikan dengan benar. Berguna.

Itu bisa terjadi di masa depan.

2. Transparansi (transparency) merupakan keterbukaan terhadap data, informasi, proses ataupun aktivitas industri. Tiap orang, baik owner saham ataupun stakeholder dan warga bisa mengaksesnya, sehingga tidak terdapat informasi data, aktivitas tertutup tapi pelaksanaan prinsip keterbukaan, hendak mematuhi tiap ketentuan ataupun pedoman yang sudah diresmikan sehingga menjauhi penyimpangan ataupun penyelewengan (abuse of power) paling utama laporan keuangan perusahaan.

3. Responsibilitas (responsibility) adalah prinsip tanggung jawab industri dalam melaksanakan dan melaksanakan tugas dan wewenang yang diberikan kepada industri untuk memastikan pengendalian sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Perusahaan harus selalu bertanggung jawab atas kelangsungan usaha yang diusahakan.

Perkembangan industri lebih lanjut menunjukkan bahwa tanggung jawab industri terus tumbuh.

4. Kemandirian (independency) adalah prinsip yang berakar pada perilaku yang kredibel, independen dari orang lain, dan tidak terganggu pada siapapun. Maka, jauh dari banyak kepentingan. Sektor-sektor yang telah menerapkan asas independensi selalu mematuhi peraturan perundang- undangan yang telah ditetapkan dan mematuhi (SOP) yang telah ditetapkan.

5. Kewajaran (fairness) ialah prinsip yang berorientasi pada kesetaraan dalam memenuhi hak yang dimiliki stakeholder sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati dan peraturan perundangundangan yang berlaku. Dengan perkataan lain kewajaran (fairness) ialah adanya perlakuan yang adil dalam memenuhi hak- hak stakeholder sesuai dengan proporsi dan kriterianya.

6. Keberlangsungan (sustainability) ialah prinsip yang berupaya biar

(25)

24

industri tetap berjalan dan beroperasi secara terus menerus meski dalam atmosfer perekonomian terpuruk sekalipun, serta tetap hadapi peningkatan kualitas dan penciptaan serta menghasilkan keuntungan yang signifikan dan sesuai dengan yang diharapkan.

Prinsip pengelolaan BUMDesa dielaborasi

Prinsip-prinsip pengelolaan BUMDes penting untuk dielaborasi atau diuraikan agar di pahami dan dipersepsikan dengan cara yang sama oleh pemerintah desa, anggota (penyerta modal), BPD, Pemerintah kabupaten, dan masyarakat. Terdapat 6 (enam) prinsip dalam mengelola BUMDes yaitu:

1. Transparan yaitu, Aktivitas yang berpengaruh terhadap kepentingan masyarakat umum harus dapat diketahui oleh segenap lapisan masyarakat dengan mudah dan terbuka.

2. Kooperatif, Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus mampu melakukan kerjasama yang baik demi pengembangan dan kelangsungan hidup usahanya.

3. Partisipatif. Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus bersedia secara sukarela atau diminta memberikan dukungan dan kontribusi yang dapat mendorong kemajuan usaha BUMDes.

4. Emansipatif. Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus diperlakukan sama tanpa memandang golongan, suku, dan agama.

5. Akuntabel. Seluruh kegiatan usaha harus dapat dipertanggung jawabkan secara teknis maupun administratif.

6. Sustainabel. Kegiatan usaha harus dapat dikembangkan dan dilestarikan oleh masyarakat dalam wadah BUMDes.

Tahapan Dalam Penerapan Good Corporate Governance

Dalam menerapkan Good Corporate Governance yang baik di suatu perusahaan, sangat berguna bagi perusahaan untuk mengambil langkah- langkah kehati-hatian, dari analisis situasi dan kondisi perusahaan, serta tingkat persiapan untuk melakukannya. Dapat beroperasi dengan lancar dan mendapat

(26)

25 dukungan dari semua bagian bisnis.

Secara umum, industri yang sudah sukses mempraktikkan tata kelola industri yang baik memakai langkah-langkah berikut Chinn, (2000).

Tahap persiapan

a) Peningkatan kesadaran; membangun kesadaran akan pentingnya tata kelola perusahaan Good Corporate Governance yang baik dan membangun komitmen bersama untuk implementasinya. Upaya ini dimungkinkan berkat pakar eksternal independen dalam seminar, lokakarya, dan meja bundar.

b) Penilaian tata kelola perusahaan yang baik; mengukur/memetakan kondisi kesiapan perusahaan saat ini untuk mempraktikkan tata kelola perusahaan yang baik. Langkah ini sangat penting untuk menentukan infrastruktur dan struktur perusahaan/organisasi yang diperlukan untuk keberhasilan penerapan tata kelola perusahaan yang baik.

c) Penyusunan manual tata kelola perusahaan yang baik, Penataan manual bisa dibantu oleh tenaga pakar independen dari luar industri/organisasi.

Manual bisa dipecah jadi manual buat tubuh hukum serta manual buat seluruh anggota industri/organisasi. Secara universal wajib mencakup, kebijakan tata kelola industri yang baik buat industri/organisasi, pedoman tata kelola industri yang baik buat tubuh/organisasi industri, kode etik, audit komite audit piagam industri, kebijakan pengungkapan serta transparansi, manajemen resiko kebijakan serta kerangka kerja serta peta jalur implementasi.

Tahap implementasi.

Setelah perusahaan memiliki pedoman tata kelola perusahaan yang baik, langkah selanjutnya adalah mulai menerapkannya di perusahaan. Tahap ini terdiri dari 3 tahapan utama, yaitu:

d) Sosialisasi, yang seharusnya memperkenalkan kepada seluruh perusahaan tentang berbagai aspek yang terkait dengan penerapan tata kelola perusahaan yang baik, khususnya yang berkaitan dengan tata kelola perusahaan yang baik. Upaya sosialisasi harus dilakukan dengan kelompok khusus yang dibentuk untuk tujuan ini dan langsung di bawah pengawasan CEO, ketua

(27)

26

atau salah satu direktur yang ditunjuk sebagai tata kelola perusahaan yang baik.

e) Implementasi, yaitu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan pedoman yang berlaku dalam hal tata kelola perusahaan yang baik, berdasarkan roadmap yang disusun. Implementasi harus merupakan pendekatan top-down yang melibatkan dewan dan direktur perusahaan. Implementasi juga harus mencakup upaya manajemen perubahan untuk memantau proses perubahan sebagai hasil dari praktik tata kelola perusahaan yang baik.

f) Internalisasi, khususnya tahap implementasi jangka panjang. Internalisasi mencakup upaya untuk memperkenalkan tata kelola perusahaan yang baik ke dalam seluruh proses bisnis perusahaan dan berbagai peraturan perusahaan. Melalui upaya ini, dimungkinkan untuk memastikan bahwa praktik tata kelola perusahaan yang baik tidak hanya dangkal atau dangkal, tetapi benar-benar tercermin dalam semua aktivitas perusahaan.

g) Evaluasi adalah periode yang dilakukan secara berkala dari waktu ke waktu untuk mengukur efektivitas penerapan tata kelola perusahaan yang baik.

Fase ini dapat dibantu oleh pihak independen untuk melakukan penilaian kinerja dan mencatat praktik-praktik tata kelola perusahaan yang baik yang telah diterapkan. Penilaian ini membantu bisnis/organisasi untuk mendefinisikan kembali keadaan, posisi dan kinerja bisnis/organisasi dalam penerapan tata kelola perusahaan yang baik dalam rangka upaya tata kelola perusahaan perbaikan dimasa depan, termasuk upaya dalam memperbaiki berdasarkan rekomendasi dari implementasi GCG tim penilai/pemeringkat.

1.1 Kerangka Berpikir

Penyajian kerangka berpikir dapat membantu peneliti menjelaskan dan Mengartikulasikan desain yang diajukan oleh peneliti. Dwiyanto D, (2002).

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah Membangun Good Corporate Governance di BUMDes sukses Bersama desa karatung, Good Corporate Governance memiliki 5 prinsip yang dapat membantu jalannya sebuah organisasi agar tetap berkembang dan berkelanjutan yaitu Transparancy, Akuntabilitas, Responsibility, Independency, Fairness yang menjadi kerangka utama, sehingga ini akan menhasilkan suatu proses

(28)

27

konstruksi prinsip Good Corporate Governance di BUMDes dengan tujuan untuk membantu organisasi BUMDes sukses bersama agar bisa Mengoptimalkan nilai-nilai perusahaan agar perusahaan berdaya saing kuat, sehingga mampu mempertahankan eksistensi dan hidup berkelanjutan untuk mencapai maksud dan tujuan BUMDes. Mendorong pengelolaan perusahaan secara profesional, efisien dan efektif, meningkatkan fungsi perusahaan, dan meningkatkan kemandirian lembaga perusahaan, serta Meningkatkan kontribusi perusahaan untuk pembangunan pedesaan. Dari proses penerapan inilah menghasilkan sebuah rumusan masalah yaitu bagaimana BUMDes membangun Good Corporate Governance, dan apa saja kendala bagi BUMDes dalam membangun Good Corporate Governance.

Berdasarkan dari latar belakang masalah serta kajian teori yang dipaparkan maka tujuan diadakannya riset tentang Membangun Good Corporate Governance di BUMDes Sukses Bersama desa karatung Kabupaten Kepulauan Talaud.

Kerangka Berpikir.

Gambar 1. kerangka berpikir

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian BUMDes

Sukses Bersama Desa karatung

Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance

Transprancy

Accountability

Responsibility

Independency

fairness

Analisa penerapan prinsip GCG (TARIF) di BUMDes Sukses Bersama Desa Karatung

(29)

28

Tipe penelitan yang digunakan merupakan penelitian Deskriptif Kualitatif dengan Explorasi studi kasus, Design, (1989) menjelaskan bahwa Studi kasus adalah eksplorasi "sistem terbatas" atau "satu" Kasus/Berbagai Kasus”, dari waktu ke waktu mengalami pendataan yang mendalam dan melibatkan berbagai sumber informasi yang “diperkaya” konteksnya. Sistem terikat ini terikat waktu dan tempat, sedangkan kasus dapat diturunkan dari suatu program, peristiwa, kegiatan atau penelitian antar individu, lembaga atau kelompok sosial), dan mengumpulkan informasi secara rinci dan mendalam melalui berbagai prosedur pengumpulan data dalam jangka waktu tertentu.

dengan pendekatan kualitatif. buku, harian riset terdahulu, dan website yang relevan jadi sumber dari tinjauan pustaka. Riset deskriptif berhubungan dengan pengumpulan informasi buat penggambaran sesuatu indikasi dan menanggapi pertanyaan- pertanyaan sehubungan dengan subjek riset. Pendekatan kualitatif ialah riset tanpa angka statistik namun dengan mendeskripsikan sesuatu indikasi yang terjalin saat ini ini. Tujuan riset kualitatif merupakan menguasai fenomena ataupun indikasi sosial dengan menfokuskan pada cerminan fenomena yang dikaji dari pada memerinci jadi variabel yang silih terkait. Rahardjo, (2010) Mengemukakan bahwa Penelitian kualitatif juga didefinisikan sebagai strategi inquiri yang menekankan pada pencarian makna, pemahaman, konsep, karakteristik, gejala, dan deskripsi suatu fenomena; berfokus pada fenomena dan alam dimana mengutamakan kualitas dan disajikan secara naratif. Singkatnya, tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menemukan jawaban atas fenomena atau pertanyaan melalui penerapan sistematis proses ilmiah dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Muri Yusuf, (2014) Pendekatan kualitatif mau mendeskripsikan dan membagikan fenomena apa yang terdapat dan digambarkan melalui simbol atau indikasi yang ditelitinya cocok dengan yang sebetulnya serta dalam konteksnya. Dia tidak boleh digiring oleh ilmu ataupun teori yang dimilikinya dalam fenomena tersebut. Andai kata itu terjadi, berarti periset mencari tafsiran/ arti bagi dirinya sendiri cocok ilmu yang dimilikinya bukan dari pemikiran subjek yang diteliti cocok dengan fenomena yang diteliti. Oleh sebab itu, dalam riset kualitatif periset tidak boleh mempengaruhi suasana serta interaksi sosial antara periset serta

(30)

29

subjek/ informan yang diteliti ataupun di antara subjek yang diteliti sekalipun. interaksi di antara orang yang diteliti hendaklah berlangsung seperti yang sebetulnya dalam konteks, bukan rekayasa peneliti.

Jenis Dan Sumber Data

Metode pengumpulan informasi memakai tata cara observasi, wawancara, serta riset dokumentasi. Observasi yang dicoba merupakan tipe observasi tersamar ataupun terus cerah, periset terlebih dulu memohon izin kepada kepala desa selaku yang bertanggung jawab didesa tersebut juga selaku direktur, dan seluruh pengurus BUMDes. Tujuan dari observasi ini buat mencari tau seperti apa pengelolaan pada BUMDes, apakah sudah efektif dan efisien serta apakah sudah mewujudkan prinsip Good Corporate Governance. wawancara digunakan apabila mau melaksanakan riset pendahuluan hingga menciptakan permasalahan yang wajib diteliti, serta mau mengenali hal- hal dari responden yang lebih mendalam Sugiyono, (2013). Wawancara dicoba kepada narasumber yang terdiri dari 8 narasumber yaitu, narasumber (1) kepala desa, Mikson Yusuf Lena (MY) jabatan komisaris. narasumber (2) Sendinganen Sagemba (SS) ketua BPD (badan permusyawaratan desa). narasumber (3) Portinatus Mamongan (PM) selaku pengawas. narasumber (4) Yones Yudipus Tege (YT), jabatan direktur BUMDes. narasumber (5) Elisabeth Sasube (ES) jabatan sebagai sekertaris BUMDes, narasumber (6) Samson T Ella (SE) jabatan bendahara.

narasumber (7) Ernist Pade (EP) jabatan manajer unit usaha bidang asap cair. narasumber (8) Suriati Maarisit (SM) jabatan manajer unit usaha penjualan bahan bangunan. seluruh narasumber adalah pihak internal BUMDes juga sebagai pengelola BUMDes,. Hasil wawancara setelah itu dipadukan dengan hasil observasi kemudian diolah jadi suatu laporan. Riset dokumentasi yang diartikan merupakan berbentuk biografi dari para narasumber, aktivitas produksi dari BUMDes, dan gambar ataupun foto.

Teknik Analisis Data

(31)

30

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis kualitatif, adalah proses mengkaji dan mengumpulkan hasil wawancara, dokumentasi, catatan lapangan atau pun hal-hal lainnya. Teknik analisis ini menggunakan model interaktif yaitu reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan dari data yang merupakan pengembangan dari, Huberman &

Saldana, (2014).

HASIL DAN PEMBAHASAN

(32)

31

Proses BUMDes Membangun Dan Menerapkan Good Corporate Governance

Di BUMDes sukses Bersama, terdapat 8 pengelola yang bertugas sesuai dengan bagian masing-masing sesuai tugas pokok dan fungsi, Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara, observasi, dan riset dokumentasi, dengan 8 orang narasumber pengelola BUMDes Sukses Bersama desa karatung kabupaten kepulauan Talaud, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana BUMDes membangun Good Corporate Governance, serta apa saja kendala BUMDes dalam membangun Good Corporate Governance. Peneliti melakukan wawancara kepada 8 narasumber dengan pertanyaan dan jawaban sebagai berikut.

Tentang ketersediaan regulasi dan panduan tata Kelola yang ada di BUMDes, berikut ini beberapa tanggapan dari para narasumber : Narasumber MY mengemukakan bahwa :

“Dalam pengelolaan Bumdes, sejak berdirinya telah ada dasar hukum dan panduan yang mengatur jalannya BUMDes lewat ADRT, serta Perdes yang menjadi dasar dari pendirian BUMDes, namun secara khusus, belum ada dokumen seperti Good Corporate Governance.

Tetapi sejauh ini kami memakai ADRT sebagai landasan kami, pengelolaan juga sudah kami lakukan dengan baik ini dibuktikan lewat APBDES dari BUMDes yang diberikan kepada desa dalam upaya membantu kegiatan yang ada di desa.” (Wawancara, 8 februari 2022)

Sementara itu narasumber YT mengemukakan bahwa :

“Kalau panduan secara spesifik untuk mengelola BUMDes belum ada, akan tetapi kami mengacu pada ADRT dan perdes sebagai dasar hukum kami.” (Wawancara, 8 Februari 2022)

Mengenai Seperti apa praktik tata Kelola yang selama ini dilakukan di

(33)

32

BUMDes Sukses Bersama sejak berdirinya BUMDes sampai sekarang.

Berikut adalah tanggapan dari beberapa narasumber.

narasumber PM menyampaikan bahwa :

“Praktik tata Kelola yang selama ini dilakukan oleh pengurus BUMDes, sudah berjalan dengan baik.” (Wawancara, 8 februari 2022)

Narasumber ES juga menyampaikan bahwa :

“Saya sebagai sekertaris melihat kinerja semua pengurus BUMDes sudah baik hanya perlu ditingkatkan pada manajemennya karena kadang kali kami belum maksimal” (Wawancara, 8 Februari 2022)

Implementasi Praktik tata kelola yang baik sesuai dengan panduan yang ada di BUMDes sukses Bersama.

Berikut jawaban dari para narasumber :

Pendapat menurut narasumber EP :

“Saya Sudah melakukan tata Kelola dengan baik, selalu mengacu pada AD/ART, jika ada hal yang dirasa kurang sesuai dengan AD/ART maka kami harus membicarakan dulu dengan Komisaris dan direktur BUMDes terlebih dahulu, bukti tata kelola yang baik dapat dilihat dari proses produksi hingga penjualan serta pemasaran yang lancer dan berjalan baik, untuk stok barang tidak pernah Langkah dan habis, setiap saat selalu ada, hanya kalau dalam jumlah produksi yang banyak, kami menunggu pesanan dulu.” (Wawancara, 8 februari 2022)

Narasumber MY juga mengemukakan bahwa :

“Sudah sesuai dengan dasar hukum ADRT, Biasanya kalau ada hal urgent yang menyangkut kepentingan lain, kami harus rapatkan dulu.”

(Wawancara, 8 februari 2022)

(34)

33

Terkait dengan implementasi nilai-nilai dari prinsip GCG, apakah bapak/ibu telah melakukan tata kelola yang baik sesuai dengan panduan tsb.

Berikut pendapat dan tanggapan dari beberapa narasumber :

Narasumber YT mengemukakan bahwa :

“Menurut pengamatan saya selaku ketua bumdes, seluruh pengurus BUMDes sudah melakukan kerja sama dalam proses pengelolaan BUMDes, saling menunjang, ini di tunjukan Ketika proses pemesanan barang sampai ke Gudang serta penjualannya kami selalu bekerja sama.

Hal ini juga adalah untuk mengurangi biaya tenaga kerja, karna jika memakai tenaga kerja akan sangat banyak biayanya, sedangkan jika unit usaha bahan bangunan itu hanya mengambil sedikit keuntungan dari selisi harga, jadi proses tata Kelola yang baik sudah dilaksanakan, hanya perlu pengembangan saja.” (Wawancara, 8 februari 2022)

Sedangkan narasumber PM mengemukakan bahwa :

“Pengurus BUMDes sudah melakukan tata Kelola yang baik, meskipun masih terdapat kekurangan dalam proses pembukuan tapi kami dalam proses berbenah.” (Wawancara, 8 februari 2022)

mengenai tolak ukur yang dapat dilihat, bilamana BUMDes sudah melakukan tata Kelola yang baik.

Berikut jawaban dari beberapa narasumber :

Menurut narasumber MY yaitu :

“Tolak ukur keberhasilan BUMDes yang menjadi hasil yaitu kemajuan BUMDes di 2 unit usaha tersebut dengan profit yang besar tiap tahununya, dengan kemajuan ini BUMDes terus menopang PAD (pendapatan asli desa) yang besar, selain itu saat ini lewat hasil bumdes, pemerintah desa dapat terbantu untuk membangun desa dengan

(35)

34

membuat sarana dan prasarana salah satunya dengan dibangunnya pagar beton disetiap rumah masyarakat.” (Wawancara, 8 februari 2022)

Sedangkan menurut tanggapan dari narasumber YT adalah :

“Tolak ukur yang dapat dilihat yaitu omzet yang berkembang begitu besar saat ini, sampai pada beberapa tahun yaitu 2019-2020 kami memasukan kedalam pendapatan asli desa, selain itu tolak ukur yang dapat dilihat yaitu pembangunan pagar beton bagi masyarakat, serta pemberian subsidi bantuan bahan bangunan bagi masyarakat yang rumahnya layak dibantu, serta terakir kami mensubsidi pupuk untuk tanaman kelapa dan tanamannya lainnya untuk masyarakat karena kebanyakan masyarakat adalah petani dan punya kebun.”

(Wawancara, 8 februari 2022)

tentang kendala dalam mengelola BUMDes sukses Bersama.

Berikut jawaban dari para narasumber :

Narasumber ES mengemukakan bahwa :

“Tidak ada kendala selama ini dalam mengelola BUMdes, kami hanya butuh pendampingan untuk mengelola BUMdes agar administrasi semakin tertata.” (Wawancara, 8 februari 2022)

Menurut narasumber EP yaitu :

“Tidak ada kendala, saya sendiri dalam menangani unit usaha asap cair selama ini tidak pernah terkendala, proses administrasi juga jalan baik, dan pengawasan yang dilakukan oleh struktur BUMDes sudah sangat baik.” (Wawancara, 8 februari 2022)

mengenai Bagaimana BUMDes mengatasi berbagai kendala yang terjadi

(36)

35

berikut jawaban dari para narasumber :

narasumber SM mengemukakan bahwa :

“Kendala dari segi tata Kelola hampir tidak ada, mungkin kami terkendala di akomodasi untuk pengiriman barang, karna barang bahan bangunan yang besar harus dibawa melalui kapal penyebarangan, sementara kapal penyebarangan yang masuk tidak lagi ke kota tempat kami mengirim barang, untuk sementara kami membeli barang dari melonguane, itupun hanya barang dengan ukuran kacil saja.”

(Wawancara, 8 februari 2022)

Jawaban dari narasumber SE adalah :

“Cara mengatasi kendala yang berat dengan melalui forum yang ada di desa, untuk kendala akomodasi sekarang, kami gunakan alternatif terdekat, mensuplay barang dari kota terdekat, namun tidak seperti yang biasanya karna selisi harga barang, kendala lain seperti kedisiplinan pengurus itu kami bicarakan saat evaluasi.” (Wawancara, 8 februari 2022)

Wujud dampak dari hadirnya BUMDes sukses Bersama bagi desa karatung induk

Berikut jawaban dari beberapa narasumber :

Menurut pendapat narasumber YT adalah :

“Dampak kehadiran BUMDes sukses Bersama sangat besar salah satunya yang paling dirasakan yaitu kebutuhan masyarakat akan bahan bangunan dapat dipenuhi dengan stok yang ada dan disediakan oleh BUMDes, selain itu BUMDes juga membantu bagi masyarakat dalam membuat pagar beton tetapi dengan syarat bahan laiinya seperti besi dan di luar semen itu akan dibeli sendiri di BUMDes.”

(Wawancara, 8 februari 2022)

(37)

36

Narasumber SS juga mengemukakan bahwa:

“BUMDes sukses Bersama telah sangat membantu masyarakat desa karatung dan desa sekitarnya, karena telah menyediakan bahan bangunan yang secara harga sangat ekonomis mampu dibeli oleh masyarakat ekonomi kebawah, begitupun terhadap asap cair yang digunakan secara terus menerus oleh masyarakat karna banyak kegunaannya serta praktis.” (Wawancara, 8 februari 2022)

mengenai 5 prinsip dasar Good corporate Governance, (Transparancy, Accountability, Responsibility, Independency, Fairness) tentang penerapannya di BUMDes Sukses Bersama.

Berikut jawaban dari beberapa narasumber :

Narasumber YT mengemukakan pendapatnya bahwa :

Transparansi, selama ini kami pihak BUMDes “sukses Bersama” sudah melakukan proses transparansi melalui forum perkumpulan masyarakat atau musyawarah dengan disampaikannya informasi keuangan dan kondisi organisasi BUMDes secara terbuka.

Akuntabilitas, kegiatan teknis dan administrative sudah dipertanggungjawabkan semua, kami saat ini ada pengawas yang dalam proses dan tahapan selalu memantau Kesehatan dari pada keuangan dan kondisi manajerial di bumdes

Dengan melihat perkembangan yang terjadi sejak 2017 sampai sekarang respon masyarakat untuk Bersama sama mendukung BUMDes sangat besar mereka berharap agar pelayanan di BUMDes semakin hari semakin baik, stok barang selalu ada untuk memenuhi kebutuhan mereka, terlebih pengurus BUMDes yang punya rasa sukarela dalam membantu BUMDes untuk berkembangan, ini ditunjukan dari mereka yang tidak ingin diberikan insentif yang besar dan tidak juga dipatok tinggi, mereka mangatakan bahwa BUMDes dalam proses berkembang, maka kami dibayarkan apa adanya sesuai keadaan saja, kalua

(38)

37

perlu tidak usaha, karena kami ingin desa kami maju.

Penerapan prinsip independency sudah dilakukan dengan baik, karena BUMDes sejak dulu beroperasi sampai sekarang tidak pernah ada yang mengintervensi BUMDes, karena BUMDes adalah Lembaga terpisah yang bergerak untuk kemajuan desa, jadi selama ini bumdes berjalan maju sendiri.

Kewajaran, prinsip ini sudah dijalankan dengan baik, selama ini tidak ada yang mengeluh dan keberatan dengan tugas masing- masing karena dalam pekerjaan kami selalu melakukan croschek untuk perbaikan demi kemajuan BUMDes dan desa karatung induk. (Wawancara, 8 februari 2022)

Menurut pendapat dari narasumber SS yaitu :

Transparency, proses ini sudah diterapkan melalui perkumpulan masyarakat serta dalam agenda musyawarah desa diforum itulah kami menyampaikan hasil dari BUMDes

Akuntabilitas, proses ini sudah dilakukan akan tetapi terus dalam perbaikan karena dalam melakukan pembukuan, masih ada yang keliru

Responsibilitas, semua komponen pemerintah desa Bersama dengan pengurus BUMDes sangat respon dengan aktivitas BUMDes ini dibuktikan dengan bantuan serta sumbangsi tenaga sukarela yang diberikan

Independency, sejak saya menjadi pengawas dan melihatnya sejak berdiri BUMDes memang berdiri sendiri dan tidak pernah diintervensi oleh Lembaga/organisasi lainnya.

Kewajaran, prinsip ini sudah dilakukan oleh BUMDes, dapat dilihat dari seluruh pengurus bumdes yang bekerja tanpa adanya keberatan, hak-haknya juga dijamin sesuai kesepakatan.

(Wawancara, 8 februari 2022)

Implementasi Prinsip GCG Di BUMDes Sukses Bersama

(39)

38 Transparancy (Keterbukaan)

Menurut persepktif, Adrian Sutedi, (1966) Transparency (keterbukaan) yaitu penyediaan informasi yang memadai, jujur, dan tepat waktu kepada pemangku kepentingan harus dilakukan oleh perusahaan agar transparan.

Badan Usaha Milik Desa harus bisa memberikan dan menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat desa dan pemangku kepentingan yang berkaitan dengan BUMDes tersebut. Jika BUMDes sudah memberikan informasi secara jelas, tepat, memadai, akurat, maka akan berimplikasi pada citra dari BUMDes akan menjadi baik, jika hal ini tidak dilakukan maka, implikasinya akan sebaliknya terhadap citra dari BUMDes.

Selain itu, penyediaan informasi yang diberikan kepada masyarakat serta pihak stakeholder, harus dapat mereka akses dan pahami dengan mudah, apalagi sebagai tujuan utama pendirian dan pembangunan BUMDes adalah untuk membantu masyarakat desa khususnya. BUMDes Sukses Bersama sudah berjalan selama enam tahun, dan dari proses yang begitu Panjang, BUMDes sukses Bersama memberikan informasi kepada publik yang ada didesa lewat forum musyawarah desa, Adapun yang dilakukan yaitu memberikan laporan hasil kinerja, dan laporan keungan secara berkala dan baik, akurat, sesuai, dan jelas mengenai BUMDes, lewat bentuk dokumen laporan keuangan, laporan kinerja, yang dibacakan didepan masyarakat dalam forum musyawarah desa, hal ini sudah dilakukan selama BUMDes berdiri sejak 2017-2022, lewat proses yang sederhana ini, pihak dan seluruh masyarakat desa menjadi tahu tentang kondisi dari BUMDes, secara khusus bagi pemerintah desa sudah mengetahui perkembangan dari kinerja BUMDes sukses Bersama sehingga secara berkala terus ada evaluasi dan perbaikan. Jenis transparansi yang dilakukan saat ini masih terbatas lewat dokumen fisik dan pertemuan langsung, jika melihat dari perkembangan dan kondisi kecanggihan teknologi maka seharusnya penyediaan informasi juga harus dilakukan melalui akses website yang harus desa sediakan, hal ini penting dalam upaya menunjang informasi yang masyarakat butuhkan.

Dari 2 unit usaha yang ada, unit usaha bahan bangunan telah sepenuhnya memberikan laporan keuangan dan penjualan kepada bendahara BUMDes secara berkala, kemudian diperiksa oleh pengawas, yang beranggotakan 2 orang yaitu Ketua BPD dan Tokoh masyarakat,

(40)

39

setelah itu diserahkan kepada bendahara desa, dan dalam proses ini kepala desa selaku direktur BUMDes sukses bersama dan pemerintah desa, turut juga memantau dan mengawasi proses ini, pada unit usaha yang ke dua yang bergerak dalam produksi asap cair, belum melakukan laporan bulanan terkait keuangan dan penjualan dikarenakan unit usaha asap cair hanya fokus dalam memproduksi produk asap cair, dan setelah itu dijual secara Bersamaan dengan produk bahan bangunan pada tokoh bahan bangunan yang juga adalah unit usaha dari BUMDes sukses Bersama, selain itu di unit usaha yang memproduksi asap cair, belum memiliki karyawan, yang ada hanyalah manajer unit usaha yang sekaligus sebagai operator dari mesin pembuatan asap cair.

`Akuntabilitas

Elly Susanti et al, (2021) mengemukakan dan menyimpulkan Akuntabilitas (accountability) yang dimaksud selaku hasil kerja individu atau unit organisasi dalam industri. Akuntabilitas dirancang untuk mengukur hasil kinerja. Akuntabilitas juga memperhitungkan keberhasilan atau hambatan atau hambatan yang dialami individu serta operasional saat melaksanakan tanggung jawab tugas dan manfaatnya, serta mengambil keputusan yang terbaik untuk memastikan bahwa Hambatan atau hambatan industri diselesaikan dengan benar. Berguna.

Itu bisa terjadi di masa depan. Sebuah Organisasi/usaha dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus secara transparan dan adil agar dapat mempresentasikan kinerjanya dalam hal ini. yaitu struktur organisasi. Dalam pelaksanaannya, BUMDes sukses Bersama desa karatung memaksimalkan akuntabilitas di semua jabatan untuk dapat memastikan bahwa tugas, atribut dan kegiatannya telah dikembangkan dan dilakukan dengan maksimal. Akuntabilitas dapat berbentuk manajemen, manajemen lini bisnis, dan pelaporan secara berkala.

BUMDes Sukses Bersama memiliki pengurus yang memiliki kewajiban dan wewenang untuk mengelolanya. Setelah struktur organisasi terbentuk, setiap anggota pengurus bertanggung jawab atas tanggung jawab di BUMDes Sukses Bersama. Selengkapnya tentang kewajiban dan kewenangan BUMDes berdasarkan Peraturan Desa Nomor 7 Tahun 2017

(41)

40

tentang Pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sukses bersama di Desa karatung Kecamatan karatung, kabupaten kepulauan Talaud.

Pengurus BUMDes Sukses Bersama sudah bertanggung jawab pada masing-masing jabatan Tergantung posisi mereka. Mereka bertanggung jawab atas kinerja seperti pelaporan, pertemuan dan koordinasi. Ini tentu sangatlah penting karena sumber daya manusia merupakan faktor utama keberhasilan BUMDes Sukses Bersama, Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam upaya bagi BUMDes agar bergerak lebih maju dan berkembang.

Dalam melaksanakan sebuah tugas dan tanggung jawab pada jabatan yang telah diberikan oleh BUMDes, sangatlah penting bagi pengurus BUMDes untuk dapat memberikan pelayanan terbaik, dengan menjalankan tugas secara professional, agar tujuan dari BUMDes, yang sudah disepakati Bersama oleh seluruh pihak yang terlibat, dapat dilaksanakan. Menjadi seorang yang professional yaitu berarti harus mampu menempatkan diri dan memahami kewajiban dan tanggung jawab yang ada di tempat kerja. Jika ingin menjadi seorang profesional, tujuan dan fokus serta konsistensi tujuan adalah faktor penting. Pengelola BUMDes Sukses Bersama belum secara professional dalam melaksanakan tugas, baik Ketua BUMDes, pengawas, Sekertaris, Bendahara, Dan 2 Manajer unit usaha, yang belum mampu secara professional dalam melakukan pekerjaanya secara konsisten, hal ini dikarenakan oleh ada begitu banyak kepentingan dan urusan yang ada saling bertabrakan dengan waktu pengurus BUMDes. Selain itu ada juga faktor yang menjadi penghalang sehingga pengurus BUMDes menjadi kurang professional adalah para pengurus bumdes masih bekerja secara sukarela, memang terdapat kesepakatan yang pernah dibuat tentang upah/gaji dari pengurus namun masih terbatas dan tidak mampu menunjang kehidupan sehari hari bagi pengurus BUMDes, sehingga hal ini, membuat pengurus BUMDes menjadi kurang professional, karena mereka harus mencari tambahan penghasilan lewat pekerjaan lain seperti berkebun dan melaut untuk menunjang kehidupan. Sehingga ini menjadi berbenturan dan tidak sejalan dengan visi BUMDes, selain itu yang menjadi faktor lainnya yaitu lemahnya koordinasi antara sesama

Referensi

Dokumen terkait

Cacat jenis ini biasanya disebabkan oleh [8] : Logam cair yang teroksidasi, temperatur penuangan yang rendah, tidak cukup keringnya saluran cerat dan

Alat yang dapat digunakan untuk menghubungkan sejumlah LAN sehingga trafik yang dibangkitkan oleh suatu LAN terisolasikan dengan baik dengan trafik yang dibangkitkan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang diperoleh adalah: 1) Aplikasi ini diciptakan sebagai alat bantu yang dapat dimanfaatkan oleh para

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, (1) Dari 28 sampel yang termasuk status gizi dalam kategori kurus, terdapat 22 orang (78.6 %) yang berprestasi belajar baik, dan 6

Ketika anggota tidak memiliki kemampuan bertindak sesuai keinginan sendiri, tidak mampu mengeskpresikan perasaan jujur dan nyaman, tidak mampu mempertahankan diri,

Pada pengujian koefisien determinasi (R2), nilai koefisien determinasi menunjukkan 0,283 atau 28,3% yang artinya variabel lingkungan kerja memberikan pengaruh positif sebesar

Pada perlakuan B2 dan B3 berbeda nyata dengan B1 pada 5-6 HSA tetapi pada 7 HSA B2 tidak berbeda nyata dengan B1 karena tidak adanya mortalitas larva yang bertambah pada B2 tetapi

Perancangan perangkat keras Current-souce Inverter tiga fasa UPWM ( Unipolar Pulse Width Modulation ) yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari beberapa blok