• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORI"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

5

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. CerebralPalsy

1. Definisi

Cerebral palsy merupakan sekelompok gangguan permanen perkembangan gerakan dan postur, menyebabkan keterbatasan aktivitas, dan merupakan suatu gangguan non-progresif yang terjadi pada perkembangan janin. Gangguan motorik cerebral palsy sering disertai dengan gangguan sensasi, persepsi, kognisi, komunikasi, dan perilaku, epilepsi, dan oleh masalah muskuloskeletal sekunder (Rethlefsen, 2010).

Menurut Arnould (2014) Cerebral palsy adalah suatukonsekuensi adanya lesi pada otak yang mempengaruhi traktus kortikospinal, cerebral palsy berdampak pada tangan dan komponennya (otot, sendi, dan tulang), dan mempengaruhi beberapa fungsi tubuh menjadi abnormal seperti (kekuatan otot, koordinasi gerak, deteksi adanya sentuhan dan tekanan, dan rekognisi suatu bentuk dan objek).

Jadi cerebral palsy adalah suatu gangguan yang terjadi akibat adanya kerusakan pada perkembangan otak atau janin yang menetap atau permanen, yang menyebabkan adanya gangguan gerak dan postur sehingga akan mengalami kesulitan dalam aktivitas sehari-hari dan mempengaruhi beberapa fungsi tubuhmenjadi abnormal seperti

(2)

(kekuatan otot, koordinasi gerak, deteksi adanya sentuhan dan tekanan, dan rekognisi suatu bentuk dan objek).

2. Prevalensi

Prosentase di USA terdapat sekitar 10-20% anak penderita cerebral palsy disebabkan karena penyakit setelah lahir. Prosentase tersebut akan lebih tinggi pada negara-negara berkembang. Di Indonesia cerebral palsy terjadi sebanyak 2 kasus per 1000 kelahiran hidup (Ramadhani, 2016).

Prevalensi kecacatan pada anak umur 24-59 bulan berdasarkan Riskesdas Tahun 2010 dan 2013 jumlah penyandang cacat cerebral palsy sebanyak 0,09 % (Kemenkes, 2014). Menurut artikel yang di tulis oleh Wijaya (2016) cerebral palsy di dunia sudah mencapai 17 juta jiwa. Dan untuk Indonesia yaitu sekitar 1 dari 1000 kelahiran hidup anak menderita cerebral palsy (Faezal, 2016). Sedangkan menurut dr.

Uni Gamayani spesialis syaraf di rumah sakit Hasan Sadikin Bandung terdapat 2 dari seribu kelahiran hidup, akan terlahir bayi dengan cerebral palsy (Wijaya, 2016).

3. Etiologi

Penyebab utama terjadinya cerebral palsy pada anak yaitu akibat dari kerusakan otak. Kerusakan otak dapat terjadi selama masa janin (pre-natal), saat proses persalinan (peri-natal) dan masabayi (post- natal). Masing-masing memiliki penjabaran tersendiri (Tina Allen, 2012).

(3)

a. FaktorPre-natal

Kerusakan otak yang terjadi selama masa janin dapat berupa malnutrisi, penyakit bawaan ibu, atauvirus-virus tertentu yang masuk pada janin seperti virus herpes.

b. FaktorPeri-natal

Cerebral palsy dapat terjadi akibat kekurangan oksigen yang dialami oleh bayi pada saat kelahiran dikarena adanya mechanical blockage yang menghambat proses kelahiran sehingga meningkatakan resiko terjadinya kerusakan padaotak.

c. FaktorPost-Natal

Kerusakan otak yang terjadi pada masa awal pertumbuhan yaitu adanya trauma langsung pada kepala bayi. Trauma tersebut dapat berupa terbentur, jatuh, ataupun kecelakaan. Selain trauma, adanya infeksi meningitis dan encephalitis, gangguan pembuluh darah dan pendarahan otak juga dapat menjadi penyebab kerusakan otak pada bayi.

4. Prognosis

Prognosis biasanya tergantung pada jenis dan beratnya CP. Lebih dari 90% anak dengan CP bisa bertahan hidup sampai dewasa (Medicastore, 2016). Berdasarkan hasil penelitian spastik hemiplegi memiliki kemampuan ambulasi lebih baik daripada tipe diplegi dan quadriplegi memiliki prognosis yang jelek pada kemampuan ambulasi (Keeratisiroj,2015).

(4)

Sekitar 20-25 % penyandang cerebral palsy mampu bekerja, sedangkan sebanyak 35 % dengan retardasi mental masih memerlukan perawatan khusus. Prognosis baik jika mampu pada derajad fungsional ringan, prognosis akan bertambah berat jika disertai adanya retardasi mental, kejang, gangguan penglihatan dan pendengaran. Dalam jangka panjang penyandang cerebral palsy akan mengalami perbaikan dalam koordinasi dan motorik jika mendapatkan rehabilitasi yang tepat (Fatmawati,2014).

5. GambaranKlinis

Sekitar 70-80 % pasien cerebral palsy mengalami kekakuan otot atau spastik. Sehingga akan mempengaruhi pada ekstremitas bawah yaitu adanya gangguan berjalan. Adanya kontraktur otot seperti stiffening dan pemendekan otot. Kontraktur menghasilkan deformitas

sendi dan dislokasi. Walaupun cerebral

palsymerupakangangguanposturdangerak,halituberdampakpada

neurologi, pernapasan, gastrointestinal, muskuloskeletal, dan fungsi (Prosser, 2010).

Adapun manifestasi cerebral palsy yang dikutip oleh (Ilmi, 2008) yaitu tergantung pada lokasi dan luasnya kerusakan jaringan otak, dapat terjadi pada area korteks serebri, ganglia basalis atau serebelum.

Sehingga secara klinis dapat dibedakan menjadi 3 bentuk gangguan motorik yaitu :

a. Spastisitas yaitu adanya kerusakan yang mengenai sistem

(5)

piramidal. Dapat ditandai adanya hipertonik, hiperrefleksi, klonus, dan refleks patologik positif. Sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan seperti monoplegi, diplegi/hemiplegi, triplegi atautetraplegi.

b. Atetosis yaitu terdapatnya gerakan abnormal yang terjadi secara spontan atau tidak disadari dari lengan, tungkai dan leher.

Disebabkan karena adanya kerusakan basal ganglia.

c. Ataksia yaitu ditunjukan dengan adanya gangguan koordinasi, keseimbangan, dan nigtamus. Disebabkan karena adanya lesi padaserebelum.

d. Rigiditas yaitu suatu bentuk campuran yang diakibatkan adanya kerusakan otak yang difus. Ditandai adanya gejala motorik, dan bukan motorik seperti gangguan perkembangan, gangguan retardasimental, kejang, gangguan sensibilitas, pendengaran, bicara dan gangguan mata.

6. TandaGejala

Tanda-tanda awal dalam mengenali cerebral palsy yaitu bayi terlihat lemas dan lunglai (floppy), kadang-kadang terlihat membiru dan sulit untuk bernafas, mengalami gangguan dalam pertumbuhan seperti terlambat dalam mengangkat kepala, duduk, dan penggunaan tangan, kesulitan dalam menghisap, menelan, dan mengunyah sehingga menyebabkan sering mengeluarkan air liur dan gangguan berbicara (Maimunah, 2013).

(6)

Gejala klinis lainya yaitu sebagai berikut : masa neonatal atau umur lebih dari 1 tahun. Terjadinya paralisis seperti berikut: hemiplegia, kuadriplegia, diplegia, monoplegia dan triplegia, timbul spastisitas, ataksia, terdapat gerakan yang tidak dapat dikendalikan atau tremor, terdapat refleks primitive yang menetap, adanya gangguan penglihatan (misalnya: hemianopsia. strabismus, atau kelainan refraksi), gangguan sensibilitas (Hardiman,2013).

7. Penanganan Untuk CerebralPalsy

Menurut Mardiani (2006) pengobatan CP bukan membuat anak menjadi seperti anak normal lainnya, tetapi untuk mengembangkan sisa kemampuan yang ada pada anak tersebut seoptimal mungkin sehingga diharapkan anak dapat melakukanaktifitas sehari-hari tanpa bantuan atau hanya membutuhkan sedikit bantuan saja. Penanganan CP dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. AspekMedis

1) Aspek MedisUmum

Gizi yang baik perlu bagi setiap anak, khususnya bagi penderita CP. Karena sering terdapat kelainan pada gigi, kesulitan menelan, sukar untuk menyatakan keinginan untuk makan. Konstipasi sering terjadi pada penderita CP. Selain itu dekubitus juga terjadi pada anak–anak yang sering tidak berpindah–pindahposisi.

2) Terapi denganobat–obatan

(7)

Dapat diberikan obat–obatan sesuai dengan kebutuhan anak, seperti obat–obatan untuk relaksasi otot, anti kejang, untuk athetosis, ataksia, psikotropik dan lain– lain.

3) Terapi melalui pembedahan ortopedi

Banyak hal yang dapat dibantu dengan bedah ortopedi, misalnya tendon yang memendek akibat kekakuan/spastisitas otot, rasa sakit yang terlalu mengganggu dan lain–lain yang dengan fisioterapi tidak berhasil. Tujuan dari tindakan bedah ini adalah untuk stabilitas, melemahkan otot yang terlalu kuat atau untuk transfer dari fungsi.

4) Fisioterapi

Beberapa latihan yang dilakukan oleh fisioterapis pada kasus CP yaitu: latihan luas gerak sendi, stretching, latihan penguatan dan peningkatan daya tahan otot, latihan duduk, latihan berdiri, latihan pindah, latihan jalan. Selain itu juga dengan motor function training menggunakan sistem khusus yang umumnya dikelompokkan sebagai neuromuskular facilitationexercise.

5) TerapiOkupasi

Terutama untuk latihan melakukan aktifitas sehari– hari, evaluasi penggunaan alat–alat bantu, latihan keterampilan tangan dan aktifitas bimanual. Latihan bimanual ini dimaksudkan agar menghasilkan pola dominan pada salah satu

(8)

sisi hemisferotak.

6) Ortotik

Dengan menggunakan brace dan bidai (splint), tongkat ketiak, tripod, walker, kursi roda dan lain–lain. Masih ada pro dan kontra untuk program bracing ini. Secara umum program bracing ini bertujuan: untuk stabilitas, terutama bracing untuk tungkai dan tubuh; mencegah kontraktur; mencegah kembalinya deformitas setelah operasi; agar tangan lebihberfungsi.

7) TerapiWicara

Angka kejadian gangguan bicara pada penderita ini diperkirakan berkisar antara 30 % - 70 %. Gangguan bicara disini dapat berupa disfonia, disritmia, disartria, disfasia dan bentuk campuran. Terapi wicara dilakukan oleh terapis wicara.

b. Aspek NonMedis 1) Pendidikan

Mengingat selain kecacatan motorik, juga sering disertai kecacatan mental, maka pada umumnya pendidikannya memerlukan pendidikan khusus (Sekolah Luar Biasa).

2) Pekerjaan

Tujuan yang ideal dari suatu rehabilitasi adalah agar penderita dapat bekerja produktif, sehingga dapat berpenghasilan untuk membiayai hidupnya. Mengingat kecacatannya, seringkali

(9)

tujuan tersbut silut tercapai. Tetapi meskipun dari segi ekonomis tidak menguntungkan, pemberian kesempatan kerja tetap diperlukan, agar menimbulkan harga diri bagi penderita CP.

3) Problemsosial

Bila terdapat masalah sosial, diperlukan pekerja sosial untuk membantu menyelesaikannya.

B. Pre-WritingSkills

1. Definisi

Pre-writing skills adalah istilah untuk berbagai teknik berpikir tentang persiapan seseorang sebelum memulai proses menulis secara formal. Proses pre-writing seseorang pada dasarnya dimulai dengan membaca terlebih dahulu kemudian menulis (Duke University,2008).

Pre-writing atau pra menulis merupakan kemampuan anakdalam tahapan menulis diantaranya gerakan tangan, jari dan mata secara terintegrasi untuk membuat bentuk dengan menggunakan alat tulis, seperti coretan, menarik garis lurus, mencontoh bentuk dan angka (Dini Nurdini, 2014).

2. Prasyarat Pre-WritingSkills

Menurut Cornhill & Smith (1996) keterampilan yang harus dimiliki sebelum anak mampu menulis yaitu:

a. Kinesthesia

Kinestesia adalah kesadaran akan benda (dan anggota badan)

(10)

serta arah gerakan sendi dan ekstremitas. Akurasi dalam persepsi kinestetik diasumsikan penting untuk kinerja tulisan tangan.

Kinesthesia mempengaruhi jumlah tekanan yang diterapkan anak dalam aktifitas menulis dan untuk memberikan informasi tentang arahan dalam urutan penulisan (Benbow, 1995; Amundson, 1992).

Fungsi kinestetik sulit diukur, sehingga menciptakan masalah dalam studi valid yang berhubungan dengan tulisan tangan. Levine (1987) mengemukakan bahwa anak-anak dengan gangguan fungsi kinestetik menunjukkan pegangan pensil yang canggung dan tidak efisien serta keterbatasan fungsi kinestetik akan menghasilkan tulisan lambat yang tidak akanotomatis.

b. MotorPlanning

Dalam membentuk huruf dan menulis rangkaian kalimat memerlukan perencanaan motor yang kompleks. Menurut Amundson (1992) menjelaskan bahwa perencanaan motor mempengaruhi kemampuan anak untuk merencanakan, mengurutkan, dan mengeksekusi aturan paragraf dan pemesanan huruf dengan kata- kata.

Motor planning diperlukan untuk melakukan gerakan asing dan penting ketika anak pertama kali belajar menulis. Seringkali aspek perencanaan motorik tulisan digambarkan sebagai komponen yang berkaitan dengan kinestesi. Ketika anak memiliki kesadaran akan gerakan yang terbatas (penurunan kinestesi), seringkali anak

(11)

memiliki kemampuan terbatas untuk merencanakan dan mengarahkan urutan gerakan tangan

c. Eye-handcoordination

Koordinasi mata-tangan merupakan komponen kinerja yang berkontribusi dengan memperhitungkan keterampilan menulis tangan. (Benbow, 1995 ; Tseng & Cermak, 1993) menyebutkan bahwa penglihatan lebih banyak digunakan saat fungsi kinestetik berkurang. Artinya, seorang anak dapat mengandalkan panduan visual gerakan tangannya untuk memberi kompensasi atas kurangnya umpan balikkinestetik.

d. Visuomotorintegration

Integrasi visuomotor merupakan variabel penting untuk keterampilan menulis anak, terutama saat menyalin atau mengopi tulisan kedalam kertas. Dalam menyalin, anak harus dapat memvisualisasikan bentuk huruf, memberi arti pada formulir, dan kemudian memanipulasi alat tulis untuk mereproduksi huruf yang sama. Beery (1989) merekomendasikan agar instruksi secara tertulis ditunda sampai siswa dapat menyalin dengan tepat bentuk miring miring pada VMI (item uji kedelapan).

Dalam studi Maeland (1992) VMI adalah satu-satunya prediktor kinerja tulisan tangan yang signifikan. Hasil ini juga didukung oleh temuan Tseng dan Murray (1994) yang menunjukkan bahwa VMI adalah prediktor keterbacaan terbaik,

(12)

menyumbang 30,5% varians saat penulis yang baik dan yang buruk digabungkan.

e. In-handmanipulation

Menulis membutuhkan manipulasi alat tulis yang tepat dan cepat. Menulis tampaknya dilakukan oleh tindakan otot intrinsik dan stabilitas proksimal simultan yang memungkinkan fiksasi sekuensial dan pelepasan siku serta pergelangan tangan. Baik presisi dan kecepatan dibutuhkan dalam pencapaian tulisan tangan fungsional dan terbaca (Benbow, 1995). Gerakan pensil di atas kertas membutuhkan kemampuan untuk mengisolasi dan menilai gerakan jari dan jempol individu.

Menurut Beery (1989) syarat untuk dapat menulis antara lain:Garisvertical, Garishorizontal, Lingkaran, Garis silang vertical danhorizontal, Garis miring kekanan, Bujursangkar, Garis miring kekiri, Garis silang miring kanan dankiri, Segitiga

Sedangkan menurut pendapat pendapat Klein (1990) menambahkan komponen yang harus dimiliki saat akan menulis adalah keseimbangan;

stabilitas bahu; stabilitas pergelangan tangan dan pengalaman sensoris.

a. Keseimbangan

Posisi pada saat menulis harus duduk atau berdiri dengan mandiri.

Lengan harus bebas berinteraksi dengan alat tulis dan tidak membatasi kontrol postural sehingga semua gerakan motorik halus lebihleluasa.

(13)

b. Stabilitasbahu

Stabilitas bahu berperan penting karena akan mempengaruhi gerakan pada lengan, pergelangan tangan, dan jari-jari. Selain itu, stabilitas bahu diperlukan untuk menstabilkan dan mengontrol gerakan bahu.

c. Stabilitas pergelangan tangan

Pergelangan tangan harus mampu menahan gerakan tangan dan jari-jari agar terkendali dan stabil. Pergelangan tangan bagian proksimal diperlukan untuk mengontrol jari-jari yangdigunakan pada aktivitas menulis sehingga gerakan jari-jari tidak akan terbatas.

d. Pengalamansensoris

Melalui pengalaman sensorik dan motorik seseorang belajar untuk mengenali berbagai benda, menggunakan tangan dan jari-jari untuk memanipulasi benda-benda yang dipegang sehingga dapat mengenali benda yang berbeda baik dari ukuran, bentuk maupun tekstur.

C. Latihan Aktivitas Motorik Halus

1. Definisi MotorikHalus

Keterampilan motorik halus adalah penggunaan otot-otot kecil yang ada di seluruh tubuh di jari-jari tangan dan kaki, mata, lidah, bibir, otot mulut dan rahang. Motorik halus digunakan untuk persyaratan

(14)

koordinasi mata yang baik sehingga anak dapat melakukan aktivitas menggambar, menulis, membalik halaman buku, menggunakan benda kecil, bermain lego maupun puzzle (Kranowitz, 2003).

Secara perkembangan, anak prasekolah mempertajam persepsi visual dan keterampilan motorik halus yang diperlukan untuk melakukan aktivitas yang membutuhkan integrasi visual-motorik, seperti tulisan tangan (Beery, 1997). Keterampilan motorik halus juga berperan penting dalam menopang kehidupan sehari-harimasyarakat (Linde et al., 2013). Kompetensi motorik halus merupakan komponen esensial dalam aktivitas kehidupan sehari- hari. Keterampilan motorik halus yang buruk dapat menyebabkan peningkatan kecemasan, kesusahan dalam prestasi akademik dan harga diri yang buruk (Gaul dan Issartel, 2016). Ditemukan bahwa anak-anak dengan keterampilan motorik halus yang kuat menunjukkan perkembangan awal dalam keterampilan membaca dan prestasi akademik yang lebih tinggi (Cameron et al., 2012).

Mayoritas anak usia sekolah menampilkan gambar dan tulisan tangan yang buruk (Bingham dan Snapp-Childs, 2019). Kesulitan dalam keterampilan menulis tangan di antara anak-anak usia sekolah dasar telah ditunjukkan sebagai salah satu alasan paling umum untuk mengarahkan anak-anak ke layanan terapi okupasi pediatrik di seluruh dunia (Feder et al., 2000).

Ada banyak komponen keterampilan dasar yang akan

(15)

mengganggu kinerja tulisan tangan. Sebelum memulai proses menulis tangan, anak perlu mengembangkan keterampilan persiapan membentuk huruf, seperti perkembangan otot besar dan kecil, persepsi visual, keterampilan motorik halus, dan keterampilan manipulasi tangan (Lamme, 1979). Saat menyalin huruf dan kata, anak-anak tidak hanya perlu mengingat tugas, perhatian, koordinasi visual dan manual, tetapi jugakontrolgerakan halus dan kekuatan jari dan tangan yang cukup (Stevenson dan Just, 2014).

2. Perkembangan Motorik Halus

Perkembangan motorik halus adalah kemampuan anak untuk mengamati dan melakukan gerak yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan otot-otot kecil, memerlukan koordinasi yang cermat serta tidak memerlukan banyak tenaga (Aquarisnawati. et al., 2016).

Menurut Gerber et al., (2010), perkembangan motorik halus di bagi menjadi beberapa tahapan,yaitu:

a. Usia 0 sampai 5bulan

Bayi yang baru lahir belum memiliki kontrol terhadap tubuh mereka. Tetapi seiring dengan perkembangan, anak mampu memindahkan lengan dan tangannya bersamaan pada objek. Pada bayi yang baru lahir sampai usia 2 bulan secara refleks akan menggenggam benda di sekelilingnya. Kemudian pada usia 3 sampai 4 bulan, anak sudah mampu meraih, menggenggam dan benda tepat di tengah tubuh. Usia 5 bulan, anak sudah mampu

(16)

menggenggam benda yang ukurannya lebih kecil seperti kubus kecil walaupun sebentar.

b. Usia 6 sampai 12bulan

Pada usia 6 bulan anak sudah mampu memegang benda menggunakan kedua tangan maupun secara bergantian. Pada usia 9 sampai 12 bulan anak sudah mampu mengambil benda-benda yang ukurannya lebih kecilmenggunakan jempol dan jari telunjuknya sebagai penjepit, meletakkan benda secara sengaja, membuat tumpukan dari kubus, membalikkan kertas dan mendorongbola.

c. Usia 1 sampai 2tahun

Pada usia ini anak mampu bermain walaupun tidak dalam posisi duduk, meremas kertas, mampu mengepal krayon atau pensil, serta mampu menggunakan kedua tangannya maupun salah satunya untuk bermain.

d. Usia 2 sampai 3tahun

Pada usia ini keseimbangan anak mengalami perkembangan, sehingga anak mampu mempertahankan postur tubuhnya saat melakukan berbagai macam aktivitas. Anak juga lebih banyak menggunakan tangannya yang dominan, sedangkan tangannya sebelahnya digunakan sebagai stabilisasi. Selain itu anak juga sudah mampu menggenggam pensil dalam posisi menggenggam pensil menggunakan semua jari dan meniru bentuk garis (vertikal

(17)

dan horizontal) dan lingkaran. Pada usia 2 tahun, anak mampu membuka dan menutup gunting menggunakan kedua tangannya.

Kemudian pada usia 3 tahun, anak sudah mampu menggunting garis lurus menggunakan satu tangan.

e. Usia 3 sampai 4,5tahun

Keterampilan motorik anak mengalami peningkatan dan lebih stabil. Karena otot-otot di bagian tangan (palmar) mengalami penguatan, sehingga anak mampu melakukan aktivitas yang lebih kompleks. Contohnya pada pola menulis, anak sudah mampu memegang pensil atau krayon menggunakan ibu jari-jari telunjuk dan jari tengah. Sedangkan jari yang lain berfungsi sebagai stabilisasi. Serta mampu menirukan bentuk garis (vertikal dan horizontal), lingkaran, garis miring, dan segiempat. Pada pola menggunting, anak mempunyai inisiatif untuk memindahkan gunting dalam berbagi bentuk Dalam aktivitas keseharian, anak sudah mampu mengancingkan baju dan menalikan sepatu.

f. Usia 4,5 tahun sampai 6tahun

Pada usia ini anak sudah mampu menulis menggunakan tangan dominannya dengan memegang pensil atau krayon menggunakan jari jempol dan telunjuknya sedangkan jari yang lain sebagai stabilisasi. Anak juga sudah mampu mengkopi garis silang, segitiga dan belah ketupat, menggambar orang. Pada pola menggunting anak mampu menyesuaikan gunting sesuai apa yang

(18)

akan diguntingnya.

D. Latihan untuk Meningkatkan Kemampuan Pre-Writing Skills

Menurut Kristensen (2000) beberapa contoh latihan yang bisa digunakan untuk meningkatkan pre-writing skills adalah:

1. StabilisasiTubuh

Sendi tubuh harus stabil sebelum tangan mampu bergerak bebas dan berfokus pada tugas motorik terampil yangtepat.

a. Jalan gerobak, jalan kepiting, dan push-up didinding.

b. Menggunakan silly putty dan bermain di tamanbermain.

c. Menari sesuai iringanmusik

d. Mendribel bola dengan melewati ban atau hula hoopyang disusun sedemikianrupa.

2. Fine motorskills

Ketika stabilitas tubuh sudah berkembang, tangan dan jari-jari mulai bekerja pada gerakan ketangkasan dan solasi serta berbagai jenis graps. Anak-anak akan mengembangkan keterampilan motorik dengan baik saat melakukan aktifitas pada bidang vertikal atau bidang miring, misalnya pada papan tulis dan meja belajar dengan kemiringan kurang lebih 30°. Contoh aktifitas tersebut adalah:

a. Tempelkan kertas gambar besar pada dinding, dan minta anak untuk mengimitasi dan mengopi gambar garis yang ada pada gambartersebut.

b. Bermain dengan play-doh, pasir, atau catair.

(19)

c. Bermain puzzle atau meronce

E. Kerangka Acuan/Model Treatmen YangDigunakan

Pendekatan yang dikembangkan untuk menangani kondisi Cerebral Palsy salah satunya adalah NDT (Neuro Developmental Treatment) dengan menggunakan metode Bobath. NDT merupakan metode pengobatan langsung terhadap gangguan sistem saraf pusat pada bayi dan anak-anak (Bobath,1966).

Tujuan dari konsep NDT adalah mencegah dan memperbaiki postur dan pola gerakan yang abnormal serta mengajarkan postur dan pola gerak yang normal. Teknik dalam NDT meliputi inhibisi pola gerakan atipikal dan fasilitasi pola gerakan yang lebih khas untuk mendorong peningkatan pengembangan keterampilan fungsional (Howle,2004). Bobath Concept adalah pemecahan masalah melalui pendekatan assessment dan treatment terhadap individual yang mempunyai masalah tonus, gerakan dan fungsi yang diakibatkan oleh lesi dari sistem saraf pusat. Tujuannya adalah mengoptimalkan fungsi dengan meningkatkan postural kontrol dan gerakan selektif melalui fasilitasi. Strategi yang digunakan yaitu Base of Support (BoS), Centre of Gravity (CoG), Key Point of Control (KPoC), Postural Set, Fasilitasi dan Contactual Hand-Orientating Response (CHOR): (Raine, 2009).

Prinsip dasar NDT dengan metode Bobath menurut Raine, Meadows dan Ellerington (2009) meliputi:

1. Menghubungkan partisipasi, aktifitas dangangguan yangmendasar

(20)

2. Organisasi perilaku manusia dan motorkontrol

3. Konsekuensi dari cedera dan disfungsi dalam pelaksanaan gerakan 4. Neuro plastisitas dan plastisitasotot

5. Motorlearning 6. Pengukuranhasil

F. Strategi/Teknik Yang Digunakan

Menurut Edmans (2010) strategi/teknik yang digunakan dalammetode Bobath meliputi:

1. Fasilitasi

Metode ini digunakan untuk meningkatkan kualitas gerak dari keadaan lemah atau kaku menjadi lebih normal. Teknik fasilitasi yang digunakan diantaranya 1) pressure dengan tapping, quick stretching;

2) postural change.

2. Inhibisi

Merupakan teknik manual dan positioning yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan pengaruh spastisitas dan atau refleks abnormal. Prinsipnya adalah untuk melatih kembali respon gerak normal pada sisi hemiplegic.

3. Handling

Pengertian dari handling yaitu cara memegang yang didesain untuk merubah tonus otot dan menormalkan kualitas gerak dengancara menyeimbangkan koordinasi otot agonis, antagonis dan sinergis, inhibisi pola abnormal dan fasilitasi respon otomatis (Trombly, 2002).

(21)

4. Key points ofcontrol

Key points of control merupakan titik-titik pada area tubuh yang mempengaruhi gerak seperti kepala, dada, panggul, bahu, pinggul, tangan dan kaki dimana tonus postural dapat dengan mudah diubah.

5. Base of support

Base of support (BOS) adalah titik-titik tubuh yang kontak dengan permukaan support dan semua area di dalam titik tersebut.

6. Center ofgravity

Center of gravity (COG) merupakan titik dalam tubuh atau objek dimana semua massa sama-sama seimbang. COG disebut juga sebagai pusat dari total massatubuh.

7. Postural set

Postural set merupakan sebuah keselarasan key point dalam hubungannya dengan BOS yang diterima. Dapat juga diartikan sebagai keselarasan yang membuat tonus yang lemah menjadi aktif sehingga gerakan yang dihasilkan akan selektif.

8. Balancereactions

Balance reactions merupakan kemampuan mempertahankan COG terhadap BOS. Terdapat dua jenis balance reactions yaituequilibrium reactions dan righting reactions. Equilibrium reactions adalah reaksi adaptasi otomatis tonus postural sebagai respon terhadap gravitasi dan perpindahan beban. Sedangkan righting reactions adalah urutan gerakan selektif dalam suatu pola dalam menanggapiperpindahan.

(22)

G. Pendapat ParaAhli

1. Kelebihan

NDT merupakan salah satu pendekatan yang berpusat pada pasien yang berusaha meningkatkan fungsi motorik anak dan orang dewasa dengan masalah neurologis seperti CP. Aktivitas terapetik yang diberikan misalnya dengan mengoptimalkan sensorimotor processing, task performance, skill acquisition, dan pada akhirnya meningkatkan kemandirian (Mayston & Tecklin, 2008; Zanon, 2017).

NDT yang diberikan akan mempertahankan kondisi umum pasien serta dapat meningkatkan interaksi pasien dengan orang lain.

Pada dasarnya pemberian latihan dengan menggunakan metode NDT tidak memperburuk kondisi pasien. Upaya home program yang diberikan dapat mencegah kontraktur pada pasien (Saputri,2015).

2. Kekurangan

Tidak ada bukti bahwa NDT dapat memperbaiki fungsional anak dengan CP (Novak, 2013; Zanon, 2017).Penelitian lainmengemukakan sedikit atau tidak ada perubahan pada fungsi motorik saat diberikan NDT (Herndon, 1987; Tsorlakis, 2004).

H. KecenderunganPenulis

Dalam Karya Tulis Ilmiah ini penulis menggunakan kerangka acuan Neurodevelopmental Treatment (NDT). Pendekatan Neurodevelopmental Treatment (NDT) merupakan salah satu pendekatan yang sesuai untuk menangani kasus Cerebral Palsy. Diharapkan dengan mengaplikasikan

(23)

metode ini dapat menginhibisi pola gerakan dan memfasilitasi pola gerakan yang lebih khas untuk mendorong peningkatan pengembangan keterampilan fungsional. Serta dengan latihan aktivitas motorik halus untuk meningkatkan pre-writing skills anak

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis deskriptif, karakter morfologi yang paling dominan dalam penentuan hubungan kekerabatan jamur ordo Agaricales di Cagar Alam dan Taman Wisata Alam

Suatu tanah lapang yang sangat luas berbentuk persegi, ditengahnya dibuat kolam berbentuk persegi dengan panjang sisi (2x + 4) dan dipagar keliling kolam tersebut, jika salah

Penulis percaya bahwa laporan magang yang baik, mampu memberikan masukan strategis bagi perusahaan berdasarkan gap yang ditemukan selama praktik kerja magang.. Semoga laporan

Mereka orang-orang beriman (mukmin) yang kadar kecintaannya kepada Allah sangatlah besar melebihi dari segalanya (asyaddu ḥubbān lillāh), seperti mereka memberikan

Selulosa mempunyai potensi yang cukup besar untuk dijadikan adsorben karena gugus OH yang terikat pada selulosa apabila dipanaskan pada suhu yang cukup tinggi

Oleh karena itu, Rencana Aksi Bersama ini memaparkan secara garis besar serangkaian kegiatan yang ambisius untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan MOU di sektor kehutanan di tahun

A time to kill, and a time to heal; a time to break down, and a time to build up; A time to weep, and a time to laugh; a time to mourn, and a time to dance; A time to cast

kemampuan yang dimiliki dalam membari keyakinan kepada peserta didik bahwa pekerjaan yang dikerjkan sendiri akan memberikan hasil yang baik. Dariuraian di atas, maka