Jurnal ICT : Information Communication & Technology Vol. 20, N0.2, Desember 2020, pp. 344-350
p-ISSN: 2302-0261, e-ISSN: 2303-3363, DOI:
https://ejournal.ikmi.ac.id/index.php/jict-ikmi 344
Perancangan Sistem Informasi Integrated Payment (iPayment) Menggunakan Metode Scrum
Eri Riana, ST, M.Kom1*, Meiva Eka Sri Sulistyawati, S.S, M.Pd2, Aprillia, S.S, M.Pd3
1Program Studi Sistem Informasi, Universitas Bina Sarana Informatika Jakarta, Indonesia
2,3Program Studi Sistem Informasi, Universitas Bina Sarana Informatika Jakarta, Indonesia Email: 1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]
INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK
Histori artikel:
Naskah masuk, 09 November 2021 Direvisi, 11 November 2021 Diiterima, 11 November 2021
Abstract- The integrated payment information system (iPayment) is a desktop-based application developed by the SWP company to make transactions and reports related to accounting, finance, purchasing, sales and operations. The program is developed with the concept of being integrated with each other. In designing this system, applying the Agile method with the concept of the Scrum method approach.
Scrum is a framework that focuses on breaking down major goals into smaller, easily achievable goals. This system process uses the stages of Product Backlog, Sprint Backlog, Sprint, Product Review &
Demo, Product Delivery. The results obtained in this development, the scrum method is proven to be able to overcome the changing requirements in the system development phase, and produce the desired product. In addition, from this application, financial transaction processes are obtained that are fast and efficient and make it easier for companies to make payment transactions between departments because they are integrated with each other.
Kata Kunci:
Scrum,
Agile Software Development, Sistem Integrated Payment
Abstrak- Sistem informasi integrated payment (iPayment) merupakan sebuah aplikasi berbasiskan desktop dikembangkan oleh perusahaan SWP untuk membuat transaksi dan pelaporan yang berkaitan dengan accounting, finance, purchasing, sales dan operasional. Program dikembangkan dengan konsep saling terintegrasi satu sama lainnya.
Dalam merancang sistem ini, menerapkan metode Agile dengan konsep pendekatan metode Scrum. Scrum merupakan kerangka kerja memfokuskan didalam pembagian tujuan utama menjadi tujuan- tujuan kecil yang mudah dicapai. Proses sistem ini menggunakan tahapan pengembangan Product Backlog, Sprint Backlog, Sprint, Review & Demo Product, Delivery Product. Hasil yang diperoleh dalam pengembangan ini, metode scrum terbukti dapat mengatasi perubahan-perubahan requirements didalam fase pengembangan sistem , dan menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan.
Selain itu juga dari penerapan ini diperoleh proses transaksi keuangan yang cepat dan efisien serta mempermudah bagi perusahaan dalam melakukan transaksi payment antar department karena saling terintegrasi satu sama lainnya
Copyright © 2021 LPPM - STMIK IKMI Cirebon This is an open access article under the CC-BY license
Penulis Korespondensi:
M
eiva Eka Sri Sulistyawati, S.S, M.Pd
Program Studi S
istem Informasi
,U
niversitas Bina Sarana Informatika Jakarta
Email: m
eiva.mes
@bsi.ac.id1. Pendahuluan
Proses bisnis di perusahaan SWP belum menggunakan suatu sistem yang seharusnya bisa membantu dalam kegiatan operasionalnya, dimana masih terdapat adanya proses yang masih menggunakan secara manual. Pencatatan akutansi yang dilakukan secara manual membuat karyawan harus mencari data accounting tersebut, dimana dalam mencarinya membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Penyimpanan data akunting hanya berupa hardcopy membuat data rentan mengalami kerusakan dan kehilangan data. Pengembangan sistem informasi yang terintegrasi membutuhkan waktu dalam proses pengembangannya. Proses pengembangan sistem melewati beberapa tahapan dari mulai sistem itu direncanakan sampai dengan sistem tersebut diterapkan, difungsikan dan dipelihara. Bila sistem yang telah dikembangkan masih mempunyai permasalahan yang kritis serta tidak dapat diatasi dalam tahapan pemeliharaan sistem, maka perlu dikembangkan kembali suatu sistem untuk mengatasinya dan proses ini kembali ke tahap yang pertama (perencanaan sistem).
Metode Scrum merupakan sebuah metodologi yang termasuk kedalam agile software development.
Scrum dinilai bisa menghasilkan kualitas perangkat lunak yang baik sesuai dengan keinginan dan mampu untuk bisa mengadopsi setiap perubahan- perubahan yang ditemui [1]. Perubahan requirements menjadi suatu hal yang tidak pasti didalam tahap pengembangan perangkat lunak.
Scrum mempunyai tahapan-tahapan yang terstruktur dan bersifat perulangan, sehingga dalam produk increment pertama belum cukup memenuhi kebutuhan pengguna, maka pada increment selanjutnya bisa dikembangkan sistem yang sesuai dengan evaluasi-evaluasi dari penggunanya.
Didalam rekayasa software, diperlukanlah suatu metode perancangan dan pendekatan yang sesuai.
Metode perancangan yang diterapkan oleh penulis di sini dengan metode Agile dengan pendekatan Scrum. Scrum merupakan kerangka yang digunakan untuk mengelola proyek perangkat lunak yang bersifat fleksibel (agile), yang sudah mendapat menjadi panduan di dalam pasar software untuk menyediakan fleksibilitas kepada tim pengembang. Penulis memilih ini karena di dalam merekayasa software ini, penulis tidak dapat menggambarkan keseluruhan requirement pada awal tahap pengembangan. Seiring proses rekayasa, ditemukan beberapa perubahan requirement dan hambatan yang menyebabkan penulis melakukan perubahan rancangan awal. Oleh karena itu, metode Scrum ini sangat mendukung di dalam proses penelitian jurnal ini. Salah satu penelitian sebelumnya yang membuat aplikasi sistem pembayaran elektronik pada UMKM dengan metode scrum dilakukan oleh (Taufiq Rizaldi, Dwi
Putro Sarwo S, Hendra Yufit R, 2016), dalam penelitiannya mengembangkan sebuah system pembayaran elektronik menggunakan metode scrum dimana terbukti bisa mengatasi setiap perubahan requirements pada fase saat pengembangan system dan juga dapat mengoptimalisasikan proses transaksi dan laporan dokumentasi. Dalam penelitian lainnya M. N. Novri Hadinata, “Implementasi Metode Scrum Dalam Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan ( Study Kasus : Penjualan Sparepart Kendaraan ),” J.
Ilm. Betrik, 2017 [2] . Proses pengolahan data penjualan dan persediaan barang dicatat dalam sebuah berkas dalam bentuk lembaran kertas, dimana data tersebut akan disimpan pada biling arsip. selain itu perusahaan ini juga sulit menentukan stok barang yang ada digudang, sehingga sering terjadinya penumpukan dan kekurangan sparepart mobil karena penyimpanan yang tidak stabil. Sistem ini di rancang dengan menerapkan sebuah metode Scrum dimana metode ini banyak mengandung sprint dan beban kerja yang mana masing-masing sprint didorong oleh Prioritized product backlog. Prioritized Product Backlog terdiri dari fitur terbaru, perbaikan bug, dan hal lain yang memberikan kontribusi pada produk akhir. Dimana hasil analisisnya membuktikan bahwa dari hari ke hari proyek pengembangan sistem makin memerlukan fleksibilitas yang tinggi untuk dapat memenuhi kepuasan pelanggan. Sistem informasi penjualan menggunakan metode scrum yang dirancang untuk memudahkan melakukan transaksi dalam penjualan dan pembeliaan sehingga dapat menanggapi secara efektif permintaan pelanggan dan memudahkan komunikasi antar divisi sehingga dapat membantu memperluas penjualan. Lain halnya penelitian yang dilakukan I. G. T. Suryawan and A. W. Andika,
“Implementasi Scrum Model Development Pada Rezvac Cloud Reservation Dan Payment System,”
in LP2M - Undhira Bali, Bali, 2018 [3]. Dimana pengembangan metode aplikasinya menggunakan metode scrum yang membahas tentang penggunaan Scrum model dalam pengembangan aplikasi berbasis cloud untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh pemilik website tour &
activities khususnya terkait dengan fasilitas pemesanan dan pembayaran pada website mereka.
Proses pemesanan menggunakan email, whatsapp, facebook, live chat memungkinkan wisatawan bisa dengan leluasa membatalkan pesanan karena mereka tidak melakukan pembayaran sebelumnya.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut pada penelitiannya telah dikembangkan sebuah aplikasi berbasi cloud untuk memfasilitasi client dalam manajemen produk, pemesanan, serta pembayaran dari wisatawan. Seluruh website client akan terintegrasi dengan sistem ini dan payment
Jurnal ICT : Information Communication & Technology p-ISSN: 2302-0261
Vol. 20, N0.2, Desember 2020, pp. 344-350 e-ISSN: 2303-3363
https://ejournal.ikmi.ac.id/index.php/jict-ikmi 346 gateway, sehingga proses pemesanan &
pembayaran oleh wisatawan akan terdisitribusi di masing-masing website client. implementasi Scrum model pada penelitiannya mulai dari menentukan product backlog, sprint, scrum meeting, hingga demo ke client. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa Scrum model dapat menghasilkan sebuah software berbasis cloud dengan resiko kegagalan bisa terlihat lebih cepat pada setiap backlog yang dikembangkan sehngga bisa mengurangi terjadinya software crisis. Dari tinjauan penelitian sebelumnya didapatkan hasil untuk merancang suatu sistem yang saling terintegrasi satu sama lainnya seperti terintegrasi dengan payment request, terintegrasi dengan sales, terintegrasi dengan finance, dan terintegrasi dengan accounting sangatlah tepat menggunakan metode scrum. Sehingga dapat membantu meningkatkan produktifitas pelaporan yang akurat dan cepat bagi manajemen perusahaan SWP.
2. Metode Penelitian 2.1 Tahapan Penelitian
Dalam pembuatan jurnal ini, dibuat diagram alir penelitian agar terstruktur lebih baik. Flow chart penelitian menggunakan scrum ditunjukkan pada gambar 1.
Gambar 1. Flow Chart Penelitian Scrum
Berikut merupakan penjelasan dari gambar 1 diatas.
1. Pencarian Sumber Penelitian
Pencarian Sumber Penelitian dilakukan mencari bahan untuk dijadikan suatu penelitian
2. Pengumpulan Data
Mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian. Pengumpulan data dan informasi tersebut diperoleh dari observasi, wawancara, ataupun dari media informasi lainnya,
3. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah didapatkan setelah melakukan pengumpulan data. Pada tahap ini di tentukan rumusan masalah, batasan masalah, serta tujuan dan manfaat dari aplikasi yang dibuat.
4. Analisa Kebutuhan
Tahap keempat adalah analisa kebutuhan yang dilakukan untuk mengetahui kebutuhan pengguna terhadap aplikasi yang dibuat.
5. Perancangan dan Pembuatan Aplikasi
Perancangan dan pembuatan aplikasi ini terdiri dari berbagai langkah menggunakan metode Scrum, berikut langkah-langkah penjelasannya:
a. Product Backlog
Product backlog berisi backlog item yang dibuat berdasarkan requirements yang didapat dari pengumpulan data (observasi, wawancara dan studi literature). Requirements pada prouct backlog bersifat dinamis sehingga akan terus menerus bertambah apabila mendapatkan feedback dari pengguna pada saat review dan demo aplikasi.
b. Sprint Backlog
Sprint backlog adalah product backlog yang sudah dibagi menjadi beberapa bagian untuk dikerjakan pada fase sprint nanti. Durasi berlangsungnya sprint biasanya antara 1-4 minggu.
c. Sprint Planning
Sprint Planning adalah perencanaan dalam pengerjaan product backlog pada sprint. Dalam tahap ini terdiri dari perancangan sistem berupa pemetaan dari kebutuhan fungsional yang telah teranalisa ke dalam suatu diagram.
d. Sprint
Sprint terdiri dari unit kerja yang dibutuhkan untuk mencapai kebutuhan yang didefinisikan di dalam backlog yang harus diselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya kepada tim. Pada tahap ini pembuatan aplikasi sudah mulai dikerjakan sesuai dengan Sprint Planning. Tahapan sprint terdiri dari In Progress, Review, Testing, dan Done.
e. Review dan Retrosprective
Setelah selesai dari fase sprint, aplikasi direview kepada pengguna untuk dilakukan pengujian terakhir. Pengujian sistem ini dilakukan dengan mencari kesalahan sistem yang ada pada aplikasi iPayment. Selanjutnya dilakukan retrosprective apakah ada masukan berupa feedback atas functional requirements yang telah direview. Jika ada perubahan atas suatu fungsi, maka akan dimasukkan ke dalam backlog tambahan untuk dilakukan di sprint selanjutnya. Bila tidak ada aplikasi sudah siap untuk release.
2.2 Metode Scrum
Penulis mendesign software dengan menggunakan metode scrum [4] yang merupakan konseptual untuk mengembangkan software yang memperkenalkan beberapa tahapan iterasi selama
siklus hidup sebuah proyek. Metode scrum [5]
memiliki karakteristik ringan, skala kecil hingga menengah, requirement yang samar dan sering berubah, perancangan yang sederhana, hingga sistem yang minimal untuk menyelesaikan setiap proyek. Scrum [6] merupakan metode perancangan dengan pendekatan iteratif dan inkremental untuk menyaring hal-hal yang dapat diprediksi dan mengontrol kerusakan akibat kesalahan rancangan awal. Dalam kerangka ini diperlukan tiga fungsi : 1. Product Owner, yang merupakan seorang
profesional yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang mendalam mengenai produk yang akan dirancang.
2. Scrum Team, yang beranggotakan indvidu yang bisa mengorganisasikan dirinya dan merupakan sebuah tim multifungsi.
3. Scrum Master, merupakan orang yang bertanggung jawab untuk mengarahkan tim Scrum supaya dapat bekerja menuju arah dan tujuan yang benar dan mengatasi semua hambatan yang dapat mempengaruhi kinerja tim.
Gambar 2. Scrum Function Ketiga fungsi scrum [7] bekerja sama dalam proses pengembangan yang tetap dan lingkaran interaksi disebut Sprint. Sprint adalah kegiatan pengembangan dalam mencapai tujuan kecil yang biasanya menggunakan waktu 2-4 minggu, yang disebut sebagai Time Box. Dalam Sprint, semua requirements untuk mencapai tujuan kecil disebut dengan Backlog of the Product dan didefinisikan oleh Product Owner.
Diawal Sprint, tim mendefinisikan Backlog of the Product dan kemudian bekerja sehingga pada akhir Sprint, tim sudah menyelesaikan tujuan kecil untuk ditunjukkan kepada client.
Gambar 3. Backlog of the Product dan Sprint
3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Product Backlog
Dalam pembuatan aplikasi iPayment menggunakan metode scrum [8], langkah pertama yang dilakukan adalah menyusun product backlog berdasarkan requirement yang didapat melalui observasi dan pengumpulan data. Pada tahap ini membuat produk backlog dari fitur backlognya dibuat berdasarkan prioritas oleh product owner.
Daftar fitur-fiturnya dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut.
Tabel 1. Product Backlog No. Fitur Estimasi Priority 1. Login multi user 3 High Priority
Dashboard user management sistem iPayment
4 High Priority
2. Pengguna level Accounting Pengelolaan master approval
10 High Priority Pengelolaan
master balance sheet
7 Medium Priority
3. Pengguna level Finance Pengelolaan bank rekonsiliasi
10 High Priority Pengelolaan
bank statement
18 High Priority
3.2 Sprint
Pada tahapan sprint ditentukan berdasarkan product backlog (Tabel 1). Sprint yang dihasilkan berjumlah 3 Sprint dengan pertimbangan fitur backlog, task, dan estimasi waktu (hari) sesuai aturan scrum, yang nantinya akan menjadi sprint backlog. Tiap Sprint memiliki waktu, dalam melakukan sekali sprint tidak boleh terlalu lama. Untuk proyek besar maksimal sekali sprint 30 hari. Dalam melakukan sprint, terdapat beberapa tahap pengerjaan yaitu sprint planing, sprint backlog, sprint execution, daily scrum, sprint review dan sprint retrospective. Pada penulisan jurnal ini pengembangan sistem iPayment dilakukan Sprint sebanyak tiga kali. Sprint pertama lebih fokus pada tampilan awal dan bentuk dari program iPayment yang dibangun.
Dalam hal ini Sprint yang akan dikerjakan meliputi login multi-user dan pembuatan dashboard masing- masing user. Sprint kedua yang dikerjakan pada sistem ini yaitu fitur- fitur pada level accounting, dan finance.
3.2.1 Sprint Planning
Tahapan sprint planning dilakukan saat awal sprint untuk merencanakan pekerjaan yang akan dilakukan dalam sprint. Pada sprint yang pertama ini ada fitur yang disepakati yaitu pembuatan login multi-user, fitur user management dashboard pada masing-masing pengguna. Setelah menentukan fitur backlog selanjutnya membaginya ke bagian-bagian lebih kecil.
3.2.2 Sprint Backlog
Sprint backlog adalah penjabaran fitur backlog menjadi task-task yang lebih detail. Hal ini
Jurnal ICT : Information Communication & Technology p-ISSN: 2302-0261
Vol. 20, N0.2, Desember 2020, pp. 344-350 e-ISSN: 2303-3363
https://ejournal.ikmi.ac.id/index.php/jict-ikmi 348 difungsikan untuk mempermudah dalam
menyelesaikan Sprint. Berdasarkan sprint planing yang telah dilakukan.
Tabel 2. Sprint Backlog Fitur
Backlog
Task Login multi
user
Tampilan untuk semua pengguna sistem masuk ke sistem menggunakan satu form utama
Dashboard user management system
Dashboard Admin, Accounting, Finance, Sales
Pengguna Accounting Mengelola Master Approval
Menambah,Menghapus,Mengubah,Mencari status approval
Mengelola Balance Sheet
Menambah,Mengubah,Menghapus, Melihat,Mencetak di detail balance sheet, Pengguna
level Finance Mengelola Bank Rekonsiliasi
Melihat bank rekonsiliasi berdasarkan date of voucher
Mencetak bank rekonsiliasi berdasarkan date of voucher
Mengelola Bank Statement
Melihat bank statement berdasarkan date of voucher
Mencetak bank statement berdasarkan date of voucher
3.2.3 Sprint Execution
Tahap ini kelanjutan dari tahap untuk menentukan sprint backlog. Ketika sprint backlog sudah disepakati pada sprint planing maka dimulailah pengembangan sprint backlog. Proses ini dilakukan untuk mencapai tujuan dari masing- masing sprint backlog. Keluaran dari proses ini berupa rilis produk. Tabel 3 menjelaskan status sprint backlog, dari tabel ini dapat diperoleh status dari masing-masing task setiap hari.
Tabel 3.Status Sprint Backlog pada Sprint Execution Fitur
Backlog
Task Est. Dur. Status Login multi
user
Tampilan untuk semua pengguna sistem masuk ke sistem menggunakan satu form utama
3 3 Done
Dashboard user management system
Dashboard Admin Dashboard Accounting Dashboard Finance
4 4 4
4 4 4
Done Done Done
Pengguna Accounting Mengelola Master Approval
Menambah status approval Menghapus status approval Mengubah status approval Mencari status approval
3
3 2
2 -
- -
-
In Progress In Progress In Progress In Progress
Pengguna Finance Mengelola Bank Rekonsiliasi
Melihat bank rekonsiliasi berdasarkan date of voucher Mencetak bank rekonsiliasi berdasarkan date of voucher
5
5 -
-
Not Started
Not Started
Pada sprint execution, tahap pengembangan sistem yaitu testing terhadap fitur. Hal ini dilakukan untuk menguji fungsi sistem.
Tabel 4.Skenario dan Hasil Pengujian Pada Sprint 1 No. Skenario
Pengujian
Output Yang Diharapkan
Validasi
1. User memasukkan username dan password dengan benar
Tampilan akan berpindah ke dashboard masing- masing user
Sukses
4. User melakukan setting user management berdasarkan level
Tampilan akan berpindah sesuai dengan login level masing- masing user apakah Admin, Accounting, atau Finance
Sukses
3.2.4 Sprint Review
Sprint review dilakukan setelah produk atau fitur selesai dalam sprint execution dan menghasilkan rilis produk. Tujuan dari sprint review ini adalah melihat status dari fitur produk yang telah selesai dikembangkan. Pada tahapan ini pihak yang terlibat yaitu product owner, scrum master, tim programmer dan user sistem. Dalam acara ini tim programmer melakukan demontrasi
mengenai fitur produk yang telah dibuat pada pihak yang hadir dalam acara. Setelah melakukan demontrasi, pihak-pihak yang terlibat menanggapi mengenai fitur tersebut. Jika terdapat penambahan fungsi atau fitur maka akan ditambahkan pada sprint selanjutnya.
3.2.5 Sprint Retrospective
Tahapan selanjutnya adalah sprint restropective. Didalam tahapan ini dilakukan pertemuan evaluasi kinerja tim programmer selama satu sprint dengan durasi waktu maksimal 2-3 jam dalam satu kali pertemuan. Dalam pertemuan membahas mengenai apa saja yang telah dilakukan untuk menyelesaikan sprint pertama, dan bagaimana cara untuk menyelesaikan sprint selanjutnya.
Gambar 4. Burndown Chart
Penjelasan Burndown Chart pada gambar 4 adalah penggunaan sumbu Y sebagai time unit, dimana sumbu Y untuk mengetahui sisa waktu yang tersedia untuk menyelesaikan sprint.
Sedangkan sumbu X berisi hari yang digunakan untuk melakukan sprint. Pada sprint yang pertama ini jumlah waktu (jam) yang digunakan untuk menyelesaikan sprint sebanyak 74 jam dengan lama pengerjaan sebanyak 10 hari. Jika pekerjaan diselesaikan sesuai dengan jumlah hari yang ditentukan maka grafik akan mendekati waktu yang ideal dimana garis yang menunjukkan waku ideal berwarna coklat. Proses yang efisien yaitu ketika dalam pengerjaannya memiliki tingkat efektifitas yang meningkat dari sprint pertama hingga sprint terakhir.
3.3 Delivery Produk
Tahap yang terakhir dalam menerapkan metode Scrum [9] yaitu penyajian produk kepada pengguna sistem. Setelah tiga sprint selesai dikerjakan dan menghasilkan rilis produk dari masing-masing sprint maka diperoleh produk sistem informasi integrated payment (iPayment) untuk perusahaan SWP yang dapat digunakan oleh pengguna sistem, dimana tampilan dari
sistem tersebut digambarkan pada gambar 5.
Gambar 5. Login System iPayment
Gambar 6. Menu Utama iPayment
4. Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari penelitian jurnal ini, penulis menyimpulkan bahwa penerapan metode Scrum pada pengembangan sistem informasi iPayment sangat sesuai diterapkan dikarenakan dapat mengantisipasi perubahan yang terjadi selama proses pengembangan aplikasi. Aplikasi iPayment yang diterapkan dapat mengoptimalisasikan proses transaksi payment dan pelaporan antar department. Pada pengembangan sistem informasi iPayment ini masih terdapat beberapa hal yang harus dilakukan di penelitian dan pengembangan selanjutnya yaitu sistem iPayment harus bisa berjalan secara web dan bisa secara mobile phone.
Ucapan Terima kasih
Terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang telah mendukung terlaksananya penelitian jurnal ini.
Daftar Pustaka
[1] Taufiq Rizaldi, Dwi Putro Sarwo S, Hendra Yufit R“Implementasi Metodologi SCRUM dalam PengembanganSistem Pembayaran Elektronik Pada Usaha Mikro Kecil Menengah.”.Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Dana BOPTN Tahun 2016,ISBN:978-602-14917-3-7 [2] Novri Hadinata, Muhamad
Nasir.“IMPLEMENTASI METODE SCRUM DALAM RANCANG PART KENDARAAN".Jurnal ilmiah Betrik vol.8,No.01,April 2017
[3] A. W. Andika, “Implementasi Scrum Model Development Pada Rezvac Cloud Reservation Dan Payment System,”
Siniesa, no. November, 2018.
[4] I. Sintawati, Ita Dewi and Puspitorini,
Jurnal ICT : Information Communication & Technology p-ISSN: 2302-0261
Vol. 20, N0.2, Desember 2020, pp. 344-350 e-ISSN: 2303-3363
https://ejournal.ikmi.ac.id/index.php/jict-ikmi 350
“PENERAPAN AGILE METHODE BERPOLA SCRUM DALAM SISTEM INFORMASI PENGAJUAN CUTI KERJA BERBASIS WEB,” J. Akrab Juara, vol. 3, no. 2, 2021.
[5] T. Rizaldi, “Implementasi Metodologi SCRUM dalam Pengembangan Sistem Pembayaran Elektronik Pada Usaha Mikro Kecil Menengah,” Cereb. Cortex, vol. 27, no. 1, 2017.
[6] Afriyan Firdaus, “Penerapan Scrum Agile Development Dalam Pengembangan Sistem Informasi Monitoring Mahasiswa Bidikmisi Berbasis Web (Studi Kasus Di Universitas Sriwijaya),” Kntia, vol. 4, 2017.
[7] Z. Imaduddin, H. Saptono, S. T. Fauziah, H. A. Tawakal, and D. Hamzah, “Aplikasi
Monitoring Perkembangan Janin (Antenatal Care) Dengan Metode Scrum Berbasis Perangkat Mobile,” J. Teknol. Terpadu, vol.
5, no. 1, 2019.
[8] D. R. ; I. Firdaus, Afriyan.Mgs ; Indah,
“Penerapan Scrum Agile Development Dalam Pengembangan Sistem Informasi Monitoring Mahasiswa Bidikmisi Berbasis Web (Studi Kasus Di Universitas
Sriwijaya),” Kntia, vol. 4, no. 0, 2017.
[9] M. A. Dewi and R. Irham, “Penerapan Agile Scrum Pada Pengembangan Bimbingan Daring Skripsi Mahasiswa,” J.
SISKOM-KB (Sistem Komput. dan Kecerdasan Buatan), vol. 4, no. 2, 2021, doi: 10.47970/siskom-kb.v4i2.195.