• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Teori Teori. a. Pembelajaran. Berdasarkan Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI. A. Teori Teori. a. Pembelajaran. Berdasarkan Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

12

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Teori – Teori a. Pembelajaran

Berdasarkan Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, pembelajaran dapaat diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidika dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran merupakan sebuah bantuan yang diberikan oleh pendidik untuk membuat proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, juga pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.

Pembelajaran adalah suatau usaha sadar diri dari seorang guru untuk membelajarkan seluruh siswa dan siswinya untuk mencapai suatu tujuan yang telah diharapkan, Al – Tabany (2014 : 19). Pembelajaran yang berkualitas akan sangat bergantung dari motivasi pelajar dan juga kreativitas pengajar untuk memberikan sesuatu yang membuat setiap pelajar termotivasi dan membuat proses pembelajaran mencapai target belajar. Pembelajaran sendiri secara sederhana dapat diartkan sebagai sebuah usaha untuk mempengaruhi emosi, intelektual, dan juga spiritual seseornag agar mau belajar dengan kehendaknya sendiri, Abuddin Nata (2009 : 85).

Dengan demikian, pembelajaran adalah sebuah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik untuk mencapai tujuan belajar yang telah diaharapkan.

(2)

b. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa Latin “Medius” dimana secara harfiah makna dari kata tersebut adalah “tengah”, “perantara”, atau dapat juga diartikan sebagai “pengantar”. Media sendiri dalam bahasa Arab “wasilah” memiliki artian perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan, Satrianawati (2018 : 5). Association For Education Communication Technologi (AECT) mengemukakan bahwa media merupakan segala bentuk

dan satuan yang digunakan seseorang untuk mengeluarkan sebuah pesan atau sebuah informasi.

Media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar yang memiliki fungsi untuk memperjelas makna dari sebuah pesan yang telah disanpaikan, sehingga dapat mencapai tujuan dari proses pembelajaran dengan lebih baik dan juga sempurna, Kusnadi dan sutjipto, 2013 : 8). Secara garis besar media merupakan manusia, materi, atau sebuah kejadian yang membangun suatu kondisi atau membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan juga sikap, Gerlach dan Ely dalam Kustandi dan Sutjipto (2013 : 7-8).

Dengan demikian, dapat diartikan bahwa media pembelajaran adalah sebuah sarana penyampaian pesan dari pengajar kepada siswa atau peserta didik yang dapat membantu proses pembelajaran secara efisien dan efektif sesuai dengan harapan pengajar.

(3)

2. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Fungsi media sendiri terbagi menjadi empat fungsi khususnya pada media visual, Kustandi dan Sutjipto (2013 : 9) yaitu,

1) Sebagai fungsi Atensi 2) Sebagai fungsi Afektif 3) Sebagai fungsi Kognitif 4) Sebagai fungsi Kompensatoris

Media pembelajar memiliki fungsi untuk memberikan motivasi minat atau sebuah tindakan, untuk menyajikan sebuah informasi, dan juga berfungsi untuk memberikan sebuah instruksi bagi peserta didik ataupun pengajar.

Fungsi media adalah untuk pencapaian tujuan dimana terdapat infomasi dalam media tersebut dan harus melibatkan siswa atau peserta didik dalam segala bentuk aktivitas anak secara nyata sehingga proses pembelajaran dapat terjadi sesuai yang diharapkan. Selain harus menyenangkan media pembelajaran juga harus dapat memberikan sebuah pengalaman yang menyenangkan dan dapat memenuhi kebutuhan setiap siswa atau peserta didik, Rudy dan Hisbiyatul (2017 : 14 – 15). Media pembelajaran pada dasarnya berfungsi sebagai sarana untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran. fungsi media pembelajaran dapat ditekankan dalam beberapa hal berikut :

(1) Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, melainkan berfungsi sebagai sarana bantu untuk mencapai situasi pembelajaran yang lebih efektif, (2) Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan media pembelajaran, dengan kata lain media pembelajaran adalah salah satu komponen yang tidak dapat berdiri sendiri akan tetapi harus saling berhubungan satu sama lain untuk mencapai situasi berlajar yang diharapkan, (3) Media pembelajaran dalam penggunaannya juga harus yang relevan

(4)

dengan kompetensi pembelajaran dan isi pembelajaran itu sendiri, dimana fungsi ini sendiri mengandung makna bahwa dalam penggunakaan media dalam proses pembelajaran haruslah berpacu dengan kompetensi dan juga bahan ajar, (4) Media pembelajaran bukan hanya berfungsi sebagai alat hiburan saja, dengan demikian tidak diperkeknankan untuk menggunakan media pembelajaran hanya untuk permainan atau untuk menarik perhatian siswa atau peserta didik semata, (5) Media pembelajaran dapat juga berfungsi untuk mempercepat proses belajar, dimana siswa atau peserta didik dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan juga lebih cepat, (6) Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas dari proses belajar mengajar, (7) Media pembelajaran dapat meletakkan dasar – dasat konkret untuk berfikiri, oleh karena itu dapat mengurangi penyakit verbalisme.

Selanjutnya terdapat enam fungsi pokok media pembelajaran dalam proses belajar mengajar, Rudy dan Hisbiyatul (2017 : 15-16) adalah :

(1) Membuat konkrit konsep – konsep yang abstrak, yang dirasakan masih bersifat abstrak dan sulit untuk dijelaskan secara lansung atau dapat disederhanakan melalui pemanfaatan melalui media pembelajaran, (2) Menghadirkan objek – objek yang selalu berbahaya atau sukar untuk didapatkan ke dalam lingkungan lingkungan belajar. Misalnya, guru memberikan penjelasan dengan menggunakan media gambar atau vidio mengenai berbagai macam binatang, (3) Menampilkan sebuah objek yang terlalu besar ataupun kecil. Misalnya, guru akan menyampaikan penjelasan menggunakan media gambar ataupun vidio mengenai benda atau objek – objek yang dapat dilihat menggunakan mata telanjang dan juga tidak, (4) Memperlihatkan sebuah gerakan yang sangat cepat ataupun lambat.

Guru menyampaikan penjelasan menggunakan media audi visual seperti vidio untuk menunjukan gerakan yang sangat cepat menggunakan teknik perfilman yang biasa disebut dengan adengan

“sloe motion” dimana gerakan yang sangat cepat dan mustahil dilihat dengan mata telanjang dapat kita lihat dengan sangat lambat.

3. Ciri – Ciri Media Pembelajaran

Ciri – ciri media pembelajaran mengarah pada apa saja yang dapat dikatakan sebagai media, media pembelajaran sendiri terbagi menjadi tiga ciri – ciri antara lain :

(1) Fiksatif adalah media yang memiliki ciri fiksatif jika media tersebut merekam atau mendokumentasikan kejadian lampau atau kejadian yang hanya terjadi satu kali atau dapat dikatakan juga media

(5)

yang dapat merekam, menyimoan, melestarika, dan juga merekonstruksikan suatu peristiwa atau suatu objek. Misalnya, menyajikan teks eksplanasi tentang gunung merapi dimana siswa dapat melihat melalui vidio. (2) Manipulatif adalah media yang memiliki ciri manipulatif jika mampu mendokumentasika suatu kejadian yang memakan waktu yang lama atau mentransformasikan suatu kejadian atau objek. Misalnya, memahami pesan moral dalam cerita rakyat dimana siswa dapat memperdengarkan sebuah cerita rakyat tidak secara keseluruhan karena durasi pemutaran dapat dipotong sesuai dengan kebutuhan. (3) Media distributif adalah media yang memiliki ciri distributif jika disajikan pada tempat – tempat yang memiliki berbeda akan tetapi memiliki waktu yang sama. Misalnya, menyimak dialog adlam TOEFL, maka dialog tersebut akan diperdengarkan di beberapa kelas sekaligus dalam waktu yang sama, Gerlach dan Ely dalam Dewi dan Nia ( 2018 : 15).

4. Klasifikasi Media Pembelajaran

Klasifikasi media pembelajaran berdasarkan dengan perkembangan teknologi, Kustandi dan Sutjipto (2013: 29-31) sebagai berikut :

(1) Media Teknologi Cetakadalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan sebuah materi, seperti buku dan juga materi visual statis lainnya. Materi cetak dan visual merupakan dasar dari pengembangan dan penggunaan dari kebanyakan materi pembelajaran. teknologi ini akan memberikan hasil materi dalam bentuk salinan tercetak.(2) Media Teknologi Audio Visualadalah media yang menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin – mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan – pesan menggunakan audio dna visual.(3) Media Teknologi berbasis Komputer merupakan media yang menghasilkan aau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber – sumber yang berbasis miscri-prcessor.(4) Media gabungan Teknologi Cetak dan Komputer adalah media yang menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer.

Dengan demikian, klasifikasi dari media pembelajaran diatas adalah pengembanagan media pembelajaran dalam penelitian ini yang merujuk kepada media yang berbasis komputer. Media komputer sendiri merupakan alat bantu atau media embelajaran yang dapat digunakan secara individu atau masing – masing peserta didik.

(6)

c. Metode SAS

1. Pengertian Metode SAS

Metode SAS dalam proses pembelajaran membaca dan menulis permulaan dianggap memiliki kecocok dengan karakter siswa atau peserta didik. Metode SAS adalah metode pembelajaran yang telah melalui beberapa tahap seperti:

1) Struktural menampilkan keseluruhan dan memperkenalkan sebuah kalimat secara utuh

2) Analitik melakukan proses penguraian

3) Sintetik melakukan penggabungan kembali ke bentuk truktural, Marlina (2014 : 16).

Metode SAS adalah suatu pembelajaran membaca dan menulis permulaan yang didasarkan atas pendekatan cerita yakni cara untuk memulai mengajar menulis dengan menampilkan cerita yang diambil dari dialog siswa dan guru atau siswa dengan siswa, Djausak dalam Dewi, dkk (2014). Metode SAS merupakan salah satu jenis metode yang biasa digunakan dalam pembelajaran membaca dan menulis permulan bagi siswa pemula.

Pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan metode ini mengawali pembelajarannya melalui dua tahap, yakni dengan menampilkan dan memperkenalkan sebuah kalimat utuh. Mula – mula anak disuguhi dengan sebuah struktur yang memberi makna yang lengkap, yakni sebuah struktur kalimat, Tufina (2016 : 173).

Metode SAS pada dasarnya memiliki kesamaan dengan metode global dalam hal pembelajaran membaca. Proses pembelajaran yang diterapkan dalam

(7)

metode ini diawali dengan memperkenalkan struktur kalimat sebagai dasat bagi pembelajaran membaca, dari persamaan tersebut ada juga perbedaan laiannya yaitu pada proses pembelajaran membaca dengan metode global tidak disertai dengan proses sintetik sedangkan metode SAS menuntut proses analisis dan proses sintetik dalam proses pembelajaran. hal ini yang memyebabkan metode SAS sangatlah cocok diterapkan dalam proses mengajar membaca dan menulis perulaan yang mengandung proses analisis dan proses sintetik, Kritinawati (2011 : 3).

Dengan demikian, metode SAS adalah metode dengan tahapan struktural (menampilkan kalimat utuh), analitik (penguraian), dan sintetik (penggabungan kembali ke bentuk struktural).

2. Langkah – Langkah Metode SAS

Pembelajaran membaca menulis dengan metode SAS dilakukan dengan cara langkah – langkah sebagai berikut :

1) Guru bercerita atau berdialog dengan siswa atau siswa berdialog dengan siswa.

2) Memperhatikan gambar yang berkenaan dengan cerita 3) Menulis beberapa kalimat yang diambil dari isi cerita 4) Menulis satu kalimat yang diambil dari isi cerita 5) Menulis satu kata sebagai urian dari kata

6) Menulis huruf sebagai uraian suku kata

7) Mensistesiskan huruf – huruf menjadi suku kata 8) Menggabungkan suku kata menjadi kalimat

(8)

Agar siswa mempunyai kemampuan membaca dan menulis, makasa setiap langkah itu harus dilakukan oleh siswa dengan menyalis tulisan yang telah ditulis guru dalam setiap langkah pembelajaran.

Contoh metode SAS, Taufina (2016 : 174) :

Memperkenalkan sebuah gambar keluarga Edo dengan kalimat “ Ini Keluarga Edo”. Kemudian pada setiap gambar akan diberikan penjelasan seperti

“ ini papa Edo, ini Edo. Ini adik Edo, dan lain sebagainya”, setelah itu siswa akan menguraikan gambar satu persatu seperti :

Ini papa Edo

Ini papa Edo

I ni pa pa E do

I n i p a p a E d o

I ni pa pa E do

Ini papa E do

Ini papa Edo

Gambar 2. 1 Kartu Huruf Metode SAS

(9)

d. Media Baca Tulis (BATU)

Media Batu merupakan media visual yang telah dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan MMP. Media ini sendiri terbuat dari kayu triplek yang akan dilapisi dengan yang diberikan motif batu pada sisi bagian luar media, dimana didalam batu ini dapat dibelah dan juga terdapat huruf vokal abjad A sampi Z, huruf konsonan beserta huruf vokal, dan gambar. Media ini sendir akan digunakan oleh siswa atau peserta didik kelas I SD. Media Batu ini memiliki gambarFyangAdapat digunakan sisiwa dalam membaca dan juga menulisAkata. Contohnya,F,terdapat “gambar bola”, maka siswa akan diminta untuk menyusun kata “bola” dari kumpulan huruf yang di dalam media Batu.

Siswa dimintaAuntukGmenyusun mulaiFhuruf – huruf,NkemudianGmenjadi suku kata, lalu menjadiVkata, dan kemudianSmenuliskannya pada buku atau kertas.

Cara membuat Media Batu sebagaihberikutj:

1) Siapkan alat dan bahan yaitu, kayu triplek, gergaji, pensil/bulpoin, penggaris, lem, paku, palu, gunting, cutter, beberapa huruf dan gambar 2) Potong kayu triplek menggunakan gergaji dengan bentuk persegi sama

sisi yang memiliki ukuran 60 x 80 cm

3) Untuk bagian sekat sendiri akan memiliki pajang 60 cm dan lebar 12 cm.

4) Kayu yang telah dipotong kemudian akan dibagi untuk membuat sekat 5) Kemudian satukan menjadi 1 bagian hingga membentuk persegi

6) Pada salah satu bagian luar persegi diberikan sebuah pegangan untuk membawa media pembelajaran agar lebih mudah.

(10)

7) Yang terpenting dari media batu adalah pada bagian dalam, dimana nanti akan dibuat kartu – kartu dari karton yang diberikan gambar – gambar huruf dan lainnya sebagai media ajar membaca dan menulis permulaan sebesar 12 x 8 cm sebanyak abjad A – Z dan beberapa gambar

8) Pada masing – masing huruf ataupun gambar akan dipasang sebuah perekat.

9) Kartu huruf yang telah selesai diletakkan pada sekat – sekat dengan berurutan sesuaighuruf.

10) Bagian luar akan diberikan kunci agar ketia media berpindah tempah kartu yang terdapat di dalam tetap aman.

Media Batu digunakanadalammpembelajaranddengan langkah – langkah sebagai berikutw:

1) Siswa akan diberikan materi terlebih dahulu

2) Siswa dijelakan bagaimana cara penggunakan media 3) Siswa berbaris sesuai dengan nomor urut absen.

4) Siswa akan berpasangan sesuai dengan nomor urut absen.

5) Satu satu dari pasangan siswa akan ditutup matanya untuk mengambil salah satu gambar.

6) Gambar yang telah diambil akan ditempel pada media yang sudah disediakan.

7) Setelah siswa selesai menyusun kata yang sesuai dengan gambar yang kemudian menyusunnya menggunakan huruf yang telah tersedia.

Media memilikidkelebihanddanfkekurangan masing – masing.

Keunggulan dari mediadbatu ini adalahssebagai berikut :

(11)

1) Bahanbyang digunakancdalamdmembuat media adalah kayu yang di lapisi oleh gambaran untukdmenarik siswa

2) Media didesainadengandtempilan yang menarik sehingga dapat menarik perhatian siswa.r.

3) Pada bagian dalam terdapat beberapa sekat untuk menyimpan huruf, sehingga seluruh huruf dapat tertata dengan rapi meskipun tidak digunakan.

4) Media mudahddigunakanfmeskipunhtanpa kehadiran darigpengembang.

Sedangkan untuk kelemahan dari media Batu adalah sebagai berikut :

1) Biaya dalam pembuatan relatif mahal karena bahan baku yang digunakan.

2) Media sendiriaterbatas padasmateri membacahdan menulisgpermulaan.

Penelitianaini, mediadBatufadalahssebuahbmedia yang berbentuk menyerupai batuayangdbesar dan dapatcterbelah. Pada bagian dalam media ini sendiri menyimpan banyak sekalia huruf huruf dan gambar yang akan digunakan sebagai media pembelajaran. bahan utama media ini adalah kayu dan sterofoam. Media ini sendiri dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan pada siswa kelas I SD.

B. Kajian Penelitian yang Relavan

Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang digunakan sebagai acuan pembanding terhadap penelitian yang akan dilakukan. Data pada penelitian ini didukung oleh peneliti yang hampir serupa yaitu pengembangan media BATU (Baca Tulis).

(12)

Nama Judul Perbedaan Persamaan Briliyan

Syarifudin Ahmad, 2018

Pengembangan Media

Storygami untuk

Meningkatkan Keterampilan Membaca dan Menulis Permulaan di Sekolah Dasar

1. Produk yang dikembangkan adalah media Storygami.

2. Pengembangan media berupa Buku bercerita bergambar karakter origami.

3. Penggunaan tematik belum terlihat.

4. Menggunakan tema

pembelajaran yang berbeda.

1. Memcahkan permasalahan Membaca dan Menulis

Mermulaan.

2. Menggunakan materi Bahasa Indonesia.

Siti

Maghfiroh, 2018

Pengembangan Buku Panduan Membaca dan Menulis Permulaan dengan Media Kartu Huruf Menggunakan Metode SAS untuk siswa Kelas I SD

1. Mengembangkan buku panduan pembelajaran.

2. Menggunakan tema

pembelajaran yang berbeda.

1. Menggunakan materi Bahasa Indonesia

2. Memecahkan permasalahan Membaca dan Menulis

Permulaan.

3. Menggunakan media kartu huruf.

4. Menggunakan metode SAS

(13)

Nama Judul Perbedaan Persamaan 5. Menggunakan

tematik

6. Ditujukan untuk siswa kelas I SD Theresia Tri

Wulandari, 2016

Pengembangan Alat Peraga Membaca dan Menulis Permulaan Berbasis Metode Montessori

1. Mengembangkan Alat Peraga.

2. Menggunakan metode yang berbeda yaitu metode

Montessori.

3. Menggunakan tema pembelajaran yang berbeda.

1. Menggunakan meteri Bahasa Indonesia

2. Menggunakan Permasalahan Membaca dan Menulis

Permulaan.

Tabel 2. 1 Kajian Penelitian Relavan

(14)

C. Kerangka Pikir

Kondisi Ideal :

1. Guru memberikan inovasi pengembangan media pembelajaran.

2. Penggunaan media pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran karena memiliki pengaruh yang cukup besar dalam proses pembelajaran.

Kondisi lapang :

1. Media pembelajaran sangatlah terbatas 2. Kegiatan pembelajaran masih berpacu

menggunakan metode ceramah.

Analisis Kebutuhan

Membutuhkan pengembangan media pembelajaran yang dapat membantu guru dan siswa untuk lebih memahami dan termotivasi dalam proses pemelajaran khususnya Tema 5 Subtema 1 Pembelajaran 5 serta mampu menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan

tidak membosankan.

Tindak Lanjut :

Pengembangan media pembelajaran BATU (Baca Tulis) Tema 5 Subtema 1 Pembelajaran 5 kelas I

Hasil yang diharapkan :

1. Pengembangan media pembelajaran BATU (Baca Tulis) Tema 5 Subtema 1 Pembelajaran 5 kelas I

2. Respon siswa terhadap media pembelajaran BATU (Baca Tulis) Tema 5 Subtema 1 Pembelajaran 5 kelas I.

Model & Metode Pengembangan

ADDIE ( Analyze – Design – Development – Implementation – Evaluation ) SAS ( Struktur Analitik Sintetik )

Media Baca Tulis (BATU) untuk siswa kelas1

Gambar 2. 2 Kerangka Pikir

Gambar

Gambar 2. 1  Kartu Huruf Metode SAS
Tabel 2. 1 Kajian Penelitian Relavan
Gambar 2. 2 Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Bagi mahasiswa jumlah kredit berarti besarnya beban dan waktu untuk kegiatan yang harus dipikul agar dapat dinyatakan lulus dari mata kuliah tersebut.. Sebagai contoh

Kegiatan ekstrakurikuler menjadi salah satu kegiatan pembelajaran yang seharusnya mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam seni tari.Penilaian terhadap

Berdasarkan batasan masalah di atas, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah dengan menerapkan strategi peta konsep (concept mapping) dapat

memanfaatkan hasil penelitian mengenai pembelajaran Baca Tulis Qur’an dengan menggunakan metode LIBAT untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Al-qur’an pada

Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Tan (2004: 8) bahwa pengajuan masalah dalam PBL disajikan secara tidak terstruktur (ill structure) digunakan sebagai titik awal

kesempatan pendidikan, peningikatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan

Untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model cooperative learning tipe group investigation di kelas IV SDN Simpangan 01 Cikarang Utara pada materi

Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk 2 dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan,