117
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG GO PUBLIK DI BEI
Astuti Yuli Setyani
Prodi Akuntansi, Fakultas Bisnis, Universitas Kristen Duta Wacana Jl. Dr. Wihidin Sudiro Husodo 5 - 25, Yogyakarta, 55224
ABSTRACT
This study aims to examine empirically the effect of firm size, solvency, profitability, and the quality of public accounting firms (KAP) to the audit delay on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange. This study focuses on companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The data used are secondary data, the audited financial statements of 47 companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2009-2012. To test the hypothesis, performed multiple regression analysis that begins classic assumption test including normality, linearity, multicollinearity, heteroscedasticity and autocorrelation. The data used has met all the classical assumptions. Partial test results show that the variable size and variable quality of the public accounting firm (KAP) that affect audit delay, while variable solvency and profitability variable does not affect the audit delay.
Keywords: audit delay, KAP, company’s size, profitability, solvency ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh ukuran perusahaan, solvabilitas, profitabilitas,dan kualitas kantor akuntan publik (KAP) terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini memfokuskan pada perusahaan yang manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Data yang dipakai merupakan data sekunder, yakni laporan keuangan yang telah diaudit dari 47 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009- 2012. Untuk membuktikan hipotesis, dilakukan pengujian regresi berganda yang diawali uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji linieritas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Data yang
digunakan telah lolos semua asumsi klasik.Pengujian secara parsial memperlihatkan hasil bahwa variabel ukuran perusahaan dan variabel kualitas kantor akuntan publik (KAP) yang berpengaruh terhadap audit delay, sedangkan variabel solvabilitas dan variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay.
Kata kunci: audit delay, KAP, ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas
PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan, terutama pada perusahaan yang telah go public. Seiring
pesatnya perkembangan perusahaan- perusahaan yang go public, makin tinggi pula permintaan atas audit laporan keuangan yang menjadi sumber informasi bagi investor.
Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan disebut bermanfaat jika disajikan
118
secara akurat dan tepat waktu, yakni tersedia saat dibutuhkan oleh investor. Menurut Givoly dan Palmon (1982) dalam Aryati (2005), nilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan salah satu faktor penting bagi pengguna laporan keuangan tersebut.
Salah satu kewajiban perusahaan manufaktur yang sudah go public adalah mempublikasikan laporan keuangan yang telah disusun dengan standar akuntansi keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar dalam Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Auditor memiliki tanggung jawab yang besar dan tentunya hal ini membuat auditor untuk bekerja secara lebih profesional. Salah satu kriteria profesionalisme auditor tampak dalam ketepatan waktu penyampaian laporan auditannya (Imam Subekti dan Novi Wulandari, 2004 dalam Supriyati, 2007:109).
Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari para investor, karena laporan keuangan yang telah diaudit memuat informasi penting, seperti laba yang dihasilkan perusahaan bersangkutan dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan saham yang dimiliki oleh investor, artinya informasi laba dari laporan keuangan yang dipublikasikan akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham.
Standar audit, menurut Generally Accepted Auditing Standards (GAAS), khususnya standar umum ketiga menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian. Selain itu, standar pekerjaan lapangan memuat pernyataan bahwa audit harus dilaksanakan dengan perencanaan yang matang dan pengumpulan alat-alat pembuktian yang cukup memadai (Yugo Trianto, 2006:2). Hal ini yang kadang menyebabkan lamanya suatu proses pengauditan dilakukan oleh auditor, sehingga publikasi laporan keuangan yang diharapkan cepat mungkin menjadi terlambat. Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor, kondisi ini sering disebut sebagai Audit Delay. Makin lama auditor menyelesaikan pekerjaan auditnya, semakin lama pula audit delay. Namun bisa jadi auditor memperpanjang masa auditnya dengan
menunda penyelesaian audit laporan keuangan karena alasan tertentu, semisal pemenuhan standar untuk meningkatkan kualitas audit oleh auditor yang akhirnya menuntut waktu lebih lama. Sebagaimana tercantum dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) tentang Standar Pekerjaan Lapangan yang mengatur prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan bagi auditor, bahwa auditor perlu memiliki perencanaan atas aktivitas yang akan dilakukan. Juga perlu pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian internal, diikuti dengan pengumpulan bukti-bukti kompeten yang diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Menurut Subekti dan Widiyanti (2004), pelaksanaan audit yang makin sesuai dengan standar membutuhkan waktu lebih lama, sebaliknya makin tidak sesuai dengan standar makin pendek pula waktu yang diperlukan.
Menurut penelitian Imam Subekti dan Widiyanti (2004) yang dikutip dari Jurnal Ardhi Dharma (2008), menyebutkan bahwa pada tahun 2001 rata-rata waktu tunggu pelaporan ke BAPEPAM dari waktu antara tanggal laporan sampai tanggal opini auditor membutuhkan waktu 98 hari. Jika hal ini dilihat dari batas waktu 90 hari yang ditetapkan BAPEPAM, terlihat masih banyak perusahaan publik yang belum patuh terhadap peraturan informasi di Indonesia.
KAJIAN LITERATUR Audit Delay
Audit Delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku, hingga tanggal diselesaikannya laporan audit independen (Wiwik Utami, 2006:4). Menurut Dyer &
McHugh (1975:206 dalam Wiwik Utami, 2006:4) “Auditors’ report lag is the open interval of number of days from the year end to the date recorded as the opinion signature date in the auditor’ report”. Ketepatan waktu penerbitan laporan keuangan audit merupakan hal yang sangat penting, khususnya untuk perusahaan-perusahaan publik yang menggunakan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan.
119 Perusahaan yang sudah go public harus
menyerahkan laporan keuangan tahunan yang disertai dengan opini auditor kepada Bapepam.
Peraturan Bapepam tersebut diatur dalam Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang publikasi laporan keuangan tahunan auditan yang bersifat wajib dengan batas waktu 120 hari dari akhir tahun fiskal sampai tanggal diserahkannya laporan keuangan yang telah diaudit ke BAPEPAM. Namun, Sejak 30 September 2003, peraturan ini diganti dengan peraturan baru dengan Nomor X.K.2 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan ke Bapepam menjadi 90 hari. Ketepatan waktu merupakan kualitas yang berkaitan dengan ketersediaan informasi pada saat dibutuhkan.
Waktu antara tanggal laporan keuangan dan laporan audit (Audit Delay) mencerminkan ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan.
Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aktiva, nilai pasar saham, dan lain-lain.
Keputusan ketua Bapepam No. Kep.
11/PM/1997 menyebutkan perusahaan kecil dan menengah berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan hukum yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum yang total aktivanya diatas seratus milyar.
Pada dasarnya Ukuran Perusahaan hanya terbagi pada tiga kategori, yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium size), dan perusahaan kecil.
Faktor Ukuran Perusahaan merupakan salah satu faktor yang sering diteliti pada penelitian sebelumnya. Givoli dan Palmon (1982) dalam Prabandi dan Rustiana (2007:29), dalam penelitiannya menemukan adanya hubungan antara Ukuran Perusahaan, kompleksitas perusahaan dan kualitas pengendalian internal dengan Audit Delay.
Solvabilitas
Solvabilitas seringkali disebut leverage ratio. Weston dan Copeland (1995) dalam Respati (2004) menyatakan bahwa leverage ratio mengukur tingkat aktiva perusahaan
yang telah dibiayai oleh penggunaan hutang.
Dengan demikian solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Wirakusuma (2004), memperoleh hubungan yang signifikan antara solvabilitas dengan audit delay perusahaan. Semakin tinggi rasio total utang terhadap total aktiva, semakin lama rentang wakktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian audit laporan keuangan tahunan. Berdasarkan definisi di atas, maka dalam penelitian ini yang menjadi tolak ukur Solvabilitas yaitu dengan menggunakan rasio total debt to total asset ratio (TDTA) yang membandingkan jumlah utang (baik jangka pendek ataupun jangka panjang) dengan jumlah aktiva (total asset).
Profitabilitas
Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam memperoleh keuntungan.
Maka tingkat profitabilitas rendah ditengarai berpengaruh terhadap audit delay. Hal tersebut berkaitan dengan akibat yang dapat ditimbulkan pasar terhadap pengumuman rugi oleh perusahaan. Munurut Che-Ahmad (2008) dalam jurnal yang ditulis Silvia Angruningrum dan Made Gede Wirakusuma, apabila profitabilitas perusahaan rendah maka auditor akan melakukan tugas auditnya dengan lebih hati-hati karena adanya resiko bisnis yang lebih tinggi sehingga akan memperlambat proses audit dan menyebabkan penerbitan laporan auditan yang lebih panjang.
Indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat profitabilitas suatu perusahaan dalam penelitian ini adalah return on asset (ROA), rasio yang mengukur efektivitas pemakaian total sumber daya alam oleh perusahaan.
Kualitas Kantor Akuntan Publik
Kualitas auditor dapat diketahui dari besarnya kantor akuntan publik yang melaksanakan pengauditan laporan keuangan tahunan, didasarkan pada apakah Kantor Akuntan Publik (KAP) berafiliasi dengan The Big Four atau tidak. Gilling (1977) dalam Hossain dan Taylor (1998) menunjukkan adanya pengaruh positif antara kedua hal tersebut. Namun Carslaw dan Kaplan (1991)
120
menyebutkan tidak adanya hubungan positif antara audit delay dan kualitas auditor.
Penelitian Wooten yang memaparkan Teori De Angelo 1981 dalam jurnal yang ditulis Yuliana dan Ardiati, 2004 menunjukkan bahwa The Big Five cenderung menyajikan audit yang lebih baik dibandingkan dengan Non Big Five, karena mereka memiliki nama baik yang dipertaruhkan. Selain itu, KAP besar lebih banyak mengeluarkan pendapat going concern daripada KAP kecil. Hal ini mengindikasikan bahwa KAP besar lebih menginginkan untuk mengambil sikap yang tepat dalam mengeluarkan pendapat yang sesuai dan memiliki kemampuan teknis untuk mendeteksi going concern perusahaan sehingga menarik klien lebih banyak. Setelah Kasus Enron yang melibatkan KAP Arthur Andersen, The Big Five menjadi The Big Four.
PENGEMBANGAN HIPOTESIS Ukuran Perusahaan dan Audit Delay
Ukuran Perusahaan dapat dilhat dari total asset yang dimiliki perusahaan. Hal yang mendasari hubungan antara Ukuran Perusahaan dengan Audit Delay adalah perusahaan besar akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi Audit Delay dikarenakan perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah.
Hasil penelitian Sistya Rachmawati (2008:8), menunjukan bahwa Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh signifkan terhadap Audit Delay yang berarti bahwa semakin besar Ukuran Perusahaan maka semakin pendek Audit Delay dan sebaliknya semakin kecil Ukuran Perusahaan makan semakin panjang Audit Delay. Hal ini disebabkan oleh semakin baiknya sistem pengendalian internal perusahaan besar sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan keuangan.
H1: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay
Solvabilitas dan Audit Delay
Carlaw dan Kaplan (1991) dalam Yogo Trianto (2006:35) menemukan hubungan yang signifikan antara rasio Total Debt to Total Asset (TDTA) dengan Audit Delay. Alasan yang dapat mendukung hubungan antara debt to assets ratio adalah (1) total debt to total assets ratio mengindikasikan kesehatan dari perusahaan. Proporsi total debt to total assets ratio yang tinggiakan meningkatkan kegagalan perusahaan sehingga auditor akan meningkatkan perhatian bahwa ada kemungkinan laporan keuangan kurang dapat dipercaya. (2) mengaudit utang memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan mengaudit modal. Biasanya mengaudit utang lebih melibatkan banyak staf dan lebih rumit dibandingkan mengaudit modal. Dalam hal ini perusahaanakan mengurangi resiko dengan mengundurkan publikasi laporan keuangannya dan mengulur waktu dalam laporan auditnya.
Ini memberikan tanda ke pasar bahwa kesehatan perusahaan dalam tingkat resiko yang tinggi. Dengan demikian, auditor akan mengaudit laporan keuangan dengan lebih seksama dan membutuhkan waktu yang relatif lama sehingga dapat membuat laporan keuangan terlambat untuk dipublikasikan (Prabandari dan Rustiana, 2007:30).
H2: Solvabilitas berpengaruh terhadap audit delay
Profitabilitas dan Audit Delay
Untuk menilai tingkat Profitabilitas perusahaan dilihat dari EBIT (laba bersih sesudah pajak). Perusahaan yang mengumumkan rugi atau tingkat Profitabilitas yang rendah, maka akan membawa reaksi negatif terhadap pasar dan turunnya penilaian atas kinerja perusahaannya. Sedangkan, perusahaan yang mengumumkan laba yang tinggi akan berdampak positif terhadap penilaian pihak lain atas kinerja perusahaannya.
Tinggi rendahnya Profitabilitas mempengaruhi lama atau cepatnya penyampaian laporan keuangan seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Yugo Trianto (2006) pada perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004 hasil penelitiannya telah membuktikan bahwa Profitabilitas mempunyai
121 Ukuran KAP
pengaruh yang signifikan terhadap Audit Delay.
H3: Profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay
Kualitas Kantor Akuntan Publik dan Audit Delay
Kualitas audit diukur dengan Ukuran Kantor Akuntan Publik yang dibedakan menjadi kantor akuntan publik yang masuk empat besar, dalam hal ini The Big Four dan kantor akuntan publik Non The Big Four.
Dimana Kantor akuntan publik empat besar cenderung untuk lebih cepat menyelesaikan tugas audit yang mereka terima dan menyampaikan pendapat tentang going concern perusahaan tersebut. Kantor akuntan publik The Big Four lebih mengutamakan pengambilan sikap yang tepat dan mengeluarkan pendapat yang sesuai standar yang ditetapkan dan memiliki kemampuan teknis untuk mendeteksi going concern perusahaan.
Kantor akuntan publik The Big Four umumnya mempunyai sumber daya yang lebih besar sehingga dapat melakukan audit lebih cepat dan efisien. Hal ini membuktikan pendapat bahwa perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan publik The Big Four cenderung lebih tepat dan cepat menyelesaikan auditnya
bila dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan publik Non The Big Four.
H4: Kualitas kantor akuntan publik (KAP) berpengaruh terhadap audit delay
METODA PENELITIAN Data
Sampel yang digunakan merupakan purposive sampling yaitu pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur go public yang listing di BEI (Bursa Efek Indonesia) pada tahun 2009 – 2012, dengan kreteria data time series (runtut waktu) sebagai berikut: (1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, (2) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang menerbitkan laporan keuangan pada tahun 2009 – 2012 berturut-turut, (3) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI menerbitkan laporan audit keuangan perusahaannya pada tahun 2009 – 2012 berturut-turut.
Model Penelitian
Ukuran Perusahaan
Solvabilitas
Audit Delay Profitabilitas
Gambar 1.
Desain Penelitian
122
Model penelitian ini digambarkan seperti gambar 1, dengan variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit delay, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, solvabilitas, profitabilitas, dan kualitas KAP.
Model Statistik
Pada penelitian ini, pengujian dilakukan dengan analisis regresi, yaitu suatu metode statistik yang umum digunakan untuk meneliti hubungan antara sebuah variabel dependen dengan beberapa variabel independen.Adapun model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Audit delay = jangka waktu tanggal penutupan tahun buku dengan tanggal opini laporan keuangan auditor independen
Ukuran = ukuran perusahaan
Profit = profitabilitas (net income to total asset) Solvabil = solvabilitas (total debt to total asset) K_KAP = dummy kualitas auditor
Uji Regresi Parsial (Uji Statistik T).
Pengujian hipotesis untuk masing-masing
variabel Ukuran Perusahaan, Solvabilitas, Profitabilitas dan Kualitas Kantor Akuntan Publik secara individu terhadap Audit Delay menggunakan uji regresi parsial (uji F). Uji regresi parsial merupakan pengujian yang dilakukan terhadap variabel dependen atau variabel terikat (Imam Ghozali, 2005). Adapun mengenai hipotesis-hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1) Jika probabilitas < alpha 0,05 maka variabel X secara individu (Parsial) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.
2) Jika probabilitas > alpha 0,05 maka variabel X secara individu (Parsial) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.
Data Deskriptif
Statistik deskriptif bertujuan memberikan gambaran tentang suatu data, seperti jumlah sampel, nilai rata-rata, nilai maksimal, nilai minimal dan standardeviasi.
Tabel 1 berikut adalah statistik deskriptif dari variabel audit delay dan variabel terkait bersekala rasio, yakni ukuran perusahaan, solvabilitas, dan profitabilitas.
Tabel 1 Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
AUDELAY 188 31 136 72.0266 15.90023
UKURAN 188 5.17 8.19 6.34 .68928
SOLVABIL 188 .090 1.000 .4458 .19236
PROFIT 188 -.09 .420 .0984 .07786
K_KAP 188 0 1 .57 .496
Tabel 1 menunjukkan Audit Delay yang berhasil dihimpun dari perusahaan menunjukkan bahwa waktu pelaksanaan audit paling cepat adalah 31 hari dan jangka waktu paling lama adalah 136 hari. Rata-rata Audit Delay 72,0266 hari dengan standar deviasi 15,90023 hari. Terlihat bahwa rata-rata audit delay perusahaan sampel masih di bawah 90 hari kalender yang merupakan batas yang ditetapkan oleh BAPPEPAM dalam
penyampaian laporan keuangan atau tanggal 31 Maret pada tiap tahunnya. Terlihat juga bahwa terdapat perusahaan yang terlambat karena mempunyai audit delay diatas 90 hari.
Rata-rata audit delay dalam penelitian ini lebih kecil daripada penelitian Halim (2000) yang memperoleh hasil 84,50 hari, Wirakusuma (2004) sebesar 99,92 hari, serta Subekti dan Widiyanti (2004) sejumlah 93,38 hari. Sementara jika dibandingkan dengan
123 penelitian Haron dkk. (2006) yang
menunjukkan hasil 68,04 hari, rata-rata penelitian ini lebih besar.
Audit delay tercepat senilai 31 hari dialami oleh PT. United Tractors pada tahun 2009 dan PT. Holcim Indonesia pada tahun 2010. Sedangkan audit delay terlama, 136 hari, dialami oleh PT. Prima Alloy Steel Universal (PRAS) pada tahun 2012.
Ukuran perusahaan mempunyai rentang nilai antara 5,17 (147.435 milyar) sampai dengan 8,19 (153.521.000 milyar) dengan rata- rata sebesar 6,3486 dan standar deviasi sebesar 0,68928. Tampak bahwa terdapat fluktuasi yang relatif tinggi dalam hal ukuran perusahaan pada perusahaan sampel yang diukur dengan total aktiva perusahaan. Ukuran perusahaan terbesar dimiliki oleh PT. Astra International pada tahun 2012, sementara ukuran perusahaan terkecil dimiliki oleh PT.
Sekawan Intipratama pada tahun 2010.
Rata-rata rasio solvabilitas sebesar 0,4458 dengan kisaran antara 0,090 hingga 1,00 dan standar deviasi sebesar 0,19236.
Tampak bahwa pada umumnya perusahaan mempunyai hutang jangka panjang sebesar 0,4458 (44,58%) dibandingkan total aktiva
perusahaan. Rasio solvabilitas terendah dimiliki oleh PT. Tembaga Mulia Semanan pada tahun 2010, sementara rasio tertinggi ada pada PT. Sinar Mas Agro Resources tahun 2009.
Rasio profitabilitas berkisar antara -0,09 sampai dengan 0,420 dengan rata-rata sebesar 0,0984 dan standar deviasi sebesar 0,07786.
Nilai yang negatif berarti perusahaan mengalami kerugian sehingga terdapat perusahaan yang mengalami kerugian hingga 9% dibandingkan total aktivanya. Rata-rata sampel mendapatkan profitabilitas sampai dengan 9,84% dibandingkan total aktiva perusahaan. Rasio profitablitas tertinggi sebesar 0,420 dimiliki oleh PT. Hanjaya Mandala Sampoerna pada tahun 2012, sementara rasio terendah terjadi tahun 2009 pada PT. Prima Alloy Steel Universal sebesar - 0,09.
Analisis Regresi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap dependen, yaitu dengan mengukur besar hasil kuantitatif. Tujuannya adalah mengukur besarannya hasil kuantitatif dari estimasi perubahan variabel dependen atas dasar nilai variabel independen.
Tabel 2 Hasil Regresi
Model Unstandardized Coeficients Standardized Coeficients
B Std. Error Beta t Sig
(constant) 94.619 11.665 8.111 .000
Ukuran -3.627 1.999 -.157 -1.814 .071
Solvabilitas 8.279 6.517 .100 1.270 .206
Profitabilitas 12.601 17.201 .062 .733 .465
KAP -6.035 2.785 -.188 -2.167 .032
Berdasarkan tabel 2, hasil regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut. Ukuran Perusahaan terhadap Adit Delay. Hipotesis Pertama dalam penelitian ini adalah Ukuran Perusahaan mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay. Hasil analisis dengan menggunakan uji T yang menunjukan bahwa nilai signifikansi (P-value) dari Ukuran Perusahaan adalah 0,071 > alpha 0,05. Dengan hasil tersebut tidak signifikan namun signifikan pada alpha 10% Dengan demikian Ukuran Perusahaan mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay.
Solvabilitas terhadap Audit Delay.
Hipotesis Kedua dalam penelitian ini adalah Solvabilitas mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay. Hasil analisis dengan menggunakan uji T yang menunjukan bahwa nilai signifikansi (P-value) dari Solvabilitas adalah 0,206 < alpha 0,05. Dengan demikian Solvabilitas tidak mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay.
Profitabilitas terhadap Audit Delay.
Hipotesis Ketiga dalam penelitian ini adalah Profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay. Hasil analisis dengan menggunakan uji T yang menunjukan bahwa
124
nilai signifikansi (P-value) dari Profitabilitas adalah 0,465 > alpha 0,05. Dengan demikian Profitabilitas tidak mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay.
Kualitas KAP terhadap Audit Delay.
Hipotesis Pertama dalam penelitian ini adalah Kualitas KAP mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay. Hasil analisis dengan menggunakan uji T yang menunjukan bahwa nilai signifikansi (P-value) dari Kualitas KAP adalah 0,032 < alpha 0,05. Dengan demikian Kulitas KAP mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay.
PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini akan dibahas mengenai hal yang berkaitan dengan jawaban hipotesis penelitian, tetapi sebelumnya akan dibahas terlebih dahulu mengenai hasil analisis deskriptif. Hasil penelitian satistik deskriptif yang menunjukan bahwa Audit Delay yang terjadi di Indonesia pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2012 rata-rata 73 hari. Lamanya waktu yang diperlukan dalam penyampaian laporan keuangan tahunan yang sudah diaudit rata-rata 17 hari lebih cepat dari peraturan BAPEPAM yaitu 90 hari dari tanggal tutup buku perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat di ambil kesimpulan bahwa rata-rata perusahaan publik di Indonesia sudah berusaha mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh BAPEPAM yaitu menyampaikan laporan keuangan auditan secara tepat waktu dalam kurun waktu kurang dari 90 hari. Penjelasan berikutnya adalah penjelasan mengenai hasil pengujian hipotesis.
Hasil pengujian hipotesis tersebut dijelaskan sebagai berikut:
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay.
Ukuran Perusahaan ternyata tidak mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2012, hal ini dibuktikan dengan P-value (nilai signifikansi) sebesar 0,071 lebih ecil dari 0,10, sehingga hipotesis pertama diterima . Kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan ternyata mempunyai pengaruh terhadap ketertundaan laporan audit keuangan. Sehingga semakin besar perusahaan, maka perusahaan itu memiliki
sistem pengendalian internal yang baik sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyajian laporan keuangan sehingga memudahkan auditor dalam melakukan pengauditan atas laporan keuangan.
Kesimpulan ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sistya Rachmawati (2008) yang menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2005. Hasil penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini adalah penelitian Courtis di New Zealand (1976), penelitian Gilling (1977), penelitian Davies dan Whitterd di Australia (1980), dalam Prabandi dan Rusdiana, (2007:29) dengan kesimpulan semakin besar Ukuran Perusahaan maka semakin pendek Audit Delay. Jadi dapat disimpulankan bahwa Ukuran Perusahaan mempengaruhi terjadinya Audit Delay.
Pengaruh Solvabilitas terhadap Audit Delay Solvabilitas ternyata tidak mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay, hal ini dibuktikan dengan P-value (nilai signifikansi) sebesar 0,316 lebih besar dari 0,05, sehingga hipotesis kedua tidak dapat diterima.
Kemampuan perusahaan untuk melunasi utang-utangnya tidak berpengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009- 2012.
Variabel solvabilitas (rasio total utang terhadap total aset) tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hasil penelitian ini sejalan dengan penemuan Wirakusuma (2004) yang menyebutkan bahwa rasio solvabilitas tidak mempengaruhi terjadinya audit delay. Sesuai dengan kualitas pekerjaan auditor seperti yang telah diatur dalam SPAP melaksanakan prosedur audit perusahaan baik yang memiliki total utang besar dengan jumlah debt holder yang banyak atau perusahaan dengan utang yang kecil dan jumlah debt holder yang sedikit tidak akan mempengaruhi proses penyelesaian audit laporan keuangan, karena auditor yang ditunjuk pasti telah menyediakan waktu sesuai dengan kebutuhan jangka waktu tertentu untuk menyelesaikan proses pengauditan utang (Yugo Trianto, 2006).
Hasil ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sistya Rachmawati (2008) yang mendapatkan kesimpulan bahwa
125 Solvabilitas tidak berpengaruh terhadap Audit
Delay pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2003- 2005. Jadi kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban untuk membayar utang- utangnya tidak mempunyai pengaruh terhadap lamanya proses penyampaian laporan auditan atas laporan keuangan.
Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Delay
Profitabilitas ternyata tidak mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2012, P- value (nilai signifikansi) sebesar 0,465 lebih besar dari 0,05, sehingga hipotesis ketiga ditolak.
Kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan aktiva yang dimiliki ternyata tidak berpengaruh terhadap lamanya audit delay suatu perusahaan.
Hal ini dapat dikarenakan proses pengauditan perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas kecil tidak berbeda dibandingkan proses pengauditan perusahaan dengan tingkat profitabilitas besar. Perusahaan yang mengalami keuntungan baik kecil maupun besar cenderung tetap akan mempercepat proses auditnya. Dan mungkin tuntutan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan tidak begitu besar sehingga tidak
memacu perusahaan untuk
mengkomunikasikan laporan keuangan yang diaudit secepat mungkin.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Halim (2010) yang menemukan bukti empiris bahwa tingkat profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Soegeng Soetedjo (2006) dan Yugo Trianto (2006) menunjukan bahwa tingkat Profitabilitas yang lebih rendah memicu kemunduran publikasi laporan keuangan.
Pengaruh Kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap Audit Delay
Kualitas KAP ternyata mempengaruhi terjadinya Audit Delay pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2012, hal ini dibuktikan dengan P-value (nilai signifikansi) sebesar
0,032 lebih kecil dari alpha 0,05, sehingga hipotesis keempat dapat diterima. KAP yang masuk dalam The Big Four ternyata berpengaruh terhadap jangka waktu penyampaian laporan audit.
Hal ini dikarenakan KAP yang masuk The Big Four dengan Non The Big Four memiliki karakteristik yang berbeda. KAP yang masuk The Big Four akan bekerja lebih profesional dari pada yang Non The Big Four.
KAP The Big Four akan bekerja lebih efektif dan efisien sehingga akan lebih cepat dalam penyampaian laporan auditan. Selain The Big Four jika dicermati memiliki sumber daya yang lebih besar baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Dan juga nama besar KAP The Big Four seakan-akan memberikan jaminan kepada klien akan ketepatan waktu dan kualitas pengerjaan laporan audit, serta KAP The Big Four memiliki kemampuan teknis untuk mendeteksi going concern suatu perusahaan sehingga menarik klien lebih banyak.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Imam Subekti (2004), Sistya Rachmawati (2008), Supriyati Yuliastari Rolinda (2007) dan Prabandari, J.D.M & Rustiana (2007) yang mendapatkan kesimpulan bahwa Kualitas KAP berpengaruh terhadap Audit Delay.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji secara empiris pengaruh ukuran perusahaan, solvabilitas, profitabilitas, dan kualitas KAP terhadap audit delay pada emiten di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian dilakukan mengunakan data perusahaan manufaktur yang listing di BEI tahun 2009 – 2012 secara berturut - turut, hasil uji statistik pada penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal.
Pertama, ukuran Perusahaan mempe- ngaruhi terjadinya Audit Delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2012. Hal ini dibuktikan dengan P-value (nilai signifikansi) sebesar 0,071 lebih kecil dari alpha 0,10.
Dengan demikian hasil ini menunjukkan bahwa Ukuran mempunyai pengaruh atas
126
terjadinya Audit Delay, sehingga hipotesis pertama yang menyatakan Ukuran berpengaruh terhadap Audit Delay terdukung, dengan demikian Ukuran mempengaruhi terjadinya Audit Delay.
Kedua, Solvabilitas tidak mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2012.
Hal ini dibuktikan dengan P-value (nilai signifikansi) sebesar 0,206 lebih besar dari alpha 0,05. Dengan demikian hasil ini menunjukan bahwa Solvabilitas tidak mempengaruhi terjadinya Audit Delay, sehingga hipotesis kedua yang menyatakan Solvabilitas berpengaruh terhadap Audit Delay tidak terdukung, dengan demikian Solvabilitas tidak mempengaruhi Audit Delay.
Ketiga, profitabilitas tidak mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2012.
Hal ini dibuktikan dengan P-value (nilai signifikansi) sebesar 0,465 lebih besar dari alpha 0,05. Dengan demikian hasil ini menunjukkan bahwa Profitabilitas tidak mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay, sehingga hipotesis ketiga yang menyatakan Profitabilitas berpengaruh terhadap Audit Delay tidak terdukung, dengan demikian Profitabilitas tidak mempengaruhi terjadinya Audit Delay.
Kelima, Kualitas Kantor Akuntan Publik mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay
pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2012.
Hal ini dibuktikan denga P-value (nilai signifikasi) sebesar 0,032 lebih kecil dari alpha 0,05. Dari hasil tersebut maka hipotesis keempat yang menyatakan Kualitas Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap Audit Delay terdukung, dengan demikian Kualitas Kantor Akuntan Publik adalah variabel yang mempengaruhi terjadinya Audit Delay.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut. Pertama, kepada para auditor disarankan untuk melakukan pekerjaan lapangan dengan sebaik-baiknya sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara efektif dan efesien dan auditor dapat mengeluarkan laporan hasil audit yang sesuai dengan prosedur dan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Kedua, para peneliti dapat menambahkan jumlah sampel yang digunakan per tahun, agar hasilnya lebih akurat dan dapat memperkuat hasil pengujian hipotesis. Ketiga, para peneliti dapat menggunakan lebih banyak variasi varibel lain seperti klasifikasi industri, internal audit, komite audit, tingkat pendidikan auditor, dan lainnya yang dapat digunakan untuk menguji Audit Delay. Keempat, para peneliti dapat menambahkan jumlah periode pengamatan lebih dari empat tahun.
DAFTAR REFERENSI
Ahmad, Raja Adzrin Raja dan Kamarudin, Khairul Anwar. 2003 . “Audit Delay andThe Timeliness of Corporate Reporting: Malaysian Evidence
”Malaysia: MARA University of Technology. Almilia
Luciana S. dan Setiady,Lucas. 2006.”Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Penyelesaian Penyajian Laporan Keuangan pada Perusahaan yang Terdaftar di BEJ”. Jakarta: Seminar Nasional Good Corporate Governance Ashton, R.H., John, J.W. and Robert, K.E.
1987 . “An Empirical Analysis of Audit Delay”. Journal of Accounting Research (25:2) Autumn,Page275-292.Chicago,
USA: Blackwell Publishing, Ltd.
Boynton, William, Raymond Johnson, &
Walter Kell. 2003 . “Modern Auditing, Edisi Ketujuh, Jilid 1, Terjemahan Paul A. Rajoe, Gina Gania, dan Ichsan Stiyo Budi. Jakarta: Erlangga.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS19. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali,Imam dan Chariri, Anis. 2003. “Teori Akuntansi”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hashim, U.J. &
Rahman, R.A. 2011. “Audit Report Lag and the Effectiveness of Audit Committee Among Malaysian Listed Companies”. Malaysia: International
127 Bulletin of Business Administration.
Http://www.idx.com
Iskandar, M.J. dan Trisnawati, E. 2010 .
“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 12(3):175- 186.
IAI. 2015. Standar Akuntansi Keuangan.
Jakarta: Salemba Empat
IAI. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Lestari, D. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi Empiris Pada Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Semarang : Universitas Diponegoro.144
Merdekawati, Ika dan Arsjah, Regina J. 2011.
Timeliness of Financial Reporting Analysis: An Empirical Study in Indonesia Stock Exchange. Makalah, Simposium Nasional Akuntansi XIV.
Mulyadi. 2002 . “Auditing”. Jakarta: Salemba Empat. Ningsaptiti, Restie. 2010.
Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Mekanisme Corporate Governance terhadap Manajemen Laba. Skripsi.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Nor, Mohamad Naimi Mohamad. 2010.
“Corporate Governance and Audit Report Lag in Malaysia”. Asian Academy of Management Journal of Accounting and Finance.
Prabandari, Jeane Deart Meity dan Rustiana.
2007.”Beberapa Faktor yang Berdampak pada Perbedaan Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di BEJ)”.
Jurnal Kinerja, 11, 27-39.
Pratitis, Y. T. 2012. Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Klien dan Financial Distress terhadap Auditor Switching. Skripsi.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Purwati, Atiek Sri. 2006. Pengaruh Karakteristik Komite Audit terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Publik yang Tercatat di BEJ.
Tesis. Semarang: Universitas Dipo- negoro.
Rachmawati, S. 2008. ”Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Timeliness”.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 10(1):
1-10.
Sari, H. C.2011. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Jangka Waktu Penyelesaian Audit. Skripsi. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Setyahadi, R.R. 2012. Pengaruh Probabilitas Kebangkrutan pada Audit Delay. Tesis.
Denpasar: Universitas Udayana
Subekti, Imam. dan N.W. Widiyanti. 2004.
”Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay di Indonesia”, Simposium Nasional Akuntansi VII:
991-1002.
Sulistyo, Wahyu Adhy N. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan pada Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008. Skripsi. Semarang:
Universitas Diponegoro. 145
Surbakti, L.. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Perusahaan yang Terdaftar di BEI. Skripsi.
Surabaya: Universitas Airlangga.
Utami, W. 2006 . “Analisis Determinan Audit Delay: Kajian Empiris di Bursa Efek Jakarta”. Bulletin Penelitian,09, 9-32