perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL DAN RESTORAN TERHADAP
PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BOYOLALI
PRIODE 1994 – 2008
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan
Oleh :
ANDRIAN DWI UTAMA
NIM F3406074
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna.
(Einstein)
Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi.
Jadilah seperti yang kamu inginkan, kerna kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.
(NN)
Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan
rusak. (Khalifah ‘Ali)
Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada :
1. Allah SWT, Sang Pencipta Alam Semesta, Yang Maha Berkehendak atas segala sesuatu, pemilik segala rahasia
2. Teruntuk orang tuaku Bapak Wagiyo dan Ibu Lutianawati tercinta atas segala bimbingan, doa, dan cinta yang senantiasa diberikan untukku
3. Adikku tersayang
4. Teman-temanku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji dan syukur ke
hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena dengan limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya penulis dapat mempersembahkan Tugas Akhir yang berjudul
“ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL DAN RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BOYOLALI PERIODE
1994-2008” dapat hadir di tengah-tengah pembaca.
Sungguh merupakan kebahagiaan tersendiri tatkala penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini atas dukungan semua pihak antara lain :
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
2. Bapak Drs. Santoso Tri Hananto, M.si., Ak. selaku Ketua Progam Diploma
III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Sri Suranta, SE., M.Si., Ak selaku Ketua Program Diploma III
Perpajakan Fakultas Ekonomi Univeritas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Doddy Setiawan, SE., M.si.,IMRI., Ak selaku pembimbing dalam
penyusunan Tugas Akhir ini yang telah membimbing dan memberikan arahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
5. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
Kabupaten Boyolali yang telah memberikan ijin penelitian dan data yang diberikan guna penyusunan Tugas Akhir ini.
6. Dukungan moril dan doa restu kedua orang tua yang dengan penuh kesabaran
dan pengertiannya memberikan dorongan moril yang tiada ternilai.
7. Adikku “Yuniar” yang telah menemani dalam pembuatan Tugas Akhir ini.
8. “Arif, Riza, Akbar, Deni dan Ridwan” teman magang yang setia.
9. Sahabatku Aga, Arif, Awan, Iwan, Panji, Pakdhe yang telah membuatku
tertawa walau sedang membuat TA.
10.Temanku Ubeth, Panji, Tomo, Awan terima kasih atas ajakannya main
billiard di sela-sela membuat TA.
11.Rekan-rekan Mahasiswa DIII Perpajakan 2006 FE UNS yang selalu
memberikan informasi positif demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari dalam Tugas Akhir ini masih banyak kekurangannya,
maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi
penulis sendiri, para mahasiswa dan para pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, Juni 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
ABSTRAK ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 1
B. Struktur Organisasi ... 4
C. Tugas Dan Fungsi DPPKAD Kabupaten Boyolali ... 5
D. Latar Belakang Masalah ... 12
E. Perumusan Masalah ... 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
G. Manfaat Penelitian ... 16
BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Landasan Teori ... 17
1. Definisi Pajak ... 17
2. Fungsi Pajak ... 18
3. Asas Pemungutan Pajak ... 18
4. Sistem Pemungutan Pajak ... 18
5. Pengelompokan Pajak ... 19
6. Pajak Daerah ... 19
7. Dasar Hukum ... 21
8. Pengertian Pajak Hotel dan Restoran ... 21
B. Analisis Dan Pembahasan ... 24
1. Efektifitas Pemungutan Pajak Hotel dan Restoran ... 24
2. Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap PAD Kabupaten Boyolali ... 30
3. Jenis-jenis hotel dan restoran di Kabupaten Boyolali ... 35
4. Hambatan dalam pemungutan Pajak Hotel dan Restoran ... 36
5. Upaya DPPKAD Kabupaten Boyolali mengatasi hambapatan dalam pemungutan Pajak Hotel dan Restoran ... 37
BAB III TEMUAN A. Kelebihan ... 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix BAB IV PENUTUP
A. Simpulan... 40
B. Rekomendasi ... 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
2.1 Tingkat Efektifitas Pajak Hotel Dan Restoran Kabupaten
Boyolali Tahun Anggaran 1994/1995-2008 ... 25 2.2 Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Boyolali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
1.1 Struktur Organisasi DPPKAD ...11
2.1 Grafik Realisasi Pajak Hotel dan Restoran Kabupaten
Boyolali Tahun Anggaran 1994/1995-2008 ...27 2.2 Grafik Efektifitas Pajak Hotel dan Restoran Kabupaten
Boyolali Tahun Anggaran 1994/1995-2008 ...28 2.3 Grafik Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran Terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
ANALYSIS OF TAX CONTRIBUTION OF HOTEL AND RESTAURANT AGAINST ORIGINAL REGIONAL INCOME OF BOYOLALI REGENCY ON
THE PERIODS 1994 – 2008
Andrian Dwi Utama F3406074
The goal of the research is to analyze tax contribution of hotel and restaurant against original regional income of Boyolali regency in the fiscal year 1994 – 2008. Data use is secondary data, that is from dependent variable. Dependent variables used are target and realization of hotel and restaurant tax. With using analysis of effectiveness, so the author will calculate the amount of effectiveness level of hotel and restaurant tax in Boyolali, and with using analysis of contribution method the author will calculate tax contribution of hotel and restaurant to original regional income (PAD). From the result of the research in Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah of Boyolali regency, is that the effectiveness of tax receipt of hotel and restaurant in Boyolali regency is average 12.05% per year it exceed the target, while average contribution is only 0.53% per year against PAD of Boyolali regency. The conclusion from this research is that the amount of tax contribution of hotel and restaurant against PAD of Boyolali regency is low.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAKSI
ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL DAN RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BOYOLALI
PRIODE 1994 - 2008
Andrian Dwi Utama F3406074
Tujuan penelitian ini adalah menganalisa kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Boyolali tahun 1994 - 2008. Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu dari variabel dependen. Variabel dependen yang digunakan adalah target dan realisasi pajak hotel dan restoran. Dengan menggunakan metode analisis efektifitas maka penulis akan menghitung besarnya tingkat efektifitas pajak hotel dan restoran di Kabupaten Boyolali, dan dengan menggunakan metode analisis kontribusi penulis akan menghitung kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Dari hasil penelitian di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali bahwa tingkat efektifitas penerimaan pajak hotel dan restoran di Kabupaten Boyolali rata-rata 12.05% per tahun melebihi target, sedangkan kontribusinya rata-rata hanya 0.53% per tahun terhadap PAD Kabupaten Boyolali. Kesimpulan dari penelitian ini adalah besarnya kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap PAD Kabupaten Boyolali sangat rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
Pada awalnya Kantor Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II Boyolali belum merupakan dinas tetapi hanya merupakan seksi dari bagian perekonomian
Pemerintah Daerah Tingkat II Boyolali. Mengingat tugas dari bagian tersebut makin lama makin bertambah luas, maka dari salah satu seksi tersebut diubah
menjadi Dinas Penghasilan. Berdasarkan surat Bupati Kepala Daerah Tingkat II Boyolali tanggal 7 Maret 1974 No. Hukum B.3/III/1974 yaitu dengan nama Dinas Pemerintah Daerah Tingkat II Boyolali.
Perkembangan selanjutnya pada tahun 1979 sesuai dengan Keputusan Mentri Dalam Negeri No. KUPP/12/41-101 tertanggal 6 Juni 1978 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemerintahan Daerah Tingkat II Boyolali dengan Peraturan Daerah No. 7 Tahun 1979 Tanggal 18 September 1979 diubah lagi dengan nama Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II Boyolali.
Wewenang Pemerintah Daerah dalam rangka mengelola pendapatan daerah oleh Pemerintah Pusat ditetapkan dengan undang-undang yang mengatur Pengadaan
Pendapatan Daerah dengan terbentuknya :
1. Undang-undang No. 11/drt/1957 tentang Pajak Daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
3. Undang-undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pemerintah Daerah.
Mengingat perkembangan tersebut maka Pemerintah Daerah mendorong perlu adanya pemisahan seksi pendapatan daerah di dalam perekonomian Pemerintah Daerah menjadi suatu dinas yang berdiri sendiri di Daerah Tingkat II Boyolali
dinamakan Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda).
Seiring berjalannya waktu dan perkembangan daerah, Perda No. 7 Tahun
1979 tidak sesuai lagi. Oleh karena itu, diterbitkan Perda No. 9 Tahun 1991 sebagai pemberlakuan sistem dan prosedur Mapatda (Manual Pendapatan Daerah) yaitu sistem dan prosedur yang sling berhubungan antara sub dinas dan
sub dinas lainnya. Tindak lanjut mengenai sistem dan prosedur Mapatda sebagai sistem baru di bidang perpajakan, retribusi daerah, pebdapatan lain-lain serta
pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) diwilayah kota Administrasi Boyolali, maka dibentuklah Cabang Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II Boyolali. Cabang Dinas ini dipimpin oleh Kepala Cabang dan dibantu oleh
Urusan Tata Usaha dan beberapa sub seksi, dengan diberlakukannya otonomi daerah maka Pemerintah Daerah menerbitkan Perda No. 7 Tahun 1979 dan
Perda No. 9 Tahun 1991 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata kerja Dinas Pendapatan Daerah. Kewenangan pemerintah yang diserahkan kepada daerah harus disertai dengan penyerahan dan pengalihan pembiayaan,
sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia sesuai dengan kewenangan yang diserahkan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Tahun 1979 sebagai tindak lanjut ditetapkannya Keputusan Mentri Dalam
Negeri No. 23 Tahun 1989 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II yang diikuti dengan surat Mentri Dalam Negeri Nomor: 061/3990/SJ Tanggal 28 Desember 1990 dan Surat gubernur Kepala
Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor: 061/1989 Tanggal 9 Januari 1991 perihal Persetujuan Peningkatan Tipe Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten
Boyolali. Peraturan daerah ini dimaksudkan untuk memberikan dasar hukum bagi Dipenda Kabupaten Boyolali dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna Pendapatan Asli Daerah serta meningkatkan tertib administrasi
pengelolaan pendapatan daerah. Sebagaimana diatur dalam Keputusan Mentri Dalam Negeri Nomor: 975-422 Tahun 1988 tentang Sistem dan Prosedur
Perpajakan, Retribusi Daerah, dan Pendapatan Daerah Lainnya serta Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan di 99 Kabupaten atau daerah tingkat II jo 970/611/1990 tentang Pemberlakuan Mapatda di 16 Daerah Tingkat II dan 2
Kota Administrasi di Jawa Tengah di mana Kabupaten Daerah Tingkat II Boyolali termasuk satu diantaranya.
Dalam rangka meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas di lingkungan Dinas Daerah Kabupaten Boyolali, mulai tanggal 1 Maret 2008 Dinas Pendapatan Kabupaten Boyolali sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali
No. 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan dan Tugas Pokok Dinas Daerah Kabupaten Boyolali (Lembar Daerah Kabupaten
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Nomor 101) struktur organisasinya berubah menjadi Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD).
B. Struktur Organisasi
Susunan organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah terdiri dari :
1. Kepala
2. Sekretariat terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
b. Sub Bagian Keuangan.
c. Sub Bagian Perencanaan, Penelitian, dan Pelaporan.
3. Bidang Pendapatan terdiri dari :
a. Seksi pendapatan Asli Daerah.
b. Seksi Dana Perimbangan dan Pendapatan Lain-Lain Yang Sah.
c. Seksi Pengendalian Operasional Pendapatan.
4. Bidang Anggaran terdiri dari :
a. Seksi Penyusunan APBD.
b. Seksi Pembinaan dan Pengelolaan Dana Bantuan Daerah.
c. Seksi Evaluasi Administrasi APBD.
5. Bidang Akuntansi dan Perbendaharaan terdiri dari :
a. Seksi Pembukuan dan Pelaporan.
b. Seksi Perbendaharaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
6. Bidang Pembiayaan dan Pengelolaan Aset Daerah terdiri dari :
a. Seksi Pengelolaan Aset Daerah.
b. Seksi Pendapatan Aset Daerah.
c. Seksi Utang Putang dan Investasi.
7. Unit Pelaksana Teknis.
8. Kelompok Jabatan Fungsional.
C. Tugas Dan Fungsi DPPKAD Kabupaten Boyolali
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai
tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
mempunyai fungsi :
1) Pelaksanaan perumusan kebijakan teknis di bidang Pendapatan,
Pengelolaan Keungan dan Aset Daerah.
2) Pengoordinasian dan perencanaan dalam upaya pengelolaan Pendapatan,
Anggaran, Akuntansi dan Perbendaharaan serta Pembiayaan dan
Pengelolaan Aset Daerah.
1. Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
mempunyai tugas pokok memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2. Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan surat-menyurat
rumah tangga, hubungan masyarakat, keprotokolan, barang, urusan umum dan kepegawaian, keuangan, perencanaan, penelitian dan pelaporan. Sekretariat mempunyai fungsi :
1) Pengelolaan urusan umum dan kepegawaian
2) Pengelolaan keuangan
3) Pengelolaan perencanaan, penelitian dan pelaporan
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok
melaksanakan pengelolaan dan pengolahan administrasi umum meliputi
surat-menyurat, kearsipan, rumah tangga, hubungan masyarakat,
keprotokolan, pelayanan umum dan administrasi kepegawaian serta
pengelolaan barang.
b. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan administrasi
penatausahaan keuangan, pengelolaan keuangan dan pertanggungjawaban
administrasi keuangan.
c. Sub Bagian Perencanaan, Penelitian dan Pelaporan mempunyai tugas pokok
melaksanakan pengumpulan data penyusunan dokumen satuan kerja dan rencana anggaran, meneliti dan menilai serta menyusun laporan.
3. Bidang Pendapatan mempunyai tugas pokok melaksanakan pendapatan,
penetapan wajib pajak, menyusun target atau menghitung realisasi, melaksanakan kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
yang berkaitan dengan pendapatan daerah. Bidang Pendapatan mempunyai
fungsi :
1) Perencanaan, pendapatan, penetapan, pemungutan, penerimaan dan
penagihan yang meliputi pajak daerah, retribusi daerah, serta pendapatan
lain-lain yang sesuai dengan kewenangannya.
2) Perencanaan, pengawasan, penelitian, pengembangan guna peningkatan
kinerja yang berdaya guna dan berhasil guna di bidang pendapatan daerah dan pelayanan masyarakat.
3) Pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jendral Pajak
dalm hal pendapatan dan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan.
4) Pelaksanaan konsultasi, koordinasi, komunikasi dan kerjasama dengan
pihak lain dalam upaya peningkatan Pendapatan Daerah.
5) Pemantauan realisasi sumber pendapatan daerah dari bagi hasil pajak
bumi dan bukan pajak serta pendapatan daerah lainnya.
6) Peleksanaan penyuluhan dan sosialisasi secara teknis mengenai pajak
daerah, retribusi, PBB, dan pendapatan lainnya yang sesuai dengan
kewenangannya.
a. Seksi Pendapatan Asli Daerah mempunyai tugas pokok merencanakan,
mengawasi dan mengendalikan di bidang pendapatan asli daerah.
b. Seksi Dana Perimbangan dan Pendapatan Lain-Lain Yang Sah mempunyai
tugas pokok merencanakan, memantau dan mengawasi dana perimbangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
c. Seksi Pengendalian Operasional Pendapatan mempunyai tugas pokok
merencanakan, mengawasi dan melaksanakan kegiatan pengendalian operasional pendapatan.
4. Bidang Anggaran mempunyai tugas pokok melaksanakan perencanaan,
pengoordinasian dan pengendalian program/kegiatan di bidang anggaran. Bidang Anggaran mempunyai fungsi :
1) Perencanaan, pengoordinasian penyiapandan penyusunan rancangan
APBD dan rancangan Perubahan APBD.
2) Pengesahan DPA-SKPD/DPPA-SKPD.
3) Penyusunan APBD, pedoman keputusan APBD, pedoman pelaksanaan
APBD.
4) Pengelolaan dana bagi hasil dan bantuan keuangan serta belanja tak
terduga.
a. Seksi Penyusunan APBD mempunyai tugas pokok merencanakan dan
menyiapkan bahan rancangan penyusunan APBD, perubahan APBD, menyiapkan DPA-SKPD/DPPA-SKPD, menyiapkan anggaran kas dan SPD.
b. Seksi Pembinaan dan Pengelolaan Dana Bantuan Daerah mempunyai tugas
pokok melaksanakan, mengelola dana belanja tidak langsung SKPD, monitoring, pengendalian, pembinaan dan analisa pelaksanaan dana bantuan
daerah.
c. Seksi Evaluasi Administrasi APBD mempunyai tugas pokok melaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
5. Bidang Akuntansi dan Perbendaharaan mempunyai tugas pokok melaksakan
perencanaan, pengoordinasian dan pengendalian program/kegiatan di bidang akuntansi dan perbendaharaan. Bidang Akuntansi dan Perbendaharaan mempunyai fungsi :
1) Pelaksanaan sistam akuntansi dan petunjuk teknis pengelolaan kas
daerah dan melaksanakan fungsi pengelolaan dan perbendaharaan daerah
serta menyiapkan bahan penyusunan pertanggungjawaban APBD dan pemeriksaan terhadap realisasi anggaran belanja langsung dan tidak langsung.
2) Pelaksanaan fungsi bendaharawan umum daerah (BUD), menyiapkan
anggaran kas, SPD dan menerbitkan SP2D belanja langsung dan tidak
langsung, serta menyimpan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan daerah.
a. Seksi Pembukuan dan Pelaporan mempunyai tugas pokok melaksanakan
pembukuan dan pelaporan secara sistematis dan kronologis serta menyiapkan bahan penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka
pertanggungjawaban APBD.
b. Seksi Perbendaharaan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengujian
kebenaran data urusan kepegawaian dan meneliti data gaji pegawai, rutin
non gaji, membina ketatalaksanaan keuangan, penyelesaian perbendaharaan khusus gaji pegawai dan belanja pegawai.
c. Seksi Pengelolaan Kas Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
surat berharga dan penyimpanan uang daerah di bank yang ditunjuk oleh
pemerintah yang ditentukan dalam bentuk rekening giro maupun deposito.
6. Bidang Pembiayaan dan Pengelolaan Aset Daerah mempunyai tugas pokok
melaksanakan pengelolaan kepemilikan kekayaan daerah dan transaksi
utang piutang dan investasi. Bidang Pembiayaan dan Pengelolaan Aset Daerah mempunyai fungsi :
1) Perencanaan, pengoordinasian dan pengendalian program/kegiatan di
bidang pengelolaan kepemilikan kekayaan daerah.
2) Perencanaan, pengoordinasian dan pengendalian program/kegiatan di
bidang transaksi utang piutang dan investasi.
a. Seksi Pengelolaan Aset Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan
perencanaan kebutuhan dan penatausahaan barang-barang kekayaan yang menjadi aset daerah.
b. Seksi Pendapatan Aset Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan
pengurusan, pengaturan, pencatatan dan pelaporan barang-barang yang menjadi aset daerah.
c. Seksi Utang Piutang dan Investasi mempunyai tugas pokok melaksanakan
penatausahaan utang piutang dan investasi daerah serta merealisasi pembayaran atas perjanjian dan akibat yang lain kepada pihak ke 3 (tiga).
7. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas pokok melaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Gambar 1.1
Struktur Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah
UPTD. PAJAK DAERAH KEPALA DPPKAD
SEKRETARIS
KA. SUB. BAG. UMUM DAN
KEPEG.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
D. Latar Belakang Masalah
Dalam rangka meningkatkan kemampuan keuangan daerah agar dapat melaksanakan otonomi, pemerintah melakukan berbagai kebijakan perpajakan daerah, diantaranya dengan menetapkan UU No.34 Tahun 2000 tentang
perubahan atas UU No.18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pemberian kewenangan dalam pengenaan pajak dan retribusi daerah,
diharapkan dapat lebih mendorong Pemerintah Daerah terus berupaya untuk mengoptimalkan PAD, khususnya yang berasal dari pajak daerah dan retribusi daerah.
Otonomi daerah sebagai perwujudan pelaksanaan asas desentralisasi, pada hakekatnya memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat sesuai dengan kondisi dan potensi wilayahnya. Salah satu aspek penting dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah terletak pada kemampuan memenuhi keuangan bagi daerah itu sendiri,
yaitu untuk membiayai terselenggaranya pemerintahan dan pembangunan daerah. Keuangan daerah sebagai salah satu indikator untuk mengetahui
kemampuan daerah dalam mengatur rumah tangganya, daerah memerlukan biaya atau uang. Tanpa biaya yang cukup, daerah tidak mungkin dapat menyelenggarakan tugas kewajiban serta kewenangannya dalam mengatur dan
mengurus rumah tangganya. Untuk dapat memiliki keuangan yang memadai, dengan sendirinya daerah membutuhkan sumber keuangan yang cukup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
pendapatan asli daerah memiliki potensi yang cukup besar bagi Pemerintah
Daerah.
Pendapatan asli daerah harus menjadi bagian sumber keuangan terbesar bagi pelaksanaan otonomi daerah menunjukkan bahwa pendapatan asli daerah
merupakan tolok ukur terpenting bagi kemampuan daerah dalam
menyelenggarakan dan mewujudkan otonomi daerah. Di samping itu pendapatan
asli daerah juga mencerminkan kemandirian suatu daerah. Sebagaimana Santoso (1995 : 20) mengemukakan bahwa pendapatan asli daerah merupakan sumber penerimaan yang murni dari daerah, yang merupakan modal utama bagi daerah
sebagai biaya penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Meskipun pendapatan asli daerah tidak seluruhnya dapat membiayai total
pengeluaran daerah, namun proporsi pendapatan asli daerah terhadap total penerimaan daerah tetap merupakan indikasi derajat kemandirian keuangan suatu pemerintah daerah.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya (Yusma, 2007 dan Diana, 2006). Perbedaan di bawah ini diambil dari penelitian sebelumnya
untuk melihat perbedaan penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian sejenis. Perbedaan pada obyek penelitian, penulis mengambil obyek penelitian di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Boyolali, sedangkan penelitian sebelumnya obyek penelitian di Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Surakarta dan Dinas Pendapatan Daerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
saja untuk dianalisis. Perbedaan pada kontribusi terhadap pendapatan asli
daerah, di Kabupaten Boyolali kontribusi pajak hotel terhadap pendapatan asli daerah tahun 2003-2005 yaitu rata-rata sebesar 0,107%. Kontribusi pajak restoran terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Boyolali tahun
2003-2005 yaitu rata-rata sebesar 0,238%. Sedangkan kontribusi pajak hotel terhadap pendapatan asli daerah untuk tahun 2003-2005 di Kotamadya Surakarta dan
Kabupaten Karanganyar masing-masing dengan rata-rata sebesar 5.89% dan 1.42%.
Untuk tahun anggaran penelitian penulis dari tahun 1994 sampai dengan
2008, penelitian sebelumnya menggunakan tahun 2003 sampai dengan 2005. Untuk landasan hukum penulis mengagunakan UU No. 34 Th 2000, Perda
Kabupaten Boyolali No. 10 Th 2007 tentang Pajak hotel dan Perda Kab. Boyolali No. 11 Th 2007 tentang pajak restoran, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan UU No. 18 Th 1997 dan UU No. 34 Th 2000.
Berdasarkan perbedaan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa besarnya kontribusi pajak hotel terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten
Boyolali masih rendah dibanding dengan Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar. Untuk meningkatkan penerimaan pajak daerah perlu adanya upaya yang harus dilakukan oleh Pemda yaitu intensifikasi maupun ekstensifikasi pajak
daerah. Salah satunya adalah dengan meningkatkan efisiensi sumber daya dan sarana yang terbatas serta meningkatkan efektivitas pemungutan, yaitu dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Untuk itu pemerintah perlu berupaya meningkatkan penerimaan pajak Hotel dan
Restoran, agar penerimaan pemerintah terus meningkat sehingga dapat mempelancar pembangunan. Untuk mencapai ini pemerintah harus melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam bidang keuangan daerah yang dikelola
secara efektif dan efesien. Dengan dasar pertimbangan ini, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali sebagai pelaksana pemerintahan di daerah secara
aktif melakukan upaya pengembangan sumber-sumber pendapatan daerah yang salah satunya adalah pajak Hotel dan Restoran.
Bertitik tolak dari kondisi tersebut, maka penulis ingin mengetahui
seberapa besar kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah kabupaten Boyolali. Kemudian kontribusi tersebut dibandingkan dari
tahun ke tahun. Untuk itu penulis tertarik mengambil judul “ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL DAN RESTORAN TERHADAP
PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BOYOLALI PERIODE
1994-2008 (pada saat sebelum, selama dan setelah krisis moneter)”
E. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mencoba merumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat efektifitas penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di
Kabupaten Boyolali?
2. Berapa besar kontribusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap pendapatan asli
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang diambil penulis, tujuan yang ingin dicapai penulis adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tingkat efektifitas penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di
Kabupaten Boyolali selama tahun 1994 - 2008.
2. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi Pajak Hotel dan Restoran
terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Boyolali selama tahun 1994 -2008.
G. Manfaat Penelitian
Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalan sebagai berikut :
1. Bagi pemerintah Boyolali
Sebagai bahan masukan dan tolak ukur untuk peningkatan pendapatan daerah Kabupaten Boyolali dari sektor pajak daerah.
3. Bagi pihak lain
Agar dapat digunakan sebagai sumber informasi dan referensi bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
1. Definisi Pajak
Pajak adalah pembayaran iuran oleh rakyat kepada pemerintah.
Banyak ahli memberikan batasan tentang pajak, definisi pajak menurut para pakar adalah : Menurut Soemitro (tahun 1992) pajak adalah iuran rakyat
kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa imbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Definisi Soemahamidjaja (tahun 1964) pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum,
guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.
2. Fungsi Pajak
Ada dua fungsi pajak, yaitu:
a. Fungsi budgetair adalah pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk
membiayai pengeluarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
b. Fungsi mengatur (regulerend) adalah pajak sebagai alat untuk mengatur
atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
3. Asas Pemungutan Pajak
a. Asas domisili (asas tempat tinggal) adalah negara berhak mengenakan
pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal di
wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak dalam negeri.
b. Asas sumber adalah negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan
yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak.
c. Asas kebangsaan adalah pengenaan pajak dihubungkan dengan
kebangsaan suatu negara. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak Luar Negeri.
4. Sistem Pemungutan Pajak
a. Official assessment system adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak
yang terutang oleh Wajib Pajak.
b. Self assessment system adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri
besarnya pajak yang terutang.
c. With holding system adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
Wajib Pajak.
5. Pengelompokan Pajak
a. Berdasarkan golongannya pajak dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak
dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
2) Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan
atau dilimpahkan kepada orang lain.
b. Menurut sifatnya pajak dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.
2) Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa
memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.
c. Menurut lembaga pemungutnya pajak dibedakan menjadi:
1) Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.
2) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
6. Pajak Daerah
Menurut Kaho (tahun 1985), pajak daerah adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Menurut Undang-Undang nomor 34 tahun 2000 disebutkan bahwa
Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.
Pajak Daerah dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Jenis pajak daerah Tingkat I (Pajak Provinsi) terdiri dari :
1) Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
2) Bea Balik Nama Kenderaan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
3) Pajak Bahan Bakar Kenderaan Bermotor
4) Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan
b. Jenis pajak daerah Tingkat II (Pajak Kabupaten atau Kota) terdiri dari:
1) Pajak Hotel
2) Pajak Restoran
3) Pajak Hiburan
4) Pajak Reklame
5) Pajak Penerangan Jalan
6) Pajak Pengambilan dan Pengelolaan Bahan Galian Golongan C
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
7. Dasar Hukum
Dasar hukum pelaksanaan pemungutan pajak hotel dan restoran pada Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali yaitu:
a. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan dari
Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.
b. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 10 Tahun 2007 Tentang
Pajak Hotel.
c. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 11 Tahun 2007 Tentang
Pajak Restoran.
8. Pengertian Pajak Hotel dan restoran
Pajak hotel adalah pungutan daerah atas pelayanan hotel. Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap atau
beristirahat, memperoleh pelayanan, dan atau fasilitas lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untuk pertokoan dan
perkantoran. Sedangkan Pajak Restoran adalah pungutan daerah atas pelayanan restoran. Restoran adalah tempat menyantap makanan dan atau minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk jasa
boga atau katering.
a. Obyek Pajak Hotel dan Restoran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
1) Penyewaan rumah atau kamar, apartemen dan/atau fasilitas tempat
tinggal lainnya yang tidak menyatu dengan hotel,
2) Pelayanan tempat tinggal di asrama dan pondok pesantren,
3) Pelayanan perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel dan dapat
dimanfaatkan oleh umum, dll.
Obyek Pajak Restoran adalah pelayanan yang disediakan restoran
dengan pembayaran. Tidak termasuk dari obyek pajak restoran adalah pelayanan boga/katering.
b. Subyek Pajak Hotel dan Restoran
Subyek Pajak Hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan hotel, sedangkan Wajib Pajak
Hotel adalah pengusaha hotel. Subyek Pajak Restoran adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada restoran, sedangkan Wajib Pajak Restoran adalah pengusaha restoran.
c. Dasar Pengenaan Pajak
Dasar pengenaan Pajak Hotel adalah jumlah pembayaran yang
dilakukan kepada hotel. Dalam Perda No. 10 tahun 2007 tentang Pajak Hotel, tarif Pajak Hotel ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen). Dasar pengenaan Pajak Restoran adalah jumlah pembayaran yang dilakukan
kepada restoran menurut tipenya. Dalam Perda No. 11 tahun 2007 tentang Pajak Restoran, tipe (berdasarkan omset penjualan perbulan) dan tarif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
1) Tipe A dengan omset penjualan Rp. 50.000.000,- atau lebih. Tarif
ditetapkan sebesar 10%.
2) Tipe B dengan omset penjualan antara Rp. 30.000.000,- sampai dengan
kurang dari Rp. 50.000.000,-. Tarif ditetapkan sebesar 7%.
3) Tipe B dengan omset penjualan antara Rp. 10.000.000,- sampai dengan
kurang dari Rp. 30.000.000,-. Tarif ditetapkan sebesar 5%.
4) Tipe B dengan omset penjualan kurang dari Rp. 10.000.000,-. Tarif
ditetapkan sebesar 0%.
d. Tata Cara Perhitungan, Penetapan dan Pembayaran Pajak
1) Berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD), Bupati
menetapkan pajak terutang dengan menerbitkan Surat Ketetapan Pajak
Daerah (SKPD).
2) Pembayaran pajak dilakukan pada Kas Daerah, melalui Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Boyolali sesuai waktu yang ditentukan dalam SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, dan STPD dengan menggunakan Surat Setoran Pajak
Daerah (SSPD).
3) Setiap pembayaran pajak diberikan tanda bukti pembayaran dan dicatat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
B. Analisis dan Pembahasan
1. Efektifitas pemungutan Pajak Hotel dan Restoran
Tingkat efektifitas pajak hotel dan restoran di Kabupaten Boyolali dihitung dengan membandingkan antara realisasi penerimaan pajak hotel dan
restoran dan target pajak hotel dan restoran. Apabila perhitungan efektifitas pajak hotel dan restoran menghasilkan angka atau persentase mendekati atau
melebihi 100%, maka pajak hotel dan restoran semakin efektif atau dengan kata lain kinerja pemungutan pajak hotel dan restoran Kabupaten Boyolali semakin baik. Dalam penelitian ini yang dipertimbangkan dalam menentukan
efektifitas hanya pencapaian target. Sedangkan untuk tujuan lain, seperti keadilan, ketepatan waktu pembayaran, dan kepastian hukum diabaikan.
Dibawah ini disajikan tabel hasil perhitungan efektifitas pajak hotel dan restoran Kabupaten Boyolali tahun anggran 1994/1995 – 2008. Tahun anggaran 1994/1995-1998/1999 berjalan dari tanggal 1 April - 31 Maret (12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
[image:38.595.139.516.159.608.2]25
Tabel 2.1
Tingkat Efektifitas Pajak Hotel dan Restoran
Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 1994/1995 – 2008
Tahun Anggaran Target Pajak Hotel dan Restoran (Rp) Realisasi Pajak Hotel dan Restoran (Rp) Efektifitas Pajak Hotel dan Restoran (%)
1994/1995 5.000.000 8.428.502 168.57
1995/1996 15.000.000 19.833.924 132.23
1996/1997 50.000.000 54.922.972 109.85
1997/1998 75.000.000 77.428.533 103.24
1998/1999 60.000.000 69.423.503 115.71
1999/2000 73.000.000 74.358.476 101.86
2000 60.250.000 61.514.580 102.10
2001 101.500.000 117.696.065 115.96
2002 121.450.000 122.553.160 100.91
2003 127.300.000 130.088.364 102.19
2004 132.200.000 130.582.100 98.78
2005 136.507.000 142.191.700 104.16
2006 126.546.000 131.757.600 104.12
2007 130.896.000 146.868.000 112.20
2008 142.800.000 155.508.750 108.90
Rata-rata 112.05
Sumber: DPPKAD Kabupaten Boyolali
Tingkat efektifitas pajak hotel dan restoran Kabupaten Boyolali dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Tahun
1994/1995 =
8.428.502
x 100% = 168.57%
5.000.000
Tahun
1995/1996 =
19.833.924
x 100% = 132.23%
15.000.000
Tahun
1996/1997 =
54.922.972
x 100% = 109.85%
50.000.000
Tahun
1997/1998 =
77.428.533
x 100% = 103.24%
75.000.000
Tahun
1998/1999 =
69.723.503
x 100% = 115.71%
60.000.000
Tahun
1999/2000 =
74.358.476
x 100% = 101.86%
73.000.000
Tahun 2000 = 61.514.580 x 100% = 102.10%
60.250.000
Tahun 2001 = 117.696.065 x 100% = 115.96%
101.500.000
Tahun 2002 = 122.553.160 x 100% = 100.91%
121.450.000
Tahun 2003 = 130.088.364 x 100% = 102.19%
127.300.000
Tahun 2004 = 130.582.100 x 100% = 98.78%
132.200.000
Tahun 2005 = 142.191.700 x 100% = 104.16%
136.507.000
Tahun 2006 = 131.757.600 x 100% = 104.12%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Tahun 2007 = 146.686.000 x 100% = 112.20%
130.896.000
Tahun 2008 = 155.508.750 x 100% = 108.90%
[image:40.595.116.476.113.513.2]142.800.000
Grafik 2.1
Realisasi Pajak Hotel dan Restoran Kabupaten Boyolali
Tahun Anggaran 1994/1995-2008
Dilihat dari tabel dan grafik di atas realisasi pajak hotel dan restoran di
Kabupaten Boyolali dari tahun 1994/1995-2008 semakin meningkat. Untuk tahun 1994/1995-1997/1998 realisasi pajak hotel dan restoran meningkat. Hanya di tahun 1998/1999 dan 2000 realisasi pajak hotel dan restoran
menurun, tetapi pada tahun 2001 realisasi pajak hotel dan restoran meningkat drastis. Di tahun 2001-2005 realisasi pajak hotel dan restoran terus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Grafik 2.2
Tingkat Efektifitas Pajak Hotel dan Restoran Kabupaten Boyolali
Tahun Anggaran 1994/1995-2008
(dalam persentase)
Dari hasil perhitungan di atas dapat dilihat bahwa tingkat efektifitas
pajak hotel dan restoran Kabupaten Boyolali pada tahun anggaran 1994/1995–2008 cenderung menurun yaitu antara 168.57% – 98.78% atau
dengan rata-rata 112.05 %. Pada saat sebelum krisis moneter di tahun 1994 – 1996 tingkat efektifitas pajak hotel dan restoran menurun yaitu dari168.57% hingga 109.85%, akan tetapi relisasi pajaknya bertambah yaitu dari Rp.
8.428.502 sampai Rp. 54.922.972. Pada saat krisis moneter di Indonesia pada tahun 1997 sampai dengan 2002, bisa dilihat pada grafik di atas bahwa krisis
[image:41.595.145.513.204.486.2]perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
hotel dan restoran masih mencapai target kecuali pada tahun 2004 yang tidak
mencapai target.
Pada tahun 1994/1995 efektifitas pajak hotel dan restoran Kabupaten Boyolali sebesar 168.57% dan merupakan efektifitas tertinggi selama kurun
waktu 1994/1995-2008 sedang pada tahun 1995/1996 tingkat efektifitas mengalami penurunan sebesar 132.23%. Kemudian tahun 1996/1997 juga
mengalami penurunan sebesar 109.85%, dan mengalami penurunan lagi pada tahun 1997/1998 sebesar 103.24%. Tapi pada tahun 1998/1999 mengalami kenaikan sebesar 115.71%, tahun 1999/2000 mengalami penurunan sebesar
101.05% dan tahun 2000 efektifitas naik sebesar 102.10%.
Sedang pada tahun 2001 efektifitas mengalami kenaikan sebesar
115.96%, tahun 2002 efektifitas megalami penurunan sebesar 100.91%, tahun 2003 efektifitas naik menjadi 102.19%. Kemudian di tahun 2004 efektifitas turun menjadi 98.78% dan merupakan tingkat efektifitas terendah selama
lima belas tahun juga tidak mencapai target yang ditetapkan disebabkan karena pembayaran yang dilakukan oleh Wajib Pajak tidak rutin dilakukan
setiap tahun, naik lagi di tahun 2005 sebesar 104.16% dan mengalami penurunan pada tahun 2006 sebesar 104.12%. Di tahun 2007 efektifitas mengalami kenaikan sebesar 112.20% kemudian di tahun 2008 turun menjadi
108.90%.
Dengan melihat rata-rata efektifitas pajak hotel dan restoran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
pemungutan pajak hotel dan restoran Kabupaten Boyolali sangat baik. Karena
realisasi pajak hotel dan restoran lebih besar dari pada target yang direncanakan.
2. Kontibusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kontribusi pajak hotel dan restoraan terhadapat pendapatan asli daerah
Kabupaten Boyolali dihitung dengan membandingkan jumlah penerimaan pajak hotel dan restoran dengan jumlah penerimaan pendapatan asli daerah. Besarnya kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah
[image:43.595.140.517.250.729.2]di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2
Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 1994/1995-2008
Tahun Anggaran
Realisasi Pajak Hotel dan Restoran
(Rp)
Pendapatan Asli Daerah
(Rp)
Kontribusi (%)
1994/1995 8.428.502 4.896.580.500 0.17
1995/1996 19.833.924 5.194.715.186 0.38
1996/1997 54.922.972 5.978.769.691 0.92
1997/1998 77.428.533 7.737.530.086 1.00
1998/1999 69.423.503 4.877.609.561 1.42
1999/2000 74.358.476 10.096.450.103 0.74
2000 61.514.580 14.340.485.906 0.43
2001 117.696.065 17.675.166.687 0.67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2003 130.088.364 32.781.305.308 0.40
2004 130.582.100 36.970.682.463 0.35
2005 142.191.700 49.816.712.683 0.29
2006 131.757.600 59.307.283.906 0.22
2007 146.868.000 67.461.523.228 0.22
2008 155.508.750 63.733.408.461 0.24
Rata-rata 0.53
Sumber: DPPKAD Kabupaten Boyolali
Kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Boyolali di hitung dengan rumus (Budiyuwono, 1995: 160)
sebagai berikut :
Keterangan :
Pn = Kontribusi penerimaan pajak hotel dan restoran terhadap PAD
(rupiah)
Qy = Penerimaan pendapatan asli daerah (rupiah)
Qx = Penerimaan pajak hotel dan restoran (rupiah)
n = Tahun (periode) tertentu
Tahun
1994/1995 =
8.428.502
x 100% = 0.17%
4.896.580.500
Tahun
1995/1996 =
19.833.924
x 100% = 0.38%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Tahun
1996/1997 =
54.922.972
x 100% = 0.92%
5.978.769.691
Tahun
1997/1998 =
77.428.533
x 100% = 1.00%
7.737.530.086
Tahun
1998/1999 =
69.723.503
x 100% = 1.42%
4.877.609.561
Tahun
1999/2000 =
74.358.476
x 100% = 0.74%
10.096.450.103
Tahun 2000 = 61.514.580 x 100% = 0.43%
14.340.485.906
Tahun 2001 = 117.696.065 x 100% = 0.67%
17.675.166.687
Tahun 2002 = 122.553.160 x 100% = 0.50%
24.460.325.825
Tahun 2003 = 130.088.364 x 100% = 0.40%
32.781.305.308
Tahun 2004 = 130.582.100 x 100% = 0.35%
36.970.682.463
Tahun 2005 = 142.191.700 x 100% = 0.29%
49.816.712.683
Tahun 2006 = 131.757.600 x 100% = 0.22%
59.307.283.906
Tahun 2007 = 146.686.000 x 100% = 0.22%
67.461.523.228
Tahun 2008 = 155.508.750 x 100% = 0.24%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Grafik 2.3
Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 1994/1995-2008
(dalam Persentase)
Dari perhitungan tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap Pendaptan Asli Daerah (PAD) Kabupaten
Boyolali pada tahun anggaran 1994/1995 - 2008 bervariasi antara 0.17% sampai dengan 1.42% atau dengan rata-rata setiap tahunnya 0.53%. Naik
turunnya kontribusi pajak hotel dan restoran dikarenakan banyak tidaknya kunjungan ke hotel dan restoran. Kontribusi terendah pada tahun anggaran 1994/1995 yaitu sebesar 0.17%. Pada tahun 1995/1996 sumbangan yang
diberikan pajak hotel dan restoran terhadap PAD sebesar 0.38%, sedang pada tahun 1996/1997 naik menjadi 0.92% atau mengalami kenaikan sebesar 0.54%. Kemudian pada tahun 1997/1998 pajak hotel dan restoran
memberikan kontribusi sebesar 1.00%, tahun 1998/1999 naik menjadi 1.42% yang merupakan kontribusi terbesar, dan tahun 1999/2000 turun sebesar
[image:46.595.143.519.192.486.2]perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Pada tahun 2000 kontribusi pajak hotel dan restoran sebesar 0.43%,
tahun 2001 kontribusi pajak hotel dan restoran naik sebesar 0.67%, tahun 2002 kontribusi pajak hotel dan restoran turun sebesar 0.50% dan tahun 2003 turun lagi sebesar 0.40%. Sedangkan pada tahun 2004 juga turun menjadi
0.35%, sedangkan pada tahun 2005 turun lagi sebesar 0.29%. kemudian pada tahun 2006 pajak hotel dan restoran turun sebesar 0.22%, tahun 2007 tidak
ada perubahan tetap sebesar 0.22% dan tahun 2008 naik menjadi 0.24% atau naik sebesar 0.02%.
Di lihat dari penelitian terdahulu kontribusi pajak hotel terhadap PAD
di kotamadya Surakarta tahun 2003, 2004, 2005 masing-masing 6.31%, 5.94%, 5.44% dengan rata-rata 5.89% per tahun dan Kabupaten Karanganyar
tahun 2003, 2004, 2005 masing-masing 0.91%, 0.88%, 2.47% dengan rata-rata 1.42% per tahun. Sedangkan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap PAD Kabupaten Boyolali tahun 2003, 2004, 2005 masing-masing 0.4%,
0.35%, 0.29% dengan rata-rata 0.35% per tahun. Dari perbandingan itu, Kabupaten Boyolali paling rendah dibandingkan dengan Kotamadya
Surakarta dan Kabupaten Karanganyar walaupun Kabupaten Boyolali menggabung pajak hotel dan restoran sedangkan Kotamadya Surakarta dan Kabupaten Karanganyar hanya pajak hotel.
Dari 15 tahun yang rata-ratanya hanya sebesar 0.53% menunjukkan bahwa kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
PAD semakin besar, untuk itu pihak DPPKAD harus terus berusaha
meningkatkan penerimaan pajak hotel dan restoran.
3. Jenis-jenis hotel dan restoran di Kabupaten Boyolali
Berikut ini hotel dan restoran yang terdapat atau berlokasi di wilayah
Kabupaten Boyolali sampai akhir Desember 2008. Sumber diperoleh dari Dinas pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
Kabupaten Boyolali.
a. Hotel berjumlah sepuluh (10), terdiri atas :
1) Hotel Setia Rahayu I (Hotel Melati I)
2) Hotel Setia Rahayu I (Hotel Melati II)
3) Hotel Dwi Agung (Hotel Bintang I)
4) Hotel Pondok Indah (Hotel Melati III)
5) Hotel Mutiara Indah (Hotel Melati II)
6) Hotel Kendedes (Hotel Melati I)
7) Wisma Pemda Boyolali (Hotel Melati II)
8) Bungalow Selo (Hotel Melati II)
9) Hotel Puri Merbabu (Hotel Melati III)
10) Hotel Mina (Hotel Melati II)
b. Restoran, terdiri atas :
1) Restoran Hotel Dwi Agung
2) Rumah makan pemancingan berjumlah empat (4), terdiri atas :
a) Rumah makan pemancingan Mina Tlatar Indah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
c) Rumah makan pemancingan Taman Air atau Umbul Rejo
d) Rumah makan pemancingan Wening
3) Rumah makan lain yang tecatat di DPPKAD Kabupaten Boyolali
berjumlah tujuh (7).
4) Warung makan yang tercatat di DPPKAD Kabupaten Boyolali
berjumlah tiga puluh sembilan (39).
4. Hambatan-hambatan dalam pemungutan Pajak Hotel dan Restoran
Ada berbagai kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh pihak DPPKAD Kabupaten Boyolali dalam melaksanakan pemungutan pajak hotel
dan restoran. Berdasarkan hasil wawancara yang telah penulis lakukan, adapun permasalahan yang dihadapi oleh DPPKAD Kabupaten Boyolali
adalah sebagai berikut :
a. Dari pihak DPPKAD
1) Keterbatasan personel dalam hal jumlah petugas pemungut pajak masih
kurang.
2) Keterbatasan waktu serta keahlian yang dimiliki oleh petugas pemungut
pajak.
3) Wilayah pemungutan pajak terlalu luas.
b. Dari pihak Wajib Pajak
1) Ketidakjujuran Wajib Pajak dalam melaporkan omzet penjualannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
2) Wajib Pajak seringkali menyembunyikan omzet yang sesungguhnya
diterima dengan harapan agar dapat mengecilkan pajak yang terutang mereka seminimal mungkin.
5. Upaya-upaya DPPKAD Kabupaten Boyolali mengatasi hambatan dalam
pemungutan Pajak Hotel dan Restoran
Upaya-upaya yang dilakukan DPPKAD Kabupaten Boyolali untuk
mengatasi hambatan-hambatan yang ditemui dalam pemungutan pajak hotel dan restoran antara lain :
a. Memanggil Wajib Pajak yang bersangkutan untuk dimintai keterangan
yang lengkap dan jelas mengenai omzet penjualan yang benar-benar diterima.
b. Jemput bola dalam memungut pajak artinya menagih Wajib Pajak yang
belum melaksanakan kewajiban perpajakannya.
c. Meningkatkan kinerja SDM petugas pajak, yaitu dengan memberikan
kesempatan untuk mengikuti jenjang pendidikan formal dan juga pendidikan teknis fungsional (kursus dan pelatihan).
d. Memberikan penyuluhan atau pembinaan kepada Wajib Pajak tentang arti
pentingnya pajak.
e. Memberikan keringanan atau pembebasan denda kepada Wajib Pajak yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
BAB III
TEMUAN
A. Kelebihan
Berdasarkan hasil dari analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka kelebihan-kelebihan yang dapat diambil penulis adalah pada tahun
1994/1995-2008 relisasi penerimaan pajak hotel dan restoran banyak yang melebihi target. Tahun 1994/1995 melebihi target sebesar Rp. 3.428.502
(68.57%), tahun 1995/1996 melebihi target sebesar Rp. 4.833.942 (32.23%), tahun 1996/1997 melebihi target sebesar Rp. 4.922.972 (9.85%), tahun 1997/1998 melebihi target sebesar Rp. 2.428.533 (3.24%), tahun 1998/1999
melebihi target sebesar Rp. 9.423.503 (15.71%), tahun 1999/2000 melebihi target sebesar Rp. 1.358.476 (1.86%), tahun 2000 melebihi target sebesar Rp.
1.264.580 (2.10%), tahun 2001 melebihi target sebesar Rp. 16.196.065 (15.96%), tahun 2002 melebihi target sebesar Rp. 1.103.160 (0.91%), tahun 2003 melebihi target sebesar Rp. 2.788.364 (2.19%), tahun 2005 melebihi target
sebesar Rp. 5.684.700 (4.16%), tahun 2006 melebihi target sebesar Rp. 5.211.600 (2.10%), tahun 2007 melebihi target sebesar Rp. 15.972.000 (2.20%),
tahun 2008 melebihi target sebesar Rp. 12.708.750 (8.90%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
B. Kelemahan
Kelemahan-kelemahan yang diambil penulis dari uraian dan pembahasan pada bab sebelumnya adalah sebagai berikut : dari tahun 1994 /1995-2008 tingkat efektifitas banyak yang melebihi 100%, hanya di tahun 2004 tingkat
efektifitasnya kurang dari 100% yaitu 98.78%, ini dikarenakan relisasi pajak hotel dan restoran lebih rendah dibandingkan dengan targetnya. Kontribusi pajak
hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Boyolali tahun anggaran 1994/1995-2008 relatif kecil bahkan belum mencapai 1%, yaitu rata-ratanya hanya sebesar 0.53%. Meskipun target yang telah ditetapkan dapat
terealisasi namun sebenarnya realisasi pajak hotel dan restoran masih jauh dari potensi yang ada atau masih sangat rendah dibandingkan dengan pendapatan asli
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dari analisis dan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat efektifitas pajak hotel dan
restoran di Kabupaten Boyolali pada tahun 1994/1995 – 2008 cukup baik. Dengan melihat rata-rata efektifitas pajak hotel dan restoran Kabupaten Boyolali
yang melebihi 100% atau rata-rata sebesar 112.05% setiap tahunnya, hal ini menunjukkan bahwa kinerja dalam pemungutan pajak hotel dan restoran Kabupaten Boyolali cukup baik. Karena realisasi pajak hotel dan restoran lebih
besar dari pada target yang direncanakan.
Dari hasil analisis kontribusi penerimaan pajak hotel dan restoran
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Boyolali tahun anggaran 1994/1995 – 2008 relatif kecil. Dengan kecenderung tingkat rata-rata hanya 0.53% tiap tahunnya, ini menunjukkan bahwa tingkat kontribusinya sangat
rendah dibandingkan jumlah pendapatan asli daerah yang sangat besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah dilakukan, maka penulis dapat memberikan saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan pengaruh pajak hotel dan restoran.
Kontribusi pajak dan hotel masih sangat kecil sehingga harus ditingkatkan agar kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah semakin
besar. Efektifitas pajak hotel dan restoran sudah bagus dan perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Pihak Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) perlu lebih meningkatkan pengawasan terhadap proses
pembayaran pajak yang dilakukan oleh Wajib Pajak sehingga dapat diperoleh realisasi penerimaan pajak yang lebih tinggi. Diperlukan lebih banyak sosialisasi