• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PROGRAM AKSELERASI BAGI SISWA CERDAS ISTIMEWA DILIHAT DARI PRESTASI AKADEMIK, KECERDASAN EMOSIONAL DAN KREATIVITAS SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PROGRAM AKSELERASI BAGI SISWA CERDAS ISTIMEWA DILIHAT DARI PRESTASI AKADEMIK, KECERDASAN EMOSIONAL DAN KREATIVITAS SISWA."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ANALISIS PROGRAM AKSELERASI BAGI SISWA CERDAS ISTIMEWA

DILIHAT DARI PRESTASI AKADEMIK, KECERDASAN EMOSIONAL

DAN KREATIVITAS SISWA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Pendidikan Kebutuhan Khusus

Oleh:

Rini Restu Handayani NIM. 1104490

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ANALISIS PROGRAM AKSELERASI BAGI SISWA CERDAS ISTIMEWA

DILIHAT DARI PRESTASI AKADEMIK, KECERDASAN EMOSIONAL

DAN KREATIVITAS SISWA

Oleh

Rini Restu Handayani

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus

© Rini Restu Handayani2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING :

Pembimbing

Dr. H. Zaenal Alimin, M.Ed

NIP. 19590324 198403 1002

Mengetahui

Ketua Jurusan/Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus

Dr. Djadja Rahardja, M.Ed

(4)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PERNYATAAN

“Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Analisis Program

Akselerasi bagi Siswa Cerdas Istimewa dilihat dari Prestasi Akademik, Kecerdasan

Emosional dan Kreativitas Siswa” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan

cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat

keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang

dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap

etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap

keaslian karya saya ini”.

Bandung, 27 Juni 2013

Yang membuat pernyataan,

Rini Restu Handayani

(5)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Rini Restu Handayani, lahir di Sukabumi pada tanggal 1 April 1978

dari pasangan Moch. Aik Syahril dan K. Komariah. Penulis, anak ke-5

dari 6 bersaudara. Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 3

Nagrak, kemudian melanjutkan pendidikan menengah di SMP Negeri

1 Nagrak dan Sekolah Menengah Atas di tempuh di SMA Negeri 1 Cibadak

Kabupaten Sukabumi. Setamat SMA, penulis melanjutkan pendidikan tinggi di

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, jurusan Psikologi Pendidikan

dan Bimbingan, dan lulus pada tahun 2000.

Setelah mendapatkan gelar sarjana pendidikan, sejak April 2004 sampai

sekarang penulis bertugas sebagai guru bimbingan dan konseling di SMA Negeri 3

Kota Sukabumi. Penulis telah dikaruniai tiga orang putri, bersama ketiga putri kecil

dan suami tercinta, saat ini penulis tinggal di Jl. Letda T. Asmita No. 40 Perum.

Bumi Pasir Rahayu Nanggeleng Kota Sukabumi. Penulis dapat dihubungi melalui

(6)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

Analisis Program Akselerasi bagi Siswa Cerdas Istimewa dilihat dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional dan Kreativitas Siswa. Rini Restu Handayani. Pendidikan Kebutuhan Khusus (2013).

Penelitian ini bermula dari pemikiran bahwa untuk memenuhi kebutuhan siswa cerdas istimewa diperlukan pendidikan khusus. Akselerasi sebagai salah satu program pendidikan khusus bagi siswa cerdas istimewa telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun pelajaran 2001-2002. Dalam pelaksanaannya berbagai isu kritis mewarnai berjalannya program akselerasi yang dinilai hanya mampu mengembangkan prestasi akademik siswa tapi tidak dengan kecerdasan emosionalnya. Sebagai lingkungan yang berperan penting dalam perkembangan siswa, pendidikan termasuk program akselerasi diharapkan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kombinasi. Penelitian dilakukan melalui pendekatan kualitatif untuk mengkaji pelaksanaan akselerasi yang diselenggarakan SMA Negeri 3 Kota Sukabumi yang telah menyelenggarakan program akselerasi sejak tahun pelajaran 2002-2003. Dan pendekatan kuantitatif untuk melihat gambaran prestasi akademik, kecerdasan emosional dan kreativitas siswa baik siswa yang mengikuti program akselerasi maupun siswa regular.

(7)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRACT

Analysis of Acceleration Program for Gifted Students Viewed from The Academic Achievement, Emotional Intelligence, and Student’s Creativity. Rini Restu Handayani. Special Need Education. (2013).

The research was conducted based on the reason of the fulfillment of the gifted students needs, a special education is required. Acceleration as one of the special education programs has been applied in Indonesia since the academic year of 2001-2002. In the implementation of the program, many critical issues have been colouring the process. One of the critical issues is that the acceleration program is only able to develop students academic achievement, but not about emotional intelligence. School has an important role to influence students developments, and acceleration program is hopefully able to develop student’s potentials.

The method used in this research is mixed methods. The qualitative approach was used to study the implementation of acceleration program in SMA 3 Sukabumi. The program has been held since the academic year of 2002-2003. The Quantitative

approach was used to study student’s academic achievement, emotional intelligence,

and creativity. The study involved the students in both regular program and acceleration program.

(8)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Asumsi Penelitian ... 9

F. Struktur Organisasi ... 10

BAB II PRESTASI AKADEMIK, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KREATIVITAS SISWA CERDAS ISTIMEWA PROGRAM AKSELERASI ... 12

A. Konsep Program Akselerasi ... 12

1. Konsep Dasar Akselerasi ... 12

2. Siswa Cerdas istimewa ... 20

3. Kurikulum bagi Siswa Cerdas Istimewa ... 23

4. Kualifikasi Guru ... 27

(9)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Akselerasi Sebagai Upaya Untuk mengembangkan Prestasi

Akademik, Kecerdasan Emosional dan Kreativitas Siswa

Cerdas istimewa ... 31

1. Akselerasi Kaitannya dengan Prestasi Akademik ... 31

2. Akselerasi Kaitannya dengan Kecerdasan Emosional ... 33

3. Akselerasi Kaitannya dengan Kreativitas ... 40

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 45

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 46

C. Definisi Operasional ... 48

D. Teknik Pengumpulan Data ... 49

E. Prosedur dan langkah-Langkah Penelitian ... 56

F. Teknik Analisis Data ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 60

1. Gambaran Pelaksanaan Program Akselerasi di SMA Negeri 3 Kota Sukabumi ... 60

2. Profil Prestasi Akademik Siswa Akselerasi dan Siswa Regular ... 71

3. Profil Kecerdasan Emosional Siswa Akselerasi dan siswa regular ... 72

4. Profil Kreativitas Siswa Akselerasi dan Siswa Regular ... 74

B. Pembahasan ... 76

1. Pelaksanaan Program Akselerasi ... 76

2. Prestasi Akademik Siswa Akselerasi dan Siswa Regular ... 82

3. Kecerdasan Emosional Siswa Akselerasi dan Siswa Regular ... 83

(10)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5. Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional dan Kreativitas

Siswa Akselerasi ... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 92

B. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 94

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 97

(11)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

3.1 Penentuan Jumlah Sampel dari Populasi Tertentu ... 47

3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Berdasarkan Pertanyaan Penelitian ... 50

3.3 Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara Penanggungjawab Program ... 51

3.4 Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara Guru ... 52

3.5 Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara Siswa ... 52

3.6 Kisi-Kisi Instrumen Kecerdasan Emosional ... 53

3.7 Kategori Skor kreativitas ... 55

4.1 Profil Prestasi Akademik Siswa Akselerasi dan Siswa Regular ... 72

4. 2 Kategori Setiap Aspek Kecerdasan Emosional... 73

4.3 Rata-Rata Setiap Aspek Kecerdasan Emosional Siswa ... 73

4.4 Kategori Skor Kreativitas ... 74

(12)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

3.1 Prosedur Penelitian ... 57

3.2 Rata-Rata Prestasi Akademik ... 58

3.3 Rata-Rata Kecerdasan Emosional ... 58

(13)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Surat-Surat ... 97

Lampiran B. Instrumen Penelitian ... 102

Lampiran C. Hasil Wawancara ... 111

Lampiran D. Tabulasi Data ... 137

(14)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia, melalui

pendidikan individu berharap untuk selalu berkembang dan mewujudkan diri. Ini

artinya setiap individu memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan.

Pendidikan haruslah memberikan kesempatan yang sama kepada semua anak

tanpa memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada setiap individu.

Memberi kesempatan pendidikan yang sama pada hakikatnya berarti

mengusahakan suatu lingkungan dimana semua anak mendapat kesempatan yang

sama untuk mewujudkan potensi mereka secara optimal.

Pendidikan diharapkan mampu mengantarkan peserta didik menjadi

pribadi yang unggul dan dapat menghadapi kehidupannya dimasa yang akan

datang. Lebih lanjut dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan peserta didik

dalam menampilkan keunggulan dirinya yang cerdas, kreatif serta mandiri. Untuk

menciptakan peserta didik yang unggul maka perlu memberikan pendidikan yang

dapat merespon keberagaman peserta didik sesuai dengan kebutuhannya,

termasuk peserta didik dengan kelainan fisik, emosional, sosial dan peserta didik

yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa.

Pendidikan pada umumnya bertujuan untuk menyediakan lingkungan

yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan

kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan

berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan

masyarakat. Setiap siswa mempunyai bakat dan kemampuan yang berbeda-beda

maka pendidikan harus disesuaikan dengan bakat dan kemampuan peserta didik.

Pendidikan bertanggung jawab untuk memandu (mengidentifikasi dan membina)

serta memupuk (mengembangkan dan meningkatkan) bakat tersebut, termasuk

dari mereka yang berbakat istimewa dan memiliki kemampuan dan kecerdasan

(15)

2

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Siswa Cerdas Istimewa (CI) memiliki karakteristik unik yang

memunculkan kebutuhan khusus baik dalam belajar maupun dalam berinteraksi

secara sosial dengan lingkungannya. Karakteristik seperti kecepatan yang tinggi

dalam menerima informasi atau materi pembelajaran, rasa ingin tahu yang

mendalam, memiliki banyak gagasan yang muncul secara spontan, kritis dan

suka tantangan. Karakteristik tersebut dapat muncul dalam bentuk perilaku positif

dan perilaku negatif. Minat yang tinggi untuk mendapatkan materi yang baru dan

menantang, dapat memecahkan masalah dengan berbagai cara dan berpikir

produktif merupakan perwujudan positif dari karakteristiknya. Dan dengan

karakteristiknya tersebut siswa CI juga dapat menunjukkan dalam bentuk perilaku

negatife seperti cepat bosan, malas ketika dihadapkan pada pengajaran yang tidak

menantang dan tidak menyukai tugas rutin atau pengulangan. Hal tersebut

memerlukan kejelian pengamatan dalam menentukan apakah perilaku tersebut

muncul sebagai perwujudan karakteristik siswa cerdas istimewa atau bukan.

Siswa cerdas istimewa adalah siswa yang memiliki kemampuan intelektual

yang jauh melampaui kemampuan siswa lain seusianya. Renzuli (2002) dalam

teorinya the tree rings conception of giftedness menyimpulkan bahwa seseorang

yang memiliki perilaku cerdas istimewa dan atau bakat istimewa memiliki

gabungan dari kemampuan umum dan atau khusus di atas rata-rata, kreativitas

yang tinggi, komitmen terhadap tugas yang tinggi, serta mampu menerapkannya

pada berbagai bidang dalam kehidupan bermasyarakat. Seseorang dapat

memanifestasikan dan mengembangkan interaksi dari gabungan kemampuan

tersebut, apabila memiliki kesempatan pendidikan dan layanan yang berbeda dari

pengajaran yang biasa.

Depdiknas (2009) menyebutkan siswa cerdas istimewa adalah peserta

didik yang memiliki dimensi kemampuan umum pada taraf cerdas ditetapkan

skor IQ 130 ke atas dengan pengukuran menggunakan skala Weshler, dimensi

kreativitas tinggi, dan pengikatan diri terhadap tugas baik.

Agar potensi kecerdasan istimewa dapat teraktualisasi, maka lingkungan

harus memberi mereka kesempatan dan dukungan yang luas untuk

(16)

3

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tidak memberikan kesempatan dan dorongan yang diperlukan bagi pertumbuhan

potensi keberbakatan mereka, nampaknya tidak akan mencapai level prestasi

intelektual dan kreativitas yang dapat dicapai oleh temannya (Smith, 2006).

Sebagai upaya untuk memberi kesempatan dan dukungan bagi siswa cerdas

istimewa, pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan yang terkait dengan

layanan pendidikan khusus bagi peserta didik cerdas istimewa melalui program

percepatan dan atau program pengayaan (Pasal 135 ayat 2 PP No. 17 tahun 2010).

Pada perkembangannya program percepatan belajar atau akselerasi menjadi

pilihan utama sebagai suatu bentuk layanan pendidikan khusus bagi siswa cerdas

istimewa di Indonesia.

Pressey (Southern dan Jones, 1991) mendefinisikan akselerasi adalah

progress through an educational program at rates faster or ages younger than

conventional”. Newland (Masnipal, 2004) menyatakan „…acceleration is not a

„speeding up‟ of growth; it is, rather an educational adjustment to the individual‟s

higher than average level of learning capability‟.

Berdasarkan konsep di atas, akselerasi adalah proses penyesuaian

pendidikan atau stimulasi belajar yang diberikan kepada anak yang disesuaikan

dengan kemampuan dan kesiapan mereka sehingga mereka tertantang untuk

memahami materi baru.

Colangelo (Hawadi, 2004) menyebutkan bahwa akselerasi dapat dilakukan

sebagai suatu model penyampaian layanan (service delivery) atau sebagai model

penyampaian kurikulum (curriculum delivery). Sebagai model penyampaian

layanan, tidak dilakukan perombakan apa pun terhadap kurikulum. Kurikulum

yang standar diberikan kepada siswa pada usia yang lebih dini atau pada siswa

yang tingkatan kelasnya lebih rendah. Jadi kecepatan dan materinya tidak

mengalami perubahan, hanya peserta didik mengikutinya pada usia yang lebih

dini. Beberapa program, seperti early entri, grade skipping, dan subject

acceleration, termasuk dalam akselerasi sebagai model penyampaian layanan.

Dalam program akselerasi sebagai model penyampaian kurikulum dilakukan

perombakan kurikulum sehingga siswa mendapatkan materi dan proses belajar

(17)

4

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

atau lebih singkat. Beberapa program akselerasi, seperti telescoping, curriculum

compacting dan self-paced instruction, termasuk dalam akselerasi sebagai model

penyampaian kurikulum.

Di Indonesia, sejak tahun 2000 dicanangkan program akselerasi dalam

bentuk telescoping. Melalui program akselerasi dalam bentuk telescoping, siswa

yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa dapat menyelesaikan

program belajar lebih cepat dibandingkan siswa yang regular. Pada satuan

pendidikan Sekolah Dasar, waktu pembelajaran dari enam tahun dipercepat

menjadi lima tahun. Sedangkan pada satuan pendidikan Sekolah Menengah

Pertama dan Sekolah Menengah Atas masing-masing waktu pembelajaran dari

tiga tahun dipercepat menjadi dua tahun (Kemendiknas, 2010).

Hasil penelitian Nuraida (2003) menyimpulkan bahwa pada saat ini siswa

CI yang mengikuti program percepatan atau akselerasi memperoleh muatan

kurikulum nasional yang sama dengan siswa regular, dan hanya memperoleh

peluang untuk mempercepat penyelesaian studi. Hal ini mengakibatkan potensi

kecerdasan yang dimiliki tidak dapat berkembang secara optimal. Disisi lain, tidak

ada deskripsi yang spesifik tentang kompetensi dari siswa CI. Dari aspek

pembelajaran, proses yang terjadi di dalam dan di luar kelas, masih menekankan

pada pencapaian daya serap materi. Hal ini mengakibatkan siswa akselerasi

menerima beban lebih berat karena penyelesaian studi yang lebih cepat.

Akibatnya model pembelajaran yang digunakan juga tidak berbeda dengan siswa

regular, sehingga muncul isu-isu kritis berkaitan dengan penyelenggaraan

program percepatan/akselerasi saat ini.

Salah satu isu kritis yang berkembang adalah siswa akselerasi akan mudah

frustrasi dengan adanya tekanan dan tuntutan berprestasi, mengalami sedikit

kesempatan untuk membentuk persahabatan sehingga menjadi terasing atau

bersikap agresif terhadap orang lain (Hawadi, 2004). Hasil penelitian Nuraida

(2003) menyimpulkan bahwa skor kecerdasan emosional siswa program

akselerasi tidak lebih tinggi bila dibandingkan dengan siswa regular. Seharusnya

diharapkan siswa akselerasi mempunyai kecerdasan emosional yang lebih tinggi.

(18)

5

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kurikulum nasional yang dijalankan selama ini belum dapat meningkatkan mutu

kecerdasan emosional siswa peserta akselerasi. Sedangkan hasil penelitian

Swiatek (Eko Suprianto, 2012) menyatakan bahwa kalau penyelenggaraan

program akselerasi dilaksanakan dengan benar, maka akan mengurangi efek

negatife sosial dan emosional siswa CI.

Akselerasi sebagai layanan pendidikan khusus bagi siswa CI, diharapkan

mampu meningkatkan potensi siswa CI yang memiliki potensi kemampuan

intelektual umum yang berfungsi pada taraf cerdas, kreativitas yang memadai, dan

keterikatan terhadap tugas yang tergolong baik. Dengan melihat perkembangan

prestasi akademik, kreativitas dan kecerdasan emosional siswa.

Hasil penelitian Lanawati (1999) menyimpulkan bahwa kemampuan

intelektual umum (IQ) memberikan sumbangan yang bermakna terhadap prestasi

belajar siswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa dengan IQ lebih tinggi akan

menunjukkan prestasi belajar lebih baik dibandingkan siswa dengan IQ lebih

rendah. Siswa cerdas istimewa yang memiliki kemampuan intelektual umum yang

berfungsi pada taraf cerdas hendaklah menunjukkan prestasi akademik yang lebih

dibandingkan dengan siswa regular yang tidak memiliki kemampuan intelektual

umum pada taraf cerdas.

Goleman (2000) mengemukakan bahwa keberhasilan kita dalam

kehidupan tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual (IQ), tetapi

kecerdasan Emosional (EI) juga memegang peranan penting dalam menentukan

kesuksesan hidup individu. Sebuah survey oleh Goleman pada tahun 1995 dan

1998 terhadap ratusan perusahaan di AS, mengungkapkan bahwa kemampuan

teknis atau analisis bukan hal yang menentukan keberhasilan seseorang pemimpin

atau manajer. Yang terpenting justru kemampuan mengambil inisiatif baru,

kemampuan bekerjasama dan kemampuan memimpin tim. Goleman (2000)

mengemukakan bahwa EI merupakan persyaratan dasar bagi

penggunaan/berfungsinya IQ secara efektif. Hal ini Nampak bahwa pada saat

bagian otak yang menfasilitasi fungsi-fungsi perasaan terganggu, maka seseorang

(19)

6

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Masalah kecerdasan emosional pun ditunjukkan oleh siswa seperti: mulai

berani membantah dan menyinggung perasaan orang tua dan guru bila ditegur

karena menyepelekan tugas sekolah, sering berkelahi antar kelas maupun antara

kakak tingkat dan adik kelas, tidak masuk kelas karena tidak menyukai guru mata

pelajaran tertentu, minder karena tidak sepintar atau sebaik teman-temannya yang

lain, stress dengan tugas sekolah yang banyak, merasa cemas karena tidak tercapai

target yang akhirnya berpengaruh terhadap kesehatan fisik, cenderung memiliki

perasaan egois, mudah sedih (menangis) karena dilatar belakangi permasalahan

keluarga, menurunnya motivasi belajar ketika bersedih hati.

Anak yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi secara biologis

diramalkan memiliki kesehatan fisik yang lebih baik, secara sosial lebih populer

dan lebih disukai oleh teman sebayanya dan oleh para guru yang sering disebut

dengan anak yang pandai bergaul, secara kognitif akan mempunyai prestasi lebih

tinggi dari temannya yang mempunyai IQ sama tetapi tidak memiliki kecerdasan

emosional tinggi. Selanjutnya Goleman menyatakan bahwa kecerdasan emosi

jauh lebih banyak memberikan sifat-sifat yang membuat manusia lebih manusiawi

dan merupakan faktor non intelektual yang dapat memberikan sukses dalam

menjalani hidup (Goleman, 2000).

Berdasarkan hasil penelitian Helma (2001) menyimpulkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan rata-rata skor total Skala Kecerdasan Emosional (SKE)

antara siswa yang berprestasi tinggi dengan siswa yang berprestasi rendah. Ini

berarti bahwa terdapat hubungan antara skor total SKE dengan prestasi belajar.

Ternyata bahwa siswa yang berprestasi tinggi juga memiliki skor total SKE yang

tinggi dibandingkan dengan skor total SKE siswa yang berprestasi rendah.

Temuan ini juga membuktikan teori yang dikemukakan oleh Goleman dan

Shapiro yang mengatakan bahwa siswa yang memiliki kecerdasan emosi yang

tinggi cenderung memiliki prestasi belajar yang tinggi atau dengan kata lain dapat

dikatakan bahwa siswa yang tinggi kecerdasan emosionalnya, secara akademik

lebih berhasil dibandingkan dengan siswa lain yang memiliki IQ yang sama tapi

(20)

7

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Potensi lain yang dimiliki siswa cerdas istimewa adalah kreativitas yang

memadai. Kreativitas merupakan ungkapan unik dari keseluruhan kepribadian

sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan yang tercermin dalam pikiran,

perasaan, sikap atau perilakunya (Munandar, 2009). Potensi ini perlu dipupuk

melalui pendidikan yang tepat. Selanjutnya Munandar (2009) menambahkan

bahwa bakat kreatif dapat berkembang dalam lingkungan yang mendukung, tetapi

dapat pula dihambat dalam lingkungan yang tidak menunjang pengembangan

bakat itu. Lingkungan belajar di kelas merupakan lingkungan sosial yang secara

spesifik memiliki peran dalam perkembangan kreativitas siswa. Untuk itu

pembelajaran hendaknya mengintegrasikan teknik-teknik pengembangan berpikir

kreatif.

Pengembangan potensi peserta didik melalui pendidikan secara optimal

merupakan langkah nyata layanan pendidikan yang mengedepankan perbedaan

individual. Salah satu bentuknya adalah layanan khusus untuk siswa cerdas

istimewa. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa cerdas istimewa

tersebut, diperlukan layanan pendidikan yang sistematis dan terarah. Sebagai

upaya untuk memperbaiki layanan khusus yang diberikan kepada peserta didik

yang memiliki potensi kecerdasan istimewa maka judul penelitian ini adalah

Analisis Program Akselerasi bagi Siswa Cerdas Istimewa dilihat dari Prestasi

Akademik, Kecerdasan Emosional dan Kreativitas Siswa.

B. Rumusan Masalah

Siswa Cerdas istimewa diharapkan dapat berkembang secara optimal,

bukan hanya kemampuan akademiknya saja tetapi juga kecerdasan emosional dan

kreativitasnya dapat berkembang dengan baik. Maka penelitian ini difokuskan

kepada bagaimana pelaksanaan program akselerasi bagi siswa cerdas istimewa

dan bagaimana prestasi akademik, kecerdasan emosional dan kreativitas siswa?

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, terdapat beberapa pertanyaan

penelitian:

1. Bagaimanakah deskripsi pelaksanaan program akselerasi (proses identifikasi

(21)

8

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengajar, dan evaluasi) siswa cerdas istimewa di SMA Negeri 3 Kota

Sukabumi?

2. Bagaimanakah prestasi akademik siswa cerdas istimewa dan prestasi

akademik siswa regular?

3. Bagaimanakah kecerdasan emosional siswa cerdas istimewa dan

kecerdasan emosional siswa regular?

4. Bagaimanakah kreativitas siswa cerdas istimewa dan kreativitas siswa

regular?

C. Tujuan

1. Mengkaji pelaksanaan program akselerasi (proses identifikasi siswa cerdas

istimewa, kurikulum yang digunakan, kualifikasi guru yang mengajar dan

evaluasi) siswa cerdas istimewa di SMA Negeri 3 Kota Sukabumi.

2. Mengetahui prestasi akademik siswa cerdas istimewa dan prestasi

akademik siswa regular.

3. Mengetahui kecerdasan emosional siswa cerdas istimewa dan kecerdasan

emosional siswa regular.

4. Mengetahui kreativitas siswa cerdas istimewa dan kreativitas siswa regular.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain adalah:

1. Teoritis

a. hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan positif bagi

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya berkaitan dengan

pendidikan kebutuhan khusus.

b. hasil penelitian dapat memberikan kajian tentang penyelenggaraan

program akselerasi/percepatan dan memberikan gambaran prestasi

akademik, kecerdasan emosional dan kreativitas siswa yang mengikuti

(22)

9

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Praktis

a. bagi peneliti

Sebagai salah satu guru yang bertugas di SMA Negeri 3 Kota Sukabumi,

peneliti diharapkan mampu meningkatkan pelayanan pendidikan bagi

peserta didik khususnya peserta didik yang memiliki kemampuan cerdas

istimewa.

b. bagi guru

berdasarkan hasil penelitian ini, dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran guru diharapkan dapat meningkatkan modifikasi kurikulum

baik itu berkenaan dengan materi kurikulum yang diperkaya, proses

kegiatan belajar mengajar, produk yang diharapkan terhadap siswa dan

dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih menyenangkan

sesuai dengan kebutuhan siswa.

c. Sekolah

Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran yang objektif tentang

prosedur identifikasi siswa cerdas istimewa yang dapat mengikuti

program percepatan belajar, gambaran kurikulum yang dipergunakan,

gambaran kualifikasi guru yang mengajar di kelas akselerasi dan

evaluasi. Serta melihat gambaran prestasi akademik, kecerdasan

emosional dan kreativitas siswa yang mengikuti program percepatan

belajar dan siswa regular. Dari gambaran tersebut, sekolah diharapkan

dapat meningkatkan proses pelayanan pendidikan khususnya bagi siswa

cerdas istimewa.

E. Asumsi Penelitian

Melalui kajian kepustakaan, ada beberapa asumsi dasar yang relevan

dengan penelitian ini, yaitu:

1. Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan pendidikan, pada penjelasan Pendidikan Khusus bagi Peserta

Didik yang Memiliki potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa pasal 135,

(23)

10

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dapat berupa:

a. program percepatan; dan/atau b. program pengayaan”.

2. IQ memberikan sumbangan yang bermakna kepada prestasi belajar siswa.

Maka siswa cerdas istimewa yang diidentifikasi memiliki kemampuan

intelektual umum yang berfungsi pada taraf cerdas diharapkan dapat

menunjukkan prestasi belajar yang memuaskan.

3. Anak yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi secara biologis

diramalkan memiliki kesehatan fisik yang lebih baik, secara sosial lebih

populer dan lebih disukai oleh teman sebayanya dan oleh para guru yang sering

disebut dengan anak yang pandai bergaul, secara kognitif akan mempunyai

prestasi lebih tinggi dari temannya yang mempunyai IQ sama tetapi tidak

memiliki kecerdasan emosional tinggi. Selanjutnya Goleman menyatakan

bahwa kecerdasan emosi jauh lebih banyak memberikan sifat-sifat yang

membuat manusia lebih manusiawi dan merupakan faktor non intelektual yang

dapat memberikan sukses dalam menjalani hidup (Goleman, 2000).

4. Hasil penelitian Nuraida (2003) menyimpulkan bahwa skor kecerdasan

emosional siswa program akselerasi tidak lebih tinggi bila dibandingkan

dengan siswa regular. Seharusnya diharapkan siswa akselerasi mempunyai

kecerdasan emosional yang lebih tinggi. Dalam hal ini dapat disimpulkan

bahwa program akselerasi dengan berbasis kurikulum nasional yang dijalankan

selama ini belum dapat meningkatkan mutu kecerdasan emosional siswa

peserta akselerasi.

5. Lingkungan belajar memberi pengaruh signifikan terhadap kreativitas siswa.

Maka kreativitas perlu dikembangkan melalui penciptaan situasi pembelajaran

yang kondusif

F. Struktur Organisasi

Penelitian ini dirancang dan dilaksanakan melalui sistematika sebagai

berikut: Bab I Pendahuluan, pada bab ini memuat uraian tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, asumsi penelitian, dan

(24)

11

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

teoritis yang berisi pembahasan tentang konsep program akselerasi, serta konsep

akselerasi sebagai upaya untuk mengembangkan prestasi akademik, kecerdasan

emosional, dan kreativitas siswa cerdas istimewa. Bab III Metodologi Penelitian.

Pada bab III ini diuraikan tentang metode penelitian, subjek dan sampel

penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, prosedur dan

langkah-langkah pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV Hasil Penelitian

dan Pembahasan yang menguraikan pengolahan dan analisis data hasil penelitian

serta pembahasan hasil temuan. Dan bab V Kesimpulan dan Saran. Bab terakhir

ini memuat kesimpulan hasil penelitian serta saran yang ditujukan kepada pihak

(25)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab tiga ini dibahas hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian,

subjek dan sampel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, prosedur

dan langkah-langkah penelitian serta teknik analisis data.

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kombinasi. Untuk menjawab

pertanyaan penelitian pertama menggunakan pendekatan kualitatif dan untuk

menjawab pertanyaan kedua, ketiga dan keempat menggunakan pendekatan

kuantitatif.

Pertanyaan penelitian pertama, dilakukan dengan menggunakan

pendekatan kualitatif. Sugiyono (2009) menjelaskan pengertian metode kualitatif

sebagai berikut:

“Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek

yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi”.

Untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama, peneliti mengungkapkan

gambaran penyelenggaraan program akselerasi berdasarkan proses seleksi siswa

cerdas istimewa, kurikulum yang diterapkan, kualifikasi guru yang mengajar dan

evaluasi hasil belajar pada program akselerasi dengan melakukan studi

deskriptif melalui wawancara. Melalui penelitian ini diperoleh gambaran

pelaksanaan program akselerasi yang dilaksanakan di SMA Negeri 3 Kota

Sukabumi. Selanjutnya untuk menjawab pertanyaan penelitian kedua, ketiga dan

keempat dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif, peneliti

melakukan kajian terhadap prestasi akademik, kecerdasan emosional dan

kreativitas siswa yang mengikuti program akselerasi dan siswa pada kelas

(26)

46

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

akademik, kecerdasan emosi dan kreativitas siswa yang mengikuti program

akselerasi.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi yang dijadikan sebagai bahan untuk pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah SMA Negeri 3 Kota Sukabumi. Pemilihan lokasi didasarkan

atas pertimbangan bahwa sekolah ini merupakan sekolah yang ditunjuk sebagai

salah satu sekolah penyelenggara program akselerasi sejak tahun pelajaran

2002-2003. Dan dalam Panduan Guru dan Orang Tua Pendidikan Cerdas Istimewa

(Kemendiknas, 2010) Riana Helmi dokter termuda lulusan Universitas Gadjah

Mada Yogyakarta menjadi salah satu contoh siswa yang mendapatkan pelayanan

pendidikan khusus bagi siswa cerdas istimewa adalah alumni SMAN 3 Kota

Sukabumi program akselerasi angkatan ke-4.

Subjek penelitian terdiri dari: (a) wakil kepala sekolah selaku penanggung

jawab program akselerasi, (b) guru mata pelajaran yang mewakili guru yang

mengajar di kelas akselerasi dan juga mengajar di kelas regular dan (c) siswa

akselerasi angkatan ke-10 (kelas XII) dan siswa regular kelas XI SMA Negeri 3

Kota Sukabumi tahun pelajaran 2012/2013.

Secara rinci subjek penelitian adalah sebagai berikut: pada pertanyaan

penelitian pertama tentang kajian program akselerasi melibatkan 1 (satu) wakil

kepala sekolah selaku penanggungjawab program akselerasi, guru mata pelajaran

yang mengajar dikelas akselerasi yaitu guru Bahasa Indonesia, Kimia dan Fisika

Beberapa alasan pemilihan subjek adalah (a) guru tersebut mewakili guru yang

sudah lama mengajar di kelas akselerasi. (b) guru kimia selaku wali kelas

akselerasi angkatan ke-10. Dan siswa akselerasi angkatan ke-10 tahun pelajaran

2012/2013.

Untuk menjawab pertanyaan kedua, ketiga dan keempat tentang prestasi

akademik, kecerdasan emosional dan kreativitas siswa baik siswa program

akselerasi angkatan ke-10 maupun siswa regular kelas XI IPA. Pemilihan sampel

penelitian berdasarkan asumsi bahwa siswa akselerasi angkatan ke-10 (kelas XII)

(27)

47

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mendapatkan perlakuan pembelajaran dalam kurun waktu dan di sekolah yang

sama. Penentuan sampel pada penelitian ini berdasarkan rumus Isaac dan Michael

dalam Sugiono (201I). Penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan

taraf kesalahan 1%, 5%, dan 10% disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.1

PENENTUAN JUMLAH SAMPEL DARI POPULASI TERTENTU DENGAN TARAF KESALAHAN 1%, 5%, DAN 10%

(28)

48

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penelitian menggunakan sampel siswa yang diambil dari populasi dengan

tingkat kesalahan 5%. Maka berdasarkan perhitungan tersebut, jumlah sampel

siswa program akselerasi sebanyak 19 siswa dari jumlah populasi 22 siswa dan

sampel dari siswa regular kelas XI IPA sebanyak 146 siswa dari jumlah populasi

250 siswa.

C. Definisi Operasional

1. Program Akselerasi

Program akselerasi dalam penelitian ini adalah layanan pendidikan yang

diberikan kepada siswa yang diidentifikasi cerdas istimewa berdasarkan

kategori Depdiknas melalui model telescoping. Melalui program akselerasi

telescoping, siswa dapat menyelesaikan program belajar lebih cepat

dibandingkan dengan siswa regular. Pelaksanaan akselerasi akan dikaji

berdasarkan prosedur identifikasi siswa cerdas istimewa, kurikulum yang

digunakan, kualifikasi guru yang mengajar dan evaluasi siswa.

2. Prestasi Akademik

Yang dimaksud prestasi akademik dalam penelitian ini adalah adalah hasil

yang dicapai oleh seorang siswa yang mencakup aspek ranah kognitif, afektif

dan psikomotor. Prestasi ditunjukkan dengan nilai yang diberikan guru setelah

melalui kegiatan belajar selama periode tertentu melalui nilai rapor.

3. Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa

dalam mengenali emosi diri atau kesadaran diri (self awareness), mengelola

emosi diri sendiri (self control), memotivasi diri sendiri (self motivation),

mengenal emosi orang lain atau empati (empathy), dan kemampuan

(29)

49

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Kreativitas

Data tentang kreativitas diperoleh melalui tes kreativitas verbal yang

dikonstruksi khusus untuk di Indonesia dan sudah berstandar nasional. Tes ini

terdiri dari enam subtes yang semuanya mengukur dimensi operasi berpikir

divergen, dengan dimensi konten verbal, tetapi masing-masing berbeda dalam

dimensi produk. Setiap subtes mengukur aspek yang berbeda dari berpikir

kreatif. “Kreativitas” atau “berpikir kreatif” secara operasional dirumuskan

sebagai suatu proses yang tercermin dari kelancaran, fleksibilitas, dan

orisinalitas dalam berpikir (Munanadar, 1999). Pelaksanaan tes dilakukan

bekerjasama dengan psikolog yang berkompeten dibidangnya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk menjawab pertanyaan penelitian, pengumpulan data dilakukan

(30)

50

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Berdasarkan Pertanyaan Penelitian

No Pertanyaan Penelitian Subjek Penelitian Teknik Pengumpulan Data Keterangan

WKS Guru S.Aksel S.Reg Wawancara S.Dok Tes

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Bagaimana gambaran pelaksanaan

program akselerasi siswa cerdas

istimewa di SMAN 3 Kota Sukabumi?

√ √ √ √

2 Bagaimanakah prestasi akademik siswa

cerdas istimewa dan prestasi akademik

siswa regular?

√ √ Nilai rapor

siswa

3 Bagaimanakah kecerdasan emosional

siswa cerdas istimewa dan kecerdasan

emosional siswa regular?

√ √ √ Angket

kecerdasan

emosional

4 Bagaimanakah kreativitas siswa cerdas

istimewa dan kreativitas siswa regular?

√ √ √ Tes kreativitas

(31)

51

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Pertanyaan Penelitian Pertama

Pertanyaan penelitian pertama, mengkaji data tentang proses pelaksanaan

program akselerasi. Menjawab pertanyaan penelitian ini, pengumpulan data

dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan

teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara.

Wawancara dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan program akselerasi

di SMA Negeri 3 Kota Sukabumi. Wawancara dilakukan kepada wakil kepala

sekolah selaku penanggung jawab program akselerasi, guru mata pelajaran yang

mengajar di kelas akselerasi dan siswa akselerasi. Berikut ini merupakan kisi-kisi

instrumen pedoman wawancara.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Pedoman Wawancara Penanggung Jawab Program Tentang Pelaksanaan Program Akselerasi

No Aspek Indikator Nomor Pertanyaan

1 2 3 4

1. Landasan

penyelenggaraan program

akselerasi

(32)

52

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Pedoman Wawancara Guru Tentang Pelaksanaan Program Akselerasi

No Aspek Indikator Nomor Pertanyaan

1 2 3 4

1. Pengalaman mengajar

1.lama mengajar

2.mendapatkan pelatihan pendidikan bagi siswa CI?

1, 2 dan 3

2. Identifikasi siswa CI

Kisi-kisi Instrumen Pedoman Wawancara Siswa Tentang Pelaksanaan Program Akselerasi

No Aspek Indikator Nomor Pertanyaan

1 2 3 4

(33)

53

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Pertanyaan Penelitian Kedua, Ketiga dan Keempat

Data penelitian yang dikaji pada pertanyaan penelitian kedua, ketiga dan

keempat adalah data prestasi akademik, data kecerdasan emosional dan data

kreativitas siswa (siswa akselerasi dan siswa regular). Pengumpulan data

dilakukan dengan berbagai teknik.

2.1 Data Prestasi Akademik

Prestasi akademik adalah hasil yang dicapai oleh seorang siswa yang

mencakup aspek ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Prestasi ditunjukkan

dengan nilai yang diberikan guru setelah melalui kegiatan belajar selama periode

tertentu melalui nilai rapor. Data prestasi akademik siswa diperoleh dengan

melihat nilai rapor yang diperoleh siswa selama belajar di SMA. Nilai rapor pada

ranah kognitif dijumlahkan dan dibagi seluruh mata pelajaran sehingga diperoleh

nilai rata-rata rapor siswa per semester.

2.2 Data Kecerdasan Emosional

Data kecerdasan emosional diperoleh melalui angket kecerdasan

emosional siswa SMA yang dikembangkan dan digunakan oleh Daryono (2011).

Angket kecerdasan emosional tersebut mengungkap aspek-aspek kecerdasan

emosional menurut Goleman, yaitu aspek kesadaran diri, mengelola emosi diri

sendiri, kemampuan memotivasi diri sendiri, kemampuan mengelola emosi orang

lain dan kemampuan hubungan sosial. Angket ini berbentuk skala penilaian

dengan lima alternative jawaban yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S),

kadang-kadang (K), tidal sesuai (TS) dan sangat tidak sesuai (STS). Berikut kisi-kisi

instrumen angket kecerdasan emosional (Daryono, 2011):

Tabel 3.6

Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Emosional

Dimensi Indikator Butir Soal

1 2 3

Kesadaran Diri Mengenal dan merasakan emosi sendiri

1, 2, dan 3

Menjelaskan penyebab

perasaan terhadap tindakan

(34)

54

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Mengenal pengaruh perasaan terhadap tindakan

6, 7 dan 8

Tidak larut dalam emosi 9 dan 10 Mengelola Emosi Bersikap toleransi terhadap

frustasi

11 dan 12

Dapat mengontrol atau mampu mengendalikan perasaan marah

Dapat memiliki kemampuan mengatasi stress

Tidak melakukan tindakan yang akan membuatnya menyesal kemudian hari

Memiliki rasa tanggung jawab 37 dan 38

Kemampuan

mengenal emosi orang lain (Empati)

Mampu menerima sudut pandang orang lain

39 dan 40

Memiliki kepekaan terhadap perasaan orang lain

41, 42, 43, 44 dan 45

Mau mendengar pendapat orang lain

46, 47 dan 48

Membina hubungan Memahami pentingnya membina hubungan dengan orang lain

49, 50, dan 51

Dapat menyelesaikan konflik dengan orang lain

52, 53 dan 54

Memiliki kemampuan

berkomunikasi dengan orang lain

55 dan 56

(35)

55

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mudah bergaul dengan orang lain

Dibutuhkan oleh teman sebayanya

60 dan 61

Memiliki perhatian terhadap kepentingan orang lain

62 dan 63

Bersikap senang berbagi rasa dan bekerjasama

64, 65 dan 66

2.3 Data Kreativitas

Data tentang kreativitas diperoleh melalui tes kreativitas vebal yang

dikonstruksi oleh fakultas Psikologi Universitas Indonesia, bagian psikologi

pendidikan dan menghasilkan nilai baku untuk umur 10-18 tahun. Pengukuran

Creativity Quotient (CQ) berdasarkan konversi jumlah nilai baku (Munandar,

1999).

Tes kreativitas verbal terdiri dari enam subtes yang semuanya mengukur

dimensi operasi berpikir divergen. Keenam subtes tersebut adalah permulaan kata,

menyusun kata, membentuk kalimat tiga kata, sifat-sifat yang sama,

macam-macam penggunaan dan apa akibatnya. Pelaksanaan tes kreativitas verbal

dilakukan bekerjasama dengan lembaga psikologi Care Indonesia Solusi. Skor

kreativitas dikelompokkan atau digolongkan menjadi 5 kategori yakni sebagai

berikut:

Tabel 3.7

Kategori Skor Kreativitas

Skor Kreativitas Skala Kategori

146 – 165 5 Tinggi Sekali

121 – 145 4 Tinggi

96 – 120 3 Sedang

71 – 95 2 Rendah

(36)

56

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E. Prosedur dan Langkah-Langkah Penelitian

Adapun prosedur penelitian yang dilakukan dalam studi ini adalah sebagai

berikut:

Pertanyaan penelitian pertama menkaji pelaksanaan program akselerasi

yang diselenggarakan di SMA Negeri 3 Kota Sukabumi. Kegiatan yang dilakukan

adalah memotret pelaksanaan akselerasi mulai dari proses identifikasi dan seleksi

siswa cerdas istimewa, kurikulum yang dipergunakan, kualifikasi guru yang

mengajar di kelas akselerasi dan evaluasi, melalui wawancara dengan wakil

kepala sekolah selaku penanggungjawab program akselerasi, wawancara terhadap

guru yang mengajar di kelas akselerasi dan memotret pandangan siswa akselerasi

tentang pelaksanaan program akselerasi melalui wawancara. Data yang diperoleh

berupa data kualitatif.

Pada pertanyaan penelitian kedua, ketiga dan keempat, peneliti memotret

(a) prestasi akademik siswa melalui studi dokumen pada data rapor siswa. (b)

Kecerdasan emosional siswa melalui kuesioner kecerdasan emosional bagi siswa

SMA. (c) kreativitas siswa melalui tes kreativitas verbal yang dilaksanakan oleh

psikolog yang kompeten dibidangnya.. Subjek penelitian adalah siswa akselerasi

dan siswa regular. Berdasarkan data tersebut, peneliti dapat melihat prestasi

akademik, kecerdasan emosional, dan kreativitas siswa yang mengikuti program

akselerasi dan siswa yang tidak mengikuti program akselerasi.

(37)

57

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Prestasi Akademik

Kecerdasan Emosional

Kreativitas

Gambar 3.1 Prosedur penelitian

Wakasek Bid. Akselerasi

Wawancara

Siswa Akselerasi

Siswa Regular kelas XI

Kecerdasan emosional Prestasi Akademik

Pertanyaan penelitian

kedua, ketiga &

keempat

Kreativitas

Prestasi Akademik Siswa Axelerasi kelas

XII

Kecerdasan emosional

Kreativitas

Pertanyaan penelitian pertama: kajian program akselerasi

(38)

58 F. Teknik Analisis Data

Pada pertanyaan penelitian pertama diperoleh data kualitatif. Data yang

diperoleh melalui wawancara dicatat secara teliti dan rinci. Analisis data

dilakukan melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih

hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal-hal-hal yang penting dicari tema dan polanya

(Sugiono, 2011). Selanjutnya data disajikan dalam bentuk uraian, uraian makna

sehingga dapat ditarik suatu gambaran umum dari data yang diperoleh.

Pertanyaan penelitian kedua, ketiga dan keempat mengungkap prestasi

akademik, kecerdasan emosional, dan kreativitas siswa. Data dianalisis dengan

cara:

a. Data prestasi akademik diperoleh melalui data prestasi belajar siswa/nilai

rapor. Analisis data dilakukan dengan cara menghitung rata-rata prestasi

belajar setiap siswa, selanjutnya dihitung rata-rata prestasi belajar kelompok

siswa akselerasi dan kelompok siswa regular.

̅1 akseleran ̅1klp akseleran

̅2 regular ̅2klp regular

Gambar 3.2. Rata-rata Prestasi Akademik

b. Untuk menjawab profil kecerdasan emosional siswa, data dianalisis melalui

menghitung skor tingkat kecerdasan emosional pada aspek-aspek kesadaran

diri, mengelola emosi diri sendiri, kemampuan memotivasi diri, mengenal

emosi orang lain atau kemampuan berempati dan kemampuan hubungan

sosial (kerjasama dan kemampuan berkomunikasi). Sehingga didapat profil

kecerdasan emosional kelompok siswa akselerasi dan kelompok siswa regular

setiap siswa. Selanjutnya menghitung rata-rata tingkat perkembangan

emosional per siswa, dan menghitung rata-rata tingkat perkembangan

emosional kelompok siswa akselerasi dan kelompok siswa regular.

̅1 akseleran ̅1klp akseleran

(39)

59 c. Tes kreativitas dilakukan bekerjasama dengan psikolog yang berkompeten

dibidangnya. Data hasil tes dikategorikan berdasarkan skala yang sudah

ditetapkan (tabel 3.7) sehingga dapat diperoleh gambaran berapa persen siswa

akselerasi/regular yang memiliki kreativitas tinggi sekali, tinggi, sedang,

(40)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat ditarik

kesimpulan:

1. Penyelenggaraan akselerasi yang diselenggarakan di SMA Negeri 3 Kota

Sukabumi selama ini menggunakan model telescoping, sebagai salah satu

model akselerasi penyampaian kurikulum. Pada saat ini siswa cerdas

istimewa yang mengikuti program percepatan atau akselerasi memperoleh

muatan kurikulum nasional yang sama dengan siswa regular, diferensiasi

kurikulum belum digunakan secara maksimal. Mayoritas guru yang

mengajar program akselerasi belum mendapatkan pelatihan tentang

program akselerasi dan keberhasilan program akselerasi baru dilihat dari

berhasilnya siswa lulus dengan baik dan diterima diperguruan tinggi.

2. Salah satu ciri siswa cerdas istimewa adalah memiliki kemampuan

intelektual umum di atas rata-rata, Direktorat menetapkan skor IQ minimal

130 sebagai kriteria cerdas istimewa. Dengan kemampuan intelektual

umum di atas rata-rata teman seusianya, siswa cerdas istimewa memiliki

peluang untuk berprestasi akademik lebih baik. Hal tersebut ditunjukkan

dengan perolehan rata-rata prestasi akademik siswa cerdas istimewa yang

lebih baik dibandingkan dengan rata-rata prestasi akademik siswa regular

yang signifikan pada derajat kepercayaan 95%.

3. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata skor

kecerdasan emosional siswa akselerasi dibandingkan dengan siswa

regular. Seharusnya diharapkan siswa akselerasi mempunyai kecerdasan

emosional yang lebih tinggi. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa

program akselerasi yang dijalankan selama ini belum menyentuh

(41)

93

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Terdapat perbedaan yang signifikan pada mean skor kreativitas siswa

akselerasi dan mean skor kreativitas siswa regular, dimana siswa

akselerasi memiliki mean skor kreativitas lebih tinggi dibandingkan mean

skor kreativitas siswa regular. Hal ini menunjukkan bahwa siswa

akselerasi SMA Negeri 3 Kota Sukabumi adalah siswa cerdas istimewa

sebagaimana yang menjadi salah satu ciri siswa cerdas istimewa adalah

memiliki kreativitas pada kategori tinggi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ada beberapa saran yang diajukan

baik untuk meningkatkan pelayanan terhadap siswa cerdas istimewa maupun

untuk penelitian selanjutnya, yaitu:

1. Perlu adanya peningkatan profesionalisme guru yang mengajar pada

program akselerasi melalui pelatihan tentang pemahaman dan melayani

kebutuhan siswa cerdas istimewa.

2. Sekolah juga harus mulai memberikan perhatian untuk melatih dan

mendidik siswa agar memiliki kecerdasan emosional yang tinggi

3. Peneliti hanya melakukan penelitian pada satu SMA penyelenggara

program akselerasi. Maka ada baiknya penelitian selanjutnya

menggunakan sekolah yang lebih banyak atau yang mewakili setiap Kota

atau Kabupaten sehingga hasil penelitian tersebut nantinya dapat

digeneralisasi.

4. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan dengan membandingkan prestasi

akademik, kecerdasan emosional dan kreativitas siswa cerdas istimewa

yang mengikuti program akselerasi dengan siswa cerdas istimewa yang

tetap mengikuti kelas regular.

5. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan terhadap kehidupan siswa cerdas

istimewa yang mengikuti progran akselerasi setelah lulus/menyelesaikan

(42)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Benbow. (1986). Special Program - Gifted Education. Tesedia:

http://www.bced.gov.bc.ca/specialed/gifted/strategi.htm [06 Mei 2013]

Callahan M. C., dan Hunsaker L. S. (1991). Evaluation of Acceleration Programs. In Southern dan Jones (Ed). The Academic Acceleration of Gifted Children. London. Teachers College.

Colangello, N., Assouline, S.G., dan Gross, M.U.M. (Eds.) (2004). A Nation Deceived: How Schools Hold Back America’s brightest Students, Vols.2. Lowa City, IA: Belin-Blank International Center on Gifted Education and Talent Development.

Daryono. (2011). Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif Dalam Upaya Mengembangkan Kecerdasan Emosional Siswa. Bandung. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Pedoman Penyelenggara Program Percepatan Belajar. Jakarta. Direktorat PLB Ditjen Dikdasmen.

Departemen Pendidikan Nasional, (2009). Panduan Penyelenggaraan Pendidikan Untuk Peserta Didik Cerdas istimewa. Jakarta.

Eko Suprianto. (2012). Pengembangan Kurikulum dan Penyelenggaraan Pendidikan Cerdas Istimewa. Jakarta. Pusat Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan.

Goleman Daniel. (2000). Kecerdasan Emosional (terjemahan Hermaya T). Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hawadi, Reni Akbar. (2004). Akselerasi (A-Z Informasi Program Percepatan Belajar). Jakarta. Grasindo.

Helma. (2001). Pengembangan Alat Ukur Kecerdasan Emosional Siswa Sekolah Menengah. Bandung. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia.

Hoogeven, L. (2008). Social Emotional Consequences of Accelerating Gifted Students. CT: The National Research Center on the Gifted and Talented.

(43)

95

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kirk, Samuel, dkk. (2009). Educating Exceptional Children. New York. Houghton Mifflin Harcourt Publishing Company.

Lanawati, Sri. (1999). Hubungan antara Emotional Intelligence (EI) dan Intelligence Quotient (IQ) dengan prestasi belajar SMU Methodist.

Depok. Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Masnipal. (2004). Karakteristik Guru Pendidikan Siswa Berbakat. Bandung. Tesis Universitas Pendidikan Indonesia.

Miranda D. (2004) Prestasi Akademik dan Keberbakatan Akademik. Dalam Hawadi R. (Ed). Akselerasi (A-Z Informasi Program Percepatan Belajar). Jakarta. Grasindo.

Moltzen R. (2011). Inclusive Education and Gifted and Talented. In Richards Gill and Felicity Amstrong (Ed.). Teaching and Learning in Diverse and Inclusive Classrooms. London, Routledge.

Munandar Utami. (1999). Kreativitas dan Keberbakatan (Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat). Jakarta. PT.Gramedia Pustaka Utama.

Munandar Utami. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

National Association for Gifted Children (NAGC). (2009). Guidelines for Developing an Academic Acceleration Policy. Lowa City. The University of Lowa.

Nuraida. (2003) Dampak Program Akselerasi Indonesia yang Berbasis Kurikulum Nasional Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Peserta Akselerasi Tingkat SMU di Jakarta. Jakarta. Gifted Review (Jurnal Keberbakatan dan Kreativitas)Universitas Indonesia.

Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Jakarta

Qohar. (2000). Prestasi Belajar Akademik. Diakses dari

http://www.prestasi+akademik_/belajarnews/235/saq8/html.

Renzulli Joseph S. (2002) Emerging Conceptions of Giftedness: Building Bridge to the New Century. Exceptionality A Spesial Education Journal Volume 10 Number 2 2002.

Robinson, A., and Clinkenbeard, P.R.,(2008). History of Giftedness: Perspectives from the past Presage Modern Scholarship. In S. I. Pfeiffer (Eds),

(44)

96

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Robinson, A., and Clinkenbeard, P.R.,(2008). History of Giftedness: Perspectives from the past Presage Modern Scholarship. In S.I.Pfeiffer (Eds), Handbook of Giftedness in Children. Springer Science+Business Media.

Shapiro, Lawrence E. (1998). Mengajar Emosional Intelligence Pada Anak. Jakarta. PT.Gramedia.

Smith J. David. (2006). Inklusi Sekolah Ramah Untuk Semua. Bandung. Nuansa

Sobur. (2006). Psikologi Umum. Bandung. Pustaka Setia.

Southern, W.T. and Jones, E.D., (1991). The Academic Acceleration of Gifted Children. New York: Teachers College Press.

Sugiono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta.

Sugiono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung. Alfabeta.

Supriadi, D. (1994). Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan IPTEK.

Bandung. Alfabeta.

Thomson Moira. (2006). Supporting Gifted and Talented Pupils in the Secondary School. London. Paul Chapman Publishing.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Van Tassel-Baska. (2003). Curriculum Policy Development for Gifted Programs: Converting Issues in the Field to Coherent Pratice. In Borland H. James (Ed). Rethinking Gifted Education. London. Teachers College.

Gambar

gambaran kualifikasi guru yang mengajar di kelas akselerasi dan
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Berdasarkan Pertanyaan Penelitian
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Pedoman Wawancara Penanggung Jawab Program
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Pedoman Wawancara Siswa
+5

Referensi

Dokumen terkait

bahan utama) dan katalis enzym (sebagai produk dari mikroorganisme).. Pengaruh dari hambatan pada batch atau

/Perlengkapan.l2lXll20lt tanggal lo November 2011 maka dengan ini di umumkan Pemenang Felelangan Sederhana Pascakualifikasi untuk Paket Peke$aan Pengadaan Peralatan

Aplikasi perlakuan pupuk organik berbagai dosis tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap variabel pertumbuhan seperti luas daun, jumlah daun dan tinggi tanaman

Berdasarkan pelaksanaan budidaya Mina Padi Desa Tribudi Sukur, Kecamatan Kebun Tebu, Kabupaten Lampung Barat dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan pendampingan

Dengan terbentuknya Kabupaten Dogiyai sebagai daerah otonom, Pemerintah Provinsi Papua berkewajiban membantu dan memfasilitasi terbentuknya kelembagaan Dewan

1 PT Astra Agro Lestari Tbk 2 PT Adhi Karya (Persero) Tbk 3 PT Adaro Energy Tbk 4 PT AKR Corporindo Tbk 5 PT Astra International Tbk 6 PT Alam Sutera Realty Tbk 7 PT

Analisis FT-IR selulosa mikrokristal daun nanasdan Avicel PH 102 mempunyai spektrum yang sama dan dengan menggunakan alat pemindai elektron menunjukkan bentuk tidak beraturan

Salah satu kegiatan off farm , yaitu bekerja menjadi buruh tani sebagai tenaga kerja upahan, sedikit dilakukan oleh petani yang memiliki lahan garapan luas.