Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ANALISIS PROGRAM AKSELERASI BAGI SISWA CERDAS ISTIMEWA
DILIHAT DARI PRESTASI AKADEMIK, KECERDASAN EMOSIONAL
DAN KREATIVITAS SISWA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Pendidikan Kebutuhan Khusus
Oleh:
Rini Restu Handayani NIM. 1104490
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ANALISIS PROGRAM AKSELERASI BAGI SISWA CERDAS ISTIMEWA
DILIHAT DARI PRESTASI AKADEMIK, KECERDASAN EMOSIONAL
DAN KREATIVITAS SISWA
Oleh
Rini Restu Handayani
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus
© Rini Restu Handayani2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING :
Pembimbing
Dr. H. Zaenal Alimin, M.Ed
NIP. 19590324 198403 1002
Mengetahui
Ketua Jurusan/Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus
Dr. Djadja Rahardja, M.Ed
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PERNYATAAN
“Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Analisis Program
Akselerasi bagi Siswa Cerdas Istimewa dilihat dari Prestasi Akademik, Kecerdasan
Emosional dan Kreativitas Siswa” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang
dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap
etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap
keaslian karya saya ini”.
Bandung, 27 Juni 2013
Yang membuat pernyataan,
Rini Restu Handayani
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Rini Restu Handayani, lahir di Sukabumi pada tanggal 1 April 1978
dari pasangan Moch. Aik Syahril dan K. Komariah. Penulis, anak ke-5
dari 6 bersaudara. Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 3
Nagrak, kemudian melanjutkan pendidikan menengah di SMP Negeri
1 Nagrak dan Sekolah Menengah Atas di tempuh di SMA Negeri 1 Cibadak
Kabupaten Sukabumi. Setamat SMA, penulis melanjutkan pendidikan tinggi di
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, jurusan Psikologi Pendidikan
dan Bimbingan, dan lulus pada tahun 2000.
Setelah mendapatkan gelar sarjana pendidikan, sejak April 2004 sampai
sekarang penulis bertugas sebagai guru bimbingan dan konseling di SMA Negeri 3
Kota Sukabumi. Penulis telah dikaruniai tiga orang putri, bersama ketiga putri kecil
dan suami tercinta, saat ini penulis tinggal di Jl. Letda T. Asmita No. 40 Perum.
Bumi Pasir Rahayu Nanggeleng Kota Sukabumi. Penulis dapat dihubungi melalui
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRAK
Analisis Program Akselerasi bagi Siswa Cerdas Istimewa dilihat dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional dan Kreativitas Siswa. Rini Restu Handayani. Pendidikan Kebutuhan Khusus (2013).
Penelitian ini bermula dari pemikiran bahwa untuk memenuhi kebutuhan siswa cerdas istimewa diperlukan pendidikan khusus. Akselerasi sebagai salah satu program pendidikan khusus bagi siswa cerdas istimewa telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun pelajaran 2001-2002. Dalam pelaksanaannya berbagai isu kritis mewarnai berjalannya program akselerasi yang dinilai hanya mampu mengembangkan prestasi akademik siswa tapi tidak dengan kecerdasan emosionalnya. Sebagai lingkungan yang berperan penting dalam perkembangan siswa, pendidikan termasuk program akselerasi diharapkan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kombinasi. Penelitian dilakukan melalui pendekatan kualitatif untuk mengkaji pelaksanaan akselerasi yang diselenggarakan SMA Negeri 3 Kota Sukabumi yang telah menyelenggarakan program akselerasi sejak tahun pelajaran 2002-2003. Dan pendekatan kuantitatif untuk melihat gambaran prestasi akademik, kecerdasan emosional dan kreativitas siswa baik siswa yang mengikuti program akselerasi maupun siswa regular.
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRACT
Analysis of Acceleration Program for Gifted Students Viewed from The Academic Achievement, Emotional Intelligence, and Student’s Creativity. Rini Restu Handayani. Special Need Education. (2013).
The research was conducted based on the reason of the fulfillment of the gifted students needs, a special education is required. Acceleration as one of the special education programs has been applied in Indonesia since the academic year of 2001-2002. In the implementation of the program, many critical issues have been colouring the process. One of the critical issues is that the acceleration program is only able to develop students academic achievement, but not about emotional intelligence. School has an important role to influence students developments, and acceleration program is hopefully able to develop student’s potentials.
The method used in this research is mixed methods. The qualitative approach was used to study the implementation of acceleration program in SMA 3 Sukabumi. The program has been held since the academic year of 2002-2003. The Quantitative
approach was used to study student’s academic achievement, emotional intelligence,
and creativity. The study involved the students in both regular program and acceleration program.
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Asumsi Penelitian ... 9
F. Struktur Organisasi ... 10
BAB II PRESTASI AKADEMIK, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KREATIVITAS SISWA CERDAS ISTIMEWA PROGRAM AKSELERASI ... 12
A. Konsep Program Akselerasi ... 12
1. Konsep Dasar Akselerasi ... 12
2. Siswa Cerdas istimewa ... 20
3. Kurikulum bagi Siswa Cerdas Istimewa ... 23
4. Kualifikasi Guru ... 27
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
B. Akselerasi Sebagai Upaya Untuk mengembangkan Prestasi
Akademik, Kecerdasan Emosional dan Kreativitas Siswa
Cerdas istimewa ... 31
1. Akselerasi Kaitannya dengan Prestasi Akademik ... 31
2. Akselerasi Kaitannya dengan Kecerdasan Emosional ... 33
3. Akselerasi Kaitannya dengan Kreativitas ... 40
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 45
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 46
C. Definisi Operasional ... 48
D. Teknik Pengumpulan Data ... 49
E. Prosedur dan langkah-Langkah Penelitian ... 56
F. Teknik Analisis Data ... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 60
1. Gambaran Pelaksanaan Program Akselerasi di SMA Negeri 3 Kota Sukabumi ... 60
2. Profil Prestasi Akademik Siswa Akselerasi dan Siswa Regular ... 71
3. Profil Kecerdasan Emosional Siswa Akselerasi dan siswa regular ... 72
4. Profil Kreativitas Siswa Akselerasi dan Siswa Regular ... 74
B. Pembahasan ... 76
1. Pelaksanaan Program Akselerasi ... 76
2. Prestasi Akademik Siswa Akselerasi dan Siswa Regular ... 82
3. Kecerdasan Emosional Siswa Akselerasi dan Siswa Regular ... 83
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5. Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional dan Kreativitas
Siswa Akselerasi ... 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 92
B. Saran ... 93
DAFTAR PUSTAKA ... 94
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 97
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR TABEL
3.1 Penentuan Jumlah Sampel dari Populasi Tertentu ... 47
3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Berdasarkan Pertanyaan Penelitian ... 50
3.3 Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara Penanggungjawab Program ... 51
3.4 Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara Guru ... 52
3.5 Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara Siswa ... 52
3.6 Kisi-Kisi Instrumen Kecerdasan Emosional ... 53
3.7 Kategori Skor kreativitas ... 55
4.1 Profil Prestasi Akademik Siswa Akselerasi dan Siswa Regular ... 72
4. 2 Kategori Setiap Aspek Kecerdasan Emosional... 73
4.3 Rata-Rata Setiap Aspek Kecerdasan Emosional Siswa ... 73
4.4 Kategori Skor Kreativitas ... 74
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
3.1 Prosedur Penelitian ... 57
3.2 Rata-Rata Prestasi Akademik ... 58
3.3 Rata-Rata Kecerdasan Emosional ... 58
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Surat-Surat ... 97
Lampiran B. Instrumen Penelitian ... 102
Lampiran C. Hasil Wawancara ... 111
Lampiran D. Tabulasi Data ... 137
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia, melalui
pendidikan individu berharap untuk selalu berkembang dan mewujudkan diri. Ini
artinya setiap individu memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan.
Pendidikan haruslah memberikan kesempatan yang sama kepada semua anak
tanpa memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada setiap individu.
Memberi kesempatan pendidikan yang sama pada hakikatnya berarti
mengusahakan suatu lingkungan dimana semua anak mendapat kesempatan yang
sama untuk mewujudkan potensi mereka secara optimal.
Pendidikan diharapkan mampu mengantarkan peserta didik menjadi
pribadi yang unggul dan dapat menghadapi kehidupannya dimasa yang akan
datang. Lebih lanjut dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan peserta didik
dalam menampilkan keunggulan dirinya yang cerdas, kreatif serta mandiri. Untuk
menciptakan peserta didik yang unggul maka perlu memberikan pendidikan yang
dapat merespon keberagaman peserta didik sesuai dengan kebutuhannya,
termasuk peserta didik dengan kelainan fisik, emosional, sosial dan peserta didik
yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa.
Pendidikan pada umumnya bertujuan untuk menyediakan lingkungan
yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan
kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan
berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan
masyarakat. Setiap siswa mempunyai bakat dan kemampuan yang berbeda-beda
maka pendidikan harus disesuaikan dengan bakat dan kemampuan peserta didik.
Pendidikan bertanggung jawab untuk memandu (mengidentifikasi dan membina)
serta memupuk (mengembangkan dan meningkatkan) bakat tersebut, termasuk
dari mereka yang berbakat istimewa dan memiliki kemampuan dan kecerdasan
2
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Siswa Cerdas Istimewa (CI) memiliki karakteristik unik yang
memunculkan kebutuhan khusus baik dalam belajar maupun dalam berinteraksi
secara sosial dengan lingkungannya. Karakteristik seperti kecepatan yang tinggi
dalam menerima informasi atau materi pembelajaran, rasa ingin tahu yang
mendalam, memiliki banyak gagasan yang muncul secara spontan, kritis dan
suka tantangan. Karakteristik tersebut dapat muncul dalam bentuk perilaku positif
dan perilaku negatif. Minat yang tinggi untuk mendapatkan materi yang baru dan
menantang, dapat memecahkan masalah dengan berbagai cara dan berpikir
produktif merupakan perwujudan positif dari karakteristiknya. Dan dengan
karakteristiknya tersebut siswa CI juga dapat menunjukkan dalam bentuk perilaku
negatife seperti cepat bosan, malas ketika dihadapkan pada pengajaran yang tidak
menantang dan tidak menyukai tugas rutin atau pengulangan. Hal tersebut
memerlukan kejelian pengamatan dalam menentukan apakah perilaku tersebut
muncul sebagai perwujudan karakteristik siswa cerdas istimewa atau bukan.
Siswa cerdas istimewa adalah siswa yang memiliki kemampuan intelektual
yang jauh melampaui kemampuan siswa lain seusianya. Renzuli (2002) dalam
teorinya the tree rings conception of giftedness menyimpulkan bahwa seseorang
yang memiliki perilaku cerdas istimewa dan atau bakat istimewa memiliki
gabungan dari kemampuan umum dan atau khusus di atas rata-rata, kreativitas
yang tinggi, komitmen terhadap tugas yang tinggi, serta mampu menerapkannya
pada berbagai bidang dalam kehidupan bermasyarakat. Seseorang dapat
memanifestasikan dan mengembangkan interaksi dari gabungan kemampuan
tersebut, apabila memiliki kesempatan pendidikan dan layanan yang berbeda dari
pengajaran yang biasa.
Depdiknas (2009) menyebutkan siswa cerdas istimewa adalah peserta
didik yang memiliki dimensi kemampuan umum pada taraf cerdas ditetapkan
skor IQ 130 ke atas dengan pengukuran menggunakan skala Weshler, dimensi
kreativitas tinggi, dan pengikatan diri terhadap tugas baik.
Agar potensi kecerdasan istimewa dapat teraktualisasi, maka lingkungan
harus memberi mereka kesempatan dan dukungan yang luas untuk
3
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tidak memberikan kesempatan dan dorongan yang diperlukan bagi pertumbuhan
potensi keberbakatan mereka, nampaknya tidak akan mencapai level prestasi
intelektual dan kreativitas yang dapat dicapai oleh temannya (Smith, 2006).
Sebagai upaya untuk memberi kesempatan dan dukungan bagi siswa cerdas
istimewa, pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan yang terkait dengan
layanan pendidikan khusus bagi peserta didik cerdas istimewa melalui program
percepatan dan atau program pengayaan (Pasal 135 ayat 2 PP No. 17 tahun 2010).
Pada perkembangannya program percepatan belajar atau akselerasi menjadi
pilihan utama sebagai suatu bentuk layanan pendidikan khusus bagi siswa cerdas
istimewa di Indonesia.
Pressey (Southern dan Jones, 1991) mendefinisikan akselerasi adalah
“progress through an educational program at rates faster or ages younger than
conventional”. Newland (Masnipal, 2004) menyatakan „…acceleration is not a
„speeding up‟ of growth; it is, rather an educational adjustment to the individual‟s
higher than average level of learning capability‟.
Berdasarkan konsep di atas, akselerasi adalah proses penyesuaian
pendidikan atau stimulasi belajar yang diberikan kepada anak yang disesuaikan
dengan kemampuan dan kesiapan mereka sehingga mereka tertantang untuk
memahami materi baru.
Colangelo (Hawadi, 2004) menyebutkan bahwa akselerasi dapat dilakukan
sebagai suatu model penyampaian layanan (service delivery) atau sebagai model
penyampaian kurikulum (curriculum delivery). Sebagai model penyampaian
layanan, tidak dilakukan perombakan apa pun terhadap kurikulum. Kurikulum
yang standar diberikan kepada siswa pada usia yang lebih dini atau pada siswa
yang tingkatan kelasnya lebih rendah. Jadi kecepatan dan materinya tidak
mengalami perubahan, hanya peserta didik mengikutinya pada usia yang lebih
dini. Beberapa program, seperti early entri, grade skipping, dan subject
acceleration, termasuk dalam akselerasi sebagai model penyampaian layanan.
Dalam program akselerasi sebagai model penyampaian kurikulum dilakukan
perombakan kurikulum sehingga siswa mendapatkan materi dan proses belajar
4
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
atau lebih singkat. Beberapa program akselerasi, seperti telescoping, curriculum
compacting dan self-paced instruction, termasuk dalam akselerasi sebagai model
penyampaian kurikulum.
Di Indonesia, sejak tahun 2000 dicanangkan program akselerasi dalam
bentuk telescoping. Melalui program akselerasi dalam bentuk telescoping, siswa
yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa dapat menyelesaikan
program belajar lebih cepat dibandingkan siswa yang regular. Pada satuan
pendidikan Sekolah Dasar, waktu pembelajaran dari enam tahun dipercepat
menjadi lima tahun. Sedangkan pada satuan pendidikan Sekolah Menengah
Pertama dan Sekolah Menengah Atas masing-masing waktu pembelajaran dari
tiga tahun dipercepat menjadi dua tahun (Kemendiknas, 2010).
Hasil penelitian Nuraida (2003) menyimpulkan bahwa pada saat ini siswa
CI yang mengikuti program percepatan atau akselerasi memperoleh muatan
kurikulum nasional yang sama dengan siswa regular, dan hanya memperoleh
peluang untuk mempercepat penyelesaian studi. Hal ini mengakibatkan potensi
kecerdasan yang dimiliki tidak dapat berkembang secara optimal. Disisi lain, tidak
ada deskripsi yang spesifik tentang kompetensi dari siswa CI. Dari aspek
pembelajaran, proses yang terjadi di dalam dan di luar kelas, masih menekankan
pada pencapaian daya serap materi. Hal ini mengakibatkan siswa akselerasi
menerima beban lebih berat karena penyelesaian studi yang lebih cepat.
Akibatnya model pembelajaran yang digunakan juga tidak berbeda dengan siswa
regular, sehingga muncul isu-isu kritis berkaitan dengan penyelenggaraan
program percepatan/akselerasi saat ini.
Salah satu isu kritis yang berkembang adalah siswa akselerasi akan mudah
frustrasi dengan adanya tekanan dan tuntutan berprestasi, mengalami sedikit
kesempatan untuk membentuk persahabatan sehingga menjadi terasing atau
bersikap agresif terhadap orang lain (Hawadi, 2004). Hasil penelitian Nuraida
(2003) menyimpulkan bahwa skor kecerdasan emosional siswa program
akselerasi tidak lebih tinggi bila dibandingkan dengan siswa regular. Seharusnya
diharapkan siswa akselerasi mempunyai kecerdasan emosional yang lebih tinggi.
5
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kurikulum nasional yang dijalankan selama ini belum dapat meningkatkan mutu
kecerdasan emosional siswa peserta akselerasi. Sedangkan hasil penelitian
Swiatek (Eko Suprianto, 2012) menyatakan bahwa kalau penyelenggaraan
program akselerasi dilaksanakan dengan benar, maka akan mengurangi efek
negatife sosial dan emosional siswa CI.
Akselerasi sebagai layanan pendidikan khusus bagi siswa CI, diharapkan
mampu meningkatkan potensi siswa CI yang memiliki potensi kemampuan
intelektual umum yang berfungsi pada taraf cerdas, kreativitas yang memadai, dan
keterikatan terhadap tugas yang tergolong baik. Dengan melihat perkembangan
prestasi akademik, kreativitas dan kecerdasan emosional siswa.
Hasil penelitian Lanawati (1999) menyimpulkan bahwa kemampuan
intelektual umum (IQ) memberikan sumbangan yang bermakna terhadap prestasi
belajar siswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa dengan IQ lebih tinggi akan
menunjukkan prestasi belajar lebih baik dibandingkan siswa dengan IQ lebih
rendah. Siswa cerdas istimewa yang memiliki kemampuan intelektual umum yang
berfungsi pada taraf cerdas hendaklah menunjukkan prestasi akademik yang lebih
dibandingkan dengan siswa regular yang tidak memiliki kemampuan intelektual
umum pada taraf cerdas.
Goleman (2000) mengemukakan bahwa keberhasilan kita dalam
kehidupan tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual (IQ), tetapi
kecerdasan Emosional (EI) juga memegang peranan penting dalam menentukan
kesuksesan hidup individu. Sebuah survey oleh Goleman pada tahun 1995 dan
1998 terhadap ratusan perusahaan di AS, mengungkapkan bahwa kemampuan
teknis atau analisis bukan hal yang menentukan keberhasilan seseorang pemimpin
atau manajer. Yang terpenting justru kemampuan mengambil inisiatif baru,
kemampuan bekerjasama dan kemampuan memimpin tim. Goleman (2000)
mengemukakan bahwa EI merupakan persyaratan dasar bagi
penggunaan/berfungsinya IQ secara efektif. Hal ini Nampak bahwa pada saat
bagian otak yang menfasilitasi fungsi-fungsi perasaan terganggu, maka seseorang
6
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Masalah kecerdasan emosional pun ditunjukkan oleh siswa seperti: mulai
berani membantah dan menyinggung perasaan orang tua dan guru bila ditegur
karena menyepelekan tugas sekolah, sering berkelahi antar kelas maupun antara
kakak tingkat dan adik kelas, tidak masuk kelas karena tidak menyukai guru mata
pelajaran tertentu, minder karena tidak sepintar atau sebaik teman-temannya yang
lain, stress dengan tugas sekolah yang banyak, merasa cemas karena tidak tercapai
target yang akhirnya berpengaruh terhadap kesehatan fisik, cenderung memiliki
perasaan egois, mudah sedih (menangis) karena dilatar belakangi permasalahan
keluarga, menurunnya motivasi belajar ketika bersedih hati.
Anak yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi secara biologis
diramalkan memiliki kesehatan fisik yang lebih baik, secara sosial lebih populer
dan lebih disukai oleh teman sebayanya dan oleh para guru yang sering disebut
dengan anak yang pandai bergaul, secara kognitif akan mempunyai prestasi lebih
tinggi dari temannya yang mempunyai IQ sama tetapi tidak memiliki kecerdasan
emosional tinggi. Selanjutnya Goleman menyatakan bahwa kecerdasan emosi
jauh lebih banyak memberikan sifat-sifat yang membuat manusia lebih manusiawi
dan merupakan faktor non intelektual yang dapat memberikan sukses dalam
menjalani hidup (Goleman, 2000).
Berdasarkan hasil penelitian Helma (2001) menyimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan rata-rata skor total Skala Kecerdasan Emosional (SKE)
antara siswa yang berprestasi tinggi dengan siswa yang berprestasi rendah. Ini
berarti bahwa terdapat hubungan antara skor total SKE dengan prestasi belajar.
Ternyata bahwa siswa yang berprestasi tinggi juga memiliki skor total SKE yang
tinggi dibandingkan dengan skor total SKE siswa yang berprestasi rendah.
Temuan ini juga membuktikan teori yang dikemukakan oleh Goleman dan
Shapiro yang mengatakan bahwa siswa yang memiliki kecerdasan emosi yang
tinggi cenderung memiliki prestasi belajar yang tinggi atau dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa siswa yang tinggi kecerdasan emosionalnya, secara akademik
lebih berhasil dibandingkan dengan siswa lain yang memiliki IQ yang sama tapi
7
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Potensi lain yang dimiliki siswa cerdas istimewa adalah kreativitas yang
memadai. Kreativitas merupakan ungkapan unik dari keseluruhan kepribadian
sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan yang tercermin dalam pikiran,
perasaan, sikap atau perilakunya (Munandar, 2009). Potensi ini perlu dipupuk
melalui pendidikan yang tepat. Selanjutnya Munandar (2009) menambahkan
bahwa bakat kreatif dapat berkembang dalam lingkungan yang mendukung, tetapi
dapat pula dihambat dalam lingkungan yang tidak menunjang pengembangan
bakat itu. Lingkungan belajar di kelas merupakan lingkungan sosial yang secara
spesifik memiliki peran dalam perkembangan kreativitas siswa. Untuk itu
pembelajaran hendaknya mengintegrasikan teknik-teknik pengembangan berpikir
kreatif.
Pengembangan potensi peserta didik melalui pendidikan secara optimal
merupakan langkah nyata layanan pendidikan yang mengedepankan perbedaan
individual. Salah satu bentuknya adalah layanan khusus untuk siswa cerdas
istimewa. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa cerdas istimewa
tersebut, diperlukan layanan pendidikan yang sistematis dan terarah. Sebagai
upaya untuk memperbaiki layanan khusus yang diberikan kepada peserta didik
yang memiliki potensi kecerdasan istimewa maka judul penelitian ini adalah
Analisis Program Akselerasi bagi Siswa Cerdas Istimewa dilihat dari Prestasi
Akademik, Kecerdasan Emosional dan Kreativitas Siswa.
B. Rumusan Masalah
Siswa Cerdas istimewa diharapkan dapat berkembang secara optimal,
bukan hanya kemampuan akademiknya saja tetapi juga kecerdasan emosional dan
kreativitasnya dapat berkembang dengan baik. Maka penelitian ini difokuskan
kepada bagaimana pelaksanaan program akselerasi bagi siswa cerdas istimewa
dan bagaimana prestasi akademik, kecerdasan emosional dan kreativitas siswa?
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, terdapat beberapa pertanyaan
penelitian:
1. Bagaimanakah deskripsi pelaksanaan program akselerasi (proses identifikasi
8
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mengajar, dan evaluasi) siswa cerdas istimewa di SMA Negeri 3 Kota
Sukabumi?
2. Bagaimanakah prestasi akademik siswa cerdas istimewa dan prestasi
akademik siswa regular?
3. Bagaimanakah kecerdasan emosional siswa cerdas istimewa dan
kecerdasan emosional siswa regular?
4. Bagaimanakah kreativitas siswa cerdas istimewa dan kreativitas siswa
regular?
C. Tujuan
1. Mengkaji pelaksanaan program akselerasi (proses identifikasi siswa cerdas
istimewa, kurikulum yang digunakan, kualifikasi guru yang mengajar dan
evaluasi) siswa cerdas istimewa di SMA Negeri 3 Kota Sukabumi.
2. Mengetahui prestasi akademik siswa cerdas istimewa dan prestasi
akademik siswa regular.
3. Mengetahui kecerdasan emosional siswa cerdas istimewa dan kecerdasan
emosional siswa regular.
4. Mengetahui kreativitas siswa cerdas istimewa dan kreativitas siswa regular.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain adalah:
1. Teoritis
a. hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan positif bagi
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya berkaitan dengan
pendidikan kebutuhan khusus.
b. hasil penelitian dapat memberikan kajian tentang penyelenggaraan
program akselerasi/percepatan dan memberikan gambaran prestasi
akademik, kecerdasan emosional dan kreativitas siswa yang mengikuti
9
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Praktis
a. bagi peneliti
Sebagai salah satu guru yang bertugas di SMA Negeri 3 Kota Sukabumi,
peneliti diharapkan mampu meningkatkan pelayanan pendidikan bagi
peserta didik khususnya peserta didik yang memiliki kemampuan cerdas
istimewa.
b. bagi guru
berdasarkan hasil penelitian ini, dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran guru diharapkan dapat meningkatkan modifikasi kurikulum
baik itu berkenaan dengan materi kurikulum yang diperkaya, proses
kegiatan belajar mengajar, produk yang diharapkan terhadap siswa dan
dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih menyenangkan
sesuai dengan kebutuhan siswa.
c. Sekolah
Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran yang objektif tentang
prosedur identifikasi siswa cerdas istimewa yang dapat mengikuti
program percepatan belajar, gambaran kurikulum yang dipergunakan,
gambaran kualifikasi guru yang mengajar di kelas akselerasi dan
evaluasi. Serta melihat gambaran prestasi akademik, kecerdasan
emosional dan kreativitas siswa yang mengikuti program percepatan
belajar dan siswa regular. Dari gambaran tersebut, sekolah diharapkan
dapat meningkatkan proses pelayanan pendidikan khususnya bagi siswa
cerdas istimewa.
E. Asumsi Penelitian
Melalui kajian kepustakaan, ada beberapa asumsi dasar yang relevan
dengan penelitian ini, yaitu:
1. Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan pendidikan, pada penjelasan Pendidikan Khusus bagi Peserta
Didik yang Memiliki potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa pasal 135,
10
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dapat berupa:
a. program percepatan; dan/atau b. program pengayaan”.
2. IQ memberikan sumbangan yang bermakna kepada prestasi belajar siswa.
Maka siswa cerdas istimewa yang diidentifikasi memiliki kemampuan
intelektual umum yang berfungsi pada taraf cerdas diharapkan dapat
menunjukkan prestasi belajar yang memuaskan.
3. Anak yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi secara biologis
diramalkan memiliki kesehatan fisik yang lebih baik, secara sosial lebih
populer dan lebih disukai oleh teman sebayanya dan oleh para guru yang sering
disebut dengan anak yang pandai bergaul, secara kognitif akan mempunyai
prestasi lebih tinggi dari temannya yang mempunyai IQ sama tetapi tidak
memiliki kecerdasan emosional tinggi. Selanjutnya Goleman menyatakan
bahwa kecerdasan emosi jauh lebih banyak memberikan sifat-sifat yang
membuat manusia lebih manusiawi dan merupakan faktor non intelektual yang
dapat memberikan sukses dalam menjalani hidup (Goleman, 2000).
4. Hasil penelitian Nuraida (2003) menyimpulkan bahwa skor kecerdasan
emosional siswa program akselerasi tidak lebih tinggi bila dibandingkan
dengan siswa regular. Seharusnya diharapkan siswa akselerasi mempunyai
kecerdasan emosional yang lebih tinggi. Dalam hal ini dapat disimpulkan
bahwa program akselerasi dengan berbasis kurikulum nasional yang dijalankan
selama ini belum dapat meningkatkan mutu kecerdasan emosional siswa
peserta akselerasi.
5. Lingkungan belajar memberi pengaruh signifikan terhadap kreativitas siswa.
Maka kreativitas perlu dikembangkan melalui penciptaan situasi pembelajaran
yang kondusif
F. Struktur Organisasi
Penelitian ini dirancang dan dilaksanakan melalui sistematika sebagai
berikut: Bab I Pendahuluan, pada bab ini memuat uraian tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, asumsi penelitian, dan
11
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
teoritis yang berisi pembahasan tentang konsep program akselerasi, serta konsep
akselerasi sebagai upaya untuk mengembangkan prestasi akademik, kecerdasan
emosional, dan kreativitas siswa cerdas istimewa. Bab III Metodologi Penelitian.
Pada bab III ini diuraikan tentang metode penelitian, subjek dan sampel
penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, prosedur dan
langkah-langkah pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV Hasil Penelitian
dan Pembahasan yang menguraikan pengolahan dan analisis data hasil penelitian
serta pembahasan hasil temuan. Dan bab V Kesimpulan dan Saran. Bab terakhir
ini memuat kesimpulan hasil penelitian serta saran yang ditujukan kepada pihak
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab tiga ini dibahas hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian,
subjek dan sampel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, prosedur
dan langkah-langkah penelitian serta teknik analisis data.
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kombinasi. Untuk menjawab
pertanyaan penelitian pertama menggunakan pendekatan kualitatif dan untuk
menjawab pertanyaan kedua, ketiga dan keempat menggunakan pendekatan
kuantitatif.
Pertanyaan penelitian pertama, dilakukan dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Sugiyono (2009) menjelaskan pengertian metode kualitatif
sebagai berikut:
“Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi”.
Untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama, peneliti mengungkapkan
gambaran penyelenggaraan program akselerasi berdasarkan proses seleksi siswa
cerdas istimewa, kurikulum yang diterapkan, kualifikasi guru yang mengajar dan
evaluasi hasil belajar pada program akselerasi dengan melakukan studi
deskriptif melalui wawancara. Melalui penelitian ini diperoleh gambaran
pelaksanaan program akselerasi yang dilaksanakan di SMA Negeri 3 Kota
Sukabumi. Selanjutnya untuk menjawab pertanyaan penelitian kedua, ketiga dan
keempat dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif, peneliti
melakukan kajian terhadap prestasi akademik, kecerdasan emosional dan
kreativitas siswa yang mengikuti program akselerasi dan siswa pada kelas
46
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
akademik, kecerdasan emosi dan kreativitas siswa yang mengikuti program
akselerasi.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi yang dijadikan sebagai bahan untuk pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah SMA Negeri 3 Kota Sukabumi. Pemilihan lokasi didasarkan
atas pertimbangan bahwa sekolah ini merupakan sekolah yang ditunjuk sebagai
salah satu sekolah penyelenggara program akselerasi sejak tahun pelajaran
2002-2003. Dan dalam Panduan Guru dan Orang Tua Pendidikan Cerdas Istimewa
(Kemendiknas, 2010) Riana Helmi dokter termuda lulusan Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta menjadi salah satu contoh siswa yang mendapatkan pelayanan
pendidikan khusus bagi siswa cerdas istimewa adalah alumni SMAN 3 Kota
Sukabumi program akselerasi angkatan ke-4.
Subjek penelitian terdiri dari: (a) wakil kepala sekolah selaku penanggung
jawab program akselerasi, (b) guru mata pelajaran yang mewakili guru yang
mengajar di kelas akselerasi dan juga mengajar di kelas regular dan (c) siswa
akselerasi angkatan ke-10 (kelas XII) dan siswa regular kelas XI SMA Negeri 3
Kota Sukabumi tahun pelajaran 2012/2013.
Secara rinci subjek penelitian adalah sebagai berikut: pada pertanyaan
penelitian pertama tentang kajian program akselerasi melibatkan 1 (satu) wakil
kepala sekolah selaku penanggungjawab program akselerasi, guru mata pelajaran
yang mengajar dikelas akselerasi yaitu guru Bahasa Indonesia, Kimia dan Fisika
Beberapa alasan pemilihan subjek adalah (a) guru tersebut mewakili guru yang
sudah lama mengajar di kelas akselerasi. (b) guru kimia selaku wali kelas
akselerasi angkatan ke-10. Dan siswa akselerasi angkatan ke-10 tahun pelajaran
2012/2013.
Untuk menjawab pertanyaan kedua, ketiga dan keempat tentang prestasi
akademik, kecerdasan emosional dan kreativitas siswa baik siswa program
akselerasi angkatan ke-10 maupun siswa regular kelas XI IPA. Pemilihan sampel
penelitian berdasarkan asumsi bahwa siswa akselerasi angkatan ke-10 (kelas XII)
47
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mendapatkan perlakuan pembelajaran dalam kurun waktu dan di sekolah yang
sama. Penentuan sampel pada penelitian ini berdasarkan rumus Isaac dan Michael
dalam Sugiono (201I). Penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan
taraf kesalahan 1%, 5%, dan 10% disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.1
PENENTUAN JUMLAH SAMPEL DARI POPULASI TERTENTU DENGAN TARAF KESALAHAN 1%, 5%, DAN 10%
48
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penelitian menggunakan sampel siswa yang diambil dari populasi dengan
tingkat kesalahan 5%. Maka berdasarkan perhitungan tersebut, jumlah sampel
siswa program akselerasi sebanyak 19 siswa dari jumlah populasi 22 siswa dan
sampel dari siswa regular kelas XI IPA sebanyak 146 siswa dari jumlah populasi
250 siswa.
C. Definisi Operasional
1. Program Akselerasi
Program akselerasi dalam penelitian ini adalah layanan pendidikan yang
diberikan kepada siswa yang diidentifikasi cerdas istimewa berdasarkan
kategori Depdiknas melalui model telescoping. Melalui program akselerasi
telescoping, siswa dapat menyelesaikan program belajar lebih cepat
dibandingkan dengan siswa regular. Pelaksanaan akselerasi akan dikaji
berdasarkan prosedur identifikasi siswa cerdas istimewa, kurikulum yang
digunakan, kualifikasi guru yang mengajar dan evaluasi siswa.
2. Prestasi Akademik
Yang dimaksud prestasi akademik dalam penelitian ini adalah adalah hasil
yang dicapai oleh seorang siswa yang mencakup aspek ranah kognitif, afektif
dan psikomotor. Prestasi ditunjukkan dengan nilai yang diberikan guru setelah
melalui kegiatan belajar selama periode tertentu melalui nilai rapor.
3. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa
dalam mengenali emosi diri atau kesadaran diri (self awareness), mengelola
emosi diri sendiri (self control), memotivasi diri sendiri (self motivation),
mengenal emosi orang lain atau empati (empathy), dan kemampuan
49
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Kreativitas
Data tentang kreativitas diperoleh melalui tes kreativitas verbal yang
dikonstruksi khusus untuk di Indonesia dan sudah berstandar nasional. Tes ini
terdiri dari enam subtes yang semuanya mengukur dimensi operasi berpikir
divergen, dengan dimensi konten verbal, tetapi masing-masing berbeda dalam
dimensi produk. Setiap subtes mengukur aspek yang berbeda dari berpikir
kreatif. “Kreativitas” atau “berpikir kreatif” secara operasional dirumuskan
sebagai suatu proses yang tercermin dari kelancaran, fleksibilitas, dan
orisinalitas dalam berpikir (Munanadar, 1999). Pelaksanaan tes dilakukan
bekerjasama dengan psikolog yang berkompeten dibidangnya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk menjawab pertanyaan penelitian, pengumpulan data dilakukan
50
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Berdasarkan Pertanyaan Penelitian
No Pertanyaan Penelitian Subjek Penelitian Teknik Pengumpulan Data Keterangan
WKS Guru S.Aksel S.Reg Wawancara S.Dok Tes
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Bagaimana gambaran pelaksanaan
program akselerasi siswa cerdas
istimewa di SMAN 3 Kota Sukabumi?
√ √ √ √
2 Bagaimanakah prestasi akademik siswa
cerdas istimewa dan prestasi akademik
siswa regular?
√ √ Nilai rapor
siswa
3 Bagaimanakah kecerdasan emosional
siswa cerdas istimewa dan kecerdasan
emosional siswa regular?
√ √ √ Angket
kecerdasan
emosional
4 Bagaimanakah kreativitas siswa cerdas
istimewa dan kreativitas siswa regular?
√ √ √ Tes kreativitas
51
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Pertanyaan Penelitian Pertama
Pertanyaan penelitian pertama, mengkaji data tentang proses pelaksanaan
program akselerasi. Menjawab pertanyaan penelitian ini, pengumpulan data
dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan
teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara.
Wawancara dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan program akselerasi
di SMA Negeri 3 Kota Sukabumi. Wawancara dilakukan kepada wakil kepala
sekolah selaku penanggung jawab program akselerasi, guru mata pelajaran yang
mengajar di kelas akselerasi dan siswa akselerasi. Berikut ini merupakan kisi-kisi
instrumen pedoman wawancara.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Pedoman Wawancara Penanggung Jawab Program Tentang Pelaksanaan Program Akselerasi
No Aspek Indikator Nomor Pertanyaan
1 2 3 4
1. Landasan
penyelenggaraan program
akselerasi
52
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Pedoman Wawancara Guru Tentang Pelaksanaan Program Akselerasi
No Aspek Indikator Nomor Pertanyaan
1 2 3 4
1. Pengalaman mengajar
1.lama mengajar
2.mendapatkan pelatihan pendidikan bagi siswa CI?
1, 2 dan 3
2. Identifikasi siswa CI
Kisi-kisi Instrumen Pedoman Wawancara Siswa Tentang Pelaksanaan Program Akselerasi
No Aspek Indikator Nomor Pertanyaan
1 2 3 4
53
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Pertanyaan Penelitian Kedua, Ketiga dan Keempat
Data penelitian yang dikaji pada pertanyaan penelitian kedua, ketiga dan
keempat adalah data prestasi akademik, data kecerdasan emosional dan data
kreativitas siswa (siswa akselerasi dan siswa regular). Pengumpulan data
dilakukan dengan berbagai teknik.
2.1 Data Prestasi Akademik
Prestasi akademik adalah hasil yang dicapai oleh seorang siswa yang
mencakup aspek ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Prestasi ditunjukkan
dengan nilai yang diberikan guru setelah melalui kegiatan belajar selama periode
tertentu melalui nilai rapor. Data prestasi akademik siswa diperoleh dengan
melihat nilai rapor yang diperoleh siswa selama belajar di SMA. Nilai rapor pada
ranah kognitif dijumlahkan dan dibagi seluruh mata pelajaran sehingga diperoleh
nilai rata-rata rapor siswa per semester.
2.2 Data Kecerdasan Emosional
Data kecerdasan emosional diperoleh melalui angket kecerdasan
emosional siswa SMA yang dikembangkan dan digunakan oleh Daryono (2011).
Angket kecerdasan emosional tersebut mengungkap aspek-aspek kecerdasan
emosional menurut Goleman, yaitu aspek kesadaran diri, mengelola emosi diri
sendiri, kemampuan memotivasi diri sendiri, kemampuan mengelola emosi orang
lain dan kemampuan hubungan sosial. Angket ini berbentuk skala penilaian
dengan lima alternative jawaban yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S),
kadang-kadang (K), tidal sesuai (TS) dan sangat tidak sesuai (STS). Berikut kisi-kisi
instrumen angket kecerdasan emosional (Daryono, 2011):
Tabel 3.6
Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Emosional
Dimensi Indikator Butir Soal
1 2 3
Kesadaran Diri Mengenal dan merasakan emosi sendiri
1, 2, dan 3
Menjelaskan penyebab
perasaan terhadap tindakan
54
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Mengenal pengaruh perasaan terhadap tindakan
6, 7 dan 8
Tidak larut dalam emosi 9 dan 10 Mengelola Emosi Bersikap toleransi terhadap
frustasi
11 dan 12
Dapat mengontrol atau mampu mengendalikan perasaan marah
Dapat memiliki kemampuan mengatasi stress
Tidak melakukan tindakan yang akan membuatnya menyesal kemudian hari
Memiliki rasa tanggung jawab 37 dan 38
Kemampuan
mengenal emosi orang lain (Empati)
Mampu menerima sudut pandang orang lain
39 dan 40
Memiliki kepekaan terhadap perasaan orang lain
41, 42, 43, 44 dan 45
Mau mendengar pendapat orang lain
46, 47 dan 48
Membina hubungan Memahami pentingnya membina hubungan dengan orang lain
49, 50, dan 51
Dapat menyelesaikan konflik dengan orang lain
52, 53 dan 54
Memiliki kemampuan
berkomunikasi dengan orang lain
55 dan 56
55
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mudah bergaul dengan orang lain
Dibutuhkan oleh teman sebayanya
60 dan 61
Memiliki perhatian terhadap kepentingan orang lain
62 dan 63
Bersikap senang berbagi rasa dan bekerjasama
64, 65 dan 66
2.3 Data Kreativitas
Data tentang kreativitas diperoleh melalui tes kreativitas vebal yang
dikonstruksi oleh fakultas Psikologi Universitas Indonesia, bagian psikologi
pendidikan dan menghasilkan nilai baku untuk umur 10-18 tahun. Pengukuran
Creativity Quotient (CQ) berdasarkan konversi jumlah nilai baku (Munandar,
1999).
Tes kreativitas verbal terdiri dari enam subtes yang semuanya mengukur
dimensi operasi berpikir divergen. Keenam subtes tersebut adalah permulaan kata,
menyusun kata, membentuk kalimat tiga kata, sifat-sifat yang sama,
macam-macam penggunaan dan apa akibatnya. Pelaksanaan tes kreativitas verbal
dilakukan bekerjasama dengan lembaga psikologi Care Indonesia Solusi. Skor
kreativitas dikelompokkan atau digolongkan menjadi 5 kategori yakni sebagai
berikut:
Tabel 3.7
Kategori Skor Kreativitas
Skor Kreativitas Skala Kategori
146 – 165 5 Tinggi Sekali
121 – 145 4 Tinggi
96 – 120 3 Sedang
71 – 95 2 Rendah
56
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
E. Prosedur dan Langkah-Langkah Penelitian
Adapun prosedur penelitian yang dilakukan dalam studi ini adalah sebagai
berikut:
Pertanyaan penelitian pertama menkaji pelaksanaan program akselerasi
yang diselenggarakan di SMA Negeri 3 Kota Sukabumi. Kegiatan yang dilakukan
adalah memotret pelaksanaan akselerasi mulai dari proses identifikasi dan seleksi
siswa cerdas istimewa, kurikulum yang dipergunakan, kualifikasi guru yang
mengajar di kelas akselerasi dan evaluasi, melalui wawancara dengan wakil
kepala sekolah selaku penanggungjawab program akselerasi, wawancara terhadap
guru yang mengajar di kelas akselerasi dan memotret pandangan siswa akselerasi
tentang pelaksanaan program akselerasi melalui wawancara. Data yang diperoleh
berupa data kualitatif.
Pada pertanyaan penelitian kedua, ketiga dan keempat, peneliti memotret
(a) prestasi akademik siswa melalui studi dokumen pada data rapor siswa. (b)
Kecerdasan emosional siswa melalui kuesioner kecerdasan emosional bagi siswa
SMA. (c) kreativitas siswa melalui tes kreativitas verbal yang dilaksanakan oleh
psikolog yang kompeten dibidangnya.. Subjek penelitian adalah siswa akselerasi
dan siswa regular. Berdasarkan data tersebut, peneliti dapat melihat prestasi
akademik, kecerdasan emosional, dan kreativitas siswa yang mengikuti program
akselerasi dan siswa yang tidak mengikuti program akselerasi.
57
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Prestasi Akademik
Kecerdasan Emosional
Kreativitas
Gambar 3.1 Prosedur penelitian
Wakasek Bid. Akselerasi
Wawancara
Siswa Akselerasi
Siswa Regular kelas XI
Kecerdasan emosional Prestasi Akademik
Pertanyaan penelitian
kedua, ketiga &
keempat
Kreativitas
Prestasi Akademik Siswa Axelerasi kelas
XII
Kecerdasan emosional
Kreativitas
Pertanyaan penelitian pertama: kajian program akselerasi
58 F. Teknik Analisis Data
Pada pertanyaan penelitian pertama diperoleh data kualitatif. Data yang
diperoleh melalui wawancara dicatat secara teliti dan rinci. Analisis data
dilakukan melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal-hal-hal yang penting dicari tema dan polanya
(Sugiono, 2011). Selanjutnya data disajikan dalam bentuk uraian, uraian makna
sehingga dapat ditarik suatu gambaran umum dari data yang diperoleh.
Pertanyaan penelitian kedua, ketiga dan keempat mengungkap prestasi
akademik, kecerdasan emosional, dan kreativitas siswa. Data dianalisis dengan
cara:
a. Data prestasi akademik diperoleh melalui data prestasi belajar siswa/nilai
rapor. Analisis data dilakukan dengan cara menghitung rata-rata prestasi
belajar setiap siswa, selanjutnya dihitung rata-rata prestasi belajar kelompok
siswa akselerasi dan kelompok siswa regular.
̅1 akseleran ̅1klp akseleran
̅2 regular ̅2klp regular
Gambar 3.2. Rata-rata Prestasi Akademik
b. Untuk menjawab profil kecerdasan emosional siswa, data dianalisis melalui
menghitung skor tingkat kecerdasan emosional pada aspek-aspek kesadaran
diri, mengelola emosi diri sendiri, kemampuan memotivasi diri, mengenal
emosi orang lain atau kemampuan berempati dan kemampuan hubungan
sosial (kerjasama dan kemampuan berkomunikasi). Sehingga didapat profil
kecerdasan emosional kelompok siswa akselerasi dan kelompok siswa regular
setiap siswa. Selanjutnya menghitung rata-rata tingkat perkembangan
emosional per siswa, dan menghitung rata-rata tingkat perkembangan
emosional kelompok siswa akselerasi dan kelompok siswa regular.
̅1 akseleran ̅1klp akseleran
59 c. Tes kreativitas dilakukan bekerjasama dengan psikolog yang berkompeten
dibidangnya. Data hasil tes dikategorikan berdasarkan skala yang sudah
ditetapkan (tabel 3.7) sehingga dapat diperoleh gambaran berapa persen siswa
akselerasi/regular yang memiliki kreativitas tinggi sekali, tinggi, sedang,
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat ditarik
kesimpulan:
1. Penyelenggaraan akselerasi yang diselenggarakan di SMA Negeri 3 Kota
Sukabumi selama ini menggunakan model telescoping, sebagai salah satu
model akselerasi penyampaian kurikulum. Pada saat ini siswa cerdas
istimewa yang mengikuti program percepatan atau akselerasi memperoleh
muatan kurikulum nasional yang sama dengan siswa regular, diferensiasi
kurikulum belum digunakan secara maksimal. Mayoritas guru yang
mengajar program akselerasi belum mendapatkan pelatihan tentang
program akselerasi dan keberhasilan program akselerasi baru dilihat dari
berhasilnya siswa lulus dengan baik dan diterima diperguruan tinggi.
2. Salah satu ciri siswa cerdas istimewa adalah memiliki kemampuan
intelektual umum di atas rata-rata, Direktorat menetapkan skor IQ minimal
130 sebagai kriteria cerdas istimewa. Dengan kemampuan intelektual
umum di atas rata-rata teman seusianya, siswa cerdas istimewa memiliki
peluang untuk berprestasi akademik lebih baik. Hal tersebut ditunjukkan
dengan perolehan rata-rata prestasi akademik siswa cerdas istimewa yang
lebih baik dibandingkan dengan rata-rata prestasi akademik siswa regular
yang signifikan pada derajat kepercayaan 95%.
3. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata skor
kecerdasan emosional siswa akselerasi dibandingkan dengan siswa
regular. Seharusnya diharapkan siswa akselerasi mempunyai kecerdasan
emosional yang lebih tinggi. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa
program akselerasi yang dijalankan selama ini belum menyentuh
93
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Terdapat perbedaan yang signifikan pada mean skor kreativitas siswa
akselerasi dan mean skor kreativitas siswa regular, dimana siswa
akselerasi memiliki mean skor kreativitas lebih tinggi dibandingkan mean
skor kreativitas siswa regular. Hal ini menunjukkan bahwa siswa
akselerasi SMA Negeri 3 Kota Sukabumi adalah siswa cerdas istimewa
sebagaimana yang menjadi salah satu ciri siswa cerdas istimewa adalah
memiliki kreativitas pada kategori tinggi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ada beberapa saran yang diajukan
baik untuk meningkatkan pelayanan terhadap siswa cerdas istimewa maupun
untuk penelitian selanjutnya, yaitu:
1. Perlu adanya peningkatan profesionalisme guru yang mengajar pada
program akselerasi melalui pelatihan tentang pemahaman dan melayani
kebutuhan siswa cerdas istimewa.
2. Sekolah juga harus mulai memberikan perhatian untuk melatih dan
mendidik siswa agar memiliki kecerdasan emosional yang tinggi
3. Peneliti hanya melakukan penelitian pada satu SMA penyelenggara
program akselerasi. Maka ada baiknya penelitian selanjutnya
menggunakan sekolah yang lebih banyak atau yang mewakili setiap Kota
atau Kabupaten sehingga hasil penelitian tersebut nantinya dapat
digeneralisasi.
4. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan dengan membandingkan prestasi
akademik, kecerdasan emosional dan kreativitas siswa cerdas istimewa
yang mengikuti program akselerasi dengan siswa cerdas istimewa yang
tetap mengikuti kelas regular.
5. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan terhadap kehidupan siswa cerdas
istimewa yang mengikuti progran akselerasi setelah lulus/menyelesaikan
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Benbow. (1986). Special Program - Gifted Education. Tesedia:
http://www.bced.gov.bc.ca/specialed/gifted/strategi.htm [06 Mei 2013]
Callahan M. C., dan Hunsaker L. S. (1991). Evaluation of Acceleration Programs. In Southern dan Jones (Ed). The Academic Acceleration of Gifted Children. London. Teachers College.
Colangello, N., Assouline, S.G., dan Gross, M.U.M. (Eds.) (2004). A Nation Deceived: How Schools Hold Back America’s brightest Students, Vols.2. Lowa City, IA: Belin-Blank International Center on Gifted Education and Talent Development.
Daryono. (2011). Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif Dalam Upaya Mengembangkan Kecerdasan Emosional Siswa. Bandung. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia.
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Pedoman Penyelenggara Program Percepatan Belajar. Jakarta. Direktorat PLB Ditjen Dikdasmen.
Departemen Pendidikan Nasional, (2009). Panduan Penyelenggaraan Pendidikan Untuk Peserta Didik Cerdas istimewa. Jakarta.
Eko Suprianto. (2012). Pengembangan Kurikulum dan Penyelenggaraan Pendidikan Cerdas Istimewa. Jakarta. Pusat Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan.
Goleman Daniel. (2000). Kecerdasan Emosional (terjemahan Hermaya T). Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hawadi, Reni Akbar. (2004). Akselerasi (A-Z Informasi Program Percepatan Belajar). Jakarta. Grasindo.
Helma. (2001). Pengembangan Alat Ukur Kecerdasan Emosional Siswa Sekolah Menengah. Bandung. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia.
Hoogeven, L. (2008). Social Emotional Consequences of Accelerating Gifted Students. CT: The National Research Center on the Gifted and Talented.
95
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kirk, Samuel, dkk. (2009). Educating Exceptional Children. New York. Houghton Mifflin Harcourt Publishing Company.
Lanawati, Sri. (1999). Hubungan antara Emotional Intelligence (EI) dan Intelligence Quotient (IQ) dengan prestasi belajar SMU Methodist.
Depok. Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia.
Masnipal. (2004). Karakteristik Guru Pendidikan Siswa Berbakat. Bandung. Tesis Universitas Pendidikan Indonesia.
Miranda D. (2004) Prestasi Akademik dan Keberbakatan Akademik. Dalam Hawadi R. (Ed). Akselerasi (A-Z Informasi Program Percepatan Belajar). Jakarta. Grasindo.
Moltzen R. (2011). Inclusive Education and Gifted and Talented. In Richards Gill and Felicity Amstrong (Ed.). Teaching and Learning in Diverse and Inclusive Classrooms. London, Routledge.
Munandar Utami. (1999). Kreativitas dan Keberbakatan (Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat). Jakarta. PT.Gramedia Pustaka Utama.
Munandar Utami. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta. PT. Rineka Cipta.
National Association for Gifted Children (NAGC). (2009). Guidelines for Developing an Academic Acceleration Policy. Lowa City. The University of Lowa.
Nuraida. (2003) Dampak Program Akselerasi Indonesia yang Berbasis Kurikulum Nasional Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Peserta Akselerasi Tingkat SMU di Jakarta. Jakarta. Gifted Review (Jurnal Keberbakatan dan Kreativitas)Universitas Indonesia.
Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Jakarta
Qohar. (2000). Prestasi Belajar Akademik. Diakses dari
http://www.prestasi+akademik_/belajarnews/235/saq8/html.
Renzulli Joseph S. (2002) Emerging Conceptions of Giftedness: Building Bridge to the New Century. Exceptionality A Spesial Education Journal Volume 10 Number 2 2002.
Robinson, A., and Clinkenbeard, P.R.,(2008). History of Giftedness: Perspectives from the past Presage Modern Scholarship. In S. I. Pfeiffer (Eds),
96
Rini Restu Handayani, 2013
Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Robinson, A., and Clinkenbeard, P.R.,(2008). History of Giftedness: Perspectives from the past Presage Modern Scholarship. In S.I.Pfeiffer (Eds), Handbook of Giftedness in Children. Springer Science+Business Media.
Shapiro, Lawrence E. (1998). Mengajar Emosional Intelligence Pada Anak. Jakarta. PT.Gramedia.
Smith J. David. (2006). Inklusi Sekolah Ramah Untuk Semua. Bandung. Nuansa
Sobur. (2006). Psikologi Umum. Bandung. Pustaka Setia.
Southern, W.T. and Jones, E.D., (1991). The Academic Acceleration of Gifted Children. New York: Teachers College Press.
Sugiono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta.
Sugiono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung. Alfabeta.
Supriadi, D. (1994). Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan IPTEK.
Bandung. Alfabeta.
Thomson Moira. (2006). Supporting Gifted and Talented Pupils in the Secondary School. London. Paul Chapman Publishing.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.
Van Tassel-Baska. (2003). Curriculum Policy Development for Gifted Programs: Converting Issues in the Field to Coherent Pratice. In Borland H. James (Ed). Rethinking Gifted Education. London. Teachers College.