MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DESA RAWAURIP KECAMATAN PANGENAN KABUPATEN
CIREBON YANG DIPERBAIKI DENGAN MENGGUNAKAN
SEMEN
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Sipil
Oleh
MUHADI
1106038
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL-S1
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2013
Karakteristik Deformasi Tanah Lempung
Lunak Di Desa Rawaurip Kecamatan
Pangenan Kabupaten Cirebon Yang
Diperbaiki Dengan Menggunakan Semen
Oleh Muhadi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Asaretkha Adjane 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LEMBAR PENGESAHAN
MUHADI
KARAKTERISTIK DEFORMASI TANAH LEMPUNG LUNAK DI DESA RAWAURIP KECAMATAN PANGENAN KABUPATEN CIREBON YANG
DIPERBAIKI DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Drs. H. Wahyu Wibowo, MT. NIP. 19530904 198803 1 001
Pembimbing II
Herwan Dermawan, ST., MT. NIP. 19800128 200812 1 001
Mengetahui
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ii ABSTRAK
Muhadi, 2013
“ Karakteristik Deformasi Tanah Lempung Lunak di Desa Rawaurip Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon yang Diperbaiki dengan
Menggunakan Semen”
Stabilisasi tanah dengan bahan semen adalah salah satu alternatif perbaikan tanah dengan menambahkan bahan aditif. Penggunaan semen untuk bahan stabilisasi tanah, karena semen mudah ditemukan banyak di Indonesia khususnya di kota Cirebon, stabilisasi tanah dengan bahan aditif semen lebih mudah daripada material lainnya. Pengujian laboratorium pada tanah semula dan tanah dengan campuran bahan aditif semen adalah sebagai indeks properties (Kadar air, Berat jenis, Batas Atterberg, dan Analisis Hidrometer) dan juga engineering properties ( Kompaksi dan Konsolidasi) mengacu pada standar ASTM.
Bahan aditif semen yang digunakan ada tiga jenis merk semen yaitu Holcim, Tiga Roda, dan Gresik. Hasil pengujian menunjukan bahwa tanah di Desa Rawaurip Kec. Pangenan kab. Cirebon dapat diklasifikasikan sebagai lempung organik. Pengujian konsolidasi menunjukkan bahwa semakin besar kadar semen nilai Angka Pori (e), Indeks Pemampatan (Cc), Recompression Index
(Cr), Swelling Index (Cs) dan Kompresi Sekunder (Cα) akan semakin mengecil,
sedangkan nilai OCR dan Koefisien Konsolidasi (Cv) akan semakin besar.
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
iii ABSTRACT Muhadi, 2013
“Characteristics of Deformation of clay soil in Rawaurip region Pangenan Cirebon which is repaired by using Cement”
Soil stabilization with cement is one of some alternative ways in soil repairing by adding some additive. Using cement for soil stabilization, because as well as cement is more easy to find and a lot in indonesia, especially in Cirebon city, soil stabilization implementation by using cement additive is more easy than another materials. Laboratory testing in insitu soil and combined soil (with cement additive substance) are as index properties (water content, specific weight, Atterberg limit, and Sieve Analysis and hydrometer) also engineering properties (compaction and consolidation) referred to ASTM standard.
There are three kinds of cement which is used in their cement additive substance such as Holcim, Tiga Roda, and Gresik. Testing result showed that soil of Rawaurip can be classified as an organic clay. Consolidation test result shown that the greater of void ratio value of cement content (e), Compression index (Cc), Recompression index (Cr), Swelling index (Cs) and Secondary Compression (Cα) will be decrease; besides OCR value and Consolidation Coefficient (Cv) will be increase.
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
vii
2.4.3 Klasifikasi Stabilisasi Dengan Semen ... 14
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
viii
3.5 Uji Batas-batas Atterberg ... 39
3.6 Uji Hodrometer ... 44
3.7 Uji Kompaksi ... 51
3.8 Uji Konsolidasi ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60
4.1 Umum ... 60
4.2 Analisa Hasil Karakteristik Material Di Lapangan dan Laboratorium ... 60
4.2.1 Klasifikasi Material Di Lapangan ... 60
4.2.2 Klasifikasi Material Berdasarkan Hasil Uji Laboratorium .. 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 81
4.1 Kesimpulan ... 81
4.2 Saran ... 84
DAFTAR PUSTAKA ... 85
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ix
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Jenis-jenis Semen Portland Berdasarkan Komposisi
Kimianya (%) ... 11
Tabel 3.1 Properties of Distilled Water ... 47
Tabel 3.2 Correction Factor For Unit Weight of Solid ... 47
Tabel 3.3 Properties Correction Factors ... 48
Tabel 3.4 Values of K For Several Unit Weight of Soil Solids and Temperature Combination ... 49
Tabel 3.5 Value of L (Effective Depth) For Use in Stokes Formula For Diameter of Particles From ASTM Soil Hidrometer 152 H ... 50
Tabel 3.6 Standard Compaction Test dan Modified Compaction ... 53
Tabel 3.7 Hubungan Antara Time Faktor (Tv) Dengan Derajat
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
x
Gambar 2.3 Laboratorium Mektan... 17
Gambar 2.4 Uji Kadar Air... 17
Gambar 2.13 Analogi Konsolidasi ... 26
Gambar 2.14 Oedometer ... 28
Gambar 2.15 Frame Alat Konsolidasi ... 32
Gambar 2.16 Sel Konsolidasi ... 32
Gambar 2.23 Timbangan Dengan Ketelitian 0,001 gram ... 33
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
xi
Gambar 2.25 Oven Pengatur Suhu ... 33
Gambar 3.1 Alur penelitian ... 34
Gambar 4.1 Material Uji Di Lapangan ... 60
Gambar 4.2 Distribusi Ukuran Butiran ... 62
Gambar 4.3 Grafik Batas Cair ... 62
Gambar 4.4 Grafik Cassagrande Plasticity USCS (1948) ... 63
Gambar 4.5 Grafik Hubungan Kadar Air (%) vs Gs ... 64
Gambar 4.6 Grafik Kompaksi dan ZAVC Semen 0% ... 65
Gambar 4.7 Grafik Kompaksi dan ZAVC Semen Holcim ... 66
Gambar 4.8 Grafik Kompaksi dan ZAVC Semen Tiga Roda ... 67
Gambar 4.9 Grafik Kompaksi dan ZAVC Semen Gresik ... 68
Gambar 4.10 Grafik Kompaksi dan ZAVC Ketiga Jenis Semen ... 69
Gambar 4.11 Grafik Berat Isi Kering Maksimum vs Kadar Semen ... 69
Gambar 4.12 Grafik Kadar Air Optimum vs Kadar Semen ... 70
Gambar 4.13 Grafik Hubungan Kadar Semen Vs OCR ... 71
Gambar 4.14 Grafik Hubungan Kadar Semen Vs ei ... 72
Gambar 4.15 Grafik Hubungan Kadar Semen Vs ef ... 73
Gambar 4.16 Grafik Hubungan Kadar Semen Vs Cc ... 74
Gambar 4.17 Grafik Hubungan Kadar Semen Vs Cs ... 75
Gambar 4.18 Grafik Hubungan Kadar Semen Vs Cr... 76
Gambar 4.19 Grafik Hubungan Kadar Semen Vs Cv ... 77
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
xii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Lembar Asistensi
LAMPIRAN 2 Surat Penunjukan Dosen Pembimbing
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah merupakan material yang selalu berhubungan dengan teknologi
konstruksi sipil. Karena besarnya pengaruh tanah terhadap perencanaan seluruh
konstruksi, maka tanah menjadi komponen yang sangat diperhatikan dalam
perencanaan konstruksi. Untuk itu, dalam perencanaan suatu konstruksi harus
dilakukan penyelidikan terhadap karakteristik dan kekuatan tanah terutama
sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kekuatan dukungan tanah dalam menahan beban
konstruksi yang ada di atasnya atau disebut juga dengan daya dukung. Dari
berbagai jenis tanah, tanah lempung adalah tanah yang banyak ditemukan dalam
kebanyakan masalah keteknikan, karena tanah lempung merupakan tanah yang
kohesif. Tanah kohesif didefinisikan sebagai kumpulan dari partikel mineral yang
mempunyai indeks plastisitas sesuai dengan batas-batas atterberg yang pada
waktu mengering membentuk suatu massa tanah yang bersatu sedemikian rupa
sehingga diperlukan suatu gaya untuk memisahkan setiap butiran mikroskopisnya.
Tanah lempung, sesuai dengan karakteristiknya adalah tanah yang dapat
mengalami penyusutan (shrinkage) dan pengembangan (swelling). Penyusutan
dan pengembangan tanah ini akan memberikan pengaruh besar terhadap
konstruksi yang ditahannya.
Bila lapisan tanah jenuh berpermeabilitas rendah dibebani, maka
tekanan air pori di dalam lapisan tersebut segerah bertambah. Perbedaan tekanan
air pori pada lapisan tanah, berakibat air mengalir kelapisan tanah dengan tekanan
air pori yang lebih rendah, yang diikuti penurunan tanahnya.
Kondisi tanah di Desa Rawaurip pantai utara Jawa Barat merupakan
tanah lempung yang sangat lunak. Tanah ini pada umumnya mempunyai daya
dukung yang rendah dan memiliki sifat kompresibel tinggi dan permeabilitas yang
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sangat rendah. Karena memiliki sifat-sifat tersebut, tanah ini cenderung memiliki
potensi penurunan konsolidasi yang besar dan dalam waktu yang cukup lama.
Untuk mengatasi waktu penurunan konsolidasi yang cukup lama, maka perlu
dilakukan perbaikan tanah pada daerah tersebut untuk mempercepat waktu
konsolidasi.
Semen adalah suatu bahan yang mempunyai sifat adhesif dan kohesif
yang mampu melekatkan fragmen-fragmen mineral menjadi suatu kesatuan massa
yang padat. Semen dikelompokan kedalam 2 (dua) jenis yaitu semen hidrolis dan
semen non-hidrolis.
Konsolidasi adalah suatu proses pengurangan volume secara
perlahan-lahan pada tana jenuh sempurna dengan permeabilitas rendah akibat pengaliran
sebagian air pori. Proses ini berlangsung terus sampai kelebihan tekanan air pori
yang disebabkan oleh kenaikan tegangan total telah benar-benar hilang. Kasus
yang paling sederhana adalah konsolidasi dapat diamati dengan pemasangan
piezometer, untuk mencatat perubahan tekanan air pori dengan waktunya.
Besarnya penurunan dapat diukur dengan berpedoman pada titik referensi
ketinggian pada tempat tertentu.
Dalam penulisan ini penulis bertujuan untuk menentukan atau mencari
karakteristik deformasi tanah lempung yang diperbaiki dengan menggunakan
semen seperti Tekanan Pra Konsolidasi (Preconsolidation Pressure), Kompresi
Asli (Virgin Compression), Rekompresi dan Pengembangan (Recompression and
Swell), Koefisien Konsolidasi (Cv), Kompresi Sekunder (Cα).
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
peneliti dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
a. Jenis tanah lempung atau tanah hitam mempunyai nilai kembang susut
yang cukup besar. Pada musim penghujan, tanah lempung akan
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
lempung akan menyusut yang cukup besar pula. Sehingga dapat
dikatakan mempunyai pergerakan yang besar.
b. Tanah lempung mempunyai sifat yang khas yaitu kohesifitas tinggi,
dalam keadaan kering bersifat keras, dan jika basah akan bersifat lunak
plastis, mengembang dan menyusut dengan cepat. Oleh karenanya
kestabilannya volumenya kecil karena pengaruh air.
1.3 Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Pendidikan Indonesia
Bandung dengan pengambilan sampel tanah di Desa Rawaurip Kecamatan
Pangenan Kabupaten Cirebon (lihat Gambar 1.1).
Gambar 1.1 Lokasi Pengambilan Sampel
(sumber : http://www.Earth.Google.com) Lokasi pengambilan
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1.4 Perumusan dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, Penulis membatasi masalah dan
merumuskan masalah sebagai berikut:
1.4.1 Batasan Masalah
1. Pembatasan pengujian ini adalah Tanah Lempung Lunak yang berada
di daerah dataran rendah Desa Rawaurip Kecamatan Pangenan
Kabupaten Cirebon.
2. Pengujian dilakukan dengan Metode Pemadatan (Compaction Test) dan
pengujian Konsolidasi (Consolidation Test) dimana sampel Tanah
dalam keadaan terganggu (disturbed).
3. Pengujian dilakukan dengan memadatkan sampel Tanah Lempung
sesudah dan sebelum pencampuran menggunkan Semen dengan
persentase tertentu.
4. Pengujian dilanjutkan dengan pengujian Konsolidasi untuk
menghilangkan tekanan air pori dalam Tanah Lempung.
1.4.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana Karakteristik Lempung Lunak yang ada di daerah dataran
rendah Desa Rawaurip Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon?
2. Bagaimana Pengaruh Semen sebagai campuran untuk meningkatkan
daya dukung Lempung Lunak ?
3. Bagaimana sifat-sifat pemampatan (perubahan volume) suatu jenis
Tanah pada saat menerima beban tertentu ?
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tujuan dari Penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana Karakteristik Lempung Lunak yang ada di
daerah dataran rendah Desa Rawaurip Kecamatan Pangenan Kabupaten
Cirebon.
2. Untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Semen sebagai campuran untuk
meningkatkan daya dukung Tanah Lempung.
3. Untuk mengetahui bagaimana sifat-sifat pemampatan (perubahan volume)
suatu jenis tanah pada saat menerima beban tertentu.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan dapat berguna sebagai bahan informasi
mengenai Tanah Lempung yang telah di perbaiki dengan menggunakan semen
dan di uji konsolidasi sehingga bisa digunakan untuk bidang teknik sipil di
Daerah yang Penulis Teliti.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisam dalam Tugas Akhir ini adalah :
BAB I
Bab ini berisikan pendahuluan tentang latar belakang, maksud dan tujuan,
serta ruang lingkup pembahasan dan sitematika penulisan tentang pengerjaan
tugas akhir.
BAB II
Bab ini berisikan tentang landasan teori tentang pengerjaan tugas akhir.
BAB III
Bab ini berisikan tentang Metodologi Penelitian tentang pengerjaan tugas
akhir.
BAB IV
Bab ini berisikan tentang Hasil dan pembahasan Penelitian yang
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan tahapan
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian yang penulis lakukan dalam penelitian ini
menggunakan metode Eksperimen di laboratorium kampus,dengan menyajikan
data secara deskriptif dengan menceritakan secara detail keadaan selama
penelitian.
3.1 Flow Chart Penelitian
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.1 Alur Penelitian
3.2 Prosedur-prosedur Penelitian
Sebelum melakukan suatu penelitian seorang penulis harus mengetahui
segala prosedur-prosedur yang mau di teliti, dalam hal ini penulis harus
menguasai segala sesuatunya tentang penelitian tersebut. Pada kesempatan ini
penulis akan mencoba meneliti tanah lempung lunak yang berada di daerah
dataran rendah di pantai utara Jawa Barat tepatnya di Desa Rawaurip Kecamatan
Pangenan Kabupaten Cirebon, yang akan mengupayakan di perbaiki dengan
menggunakan bahan campuran Semen dengan persentasi 0%, 2%, 5%, dan 10%.
Sampel tanah lempung lunak yang di ambil adalah tanah yang sifatnya terganggu
(undisturbed) dimana tanah lempung ini terkena cuaca diluar lapisan permukaan
tanah.
Penelitian ini di lakukan di laboratorium Mekanika Tanah Fakultas
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia, jalan Dr.
Setiabudi No. 207 Bandung 40154 Telp. 2013163.
Prosedur-prosedur yang di lakukan dalam penelitian ini dilakukan
berdasarkan ASTM. Dalam kesempatan ini penulis akan mencoba
pengujian-pengujian yang ada di Gambar 3.1.yaitu:
3.3 Uji Kadar air (ASTM D-2216-98)
Kadar air adalah perbandingan antara berat air dengan berat butir
tanah,dinyatakan dalam persen.
a. Maksud dan Tujuan
Maksud percobaan ini adalah untuk mengukur sifat-sifat fisis tanah.
Sedangkan tujuanya adalah sebagai bagian dari klasifikasi tanah.
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
Tanah lempung
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah:
Silinder Ring
Cawan atau Kontainer (Wadah Kecil)
Timbangan dengan Ketelitian 0,01 gram
Desikator
Oven.
c. Prosedur Uji
Adapun prosedur kerja pada praktikum ini adalah:
1. Menimbang sample tanah utuh beserta ring sampelnya.
2. Mengeringkannya di dalam oven suhu 105o C selama 24 jam.
3. Mengeluarkan sample tanah utuh beserta ring sample, mendinginkannya
terlebih dahulu, kemudian timbang sample tanah tanah beserta ring
sampelnya yang telah kering oven.
4. Mengeluarkan tanah dari dalam ring sample, kemudian menimbang ring
sample.
d. Perhitungan
Kandungan air tanah : (Berat Basah+Ring) – Berat Ring - Berat kering x 100%
Berat Tanah kering
Atau
= 100% = = 2− 1− 100%
Derajat kejenuhan (Degree of Saturation)
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
=
W2 = Berat Ring+contoh tanah
W = Berat contoh tanah = W2 – W1
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat isi butir tanah terhadap
berat isi air pada temperatur 40C, tekanan 1 atmosfir.
a. Maksud dan Tujuan
Untuk mengetahui Berat jenis tanah yang digunakan pada hubungan
fungsional antara fase udara, air, dan butiran dalam tanah dan oleh karenanya
diperlukan untuk perhitungan-perhitungan parameter indeks tanah (index
properties).
b. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu :
Tanah lempung
Air suling (Aquades)
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
Botol Erlenmeyer
Aquades
Timbangan dengan ketelitian 0.01 g
Termometer
Alat pemanas berupa kompor listrik
Oven
Evaporating dish dan mangkok porselin
Pipet
Batang pengaduk yang terbuat dari gelas
c. Prosedur Uji
1. Ambil contoh tanah seberat ± 60 g. Contoh tanah diremas dan dicampur
dengan aquades di dalam suatu cawan sehingga menyerupai bubur yang
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Adonan tanah ini kita masukkan ke dalam Erlenmeyer dan tambahkan
aquades.
3. Erlenmeyer yang berisi contoh tanah ini dipanaskan di atas kompor listrik
selama ± 10 menit supaya gelembung udaranya keluar.
4. Sesudah itu Erlenmeyer diangkat dari kompor dan ditambah dengan aquades
sampai batas kalibrasi, lalu diaduk sampai suhunya merata.
5. Jika suhunya kurang dari 45° C, Erlenmeyer dipanaskan sampai 45 - 50° C.
Muka air akan melewati batas kalibrasi lagi, kelebihan air diambil dengan
pipet. Sebelum pengukuran suhu, selalu diaduk supaya suhunya merata.
6. Erlenmeyer direndam dalam suatu dish yang berisi air agar subunya turun.
7. Aduk agar temperaturnya merata. Setelah mencapai suhu 35° C dikeluarkan
dari dish, bagian luar dikeringkan. Di sini permukaan air turun (dari batas
kalibrasi) maka perlu ditambahkan aquades sampai batas kalibrasi,
kemudian ditimbang.
8. Suhu diturunkan lagi hingga mencapai 25° C dengan cara yang sama, lalu
Erlenmeyer dikeluarkan, bagian luar dikeringkan, ditambah air hingga batas
kalibrasi dan ditimbang.
9. Larutan tanah tersebut kemudian dituangkan dalam dish yang telah
ditimbang beratnya. Tidak boleh ada tanah yang tersisa dalam Erlenmeyer,
jika perlu bilas dengan aquades hingga bersih.
10.Dish + larutan contoh tanah dioven selama 24 jam dengan suhu 110° C.
11.Berat dish + tanah kering ditimbang sehingga didapatkan berat kering tanah
(Ws).
12.Dari percobaan di atas akan didapatkan 4 harga Gs yang kemudian
dirata-rata.
d. Perhitungan
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
= 2− 1
4− 1 − 3− 2
3.5 Uji Batas-Batas Atterberg (ASTM D-4318-00)
Percobaan ini mencakup penentuan batas-batas atterberg yang meliputi batas
susut, batas plastis, dan batas cair.
a. Maksud dan Tujuan
Maksud dari uji batas-batas atterberg adalah untuk menentukan angka-angka
konsistensi atterberg, yaitu :
Batas Susut/Shringkage Limit (Ws)
Batas Plastis/Plastic Limit (Wp)
Batas Cair/Liquid Limit (WL)
Tujuan uji ini adalah untuk klasifikasi tanah butir halus.
b. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
Tanah lempung
Aquades (batas cair)
Air raksa ( batas susut)
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu :
a. Batas Susut
Ring Silinder
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
Oven dan Desikator
Kontainer kaca
Pelat kaca yang dilengkapi 3 buah jarum dan cawan kaca
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Batas Plastis
Pelat kaca
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
Kontainer
Mangkok porselin
Stikmat/jangka sorong
Oven dan Desikator c. Batas Cair
Pelat kaca dan pisau dempul
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
Kontainer sebanyak 5 buah
Alat cassagrande dengan pisau pemotongnya
Cawan porselin
Oven dan desikator
Spatula
c. Prosedur Uji
a. Batas Susut
1. Tanah yang dipergunakan dapat tanah yang terganggu.
2. Ring silinder diisi dengan contoh tanah, ratakan kedua permukaannya,
tinggi dan diameter ring terlebih dahulu diukur.
3. Contoh tanah yang dimasukan dalam oven pada temperature 105-110 0C
selama 24 jam.
4. Setelah dioven lalu dimasukan kedalam desikator selama kurang lebih 1
jam.
5. Kontainer kaca diisi dengan air raksa, permukaannya dalam kontainer
diratakan dengan pelat kaca, hal ini disebabkan karena permukaan air
raksa cembung.
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7. Letakan kontainer kaca di atas cawan kaca, lalu contoh tanah ditekan
perlahan-lahan kedalam air raksa (Hg) dalam kontainer diratakan dengan
pelat kaca.
8. Timbang berat cawan kaca + Hg yang tumpah.
b. Batas Plastis
1. Masukan contoh tanah dalam mangkok, diremas-remas sampai lembut,
ditambahkan aquades sedikit dan diaduk sampai homogen.
2. Letakan contoh tanah adukan itu diatas pelat kaca dan digulung-gulung
dengan telapak (3 mm). akan dijumpai 3 keadaan yaitu :
Gulungan terlalu basah sehingga dengan diameter 1/8 inch tanah belum retak
Gulungan terlalu kering sehingga sewaktu diameter belum mencapai 1/8 inch, gulungan tanah sudah mulai retak.
Gulungan dengan kadar air tepat, yaitu gulungan mulai retak sewaktu mencapai diameter 1/8 inch.
3. Timbang kontainer sebanyak 3 buah.
4. Gulungan tanah tersebut dimasukan kedalam container, tiap container
berisi 5 buah gulungan, dengan berat masing-masing minimum ± 5 gram.
Ketiga kontainer yang berisi gulungan tanah tersebut dimasukan dalam
oven ± 24 jam pada suhu 105-110 0C.
5. Setelah dioven lalu dimasukan kedalam desikator selama kurang lebih 1
jam, lalu ditimbang.
6. Harga rata-rata kadar air dari percobaan diatas adalah batas plastisnya.
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Contoh tanah diambil secukupnya, ditaruh dalam cawan porselin dan
ditumbuk dengan penumbuk karet, diberi aquades dan diaduk sampai
homogen.
2. Pindahkan tanah tersebut keatas plat kaca dan di aduk sampai homogen
dengan pisau dempul, bagian yang kasar dibuang.
3. Ambil sebagian dari contoh tanah, dan dimasukan dalam alat cassagrande
dipotong dengan grooving tool dengan posisi tegak lurus, sehingga
didapat jalur tengah.
4. Alat cassagrande diputar dengan kecepatan konstan 2 putaran/detik.
Mangkok akan terangkat dan jatuh dengan ketinggian 10 mm (sudah
distel).
5. Percobaan dihentikan jika bagian yang terpotong seudah merapat, dan
dicatat banyaknya ketukan, biasanya harus berkisar antara 10-100
ketukan.
6. Tanah pada bagian yang merapat diambil dan dimasukan dalam oven,
ditempatkan dalam kontainer yang telah ditimbang beratnya. Sebelum
dimasukkan dalam oven tanah + kontainer ditimbang.
7. Setelah dioven selama 24 jam pada temperatur 105-110 0C, baru
dimasukkan kedalam desikator selama ± 1 jam untuk mencegah
penyerapan uap air dari udara.
8. Percobaan diatas dilakukan 5 kali.
9. Segera dilakukan penimbangan sesudah keluar dari desikator.
10. Setelah kadar air didapat, dibuat grafik hubungan antara kadar air dengan
jumlah ketukan dalam kertas skala semi-log. Grafik ini secara teoritis
merupakan garis lurus.
11. Kadar air dimana jumlah ketukan 25 kali disebut batas cair. Batas cair ini
diulangi dengan tanah yang telah dimasukan kedalam oven, tanah
tersebut ditambahkan aquades secukupnya, prosedur selanjutnya sama
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
d. Perhitungan
Indeks plastisitas (Ip)
Ip= WL-WP
Indeks Alir (If)
= ∆
∆ �
Indeks kekakuan (It)
=
Indeks kecairan (I1)
1 =
−
Indeks konsistensi (Ic)
= −
3.6 Uji Hidrometer (ASTM D-442-63(98))
Metode ini mencakup penentuan dari distribusi ukuran butir tanah yang lolos
saringan No. 200
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Analisis hidrometer adalah metode untuk menghitung distribusi ukuran butir
tanah berdasarkan sedimentasi tanah dalam air, kadang disebut juga uji
sedimentasi. Analisis hidrometer ini bertujuan untuk mengetahui pembagian
ukuran butir tanah yang berbutir halus.
b. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah :
Tanah lempung
Air
Aquades
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu :
Satu buah hydrometer tipe ASTM -152 H
Dua buah tabung gelas dengan volume 1000 cc
Stopwatch
Mixer dan mangkoknya
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
Termometer
Dish
Oven
c. Prosedur Uji
1. Larutan dimasukan kedalam satu tabung gelas dan tambah air hingga volume
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Tabung yang berisi larutan tanah dikocok selama 30 detik, hydrometer
dimasukkan. Pembacaan dilakukan pada menit ke 0, 1, 2, 4 dengan catatan
untuk tiap-tiap pembacaan, hydrometer hanya diperkenankan 10 detik dalam
larutan, selebihnya hydrometer dimasukkan dalam tabung yang berisi aquades.
Temperature juga diukur pada setelah pembacaan.
3. Tabung dikocok lagi dan pembacaan diulang seperti diatas, ini dilakukan 3 kali
dan di ambil harga rata-ratanya.
4. Setelah ini dilanjutkan pembacaan tanpa mengocok, pembacaan dilakukan
pada menit ke 8, 30, 45, 60, 90, 210, 1290, 1440. Pada tiap-tiap pembacaan
hydrometer diangkat dan diukur temperaturnya.
5. Setelah semua pembacaan selesai, larutan dituang dalam dish yang telah
ditimbang beratnya, kemudian dimasukkan dalam oven selama 24 jam pada
temperature 105-110 0C untuk mendapatkan berat keringnya.
6. Dari percobaan diatas dapat dihitung persen lebih halusnya, dan dengan
menggunakan chart dapat dihitung ekuivalennya.
7. Dari hasil perhitungan di atas dapat dibuat grain size distribution curvenya.
d. Perhitungan
% = � 100%
Dimana :
a = Faktor koreksi = 1,65 2,65 −1
= atau juga dapat dilihat dari table 3.4
Rc = koreksi pembacaan hydrometer = Ra-Co-Ct
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Co = Koreksi nol (zero correction)
Ct = Koreksi suhu, dilihat dari table 3.5
=
Dimana :
D = Diamter butir (mm)
L = Effective depth (cm), dari table 3.6
t = Elepsed time (menit)
Ƞ = Viskositas aquades (poise), dari table 3.3
GS = Specific gravity of soil
Gw = specific gravity of water, dilihat dari table 3.3
K = 30�
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.1 Properties of Distilled Water
Temperatur
Tabel 3.2 Correction Faktor for Unit Weight of Solid
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2.60 1.01
2.55 1.02
2.50 1.04
Sumber : Dermawan. Herwan (2010:3)
Tabel 3.3Properties Correction Factors
Temperatur
(C)
Ct
18 -0.50
19 -0.30
20 0.00
21 0.20
22 0.40
23 0.70
24 1.00
25 1.30
26 1.65
27 2.00
28 2.50
29 3.05
30 3.80
Sumber : Dermawan. Herwan (2010:3)
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.4 Values of K for Several Unit Weight of Soil Solids and Temperature Combination
Temperatur Unit Weight of Soil Solid
(C) 2.50 2.55 2.60 2.65 2.70 2.75 2.80 2.85
16 0.0151 0.0148 0.0146 0.0144 0.0141 0.0139 0.0137 0.0136
17 0.0149 0.0146 0.0144 0.0142 0.0140 0.0138 0.0136 0.0134
18 0.0148 0.0144 0.0142 0.0140 0.0138 0.0136 0.0134 0.0132
19 0.0145 0.0143 0.0140 0.0138 0.0136 0.0134 0.0132 0.0131
20 0.0143 0.0141 0.0139 0.0137 0.0134 0.0133 0.0131 0.0129
21 0.0141 0.0139 0.0137 0.0135 0.0133 0.0131 0.0129 0.0127
22 0.0140 0.0137 0.0135 0.0133 0.0131 0.0129 0.0128 0.0126
23 0.0138 0.0136 0.0134 0.0132 0.0130 0.0128 0.0126 0.0124
24 0.0137 0.0134 0.0132 0.0130 0.0128 0.0126 0.0125 0.0123
25 0.0135 0.0133 0.0131 0.0129 0.0127 0.0125 0.0123 0.0122
26 0.0131 0.0131 0.0129 0.0127 0.0125 0.0124 0.0122 0.0120
27 0.0132 0.0130 0.0128 0.0126 0.0124 0.0122 0.0120 0.0119
28 0.0130 0.0128 0.0126 0.0124 0.0123 0.0121 0.0119 0.0117
29 0.0129 0.0127 0.0125 0.0123 0.0121 0.0120 0.0118 0.0116
30 0.0128 0.012.6 0.0124 0.0122 0.0120 0.0118 0.0117 0.0115
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.5Value of L (Effective Depth) for Use in Stokes Formula for Diameter of
Particles from ASTM Soil Hydrometer 152 H
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.7 Uji Kompaksi (ASTM D-698 dan ASTM D-1557)
Pemadatan adalah suatu proses dimana udara pada pori-pori tanah dikeluarkan
dengan suatu cara mekanis (digilas/ditumbuk).
a. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan uji kompaksi adalah untuk mendapatkan kadar air
optimum dan berat isi kering maksimum pada suatu proses pemadatan.
b. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam percobaan kompaksi adalah :
Tanah lempung ± 25 kg
Peralatan yang digunakan pada percobaan kompaksi ini yaitu :
Alat kompaksi :
1. Mold dengan tinggi 4,6”, diameter 4” volume 1/30 cu-ft.
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Hammer dengan berat 5,5 lb atau 10 lb, diameter 2”, tinggi jatuh 12”
atau 18”.
Sprayer untuk menyemprot air ke tanah
Ayakan no.4
Pisau, scoop, palu karet.
Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram atau 0,01 gram
Oven, desikator, container
c. Prosedur Uji
1. Siapkan contoh tanah yang akan diuji ± 25 kg dimana tanah sudah
dibersihkan dari akar-akaran dan kotoran lain.
2. Tanah dijemur sampai kering udara (air drained), atau dikeringkan dalam
oven dengan suhu 60 0C.
3. Gumpalan-gumpalan tanah dihancurkan dengan palu karet agar butir tanah
tidak ikut hancur.
4. Contoh tanah kering dalam keadaan lepas diayak dengan ayakan no.4, hasil
ayakan dipergunakan.
5. Tanah hasil ayakan sebanayak ± 3 kg disemprot air untuk mendapat hasil
contoh tanah dengan kebasahan merata sehingga bisa dikepal tapi masih
mudah lepas (hancur).
6. Mold yang akan dipergunakan dibersihkan, ditimbang beratnya dan diukur
volumenya (biasanya volume mold = 1/30 cu-ft). isikan contoh tanah
kedalam mold setelah 1”-2” (modified) atau 2”-4” (standard).
7. Tumbuk dengan hammer sebanyak 25 kali pada tempat yang berlainan.
Hammer yang dipergunakan disesuaikan dengan cara percobaan.
8. Isikan lagi untuk lapis berikutnya dan tumbuk sebanyak 25 kali.
9. Pengisian diteruskan sebanyak 5 lapisan untuk modified atau 3 lapisan
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sambungan tabung (collar) pada mold agar pada waktu penumbukan
hammer tidak meleset keluar.
10. Buka sambungan tabung di atasnya dan ratakan permukaan tanahnya
dengan pisau.
11. Mold dan contoh tanah ditimbang.
12. Tanah dikeluarkan dengan bantuan dongkrak dan diambil bagian atas (A),
tengah (T), dan bawah (B), masing-masing ± 30 gram kemudaian di oven
selama 24 jam.
13. Setelah 24 jam dioven, container + tanah kering ditimbang.
14. Dengan mengambil harga rata-rata dari air ketiganya didapat nilai kadar air
nya.
15. Percobaan dilakukan sebanyak minimum 5 kali dengan setiap menambah
kadar airnya sehingga dapat dibuat grafik berat isi kering terhadap kadar air.
d. Perhitungan
1. Berat isi kering (d) dapat dihitung dengan rumus :
� =
(1 + )
Dimana :
W = Berat total tanah kompaksi bahan dalam mold
V = Volume Mold
w = Kadar air kompaksi
2. Untuk menggambarkan Zero Air Voids Curve dihitung dengan memakai
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
� = �
1 + ( / )
Dimana :
Gs = Berat jenis tanah
w = Berat volume air
w = Kadar Air
Sr = Derajat kejenuhan
Tabel 3.6. Standard Compaction Test dan Modified Compaction
Standard Modified
Mold Diameter 4 inch 4 inch Isi 1/30 cubic feet 1/30 cubic feet
Hamer Berat 5.5 pound 10 pound Tinggi jatuh 12 inch 18 inch
Lapisan 3 Lapisan 5 Lapisan
Jumlah Pukulan 25 x /lapis 25 x /lapis
Energi ± 12400 ft-lb/cu-ft ± 56000 ft-lb/cu-ft
Sumber : Dermawan. Herwan (2010:6)
3.8 Uji Konsolidasi
Uji konsolidasi dilakukan pada tanah lempung atau lanau yang jenuh air
berdasarkan teori Terzaghi. Khusus untuk tanah ekspansif dan tanah organik,
maka tidak termasuk dalam lingkup pengujian ini.
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Maksud uji konsolidasi adalah memberikan beban secara bertahap kepada
tanah dan mengukur perubahan volume (atau perubahan tinggi) contoh tanah
terhadap waktu.
Tujuan dari uji konsolidasi adalah untuk menentukan sifat kemampatan
tanah dan karakteristik konsolidasinya yang merupakan fungsi permeabilitas tanah.
b. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam uji konsolidasi ini adalah :
Tanah Lempung
Semen (0%, 2%, 5%, dan 10%)
Aquades
Peralatan yang digunakan pada uji konsolidasi ini yaitu :
Alat konsolidasi, terdiri dari 2 bagian : a. Alat pembebanan
b. Alat konsolidasi
Arloji ukur
Peralatan untuk meletakkan contoh tanah kedalam ring konsolidasi
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram dan 0,1 gram
Oven
Desikator
Stopwatch
Alat pemotong yang merupakan pisau tipis dan tajam serta pisau kawat.
Penggarsi (Scale).
c. Prosedur Uji
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Ambil contoh tanah yang telah di campur dengan menggunakan semen
dengan persentase semen 0%, 2%, 5%, 10%,dengan diameter yang sama
dengan diameter ring.
3. Masukan contoh tanah tadi kedalam ring dengan hati-hati, lapisan atas harus
terletak di bagian atas.
4. Contoh tanah dan ring ditimbang.
5. Tempatkan batu pori pada bagian atas dan bawah ring sehingga contoh tanah
yang telah dilapisi kertas pori terapit oleh kedua batu pori. Kemudian
masukkan dalam sel konsolidasi.
6. Pasang pelat penumpu diatas batu pori.
7. Letakkan sel konsolidasi yang sudah berisi contoh tanah pada alat konsolidasi,
bagian yang runcing dari pelat penumpu tepat menyentuh alat pembebanan.
8. Aturlah kedudukan arloji pengukur penurunan, kemudian dibaca dan dicatat.
9. Pasanglah beban pertama sehingga tekanan pada contoh mencapai besar 0,25
kg/cm2 . lakukan pembacaan pada detik ke 6, 15, 30, dan pada menit ke 1, 2,
4, 8, 15, 30, 60, 90, 120, 180, 330, 420, 1140. Setelah beban dipasang.
Sesudah pembacaan 1 menit sel konsolidasi diisi air.
10. Setelah beban bekerja 24 jam pembacaan arloji yang terakhir dicatat. Pasang
beban kedua sebesar beban pertama sehingga tekanan menjadi 2x semula.
Kemudian baca dan catat arlojji seperti pada butir 9.
11. Lakukan butir 9 dan 10 untuk beban-beban selanjutnya. Contoh tanah diberi
beban-beban ¼ kg/cm2, ½ kg/cm2 , 1 kg/cm2 , 2 kg/cm2 , 4 kg/cm2 , 8 kg/cm2
dan seterusnya dengan LIR (load increment ratio) =1. Besarnya beban
maksimum yang di berikan tergantung pada tegangan yang akan bekerja pada
lapisan tanah tersebut.
12. Setelah beban 8 kg/cm2 dikerjakan selama 24 jam, beban dikurangi hingga
mencapai 2 kg/cm2 dan kemudian ¼ kg/cm2. Beban-beban tersebut dibiarkan
selama 4 jam, dan dibaca besar pengembangannya dari masing-masing beban
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
13. Setelah pembacaan terakhir dicatat, keluarkan contoh tanah dan ring dari sel
konsolidasi, kemudian batu pori diambil dari permukaan atas dan bawah.
14. Timbang ring yang berisi contoh tanah setelah dibersihkan dari genangan air
yang terdapat pada sel konsolidasi.
15. Masukkan ring yang berisi contoh tanah tersebut kedalam oven selama 24
jam untuk mengetahui berat kering contoh tanah.
d. Perhitungan
Tentukan berat jenis (Gs) dari contoh tanah yang dicari dari pengujian tersendiri.
Hitung berat tanah basah, berat isi, kadar air, contoh setelah dan sebelum pembebanan.dan hitung pula berat tanah keringnya (Ws).
Hitung tinggi efektif contoh tanah dengan rumus sebagai berikut :
=
Hitung angka pori semula
0 =
Dimana :
Hv = Tinggi pori (Hi-Hs)
Hitung angka pori mula-mula pada setiap pembebanan.
∆ =∆
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
= 0− ∆
Hitung derajat kejenuhan (Sr) sebelum dan sesudah percobaan.
= .
Tentukan harga koefisien konsolidasi (Cv) ada dua cara untuk menentukan (Cv) yaitu :
Log Fitting Method
Buat grafik penurunan terhadap log waktu dari setiap pembebanan (skala semi log)
Dua bagian yaitu bagian tengah dan bagian akhir diteruskan hingga perpotongan pada R100 (100% konsolidasi)
Titik koreksi nol R0 terletak pada sebuah titik pada grafik disekitar
pambacaan 0,1 menit, dengan jarak sama dengan jarak vertical titik
tersebut dengan suatu titik pada grafik yang pada waktunya 4 x lebih
besar, sebaiknya dilakukan koreksi paling tidak dua kali
R50 adalah setengah dari jumlah R0 dan R100. Dengan diketahuinya
t50 (waktu untuk mencapai konsolidasi 50%)
Hitung harga koefisien konsolidasi pada setiap pembebanan dengan rumus :
=0,197 2
50
Dimana :
0,197 = Time factor 90% konsolidasi
cv = Koefisien konsolidasi (Cm2/detik)
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
t50 = waktu untuk mencapai 50% konsolidasi (detik)
Hitung harga primary compression ratio (r), dengan rumus :
Log Fitting Method
= 0− 100
−
Dimana :
r = Primary compression ratio
R0 = Titik koreksi nol
R100 = Pembacaan penurunan pada 100% konsolidasi dari log fitting
method.
R90 = Pembacaan penurunan pada 90% konsolidasi dari square root
fitting method.
RI = Pembacaan penurunan pada awal percobaan
Rf = Pembacaan penurunan pada akhir percobaan
Hitung harga compression index (Cc). buat grafik hubungan antara angka pori e dengan log tekanan. Kemiringan grafik ini adalah harga compression
index.
=
10�
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
� =0,435 � Dimana :
P = Harga peningkatan tekanan rata-rata ½ (P1+P2)
Harga av dapat juga diperoleh dengan membuat grafik hubungan antara angka
pori e dengan tekanan (skala biasa). Kemiringan grafik ini merupakan harga
av
Harga Coefficient of volume compressibility (mv)
= �
1 + 0
Harga koefisien permeabilitas (k) koefisien permeabilitas dapat dihitung dari rumus:
= � � 1 + Dimana :
w = Berat isi air
Indeks Pemampatan Sekunder sebanding dengan logaritma dari waktu dan kemiringan konsolidasi primer (itu sangat tergantung pada tegangan
efektif akhir tanah) :
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sumber : Dermawan. Herwan (2010:7) Time faktor
(Tv)
Derajat Konsolidasi
(U)
20 0.031
40 0.126
50 0.197
60 0.287
80 0.565
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan keseluruhan hasil dari penelitian dan pembahasan tugas akhir
ini maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil pengujian sifat fisik, tanah yang di teliti termasuk tanah
yang berbutir halus yaitu tanah lempung organik dengan kadar air tanah asli
96.867%, lempung dalam kondisi kering mempunyai nilai Liquid Limit 97.2
%, Plastic Limit 39,342 %, Plastisity Index 57.858 %, Spesific Gravity didapat
2,45 dengan kandungan clay sebesar 100%. Dan sampel uji ini termasuk
klasifikasi MH&OH.
Hasil Spesific Gravity dari ketiga semen didapat yaitu :
Jenis Semen Kadar Semen (%) Gs
2. Pengujian Kompaksi dengan modified proctor didapat kadar air optimum
(optimum moisture content) sebesar 29.75% (Tanah Asli), Serta didapatkan
berat isi kering maksimum (Maximum Dry Density /MDD) 1,32 gram/cm3.
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sedangkan pengujian kompaksi dengan campuran tiga jenis semen di dapat:
Jenis Semen Kadar Semen (%) ϒdry (gr/cm
3. Dari pengujian konsolidasi lempung asli dengan kedalaman sampel 1-1.5
meter didapat, tegangan efektif yaitu 1.05 kg/cm2, nilai OCR 1.667, angka
pori inisial 0.887 cm, angka pori akhir 0.435, Indeks Pemampatan (Cc) 0.580,
Rebound Index (Cr) 0.147, Swelling Index (Cs) 0.245, Koefisien Konsolidasi
(Cv) 0.000078 cm2/sec, dan Kompresi Sekunder (Cα) 0.00000027.
Pengujian konsolidasi dengan campuran tiga jenis semen tersebut dengan
presentase yang bervariasi sebagai berikut :
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
8 2% Gresik 1.724 0.831 0.395 0.543 0.134 0.157 2.10E-04 2.22E-08
9 5% Gresik 1.829 0.449 0.329 0.287 0.066 0.066 3.60E-03 2.30E-08
10 10% Gresik 1.895 0.417 0.271 0.136 0.040 0.045 3.70E-03 2.10E-09
Semakin besar kadar semen nilai Angka Pori, Indeks Pemampatan,
Recompression Index, Swelling Index dan Kompresi Sekunder akan semakin
mengecil, sedangkan nilai OCR dan Koefisien Konsolidasi semakin besar.
Yang tentunya sangat bermanfaat dari segi konstruksi.
4. Bahwa dengan menggunakan Semen dapat memperbaiki/menstabilisasi tanah
lempung yang ada di Desa Rawaurip Kecamatan Pangenan Kabupaten
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1.2Saran
Dari proses dalam penyusunan Tugas Akhir ini, ada beberapa saran yang ingin
dikemukakan, yang diharapkan dapat berguna bagi perkembangan penelitian
selanjutya, diantaranya :
1. Dikarenakan lempung organik bersifat lunak dan membutuhkan waktu lama
dalam proses pengeringannya, maka disarankan untuk mengambilnya disaat
musim kemarau.
2. Carilah tempat yang strategis untuk pengambilan sampel agar mudah dijangkau.
Sampel yang di ambil sebaiknya melebihi dari jumlah yang sudah di
perhitungkan untuk mengantisipasi kegagalan dalam proses penelitian.
3. Dalam penelitian ini menggunakan persentase penambahan Semen sebesar 2%,
5%, 10% dari tiga jenis merk Semen, maka perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut dengan persentase penambahan Semen yang lebih bervariasi dan jenis
semen yang lain.
4. Dalam pengujian kompaksi yang peneliti laksanakan kurva lebih dekat dengan
ZAVC 80% jadi masih memungkinkan adanya deformasi sampai mendekati
ZAVC 100%, maka peneliti manyarankan untuk peneliti selanjutnya bisa
mendapatkan hasil yang bisa mendekati dengan garis maksimum yaitu ZAVC
100%.
5. Dikarenakan pada penelitian ini tidak diteliti kandungan mineral pada lempung
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
untuk mengetahui kandungan mineralnya,karena lempung organik memiliki
kandungan mineral yang sangat besar.
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Alfreds, Jumikis. “Soil Mechanics”. Van Nostrand.
“Annual Book of ASTM Standard”.
Cement and Concrete Institute. 2010. “Fibre Reinforced Concrete”. Leaflet.
Published by the Cement & Concrete Institute, Midrand.
Das, Braja M. (2011). Advanced Soil Mechanics Thrid Edition.Taylor and
Francis. 270 Madison Ave, New York, NY 10016. USA
Dermawan, Herwan. (2010). Laporan Mekanika Tanah. Bandung : Universitas
Pendidikan Indonesia
Hary, Christady Hardiyatmo. (1992) “ Mekanika Tanah I ” Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama
Prakash, Shamser. (1981), “Soil Dynamics”’ McGraw-Hill Inc., USA
Santosa, Budi. Suprapto, Heri. HS, Suryadi. (1998). Dasar Mekanika Tanah.
Jakarta : Gunadarma
Suardi, E 2003. “ Study Pengaruh Aditif Semen Terhadap Konsolidasi Tanah
Lempung”. Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Volume 1, Nomer 1 Oktober 2003.
Shirley, “Geoteknik dan Mekanika Tanah”. Bandung : Nova.
Sunggono, Ir. (1979). “Buku Teknik Sipil”. Bandung: Nova.
Sunggono, Ir. (1984). “Mekanika Tanah”. Bandung: Nova.
Sutedjo, Mulyani Mul dan Kartaspoetra., A.G. 1991. Pengantar Ilmu Tanah.
Jakarta: Rineka Cipta
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
UPI. (2012). “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah”. Bandung: Terbatas untuk
lingkungan UPI.
Wesley, Laurence. (2012). “Mekanika Tanah untuk Tanah Endapan & Residu”.
Yogyakarta: Andi.
Wibowo, Wahyu. (2010). “Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat-alat Berat”
Achmadbasuki (2011) [Online]
Tersedia: http:// wordpress.com/2011/12/11/fondasi-di-atas-tanah-lempung/
[28 desember 2012]
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook. [Online]
Tersedia: http://belajar-teknik-sipil.blogspot.com/2011/03/pengertian-tanah.html
[28 Desember 2012]
http://www.Earth.Google.com [ 16 desember 2012 ]
http://id.wikipedia.org/wiki/Lempung [ 30 desember 2012]
Vidayanti, D. Konsolidasi Pada Tanah [ Online ]
Tersedia: http://kk.mercubuana.ac.id/files/11018-2-912293668189.pdf
MUHADI, 2013
Krakteristik deformasi tanah lempung lunak di desa rawa urip kecamatan panganan kabupaten CIREBON yang diperbaki dengan menggunakan sement
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu