• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN PEMBERIAN MOTIVASI OLEH GURU DENGAN FUNGSI PERPUSTAKAAN BAGI SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN PEMBERIAN MOTIVASI OLEH GURU DENGAN FUNGSI PERPUSTAKAAN BAGI SISWA."

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH

DAN PEMBERIAN MOTIVASI OLEH GURU

DENGAN FUNGSI PERPUSTAKAAN BAGI SISWA

T E S I S

Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis

Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung

untuk memenuhi sebagian dari syarat

Program Pasca Sarjana Strata 2 ( dua ) Bidang

Studi Administrasi Pendidikan

Oleh

Yooke Tjuparmah S. Komaruddin

Nomor Pokok : 402/A/XVI-8

FAKULTAS PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN B A N D U N G

1 9 8 9

(2)

DISETUJUI DAN DISYAHKAN OLEH PEMBIMBING

Prof DR. H. Achmad Sanusi Pembimbing I

Prof. DR. H. Engkoswara, M.Ed.

Pembimbing II

FAKULTAS PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

B A N D U N G

(3)

Show me a poor library,

I'll show you a poor education.

( Donald Emory )

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini bermaksud mengungkapkan permasalahan :

"Sejauh manakah hubungan antara pengadministrasian perpus

takaan sekolah dan pemberian motivasi oleh guru

kepada

siswa yang berkemampuan membaca baik dan berprestasi baik

dengan fungsi perpustakaan bagi

siswa tersebut ?"

Untuk keperluan ini peneliti mengajukan hipotesis :

"Apabila pengadministrasian perpustakaan efektif dan pem

berian motivasi kepada siswa baik, maka perpustakaan akan

berfungsi bagi siswa berprestasi dan berkemampuan membaca

baik".

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa fungsi

perpustakaan bagi siswa ditentukan

oleh kesiapan pengad

-ministrasian perpustakaan sekolahnya. Sedangkan pemberian

motivasi oleh guru kepada siswa belum diikuti oleh gerak

positif pengadministrasian perpustakaan.

£ada umumnya prestasi belajar siswa belum merupakan

fungsi kemampuan membaca siswa dan sebaliknya, kecuali

bagi siswa SMA Negeri 7 Bandung. Hal ini disebabkan iantara

lain karena prestasi belajar dan kemampuan membaca siswa

belum atau tidak terkembangkan oleh koleksi perpustakaan

sekolahnya. Penelitian ini ternyata memunculkan masalah

baru untuk penelitian selanjutnya.

(5)

DAPTAR ISI

KATA PENGANTAR

*•

UCAPAN TERIMA KASIH ±±±

DAPTAR GAMBAR-

**!

DAFTAR TABEL

xiii|

ABSTRAK

xvi!

BAB I : PENDAHULUAN

A. Permasalahan 1

1. Latar belakang masalah ...

1

2. Rumusan permasalahan

••••

'^

B. Tujuan Penelitian

19

C. fentingnya Penelitian 21

BAB II : ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH,

PEM-BERIAN MOTIVASI OLEH GURU DAN FUNGSI PERPUSTAKAAN BAGI SISWA .-:' «.

A. Administrasi Perpustakaan Sekolah.

1. Sekolah dan Perpustakaan 22

2. Ruang Lingkup Administrasi Per

pustakaan 34

3. Pemahaman Berbagai Pelayanan

Perpustakaan

••

«

55

4. Kreativitas Pustakawan dalam

Perabinaan Perpustakaan j6

(6)

B. Peranan Guru dalam Perpustakaan

1. Guru sebagai pengajar 84

2. Guru sebagai motivator

89

3. Guru sebagai anggota team perpustakaan

sekolah 95

C. Siswa sebagai Pemakai Perpustakaan

1. Fungsi Perpustakaan Bagi Siswa

99

2. Kemarapuan Membaca Siswa ^

102

D. Penelitian Sebelumnya

1. Penelitian di Amerika Serikat 112

2. Percobaan Isabel Schon 112

3. ^enelitian di Cranfield Inggris 113

E. Kesimpulan Hasil Studi Kepustakaan dan Pe

-nelitian sebelumnya 120

BAB III : PROSEDUR PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

126

B. Metode Penelitian 128

C. Anggapan Dasar dan Hipotesis 129

D. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

pengumpul data 132

BAB IV : HASIL PENELITIAN

A. Pengolahan dan Analisis Data 143

1. Distribusi Data 144

(7)

2. Pengujian Hipotesis

149

*

B. Diskusi Hasil Penelitian

1. Hubungan antara pengadministrasian

perpustakaan sekolah dengan fungsi

perpustakaan bagi siswa

164

2. Pemberian motivasi oleh guru kepada

siswa dalam kaitannya dengan fungsi

perpustakaan bagi siswa

174

3. Hubungan antara kemampuan membaca

dengan prestasi belajaa siswa

178

4. Hubungan antara Kemampuan Membaca

dan prestasi belajar siswa

dengan

Fungsi Perpustakaan

1Q1

5. Perbedaan fungsi perpustakaan bagi

siswa

183

BAB V

: KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

185

B. Saran-Saran

188

C. Penelitian Lebih Lanjut

190

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Daftar Kepustakaan

19

B. Instrumen-Instrumen Penelitian

21 7

C. Pengolahan Data

(8)

DAFTAR GAMBAR

Nomor hal.

1. Garis Kekuasaan di Sebuah Sekolah Besar 5

2; S^rangka Penelitian

-.

18

3. Proses Interaksi Bahan Pustaka dan Pengajaran ..

26

4. Model Kegiatan Untuk Pusat Belajar Siswa

30

5. Organisasi dan Pelayanan Perpustakaan Sekolah .. 39

6. Pola Organisasi Model Doughnut

41

7. Urutan Langkah Akuisisi 44

8. Bagan .Rancangan Sistem Instruksional 46

9. Langkah-lang kah Prosedur Penganggaran

52

10. Pelayanan Perpustakaan 58

11. Modifikasi Sistem Pelayanan Informasi di Perpus

takaan Sekolah Menengah Atas

g0

12. Arus Informasi dalam Suatu Continuous Progress

School 62

13. Alur ringkas Pelayanan Referens 71

14. Kriteria Pustakawan Referens

72

15. Modifikasi Model Motivasi Porter and Lawler

.

94

16. Metode Membaca Telaah Isi 108

17. Panca Untai Membaca Pengarahan Diri Ill

18. Nilai yang disajikan Siswa dari Sistem Perpus

-takaan H£

19. Hubungan antara Variabel X1, Variabel X2 dengan

Variabel Y

152

(9)

20. Hubungan antara Variabel Y-, dengan Variabel Y2

156

21. Hubungan antara Variabel Y1 dengan Variabel Y

158

22. Hubungan antara Variabel Y2 dengan Variabel Y

160

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel nomor : halaman :

1. Validitas dan reliabilitas Instrumen HO

2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Teruji 141

3. Kisi-ki3i Variabel JCemampuan ^embaca

142

4. Hasil Distribusi Data X 145

5. Hasil Distribusi Data X2

145

6. Hasil Distribusi Data Y 146

7. Hasil Distribusi Data Y 146

8. Hasil Distribusi Data Y 146

2

9. Rata-rata Skor Jawaban Responden 148

10. Keadaan Tenaga Perpustakaan SMA 171

11. Rekapitulasi Skor Data 217

12. Uji Normalitas Lilliefors Variabel X1 SMA 2-3

219

13. Uji Normalitas Lilliefors Variabel X2 SMA 2-3

221

14. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y SMA 2-3 223

15. Uj£ Normalitas Lilliefors Variabel X1 SMA 7..

225

16. Uji Normalitas Lilliefors Variabel X2 SMA 7..

226

17. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y SMA 7... 227

18. Uji Normalitas Lilliefors Variabel X. SMA 10-20 228

19. Uji Normalitas Lilliefors Variabel X2 SMA 10-20 230

20. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y SMA 10-20

232

[image:10.595.85.539.75.746.2]
(11)

21. Analisis Korelasi X1 dengan Y SMA 2-3 ...234

22. Analisis Korelasi X1 dengan Y SMA 7

237

23. Analisis Korelasi X.. dengan Y SMA 10 - 20 240"

24. Analisis Korelasi X2 dengan Y SMA 2-3

242

25. Analisis Korelasi X2 dengan Y SMA 7

245

26.

Analisis Korelasi X dengan Y SMA 10 - 20

247

27. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y? SMA 2-3 ..249"

28. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y SMA 2-3 ..25V

29. Analisi3 Korelasi Y dan Y2 SMA 2 dan 3

252

30. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y1 SMA 10-20.255

31. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Yg SMA 10-20.257

32. Analisis Korelasi Y1 dan Y2 SMA 10-20

259

33. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y., SMA 7

262

34. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y2 SMA 7 ....263

35. Analisis Korelasi Y- dan Y2 SMA 7

264

36. Analisis Korelasi Y^ dan Y di SMA 2 dan 3

266

37. Analisis Korelasi Y1 dan Y di SMA 7

269

38. Analisis Korelasi Y1 dan Y di SMA 10 dan 20

272

39. Analisis Korelasi Y2 dan Y di SMA 2 dan 3

275

40. Analisis Korelasi Y2 dan Y di SMA 7

278

41. Analisis Korelasi Y2 dan Y di SMA 10 dan 20

281

42. Significant Values of (3 for Testing HQ

287

(12)

43. Daftar E 288

44. Daftar G

2Q9

45. Daftar H

290

46. Daftar I 291

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Permasalahan

1. Latar belakang masalah

Konsep tentang nilai, pengetahuan dan teknologi yang '

dimiliki masyarakat, secara terus menerus

diperkenalkan

oleh generasi sebelumnya kepada generasi berikutnya. Ni

lai, pengetahuan dan teknologi ini - diperlukan manusia

untuk dapat mempertahankan dan

melangsungkan hidupnya.

Proses pengalihan nilai, pengetahuan dan teknologi dari

generasi ke generasi itu biasa disebut sebagai transmisi

kebudayaan. Transmisi kebudayaan dilakukan melalui

pendi-dikan formal, informal dan non-formal.

Para ahli pendidikan cenderung .- memandang sekolah

sebagai alat yang paling efektif untuk menyampaikan nilai,

pengetahuan dan teknologi tersebut. Sekolah dianggap seba

gai tempat yang tepat untuk mendidik anak agar

menjadi

manusia dewasa dalam masyarakat. Herbert Spencer

(I860)

seperti yang dikutip Nasution (1987 : 55)

mengungkapkan

bahwa sekolah perlu menyampaikan nilai-nilai, pengetahuan

dan teknologi ini untuk :

- selx preservation m

-

securing the necessities of lire

- rearing a family

- maintaining proper social and political

relationships

(14)

Jadi pada dasarnya pendidikan adalah usaha dari

generasi tua yang dilakukan secara sadar untuk

menga-lihkan nilai, pengetahuan , pengalaman, kecakapan dan

keterampilannya kepada generasi muda sebagai

usaha

agar dapat memenuhi fungsi hidupnya. Di *Indonesia ,

perihal pendidikan ini diatur oleh UUD '45 pasal 31

dan 32 yang dijabarkan dalam Garis-Garis Besar Haluan

Negara yang diperbaharui dan disempurnakan

setiap

5 (lima) tahun sekali. Tujuan pendidikan nasional yang

hendak dicapai, diuraikan secara spesifik dalam tujuan

institusional. Bagi Sekolah Menengah - Atas'

tujuan

institusional umumnya adalah :

- menjamin wargananegara yang baik sebagai

manusia yang utuh, sehat, kuat lahir dan

-me^uasai hasil-hasil pendidikan "*"*

yang merupakan kelanjutan dari pendidikan

di Sekolah Menengah Umum Tingkat Pertama

- memiliki bekal untuk melanjutkan studinya

ke lembaga pendidikan yang lebih tmggi

dengan menempuh ;!

.

(a) program umum yang sama bagi semua

siswa

(b) program pilihan bagi mereka yang

mem-persiapkan dirinya untuk studi di

lembaga pendidikan yang lebih tinggi

(c) memiliki bekal untuk terjun ke masya

rakat dengan mengambil keterampilan

untuk bekerja yang dapat dipilih oleh

siswa sesuai dengan mmatnya dan

keou-tuhan masyarakat.

(15)

Selanjutnya tujuan pendidikan umum

dijabarkan

menjadi tujuan khusus. Tujuan khusu3 pendidikan

di

Indonesia untuk tingkat sekolah menengah atas dija

-barkan dalam bidang pengetahuan, bidang keterampilan

serta bidang nilai dan sikap.

Sekolah sebagai pelaksana pendidikan melakukan

suatu tata kerja yang telah ditetapkan untuk

menca-pai tujuan pendidikan. Tata kerja yang kompleks ini

biasa disebut dengan administrasi pendidikan. Secara

terinci dikemukakan bahwa :

Administrasi Pendidikan adalah penataan

sum-ber daya manusia, kurikulum atau sumsum-ber

be-lajar dan fasilitas lainnya untuk mencapai

tujuan pendidikan secara optimal dan

pencip-taan suasana yang baik bagi manusia yang

tu-rut serta di dalam mencapai tujuan pendidikan

yang disepakati (Engkoswara, 1984 : 11)

Administrasi dalam proses pendidikan

meliputi

seluruh perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan

ter-hadap kegiatan operasional pendidikan.

Kegiatan

operasional pendidikan antara lain berupa pengelolaan

kurikulum, metode, alat pengajaran, murid, guru,;

per-sonil tata-usaha dan pengelolaan sumber belajar.

Lebih jauh lagi administrasi pendidikan

sebagai

suatu proses sering ditafsirkan sebagai suatu

(16)

sesuai dengan tujuan yang telah digariskan.

Untuk

mewujudkan kerja administrasi itu,

maka dibentuklah

suatu sistem yang mempermudah bergeraknya fungsi-fungsi

administrasi. Sistem tersebut berwujud

organisasi

.

Organisasi tidak ubahnya dengan suatu sistem yang mem

bagi pekerjaan administrasi ke dalam kedudukan kedn

-dukan menejemen dalam suatu struktur kerja-sama

dan

pengadaptasian dari strulctur-struktur itu

kepada

manusia yang melaksanakan fungsi-fungsi

administrasi

dalam organisasi. Maka dibuatlah bagan organisasi atau

struktur organisasi yang merupakan diagram

kedudukan-kedudukan dan hubungannya satu sama lain. Bagan organi

sasi dapat merupakan alat bantu yang bernilai dalam

pe-netapan fungsi organisasi. Bagan ini pun membantu usaha

menstrukturkan wewenang dan tanggung-jawab,

kegiatan

dan arus komunikasi.

Salah satu bentuk organisasi yang menggambarkan

garis wewenang yang terinci dalam organisasi

sekolah

adalah model yang digambarkan oleh Oteng Sutisna (1983:

181 ). Model organisasi yang dipergunakan untuk melak

-sanakan proses administrasi pendidikan ini

dapat

(17)

PEMB KEPSEK

" i — r ~

Kur & Guru

r- Kep. Perpustakaan - Kep.Prog.Pend.

orang dewasa

- Kep.Prog.Pendi

dikan waktu libur besar KETUA DEP. Seni rupa Penjas pria Penjas wanita 5hs. Nasional Bhas. Asing PKK I PA Materaatika IPS Seni drama Ketrampilan KEPALA SEKOLAH PEMB.ADM.

PEMB KEPSE

EPSEKJ

J

PEMB KEPSEK

Murid

- Kep.Pela-yanan Bimb.

- Kep.

Pela-yanan Kes

- Kep. Regris-trasi dan

pericataten

- ^ep. Keamanan

KS BAGIAN A

4 counselor

1 tenaga sos,

60 guru 1000 murid Tata Usaha

P Kep.Ur.Peg

- Kep.^ata - Pengawas

Ged & Hal

- ivep.Cafetaria

KS BAGIAN B

4 conselour

1 tenaga sos,

[image:17.595.49.531.76.680.2]

60 guru 1000 murid

(18)
[image:18.595.75.530.94.765.2]

Gambar 1. menunjukkan bahwa salah satu

komponen

yang menunjang kegiatan administrasi

yang

terkait

dengan fasilitas pendidikan adalah perpustakaan. Per

-pustakaan sekolah adalah salah satu

komponen,

sistem sekolah sebagai unit perlengkapan

pendidikan.

Perpustakaan merupakan salah satu bagian kurikulum.

Melihat kedudukan perpustakaan pada organisasi se

kolah seperti yang digambarkan di atas, maka perpusta.

-kaan merupakan bagian dari urusan pelayanan

kepada

siswa. Karena pelayanan yang diberikan kepada

siswa

ini berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar-mengajar

maka kedudukan perpustakaan merupakan bagian dari

sub-bagian pendidikan dan kurikulum.

Oleh karena itu

•,

sesuai dengan fungsinya, perpustakaan diharapkan

mampu

menunjang kelancaran program pendidikan,

pengembangan

kurikulum dan pelaksanaan proses belajar-mengajar dengan

baik.

Perpustakaan sekolah sebagai alat bantu pendidikan

menunjang metode dan tehnik pengajaran yang

dilakukan

guru. Perpustakaan sekolah berpartisipasi dalam program

sekolah untuk memenuhi kebutuhan siswa dan-guru. Lebih

(19)

fungsi ini mengembangkan cara belajar siswa dalam mem

-bandingkan, raeneliti dan menguji pelajaran di kelas

,

sehingga dapat memahami pelajaran dengan

sungguh

-sungguh . Petugas perpustakaan sekolah berkewajiban

bekerja sama dengan guru dalam raemilih koleksi perpusta

-kaan serta mengembangkan pendayagunaan : sumber-sumber

informasi di dalam program pengajaran.

Perpustakaan yang terkait dalam totalitas

proses

belajar-mengajar raenempatkan peranan guru pada

fungsi

yang penting, karena kedudukannya sebagai . stimulator

dan motivator dalam meningkatkan kemauan belajar siswa

di perpustakaan. Cara menstimulasi dan memotivasi

anta-ra lain dengan mengaanta-rahkan pencaharian informasi di per

pustakaan dan memberikan tugas-tugas yang dapat

diker-jakan di perpustakaan.

Guru

sebagai anggota tim perpustakaan

sekolah

mengurus dan mengawasi jadwal penggunaan perpustakaan

bagi para siswanya. Guru bersama-sama pustakawan

bertanggungjawab atas kerja bimbingan terhadap siswa da

-lam mempergunakan perpustakaan, sehingga siswa akan

se-lalu mempergunakan setiap kesempatan untuk menjelajahi

kekayaan perpustakaan itu.

Di lain pihak, siswa sebagai peserta didik

(20)

8

memperluas wawasannya dengan cara membandingkan

pela

-jaran di kelas yang diberikan guru dengan bahan - bahan

yang ada di perpustakaan. Dengan demikian siswa

beru-saha untuk berpikir mandiri, mampu memecahkan

masalah,

mampu berpikir secara individual dan mampu " ' 'bekerja

dengan alat dan bahan bacaan yang ada di

perpustakaan

sekolah. ^emampuan siswa dalam mempergunakan

perpus

-takaan secara operasional diwujudkan dengan

melakukan

kegiatan membaca untuk menunjang program belajarnya.

Proporsi terbesar dari siswa dalam menggunakan perpus

-takaan adalah untuk mencapai tujuan belajarnya.

Siswa

menempatkan diri pada perpustakaan sekolahnya itu, se

-bagai pemilik buku yang digunakannya untuk mengerjakan

tugas-tugas sekolahnya.

Setelah mengkaji beberapa sumber bacaan, dapat di

kemukakan beberapa hal yang menyangkut keberadaan per

-pustakaan sekolah sebagai suatu sistem pada administrasi

pendidikan .

a. Perpustakaan sekolah adalah suatu unit

organisasi

' dalam sistem administrasi sekolah. Sebagai

anggota

sistem administrasi sekolah, perpustakaan melaksana

(21)

bentuk fungsi administrasi ini diterapkan kepada

tiga kegiatan operasional perpustakaan, yakni kegi

atan administrasi rutin, pekerjaan teknis perpusta

-kaan dan pekerjaan pelayanan.

b. Peranan guru sebagai pemelihara, pengembang,penerus,

penerjemah sistem nilai dan penyelenggara tercipta

-nya proses pendidikan tidak dapat dilepaskan

dengan

fungsi perpustakaan sekolah. Guru adalah : motivator

bagi siswa yang sedang belajar. Motivasi yang

dibe-rikan guru berwujud usaha-usaha untuk menciptakan

kondisi sehingga siswa mau melakukan apa yang dian

-jurkan guru dalam proses belajarnya. Guru yang di

-maksud dalam pembahasan ini adalah guru bidang studi

yang dalam bentuk tehnik mengajarnya mampu melakukan

motivasi kepada siswa dan dapat memberikan . warna

yang jelas bagi minat siswa untuk belajar dan menda

-yagunakan perpustakaan.

c. Belajar adalah suatu proses pertumbuhan yang diha

-silkan oleh hubungan berkondisi antara stimulus dan

respons. Proses pertumbuhan yang dihasilkan oleh kon

disi stimulus-respons ini diajukan semata-mata kepada

"... (1) pengurapulan pengetahuan, (2)penanaman konsep

dan kecekatan dan (3) pembentukan sikap dan perbuatan"

(22)

10

pengetahuan pada dasarnya diperoleh dari belajar.

S.alah satu kegiatan belajar dilaksanakan dengan

mem-baca. J^enurut William D. Baker, "... 3ekitar 85%

dari seluruh studi, kegiatan belajarnya meliputi

kegiatan membaca" (The Liang Gie, 1982 : 85). Karena

itu metode kemahiran dan segisegi lain yang berhu

-bungan dengan kegiatan membaca perlu dimiliki siswa

untuk pengumpulan pengetahuan agar tercapai produk

belajar yang baik. Kecakapan dan kemampuan

membaca

kadang-kadang dianggap sebagai suatu petunj.uk kemam

puan intelektual siswa. Potensi intelektual yang baik

pada siswa ternyata mempermudah pemahaman konsep yang

terdapat pada media cetak yang dibacanya. Produk

membaca pada akhirnya adalah suatu pengembangan pern

-bawaan dan penggunaan akal budi secara penuh '

dari

siswa. Secara lambat laun, melalui membaca,

siswa

menyadari bahwa salah satu potensi yang dimilikinya

harus dikembangkan untuk mencapai hasil belajar.

Dalam kegiatan perpustakaan sekolah sehari-hari,

berdasarkan studi penjajagan yang dilakukan f

peneliti

dapat mengemukakan beberapa hal berikut ini.

a. Perpustakaan sekolah telah dikelola sesuai dengan

kemampuan tenaga perpustakaan sekolah. Selain itu

(23)

11

pencatatan buku yang didistribusi dari pemerintah.

Buku-buku ini biasanya disebut buku paket pemerin

tah. Untuk mencatat buku paket ini , tenaga

pusta-kawan sekolah pada umumnya meminta petunjuk pelak

sanaan dari ^antor Wilayah Pendidikan dan Kebuda

yaan. Hal ini diungkapkan oleh Dr. Ruchmat Wiria

-dinata : "... untuk mengelola buku paket

terlebih-lebih buku perpustakaan lainnya, petugas perpusta

kaan sekolah selalu menanyakan petunjuk pelaksa

-naan kerja di perpustakaan sekolah."(Rachmat Wi

-riadinata, kuliah umum, 1985, di PPS IKIP Bandung).

Dengan kemampuan pengelolaan perpustakaan yang pada

umumnya masih seadanya dan tanpa juklak (petunjuk

pelaksanaan), sangatlah disangsikan kemampuan

per-pustakaaii sekolah dalam melayani para siswanya.

b. Pemberian motivasi dari guru kepada siswa untuk

mempergunakan perpustakaan sekolah sebagai sarana

belajar tidak nampak dengan jelas. Yang nampak da

lam kegiatan mengajarnya guru belum mengintegra

-sikan perpustakaan sebagai sarana penunjang bela

jar siswa.

c. Kemampuan membaca sebagai sesuatu yang mutlak

ha,rus dimiliki siswa yang sedang belajar dapat di

(24)

12

perpustakaan. Koleksi perpustakaan yang ada nam

paknya belum dipergunakan untuk pengembangan ke

-mampuan membaca siswa.

d. Siswa yang berprestasi pada umumnya berkeinginan

menambah pengetahuan secara terus menerus. Akan

tetapi yang nampak, siswa yang berprestasi ini ,

tidak mempergunakan perpustakaan sekolah untuk

ke-pentingan belajarnya lebih lanjut.

Sejalan dengan keadaan perpustakaan sekolah ini ,

mungkin terdapat implikasi yang lebih jauh, yaitu per

-pustakaan sekolah belum merupakan fasilitas pendidikan

yang dapat mendukung pelaksanaan kegiatan kurikuler.

Berdasarkan latar belakang pemikiran inilah, maka

peneliti menemukan beberapa masalah di dalam penyeleng

-garaan perpustakaan sekolah di Kotamadya Bandung,

khusus-nya pada tingkat sekolah menengah umum atas. Permasalahan

tersebut peneliti pilih, agar merupakan pembatas yang

te-pat untuk penelitian ini.

2. Rumusan permasalahan

Dari beberapa pokok latar belakang pemikiran rnasa

-lah dan beberapa permasa-lahan yang ditemukan, maka pene

(25)

13

a. Sejauh manakah pengadministrasian perpustakaan yang

telah dilakukan petugas perpustakaan sekolah dapat

memberikan pelayanan kepada siswanya ?

b. Sejauh manakah pemberian motivasi oleh guru kepada

siswa agar siswa mendayagunakan fungsi perpustakaan

sekolahnya ?

c. Sejauh manakah hubungan fungsional antara kemampuan

membaca siswa dan prestasi belajar siswa ?

d. Adakah perbedaan fungsi perpustakaan bagi siswa pada sekolah yang telah memiliki perpustakaan dengan

pengelolaan yang berbeda ?

Untuk itulah dibuat perumusan masalah utama untuk

membatiasi masalah penelitian ini. Masalah utama yang

di-maksud dirumuskan sebagai berikut .

"Sejauh manakah hubungan antara pengadministrasian

perpustakaan sekolah dan pemberian motivasi oleh

guru kepada siswa yang berkemampuan membaca dan

berprestasi baik dengan fungsi perpustakaan bagi

siswa tersebut ?"

Masalah diatas melahirkan judul penelitian

HUBUNGAN ANTARA .ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN PEMBERIAN MOTIVASI OLEH GURU DENGAN FUNGSI PER

PUSTAKAAN BAGI SISWA (Studi deskriptif analitik

(26)

14

dan berkemampuan membaca baik di Sekolah Menc.ngah

Atas Negeri 2,3,7,10 dan 20 di Bandung)

Penjelasan mengenai masalah yang diteliti adalah

sebagai;-dikemukakan berikut ini.

1) Administrasi Perpustakaan Sekolah adalah fungsi admi

nistrasi sekolah yakni perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan yang dioperasikan kepada tiga

kegiatan

operasional perpustakaan yakni kegiatan pelayanan

,

kegiatan ketatausahaan dan kegiatan pekerjaan teknis

(technical processing). Konsep ini sejalan dengan

konsep Administrasi Perpustakaan Model Doughnut

(Stueart dan Eastlick, 1981 : 72) . Unsur-unsur yang

diukur adalah :

a) Kegiatan pelayanan perpustakaan meliputi pelayanan

langsung yang berkaitan dengan waktu pelayanan ,

pelayanan peminjaman, penggunaan buku dan non buku

untuk menunjang kegiatan belajar - mengajar.

b) Kegiatan pekerjaan teknis perpustakaan meliputi

kegiatan akuisisi, klasifikasi-katalogisasi dan

kegiatan mempersiapkan buku dan non buku di perpus

takaan sehingga berdaya guna dan mempermudah peng •

gunaannya oleh pengguna perpustakaan.

c) kegiatan administrasi rutin atau kegiatan yang me

nyangkut segala kegiatan teknis dan operatif untuk

(27)

15

2) Pemberian Motivasi oleh Guru kepada Siswa untuk

meng-gunakan perpustakaan sekolah adalah usaharusaha guru

yang menciptakan kondisi-kondisi sehingga siswa ingin

melakukan apa yang dianjurkan guru dalam kaitannya de

ngan penggunaan perpustakaan. Usaha guru itu adalah

menstimulasi dan mengarahkan siswa dalam pencaharian

informasi di perpustakaan untuk kepentingan belajar

lebih lanjut. Pemberian motivasi oleh guru lainnya

adalah peran serta guru dalam pembinaan dan pelaksa —

naan penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Konsep

di-atas sejalan dengan pemikiran yang dikemukakan oleh

Douglas (1968 : 14)

Unsur-unsur yang akan diukur adalah

a) kerjalsama guru dengan pustakawan dalam usaha

mendayagunakan perpustakaan.

b) pengarahanI dan dorongan yang dilakukan guru agar

siswa menggunakan perpustakaan sekolahnya.

3) Fungsi perpustakaan sekolah bagi siswa .

Siswa menggunakan perpustakaan merupakan suatu

indi-kator keberhasilan pengadministrasian perpustakaan .

Siswa menggunakan perpustakaan karena perpustakaan

memiliki fungsi edukatif, informatif, riset dan

re-kreatif. Konsep ini sejalan dengan Pedoman Standar

(28)

16

Unsur-unsur yang akan diukur ialah fungsi perpustakaan

bagi. siswa yang menggunakannya karena memiliki :

a) fungsi. informatif yaitu siswa dapat

mengumpulkan

pengetahuan dengan menggunakan perpustakaan.

b) fungsi'edukatif yaitu siswa melakukan

perbuatan

belajar di perpustakaan untuk memperluas wawasan

bahan pelajaran yang telah diperolehnya di kelas

c) fungsifriset yaitu siswa melakukan kegiatan di per

pustakaan untuk membandingkan konsepkonsep pela

jaran yang telah diperolehnya baik dari kelas mau

-pun dari luar kelas

d) fungsi| rekreatif yaitu penggunaan waktu

senggang

oleh siswa dengan mempergunakan perpustakaan.

4) Siswa berprestasi baik adalah siswa yang memiliki

pres-tasi belajar yang termasuk ke dalam sepuluh

besar ke

-lompok siswa yang terbaik pada'akhir-ajaran semester 7.

Siswa berkemampuan membaca baik adalah siswa yang memi

liki kemampuan mengidentifikasi, mengevaluasi dan

meng-aplikasikan apa yang telah dibaca. Selain itu siswa ber

prestasi dan berkemampuan membaca baik, pada umumnya,

berkeinginan menambah pengetahuan secara terus-menerus,

yang bahan-bahan bacaannya antara lain tersedia di per

pustakaan sekolah.

Untuk point 1,2 dan 3 data dapat diperoleh melalui

angket, observasi dan wawancara. Sedangkan untuk point

4

(29)

17

Ketiga variabel ini saling berkaitan dalam kegiatan

administrasi perpustakaan sekolah dan administrasi seko

lah. Adapun variabel-variabel tersebut adalah :

1) variabel!independen atau variabel prediktor . adalah

variabel administrasi perpustakaan sekolah yang

dinya-takan dengan X. ; variabel pemberian motivasi oleh

guru dinyatakan dengan Xp

2) variabel dependen atau variabel responsnya adalah

fungsi perpustakaan sekolah bagi siswa . (berprestasi

dan berkemampuan membaca baik) yang dinyatakan dengan

variabel Y

3) adapun, yang dijadikan variabel antara atau intervining

atau moderator adalah siswa yang berprestasi baik dan

berkemampuan membaca baik yang dinyatakan dengan

Y-dan Yp. Adapun yang dijadikan variabel kontrol adalah

jenis kelamin, usia, perbedaan bidang studi atau ju

-rusan.

Kerangka yang dikemukakan pada Gambar 2 berikut ini

(30)

oo

Administrasi

^erpustakaan

Sekolah

(Variabel X.)

- -———i

Siswa

berprestasi baik

(Variabel Y1)

^\\ PUNGSI

1 y PERPUSTAKAAN

BAGI

^>\

SISWA

(Variabel Y)

,^i^j

5j

Siswa

berkemampuan

membaca baik

(Variabel Y2)

Pemberian Motivasi Oleh Guru Kepada

siswa

(Variabel X )

2J

[image:30.842.89.794.81.450.2]

^

(31)

19

Dari uraian di atas, dapatlah dirumuskan rincian

penelitian sebagai berikut di bawah ini.

a. Bagaimanakah keadaan pengadministrasian perpusta

-kaan sekolah pada SMA yang diteliti ?

^b. Sejauh manakah motivasi yang diberikan oleh

guru

kepada siswa agar siswa mempergunakan perpustakaan

sekolahnya ?

c. Bagaimanakah hubungan fungsional antara adminis

-trasi perpustakaan sekolah, pemberian motivasi gu

ru kepada siswa dengan fungsi perpustakaan sekolah

bagi siswa ?

d. Bagaimanakah hubungan fungsional antara

prestasi

belajar dan kemampuan membaca siswa ?

e.lBagaimanakah ukuran kesamaan rata-rata penggunaan

perpustakaan dilihat

dari kondisi perpustakaannya?

f. Bagaimanakah implikasi setiap variabel penelitian

terhadap keinginan siswa untuk menggunakan perpus

takaan sekolahnya ?

B. Tujuan penelitian

Secara "mum penelitian ini bertujuan untuk men

-dapatkan gambaran kongkrit mengenai administrasi per

pustakaan sekolah dan pemberian motivasi oleh -. guru

kepada siswa serta fungsi perpustakaan bagi siswa di

Sekolah Menengah Atas Kotamadya Bandung yang diteliti.

Setelah diketahui kondisi-kondisi perpustakaan yang

(32)

20

dan fungsi perpustakaan bagi siswa, maka peneliti

melan-jutkan penelitian ini untuk mencapai tujuan khusus seba

gai berikut ini.

1. Mendapatkan pola hubungan fungsional antara pengadmi

nistrasian perpustakaan sekolah dengan fungsi perpus

takaan bagi siswa

2. Mendapatkan pola hubungan fungsional antara pemberian

motivasi oleh guru kepada siswa dengan fungsi perpus

takaan bagi siswa

3. mendapatkan ukuran derajat keterikatan antara pengad

ministrasian perpustakaan sekolah dengan fungsi per

-pustakaan bagi siswa.

4. Mendapatkan ukuran derajat keterikatan antara pembe

-rian motivasi oleh guru dengan fungsi

perpustakaan

bagi siswa.

5. Mendapatkan gambaran tentang implikasi kemampuan mem

baca siswa dan prestas'i belajarnya dalam

kaitannya

dengan penggunaan perpustakaan.

6. Mendapatkan gambaran deskriptif tentang

perbedaan

penggunaan perpustakaan oleh siswa pada "Sekolah Mene

ngah Atas Negeri 2,3,7,10 dan 20 yang memiliki

kon

(33)

21 C. Pentingnya penelitian

Penelitian terhadap masalah ini mempunyai beberapa

m^nfaat baik teoritis maupun praktis .

1. Apabila telah ditemukan gejala yang menunjukkan bahwa

pengadministrasian perpustakaan berkaitan •

dengan

flingsi perpustakaan bagi siswa, maka sudah selayaknya

perpustakaan sekolah dikerabangkan secara

-optimal

untuk mencapai tujuan.

2. Pentingnya penelitian ini pun berkaitan dengan pen

-dapat para ahli bahwa guru selaku pengajar merupakan

kunci dalam membangkitkan motivasi belajar anak.

Karena itulah fungsi guru menjadi analisa dan obyek

penelitian pendidikan yang seksama.

3. Membaca merupakan kegiatan belajar yang penting

dila-kukan dalam proses pendidikan. Karena itu siswa yang

sedang belajar tidak dapat memisahkan dirinya dengan

kegiatan membaca. Membaca adalah kegiatan yang diba

-ngun oleh pengalaman yang membentuk pengalaman lain .

Pembentukan pengalaman membaca secara lebih luas

dapat dilakukan melalui perpustakaan. Oleh karena itu

perpustakaan dalam hubungannya dengan

" kegiatan

membaca tersebut perlu mendapat perhatian yang

sema-kin intensif.

4. Pembahasan hasil penelitian ini, diharapkan menjadi

bahan pemikiran yang berrnanfaat untuk usaha mening

-katkan pelayanan perpustakaan sekolah kepada siswa

(34)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian lapangan didahului oleh

beberapa persiapan sebagai berikut.

1. Meminta izin kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 20

untuk melakukan uji-coba instrumen penelitian ke

pada para siswanya yang duduk di kelas III dengan

surat izin dari Dekan Pakultas Pasca Sarjana IKIP

Bandung tanggal 17 Pebruari 1987 nomor 179/PT.25.

8/N/1987.

2. Meminta izin penelitian kepada Direktorat Sospol

Pemda Tingkat I Jawa Barat dengan surat pengantar

Pembantu Rektor I IKIP Bandung tanggal 18-2-1987

nomor 1120/PT.25.R.I/N/1987. Izin penelitian di

berikan oleh Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I

Jawa Barat Direktorat Sosial Politik tanggal

21

Pebruari 1987 Nomor 070.1/596. Selanjutnya

iein

penelitian diberikan oleh Kepala Kanwil Depdikbud

Jawa Barat c.q. Koordinator Urusan Administrasi ,

tanggal 2 Maret 1987 Nomor 1353/102/N/87.

3. Memperbanyak instrumen penelitian yang

penggunaan-nya diperuntukkan bagi para siswa sebapenggunaan-nyak

ang

gota sampel.

(35)

126

4. Mencatat dan menghimpun data prestasi belajar

sepuluh siswa terbaik berdasarkan rapor Semester

V (lima) tahun ajaran 1986/1987.

5. Menyebarkan instrumen penelitian kepada para res

ponden siswa pada lima buah SMA Negeri di Bandung*

6. Melakukan tes yang berhubungan dengan

kemampuan

membaca yang instrumen dan pelaksanaannya dila

-kukan sepenuhnya oleh Lembaga Penelitian IKIP

Bandung.

7. Instrumen penelitian yang dibagikan kepada siswa

SMA Negeri 2, SMA Negeri 3, SMA Negeri 7, SMA Ne

geri 10 dan SMA Negeri 20 yang kemudian dikum

-pulkan secara berangsur-angsur.

Penelitian lapangan dilakukan pada bulan Pebru

ari, Maret dan April 1987 yaitu pada tahun . ajaran

semester VI dan menjelang masa pra EBTA/EBTAKAS pada

bulan Mei 1987.

A. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah semua SMA Negeri

yang ada di Kotamadya Bandung. Seluruhnya 20 buah.

Dari populasi itu diambil sampel sebanyak 25% secara

purposif, yaitu sebanyak 5 (lima) buah yang meliputi

(36)

127

Dari sampel sebanyak 5 (lima) buah ini, kerau

dian ditetapkan menjadi tiga kelompok,

1. Kelompok pertama terdiri dari dua sekolah, yaitu

SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 3 sebagai . . sekolah

yang dianggap telah lama berdiri, memiliki fasi

-litas yang lebih lengkap, pola kerja yang mapan

dan merapunyai reputasi yang baik dibandingkan de

ngan sekolah menengah lainnya di Bandung. Perpus

takaan sekolah ini dikelola oleh tenaga adminis

-trasi dan diawasi oleh dua orang guru bidang

studi.

2. Kelompok kedua terdiri dari satu sekolah . . yaitu,

SMA Negeri 7 sebagai sekolah yang memiliki per

pustakaan sekolah yang telah dioperasikan sesuai

dengan petunjuk pelaksanaan pengelolaan perpusta

kaan yang tercantum pada Pedoman Standar Perpus

-takaan di Indonesia tahun 1978. Perpus-takaan ini

dikelola oleh Sarjana Pendidikan Ilmu Perpusta. j.-,

kaan dan Pustakawan terta tar berpengalaman lebih

dari 20 tahun.

3. Kelompok ketiga terdiri dari dua sekolah, yaitu

SMA Negeri-10 dan SMA Negeri 20. Sekolah-sekolah

ini dianggap masih muda 3ejaran pertumbuhan dan

(37)

128

sekolah ini telah memiliki sarana perpustakaan

yang memadai dan dikelola oleh tenaga pustakawan

tertatar.

Pengumpulan data melalui angket dari

sepuluh-siswa berprestasi terbaik dilakukan peneliti sendiri

dengan mendapat bantuan dari Kepala Sekolah, Wakil

Kepala Sekolah, Guru Urusan Kurikulum, Guru Biabi-•'*

ngan dan Penyuluhan atau guru yang ditunjuk untuk melayani kepentingan penelitian ini.

Pelaksanaan tes pemahaman bacaan untuk mengukur

kemampuan membaca dilakukan langsung oleh petugas

dari J^embaga Penelitian IKIP Bandung atas permintaan

peneliti,;

Daftar nilai atau notasi prestasi siswa sepuluh

terbaik berdasarkan rapor Semester V tahun ajaran 86/

87 diperoleh dari Wakil Kepala Sekolah atau guru yang

mengurus bidang kurikulum.

B. Metode penelitian.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

-analitik. Metode ini dilakukan melalui tehnik pengum

(38)

•129

1. Penelitian aspek yang berkenaan dengan

anggota

sampel yang berkedudukan sebagai pengelola per

-pustakaan, pimpinan sekolah dan guru ditempuh de

ngan tehnik wawancara dan observasi.

2. Penelitian anggota 3ampel siswa dilakukan dengan

tehnik tes kemampuan memahami isi bacaan

dan

angket mengenai aspek administrasi perpustakaan ,

pemberian motivasi oleh guru dan fungsi perpusta

kaan bagi siswa.

3. Penelitian bahan notasi tentang prestasi

belajar

siswa berupa prestasi pada rapor Semester V tahun

ajaran 1986/1987.

Hipotesis penelitian ini diuji dengan statistik

non parametrik, yaitu : .

a. analisis korelasional untuk mengetahui tingkat ke

terikatan dan daya determinasi dari setiap vari

-abel.

b. analisis perbedaan dua rata-rata.

C Anggapan dasar dan hipotesis

Ada beberapa anggapan dasar yang merupakan

pegangan penelitian ini. Anggapan dasar

tersebut

(39)

130

1. Sekolah Menengah Atas, sebagai suatu sistem orga

nisasi sekolah yang bertujuan mencapai tujuan

pendidikan secara optimal, memiliki

perpustakaan

sebagai sarana penunjang kelangsungan proses be

-lajar-mengajar. Perpustakaan dapat melayani

se

-cara pasti seluruh karakter kurikulum dalam peng

ajaran sekolah.

2. Guru bidang studi sebagai individu yang mengha

-silkan perilaku mengajar dan pemberi motivasi be

lajar kepada siswa dapat memberikan warna yang

jelas terhadap perilaku siswa untuk belajar

dan

mendayagunakan perpustakaan sekolahnya.

3. Siswa yang sedang belajar tidak hanya mempelajari

bahan yang diperoleh dari guru di kelas, _ -Siswa

belajar melalui pengalaman yang akan menghasilkan

perubahan (pematangan, pendewasaan) pola tingkah

laku, perubahan dalam sistem nilai di dalam per

-bendaharaan konsep-konsep (pengertian) serta

di

dalam kekayaan informasi. Pengalaman ini dapat di

peroleh salah satunya dengan kegiatan menggunakan

perpustakaan.

(40)

131

M Apabila pengadministrasian perpustakaan efek

tif dan pemberian motivasi oleh guru kepada

siswa baik, maka perpustakaan akan " berfungsi

bagi siswa berprestasi dan berkemampuan membaca

baik."

Pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan hipo

tesis minor sebagai berikut .

1) Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara

pengadministrasian perpustakaan sekolah dengan

fungsi perpustakaan bagi siswa.

2) Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara

pemberian motivasi oleh guru kepada siswa dengan

fungsi perpustakaan bagi siswa.

3) Daya determinatif antara pemberian motivasi oleh

guru kepada siswa dengan fungsi perpustakaan bagi

siswa cukup berarti.

4) Daya determinatif antara pengadministrasian per

pustakaan sekolah dengan fungsi perpustakaan bagi

siswa cukup berarti.

5) Terdapat pola hubungan yang positif dan berarti

antara kemampuan membaca siswa dengan prestasi be

lajarnya.

6) a. Terdapat pola hubungan yang positif dan

ber

-arti antara kemampuan membaca siswa dengan

(41)

132

b. Terdapat pola hubungan yang positif dan

b«r-arti antara prestasi belajar siswa dengan

fungsi perpustakaan sekolah bagi siswa.

7) Tidak terdapat perbedaan yang berarti (signifi

kan) dalam fungsi perpustakaan bagi siswa dian

-tara para siswa di :

SMA Negeri 2 dan 3 dengan SMA Negeri 7

SMA Negeri 10 dan 20 dengan SMA Negeri 7

SMA Negeri 2 dan 3 dengan SMA Negeri 10 dan 20

D. Validitas dan reliabilita3 Instrumen ^engumpul

Data.

1. Instrumen Pengumpul Data.

Tehnik pengumpulan data yang digunakan .dalam

studi ini adalah tehnik angket yang penggunaannya

dan pembuatannya khusu3 untuk kepentingan penelitian

ini. Bulir-bulir pernyataan disusun dalam

bentuk

kalimat yang sesuai dengan hal yang akan diteliti.

Bulir-bulir pernyataan disusun dalam bentuk kalimat

yang menggambarkan situasi dan kondisi pendidikan

di sekolah, khususnya perpustakaan. Instrumen

peleng-kap digunakan wawancara dan observasi baik dengan

sampel maupun dengan pihak-pihak yang terlibat de

(42)

133

adalah siswa, pustakawan dan stafnya, kepala sekolah

dan para guru. Wawancara dan observasi ini terutama

ditujukan untuk memperjelas data yang dijaring oleh

angket. Angket sebagai instrumen utama, penyusunan

dan pengembangannya melalui prosedur-prosedur yang

ditetapkan sebagai syarat-syarat penelitian.

Bulir-bulir pernyataan dan pertanyaan yang .masing-masing

terdiri dari 50 buah berarti 150 item disederhanakan

menjadi 30 item untuk Variabel X (Pengadministra.

-sian Perpustakaan Sekolah, 10 item untuk Variabel Xg

( Pemberian Motivasi Oleh Guru Kepada Siswa ) dan

30 item untuk Variabel Y (Pungsi Perpustakaan bagi

Siswa).

Data yang akan dijaring berkenaan erat dengan.

variabel-variabel penelitian. Model yang dipergu

-nakan untuk jawaban yang diperoleh adalah skor 1

dan 0. Pernyataannya mengungkapkan situasi perpus

-takaan sekolah yang terdiri atas aspek - aspek :

a. masalah.pengadministrasian perpustakaan 3ekolah.

b. masalah pemberian motivasi oleh guru kepada sis

wa dalam penggunaan perpustakaan sekolah.

c. masalah fungsi perpustakaan sekolah bagi siswa.

Dengan demikian jumlah bulir pernyataan yang

mencakup tiga variabel penelitian ini adalah seba

(43)

134

Sedangkan untuk mengetahui kemampuan

membaca

siswa digunakan tes kemampuan membaca yang mempergu

nakan instrumen pendahuluan khusus yang disusun oleh

tim dari Lembaga Penelitian IKIP Bandung, . kemudian

dilengkapi dengan tes membaca komprehensif yang di

-susun khusus untuk penelitian ini. Data prestasi be

lajar siswa diperoleh dari data hasil belajar siswa

berdasarkan rapor Semester V tahun ajaran 1986/1987.

Khusus terhadap kemampuan membaca dan prestasi

belajar tidak dilakukan uji validitas dan reliabi

litas. Hal ini disebabkan prestasi belajar dan ke

-raampuan membaca merupakan alat tes yang sudah baku .

Instrumen Variabel X^, Variabel X2 dan Variabel Y di

uji lebih dahulu tingkat validitas dan reliabilitas—

nya.

2. Uji-coba dalam rangka 'validitas dan reliabilitas

instrumen.

Validitas mempersoalkan keabsahan masalah ins —

trumen yang digunakan untuk mengukur suatu atribut ..

Melalui pengukuran validitas dapat ditilik isi dan

kegunaan suatu alat ukur, sehingga dapat digunakan

penelitian. Unsur-unsur yang terdapat dalam alat

(44)

135

hendak diukur.

Validitas menurut Stephen Isaac dan William B.

Michael (1981:120) seperti yang dikutip oleh

Idochi

Anwar adalah : " ... validity information indicates

to which the test is capable of achieving . certain

aims". Sedangkan menurut Julian C. Tanley dan

K.D.

Hopkins adalah :

The validity of measure is ' how well

it

fulfills the function for which it is being

used the degree to which it is capable

of

achieving certain aims. Regardless of

all

other merits of a test, if it lacks validity

for a particular task, the information

it

provides Is useless. The validity of a test

is the accuracy of spesific predicition made

from its scores. (Stanley and Hopkins, 1972 :

101)

Ada tiga macam validitas yakni "...(1) validi

-tas isi, (2) validi-tas prediktif dan (3) " validi-tas

construct" (Nasution, 1982 : 87) . Validitas

isi

yaitu suatu keadaan instrumen."dimana pertanyaan yang

diajukan dapat mewakili seluruh isi suatu variabel .

Validitas prediktif yaitu kemampuan suatu instrumen

penelitian untuk meramalkan dan juga menjelaskan hal

hal yang berhubungan dengan masa yang akan datang .

Validitas konstruk ialah menyangkut kesesuaian hal

pengukuran dengan konsep (construct). Yang dibahas

dalam validitas construct adalah isi dan maksud (mak

(45)

136

dipakai untuk mengukur konsep tersebut.

Validitas

instrumen penelitian administrasi perpustakaan, pem

berian motivasi dari guru kepada siswa dan

fungsi

perpustakaan termasuk jenis validitas isi dan vali

-ditas construct .

Untuk mengukur validitas instrumen

penelitian

ini, maka peneliti melakukan pra-survai. Pra-survai

dilakukan dalam rangka menetapkan perpustakaan seko

lah yang memadai untuk diteliti pada bulan Januari

-Pebruari 1986. Setahun kemudian, pada tanggal 16 Pe

bruari 1987 mengadakan uji-coba instrumen pada siswa

kelas III di SMA Negeri 20 yang disebarkan secara

random. Sesuai dengan jumlah responden yang

direnca-nakan, maka uji coba validita3 dan reliabilitas ini

disebarkan sebanyak 50 eksemplar.

Selain uji-coba kepada siswa, maka . Instrumen

penelitian ini diperiksa oleh 5 ahli dalam

bidang

penelitian dan ahli perpustakaan. Pemeriksaan

oleh

ke 5 ahli yang berwenang ini dilakukan untuk

dapat

melihat apakah instrumen yang dibuat oleh

peneliti

cukup memadai atau tidak.

Pada permulaan penyusunan instrumen penelitian

disusun'lebih dahulu kisi-kisinya sesuai

dengan

(46)

137

a. Variabel Administrasi Perpustakaan Sekolah

yang

meliputi (1) pelayanan, (2) technical processing,

dan (3) administrasi Rutin.

b. Variabel Pemberian Motivasi Oleh Guru Kepada Sis

wa meliputi (1) kerja sama guru dengan pustakawan

dalam usaha mendayagunakan perpustakaan (2) peng-.

arahan dan dorongan yang dilakukan guru agar sis

wa mempergunakan perpustakaan sekolahnya.

c. Variabel Pungsi Perpustakaan Sekolah Bagi

Siswa

meliputi (iy fungsi edukatif, (2) fungsi;

lnf

ormaj-tif, (3) fungsi! riset dan (4) fungsi rekreatif.

Setiap variabel di atas dikelompokkan

menjadi

Instrumen A (X^, Instrumen B (X2) dan Instrumen

C

(Y). Sedangkan Kemampuan Membaca Siswa dengan Vari

-abel Y2 dan Prestasi Belajar Siswa dengan Vari-abel

Y^

Perhitungan reliabilitas instrumen dilaksanakan

dengan menggunakan metode belah dua (Split

Half

-Method ) dari Spearman Brown yang disertai :. dengan

Product Moment yang dikutip dari Edwards, 1957 : 152

(Roohman Natawidjaja, 1985 : 241). Nasution ( 1982 :

68) dan Sutrisno Hadi (1981 : 289 - 297)

aebagai

(47)

138

Xm - X

R

4

n n

2

xy

•xy

(Is:2)

(ly2)

dan

2 r1.2

n n

1 + (n - 1) r

1.2

Sedangkan untuk mencari validitasnya dipakai

ru-mus-rumus sebagai berikut :

2

(IP2)

(&P)2

d^p

=

"

d2r

n n . S

2

(&p)2

n n . N

(48)

x2t

nn

'nn

^

Ip

(£ xp);

n . N

x2t - d2p - d2r

d2p

( dk = N - 2)

dk

*\

dk . (H-D

VP

-

ve

VP

rnn N - 2

1 ~(rnn)n n . '2

*hit

S^*

*tab

berarti valid, reliabel

139

dan

signifikan. (Guilford, 1973 seperti yang dikuliahkan

(49)

140

Hasil pengujian reliabilitas dan validitas selengkap

[image:49.595.41.522.199.759.2]

nya adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

No Instrumen 1 2 3-Variabel A Variabel B Variabel C 0,79 0,91 0,62 Validitas 6,82 6,65 4,16 'tab 1,70 1,70 1,70

Catatan

ttab

(0f95 . 50)

Reliabilitas 0,66 0,88 0,84 6,1 5,18 5,8 'tab 2,682 2,682 2,682

Menyimak tabel di atas, maka validitas dan re

-liabilitas item variabel X.. (Pengadministrasian Per

pustakaan Sekolah) dan variabel Y (Pungsi Perpusta

-kaan Bagi Siswa) adalah sedang , sedangkan untuk va

riabel Xp ( Pemberian Motivasi Oleh Guru Kepada Sis

wa)

adalah tinggi. Maka bulirbulir pernyataan da

-pat dipakai sebagai instrumen penelitian yang sahih

dan absah. Setelah teruji, maka disusunlah kisi-kisi

instrumen penelitian sebagai tampak pada Tabel no. 2

(50)
[image:50.595.69.495.99.667.2]

141

Tabel 2. KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

wAspek-Aspek

Instrumen A :

Administrasi Perpustakaan

Sekolah (Variabel X )

1. Pelayanan Perpustakaan

2. Technical Processing

3. Administrasi rutin

Instrumen B :

Pemberian Motivasi oleh

guru kepada siswa untuk mendayagunakan fungsi

perpustakaan.(Variabel Xg)

1. Kerja soma guru dengan

Pustakawan

2. Pembgrian motivasi

oleh guru

Instrumen C :

Pungsi .Perpustakaan bagi

Siswa (Variabel Y) 1. Pungsi edukatif

2. Pungsi inforraatif

3. Pungsi riset

4. Pungsi rekreatif

Nomor

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 11,12,13,14,15,16,17,

18,19,20

21,22,23,24,25,26,27,

28,29,30

1,2,4,8,10

3,5,6,7,9,

1.2,3,4.5,6,7,8

9,10,11,12,13,14,15,16

(51)

142

Variabel kemampuan membaca (Yp) meliputi tes

tes potensi dan bakat bahasa, pemahaman membaca

(telaah isi) dan kemampuan bahasa terurai sebagai

[image:51.595.55.523.109.768.2]

berikut :

Tabel 3. KISI-KISI VARIABEL KEMAMPUAN MEMBACA

Jenis tes

Persamaan dan lawan kata

Kemampuan berbahasa

EKSBA

Penggunaan bahasa

Pemahaman membaca

(membaca telaah isi)

Keterangan

Melihat potensi dan bakat (baku)

Melihat kemampuan berbahasa (baku)

Melihat kemampuan membaca komprehensif

Variabel Prestasi Belajar (Y ) iiambil

dari

notasi indeks prestasi belajar siswa yang dipero

(52)

BAB V

KESIMPULAN DAN SAKAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil analisis data, dapat

ditarik beberapa kesimpulan sebagaii berikut. •

1. Fungsi perpustakaan bagi siswa secara empirik diten

tukan oleh kesiapan pengadministrasian perpustakaan.

Dengan kata lain fungsi perpustakaan bagi siswa ada

lah fungsi dari pengadministrasian perpustakaan.

a. Kapasitas pengelolaan perpustakaan aekolah yang

sedang, tidak dapat didayagunakan oleh siswa ber

prestasi dan berkemampuan membaca balk karena be

lum tercapainya target kekuatan koleksi yang

mak-simum dan berdistribusi tepat.

b. Kemampuan menejerial pustakawan sekolah yang uta

ma adalah menemukan kunci antara kebutuhan pema

-kai dan kekuatan mempersiapkan koleksi yang. belum

direalisasi dengan melakufian penelitian kepuasan

pelayanan yang bersinambungan.

c. Keterbatasan dana menjadi penghambat utama dalam

pengembangan perpustakaan. Kekurang.an personil

dapat ditanggulangi dengan mengikut sertakan mu

rid pustakawan dalam mengelola perpustakaan khu

-susnya di bidang teknis dan pelayanan.

(53)

186

2. Pemberian motivasi oleh guru kepada siswa dalam kait

annya dengan fungsi perpustakaan menjadi tidak berar

ti kalau kesiapan perpustakaan dalam menunjang proses

belajar-mengajar belum sesuai dengan tuntutan kegi

atan belajar-mengajar.

a. Belum ada kerja sama yang baik antara para guru

sebagai motivator bagi siswa dan pustakawan di SMA

Negeri 2,3,10 dan 20 sebagai penyajM jasa pelayan

an perpustakaan. Sebaliknya pada perpustakaan SMA

Negeri 7 , partisipasi guru sudah menunjukkan

eksistensi suatu perpustakaan sekolah.

b. Pemberian motivasi oleh guru kepada siswa untuk

menggunakan perpustakaan tidak diikuti oleh gerak positif fungsi-fungsi perpustakaan.

c. Para guru lebih banyak mengisi waktu luangnya di kamar guru atau di tempat lainnya daripada di perpustakaan.

3. Prestasi belajar merupakan fungsi kemampuan membaca , sebaliknya kemampuan membaca merupakan fungsi pres -tasi belajar pada siswa SMA Negeri 7. Akan tetapi pada SMA Negeri 2,3,10 dan 20 hubungan antara pres' -tasi belajar dan kemampuan membaca berkorelasi sangat rendah. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang meng

(54)

187

tingkat prestasi belajar siswa.

a. Sistem evaluasi yang berupa pertanyaan-pertanyaan

baku yang dijawab dengan jawaban baku tidak me

-rangsang daya -.imaginasi, kreasi dan intelektual

siswa.

b. Prestasi dan kemampuan siswa yang baik, belum

menjamin siswa dapat menyusun kalimat penalaran

yang menuntut berpikir analitis sistimatik, logis

karena sistem evaluasi tersebut.

4. Kemampuan membaca siswa tidak terkembangkan oleh ko

leksi perpustakaan pada sekolah yang diteliti. Demi

kian juga penelitian ini menunjukkan bahwa perpusta

kaan belum merupakan faktor yang dominan dan berarti

dalam menunjang prestasi belajar siswa.

a. Perpustakaan sekolah hanya mempersiapkan buku-buku

teks yang dipergunakan untuk mengembangkan kogni

-tif siswa yang umumnya sudah dimiliki siswa.

Buku-buku yang diperlukan untuk pemahaman pengetahuan

lebih lanjut belum disediakan, antara lain karena

dana yang terbatas.

b. Orientasi belajar siswa bukan untuk menguasai pe

-nsetahuan secara utuh,. akan tetapi bagaimana cara

menjawab. pertanyaan-pertanyaan agar sesuai dengan

kuncinya.

(55)

188

ternyata menunjukkan bahwa fungsi perpustakaan ada

lah sama bagi siswa yang sedang belajar di Sekolah

Menengah Atas.

B. Saran-saran

Walaupun penelitian ini sangat jauh dari sempurna,

namun dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut .

1. Bagi para perencana pendidikan hendaknya perpusta

kaan mendapat prioritas utama dalam rancangan pro

-gramnya dengan alasan-alasan berikut ini.

a. Perpustakaan merupakan pusat informasi terbaru

bagi kepentingan pengembangan wawasan pengeta.

-huan siswa.

b. Prestasi belajar yang baik, yang dalam peneli

-tian ini tidak diikuti oleh kemampuan membaca

yang baik akan dapat ditanggulangi dengan kon

-disi perpustakaan yang tepat.

c. Isue bahwa perkembangan pendidikan tertinggal

30 tahun dari perkembangan teknologi akan dapat

ditanggulangi dengan penyiapan buku-buku

yang

menyajikan informasi konsep-konsep dasar yang

tepat dan distribusi bukubuku analitik yang me

-rangsang siswa untuk mau memecahkan masalah yang

dihadapinya harus sesuai dengan tingkat kemampuan

(56)

189

2. Pengadministrasian perpustakaan sekolah masih harus

mendapat perhatian baik dari Kepala Sekolah maupun

dari pihak Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan agar dapat mencapai standar perpustakaan

sekolah yang telah ditetapkan.

3. Pemberian motivasi oleh guru kepada siswa dalam

kaitannya dengan fungsi perpustakaan hendaknya di

tekankan kepada perluasan wawasan pengetahuan dari

konsep-konsep dasar yang telah diperoleh di

kelas

dan usaha pencaharian pemecahan masalah. Motivasi

ini setidaknya akan mendorong siswa untuk mempergu

nakan perpustakaan bagi kepentingan belajarnya.

4. Kepala Sekolah hendaknya mengangkat petugas

per

pustakaan sekolah yang penuh inisiatif dan kreatif

serta tidak terlalu banyak dibebani tugas lainnya

selain perpustakaan. Pada masa ledakan informasi

saat ini, dituntut pustakawan yang mampu menanggu

-langi agar siswa dan guru tidak ketinggalan

infor

masi terbaru.

5. Pustakawan hendaknya berusaha mengelola perpustaka

annya sesuai dengan Pedoman Standar Perpustakaan di

Indonesia dengan penuh inisiatif dan kreatif.

(57)

190

msngelola perpustakaan maka Sunindyo mengemukakan

"... sebaiknya pustakawan sekolah itu mema

-hami seluk beluk keguruan antara lain

mene;u-asai ilmu dan tehnik raendidik, .

menguasai

ilmu jiwa, terutama ilmu jiwa anak-anaic

dan

remaja, menguasai tehnik mengajar di

kelas

mempunyai pengetahuan terperinci tentang isi

dan tujuan pendidikan ... dan memiliki kete

rampilan dan pengetahuan tentang penyelengga

raan perpustakaan sekolah (Sunindyo, 1975:19")

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa pustakawan

sekolah sebaiknya memiliki latar belakang pendi

dikan guru dan keterampilan raengelola perpusta

-kaan. Oleh karena itu sebaiknya pendidikan pusta

kawan sekolah diselenggarakan pada LPTK ( Lembaga

Pendidikan Tenaga Kependidikan) seperti

pernah

dilaksanakan di IKIP Bandung pada tahun 1975 s/ d

1984. Penyelenggaraan pendidikan _

pustakawan

sekolah di LPTK akan mengurangi kendala

kurang-nya

pustakawam

sekolah terdidik yang bekerja pada

sekolah lanjutan.

C. Penelitian lebih lanjut

Banyak masalah yang timbul setelah

penelitian

Ini berahir antara lain :

1. Sejauh manakah distribusi koleksi yang tepat, jum

lah personil yang memadai dan kepemirapinan pusta

-kawan yang tepat merupakan faktor penunjang terca

(58)

191

2. Bagaimanakah menciptakan kondisi agar terjalin

ker-jasama antara guru, kepala perpustakaan dan kepala

sekolah untuk mengeksistensikan suatu

perpustakaan

sekolah ?

3. Hubungan antara prestasi belajar dan

kemampuan

membaca siswa dengan kemampuan berpikir sistimatik,

logis dan analitik.

4. Sejauhmanakah keberhasilan lulusan Jurusan Pendidi

kan Ilmu Perpustakaan PIP IKIP Bandung dalam penge

lolaan perpustakaan sekolah pada sekolah - sekolah

lanjutan di Indonesia ?

Demikianlah laporan penelitian yang dilakukan pe

neliti untuk memenuhi persyaratan mengikuti

ujian

strata dua pada Pakultas Pasca Sarjana IKIP Bandung.

Tulisan ini, diharapkan dapat meningkatkan penge

tahuan penulis, dan dapat merupakan sumbangan bagibagi

para pengelola perpustakaan sekolah khususnya dan para

(59)

DAPTAR KEPUSTAKAAN

Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar evaluasi pendidikan,

Bina Aksara, Jakarta, 198b

Ayip Rosidi, Pembinaan Minat Baca, Apresiasi dan Pene

litian Sastra, Panitia Tahun Buku Internasional

DKI, Jakarta, 1973

Brenton, Preston P. Le and Dale A. Venning, Planning

Theory,

Prentice-Hall, Inc., New Jersey, 19&4

Brown, James W. (et.al.) , Administering Educational

Media; Instructional" ..Tecnology and Library

^erviceFJ

Mc.Graw Hill Company, Toronto, 1972

Brunner, Jerome S., The Process of Educational,Vintage

Books, New York, 19^0

Depart.amen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,

Pedoman/Standar Perpustakaan di Indonesia,

Depar-temen Pendidikan dan Kebudayaan R.I., Jakarta,

1978

Mo.Colvin, Lionel R., Public Library Services, Unesco,

Paris, 1968

Douglas, Marry Peacock, The Primary School Library and

It's Services, Unesco, Paris, iy/T

The Encyclopedia Americana, Americana Corporation,

New-xork, 1969

Endi Nurgana, Statistika Untuk Penelitian, Permadi, Ban

dung, 1W5

Engkoswara, Prof. Dr. H., MScEd., Dasar-dasar Administra si Pendidikan, Departemen Pendidikan dan Kebuda

-yaan Kepuolik Indonesia, Jakarta, 1987

t

Menata Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia

Tinggal LandasT IKIP, Bandung, 1984 (Promosi Uuru

Besar)

Plippo, Edwin B., Personnel Management, 5

ed.,

McGraww-Hill Inc., New York, lyai

(60)

193

Guilford,JP and Benjamin Fruchter, Fundamental Statistic

in psychology and education, McGraw Hill Kogakusha,

Tokyo, 1973

Kadi, Sutrisno, Prof.Drs.MA., Statistik ,jilid II,

Fakul-tas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1981

Hadisubroto, Subino, Bimbingan Skripsi, ABA Yapari,

Bandung, 1982

Hainstock, Elizabeth G., Teaching Montessori in the Home,

New American Library, New York, 1968

Harris, Larry A. and

Carl

B. Smith, Reading Instruction:

diagnostic Teaching in the Classroom, Richard C. Owen Publisher, New York, lybO

Harrod, Leonard Montaque, The Librarians Glossary and

Reference Book, Andre Deutsch, London, 197 Y

Herring, James E, School Librarianship. Outlines of

Mo dern Librariansnip, ^live Bingley, Loncon,

I5H2

Hopkins, KD and Glass G.V., Ba3ic Statistics for

Behavioural Sciences, ^ngiewooc (J±ixi3-ttand

McNally, New Jersey, 1978

Heyel, Carl, The Encyclopedia of Management, 2 ,

Von Nostrond Reinhold Company, New York, 1973

Idris Suryana, Organisasi dan Administrasi -Perpustakaan

Sekolah, IKIP,Bandung, 1977

Issoac,Stephen and William B. Michael, Handbook in Research and Evaluation, Edit3publisher, California, 19U2

Katz, Bill and Andrea Tarr, Reference and Information

Services: A Reader, The Scare Crow Press Inc.,

London, 197B

Komaruddin, Ensiklopedia Menejemen 2912 entri, Alumni,

Bandung, 1983

Lother, Herman J. and Donal G. Mc. Tavisch, Descriptive

Statistics for Sociologist, an introduction,

(61)

194

Mali, Paul, Improving Total Productivity, John Wiley & Sons, New York, 1978

Marks, Sr James Robert (et.al.) , Handbooks of Educational

Supervision^ Guide for the Practitioner, second

edition, Alin and Bacon Inc. , Boston, T$"78

Muchyidin, Ase S, Drs, MSc, Pelayanan Perpustakaan de

ngan referen3i untuk perpustakaan Sekolah, eaiai

Ice 2, IKIP, Bandung, 197V

Nasution, S., Prof. Dr. MA.., Asas-asas Kurikulum,

Jenmars .Bandung ,

£~

_/

f Didaktik Azas-Azas Mengajar, Jenmars, Bandung,

r —^

, Metode Research , Jenmars, Bandung,

£~

J

, Pengembangan Kurikulum , Alumni, Bandung, 1987

Natawidjaja, Rochman, Proses Penyusunan Skala Sjkap,

IKIP, Bandung, T5B5

Oteng Sutisna, Prof.Dr. MScMEd., Administrasi Pendidikan,

Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional^

Angka3a, .dandling, 1983

""

Parker, Ronald K., Readings in Educational Psychology,

Allyn and Bacon Inc., Boston, 19b8

:

Parker, Stephen J, Aspects of Library DeTelopment Planning,

Mansell Publishing Limited, London, 1983

Riberu, "Mengenai Rencana Perubahan sistem Pendidikan.

TProtTramnva Ppt»1 n Diif>l»gtrpn l*»hih Dnlii." KOMPAS,

23 Juni 1988, I : 2-5

Schon, Isabel (et.al) " A Special Motivational Intervention

Program and JunioFTTigh School students' Library

T1«»o »ml Art-it^n^PH." aaiam The Journal of experimental

Education Vol >d, No. 2, 1984/1985

Semiawan, Conny, Prof. Dr., Memupuk bakat dan kreativitas

Siswa Sekolah Menengah, Gramedia, Jakarta,

lyoq-Siegel, Sidney, Statistik Non Parometrik untuk Ilmu-Ilmu

(62)

195

Strang, Ruth dan Dorothy Kendall Bracken, Making Better

Readers,

DC Heath and Company, Boston, 1966

Stueart, Robert D dan John Tayloe Eastlick, Library

Management, second edition, Libraries Unlimited

Inc.; Colorado, 1981

Sudjana, DR, MAMSc., Metoda Statistika, 3

, Tarsito,

Bandung, 1984

Sunindyo. Bimbingan Membaca dan Promo3i *erpustakaan:

Perpustakaan Seicoiah, rroyek Pengembangan perpus

takaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI,

Jakarta, 1975

Sutermeister, Robert A., People and Productivity ,

McGraw Hill Book Company, Tokyo, ly/o

Tampubolon, Dp., Prof.Dr., fcemampuan Membaca, Tehnik

Hembaca Bfektif don Efisien, Angkasa" Bandung,

I9Bb"

~~

Tarigan, HG., Prof. Dr., Membaca

Gambar

Tabel nomor
Gambar 1. GARIS KEKUASAAN DI SEBUAH SEKOLAH BESAK(Oteng Sutisna,1984: 81)
Gambar 1. menunjukkan bahwa salah satu
Gambar 2. Kerangka Penelitian
+4

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi berjudul “ Analisis Performa Pada Lampu LHE dan Lampu LED terhadap Besar Nilai THD dan Penurunan Intensitas Cahaya ” telah diuji dan disahkan oleh Fakultas

Faktor tersebut adalah jumlah uang beredar (MS), pendapatan nasional (Y), tingkat suku bunga (INT), tingkat inflasi (INF) dan kebijakan kenaikan harga BBM sebagai

Kebijakan ini ditujukan agar keluaran pendidikan dapat lebih berorentasi pada pemenuhan dunia kerja serta kebutuhan dunia usaha dan industri (DUDI). Pendidikan vokasional

Sanggahan paling lambat disampaikan pada hari Jum'at, tanggal 19 Oktober 2012 jam 14.45 WIB Sanggahan disampaikan kepada Pokja-3 Pekerjaan Konstruksi Unit Layanan Pengadaan Pemerintah

Menurut data statistik American Heart Association (AHA) 2008, pada tahun 2005 jumlah penderita yang menjalani perawatan medis di Amerika Serikat akibat SKA hampir 1,5 juta

Jenis penelitian ini merupakan bentuk penelitian deskriptif analisis yang memiliki sifat eksploratif kualitatif yang bertujuan mengekplorasi, menggambarkan keadaan atau

Sahabat MQ/ Seleksi calon menteri Susilo Bambang Yudhoyono akan dimulai hari ini// Seluruh dokumen pakta integritas pun telah disiapkan/ namun pakta tersebut ditujukan

Jenis penelitian ini merupakan bentuk penelitian deskriptif analisis yang memiliki sifat eksploratif kualitatif yang bertujuan mengekplorasi, menggambarkan keadaan atau