HUBUNGAN ANTARA ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH
DAN PEMBERIAN MOTIVASI OLEH GURU
DENGAN FUNGSI PERPUSTAKAAN BAGI SISWA
T E S I S
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis
Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung
untuk memenuhi sebagian dari syarat
Program Pasca Sarjana Strata 2 ( dua ) Bidang
Studi Administrasi Pendidikan
Oleh
Yooke Tjuparmah S. Komaruddin
Nomor Pokok : 402/A/XVI-8
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN B A N D U N G
1 9 8 9
DISETUJUI DAN DISYAHKAN OLEH PEMBIMBING
Prof DR. H. Achmad Sanusi Pembimbing I
Prof. DR. H. Engkoswara, M.Ed.
Pembimbing II
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
B A N D U N G
Show me a poor library,
I'll show you a poor education.
( Donald Emory )
ABSTRAK
Penelitian ini bermaksud mengungkapkan permasalahan :
"Sejauh manakah hubungan antara pengadministrasian perpus
takaan sekolah dan pemberian motivasi oleh guru
kepada
siswa yang berkemampuan membaca baik dan berprestasi baik
dengan fungsi perpustakaan bagi
siswa tersebut ?"
Untuk keperluan ini peneliti mengajukan hipotesis :
"Apabila pengadministrasian perpustakaan efektif dan pem
berian motivasi kepada siswa baik, maka perpustakaan akan
berfungsi bagi siswa berprestasi dan berkemampuan membaca
baik".
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa fungsi
perpustakaan bagi siswa ditentukan
oleh kesiapan pengad
-ministrasian perpustakaan sekolahnya. Sedangkan pemberian
motivasi oleh guru kepada siswa belum diikuti oleh gerak
positif pengadministrasian perpustakaan.
£ada umumnya prestasi belajar siswa belum merupakan
fungsi kemampuan membaca siswa dan sebaliknya, kecuali
bagi siswa SMA Negeri 7 Bandung. Hal ini disebabkan iantara
lain karena prestasi belajar dan kemampuan membaca siswa
belum atau tidak terkembangkan oleh koleksi perpustakaan
sekolahnya. Penelitian ini ternyata memunculkan masalah
baru untuk penelitian selanjutnya.
DAPTAR ISI
KATA PENGANTAR
*•
UCAPAN TERIMA KASIH ±±±
DAPTAR GAMBAR-
**!
DAFTAR TABEL
xiii|
ABSTRAK
xvi!
BAB I : PENDAHULUAN
A. Permasalahan 1
1. Latar belakang masalah ...
1
2. Rumusan permasalahan
••••
'^
B. Tujuan Penelitian
19
C. fentingnya Penelitian 21
BAB II : ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH,
PEM-BERIAN MOTIVASI OLEH GURU DAN FUNGSI PERPUSTAKAAN BAGI SISWA .-:' «.
A. Administrasi Perpustakaan Sekolah.
1. Sekolah dan Perpustakaan 22
2. Ruang Lingkup Administrasi Per
pustakaan 34
3. Pemahaman Berbagai Pelayanan
Perpustakaan
••
«55
4. Kreativitas Pustakawan dalam
Perabinaan Perpustakaan j6
B. Peranan Guru dalam Perpustakaan
1. Guru sebagai pengajar 84
2. Guru sebagai motivator
89
3. Guru sebagai anggota team perpustakaan
sekolah 95
C. Siswa sebagai Pemakai Perpustakaan
1. Fungsi Perpustakaan Bagi Siswa
99
2. Kemarapuan Membaca Siswa ^
102
D. Penelitian Sebelumnya
1. Penelitian di Amerika Serikat 112
2. Percobaan Isabel Schon 112
3. ^enelitian di Cranfield Inggris 113
E. Kesimpulan Hasil Studi Kepustakaan dan Pe
-nelitian sebelumnya 120
BAB III : PROSEDUR PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
126
B. Metode Penelitian 128
C. Anggapan Dasar dan Hipotesis 129
D. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
pengumpul data 132
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Pengolahan dan Analisis Data 143
1. Distribusi Data 144
2. Pengujian Hipotesis
149
*
B. Diskusi Hasil Penelitian
1. Hubungan antara pengadministrasian
perpustakaan sekolah dengan fungsi
perpustakaan bagi siswa
164
2. Pemberian motivasi oleh guru kepada
siswa dalam kaitannya dengan fungsi
perpustakaan bagi siswa
174
3. Hubungan antara kemampuan membaca
dengan prestasi belajaa siswa
178
4. Hubungan antara Kemampuan Membaca
dan prestasi belajar siswa
dengan
Fungsi Perpustakaan
1Q1
5. Perbedaan fungsi perpustakaan bagi
siswa
183
BAB V
: KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
185
B. Saran-Saran
188
C. Penelitian Lebih Lanjut
190
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Daftar Kepustakaan
19
B. Instrumen-Instrumen Penelitian
21 7
C. Pengolahan Data
DAFTAR GAMBAR
Nomor hal.
1. Garis Kekuasaan di Sebuah Sekolah Besar 5
2; S^rangka Penelitian
-.
18
3. Proses Interaksi Bahan Pustaka dan Pengajaran ..
26
4. Model Kegiatan Untuk Pusat Belajar Siswa
30
5. Organisasi dan Pelayanan Perpustakaan Sekolah .. 39
6. Pola Organisasi Model Doughnut
41
7. Urutan Langkah Akuisisi 44
8. Bagan .Rancangan Sistem Instruksional 46
9. Langkah-lang kah Prosedur Penganggaran
52
10. Pelayanan Perpustakaan 58
11. Modifikasi Sistem Pelayanan Informasi di Perpus
takaan Sekolah Menengah Atas
g0
12. Arus Informasi dalam Suatu Continuous Progress
School 62
13. Alur ringkas Pelayanan Referens 71
14. Kriteria Pustakawan Referens
72
15. Modifikasi Model Motivasi Porter and Lawler
.
94
16. Metode Membaca Telaah Isi 108
17. Panca Untai Membaca Pengarahan Diri Ill
18. Nilai yang disajikan Siswa dari Sistem Perpus
-takaan H£
19. Hubungan antara Variabel X1, Variabel X2 dengan
Variabel Y
152
20. Hubungan antara Variabel Y-, dengan Variabel Y2
156
21. Hubungan antara Variabel Y1 dengan Variabel Y
158
22. Hubungan antara Variabel Y2 dengan Variabel Y
160
DAFTAR TABEL
Tabel nomor : halaman :
1. Validitas dan reliabilitas Instrumen HO
2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Teruji 141
3. Kisi-ki3i Variabel JCemampuan ^embaca
142
4. Hasil Distribusi Data X 145
5. Hasil Distribusi Data X2
145
6. Hasil Distribusi Data Y 146
7. Hasil Distribusi Data Y 146
8. Hasil Distribusi Data Y 146
2
9. Rata-rata Skor Jawaban Responden 148
10. Keadaan Tenaga Perpustakaan SMA 171
11. Rekapitulasi Skor Data 217
12. Uji Normalitas Lilliefors Variabel X1 SMA 2-3
219
13. Uji Normalitas Lilliefors Variabel X2 SMA 2-3
221
14. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y SMA 2-3 22315. Uj£ Normalitas Lilliefors Variabel X1 SMA 7..
225
16. Uji Normalitas Lilliefors Variabel X2 SMA 7..
226
17. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y SMA 7... 227
18. Uji Normalitas Lilliefors Variabel X. SMA 10-20 228
19. Uji Normalitas Lilliefors Variabel X2 SMA 10-20 230
20. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y SMA 10-20
232
[image:10.595.85.539.75.746.2]21. Analisis Korelasi X1 dengan Y SMA 2-3 ...234
22. Analisis Korelasi X1 dengan Y SMA 7
237
23. Analisis Korelasi X.. dengan Y SMA 10 - 20 240"
24. Analisis Korelasi X2 dengan Y SMA 2-3
242
25. Analisis Korelasi X2 dengan Y SMA 7
245
26.
Analisis Korelasi X dengan Y SMA 10 - 20
247
27. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y? SMA 2-3 ..249"
28. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y SMA 2-3 ..25V
29. Analisi3 Korelasi Y dan Y2 SMA 2 dan 3
252
30. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y1 SMA 10-20.255
31. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Yg SMA 10-20.257
32. Analisis Korelasi Y1 dan Y2 SMA 10-20
259
33. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y., SMA 7
262
34. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y2 SMA 7 ....263
35. Analisis Korelasi Y- dan Y2 SMA 7
264
36. Analisis Korelasi Y^ dan Y di SMA 2 dan 3
266
37. Analisis Korelasi Y1 dan Y di SMA 7
269
38. Analisis Korelasi Y1 dan Y di SMA 10 dan 20
272
39. Analisis Korelasi Y2 dan Y di SMA 2 dan 3
275
40. Analisis Korelasi Y2 dan Y di SMA 7
278
41. Analisis Korelasi Y2 dan Y di SMA 10 dan 20
281
42. Significant Values of (3 for Testing HQ
287
43. Daftar E 288
44. Daftar G
2Q9
45. Daftar H
290
46. Daftar I 291
BAB I
PENDAHULUAN
A. Permasalahan
1. Latar belakang masalah
Konsep tentang nilai, pengetahuan dan teknologi yang '
dimiliki masyarakat, secara terus menerus
diperkenalkan
oleh generasi sebelumnya kepada generasi berikutnya. Ni
lai, pengetahuan dan teknologi ini - diperlukan manusia
untuk dapat mempertahankan dan
melangsungkan hidupnya.
Proses pengalihan nilai, pengetahuan dan teknologi dari
generasi ke generasi itu biasa disebut sebagai transmisi
kebudayaan. Transmisi kebudayaan dilakukan melalui
pendi-dikan formal, informal dan non-formal.
Para ahli pendidikan cenderung .- memandang sekolah
sebagai alat yang paling efektif untuk menyampaikan nilai,
pengetahuan dan teknologi tersebut. Sekolah dianggap seba
gai tempat yang tepat untuk mendidik anak agar
menjadi
manusia dewasa dalam masyarakat. Herbert Spencer
(I860)
seperti yang dikutip Nasution (1987 : 55)
mengungkapkan
bahwa sekolah perlu menyampaikan nilai-nilai, pengetahuan
dan teknologi ini untuk :
- selx preservation m
-
securing the necessities of lire
- rearing a family
- maintaining proper social and political
relationships
Jadi pada dasarnya pendidikan adalah usaha dari
generasi tua yang dilakukan secara sadar untuk
menga-lihkan nilai, pengetahuan , pengalaman, kecakapan dan
keterampilannya kepada generasi muda sebagai
usaha
agar dapat memenuhi fungsi hidupnya. Di *Indonesia ,
perihal pendidikan ini diatur oleh UUD '45 pasal 31
dan 32 yang dijabarkan dalam Garis-Garis Besar Haluan
Negara yang diperbaharui dan disempurnakan
setiap
5 (lima) tahun sekali. Tujuan pendidikan nasional yang
hendak dicapai, diuraikan secara spesifik dalam tujuan
institusional. Bagi Sekolah Menengah - Atas'
tujuan
institusional umumnya adalah :
- menjamin wargananegara yang baik sebagai
manusia yang utuh, sehat, kuat lahir dan
-me^uasai hasil-hasil pendidikan "*"*
yang merupakan kelanjutan dari pendidikan
di Sekolah Menengah Umum Tingkat Pertama
- memiliki bekal untuk melanjutkan studinya
ke lembaga pendidikan yang lebih tmggi
dengan menempuh ;!
.
(a) program umum yang sama bagi semua
siswa
(b) program pilihan bagi mereka yang
mem-persiapkan dirinya untuk studi di
lembaga pendidikan yang lebih tinggi
(c) memiliki bekal untuk terjun ke masya
rakat dengan mengambil keterampilan
untuk bekerja yang dapat dipilih oleh
siswa sesuai dengan mmatnya dan
keou-tuhan masyarakat.
Selanjutnya tujuan pendidikan umum
dijabarkan
menjadi tujuan khusus. Tujuan khusu3 pendidikan
di
Indonesia untuk tingkat sekolah menengah atas dija
-barkan dalam bidang pengetahuan, bidang keterampilan
serta bidang nilai dan sikap.
Sekolah sebagai pelaksana pendidikan melakukan
suatu tata kerja yang telah ditetapkan untuk
menca-pai tujuan pendidikan. Tata kerja yang kompleks ini
biasa disebut dengan administrasi pendidikan. Secara
terinci dikemukakan bahwa :
Administrasi Pendidikan adalah penataan
sum-ber daya manusia, kurikulum atau sumsum-ber
be-lajar dan fasilitas lainnya untuk mencapai
tujuan pendidikan secara optimal dan
pencip-taan suasana yang baik bagi manusia yang
tu-rut serta di dalam mencapai tujuan pendidikan
yang disepakati (Engkoswara, 1984 : 11)
Administrasi dalam proses pendidikan
meliputi
seluruh perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
ter-hadap kegiatan operasional pendidikan.
Kegiatan
operasional pendidikan antara lain berupa pengelolaan
kurikulum, metode, alat pengajaran, murid, guru,;
per-sonil tata-usaha dan pengelolaan sumber belajar.
Lebih jauh lagi administrasi pendidikan
sebagai
suatu proses sering ditafsirkan sebagai suatu
sesuai dengan tujuan yang telah digariskan.
Untuk
mewujudkan kerja administrasi itu,
maka dibentuklah
suatu sistem yang mempermudah bergeraknya fungsi-fungsi
administrasi. Sistem tersebut berwujud
organisasi
.
Organisasi tidak ubahnya dengan suatu sistem yang mem
bagi pekerjaan administrasi ke dalam kedudukan kedn
-dukan menejemen dalam suatu struktur kerja-sama
dan
pengadaptasian dari strulctur-struktur itu
kepada
manusia yang melaksanakan fungsi-fungsi
administrasi
dalam organisasi. Maka dibuatlah bagan organisasi atau
struktur organisasi yang merupakan diagram
kedudukan-kedudukan dan hubungannya satu sama lain. Bagan organi
sasi dapat merupakan alat bantu yang bernilai dalam
pe-netapan fungsi organisasi. Bagan ini pun membantu usaha
menstrukturkan wewenang dan tanggung-jawab,
kegiatan
dan arus komunikasi.
Salah satu bentuk organisasi yang menggambarkan
garis wewenang yang terinci dalam organisasi
sekolah
adalah model yang digambarkan oleh Oteng Sutisna (1983:
181 ). Model organisasi yang dipergunakan untuk melak
-sanakan proses administrasi pendidikan ini
dapat
PEMB KEPSEK
" i — r ~
Kur & Guru
r- Kep. Perpustakaan - Kep.Prog.Pend.
orang dewasa
- Kep.Prog.Pendi
dikan waktu libur besar KETUA DEP. Seni rupa Penjas pria Penjas wanita 5hs. Nasional Bhas. Asing PKK I PA Materaatika IPS Seni drama Ketrampilan KEPALA SEKOLAH PEMB.ADM.
PEMB KEPSE
EPSEKJ
J
PEMB KEPSEKMurid
- Kep.Pela-yanan Bimb.
- Kep.
Pela-yanan Kes
- Kep. Regris-trasi dan
pericataten
- ^ep. Keamanan
KS BAGIAN A
4 counselor
1 tenaga sos,
60 guru 1000 murid Tata Usaha
P Kep.Ur.Peg
- Kep.^ata - PengawasGed & Hal
- ivep.Cafetaria
KS BAGIAN B
4 conselour
1 tenaga sos,
[image:17.595.49.531.76.680.2]60 guru 1000 murid
Gambar 1. menunjukkan bahwa salah satu
komponen
yang menunjang kegiatan administrasi
yang
terkait
dengan fasilitas pendidikan adalah perpustakaan. Per
-pustakaan sekolah adalah salah satu
komponen,
sistem sekolah sebagai unit perlengkapan
pendidikan.
Perpustakaan merupakan salah satu bagian kurikulum.
Melihat kedudukan perpustakaan pada organisasi se
kolah seperti yang digambarkan di atas, maka perpusta.
-kaan merupakan bagian dari urusan pelayanan
kepada
siswa. Karena pelayanan yang diberikan kepada
siswa
ini berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar-mengajar
maka kedudukan perpustakaan merupakan bagian dari
sub-bagian pendidikan dan kurikulum.
Oleh karena itu
•,
sesuai dengan fungsinya, perpustakaan diharapkan
mampu
menunjang kelancaran program pendidikan,
pengembangan
kurikulum dan pelaksanaan proses belajar-mengajar dengan
baik.
Perpustakaan sekolah sebagai alat bantu pendidikan
menunjang metode dan tehnik pengajaran yang
dilakukan
guru. Perpustakaan sekolah berpartisipasi dalam program
sekolah untuk memenuhi kebutuhan siswa dan-guru. Lebih
fungsi ini mengembangkan cara belajar siswa dalam mem
-bandingkan, raeneliti dan menguji pelajaran di kelas
,
sehingga dapat memahami pelajaran dengan
sungguh
-sungguh . Petugas perpustakaan sekolah berkewajiban
bekerja sama dengan guru dalam raemilih koleksi perpusta
-kaan serta mengembangkan pendayagunaan : sumber-sumber
informasi di dalam program pengajaran.
Perpustakaan yang terkait dalam totalitas
proses
belajar-mengajar raenempatkan peranan guru pada
fungsi
yang penting, karena kedudukannya sebagai . stimulator
dan motivator dalam meningkatkan kemauan belajar siswa
di perpustakaan. Cara menstimulasi dan memotivasi
anta-ra lain dengan mengaanta-rahkan pencaharian informasi di per
pustakaan dan memberikan tugas-tugas yang dapat
diker-jakan di perpustakaan.
Guru
sebagai anggota tim perpustakaan
sekolah
mengurus dan mengawasi jadwal penggunaan perpustakaan
bagi para siswanya. Guru bersama-sama pustakawan
bertanggungjawab atas kerja bimbingan terhadap siswa da
-lam mempergunakan perpustakaan, sehingga siswa akan
se-lalu mempergunakan setiap kesempatan untuk menjelajahi
kekayaan perpustakaan itu.
Di lain pihak, siswa sebagai peserta didik
8
memperluas wawasannya dengan cara membandingkan
pela
-jaran di kelas yang diberikan guru dengan bahan - bahan
yang ada di perpustakaan. Dengan demikian siswa
beru-saha untuk berpikir mandiri, mampu memecahkan
masalah,
mampu berpikir secara individual dan mampu " ' 'bekerja
dengan alat dan bahan bacaan yang ada di
perpustakaan
sekolah. ^emampuan siswa dalam mempergunakan
perpus
-takaan secara operasional diwujudkan dengan
melakukan
kegiatan membaca untuk menunjang program belajarnya.
Proporsi terbesar dari siswa dalam menggunakan perpus
-takaan adalah untuk mencapai tujuan belajarnya.
Siswa
menempatkan diri pada perpustakaan sekolahnya itu, se
-bagai pemilik buku yang digunakannya untuk mengerjakan
tugas-tugas sekolahnya.
Setelah mengkaji beberapa sumber bacaan, dapat di
kemukakan beberapa hal yang menyangkut keberadaan per
-pustakaan sekolah sebagai suatu sistem pada administrasi
pendidikan .
a. Perpustakaan sekolah adalah suatu unit
organisasi
' dalam sistem administrasi sekolah. Sebagai
anggota
sistem administrasi sekolah, perpustakaan melaksana
bentuk fungsi administrasi ini diterapkan kepada
tiga kegiatan operasional perpustakaan, yakni kegi
atan administrasi rutin, pekerjaan teknis perpusta
-kaan dan pekerjaan pelayanan.
b. Peranan guru sebagai pemelihara, pengembang,penerus,
penerjemah sistem nilai dan penyelenggara tercipta
-nya proses pendidikan tidak dapat dilepaskan
dengan
fungsi perpustakaan sekolah. Guru adalah : motivator
bagi siswa yang sedang belajar. Motivasi yang
dibe-rikan guru berwujud usaha-usaha untuk menciptakan
kondisi sehingga siswa mau melakukan apa yang dian
-jurkan guru dalam proses belajarnya. Guru yang di
-maksud dalam pembahasan ini adalah guru bidang studi
yang dalam bentuk tehnik mengajarnya mampu melakukan
motivasi kepada siswa dan dapat memberikan . warna
yang jelas bagi minat siswa untuk belajar dan menda
-yagunakan perpustakaan.
c. Belajar adalah suatu proses pertumbuhan yang diha
-silkan oleh hubungan berkondisi antara stimulus dan
respons. Proses pertumbuhan yang dihasilkan oleh kon
disi stimulus-respons ini diajukan semata-mata kepada
"... (1) pengurapulan pengetahuan, (2)penanaman konsep
dan kecekatan dan (3) pembentukan sikap dan perbuatan"
10
pengetahuan pada dasarnya diperoleh dari belajar.
S.alah satu kegiatan belajar dilaksanakan dengan
mem-baca. J^enurut William D. Baker, "... 3ekitar 85%
dari seluruh studi, kegiatan belajarnya meliputi
kegiatan membaca" (The Liang Gie, 1982 : 85). Karena
itu metode kemahiran dan segisegi lain yang berhu
-bungan dengan kegiatan membaca perlu dimiliki siswa
untuk pengumpulan pengetahuan agar tercapai produk
belajar yang baik. Kecakapan dan kemampuan
membaca
kadang-kadang dianggap sebagai suatu petunj.uk kemam
puan intelektual siswa. Potensi intelektual yang baik
pada siswa ternyata mempermudah pemahaman konsep yang
terdapat pada media cetak yang dibacanya. Produk
membaca pada akhirnya adalah suatu pengembangan pern
-bawaan dan penggunaan akal budi secara penuh '
dari
siswa. Secara lambat laun, melalui membaca,
siswa
menyadari bahwa salah satu potensi yang dimilikinya
harus dikembangkan untuk mencapai hasil belajar.
Dalam kegiatan perpustakaan sekolah sehari-hari,
berdasarkan studi penjajagan yang dilakukan f
peneliti
dapat mengemukakan beberapa hal berikut ini.
a. Perpustakaan sekolah telah dikelola sesuai dengan
kemampuan tenaga perpustakaan sekolah. Selain itu
11
pencatatan buku yang didistribusi dari pemerintah.
Buku-buku ini biasanya disebut buku paket pemerin
tah. Untuk mencatat buku paket ini , tenaga
pusta-kawan sekolah pada umumnya meminta petunjuk pelak
sanaan dari ^antor Wilayah Pendidikan dan Kebuda
yaan. Hal ini diungkapkan oleh Dr. Ruchmat Wiria
-dinata : "... untuk mengelola buku paket
terlebih-lebih buku perpustakaan lainnya, petugas perpusta
kaan sekolah selalu menanyakan petunjuk pelaksa
-naan kerja di perpustakaan sekolah."(Rachmat Wi
-riadinata, kuliah umum, 1985, di PPS IKIP Bandung).
Dengan kemampuan pengelolaan perpustakaan yang pada
umumnya masih seadanya dan tanpa juklak (petunjuk
pelaksanaan), sangatlah disangsikan kemampuan
per-pustakaaii sekolah dalam melayani para siswanya.
b. Pemberian motivasi dari guru kepada siswa untuk
mempergunakan perpustakaan sekolah sebagai sarana
belajar tidak nampak dengan jelas. Yang nampak da
lam kegiatan mengajarnya guru belum mengintegra
-sikan perpustakaan sebagai sarana penunjang bela
jar siswa.
c. Kemampuan membaca sebagai sesuatu yang mutlak
ha,rus dimiliki siswa yang sedang belajar dapat di
12
perpustakaan. Koleksi perpustakaan yang ada nam
paknya belum dipergunakan untuk pengembangan ke
-mampuan membaca siswa.
d. Siswa yang berprestasi pada umumnya berkeinginan
menambah pengetahuan secara terus menerus. Akan
tetapi yang nampak, siswa yang berprestasi ini ,
tidak mempergunakan perpustakaan sekolah untuk
ke-pentingan belajarnya lebih lanjut.
Sejalan dengan keadaan perpustakaan sekolah ini ,
mungkin terdapat implikasi yang lebih jauh, yaitu per
-pustakaan sekolah belum merupakan fasilitas pendidikan
yang dapat mendukung pelaksanaan kegiatan kurikuler.
Berdasarkan latar belakang pemikiran inilah, maka
peneliti menemukan beberapa masalah di dalam penyeleng
-garaan perpustakaan sekolah di Kotamadya Bandung,
khusus-nya pada tingkat sekolah menengah umum atas. Permasalahan
tersebut peneliti pilih, agar merupakan pembatas yang
te-pat untuk penelitian ini.
2. Rumusan permasalahan
Dari beberapa pokok latar belakang pemikiran rnasa
-lah dan beberapa permasa-lahan yang ditemukan, maka pene
13
a. Sejauh manakah pengadministrasian perpustakaan yang
telah dilakukan petugas perpustakaan sekolah dapat
memberikan pelayanan kepada siswanya ?
b. Sejauh manakah pemberian motivasi oleh guru kepada
siswa agar siswa mendayagunakan fungsi perpustakaan
sekolahnya ?
c. Sejauh manakah hubungan fungsional antara kemampuan
membaca siswa dan prestasi belajar siswa ?
d. Adakah perbedaan fungsi perpustakaan bagi siswa pada sekolah yang telah memiliki perpustakaan dengan
pengelolaan yang berbeda ?
Untuk itulah dibuat perumusan masalah utama untuk
membatiasi masalah penelitian ini. Masalah utama yang
di-maksud dirumuskan sebagai berikut .
"Sejauh manakah hubungan antara pengadministrasian
perpustakaan sekolah dan pemberian motivasi oleh
guru kepada siswa yang berkemampuan membaca dan
berprestasi baik dengan fungsi perpustakaan bagi
siswa tersebut ?"
Masalah diatas melahirkan judul penelitian
HUBUNGAN ANTARA .ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN PEMBERIAN MOTIVASI OLEH GURU DENGAN FUNGSI PER
PUSTAKAAN BAGI SISWA (Studi deskriptif analitik
14
dan berkemampuan membaca baik di Sekolah Menc.ngah
Atas Negeri 2,3,7,10 dan 20 di Bandung)
Penjelasan mengenai masalah yang diteliti adalah
sebagai;-dikemukakan berikut ini.
1) Administrasi Perpustakaan Sekolah adalah fungsi admi
nistrasi sekolah yakni perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan yang dioperasikan kepada tiga
kegiatan
operasional perpustakaan yakni kegiatan pelayanan
,
kegiatan ketatausahaan dan kegiatan pekerjaan teknis
(technical processing). Konsep ini sejalan dengan
konsep Administrasi Perpustakaan Model Doughnut
(Stueart dan Eastlick, 1981 : 72) . Unsur-unsur yang
diukur adalah :
a) Kegiatan pelayanan perpustakaan meliputi pelayanan
langsung yang berkaitan dengan waktu pelayanan ,
pelayanan peminjaman, penggunaan buku dan non buku
untuk menunjang kegiatan belajar - mengajar.
b) Kegiatan pekerjaan teknis perpustakaan meliputi
kegiatan akuisisi, klasifikasi-katalogisasi dan
kegiatan mempersiapkan buku dan non buku di perpus
takaan sehingga berdaya guna dan mempermudah peng •
gunaannya oleh pengguna perpustakaan.
c) kegiatan administrasi rutin atau kegiatan yang me
nyangkut segala kegiatan teknis dan operatif untuk
15
2) Pemberian Motivasi oleh Guru kepada Siswa untuk
meng-gunakan perpustakaan sekolah adalah usaharusaha guru
yang menciptakan kondisi-kondisi sehingga siswa ingin
melakukan apa yang dianjurkan guru dalam kaitannya de
ngan penggunaan perpustakaan. Usaha guru itu adalah
menstimulasi dan mengarahkan siswa dalam pencaharian
informasi di perpustakaan untuk kepentingan belajar
lebih lanjut. Pemberian motivasi oleh guru lainnya
adalah peran serta guru dalam pembinaan dan pelaksa —
naan penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Konsep
di-atas sejalan dengan pemikiran yang dikemukakan oleh
Douglas (1968 : 14)
Unsur-unsur yang akan diukur adalah
a) kerjalsama guru dengan pustakawan dalam usaha
mendayagunakan perpustakaan.
b) pengarahanI dan dorongan yang dilakukan guru agar
siswa menggunakan perpustakaan sekolahnya.
3) Fungsi perpustakaan sekolah bagi siswa .
Siswa menggunakan perpustakaan merupakan suatu
indi-kator keberhasilan pengadministrasian perpustakaan .
Siswa menggunakan perpustakaan karena perpustakaan
memiliki fungsi edukatif, informatif, riset dan
re-kreatif. Konsep ini sejalan dengan Pedoman Standar
16
Unsur-unsur yang akan diukur ialah fungsi perpustakaan
bagi. siswa yang menggunakannya karena memiliki :
a) fungsi. informatif yaitu siswa dapat
mengumpulkan
pengetahuan dengan menggunakan perpustakaan.
b) fungsi'edukatif yaitu siswa melakukan
perbuatan
belajar di perpustakaan untuk memperluas wawasan
bahan pelajaran yang telah diperolehnya di kelas
c) fungsifriset yaitu siswa melakukan kegiatan di per
pustakaan untuk membandingkan konsepkonsep pela
jaran yang telah diperolehnya baik dari kelas mau
-pun dari luar kelas
d) fungsi| rekreatif yaitu penggunaan waktu
senggang
oleh siswa dengan mempergunakan perpustakaan.
4) Siswa berprestasi baik adalah siswa yang memiliki
pres-tasi belajar yang termasuk ke dalam sepuluh
besar ke
-lompok siswa yang terbaik pada'akhir-ajaran semester 7.
Siswa berkemampuan membaca baik adalah siswa yang memi
liki kemampuan mengidentifikasi, mengevaluasi dan
meng-aplikasikan apa yang telah dibaca. Selain itu siswa ber
prestasi dan berkemampuan membaca baik, pada umumnya,
berkeinginan menambah pengetahuan secara terus-menerus,
yang bahan-bahan bacaannya antara lain tersedia di per
pustakaan sekolah.
Untuk point 1,2 dan 3 data dapat diperoleh melalui
angket, observasi dan wawancara. Sedangkan untuk point
4
17
Ketiga variabel ini saling berkaitan dalam kegiatan
administrasi perpustakaan sekolah dan administrasi seko
lah. Adapun variabel-variabel tersebut adalah :
1) variabel!independen atau variabel prediktor . adalah
variabel administrasi perpustakaan sekolah yang
dinya-takan dengan X. ; variabel pemberian motivasi oleh
guru dinyatakan dengan Xp
2) variabel dependen atau variabel responsnya adalah
fungsi perpustakaan sekolah bagi siswa . (berprestasi
dan berkemampuan membaca baik) yang dinyatakan dengan
variabel Y
3) adapun, yang dijadikan variabel antara atau intervining
atau moderator adalah siswa yang berprestasi baik dan
berkemampuan membaca baik yang dinyatakan dengan
Y-dan Yp. Adapun yang dijadikan variabel kontrol adalah
jenis kelamin, usia, perbedaan bidang studi atau ju
-rusan.
Kerangka yang dikemukakan pada Gambar 2 berikut ini
oo
•
Administrasi
^erpustakaan
Sekolah
(Variabel X.)
- -———i
Siswa
berprestasi baik
(Variabel Y1)
^\\ PUNGSI
1 y PERPUSTAKAAN
BAGI
^>\
SISWA
(Variabel Y)
,^i^j
5j
Siswaberkemampuan
membaca baik
(Variabel Y2)
Pemberian Motivasi Oleh Guru Kepada
siswa
(Variabel X )
2J
[image:30.842.89.794.81.450.2]^
19
Dari uraian di atas, dapatlah dirumuskan rincian
penelitian sebagai berikut di bawah ini.
a. Bagaimanakah keadaan pengadministrasian perpusta
-kaan sekolah pada SMA yang diteliti ?
^b. Sejauh manakah motivasi yang diberikan oleh
guru
kepada siswa agar siswa mempergunakan perpustakaan
sekolahnya ?
c. Bagaimanakah hubungan fungsional antara adminis
-trasi perpustakaan sekolah, pemberian motivasi gu
ru kepada siswa dengan fungsi perpustakaan sekolah
bagi siswa ?
d. Bagaimanakah hubungan fungsional antara
prestasi
belajar dan kemampuan membaca siswa ?
e.lBagaimanakah ukuran kesamaan rata-rata penggunaan
perpustakaan dilihat
dari kondisi perpustakaannya?
f. Bagaimanakah implikasi setiap variabel penelitian
terhadap keinginan siswa untuk menggunakan perpus
takaan sekolahnya ?
B. Tujuan penelitian
Secara "mum penelitian ini bertujuan untuk men
-dapatkan gambaran kongkrit mengenai administrasi per
pustakaan sekolah dan pemberian motivasi oleh -. guru
kepada siswa serta fungsi perpustakaan bagi siswa di
Sekolah Menengah Atas Kotamadya Bandung yang diteliti.
Setelah diketahui kondisi-kondisi perpustakaan yang
20
dan fungsi perpustakaan bagi siswa, maka peneliti
melan-jutkan penelitian ini untuk mencapai tujuan khusus seba
gai berikut ini.
1. Mendapatkan pola hubungan fungsional antara pengadmi
nistrasian perpustakaan sekolah dengan fungsi perpus
takaan bagi siswa
2. Mendapatkan pola hubungan fungsional antara pemberian
motivasi oleh guru kepada siswa dengan fungsi perpus
takaan bagi siswa
3. mendapatkan ukuran derajat keterikatan antara pengad
ministrasian perpustakaan sekolah dengan fungsi per
-pustakaan bagi siswa.
4. Mendapatkan ukuran derajat keterikatan antara pembe
-rian motivasi oleh guru dengan fungsi
perpustakaan
bagi siswa.
5. Mendapatkan gambaran tentang implikasi kemampuan mem
baca siswa dan prestas'i belajarnya dalam
kaitannya
dengan penggunaan perpustakaan.
6. Mendapatkan gambaran deskriptif tentang
perbedaan
penggunaan perpustakaan oleh siswa pada "Sekolah Mene
ngah Atas Negeri 2,3,7,10 dan 20 yang memiliki
kon
21 C. Pentingnya penelitian
Penelitian terhadap masalah ini mempunyai beberapa
m^nfaat baik teoritis maupun praktis .
1. Apabila telah ditemukan gejala yang menunjukkan bahwa
pengadministrasian perpustakaan berkaitan •
dengan
flingsi perpustakaan bagi siswa, maka sudah selayaknya
perpustakaan sekolah dikerabangkan secara
-optimal
untuk mencapai tujuan.
2. Pentingnya penelitian ini pun berkaitan dengan pen
-dapat para ahli bahwa guru selaku pengajar merupakan
kunci dalam membangkitkan motivasi belajar anak.
Karena itulah fungsi guru menjadi analisa dan obyek
penelitian pendidikan yang seksama.
3. Membaca merupakan kegiatan belajar yang penting
dila-kukan dalam proses pendidikan. Karena itu siswa yang
sedang belajar tidak dapat memisahkan dirinya dengan
kegiatan membaca. Membaca adalah kegiatan yang diba
-ngun oleh pengalaman yang membentuk pengalaman lain .
Pembentukan pengalaman membaca secara lebih luas
dapat dilakukan melalui perpustakaan. Oleh karena itu
perpustakaan dalam hubungannya dengan
" kegiatan
membaca tersebut perlu mendapat perhatian yang
sema-kin intensif.
4. Pembahasan hasil penelitian ini, diharapkan menjadi
bahan pemikiran yang berrnanfaat untuk usaha mening
-katkan pelayanan perpustakaan sekolah kepada siswa
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian lapangan didahului oleh
beberapa persiapan sebagai berikut.
1. Meminta izin kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 20
untuk melakukan uji-coba instrumen penelitian ke
pada para siswanya yang duduk di kelas III dengan
surat izin dari Dekan Pakultas Pasca Sarjana IKIP
Bandung tanggal 17 Pebruari 1987 nomor 179/PT.25.
8/N/1987.
2. Meminta izin penelitian kepada Direktorat Sospol
Pemda Tingkat I Jawa Barat dengan surat pengantar
Pembantu Rektor I IKIP Bandung tanggal 18-2-1987
nomor 1120/PT.25.R.I/N/1987. Izin penelitian di
berikan oleh Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I
Jawa Barat Direktorat Sosial Politik tanggal
21
Pebruari 1987 Nomor 070.1/596. Selanjutnya
iein
penelitian diberikan oleh Kepala Kanwil Depdikbud
Jawa Barat c.q. Koordinator Urusan Administrasi ,
tanggal 2 Maret 1987 Nomor 1353/102/N/87.
3. Memperbanyak instrumen penelitian yang
penggunaan-nya diperuntukkan bagi para siswa sebapenggunaan-nyak
ang
gota sampel.
126
4. Mencatat dan menghimpun data prestasi belajar
sepuluh siswa terbaik berdasarkan rapor Semester
V (lima) tahun ajaran 1986/1987.
5. Menyebarkan instrumen penelitian kepada para res
ponden siswa pada lima buah SMA Negeri di Bandung*
6. Melakukan tes yang berhubungan dengan
kemampuan
membaca yang instrumen dan pelaksanaannya dila
-kukan sepenuhnya oleh Lembaga Penelitian IKIP
Bandung.
7. Instrumen penelitian yang dibagikan kepada siswa
SMA Negeri 2, SMA Negeri 3, SMA Negeri 7, SMA Ne
geri 10 dan SMA Negeri 20 yang kemudian dikum
-pulkan secara berangsur-angsur.
Penelitian lapangan dilakukan pada bulan Pebru
ari, Maret dan April 1987 yaitu pada tahun . ajaran
semester VI dan menjelang masa pra EBTA/EBTAKAS pada
bulan Mei 1987.
A. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah semua SMA Negeri
yang ada di Kotamadya Bandung. Seluruhnya 20 buah.
Dari populasi itu diambil sampel sebanyak 25% secara
purposif, yaitu sebanyak 5 (lima) buah yang meliputi
127
Dari sampel sebanyak 5 (lima) buah ini, kerau
dian ditetapkan menjadi tiga kelompok,
1. Kelompok pertama terdiri dari dua sekolah, yaitu
SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 3 sebagai . . sekolah
yang dianggap telah lama berdiri, memiliki fasi
-litas yang lebih lengkap, pola kerja yang mapan
dan merapunyai reputasi yang baik dibandingkan de
ngan sekolah menengah lainnya di Bandung. Perpus
takaan sekolah ini dikelola oleh tenaga adminis
-trasi dan diawasi oleh dua orang guru bidang
studi.
2. Kelompok kedua terdiri dari satu sekolah . . yaitu,
SMA Negeri 7 sebagai sekolah yang memiliki per
pustakaan sekolah yang telah dioperasikan sesuai
dengan petunjuk pelaksanaan pengelolaan perpusta
kaan yang tercantum pada Pedoman Standar Perpus
-takaan di Indonesia tahun 1978. Perpus-takaan ini
dikelola oleh Sarjana Pendidikan Ilmu Perpusta. j.-,
kaan dan Pustakawan terta tar berpengalaman lebih
dari 20 tahun.
3. Kelompok ketiga terdiri dari dua sekolah, yaitu
SMA Negeri-10 dan SMA Negeri 20. Sekolah-sekolah
ini dianggap masih muda 3ejaran pertumbuhan dan
128
sekolah ini telah memiliki sarana perpustakaan
yang memadai dan dikelola oleh tenaga pustakawan
tertatar.
Pengumpulan data melalui angket dari
sepuluh-siswa berprestasi terbaik dilakukan peneliti sendiri
dengan mendapat bantuan dari Kepala Sekolah, Wakil
Kepala Sekolah, Guru Urusan Kurikulum, Guru Biabi-•'*
ngan dan Penyuluhan atau guru yang ditunjuk untuk melayani kepentingan penelitian ini.
Pelaksanaan tes pemahaman bacaan untuk mengukur
kemampuan membaca dilakukan langsung oleh petugas
dari J^embaga Penelitian IKIP Bandung atas permintaan
peneliti,;
Daftar nilai atau notasi prestasi siswa sepuluh
terbaik berdasarkan rapor Semester V tahun ajaran 86/
87 diperoleh dari Wakil Kepala Sekolah atau guru yang
mengurus bidang kurikulum.
B. Metode penelitian.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
-analitik. Metode ini dilakukan melalui tehnik pengum
•129
1. Penelitian aspek yang berkenaan dengan
anggota
sampel yang berkedudukan sebagai pengelola per
-pustakaan, pimpinan sekolah dan guru ditempuh de
ngan tehnik wawancara dan observasi.
2. Penelitian anggota 3ampel siswa dilakukan dengan
tehnik tes kemampuan memahami isi bacaan
dan
angket mengenai aspek administrasi perpustakaan ,
pemberian motivasi oleh guru dan fungsi perpusta
kaan bagi siswa.
3. Penelitian bahan notasi tentang prestasi
belajar
siswa berupa prestasi pada rapor Semester V tahun
ajaran 1986/1987.
Hipotesis penelitian ini diuji dengan statistik
non parametrik, yaitu : .
a. analisis korelasional untuk mengetahui tingkat ke
terikatan dan daya determinasi dari setiap vari
-abel.
b. analisis perbedaan dua rata-rata.
C Anggapan dasar dan hipotesis
Ada beberapa anggapan dasar yang merupakan
pegangan penelitian ini. Anggapan dasar
tersebut
130
1. Sekolah Menengah Atas, sebagai suatu sistem orga
nisasi sekolah yang bertujuan mencapai tujuan
pendidikan secara optimal, memiliki
perpustakaan
sebagai sarana penunjang kelangsungan proses be
-lajar-mengajar. Perpustakaan dapat melayani
se
-cara pasti seluruh karakter kurikulum dalam peng
ajaran sekolah.
2. Guru bidang studi sebagai individu yang mengha
-silkan perilaku mengajar dan pemberi motivasi be
lajar kepada siswa dapat memberikan warna yang
jelas terhadap perilaku siswa untuk belajar
dan
mendayagunakan perpustakaan sekolahnya.
3. Siswa yang sedang belajar tidak hanya mempelajari
bahan yang diperoleh dari guru di kelas, _ -Siswa
belajar melalui pengalaman yang akan menghasilkan
perubahan (pematangan, pendewasaan) pola tingkah
laku, perubahan dalam sistem nilai di dalam per
-bendaharaan konsep-konsep (pengertian) serta
di
dalam kekayaan informasi. Pengalaman ini dapat di
peroleh salah satunya dengan kegiatan menggunakan
perpustakaan.
131
M Apabila pengadministrasian perpustakaan efek
tif dan pemberian motivasi oleh guru kepada
siswa baik, maka perpustakaan akan " berfungsi
bagi siswa berprestasi dan berkemampuan membaca
baik."
Pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan hipo
tesis minor sebagai berikut .
1) Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara
pengadministrasian perpustakaan sekolah dengan
fungsi perpustakaan bagi siswa.
2) Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara
pemberian motivasi oleh guru kepada siswa dengan
fungsi perpustakaan bagi siswa.
3) Daya determinatif antara pemberian motivasi oleh
guru kepada siswa dengan fungsi perpustakaan bagi
siswa cukup berarti.
4) Daya determinatif antara pengadministrasian per
pustakaan sekolah dengan fungsi perpustakaan bagi
siswa cukup berarti.
5) Terdapat pola hubungan yang positif dan berarti
antara kemampuan membaca siswa dengan prestasi be
lajarnya.
6) a. Terdapat pola hubungan yang positif dan
ber
-arti antara kemampuan membaca siswa dengan
132
b. Terdapat pola hubungan yang positif dan
b«r-arti antara prestasi belajar siswa dengan
fungsi perpustakaan sekolah bagi siswa.
7) Tidak terdapat perbedaan yang berarti (signifi
kan) dalam fungsi perpustakaan bagi siswa dian
-tara para siswa di :
SMA Negeri 2 dan 3 dengan SMA Negeri 7
SMA Negeri 10 dan 20 dengan SMA Negeri 7
SMA Negeri 2 dan 3 dengan SMA Negeri 10 dan 20
D. Validitas dan reliabilita3 Instrumen ^engumpul
Data.
1. Instrumen Pengumpul Data.
Tehnik pengumpulan data yang digunakan .dalam
studi ini adalah tehnik angket yang penggunaannya
dan pembuatannya khusu3 untuk kepentingan penelitian
ini. Bulir-bulir pernyataan disusun dalam
bentuk
kalimat yang sesuai dengan hal yang akan diteliti.
Bulir-bulir pernyataan disusun dalam bentuk kalimat
yang menggambarkan situasi dan kondisi pendidikan
di sekolah, khususnya perpustakaan. Instrumen
peleng-kap digunakan wawancara dan observasi baik dengan
sampel maupun dengan pihak-pihak yang terlibat de
133
adalah siswa, pustakawan dan stafnya, kepala sekolah
dan para guru. Wawancara dan observasi ini terutama
ditujukan untuk memperjelas data yang dijaring oleh
angket. Angket sebagai instrumen utama, penyusunan
dan pengembangannya melalui prosedur-prosedur yang
ditetapkan sebagai syarat-syarat penelitian.
Bulir-bulir pernyataan dan pertanyaan yang .masing-masing
terdiri dari 50 buah berarti 150 item disederhanakan
menjadi 30 item untuk Variabel X (Pengadministra.
-sian Perpustakaan Sekolah, 10 item untuk Variabel Xg
( Pemberian Motivasi Oleh Guru Kepada Siswa ) dan
30 item untuk Variabel Y (Pungsi Perpustakaan bagi
Siswa).
Data yang akan dijaring berkenaan erat dengan.
variabel-variabel penelitian. Model yang dipergu
-nakan untuk jawaban yang diperoleh adalah skor 1
dan 0. Pernyataannya mengungkapkan situasi perpus
-takaan sekolah yang terdiri atas aspek - aspek :
a. masalah.pengadministrasian perpustakaan 3ekolah.
b. masalah pemberian motivasi oleh guru kepada sis
wa dalam penggunaan perpustakaan sekolah.
c. masalah fungsi perpustakaan sekolah bagi siswa.
Dengan demikian jumlah bulir pernyataan yang
mencakup tiga variabel penelitian ini adalah seba
134
Sedangkan untuk mengetahui kemampuan
membaca
siswa digunakan tes kemampuan membaca yang mempergu
nakan instrumen pendahuluan khusus yang disusun oleh
tim dari Lembaga Penelitian IKIP Bandung, . kemudian
dilengkapi dengan tes membaca komprehensif yang di
-susun khusus untuk penelitian ini. Data prestasi be
lajar siswa diperoleh dari data hasil belajar siswa
berdasarkan rapor Semester V tahun ajaran 1986/1987.
Khusus terhadap kemampuan membaca dan prestasi
belajar tidak dilakukan uji validitas dan reliabi
litas. Hal ini disebabkan prestasi belajar dan ke
-raampuan membaca merupakan alat tes yang sudah baku .
Instrumen Variabel X^, Variabel X2 dan Variabel Y di
uji lebih dahulu tingkat validitas dan reliabilitas—
nya.
2. Uji-coba dalam rangka 'validitas dan reliabilitas
instrumen.
Validitas mempersoalkan keabsahan masalah ins —
trumen yang digunakan untuk mengukur suatu atribut ..
Melalui pengukuran validitas dapat ditilik isi dan
kegunaan suatu alat ukur, sehingga dapat digunakan
penelitian. Unsur-unsur yang terdapat dalam alat
135
hendak diukur.
Validitas menurut Stephen Isaac dan William B.
Michael (1981:120) seperti yang dikutip oleh
Idochi
Anwar adalah : " ... validity information indicates
to which the test is capable of achieving . certain
aims". Sedangkan menurut Julian C. Tanley dan
K.D.
Hopkins adalah :
The validity of measure is ' how well
it
fulfills the function for which it is being
used the degree to which it is capable
of
achieving certain aims. Regardless of
all
other merits of a test, if it lacks validity
for a particular task, the information
it
provides Is useless. The validity of a test
is the accuracy of spesific predicition made
from its scores. (Stanley and Hopkins, 1972 :
101)
Ada tiga macam validitas yakni "...(1) validi
-tas isi, (2) validi-tas prediktif dan (3) " validi-tas
construct" (Nasution, 1982 : 87) . Validitas
isi
yaitu suatu keadaan instrumen."dimana pertanyaan yang
diajukan dapat mewakili seluruh isi suatu variabel .
Validitas prediktif yaitu kemampuan suatu instrumen
penelitian untuk meramalkan dan juga menjelaskan hal
hal yang berhubungan dengan masa yang akan datang .
Validitas konstruk ialah menyangkut kesesuaian hal
pengukuran dengan konsep (construct). Yang dibahas
dalam validitas construct adalah isi dan maksud (mak
136
dipakai untuk mengukur konsep tersebut.
Validitas
instrumen penelitian administrasi perpustakaan, pem
berian motivasi dari guru kepada siswa dan
fungsi
perpustakaan termasuk jenis validitas isi dan vali
-ditas construct .
Untuk mengukur validitas instrumen
penelitian
ini, maka peneliti melakukan pra-survai. Pra-survai
dilakukan dalam rangka menetapkan perpustakaan seko
lah yang memadai untuk diteliti pada bulan Januari
-Pebruari 1986. Setahun kemudian, pada tanggal 16 Pe
bruari 1987 mengadakan uji-coba instrumen pada siswa
kelas III di SMA Negeri 20 yang disebarkan secararandom. Sesuai dengan jumlah responden yang
direnca-nakan, maka uji coba validita3 dan reliabilitas ini
disebarkan sebanyak 50 eksemplar.
Selain uji-coba kepada siswa, maka . Instrumen
penelitian ini diperiksa oleh 5 ahli dalam
bidang
penelitian dan ahli perpustakaan. Pemeriksaan
oleh
ke 5 ahli yang berwenang ini dilakukan untuk
dapat
melihat apakah instrumen yang dibuat oleh
peneliti
cukup memadai atau tidak.
Pada permulaan penyusunan instrumen penelitian
disusun'lebih dahulu kisi-kisinya sesuai
dengan
137
a. Variabel Administrasi Perpustakaan Sekolah
yang
meliputi (1) pelayanan, (2) technical processing,
dan (3) administrasi Rutin.
b. Variabel Pemberian Motivasi Oleh Guru Kepada Sis
wa meliputi (1) kerja sama guru dengan pustakawan
dalam usaha mendayagunakan perpustakaan (2) peng-.
arahan dan dorongan yang dilakukan guru agar sis
wa mempergunakan perpustakaan sekolahnya.
c. Variabel Pungsi Perpustakaan Sekolah Bagi
Siswa
meliputi (iy fungsi edukatif, (2) fungsi;
lnf
ormaj-tif, (3) fungsi! riset dan (4) fungsi rekreatif.
Setiap variabel di atas dikelompokkan
menjadi
Instrumen A (X^, Instrumen B (X2) dan Instrumen
C
(Y). Sedangkan Kemampuan Membaca Siswa dengan Vari
-abel Y2 dan Prestasi Belajar Siswa dengan Vari-abel
Y^
Perhitungan reliabilitas instrumen dilaksanakan
dengan menggunakan metode belah dua (Split
Half
-Method ) dari Spearman Brown yang disertai :. dengan
Product Moment yang dikutip dari Edwards, 1957 : 152
(Roohman Natawidjaja, 1985 : 241). Nasution ( 1982 :
68) dan Sutrisno Hadi (1981 : 289 - 297)
aebagai
138
Xm - X
R
4
n n
2
xy•xy
(Is:2)
(ly2)
dan
2 r1.2
n n
1 + (n - 1) r
1.2
Sedangkan untuk mencari validitasnya dipakai
ru-mus-rumus sebagai berikut :
2
(IP2)
(&P)2
d^p
=
"
d2r
n n . S
2
(&p)2
n n . N
x2t
nn
'nn
^
Ip(£ xp);
n . N
x2t - d2p - d2r
d2p
( dk = N - 2)
dk
*\
dk . (H-D
VP
-
ve
•VP
rnn N - 2
1 ~(rnn)n n . '2
*hit
S^*
*tab
berarti valid, reliabel
139
dan
signifikan. (Guilford, 1973 seperti yang dikuliahkan
140
Hasil pengujian reliabilitas dan validitas selengkap
[image:49.595.41.522.199.759.2]nya adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
No Instrumen 1 2 3-Variabel A Variabel B Variabel C 0,79 0,91 0,62 Validitas 6,82 6,65 4,16 'tab 1,70 1,70 1,70
Catatan
ttab
(0f95 . 50)
Reliabilitas 0,66 0,88 0,84 6,1 5,18 5,8 'tab 2,682 2,682 2,682
Menyimak tabel di atas, maka validitas dan re
-liabilitas item variabel X.. (Pengadministrasian Per
pustakaan Sekolah) dan variabel Y (Pungsi Perpusta
-kaan Bagi Siswa) adalah sedang , sedangkan untuk variabel Xp ( Pemberian Motivasi Oleh Guru Kepada Sis
wa)
adalah tinggi. Maka bulirbulir pernyataan da
-pat dipakai sebagai instrumen penelitian yang sahih
dan absah. Setelah teruji, maka disusunlah kisi-kisi
instrumen penelitian sebagai tampak pada Tabel no. 2
141
Tabel 2. KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
wAspek-Aspek
Instrumen A :
Administrasi Perpustakaan
Sekolah (Variabel X )
1. Pelayanan Perpustakaan
2. Technical Processing
3. Administrasi rutin
Instrumen B :
Pemberian Motivasi oleh
guru kepada siswa untuk mendayagunakan fungsi
perpustakaan.(Variabel Xg)
1. Kerja soma guru denganPustakawan
2. Pembgrian motivasi
oleh guru
Instrumen C :
Pungsi .Perpustakaan bagi
Siswa (Variabel Y) 1. Pungsi edukatif
2. Pungsi inforraatif
3. Pungsi riset
4. Pungsi rekreatif
Nomor
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 11,12,13,14,15,16,17,
18,19,20
21,22,23,24,25,26,27,
28,29,30
1,2,4,8,10
3,5,6,7,9,
1.2,3,4.5,6,7,8
9,10,11,12,13,14,15,16
142
Variabel kemampuan membaca (Yp) meliputi tes
tes potensi dan bakat bahasa, pemahaman membaca
(telaah isi) dan kemampuan bahasa terurai sebagai
[image:51.595.55.523.109.768.2]berikut :
Tabel 3. KISI-KISI VARIABEL KEMAMPUAN MEMBACA
Jenis tes
Persamaan dan lawan kata
Kemampuan berbahasa
EKSBA
Penggunaan bahasa
Pemahaman membaca
(membaca telaah isi)
Keterangan
Melihat potensi dan bakat (baku)
Melihat kemampuan berbahasa (baku)
Melihat kemampuan membaca komprehensif
Variabel Prestasi Belajar (Y ) iiambil
dari
notasi indeks prestasi belajar siswa yang dipero
BAB V
KESIMPULAN DAN SAKAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil analisis data, dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagaii berikut. •
1. Fungsi perpustakaan bagi siswa secara empirik diten
tukan oleh kesiapan pengadministrasian perpustakaan.
Dengan kata lain fungsi perpustakaan bagi siswa ada
lah fungsi dari pengadministrasian perpustakaan.
a. Kapasitas pengelolaan perpustakaan aekolah yang
sedang, tidak dapat didayagunakan oleh siswa ber
prestasi dan berkemampuan membaca balk karena be
lum tercapainya target kekuatan koleksi yang
mak-simum dan berdistribusi tepat.
b. Kemampuan menejerial pustakawan sekolah yang uta
ma adalah menemukan kunci antara kebutuhan pema
-kai dan kekuatan mempersiapkan koleksi yang. belum
direalisasi dengan melakufian penelitian kepuasan
pelayanan yang bersinambungan.
c. Keterbatasan dana menjadi penghambat utama dalam
pengembangan perpustakaan. Kekurang.an personil
dapat ditanggulangi dengan mengikut sertakan mu
rid pustakawan dalam mengelola perpustakaan khu
-susnya di bidang teknis dan pelayanan.
186
2. Pemberian motivasi oleh guru kepada siswa dalam kait
annya dengan fungsi perpustakaan menjadi tidak berar
ti kalau kesiapan perpustakaan dalam menunjang proses
belajar-mengajar belum sesuai dengan tuntutan kegi
atan belajar-mengajar.
a. Belum ada kerja sama yang baik antara para guru
sebagai motivator bagi siswa dan pustakawan di SMA
Negeri 2,3,10 dan 20 sebagai penyajM jasa pelayan
an perpustakaan. Sebaliknya pada perpustakaan SMA
Negeri 7 , partisipasi guru sudah menunjukkan
eksistensi suatu perpustakaan sekolah.
b. Pemberian motivasi oleh guru kepada siswa untuk
menggunakan perpustakaan tidak diikuti oleh gerak positif fungsi-fungsi perpustakaan.
c. Para guru lebih banyak mengisi waktu luangnya di kamar guru atau di tempat lainnya daripada di perpustakaan.
3. Prestasi belajar merupakan fungsi kemampuan membaca , sebaliknya kemampuan membaca merupakan fungsi pres -tasi belajar pada siswa SMA Negeri 7. Akan tetapi pada SMA Negeri 2,3,10 dan 20 hubungan antara pres' -tasi belajar dan kemampuan membaca berkorelasi sangat rendah. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang meng
187
tingkat prestasi belajar siswa.
a. Sistem evaluasi yang berupa pertanyaan-pertanyaan
baku yang dijawab dengan jawaban baku tidak me-rangsang daya -.imaginasi, kreasi dan intelektual
siswa.
b. Prestasi dan kemampuan siswa yang baik, belum
menjamin siswa dapat menyusun kalimat penalaran
yang menuntut berpikir analitis sistimatik, logis
karena sistem evaluasi tersebut.
4. Kemampuan membaca siswa tidak terkembangkan oleh ko
leksi perpustakaan pada sekolah yang diteliti. Demi
kian juga penelitian ini menunjukkan bahwa perpusta
kaan belum merupakan faktor yang dominan dan berarti
dalam menunjang prestasi belajar siswa.
a. Perpustakaan sekolah hanya mempersiapkan buku-buku
teks yang dipergunakan untuk mengembangkan kogni
-tif siswa yang umumnya sudah dimiliki siswa.
Buku-buku yang diperlukan untuk pemahaman pengetahuan
lebih lanjut belum disediakan, antara lain karena
dana yang terbatas.
b. Orientasi belajar siswa bukan untuk menguasai pe
-nsetahuan secara utuh,. akan tetapi bagaimana cara
menjawab. pertanyaan-pertanyaan agar sesuai dengan
kuncinya.
188
ternyata menunjukkan bahwa fungsi perpustakaan ada
lah sama bagi siswa yang sedang belajar di Sekolah
Menengah Atas.
B. Saran-saran
Walaupun penelitian ini sangat jauh dari sempurna,
namun dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut .
1. Bagi para perencana pendidikan hendaknya perpusta
kaan mendapat prioritas utama dalam rancangan pro
-gramnya dengan alasan-alasan berikut ini.
a. Perpustakaan merupakan pusat informasi terbaru
bagi kepentingan pengembangan wawasan pengeta.
-huan siswa.
b. Prestasi belajar yang baik, yang dalam peneli
-tian ini tidak diikuti oleh kemampuan membaca
yang baik akan dapat ditanggulangi dengan kon
-disi perpustakaan yang tepat.c. Isue bahwa perkembangan pendidikan tertinggal
30 tahun dari perkembangan teknologi akan dapat
ditanggulangi dengan penyiapan buku-buku
yang
menyajikan informasi konsep-konsep dasar yang
tepat dan distribusi bukubuku analitik yang me
-rangsang siswa untuk mau memecahkan masalah yang
dihadapinya harus sesuai dengan tingkat kemampuan
189
2. Pengadministrasian perpustakaan sekolah masih harus
mendapat perhatian baik dari Kepala Sekolah maupun
dari pihak Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan agar dapat mencapai standar perpustakaan
sekolah yang telah ditetapkan.
3. Pemberian motivasi oleh guru kepada siswa dalam
kaitannya dengan fungsi perpustakaan hendaknya di
tekankan kepada perluasan wawasan pengetahuan dari
konsep-konsep dasar yang telah diperoleh di
kelas
dan usaha pencaharian pemecahan masalah. Motivasi
ini setidaknya akan mendorong siswa untuk mempergu
nakan perpustakaan bagi kepentingan belajarnya.
4. Kepala Sekolah hendaknya mengangkat petugas
per
pustakaan sekolah yang penuh inisiatif dan kreatif
serta tidak terlalu banyak dibebani tugas lainnya
selain perpustakaan. Pada masa ledakan informasi
saat ini, dituntut pustakawan yang mampu menanggu
-langi agar siswa dan guru tidak ketinggalan
infor
masi terbaru.
5. Pustakawan hendaknya berusaha mengelola perpustaka
annya sesuai dengan Pedoman Standar Perpustakaan di
Indonesia dengan penuh inisiatif dan kreatif.
190
msngelola perpustakaan maka Sunindyo mengemukakan
"... sebaiknya pustakawan sekolah itu mema
-hami seluk beluk keguruan antara lain
mene;u-asai ilmu dan tehnik raendidik, .
menguasai
ilmu jiwa, terutama ilmu jiwa anak-anaic
dan
remaja, menguasai tehnik mengajar di
kelas
mempunyai pengetahuan terperinci tentang isi
dan tujuan pendidikan ... dan memiliki kete
rampilan dan pengetahuan tentang penyelengga
raan perpustakaan sekolah (Sunindyo, 1975:19")
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa pustakawan
sekolah sebaiknya memiliki latar belakang pendi
dikan guru dan keterampilan raengelola perpusta
-kaan. Oleh karena itu sebaiknya pendidikan pusta
kawan sekolah diselenggarakan pada LPTK ( Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan) seperti
pernah
dilaksanakan di IKIP Bandung pada tahun 1975 s/ d
1984. Penyelenggaraan pendidikan _
pustakawan
sekolah di LPTK akan mengurangi kendala
kurang-nya
pustakawam
sekolah terdidik yang bekerja pada
sekolah lanjutan.
C. Penelitian lebih lanjut
Banyak masalah yang timbul setelah
penelitian
Ini berahir antara lain :
1. Sejauh manakah distribusi koleksi yang tepat, jum
lah personil yang memadai dan kepemirapinan pusta
-kawan yang tepat merupakan faktor penunjang terca
191
2. Bagaimanakah menciptakan kondisi agar terjalin
ker-jasama antara guru, kepala perpustakaan dan kepala
sekolah untuk mengeksistensikan suatu
perpustakaan
sekolah ?3. Hubungan antara prestasi belajar dan
kemampuan
membaca siswa dengan kemampuan berpikir sistimatik,
logis dan analitik.
4. Sejauhmanakah keberhasilan lulusan Jurusan Pendidi
kan Ilmu Perpustakaan PIP IKIP Bandung dalam penge
lolaan perpustakaan sekolah pada sekolah - sekolah
lanjutan di Indonesia ?
Demikianlah laporan penelitian yang dilakukan pe
neliti untuk memenuhi persyaratan mengikuti
ujian
strata dua pada Pakultas Pasca Sarjana IKIP Bandung.
Tulisan ini, diharapkan dapat meningkatkan penge
tahuan penulis, dan dapat merupakan sumbangan bagibagi
para pengelola perpustakaan sekolah khususnya dan para
DAPTAR KEPUSTAKAAN
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar evaluasi pendidikan,
Bina Aksara, Jakarta, 198b
Ayip Rosidi, Pembinaan Minat Baca, Apresiasi dan Pene
litian Sastra, Panitia Tahun Buku Internasional
DKI, Jakarta, 1973
Brenton, Preston P. Le and Dale A. Venning, Planning
Theory,
Prentice-Hall, Inc., New Jersey, 19&4
Brown, James W. (et.al.) , Administering Educational
Media; Instructional" ..Tecnology and Library
^erviceFJ
Mc.Graw Hill Company, Toronto, 1972
Brunner, Jerome S., The Process of Educational,Vintage
Books, New York, 19^0
Depart.amen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
Pedoman/Standar Perpustakaan di Indonesia,
Depar-temen Pendidikan dan Kebudayaan R.I., Jakarta,
1978
Mo.Colvin, Lionel R., Public Library Services, Unesco,
Paris, 1968
Douglas, Marry Peacock, The Primary School Library and
It's Services, Unesco, Paris, iy/T
The Encyclopedia Americana, Americana Corporation,
New-xork, 1969
Endi Nurgana, Statistika Untuk Penelitian, Permadi, Ban
dung, 1W5
Engkoswara, Prof. Dr. H., MScEd., Dasar-dasar Administra si Pendidikan, Departemen Pendidikan dan Kebuda
-yaan Kepuolik Indonesia, Jakarta, 1987
t
Menata Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia
Tinggal LandasT IKIP, Bandung, 1984 (Promosi Uuru
Besar)
Plippo, Edwin B., Personnel Management, 5
ed.,
McGraww-Hill Inc., New York, lyai
193
Guilford,JP and Benjamin Fruchter, Fundamental Statistic
in psychology and education, McGraw Hill Kogakusha,
Tokyo, 1973
Kadi, Sutrisno, Prof.Drs.MA., Statistik ,jilid II,
Fakul-tas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1981
Hadisubroto, Subino, Bimbingan Skripsi, ABA Yapari,
Bandung, 1982
Hainstock, Elizabeth G., Teaching Montessori in the Home,
New American Library, New York, 1968
Harris, Larry A. and
Carl
B. Smith, Reading Instruction:
diagnostic Teaching in the Classroom, Richard C. Owen Publisher, New York, lybO
Harrod, Leonard Montaque, The Librarians Glossary and
Reference Book, Andre Deutsch, London, 197 Y
Herring, James E, School Librarianship. Outlines of
Mo dern Librariansnip, ^live Bingley, Loncon,
I5H2
Hopkins, KD and Glass G.V., Ba3ic Statistics for
Behavioural Sciences, ^ngiewooc (J±ixi3-ttand
McNally, New Jersey, 1978
Heyel, Carl, The Encyclopedia of Management, 2 ,
Von Nostrond Reinhold Company, New York, 1973
Idris Suryana, Organisasi dan Administrasi -Perpustakaan
Sekolah, IKIP,Bandung, 1977
Issoac,Stephen and William B. Michael, Handbook in Research and Evaluation, Edit3publisher, California, 19U2
Katz, Bill and Andrea Tarr, Reference and Information
Services: A Reader, The Scare Crow Press Inc.,
London, 197B
Komaruddin, Ensiklopedia Menejemen 2912 entri, Alumni,
Bandung, 1983
Lother, Herman J. and Donal G. Mc. Tavisch, Descriptive
Statistics for Sociologist, an introduction,
194
Mali, Paul, Improving Total Productivity, John Wiley & Sons, New York, 1978
Marks, Sr James Robert (et.al.) , Handbooks of Educational
Supervision^ Guide for the Practitioner, second
edition, Alin and Bacon Inc. , Boston, T$"78
Muchyidin, Ase S, Drs, MSc, Pelayanan Perpustakaan de
ngan referen3i untuk perpustakaan Sekolah, eaiai
Ice 2, IKIP, Bandung, 197V
Nasution, S., Prof. Dr. MA.., Asas-asas Kurikulum,
Jenmars .Bandung ,
£~
_/
f Didaktik Azas-Azas Mengajar, Jenmars, Bandung,
r —^
, Metode Research , Jenmars, Bandung,
£~
J
, Pengembangan Kurikulum , Alumni, Bandung, 1987
Natawidjaja, Rochman, Proses Penyusunan Skala Sjkap,
IKIP, Bandung, T5B5
Oteng Sutisna, Prof.Dr. MScMEd., Administrasi Pendidikan,
Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional^
Angka3a, .dandling, 1983
""
Parker, Ronald K., Readings in Educational Psychology,
Allyn and Bacon Inc., Boston, 19b8
:
Parker, Stephen J, Aspects of Library DeTelopment Planning,
Mansell Publishing Limited, London, 1983Riberu, "Mengenai Rencana Perubahan sistem Pendidikan.
TProtTramnva Ppt»1 n Diif>l»gtrpn l*»hih Dnlii." KOMPAS,23 Juni 1988, I : 2-5
Schon, Isabel (et.al) " A Special Motivational Intervention
Program and JunioFTTigh School students' LibraryT1«»o »ml Art-it^n^PH." aaiam The Journal of experimental
Education Vol >d, No. 2, 1984/1985
Semiawan, Conny, Prof. Dr., Memupuk bakat dan kreativitas
Siswa Sekolah Menengah, Gramedia, Jakarta,lyoq-Siegel, Sidney, Statistik Non Parometrik untuk Ilmu-Ilmu
195
Strang, Ruth dan Dorothy Kendall Bracken, Making Better
Readers,
DC Heath and Company, Boston, 1966
Stueart, Robert D dan John Tayloe Eastlick, LibraryManagement, second edition, Libraries Unlimited
Inc.; Colorado, 1981
Sudjana, DR, MAMSc., Metoda Statistika, 3
, Tarsito,
Bandung, 1984
Sunindyo. Bimbingan Membaca dan Promo3i *erpustakaan:
Perpustakaan Seicoiah, rroyek Pengembangan perpus
takaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI,
Jakarta, 1975
Sutermeister, Robert A., People and Productivity ,
McGraw Hill Book Company, Tokyo, ly/o
Tampubolon, Dp., Prof.Dr., fcemampuan Membaca, Tehnik
Hembaca Bfektif don Efisien, Angkasa" Bandung,
I9Bb"
~~
Tarigan, HG., Prof. Dr., Membaca