PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSEPTUAL INTERAKTIF ATAU INTERAKTIVE CONCEPTUAL INSTRUCTION (ICI) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA
KELAS V SDN I KARANGKENDAL KECAMATAN KAPETAKAN KABUPATEN CIREBON
(Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V SD Negeri I Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana PGSD
Oleh ROYYANI
0905371
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS SUMEDANG
Instruction (ICI) Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas V SDN I Karang Kendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon.” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Cirebon, 24 Mei 2013 Yang membuat pernyataan
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V SDN I KARANGKENDAL KECAMATAN KAPETAKAN
KABUPATEN CIREBON
(Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V SD Negeri I Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I,
Dr. Prana Dwija Iswara, M.Pd NIP. 19721226 200501 1 002
Pembimbing II
Asep Kurnia Jayadinata, M.Pd NIP. 19800929 200801 1 023
Mengetahui,
Ketua Program PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang.
KABUPATEN CIREBON
(Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V SD Negeri I Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon)
Oleh ROYYANI
0905371
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1 Kelas UPI Kampus Sumedang.
Riana Irawati, M.Si NIP. 19801125 200501 2 002
Penguji III
Dr. Prana Dwija Iswara, M.Pd NIP. 19721226 200501 1 002 Penguji II
Drs. H. Dadang Kurnia, M.Pd NIP. 19560602 198111 1 001 Penguji I
Halaman
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 16
1. Tujuan Penelitian ... 16
2. Manfaat Penelitian ... 17
D. Batasan Istilah ... 19
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Bahasa Indonesia ... 22
1. Pengertian Bahasa Indonesia ... 22
10. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Model Pembelajaran Konseptual Interaktif (ICI) ... 51
11. Keunggulan Penerapan Model Pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive conceptual Instruction (ICI) ... 54
B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ... 54
3. Waktu Penelitian ... 59
E. Instrumen Penelitian ... 70
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 73
1. Teknik Pengolahan Data ... 73
2. Teknik Analisis Data ... 81
G. Validasi Data ... 83
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAAHASAN A. Paparan Data Awal ... 85
1. Deskripsi Hasil Tes Awal ... 85
2. Deskripsi Hasil Wawancara ... 90
3. Deskripsi Observasi Kegiatan Pembelajaran Pratindakan ... 92
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia
dengan yang lain. Sebagai alat komunikasi, bahasa berupa simbol bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa mampu memberikan penjelasan dan
paparan tentang apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dipikirkan orang
melalui bahasa pula, manusia berekspresi, menyampaikan pesan, ide, gagasan,
pendapat, dan hasil karyanya. Mereka dapat saling mengenal lalu mengikuti dan
mengemukakan segala hal yang ada dalam dirinya masing-masing. Dengan
demikian terjadinya interaksi sosial antara manusia dan lingkungannya yang
dihubungkan oleh bahasa sebagai alat komunikasi.
Setiap warga Negara dituntut untuk terampil menggunakan bahasa
sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Dasar 1945 BAB XV pasal 36 yang berbunyi, “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”. Sesuai dengan
kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dalam Undang-Undang
Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB VIII pasal 33 telah ditetapkan bahwa “Bahasa pengantar dalam pendidikan
nasional adalah Bahasa Indonesia”. Untuk mengembangkan Bahasa Indonesia
dalam berkomunikasi perlu adanya upaya pendidikan, sebagaimana tercantum
dalam Undang-Undang Republik Indonesia BAB II pasal 3 nomor 20 tentang
Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa :
Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial
dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari
semua bidang studi. Dalam pembelajaran bahasa, siswa memperoleh pembiasaan berupa
empat aspek keterampilan bahasa. Keempat aspek tersebut adalah menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis atau mengarang. Menulis adalah kegiatan komunikasi berupa
penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas menulis melibatkan unsur
penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau tulisan, saluran atau media tulisan,
dan pembaca sebagai penerima pesan.
Menulis adalah suatu bentuk berpikir, tetapi justru berpikir bagi membaca tertentu dan bagi waktu tertentu. Salah satu tugas terpenting sang penulis adalah menguasai prinsip-prinsip menulis dan berpikir, yang akan dapat menolongnya mencapai maksud dan tujuannya. Yang paling penting di antara prinsip-prinsip yang dimaksudkan itu adalah penemuan, susunan, dan gaya. Secara singkat belajar menulis adalah belajar berpikir dalam/dengan cara tertentu (Angelo, 1980:5).
Melatih kemampuan berbahasa pada dasarnya merupakan salah satu upaya
mengembangkan kemampuan berkomunikasi, yaitu kemampuan menyampaikan
dan menerima pesan dalam arti luas. Kemampuan komunikasi yang baik sangat
penting dalam kehidupan seorang individu supaya dapat mengembangkan
kemampuan lainnya, khususnya dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Agar
anak memiliki kemampuan dasar berkomunikasi yang baik, dibutuhkan
kemampuan berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Secara keseluruhan, latihan
pengembangan berkomunikasi secara lisan meliputi latihan berbicara atau
pengucapan, latihan mendengarkan, latihan penanaman bahasa lisan dan
berbahasa tubuh, latihan penyusunan kata, latihan intonasi, dan sebagainya. Pada
dasarnya kemampuan berkomunikasi secara lisan termuat dalam tiga aspek
keterampilan yaitu keterampilan menyimak, mendengarkan, dan membaca.
Sedangkan latihan untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam
bentuk tulisan meliputi latihan menulis simbol atau huruf, latihan membaca
simbol, latihan penggunaan kata dan tanda baca, latihan membuat rangkaian
kalimat dari suatu pokok pikiran, latihan menyusun alur uraian dan masih banyak
lagi. Semua latihan-latihan tersebut termuat di dalam keterampilan menulis.
Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang
kompleks karena penulis dituntut untuk dapat menyusun dan mengorganisasikan
isi tulisannya serta menuangkannya dalam formulasi ragam bahasa tulisan dan
konvensi penulisan lainnya. Dibalik kerumitannya, menulis mengandung banyak
manfaat bagi pengembangan mental, intelektual, dan sosial seseorang. Menulis
dapat meningkatkan kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas,
menumbuhkan keberanian, serta merangsang kemauan dan kemampuan
mengumpulkan informasi.
Pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar mengajarkan empat keterampilan
berbahasa. Keterampilan bahasa tersebut yaitu keterampilan menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus
Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat
kompleks. Kemampuan yang diperlukan antara lain adalah kemampuan berpikir
secara teratur dan logis. Kemampuan mengungkapkan pikiran dan gagasan secara
jelas, dengan menggunakan bahasa yang efektif. Kemampuan-kemampuan yang
diperlukan itu dapat diperoleh melalui proses yang panjang.
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang
lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.
Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis melainkan harus melalui
latihan dan praktek yang berulang-ulang dan teratur.
Dalam rangka membina kemampuan menulis siswa, guru hendaknya
menciptakan situasi pembelajaran yang dapat mengajari anak atau siswa dapat
berpartisipasi aktif dan mengembangkan beragam teknik menulis, serta
upaya-upaya pelatihan yang dapat merangsang siswa aktif menulis sehingga siswa
mendapat kesempatan latihan menulis. Pada akhirnya, siswa memiliki
keterampilan menulis sebagai salah satu kiat berbahasa dan atau kemampuan
berkomunikasi melalui bahasa ragam tulis.
Menurut H.G Tarigan (dalam Djuanda 2008:180), pengertian menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa gambar itu. (2008:120)
Pengajaran menulis di SD merupakan salah satu komponen yang turut
menentukan dalam mencapai tujuan pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah
berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Salah satu ragam menulis adalah
menulis puisi.
Menurut pendapat Watts yang dikutip oleh H.G Tarigan (dalam
Depdikbud 1992: 360), “puisi adalah ekspresi yang konkret dan bersifat artistik
dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama”.
Pembelajaran menulis puisi terdapat pada materi Bahasa Indonesia kelas
V pada semester 2 yang tertuang dalam kurikulum dengan kompetensi dasar
menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.
Sehubungan dengan kenyataan tersebut, perlu dikembangkan usaha
perbaikan yang lebih mendasar, salah satunya adalah berhubungan menulis
dengan peningkatan kualitas proses belajar mengajar, melalui pelatihan menulis
puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang tepat .
Kemampuan menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang
tepat pada siswa kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten
Cirebon masih rendah. Hal ini terlihat dari data awal hasil tes siswa, dari tes
tersebut diperoleh data sebagian besar nilai hasil tes siswa di bawah KKM. Nilai
KKM untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia di SDN 1 Karang Kendal adalah 60.
Kemampuan menulis puisi dapat dikembangkan melalui latihan dan praktek yang
banyak dan teratur.
Dari hasil observasi awal di kelas V SDN 1 Karang Kendal Kecamatan
Kapetakan Kabupaten Cirebon ditemukan permasalahan yaitu Guru melakukan
apersepsi secara langsung, kemudian guru menuliskan secara langsung sebuah
menerangkan materi dengan metode ceramah, sesekali guru memberi arahan
menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat tanpa melibatkan siswa secara
langsung untuk menemukam sendiri isi puisi. Ditengah pembelajaran, siswa mulai
terlihat jenuh karena siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam PBM. Siswa
cenderung hanya mendengar saja, sehingga siswa mulai beralih pada kegiatan
masing-masing seperti mengobrol dan mengganggu teman, bahkan ada siswa
yang bolak-balik ke depan kelas untuk mengemukakan pendapatnya, siswa yang
duduk dibelakang tampak kurang diperhatikan karena guru hanya berdiri di depan
kelas. Hal ini menyebabkan suasana kelas menjadi tidak kondusif. Ketika ada
siswa yang berpendapat, guru langsung menanggapinya, tidak memberikan
kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi. Guru memegang peran
dominan dalam pembelajaran, sehingga kurang memberi kesempatan siswa untuk
membangun pengetahuan sendiri melalui keterampilan proses.
Di akhir kegiatan pembelajaran diadakan tes tulis untuk mengetahui
sejauhmana kemampuan siswa pada materi menulis puisi bebas dengan pilihan
kata yang tepat, yaitu guru menugaskan kepada siswa untuk membuat puisi bebas
dengan pilihan kata yang tepat. Akan tetapi pada prakteknya siswa mengalami
kesulitan dalam menuangkan gagasan atau isi puisi sesuai dengan tema yang
dipilih, siswa mengalami kesulitan menentukan pilihan kata yang tepat, penulisan
yang tidak rapi sulit untuk di baca sehingga puisi tersebut terlihat tidak sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.. Dengan pembelajaran yang
bimbingan dari guru sehingga hasil pembelajaran yakni puisi siswa terlihat tidak
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Dari data tes awal yang dilaksanakan, siswa kelas V SDN 1 Karangkendal
Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon dengan jumlah siswa yang diteliti
sebanyak 30 siswa, hanya 8 siswa atau 26 % yang memperoleh sesuai dengan
KKM, 22 orang siswa atau 74% memperoleh nilai dengan keterangan tidak tuntas
Tabel 1.1
Keterangan :
T = Tuntas TT = Tidak Tuntas
Nilai = Skor yang diperoleh x 100 Skor Ideal
Kriteria Ketuntasan:
Siswa dinyatakan “Tuntas” jika nilai siswa sama dengan atau diatas 60 (nilai
KKM), dan siswa dinyatakan “Tidak Tuntas” jika nilai siswa di bawah 60 (nilai
KKM).
Tuntas = Nilai siswa ≥ 60 (nilai KKM)
Tidak Tuntas = Nilai siswa < 60 (nilai KKM)
Berdasarkan dari permasalahan yang terjadi di kelas V SDN 1
Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon, maka akan diadakan
penelitian tindakan kelas dengan alternatif pemecahan masalah yaitu dengan
menerapkan model pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive
Conceptual Instruction (ICI) .
Pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual
Instruction (ICI). Merupakan landasan pembelajaran keterampilan berpikir. Model
pembelajaran ini adalah salah satu alternatif model pembelajaran konseptual yang
berbasis kontruktivis.
Model Pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual
Instruction (ICI) dikembangkan oleh Savinainen dan Scott (2002) sangat
mendukung perkembangan keterampilan berpikir siswa dimulai dari tingkatan
peluang mengembangkan gagasan melalui proses dialog dan berpikir. (dalam
Santyasa, 2004)
Dengan menerapkan model pembelajaran Konseptual Interaktif atau
Interaktive Conceptual Instruction (ICI) dalam pembelajaran menulis puisi maka
diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis puisi bebas
dengan melalui proses yang interaktif sehingga dapat memberi peluang kepada
siswa untuk mengembangkan gagasannya dalam menuangkan isi puisi dengan
pilihan kata yang tepat melalui proses berpikir dan berdiskusi dengan teman.
Dengan demikian diharapkan siswa mampu mendapat pengetahuan yang lebih
luas sehingga mampu untuk mengatasi kesulitannya dalam menulis puisi dan
dapat menulis puisi dengan sempurna sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
Berdasarkan paparan di atas, maka diadakan penelitian tindakan kelas
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam kemampuan menulis puisi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran
Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) untuk
Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas V SDN 1
Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon.
B. Rumusan dan Pemecahan Masalah 1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dialami siswa dalam menulis
1. Beberapa siswa masih mengalami kesulitan dalam menuangkan gagasan untuk
isi puisi sesuai dengan tema yang dipilih.
2. Dalam menulis puisi, siswa menggunakan pilihan kata yang kurang tepat.
Terbukti masih banyak siswa yang menulis puisi seperti menulis karangan dan
menggunakan bahasa yang kurang tepat.
3. Penulisan puisi siswa yang tidak rapi dapat memberikan kesulitan untuk
membacanya.
4. Perencanaan guru dalam menyiapkan materi menulis puisi belum begitu
optimal, sehingga berdampak pada pemahaman siswa dalam pembelajaran
menulis puisi hasilnya tidak optimal.
Permasalahan tersebut merupakan masalah pokok dalam penelitian ini dan
merupakan fokus kajian dalam penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan
secara professional. Mengacu dari permasalahan tersebut, maka penelitian
tindakan kelas dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana gambaran kesulitan siswa dalam menulis puisi?
b. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction
(ICI) pada siswa kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan kapetakan
Kabupaten Cirebon?
c. Bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran menulis puisi dengan
menerapkan model pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive
Conceptual Instruction (ICI) dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi
siswa kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten
Cirebon?
d. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan
menerapkan model pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive
Conceptual Instruction (ICI) dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi
berdasarkan gagasan pokok atau tema yang dipilih dan dengan pilihan kata
yang tepat pada siswa kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan
Kabupaten Cirebon?
e. Bagaimana peningkatan kemampuan menulis puisi berdasarkan gagasan
pokok atau tema yang dipilih?
f. Bagaimana peningkatan kemampuan menulis puisi dengan pilihan kata yang
tepat?
2. Pemecahan Masalah
Untuk memperbaiki permasalan dalam pembelajaran tersebut, salah satu
cara yang dapat digunakan adalah dengan penerapan model pembelajaran
Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) .
Pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual
Instruction (ICI) adalah model pembelajaran yang menekankan pada keterampilan
berpikir. Model pembelajaran ini adalah salah satu alternatif model pembelajaran
yang berpayung pada pembelajaran konseptual berbasis konstruktivistik. (dalam
Model Pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual
Instruction (ICI) terdiri dari empat tahap pembelajaran yang tidak dapat
dipisahkan, yaitu:
1. Conceptual Fokus, yaitu pengembangan ide-ide baru yang berfokus pada
pemahaman konseptual dengan sedikit atau bahkan tanpa formulasi tematik.
Pada tahap ini, pembelajaran dimulai dengan pendemonstrasian
masalah-masalah yang berkaitan dengan pokok bahasan yang akan dipelajari.
2) Classroom Interaction, pada tahap ini dilibatkan interaksi-interaksi kelas.
Siswa dibentuk menjadi kelompok-kelompok yang heterogen. Tahapan ini
didasari premis bahwa pembuatan makna merupakan dialog antar komunitas
kelas untuk mengembangkan gagasan melalui proses berpikir. Dalam
interaksi kelas, terjadi pembelajaran yang melibatkan teman sebaya.
3) Research-Based Materials, pertanyaan dan jawaban pada tahap Conceptual
Fokus digunakan dalam pembuatan makna. Ulangan berbasis penelitian
berfungsi mengembangkan pemahaman siswa. Ulangan berbasis penelitian
juga merupakan alat diagnostic, yaitu asesment yang dapat mengukur
pemahaman siswa. Tahapan ini dapat berfungsi sebagai acuan dalam
pembelajaran lebih lanjut.
4) Use of text, penggunaan buku teks dimaksudkan untuk meningkatkan
pemahaman siswa secara lebih mendalam. Belajar dengan menggunakan
buku teks dapat melibatkan siswa dalam metakognisi, proses-proses berpikir,
menghubungkan pengetahuan yang diperoleh melalui diskusi dengan
pengetahuan yang didapat dari buku.
Dalam pembelajarannya model Konseptual Interaktif atau Interaktive
Conceptual Instruction (ICI) akan diterapkan sesuai dengan tahapan yang terdapat
dalam ICI, yakni pada tahap Conceptual Fokus, Siswa diminta untuk mengamati
benda konkret yang diperlihatkan oleh guru, kemudian siswa diminta
mengungkapkan kesan visualnya terhadap benda tersebut. Kesan visual siswa
ditulis di papan tulis, kemudian siswa bersama-sama dengan guru membuat puisi
dari hasil kesan tersebut dengan memperhatikan pilihan kata yang tepat. Setelah
itu, guru memberikan contoh puisi sebanyak dua puisi hasil karya siswa pada data
awal. Puisi yang dijadikan contoh ialah puisi siswa yang dianggap guru sebagai
puisi yang benar dan puisi siswa yang dianggap guru masih memerlukan
perbaikan. Dari kedua puisi tersebut, siswa diminta untuk mencermati, meneliti,
dan memahaminya. Pada tahap Classroom Interaction, dalam penelitian ini siswa
dibentuk menjadi kelompok-kelompok yang heterogen dengan melihat dari hasil
data awal. Setiap kelompok diminta untuk menganalisis kedua contoh puisi yang
telah diberikan oleh guru, mereka boleh merevisi puisi tersebut jika memang puisi
tersebut dianggap masih memerlukan perbaikan dan disertakan penjelasan letak
kesalahan pada puisi tersebut. Setiap kelompok menuliskan laporannya dalam
bentuk puisi hasil perbaikan siswa yang telah dianggap benar dan tepat. Kemudian
dibahas bersama-sama dengan saling memberikan tanggapan dari hasil revisi
setiap kelompok. Pada tahap Research-Based Materials, masing-masing siswa
dengan tema yang dipilih, pilihan kata yang tepat, dan ketepatan penulisan (sesuai
dengan kaidah penulisan puisi). Sebelum siswa menulis puisi yang benar, siswa
harus saling bertukar pendapat dengan kelompoknya atau jika belum yakin dengan
kelompoknya maka boleh bertukar pendapat lintas kelompok, namun setiap anggota
kelompok wajib memberikan pendapatnya kepada anggota yang bertanya. Setelah puisi
telah dianggap benar maka puisi tersebut boleh dikumpulkan kepada guru. Pada tahap Use
of text, tahap ini dilakukan saat siswa sedang berdiskusi dengan kelompok dengan tujuan
sebagai dasar pertimbangan dan pedoman agar dapat menulis puisi dengan benar dan tepat
sesuai dengan tujuan pembelajaran. Guru membagikan sejenis buku teks namun dalam
penelitian ini buku teks diganti dengan buku dokumen puisi buatan guru yang di dalamnya
berisi kumpulan contoh-contoh puisi yang memiliki pilihan kata yang tepat beserta
gambar-gambar ilustrasi yang menarik dan tidak asing bagi siswa.
Dengan tahap-tahap tersebut, diharapkan dapat mempermudah siswa untuk
menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat serta dapat meningkatkan
keterampilannya dalam menulis puisi.
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menulis puisi adalah:
a. Menentukan Isi atau Tema
b. Menentukan Bentuk atau Struktur Puisi
c. Pilihan kata (diksi)
d. Pengimajinasian
e. Penggunaan kata-kata konkret
Adapun target yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 26 siswa
yang dinyatakan Tuntas dari 30 siswa atau 86 % maka keterampilan menulis puisi
sudah dianggap berhasil.
C. Tujuan P enelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka penelitian tindakan kelas ini
bertujuan untuk:
a. Mendeskripsikan kesulitan siswa dalam menulis puisi.
b. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction
(ICI) pada siswa kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan
Kabupaten Cirebon.
c. Untuk mengetahui kinerja guru dalam pembelajaran menulis puisi dengan
menerapkan model pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive
Conceptual Instruction (ICI) dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi
dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan penulisan yang tepat pada
siswa kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten
Cirebon.
d. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan
menerapkan model pembelajaran Konseptual Interaktif atau Interaktive
Conceptual Instruction (ICI) dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi
siswa kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten
Cirebon.
e. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis puisi berdasarkan
gagasan pokok atau tema yang dipilih.
f. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis puisi dengan pilihan
kata yang tepat.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian terhadap peningkatan pemahaman siswa kelas V SDN I
Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon terhadap materi
menulis puisi bebas dengan menngunakan pilihan kata yang tepat dengan
menerapkan model pembelajaran konseptual interaktif atau Interaktive
Conceptual Instruction (ICI).
diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang terkait dalam
penelitian, yaitu
a. Bagi Siswa
a) Dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa.
b) Dapat meningkatkan kemampuan mengeluarkan pendapat melalui
kegiatan berdiskusi.
c) Dapat mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran menulis puisi.
d) Dapat menulis puisi dengan pilihan kata yang tepat.
e) Dapat menulis puisi dengan penulisan yang tepat (sesuai dengan kaidah
b. Bagi Guru
a) Melalui penerapan model pembelajaran konseptual interaktif atau
Interaktive Conceptual Instruction (ICI) diharapkan dapat member
masukan khususnya bagi peneliti sendiri umumnya kepada guru tentang
alternative model pembelajaran soal bahasa indonesia pada materi menulis
puisi di SD, sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa untuk
memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas.
b) Dapat memberikan pengetahuan yang baru, bahwa dengan menerapkan
model pembelajaran konseptual interaktif atau Interaktive Conceptual
Instruction (ICI) dapat membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam
menulis puisi . Selain itu penerapan model pembelajaran konseptual
interaktif atau Interaktive Conceptual Instruction (ICI) merupakan
tambahan wawasan bagi guru yang dapat diterapkan pada setiap
pembelajaran bahasa Indonesia, juga dapat diterapkan untuk mata
pelajaran yang lainnya.
a. Bagi Sekolah
a. Dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
di tingkat pendidikan.
b. Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran mata pelajaran bahasa
Indonesia.
d. Bagi Peneliti
a. Dapat menambah pengalaman mengajar dengan menggunakan metode
b. Sebagai alat untuk memperoleh data mengenai kegiatan pembelajaran
dengan penerapan model pembelajaran konseptual interaktif atau
Interaktive Conceptual Instruction (ICI).
c. Dapat menjadi pedoman untuk pembelajaran selanjutnya.
d. Dapat menjadi referensi untuk kegiatan penelitian selanjutnya.
D. Batasan Istilah 1. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu strategi pembelajaran tertentu yang
bertujuan untuk meningkatkan hasil prestasi belajar siswa.
Selain itu model pembelajaran adalah suatu titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran
terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach).
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa model
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan
guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
2. Keterampilan Menulis Puisi
Keterampilan menulis puisi adalah keterampilan seseorang dalam
mengungkapkan perasaan yang dirasakan, baik itu secara langsung maupun tidak
langsung sebagai ekspresi yang konkret dan bersifat artistik dari pikiran manusia
dalam bahasa emosional dan berirama.
Menurut HG. Tarigan mengutip dari pendapat Watts, (dalam Depdikbud 1992:360), “Puisi adalah ekspresi yang konkret dan bersifat artistik dari
pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama”.
3. Pengajaran Menulis Puisi
Pengajaran menulis puisi adalah suatu proses dimana kegiatan-kegiatan
pembelajaran menulis atau membuat sebuah puisi yang disusun untuk
pelajar-pelajar bertujuan untuk membawa perubahan tingkah laku pada diri siswa
dalam proses pembelajaran menulis puisi (dari tidak bisa atau menjadi bisa
atau memahami dalam memnulis atau membuat puisi).
Pengajaran adalah susunan maklumat dan suasana bagi memudahkan
pembelajaran (Heinich, et al.,1996) Gagne (1985), menyatakan pengajaran
sebagai set tatacara luaran yang menyokong proses-proses dalaman yang
berkaitan bagi mencapai hasil pembelajaran. Wittrock(1979), mengatakan
bahwa pengajaran ialah aktivitas yang melibatkan proses meransang pelajar
untuk membina maksud atau berdasarkan pengalamannya, bukan merangsang
4. Evaluasi Menulis Puisi
Evaluasi menulis puisi adalah suatu proses untuk mengambil keputusan
dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil
belajar siswa dalam menulis puisi baik yang menggunakan tes maupun nontes.
Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution (2001), mengartikan evaluasi atau
penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan
menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah SDN 1 Karangkendal yang beralamat di Desa
Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon, dalam menentukan
lokasi penelitian, hal yang sangat dipertimbangkan adalah efektivitas dan efesiensi
dalam akomodasi pencarian data. Oleh karenanya, penelitian ini dilakukan di
SDN1 Karangkendal yang dipimpin oleh Bapak. Supardi, S.Pd. selaku Kepala
Sekolah Dasar Negeri 1 Karangkendal. Letak bangunan SD ini beralamat di jalan
Syekh Magelungsakti Desa Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten
Cirebon, SD ini termasuk salah satu dari beberapa SD yang yang tergolong
sebagai SD yang berada di daerah terpencil karena letaknya berbatasan dengan
kecamatan lain .
Adapun pemilihan lokasi penelitian didasarkan kepada pertimbangan
sebagai berikut. Pertama, karena adanya tindakan-tindakan yang perlu dilakukan
untuk memperbaiki proses belajar-mengajar di kelas V SDN 1 Karangkendal
khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan
pemahaman siswa dalam menulis puisi.
Kedua, peneliti merupakan salah seorang guru tidak tetap (GTT) atau guru
sukwan SDN 1 Karangkendal, sehingga peneliti lebih memahami keadaan sekolah
maupun karakter siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang sedang
berlangsung.
Ketiga, meskipun penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara intensif,
tetapi tidak mengganggu tugas utama peneliti sebagai guru, sehingga peneliti tetap
dapat melaksanakan tugas mengajar sebagaimana mestinya.
2. Keadaan Guru
Guru merupakan pejabat fungsional yang berperan dalam menentukan
berhasil tidaknya suatu lembaga pendidikan. Guru sebagai fasilitator dalam
pelaksanaan proses belajar-mengajar, artinya memegang peranan yang sangat
penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
Tabel 3.1
Keadaan guru SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupatern Cirerbon Tahun Ajaran 2012/2013
Cirebon, 06-06-1959 19590606 198109 1 001 L S1 Kepsek 2. SUDARTO
Cirebon, 04-05-1959 19590504 198109 1 003 L S1 Guru Penjas 3 PARSITO
Cirebon, 12-04-1967 19670412 199103 1 012 L S1 Guru Kelas 7 MUHYATI, S.Pd
Cirebon, 25-10-1965 19651025 199203 2 006 P S1 Guru Kelas
8 TUNIAH, S.Pd
Cirebon, 10-05-1969 19690510 199202 2 001 P S1 Guru Kelas
9 AMINAH
Cirebon, 12-09-1966 19660912 199212 2 001 P D2 Guru Kelas
10 ALIF, S.Pd
Cirebon, 20-05-1975 19750520 200003 1 003 L S1 Guru Kelas
11 LELI FITRIYAH, S.Pd
Cirebon, 07-11-1975 19751107 200103 2 001 P S1 Guru Kelas
12 RUMYATI
Cirebon, 04-09-1971 19710904 200801 2 002 P D2 Guru Kelas
13 TORI RAHMATULLAH
14 NUNUNG HARYATI
Keadaan Siswa SDN 1 Karangkendal Kec. Kapetakan Kab. Cirebon Tahun Ajaran 2012/201
digunakan dalam penelitian ini adalah semester II tahun ajaran 2012/2013
B. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 1
Karangkendal Kecamatana Kapetakan Kabupaten Cirebon, yang terdiri dari 18
Tabel 3.3
Siswa kelas V SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon Tahun ajaran 2012/2013
Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon, yang terdiri dari 18
Adapun alasan pemilihan subjek penelitian adalah bahwa berdasarkan
hasil observasi pemahaman siswa dalam menulis puisi pada mata pelajaran bahasa
indonesia, diperoleh hasil tingkat pemahaman siswa kelas V SDN 1 Karangkendal
pada materi tersebut masih rendah dan tidak mencapai KKM yang sudah
ditetapkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, sehingga diperlukan upaya
perbaikan pada proses maupun hasil pembelajaran.
C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Seperti telah dikemukakan pada bagian latar belakang, bahwa
permasalahan dalam penelitian ini muncul dari praktik pembelajaran sehari-hari
yang dirasakan langsung oleh guru dan siswa di dalam kelas yaitu masalah
pemahaman siswa tentang menulis puisi yang masih rendah, sehingga diperlukan
suatu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini,
peneliti menggunakan metode penelitian yang relevan dengan permasalahan ini
adalah melalui metode penelitian tindakan kelas (classroom action research).
Menurut Kemmis dan carr (Kasbolah, 1998: 198) penelitian tindakan kelas adalah
suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam
masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami
pekerjaan ini serta situasi dimana pekerjaan ini dilakukan.
Berdasarkan pendapat dari Wardhani (2007: 115), penelitian tindakan
kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri melalui
refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar
Dari pendapat beberapa para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian tindakan dalam bidang
pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk
memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga penelitian
tindakan kelas berfokus pada permasalahan praktis yaitu permasalahan
pembelajaran yang terjadi di kelas pada aspek-aspek pembelajaran seperti suasana
kelas yang kondusif, metode pembelajaran yang kurang tepat, media pembelajaran
yang mendukung, pendekatan pembelajaran yang tidak sesuai atau sistem
penelitian yang tidak tepat.
Dengan demikian bidang kajian penelitian ini adalah praktik pembelajaran
dengan memfokuskan pada model pembelajaran yaitu model pembelajaran
konseptual interaktif (Interactive Conceptual Instruction)
2. Desain Penelitian
Bentuk penelitian ini bersifat reflektif yaitu dengan melakukan
tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik
pembelajaran di kelas secara lebih professional
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
efektifitas pembelajaran menulis puisi serta upaya-upaya perbaikan dan
peningkatan praktik pembelajaran. Penelitian kelas bertujuan untuk meningkatkan
dan memperbaiki praktik pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh guru
(Suyanto, 1997: 7).
Dalam penelitian ini menggunakan model spiral Kemmis dan Mc. Taggart
hingga tercapai tujuan yang diharapkan. Penelitian dimulai dengan rencana,
tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali untuk persiapan
perbaikan. Seperti dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.1
Model spiral Kemmis dan Mc. Taggart (Wiriatmadja, 2005: 66)
Tahap awal (tahap perencanaan) yaitu membuat rencana tindakan yang
akan dilakukan. Kedua, setelah rencana tersusun kemudian melakukan tindakan.
Ketiga, bersamaan dengan dilakukannya tindakan, dilakukan pula pengamatan
proses pelaksanaan tindakan. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan teresbut
maka dilakukan refleksi atas pelaksanaan tindakan berdasarkan hasil observasi.
PLAN REFLECTION
OBSERVATIO
N ACTION
PLAN REFLECTION
OBSERVATIO
D. Prosedur Penelitian
Penelitian dalam pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas
adalah bertujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik
pembelajaran (Kasbolah, 1999: 15).
Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk siklus,
yang dibuat dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Adapun
langkah-langkah pembelajaran berdasarkan pada langkah-langkah penerapan
model pembelajaran konseptual interaktif (Interactive Conceptual Instruction)
Sebelum tahapan siklus dimulai, terlebih dahulu diadakan tes dan
observasi awal. Tes fungsinya sebagai evaluasi awal, sedangkan observasi awal
untuk mengetahui tindakan yang tepat diberikan dalam menulis puisi. Hasil tes
dan observasi awal dijadikan indikator dalam penyusunan tindakan selanjutnya
yang berupa refleksi awal.
Berdasarkan refleksi awal tersebut, maka dilaksanakan penelitian tindakan
kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan berdasarkan alur yang
dikemukakan oleh (Kasbolah, 1999: 78) adalah sebagai berikut: (1) merencanakan
tindakan, (2) melaksanakan tindakan, (3) melaksanakan observasi, (4) melakukan
refleksi, sedangkan untuk siklus selanjutnya adalah sebagai pelaksanaan tindakan
ulang.
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil observasi awal, maka peneliti merencanakan
pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia guna meningkatkan pemahaman
siswa dalam menulis puisi.
Perencanaan tindakan merupakan langkah awal dalam penelitian yang disusun
berdasarkan masalah yang hendak dipecahkan dan hipotesis tindakan yang
diajukan agar terjadi peningkatan dalam kualitas pembelajaran.
Tahap perencanaan tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Permintaan izin dari kepala sekolah SDN 1 Karangkendal Kecamatan
Kapetakan Kabupaten Cirebon.
b. Mengadakan penelitian awal untuk mengidentifikasi permasalahan yang perlu
segera diatasi. Pada tahap ini dilakukan tahap observasi pada pembelajaran,
wawancara dengan rekan guru dan siswa serta mangadakan tes menulis puisi.
c. Membuat lembar observasi untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa
selama proses pembelajaran berlangsung, selain itu membuat pedoman
wawancara untuk guru dan siswa dengan tujuan untuk mengetahui segala hal
yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung dengan menerapkan
model pembelajaran konseptual interaktif (Interactive Conceptual Instruction)
d. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk setiap siklus dengan
menerapkan model pembelajaran konseptual interaktif (Interactive Conceptual
Instruction).
e. Menyediakan alat bantu atau peraga berupa album dokumen puisi bantuan
guru, atau gambar yang untuk menyusun dan membuat puisi.
f. Membuat alat evaluasi yang sesuai, untuk mengetahui sejauh mana
dipelajari setelah menerapkan model pembelajaran konseptual interaktif
(Interactive Conceptual Instruction), yaitu lembar kerja siswa (LKS), lembar
tes hasil belajar siswa, dan lembar aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
g. Menyusun dan menyiapkan alat pengumpul data yaitu lembar observasi,
catatan lapangan, format wawancara, dan lembar evaluasi siswa.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan yaitu tahapan pelaksanaan praktik
pembelajaran yang sebenarnya berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun
bersama-sama antara praktisi dan peneliti guna memperbaiki dan meningkatkan
hasil belajar siswa. Pelaksanaan ini dilaksanakan secara kolaboratif. Dalam hal ini
agar dalam tindakan disesuaikan dengan perencanaan tindakan yang telah disusun.
Untuk mencapai hasil yang optimal, maka pelaksanaan tindakan ini dilakukan
dalam beberapa siklus. Pelaksanaan siklus pertama berdasarkan pada rancangan
siklus pertama adalah untuk menjawab permasalahan yang didapat pada sebelum
pembelajaran yaitu yang diperoleh dari data awal, dengan menerapkan model
pembelajaran konseptual interaktif (Interactive Conceptual Instruction).
Pelaksanaan siklus kedua berdasarkan pada rencana pembelajaran yang mengacu
pada kejadian yang disebabkan pada siklus pertama. Untuk siklus selanjutnya
dalam rencana dan pelaksanaan pembelajaran mengacu pada kegiatan siklus
sebelumnya.
Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan setelah rencana disusun secara
meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis puisi dengan menerapkan model
pembelajaran konseptual interaktif (Interactive Conceptual Instruction).
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Tahap awal pembelajaran
a) Mengkondisikan ke arah pembelajaran yang kondusif
b) Membaca doa dan mengabsen siswa
c) Menyampaikan tujuan pembelajaran menulis puisi
d) Melakukan tanya jawab tentang puisi yang pernah dipelajari sebagai
apersepsi
2) Tahap inti pembelajaran
a) Siswa menyimak penjelasan guru tentang puisi yang pernah dipelajari
dengan puisi bebas yang akan dipelajari.
b) Siswa memperhatikan benda yang diperlihatkan oleh guru.
c) Siswa bersama dengan guru menuliskan kesan visual tentang suatu
benda yang diperlihatkan dengan menggunakan kata-kata konkret.
d) Siswa dan guru besama-sama membuat puisi dengan melihat hasil
kesan siswa tentang benda yang dipilih.
e) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika ada hal-hal yang belum
dipahami.
f) Siswa dibagi menjadi 6 kelompok yang heterogen.
g) Siswa dalam kelompoknya diminta untuk mengamati dan mengoreksi
dua contoh puisi yang diberikan oleh guru dengan memperhatikan
tepat. Siswa boleh merevisi puisi tersebut jika puisi tersebut dianggap
masih butuh perbaikan dan disertakan penjelasan letak kesalahan pada
puisi yang telah direvisi tersebut.
h) Secara bergiliran, setiap kelompok diminta untuk menuliskan hasil
revisinya di depan papan tulis dan menjelaskannya kepada kelompok
lain.
i) Kelompok lain diberi kesempatan untuk memberikan tanggapannya.
j) Guru memberikan komentar terhadap hasil pekerjaan setiap kelompok.
k) Siswa diminta mencari objek disekitar atau pengalaman sebagai tema
atau topik yang dipilih kemudian menentukan isi puisi yang sesuai
dengan tema yang dipilih dengan tepat.
l) Siswa membuat konsep (draf) puisi dari topik yang dipilih.
m) Secara berpasangan dalam kelompok, siswa diminta untuk sharing
(bertukar pikiran) untuk saling memberikan masukan dan koreksi
terhadap puisi yang ditulisnya.
n) Setiap kelompok dibagikan album dokumen puisi buatan guru sebagai
bahan pertimbangan.
o) Siswa memperbaiki puisinya berdasarkan masukan temannya dan
menuliskan kembali puisi yang telah dianggap benar dengan
menggunakan pilihan kata yang tepat dan penggunaan penulisan yang
3) Tahap akhir pembelajaran
a) Siswa yang telah selesai mengerjakan pekerjaannya (menulis puisi)
diminta untuk menyerahkan hasil pekerjaannya kepada guru untuk
mendapatkan penilaian.
b) Guru menilai puisi siswa.
c) Siswa dan guru menyimpulkan materi, yaitu tentang cara menulis puisi
dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.
4) Tahap Tindak Lanjut
Puisi yang sudah dinilai akan dipublikasikan melalui majalah
dinding kelas.
3. Tahap Observasi
Tahap observasi pada penelitian ini mengacu pada pengertian observasi
bahwa observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali,
merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang
dicapai (perubahan yang terjadi) baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana
maupun akibat sampingannya (Kasbolah, 1999: 91).
Adapun kegiatan tersebut pada waktu praktisi melaksanakan proses
pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Konseptual Interaktif
(Interaktive Conceptual Instruction) Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis
Puisi. Adapun dengan melakukan pengamatan dengan menggunakan alat
Setelah kegiatan pembelajaran selesai, kemudian dilakukan wawancara
dengan siswa dan praktisi. Hasil observasi ini dijadikan dasar refleksi dari
tindakan yang telah dilakukan untuk merencanakan tindakan selanjutnya.
4. Tahap Analisis dan Refleksi
Tahap analisis dan refleksi merupakan kegiatan akhir penelitian. Pada
tahap ini, data yang diperoleh dari hasil observasi dikumpulkan, dianalisis, dan
diinterpretasikan untuk dijadikan penyusunan rencana tindakan berikutnya
sebagai perbaikan terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan.
Hasil yang diperoleh pada tahap refleksi ini akan dijadikan sumber bagi
tindakan selanjutnya. Yaitu dalam rangka memperbaiki, menyempurnakan atau
meningkatkan kebiasaan yang kurang baik dalam pelaksanaaan tindakan.
Adapun langkah-langkah refleksi yang akan dilakukan sebagai berikut ini:
a. Analisis, sintesis dan interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh
dalam pelaksanaan tindakan.
b. Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan.
c. Memperbaiki pembelajaran yang telah dilakukan dan pelayanan pembelajaran
secara berkelanjutan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
a. Lembar pengamatan (observasi), observasi dilakukan untuk mengamati dan
merekam seluruh aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat pembelajaran
b. Pedoman wawancara, Wawancara dilakukan setelah kegiatan pembelajaran
untuk mengetahui tanggapan dari pihak yang terkait tentang penerapan model
pembelajaran Konseptual Interaktif (Interaktive Conceptual Instruction) untuk
meningkatkan keterampilan menulis puisi dalam proses belajar mengajar,
pertanyaan disesuaikan dengan fakta yang terjadi dilapangan, bertujuan untuk
mengetahui segala hal yang berkaitan dengan hasil belajar siswa.
Menurut Esterberg (Sugiono, 2007: 316), wawancara merupakan
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya-jawab,
sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam topik tertentu, wawancara dilakukan
setelah kegiatan pembelajaran untuk mengetahui tanggapan dari pihak yang
terkait dalam proses belajar- mengajar. Pertanyaan disesuaikan dengan fakta yang
terjadi di lapangan, bertujuan untuk mengetahui segala hal yang berkaitan dengan
hasil belajar siswa.
c. Angket (Kuesioner)
Angket merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan
komunikasi secara tertulis dengan sumber data.
Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2007: 199).
Adapun angket yang digunakan adalah angket Skala Likert dengan empat
pilihan jawaban yaitu Sangat setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan
Angket bertujuan untuk mengetahui tanggapan, sikap dan respon siswa
terhadap pembelajaran tentang diterapkannya pendekatan teori Bruner dalam
meningkatkan pemahaman siswa untuk menemukan rumus luas daerah
persegipanjang. Angket selanjutnya dapat dilihat pada bagian lampiran.
d. Tes Hasil Belajar (THB)
Tes yang digunakan adalah tes subyektif yang dilaksanakan pada tiap
tindakan pembelajaran. Tes subyektif ini diberikan kepada tiap-tiap siswa dalam
bentuk soal isian. Tes ini dsilakukan untuk mngetahui kemampuan siswa, tingkat
penguasaan dan pemahaman siswa setelah pembelajaran. Tes hasil belajar
selengkapnya dapat dilihat pada bagian lampiran.
e. Lembar Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk menjaring data yang dilihat, didengar,
dan diamati selama kegiatan tindakan berlangsung. Catatan lapangan ini berisi
fokus, deskripsi proses pembelajaran, komentar atau interpretasi, dan kesimpulan.
Pada kolom fokus berisi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kolom
deskripsi proses pembelajaran berisi catatan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh praktisi dan siswa pada waktu kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir,
sedangkan pada kolom komentar atau interpretasi berisi komentar berdasarkan
deskripsi proses pembelajaran. Selanjutnya membuat kesimpulan berdasarkan
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data
Data yang terkumpul dari berbagai instrumen pengumpul data tersebut
selanjutnya diberi kode-kode tertentu berdasarkan jenis dan sumbernya, untuk
memudahkan penyusunan kategori data dan perumusan sejumlah
hipotesismengenai rtencana dan program tindakan, selanjutnya melakukan
interpretasi terhadap keseluruhan data penelitian.
Proses pengolahan dan analisis data dimulai dengan menelaah seluruh
data yang tersedia dari berbagai sumber seperti lembar observasi kinerja guru dan
siswam wawancara dengan siswa dan guru, angket, tes hasil belajar dan catatan
lapangan.
Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini dilakukan melalui tahapan pengumpulan, kondifikasi dan kategori data. Pada
tahap ini aaaakan dikumpulkan data-data yang diperoleh dari berbagai instrumen
penelitian, kemudian diberi kode-kode tertentu sesuai dengan jenis dan
sumbernya. Untuk memudahkan penyusunan kategori data dan perumusan
sejumlah hipotesis mengenai rencana tindakan selanjutnya. Peneliti akan
melakukan interpretasi terhadap keseluruhan data peneliti. Hal ini sesuai dengan
teknik pengolahan data dari ( Supranata, 2004).
a. Pengolahan data proses 1) Kinerja Guru
Guru mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan
meningkatkan keterampilan menulis puisi, dari mulai perencanaan (100%),
pelaksanaan (90%), dan evaluasi (100%).
Aspek yang Diamati adalah:
Kegiatan Awal Pembelajaran
a. Mengkondisikan ke arah pembelajaran yang kondusif
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran menulis puisi
c. Melakukan tanya jawab tentang puisi yang pernah dipelajari sebagai
apersepsi
Kegiatan Inti Pembelajaran
a. Guru memberikan penjelasan tentang puisi yang pernah dipelajari
dengan puisi bebas yang akan dipelajari.
b. Guru memperlihatkan benda kepada siswa dan melakukan tanya jawab.
c. Siswa bersama dengan guru menuliskan kesan visual tentang suatu benda
yang diperlihatkan dengan menggunakan kata-kata konkret.
d. Siswa dan guru besama-sama membuat puisi dengan melihat hasil kesan
siswa tentang benda yang dipilih.
e. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada hal-hal yang
belum dipahami.
f. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok yang heterogen.
g. Siswa dalam kelompoknya diminta untuk mengamati dan mengoreksi
dua contoh puisi yang diberikan oleh guru dengan memperhatikan
kesesuaian isi dengan tema, pilihan kata yang tepat dan penulisan yang
masih butuh perbaikan dan disertakan penjelasan letak kesalahan pada
puisi yang telah direvisi tersebut.
h. Secara bergiliran, setiap kelompok diminta untuk menuliskan hasil
revisinya di depan papan tulis dan menjelaskannya kepada kelompok
lain.
i. Kelompok lain diberi kesempatan untuk memberikan tanggapannya.
j. Guru memberikan komentar terhadap hasil pekerjaan setiap kelompok.
k. Siswa diminta mencari objek disekitar atau pengalaman sebagai tema
atau topik yang dipilih kemudian menentukan isi puisi yang sesuai
dengan tema yang dipilih dengan tepat.
l. Siswa membuat konsep (draf) puisi dari topik yang dipilih.
m. Secara berpasangan dalam kelompok, siswa diminta untuk sharing
(bertukar pikiran) untuk saling memberikan masukan dan koreksi
terhadap puisi yang ditulisnya.
n. Setiap kelompok dibagikan album dokumen puisi buatan guru sebagai
bahan pertimbangan.
Aspek yang diamati
a. Siswa yang telah selesai mengerjakan pekerjaannya (menulis puisi)
diminta untuk menyerahkan hasil pekerjaannya kepada guru untuk
mendapatkan penilaian.
b. Guru menilai puisi siswa.
Guru dan siswa menyimpulkan materi, yaitu tentang cara menulis puisi
c. Siswa yang telah selesai mengerjakan pekerjaannya (menulis puisi)
diminta untuk menyerahkan hasil pekerjaannya kepada guru untuk
mendapatkan penilaian.
d. Guru menilai puisi siswa.
e. Guru dan siswa menyimpulkan materi, yaitu tentang cara menulis puisi
dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.
Keterangan:
Kegiatan Awal 3 poin, kegiatan Inti 14 poin, dan kegiatan Akhir 3 poin, jadi jumlah
keseluruhan poin adalah 20 poin. Sehingga penilaiannya adalah sebagai berikut:
Skor Ideal = 20 x 3 = 60
Nilai Akhir = Jumlah Skor yang diperoleh x 100
Skor Ideal
2) Aktivitas Siswa
Deskriptor penilaian aktivitas siswa:
1. Pemahaman
a. Siswa dapat menulis puisi dengan pilihan kata yang tepat
b. Siswa dapat menuangkan isi puisi sesuai dengan tema yang dipilih dengan
tepat
c. Siswa dapat menulis puisi dengan penulisan yang tepat.
2. Kedisiplinan
a. Siswa tidak bermain waktu pembelajaran
b. Siswa tidak mengantuk waktu pembelajaran
d. Siswa menyimak penjelasan dari guru dengan sungguh-sungguh
3. Keaktifan
b. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru atau siswa lainnya.
c. Siswa menjawab pertanyaan baik dari guru atau siswa lainnya
d. Siswa memberikan saran/pendapat
e. Siswa menyelesaikan tugas tepat waktu
4. Keterampilan
a. Siswa dapat menjawab pertanyaan baik dari guru atau siswa
b. Siswa dapat menjelaskan hasil pengamatan
c. Siswa dapat mengerjakan tugas menulis puisi.
Deskriptor indikator
1. Pemahaman
Skor Nilai 1 = jika 1 poin dalam deskriptor tampak
2 = jika 2 poin dalam deskriptor tampak
3 = jika semua poin dalam deskriptor tampak 2. Kedisiplinan
Skor Nilai 1 = jika 1 poin dalam deskriptor tampak
2 = jika 2 poin dalam deskriptor tampak
3 = jika semua poin dalam deskriptor tampak
3. Keaktifan
Skor Nilai 1 = jika 1 poin dalam deskriptor tampak
2 = jika 2 poin dalam deskriptor tampak
3 = jika semua poin dalam deskriptor tampak
4. Keterampilan
Skor Nilai 1 = jika 1 poin dalam deskriptor tampak
2 = jika 2 poin dalam deskriptor tampak
b. Pengolahan Data Hasil
Teknik pengolahan data hasil belajar siswa menggunakan KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) sebagai kriteria tuntas dan tidak tuntas dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi adalah sebagai
berikut:
1) Komponen atau aspek yang dinilai adalah menulis puisi dengan kesesuaian isi
dengan tema dan pilihan kata yang tepat dengan menerapkan Model
Pembelajaran interaktif konseptual atau ICI.
2) Nilai maksimal = Skor ideal = 100
3) Nilai ketuntasan minimal = 60
a) Kriteria Penetapan KKM (1) Kompleksitas Indikator
Tingkat kompleksitas indikator adalah tingkat kesulitan atau kerumitan
setiap indikator yang akan dicapai oleh siswa, termasuk tingkat kesulitan bagi
guru dalam menyampaikannya.
(2) Daya Dukung
Daya dukung merupakan kemampuan sumber daya pendukung yang dapat
dilihat dari keberadaan tenaga pendidik, sarana dan prasarana pendidikan, biaya
pengelolaan atau manajemen sekolah, peran komite sekolah serta lingkungan
sekolah dalam mendukung pencapaian pembelajaran.
(3) Intake Siswa
Intake siswa adalah tingkat kemampuan rata-rata siswa secara keseluruhan
(a) Hasil seleksi penerimaan siswa
(b) Raport kelas terakhir
(c) Tes seleksi masuk atau psikotes
(d) Nilai ujian nasional (UAS/UASBN)
(e) Tes awal, atau hasil UTS atau UAS semester satu berjaln bagi kelas I, intake
siswa dipertimbangkan dari hasil tes awal (bila memungkinkan) atau hasil
UTS atau UAS semester I (satu) tahun berjalan.
b) Menafsirkan KKM
Teknik pengolahan data hasil belajar yang dipakai ialah dengan
menggunakan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) sebagai kriteria “Tuntas”
atau “Tidak Tuntas” dalam pembelajaran menulis puisi adalah sebagai berikut.
a. Komponen atau aspek yang dinilai adalah kesesuain isi dengan tema,
pilihan kata yang tepat, ketepatan penulisan. Setiap aspek memiliki skor
tertinggi 4, dalam pengolahan data hasil dalam penelitian ini terdapat 3
aspek yang dinilai maka diperoleh skor ideal 8.
b. Skor Ideal = 8, nilai 100
c. Nilai Ketuntasan minimum
Skor Ideal = 8
Nilai = Skor yang diperoleh x 100
d. KKM Bahasa Indonesia fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, puisi bebas.
59,76
2. Menulis puisi bebas dengan
pilihan kata yang tepat. 59,94
3. Menulis puisi berdasarkan
gagasan pokok atau tema S = 2 S = 2 S = 2 66,6 4. Menulis puisi dengan pilihan
kata yang tepat T = 1 S = 2 R = 1 44,4
KKM Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 60
Menafsirkan KKM
Dapat diperoleh dengan beberapa alternative, antara lain:
1. Dengan memberikan poin pada setiap kriteria yang ditetapkan dengan bobot.
a. Kompleksitas : Tinggi = 3
Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan menggunakan
perhitungan pesentase. Data diperoleh dari hasil tes dan LKS, hasil observasi
aktivitas siswa, observasi guru dan hasil angket. Data yang diperoleh dari hasil
penelitian dilakukan pengolahan data sebagai berikut:
1) Data Hasil Tes dan LKS
Data hasil tes dan LKS dianalisis yang dilakukanpada setiap tindakan.
Suatu kelas dikatakan telah tuntas belajar bila kelas tersebut telah mencapai 75%
siswa memperoleh nilai diatas KKM menurut KTSP SD/MI.
SDN 1 Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon menetapkan
KKM sebesar 60 pemahaman dan penguasaan siswa terhadap hasil tes dalam
menulis puisi harus dapat mencapai nilai 60 atau melebihinya. Bagi siswa yang
memperoleh nilai dibawah KKM harus perbaikan. Untuk menghitung persentase
di atas menggunakan persentase sebagai berikut:
Tingkat Penguasaan = Jumlah Skor Total Subjek Jumlah Skor Total Maksimal
= TB= ( Siswa yang memperoleh nilai di atas KKM) x 100% Jumlah siswa
Nilai rata-rata (X) = N N
Keterangan : N = Jumlah nilai N = Jumlah siswa
Persentase hasil : skor tindakan x 100% skor maksimal
2. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasi ke
analisis data pada dasarnya dilakukan sepanjang penelitian secara terus-menerus
dari awal sampai akhir pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Berkaitan dengan
hal tersebut yaitu data yang ada hasil dari pengumpulan data dianalisis untuk
tindakan selanjutnya. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan reduksi
data, penyajian data, pemaknaan data, dan penyimpulan.
Pada tahap reduksi data dilakukan penyeleksian dan memfokuskan data,
menyederhanakan data, kemudian memformulasikan data untuk siap disajikan.
Tahap penyajian data adalah pengorganisasian data hasil reduksi, tahap ini
dilakukan untuk menghasilkan sajian data yang lengkap dan tertata. Kedua
kegiatan tersebut dapat dicontohkan sebagai berikut: Misalnya dari data yang
terkumpul, diseleksi seluruh data yang terkumpul termasuk pengajaran. Data yang
tidak relevan dibuang, sehingga data tersebut menjadi tefokus dan sederhana.
Tahap pemaknaan adalah memeriksa kesesuaian informasi data yang
dikumpulkan dengan target yang telah ditentukan sehingga dapat menentukan
rencana tindakan berikutnya sebagai perbaikan terhadap pelaksanaan tindakan
yang telah dilakukan. Kegiatan penyimpulan dilakukan setelah penyajian data,
analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama dan setelah pengambilan data.
G. Validasi Data
Pada penelitian ini validasi data berpedoman pada pada pendapat Hopkin
(Wiriatmadja, 2005: 168-171) yaitu:
1. Member chek, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi
mengkonfirmasikan dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir
tindakan.
2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh dalam penelitian
dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra dalam penelitian
secara kolaboratif. Penelitian ini untuk mengecek keabsahan data dengan
menggunakan triangulasi.
Triangulasi yaitu memeriksa kebenaran data yag diperoleh dengan
membandingkan terhadap hasil yang diperoleh sumber lain yakni guru dan siswa.
Tujuannya untuk memperoleh derajat kepercayaan data yang maksimal. Kegiatan
triangulasi dalam kegiatan ini dilakukan melalui kegiatan reflektif-kolaboratif
antara guru dengan yang melakukan penelitian tindakan kelas tersebut. Selain itu
juga dilakukan kegiatan wawancara dengan siswa, dengan tujuan untuk
mendapatkan gambaran tentang persepsi siswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan model pembelajaran Konseptual
Interaktif (Interaktive Conceptual Instruction). Hasil triangulasi ini kemudian
dijabarkan dalam bentuk catatan lapangan. Menurut Elliot (Wiriatmadja, 2005:
169) triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandangan yaitu sebagai
berikut:
Sudut pandang guru, sudut pandang siswa, dan sudut pandang yang melakukan pengamatan atau observasi, bagaimana mereka dipilih, bagaimana membandingkannya, sangat tergantung dengan permasalahan yang sedang digarap.
Setiap sudut pandang mempunyai kedudukan yang unik dalam kaitan
dengan akses data mengenai situasi pembelajaran, karena guru berada dalam
respon siswa terhadapnya, bagi yang melakukan penelitian tindakan kelaspun
berada dalam posisi yang baik dalam pengumpulan data dari situasi yang sedang
diamati terutama dalam interaksi antara guru dengan siswa. Dengan
membandingkan apa yang diamati, dengan demikian kesempatan untuk
menghanalisis dan melakukan perubahan berdasarkan data yang baru dan
lengkap.
3. Audit trail, yakni mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan
data dengan cara mendiskusikannya dengan guru, pemmbimbing, peneliti
senior dan rekan-rekan peneliti. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh
data dengan validasi tinggi.
4. Expert opinion, dilakukan untuk mendapatkan masukan yang berarti dalam
kegiatan pengumpulan data pada saat penelitian, bentuk ini dipilih untuk
meningkatkan derajat kepercayaan terhadap penelitian yang dilakukan. Dalam
kegiatan ini, peneliti mengkonsultasikan hasil temuan penelitian kepada
pembimbing untuk memperoleh arahan dan masukan sehingga validasi