• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PKN BERBASIS KARAKTER BAGI PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PKN BERBASIS KARAKTER BAGI PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PKn BERBASIS KARAKTER BAGI PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK

(Studi Deskriptif pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya)

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Magister Ilmu Pendidikan

Oleh

H A D I R I A N T O 1103879

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

(2)

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PKn BERBASIS KARAKTER BAGI PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK

(Studi Deskriptif pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya)

Oleh Hadi Rianto, S.Pd UPI Bandung, 2013

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

© Hadi Rianto 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

(5)

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

(6)

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK

Hadi Rianto (1103879). Implementasi Pembelajaran PKn Berbasis Karakter bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik: Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya.

(7)

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRACT

Hadi Rianto (1103879). Implementation Civics Lessons of Character-Based for Students Independence Developing: Descriptive Study On Students in State Senior Hight School 1 of Kubu Raya district.

This research is motivated by an unqualified students to develop their own way of learning, it is easy to give up the personal issues that impact on the reluctance to go to school, not confident in the face of both tests daily tests and semester exams that resulted in the emergence of acts of cheating, and likes to imitate the fashionable trend in school resulting in a poor imitation among students. This study examines the development of aspects of learner autonomy through learning Civics character-based, with the aim of obtaining factual overview of the implementation process based characters civics lesson for learner autonomy development. This study was conducted with the theoretical study of moral development Piaget stated that to achieve full independence, then the individual must go through two stages of moral development, the stage Heteronomous morality (moral realism), and stage ofmorality Autonomous (reciprocity). This study used a qualitative approach with descriptive methods. Data was collected through observation, interviews, literature studies and documentation. The findings in this study are: 1) the teacher made learning plan for the character-based learner of autonomy development. 2) the development of aspects of independence is evident in the implementation of learning-based character in Civics class. 3) The results of the implementation of civics lessons of character-based for autonomy development appears on the moral aspects of knowing, moral feeling, and moral action. Civics learning of character-based implementation for the independence development outcomes impact on emotional self-reliance, independence, values, learning independence, independence of action, social self-sufficiency, and independence to determine the future embodied in the attitudes and behavior of students.

(8)

iv

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAKS ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

UCAPAN TERIMA KASIH ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan masalah ... 7

C. Tujuan penelitian ... 7

D. Manfaat penelitian ... 8

E. Struktur organisasi penulisan ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Hakikat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 10

B. Implementasi Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Karakter ... 18

C. Kemandirian ... 27

D. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 52

E. Paradigma Penelitian ... 52

BAB III METODE PENELITIAN ... 54

A. Pendekatan Dan Metode Penelitian ... 54

B. Defenisi Operasional ... 56

C. Prosedur Penelitian ... 58

D. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 60

E. Teknik Pengumpulan Data ... 60

F. Teknik analisis data ... 67

0 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 70

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 70

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 74

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 134

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 166

A. Kesimpulan ... 166

(9)

v

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(10)

1

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu B A B I

P E N D A H U L U A N

Pada bab ini peneliti akan menyajikan latar belakang masalah dilapangan

yang membuat peneliti tertarik melakukan penelitian ini, dilanjutkan dengan

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi

penulisan tesis.

A. Latar Belakang

Membangun karakter untuk meningkatkan kualitas nilai dan moral

masyarakat bangsa Indonesia sudah merupakan wacana yang sejak lama

berkembang. Mulai dari masa kerajaan hingga bangsa Indonesia menjadi republik

yang merdeka upaya pembangunan karakter sudah ada. Oleh karena itu sudah

selayaknya seluruh komponen bangsa ini secara bahu membahu berupaya untuk

mewujudkan terciptanya masyarakat Indonesia yang berkarakter, tentu saja

karakter yang dimaksudkan disini adalah karakter yang mengandung nilai-nilai

yang sesuai ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila.

Sejak masa pemimpin pertama Republik Indonesia telah dicanangkan

slogan kemandirian. Dalam pidatonya di muka Hakim Kolonial pada tahun 1930

tersebut, Ir. Soekarno seperti yang dikutip Sapriya dalam Budimansyah dan

Komalasari (2012: 137) menegaskan bahwa:

Kalau bangsa Indonesia ingin mentjapai kekuasaan politik, jakni ingin merdeka, kalau bangsa kami itu ingin menjadi tuan di dalam rumah sendiri, maka ia harus mendidik diri sendiri, mendjalankan perwalian atas diri sendiri, berusaha dengan kebiasaan dan tenaga sendiri! (Soekarno, 1930: 92)

Dari pernyataan tersebut tentu saja terkandung makna yang sangat

memotivasi seluruh masyarakat Indonesia, karena dalam pidato tersebut mengisyaratkan “jika bangsa ini ingin menjadi bangsa yang maju dan menjadi bangsa yang merdeka, maka seluruh komponen yang ada dalam bangsa ini harus

(11)

2

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

topik yang sama, Sapriya dalam Budimansyah dan Komalasari (2012: 137)

menyatakan bahwa:

Nilai kemandirian sebagai bangsa Indonesia yang dikenal sebagai bangsa pejuang sangat penting di era kehidupan global sekarang ini, menurutnya, era globalisasi pada hakikatnya adalah era persaingan walaupun dikemas dalam masyarakat dunia dimana batas antar negara-bangsa sudah semakin samar dan kabur.

Dengan demikian pembentukan karakter kemandirian sangat diperlukan

dalam menghadapi perkembangan dunia global, karena dengan kemandirian

tersebut, masyarakat Indonesia akan menjadi lebih unggul dalam

mempertahan-kan keberadaan bangsa ini. Jika kemandirian ini tidak mampu untuk

dipertahan-kan, meskipun tidak dalam waktu yang singkat, maka bangsa ini akan menjadi

bangsa yang akan bergantung dan selalu mengharapkan bantuan dari bangsa yang

lain. Oleh karena itu Sapriya dalam Budimansyah dan Komalasari (2012: 137)

menegaskan bahwa:

Apabila nilai kemandirian yang dimaksudkan oleh para pendiri bangsa ini dihubungkan dengan kehidupan masa kini maka nilai-nilai tersebut tampaknya masih tetap relevan untuk diterapkan dan diwariskan kepada generasi kini yang hidup di era perubahan yang begitu cepat ini.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang memiliki peranan

dalam membantu mencerdaskan generasi muda agar mencapai taraf

perkembangan mental yang lebih baik. Salah satu peranan yang diamanatkan pada

lembaga formal ini adalah melakukan pengembangan nilai-nilai kemandirian

pada peserta didik. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

Tahun 2003, pada BAB II, Pasal 3 telah dinyatakan bahwa:

(12)

3

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pendidikan mengemban suatu misi yang teramat penting yaitu membentuk

manusia seutuhnya yang memiliki semangat kebangsaan cinta tanah air dan

mampu berpartisipasi dalam pembangunan. Untuk mewujudkan cita-cita itu maka

usaha mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan harus semakin

ditingkatkan, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan

mengembang-kan kemandirian peserta didik melalui pengembangan proses pembelajaran yang

lebih kreatif dan inovatif yang sarat dengan nilai-nilai kebaikan tentunya akan

melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas secara pengetahuan, moral, dan

mandiri. Belajar dan mengajar merupakan isi pokok pendidikan, oleh karena itu

semua komponen yang ada dalam pendidikan harus diabadikan demi terciptanya

proses belajar yang baik pada siswa.

Sekolah Menengah Atas (SMA) sebagai lembaga pendidikan yang

diselenggarakan secara formal merupakan tempat berkumpulnya para remaja. Para

remaja ini sangat rentan dengan ombang-ambing pergaulan dilingkungannya. Hal

ini tidak dapat dipungkiri karena pada masa-masa inilah para remaja banyak

menghadapi tekanan dan masalah yang datang silih berganti baik itu yang

bersumber dari keluarganya sendiri maupun lingkungan mereka dalam melakukan

aktivitas sosial. Masalah yang sering muncul seperti tampak pada kurang

mampunya siswa mengembangkan cara belajarnya sendiri, mudah menyerah

terhadap permasalahan yang muncul, cengeng dalam menghadapi masalah kecil

yang bersifat pribadi yang berdampak pada keengganan untuk masuk

kelas/sekolah, tidak percaya diri dalam menghadapi tes baik itu ulangan harian

maupun ujian semester yang berakibat pada munculnya tindakan mencotek, dan

yang terakhir adalah suka meniru trend terbaru seperti bergaya modis di sekolah

dan tindakan ini berakibat pada imitasi yang kurang baik di kalangan para pelajar.

Kemandirian (autonomy) merupakan awal dari pendidikan sebagai proses

sosial. Mengutip dari pandangan Thanasoulas (2000) yang menyatakan bahwa:

(13)

4

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

of redistribution of power attending the construction of knowledge and the roles of the participants in the learning process.

Istilah kemandirian selanjutnya dapat di bagi menjadi lima macam dilihat

dari beberapa situasi yang menjadikan kemandirian itu terbentuk. Dalam hal ini

Benson dan Voller dalam Thanasoulas (2000) menegaskan bahwa kelima hal

tersebut adalah sebagai berikut:

1. For situations in which learners study entirely on their own; 2. For a set of skills which can be learned and applied in

self-directed learning;

3. For an inborn capacity which is suppressed by institutional education;

4. For the exercise of learners' responsibility for their own learning;

5. For the right of learners to determine the direction of their own learning.

Dari kutipan tersebut di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwa

kemandirian merupakan langkah awal bagi pendidikan sebagai proses pendidikan

remaja. Selanjutnya kemandirian itu sendiri akan terbentuk sesuai dengan keadaan

situasi dan kondisi yang dapat mempengaruhi terbentuknya kemandirian itu

sendiri. Situasi yang dimaksudkan adalah; 1) Situasi dimana peserta didik belajar

untuk kebutuhannya sendiri, 2) Memperoleh seperangkat keterampilan yang dapat

dipelajari dan diterapkan secara mandiri, 3) Untuk kapasitas bawaan yang

ditekankan oleh sebuah lembaga pendidikan, 4) Pelaksanaan tanggung jawab

peserta didik untuk belajar lebih mandiri, dan 5) Untuk memperoleh hak

menentukan arah pembelajaran mereka sendiri.

Dengan tindakan mengembangkan kemandirian pada siswa untuk

menghadapi segala permasalahan yang sedang dihadapinya bukan merupakan

suatu hal yang dianggap sulit karena siswa akan terus berusaha untuk

memecahkannya sendiri, walau pada akhir tingkat keberhasilannya dalam

memecahkan masalah tersebut siswa mengharapkan bantuan dari orang lain

(14)

5

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kemandirian dalam diri siswa yang telah terbentuk akan menciptakan generasi

penerus yang tidak cengeng, mudah prustasi, cepat menyerah, generasi yang

selalu bergantung pada kemampuan dan kekuasaan orang lain sedangkan dalam

dirinya sendiri memiliki potensi untuk lebih berkembang dari keadaannya saat ini.

Generasi muda yang mandiri merupakan cerminan kualitas yang

dimilikinya, karena dengan kemandirian manusia akan memiliki karakter yang

tidak mudah menyerah dan akan selalu konsisten terhadap segala keputusan yang

telah diambil. Sejalan dengan hal ini Sumahamijaya (2003: 9) menyatakan bahwa:

Ciri-ciri sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan unggul adalah berkarakter mandiri, berwatak kerja keras, tekun belajar dan menghargai waktu, pantang menyerah dalam menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan, selalu proaktif dalam mencari dan menemukan solusi atas masalah-masalah yang dihadapi. Menghadapi masa depan yang penuh dengan persaingan sangatlah diperlukan SDM yang berkualitas unggul supaya dapat bertahan dan bersaing di masa mendatang.

Pemikiran tersebut di atas memberikan pemahaman bahwa untuk

menghadapi kehidupan di masa sekarang dan masa yang akan datang dan demi

terbentuknya generasi yang mampu bersaing dalam era globalisasi ini, maka

dibutuhkan generasi yang berkarakter mandiri, bertanggung jawab, selalu

memiliki solusi dalam mengentaskan semua permasalahan yang dihadapinya.

Proses pembelajaran mencakup beberapa kegiatan penting, diantaranya

adalah transfer ilmu pengetahuan (Knowledge), nilai (Values), dan budaya

(Culture). Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan bukan saja memberikan

pemahaman tentang bagaimana menjadi warga negara yang baik, namun lebih

dalam lagi, pendidikan kewarganegaraan mestinya dapat membentuk karakter

generasi penerus yang baik. Artinya bukan sekedar menciptakan generasi penerus

yang memiliki pengetahuan, namun seharusnya dapat juga menciptakan generasi

penerus yang berkarakter dan memiliki ciri khas yaitu ciri bangsa Indonesia yang

(15)

6

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dalam proses pembelajaran guru bukan sekedar membelajarkan

materi-materi pelajaran yang dibebankan kepada siswa namun lebih jauh lagi, seharusnya

guru mampu menjadikan siswa sebagai individu-individu yang memiliki karakter

mandiri. Ada banyak cara yang dapat dikembangkan oleh guru dalam

mengem-bangkan kemandirian, salah satunya adalah melalui pembelajaran pendidikan

kewarganegaraan berbasis karakter.

Pendidikan kewarganegaraan pada hakikatnya merupakan pendidikan

yang mengarah pada pembentukan warga negara yang baik dan bertanggung

jawab. Secara konseptual dan epistemologis, pendidikan kewarganegaraan

memiliki misi menumbuhkan potensi individu agar memiliki pengetahuan, sikap

dan keterampilan sebagai warga negara yang berwatak dan berperadaban baik.

Selanjutnya Best dalam Winataputra (2007) menegaskan bahwa “Pendidikan

kewaraganegaraan merupakan salah satu wujud dari pendidikan karakter yang

mengajarkan etika personal dan nilai-nilai kebajikan”.

Pendidikan karakter merupakan sistem penanaman nilai-nilai yang baik

dan benar pada siswa di sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran

atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Salah satu

unsur penting dalam pendidikan karakter adalah mengajarkan nilai-nilai agar

peserta didik memiliki pengetahuan tentang nilai-nilai dasar sebagai acuan dalam

berperilaku. Pemahaman tersebut mestinya menjadi bagian dari pemahaman

pendidikan karakter, hal tersebut disebabkan karena peserta didik lebih banyak

belajar dari pemahaman dan pengertian tentang nilai-nilai yang dipahami oleh

orang dewasa atau guru (Koesoema, A., 2007: 213). Selanjutnya salah satu tugas

penting dari pendidikan menurut Budimansyah (2010:116) adalah membangun

karakter anak didik, karena karakter merupakan standar batin yang

terimplementasikan dalam berbagai bentuk kualitas diri, sehingga karakter diri

dilandasi nilai serta cara berpikir berdasarkan nilai tersebut dapat terwujud dalam

(16)

7

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pendidikan karakter memiliki makna yang sama dengan pendidikan moral

yang bertujuan membentuk kepribadian individu agar menjadi masyarakat, dan

warga negara yang baik. Oleh karena itu, hakikat pendidikan karakter dalam

konteks pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai, yakni pendidikan

nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia, dalam rangka membina

kepribadian generasi muda.

Pendidikan karakter berpijak dari karakter dasar manusia, yang bersumber

dari nilai moral yang berlaku secara universal yang bersumber dari agama yang

disebut juga sebagai kaidah atau aturan. Pendidikan nilai dalam konteks

pendidikan di sekolah merupakan upaya untuk membantu peserta didik mengenal,

menyadari, dan menghayati nilai-nilai yang pantas dan semestinya dijadikan

panduan bagi sikap dan perilaku manusia, baik secara perorangan maupun

bersama-sama masyarakat.

Dari beberapa uraian tersebut di atas, upaya mengembangkan kemandirian

melalui pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter dianggap penting dan

menarik untuk dikaji lebih jauh, sehingga perlu dilakukan sebuah penelitian

ilmiah tentang implementasi pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis

karakter bagi pengembangan kemandirian peserta didik. Penelitian deskriptif

analitik ini akan dilaksanakan pada SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya.

Penyelesaian masalah yang akan dikaji ini diharapkan dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan bagi guru untuk mengembangkan kemandirian siswa melalui

pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan paparan tersebut di atas, maka yang menjadi masalah umum

dalam penelitian ini adalah bagaimanakah implementasi pembelajaran pendidikan

kewarganegaraan berbasis karakter bagi pengembangan kemandirian peserta didik

(17)

8

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Untuk mempermudah penulis dalam melakukan penelitian, dan mengacu

pada masalah umum tersebut di atas, selanjutnya akan dijabarkan dalam sub-sub

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan

berbasis karakter di sekolah?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan

berbasis karakter bagi pengembangan kemandirian peserta didik?

3. Bagaimanakah hasil pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis

karakter bagi pengembangan kemandirian peserta didik?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk memperoleh informasi

tentang mengembangkan kemandirian siswa melalui Pendidikan

Kewarga-negaraan berbasis karakter di SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya, dan

secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan

berbasis karakter di sekolah.

2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan

berbasis karakter bagi upaya pengembangan kemandirian peserta didik.

3. Mendeskripsikan hasil pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis

karakter bagi pengembangan kemandirian peserta didik.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan manfaat secara ilmiah bagi dunia

pendidikan baik pada tataran pendidikan dasar dan pendidikan menegah, dalam

pengimplementasian pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter

bagi pengembangan kemandirian peserta didik, lebih khusus dalam mata pelajaran

(18)

9

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

melaksanakan pendidikan karakter yang bertujuan untuk mengembangkan

kemandirian siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi lembaga pendidikan di Kabupaten Kubu Raya, khususnya SMA, dapat

dijadikan sebagai bahan rujukan dalam mengimplementasikan pembelajaran

pendidikan kewarganegaraan bagi pengembangan kemandirian peserta didik.

b. Sebagai salah satu rujukan bagi pihak yang berwenang dalam meningkatkan

kualitas anak didik sebagai subyek pembangunan bangsa dan negara dalam

pembinaan karakter dengan mengimplementasikan pembelajaran pendidikan

kewarganegaraan bagi pengembangan kemandirian peserta didik.

c. Bagi peserta didik melalui penelitian ini, diharapkan memperoleh pengalaman

baru dalam mempelajari pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter,

sehingga mampu menampilkan sikap dan perilaku yang menunjukkan

kemandirian.

d. Memberikan masukan pada sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran

pendidikan kewarganegaraan terutama dalam pengembangan kemandirian

siswa melalui pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter.

e. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk menentukan

dasar kebijaksanaan dalam mengimplementasikan pembelajaran pendidikan

kewarganegaraan berbasis karakter bagi pengembangan kemandirian peserta

didik.

E. Struktur Organisasi Penulisan

Tesis yang akan ditulis terdiri dari 5 bab, yakni: bab I tentang

pendahuluan, bab II tentang kajian pustaka, bab III tentang metode penelitian, bab

IV tentang hasil penelitian dan pembahasan serta bab V tentang kesimpulan dan

rekomendasi. Untuk lebih jelasnya, pembahasan dari kelima bab ini secara singkat

(19)

10

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Bab I tentang pendahuluan. Bab ini secara rinci mendeskripsikan latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

struktur organisasi penulisan tesis.

Bab II tentang kajian pustaka. Pada bab ini terbagi dalam beberapa sub bab

yaitu: Hakikat dan tujuan pendidikan kewarganegaraan, Implementasi

pembelajaran PKn berbasis karakter, Kemandirian, dan hasil penelitian terdahulu

yang relevan.

Bab III membahas tentang metode penelitian. Adapun sub bab yang

dibahas dalam bab ini mencakup pendekatan dan metode penelitian, definisi

operasional, prosedur penelitian, lokasi dan subjek penelitian, teknik

pengumpulan data, dan teknik analsis data.

Bab IV membahas tentang hasil dan pembahasan. Pada bab ini dibahas

tentang gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi hasil penelitian serta

pembahasan hasil penelitian.

Bab V berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi. Pada bab ini dibagi

(20)

54

54

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu B A B I I I

M E T O D E P E N E L I T I A N

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai metodologi penelitian yang

mencakup lokasi dan subjek penelitian, pendekatan dan metode penelitian,

definisi oprasional, prosedur penelitian, lokasi dan subjek penelitian, teknik

pengumpulan data, dan teknik analsis data yang ditemukan selama melakukan

penelitian di lapangan.

A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian merupakan suatu cara yang dapat digunakan untuk

memperoleh informasi berupa data-data serta pedoman bagi kajian untuk

melaksanakan suatu penelitian secara ilmiah yang kebenarannya dapat

dipertanggungjawabkan. Sejalan dengan hal tersebut, Arikunto (2005: 100)

menyatakan bahwa metode penelitian adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh

peneliti untuk untuk mengumpulkan data.

Dalam penelitian ini akan digunakan pendekatan kualitatif, dalam hal ini

Bogdan dan Taylor (1992: 5) menyatakan bahwa pendekatan kualitatif adalah

suatu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Sejalan dengan hal ini, Moleong

(2003: 3) menyatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan prosedur yang

menghasilkan data kualitatif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari

orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif ini mengacu pada latar

belakang alami sebagai suatu keseluruhan yang mengandalkan manusia sebagai

alat penelitian, mengadakan analisis secara induktif, mengarahkan sasaran

penelitian pada usaha untuk menemukan teori dasar, bersifat deskriptif, lebih

mementingkan proses daripada hasil, membatasi kajian penelitian dengan fokus

(21)

55

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

rancangan penelitian bersifat sementara, dan hasil penelitiannya disepakati kedua

belah pihak yaitu peneliti dan subjek penelitian.

Melalui penelitian ini, peneliti ingin mengamati proses Mengembangkan

Kemandirian Siswa melalui pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis

karakter, mulai dari persiapan hingga akhir pembelajaran.

Menurut Moleong (2005:9) menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif

peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data

yang utama.

2. Metode Penelitian

Mangacu pada pendapat tersebut, maka dalam penelitian ini metode yang

akan digunakan adalah metode deskriptif. Alasan penggunaan metode ini adalah

karena penelitian ini dilakukan pada variabel mandiri tanpa membuat

perbandingan atau menghubungakan variabel yang lain. Untuk memperkuat

argumen ini, Alan Valdes dalam http://www.ehow.com mengemukakan:

Descriptive research is concerned with the description of data and characteristics about a population. The goal is the acquisition of factual, accurate and systematic data that can be used in averages, frequencies and similar statistical calculations. Descriptive studies seldom involve experimentation, as they are more concerned with naturally occurring phenomena than with the observation of controlled situations.

Sejalan dengan hal tersebut, Sugiyono (2003: 75) menyatakan bahwa studi

deskriptif berorientasikan pada pemecahan masalah untuk mengungkap dan

memahami kenyataan-kenyataan yang terjadi di lapangan sebagaimana adanya,

secara intensif, mendalam, mendetail, dan komprehensif. Melalui penelitian

deskriptif ini nantinya akan memberikan gambaran secara mendetail terhadap latar

belakang, sifat dan karakter kajian yang khas, kemudian dari kekhasan tersebut

akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif

(22)

56

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang diteliti secara jelas, sesuai dengan fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat”.

Melalui metode deskriptif yang menggunakan pendekatan kualitatif

diyakini akan memberikan pemaparan secara luas dan mendalam yanag memuat

penjelasan tentang proses dan aktifitas yang terjadi di lingkungan pelaksanaan

penelitian terutama pada upaya mengembangkan kemandirian siswa melalui

pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter.

Pemilihan metode deskriptif ini tentunya melalui pertimbangan dan

disesuaikan dengan masalah yang akan dikaji. Kajian penelitian ini adalah untuk

memaparkan tentang mengembangkan kemandirian siswa melalui pembelajaran

pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter.

B. Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran arti dan makna yang salah pada kajian

masalah, maka perlu di uraikan definisi operasional sebagai inti dari subtansi

kajian penelitian ini sebagai berikut :

1. Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Karakter

Pendidikan kewarganegaraan pada hakikatnya merupakan pendidikan

yang mengarah pada terbentuknya warga negara yang baik dan bertanggung

jawab. Best seperti yang dikutip oleh Winataputra (2011) menyatakan bahwa:

Secara konseptual dan epistemologis, pendidikan kewarganegaraan memiliki misi menumbuhkan potensi individu agar memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai warga negara yang berwatak dan berperadaban baik. Selanjutnya, Pendidikan kewaraganegaraan merupakan salah satu wujud dari pendidikan karakter yang mengajarkan etika personal dan nilai-nilai kebajikan.

(23)

57

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik/

buruk, dan benar/salah.

Dari pendapat yang dikemukakan tersebut di atas, dapatlah diambil

kesimpulan bahwa Implementasi pembelajaran pendidikan kewarganegaraan

berbasis karakter yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu usaha

pengimplementasian proses pembelajaran yang berdasarkan pada pendidikan

karakter bagi pengembangan perilaku dan sikap. Adapun yang menjadi

aspek-aspek: Preplanning (aktivitas sebelum proses pembelajaran), Menciptakan

lingkungan belajar yang positif, Mengembangkan rencana pembelajaran,

Mengidentifikasi aktivitas pembelajaran yang sesuai, Melaksanakan kegiatan

pembelajaran dan monitoring, dan mengevaluasi hasil pembelajaran individu.

2. Mengembangkan kemandirian Peserta didik

Kemandirian dapat diartikan sebagai suatu sikap yang ditandai dengan

adanya kepercayaan diri tanpa tergantung dan mengharapkan bantuan orang lain.

Dalam hal ini Benson dan Grove (2000) menjelaskan bahwa yang dimaksud

dengan kemandirian adalah kemampuan individu untuk memutuskan sendiri dan

tidak terus menerus dikontrol orang lain. Selanjunya kemandirian yang

menggunakan istilah autonomy, seperti yang dikemukakan oleh Steinberg (1995:

285) kemandirian dikonsepsikan sebagai self governing person, yakni

kemampuan menguasai diri sendiri.

Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa mengembangkan

kemandirian yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah mengembangkan

kemampuan individu untuk lebih percaya diri dalam membuat sebuah keputusan

dalam hidup dengan tidak bergantung kepada orang lain.

Kemandirian merupakan sikap dimana seorang individu mencoba

menghadapi persoalan hidup dengan menggunakan caranya sendiri tanpa ada

interpensi dari pihak eksternal, dan meminimalisir bantuan dari orang lain.

Kemandirian juga dapat diartikan sebuah posisi dimana individu bebas mengatur

(24)

58

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kehendaki. Dengan demikian individu mampu memetik hikmah dari setiap

masalah yang ia hadapi, sehingga ia akan lebih matang dan siap dalam menjalani

kehidupan yang keras dan penuh tantangan di masa depan. Sehingga seseorang

bisa disebut pribadi/individu yang sepenuhnya, dalam arti mampu mengendalikan

sendiri kehidupannya, baik dari aspek fisiologis dan psikologis.

Berdasarkan aspek-aspsek kemandirian yang dikemukanan oleh Steinberg

dan Beller, maka Kemandirian yang akan dikembangkan pada siswa di SMA

Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah kemandirian emosi, kemandirian nilai, kemandirian belajar, kemandirian

bertindak, kemandirian sosial, dan kemandirian menentukan masa depan.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan secara sistematis yang

menggambarkan langkah-langkah pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan

oleh peneliti. Secara garis besar tahapan-tahapan penelitian yang akan dijadikan

sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian ini adalah ; tahap persiapan,

tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian.

1. Tahap Persiapan

Untuk melaksanakan penelitian ini perlu beberapa persiapan yang

dilakukan oleh peneliti, hal ini dimulai dengan penyusunan konsep dan model

penelitian yang akan peneliti tuangkan dalam rancangan penelitian berikut ini:

a. Melakukan identifikasi masalah beserta latar belakang munculnya

permasalahan.

b. Melakukan studi kepustakan dengan mempelajari dan mereview penelitian

terdahulu.

c. Merumuskan masalah penelitian

d. Menentukan batasan masalah yang diteliti

e. Menyusun pertanyaan penelitian

(25)

59

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

g. Menentukan metodologi yang akan digunakan dalam penelitian agar

penelitian yang dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.

h. Merancang instrument pengumpulan data

i. Melakukan pengumpulan data dengan instrument penelitian yang telah dibuat

j. Melakukan analisis terhadap data yang telah diperoleh dilapangan, dan

k. Menarik kesimpulan dari keseluruhan proses pelaksanaan penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti akan melaksanakan kegiatan yang telah dirancang,

mulai dari melakukan identifikasi terhadap sumber data (subjek penelitian), dan

[image:25.595.109.512.251.709.2]

melakukan pengumpulan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian.

Gambaran tahap pelaksanaan penelitian ini akan di tuangkan dalam table berikut:

Table. 3.1

Tahap Pelaksanaan Penelitian

No Tahapan Uraian Kegiatan

1 Tahapan awal

mulai

dilaksana-kan pada bulan

Maret 2013

1. Memperoleh surat pengantar dari Universitas

Pendidikan Indonesia untuk melaksanakan

penelitian di daerah.

2. Memperoleh rekomendasi dari Kepala Sekolah

untuk melakukan penelitian tentang implementasi

pembelajaran PKn berbasis karakter bagi

pengembangan kemandirian peserta didik di SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya.

2 Tahap Pelaksanaan

mulai

dilaksana-kan pada bulan April - Mei 2013

1. Melakukan pengamatan terhadap proses

pembelajaran yang berlangsung dalam upaya

pengembangan kemandirian.

2. Melakukan wawancara dengan berbagai pihak

yang dianggap mengerti dan memahami tentang

(26)

60

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

terutama guru PKn dan Kepala Sekolah

3. Melakukan wawancara dengan beberapa siswa

untuk memperoleh kejelasan data yang diperoleh

sebelumnya

3. Tahap Penyelesaian

Ini merupakan tahap akhir dari rentetan ketiga tahap pelaksanaan

penelitian. Pada tahap penyelesaian ini peneliti melakukan analisis dan membuat

laporan akhir penelitian. Adapun tahap-tahap dalam tahap penyelesaian ini akan

dilaksanakan dengan:

a. Melakukan editing dan memilah data dan informasi yang telah terkumpul.

b. Melakukan analisis data dan informasi.

c. Membuat dan mendiskusikan penarikan kesimpulan dengan para dosen

pembimbing.

d. Merumuskan alternative kebijakan dan menyusun laporan penelitian secara

lengkap.

D. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu

Raya Propinsi Kalimantan Barat. Pemilihan Lokasi ini didasari atas pertimbangan

bahwa sekolah ini merupakan lembaga pendidikan menengah formal negeri

satu-satunya yang berada di Kecamatan Kubu kabupaten Kubu Raya. Sebagai lembaga

pendidikan formal tingkat menengah, maka mengembangkan kemandirian siswa

sangat penting untuk dilakukan. Selain itu letak geografis sekolah ini berada di

pertengahan wilayah yang cukup sulit dijangkau karena harus melewati sungai

kapuas yang cukup luas (3 jam perjalanan menggunakan kapal penyeberangan).

Selain dari pertimbangan letak geografis dan sarana transportasi yang digunakan,

latar belakang keluarga dan siswa itu sendirilah yang menjadi daya tarik peneliti

(27)

61

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Selanjutnya yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah guru PKn

dalam implementasi pembelajaran PKn berbasis karakter bagi pengembangan

kemandirian peserta didik.

E. Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian kualitatif Asmara (2011: 49) menyarankan bahwa teknik

pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian kualitatif dapat dilakukan

dengan cara: Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi.

Mengacu pada pendapat tersebut, maka dalam penelitian ini akan

digunakan teknik pengumpulan data berupa: Observasi, wawancara, dokumentasi,

dan ditambahkan lagi studi literature, berikut penjelasannya;

1. Observasi

Observasi merupakan studi yang disengaja dan sistematis tentang

fenomena sosial dan gejala-gejala alam, dengan pengamatan secara menyeluruh.

Berkenaan dengan hal ini, observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran nyata

tentang implementasi pembelajaran PKn berbasis karakter bagi pengembangan

kemandirian peserta didik. Menurut Hammersly dan Atkinson (Creswell, 1997:

125) kegiatan observasi adalah suatu kemampuan khusus dari peneliti dalam

menangkap isu yang dikemukakan oleh responden, seperti pesan dan kesan

menipu dan sesuatu yang terlewatkan peneliti dari lapangan seperti apa yang

dikemukakan oleh responden. Dari pendapat ini mengisyaratkan pada setiap

peneliti untuk melakukan pencatatan terhadap berbagai hal yang diamati, terutama

pada hal-hal yang berkaitan dengan fokus masalah yang dikaji.

Selanjutnya tindakan yang akan dilakukan dalam memperoleh data

penunjang dalam penelitian menurut Asmara (2011: 49) adalah dengan:

(28)

62

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keuntungan yang akan diperoleh peneliti melalui observasi ini adalah

pengalaman secara mendalam, karena peneliti berhubungan langsung dengan

subjek penelitian. Dari pengamatan yang dilakukan ini dapat diambil manfaatnya

sebagaimana yang di ungkapkan Patton (1998: 124-126) bahwa manfaat observasi

atau pengamatan adalah:

1. Dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi, jadi ia dapat memperoleh pandangan yang holistic atau menyeluruh.

2. Pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan konsep pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi konsep-konsep lain.

Untuk memperjelas tindakan observasi yang akan dilakukan dalam

penelitian, Mc. Millan dan Schumacher (2001: 41-42) memberikan gambaran

tentang bentuk-bentuk observasi dalam penelitian kualitatif sebagai berikut:

a. Observasi partisipan (participant observation), adalah suatu teknik interaktif dalam mencatat untuk menggambarkan partisipasi dari si peneliti terhadap apa yang terjadi dalam objek penelitiannya.

b. Observasi lapangan (field observation), adalah suatu teknik observasi yang seringkali dilakukan dalam penelitian kualitatif. Pada observasi ini peneliti bertindak sebagai saksi mata dalam mencatat secara detail apa saja yang terjadi dalam objek pengamatan, disini peneliti membatasi diri dalam berpartisipasi hanya sebagai pengamat dan tidak berperan serta sebagai bagian dari objek penelitian.

Oleh karena itu dalam penelitian ini observasi yang akan digunakan adalah

observasi lapangan (field observation), karena peneliti ingin mengamati

aspek-aspek yang berhubungan dengan implementasi pembelajaran PKn berbasis

karakter bagi pengembangan kemandirian peserta didik. Agar data observasi tidak

kehilangan makna, maka dalam hal ini perlu penggunaan observasi terhadap apa

yang sesungguhnya terjadi dalam mengembangkan kemandirian siswa melalui

implementasi pembelajaran PKn berbasis karakter berdasarkan hasil pengamatan.

(29)

63

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan

melakukan tanya jawab dengan nara sumber yang dianggap dapat menjelaskan

dan memberikan informasi. Dalam hal ini Basrowi dan Suwandi (2008: 127) menyatakan bahwa “wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara (Interviewer) sebagai pengaju atau pemberi

pertanyaan, dan yang diwawancarai sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu”. Dari pendapat tersebut, maka wawancara yang akan dilaksanakan ini berkaitan dengan implementasi pembelajaran PKn berbasis karakter bagi

pengembangan kemadirian peserta didik.

Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah, guru PKn, dan siswa untuk

memperoleh informasi tentang implementasi pembelajaran PKn berbasis karakter

bagi pengembangan kemadirian peserta didik di SMA Negeri 1 Kubu Kec. Kubu

Kabupaten Kubu Raya.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan salah satu sumber data penelitian kualitatif.

Dalam hal ini Moleong (2007) menyatakan bahwa “dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, dan untuk meramalkan”.

Kajian dokumen dalam penelitian ini difokuskan pada materi dan

substansi yang terkait dengan mengembangkan kemandirian. Dokumen tersebut

dapat berupa; kurikulum SMA, dokumen pembelajaran Pendidikan

Kewarga-negaraan, Jurnal nasional maupun internasional, dan dokumen-dokumen lain yang

dianggap relevan.

4. Studi Literatur

Studi literatur ini merupakan teknik yang dilakukan dengan cara

mempelajari dan mengkaji buku-buku referensi, penelitian-penelitian terdahulu

yang berkaitan dengan implementasi pembelajaran PKn berbasis karakter bagi

pengembangan kemadirian peserta didik.

Faisal (1992:30) mengemukakan bahwa hasil studi literatur bisa dijadikan

(30)

64

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

akan diteliti termasuk juga memberi latar belakang mengapa masalah tadi penting

diteliti. Dari pendapat ini studi literatur penting dilakukan agar dalam pelaksanaan

penelitian tidak berjalan tanpa acuan, sehingga kebenaran dari hasil penelitian ini

selain didukung oleh teori-teori yang relevan juga dapat dipertanggungjawabkan.

Lebih ringkas teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam

(31)

64

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

[image:31.842.82.773.91.480.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel. 3. 2

SKENARIO PENELITIAN

No Rumusan Masalah Sub Aspek Skenario Penelitian Validasi Data

Observasi Wawancara Dokumentasi

1 Bagaimanakah

perencanaan

pembelajaran PKn berbasis karakter di

sekolah

Perancangan program

pengajaran meliputi:

1. Silabus, dan 2. Rencana Program

Pengajaran (RPP) - Mengamati langkah-langkah pengimplementasia n pembelajaran PKn berbasis karakter - Mengamati kesesuaian implementasi pembelajaran pkn berbasis karakter dengan tujuan pendidikan karakter

- Melakukan wawan

cara dengan guru

dan siswa - Melakukan wawancara dengan guru pendidikan kewarganegaraan - Mengumpulkan dokumen-dokumen yang dianggap berkaitan dengan upaya mengembang-kan kemandirian siswa berupa: Perangkat pembelajaran dan fotografi - Melakukan Triangulasi terhadap informasi yang telah diperoleh pada

(32)

65

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2 Bagaimanakah

Pelaksanaan pembelajaran PKn

berbasis karakter bagi

upaya pengembangan

kemandirian peserta didik?

Pelaksanaan KBM

berdasarkan RPP yang telah di buat guru PKn

Meliputi:

- Kegiatan awal

- Kegiatan inti: Eksplorasi Elaborasi konfirmasi - Kegiatan penutup

Mengamati kegiatan

yang dilakukan guru dalam kegiatan

pembelajaran yang

meliputi kegiatan:

- Kegiatan Pendahuluan,

- Kegiatan Inti, dan - Kegiatan penutup

Yang memiliki

keterkaitan dengan

pengembangan aspek-aspek

kemandirian

- Peneliti akan

melakukan wawan cara dengan guru

dan siswa

- Melakukan

wawancara dengan kepala sekolah, guru

dan beberapa aparatur sekolah - Mengumpulkan data-data perangkat pembelajaran yang digunakan - Mengumpulkan fotografi proses implementasi pembelajaran PKn berbasis karakter - Perangkat pembelajaran yang digunakan guru

(Silabus, RPP) dan

materi yang di sampai-kan - Melakukan Triangulasi terhadap informasi yang telah diperoleh

pada Guru PKn - Secara cermat

(33)

66

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3 Bagaimanakah hasil

pembelajaran PKn berbasis karakter dalam

mengembangkan kemandirian peserta didik.? Menampilkan perilaku yang mencerminkan aspek-aspek kemandirian, yaang meliputi:

- Keteladanan guru - Interaksi antara siswa

dengan siswa - Kemandirian emosi

- Kemandirian nilai

- Kemandirian belajar

- Kemandirian bertindak

- Kemandirian social

(kegiatan eksul) - Kemandirian

menentukan masa

depan

- Interaksi siswa

dengan keluarga dan

masyarakat

- Mengamati

dampak positif yang di peroleh

dari proses pengembangan kemandirian siswa melalui pendidi-kan kewarga-negaraan berbasis karakter

- Mengamati pola

interaksi antara guru dan siswa

dalam

mengem-bangkan

kemandirian siswa

- Melakukan

wawancara dengan kepala sekolah dan

guru PKn - Melakukan wawancara dengan beberapa anggota masyarakat di sekitar lingkungan sekolah - Menganalisis dokumen hasil pembelajaran

- Publikasi kegiatan

ekstrakurikuler

baik, Pramuka, PMR, maupun

Paskibra sekolah - Data-data yang

(34)

67

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan.

Menyusun data berarti menggolongkanya dalam pola, thema atau kategori. Tanpa

kategori atau klasifikasi akan menimbulkan chaos. Tafsiran atau interpretasi

artinya memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau kategori,

mencari hubungan antara berbagai konsep. Interpretasi akan menggambarkan

perspektif atau pandangan peneliti, bukan kebenaran, karena kebenaran hasil

penelitian harus dinilai orang lain dan diuji dalam berbagai situasi lain.

Langkah-langkah analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini

akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Reduksi Data (data reduction)

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dilapangan tentunya sangat

banyak, oleh karena itu data yang diperoleh tersebut perlu dicatat dan di lakukan

perincian secara mendetail. Untuk melaksanakan itu Asmara (2011: 57)

menyatakan perlu melakukan pereduksian data. Reduksi data adalah mencatat

atau mengetik kembali dalam bentuk uraian atau laporan yang terinci. Reduksi

data sangat membantu analisis data sejak awal penelitian dilakukan.

Untuk mempermudah proses ini maka peneliti akan melakukan tindakan

dengan merangkum, memilah hal-hal pokok, dan memfokuskan pada hal-hal

penting terutama pada proses mengembangkan kemandirian melalui pembelajaran

pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter, serta membuag hal-hal yang

dianggap tidak perlu.

2. Menampilkan data (data display)

Menampilkan data adalah upaya untuk melihat gambaran keseluruhan atau

bagian-bagian tertentu data penelitian. Hal ini perlu dilakukan karena Asmara

(2011: 57) memberi alasan akan memudahkan peneliti menguasai data dan tidak

tenggelam dalam tumpukan detail. Selanjunya, dalam penyajian data Miles &

(35)

68

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Dari pendapat ini diyakini bahwa penyajian-penyajian

yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang

valid, yang meliputi; berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya

dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk

yang padu dan mudah diraih. Melalui cara ini dengan melakukan analisis data

dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan selanjutnya akan menentukan tindakan

dalam menarik kesimpulan yang benar melalui penyajian data tersebut.

Proses penyajian data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan

mengelompokkan hal-hal yang serupa menjadikannya dalam satu kategori, berupa

data berkelompok yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian dan fokus

masalah. Masing-masing kategori dapat berupa urutan-urutan atau prioritas

kejadian.

3. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)

Kesimpulan merupakan upaya akhir yang diambil oleh peneliti setelah

melalui serangkaian proses analisis dan pengolahan data yang dilakukan. Hal ini

dimaksudkan untuk membuat pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan

mengacu pada tujuan penelitian.

Dengan demikian secara umum proses pengolahan data yang dimulai dari

pencatatan data lapangan, kemudian di tulis kembali dalam bentuk unifikasi dan

kategorisasi data, setelah data dirangkum, direduksi dan disesuaikan dengan fokus

masalah penelitian. Selanjutnya data dianalisis dan diperiksa keabsahannya

melalui beberapa teknik, sebagaimana yang di ungkapkan Moleong (2000:

192-195), yaitu:

a. Data yang diperoleh sesuai dengan data pendukung lainnya untuk mengungkapkan permasalahan secara tepat

b. Data yang terkumpul setelah dideskripsikan kemudian didiskusikan, dikritik, ataupun dibandingkan dengan pendapat orang lain.

(36)

69

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sejatinya sebuah penelitian adalah untuk menemukan kebenaran.

Kebenaran yang bukan dibenar-benarkan, tapi kebenaran yang memang benar.

Karena kebenaran itulah yang akan dijadikan landasan bertindak. Bukan atas

dasar asumsi orang lain yang belum tentu dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya. Moleong (2000) menyatakan bahwa “Untuk mendapatkan

kebenaran, mestinya suatu penelitian dilandasi kaidah-kaidah yang baik agar

hasilnya dapat dipercaya”.

Inilah tahap analisis dan pengolahan data yang akan dilakukan oleh

peneliti dalam melaksanakan penelitian ini. Melalui tahap-tahap tersebut,

diharapkan penelitian yang dilakukan nanti dapat memperoleh data yang

memenuhi kriteria keabsahan suatu penelitian serta sesuai dengan kaidah-kaidah

(37)

166

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu B A B V

K E S I M P U L A N D A N S A R A N

Mengacu pada hasil temuan dan pembahasan penelitian yang telah

diuraikan pada bab IV, maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan dan saran

sesuai pertanyaan penelitian.

A . K e s i m p u l a n

Merujuk pada hasil temuan dan pembahasan penelitian yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya, maka dirumuskan kesimpulan sebagai berikut :

1. Bahwa perencanaan pembelajaran PKn berbasis karakter di sekolah telah

dirancang dengan baik. Dikatakan baik karena Perancangan tersebut

disesuaikan dengan ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah seperti yang

tertuang dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.

Perencanaan tersebut direalisasikan dengan merumuskan RPP yang mengacu

pada silabus, mencantumkan identitas mata pelajaran, mengutip standar

kompetensi yang terdapat dalam silabus, mengembangkan standar kompetensi

kedalam kompetensi dasar, merumuskan indikator pencapaian, merumuskan

tujuan pembelajaran yang akan dicapai, mengembangkan materi ajar,

menentukan metode dan media pembelajaran yang tepat dalam setiap

pertemuan di kelas, menentukan skenario pembelajaran yang digunakan dalam

kegiatan pembelajaran dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup

yang mengacu pada RPP yang telah dibuat secara sistematis, menentukan

jenis dan alat penilaian yang digunakan dalam melakukan evaluasi, dan

memperkaya sumber belajar agar memperkaya pengetahuan siswa terhadap

(38)

167

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

karakter yang paling menarik adalah dalam strategi pembelajaran yang

diterapkan guru kemandirian yang telah dimiliki peserta didik dapat

diwujudkan dalam bentuk perilaku yang disesuaikan dengan materi yang

sedang dipelajari. Untuk mengembangkan pengetahuan moral (moral

knowing) pada RPP yang telah dibuat menjabarkan kajian-kajian pokok materi

sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dan sesuai

dengan tujuan pencapaian materi yang disampaikan. Dalam mengembangkan

perasaan moral (moral feeling) pada RPP yang dibuat, guru menggunakan

pendelatan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga indikator

pencapaian dapat tertanam dalam diri peserta didik. Selanjutnya, untuk

mengembangkan sikap moral (moral action) pada RPP terdapat beberapa

rencana tindakan yang akan dilaksanakan dalam kegiatan belajar di kelas.

Tindakan yang dimaksudkan seperti membentuk kelompok belajar,

melaksanakan diskusi kelompok, dan membuat laporan hasil diskusi, serta

presentasi hasil diskusi.

2. Bahwa pelaksanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis

karakter bagi upaya pengembangan kemandirian peserta didik telah

dilaksanakan secara sistematis berdasarkan perencanaan pembelajaran yang

telah dirancang guru sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar di

kelas. Pengembangan kemandirian peserta didik dalam kegiatan pembelajaran

lebih banyak dilakukan dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti yang

meliputi eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi, serta kegiatan penutup. Dalam

kegiatan pendahuluan pengembangan aspek kemandirian dilakukan dengan

cara memberikan pemahaman, nasehat, motivasi, terhadap kebermanfaatan

materi yang sedang dipelajari, pada kegiatan inti pengembangan aspek-aspek

kemandirian dilakukan guru dengan dengan memberikan pengarahan untuk

mengikuti pelajaran dengan tertib, mendengarkan penjelasan yang

(39)

168

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tersebut, membentuk kelompok belajar, menciptakan susana edukatif di kelas,

mengarahkan siswa untuk bekerja sama secara posistif dalam menyelesaikan

setiap tugas yang diberikan, dan berani atau percaya diri dalam menyampaikan

hasil kerja kelompok, dan pada kegiatan penutup pengembangan aspek-aspek

kemandirian dilakukan dengan bersama-sama peserta didik membuat

rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi

terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram,

memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

3. Bahwa hasil pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter

dalam mengembangkan kemandirian peserta didik dapat dikatakan baik

karena implementasi pembelajaran PKn berbasis karekter menjadikan individu

yang memiliki kemandirian emosi, kemandirian nilai, kemandirian belajar,

kemandirian bertindak, kemandirian sosial, dan kemandirian menentukan

masa depan yang baik. Kemandirian dapat diperoleh dengan melakukan

evaluasi pada setiap akhir KBM, memberikan keteladanan dalam bersikap dan

berperilaku agar aspek-aspek kemandirian tersebut dapat terwujud dalam

sikap dan perilaku, serta menciptakan interaksi yang komunikatif sehingga

peserta menjadi termotivasi untuk belajar.

B . S a r a n

Berdasarkan kesimpulan di atas, penelitian ini memberikan beberapa saran

yang berkaitan dengan implementasi pembelajaran PKn berbasis karakter bagi

pengembangan kemandirian peserta didik, yakni sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada Pemerintahan Kabupaten Kubu Raya melalui Dinas

Pendidikan untuk memberikan pelatihan terhadap guru-guru di daerah

pedalaman tentang implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran,

(40)

169

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pendidikan karakter dapat berjalan dengan baik, dan melakukan tindak lanjut

terhadap program implementasi pendidikan karakter hingga tuntas.

2. Diharapkan kepada SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya untuk

melaksanakan kerjasama yang baik dengan berbagai pihak terkait dalam

mensukseskan pendidikan karakter, sehingga transfer nilai-nilai karakter

terutama karakter mandiri benar-benar tertanam dalam diri siswa, menjalin

kerjasama dengan keluarga siswa agar penerapan perilaku yang

mencerminkan kemandirian dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,

dan membuat program pengembangan pendidikan karakter agar hasilnya

benar-benar sesuai dengan program yang telah direncanakan.

3. Diharapkan kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan untuk mengikuti

pelatihan dan seminar tentang pelaksanaan pendidikan karakter baik yang

diselenggarakan dinas pendidikan maupun perguruan tinggi yang ada di

provinsi Kalimantan Barat maupun diberbagai daerah, agar memperoleh

pengalaman dan pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan pendidikan

karakter dalam mata pelajaran dengan baik serta mengembangkan RPP agar

penyamapaian materi pelajaran dapat diterima siswa dengan baik, dan tentu

saja harus mengandung nilai-nilai karakter yang dapat mengembangkan

kemandirian.

4. Diharapkan bagi penelitian selanjutnya yang tertarik dengan permasalahan

tersebut direkomendasikan untuk secara spesifik mengkaji dan menelaah

masalah-masalah pengembangan kemandirian untuk menjawab tantangan

pada kondisi sekarang sehingga dapat melahirkan generasi muda yang

berprestasi, kreatif dan mandiri, dan hendaknya dilaksanakan diberbagai

sekolah untuk melihat perbandingan dari sekolah-sekolah yang sudah

mengimplementasikan pembelajaran PKn berbasis karakter dalam

(41)

170

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

(42)

183

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Ali, M., dan Asrori, M. (2004). Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2005). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Asmara, U.H, (2011), Penulisan Karya Ilmiah, Pontianak: Fahruna Bahagia .

Azwar, S. (2003). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Atkinson, Rita., Atkinson, Richard, C., & Hilgard, Ernest, R., (1983). Introduction to Psychology, 8th Ed. Harcourt Brace Jovanovich, Inc.

Basrowi dan Suwandi.(2008), Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka. Cipta.

Berliner, David, C. & Calfee, Robert.C.(Editor), 1996. Handbook of Educational Psychology. New York, Simon & Schuster Macmillan.

Benson, Nigel C & Simon Grove (Alih bahasa: Medina Khodijah). (2000). Mengenal Psikologi For Beginners. Bandung: Mizan

Bogdan, R. dan Taylor, S. (1992), Pengantar Metode Penelitian Kualitatif: Penerjemah A. Khozin Afandi. Surabaya: Usaha Nasional.

Budiamin, A. , dkk. (2006). Perkembangan Peserta Didik. Bandung : UPI Press

Budimansyah, D. (2010), Penguatan pendidikan kewarganegaraan untuk Membangun Karakter Bangsa, Bandung. Widya Aksara Press.

Budimansyah, D. dan Komalasari, K. (2011), Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa; Penghargaan dan Penghormatan 70 tahun Prof. Dr. H. Endang Somantri, M.Ed, Bandung: Widya Aksara Press.

____. (2012), Perancangan Pembelajaran Berbasis Karakter, Seri Pembinaan Profesional Guru, Bandung: Widya Aksara Press.

____. (2012), Dimensi-Dimensi

Gambar

Gambaran tahap pelaksanaan penelitian ini akan di tuangkan dalam table berikut:
Tabel. 3. 2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil tersebut membuktikan bahwa dalam penelitian ini setelah dilakukan workshop tentang infeksi dapatan kamar jenazah, maka semakin tinggi rerata pengetahuan

Faktor fundamental yang terdiri Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS) dan firm size secara simultan dan

Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan

Hasil pengukuran DO pada Stasiun 2 dan Stasiun 3 yang merupakan stasiun masuknya limbah cair batik masih memenuhi persyaratan Baku Mutu Air Kelas II, dapat

- Anak dapat menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan motoric kasar dan halus (FM). - Anak mampu bertanyanya manfaat wortel(BHS) - Anak dapat membuat

Hasil analisis zat gizi protein, lemak, energi terhadap mie yang disubstitusi tepung bonggol pisang pada berbagai tingkatan menunjukkan perbedaan yang tidak

Hasil dari penelitian ini adalah (1) ketidakpastian lingkungan berhubungan positif signifikan terhadap sistem akuntansi manajemen (dimensi lingkup, agregasi, integrasi dan

Hasil penelitian ini adalah (1) Foku s pengawasan Pemilu anggota DPR, DPD dan DPRD adalah mengawasi seluruh tahapan Pemilu yang meliputi mulai dari pemutakhiran