Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PKn BERBASIS KARAKTER BAGI PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK
(Studi Deskriptif pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya)
T E S I S
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Magister Ilmu Pendidikan
Oleh
H A D I R I A N T O 1103879
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PKn BERBASIS KARAKTER BAGI PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK
(Studi Deskriptif pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya)
Oleh Hadi Rianto, S.Pd UPI Bandung, 2013
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan
© Hadi Rianto 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK
Hadi Rianto (1103879). Implementasi Pembelajaran PKn Berbasis Karakter bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik: Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya.
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRACT
Hadi Rianto (1103879). Implementation Civics Lessons of Character-Based for Students Independence Developing: Descriptive Study On Students in State Senior Hight School 1 of Kubu Raya district.
This research is motivated by an unqualified students to develop their own way of learning, it is easy to give up the personal issues that impact on the reluctance to go to school, not confident in the face of both tests daily tests and semester exams that resulted in the emergence of acts of cheating, and likes to imitate the fashionable trend in school resulting in a poor imitation among students. This study examines the development of aspects of learner autonomy through learning Civics character-based, with the aim of obtaining factual overview of the implementation process based characters civics lesson for learner autonomy development. This study was conducted with the theoretical study of moral development Piaget stated that to achieve full independence, then the individual must go through two stages of moral development, the stage Heteronomous morality (moral realism), and stage ofmorality Autonomous (reciprocity). This study used a qualitative approach with descriptive methods. Data was collected through observation, interviews, literature studies and documentation. The findings in this study are: 1) the teacher made learning plan for the character-based learner of autonomy development. 2) the development of aspects of independence is evident in the implementation of learning-based character in Civics class. 3) The results of the implementation of civics lessons of character-based for autonomy development appears on the moral aspects of knowing, moral feeling, and moral action. Civics learning of character-based implementation for the independence development outcomes impact on emotional self-reliance, independence, values, learning independence, independence of action, social self-sufficiency, and independence to determine the future embodied in the attitudes and behavior of students.
iv
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAKS ... v
ABSTRACT ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
UCAPAN TERIMA KASIH ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan masalah ... 7
C. Tujuan penelitian ... 7
D. Manfaat penelitian ... 8
E. Struktur organisasi penulisan ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
A. Hakikat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 10
B. Implementasi Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Karakter ... 18
C. Kemandirian ... 27
D. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 52
E. Paradigma Penelitian ... 52
BAB III METODE PENELITIAN ... 54
A. Pendekatan Dan Metode Penelitian ... 54
B. Defenisi Operasional ... 56
C. Prosedur Penelitian ... 58
D. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 60
E. Teknik Pengumpulan Data ... 60
F. Teknik analisis data ... 67
0 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 70
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 70
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 74
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 134
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 166
A. Kesimpulan ... 166
v
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu B A B I
P E N D A H U L U A N
Pada bab ini peneliti akan menyajikan latar belakang masalah dilapangan
yang membuat peneliti tertarik melakukan penelitian ini, dilanjutkan dengan
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi
penulisan tesis.
A. Latar Belakang
Membangun karakter untuk meningkatkan kualitas nilai dan moral
masyarakat bangsa Indonesia sudah merupakan wacana yang sejak lama
berkembang. Mulai dari masa kerajaan hingga bangsa Indonesia menjadi republik
yang merdeka upaya pembangunan karakter sudah ada. Oleh karena itu sudah
selayaknya seluruh komponen bangsa ini secara bahu membahu berupaya untuk
mewujudkan terciptanya masyarakat Indonesia yang berkarakter, tentu saja
karakter yang dimaksudkan disini adalah karakter yang mengandung nilai-nilai
yang sesuai ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila.
Sejak masa pemimpin pertama Republik Indonesia telah dicanangkan
slogan kemandirian. Dalam pidatonya di muka Hakim Kolonial pada tahun 1930
tersebut, Ir. Soekarno seperti yang dikutip Sapriya dalam Budimansyah dan
Komalasari (2012: 137) menegaskan bahwa:
Kalau bangsa Indonesia ingin mentjapai kekuasaan politik, jakni ingin merdeka, kalau bangsa kami itu ingin menjadi tuan di dalam rumah sendiri, maka ia harus mendidik diri sendiri, mendjalankan perwalian atas diri sendiri, berusaha dengan kebiasaan dan tenaga sendiri! (Soekarno, 1930: 92)
Dari pernyataan tersebut tentu saja terkandung makna yang sangat
memotivasi seluruh masyarakat Indonesia, karena dalam pidato tersebut mengisyaratkan “jika bangsa ini ingin menjadi bangsa yang maju dan menjadi bangsa yang merdeka, maka seluruh komponen yang ada dalam bangsa ini harus
2
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
topik yang sama, Sapriya dalam Budimansyah dan Komalasari (2012: 137)
menyatakan bahwa:
Nilai kemandirian sebagai bangsa Indonesia yang dikenal sebagai bangsa pejuang sangat penting di era kehidupan global sekarang ini, menurutnya, era globalisasi pada hakikatnya adalah era persaingan walaupun dikemas dalam masyarakat dunia dimana batas antar negara-bangsa sudah semakin samar dan kabur.
Dengan demikian pembentukan karakter kemandirian sangat diperlukan
dalam menghadapi perkembangan dunia global, karena dengan kemandirian
tersebut, masyarakat Indonesia akan menjadi lebih unggul dalam
mempertahan-kan keberadaan bangsa ini. Jika kemandirian ini tidak mampu untuk
dipertahan-kan, meskipun tidak dalam waktu yang singkat, maka bangsa ini akan menjadi
bangsa yang akan bergantung dan selalu mengharapkan bantuan dari bangsa yang
lain. Oleh karena itu Sapriya dalam Budimansyah dan Komalasari (2012: 137)
menegaskan bahwa:
Apabila nilai kemandirian yang dimaksudkan oleh para pendiri bangsa ini dihubungkan dengan kehidupan masa kini maka nilai-nilai tersebut tampaknya masih tetap relevan untuk diterapkan dan diwariskan kepada generasi kini yang hidup di era perubahan yang begitu cepat ini.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang memiliki peranan
dalam membantu mencerdaskan generasi muda agar mencapai taraf
perkembangan mental yang lebih baik. Salah satu peranan yang diamanatkan pada
lembaga formal ini adalah melakukan pengembangan nilai-nilai kemandirian
pada peserta didik. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
Tahun 2003, pada BAB II, Pasal 3 telah dinyatakan bahwa:
3
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pendidikan mengemban suatu misi yang teramat penting yaitu membentuk
manusia seutuhnya yang memiliki semangat kebangsaan cinta tanah air dan
mampu berpartisipasi dalam pembangunan. Untuk mewujudkan cita-cita itu maka
usaha mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan harus semakin
ditingkatkan, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
mengembang-kan kemandirian peserta didik melalui pengembangan proses pembelajaran yang
lebih kreatif dan inovatif yang sarat dengan nilai-nilai kebaikan tentunya akan
melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas secara pengetahuan, moral, dan
mandiri. Belajar dan mengajar merupakan isi pokok pendidikan, oleh karena itu
semua komponen yang ada dalam pendidikan harus diabadikan demi terciptanya
proses belajar yang baik pada siswa.
Sekolah Menengah Atas (SMA) sebagai lembaga pendidikan yang
diselenggarakan secara formal merupakan tempat berkumpulnya para remaja. Para
remaja ini sangat rentan dengan ombang-ambing pergaulan dilingkungannya. Hal
ini tidak dapat dipungkiri karena pada masa-masa inilah para remaja banyak
menghadapi tekanan dan masalah yang datang silih berganti baik itu yang
bersumber dari keluarganya sendiri maupun lingkungan mereka dalam melakukan
aktivitas sosial. Masalah yang sering muncul seperti tampak pada kurang
mampunya siswa mengembangkan cara belajarnya sendiri, mudah menyerah
terhadap permasalahan yang muncul, cengeng dalam menghadapi masalah kecil
yang bersifat pribadi yang berdampak pada keengganan untuk masuk
kelas/sekolah, tidak percaya diri dalam menghadapi tes baik itu ulangan harian
maupun ujian semester yang berakibat pada munculnya tindakan mencotek, dan
yang terakhir adalah suka meniru trend terbaru seperti bergaya modis di sekolah
dan tindakan ini berakibat pada imitasi yang kurang baik di kalangan para pelajar.
Kemandirian (autonomy) merupakan awal dari pendidikan sebagai proses
sosial. Mengutip dari pandangan Thanasoulas (2000) yang menyatakan bahwa:
4
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
of redistribution of power attending the construction of knowledge and the roles of the participants in the learning process.
Istilah kemandirian selanjutnya dapat di bagi menjadi lima macam dilihat
dari beberapa situasi yang menjadikan kemandirian itu terbentuk. Dalam hal ini
Benson dan Voller dalam Thanasoulas (2000) menegaskan bahwa kelima hal
tersebut adalah sebagai berikut:
1. For situations in which learners study entirely on their own; 2. For a set of skills which can be learned and applied in
self-directed learning;
3. For an inborn capacity which is suppressed by institutional education;
4. For the exercise of learners' responsibility for their own learning;
5. For the right of learners to determine the direction of their own learning.
Dari kutipan tersebut di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwa
kemandirian merupakan langkah awal bagi pendidikan sebagai proses pendidikan
remaja. Selanjutnya kemandirian itu sendiri akan terbentuk sesuai dengan keadaan
situasi dan kondisi yang dapat mempengaruhi terbentuknya kemandirian itu
sendiri. Situasi yang dimaksudkan adalah; 1) Situasi dimana peserta didik belajar
untuk kebutuhannya sendiri, 2) Memperoleh seperangkat keterampilan yang dapat
dipelajari dan diterapkan secara mandiri, 3) Untuk kapasitas bawaan yang
ditekankan oleh sebuah lembaga pendidikan, 4) Pelaksanaan tanggung jawab
peserta didik untuk belajar lebih mandiri, dan 5) Untuk memperoleh hak
menentukan arah pembelajaran mereka sendiri.
Dengan tindakan mengembangkan kemandirian pada siswa untuk
menghadapi segala permasalahan yang sedang dihadapinya bukan merupakan
suatu hal yang dianggap sulit karena siswa akan terus berusaha untuk
memecahkannya sendiri, walau pada akhir tingkat keberhasilannya dalam
memecahkan masalah tersebut siswa mengharapkan bantuan dari orang lain
5
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kemandirian dalam diri siswa yang telah terbentuk akan menciptakan generasi
penerus yang tidak cengeng, mudah prustasi, cepat menyerah, generasi yang
selalu bergantung pada kemampuan dan kekuasaan orang lain sedangkan dalam
dirinya sendiri memiliki potensi untuk lebih berkembang dari keadaannya saat ini.
Generasi muda yang mandiri merupakan cerminan kualitas yang
dimilikinya, karena dengan kemandirian manusia akan memiliki karakter yang
tidak mudah menyerah dan akan selalu konsisten terhadap segala keputusan yang
telah diambil. Sejalan dengan hal ini Sumahamijaya (2003: 9) menyatakan bahwa:
Ciri-ciri sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan unggul adalah berkarakter mandiri, berwatak kerja keras, tekun belajar dan menghargai waktu, pantang menyerah dalam menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan, selalu proaktif dalam mencari dan menemukan solusi atas masalah-masalah yang dihadapi. Menghadapi masa depan yang penuh dengan persaingan sangatlah diperlukan SDM yang berkualitas unggul supaya dapat bertahan dan bersaing di masa mendatang.
Pemikiran tersebut di atas memberikan pemahaman bahwa untuk
menghadapi kehidupan di masa sekarang dan masa yang akan datang dan demi
terbentuknya generasi yang mampu bersaing dalam era globalisasi ini, maka
dibutuhkan generasi yang berkarakter mandiri, bertanggung jawab, selalu
memiliki solusi dalam mengentaskan semua permasalahan yang dihadapinya.
Proses pembelajaran mencakup beberapa kegiatan penting, diantaranya
adalah transfer ilmu pengetahuan (Knowledge), nilai (Values), dan budaya
(Culture). Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan bukan saja memberikan
pemahaman tentang bagaimana menjadi warga negara yang baik, namun lebih
dalam lagi, pendidikan kewarganegaraan mestinya dapat membentuk karakter
generasi penerus yang baik. Artinya bukan sekedar menciptakan generasi penerus
yang memiliki pengetahuan, namun seharusnya dapat juga menciptakan generasi
penerus yang berkarakter dan memiliki ciri khas yaitu ciri bangsa Indonesia yang
6
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dalam proses pembelajaran guru bukan sekedar membelajarkan
materi-materi pelajaran yang dibebankan kepada siswa namun lebih jauh lagi, seharusnya
guru mampu menjadikan siswa sebagai individu-individu yang memiliki karakter
mandiri. Ada banyak cara yang dapat dikembangkan oleh guru dalam
mengem-bangkan kemandirian, salah satunya adalah melalui pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan berbasis karakter.
Pendidikan kewarganegaraan pada hakikatnya merupakan pendidikan
yang mengarah pada pembentukan warga negara yang baik dan bertanggung
jawab. Secara konseptual dan epistemologis, pendidikan kewarganegaraan
memiliki misi menumbuhkan potensi individu agar memiliki pengetahuan, sikap
dan keterampilan sebagai warga negara yang berwatak dan berperadaban baik.
Selanjutnya Best dalam Winataputra (2007) menegaskan bahwa “Pendidikan
kewaraganegaraan merupakan salah satu wujud dari pendidikan karakter yang
mengajarkan etika personal dan nilai-nilai kebajikan”.
Pendidikan karakter merupakan sistem penanaman nilai-nilai yang baik
dan benar pada siswa di sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran
atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Salah satu
unsur penting dalam pendidikan karakter adalah mengajarkan nilai-nilai agar
peserta didik memiliki pengetahuan tentang nilai-nilai dasar sebagai acuan dalam
berperilaku. Pemahaman tersebut mestinya menjadi bagian dari pemahaman
pendidikan karakter, hal tersebut disebabkan karena peserta didik lebih banyak
belajar dari pemahaman dan pengertian tentang nilai-nilai yang dipahami oleh
orang dewasa atau guru (Koesoema, A., 2007: 213). Selanjutnya salah satu tugas
penting dari pendidikan menurut Budimansyah (2010:116) adalah membangun
karakter anak didik, karena karakter merupakan standar batin yang
terimplementasikan dalam berbagai bentuk kualitas diri, sehingga karakter diri
dilandasi nilai serta cara berpikir berdasarkan nilai tersebut dapat terwujud dalam
7
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pendidikan karakter memiliki makna yang sama dengan pendidikan moral
yang bertujuan membentuk kepribadian individu agar menjadi masyarakat, dan
warga negara yang baik. Oleh karena itu, hakikat pendidikan karakter dalam
konteks pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai, yakni pendidikan
nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia, dalam rangka membina
kepribadian generasi muda.
Pendidikan karakter berpijak dari karakter dasar manusia, yang bersumber
dari nilai moral yang berlaku secara universal yang bersumber dari agama yang
disebut juga sebagai kaidah atau aturan. Pendidikan nilai dalam konteks
pendidikan di sekolah merupakan upaya untuk membantu peserta didik mengenal,
menyadari, dan menghayati nilai-nilai yang pantas dan semestinya dijadikan
panduan bagi sikap dan perilaku manusia, baik secara perorangan maupun
bersama-sama masyarakat.
Dari beberapa uraian tersebut di atas, upaya mengembangkan kemandirian
melalui pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter dianggap penting dan
menarik untuk dikaji lebih jauh, sehingga perlu dilakukan sebuah penelitian
ilmiah tentang implementasi pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis
karakter bagi pengembangan kemandirian peserta didik. Penelitian deskriptif
analitik ini akan dilaksanakan pada SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya.
Penyelesaian masalah yang akan dikaji ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan bagi guru untuk mengembangkan kemandirian siswa melalui
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan paparan tersebut di atas, maka yang menjadi masalah umum
dalam penelitian ini adalah bagaimanakah implementasi pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan berbasis karakter bagi pengembangan kemandirian peserta didik
8
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Untuk mempermudah penulis dalam melakukan penelitian, dan mengacu
pada masalah umum tersebut di atas, selanjutnya akan dijabarkan dalam sub-sub
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan
berbasis karakter di sekolah?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan
berbasis karakter bagi pengembangan kemandirian peserta didik?
3. Bagaimanakah hasil pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis
karakter bagi pengembangan kemandirian peserta didik?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk memperoleh informasi
tentang mengembangkan kemandirian siswa melalui Pendidikan
Kewarga-negaraan berbasis karakter di SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya, dan
secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan
berbasis karakter di sekolah.
2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan
berbasis karakter bagi upaya pengembangan kemandirian peserta didik.
3. Mendeskripsikan hasil pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis
karakter bagi pengembangan kemandirian peserta didik.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan manfaat secara ilmiah bagi dunia
pendidikan baik pada tataran pendidikan dasar dan pendidikan menegah, dalam
pengimplementasian pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter
bagi pengembangan kemandirian peserta didik, lebih khusus dalam mata pelajaran
9
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
melaksanakan pendidikan karakter yang bertujuan untuk mengembangkan
kemandirian siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi lembaga pendidikan di Kabupaten Kubu Raya, khususnya SMA, dapat
dijadikan sebagai bahan rujukan dalam mengimplementasikan pembelajaran
pendidikan kewarganegaraan bagi pengembangan kemandirian peserta didik.
b. Sebagai salah satu rujukan bagi pihak yang berwenang dalam meningkatkan
kualitas anak didik sebagai subyek pembangunan bangsa dan negara dalam
pembinaan karakter dengan mengimplementasikan pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan bagi pengembangan kemandirian peserta didik.
c. Bagi peserta didik melalui penelitian ini, diharapkan memperoleh pengalaman
baru dalam mempelajari pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter,
sehingga mampu menampilkan sikap dan perilaku yang menunjukkan
kemandirian.
d. Memberikan masukan pada sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran
pendidikan kewarganegaraan terutama dalam pengembangan kemandirian
siswa melalui pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter.
e. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk menentukan
dasar kebijaksanaan dalam mengimplementasikan pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan berbasis karakter bagi pengembangan kemandirian peserta
didik.
E. Struktur Organisasi Penulisan
Tesis yang akan ditulis terdiri dari 5 bab, yakni: bab I tentang
pendahuluan, bab II tentang kajian pustaka, bab III tentang metode penelitian, bab
IV tentang hasil penelitian dan pembahasan serta bab V tentang kesimpulan dan
rekomendasi. Untuk lebih jelasnya, pembahasan dari kelima bab ini secara singkat
10
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Bab I tentang pendahuluan. Bab ini secara rinci mendeskripsikan latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
struktur organisasi penulisan tesis.
Bab II tentang kajian pustaka. Pada bab ini terbagi dalam beberapa sub bab
yaitu: Hakikat dan tujuan pendidikan kewarganegaraan, Implementasi
pembelajaran PKn berbasis karakter, Kemandirian, dan hasil penelitian terdahulu
yang relevan.
Bab III membahas tentang metode penelitian. Adapun sub bab yang
dibahas dalam bab ini mencakup pendekatan dan metode penelitian, definisi
operasional, prosedur penelitian, lokasi dan subjek penelitian, teknik
pengumpulan data, dan teknik analsis data.
Bab IV membahas tentang hasil dan pembahasan. Pada bab ini dibahas
tentang gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi hasil penelitian serta
pembahasan hasil penelitian.
Bab V berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi. Pada bab ini dibagi
54
54
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu B A B I I I
M E T O D E P E N E L I T I A N
Pada bab ini akan dipaparkan mengenai metodologi penelitian yang
mencakup lokasi dan subjek penelitian, pendekatan dan metode penelitian,
definisi oprasional, prosedur penelitian, lokasi dan subjek penelitian, teknik
pengumpulan data, dan teknik analsis data yang ditemukan selama melakukan
penelitian di lapangan.
A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian merupakan suatu cara yang dapat digunakan untuk
memperoleh informasi berupa data-data serta pedoman bagi kajian untuk
melaksanakan suatu penelitian secara ilmiah yang kebenarannya dapat
dipertanggungjawabkan. Sejalan dengan hal tersebut, Arikunto (2005: 100)
menyatakan bahwa metode penelitian adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk untuk mengumpulkan data.
Dalam penelitian ini akan digunakan pendekatan kualitatif, dalam hal ini
Bogdan dan Taylor (1992: 5) menyatakan bahwa pendekatan kualitatif adalah
suatu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Sejalan dengan hal ini, Moleong
(2003: 3) menyatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan prosedur yang
menghasilkan data kualitatif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif ini mengacu pada latar
belakang alami sebagai suatu keseluruhan yang mengandalkan manusia sebagai
alat penelitian, mengadakan analisis secara induktif, mengarahkan sasaran
penelitian pada usaha untuk menemukan teori dasar, bersifat deskriptif, lebih
mementingkan proses daripada hasil, membatasi kajian penelitian dengan fokus
55
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
rancangan penelitian bersifat sementara, dan hasil penelitiannya disepakati kedua
belah pihak yaitu peneliti dan subjek penelitian.
Melalui penelitian ini, peneliti ingin mengamati proses Mengembangkan
Kemandirian Siswa melalui pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis
karakter, mulai dari persiapan hingga akhir pembelajaran.
Menurut Moleong (2005:9) menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif
peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data
yang utama.
2. Metode Penelitian
Mangacu pada pendapat tersebut, maka dalam penelitian ini metode yang
akan digunakan adalah metode deskriptif. Alasan penggunaan metode ini adalah
karena penelitian ini dilakukan pada variabel mandiri tanpa membuat
perbandingan atau menghubungakan variabel yang lain. Untuk memperkuat
argumen ini, Alan Valdes dalam http://www.ehow.com mengemukakan:
Descriptive research is concerned with the description of data and characteristics about a population. The goal is the acquisition of factual, accurate and systematic data that can be used in averages, frequencies and similar statistical calculations. Descriptive studies seldom involve experimentation, as they are more concerned with naturally occurring phenomena than with the observation of controlled situations.
Sejalan dengan hal tersebut, Sugiyono (2003: 75) menyatakan bahwa studi
deskriptif berorientasikan pada pemecahan masalah untuk mengungkap dan
memahami kenyataan-kenyataan yang terjadi di lapangan sebagaimana adanya,
secara intensif, mendalam, mendetail, dan komprehensif. Melalui penelitian
deskriptif ini nantinya akan memberikan gambaran secara mendetail terhadap latar
belakang, sifat dan karakter kajian yang khas, kemudian dari kekhasan tersebut
akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif
56
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yang diteliti secara jelas, sesuai dengan fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat”.
Melalui metode deskriptif yang menggunakan pendekatan kualitatif
diyakini akan memberikan pemaparan secara luas dan mendalam yanag memuat
penjelasan tentang proses dan aktifitas yang terjadi di lingkungan pelaksanaan
penelitian terutama pada upaya mengembangkan kemandirian siswa melalui
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter.
Pemilihan metode deskriptif ini tentunya melalui pertimbangan dan
disesuaikan dengan masalah yang akan dikaji. Kajian penelitian ini adalah untuk
memaparkan tentang mengembangkan kemandirian siswa melalui pembelajaran
pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter.
B. Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran arti dan makna yang salah pada kajian
masalah, maka perlu di uraikan definisi operasional sebagai inti dari subtansi
kajian penelitian ini sebagai berikut :
1. Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Karakter
Pendidikan kewarganegaraan pada hakikatnya merupakan pendidikan
yang mengarah pada terbentuknya warga negara yang baik dan bertanggung
jawab. Best seperti yang dikutip oleh Winataputra (2011) menyatakan bahwa:
Secara konseptual dan epistemologis, pendidikan kewarganegaraan memiliki misi menumbuhkan potensi individu agar memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai warga negara yang berwatak dan berperadaban baik. Selanjutnya, Pendidikan kewaraganegaraan merupakan salah satu wujud dari pendidikan karakter yang mengajarkan etika personal dan nilai-nilai kebajikan.
57
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik/
buruk, dan benar/salah.
Dari pendapat yang dikemukakan tersebut di atas, dapatlah diambil
kesimpulan bahwa Implementasi pembelajaran pendidikan kewarganegaraan
berbasis karakter yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu usaha
pengimplementasian proses pembelajaran yang berdasarkan pada pendidikan
karakter bagi pengembangan perilaku dan sikap. Adapun yang menjadi
aspek-aspek: Preplanning (aktivitas sebelum proses pembelajaran), Menciptakan
lingkungan belajar yang positif, Mengembangkan rencana pembelajaran,
Mengidentifikasi aktivitas pembelajaran yang sesuai, Melaksanakan kegiatan
pembelajaran dan monitoring, dan mengevaluasi hasil pembelajaran individu.
2. Mengembangkan kemandirian Peserta didik
Kemandirian dapat diartikan sebagai suatu sikap yang ditandai dengan
adanya kepercayaan diri tanpa tergantung dan mengharapkan bantuan orang lain.
Dalam hal ini Benson dan Grove (2000) menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan kemandirian adalah kemampuan individu untuk memutuskan sendiri dan
tidak terus menerus dikontrol orang lain. Selanjunya kemandirian yang
menggunakan istilah autonomy, seperti yang dikemukakan oleh Steinberg (1995:
285) kemandirian dikonsepsikan sebagai self governing person, yakni
kemampuan menguasai diri sendiri.
Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa mengembangkan
kemandirian yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah mengembangkan
kemampuan individu untuk lebih percaya diri dalam membuat sebuah keputusan
dalam hidup dengan tidak bergantung kepada orang lain.
Kemandirian merupakan sikap dimana seorang individu mencoba
menghadapi persoalan hidup dengan menggunakan caranya sendiri tanpa ada
interpensi dari pihak eksternal, dan meminimalisir bantuan dari orang lain.
Kemandirian juga dapat diartikan sebuah posisi dimana individu bebas mengatur
58
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kehendaki. Dengan demikian individu mampu memetik hikmah dari setiap
masalah yang ia hadapi, sehingga ia akan lebih matang dan siap dalam menjalani
kehidupan yang keras dan penuh tantangan di masa depan. Sehingga seseorang
bisa disebut pribadi/individu yang sepenuhnya, dalam arti mampu mengendalikan
sendiri kehidupannya, baik dari aspek fisiologis dan psikologis.
Berdasarkan aspek-aspsek kemandirian yang dikemukanan oleh Steinberg
dan Beller, maka Kemandirian yang akan dikembangkan pada siswa di SMA
Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya yang dimaksudkan dalam penelitian ini
adalah kemandirian emosi, kemandirian nilai, kemandirian belajar, kemandirian
bertindak, kemandirian sosial, dan kemandirian menentukan masa depan.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan secara sistematis yang
menggambarkan langkah-langkah pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan
oleh peneliti. Secara garis besar tahapan-tahapan penelitian yang akan dijadikan
sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian ini adalah ; tahap persiapan,
tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian.
1. Tahap Persiapan
Untuk melaksanakan penelitian ini perlu beberapa persiapan yang
dilakukan oleh peneliti, hal ini dimulai dengan penyusunan konsep dan model
penelitian yang akan peneliti tuangkan dalam rancangan penelitian berikut ini:
a. Melakukan identifikasi masalah beserta latar belakang munculnya
permasalahan.
b. Melakukan studi kepustakan dengan mempelajari dan mereview penelitian
terdahulu.
c. Merumuskan masalah penelitian
d. Menentukan batasan masalah yang diteliti
e. Menyusun pertanyaan penelitian
59
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
g. Menentukan metodologi yang akan digunakan dalam penelitian agar
penelitian yang dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
h. Merancang instrument pengumpulan data
i. Melakukan pengumpulan data dengan instrument penelitian yang telah dibuat
j. Melakukan analisis terhadap data yang telah diperoleh dilapangan, dan
k. Menarik kesimpulan dari keseluruhan proses pelaksanaan penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti akan melaksanakan kegiatan yang telah dirancang,
mulai dari melakukan identifikasi terhadap sumber data (subjek penelitian), dan
[image:25.595.109.512.251.709.2]melakukan pengumpulan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian.
Gambaran tahap pelaksanaan penelitian ini akan di tuangkan dalam table berikut:
Table. 3.1
Tahap Pelaksanaan Penelitian
No Tahapan Uraian Kegiatan
1 Tahapan awal
mulai
dilaksana-kan pada bulan
Maret 2013
1. Memperoleh surat pengantar dari Universitas
Pendidikan Indonesia untuk melaksanakan
penelitian di daerah.
2. Memperoleh rekomendasi dari Kepala Sekolah
untuk melakukan penelitian tentang implementasi
pembelajaran PKn berbasis karakter bagi
pengembangan kemandirian peserta didik di SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya.
2 Tahap Pelaksanaan
mulai
dilaksana-kan pada bulan April - Mei 2013
1. Melakukan pengamatan terhadap proses
pembelajaran yang berlangsung dalam upaya
pengembangan kemandirian.
2. Melakukan wawancara dengan berbagai pihak
yang dianggap mengerti dan memahami tentang
60
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
terutama guru PKn dan Kepala Sekolah
3. Melakukan wawancara dengan beberapa siswa
untuk memperoleh kejelasan data yang diperoleh
sebelumnya
3. Tahap Penyelesaian
Ini merupakan tahap akhir dari rentetan ketiga tahap pelaksanaan
penelitian. Pada tahap penyelesaian ini peneliti melakukan analisis dan membuat
laporan akhir penelitian. Adapun tahap-tahap dalam tahap penyelesaian ini akan
dilaksanakan dengan:
a. Melakukan editing dan memilah data dan informasi yang telah terkumpul.
b. Melakukan analisis data dan informasi.
c. Membuat dan mendiskusikan penarikan kesimpulan dengan para dosen
pembimbing.
d. Merumuskan alternative kebijakan dan menyusun laporan penelitian secara
lengkap.
D. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu
Raya Propinsi Kalimantan Barat. Pemilihan Lokasi ini didasari atas pertimbangan
bahwa sekolah ini merupakan lembaga pendidikan menengah formal negeri
satu-satunya yang berada di Kecamatan Kubu kabupaten Kubu Raya. Sebagai lembaga
pendidikan formal tingkat menengah, maka mengembangkan kemandirian siswa
sangat penting untuk dilakukan. Selain itu letak geografis sekolah ini berada di
pertengahan wilayah yang cukup sulit dijangkau karena harus melewati sungai
kapuas yang cukup luas (3 jam perjalanan menggunakan kapal penyeberangan).
Selain dari pertimbangan letak geografis dan sarana transportasi yang digunakan,
latar belakang keluarga dan siswa itu sendirilah yang menjadi daya tarik peneliti
61
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Selanjutnya yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah guru PKn
dalam implementasi pembelajaran PKn berbasis karakter bagi pengembangan
kemandirian peserta didik.
E. Teknik Pengumpulan data
Dalam penelitian kualitatif Asmara (2011: 49) menyarankan bahwa teknik
pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian kualitatif dapat dilakukan
dengan cara: Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi.
Mengacu pada pendapat tersebut, maka dalam penelitian ini akan
digunakan teknik pengumpulan data berupa: Observasi, wawancara, dokumentasi,
dan ditambahkan lagi studi literature, berikut penjelasannya;
1. Observasi
Observasi merupakan studi yang disengaja dan sistematis tentang
fenomena sosial dan gejala-gejala alam, dengan pengamatan secara menyeluruh.
Berkenaan dengan hal ini, observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran nyata
tentang implementasi pembelajaran PKn berbasis karakter bagi pengembangan
kemandirian peserta didik. Menurut Hammersly dan Atkinson (Creswell, 1997:
125) kegiatan observasi adalah suatu kemampuan khusus dari peneliti dalam
menangkap isu yang dikemukakan oleh responden, seperti pesan dan kesan
menipu dan sesuatu yang terlewatkan peneliti dari lapangan seperti apa yang
dikemukakan oleh responden. Dari pendapat ini mengisyaratkan pada setiap
peneliti untuk melakukan pencatatan terhadap berbagai hal yang diamati, terutama
pada hal-hal yang berkaitan dengan fokus masalah yang dikaji.
Selanjutnya tindakan yang akan dilakukan dalam memperoleh data
penunjang dalam penelitian menurut Asmara (2011: 49) adalah dengan:
62
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Keuntungan yang akan diperoleh peneliti melalui observasi ini adalah
pengalaman secara mendalam, karena peneliti berhubungan langsung dengan
subjek penelitian. Dari pengamatan yang dilakukan ini dapat diambil manfaatnya
sebagaimana yang di ungkapkan Patton (1998: 124-126) bahwa manfaat observasi
atau pengamatan adalah:
1. Dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi, jadi ia dapat memperoleh pandangan yang holistic atau menyeluruh.
2. Pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan konsep pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi konsep-konsep lain.
Untuk memperjelas tindakan observasi yang akan dilakukan dalam
penelitian, Mc. Millan dan Schumacher (2001: 41-42) memberikan gambaran
tentang bentuk-bentuk observasi dalam penelitian kualitatif sebagai berikut:
a. Observasi partisipan (participant observation), adalah suatu teknik interaktif dalam mencatat untuk menggambarkan partisipasi dari si peneliti terhadap apa yang terjadi dalam objek penelitiannya.
b. Observasi lapangan (field observation), adalah suatu teknik observasi yang seringkali dilakukan dalam penelitian kualitatif. Pada observasi ini peneliti bertindak sebagai saksi mata dalam mencatat secara detail apa saja yang terjadi dalam objek pengamatan, disini peneliti membatasi diri dalam berpartisipasi hanya sebagai pengamat dan tidak berperan serta sebagai bagian dari objek penelitian.
Oleh karena itu dalam penelitian ini observasi yang akan digunakan adalah
observasi lapangan (field observation), karena peneliti ingin mengamati
aspek-aspek yang berhubungan dengan implementasi pembelajaran PKn berbasis
karakter bagi pengembangan kemandirian peserta didik. Agar data observasi tidak
kehilangan makna, maka dalam hal ini perlu penggunaan observasi terhadap apa
yang sesungguhnya terjadi dalam mengembangkan kemandirian siswa melalui
implementasi pembelajaran PKn berbasis karakter berdasarkan hasil pengamatan.
63
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan
melakukan tanya jawab dengan nara sumber yang dianggap dapat menjelaskan
dan memberikan informasi. Dalam hal ini Basrowi dan Suwandi (2008: 127) menyatakan bahwa “wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara (Interviewer) sebagai pengaju atau pemberi
pertanyaan, dan yang diwawancarai sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu”. Dari pendapat tersebut, maka wawancara yang akan dilaksanakan ini berkaitan dengan implementasi pembelajaran PKn berbasis karakter bagi
pengembangan kemadirian peserta didik.
Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah, guru PKn, dan siswa untuk
memperoleh informasi tentang implementasi pembelajaran PKn berbasis karakter
bagi pengembangan kemadirian peserta didik di SMA Negeri 1 Kubu Kec. Kubu
Kabupaten Kubu Raya.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan salah satu sumber data penelitian kualitatif.
Dalam hal ini Moleong (2007) menyatakan bahwa “dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, dan untuk meramalkan”.
Kajian dokumen dalam penelitian ini difokuskan pada materi dan
substansi yang terkait dengan mengembangkan kemandirian. Dokumen tersebut
dapat berupa; kurikulum SMA, dokumen pembelajaran Pendidikan
Kewarga-negaraan, Jurnal nasional maupun internasional, dan dokumen-dokumen lain yang
dianggap relevan.
4. Studi Literatur
Studi literatur ini merupakan teknik yang dilakukan dengan cara
mempelajari dan mengkaji buku-buku referensi, penelitian-penelitian terdahulu
yang berkaitan dengan implementasi pembelajaran PKn berbasis karakter bagi
pengembangan kemadirian peserta didik.
Faisal (1992:30) mengemukakan bahwa hasil studi literatur bisa dijadikan
64
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
akan diteliti termasuk juga memberi latar belakang mengapa masalah tadi penting
diteliti. Dari pendapat ini studi literatur penting dilakukan agar dalam pelaksanaan
penelitian tidak berjalan tanpa acuan, sehingga kebenaran dari hasil penelitian ini
selain didukung oleh teori-teori yang relevan juga dapat dipertanggungjawabkan.
Lebih ringkas teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam
64
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
[image:31.842.82.773.91.480.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel. 3. 2
SKENARIO PENELITIAN
No Rumusan Masalah Sub Aspek Skenario Penelitian Validasi Data
Observasi Wawancara Dokumentasi
1 Bagaimanakah
perencanaan
pembelajaran PKn berbasis karakter di
sekolah
Perancangan program
pengajaran meliputi:
1. Silabus, dan 2. Rencana Program
Pengajaran (RPP) - Mengamati langkah-langkah pengimplementasia n pembelajaran PKn berbasis karakter - Mengamati kesesuaian implementasi pembelajaran pkn berbasis karakter dengan tujuan pendidikan karakter
- Melakukan wawan
cara dengan guru
dan siswa - Melakukan wawancara dengan guru pendidikan kewarganegaraan - Mengumpulkan dokumen-dokumen yang dianggap berkaitan dengan upaya mengembang-kan kemandirian siswa berupa: Perangkat pembelajaran dan fotografi - Melakukan Triangulasi terhadap informasi yang telah diperoleh pada
65
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2 Bagaimanakah
Pelaksanaan pembelajaran PKn
berbasis karakter bagi
upaya pengembangan
kemandirian peserta didik?
Pelaksanaan KBM
berdasarkan RPP yang telah di buat guru PKn
Meliputi:
- Kegiatan awal
- Kegiatan inti: Eksplorasi Elaborasi konfirmasi - Kegiatan penutup
Mengamati kegiatan
yang dilakukan guru dalam kegiatan
pembelajaran yang
meliputi kegiatan:
- Kegiatan Pendahuluan,
- Kegiatan Inti, dan - Kegiatan penutup
Yang memiliki
keterkaitan dengan
pengembangan aspek-aspek
kemandirian
- Peneliti akan
melakukan wawan cara dengan guru
dan siswa
- Melakukan
wawancara dengan kepala sekolah, guru
dan beberapa aparatur sekolah - Mengumpulkan data-data perangkat pembelajaran yang digunakan - Mengumpulkan fotografi proses implementasi pembelajaran PKn berbasis karakter - Perangkat pembelajaran yang digunakan guru
(Silabus, RPP) dan
materi yang di sampai-kan - Melakukan Triangulasi terhadap informasi yang telah diperoleh
pada Guru PKn - Secara cermat
66
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3 Bagaimanakah hasil
pembelajaran PKn berbasis karakter dalam
mengembangkan kemandirian peserta didik.? Menampilkan perilaku yang mencerminkan aspek-aspek kemandirian, yaang meliputi:
- Keteladanan guru - Interaksi antara siswa
dengan siswa - Kemandirian emosi
- Kemandirian nilai
- Kemandirian belajar
- Kemandirian bertindak
- Kemandirian social
(kegiatan eksul) - Kemandirian
menentukan masa
depan
- Interaksi siswa
dengan keluarga dan
masyarakat
- Mengamati
dampak positif yang di peroleh
dari proses pengembangan kemandirian siswa melalui pendidi-kan kewarga-negaraan berbasis karakter
- Mengamati pola
interaksi antara guru dan siswa
dalam
mengem-bangkan
kemandirian siswa
- Melakukan
wawancara dengan kepala sekolah dan
guru PKn - Melakukan wawancara dengan beberapa anggota masyarakat di sekitar lingkungan sekolah - Menganalisis dokumen hasil pembelajaran
- Publikasi kegiatan
ekstrakurikuler
baik, Pramuka, PMR, maupun
Paskibra sekolah - Data-data yang
67
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan.
Menyusun data berarti menggolongkanya dalam pola, thema atau kategori. Tanpa
kategori atau klasifikasi akan menimbulkan chaos. Tafsiran atau interpretasi
artinya memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau kategori,
mencari hubungan antara berbagai konsep. Interpretasi akan menggambarkan
perspektif atau pandangan peneliti, bukan kebenaran, karena kebenaran hasil
penelitian harus dinilai orang lain dan diuji dalam berbagai situasi lain.
Langkah-langkah analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini
akan dijabarkan sebagai berikut:
1. Reduksi Data (data reduction)
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dilapangan tentunya sangat
banyak, oleh karena itu data yang diperoleh tersebut perlu dicatat dan di lakukan
perincian secara mendetail. Untuk melaksanakan itu Asmara (2011: 57)
menyatakan perlu melakukan pereduksian data. Reduksi data adalah mencatat
atau mengetik kembali dalam bentuk uraian atau laporan yang terinci. Reduksi
data sangat membantu analisis data sejak awal penelitian dilakukan.
Untuk mempermudah proses ini maka peneliti akan melakukan tindakan
dengan merangkum, memilah hal-hal pokok, dan memfokuskan pada hal-hal
penting terutama pada proses mengembangkan kemandirian melalui pembelajaran
pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter, serta membuag hal-hal yang
dianggap tidak perlu.
2. Menampilkan data (data display)
Menampilkan data adalah upaya untuk melihat gambaran keseluruhan atau
bagian-bagian tertentu data penelitian. Hal ini perlu dilakukan karena Asmara
(2011: 57) memberi alasan akan memudahkan peneliti menguasai data dan tidak
tenggelam dalam tumpukan detail. Selanjunya, dalam penyajian data Miles &
68
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Dari pendapat ini diyakini bahwa penyajian-penyajian
yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang
valid, yang meliputi; berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya
dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk
yang padu dan mudah diraih. Melalui cara ini dengan melakukan analisis data
dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan selanjutnya akan menentukan tindakan
dalam menarik kesimpulan yang benar melalui penyajian data tersebut.
Proses penyajian data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan
mengelompokkan hal-hal yang serupa menjadikannya dalam satu kategori, berupa
data berkelompok yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian dan fokus
masalah. Masing-masing kategori dapat berupa urutan-urutan atau prioritas
kejadian.
3. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)
Kesimpulan merupakan upaya akhir yang diambil oleh peneliti setelah
melalui serangkaian proses analisis dan pengolahan data yang dilakukan. Hal ini
dimaksudkan untuk membuat pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan
mengacu pada tujuan penelitian.
Dengan demikian secara umum proses pengolahan data yang dimulai dari
pencatatan data lapangan, kemudian di tulis kembali dalam bentuk unifikasi dan
kategorisasi data, setelah data dirangkum, direduksi dan disesuaikan dengan fokus
masalah penelitian. Selanjutnya data dianalisis dan diperiksa keabsahannya
melalui beberapa teknik, sebagaimana yang di ungkapkan Moleong (2000:
192-195), yaitu:
a. Data yang diperoleh sesuai dengan data pendukung lainnya untuk mengungkapkan permasalahan secara tepat
b. Data yang terkumpul setelah dideskripsikan kemudian didiskusikan, dikritik, ataupun dibandingkan dengan pendapat orang lain.
69
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sejatinya sebuah penelitian adalah untuk menemukan kebenaran.
Kebenaran yang bukan dibenar-benarkan, tapi kebenaran yang memang benar.
Karena kebenaran itulah yang akan dijadikan landasan bertindak. Bukan atas
dasar asumsi orang lain yang belum tentu dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Moleong (2000) menyatakan bahwa “Untuk mendapatkan
kebenaran, mestinya suatu penelitian dilandasi kaidah-kaidah yang baik agar
hasilnya dapat dipercaya”.
Inilah tahap analisis dan pengolahan data yang akan dilakukan oleh
peneliti dalam melaksanakan penelitian ini. Melalui tahap-tahap tersebut,
diharapkan penelitian yang dilakukan nanti dapat memperoleh data yang
memenuhi kriteria keabsahan suatu penelitian serta sesuai dengan kaidah-kaidah
166
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu B A B V
K E S I M P U L A N D A N S A R A N
Mengacu pada hasil temuan dan pembahasan penelitian yang telah
diuraikan pada bab IV, maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan dan saran
sesuai pertanyaan penelitian.
A . K e s i m p u l a n
Merujuk pada hasil temuan dan pembahasan penelitian yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya, maka dirumuskan kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahwa perencanaan pembelajaran PKn berbasis karakter di sekolah telah
dirancang dengan baik. Dikatakan baik karena Perancangan tersebut
disesuaikan dengan ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah seperti yang
tertuang dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.
Perencanaan tersebut direalisasikan dengan merumuskan RPP yang mengacu
pada silabus, mencantumkan identitas mata pelajaran, mengutip standar
kompetensi yang terdapat dalam silabus, mengembangkan standar kompetensi
kedalam kompetensi dasar, merumuskan indikator pencapaian, merumuskan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai, mengembangkan materi ajar,
menentukan metode dan media pembelajaran yang tepat dalam setiap
pertemuan di kelas, menentukan skenario pembelajaran yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup
yang mengacu pada RPP yang telah dibuat secara sistematis, menentukan
jenis dan alat penilaian yang digunakan dalam melakukan evaluasi, dan
memperkaya sumber belajar agar memperkaya pengetahuan siswa terhadap
167
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
karakter yang paling menarik adalah dalam strategi pembelajaran yang
diterapkan guru kemandirian yang telah dimiliki peserta didik dapat
diwujudkan dalam bentuk perilaku yang disesuaikan dengan materi yang
sedang dipelajari. Untuk mengembangkan pengetahuan moral (moral
knowing) pada RPP yang telah dibuat menjabarkan kajian-kajian pokok materi
sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dan sesuai
dengan tujuan pencapaian materi yang disampaikan. Dalam mengembangkan
perasaan moral (moral feeling) pada RPP yang dibuat, guru menggunakan
pendelatan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga indikator
pencapaian dapat tertanam dalam diri peserta didik. Selanjutnya, untuk
mengembangkan sikap moral (moral action) pada RPP terdapat beberapa
rencana tindakan yang akan dilaksanakan dalam kegiatan belajar di kelas.
Tindakan yang dimaksudkan seperti membentuk kelompok belajar,
melaksanakan diskusi kelompok, dan membuat laporan hasil diskusi, serta
presentasi hasil diskusi.
2. Bahwa pelaksanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis
karakter bagi upaya pengembangan kemandirian peserta didik telah
dilaksanakan secara sistematis berdasarkan perencanaan pembelajaran yang
telah dirancang guru sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar di
kelas. Pengembangan kemandirian peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
lebih banyak dilakukan dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti yang
meliputi eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi, serta kegiatan penutup. Dalam
kegiatan pendahuluan pengembangan aspek kemandirian dilakukan dengan
cara memberikan pemahaman, nasehat, motivasi, terhadap kebermanfaatan
materi yang sedang dipelajari, pada kegiatan inti pengembangan aspek-aspek
kemandirian dilakukan guru dengan dengan memberikan pengarahan untuk
mengikuti pelajaran dengan tertib, mendengarkan penjelasan yang
168
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tersebut, membentuk kelompok belajar, menciptakan susana edukatif di kelas,
mengarahkan siswa untuk bekerja sama secara posistif dalam menyelesaikan
setiap tugas yang diberikan, dan berani atau percaya diri dalam menyampaikan
hasil kerja kelompok, dan pada kegiatan penutup pengembangan aspek-aspek
kemandirian dilakukan dengan bersama-sama peserta didik membuat
rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi
terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram,
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
3. Bahwa hasil pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter
dalam mengembangkan kemandirian peserta didik dapat dikatakan baik
karena implementasi pembelajaran PKn berbasis karekter menjadikan individu
yang memiliki kemandirian emosi, kemandirian nilai, kemandirian belajar,
kemandirian bertindak, kemandirian sosial, dan kemandirian menentukan
masa depan yang baik. Kemandirian dapat diperoleh dengan melakukan
evaluasi pada setiap akhir KBM, memberikan keteladanan dalam bersikap dan
berperilaku agar aspek-aspek kemandirian tersebut dapat terwujud dalam
sikap dan perilaku, serta menciptakan interaksi yang komunikatif sehingga
peserta menjadi termotivasi untuk belajar.
B . S a r a n
Berdasarkan kesimpulan di atas, penelitian ini memberikan beberapa saran
yang berkaitan dengan implementasi pembelajaran PKn berbasis karakter bagi
pengembangan kemandirian peserta didik, yakni sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada Pemerintahan Kabupaten Kubu Raya melalui Dinas
Pendidikan untuk memberikan pelatihan terhadap guru-guru di daerah
pedalaman tentang implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran,
169
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pendidikan karakter dapat berjalan dengan baik, dan melakukan tindak lanjut
terhadap program implementasi pendidikan karakter hingga tuntas.
2. Diharapkan kepada SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya untuk
melaksanakan kerjasama yang baik dengan berbagai pihak terkait dalam
mensukseskan pendidikan karakter, sehingga transfer nilai-nilai karakter
terutama karakter mandiri benar-benar tertanam dalam diri siswa, menjalin
kerjasama dengan keluarga siswa agar penerapan perilaku yang
mencerminkan kemandirian dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,
dan membuat program pengembangan pendidikan karakter agar hasilnya
benar-benar sesuai dengan program yang telah direncanakan.
3. Diharapkan kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan untuk mengikuti
pelatihan dan seminar tentang pelaksanaan pendidikan karakter baik yang
diselenggarakan dinas pendidikan maupun perguruan tinggi yang ada di
provinsi Kalimantan Barat maupun diberbagai daerah, agar memperoleh
pengalaman dan pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan pendidikan
karakter dalam mata pelajaran dengan baik serta mengembangkan RPP agar
penyamapaian materi pelajaran dapat diterima siswa dengan baik, dan tentu
saja harus mengandung nilai-nilai karakter yang dapat mengembangkan
kemandirian.
4. Diharapkan bagi penelitian selanjutnya yang tertarik dengan permasalahan
tersebut direkomendasikan untuk secara spesifik mengkaji dan menelaah
masalah-masalah pengembangan kemandirian untuk menjawab tantangan
pada kondisi sekarang sehingga dapat melahirkan generasi muda yang
berprestasi, kreatif dan mandiri, dan hendaknya dilaksanakan diberbagai
sekolah untuk melihat perbandingan dari sekolah-sekolah yang sudah
mengimplementasikan pembelajaran PKn berbasis karakter dalam
170
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
183
Hadi Rianto, 2013
Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Ali, M., dan Asrori, M. (2004). Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Arikunto, S. (2005). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Asmara, U.H, (2011), Penulisan Karya Ilmiah, Pontianak: Fahruna Bahagia .
Azwar, S. (2003). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Atkinson, Rita., Atkinson, Richard, C., & Hilgard, Ernest, R., (1983). Introduction to Psychology, 8th Ed. Harcourt Brace Jovanovich, Inc.
Basrowi dan Suwandi.(2008), Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka. Cipta.
Berliner, David, C. & Calfee, Robert.C.(Editor), 1996. Handbook of Educational Psychology. New York, Simon & Schuster Macmillan.
Benson, Nigel C & Simon Grove (Alih bahasa: Medina Khodijah). (2000). Mengenal Psikologi For Beginners. Bandung: Mizan
Bogdan, R. dan Taylor, S. (1992), Pengantar Metode Penelitian Kualitatif: Penerjemah A. Khozin Afandi. Surabaya: Usaha Nasional.
Budiamin, A. , dkk. (2006). Perkembangan Peserta Didik. Bandung : UPI Press
Budimansyah, D. (2010), Penguatan pendidikan kewarganegaraan untuk Membangun Karakter Bangsa, Bandung. Widya Aksara Press.
Budimansyah, D. dan Komalasari, K. (2011), Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa; Penghargaan dan Penghormatan 70 tahun Prof. Dr. H. Endang Somantri, M.Ed, Bandung: Widya Aksara Press.
____. (2012), Perancangan Pembelajaran Berbasis Karakter, Seri Pembinaan Profesional Guru, Bandung: Widya Aksara Press.
____. (2012), Dimensi-Dimensi