PENGARUH FASILITAS LABORATORIUM KOMPUTER TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK DALAM MATA PELAJARAN MENGOPERASIKAN APLIKASI PERANGKAT LUNAK
(MAPL) PADA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN 5 DAN 6 DI SMK NEGERI 3 BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran
Oleh:
Yutomi Bayu Kusumah 0906446
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
Yutomi Bayu Kusumah, 2014
PENGARUH FASILITAS LABORATORIUM KOMPUTER TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN
PELAJARAN MENGOPERASIKAN APLIKASI PERANGKAT LUNAK (MAPL) PADA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN 5
DAN 6 DI SMK NEGERI 3 BANDUNG
Oleh
Yutomi Bayu Kusumah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Yutomi Bayu Kusumah 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2014
Yutomi Bayu Kusumah, 2014
PENGARUH FASILITAS LABORATORIUM KOMPUTER TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK DALAM MATA PELAJARAN MENGOPERASIKAN APLIKASI PERANGKAT LUNAK
(MAPL) PADA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN 5 DAN 6 DI SMK NEGERI 3 BANDUNG
Skripsi ini telah Disetujui dan Disahkan oleh:
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI
Dr. Rasto, M.Pd Pembimbing I
Drs. Hendri Winata, M.Si. NIP. 196206171988031003
Pembimbing II
PENGARUH FASILITAS LABORATORIUM KOMPUTER TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK DALAM MATA PELAJARAN MENGOPERASIKAN APLIKASI PERANGKAT LUNAK
(MAPL) PADA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN 5 DAN 6 DI SMK NEGERI 3 BANDUNG
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:
Penguji 1
Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si.
NIP.195704151985031005
Penguji 2
Drs. Budi Santoso, M.Si
NIP.196008261987031001
Yutomi Bayu Kusumah, 2014
Skripsi ini diajukan pada
Hari/Tanggal : Rabu, 31 Desember 2014
Waktu : 08.00 – selesai
Tempat : Gedung Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran
Susunan Panitia
Ketua : Dr. Rasto, M.Pd.
NIP. 197207112001121001
Sekretaris : Drs. Budi Santoso, M.Si.
NIP. 196008261987031001
Penguji : 1. Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si.
NIP.195704151985031005
2. Drs. Budi Santoso, M.Si.
NIP.196008261987031001
3. Dr. Rasto, M.Pd.
Yutomi Bayu Kusumah, 2014
PENGARUH FASILITAS LABORATORIUM KOMPUTER TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN
FASILITAS LABORATORIUM KOMPUTER TERHADAP
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK DALAM MATA
PELAJARAN MENGOPERASIKAN APLIKASI PERANGKAT LUNAK
(MAPL) PADA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN 5 DAN 6 DI
SMK NEGERI 3 BANDUNG”. Ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila
di kemudian hari ditemukan adanya pelangaran etika keilmuan atau ada klaim dari
pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Desember 2014
ABSTRAK
PENGARUH FASILITAS LABORATORIUM KOMPUTER TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK DALAM MATA PELAJARAN MENGOPERASIKAN APLIKASI PERANGKAT LUNAK
(MAPL) PADA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN 5 DAN 6 DI SMK NEGERI 3 BANDUNG
Oleh:
Yutomi Bayu Kusumah 0906446
Skripsi ini dibimbing oleh :
Drs. Hendri Winata, M.Si. dan Rini Intansari M, S.Pd., M.Pd.
Permasalahan yang dikaji dalam laporan penelitian ini adalah belum tercapainya efektivitas pembelajaran pada Mata Pelajaran Mengoperasikan Aplikasi Perangkat Lunak pada kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan XI Administrasi Perkantoran 6 di SMK Negeri 3 Bandung. Masalah ini terjadi diduga karena kelengkapan fasilitas laboratorium komputer yang belum memadai. Maka dari itu, tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh fasilitas laboratorium komputer terhadap efektivitas pembelajaran peserta didik.
Aspek yang diteliti meliputi dua variabel yaitu fasilitas laboratorium komputer dan efektivitas pembelajaran peserta didik. Indikator yang digunakan untuk fasilitas laboratorium komputer ini adalah tempat/ruang belajar, penerangan, buku-buku penunjang dan peralatan belajar. Sedangkan indikator untuk efektivitas pembelajaran peserta didik adalah kualitas pembelajaran, kesesuaian tingkat pembelajaran, motivasi, dan waktu.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode explanatory survey, dimana data dikumpulkan dengan cara penyebaran angket yang dikembangkan dengan menggunakan model Skala Likert. Angket tersebut disebarkan kepada 75 orang peserta didik sebagai populasi dan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil analisis data menunjukan bahwa fasilitas laboratorium komputer berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas pembelajaran peserta didik di SMK Negeri 3 Bandung.
By:
Yutomi Bayu Kusumah 0906446
Supervised by:
Drs. Hendri Winata, M.Si. and Rini Intansari M., S.Pd., M.Pd.
The problem discussed in this research report is about the effectiveness of students` learning on the subject of How to Operate Computer Sofware Applications at Office Administration Program, class XI, at SMK Negeri 3 Bandung which is not optimal yet. This problem occurs because of the facilities of computer laboratory are inadequate. Therefore, the purpose of this study is to find out the influence of computer laboratory facilities on the effectiveness of students` learning on this subject. This study was conducted using explanatory survey method in which a set of questionnaires using likert scale model was developed and administered to 75 students that were chosen as the sample of the study. Data collected through this instrument were analyzed using simple regression analysis and the results show that computer laboratory facilities have a positive influence on students` learning. To increase the effectiveness of students` learning on the subject of How to Operate Computer Sofware Aplication, the school should provide more complete computer laboratory facilities to support learning activities. This would help both the teacher and the students to have a more effective teaching and learning proses.
1.1 Latar Belakang Masalah
Di zaman globalisasi ini masalah yang menarik untuk dikaji berkaitan
dengan dunia pendidikan adalah mengenai efektivitas pembelajaran peserta didik.
Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) salah satunya adalah menyiapkan
tamatan yang mampu memilih karir, mampu berkompetensi, dan mampu
mengembangkan diri dalam lingkup bisnis dan manajemen, salah satu SMK
tersebut adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Bandung.
SMK merupakan bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan
seseorang agar lebih mampu berkerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu
bidang pekerjaan tertentu. Dalam UU No.20 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
terdapat jenjang pendidikan berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
menyatakan:
SMK adalah suatu bentuk pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga siswa memiliki kemampuan sebagai tenaga kerja tingkat menengah yang terampil, terdidik, profesional,serta dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam pencapaian dan perkembangannya SMK Negeri 3 Bandung
menyiapkan 5 program studi keahlian yaitu kompetensi keahlian Multimedia,
Yutomi Bayu Kusumah, 2014
Dengan jumlah peserta didik yang hampir 2000 orang ditambah dengan jumlah
pengajar 200 orang hal ini menunjukan bahwa SMK Negeri 3 Bandung
merupakan sekolah besar dan ungulan. Hal ini kemudian membuat SMK Negeri 3
Bandung sangat peka terhadap permasalahan - permasalahan yang dihadapi
peserta didiknya, sehinga pihak sekolah dituntut mampu untuk meningkatkan
prestasi peserta didiknya, agar mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sebagai
salah satu sekolah unggulan di kota Bandung. Namun demikian, untuk mencapai
tujuan ini tidaklah mudah. Contohnya di Program Studi Keahlian Administrasi
Perkantoran SMK Negeri 3 Bandung. Untuk meningkatkan prestasi dan
kompetensi peserta didiknya, program ini mempersiapkan banyak standar
kompetensi yang harus ditempuh peserta didik, salah satu standar kompetensi
yang harus dimiliki peserta didik adalah mengoperasikan aplikasi perangkat
lunak.
Berdasarkan pengamatan penulis selama menjalankan kegiatan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Negeri 3 Bandung, diperoleh gambaran
bahwa proses pembelajaran mata pelajaran mengoperasikan aplikasi perangkat
lunak belum efektif. Fenomena yang terjadi dilapangan, terlihat masih banyak
peserta didik yang belum memenuhi standar ketuntasan minimal untuk mata
pelajaran mengoperasikan aplikasi perangkat lunak (MAPL). Salah satu indikator
yang menunjukan hal ini adalah nilai ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir
semester (UAS) pada mata pelajaran MAPL di semester ganjir tahun ajaran
Yutomi Bayu Kusumah, 2014
Menurut Warsita (2008:287) mengatakan bahwa “efektivitas pembelajaran
sering kali diukur dengan tercapainya tujuan pembelajaran, atau dapat pula
diartikan sebagai ketepatan dalam mengelola situasi”.
Berikut ini data presentase ketidaktuntasan peserta didik dalam ujian
tengah semester (UTS) pada mata pelajaran MAPL di semester ganjir tahun ajaran
2012/2013.
Tabel 1.1
Nilai Rata-Rata Ujian Tengah Semester Mata Pelajaran MAPL Kelas XI AP 5 dan XI AP 6 di SMK Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Sumber :SMK Negeri 3 Bandung (data diolah)
Berdasarkan data tabel 1.1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas peserta
didik pada UTS mata pelajaran MAPL masih berada dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM), maka banyak peserta didik yang perlu melaksanakan remedial.
Di bawah ini adalah jumlah peserta didik yang mengikuti remedial.
Kelas Jumlah
Peserta Didik Nilai Rata-Rata Kelas KKM XI Administrasi
Perkantoran 5
36 66,9
75 XI Administrasi
Perkantoran 6 39 65,7
No. Kelas Jumlah
Peserta Didik
Jumlah Peserta Didik
Remedial
1. XI Administrasi
Perkantoran 5 36 24
Tabel 1.2
Rekapitulasi Jumlah Peserta Didik Remedial UTS Mata Pelajaran MAPL Kelas XI AP 5 dan XI AP 6 di SMK Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Sumber :SMK Negeri 3 Bandung (data diolah)
Tabel 1.2 tersebut menunjukkan bahwa hampir sebagian besar peserta
didik kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan XI Administrasi Perkantoran 6
yaitu dari 75 orang peserta didik, 53 orang peserta didik belum mencapai KKM
yang telah ditetapkan pada mata pelajaran MAPL.
Berikut ini data presentase ketidaktuntasan peserta didik dalam ujian akhir
semester (UAS) pada mata pelajaran MAPL di semester ganjir tahun ajaran
2012/2013.
Tabel 1.3
Nilai Rata-Rata Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran MAPL Kelas XI AP 5 dan XI AP 6 di SMK Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Sumber :SMK Negeri 3 Bandung (data diolah)
Berdasarkan data tabel 1.3 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas peserta
didik pada UAS pada mata pelajaran MAPL masih berada dibawah KKM. Perkantoran 6
Jumlah 75 peserta didik 53 peserta didik
Kelas Jumlah
Peserta Didik Nilai Rata-Rata Kelas KKM XI Administrasi
Perkantoran 5
36 74.8
75 XI Administrasi
Yutomi Bayu Kusumah, 2014
Sehingga ada beberapa peserta didik yang harus melaksanakan remedial. Di bawah
ini adalah jumlah peserta didik yang mengikuti remedial.
Tabel 1.4
Rekapitulasi Jumlah Peserta Didik Remedial UAS Mata Pelajaran MAPL Kelas XI AP 5 dan XI AP 6 di SMK Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Sumber :SMK Negeri 3 Bandung (data diolah)
Tabel 1.4 tersebut menunjukkan bahwa beberapa peserta didik kelas XI
Administrasi Perkantoran 5 dan XI Administrasi Perkantoran 6 yaitu dari 75
orang peserta didik, 20 orang peserta didik belum mencapai KKM yang telah
ditetapkan pada mata pelajaran MAPL, banyaknya peserta didik yang belum
mencapai KKM baik pada saat UTS dan UAS ini menunjukan bahwa efektivitas
pembelajaran pada mata pelajaran MAPL belum tercapai.
Hasil wawancara penulis dengan bapak Arief Susanto selaku guru MAPL
kelas XI Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 3 Bandung pada tanggal 23
Maret 2013, diperoleh data bahwa nilai rata-rata ujian tengah semester (UTS) dan
nilai rata-rata ujian Akhir semester (UAS) mata pelajaran MAPL kelas XI
Administrasi Perkantoran 5 dan XI Administrasi Perkantoran 6 masih dalam
No. Kelas Jumlah
Peserta Didik
Jumlah Peserta Didik Remedial
1. XI Administrasi
Perkantoran 5 36 9
2. XI Administrasi
Perkantoran 6 39 11
kategori di bawah nilai KKM. Hal ini berarti efektivitas pembelajaran peserta
didik kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan XI Administrasi Perkantoran 6
dalam mata pelajaran MAPL belum optimal.
Mencermati rendahnya efektivitas pembelajaran peserta didik pada kelas
XI Administrasi Perkantoran 5 dan XI Administrasi Perkantoran 6 di SMK Negeri
3 Bandung yang ditunjukan oleh banyaknya peserta didik yang belum mencapai
KKM pada mata pelajaran MAPL memberikan indikasi masih adanya
kesenjangan antara tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dengan efektivitas
proses belajar mengajar.
Banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran
peserta didik, seperti yang dikemukakan oleh Slameto (2003:74) adalah sebagai
berikut:
1. Kondisi Internal.
Kondisi internal yaitu kondisi (situasi) yang ada didalam diri siswa itu sendiri. Misalnya kesehatannya, keamanannya, ketentramannya, dan sebagainya.
2. Kondisi Eksternal.
Kondisi eksternal yaitu kondisi (situasi) yang ada di luar diri pribadi manusia, upamanya kebersihan rumah ,penerangan, serta keadaan lingkungan fisik yang lain. Untuk dapat belajar yang efektif diperlukan lingkungan fisik yang baik dan teratur. Misalnya: Ruangan belajar harus bersih, ruangan cukup terang dan cukup sarana yang diperlukan untuk belajar (alat pelajaran, buku-buku dan sebagainya).
3. Strategi Belajar
Belajar yang efesien dapat tercapai apabila dapat menggunakan strategi belajar yang tepat.
Seperti yang diungkapkan di atas, efektivitas pembelajaran peserta didik
Yutomi Bayu Kusumah, 2014
diperhatikan karena jika tidak akan menyebabkan efektivitas pembelajaran tidak
akan tercapai seperti semestinya.
Kondisi rendahnya efektivitas pembelajaran peserta didik pada kelas XI
Administrasi Perkantoran 5 dan XI Administrasi Perkantoran 6 di SMK Negeri 3
Bandung sangatlah penting untuk diteliti, sehingga dapat diidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhinya dan dampak yang akan terjadi pada sekolah bila
hal tersebut di biarkan. Salah satu dampak negatif bagi sekolah adalah terjadi
rendahnya kualitas lulusan sekolah, yang mengakibatkan rendahnya tingkat
kepercayaan masyarakat terutama orang tua peserta didik terhadap sekolah. Oleh
karena itu perlu dicari jalan keluarnya, salah satunya dengan lebih meningkatkan
sarana untuk belajar peserta didik yang berupa fasilitas belajar peserta didik.
Fasilitas belajar sebagai salah satu faktor eksternal, dalam mata pelajaran MAPL
adalah fasilitas laboratorium komputer Administrasi Perkantoran. Fasilitas ini
harus dikelola dengan baik, baik dari segi penggunaan, pengelolaan, ketersediaan
dan perawatannya.
Dalam kaitannya dengan fenomena yang terjadi di SMK tersebut, peneliti
mendapatkan informasi dari bapak Arief Susanto selaku guru mata pelajaran
MAPL, bahwa fasilitas laboratorium komputer dan perlengkapannya masih
kurang memadai dan belum sesuai dengan keperluan proses belajar mengajar.
Selanjutnya hasil dari wawancara dengan sepuluh orang peserta didik
kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan XI Administrasi Perkantoran 6 di SMK
peserta didik menganggap fasilitas labolatorium komputer kurang memadai dan
tiga orang peserta didik menganggap fasilitas labolatorium komputer cukup
memadai, ini menunjukan bahwa sebagian peserta didik beranggapan
kelengkapan faslitas laboratorium kurang memadai untuk melakukan proses
pembelajaran, sehingga menyebabkan efektivitas pembelajaran belum tercapai.
Berikut adalah data dan keadaan ruang kegiatan belajar mengajar yang
Yutomi Bayu Kusumah, 2014
Tabel 1.5
Data Keadaan Fasilitas Pembelajaran Laboratorium Komputer Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 3 Bandung
Tahun Pelajaran 2012/2013
NO NAMA
BARANG JUMLAH
KEADAAN
KETERANGAN 80% 70% 60% 50% RUSAK
1 Monitor 20 20 Baik
2 CPU 20 17 3 Kurang Baik
3 Mouse 20 15 5 Kurang Baik
4 Keyboard 20 17 3 Kurang Baik
5 Printer 1 1 Baik
6 Meja
Komputer 20 12 8 Kurang Baik
7 Kursi
Lipat 40 40 Baik
7 White
Board 1 1 Kurang Baik
8 Layar
LCD 1 1 Baik
9 LCD 1 Kurang Baik
10 Kabel
VGA LCD 1 1 Kurang Baik
Sumber : Daftar inventaris ruangan laboratorium komputer dan jaringan SMK Negeri 3 Bandung.
Data tabel 1.5 memperlihatkan beberapa fasilitas pembelajaran kurang
baik. Hal ini dapat menjadi kendala dalam proses pembelajaran. Jumlah unit
komputer yang ada di laboratorium komputer tidak sebanding dengan jumlah
peserta didik kelas XI Administrasi Perkantoran sehingga peserta didik harus
menggunakan satu unit komputer untuk dua orang. Hal ini dapat menjadi kendala
bagi peserta didik yang dapat menyebabkan tidak tercapainya efektivitas
pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Fenomena lain yang penulis temukan ketika melaksanakan Program
yang dialami pada saat proses belajar mengajar di laboratorium komputer
diantaranya banyaknya komputer yang terkena virus sehingga data tugas peserta
didik menjadi hilang, penggunaan laboratorium yang bentrok dengan kelas lain
dalam artian materi praktek yang seharusnya dilaksanakan di ruangan
laboratorium komputer dialihkan ke ruangan kelas, selanjutnya kabel LCD yang
kurang berpungsi sehinga berakibat sinar yang dipancarkan tidak terang, dan
beberapa mouse yang tidak berpungsi pada saat proses pembelajaran. Dalam
kaitannya dengan efektivitas pembelajaran fenomena-fenomena tersebut sangatlah
menggangu sehingga proses pembelajaran tidak tercapai sesuai tujuan.
Menurut Surya (2004: 80) dalam Yonitasari dan Setiyani pada Economic
Education Analysis Journal 3 (2) (2014) mengatakan bahwa :
keadaaan fasilitas fisik tempat belajar berlangsung di kampus/sekolahan ataupun di rumah sangat mempengaruhi efisiensi hasil belajar. Keadaan fisik yang lebih baik lebih menguntungkan siswa agar belajar dengan tenang dan teratur. Sebaliknya lingkungan fisik yang kurang memadai akan mengurangi efisiensi prestasi belajar.
Fasilitas belajar khususnya fasilitas laboratoruim merupakan komponen
pendukung terpenting dalam mencapai efektivitas pembelajaran pada mata
pelajaran yang berhubungan dengan praktek komputer, oleh karenanya fasilitas
pembelajaran harus dikelola dengan baik sehingga akan mewujudkan suasana
belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat meningkatkan
efektivitas pembelajaran peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Mengacu kepada keseluruhan paparan diatas dan dalam upaya memahami
Yutomi Bayu Kusumah, 2014
mata pelajaran MAPL pada kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan XI
Adiministrasi Perkantoran 6 di SMK Negeri 3 Bandung, maka perlu dan penting
dilakukan penelitian tentang pengaruh faslitas laboratorium komputer terhadap
efektivitas pembelajaran peserta didik. Inilah yang menarik penulis untuk
mengadakan penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul :
Pengaruh Fasilitas Laboratorium Komputer Terhadap Efektivitas
Pembelajaran Peserta Didik dalam Mata Pelajaran Mengoperasikan
Aplikasi Perangkat Lunak (MAPL) Pada Kelas XI Administrasi
Perkantoran 5 dan 6 di SMK Negeri 3 Bandung.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah efektivitas pembelajaran
peserta didik dalam mata pelajaran Mengoperasikan Aplikasi Perangkat Lunak
pada kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan XI Administrasi Perkantoran 6 di
SMK Negeri 3 Bandung. Aspek tersebut diduga sangat penting dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran, oleh karena itu perlu adanya suatu pendekatan
tertentu kepada peserta didik agar tercapai pembelajaran yang efektif.
Banyak faktor yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran peserta didik,
diantaranya motivasi, minat, fasilitas belajar, kurikulum, metode/strategi belajar,
kompetensi guru dan sebagainya. dan berdasarkan hasil kajian secara empirik
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran peserta didik,
diduga faktor determinan yang paling berpengaruh terhadap efektivitas
laboratorium komputer. Oleh karena itu penelitian ini dibatasi pada permasalahan
dari fasilitas laboratorium komputer terhadap efektivitas pembelajaran peserta
didik dalam mata pelajaran mengoperasikan aplikasi perangkat lunak pada kelas
XI Administrasi Perkantoran 5 dan 6 di SMK Negeri 3 Bandung.
Masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini, dirumuskan dalam
pernyataan masalah sebagai berikut kelengkapan fasilitas laboratorium komputer
dalam mata pelajaran mengoperasikan aplikasi perangkat lunak pada kelas XI
Administrasi Perkantoran 5 dan 6 di SMK Negeri 3 Bandung belum memadai,
dalam hal ini menyebabkan efektivitas pembelajaran peserta didik relatif rendah.
Kondisi semacam ini harus segera ditanggulangi mengingat bila tidak, akan
berdampak negatif bagi sekolah, salah satunya dampak dari dampaknya adalah
terjadi rendahnya kualitas lulusan sekolah, yang mengakibatkan rendahnya tingkat
kepercayaan masyarakat terutama orang tua peserta didik terhadap sekolah.
Berdasarkan pernyataan masalah diatas, masalah penelitian ini secara
spesifik dirumuskan dalam pernyataan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran tingkat kelengkapan fasilitas laboratorium komputer
dalam mata pelajaran mengoperasikan aplikasi perangkat lunak pada kelas XI
Administrasi Perkantoran 5 dan 6 di SMK Negeri 3 Bandung?
2. Bagaimana gambaran tingkat efektivitas pembelajaran peserta didik dalam
mata pelajaran mengoperasikan aplikasi perangkat lunak pada kelas XI
Yutomi Bayu Kusumah, 2014
3. Adakah pengaruh tingkat kelengkapan fasilitas laboratorium komputer
terhadap tingkat efektivitas pembelajaran peserta didik dalam mata pelajaran
mengoperasikan aplikasi perangkat lunak pada kelas XI Administrasi
Perkantoran 5 dan 6 di SMK Negeri 3 Bandung?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan
dan melakukan kajian secara ilmiah tentang fasilitas belajar khususnya fasilitas
laboratorium komputer terhadap efektivitas pembelajaran peserta didik dalam
mata pelajaran mengoperasikan aplikasi perangkat lunak pada kelas XI
Administrasi Perkantoran 5 dan 6 di SMK Negeri 3 Bandung.
Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat kelengkapan fasilitas
laboratorium komputer dalam mata pelajaran mengoperasikan aplikasi
perangkat lunak pada kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan 6 di SMK
Negeri 3 Bandung.
2. Untuk mengetahui gambaran tingkat efektivitas pembelajaran peserta didik
dalam mata pelajaran mengoperasikan aplikasi perangkat lunak pada kelas XI
Administrasi Perkantoran 5 dan 6 di SMK Negeri 3 Bandung.
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh tingkat kelengkapan fasilitas laboratorium
pelajaran mengoperasikan aplikasi perangkat lunak pada kelas XI
Administrasi Perkantoran 5 dan 6 di SMK Negeri 3 Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan kegunaan
sebagai berikut :
1. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai keilmuan di bidang pendidikan dan manajemen
perkantoran khususnya mengenai fasilitas laboratorium komputer yang
dapat berpengaruh bagi pelaksanaan pembelajaran.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diantaranya berguna :
a) Sebagai bahan informasi bagi SMK Negeri 3 Bandung, sehingga dapat
dijadikan bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan efektivitas
pembelajaran peserta didik.
b) Sebagai bahan masukan bagi para pengambil keputusan dalam
memecahkan masalah yang berkaitan dengan peningkatan efektivitas
pembelajaran peserta didik.
c) Sebagai bahan masukan bagi para peneliti, sehingga dapat
mengaplikasikan teori yang dimiliki untuk mencoba ditarik suatu
kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan secara objektif dan
ilmiah dalam kehidupan praktis.
Yutomi Bayu Kusumah, 2014
mengenai fasilitas laboratorium komputer yang menunjang
BAB III
OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 3 Bandung yang berada di Jalan
Solontongan No. 10 Bandung. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu fasilitas
laboratorium komputer yang menjadi variabel bebas (independent variable).
Sedangkan variabel terikatnya (dependent variable) adalah efektivitas
pembelajaran peserta didik. Variabel bebas diberi simbol variabel X dan variabel
terikat diberi simbol variabel Y.
Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Februari 2013 sampai dengan
penelitian ini berakhir. Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah
peserta didik kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan XI Administrasi
Perkantoran 6 dengan jumlah peserta didik dalam penelitian ini berlangsung
adalah 75 orang.
3.2. Metode Penelitian
Dalam mengadakan suatu penelitian, seorang peneliti terlebih dahulu
harus menentukan metode apa yang akan digunakan, karena hal ini merupakan
pedoman atau langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian yang akan
Yutomi Bayu Kusumah, 2014
pemecahan dari masalah yang diteliti, serta bertujuan agar peneliti memperoleh
gambaran permasalahan sehingga tujuan penelitian akan tercapai dengan baik.
Menurut Sugiyono (2004:1) menyatakan bahwa : “penelitian pada
dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu”.
Penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif. Menurut Sontani dan
Muhidin (2011:8). menjelaskan “Penelitian deskriptif dilakukan untuk
mengetahui gambaran suatu variabel baik satu variabel atau lebih, tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkannya dengan variabel yang lain.
Selain itu, penelitian ini juga bersifat verifikatif. “Penelitian verifikatif
yaitu penelitian yang diarahkan untuk menguji kebenaran sesuatu dalam bidang
yang telah ada”. (Sontani dan Muhidin, 2011:5). Dalam penelitian ini akan diuji
apakah terdapat pengaruh antara fasilitas laboratorium komputer terhadap
efektivitas pembelajaran peserta didik di SMK Negeri 3 Bandung.
Berdasarkan jenis penelitiannya yaitu deskriptif dan verifikatif yang
dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah Explanatory Survey Method. Menurut
Sontani dan Muhidin (2011:6).menjelaskan :
Objek telahan penelitian survei eksplanasi (explanatory survey) adalah
untuk menguji hubungan antar variabel yang dihipotesiskan. Pada jenis penelitian
ini, jelas ada hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis itu sendiri
menggambarkan hubungan antar dua atau lebih variabel, untuk mengetahui
apakah sesuatu variabel berasosiasi ataukah tidak dengan variabel lainnya, atau
apakah sesuatu variabel disebabkan ataukah tidak oleh variabel lainnya.
Dengan penggunaan metode survei eksplanasi (explanatory survey) ini,
penulis melakukan pengamatan untuk memperoleh gambaran antara dua variabel
yaitu variabel fasilitas laboratorium komputer dan variabel efektivitas
pembelajaran peserta didik kelas XI administrasi perkantoran 5 dan 6 pada mata
pelajaran MAPL di SMK Negeri 3 Bandung, karena metode penelitian ini tertuju
pada pemecahan masalah yang ada pada saat penelitian.
3.3. Operasional Variabel Penelitian
Penelitian ini membahas mengenai dua variabel, yaitu variabel fasilitas
laboratorium komputer sebagai variabel bebas (variabel independent) dan variabel
efektivitas pembelajaran peserta didik sebagai variabel terikat (variabel
dependent). Operasional variabel dilakukan untuk membatasi pembahasan agar
tidak terlalu meluas. Menurut Sontani dan Muhidin (2011:86) menyatakan
bahwa : “Variabel adalah karakteristik yang akan diobservasi dari satuan
Yutomi Bayu Kusumah, 2014
3.3.1. Operasional Variabel Fasilitas Laboratorium Komputer
Salah satu faktor yang penting dalam mempengaruhi efektivitas
pembelajaran ialah fasilitas laboratorium komputer. Dimana peranan fasilitas
laboratorium komputer yang baik dan memadai sangat berpengaruh dalam
kegiatan belajar mengajar.
Laboratorium Komputer sesuai dengan Lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 40 Tahun 2008 merupakan salah satu ruang
pembelajaran umum yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan
pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi untuk SMK/MAK. Penulis
menganggap bahwa terdapat relevansi apa yang dikatakan oleh Menurut Gie
(1979) dalam Subowo dan Utomo dalam Jurnal Pendidikan Ekonomi Vol 4 No.1
Frebruari Tahun 2009 dengan kenyataan yang ada di PERMENDIKNAS No. 40
Tahun 2008 tentang fasilitas laboratorium komputer.
Uraian dari indikator fasilitas laboratorium komputer tersebut secara lebih
[image:30.595.106.550.581.687.2]rinci akan dibahas dalam tabel 3.1.
Tabel 3. 1
Operasional Variabel X Fasilitas Laboratorium Komputer
Variabel Indikator Ukuran Skala Item
Soal Fasilitas
Laboratorium Komputer
(Variabel X)
1. Tempat/ruang belajar
1. Ketersedian ruang laboratorium komputer yang memadai dalam pelaksanaan proses pembelajaran
2. Kesesuaian jarak meja komputer satu dengan meja komputer lainnya mencukupi untuk gerak peserta didik di dalam ruangan laboratorium komputer
Ordinal
2
3. Kelayakan penempatan jarak layar proyektor dengan posisi meja komputer peserta didik
Ordinal 3
4. Ketersedian AC (AirConditioner) sebagai pengatur kelembaban udara di dalam ruang
laboratorium komputer
Ordinal 4
2. Penerangan 1. Ketersediaan jendela kaca sebagai sumber penerangan dengan sinar matahari didalam
ruangan laboratorium computer
Ordinal 5
2. Ketersediaan penerangan dengan lampu di dalam ruang laboratorium komputer
Ordinal 6
3. Ketercukupan intensitas cahaya atau penerangan dari sinar matahari di dalam ruangan
labolatorium komputer
Ordinal 7
4. Ketercukupan intensitas cahaya atau penerangan dari lampu di dalam ruangan labolatorium
Yutomi Bayu Kusumah, 2014
3. Buku-buku penunjang
1. Ketersediaan buku pegangan (handout) sebagai penunjang berlangsungnya proses pembelajaran MAPL didalam ruangan laboratorium komputer
Ordinal 9
2. Ketersediaan buku bacaan komputer lain sebagai penambah wawasan peserta didik pada saat berlangsungnya proses pembelajaran MAPL didalam ruangan laboratorium komputer Ordinal 10 4. Peralatan belajar
1. Kesesuaian jumlah komputer dengan jumlah peserta didik
Ordinal 11
2. Ketersediaan printer sebagai pendukung pembelajaran praktikum di dalam ruang
laboratorium komputer
Ordinal 12
3. Ketersediaan Scanner sebagai pendukung pembelajaran praktikum di dalam ruang
laboratorium komputer
Ordinal 13
4. Ketersediaan akses internet sebagai pendukung proses pembelajaran praktikum
Ordinal 14
5. Ketersediaan modul praktek sebagai pendukung
terlaksananya proses pembelajaran
6. Ketersediaan white boardyang layak sebagai pendukung proses pembelajaran di dalam ruang
laboratorium komputer.
Ordinal 16
Sumber : Diadaptasi dari pendapat Gie (1979) dalam Subowo dan Utomo pada Jurnal Pendidikan Ekonomi Vol 4 No.1 Frebruari Tahun 2009
3.3.2. Operasional Variabel Efektivitas Pembelajaran Peserta Didik
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (dependent variable)
adalah efektifitas pembelajaran peserta didik. Merujuk pada pendapat Mulyasa
dalam Rosyanty (2013:46) pada bahasan sebelumnya yaitu di BAB II berkaitan
dengan indikator efektivitas pembelajaran, maka uraian dari indikator efektivitas
pembelajaran peserta didik tersebut secara lebih rinci akan dibahas dalam tabel
[image:33.595.108.548.111.209.2]3.2
Tabel 3. 2
Operasional Variabel Y
Efektivitas Pembelajaran Peserta Didik
Variabel Indikator Ukuran Skala Item
Soal Efektivitas Pembelajaran (variabel Y) Kualitas Pembelajaran Meningkatnya pengetahuan peserta didik tentang Microsoft Office Word dan Microsoft Office Excel.
Ordinal 1
Meningkatnya keterampilan peserta didik dalam
mengoperasikan Microsoft Office Word dan Microsoft
Yutomi Bayu Kusumah, 2014
Berkembangnya sikap peserta didik ke arah yang lebih baik setelah mengikuti proses pembelajaran MAPL.
Ordinal 3
peserta didik dapat menyimpulkan materi pembelajaran.
Ordinal 4
Kesesuaian Tingkat Pembelajaran
Tingkat kemampuan guru memberikan modul materi pembelajaran.
Ordinal 5
Tingkat kemampuan guru memberikan motivasi sebelum dimulai proses pembelajaran.
Ordinal 6
Tingkat kesesuaian materi dan peralatan yang digunakan dalam proses
pembelajaran MAPL.
Ordinal 7
Tingkat kemampuan guru memberikan pertanyan dalam UTS dan UAS yang sesuai materi pembelajaran.
Ordinal 8
Motivasi Tingkat kesiapan peserta didik mengikuti pembelajaran.
Ordinal 9
Tingkat antusiasme peserta didik dalam pelaksanaan
pembelajaran
Ordinal 10
Tingkat kemauan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran
Ordinal 11
Waktu Tingkat kemampuan guru mengelola waktu dalam membahas
teori dan praktek yang lebih efektif.
Tingkat kemampuan peserta didik
menyelesaikan tugas yang lebih efisien.
Ordinal 13
Sumber : Diadaptasi dari pendapat Mulyasa dalam Rosyanty (2013:46)
3.4. Jenis dan Sumber Data
Sumber data merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan
keterangan tentang data. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah sumber data primer dan sekunder. Kedua data tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Sumber data primer, merupakan sumber data yang diperoleh dan dikumpulkan
penulis langsung dari objek penelitian melalui penyebaran angket yang
diberikan pada subjek penelitian, yaitu peserta didik kelas kelas XI
administrasi perkantoran 5 dan XI administrasi perkantoran 6 pada mata
pelajaran MAPL di SMK Negeri 3 Bandung.
2. Sumber data sekunder, merupakan sumber data yang diperoleh penulis tidak
berhubungan langsung dengan objek penelitian tetapi sifatnya membantu dan
dapat memberikan informasi untuk bahan penelitian. Data sekunder ini
didapat melalui bahan-bahan kepustakaan sebagai data referensi, seperti:
struktur organisasi sekolah, sejarah sekolah, buku-buku yang berhubungan
dengan fasilitas laboratorium komputer dan efektivitas pembelajaran peserta
Yutomi Bayu Kusumah, 2014
dengan fasilitas laboratorium komputer dan efektivitas pembelajaran peserta
didik.
3.5. Populasi
Menurut Sontani dan Muhidin (2011: 131). menyatakan bahwa “Populasi
adalah keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki
ciri atau karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau
menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan)”.
Pendapat lain menurut Sugiyono (2004:55) berpendapat bahwa “Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Jadi populasi berhubungan dengan data, dan populasi bukan hanya orang,
tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada
pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang
dimiliki oleh subjek atau objek itu.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah peserta didik kelas XI
administrasi perkantoran 5 dan XI administrasi perkantoran 6 pada mata pelajaran
MAPL di SMK Negeri 3 Bandung yang berjumlah 75 orang. Gambaran mengenai
jumlah populasi dapat dilihat pada tabel 3.3. Seluruh ukuran populasi akan
dijadikan sampel. Oleh karena itu ukuran sampelnya adalah 75 orang peserta didik
(sensus).
No Kelas Jumlah Peserta Didik
1. XI AP 5 36 orang
2. XI AP 6 39 orang
Sumber: Sekretaris Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 3
Bandung
3.6. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis sumber data
yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Pelaksanaan pengumpulan
data tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara atau alat yang digunakan
untuk memperoleh data penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara
mengajukan pertanyaan langsung kepada sumber data yang ada di lokasi untuk
mengetahui gambaran kelengkapan fasilitas laboratorium komputer dan
efektivitas pembelajaran peserta didik pada kelas XI Administrasi Perkantoran 5
dan kelas XI Administrasi Perkantoran 6 di SMK Negeri 3 Bandung. Wawancara
ini dilakukan kepada peserta didik dan guru di SMK Negeri 3 Bandung untuk
memperoleh data prapenelitian.
2. Angket
Yutomi Bayu Kusumah, 2014
tertulis dan disusun sedemikian rupa sehubungan dengan masalah yang sedang
diteliti. Cara mengumpulkan data primer dilakukan dengan mengajukan kuesioner
kepada responden. Kuesioner tersebut dikonstruksi dalam dua jenis yang meliputi:
(1) Instrumen tentang fasilitas laboratorium komputer dan (2) Instrumen tentang
efektivitas pembelajaran peserta didik. Item-item alat pengumpulan data yang
akan digunakan dalam kuesioner tersebut adalah item-item yang mirip dengan
model skala yang dikembangkan oleh Likert.
Pada penelitian ini digunakan angket tertutup, dengan jawaban untuk
setiap butir pernyataan telah tersedia. Penyebaran angket dilakukan peserta didik
kelas XI administrasi perkantoran 5 dan XI administrasi perkantoran 6 di SMK
Negeri 3 Bandung. Dalam menyusun kuesioner, dilakukan beberapa prosedur
berikut :
a. Menentukan variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu fasilitas
laboratorium komputer (variabel X) dan efektivitas pembelajaran peserta
didik (variabel Y).
b. Menentukan indikator-indikator dari variabel X dan variabel Y.
c. Menyusun kisi-kisi instrumen yang dilengkapi dengan indikator dan
ukurannya.
d. Membuat pertanyaan-pertanyaan dari setiap variabel yang disertai dengan
alternatif jawaban.
e. Menetapkan kriteria penilaian atau bobot skor untuk masing-masing
menggunakan skala Likert. Kriteria penilaian atau bobot skor tersebut
[image:39.595.156.466.196.298.2]dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3. 4
Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban untuk Variabel X dan Y
Alternatif jawaban Bobot
Sangat setuju/selalu 5
Setuju/sering 4
Ragu-ragu/kadang-kadang 3
Tidak setuju/hampir tidak pernah 2 Sangat tidak setuju/tidak pernah 1
3.7. Pengujian Instrumen Penelitian
Instrumen sebagai alat pengumpulan data perlu diuji kelayakannya, karena
akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias. Instrumen yang baik
harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Instrumen yang
valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu
valid. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam
pengumpulan data maka diharapkan hasil dari penelitian pun akan menjadi valid
dan reliabel. Dalam penelitian ini uji validitas dan uji reabilitas dilakukan di
SMK Bandung Selatan 2.
3.7.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketetapan alat ukur terhadap
Yutomi Bayu Kusumah, 2014
jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur”.
Hal ini sejalan dengan Sugiyono (2004:267) yang mengatakan bahwa” valid
berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak
diukur”.
Pengujian validitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan teknik
korelasi product moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut:
] ) ( ][ ) ( [ ) )( ( ) ( 2 2 2 2 i i i i i i i i xy Y Y N X X N Y X Y X N r
(Arikunto dalam Somantri dan Muhidin, 2006:49)
Keterangan :
xy
r = Koefisien korelasi antara Variabel X dan Y
N = Jumlah responden
i
X = Nomor item ke i
i X
= Jumlah skor item ke i
2 1
X = Kuadrat skor item ke i
2 i X
= Jumlah dari kuadrat item ke i
Y
= Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden
2 i
Y = Kuadrat dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden
2 i Y
= Total dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden
i iY X
= Jumlah hasil kali item angket ke i dengan jumlah skor yang diperoleh
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas
instrumen penelitian adalah sebagai berikut:
1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya kepada responden yang
bukan responden sesungguhnya.
2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran
data yang terkumpul.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang
diperoleh. Bertujuan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data
selanjutnya.
5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi
pada tabel pembantu.
6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.
7. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item
soal dari skor-skor yang diperoleh.
8. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan
dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat di tabel, jadi
membandingkan nilai rhitung dan nilai rtabel dengan kriteria kelayakannya
sebagai berikut :
1) jika rxy hitung > r tabel, maka valid
Yutomi Bayu Kusumah, 2014 3.7.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah
alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika
pengukuran tersebut diulang. Menurut Sotani dan Muhidin, (2011:123)
mengatakan bahwa :
suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Tujuan uji reliabilitas instrumen adalah untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Selanjutnya Sugiyono (2004:267) menyatakan bahwa” instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur
objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Pengujian reliabilitas
instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Koefisien Alfa (α) dari
Cronbach (dalam Somantri dan Muhidin, 2006:48) sebagai berikut:
22
11 1 1 t i k k r
Dimana, rumus variansnya adalah sebagai berikut:
N N X X 2 2 2 ) ( Keterangan: 1 1
r = Reliabilitas instrumen/koefisien alfa
k = Banyaknya bulir soal
2 i
= Jumlah varians bulir
2 t
= Varians total
X
N = Jumlah responden
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas
instrumen penelitian adalah sebagai berikut:
a. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya kepada responden
yang bukan responden sesungguhnya.
b. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
c. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran
data yang terkumpul.
d. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang
diperoleh. Bertujuan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data
selanjutnya.
e. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi
pada tabel pembantu.
f. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.
g. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing
responden.
h. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total
i. Menghitung nilai koefisien Alfa.
j. Membandingkan nilai koefisien Alfa dengan nilai koefisien korelasi yang
terdapat dalam tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat
Yutomi Bayu Kusumah, 2014
k. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai
tabel r pada taraf nyata α = 5% dengan kriterianya:
1) Jika r1 1 hitung > r tabel, maka reliabel
2) Jika r1 1 hitung ≤ r tabel, maka tidak reliabel
3.8. Uji Persyaratan Teknik Analisis Data
Alasan dilakukannya pengujian persyaratan analisis data dalam penelitian
ini adalah karena analisis data yang digunakan merupakan analisis parametrik.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian persyaratan analisis data untuk melihat
apakah data yang diperoleh memenuhi atau tidak untuk dilakukannya analisis
parametrik. Sebelum hipotesis diuji kebenarannya, terlebih dahulu dilakukan
pengujian persyaratan pengolahan data. Uji persyaratan pengolahan data untuk uji
hipotesis penelitian ini meliputi uji normalitas, homogenitas dan linieritas.
3.8.1. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak, jika data berdistribusi normal maka proses
selanjutnya menggunakan perhitungan statistik parametrik, sebaliknya jika data
tidak berdistribusi normal maka untuk perhitungannnya menggunakan statistik
non parametrik. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengujian normalitas
dengan uji Liliefors. Langkah kerja uji normalitas dengan metode Liliefors
menurut (Muhidin dan Maman, 2009:73), sebagai berikut:
2. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensiharus ditulis).
3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.
4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik(observasi). 5. Hitung nilai z untuk mengetahui Theoritical Proportion pada table z 6. Menghitung Theoritical Proportion.
7. Bandingkan Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion,kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara keduaproporsi.
8. Buat kesimpulan, dengan kriteria uji jika D hitung < D (n,a) dimana nadalah jumlah sampel dan a = 0,05, maka H0 diterima. Bentukhipotesis statistik yang akan diuji adalah (Harun Al Rasyid, 2004):
H0 : X mengikuti distribusi normal H1: X tidak mengikuti distribusi normal
3.8.2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas, dilakukan untuk mengetahui apakah ada sampel yang
terpilih menjadi responden berasal dari kelompok yang sama. Dengan kata lain,
bahwa sampel yang diambil memiliki sifat-sifat yang sama atau homogen.
Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Barlett. Kriteria
yang peneliti gunakan adalah nilai hitung χ2> nilai tabel, maka H0 menyatakan
skornya homogen ditolak. Nilai hitung diperoleh dengan rumus berikut:
χ2= (In10)[Σ
db. LogSi2)]
(Somantri dan Muhidin, 2006:294)
Keterangan:
Si2 = Varians tiap kelompok data
dbi n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok
B = Nilai Burlett = (Log S2gab) (Σdbi)
Yutomi Bayu Kusumah, 2014
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas
varians ini menurut Somantri dan Muhidin (2006:295) adalah:
1. Menentukan kelompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.
2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan, dengan model tabel Uji Barlett.
3. Menghitung varians gabungan.
4. Menghitung log dari varians gabungan. 5. Menghitung nilai Barlett.
6. Menghitung nilai X2
7. Menentukan nilai dan titik kritis. 8. Membuat kesimpulan.
3.8.3. Uji Linieritas
Uji linieritas, dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel
terikat dengan variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji
kelinieran regresi. Langkah-langkah uji linearitas regresi (Somantri dan Muhidin,
2006: 296)
1. Menyusun tabel kelompok data variabel x dan variabel y. 2. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg(a)) dengan rumus:
JK reg(a) = (ΣY)2 n
3. Menghitung jumlah kuadrat regresi b І a (JK reg(a)) dengan rumus:
� � / = � [∑ −∑ . ∑� ]
4. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus: JKres = ΣY2– JKreg (b/a) – JK reg (a)
5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) dengan rumus: RJKreg(a) = JK reg (a)
6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(a)) dengan rumus: RJKreg(a) = JKreg (b/a)
N – 2
8. Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:
� = ∑ {∑ − ∑� }
�
Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.
9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus: JKTC = JKres – JKE
10.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus:
RJKTC = JKTC K – 2
11.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus: RJKE = JKE
N – k
12.Mencari nilai uji F dengan rumus: F = RJKTC
RJKE
13.Menentukan kriteria pengukuran: Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.
14.Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikan 95% atau α = 5 %
15.Membandingkan nilai ujiF dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan.
3.9. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisi
terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga
karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan
bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yan berkaitan dengan kegiatan
penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi,
atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter)
Yutomi Bayu Kusumah, 2014
Adapun tujuan dilakukannya analisis data menurut Sontani dan Muhidin
(2011:158) antara lain: (a) mendeskripsikan data, dan (b) membuat induksi atau
menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi, atau karakteristik populasi
berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik). Untuk mencapai tujuan
analisis data tersebut maka langkah-langkah atau prosedur yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut :
i. Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data.
ii. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian
instrumen pengumpulan data.
iii. Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan
yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut Variabel-Variabel
yang diteliti. Dalam tahap ini dilakukan pemberian kode atau skor untuk
setiap opsi dari setiap item berdasarkan ketentuan yang ada.
iv. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk
penelitian. Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi
secara lengkap untuk seluruh item setiap Variabel. Adapun tabel rekapitulasi
[image:48.595.104.523.620.697.2]tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 3. 5
Rekapitulasi Hasil Skoring
Responden Skor Item Total
1 2 3 4 5 6 ... N
1. 2. N
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua macam
teknik yaitu teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.
3.9.1. Teknik Analisa Data Deskriptif
Sontani dan Muhidin (2011:163) menyatakan bahwa :
Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian.
Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah
no.1 dan rumusan masalah no.2, maka teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis deskriptif, yakni untuk mengetahui gambaran tingkat kelengkapan
fasilitas laboratorium komputer, dan untuk mengetahui gambaran tingkat
efektivitas pembelajaran kelas XI administrasi perkantoran 5 dan 6 pada mata
pelajaran MAPL di SMK Negeri 3 Bandung. Termasuk dalam teknik analisis data
statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram,
persentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modul.
Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian,
digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada rata-rata skor kategori angket yang
diperoleh dari responden, karena Penelitian ini menggunakan data dalam bentuk
skala ordinal seperti yang dijelaskan dalam operasional variabel, maka untuk
Yutomi Bayu Kusumah, 2014
diubah terlebih dahulu menjadi data interval dengan menggunakan Metode
Succesive Interval (MSI).
Metode Succesive Interval (MSI) dapat dioperasikan dengan salah satu
program tambahan pada Microsoft Excel, yaitu Program Succesive Interval.
Langkah kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel.
2. Klik “Analize” pada Menu Bar.
3. Klik “Succesive Interval” pada Menu Analize, hingga muncul kotak dialog
“Method Of Succesive Interval”.
4. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data Range pada kotak dialog Input,
dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya.
5. Pada kotak dialog tersebut, kemudian check list (√ ) Input Label in first now.
6. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 dan Max Value isikan/pilih 5.
7. Masih pada Option, check list (√ ) Display Summary.
8. Selanjutnya pada Output, tentukan Cell Output, hasilnya akan ditempatkan di
sel mana. Lalu klik “OK”.
[image:50.595.145.493.614.694.2]Selanjutnya disajikan klasifikasi penafsiran seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. 6
Klasifikasi Penafsiran Deskripsi
Rentang Penafsiran
X Y
…………. Tidak Lengkap Tidak Efektif
…………. Cukup Lengkap Cukup Efektif
…………. Lengkap Efektif
3.9.2 Teknik Analisa Data Inferensial
Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan untuk
data interval dan ratio serta statistik nonparametris yang digunakan untuk data
nominal dan ordinal. Dalam penelitian ini menggunakan analisis parametris
karena data yang digunakan adalah data interval. Analisis data ini dilakukan untuk
menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah no.3 yaitu
untuk mengetahui adakah pengaruh tingkat kelengkapan fasilitas laboratorium
komputer terhadap tingkat efektivitas pembelajaran peserta didik kelas XI
administrasi perkantoran 5 dan 6 pada mata pelajaran MAPL di SMK Negeri 3
Bandung.
Adapun langkah yang penulis gunakan dalam analisis regresi menurut
Somantri dan Muhidin (2006:243), yaitu :
1) Mengadakan estimasi terhadap parameter berdasarkan data empiris.
2) Menguji berapa besar variasi variabel dependen dapat diterangkan oleh
variabel indevenden.
3) Menguji apakah estimasi parameter tersebut signifikan atau tidak.
4) Melihat apakah tanda dan magnitud dari estimasi parameter cocok dengan
teori.
Peneliti menggunakan model regresi sederhana yaitu Ŷ= a + bX
Keterangan:
Yutomi Bayu Kusumah, 2014
a = penduga bagi intersap (α)
b = penduga bagi koefisien regresi (β)
α dan β parameter yang nilainya tidak diketahui sehingga diduga menggunakan
statistika sampel.
3.10. Uji Hipotesis
Hipotesis yaitu merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris dan dengan pengujian
tersebut maka akan didapat suatu keputusan untuk menolak atau menerima suatu
hipotesis. Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan
menghasilkan suatu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis ini.
Adapun langkah-langkah uji keberartian regresi adalah sebagai berikut :
1. Menentukan rumusan hipotesis H0 dan H1 .
H : β = 0 : Tidak ada pengaruh fasilitas laboratorium komputrer terhadap
efektivitas pembelajaran peserta didik.
H : β≠ 0 : Terdapat pengaruh fasilitas laboratorium komputer terhadap
efektivitas pembelajaran peserta didik.
Menentukan uji statistika yang sesuai. Uji statistika yang digunakan adalah uji
F, yaitu: F =
Untuk menentukan nilai uji F dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
a. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK eg ) dengan rumus :
b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b a (JK eg ), dengan rumus:
JK eg / = . ∑ −∑ .∑ n
c. Menghitung jumlah kuadrat residu (JK res) dengan rumus:
JK e = ∑ − eg / − eg
d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJK reg (a)) dengan
rumus: RJK reg(a) = JK reg(a)
e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJK reg (a)) dengan
rumus: RJKreg(b/a) = JKreg(b/a)
f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK res) dengan
rumus:RJK e = e
n−
g. Menghitung F, dengan rumus : F = Reg e
3. Menentukan nilai kritis dengan derajat kebebasan untuk
dbreg = 1 dan dbres = n-2
4. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai Ftabel = F(1-a) (dbreg(b/a)(dbres)
Dengan kriteria pengujian: jika nilai uji F>Ftabel, maka tolak H0 yang
menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara fasilitas laboratorium komputer
terhadap efektivitas pembelajaran peserta didik.