• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FASILITAS LABORATORIUM KOMPUTER TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK DALAM MATA PELAJARAN MENGOPERASIKAN APLIKASI PERANGKAT LUNAK (MAPL) PADA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN 5 DAN 6 DI SMK NEGERI 3 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH FASILITAS LABORATORIUM KOMPUTER TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK DALAM MATA PELAJARAN MENGOPERASIKAN APLIKASI PERANGKAT LUNAK (MAPL) PADA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN 5 DAN 6 DI SMK NEGERI 3 BANDUNG."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH FASILITAS LABORATORIUM KOMPUTER TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK DALAM MATA PELAJARAN MENGOPERASIKAN APLIKASI PERANGKAT LUNAK

(MAPL) PADA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN 5 DAN 6 DI SMK NEGERI 3 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Oleh:

Yutomi Bayu Kusumah 0906446

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

(2)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

PENGARUH FASILITAS LABORATORIUM KOMPUTER TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN

PELAJARAN MENGOPERASIKAN APLIKASI PERANGKAT LUNAK (MAPL) PADA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN 5

DAN 6 DI SMK NEGERI 3 BANDUNG

Oleh

Yutomi Bayu Kusumah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Yutomi Bayu Kusumah 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2014

(3)
(4)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

PENGARUH FASILITAS LABORATORIUM KOMPUTER TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK DALAM MATA PELAJARAN MENGOPERASIKAN APLIKASI PERANGKAT LUNAK

(MAPL) PADA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN 5 DAN 6 DI SMK NEGERI 3 BANDUNG

Skripsi ini telah Disetujui dan Disahkan oleh:

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI

Dr. Rasto, M.Pd Pembimbing I

Drs. Hendri Winata, M.Si. NIP. 196206171988031003

Pembimbing II

(5)

PENGARUH FASILITAS LABORATORIUM KOMPUTER TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK DALAM MATA PELAJARAN MENGOPERASIKAN APLIKASI PERANGKAT LUNAK

(MAPL) PADA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN 5 DAN 6 DI SMK NEGERI 3 BANDUNG

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Penguji 1

Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si.

NIP.195704151985031005

Penguji 2

Drs. Budi Santoso, M.Si

NIP.196008261987031001

(6)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

(7)

Skripsi ini diajukan pada

Hari/Tanggal : Rabu, 31 Desember 2014

Waktu : 08.00 – selesai

Tempat : Gedung Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Susunan Panitia

Ketua : Dr. Rasto, M.Pd.

NIP. 197207112001121001

Sekretaris : Drs. Budi Santoso, M.Si.

NIP. 196008261987031001

Penguji : 1. Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si.

NIP.195704151985031005

2. Drs. Budi Santoso, M.Si.

NIP.196008261987031001

3. Dr. Rasto, M.Pd.

(8)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

PENGARUH FASILITAS LABORATORIUM KOMPUTER TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN

FASILITAS LABORATORIUM KOMPUTER TERHADAP

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK DALAM MATA

PELAJARAN MENGOPERASIKAN APLIKASI PERANGKAT LUNAK

(MAPL) PADA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN 5 DAN 6 DI

SMK NEGERI 3 BANDUNG”. Ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan

cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat

keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila

di kemudian hari ditemukan adanya pelangaran etika keilmuan atau ada klaim dari

pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Desember 2014

(9)

ABSTRAK

PENGARUH FASILITAS LABORATORIUM KOMPUTER TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK DALAM MATA PELAJARAN MENGOPERASIKAN APLIKASI PERANGKAT LUNAK

(MAPL) PADA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN 5 DAN 6 DI SMK NEGERI 3 BANDUNG

Oleh:

Yutomi Bayu Kusumah 0906446

Skripsi ini dibimbing oleh :

Drs. Hendri Winata, M.Si. dan Rini Intansari M, S.Pd., M.Pd.

Permasalahan yang dikaji dalam laporan penelitian ini adalah belum tercapainya efektivitas pembelajaran pada Mata Pelajaran Mengoperasikan Aplikasi Perangkat Lunak pada kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan XI Administrasi Perkantoran 6 di SMK Negeri 3 Bandung. Masalah ini terjadi diduga karena kelengkapan fasilitas laboratorium komputer yang belum memadai. Maka dari itu, tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh fasilitas laboratorium komputer terhadap efektivitas pembelajaran peserta didik.

Aspek yang diteliti meliputi dua variabel yaitu fasilitas laboratorium komputer dan efektivitas pembelajaran peserta didik. Indikator yang digunakan untuk fasilitas laboratorium komputer ini adalah tempat/ruang belajar, penerangan, buku-buku penunjang dan peralatan belajar. Sedangkan indikator untuk efektivitas pembelajaran peserta didik adalah kualitas pembelajaran, kesesuaian tingkat pembelajaran, motivasi, dan waktu.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode explanatory survey, dimana data dikumpulkan dengan cara penyebaran angket yang dikembangkan dengan menggunakan model Skala Likert. Angket tersebut disebarkan kepada 75 orang peserta didik sebagai populasi dan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil analisis data menunjukan bahwa fasilitas laboratorium komputer berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas pembelajaran peserta didik di SMK Negeri 3 Bandung.

(10)

By:

Yutomi Bayu Kusumah 0906446

Supervised by:

Drs. Hendri Winata, M.Si. and Rini Intansari M., S.Pd., M.Pd.

The problem discussed in this research report is about the effectiveness of students` learning on the subject of How to Operate Computer Sofware Applications at Office Administration Program, class XI, at SMK Negeri 3 Bandung which is not optimal yet. This problem occurs because of the facilities of computer laboratory are inadequate. Therefore, the purpose of this study is to find out the influence of computer laboratory facilities on the effectiveness of students` learning on this subject. This study was conducted using explanatory survey method in which a set of questionnaires using likert scale model was developed and administered to 75 students that were chosen as the sample of the study. Data collected through this instrument were analyzed using simple regression analysis and the results show that computer laboratory facilities have a positive influence on students` learning. To increase the effectiveness of students` learning on the subject of How to Operate Computer Sofware Aplication, the school should provide more complete computer laboratory facilities to support learning activities. This would help both the teacher and the students to have a more effective teaching and learning proses.

(11)

1.1 Latar Belakang Masalah

Di zaman globalisasi ini masalah yang menarik untuk dikaji berkaitan

dengan dunia pendidikan adalah mengenai efektivitas pembelajaran peserta didik.

Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) salah satunya adalah menyiapkan

tamatan yang mampu memilih karir, mampu berkompetensi, dan mampu

mengembangkan diri dalam lingkup bisnis dan manajemen, salah satu SMK

tersebut adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Bandung.

SMK merupakan bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan

seseorang agar lebih mampu berkerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu

bidang pekerjaan tertentu. Dalam UU No.20 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

terdapat jenjang pendidikan berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

menyatakan:

SMK adalah suatu bentuk pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga siswa memiliki kemampuan sebagai tenaga kerja tingkat menengah yang terampil, terdidik, profesional,serta dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam pencapaian dan perkembangannya SMK Negeri 3 Bandung

menyiapkan 5 program studi keahlian yaitu kompetensi keahlian Multimedia,

(12)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

Dengan jumlah peserta didik yang hampir 2000 orang ditambah dengan jumlah

(13)

pengajar 200 orang hal ini menunjukan bahwa SMK Negeri 3 Bandung

merupakan sekolah besar dan ungulan. Hal ini kemudian membuat SMK Negeri 3

Bandung sangat peka terhadap permasalahan - permasalahan yang dihadapi

peserta didiknya, sehinga pihak sekolah dituntut mampu untuk meningkatkan

prestasi peserta didiknya, agar mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sebagai

salah satu sekolah unggulan di kota Bandung. Namun demikian, untuk mencapai

tujuan ini tidaklah mudah. Contohnya di Program Studi Keahlian Administrasi

Perkantoran SMK Negeri 3 Bandung. Untuk meningkatkan prestasi dan

kompetensi peserta didiknya, program ini mempersiapkan banyak standar

kompetensi yang harus ditempuh peserta didik, salah satu standar kompetensi

yang harus dimiliki peserta didik adalah mengoperasikan aplikasi perangkat

lunak.

Berdasarkan pengamatan penulis selama menjalankan kegiatan Program

Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Negeri 3 Bandung, diperoleh gambaran

bahwa proses pembelajaran mata pelajaran mengoperasikan aplikasi perangkat

lunak belum efektif. Fenomena yang terjadi dilapangan, terlihat masih banyak

peserta didik yang belum memenuhi standar ketuntasan minimal untuk mata

pelajaran mengoperasikan aplikasi perangkat lunak (MAPL). Salah satu indikator

yang menunjukan hal ini adalah nilai ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir

semester (UAS) pada mata pelajaran MAPL di semester ganjir tahun ajaran

(14)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

Menurut Warsita (2008:287) mengatakan bahwa “efektivitas pembelajaran

sering kali diukur dengan tercapainya tujuan pembelajaran, atau dapat pula

diartikan sebagai ketepatan dalam mengelola situasi”.

Berikut ini data presentase ketidaktuntasan peserta didik dalam ujian

tengah semester (UTS) pada mata pelajaran MAPL di semester ganjir tahun ajaran

2012/2013.

Tabel 1.1

Nilai Rata-Rata Ujian Tengah Semester Mata Pelajaran MAPL Kelas XI AP 5 dan XI AP 6 di SMK Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Sumber :SMK Negeri 3 Bandung (data diolah)

Berdasarkan data tabel 1.1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas peserta

didik pada UTS mata pelajaran MAPL masih berada dibawah Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM), maka banyak peserta didik yang perlu melaksanakan remedial.

Di bawah ini adalah jumlah peserta didik yang mengikuti remedial.

Kelas Jumlah

Peserta Didik Nilai Rata-Rata Kelas KKM XI Administrasi

Perkantoran 5

36 66,9

75 XI Administrasi

Perkantoran 6 39 65,7

No. Kelas Jumlah

Peserta Didik

Jumlah Peserta Didik

Remedial

1. XI Administrasi

Perkantoran 5 36 24

(15)

Tabel 1.2

Rekapitulasi Jumlah Peserta Didik Remedial UTS Mata Pelajaran MAPL Kelas XI AP 5 dan XI AP 6 di SMK Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Sumber :SMK Negeri 3 Bandung (data diolah)

Tabel 1.2 tersebut menunjukkan bahwa hampir sebagian besar peserta

didik kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan XI Administrasi Perkantoran 6

yaitu dari 75 orang peserta didik, 53 orang peserta didik belum mencapai KKM

yang telah ditetapkan pada mata pelajaran MAPL.

Berikut ini data presentase ketidaktuntasan peserta didik dalam ujian akhir

semester (UAS) pada mata pelajaran MAPL di semester ganjir tahun ajaran

2012/2013.

Tabel 1.3

Nilai Rata-Rata Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran MAPL Kelas XI AP 5 dan XI AP 6 di SMK Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Sumber :SMK Negeri 3 Bandung (data diolah)

Berdasarkan data tabel 1.3 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas peserta

didik pada UAS pada mata pelajaran MAPL masih berada dibawah KKM. Perkantoran 6

Jumlah 75 peserta didik 53 peserta didik

Kelas Jumlah

Peserta Didik Nilai Rata-Rata Kelas KKM XI Administrasi

Perkantoran 5

36 74.8

75 XI Administrasi

(16)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

Sehingga ada beberapa peserta didik yang harus melaksanakan remedial. Di bawah

ini adalah jumlah peserta didik yang mengikuti remedial.

Tabel 1.4

Rekapitulasi Jumlah Peserta Didik Remedial UAS Mata Pelajaran MAPL Kelas XI AP 5 dan XI AP 6 di SMK Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Sumber :SMK Negeri 3 Bandung (data diolah)

Tabel 1.4 tersebut menunjukkan bahwa beberapa peserta didik kelas XI

Administrasi Perkantoran 5 dan XI Administrasi Perkantoran 6 yaitu dari 75

orang peserta didik, 20 orang peserta didik belum mencapai KKM yang telah

ditetapkan pada mata pelajaran MAPL, banyaknya peserta didik yang belum

mencapai KKM baik pada saat UTS dan UAS ini menunjukan bahwa efektivitas

pembelajaran pada mata pelajaran MAPL belum tercapai.

Hasil wawancara penulis dengan bapak Arief Susanto selaku guru MAPL

kelas XI Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 3 Bandung pada tanggal 23

Maret 2013, diperoleh data bahwa nilai rata-rata ujian tengah semester (UTS) dan

nilai rata-rata ujian Akhir semester (UAS) mata pelajaran MAPL kelas XI

Administrasi Perkantoran 5 dan XI Administrasi Perkantoran 6 masih dalam

No. Kelas Jumlah

Peserta Didik

Jumlah Peserta Didik Remedial

1. XI Administrasi

Perkantoran 5 36 9

2. XI Administrasi

Perkantoran 6 39 11

(17)

kategori di bawah nilai KKM. Hal ini berarti efektivitas pembelajaran peserta

didik kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan XI Administrasi Perkantoran 6

dalam mata pelajaran MAPL belum optimal.

Mencermati rendahnya efektivitas pembelajaran peserta didik pada kelas

XI Administrasi Perkantoran 5 dan XI Administrasi Perkantoran 6 di SMK Negeri

3 Bandung yang ditunjukan oleh banyaknya peserta didik yang belum mencapai

KKM pada mata pelajaran MAPL memberikan indikasi masih adanya

kesenjangan antara tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dengan efektivitas

proses belajar mengajar.

Banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran

peserta didik, seperti yang dikemukakan oleh Slameto (2003:74) adalah sebagai

berikut:

1. Kondisi Internal.

Kondisi internal yaitu kondisi (situasi) yang ada didalam diri siswa itu sendiri. Misalnya kesehatannya, keamanannya, ketentramannya, dan sebagainya.

2. Kondisi Eksternal.

Kondisi eksternal yaitu kondisi (situasi) yang ada di luar diri pribadi manusia, upamanya kebersihan rumah ,penerangan, serta keadaan lingkungan fisik yang lain. Untuk dapat belajar yang efektif diperlukan lingkungan fisik yang baik dan teratur. Misalnya: Ruangan belajar harus bersih, ruangan cukup terang dan cukup sarana yang diperlukan untuk belajar (alat pelajaran, buku-buku dan sebagainya).

3. Strategi Belajar

Belajar yang efesien dapat tercapai apabila dapat menggunakan strategi belajar yang tepat.

Seperti yang diungkapkan di atas, efektivitas pembelajaran peserta didik

(18)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

diperhatikan karena jika tidak akan menyebabkan efektivitas pembelajaran tidak

akan tercapai seperti semestinya.

Kondisi rendahnya efektivitas pembelajaran peserta didik pada kelas XI

Administrasi Perkantoran 5 dan XI Administrasi Perkantoran 6 di SMK Negeri 3

Bandung sangatlah penting untuk diteliti, sehingga dapat diidentifikasi

faktor-faktor yang mempengaruhinya dan dampak yang akan terjadi pada sekolah bila

hal tersebut di biarkan. Salah satu dampak negatif bagi sekolah adalah terjadi

rendahnya kualitas lulusan sekolah, yang mengakibatkan rendahnya tingkat

kepercayaan masyarakat terutama orang tua peserta didik terhadap sekolah. Oleh

karena itu perlu dicari jalan keluarnya, salah satunya dengan lebih meningkatkan

sarana untuk belajar peserta didik yang berupa fasilitas belajar peserta didik.

Fasilitas belajar sebagai salah satu faktor eksternal, dalam mata pelajaran MAPL

adalah fasilitas laboratorium komputer Administrasi Perkantoran. Fasilitas ini

harus dikelola dengan baik, baik dari segi penggunaan, pengelolaan, ketersediaan

dan perawatannya.

Dalam kaitannya dengan fenomena yang terjadi di SMK tersebut, peneliti

mendapatkan informasi dari bapak Arief Susanto selaku guru mata pelajaran

MAPL, bahwa fasilitas laboratorium komputer dan perlengkapannya masih

kurang memadai dan belum sesuai dengan keperluan proses belajar mengajar.

Selanjutnya hasil dari wawancara dengan sepuluh orang peserta didik

kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan XI Administrasi Perkantoran 6 di SMK

(19)

peserta didik menganggap fasilitas labolatorium komputer kurang memadai dan

tiga orang peserta didik menganggap fasilitas labolatorium komputer cukup

memadai, ini menunjukan bahwa sebagian peserta didik beranggapan

kelengkapan faslitas laboratorium kurang memadai untuk melakukan proses

pembelajaran, sehingga menyebabkan efektivitas pembelajaran belum tercapai.

Berikut adalah data dan keadaan ruang kegiatan belajar mengajar yang

(20)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

Tabel 1.5

Data Keadaan Fasilitas Pembelajaran Laboratorium Komputer Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 3 Bandung

Tahun Pelajaran 2012/2013

NO NAMA

BARANG JUMLAH

KEADAAN

KETERANGAN 80% 70% 60% 50% RUSAK

1 Monitor 20 20 Baik

2 CPU 20 17 3 Kurang Baik

3 Mouse 20 15 5 Kurang Baik

4 Keyboard 20 17 3 Kurang Baik

5 Printer 1 1 Baik

6 Meja

Komputer 20 12 8 Kurang Baik

7 Kursi

Lipat 40 40 Baik

7 White

Board 1 1 Kurang Baik

8 Layar

LCD 1 1 Baik

9 LCD 1 Kurang Baik

10 Kabel

VGA LCD 1 1 Kurang Baik

Sumber : Daftar inventaris ruangan laboratorium komputer dan jaringan SMK Negeri 3 Bandung.

Data tabel 1.5 memperlihatkan beberapa fasilitas pembelajaran kurang

baik. Hal ini dapat menjadi kendala dalam proses pembelajaran. Jumlah unit

komputer yang ada di laboratorium komputer tidak sebanding dengan jumlah

peserta didik kelas XI Administrasi Perkantoran sehingga peserta didik harus

menggunakan satu unit komputer untuk dua orang. Hal ini dapat menjadi kendala

bagi peserta didik yang dapat menyebabkan tidak tercapainya efektivitas

pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

Fenomena lain yang penulis temukan ketika melaksanakan Program

(21)

yang dialami pada saat proses belajar mengajar di laboratorium komputer

diantaranya banyaknya komputer yang terkena virus sehingga data tugas peserta

didik menjadi hilang, penggunaan laboratorium yang bentrok dengan kelas lain

dalam artian materi praktek yang seharusnya dilaksanakan di ruangan

laboratorium komputer dialihkan ke ruangan kelas, selanjutnya kabel LCD yang

kurang berpungsi sehinga berakibat sinar yang dipancarkan tidak terang, dan

beberapa mouse yang tidak berpungsi pada saat proses pembelajaran. Dalam

kaitannya dengan efektivitas pembelajaran fenomena-fenomena tersebut sangatlah

menggangu sehingga proses pembelajaran tidak tercapai sesuai tujuan.

Menurut Surya (2004: 80) dalam Yonitasari dan Setiyani pada Economic

Education Analysis Journal 3 (2) (2014) mengatakan bahwa :

keadaaan fasilitas fisik tempat belajar berlangsung di kampus/sekolahan ataupun di rumah sangat mempengaruhi efisiensi hasil belajar. Keadaan fisik yang lebih baik lebih menguntungkan siswa agar belajar dengan tenang dan teratur. Sebaliknya lingkungan fisik yang kurang memadai akan mengurangi efisiensi prestasi belajar.

Fasilitas belajar khususnya fasilitas laboratoruim merupakan komponen

pendukung terpenting dalam mencapai efektivitas pembelajaran pada mata

pelajaran yang berhubungan dengan praktek komputer, oleh karenanya fasilitas

pembelajaran harus dikelola dengan baik sehingga akan mewujudkan suasana

belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat meningkatkan

efektivitas pembelajaran peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Mengacu kepada keseluruhan paparan diatas dan dalam upaya memahami

(22)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

mata pelajaran MAPL pada kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan XI

Adiministrasi Perkantoran 6 di SMK Negeri 3 Bandung, maka perlu dan penting

dilakukan penelitian tentang pengaruh faslitas laboratorium komputer terhadap

efektivitas pembelajaran peserta didik. Inilah yang menarik penulis untuk

mengadakan penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul :

Pengaruh Fasilitas Laboratorium Komputer Terhadap Efektivitas

Pembelajaran Peserta Didik dalam Mata Pelajaran Mengoperasikan

Aplikasi Perangkat Lunak (MAPL) Pada Kelas XI Administrasi

Perkantoran 5 dan 6 di SMK Negeri 3 Bandung.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah efektivitas pembelajaran

peserta didik dalam mata pelajaran Mengoperasikan Aplikasi Perangkat Lunak

pada kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan XI Administrasi Perkantoran 6 di

SMK Negeri 3 Bandung. Aspek tersebut diduga sangat penting dalam rangka

mencapai tujuan pembelajaran, oleh karena itu perlu adanya suatu pendekatan

tertentu kepada peserta didik agar tercapai pembelajaran yang efektif.

Banyak faktor yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran peserta didik,

diantaranya motivasi, minat, fasilitas belajar, kurikulum, metode/strategi belajar,

kompetensi guru dan sebagainya. dan berdasarkan hasil kajian secara empirik

terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran peserta didik,

diduga faktor determinan yang paling berpengaruh terhadap efektivitas

(23)

laboratorium komputer. Oleh karena itu penelitian ini dibatasi pada permasalahan

dari fasilitas laboratorium komputer terhadap efektivitas pembelajaran peserta

didik dalam mata pelajaran mengoperasikan aplikasi perangkat lunak pada kelas

XI Administrasi Perkantoran 5 dan 6 di SMK Negeri 3 Bandung.

Masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini, dirumuskan dalam

pernyataan masalah sebagai berikut kelengkapan fasilitas laboratorium komputer

dalam mata pelajaran mengoperasikan aplikasi perangkat lunak pada kelas XI

Administrasi Perkantoran 5 dan 6 di SMK Negeri 3 Bandung belum memadai,

dalam hal ini menyebabkan efektivitas pembelajaran peserta didik relatif rendah.

Kondisi semacam ini harus segera ditanggulangi mengingat bila tidak, akan

berdampak negatif bagi sekolah, salah satunya dampak dari dampaknya adalah

terjadi rendahnya kualitas lulusan sekolah, yang mengakibatkan rendahnya tingkat

kepercayaan masyarakat terutama orang tua peserta didik terhadap sekolah.

Berdasarkan pernyataan masalah diatas, masalah penelitian ini secara

spesifik dirumuskan dalam pernyataan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran tingkat kelengkapan fasilitas laboratorium komputer

dalam mata pelajaran mengoperasikan aplikasi perangkat lunak pada kelas XI

Administrasi Perkantoran 5 dan 6 di SMK Negeri 3 Bandung?

2. Bagaimana gambaran tingkat efektivitas pembelajaran peserta didik dalam

mata pelajaran mengoperasikan aplikasi perangkat lunak pada kelas XI

(24)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

3. Adakah pengaruh tingkat kelengkapan fasilitas laboratorium komputer

terhadap tingkat efektivitas pembelajaran peserta didik dalam mata pelajaran

mengoperasikan aplikasi perangkat lunak pada kelas XI Administrasi

Perkantoran 5 dan 6 di SMK Negeri 3 Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan

dan melakukan kajian secara ilmiah tentang fasilitas belajar khususnya fasilitas

laboratorium komputer terhadap efektivitas pembelajaran peserta didik dalam

mata pelajaran mengoperasikan aplikasi perangkat lunak pada kelas XI

Administrasi Perkantoran 5 dan 6 di SMK Negeri 3 Bandung.

Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat kelengkapan fasilitas

laboratorium komputer dalam mata pelajaran mengoperasikan aplikasi

perangkat lunak pada kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan 6 di SMK

Negeri 3 Bandung.

2. Untuk mengetahui gambaran tingkat efektivitas pembelajaran peserta didik

dalam mata pelajaran mengoperasikan aplikasi perangkat lunak pada kelas XI

Administrasi Perkantoran 5 dan 6 di SMK Negeri 3 Bandung.

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh tingkat kelengkapan fasilitas laboratorium

(25)

pelajaran mengoperasikan aplikasi perangkat lunak pada kelas XI

Administrasi Perkantoran 5 dan 6 di SMK Negeri 3 Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan kegunaan

sebagai berikut :

1. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan

pengetahuan mengenai keilmuan di bidang pendidikan dan manajemen

perkantoran khususnya mengenai fasilitas laboratorium komputer yang

dapat berpengaruh bagi pelaksanaan pembelajaran.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diantaranya berguna :

a) Sebagai bahan informasi bagi SMK Negeri 3 Bandung, sehingga dapat

dijadikan bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan efektivitas

pembelajaran peserta didik.

b) Sebagai bahan masukan bagi para pengambil keputusan dalam

memecahkan masalah yang berkaitan dengan peningkatan efektivitas

pembelajaran peserta didik.

c) Sebagai bahan masukan bagi para peneliti, sehingga dapat

mengaplikasikan teori yang dimiliki untuk mencoba ditarik suatu

kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan secara objektif dan

ilmiah dalam kehidupan praktis.

(26)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

mengenai fasilitas laboratorium komputer yang menunjang

(27)

BAB III

OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 3 Bandung yang berada di Jalan

Solontongan No. 10 Bandung. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu fasilitas

laboratorium komputer yang menjadi variabel bebas (independent variable).

Sedangkan variabel terikatnya (dependent variable) adalah efektivitas

pembelajaran peserta didik. Variabel bebas diberi simbol variabel X dan variabel

terikat diberi simbol variabel Y.

Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Februari 2013 sampai dengan

penelitian ini berakhir. Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah

peserta didik kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan XI Administrasi

Perkantoran 6 dengan jumlah peserta didik dalam penelitian ini berlangsung

adalah 75 orang.

3.2. Metode Penelitian

Dalam mengadakan suatu penelitian, seorang peneliti terlebih dahulu

harus menentukan metode apa yang akan digunakan, karena hal ini merupakan

pedoman atau langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian yang akan

(28)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

pemecahan dari masalah yang diteliti, serta bertujuan agar peneliti memperoleh

gambaran permasalahan sehingga tujuan penelitian akan tercapai dengan baik.

Menurut Sugiyono (2004:1) menyatakan bahwa : “penelitian pada

dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu”.

Penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif. Menurut Sontani dan

Muhidin (2011:8). menjelaskan “Penelitian deskriptif dilakukan untuk

mengetahui gambaran suatu variabel baik satu variabel atau lebih, tanpa membuat

perbandingan atau menghubungkannya dengan variabel yang lain.

Selain itu, penelitian ini juga bersifat verifikatif. “Penelitian verifikatif

yaitu penelitian yang diarahkan untuk menguji kebenaran sesuatu dalam bidang

yang telah ada”. (Sontani dan Muhidin, 2011:5). Dalam penelitian ini akan diuji

apakah terdapat pengaruh antara fasilitas laboratorium komputer terhadap

efektivitas pembelajaran peserta didik di SMK Negeri 3 Bandung.

Berdasarkan jenis penelitiannya yaitu deskriptif dan verifikatif yang

dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah Explanatory Survey Method. Menurut

Sontani dan Muhidin (2011:6).menjelaskan :

(29)

Objek telahan penelitian survei eksplanasi (explanatory survey) adalah

untuk menguji hubungan antar variabel yang dihipotesiskan. Pada jenis penelitian

ini, jelas ada hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis itu sendiri

menggambarkan hubungan antar dua atau lebih variabel, untuk mengetahui

apakah sesuatu variabel berasosiasi ataukah tidak dengan variabel lainnya, atau

apakah sesuatu variabel disebabkan ataukah tidak oleh variabel lainnya.

Dengan penggunaan metode survei eksplanasi (explanatory survey) ini,

penulis melakukan pengamatan untuk memperoleh gambaran antara dua variabel

yaitu variabel fasilitas laboratorium komputer dan variabel efektivitas

pembelajaran peserta didik kelas XI administrasi perkantoran 5 dan 6 pada mata

pelajaran MAPL di SMK Negeri 3 Bandung, karena metode penelitian ini tertuju

pada pemecahan masalah yang ada pada saat penelitian.

3.3. Operasional Variabel Penelitian

Penelitian ini membahas mengenai dua variabel, yaitu variabel fasilitas

laboratorium komputer sebagai variabel bebas (variabel independent) dan variabel

efektivitas pembelajaran peserta didik sebagai variabel terikat (variabel

dependent). Operasional variabel dilakukan untuk membatasi pembahasan agar

tidak terlalu meluas. Menurut Sontani dan Muhidin (2011:86) menyatakan

bahwa : “Variabel adalah karakteristik yang akan diobservasi dari satuan

(30)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

3.3.1. Operasional Variabel Fasilitas Laboratorium Komputer

Salah satu faktor yang penting dalam mempengaruhi efektivitas

pembelajaran ialah fasilitas laboratorium komputer. Dimana peranan fasilitas

laboratorium komputer yang baik dan memadai sangat berpengaruh dalam

kegiatan belajar mengajar.

Laboratorium Komputer sesuai dengan Lampiran Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional No. 40 Tahun 2008 merupakan salah satu ruang

pembelajaran umum yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan

pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi untuk SMK/MAK. Penulis

menganggap bahwa terdapat relevansi apa yang dikatakan oleh Menurut Gie

(1979) dalam Subowo dan Utomo dalam Jurnal Pendidikan Ekonomi Vol 4 No.1

Frebruari Tahun 2009 dengan kenyataan yang ada di PERMENDIKNAS No. 40

Tahun 2008 tentang fasilitas laboratorium komputer.

Uraian dari indikator fasilitas laboratorium komputer tersebut secara lebih

[image:30.595.106.550.581.687.2]

rinci akan dibahas dalam tabel 3.1.

Tabel 3. 1

Operasional Variabel X Fasilitas Laboratorium Komputer

Variabel Indikator Ukuran Skala Item

Soal Fasilitas

Laboratorium Komputer

(Variabel X)

1. Tempat/ruang belajar

1. Ketersedian ruang laboratorium komputer yang memadai dalam pelaksanaan proses pembelajaran

(31)

2. Kesesuaian jarak meja komputer satu dengan meja komputer lainnya mencukupi untuk gerak peserta didik di dalam ruangan laboratorium komputer

Ordinal

2

3. Kelayakan penempatan jarak layar proyektor dengan posisi meja komputer peserta didik

Ordinal 3

4. Ketersedian AC (AirConditioner) sebagai pengatur kelembaban udara di dalam ruang

laboratorium komputer

Ordinal 4

2. Penerangan 1. Ketersediaan jendela kaca sebagai sumber penerangan dengan sinar matahari didalam

ruangan laboratorium computer

Ordinal 5

2. Ketersediaan penerangan dengan lampu di dalam ruang laboratorium komputer

Ordinal 6

3. Ketercukupan intensitas cahaya atau penerangan dari sinar matahari di dalam ruangan

labolatorium komputer

Ordinal 7

4. Ketercukupan intensitas cahaya atau penerangan dari lampu di dalam ruangan labolatorium

(32)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

3. Buku-buku penunjang

1. Ketersediaan buku pegangan (handout) sebagai penunjang berlangsungnya proses pembelajaran MAPL didalam ruangan laboratorium komputer

Ordinal 9

2. Ketersediaan buku bacaan komputer lain sebagai penambah wawasan peserta didik pada saat berlangsungnya proses pembelajaran MAPL didalam ruangan laboratorium komputer Ordinal 10 4. Peralatan belajar

1. Kesesuaian jumlah komputer dengan jumlah peserta didik

Ordinal 11

2. Ketersediaan printer sebagai pendukung pembelajaran praktikum di dalam ruang

laboratorium komputer

Ordinal 12

3. Ketersediaan Scanner sebagai pendukung pembelajaran praktikum di dalam ruang

laboratorium komputer

Ordinal 13

4. Ketersediaan akses internet sebagai pendukung proses pembelajaran praktikum

Ordinal 14

5. Ketersediaan modul praktek sebagai pendukung

terlaksananya proses pembelajaran

(33)

6. Ketersediaan white boardyang layak sebagai pendukung proses pembelajaran di dalam ruang

laboratorium komputer.

Ordinal 16

Sumber : Diadaptasi dari pendapat Gie (1979) dalam Subowo dan Utomo pada Jurnal Pendidikan Ekonomi Vol 4 No.1 Frebruari Tahun 2009

3.3.2. Operasional Variabel Efektivitas Pembelajaran Peserta Didik

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (dependent variable)

adalah efektifitas pembelajaran peserta didik. Merujuk pada pendapat Mulyasa

dalam Rosyanty (2013:46) pada bahasan sebelumnya yaitu di BAB II berkaitan

dengan indikator efektivitas pembelajaran, maka uraian dari indikator efektivitas

pembelajaran peserta didik tersebut secara lebih rinci akan dibahas dalam tabel

[image:33.595.108.548.111.209.2]

3.2

Tabel 3. 2

Operasional Variabel Y

Efektivitas Pembelajaran Peserta Didik

Variabel Indikator Ukuran Skala Item

Soal Efektivitas Pembelajaran (variabel Y) Kualitas Pembelajaran Meningkatnya pengetahuan peserta didik tentang Microsoft Office Word dan Microsoft Office Excel.

Ordinal 1

Meningkatnya keterampilan peserta didik dalam

mengoperasikan Microsoft Office Word dan Microsoft

(34)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

Berkembangnya sikap peserta didik ke arah yang lebih baik setelah mengikuti proses pembelajaran MAPL.

Ordinal 3

peserta didik dapat menyimpulkan materi pembelajaran.

Ordinal 4

Kesesuaian Tingkat Pembelajaran

Tingkat kemampuan guru memberikan modul materi pembelajaran.

Ordinal 5

Tingkat kemampuan guru memberikan motivasi sebelum dimulai proses pembelajaran.

Ordinal 6

Tingkat kesesuaian materi dan peralatan yang digunakan dalam proses

pembelajaran MAPL.

Ordinal 7

Tingkat kemampuan guru memberikan pertanyan dalam UTS dan UAS yang sesuai materi pembelajaran.

Ordinal 8

Motivasi Tingkat kesiapan peserta didik mengikuti pembelajaran.

Ordinal 9

Tingkat antusiasme peserta didik dalam pelaksanaan

pembelajaran

Ordinal 10

Tingkat kemauan peserta didik dalam mengikuti

pembelajaran

Ordinal 11

Waktu Tingkat kemampuan guru mengelola waktu dalam membahas

(35)

teori dan praktek yang lebih efektif.

Tingkat kemampuan peserta didik

menyelesaikan tugas yang lebih efisien.

Ordinal 13

Sumber : Diadaptasi dari pendapat Mulyasa dalam Rosyanty (2013:46)

3.4. Jenis dan Sumber Data

Sumber data merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan

keterangan tentang data. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini

adalah sumber data primer dan sekunder. Kedua data tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut :

1. Sumber data primer, merupakan sumber data yang diperoleh dan dikumpulkan

penulis langsung dari objek penelitian melalui penyebaran angket yang

diberikan pada subjek penelitian, yaitu peserta didik kelas kelas XI

administrasi perkantoran 5 dan XI administrasi perkantoran 6 pada mata

pelajaran MAPL di SMK Negeri 3 Bandung.

2. Sumber data sekunder, merupakan sumber data yang diperoleh penulis tidak

berhubungan langsung dengan objek penelitian tetapi sifatnya membantu dan

dapat memberikan informasi untuk bahan penelitian. Data sekunder ini

didapat melalui bahan-bahan kepustakaan sebagai data referensi, seperti:

struktur organisasi sekolah, sejarah sekolah, buku-buku yang berhubungan

dengan fasilitas laboratorium komputer dan efektivitas pembelajaran peserta

(36)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

dengan fasilitas laboratorium komputer dan efektivitas pembelajaran peserta

didik.

3.5. Populasi

Menurut Sontani dan Muhidin (2011: 131). menyatakan bahwa “Populasi

adalah keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki

ciri atau karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau

menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan)”.

Pendapat lain menurut Sugiyono (2004:55) berpendapat bahwa “Populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Jadi populasi berhubungan dengan data, dan populasi bukan hanya orang,

tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada

pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang

dimiliki oleh subjek atau objek itu.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah peserta didik kelas XI

administrasi perkantoran 5 dan XI administrasi perkantoran 6 pada mata pelajaran

MAPL di SMK Negeri 3 Bandung yang berjumlah 75 orang. Gambaran mengenai

jumlah populasi dapat dilihat pada tabel 3.3. Seluruh ukuran populasi akan

dijadikan sampel. Oleh karena itu ukuran sampelnya adalah 75 orang peserta didik

(sensus).

(37)

No Kelas Jumlah Peserta Didik

1. XI AP 5 36 orang

2. XI AP 6 39 orang

Sumber: Sekretaris Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 3

Bandung

3.6. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti

untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis sumber data

yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Pelaksanaan pengumpulan

data tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara atau alat yang digunakan

untuk memperoleh data penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara

mengajukan pertanyaan langsung kepada sumber data yang ada di lokasi untuk

mengetahui gambaran kelengkapan fasilitas laboratorium komputer dan

efektivitas pembelajaran peserta didik pada kelas XI Administrasi Perkantoran 5

dan kelas XI Administrasi Perkantoran 6 di SMK Negeri 3 Bandung. Wawancara

ini dilakukan kepada peserta didik dan guru di SMK Negeri 3 Bandung untuk

memperoleh data prapenelitian.

2. Angket

(38)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

tertulis dan disusun sedemikian rupa sehubungan dengan masalah yang sedang

diteliti. Cara mengumpulkan data primer dilakukan dengan mengajukan kuesioner

kepada responden. Kuesioner tersebut dikonstruksi dalam dua jenis yang meliputi:

(1) Instrumen tentang fasilitas laboratorium komputer dan (2) Instrumen tentang

efektivitas pembelajaran peserta didik. Item-item alat pengumpulan data yang

akan digunakan dalam kuesioner tersebut adalah item-item yang mirip dengan

model skala yang dikembangkan oleh Likert.

Pada penelitian ini digunakan angket tertutup, dengan jawaban untuk

setiap butir pernyataan telah tersedia. Penyebaran angket dilakukan peserta didik

kelas XI administrasi perkantoran 5 dan XI administrasi perkantoran 6 di SMK

Negeri 3 Bandung. Dalam menyusun kuesioner, dilakukan beberapa prosedur

berikut :

a. Menentukan variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu fasilitas

laboratorium komputer (variabel X) dan efektivitas pembelajaran peserta

didik (variabel Y).

b. Menentukan indikator-indikator dari variabel X dan variabel Y.

c. Menyusun kisi-kisi instrumen yang dilengkapi dengan indikator dan

ukurannya.

d. Membuat pertanyaan-pertanyaan dari setiap variabel yang disertai dengan

alternatif jawaban.

e. Menetapkan kriteria penilaian atau bobot skor untuk masing-masing

(39)

menggunakan skala Likert. Kriteria penilaian atau bobot skor tersebut

[image:39.595.156.466.196.298.2]

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3. 4

Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban untuk Variabel X dan Y

Alternatif jawaban Bobot

Sangat setuju/selalu 5

Setuju/sering 4

Ragu-ragu/kadang-kadang 3

Tidak setuju/hampir tidak pernah 2 Sangat tidak setuju/tidak pernah 1

3.7. Pengujian Instrumen Penelitian

Instrumen sebagai alat pengumpulan data perlu diuji kelayakannya, karena

akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias. Instrumen yang baik

harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Instrumen yang

valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu

valid. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang

sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam

pengumpulan data maka diharapkan hasil dari penelitian pun akan menjadi valid

dan reliabel. Dalam penelitian ini uji validitas dan uji reabilitas dilakukan di

SMK Bandung Selatan 2.

3.7.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketetapan alat ukur terhadap

(40)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur”.

Hal ini sejalan dengan Sugiyono (2004:267) yang mengatakan bahwa” valid

berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak

diukur”.

Pengujian validitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan teknik

korelasi product moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut:

] ) ( ][ ) ( [ ) )( ( ) ( 2 2 2 2 i i i i i i i i xy Y Y N X X N Y X Y X N r           

(Arikunto dalam Somantri dan Muhidin, 2006:49)

Keterangan :

xy

r = Koefisien korelasi antara Variabel X dan Y

N = Jumlah responden

i

X = Nomor item ke i

i X

 = Jumlah skor item ke i

2 1

X = Kuadrat skor item ke i

2 i X

 = Jumlah dari kuadrat item ke i

Y

 = Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden

2 i

Y = Kuadrat dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden

2 i Y

 = Total dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden

i iY X

 = Jumlah hasil kali item angket ke i dengan jumlah skor yang diperoleh

(41)

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas

instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya kepada responden yang

bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran

data yang terkumpul.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang

diperoleh. Bertujuan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data

selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi

pada tabel pembantu.

6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.

7. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item

soal dari skor-skor yang diperoleh.

8. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan

dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat di tabel, jadi

membandingkan nilai rhitung dan nilai rtabel dengan kriteria kelayakannya

sebagai berikut :

1) jika rxy hitung > r tabel, maka valid

(42)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014 3.7.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah

alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika

pengukuran tersebut diulang. Menurut Sotani dan Muhidin, (2011:123)

mengatakan bahwa :

suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Tujuan uji reliabilitas instrumen adalah untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.

Selanjutnya Sugiyono (2004:267) menyatakan bahwa” instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur

objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Pengujian reliabilitas

instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Koefisien Alfa (α) dari

Cronbach (dalam Somantri dan Muhidin, 2006:48) sebagai berikut:

            

22

11 1 1 t i k k r  

Dimana, rumus variansnya adalah sebagai berikut:

N N X X 2 2 2 ) (     Keterangan: 1 1

r = Reliabilitas instrumen/koefisien alfa

k = Banyaknya bulir soal

2 i

 = Jumlah varians bulir

2 t

 = Varians total

X

(43)

N = Jumlah responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas

instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

a. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya kepada responden

yang bukan responden sesungguhnya.

b. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

c. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran

data yang terkumpul.

d. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang

diperoleh. Bertujuan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data

selanjutnya.

e. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi

pada tabel pembantu.

f. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.

g. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing

responden.

h. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total

i. Menghitung nilai koefisien Alfa.

j. Membandingkan nilai koefisien Alfa dengan nilai koefisien korelasi yang

terdapat dalam tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat

(44)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

k. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai

tabel r pada taraf nyata α = 5% dengan kriterianya:

1) Jika r1 1 hitung > r tabel, maka reliabel

2) Jika r1 1 hitung ≤ r tabel, maka tidak reliabel

3.8. Uji Persyaratan Teknik Analisis Data

Alasan dilakukannya pengujian persyaratan analisis data dalam penelitian

ini adalah karena analisis data yang digunakan merupakan analisis parametrik.

Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian persyaratan analisis data untuk melihat

apakah data yang diperoleh memenuhi atau tidak untuk dilakukannya analisis

parametrik. Sebelum hipotesis diuji kebenarannya, terlebih dahulu dilakukan

pengujian persyaratan pengolahan data. Uji persyaratan pengolahan data untuk uji

hipotesis penelitian ini meliputi uji normalitas, homogenitas dan linieritas.

3.8.1. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak, jika data berdistribusi normal maka proses

selanjutnya menggunakan perhitungan statistik parametrik, sebaliknya jika data

tidak berdistribusi normal maka untuk perhitungannnya menggunakan statistik

non parametrik. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengujian normalitas

dengan uji Liliefors. Langkah kerja uji normalitas dengan metode Liliefors

menurut (Muhidin dan Maman, 2009:73), sebagai berikut:

(45)

2. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensiharus ditulis).

3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik(observasi). 5. Hitung nilai z untuk mengetahui Theoritical Proportion pada table z 6. Menghitung Theoritical Proportion.

7. Bandingkan Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion,kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara keduaproporsi.

8. Buat kesimpulan, dengan kriteria uji jika D hitung < D (n,a) dimana nadalah jumlah sampel dan a = 0,05, maka H0 diterima. Bentukhipotesis statistik yang akan diuji adalah (Harun Al Rasyid, 2004):

H0 : X mengikuti distribusi normal H1: X tidak mengikuti distribusi normal

3.8.2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas, dilakukan untuk mengetahui apakah ada sampel yang

terpilih menjadi responden berasal dari kelompok yang sama. Dengan kata lain,

bahwa sampel yang diambil memiliki sifat-sifat yang sama atau homogen.

Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Barlett. Kriteria

yang peneliti gunakan adalah nilai hitung χ2> nilai tabel, maka H0 menyatakan

skornya homogen ditolak. Nilai hitung diperoleh dengan rumus berikut:

χ2= (In10)[Σ

db. LogSi2)]

(Somantri dan Muhidin, 2006:294)

Keterangan:

Si2 = Varians tiap kelompok data

dbi n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok

B = Nilai Burlett = (Log S2gab) (Σdbi)

(46)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas

varians ini menurut Somantri dan Muhidin (2006:295) adalah:

1. Menentukan kelompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan, dengan model tabel Uji Barlett.

3. Menghitung varians gabungan.

4. Menghitung log dari varians gabungan. 5. Menghitung nilai Barlett.

6. Menghitung nilai X2

7. Menentukan nilai dan titik kritis. 8. Membuat kesimpulan.

3.8.3. Uji Linieritas

Uji linieritas, dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel

terikat dengan variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji

kelinieran regresi. Langkah-langkah uji linearitas regresi (Somantri dan Muhidin,

2006: 296)

1. Menyusun tabel kelompok data variabel x dan variabel y. 2. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg(a)) dengan rumus:

JK reg(a) = (ΣY)2 n

3. Menghitung jumlah kuadrat regresi b І a (JK reg(a)) dengan rumus:

� � / = � [∑ −∑ . ∑ ]

4. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus: JKres = ΣY2– JKreg (b/a) – JK reg (a)

5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) dengan rumus: RJKreg(a) = JK reg (a)

6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(a)) dengan rumus: RJKreg(a) = JKreg (b/a)

(47)

N – 2

8. Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:

� = ∑ {∑ − ∑� }

Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.

9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus: JKTC = JKres – JKE

10.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus:

RJKTC = JKTC K – 2

11.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus: RJKE = JKE

N – k

12.Mencari nilai uji F dengan rumus: F = RJKTC

RJKE

13.Menentukan kriteria pengukuran: Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.

14.Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikan 95% atau α = 5 %

15.Membandingkan nilai ujiF dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan.

3.9. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisi

terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga

karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan

bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yan berkaitan dengan kegiatan

penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi,

atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter)

(48)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

Adapun tujuan dilakukannya analisis data menurut Sontani dan Muhidin

(2011:158) antara lain: (a) mendeskripsikan data, dan (b) membuat induksi atau

menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi, atau karakteristik populasi

berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik). Untuk mencapai tujuan

analisis data tersebut maka langkah-langkah atau prosedur yang dapat dilakukan

adalah sebagai berikut :

i. Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data.

ii. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian

instrumen pengumpulan data.

iii. Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan

yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut Variabel-Variabel

yang diteliti. Dalam tahap ini dilakukan pemberian kode atau skor untuk

setiap opsi dari setiap item berdasarkan ketentuan yang ada.

iv. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk

penelitian. Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi

secara lengkap untuk seluruh item setiap Variabel. Adapun tabel rekapitulasi

[image:48.595.104.523.620.697.2]

tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3. 5

Rekapitulasi Hasil Skoring

Responden Skor Item Total

1 2 3 4 5 6 ... N

1. 2. N

(49)

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua macam

teknik yaitu teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.

3.9.1. Teknik Analisa Data Deskriptif

Sontani dan Muhidin (2011:163) menyatakan bahwa :

Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian.

Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah

no.1 dan rumusan masalah no.2, maka teknik analisis data yang digunakan adalah

analisis deskriptif, yakni untuk mengetahui gambaran tingkat kelengkapan

fasilitas laboratorium komputer, dan untuk mengetahui gambaran tingkat

efektivitas pembelajaran kelas XI administrasi perkantoran 5 dan 6 pada mata

pelajaran MAPL di SMK Negeri 3 Bandung. Termasuk dalam teknik analisis data

statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram,

persentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modul.

Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian,

digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada rata-rata skor kategori angket yang

diperoleh dari responden, karena Penelitian ini menggunakan data dalam bentuk

skala ordinal seperti yang dijelaskan dalam operasional variabel, maka untuk

(50)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

diubah terlebih dahulu menjadi data interval dengan menggunakan Metode

Succesive Interval (MSI).

Metode Succesive Interval (MSI) dapat dioperasikan dengan salah satu

program tambahan pada Microsoft Excel, yaitu Program Succesive Interval.

Langkah kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel.

2. Klik “Analize” pada Menu Bar.

3. Klik “Succesive Interval” pada Menu Analize, hingga muncul kotak dialog

“Method Of Succesive Interval”.

4. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data Range pada kotak dialog Input,

dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya.

5. Pada kotak dialog tersebut, kemudian check list (√ ) Input Label in first now.

6. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 dan Max Value isikan/pilih 5.

7. Masih pada Option, check list (√ ) Display Summary.

8. Selanjutnya pada Output, tentukan Cell Output, hasilnya akan ditempatkan di

sel mana. Lalu klik “OK”.

[image:50.595.145.493.614.694.2]

Selanjutnya disajikan klasifikasi penafsiran seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. 6

Klasifikasi Penafsiran Deskripsi

Rentang Penafsiran

X Y

…………. Tidak Lengkap Tidak Efektif

…………. Cukup Lengkap Cukup Efektif

…………. Lengkap Efektif

(51)

3.9.2 Teknik Analisa Data Inferensial

Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan untuk

data interval dan ratio serta statistik nonparametris yang digunakan untuk data

nominal dan ordinal. Dalam penelitian ini menggunakan analisis parametris

karena data yang digunakan adalah data interval. Analisis data ini dilakukan untuk

menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah no.3 yaitu

untuk mengetahui adakah pengaruh tingkat kelengkapan fasilitas laboratorium

komputer terhadap tingkat efektivitas pembelajaran peserta didik kelas XI

administrasi perkantoran 5 dan 6 pada mata pelajaran MAPL di SMK Negeri 3

Bandung.

Adapun langkah yang penulis gunakan dalam analisis regresi menurut

Somantri dan Muhidin (2006:243), yaitu :

1) Mengadakan estimasi terhadap parameter berdasarkan data empiris.

2) Menguji berapa besar variasi variabel dependen dapat diterangkan oleh

variabel indevenden.

3) Menguji apakah estimasi parameter tersebut signifikan atau tidak.

4) Melihat apakah tanda dan magnitud dari estimasi parameter cocok dengan

teori.

Peneliti menggunakan model regresi sederhana yaitu Ŷ= a + bX

Keterangan:

(52)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

a = penduga bagi intersap (α)

b = penduga bagi koefisien regresi (β)

α dan β parameter yang nilainya tidak diketahui sehingga diduga menggunakan

statistika sampel.

3.10. Uji Hipotesis

Hipotesis yaitu merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian

yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris dan dengan pengujian

tersebut maka akan didapat suatu keputusan untuk menolak atau menerima suatu

hipotesis. Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan

menghasilkan suatu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis ini.

Adapun langkah-langkah uji keberartian regresi adalah sebagai berikut :

1. Menentukan rumusan hipotesis H0 dan H1 .

H : β = 0 : Tidak ada pengaruh fasilitas laboratorium komputrer terhadap

efektivitas pembelajaran peserta didik.

H : β≠ 0 : Terdapat pengaruh fasilitas laboratorium komputer terhadap

efektivitas pembelajaran peserta didik.

Menentukan uji statistika yang sesuai. Uji statistika yang digunakan adalah uji

F, yaitu: F =

Untuk menentukan nilai uji F dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

a. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK eg ) dengan rumus :

(53)

b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b a (JK eg ), dengan rumus:

JK eg / = . ∑ ∑ .∑ n

c. Menghitung jumlah kuadrat residu (JK res) dengan rumus:

JK e = ∑ − eg / eg

d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJK reg (a)) dengan

rumus: RJK reg(a) = JK reg(a)

e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJK reg (a)) dengan

rumus: RJKreg(b/a) = JKreg(b/a)

f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK res) dengan

rumus:RJK e = e

n−

g. Menghitung F, dengan rumus : F = Reg e

3. Menentukan nilai kritis dengan derajat kebebasan untuk

dbreg = 1 dan dbres = n-2

4. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai Ftabel = F(1-a) (dbreg(b/a)(dbres)

Dengan kriteria pengujian: jika nilai uji F>Ftabel, maka tolak H0 yang

menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara fasilitas laboratorium komputer

terhadap efektivitas pembelajaran peserta didik.

Gambar

Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Ujian Tengah Semester
Tabel 1.2 tersebut menunjukkan bahwa hampir sebagian besar peserta
Tabel 1.4 tersebut menunjukkan bahwa beberapa peserta didik kelas XI
Tabel 1.5 Data Keadaan Fasilitas Pembelajaran Laboratorium Komputer
+6

Referensi

Dokumen terkait

Menyerahkan copy Akta Pendirian Perusahaan dan Perubahan terakhir (bila ada) dan memperlihatkan Aslinya pada saat pendaftaran.. Menyerahkan Copy SIUP dan PAK yang

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO.. FAKULTAS

Hasil Uji Parsial (Uji-t) Coefficients

Dengan tetap mengacu pada spektrum yang berlaku, para guru akan lebih menekankan pada Kompetensi Dasar (KD) yang menjadi “kebutuhan” DUDI. Dengan demikian,

Dalam Penulisan Ilmiah yang berjudul Kepuasan Konsumen Atas Pelayanan Bus Transjakarta Koridor 7 ini, peneliti ingin mengetahui secara pasti apakah dimensi pelayanan yang terdiri

Berapa banyak pasien dengan kasus luksasi lateral (yaitu perubahan letak 29. gigi yang terjadi karena pergerakan gigi ke arah Labial, palatal, maupun lateral yang

Bentuk data dari penelitian kualitatif berupa kalimat atau narasi dari subjek penelitian yang diperoleh melalui suatu teknik pengumpulan data yang kemudian data

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap Clemmons yang disebarkan pada 100 responden, Maka hasil dari analisis ini yang dilihat dari segi