• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT KERENTANAN BENCANA BANJIR SUNGAI CITARUM DI KECAMATAN BATUJAYA KABUPATEN KARAWANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINGKAT KERENTANAN BENCANA BANJIR SUNGAI CITARUM DI KECAMATAN BATUJAYA KABUPATEN KARAWANG."

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

SUNGAI CITARUM DI KECAMATAN BATUJAYA

KABUPATEN KARAWANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Geografi

Oleh :

Tri Widodo

(1001687)

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Oleh : Tri Widodo

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Tri Widodo 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

TINGKAT KERENTANAN BENCANA BANJIR SUNGAI CITARUM DI KECAMATAN BATUJAYA KABUPATEN KARAWANG

Disetujui dan Disahkan Oleh Pembimbing :

Pembimbing I

Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd NIP. 19620512 198703 1 002

Pembimbing II

Ir. Yakub Malik, M.Pd NIP. 19590101 198901 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Ketua : Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si

NIP . 19700814 199402 1 001

Sekretaris : Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd

NIP . 19620304 198704 2 001

Penguji : 1. Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, MT

NIP . 19640603 198903 1 001

2. Dr. Mamat Ruhimat, M.Pd

NIP. 19610501 198901 1 002

3. Drs. H. Dadang Sungkawa, M.Pd

(5)

Kerentanan Bencana Banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang

tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas

pernyataan tersebut, saya siap menanggung risiko/sanksi apabila di kemudian hari

ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan, atau ada klaim dari pihak lain

tehadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2013

Yang Membuat Pernyataan

Tri Widodo

(6)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii ABSTRAK

TINGKAT KERENTANAN BENCANA BANJIR SUNGAI CITARUM DI KECAMATAN BATUJAYA KABUPATEN KARAWANG

Tri Widodo 1001687

Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang berdasarkan lokasi geografis berada di wilayah hilir Sungai Citarum, merupakan kawasan dengan tingkat ancaman tinggi terhadap bencana banjir khususnya yang disebabkan oleh luapan Sungai Citarum, sehingga bencana banjir sering terjadi di wilayah tersebut pada setiap tahunnya. Dampak dari bencana banjir dipastikan dapat menimbulkan kerugian fisik dan non

fisik di wilayah Kecamatan Batujaya. Masalahnya adalah berapa jumlah besarnya dampak yang akan dihasilkan dari bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya. Tujuan penelitian ini untuk menentukan indeks kerugian, indeks penduduk terpapar, dan menghasilkan peta tingkat kerentanan bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode deskriptif dengan pendekatan keruangan. Penelitian ini menggunakan variabel tunggal yang terdiri dari Indeks Penduduk Terpapar dan Indeks Kerugian Bencana Banjir Sungai Citarum Kecamatan Batujaya. Populasi dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu populasi penduduk dan pupulasi wilayah Kecamatan Batujaya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan sampel jenuh. Data yang digunakan merupakan data sekunder dan data primer (dari hasil observasi) dengan menggunakan teknik analisis data berupa analisis indeks. Hasil dari penelitian ini Kecamatan Batujaya merupakan wilayah yang memiliki indeks kerugian tinggi 0,4 – 0,6 terhadap tingkat kerentanan bencana banjir Sungai Citarum yaitu apabila terjadi banjir maka lebih dari 67 % nilai aset yang dimiliki wilayah tersebut akan mengalami kerugian. Kelas indeks penduduk terpapar dari sepuluh desa, sembilan desa masuk kedalam kelas tinggi dan satu masuk kedalam kelas sedang. Peta kerentanan bencana banjir Sungai Citarum yang masuk kelas tinggi merupakan kawasan pemukiman pada wilayah administratif yang memiliki nilai indeks kelas penduduk terpapar tinggi dan berada di wilayah dengan ketinggian kurang dari dua meter diatas permukaan laut. Rekomendasi dari hasil penelitian ini yaitu Kecamatan Batujaya berdasarkan tingkat kerentanan termasuk kedalam kelas tinggi, sehingga harus meningkatkan kapasitas terhadap potensi bencana banjir berupa respon penduduk terhadap Bencana Banjir Sungai Citarum.

(7)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iii

ABSTRACT

LEVEL VULNERABILITY FLOOD CITARUM RIVER IN SUB-DISTRICT BATUJAYA DISTRICT KARAWANG

Tri Widodo 1001687

Sub-district Batujaya district Karawang by location geographical being in the region hilir Citarum River, is the area with the threat level high against flood particularly caused by the Citarum River, flood so often in the region in every year.Impact of flood ascertained could result in losses physical and non-physical in the sub-district Batujaya. The problem is how many immensity impact that would yield of flood Citarum River in sub-district Batujaya. This research purposes to determine index loss, index inhabitant of exposed, and produces maps level vulnerability flood Citarum River in sub-district Batujaya. Methods used in this research is a method of descriptive with the approach of space. This research using a single variable consisting of the population exposed and the Citarum River flood losses Batujaya sub-district. Population in this research are divided into two population and pupulasi sub-districts Batujaya. Samples used in this research is samples saturates. The data used data is secondary and primary (data from the observation) by using index of engineering analysis of data analysis. The result of this research is an area having Batujaya sub-district index loss high 0,4 – 0,6 susceptibility to levels flood that when the Citarum River flood and more than 67 % of the value of assets held the region will suffer losses. Index class population exposed than ten village nine viilage in high-class and one belonging to the class being. Vulnerability map flood Citarum River in a high grade is settlements on administrative regions that have value and high population exposed to the class being in the region with a height of less than two meters above sea level. Recommendations from the research is based on Batujaya sub-district vulnerability level, including inside a high grade so must increase capacity s potential response to the flood of the Citarum River flood.

(8)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN……… i

ABSTRAK………. ii

KATA PENGANTAR……….. iii

UCAPAN TERIMA KASIH……… iv

DAFTAR ISI……… v

DAFTAR TABEL………. viii

DAFTAR GAMBAR……… xii

DAFTAR LAMPIRAN ………... xiii

BAB I PENDAHULUAN………. 1

A.Latar Belakang Penelitian………. 1

B.Identifikasi Masalah Penelitian………. 5

C.Rumusan Masalah Penelitian………... 5

D.Tujuan Penelitian………. 6

E. Manfaat Penelitian………... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi………... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN……… 9

A.Kajian Pustaka……….. 9

1. Bencana Banjir……….… 9

a. Definisi Bencana Banjir……….. 9

b. Faktor Penyebab Banjir……….. 10

c. Ciri- Ciri Khas Daerah Rawan Banjir………. 11

d. Jenis-Jenis Banjir……… 11

e. Bahaya Skunder Banjir………... 12

2. Kerentanan Bencana Banjir………. 12

a. Definisi Kerentanan Bencana Banjir……….. 12

(9)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Kriteria Indikator Kerentanan Bencana Banjir………... 15

3. Karakteristik Banjir di Wikayah Sungai Sungai Citarum…..…. 45

4. Bencana Banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang dalam Kajian Geografi………... 49

B.Kerangka Pemikiran………. 53

E. Instrumen Penelitian……….. 64

F. Prosedur Penelitian……….... 64

G.Teknik Pengumpulan dan Analisis Data……….. 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 80

A.Hasil Penelitian……… 80

1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian……….. 80

a. Letak dan Luas……… 80

2. Kondisi Sosial Daerah Penelitian……… 104

a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk………... 104

b. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan……. 104

c. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Mata Pencaharian.. 108

3. Hasil Pengujian Validitas Data Sekunder……… 110

(10)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Citarum di Kecamatan Batujaya………..……… 113

a. Kepadatan Penduduk……….. 113

b. Rasio Jenis Kelamin………... 114

c. Rasio Kemiskinan………... 115

d. Rasio Orang Cacat……….. 116

e. Rasio Kelompok Umur………... 117

f. Lahan Produktif……….. 119

g. PDRB……….. 121

h. Rumah………... 122

i. Fasilitas Umum………... 131

j. Fasilitas Kritis………... 136

k. Hutan Lindung……… 137

l. Hutan Alam………. 138

m.Hutan Bakau atau Mangrove………....………….. 139

n. Semak Belukar……… 141

o. Rawa………... 142

B.Pembahasan………..……….….………..……… 143

1. Indeks Kerugian………... 143

2. Indeks Penduduk Terpapar……….. 154

3. Peta Tingkat Kerentanan………. 165

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN……….………...… 169

A.Kesimpulan………..……. 169

B.Saran………. 170

DAFTAR PUSTAKA………... 171

LAMPIRAN –LAMPIRAN

(11)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1.1 Jumlah Kejadian Bencana yang Pernah Terjadi di Indonesia

Sejak Tahun 1815 –2013...………..……… 1

1.2 Jumlah Kejadian Bencana Banjir Seluruh Provnisi di Indonesia Sejak Tahun 1815 –2013………. 2

1.3 Jumlah Kejadian Bencana Banjir pada Seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Sejak Tahun 1815 – 2013……… 3

3.1 Lokasi Penelitian………... 54

3.2 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk di Kecamatan Batujaya……….. 57

3.3 Variabel Penelitian……… 62

3.4 Komponen Indeks Penduduk Terpapar………. 63

3.5 Komponen Indeks Kerugian………. 63

3.6 Jumlah Rumah di Kecamatan Batujaya……… 65

3.7 Jumlah Plot Obeservasi Kondisi Rumah di Kecamatan Batujaya…… 67

3.8 Jumlah Fasilitas Umum Sarana Pendidikan di Kecamatan Batujaya... 70

3.9 Jumlah Fasilitas Umum Sarana Peribadatan di Kecamatan Batujaya.. 70

3.10 Jumlah Fasilitas Umum Sarana Kesehatan di Kecamatan Batujaya…. 71

3.11 Jumlah Fasilitas Umum Sarana Perkantoran di Kecamatan Batujaya.. 71

3.12 Jumlah Sampel Observasi Fasilitas Umum………... 72

3.13 Kelas Indeks Parameter Kerentanan Sosial Budaya………. 75

3.14 Kelas Indeks Pembobotan Parameter Kerentanan Sosial Budaya…… 75

3.15 Kelas Indeks Parameter Kerentanan Ekonomi………. 76

3.16 Kelas Indeks Pembobotan Parameter Kerentanan Ekonomi………… 76

3.17 Kelas Indeks Parameter Kerentanan Fisik……….... 76

(12)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.19 Kelas Indeks Parameter Kerentanan Lingkungan………. 77

3.20 Kelas Indeks Pembobotan Parameter Kerentanan Lingkungan……… 77

3.21 Indeks Kerugian……… 78

4.5 Informasi Luas Satuan Geologi di Lokasi Penelitian………... 86

4.6 Jumlah Rumah Tangga Menurut Sumber Utama Air Minum yang Digunakan………. 91

4.7 Jumlah Rumah Tangga Menurut Sumber Utama Air Minum yang digunakan (lanjutan)………. 92

4.8 Penggunaan Lahan di Kecamatan Batujaya……….. 93

4.9 Kondisi Umum Demografi Kecamatan Batujaya………. 104

4.10 Kondisi Pendidikan Penduduk Perempuan di Kecamatan Batujaya Usia 15 Tahun Ke atas……….. 105

4.11 Kondisi Pendidikan Penduduk Laki-Laki di Kecamatan Batujaya Usia 15 Tahun Ke atas……….. 106

4.12 Kondisi Penduduk yang sedang sekolah pada usia 7 –17 tahun…….. 106

4.13 Kondisi Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas yang Tidak dapat Baca Tulis dan Berbahasa Indonesia………. 107

4.14 Bidang Pekerjaan Penduduk di Kecamatan Batujaya………... 108

4.15 Status Usaha yang dilakukan Penduduk di Kecamatan Batujaya……. 109

4.16 Hasil Validitas Rasio Jenis Kelamin………. 110

4.17 Hasil Validitas Rasio Kemiskinan………..…….. 110

4.18 Hasil Validitas Rasio Orang Cacat………... 111

4.19 Hasil Validitas Rasio Kelompok Umur……… 111

(13)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bahan Makanan……… 112

4.21 Hasil Validitas Produksi Luas Lahan Produktif Sektor Perikanan…... 112

4.22 Tingkat Kepadatan Penduduk Kecamatan Batujaya………. 113

4.23 Rasio Jenis Kelamin Kecamatan Batujaya………... 114

4.24 Kelas Indeks Rasio Kemiskinan Kecamatan Batujaya………. 115

4.25 Jumlah Penderita Cacat di Kecamatan Batujaya……….. 116

4.26 Jumlah Penderita Cacat di Kecamatan Batujaya (Lanjutan)…………. 116

4.27 Jumlah Penderita Cacat dan Kelas Indeks Rasio Orang Cacat Kecamatan Batujaya………. 117

4.28 Jumlah Penduduk Usia Rentan Kecamatan Batujaya………... 118

4.29 Kelas Indeks Rasio Kelompok Umur Usia Rentan Kecamatan Batujaya………. 118

4.30 Luas Lahan Produktif Sawah Kecamatan Batujaya…………...……... 120

4.31 Luas Lahan Produktif Tambak Kecamatan Batujaya…………..……. 120

4.32 Kelas Indeks Lahan Produktif Kecamatan Batujaya……… 121

4.33 Kelas Indeks PDRB Kecamatan Batujaya……… 122

4.34 Harga Biaya Pembuatan Bangunan Berdasarkan Klasifikasi Kondisi Fisik per Meter Persegi (m2)………. 123

4.35 Hasil Observasi Kualitas Rumah Desa Batujaya……….. 124

4.36 Hasil Observasi Kualitas Rumah Desa Baturaden……… 125

4.37 Hasil Observasi Kualitas Rumah Desa Karyabakti……….. 125

4.38 Hasil Observasi Kualitas Rumah Desa Karyamakmur………. 126

4.39 Hasil Observasi Kualitas Rumah Desa Karyamulya……… 126

4.40 Hasil Observasi Kualitas Rumah Desa Kutaampel………... 127

4.41 Hasil Observasi Kualitas Rumah Desa Segaran………... 128

4.42 Hasil Observasi Kualitas Rumah Desa Segarjaya……… 128

4.43 Hasil Observasi Kualitas Rumah Desa Telukambulu………... 129

4.44 Hasil Observasi Kualitas Rumah Desa Telukbango………. 129

4.45 Kelas Indeks Kualitas Rumah di Kecamatan Batujaya………. 130

(14)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.47 Kondisi Fasilitas Umum Sarana Peribadatan……… 133

4.48 Kondisi Fasilitas Umum Sarana Kesehatan……….. 134

4.49 Kondisi Fasilitas Umum Sarana Perkantoran………... 134

4.50 Taksiran Harga Rata-rata Pembangunan Fasilitas Umum……… 135

4.51 Kelas Indeks Kualitas Fasilitas Umum di Kecamatan Batujaya……... 136

4.52 Kelas Indeks Fasilitas Kritis di Kecamatan Batujaya………... 137

4.53 Kelas Indeks Hutan Lindung di Kecamatan Batujaya……….. 138

4.54 Kelas Indeks Hutan Alam di Kecamatan Batujaya………... 139

4.55 Luas Kelas Indeks Hutan Bakau atau Mangrove di Kecamatan Batujaya………. 140

4.56 Luas dan Kelas Indeks Semak Belukar di Kecamatan Batujaya…….. 141

4.57 Luas dan Kelas Indeks Rawa di Kecamatan Batujaya……….. 142

4.58 Hasil Analisis Indeks Kerugian Desa Batujaya……… 144

4.59 Hasil Analisis Indeks Kerugian Desa Baturaden……….. 145

4.60 Hasil Analisis Indeks Kerugian Desa Karyabakti………...…….. 146

4.61 Hasil Analisis Indeks Kerugian Desa Karyamakmur………... 147

4.62 Hasil Analisis Indeks Kerugian Desa Karyamulya………... 148

4.63 Hasil Analisis Indeks Kerugian Desa Kutaampel………. 149

4.64 Hasil Analisis Indeks Kerugian Desa Segaran……….. 150

4.65 Hasil Analisis Indeks Kerugian Desa Segarjaya………... 151

4.66 Hasil Analisis Indeks Kerugian Desa Telukambulu………. 152

4.67 Hasil Analisis Indeks Kerugian Desa Telukbango………... 153

4.68 Hasil Analisis Indeks Kerugian Kecamatan Batujaya……….. 154

4.69 Hasil Analisis Indeks Penduduk Terpapar Desa Batujaya……… 155

4.70 Hasil Analisis Indeks Penduduk Terpapar Desa Baturaden…………. 156

4.71 Hasil Analisis Indeks Penduduk Terpapar Desa Karyabakti………… 157

4.72 Hasil Analisis Indeks Penduduk Terpapar Desa Karyamakmur……... 158

4.73 Hasil Analisis Indeks Penduduk Terpapar Desa Karyamulya……….. 159

4.74 Hasil Analisis Indeks Penduduk Terpapar Desa Kutaampel………… 160

(15)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.76 Hasil Analisis Indeks Penduduk Terpapar Desa Segarjaya………….. 162

4.77 Hasil Analisis Indeks Penduduk Terpapar Desa Telukambulu………. 163

4.78 Hasil Analisis Indeks Penduduk Terpapar Desa Telukbango………... 164

4.79 Hasil Analisis Indeks Penduduk Terpapar Kecamatan Batujaya…….. 165

4.80 Nilai Skor Parameter Peta Tingkat Kerentanan……… 166

DAFTAR GAMBAR Gambar Judul Halaman 2.1 Kerangka Pemikiran………... 53

3.1 Peta Lokasi Penelitian………... 55

3.2 Peta Pembagian Lokasi Plot Observasi………. 69

4.1 Grafik Curah Hujan Daerah Penelitian………. 83

4.2 Peta Geologi Kecamatan Batujaya……… 87

4.3 Peta Bentuk Morfologi Aliran Sungai Kecamatan Batujaya………… 89

4.4 Peta Topografi Kecamatan Batujaya……… 90

4.5 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Batujaya……….. 94

4.6 Peta Ancaman Bencana Banjir……….. 96

4.7 Peta Banjir Aktual Kecamatan Batujaya tanggal 19 januari 2013…… 99

4.8 Peta Banjir Aktual Kecamatan Batujaya tanggal 20 januari 2013…… 100

4.9 Peta Banjir Aktual Kecamatan Batujaya tanggal 21 januari 2013…… 101

4.10 Peta Banjir Aktual Kecamatan Batujaya tanggal 22 januari 2013…… 102

4.11 Peta Banjir Aktual Kecamatan Batujaya tanggal 23 januari 2013…… 103

(16)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Dokumentasi Penelitian

2 Lembar Observasi

3 Tabulasi Hasil Observasi Uji Validitas Data Skunder

(17)

1 Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Bencana banjir berdasarkan data perbandingan jumlah kejadian bencana di

Indonesia sejak tahun 1815–2013 yang dipublikasikan oleh Badan Nasional

Penanggulangan Bencana (BNPB) berada pada urutan tertinggi dari seluruh jenis

bencana yang terdapat di Indonesia. Data bencana banjir tersebut meliputi banjir

yang disebabkan oleh peran manusia baik secara langsung maupun secara tidak

langsung.

Untuk lebih jelas mengenai perbandingan jumlah kejadian bencana yang

pernah terjadi di Indonesia sejak tahun 1815 – 2013 dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1

Jumlah Kejadian Bencana yang Pernah Terjadi di Indonesia

Sejak Tahun 1815 – 2013

No Jenis Bencana Jumlah Kejadian

1 Banjir 5.394

8 Kecelakaan Transportasi 231

9 Kebakaran Hutan Dan Lahan 196

10 Letusan Gunung Api 144

11 KLB 119

12 Konflik / Kerusuhan Sosial 108

13 Gempa Bumi Dan Tsunami 47

14 Kecelakaan Industri 30

15 Aksi Teror / Sabotase 28

16 Hama Tanaman 18

17 Tsunami 13

(18)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber: Data dan Informasi Bencana Indonesia (BNPB), 2014

Berdasarkan data perbandingan jumlah kejadian bencana banjir pada setiap

provinsi di seluruh Indonesia sejak tahun 1815 – 2013 yang dipublikasikan oleh

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Provinsi Jawa Barat berada

pada urutan ke tiga dari 34 provinsi di Indonesia. Untuk lebih jelas mengenai

rincian data tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2.

Tabel 1.2

Jumlah Kejadian Bencana Banjir Seluruh Provnisi di Indonesia

Sejak Tahun 1815 – 2013 7. Kalimantan Selatan 210 8. Kalimantan Timur 178

9. Sumatera Barat 176

10. Sulawesi Tenggara 173 11. Sumatera Selatan 167

31. Bangka-Belitung 16

32. Kepulauan Riau 14

33. Papua Barat 6

34. Kalimantan Utara 1 Sumber: Data dan Informasi Bencana Indonesia (BNPB), 2014

Berdasarkan data perbandingan jumlah kejadian bencana banjir pada setiap

kabupaten/kota di seluruh Provinsi Jawa Barat sejak tahun 1815 – 2013 yang

dipublikasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),

(19)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Provinsi Jawa Barat. Untuk lebih jelas mengenai rincian data tersebut dapat dilihat

pada tabel 1.3.

Tabel 1.3

Jumlah Kejadian Bencana Banjir pada Seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi

Jawa Barat Sejak Tahun 1815 – 2013

No kabupaten/kota Jumlah Kejadian

No kabupaten/kota Jumlah Kejadian

Sumber: Data dan Informasi Bencana Indonesia (BNPB), 2014

Masalah banjir hingga saat ini belum dapat diselesaikan secara tuntas,

bahkan masalah tersebut justru diindikasikan semakin meningkat, baik dari sisi

intensitas, frekuensi maupun sebarannya. Akibatnya dampak yang ditimbulkan

juga semakin meningkat, faktor curah hujan yang tinggi merupakan salah satu

indikator utama penyebab banjir. Berdasarkan Peraturan Kepala BNPB Nomor 8

tahun 2011 tentang Standarisasi Data Kebencanaan “banjir adalah Peristiwa atau

keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau daratan karena volume air yang

meningkat.”

Salah satu wilayah di Indonesia yang sering di landa banjir adalah daerah

Jawa Barat terutama bagian utara karena memiliki kondisi geomorfologi dataran

(20)

Jawa. Berdasarkan data Indeks Rawan Bencana Indonesia yang dikeluarkan oleh

Badan Nasional Penanggulangan Bencana pada tahun 2011, Kabupaten Karawang

berada pada urutan ke-8 (delapan) rangking nasional kabupaten/kota rawan

bencana banjir. Salah satu kecamatan di Kabupaten karawang yang memiliki

tingkat kelas indeks ancaman bencana banjir tinggi adalah Kecamatan Batujaya,

berdasarkan laporan harian pusdalaops BNPB, Kecamatan Batujaya dalam empat

tahun terakhir sudah mengalami dua kejadian bencana banjir Sungai Citarum,

yaitu pada tahun 2010 dan tahun 2013.

Penanggulangan Bencana Banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya

Kabupaten Karawang yang dilakukan selama ini belum didasarkan pada

langkah-langkah yang sistematis dan terencana, sehingga seringkali terjadi kesalahan

dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Untuk penyelenggaraan

penanggulangan bencana banjir di Kecamatan Batujaya membutuhkan data dasar

yang kuat dalam pelaksanaannya yaitu berupa kajian risiko bencana. Kajian risiko

bencana dapat dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan sebagai berikut:

Pendekatan ini digunakan untuk memperlihatkan hubungan antara ancaman,

kerentanan dan kapasitas yang membangun perspektif tingkat risiko bencana suatu

kawasan. Berdasarkan pendekatan tersebut, terlihat bahwa tingkat risiko bencana

amat bergantung pada :

1. Tingkat ancaman kawasan;

2. Tngkat kerentanan kawasan yang terancam;

3. Tingkat kapasitas kawasan yang terancam.

Pada penelitian ini, penulis mencoba memberikan kontribusi dalam

penyusunan kajian tingkat kerentanan bencana banjir Sungai Citarum Kecamatan

Batujaya Kabupeten Karawang yang akan digunakan sebagai pedoman umum

pengkajian risiko bencana banjir, dengan mengetahui kemungkinan besarnya

dampak yang akan dihasilkan dari bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan

Batujaya.

(21)

B.Identifikasi Masalah Penelitian

Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang secara geografis berada di

wilayah hilir Sungai Citarum, merupakan kawasan dengan tingkat ancaman tinggi

terhadap bencana banjir khususnya yang disebabkan oleh luapan Sungai Citarum,

sehingga bencana banjir sering terjadi di wilayah tersebut pada setiap tahunnya.

Sementara pasti akan ada dampak fisik dan non fisik yang dihasilkan dari bencana banjir di wilayah Kecamatan Batujaya. Dampak fisik tersebut berupa kerugian

ekonomi, fisik dan lingkungan. Kerugian ekonomi yaitu berupa berkurangnya

nilai produktifitas dari sebuah lahan dan berkurangnya kontribusi Pendapatan

Domestik Regional Bruto (PDRB). Kerugian fisik yaitu berupa rusaknya rumah,

fasilitas umum dan fasilitas kritis. Kerugian lingkungan yaitu berupa kerusakan

ekologi. Dampak non fisik tersebut berupa keselamatan jiwa manusia. Akibat dari dampak fisik dan non fisik tersebut pasti akan berpengaruh terhadap penduduk di wilayah Kecamatan Batujaya.

Masalahnya adalah berapa jumlah besarnya dampak yang akan dihasilkan

dari bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya.

Peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini untuk mengantisipasi

terjadi penyimpangan terhadap fokus kajian.

C.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dari penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana indeks kerugian bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan

Batujaya ?

2. Bagaimana indeks penduduk terpapar bencana banjir Sungai Citarum di

(22)

3. Bagaimana peta tingkat kerentanan bencana banjir Sungai Citarum di

Kecamatan Batujaya ?

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian yang dilakukan

ini dimaksudkan untuk :

1. Menentukan indeks kerugian bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan

Batujaya.

2. Menentukan indeks penduduk terpapar bencana banjir Sungai Citarum di

Kecamatan Batujaya.

3. Menghasilkan peta tingkat kerentanan bencana banjir Sungai Citarum di

Kecamatan Batujaya.

E.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

berhubungan secara langsung ataupun tidak langsung dalam ilmu geografi,

khususnya dalam bidang mitigasi bencana. Adapun manfaat yang diharapkan dari

penelitian ini secara khusus adalah, sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat menjadi acuan dalam pengembangan kajian

tingkat kerentanan bencana banjir khususnya untuk penggunaan pedoman

umum pengkajian risiko bencana banjir yang bersumber dari Peraturan Kepala

BNPB No 2 Tahun 2012 dalam penanggulangan bencana banjir.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis, mengembangkan wawasan dan kemampuan dalam melakukan

penelitian dan menyusun karya tulis, khususnya dalam bidang kajian geografi.

b. Bagi peneliti lain, sebagai sumber referensi untuk kepentingan penelitian yang

(23)

c. Bagi masyarakat, memberikan wawasan mengenai kerentanan bencana banjir

Sungai Citarum, sehingga masyarakat memiliki langkah antisipatif dalam

menghadapi bencana banjir yang sewaktu-waktu dapat terjadi

d. Bagi pemerintah, memberikan sumber rujukan untuk menentukan kebijakan,

khususnya dalam hal penyusunan rencana penanggulangan bencana banjir

Sungai Citarum sehingga apabila bencana terjadi dapat meminimalisir korban

dan kerugian harta benda.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi ini berisi rincian tentang urutan penulisan dari

setiap bab dan bagian bab, sebagai berikut ini :

1. Bab I Pendahuluan

Bab I skripsi ini membahas uraian tentang; latar belakang penelitian, penelitian ini berdasarkan data-data, fakta-fakta suber referensi dan permasalahan

yang terjadi yaitu mengenai kerentanan bencana banjir. Identifikasi masalah penelitian, dalam penelitian ini terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sehingga peneliti dapat menentukan batasan masalah dengan fokus

kajian jumlah besarnya dampak yang akan dihasilkan dari bencana banjir Sungai

Citarum di Kecamatan Batujaya.

Rumusan masalah, dalam penelitian ini terdapat tiga rumusan masalah mengenai indeks kerugian bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya,

indeks penduduk terpapar bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya,

peta kerentanan bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya. Tujuan penelitian, menjelaskan tentang tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini berdasarkan poin-point dalam rumusan masalah. Manfaat penelitian, dalam penelitian ini terdiri dari manfaat untuk pihak penulis, pemerintah dan peneliti

lain. Struktur organisasi skripsi, berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap

bab dan bagian bab.

2. Bab II Kajian Pustaka, Kerangkan Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian

(24)

Kajian Pustaka, membahas mengenai teori-teori yang relevan yang memperkuat dalam penelitian ini, yang berisi konsep-konsep sebagai berikut:

bencana, banjir, kerentanan bencana banjir, karakteristik banjir di wilayah Sungai

Citarum, bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten

Karawang dalam kajian bencana geografi.

Kerangka Pemikiran, menjelaskan tentang rancangan proses berupa tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan dalam bentuk bagan mulai dari

identifikasi masalah hingga hasil yang ingin dicapai dalam penelitian.

3. Bab III Metode Penelitian

Bab III dalam penelitian tindakan ini memaparkan seting penelitian, aspek

yang dikaji, metode penelitian, penejelasan istilah, rencana tindakan, instrument

penelitian, pengujian instrumen, pengumpulan data, analisis data, dan indikator

keberhasilan.

4. Bab IV Hasil dan Pembahasan

Pada bab IV, memaparkan dan menguraikan mengenai kerentanan bencana

banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya.

5. Bab V Kesimpulan dan Saran

Membahas penjelasan secara singkat mengenai hasil dari penellitian dan

rekomendasi untuk penelitian berikutnya.

6. Daftar Pustaka

Berisi mengenai semua sumber tertulis yang relevan dalam penelitian ini,

berupa buku, jurnal, artikel, dan sumber-sumber lain.

7. Lampiran-Lampiran

Berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian ini, setiap lampiran

diberi nomor urut sesuai dengan urutan penggunaannya dan diberi judul untuk

(25)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

54 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian berada di wilayah administratif Kecamatan Batujaya

Kabupaten Karawang. Adapun batas wilayah administratif Kecamatan Batujaya

yaitu:

1. Sebelah Timur : Kecamatan Tirtajaya

2. Sebelah Selatan : Kabupeten Bekasi

3. Sebelah Barat : Kecamatan Pakisjaya

4. Sebelah Utara : Laut Jawa

Kecamatan Batujaya berjarak ± 30 Km dari pusat administarif Kabupaten

Karawang. Kecamatan Batujaya berdasarkan letak astronomis berada pada

koordinat 107°08 35 BT –107°15 13 BT dan 5°59 17 LS –6°6 33 LS. Secara

lokasi relatif Kecamatan Batujaya berada pada wilayah hilir Daerah AliranSungai

Citarum. Lokasi penelitian ini mencakup 10 desa yang terdapat di Kecamatan

Batujaya. Informasi nama-nama desa dan letak astronomis lokasi penelitian dapat

dilihat dalam tabel 3.1. Kemudian informasi spasial mengenai lokasi penelitian

dapat dilihat pada gambar 3.1

Tabel 3.1 Lokasi Penelitian

No Desa Letak Astronomis

(26)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(27)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian

(28)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.Metode Penelitian

Nawawi (dalam Tika, 2005 : 2) mengemukakan bahwa metode penelitian

adalah “ilmu yang memperbincangkan metode-metode ilmiah dalam menggali

kebenaran pengetahuan”, sedangkan Hadi (dalam Tika, 2005 : 2) juga

mengemukakan megenai definisi metode penelitian yaitu “pelajaran yang

memperbincangkan metode-metode ilmiah untuk suatu penelitian”.

Tika (2005 : 2) mengemukakan bahwa metode penelitian geografi adalah

“pelajaran yang menjelaskan tentang metode-metode ilmiah untuk mengkaji

kebenaran dan mengembangkan pengetahuan yang menyangkut permukaan bumi

dan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Suryana (2010 : 20) Metode deskriptif (mendeskripsikan) yaitu

Metode yang digunakan untuk mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat suatu fenomena. Metode ini dimulai dengan mengumpulkan data, menganalisis data dan menginterpretasikannya, metode deskriptif dalam pelaksanaanya dilakukan melalui: teknik survey, studi kasus, studi komparatif, studi tentang waktu dan gerak, analisis tingkah laku dan analisis dokumenter.

C.Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono (2011 : 61) mengemukakan bahwa “populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”. Kemudian definisi lain mengenai popolasi juga

dikemukakan oleh Tika (2005 : 24) Populasi adalah “himpunan individu atau

objek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas”. Sedangkan menurut

Sumaatmadja (1998:112) populasi adalah “semua kasus, individu dan gejala yang ada di daerah penelitian”. Jadi, berdasarkan pengertian populasi dari beberapa para ahli tersebut penulis mengambil asumusi bahwa populasi adalah seluruh

(29)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Populasi dalam penelitian ini adalah wilayah administratif Kecamatan

Batujaya Kabupaten Karawang yang terdiri dari 10 desa, informasi mengenai

jumlah populasi pada masing-masing desa dapat dilihat dalam tabel 3.2.

Tabel 3.2

Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk di Kecamatan Batujaya

No Desa Luas Desa Jumlah

Berdasarkan data jumlah populasi yang terdapat dalam tabel 3.2 diperoleh

kesimpulan bahwa desa dengan wilayah administartif terluas merupakan Desa

Segarjaya dengan luas wilayah 1.366 Ha dan desa dengan jumlah penduduk

terbanyak yaitu Desa Batujaya dengan jumlah penduduk 12.529 jiwa.

2. Sampel

Sugiyono (2011 : 62) mengemukakan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Tika (2005 : 24) juga

mendefinisikan tentang sampel yaitu “sebagian dari objek atau individu-individu

yang mewakili suatu populasi”. Kemudian menurut Sumaatmadja (1998:112)

sampel adalah “bagian dari populasi (cuplikan, contoh) yang mewakili populasi

yang bersangkutan”. Jadi, berdasarkan pengertian sampel dari beberapa para ahli

(30)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang harus di teliti. Adapun terkait sampel yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari:

a. Sampel Penduduk

Sampel Penduduk yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh

penduduk di Kecamatan Batujaya.

b. Sampel Wilayah

Sampel wilayah yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa jenis

penggunaan lahan di Kecamatan Batujaya, meliputi penggunaan lahan yang

berhubungan dengan variabel penelitian diantaranya yaitu:

1) Penggunaan lahan produktif meliputi sawah, perkebunan, lahan pertanian dan

tambak.

2) Penggunaan lahan Permukiman

3) Penggunaan lahan Fasilitas Umum

4) Penggunaan lahan Fasilitas Kritis

5) Penggunaan lahan Hutan Lindung

6) Penggunaan lahan Hutan Alam

7) Penggunaan lahan Hutan Bakau/Mangrove

8) Penggunaan lahan Semak Belukar

9) Penggunaan lahan Rawa

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel jenuh. Sugiyono

(2011 : 68) mengemukakan bahwa sampel jenuh adalah “teknik penentuan sampel

bila semua populasi digunakan sebagai sampel”. Sampel jenuh sering digunakan

bila jumlah pupulasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau openelitian yang

ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain

sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

Data yang digunakan dalam penelitian ini sebagian besar menggunakan data

skunder yang diperoleh dari beberapa instansi, kemudian untuk memastikan

(31)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diperlukan sebuah uji validitas data. Jenis data skunder yang diuji validitasnya

yaitu meliputi :

a. Rasio Jenis Kelamin

b. Rasio Kemiskinan

c. Rasio Orang Cacat

d. Rasio Kelompok Umur

e. Hasil Produksi Luas Lahan Produktif

f. Keberadaan Hutan Lindung

g. Keberadaan Hutan Alam

h. Keberadaan Hutan Bakau atau Mangrove

i. Keberadaan Semak Belukar

j. Keberadaan Rawa

Perhitungan jumlah sampel yang digunakan untuk pengujian validitas data

dalam penelitian akan dijelaskan sebagai berikut:

Penentuan jumlah sampel dalam pengukuran rasio jenis kelamin, rasio

kemiskinan, rasio orang cacat, rasio kelompok umur dan hasil produksi luas lahan

produktif menggunkan rumus Slovin. Populasi yang digunakan dalam

menentukan ukuran sampel pada metode slovin adalah jumlah keluarga yaitu

sebanyak 25.386 untuk polpulasi pengukuran sampel rasio jenis kelamin, rasio

kemiskinan, rasio orang cacat dan rasio kelompok umur. Kemudian untuk

pupulasi pengukuran sampel hasil produksi luas lahan produktif adalah jumlah

petani yaitu sebanyak 15.217 untuk sektor tanaman bahan makanan dan 250 untuk

(32)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu N : ukuran populasi

e : tingkat kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolelir

Jumlah sampel dalam pengukuran rasio jenis kelamin, rasio kemiskinan,

rasio orang cacat dan rasio kelompok umur adalah sebagai berikut :

Jumlah populasi parameter tersebut berjumlah 25.386 dengan tingkat

kesalahan sebesar 10 % maka dengan rumus diatas diperoleh sampel sebesar :

keluarga

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah sampel dengan menggunakan metode

slovin dalam pengukuran validitas data skunder untuk parameter rasio jenis

kelamin, rasio kemiskinan, rasio orang cacat dan rasio kelompok umur. Maka

jumlah keluarga yang dijadikan sampel di masing-masing desa adalah sebagai

(33)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jumlah sampel petani dalam pengukuran validitas hasil produksi luas lahan

produktif untuk sektor tanaman bahan makanan di masing-masing desa adalah

sebagai berikut :

Jumlah populasi parameter tersebut berjumlah 15.217 petani dengan tingkat

kesalahan sebesar 15 % maka dengan menggunakan rumus slovin diperoleh

Jumlah sampel petani dalam pengukuran validitas hasil produksi luas lahan

(34)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jumlah populasi parameter tersebut berjumlah 250 petani tambak yang

tersebar di Desa Baturaden, Desa Karyabakti dan Desa Segarjaya dengan tingkat

kesalahan sebesar 20 % maka dengan menggunakan rumus slovin diperoleh

Kemudian untuk pengujian validitas data paramter kerentanan lingkungan

yang meliputi luas Hutan Lindung, luas Hutan Alam, luas Hutan Bakau atau

Mangrove, luas Semak Belukar dan luas Rawa. Pengujian validitas data yang

digunakan adalah dengan observasi lapangan berupa pengamatan secara visual.

Untuk data kepadatan penduduk dan PDRB dirasa sudah cukup sesuai

sehingga tidak perlu dilakukan uji validitas data. Kemudian untuk data kerentanan

fisik yaitu meliputi biaya pembangunan rumah, biaya pembangunan fasilitas

umum, dan biaya pembangunan fasilitas kritis diperoleh melalui hasil observasi

lapangan. Penjelasan mengenai bentuk observasi lapangan untuk data kerentanan

fisik dapat dilihat pada sub bab teknik pengumpulan dan analisis data. Variabel

penelitian yang telah ditetapkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.3

Tabel 3.3 Variabel Penelitian

No Variabel Tunggal Indikator

1. Indeks Penduduk Terpapar Bencana Banjir Sungai Citarum Kecamatan Batujaya

a. Kepadatan Penduduk Kecamatan Batujaya.

(35)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Batujaya.

2. Indeks Kerugian Bencana Banjir Sungai Citarum Kecamatan Batujaya

a. Luas Lahan Produktif Kecamatan Batujaya. b. Kontribusi PDRB per sektor Kecamatan Batujaya. c. Kepadatan Rumah Kecamatan Batujaya.

d. Ketersediaan Bangunan/Fasilitas Umum dan Ketersediaan Fasilitas Kritis Kecamatan Batujaya. e. Luas Hutan Lindung, Hutan Alam, Hutan

Bakau/Mangrove, Semak Belukar dan Rawa Kecamatan Batujaya.

Sumber: Hasil Analisis, 2014

D.Definisi Operasional

Pengertian definisi operasional dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

Universitas Pendididkan Indoneisa tahun 2013 adalah “rumusan untuk setiap

variabel yang harus melahirkan indikator-indikator dari setiap variabel yang

diteliti, yang kemudian akan dijabarkan dalam instrumen penelitian”. Definisi

operasional yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari Peraturan Kepala

Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 2 Tahun 2012 Tentang

Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana, yaitu sebagai berikut :

1. Indeks Penduduk Terpapar Bencana Banjir

Penentuan indeks penduduk terpapar dihitung dari indikator kepadatan

penduduk dan indikator kelompok rentan pada suatu daerah bila terkena bencana,

kemudian dioperasionalkan kedalam tiga kelas, yaitu rendah, sedang dan tinggi.

Penjelasan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4

Komponen Indeks Penduduk Terpapar

Komponen/ Indikator

Kelas Indeks dan Skor

Rendah Sedang Tinggi

(36)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Indeks Kerugian Bencana Banjir

Penentuan indeks kerugian dihitung dari indikator komponen ekonomi, fisik

dan lingkungan pada suatu daerah bila terkena bencana, kemudian

dioperasionalkan kedalam tiga kelas, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Penjelasan

selanjutnya dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5

Komponen Indeks Kerugian

Komponen/ Indikator

Kelas Indeks dan Skor

Rendah Sedang Tinggi

0,33 0,67 1

Instrumen dalam penelitian ini berupa lembar observasi, yang terbagi

menjadi dua kategori diantaranya yaitu :

1. Lembar observasi yang digunakan untuk mengukur tingkat kerentenan

Bencana BanjirSungai Citarum di Kecamatan Batujaya.

Penggunaan lembar obsevasi tersebut meliputi untuk indikator kepadatan

penduduk, rasio jenis kelamin, rasio kemiskinan, rasio orang cacat, rasio

kelompok umur, lahan produktif, PDRB, kepadatan rumah, fasilitas umum,

fasilitas kritis, luas hutan lindung, luas hutan alam, luas hutan bakau/mangrove,

luas semak belukar, dan luas rawa.

2. Lembar observasi untuk mengukur validitas data skunder yang akan

(37)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penggunaan lembar obsevasi tersebut untuk uji validitas data skunder untuk

indikator rasio jenis kelamin, rasio kemiskinan, rasio orang cacat, rasio kelompok

umur, dan luas lahan produktif.

Bentuk masing-masing instrumen yang digunakan dalam pengukuran

parameter tingkat kerentanan dapat dilihat pada lampiran 2.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tingkat kerentanan bencana banjirSungai Citarum di

Kecamatan Batujaya meliputi beberapa tahapan diantaranya:

1. Memilih Masalah

2. Studi Pendahuluan

3. Identifikasi masalah

4. Memilih Pendekatan (Metode)

5. Menentukan Variabel

6. Menentukan Sumber data (Sampel)

7. Menentukan dan Menyusun Instrumen

8. Mengumpulkan data

9. Analisis data

10. Menarik Kesimpulan

11. Menyusun Laporan

G.Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu variabel penelitian yang

telah ditetapakan sebagai indikator analisis tingkat kerentanan Bencana

BanjirSungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang. Data

tersebut diperoleh melalui:

a. Observasi

Observasi dilakukan yaitu untuk mengetahui beberapa komponen yang

menjadi indikator dalam penelitian ini, diantaranya adalah indikator:

(38)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik observasi yang dilakukan dalam menentukan nilai harga biaya

pembangunan Rumah di Kecamatan Batujaya yaitu dengan pengukuran biaya

pembangunan sebuah rumah. Metode observasi yang dilakukan dalam pengukuran

biaya pembangunan sebuah rumah yaitu menggunakan sampel acak sistematis.

Cara penggunaan metode sampel acak sistematis menurut Tika (2005 : 2) adalah

“membagi peta wilayah penelitian menjadi beberapa kotak, pada kotak yang sempurna atau mendekati sempurna dalam wilayah penelitian diambil satu sampel, dengan memberi nomor plot observasi, sedangkan kotak-kotak yang tidak sempurna tidak diambil sebagai lokasi observasi”.

Berdasarkan data tingkat perkembangan desa dan kelurahan tahun 2013

diperoleh informasi bahwa jumlah rumah di Kecamatan Batujaya yaitu 20.059

buah. Rincian jumlah rumah untuk setiap desa dapat dilihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6

Jumlah Rumah di Kecamatan Batujaya

No Desa Jumlah Rumah

Sumber : Tingkat Perkembangan Desa dan Kelurahan, 2013

Wilayah di Kecamatan Batujaya dengan jumlah rumah terbanyak,

berdasarkan informasi yang tersajikan dalam tabel 3.6 terdapat pada wilayah

administratif Desa Batujaya.

Berdasarkan teknik observasi dengan menggunakan metode sampel acak

sistematis maka dari jumlah populasi rumah tersebut harus di ambil beberapa

sampel. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus

(39)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Slovin (dalam Ghifar, 2011 : 75) mengemukakan bahwa rumus jumlah

pengambilan sampel adalah:

Keterangan :

n : ukuran sampel

N : ukuran populasi

e : tingkat kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolelir

Dari jumlah populasi tersebut dan tingkat kesalahan sebesar 10 % maka

dengan rumus diatas diperoleh sampel sebesar :

rumah

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah sampel dengan menggunakan metode

slovin maka diperoleh hasil sebagai berikut dan jumlah sampel ini merupakan

jumlah plot observasi di masing-masing desa. Informasi spasial mengenai lokasi

plot tersebut dapat dilihat pada gambar 3.2

1. Batujaya

2. Baturaden

3. Karyabakti

4. Karyamakmur

5. Karyamulya

6. Kutaampel

7. Segaran

(40)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 9. Telukambulu

10. Telukbango

Tabel 3.7

Jumlah Plot Obeservasi Kondisi Rumah di Kecamatan Batujaya

No Desa Jumlah Plot

Sumber : Hasil Penelitian, 2014

Langkah-langkah teknik pengumpulan data dalam menentukan nilai harga

biaya pembangunan rumah di Kecamatan Batujaya yaitu sebagai berikut :

(1) Menentukan parameter tipe jenis rumah

(2) Menentukan nilai harga pembangunan rumah (Rp) untuk setiap meter persegi

(m2) terhadap masing-masing tipe jenis rumah.

(3) Menentukan jumlah rumah diwilayah tersebut, yang diperoleh dari data

sekunder.

(4) Menentukan jumlah sampel rumah yang akan diobservasi.

(5) Membagi area terbangun diwilayah tersebut berdasarkan jumlah sampel.

(6) Melakukan observasi terhadap rumah disetiap wilayah hasil pembagian area

terbangun, meliputi pengkuran luas rumah dan menentukan tipe jenis rumah

tersebut.

(7) Menghitung taksiran biaya pembangunan rumah (Rp) hasil obsevasi yang

(41)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(8) Menjumlahkan taksiran biaya pembangunan rumah (Rp) hasil obsevasi

dengan jumlah sampel rumah yang dijadikan sebagai objek observasi.

(9) Menghitung nilai rata-rata biaya pembangunan rumah (Rp) hasil obsevasi

diwilayah tersebut.

(10)Mengalikan nilai biaya rata-rata pembangunan rumah (Rp) hasil obsevasi

dengan jumlah populasi rumah diwilayah tersebut.

Rumus untuk mengukur indikator kepadatan rumah dalam kerentanan fisik

atau harga biaya pembangunan rumah di daerah penelitian adalah sebagai berikut:

μ = ( m

2

× Rp1 ) × n

N

Keterangan:

μ = Kepadatan Rumah (Rp) m2 = Luas rumah

Rp1 = Biaya harga pembangunan rumah (Rp) untuk setiap meter persegi (m2)

terhadap masing-masing tipe jenis rumah.

n = Jumlah sampel rumah

(42)

Tri Widodo, 2014

(43)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2 Peta Pembagian Lokasi Plot Observasi

(44)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Data Ketersediaan Bangunan/Fasilitas Umum di Kecamatan Batujaya.

Teknik observasi yang dilakukan dalam menentukan nilai harga biaya

pembangunan fasilitas umum di Kecamatan Batujaya yaitu dengan pengukuran

biaya pembangunan sebuah fasilitas. Berdasarkan data Kecamatan Batujaya

Dalam Angka tahun 2013 diperoleh informasi bahwa jumlah fasilitas umum di

Kecamatan Batujaya yaitu 379 buah. Rincian jumlah fasilitas umum pada

masing-masing desa dapat dilihat pada tabel 3.8, tabel 3.9. tabel 3.10 dan tabel 3.11.

Tabel 3.8

Jumlah Fasilitas Umum Sarana Pendidikan di Kecamatan Batujaya

No Desa TK Sekolah Pondok

Sumber: Kecamatan Batujaya Dalam Angka, 2013

Berdasarkan informasi jumlah fasilitas umum sarana pendidikan yang

terdapat dalam tabel 3.8. Kecamatan Batujaya memiliki 14 bangunan TK, 63

bangunan SD, 21 bangunan MI, 11 bangunan SMP, 6 bangunan MTS, 5 bangunan

SMA/MA/SMK dan 16 bangunan Pondok Pesantren.

Tabel 3.9

Jumlah Fasilitas Umum Sarana Peribadatan di Kecamatan Batujaya

(45)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jumlah 43 140 - - -

Sumber: Kecamatan Batujaya Dalam Angka, 2013

Berdasarkan informasi jumlah fasilitas umum sarana peribadatan yang

terdapat dalam tabel 3.9. Kecamatan Batujaya memiliki 45 bangunan masjid dan

140 bangunan mushola.

Tabel 3.10

Jumlah Fasilitas Umum Sarana Kesehatan di Kecamatan Batujaya

No Desa Poliklinik Puskesmas Puskesmas

Pembantu Posyandu

Sumber: Kecamatan Batujaya Dalam Angka, 2013

Berdasarkan informasi jumlah fasilitas umum sarana kesehatan yang

terdapat dalam tabel 3.10. Kecamatan Batujaya memiliki 2 bangunan polilklinik, 1

bangunan puskusmas, 2 bangunan puskesmas pembantu dan 41 posyandu.

Tabel 3.11

Jumlah Fasilitas Umum Sarana Perkantoran di Kecamatan Batujaya

No Desa Kantor

Sumber: Kecamatan Batujaya Dalam Angka, 2013

Berdasarkan informasi jumlah fasilitas umum sarana perkantoran yang

(46)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelurahan, 1 bangunan kantor kecamatan, 1 bangunan kantor polsek, 1 bangunan

kantor koramil, 1 bangunan kantor UPTD, dan 1 bangunan kantor KUA.

Berdasarkan data jumlah fasilitas umum yang tidak proporsional antara satu

fasilitas dengan fasilitas yang lain, sehingga metode observasi yang dilakukan

dalam pengukuran biaya pembangunan sebuah fasilitas yaitu menggunakan teknik

sampling disproportionate stratified random sampling. Sugiyono (2011:64) mengemukakan bahwa disproportionate stratified random sampling merupakatan

“teknik yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional”.

Berdasarkan teknik observasi dengan menggunakan metode

disproportionate stratified random sampling maka dari jumlah populasi fasilitas umum tersebut harus di ambil beberapa sampel. Penentuan jumlah sampel dalam

penelitian ini menggunkan rumus Slovin, dari jumlah populasi tersebut dan

tingkat kesalahan sebesar 10 % maka untuk menentukan jumlah sampel dengan

menggunakan rumus slovin diperoleh sampel sebesar :

fasilitas umum

Berdasarkan teknik sampling dengan menggunakan metode

disproportionate stratified random sampling maka jumlah sampel dalam observasi yang dilakukan untuk menentukan nilai harga biaya pembangunan

fasilitas umum pada masing-masing jenis fasilitas umum yang terdapat di

Kecamatan Batujaya adalah sebagai berikut, yang dapat dilihat pada tabel 3.12.

Tabel 3.12

Jumlah Sampel Observasi Fasilitas Umum

No Jenis Fasilitas Umum Jumlah

Sampel No Jenis Fasilitas Umum

(47)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7 Pondok Pesantren 4 17 Koramil 1

8 Masjid 11 18 Kantor UPTD 1

9 Mushola 34 19 Kantor KUA 1

10 Poli Klinik 2 Jumlah 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2014

3) Data Ketersediaan Bangunan/Fasilitas Kritis di Kecamatan Batujaya.

Teknik observasi yang dilakukan dalam menentukan nilai harga biaya

pembangunan fasilitas kritis di Kecamatan Batujaya yaitu dengan pengukuran

biaya pembangunan sebuah fasilitas.

b. Pengumpulan data skunder

Pengumpulan data skunder yang akan dilakukan dalam penenlitian ini yaitu

dengan mengumpulkan data skunder dari buku, karya ilmiah (hasil penelitian),

dokumen, serta publikasi yang diterbitkan oleh instansi terkait seperti Dinas

Pertanian Kabupaten Karawang, Bappeda Kabupaten Karawang dan Badan Pusat

Statistik (BPS) Kabupaten Karawang, Badan Informasi Geospasial BNPB, dan

instansi tingkat kelurahan di Kecamatan Batujaya.

Pengumpulan data skunder dilakukan yaitu untuk mengetahui beberapa

komponen yang menjadi indikator dalam penelitian ini, diantaranya adalah

indikator :

1) Data kepadatan penduduk Kecamatan Batujaya.

2) Data jenis kelamin penduduk Kecamatan Batujaya.

3) Data kemiskinan penduduk Kecamatan Batujaya.

4) Data orang cacat penduduk Kecamatan Batujaya.

5) Data kelompok umur penduduk Kecamatan Batujaya.

6) Kontribusi PDRB per sektor Kecamatan Batujaya.

7) Data nilai harga produktifitas pada lahan produktif Kecamatan Batujaya

8) Data Luas Hutan Lindung, Hutan Alam, Hutan Bakau/Mangrove, Semak

(48)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Teknik Analisis Data

Analisi data yang akan digunakan untuk pengujian validitas data skunder

yaitu menggunakan Chi Kuadrat (χ2

). Kemudian analisi data yang akan digunakan

untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini adalah dengan cara

analisis kuantitatif dan analisis indeks. Berikut ini akan dibahas satu-persatu dari

tiga analisis data tersebut.

a. Analisis Chi Kuadrat (χ2)

Sugiyono (2011 : 107) mengemukakan bahwa “Chi Kuadrat (χ2) satu sampel adalah teknik statisktik yang digunakan untuk menguji hipotesis bila

dalam populasi datanya berbentuk nominal dan sampelnya besar”. Rumus Chi Kuadrat (χ2

fi : Frekuensi yang diharapkan

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah data skunder yang

diperoleh dari berbagai instansi, dengan penjelasan sebagai berikut:

Ho : Data skunder dan hasil observasi sama

Ha : Data skunder dan hasil observasi berbeda

Untuk dapat membuat keputusan tentang hipotesis yang diajukan diterima

atau ditolak, maka Chi kuadrat hitung perlu dibandingkan dengan Chi kuadrat

tabel dengan derajat kebebasan (dk) dan taraf kesalahan tertentu. Dalam hal ini

berlaku ketentuan bila Chi kuadrat hitung lebih kecil dari tabel, maka Ho diterima,

dan pabila lebih besar atau sama dengan ( ≥ ) harga tabel maka Ho ditolak.

Derajat kebebasan (dk) dalam penelitian ini adalah 1 (satu) dan taraf

(49)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3,841. Apabila Chi kuadrat hitung (χ2 ) lebih kecil dari Chi kuadrat tabel ( 3,841 ) maka Ho (data skunder) diterima dan bisa digunakan. Kemudian apabila Chi

kuadrat hitung (χ2 ) lebih besar dari Chi kuadrat tabel ( 3,841 ) maka Ho (data

skunder) ditolak dan tidak bisa digunakan.

b. Analisis Kuantitatif

Widyoko (dalam Ghifar, 2011 : 84) mengemukakan bawa analisis

kuantitatif adalah “pengamatan yang yang melibatkan pengukuran tingkatan suatu

ciri tertentu, ciri yang dimaksud adalah mencakup setiap penelitian yang

didasarkan atas perhitungan presentase, rata-rata dan perhitungan statistik”.

Berdasarkan pengertian tersebut anilisis kuantitatif dalam penelitian ini berupa

pengukuran untuk menentukan skor terhadap masing-masing wilayah pada

beberapa parameter yang telah ditetapkan menjadi indokator penelitian.

c. Analisis Indeks

Analisis indeks yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu skor yang

diperoleh dari hasil analisis secara kuantitatif di masukan kedalam salah satu dari

tiga kelas indeks yaitu kelas indeks rendah, kelas indeks sedang dan kelas indeks

tinggi. Penjelasan Analisis indeks dalam penelitian ini dapat ilihat pada tabel 3.13

sampai pada tabel 3,20.

Tabel 3.13

Kelas Indeks Parameter Kerentanan Sosial Budaya

Parameter Kerentanan Sosial Budaya

Kelas Indeks dan Skor

Bobot

Rendah Sedang Tinggi

0,33 0,67 1

(50)

Tri Widodo, 2014

Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai bobot tertinggi indeks parameter kerentanan sosial budaya berdasarkan

informasi yang terdapat pada tabel 3.13 adalah parameter kepadatan penduduk

dengan persentase 60 % dari nilai bobot kerentanan sosial budaya.

Tabel 3.14

Kelas Indeks Pembobotan Parameter Kerentanan Sosial Budaya

Parameter Kerentanan Sosial Budaya

Kelas Indeks dan Skor

Bobot Rendah Sedang Tinggi

0,33 0,67 1

Kepadatan Penduduk 0,200 0,400 0,600

40 %

Rasio Jenis Kelamin 0,033 0,066 0,100

Rasio Kemiskinan 0,033 0,066 0,100

Rasio Orang Cacat 0,033 0,066 0,100

Rasio Kelompok Umur 0,033 0,066 0,100

Sumber: BNPB, 2012

Nilai bobot parameter kerentanan sosial budaya berdasarkan informasi yang

terdapat pada tabel 3.14 yaitu memiliki persentase 60 % dari nilai bobot

kerentanan bencana banjir.

Tabel 3.15

Kelas Indeks Parameter Kerentanan Ekonomi

Parameter Kerentanan Ekonomi

Kelas Indeks dan Skor

Bobot

Rendah Sedang Tinggi

0,33 0,67 1

Luas Lahan Produktif < Rp 50 Juta Rp 50 Juta – 200 Juta

> Rp 200

Juta 60 %

Kontribusi PDRB per sektor < Rp 100 Juta

Nilai bobot tertinggi indeks parameter kerentanan ekonomi berdasarkan

informasi yang terdapat pada tabel 3.15 adalah parameter luas lahan produktif

dengan persentase 60 % dari nilai bobot kerentanan ekonomi.

Tabel 3.16

Kelas Indeks Pembobotan Parameter Kerentanan Ekonomi

Parameter Kerentanan Ekonomi

Kelas Indeks dan Skor

Bobot Rendah Sedang Tinggi

0,33 0,67 1

Luas Lahan Produktif 0,200 0,400 0,600

Gambar

Tabel
Grafik Curah Hujan Daerah Penelitian……………………………….
Tabel 1.1
Tabel 1.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Judul Skipsi : Studi Kerentanan dan Arahan Mitigasi Bencana Banjir di Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen Tahun 2016 (sebagai Materi Pembelajaran Geografi SMA

Memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian lain khususnya untuk kerentanan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir di Desa Bawak Kecamatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) faktor penyebab banjir di Daerah Aliran Sungai Tungka (2) Tingkat kerentanan banjir di Daerah Aliran Sungai Tungka

Hasil dari analisis ini yaitu Kecamatan Celala sangat rentan terhadap bencana banjir bandang (kerentanan tinggi), kapasitas masyarakat terhadap bencana banjir bandang

dampak yang akan dihasilkan dari bencana banjir Sungai Citarum di

Kecamatan Batujaya, sehingga apabila terjadi Bencana Banjir Sungai Citarum. penduduk di wilayah tersebut lebih siap lagi dalam

Analisis tingkat kerentanan wilayah terhadap bencana menunjukkan wilayah Kecamatan Semarang Barat memiliki kerentanan yang bervariasi mulai tidak rentan, kerentanan rendah,

sehingga variabel kondisi drainase menjadi variabel yang paling signifikan berpengaruh terhadap tingginya.. kerentanan wilayah terhadap banjir di Kecamatan Manggala.