• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODIFIKASI BENTUK DAN UKURAN RING TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLABASKET PADA SISWA MI MIFTAHULFALAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODIFIKASI BENTUK DAN UKURAN RING TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLABASKET PADA SISWA MI MIFTAHULFALAH."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODIFIKASI BENTUK DAN UKURAN RING TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN

BOLABASKET PADA SISWA MI MIFTAHULFALAH

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Disusun Oleh :

MUGGI ALFRIANSYAH

060694

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

PENGARUH MODIFIKASI BENTUK DAN UKURAN RING TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN

BOLABASKET PADA SISWA MI MIFTAHULFALAH

Oleh Muggi Alfriansyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Muggi Alfriansyah2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN Nama : Muggi Alfriansyah

NIM : 060694

Judul : PENGARUH MODIFIKASI BENTUK DAN UKURAN RING TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN LAY UP SHOOT DALAM

PERMAINAN BOLABASKET PADA SISWA MI

MIFTAHULFALAH

Disetujui dan Disahkan Oleh : Pembimbing I

Drs. Sucipto, M. Kes,AIFO. NIP. 196106121987031002

Pembimbing II

Dr. Dian Budiana, M.Pd. NIP. 197706292002121002

Mengetahui :

Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

PENGARUH MODIFIKASI BENTUK DAN UKURAN RING TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN

BOLABASKET PADA SISWA MI MIFTAHULFALAH

ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji mengenai pengaruh modifikasi bentuk dan ukuran ring terhadap hasil belajar lay up shoot di MI MIFTAHULFALAH. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan modifikasi bentuk dan ukuran ring terhadap hasil belajar lay up shoot di MI MIFTAHULFALAH.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ni adalah seluruh siswa kelas VI MI MIFTAHULFALLAH yang berjumlah 135 orang, sedangkan sampelnya adalah sebagian kelas VI MI MIFTAHULFALAH yaitu 15% dari total sampel sebanyak 20 orang siswa. Pemakaian sampel dilakukan dengan memakai cara simple random sampling. Desain penelitian ini menggunakan control group pre test and post test design.

Berdasarkan pengolahan data, rata-rata antara kelompok pembelajaran lay up shoot yang menggunakan modifikasi bentuk dan ukuran ring dengan kelompok pembelajaran yang tanpa modifikasi. Setelah melalui uji signifikansi, dengan hasil thitung0,258< ttabel 0,05 yang berarti pembelajaran lay up shoot yang menggunakan modifikasi bentuk dan ukuran ring dengan kelompok pembelajaran yang tanpa dimodifikasi memliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas VI MI MIFATHULFALAH.

*Mahasiswa Program Sudi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi 2006

(5)

THE EFFECT OF MODIFYING THE SHAPE AND SIZE OF THE RING WITH LAYUP SHOOTS LEARNING OUTCOMES IN BASKETBALL

GAME AT MI MIFTAHULFALAH STUDENTS

ABSTRACT

This research examines about the effect of modifying the shape and size of the ring with layup shoots learning result in MI MIFTAHULFALAH. The aim of this research is to know how big the effect of modifying the shape and size with the layup shoots learning outcomes in MI MIFTAHULFALAH.

This research is using the experimental methods. The population in this research is all the students of VI grades in MI MITAHULFALAH with a total of 135 persons, while the samples is some class of VI grades of MI MIFTAHULFALAH which 15% of the total samples as much as 20 students. Taking the sample is done with using simple random sampling.

According to the data processing, averagely between the groups that learning layup shoots using the modified shape and size of the ring with the groups that learning without modification. After through the significance test, with a total of tcount0,258< ttable 0,05 which means the learning of layup shoots using the modification have a significant effect to the learning outcomes of the VI grades students in MI MIFTAHULFALAH

*Mahasiswa Program Sudi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi 2006

(6)

DAFTAR ISI

B. Hakikat Pendidikan Jasmani... 17

C. Hakikat Modifikasi Pembelajaran... 21

D. Hakikat Permanian Bolabasket... 31

E. Keterkaitan Modifikasi Terhadap Hasil Belajar………..42

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 44

B. Populasi dan Sampel... 45

C. Desain Penelitian... 46

D. Teknik Analisi Data... 49

E. Prosedur Pengolahan Data... 57

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data... 60

(7)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...71 B. Saran...71 DAFTAR PUSTAKA

(8)

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang demikian pesat dan canggih, sehingga segala sesuatu yang semula dikerjakan dengan menggunakan tenaga manusia kini sudah banyak diganti dengan menggunakan tenaga mesin. Kemajuan seperti ini dapat memberikan kesejahteraan dan kemudahan bagi manusia. Namun selain itu, terdapat pula pengaruh negatif akibat dari dampak kemajuan teknologi, pengaruh itu adalah adanya kebiasaan pola hidup kurang bergerak.

Pola hidup baru tersebut tentu memberikan dampak negatif, yaitu munculnya berbagai penyakit yang diakibatkan kurang bergerak. Dalam hal ini dijelaskan pula oleh Supandi (1992:33) sebagai berikut:

Kekurangan gerak yang diderita manusia itu disebut hipokinetik atau penyakit kurang gerak. Kurang gerak ini sering timbul karena ulah manusia itu sendiri. Di sepanjang kehidupannya, manusia selalu berusaha agar bisa hidup lebih nyamandan lebih ringan. Dorongan ini menyebabkan kebudayaan berkembang, terutama teknologi yang maju dengan pesat. Akibatnya ialah kehidupan manusia menjadi lebih ringan, mudah, dan nyaman.

Berbagai penyakit akibat kurang bergerak akan muncul antara lain fisik seseorang lebih gemuk dan menurunnya kebugaran jasmani. Oleh karena itu, untuk menumbuhkan kesadaran dan pentingnya kesehatan bagi masyarakat, maka pola hidup aktif harus digalakkan antara lain melalui pendidikan jasmani.

(9)

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan Pancasila.

Hal yang sama dijelaskan oleh Lutan (1997), mengungkapkan bahwa pendidikan jasmani adalah proses pendidikan via aktivitas jasmani dan/atau kecabangan olahraga yang terpilih dengan maksud untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh, mencakup aspek fisikal, inteletual, emosional, sosial dan bahkan moral.

Semua itu mengandung arti bahwa pendidikan jasmani adalah salah satu mata pelajaran yang berkepentingan dalam proses menumbuhkembangkan seluruh aspek dan potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses pembelajrannya.

Pendidikan jasmani akan memberikan kontribusi yang berarti terhadap tujuan pendidikan secara keseluruhan, maka diharapkan dalam situasi dan kondisi pada proses belajar mengajar sudah tentu harus diselenggarakan dan dirancang secara baik.

(10)

Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas mengenai pendidikan telah banyak upaya pemerintah antara lain mengenai pembaharuan dan penyempurnaan kurikulum, sarana-prasarana, serta pengelola pendidikan seperti guru sebagai pelaksana pendidikan di sekolah.

Masalah utama dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di Indonesia pada saat ini adalah rendahnya efektivitas pembelajaran di sekolah. Akibat hal ini terdapat kesenjangan antara kurikulum dengan praktek yang sebenarnya di lapangan. Harapan-harapan yang tertuang dalam kurikulum sebatas atau seolah-olah hanya semboyan belaka.

Dalam konteks peningkatan efektivitas pendidikan jasmani di sekolah, sumbangan yang paling mungkin atau nyata adalah guru sebagai ujung tombak dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Guru diharapkan mengembangkan cara-cara mengajarnya yang dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran yang dikelolanya. Kenyataan menunjukkan, guru merupakan pembuat keputusan akhir dalam memberikan kesempatan belajar kepada siswa. Karena itu, dapat dikatakan bahwa efektivitas pelaksanaan kurikulum pendidikan jasmani banyak ditentukan oleh kepedulian dan kemampuan guru dalam menerapkannya yang diwujudkan melalui antara lain penggunaan media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dapat membantu pencapaian

keberhasilan belajar. Ditegaskan oleh Danim (1995:1) bahwa “hasil belajar telah

(11)

penyebab lemahnya mutu belajar siswa. Sehubungan dengan media pembelajaran dijelaskan pula oleh Slameto (2003: 37) sebagai berikut:

Dengan pemilihan media yang tepat dapat membantu guru menjelaskan pelajaran yang diberikan. Juga membantu siswa untuk membentuk pengertian di dalam jiwanya. Di samping itu mengajar dengan menggunakan bermacam-macam media akan lebih menarik perhatian siswa, lebih merangsang siswa untuk berpikir. Guru diharapkan dapat membina dan membuat alat-alat media yang sederhana, praktis dan ekonomis bersama siswa, tapi efektif untuk pengajaran.

Melalui media pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani yang dikelola oleh guru, diharapkan membantu siswa untuk dapat melakukan suatu kegiatan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Selain itu, melalui media pembelajaran diharapkan terdapat peningkatkan perhatian siswa dan memotivasi siswa untuk melakukan suatu kegiatan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti mengenai pengaruh modifikasi bentuk dan ukuran ring terhadapa hasil pembelajaran lay up shoot dalam permainan bolabasket.

(12)

Dalam permainan bolabasket terdapat beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh seorang pemain, yaitu: 1). Operan (passing) yang meliputi operan dua tangan dan operan satu tangan; 2). Menangkap (catching); 3). Menggiring (dribble); dan 4). Menembak (shooting) yang meliputi menembak menghadap papan dengan sikap berhenti, menghadap papan dengan sikap melompat, menghadap papan dengan berlari, menembak membelakangi papan dengan sikap berhenti, dan membelakangi papan dengan sikap melompat.

Di Sekolah Dasar, permainan bolabasket merupakan salah satu materi atau bahan pendidikan jasmani yang harus diberikan dalam suatu proses belajar mengajar. Dalam penyampaian materi terdapat banyak kendala antara lain kesulitan dalam teknik memegang bola, tolakkan yang tidak disertai dengan lecutan pergelangan tangan dan dorongan dari lutut, tembakan dilepas terlalu awal dengan gerakan eksplosif, dan arah bola. Serta bentuk dan ukuran ring dianggap terlalu tinggi menjadi kendala dalam pembelajaran lay up shoot.

Dari pengamatan penulis di lapangan, dalam proses pembelajaran menembak khususnya pada siswa pemula, guru-guru pada umumnya menggunakan peralatan yang telah disediakan oleh sekolah, hal tersebut menjadi kendala karena dalam pembelajaran lay up shoot, siswa belajar lay up shoot

(13)

Penggunaan modifikasi bentuk dan ukuran ring dalam pembelajaran pendidikan jasmani merupakan solusi yang baik apabila kondisi media belajar yang digunakan dirasa tidak sesuai lagi dengan kemampuan peserta didik. Karena dengan memodifikasi alat atau media pembelajaran dapat memudahkan siswa dalam melakukan pembelajaran dengan baik.

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah penelitian yang berkenaan mengenai efektivitas pembelajaran permainan bolabasket siswa pemula, dalam hal ini penulis merumuskan penelitian sebagai berikut: “Apakah penggunaan modifikasi bentuk dan ukuran ring dapat meningkatkan hasil belajar lay up shoot dalam permainan bolabasket di MI

MIFTAHULFALAH?”.

C. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas dapat di identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran masih kurang.

(14)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan pengaruh modifikasi bentuk dan ukuran ring terhadap keberhasilan belajar lay up shoot dalam permainan bolabasket.

E. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

Dapat dijadikan sumbangan keilmuan yang berarti bagi dunia pendidikan, khususnya bagi guru, pelatih, pembina olahraga mengenai penggunaan media pembelajaran alat (modifikasi alat) dalam pembelajaran bola basket.

2. Secara Praktis

Penelitian dapat digunakan sebagai masukan bagi para guru Penjas dalam menyusun rencana pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

F. Anggapan Dasar

Anggapan dasar adalah asumsi yang kuat tentang kedudukan permasalahan. Pendapat Surakhmad yang dikutip Arikunto (1998:60) menyatakan

bahwa, “Anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang

kebenaranya diterima oleh penyelidik.”

(15)

kearah perubahan tersebut. Dengan demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan dan tingkat kematangan anak didik yang di ajarnya. Perkembangan atau kematangan yang dimaksud mencakup fisik, psikis maupun keterampilannya. Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada dalam kurikulum dapat disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif dan psikomotor anak. Ada beberapa komponen penting yang dapat dimodifikasi menurut Aussie (1996), meliputi:

a. Ukuran, berat atau bentuk peralatan yang digunakan b. Lapangan permainan

c. Waktu bermain atau lamanya permainan d. Peraturan permainan, dan

e. Jumlah pemain

Modifikasi pembelajaran dapat membangkitkan dan membawa pembelajaran kedalam suasana rasa senang dan gembira, dimana ada keterlibatan emosional dan mental. Tentu saja hal ini berpengaruh terhadap semangat belajar dan kondisi pembelajaran yang lebih hidup, yang nantinya bermuara kepada peningkatan terhadap materi ajar itu sendiri.

G. Hipotesis

Menurut Arikunto (2010:110) mengatakan bahwa: “hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahn

(16)

Hadi (1976:349) berpendapat bahwa: “Suatu pernyataan yang belum sepenuhnya

benar atau dugaan yang mungkin terbukti benar, mungkin juga tidak”.

Hipotesis merupakan suatu kejelasan untuk menentukan arah proses penelitian dalam memecahkan masalah, dijelaskan oleh Sudjana (1988: 37), sebagai berikut.

Hipotesis berasal dari kata hipo, artinya bahwa, dan tesis artinya pendapat, hipotesis yang artinya kebenarannya masih belum diyakinkan, kebenarannya perlu diuji dan dibuktikan. Pembuktian atau pengujian dilakukan melalui bukti-bukti yang empiris yaitu data-data atau fakta di lapangan.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah d uraikan di atas, maka

penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut “terdapat pengaruh modifikasi

bentuk dan ukuran ring terhadap pembelajaran lay up shoot dalam pembelajaran permainan bolabasket.

H. Pembatasan Penelitian

Dalam penelitian ini perlu diberikan pembatasan masalah agar dalam pelaksanaannya tidak menyimpang dari masalah dan tujuan penelitian. Mengenai pembatasan masalah penelitian dijelaskan oleh Surakhmad (1998:36) sebagai berikut:

Pembatasan ini diperlukan bukan saja untuk memudahkan atau menyederhanakan masalah bagi penyelidik tetapi juga untuk menetapkan lebih dahulu segala yang diperlukan untuk pemecahannya: tenaga, kecekatan, waktu, biaya, dan lain sebagainya yang timbul dari rencana tersebut.

(17)

1. Penelitian ini difokuskan kepada pengaruh pembelajaran dengan modifikasi bentuk dan ukuran ring terhadap hasil lay up shoot dalam permainan bola basket

2. Materi pembelajaran yang diberikan adalah teknik dasar lay up shoot

3. Populasi yang akan diambil adalah siswa kelas 6 di Sekolah Dasar MIs

MiftahulFalah

I. Batasan Istilah

Modifikasi menurut Suherman (1998:1), yaitu esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengambangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dapat memperlancar siswa dalam belajarnya.

Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus untuk menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan bus set dari pendidikan (Sugala: 2005: 61 yang dikutip dari Carey : 1986:195).

Hasil belajar menurut Soedijarto (1993:49), adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Lay up shoot merupakan “tembakan yang dilakukan dengan dekat sekali dengan basket, hingga seolah-olah bola itu diletakkan kedalam basket yang

(18)

Ketepatan merupakan kemampuan individu untuk mengontrol suatu gerakan yang disengaja terhadap suatu sasaran. Ketepatan dalam hal ini adalah masuknya bola ke dalam keranjang pada pelaksanaan lay up shoot.

J. Definisi Operasional

Supaya tidak terjadi salah penafsiran yang keliru, maka perlu penulis memaparkan secara operasional yang berkaitan dengan hal-hal yang penting sebagai berikut:

1. Belajar, menurut Slameto (2003:2) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

2. Media Pembelajaran, menurut Munadi (2008:7) adalah “salah satu

komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran.”

3. Lay up shoot merupakan “tembakan yang dilakukan dengan dekat sekali dengan basket, hingga seolah-olah bola itu diletakkan kedalam basket

yang didahului dengan gerakan dua langkah” (Sukintaka 1979:23).

4. Permainan bolabasket, menurut peraturan permainan bolabasket PB.

PERBASI (2004:3) yaitu “permainan yang dimainkan oleh 2 regu yang

masing-masing regu terdiri atas 5 orang. Setiap regu berusaha mencetak angka (poin) ke keranjang lawan dan mencegah regu lain mencetak

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment. Di samping itu penulis ingin mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang diselidiki atau diamati. Mengenai metode eksperimen ini Surakhmad (1998:149) menjelaskan, “Dalam

arti kata yang luas, bereksperimen ialah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat sesuatu hasil. Hasil itu akan menegaskan bagaimanakah kedudukan perhubungan kausal antara variabel-variabel yang diselidiki”.

Metode penelitian eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau masalah sehingga diperoleh hasil. Jadi dalam metode eksperimen harus ada faktor yang dicobakan, dalam hal ini faktor yang dicobakan dan merupakan variabel bebas adalah modifikasi bentuk dan ukuran ring untuk diketahui pengaruhnya terhadap variabel terikat yaitu keterampilan lay up shoot.

(20)

pembelajaran taktis. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh modifikasi bentuk dan ukuran ring terhadap keterampilan lay up shoot.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam sesuatu penelitian merupakan kumpulan individu atau objek yang mempunyai sifat-sifat umum. Dalam hal ini Arikunto (2002:102) menjelaskan sebagai berikut “Populasi adalah keseluruhan objek penelitian”.

Lebih lanjut Ibrahim dan Sudjana (2004:84) menjelaskan tentang populasi sebagai berikut “Populasi maknanya berkaitan dengan elemen, yakni unit tempat

diperolehnya informasi. Elemen tersebut dapat berupa individu, keluarga, rumah tangga, kelompok sosial, sekolah, kelas, organisasi dan lain-lain.”

Atas dasar pendapat para ahli di atas dapat digambarkan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah totalitas sumber data secara keseluruhan subjek penelitian, oleh karena itu perlu ditetapkan secara akurat, sebab data yang terkumpul akan diolah dan dianalisa kemudian kesimpulannya digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis.

2. Sampel

Sedangkan pengertian sampel menurut Surakhmad (1993:3) yaitu “Sampel adalah penarikan sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi.” Lebih

(21)

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Berdasarkan penjelasan kedua teori di atas, maka penulis simpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan jumlah dari sumber data yang dijadikan penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang dapat mewakili seluruh populasi.

Untuk penelitian ini, karena objek yang diteliti siswa MI Miftahul Fallah, sampel yang diambil adalah 10 siswa per kelompok. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Arikunto (1998: 107) sebagai berikut:

Untuk sekedar ancer-ancer maka jika subjeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dari segi waktu, tenaga, dan data.

Berdasarkan pada penjelasan tersebut, maka jumlah sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 20 siswa kelas VI MI MIFTAHULFALAH. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian adalah simple random sampling.

C. Desain Penelitian

(22)

Dalam desain ini sampel diperoleh dari sejumlah populasi, kemudian diadakan tes awal atau pre-test. Kemudian sampel diberikan perlakuan atau treatment. Setelah masa perlakuan berakhir maka dilakukan tes akhir atau post-tes. Setelah data tes awal dan tes akhir terkumpul maka data tersebut disusun, diolah dan dianalisis secara statistik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil perlakuan.Selanjutya untuk mengetahui hasil perlakuan dilakukan uji signifikansi hasil perlakuan.

Desain eksperimen merupakan bagian dari desain penelitian. Mengenai desain eksperimen, Sudjana (1992: 1) menjelaskan sebagai berikut:

Desain eksperimen yaitu suatu rancangan percobaan (dengan tiap langkah tindakan yang betul-betul terdefinisikan) sedemikian rupa sehingga informasi yang berhubungan atau yang diperlukan untuk persoalan yang sedang diteliti dapat terkumpul.

Adapun fungsi dari desain eksperimen menurut Sudjana dan Ibrahim (1989: 31), sebagai berikut:

Ada dua fungsi dari desain eksperimen, yaitu:

1. Memberikan kesempatan untuk membandingkan kondisi yang dituntut oleh hipotesis penelitian.

2. Memungkinkan penelitian membuat interpretasi dari hasil studi melalui analisis data secara statistika.

Mengenai desain penelitian ini, Arikunto (2002:84) menggambarkannya dalam pola sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian

E1 O1 X O2

(23)

Keterangan:

E1 adalah kelompok eksperimen E2 adalah kelompok kontrol

X adalah treatment berupa pembelajaran melalui media pembelajaran O1 dan O3 adalah tes awal atau observasi awal

O2 dan O4 adalah tes akhir atau observasi akhir

Adapun langkah-langkah penelitiannya penulis deskripsikan dalam bentuk Gambar 3.3 di bawah ini.

Gambar 3.3

Langkah-langkah Penelitian Populasi

Sampel

Tes awal

Kelompok Kontrol (B)

Tes akhir Kelompok Eksperimen

(A): Pembelajaran yang modifikasi

Kesimpulan Pengolahan data dan

(24)

Langkah-langkah penelitian tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: setelah masalah penelitian, hipotesis dan instrument penelitian ditetapkan, selanjutnya adalah menetapkan populasi sebagai sumber data. Dalam hal ini tidak semua anggota populasi dijadikan sumber data yaitu hanya menggunakan sebagian atau wakil dari populasi yang disebut sampel. Setelah sampel penelitian ditetapkan, selanjutnya adalah melaksanakan tes awal untuk mengetahui data awal. Data hasil tes awal disusun menjadi dua kelompok yang seimbang, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan atau treatment, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan atau treatment. Setelah masa perlakuan atau treatment berakhir, selanjutnya diadakan tes akhir untuk mengetahui data hasil perlakuan dari kelompok eksperimen. Setelah data tes awal dan tes akhir terkumpul selanjutnya diadakan pengolahan dan analisis data yang hasilnya digunakan sebagai dasar atau landasan dalam menetapkan kesimpulan penelitian.

D. Teknik Analisi Data

(25)

1. Instrumen Penelitian

Agar penelitian menjadi lebih konkrit, maka perlu ada data. Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh hasil perlakuan yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen.

Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrumen. Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan dalam penelitian terutama berkaitan dengan proses pengumpulan data. Mengenai instrumen penelitian dijelaskan oleh Arikunto (2002:121) bahwa, “Instrumen

adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu metode.” Adapun Instrumen

dalam penelitian ini hanya satu yaitu : tes tembakan lay up (Imam Sodikun, 1992:125).

1. Tujuan : Mengukur ketrampilan tembakan lay up.

2. Petunjuk : testee berada di tengah lapangan, samping kiri atau kanan sambil memegang bola. Menggiring bola sendiri menuju ke basket dan

melakukan tembakan lay up.

3. Skor : tembakan yang syah masuk adalah langkah lay up-nya betul dan bola masuk ke basket. Percobaan dilakukan sebanyak 8 kali. Skor tes adalah dihitung semua bola yang sah masuk.

4. Penilaian : makin banyak skor tes yang diperoleh makin baik. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Bolabasket.

(26)

3. Lapangan bolabasket. 4. Peluit.

2. Pelaksanaan Penelitian

Suatu penelitian eksperimen, waktu penelitian menjadi hal yang sangat penting dan berpengaruh terhadap hasil yang akan diperoleh. Dalam penelitian ini perlu batas waktu penelitian yang berlandaskan pada suatu teori. Pelaksanaan latihan dilaksankan selama 3 minggu.

Pelaksanaan eksperimen tersebut, penulis mengacu kepada pendapat yang dikemukakan oleh Hebbelinck (1978:28) sebagai berikut: “. . . the effect of training can be observed after two or three weeks it is convinient to label

medium termeffect”. Maksud dari pendapat tersebut adalah akibat dari suatu

latihan dapat dilihat setelah dua atau tiga minggu.

Pelaksanaan eksperimen tersebut, penulis mengacu kepada pendapat yang dikemukakan oleh Harsono (1988:194), bahwa “…sebaiknya dilakukan tiga kali

dalam seminggu dan diselingi dengan satu hari istirahat untuk memberikan kesempatan bagi otot untuk berkembang dan mengadaptasikan diri pada hari istirahat tersebut.”

Pembelajaran dalam penelitian ini dilaksanakan sebagai berikut: 1. Tempat : Lapangan olahraga MIs Miftahul Fallah

(27)

Penelitian ini dilaksanakan tiga kali seminggu tiap hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Dengan pelaksanaan tiap sore pukul 16.00-17.10 WIB. Tes tersebut terbagi dalam tiga kegiatan: 1) Tes awal, 2) Perlakuan, 3) Tes akhir.

a. Pre Test atau Tes Awal

Tes awal dilaksanakan dilapangan halaman olahraga. Tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah lay up yang disesuaikan dengan kriteria penilaian. Sebelum tes awal dimulai, siswa diberi penjelasan mengenai pelaksanaan tes lay up. Sesudah diberi penjelasan baru dilaksanakan tes awal. Tes awal dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 30 Oktober 2012 pukul 15.00 WIB sampai dengan selesai dilapangan/halaman MIs MiftahulFalah.

b. Perlakuan

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 minggu, setiap minggu 3 kali pertemuan mulai tanggal 30 Oktober 2012 sampai 24 November 2012 dengan demikian penelitian ini dilaksanakan selama 10 kali pertemuan. Sedangkan setiap pertemuan dilaksanakan selama ± 90 menit, dengan pengaturan waktu yaitu 10 menit untuk pemanasan, 60 menit latihan inti dan 10 menit untuk penenangan.

(28)

1) Pemanasan

Pemanasan diberikan pada siswa secukupnya dengan tujuan untuk persiapan fisik siswa sebelum melakukan latihan inti. Latihan ini sangat penting untuk menggerakkan tubuh dan bagian-bagian tubuh dalam satu ruang gerak yang seluas mungkin, tanpa mengalami, menimbulkan cedera pada persendian dan otot di sekitar persendian (Nurhasan, 2007 : 176). Latihan yang merupakan kegiatan pemanasan dalam penelitian ini meliputi keliling lapangan, senam kelentukan dan senam khusus yang bertujuan untuk menyiapkan siswa pada materi latihan yang akan dilakukan.

2) Pembelajaran Inti

Pembelajaran inti dilaksanakan sesuai dengan program pembelajaran, program pembelajaran diberikan sesuai dengan jadwal latihan. Setiap kelompok belajar lay up sesuai dengan kelompoknya. Kelompok eksperimen belajar dengan menggunakan modifikasi bentuk dan ukuran ring, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan apapun. Setelah melakukan latihan sesuai dengan kelompoknya masing-masing kemudian latihan lay up.

3) Penenangan

(29)

penjelasan atau koreksi secara keseluruhan selama jalannya latihan, kesan dan pesan untuk membangkitkan motivasi latihan berdoa dan dibubarkan. c. Post Test atau Tes Akhir

Setelah program latihan dilaksanakan selama 10 kali pertemuan, pada tanggal 24 Novemberr 2012 dilaksanakan tes akhir yang pelaksanaannya sama dengan tes awal. Adapun tujuan dilaksanakannya tes akhir adalah untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh siswa baik dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah mengikuti program latihan.

3. Analisis Data

Lay up adalah yang harus dipelajari dalam permainan bola basket. Dalam situasi persaingan, jenis tembakan ini harus bisa dilakukan pemain baik dengan tangan kanan maupun kiri.Lay up dilakukan di akhir dribble. Pada jarak beberapa langkah dari ring, pen-dribble secara serentak mengangkat tangan dan lutut ke atas ketika melompat ke arah keranjang.

Menurut Hal wissel (1996:61-62) bahwa terdapat beberapa kunci sukses melakukan tembakan lay up yaitu:

1) Fase persiapan: a) langkah pertama harus lebar atau jauh untuk memelihara keseimbangan, b) langkah kedua pendek untuk memperoleh awalan tolakan yang kuat agar dapat melompat yang tinggi, c) bahu rileks, d) tangan yang tidak menembak diletakkan di bawah bola, e) tangan yang menembak diletakkan di belakang bola, f) siku masuk dan rapat

2) Fase pelaksanaan: a) angkat lutut untuk melompat kearah vertikal, b) tangan yang menembak diangkat lurus ke atas, c) bola dilepas dengan kekuatan ujung jari pada titik tertinggi dan memantul di sekitar garis tegak sebelah kanan pada petak kecil di atas keranjang, jika dilakukan dari sisi kanan. 3) Fase akhir: a) mendarat dengan seimbang dan lutut ditekuk, b) tangan ke

(30)

a. Format Penilaian Lay Up Kanan Tabel 3.1. Asesement Lay Up Kanan

No Nama

Tabel 3.2. Deskripsi Fase persiapan Lay Up Kanan

Skor Deskripsi

4 Terdiri dari komponen sebagai berikut:

1. Langkah pertama harus lebar atau jauh untuk memelihara keseimbangan,

2. Langkah kedua pendek untuk memperoleh awalan tolakan yang kuat agar dapat melompat yang tinggi,

3. Bahu rileks, tangan yang tidak menembak diletakkan di bawah bola,

4. Tangan yang kanan diletakkan di belakang bola, siku masuk dan rapat.

4 dari komponen di atas terpenuhi 3 3 dari komponen di atas terpenuhi 2 2 dari komponen di atas terpenuhi 1 1 dari komponen di atas terpenuhi

Tabel 3.3. Deskripsi Fase PelaksanaanLay Up Kanan

Skor Deskripsi

3 Terdiri dari komponen sebagai berikut:

1. Angkat lutut untuk melompat kearah vertikal, 2. Tangan yang menembak diangkat lurus ke atas,

3. Bola dilepas dengan kekuatan ujung jari pada titik tertinggi dan memantul di sekitar garis tegak sebelah kanan pada petak kecil di atas keranjang.

(31)

Skor Deskripsi 2 Terdiri dari komponen sebagai berikut:

1. Mendarat dengan seimbang dan lutut ditekuk, 2. Tangan ke atas.

2 dari komponen di atas terpenuhi

1 1 dari komponen di atas terpenuhi

b. Format Penilaian Lay Up Kiri Tabel 3.5. Asesement Lay Up Kiri

No Nama

Tabel 3.6. Deskripsi Fase Persiapan Lay Up Kiri

Skor Deskripsi

4 Terdiri dari komponen sebagai berikut:

1. Langkah pertama harus lebar atau jauh untuk memelihara keseimbangan,

2. Langkah kedua pendek untuk memperoleh awalan tolakan yang kuat agar dapat melompat yang tinggi,

3. Bahu rileks, tangan yang tidak menembak diletakkan di bawah bola, 4. Tangan yang kiri diletakkan di belakang bola, siku masuk dan rapat. 4 dari komponen di atas terpenuhi

(32)

Tabel 3.7. Deskripsi Fase Pelaksanaan Lay Up Kiri

Skor Deskripsi

3 Terdiri dari komponen sebagai berikut:

1. Angkat lutut untuk melompat kearah vertikal, 2. Tangan yang menembak diangkat lurus ke atas,

3. Bola dilepas dengan kekuatan ujung jari pada titik tertinggi dan memantul di sekitar garis tegak sebelah kiri pada petak kecil di atas keranjang.

3 dari komponen di atas terpenuhi 2 2 dari komponen di atas terpenuhi 1 1 dari komponen di atas terpenuhi

Tabel 3.8. Deskripsi Fase Akhir Lay Up Kiri

Skor Deskripsi

2 Terdiri dari komponen sebagai berikut:

1. Mendarat dengan seimbang dan lutut ditekuk, 2. Tangan ke atas.

2 dari komponen di atas terpenuhi 1 i.dari komponen di atas terpenuhi

E. Prosedur Pengolahan Data

Setelah data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data tersebut secara statistik. Langkah-langkah pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

1. Menghitung skor rata-rata kelompok sampel dengan menggunakan rumus dari Sujana (2002:67) sebagai berikut:

 Xi X =

n

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah: X = Skor rata-rata yang dicari

Xi = Nilai data

(33)

n = Jumlah sampel

2. Menghitung simpangan baku dengan rumus dari Sudjana (2002:93) sebagai berikut:

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah: S = Simpangan baku yang dicari

n = Jumlah sampel

 (X-X)2 = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors. Prosedur yang digunakan menurut Sudjana (2002:99) adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2, … Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ..., Zn dengan menggunakan rumus:

Xi – X Z1 =

S

(X dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari sampel).

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Z1) = P(Z Z1).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, … ZnZi. Jika proporsi ini dinyatakan S(Zi), maka:

Banyaknya Z1, Z2, ... , Zn Zi S (Zi) =

n

(34)

e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan Lo dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata  yang dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima.

4. Menguji homogenitas. Rumus yang digunakan menurut Sujana (2002:250) adalah sebagai berikut:

Variansi terbesar F =

Variansi terkecil

Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika hitung lebih kecil dari F-tabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dengan taraf nyata (α) = 0,05.

5. Pengujian signifikansi peningkatan hasil pembelajaran, menggunakan uji t dengan rumus dari Sujana (2002:239) sebagai berikut:

S2 =

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah: t = Nilai t yang dicari (thitung)

= Nilai rata-rata kelompok A = Nilai rata-rata kelompok B S = Simpanagan baku gabungan

= Variansi Kelompok A = Variansi Kelompok B

(35)
(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, ternyata hipotesis yang diajukan dapat diterima. Dengan demikian dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh dalam penggunaan modifikasi bentuk dan ukuran ring dalam meningkatkan hasil belajar lay up shoot dalam permainan bolabasket di MI MIFTAHULFALAH.

B. Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian ini penulis mempunyai saran-saran yang dapat dipertimbangkan sebagai berikut:

1. Bagi sekolah lebih meningkatkan pelayanan terutama dalam memfasilitasi atau memberikan sarana dan prasarana olahraga yang memadai dalam kegiatan pendidikan jasmani agar para siswa-siswi lebih termotivasi dan berpartisipasi aktif guna meningkatkan keterampilannya.

(37)

A. Sarumpaet, dkk. (1992). Permainan Besar. Jakarta : Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependudukan

Arikunto, S. (1993). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarata : Rineka Cipta

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendeketan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Bahagia, Y. (2010). Modul 2 Modifikasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung : FPOK UPI. Online : http://file.upi.edu/Direktori/F - FPOK/Jurusan Pendidikan Olahraga/194903161972111 - Yoyo Bahagia/Modul Fasilitas & PP (Modul)/M-4.pdf . (8 februari 2011)

Bucher, C. (1979). Foundation of Physical Education. London: the CV. Mosby Company

Danim, S. (1995). Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Gafur, A. (1983). Pendidikan Jasmani. Jakarta : Depdikbud Dikti

Hadi, S. (1976). Bimbingan Menulis Skripsi. Jakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Depdikbud. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Proyek pengembangan Lembaga Tenaga kependidikan

Hebbelinck, M. (1978). Effects of Exercise. IOC, Olympic Solidarity, Basic Book of Sports Medicine, London.

http://cakheppy.wordpress.com/2011/03/20/strategi-pembelajaran-dap-developmentally-appropriate-practice/

Lutan, R dan Suherman, A. (2000). Perencanaan Pembelajaran Penjaskes. Depdiknas. Direktorat Jendral Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP DIII

Lutan, R. (1997). Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Depdikbud

Lutan, R. (2000). Perencanaan Pembelajaran Penjaskes. DEPDIKNAS

(38)

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

Sodikun, I. (1992). Olahraga Pilihan Bola Basket. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Soedijarto. (1993). Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu. Jakarta : Balai Pustaka

Sudjana, N. (1989). Metode Statistik. Bandung : Tarsito

Sudjana, N. (1992). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo

Sugala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Suherman, A dan Mahendra A. (2001). Menuju Perkembangan Menyeluruh Menyiasati

kurikukulum Pendidikan Jasmani Disekolah Menengah Umum. Jakarta : Depdiknas

Suherman. (1998). Revitalisasi Keterlantaran Pengajaran Dalam Penjas. Bandung : IKIP Bandung Pers.

Sukintaka. (1979). Permainan dan Metodik. TARATE

Sukintaka. (1992). Teori Bermain. Jalma Arum Kurining Gusti : Depdikbud

Sumiyarso, D. (2002). Keterampoilan Bola Basket. Yogyakarta : FIK UNY

Sunarya, E. (2007). Modul Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Supandi. (1991). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung : Depdikbud. Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Tenaga Kependidikan

Surakhmad, W. (1998). Pengantar Metodologi Ilmiah. Jakarta : Tarsito

Susilana, R. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kutekpen FIP UPI

Tarigan, B. (2009). Optimalisasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga Berdasarkan Ilmu Faal

Olahraga. Bandung : FPOK UPI

Wissel, H. (1996). Bola Basket Dilengkapi dengan Program Pemahiran Teknik dan Taktik.

Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Gambar

Gambar 3.1 Desain Penelitian
Gambar 3.3 di bawah ini.
Tabel 3.2. Deskripsi Fase persiapan  Lay Up Kanan
Tabel 3.5. Asesement Lay Up Kiri
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kemenyan toba merupakan jenis yang paling banyak dibudidayakan di daerah Tapanuli dan Dairi.Jenis ini tumbuh dan menyebar pada ketinggian &gt;600 mdpl di sentra produksi kemenyan

kandungan minyak bumi di sumur sumber keluarnya lumpur panas yang merupakan areal eksploitasi gas.. PT Lapindo

Dalam penelitian ini dilakukan proses remediasi minyak bumi dengan pasokan nutrisi campuran N dan P yang akan mempercepat proses biodegradasi hidrokarbon minyak bumi dan

Gambar proses penggergajian dan pemesinan kayu kemenyan bulu ( Styrax benzoine Var Hiliferum), toba( Styrax Paralleloneurum. PERK) dan durame ( Styrax benzoine

Penerapan Model pembelajaran Teaching factory 6 Langkah (Model TF-6m) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

“Pengaruh Ekuitas Merek (Brand Equity) dan Harga terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek Samsung (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)”, Skripsi Fakultas

KEPALA DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. KABUPATEN

Bila pada waktu yang ditentukan Saudara tidak dapat memenuhi undangan pembuktian Kualifikasi ini maka perusahaan Saudara dinyatakan “GUGUR”. Demikian Kami sampaikan atas