• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COLLECTIVE PAINTING DALAM MATA PELAJARAN SENI BUDAYA (SENI RUPA) : Analisis Deskriptif pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Subang Tahun Pelajaran 2013/2014).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COLLECTIVE PAINTING DALAM MATA PELAJARAN SENI BUDAYA (SENI RUPA) : Analisis Deskriptif pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Subang Tahun Pelajaran 2013/2014)."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COLLECTIVE PAINTING

DALAM MATA PELAJARAN SENI BUDAYA (SENI RUPA)

(Analisis Deskriptif pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Subang

Tahun Pelajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Nida Sholiha

1005707

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COLLECTIVE PAINTING

DALAM MATA PELAJARAN SENI BUDAYA (SENI RUPA)

(Analisis Deskriptif pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Subang

Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh Nida Sholiha

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Seni dan Desain

© Nida Sholiha 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)
(5)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kehidupan manusia adalah kehidupan sosial karena manusia saling

berhubungan satu sama lain. Manusia perlu dibekali kemampuan bersosialisasi

seperti sikap tenggang rasa, saling menghormati, tolong menolong, saling

menghargai dan lain sebagainya bilamana ingin keberadaannya dalam masyarakat

di akui dan dihargai pula oleh orang lain.

Dalam dunia pendidikan, aspek di atas merupakan salah satu tugas guru

dalam mendidik siswa. Siswa belajar bukan hanya bicara akademik tetapi juga

mengenai perilaku bermasyarakat. Seluruh mata pelajaran sedianya menanamkan

hal tersebut dalam pembelajarannya, tidak terkecuali dengan mata pelajaran Seni

Budaya khususnya cabang Seni Rupa.

Tujuan pembelajaran Seni Rupa secara umum adalah untuk mengasah

kreativitas siswa. Kreativitas termasuk dalam perilaku individu. Menurut

Damajanti, I. (2006, hlm. 11), perilaku setiap individu adalah buah dari empat

sifat pokok perilaku manusia, yaitu kecerdasan, daya cipta (kreativitas),

kepribadian, dan daya penyesuaian. Namun kreativitas tersebut harus diimbangi

dengan kemampuan bersosialisasi yakni dalam bekerja kelompok. Oleh karena

itu, siswa harus menahan egonya dalam berkarya bersama teman-temannya.

Pelaksanaan pembelajaran Seni Rupa di SMP Negeri 1 Subang, umumnya

siswa berkarya secara individu sehingga siswa kurang diimbangi dengan

pendidikan pengembangan sosial. Fenomena ini berimbas pada sikap mereka yang

tidak bisa menahan egonya dalam bekerja kelompok. Sejalan dengan pendapat

Rusman (2011, hlm. 205) bahwa dalam situasi belajar sering terlihat sifat

individualistis siswa. Siswa cenderung berkompetisi secara individual, bersikap

tertutup terhadap teman, kurang memberi perhatian ke teman sekelas, bergaul

hanya dengan orang tertentu, ingin menang sendiri, dan sebagainya. Jika keadaan

ini dibiarkan tidak mustahil akan dihasilkan warga negara yang egois, inklusif,

(6)

2

lingkungan, kurang menghargai orang lain, serta tidak mau menerima kelebihan

dan kekurangan orang lain. Gejala seperti ini kiranya mulai terlihat pada

masyarakat kita, sedikit-sedikit demonstrasi, main keroyokan, saling sikut, dan

mudah terprovokasi, maka dengan bekerja kelompok diharapkan terciptanya

sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan

antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa (pengajaran teman sejawat), dan

siswa dengan guru (multi way traffic communication) (Rusman, 2011, hlm. 203).

Pembelajaran sebaya (pengajaran teman sejawat) dapat berjalan dengan baik

karena siswa tidak enggan untuk berkomunikasi dengan teman sebaya dibanding

berkomunikasi dengan gurunya.

Faktor lain yang membuat pembelajaran Seni Rupa itu cenderung

membosankan karena metode pembelajaran yang diterapkan kurang variatif. Hal

ini akan berimbas pada tingkat kreativitas siswa. Kreativitas tersebut dapat

semakin kuat ketika siswa berkarya langsung karya Seni Rupa. Melihat fenomena

ini peneliti ingin menerapkan pengalaman peneliti ketika di bangku kuliah.

Peneliti dengan teman sekelas berkarya Lukisan Collective Painting yang

akhirnya lukisan tersebut ditampilkan pada acara pameran “Fine Arts Education”

dan dikoleksi di Monash University Australia pada tahun 2013. Pembelajaran

dengan metode Collective Painting tersebut menumbuhkan kerjasama dan

memberikan pengalaman berharga bagi kami. Maka dengan ini, peneliti ingin

mencoba menerapkan metode pembelajaran Collective Painting di tingkat

sekolah. Berharap hal ini dapat menghadirkan suasana baru, menumbuhkan rasa

kerja sama siswa, dan menunjukkan keberadaan Seni Rupa di tingkat sekolah.

Pemilihan SMP Negeri 1 Subang sebagai objek penelitian karena sekolah

ini merupakan sekolah favorit di Kabupaten Subang terbukti dengan meluapnya

siswa yang berminat bersekolah di SMP Negeri 1 Subang tidak terkecuali bagi

mereka yang berasal dari daerah yang terhitung jauh dari sekolah. Sekolah pun

menerapkan berbagai tahap seleksi masuk SMP Negeri 1 Subang, hingga pada

tahun 2013 diterapkan pula Kelas Cerdas Istimewa (CI) dan Kelas Bakat Istimewa

(BI). Banyak sekali prestasi yang telah dicapai, salah satunya yakni dinobatkan

(7)

3

terbaik yang menerapkan Kurikulum 2013 selain SMP Negeri 1 Kalijati, SMP

Negeri 1 Cisalak, SMP Nurul Gina, dan SMP Bunda Maria. Namun pada

pelaksanaan penelitian ini, kurikulum kelas IX masih menggunakan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Sedangkan siswa kelas IX A dipilih

sebagai objek penelitian karena siswa kelas IX sudah memenuhi karakteristik

remaja awal, kebersamaan mereka di sekolah sudah terbina cukup lama, beban

tugas cukup besar ini mereka jadikan sebagai nilai akhir Seni Budaya, dan siswa

ingin membuat kenangan di sekolah mengingat sebentar lagi mereka beranjak

SMA. Secara khusus kelas IX A ditentukan tema pada karya lukisnya, yakni

kekayaan alam dan budaya kabupaten Subang karena secara keseluruhan siswa

memiliki sikap tanggung jawab dan perfeksionis dalam mengerjakan tugas hal ini

pun ditunjang oleh ketua murid yang memiliki jiwa kepemimpinan yang baik.

Mengacu pada latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui

secara mendalam akan pelaksanaan metode pembelajaran tersebut. Maka dengan

ini peneliti menentukan judul penelitian: “Penerapan Metode Pembelajaran

Collective Painting Dalam Mata Pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa) (Analisis

Deskriptif pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Subang Tahun Pelajaran

2013/2014)”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kreativitas siswa SMP dalam mata pelajaran seni budaya (Seni Rupa)

belum optimal. Hal ini berdasarkan hasil karya siswa.

2. Kurangnya perkembangan sosial siswa dalam bekerja kelompok.

3. Proses pembelajaran Seni Rupa dirasa kurang menarik oleh para siswa.

4. Perlu adanya inovasi metode pembelajaran Seni Rupa.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berangkat dari latar belakang di atas maka diperoleh rumusan masalah

(8)

4

1. Bagaimana rencana penerapan metode pembelajaran Collective Painting

dalam mata pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa)?

2. Bagaimana pelaksanaan penerapan metode pembelajaran Collective

Painting untuk mengembangkan kreativitas berkarya dalam mata pelajaran

Seni Budaya (Seni Rupa)?

3. Bagaimana kreativitas karya siswa setelah penerapan metode pembelajaran

Collective Painting dalam mata pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa)?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai ialah:

1. Memperoleh gambaran rencana penerapan metode pembelajaran Collective

Painting dalam mata pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa).

2. Memperoleh gambaran pelaksanaan penerapan metode pembelajaran

Collective Painting dalam mata pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa).

3. Memperoleh hasil karya siswa setelah penerapan metode Collective

Painting dalam mata pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa).

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi siswa

Dapat meningkatkan kreativitas siswa yang diimbangi dengan

perkembangan sosial melalui kerja kelompok.

2. Manfaat bagi penulis

Dapat menambah pengalaman dalam hal penelitian dan penulisan laporan,

menambah pengetahuan tentang proses penggunaan metode pembelajaran Seni

Rupa yang tepat dan dapat dijadikan sebagai pengalaman penelitian pembelajaran

ketika menjadi pendidik.

3. Manfaat bagi guru

Dapat dijadikan sebagai sarana acuan untuk mengevaluasi terhadap

pembelajaran yang sudah berlangsung, merupakan upaya pengembangan

kurikulum di tingkat kelas, mengembangkan inovasi pembelajaran dan

(9)

5

F. Struktur Organisasi Skripsi

Penelitian ini terbagi kedalam lima BAB yakni:

BAB I. PENDAHULUAN, berisi latar belakang penelitian, identifikasi

masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

BAB II. LANDASAN TEORETIS, berisi tentang teori perencanaan

pembelajaran, teori-teori strategi pembelajaran seni yang secara spesifik

membahas mengenai model pembelajaran Cooperative Learning, pendekatan

pembelajaran kerja kelompok, dan metode pembelajaran Collective Painting.

Kemudian mengkaji teori mengenai karakteristik peserta didik yang mencakup

didalamnya perkembangan psikologi remaja, perkembangan Seni Rupa anak, dan

kreativitas. Setelah itu, membahas mengenai seni lukis, teknik melukis, dan teori

visual (unsur rupa dan desain).

BAB III. METODE PENELITIAN, memaparkan lokasi dan objek

penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, penelitian,

proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, analisis data, dan

kerangka penelitian.

BAB IV. TEMUAN DAN PEMBAHASAN, menjelaskan tentang temuan

hasil penelitian dan pembahasan temuan hasil penelitian.

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI, berisi tentang

(10)

132

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Penerapan Metode

Pembelajaran Collective Painting Dalam Mata Pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa)

(Analisis Deskriptif pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Subang Tahun Pelajaran 2013/2014)” memperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan penerapan metode pembelajaran Collective Painting disusun

sesuai dengan tahapan proses perencanaan. Proses tersebut diantaranya

adalah menelaah silabus dan RPP milik guru. Peneliti menemukan

kekeliruan pemahaman akan metode pembelajaran yang akan diterapkan

pada siswa. Hal ini wajar terjadi karena guru yang bersangkutan bukan

berasal dari pendidikan seni rupa. Oleh karena itu, peneliti memperbaiki dan

menambahkan metode Collective Painting pada silabus dan RPP tersebut.

Pada perencanaan pembelajaran terdahulu sudah ditentukan bahwa

pembelajaran ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, sementara dalam

perencanaan yang telah diperbaiki, peneliti menambahkan satu kali

pertemuan mengingat tugas karya ini termasuk proyek besar. Selain itu,

peneliti berencana agar siswa pun melaksanakan tugas ini diluar jam

pelajaran karena pasti memerlukan waktu yang banyak.

2. Pelaksanaan penerapan metode pembelajaran Collective Painting

berlangsung dalam dua kali proses pengerjaan karena terjadi ketidakpuasan

siswa akan hasil karya yang pertama. Pada karya pertama, siswa menilai

karyanya tidak lebih baik dari karya kelas yang lain. Maka dari itu mereka

sepakat untuk mengulang kembali proses pembuatan karya Collective

Painting dengan perencanaan yang lebih baik dan matang. Alasan

digantinya karya pertama adalah karya tidak menunjukan satu kesatuan

gambar yang utuh karena banyak garis yang tidak berkesinambungan, secara

visual komposisi karya kurang seimbang, dan siswa belum mengembangkan

(11)

133

siswa dalam melukis sehingga hasil karya terlihat kaku dan belum

menunjukkan kreativitas. Kondisi psikologis siswa kelas IX A yang

perfeksionis dan kompetitif menjadi tantangan tersendiri bagi siswa untuk

bekerja kelompok. Pada awal pengerjaan, kerja sama siswa belum begitu

muncul namun saat menemui masalah kerja sama mereka semakin

meningkat.

3. Hasil karya lukis Collective Painting secara keseluruhan, karya pertama

banyak muncul ciri-ciri tipe gambar haptic. Karena masing-masing siswa

mengungkapkan gagasannya tanpa memikirkan komposisi gambar secara

keseluruhan. Hal ini berbanding terbalik dengan karya kedua. Pada karya

kedua, kecenderungan tipe gambar visual muncul karena pada setiap

karyanya siswa sudah memiliki atau memunculkan kesan ruang. Pada karya

lukis Collective Painting pertama kreativitas siswa belum berkembang,

siswa masih mencari dan mencoba hal baru dalam melukis. Maka dapat

ditentukan pada karya lukis Collective Painting pertama ini, kreativitas

siswa berada pada tingkat ekspresif. Berbanding terbalik dengan karya lukis

Collective Painting yang kedua, siswa sudah mampu mengeksplorasi

kemampuannya dalam melukis. Mereka dengan sendirinya menemukan

beragam teknik melukis dengan pertimbangan estetis yang dimiliki. Teknik

melukis yang muncul diantaranya adalah melukis dengan menggunakan

tangan (finger painting), teknik flicked painting, menjahit tali rapi pada

kanvas, menempelkan kapas, menempelkan potongan sampah anorganik,

menempelkan hasil lipatan sedotan, menempelkan tai toko, menempelkan

gliter hingga menempelkan potongan bulu kelinci kesayangannya. Maka

pada karya lukis Collective Painting kedua ini menunjukkan tingkat

kreativitas siswa naik pada tingkat produktif. Kreativitas tersebut diukur

dalam segi teknik pembuatan (teknik melukis).

B. Implikasi

Penerapan metode pembelajaran Collective Painting menghasilkan beberapa

(12)

134

1. Penerapan metode pembelajaran Collective Painting memberi pengalaman

sosial bagi siswa dalam berkarya seni rupa.

2. Proses pembelajaran seni rupa perlu mengedepankan sisi kolaborasi selain

prestasi karena melalui kolaborasi memberi kontribusi dalam proses

berkaryanya.

3. Melalui penerapan metode pembelajaran Collective Painting memunculkan

impuls sosial sekaligus impuls estetik.

4. Penerapan metode pembelajaran Collective Painting menumbuhkan mental

sosial.

5. Penerapan metode pembelajaran Collective Painting dapat memberi peluang

bagi siswa untuk mengembangkan diri. Terbukti Rafifah Zahra kembali

memimpin teman-temannya dalam lomba melukis tembok/mural dengan

metode Group Work ditingkat SMA dan siswa kelas IX A yang lain pun

muncul sebagai pemimpin lomba tersebut.

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang diperoleh.

Peneliti memandang perlu untuk menyampaikan rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan

mengenai pelaksanaan pembelajaran seni rupa dengan menggunakan metode

pembelajaran Collective Painting.

2. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, inspirasi dan

motivasi untuk mengembangkan penerapan metode pembelajaran.

3. Bagi program studi seni rupa

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan dapat menjadi

pertimbangan dan masukan bagi mata kuliah yang terkait dengan judul skripsi

(13)

135

4. Bagi peneliti lanjutan

Peneliti memberi rekomendasi kepada peneliti lanjutan untuk meneliti metode

pembelajaran ekspresi bebas yang lain seperti metode Group Work dan

metode Campuran. Selain itu, ukuran tafril sebaiknya lebih dipertimbangkan

Referensi

Dokumen terkait

Abstract Objective: To observe the relationship between methylenetetrahydrofolate reductase (MTHFR) C677T gene polymorphism and homocysteine levels in cerebral palsy

Hasil penelitian pengaruh konsentrasi kapur terhadap pertumbuhan lobster air tawar menunjukkan bahwa konsentrasi kapur yang semakin tinggi menghasilkan ketersediaan kalsium dalam

Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan pembelajaran keterampilan mencuci sepeda motor di SLB G Daya Ananda berjalan dengan baik, guru dapat mengenal karakteristik setiap

Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh Metode Latihan Pengulangan Terhadap Kecepatan Tendangan

Custom Queuing (CQ) Traffic Destined for Interface Q Length Deferred by Queue Limit. Up to 16 3/10 1/10 Weighted Round Robin Scheduling (byte count) Classify Interface Hardware

Surat Asli Keterangan Domisili Perusahaan dari Kelurahan dan Surat Pernyataan dari Pemohon SIUP tentang lokasi usaha Perusahaan.. Fotokopi IMB dan HO

Hasil perancangan ini berupa video promosi berbasis animasi 3D Low poly yang digunakan sebagai video promosi untuk Wisata Religi dan Budaya “Ayo Wisata ke Semarang”.

Aplikasi yang ada saat ini kebanyakan merupakan aplikasi yang hanya dapat membuka satu jenis format file saja, penulis mencoba membuat aplikasi yang dapat membuka lebih dari satu