150 PENGARUH METODE LATIHAN PENGULANGAN TERHADAP
KECEPATAN TENDANGAN SABIT ATLET PENCAK SILAT PPLP DISPORA PROVINSI RIAU
(The Effect of the Repetition Exercise Method towards Crescent Kick Speed of Pencak Silat athletes PPLP DISPORA Riau Province).
Oleh: Zulrafli*), Kamaruddin*), dan Ginan Nugroho**)
*) Dosen Penjas FKIP UIR **) Alumni Penjas FKIP UIR
ABSTRACT
The problem in this study is the low speed of the crescent kick Pencak Silat athletes PPLP DISPORA Riau caused by lack of exercise repetitions. Crescent kick velocity can be increased one repetition training method. The purpose of this study was to determine whether there repetition effects of exercise method against crescent kick speed athletes Pencak silat PPLP DISPORA Riau Province. This research is an experiment research. The design uses two times research design, the initial test (test Pree) are denoted O_1 and final test (post-test) are marked with O_2. Population and sample in this study is Pencak Silat athletes PPLP DISPORA Riau province, there were 8 people. Test is used for processing the data (the crescent kick test) and techniques of data analysis using t-test formula. Based on data analysis, the value obtained is 11.19 t-obs then consulted on the results of these calculations t-tabel with 0.5% free degree, then obtained t-tabel 1895. T-obs was greater than t-tabel, thus, there are significant differences between the results of the initial test and final test. The data analysis also gives the conclusion that an increase in 15.13% of the comparison results of the initial test and final test. It can be concluded that the proposed hypothesis is proven that there is a significant influence on the repetition exercise method crescent kick speed Pencak Silat athletes PPLP DISPORA Riau Province .
Keywords: Method of Exercise Repetition and Kicking Speed Sabit.
PENDAHULUAN
Olahraga Pencak Silat saat merupakan kebutuhan dalam kehidupan manusia, sehingga kegiatan yang dilakukan berbagai aktifitas fisik, dapat menjaga kestabilan kondisi tubuh agar tetap bersemangat dalam beraktifitas sehari-hari. Namun, bagi seorang atlet, olahraga merupakan suatu ajang untuk berkompetisi dalam meraih prestasi yang setinggi-tingginya.
Salah satu olahraga yang sedang berkembangg adalah pencak silat. Pencak silat adalah hasil budaya bangsa
Indonesia untuk membela dan
mempertahankan eksisitensi
(kemandirian) dan integritasnya
(manunggalnya) terhadap lingkungan hidup dan alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pencak silat mempunyai pengertian yaitu Pencak dan Silat. Pencak mempunyai arti gerak dasar bela diri yang terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan. Sedangkan Silat adalah gerak beladiri yang sempurna, yang bersumber pada kerohanian yang suci murni.
151
mendirikan IPSI pada tahun 1948 memiliki tujuan sebagai berikut: (1) mempersatukan dan membina seluruh perguruan pencak silat yang ada di Indonesia. (2) menggali, melestarikan, mengembangkan dan memasyarakatkan pencak silat beserta nilai-nilainya. (3) Menjadikan pencak silat beserta nilai-nilainya sebagai sarana national and character building serta sarana perjuangan bangsa.
Pencak silat banyak digemari dan diminati oleh berbagai kalangan karena pencak silat mempunyai salah satu fungsi dan tujuan sebagai berikut: Pencak silat sebagai olahraga, karena aspek fisik dalam pencak silat sangat penting. Gerakan-gerakan pencak silat melibatkan otot-otot tubuh, sehingga dapat berpengaruh baik dalam kemampuan daya tahan otot maupun kemampuan kardiovaskular, kecepatan, kelenturan, keseimbangan, ketepatan, maupun kemampuan dalam mengambil keputusan secara singkat dan tepat.
Pencak silat mempunyai
beberapa tehnik dasar adapun teknik-teknik dasar pencak silat itu sendiri yaitu: tehnik dasar kuda-kuda, tehnik dasar pukulan, tehnik dasar tangkisan, tehnik dasar elakan, dan tehnik dasar tendangan. Dalam penelitian ini peneliti menganalisis tentang salah satu tehnik dasar dalam pencak silat yaitu tehnik dasar tendangan sabit. Tendangan sabit adalah tendangan yang lintasannya setengah lingkaran ke dalam dengan sasaran seluruh bagian tubuh dengan kenaan punggung telapak kaki. Tendangan sabit merupakan jenis tendangan yang sangat dominan dilakukan oleh seluruh atlet karena tendangan ini sangat mudah untuk dilakukan dan juga tingkat resiko atau dampak dari tendangan sabit ini cukup besar baik bagi diri sendiri maupun bagi lawan karena tendangan sabit ini merupakan perpaduan dari berbagai
faktor pendukung dari kondisi fisik di antaranya, power dan kekuatan otot tungkai, dan koordinasi gerak. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil tendangan yang cepat dan akurasi terhadap sasaran, maka dibutuhkan suatu latihan yang berdampak pada kecepatan tendangan sabit itu sendiri. Banyak jenis metode latihan yang
dapat mempengaruhi kecepatan
tendangan seseorang diantaranya dengan melakukan latihan-latihan yang mengutamakan pada kecepatan. Salah satu metode yang dapat meningkatkan kecepatan tendangan sabit adalah dengan cara melakukan metode latihan
pengulangan. Metode latihan
pengulangan adalah di antara pengulangan isi/ materi latihan dengan intensitas beban yang sangat tinggi terdapat interval-interval yang
membawa kepemulihan sempurna
(penuh). Menurut Syafrudin (1995:119), metode latihan pengulangan adalah suatu metode latihan yang lebih menekankan pada kerja dengan intensitas yang sangat tinggi kemudian dilakukan istrahat penuh (sempurna) dengan waktu istrahat yang lebih panjang. Di antara isi materi latihan dengan intensitas beban yang sangat tinggi terdapat interval-interval yang
membawa kepemulihan sempurna
(penuh).
Metode latihan ini sangat cocok
terutama untuk mengembangkan
kecepatan motorik, kecepatan reaksi, kekuatan kecepatan, dan kekuatan maksimal. Dengan melakukan latihan metode pengulangan terhadap latihan tendangan sabit diharapkan dapat meningkatkan kualitas kecepatan tendangan sabit atlet.
152 diharapkan ada beberapa fenomena
antara lain kesalahan dalam melakukan
sikap pasang kuda-kuda akan
melakukan tendangan, seringkali atlet tidak mengangkat lutut dahulu dalam melakukan tendangan sehingga hasil tendangan tidak pada sasaran, kaki tumpu atlet lurus (tidak ditekuk), kaki tumpuan menjinjit (tidak menapak), kedua tangan kaku (tidak rileks), ayunan gerakan tubuh tidak mengikuti ketika atlet melakukan tendangan sehingga terlihat kaku dan tidak bertenaga, intensitas latihan dan metode latihan. Salah satu metode pengulangan yang belum sempurna dalam latihan kecepatan menyebabkan tendangan sabit kurang maksimal, dan sarana utama untuk melatih kecepatan tendangan sabit atlet terbatas.
Berdasarkan
fenomena-fenomena yang terjadi di atas, maka penulis tertarik untuk membuat sebuah
penelitian dengan mengangkat judul
“Pengaruh Metode Latihan
Pengulangan Terhadap Kecepatan Tendangan Sabit Atlet Pencak Silat PPLP DISPORA Provinsi Riau”.
METODOLOGI PENELITIAN Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian dengan perlakuan percobaan (eksperimental). Pendekatan eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti
dengan mengeliminisasi atau
mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang menganggu. (Arikunto, 2010:9)
Lebih lanjut Arikunto (2006:85) menggambarkan desain penelitian eksperimen sebagai berikut :
Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi sebelum eksperimen (01) disebut pre test, dan observasi sesudah eksperimen (02) disebut post test. Perbedaan antara 01 dan 02 yakni 02-01 diasumsikan merupakan efek dari treatment atau eksperimen.
Adapun variabel penelitian yang diteliti dalam penelitian ini yaitu pengaruh metode latihan pengulangan atau variable X sebagai variabel bebas
dan kemampuan tendangan sabit sebagai variabel terikat (Y). Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan atlet pencak silat putra PPLP DISPORA Provinsi Riau yang berjumlah 8 orang.
Untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh yang signifikan antara metode latihan pengulangan terhadap kecepatan tendangan sabit Atlet Pencak Silat PPLP maka peneliti menggunakan tes ”t”, dengan rumus sebagai berikut:
𝑡𝑜 =𝑆𝐸𝑀𝐷
𝑀𝐷
Keterangan :
MD = Mean of Difference Nilai Rata-rata Hitung dari Beda/Selisih antara Skor Variabel I dan Skor Variabel II.
To = Test “t”
SEMD = Standar Error dari Mean of Difference
153
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Data Tes Awal Kecepatan Tendangan Sabit Atlet Pencak silat PPLP DISPORA Provinsi Riau
Dari hasil tes awal kecepatan tendangan sabit yang dilakukan pada atlet Pencak silat PPLP DISPORA
Provinsi Riau didapatkan distribusi rentang 21 – 22 ada 1 orang dengan persentase sebesar 12,50%, dan rentang 23 – 24 ada 3 orang dengan persentase sebesar 37,50%, serta pada rentang 25 -26 ada 4 orang dengan persentase sebesar 50%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Data tes awal kecepatan tendangan sabit atlet pencak silat PPLP DISPORA Provinsi Riau
No Interval F X FX Fr
1 21 – 22 1 21,5 21,5 12,50%
2 23 – 24 3 23,5 70,5 37,50%
3 25 – 26 4 25,5 102 50%
Jumlah ∑8 ∑70,5 ∑194 ∑100%
Berdasarkan data tes awal diketahui bahwa nilai tertinggi kecepatan tendangan sabit adalah 25 dan terendah adalah 21. Mean (rata-rata tes awal adalah 24,25 Median (nilai tengah) pada tabel tersebut 24,5 dengan modus (nilai yang sering muncul) 24,9.
2.Data Tes Akhir Tendangan Sabit Atlet Pencak silat PPLP DISPORA Provinsi Riau
Dari hasil tes akhir kecepatan tendangan sabit yang telah dilakukan pada atlet Pencak silat PPLP DISPORA Provinsi Riau didapatkan distribusi
frekuensinya sebanyak 4 kelas interval dengan panjang kelas intervalnya adalah 2. Pada kelas pertama dengan rentang 23 – 24 ada 1 orang dengan persentase sebesar 12,50%, pada kelas kedua dengan rentang 25 – 26 ada 1 orang dengan persentase sebesar 12,50%, pada kelas ketiga dengan rentang 27 – 28 ada 3 orang dengan persentase sebesar 37,50%, pada kelas keempat dengan rentang 29 -30 ada 3 orang dengan persentase sebesar 37,50%. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data tes akhir kecepatan tendangan sabit atlet Pencak silat PPLP DISPORA Provinsi Riau
No interval F X FX Fr
1 23 - 24 1 23,5 23,5 12,50%
2 25 - 26 1 25,5 25,5 12,50%
3 27 - 28 3 27,5 82,5 37,50%
4 29 -30 3 29,5 88,5 37,50%
Jumlah ∑8 ∑106 ∑220 ∑100%
Kemudian dari data tes akhir hasil kecepatan tendangan sabit nilai tertinggi adalah 30 dan hasil terendah adalah 23. Mean (rata-rata) kecepatan tendangan sabit adalah 27,5. Median (nilai tengah) pada tabel tersebut 27,9
dengan modus (nilai yang sering muncul) 28,5.
154 Tabel 3. Hasil analisis Uji t Pengaruh Pengulangan Terhadap Kecepatan Tendangan Sabit
Mean 𝒕𝐡𝐢𝐭𝐮𝐧𝐠 df
(N - 1)
𝒕𝐭𝐚𝐛𝐞𝐥 Peningkatan Kesimpulan
Tes awal Tes akhir
24 27,63 11,19 7 1,895 15,13% Berpengaruh
Signifikan
Berdasarkan tabel di atas, nilai 𝑡hitung yang diperoleh adalah 11,19
kemudian hasil perhitungan tersebut dikonsultasikan pada 𝑡tabel dengan derajat bebas 7, maka didapat 𝑡tabel 1,895. Berarti 𝑡hitung lebih besar dari 𝑡tabel, dengan
demikian terdapat perbedaan hasil tes awal dan tes akhir. Analisis data juga memberikan kesimpulan bahwa terjadi peningkatan 15,13% dari perbandingan hasil tes awal dan tes akhir. Dengan demikian hipotesis yang diajukan terbukti bahwa terdapat pengaruh metode pengulangan terhadap kecepatan tendangan sabit atlet Pencak silat PPLP DISPORA Provinsi Riau.
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dimaknai bahwa terdapat pengaruh metode pengulangan terhadap kecepatan tendangan sabit atlet Pencak silat PPLP DISPORA Provinsi Riau. Adanya pengaruh tersebut didasarkan bahwa metode pengulangan merupakan salah satu metode yang bisa digunakan dalam pembinaan keterampilan olahraga, khususnya pencaksilat.
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh Metode Latihan Pengulangan Terhadap Kecepatan Tendangan Sabit Atlet Pencak silat PPLP DISPORA Provinsi Riau. Berdasarkan hasil penelitian disarankan: 1. Untuk pelatih dalam upaya peningkatan kecepatan tendangan
sabit, perlu mengembangkan
berbagai bentuk metode latihan pengulangan secara tepat sehingga tujuan dari pembinaan olahraga
akan berujung pada peningkatan prestasi.
2. Atlet untuk meningkatkan kecepatan tendangan sabit perlu bersunguh-sunguh dalam latihan terutama dalam metode latihan pengulangan secara berkelanjutan atau continue. 3. disarankan pada peneliti lanjutan,
sebaiknya memperluas ruang
lingkup penelitian dan kelompok sampel yang lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, Aryadie. 2005. Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta: Galang Press
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Depdiknas. 2004. Instrumen
Pemanduan Bakat Pencaksilat Hariyadi, Slamet Kotot. 2003. Teknik
Dasar Pencak Silat Tanding. Jakarta: Dian Rakyat
Johor, Zainul.2004. Buku Ajar Pencak Silat. Padang: UNP
Lubis, Johansyah. 2014. Pencak Silat. Jakarta: Rajawali Sport
Naharsari, Nur Dyah.2008. Olahraga Pencak Silat. Jakarta: Ganeca exact
Notosoejitno.1997. Khazanah Pencak Silat.Jakarta: Infomedika
Sajoto. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik. Semarang:Dahara
Suwirman. 1999. Pencak Silat Dasar. Padang: FIK UNP
Subroto, Joko. 1996. Pembinaan Pencak Silat. Solo: Aneka