• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN URUTAN PEMBELAJARAN LAY UP SHOOT KE BOUNCE AND SHOOT DENGAN BOUNCE AND SHOOT KE LAY UP SHOOT TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN DALAM PERMAINAN BOLA BASKET.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN URUTAN PEMBELAJARAN LAY UP SHOOT KE BOUNCE AND SHOOT DENGAN BOUNCE AND SHOOT KE LAY UP SHOOT TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN DALAM PERMAINAN BOLA BASKET."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN URUTAN PEMBELAJARAN LAY UP SHOOT KE BOUNCE AND

SHOOT DENGAN BOUNCE AND SHOOT KE LAY UP SHOOT TERHADAP HASIL

PEMBELAJARAN DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Program Sarjana

Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi

Oleh :

Danny Adhitya Nugraha

0704664

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PERBANDINGAN URUTAN

PEMBELAJARAN LAY UP SHOOT KE

BOUNCE AND SHOOT DENGAN BOUNCE

AND SHOOT KE LAY UP SHOOT

TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN

DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

Oleh

Danny Adhitya Nugraha

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Danny Adhitya Nugraha 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

DANNY ADHITYA NUGRAHA

PERBANDINGAN URUTAN PEMBELAJARAN LAY UP SHOOT KE BOUNCE AND SHOOT DENGAN BOUNCE AND SHOOT KE LAY UP SHOOT TERHADAP HASIL

PEMBELAJARAN DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING Pembimbing I

Drs. Sucipto, M. Kes. AIFO NIP. 196106121987031002

Pembimbing II

Lukmannul Haqim Lubay, M. Pd NIP. 197508122009121004

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi

(4)

PERBANDINGAN URUTAN PEMBELAJARAN LAY UP SHOOT KE

BOUNCE AND SHOOT DENGAN BOUNCE AND SHOOT KE LAY UP SHOOT

TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

Oleh:

Danny Adhitya Nugraha 0704664

Pembimbing:

Drs. Sucipto, M. Kes. AIFO Lukmannul Haqim Lubay, M. Pd

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah 1) ingin mengetahui berapa besar hasil pembelajaran permainan bola basket dari urutan lay up shoot ke bounce and shoot, 2) Ingin mengetahui berapa besar hasil pembelajaran permainan bola basket dari urutan

bounce and shoot ke lay up shoot, 3) Ingin mengetahui manakah yang lebih besar

hasil pembelajaran permainan bola basket dari kedua urutan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa/siswi ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 1 Ciledug Kabupaten Cirebon sebanyak 16 siswa dengan menggunakan pre-test dan post-test design dan tes lay up shoot (basket per minute) sebagai instrumen penelitian. Analisis data yang dicari melalui rumus statistika karya Sudjana (2001) yaitu, rata-rata kelompok 1 sebesar 4,62 dengan simpangan baku 1,68 dan rata-rata kelompok 2 sebesar 4,25 dengan simpangan baku 1,75, selanjutnya hasil pengujian normalitas lilliefors kedua kelompok berdistribusi normal, dan setelah dilakukan penghitungan uji t menunjukan perbedaan peningkatan hasil latihan kedua kelompok. Dengan demikian kesimpulan dari penelitian ini adalah kedua bentuk latihan tersebut dapat meningkatkan hasil pembelajaran dalam permainan bola basket tetapi pemberian urutan lay up shoot ke bounce and shoot lebih dapat meningkatkan hasil pembelajaran dalam permainan bola basket dibandingkan dengan pemberian urutan

bounce and shoot ke lay up shoot.

(5)

Danny Adhitya Nugraha, 2014

LEARNING SEQUENCE COMPARISON LAY UP SHOOT TO BOUNCE AND SHOOT WITH BOUNCE AND SHOOT TO LAY UP SHOOT THE

LEARNING OUTCOMES IN THE GAMES OF BASKETBALL By:

Danny Adhitya Nugraha 0704664

Supervisor:

Drs. Sucipto, M. Kes. AIFO Lukmannul Haqim Lubay, M. Pd

Abstract

The purpose of this study is 1) want to know how big the learning outcomes of the game of basketball sequence lay up shoot to bounce and shoot, 2) Want to know how big the learning outcomes of the game of basketball sequence bounce and shoot to lay up shoot, 3) Want to know where greater learning outcomes of the second basketball game of the sequence. The method used in this study is the experimental method. The sample used in this study were student / student extracurricular basketball SMAN 1 Ciledug Cirebon as many as 16 students using the pre-test and post-test design and lay up shot test (basketball per minute) as a research instrument. Analysis of the data sought by the statistical formula works Sudjana (2001), namely, the average group 1 was 4.62 with a standard deviation of 1.68 and an average group 2 of 4.25 with a standard deviation of 1.75, then the results of the test for normality Lilliefors both groups were normally distributed, and after calculating the t test results showed differences in the increase in both exercise groups. Thus the conclusion of this study is that both forms of exercise can improve learning outcomes in the game of basketball but lay up giving the order to shoot and shoot more bounce to improve learning outcomes in the game of basketball than the order granting the bounce and shoot to lay up shoot.

(6)

DAFTAR ISI

A. Hakekat Pendidikan Jasmani ... B. Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani ... C. Konsep Dasar Pembelajaran ... D. Belajar Keterampilan Gerak Motorik Dalam Permainan

(7)

Danny Adhitya Nugraha, 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...

A. Metode Penelitian ... B. Populasi dan Sampel ... C. Desain Dan Langkah-Langkah Penelitian ... D. Instrumen Penelitian ... E. Pelaksanaan Latihan ... F. Prosedur Pengolahan Data ...

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ...

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

Hasil Penghitungan Rata-Rata Dan Simpangan Baku Tes Awal Kedua Kelompok ...

Hasil Penghitungan Rata-Rata Dan Simpangan Baku Tes Akhir Kedua Kelompok ...

Hasil Pengujian Normalitas Lilliefors Kedua Kelompok ...

Hasil Pengujian Homogenitas (Kesamaan Dua Variansi) Kedua Kelompok ...

Hasil Penghitungan Dan Uji Signifikansi Peningkatan Hasil Latihan Kedua Kelompok ...

Hasil Penghitungan Dan Uji Signifikansi Perbedaan

Peningkatan Hasil Latihan Kedua Kelompok ...

31

32

32

33

34

(9)

Danny Adhitya Nugraha, 2014

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1

3.2

3.3

Desain Penelitian ...

Langkah-Langkah Penelitian ...

Pelaksanaan Tes ...

22

23

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1

2

3

4

5

6

Program Latihan

Instrumen Penelitian

Pengolahan Dan Analisis Data

Surat Izin Penelitian

SK Pembimbing Skripsi

(11)

Danny Adhitya Nugraha, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan, perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif

dan kecerdasan emosi. Oleh karenanya, dalam lingkungan pembelajaran pendidikan jasmani selalu diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan psikomotor, kognitif dan afektif. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Mahendra (2007) yang menyatakan bahwa “Pendidikan Jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.”

Proses belajar mengajar pendidikan jasmani memiliki ciri tersendiri, yaitu suatu proses belajar yang mengutamakan aktifitas gerak. Gerak merupakan kebutuhan yang hakiki yaitu gerak yang spesifik yang dilakukan secara sadar dan bertujuan. Tentang gerak Supandi (1986:3) dalam buku Teori Belajar Mengajar Gerak mengemukakan sebagai berikut :

Gerak itu merupakan keniscayaan dan tergolong kebutuhan dasar seperti halnya makan dan minum. Karena bergerak manusia mampu bertahan hidup dan melalui gerak itulah manusia mencapai beberapa tujuan seperti pertumbuhan fisik, perkembangan mental dan sosial. Aktivitas gerak yang dimaksud adalah melalui olahraga.

Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif dan emosional dalam kerangka sistem pendidikan jasmani. Selain itu Pendidikan jasmani juga dapat diartikan pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau

(12)

2

Dalam konteks pendidikan, permainan bola basket telah dimasukkan ke dalam kurikulum mata pelajaran pendidikan jasmani. Permainan bola basket seperti yang dikutip FIBA (2006:1) adalah”... permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri dari lima pemain. Tujuan dari masing-masing regu adalah untuk memasukkan bola ke keranjang lawan dan berusaha mencegah regu lawan memasukkan bola.” Untuk dapat bermain dengan baik, maka setiap pemain harus menguasai teknik dasar yang lengkap. Permainan bola basket banyak digemari oleh masyarakat terutama di kalangan anak-anak dan remaja di

lingkungan persekolahan. Di dalam struktur kurikulum, permainan bola basket di ajarkan dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, baik dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler maupun ekstrakurikuler. Melalui permainan bola basket, seluruh potensi dari seluruh aspek yang diajarkan dalam permainan ini diyakini dapat berpotensi untuk dapat ditumbuhkembangkan. Sampai batas-batas tertentu, secara inhern nilai-nilai potensial dari seluruh aspek tersebut ada dalam permainan bola basket. Misalnya, dengan berlatih dan bermain bola basket secara teratur, meskipun tanpa adanya guru dan pelatih yang membimbing.

Nilai pendidikan yang terdapat dalam permainan bola basket seperti yang dipaparkan diatas diharapkan bisa terinternalisasi dalam diri siswa, sehingga nilai-nilai tersebut dapat ditunjukkan, bukan hanya pada saat bermain bola basket tetapi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Namun demikian, untuk mengantisipasi segala perubahan yang terjadi di lingkungan masyarakat pada masa yang akan datang, perlu dikembangkan nilai-nilai pendidikan yang lebih luas dan diduga relevan dengan perubahan-perubahan lingkungan masyarakat tersebut. Oleh karena itu, kecerdasan dan kreativitas guru dalam menciptakan proses pembelajaran yang berintensikan pendidikan untuk memecahkan isu-isu sentral dalam pembelajaran bola basket sangat diharapkan dalam rangka

mempersiapkan siswa untuk dapat beradaptasi dengan kehidupan mereka dimasa sekarang dan masa yang akan datang.

(13)

3

Danny Adhitya Nugraha, 2014

pemain. Tujuan dari masing-masing tim ini adalah untuk mencetak angka ke keranjang lawan dan berusaha mencegan tim lawan mencetak angka.”

Dengan demikian, ada dua hal persoalan penting yang dapat menunjang keberhasilan bermain bola basket yaitu bagaimana agar dapat memasukkan bola sebanyak-banyaknya dan bagaimana agar lawan tidak dapat memasukkan bola. Untuk dapat bermain dengan baik, maka setiap pemain harus menguasai teknik dasar yang kompleks. Tentang teknik dasar permainan bola basket Kosasih (1985:153) dalam buku Teknik dan Program Latihan secara garis besarnya teknik

dasar permainan bola basket, yaitu : “(1) cara melempar dan menangkap bola (passing dan catching), (2) cara memantul-mantulkan bola (dribbling), (3) cara memasukkan bola atau menembak (shooting), (4) cara berputar (pivot), dan (5) olah kaki atau gerakan kaki (foot work).”

Berbagai teknik diatas harus dapat dikuasai oleh siswa agar dapat bermain dengan baik. Atas dasar pengalaman dan pengamatan penulis di lapangan, dari berbagai teknik dasar tersebut yang mempunyai tingkat kesulitan adalah teknik

shooting. Oleh karena itu, guru pendidikan jasmani harus dapar merencanakan,

melaksanakan dan mengevaluasi metode belajar siswa yang efektif terutama teknik shooting dalam bentuk lay up shoot dan bounce and shoot. Lay up shoot dan bounce and shoot adalah salah satu teknik dasar dalam permainan bola basket yang sangat sering digunakan dalam permainan bola basket, karena dengan kedua teknik dasar tersebut efektif untuk pemain mencetak skor.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian pada latar belakang masalah, maka penulis membuat suatu rumusan masalah sebagai berikut :

1. Berapa besar hasil pembelajaran permainan bola basket dari urutan lay up

shoot ke bounce and shoot?

2. Berapa besar hasil pembelajaran permainan bola basket dari urutan bounce and

shoot ke lay up shoot?

3. Manakah yang lebih besar hasil pembelajaran permainan bola basket antara urutan lay up shoot ke bounce and shoot dengan bounce and shoot ke lay up

(14)

4

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ingin mengetahui berapa besar hasil pembelajaran permainan bola basket dari urutan lay up shoot ke bounce and shoot.

2. Ingin mengetahui berapa besar hasil pembelajaran permainan bola basket dari urutan bounce and shoot ke lay up shoot.

3. Ingin mengetahui manakah yang lebih besar hasil pembelajaran permainan bola basket dari kedua urutan tersebut.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan penulis dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian lebih lanjut dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pembelajaran lay up shoot dan bounce and shoot.

2. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi semacam sumbang saran pemikiran bagi pengembangan pendidikan, khususnya di lembaga pendidikan yang menjadi objek penelitian penulis.

E. Pembatasan Penelitian

Untuk dapat merumuskan masalah dengan baik serta mengingat keterbatasan kemampuan penulis, baik dalam hal waktu maupun biaya, maka agar

penelitian ini tidak terlalu meluas, masalah penelitian dibatasi hanya pada pengukuran efektivitas pembelajaran lay up shoot dan bounce and shoot.

Untuk menghindari terjadinya salah tafsir terhadap penelitian ini, maka perlu adanya pembatasan-pembatasan istilah sebagai berikut :

1. Penelitian difokuskan pada perbandingan urutan pembelajaran lay up shoot ke

(15)

5

Danny Adhitya Nugraha, 2014

2. Objek penelitian adalah siswa peserta kegiatan ekstrakulikuler bola basket di SMA Negeri 1 Ciledug Kab. Cirebon sejumlah 16 siswa.

F. Penjelasan Istilah

1. Belajar yaitu Perubahan-perubahan dalam sistem urat syaraf, penambahan pengetahuan atau sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan.

(Nasution, 2000:39).

2. Kegiatan belajar dan pembelajaran menjadi salah satu langkah dalam proses pendidikan jasmani dimana kegiatan belajar dilakukan oleh siswa sedangkan kegiatan mengajar dilakukan oleh guru dan di dalam proses belajar dan mengajar guru harus mampu membelajarkan siswa secara optimal. (Husdarta dan Yudha, 2000:17).

3. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. (UUSPN No. 20 tahun 2003).

4. Pendidikan Jasmani adalah proses interaksi sistematik antara anak didik dan lingkungannya yang dikelola melalui pengembangan jasmani secara efektif dan efisien menuju pembentukan manusia seutuhnya. (Supandi, 1991:2) 5. Lay up shoot adalah suatu teknik dasar tembakan yang dilakukan dengan jarak

dekat sekali dengan basket, sehingga seolah-olah bola itu diletakkan kedalam keranjang yang didahului dengan gerakan melangkah lebar dan melompat

setinggi-tingginya. (Abdoellah, 1985:109)

(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment. Di samping itu penulis ingin mengetahui pengaruh variable bebas terhadap variable terikat yang diselidiki atau diamati. Mengenai metode eksperimen ini Surakhmad (1998:149) menjelaskan, “Dalam arti kata yang luas, bereksperimen ialah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat sesuatu hasil. Hasil itu akan menegaskan bagaimanakah kedudukan perhubungan kausal antara variabel-variabel yang diselidiki.”

Penulis anggap bahwa metode eksperimen lebih tepat untuk mencari jalan pemecahan masalah hubungan sebab akibat. Hal ini pun dikemukakan oleh Suryabrata (1983:32) bahwa, “Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen, satu atau lebih kondisi perlakuan, dan membandingkan hasilnya.” Selanjutnya tentang metode eksperimen menurut Nurgana (1999:49) adalah “Teknik percobaan yang bertujuan untuk menemukan hubungan sebab akibat antara variabel-variabel yang diselidikinya.” Nasution (1991:41) juga menjelaskan bahwa “Suatu eksperimen selalu dikatakan dalam kondisi dimana satu atau beberapa variabelnya dapat dikontrol adalah bahwa satu variabel atau lebih bersifat tetap dan variabel lainnya bersifat bebas. Kontrol digunakan bagi kelompok atau individu yang tidak dikenakan variabel eksperimen.”

(17)

21

Danny Adhitya Nugraha, 2014

dijelaskan oleh Surakhmad (1998:153) bahwa “... penyelidik menghadapi sekaligus dua unit yang sejodoh, perbedaan unit A dan unit B hanyalah dalam memanipulasi variabel eksperimen.”

Selanjutnya untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dari kedua variabel tersebut, penggunaan metode eksperimen dengan model pre tes dan post tes. Pada pelaksanaan penelitian dengan model ini adalah memisahkan antara

kelompok A dan kelompok B, dimana kedua kelompok dikenai perlakuan pengukuran yang sama dengan materi yang berbeda. Kedua bentuk metode ini digunakan untuk mencari hasil yang lebih baik dalam meningkatkan kemampuan

lay up shoot dan bounce and shoot pada siswa SMA Negeri 1 Ciledug kabupaten

Cirebon.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam sebuah penelitian merupakan kumpulan individu yang akan diteliti atau sebagian variabel-variabel yang akan diamati dalam suatu penelitian. Populasi penelitian merupakan sumber data yang sangat penting bagi terlaksananya suatu penelitian. Tanpa adanya populasi, penelitian tidak mungkin dapat dilaksanakan.

Pengertian populasi menurut Sudjana (2001:6) dijelaskan sebagai berikut: “Populasi adalah totalitas semua nilai mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran kuantitatif atau kualitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas.” Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan objek penelitian tempat diperolehnya informasi yang dapat berupa individu maupun kelompok.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket di SMA Negeri 1 Ciledug Kabupaten Cirebon yang

berjumlah 16 siswa. Data ini diperoleh dari hasil wawancara dengan guru olahraga di sekolah dan hasil pengamatan penulis di lapangan.

(18)

22

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana.

C. Desain dan Langkah-Langkah Penelitian 1. Desain Penelitian

Pemilihan desain pada penelitian eksperimen ini haruslah tepat dan sesuai dengan tuntutan-tuntutan variabel yang terkandung dalam penelitian dan hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini, tujuannya untuk mempermudah langkah-langkah yang dilakukan dalam suatu penelitian sehingga akan membantu peneliti dalam upaya memecahkan masalah penelitian yang telah dirumuskan.

Penelitian eksperimen mempunyai berbagai macam desain. Penggunaan desain tersebut, disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin diungkapkan. Mengenai desain penelitian, Nasution (2004:40) menyatakan bahwa “Desain penelitian merupakan suatu rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian.”Adapun fungsi dari desain penelitian menurut Sudjana dan Ibrahim (2001:31) sebagai berikut:

1. Memberikan kesempatan untuk membandingkan kondisi yang dituntut oleh hipotesis penelitian.

2. Memungkinkan penelitian membuat intrepretasi dari hasil studi melalui analisis data secara statistika.

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “ pre-test and post-pre-test design” sebagai berikut :

(19)

23

Danny Adhitya Nugraha, 2014 E2 : kelompok eksperimen 2

X1: perlakuan urutan pembelajaran lay up shoot ke bounce and shoot X2: perlakuan urutan pembelajaran bounce and shoot ke lay up shoot O1 dan O3 : pre test

O2 dan O4 : post test

2. Langkah-Langkah Penelitian

.2

Gambar 3.2

Langkah-langkah Penelitian

POPULASI

SAMPEL

KELOMPOK EKSPERIMEN A

KELOMPOK EKSPERIMEN B

PRE TEST PRE TEST

PERLAKUAN URUTAN PEMBELAJARAN LAY UP

SHOOT KE BOUNCE AND SHOOT

PERLAKUAN URUTAN PEMBELAJARAN BOUNCE

AND SHOOT KE LAY UP SHOOT

POST TEST

(20)

24

D. Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitan diperlukan alat yang disebut instrumen. Menurut Sugiyono (2009:102) menjelaskan bahwa: “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.” Dalam penelitian ini diperlukan adanya alat ukur untuk mengetahui kekurangan-kekurangan atau kemajuan-kemajuan yang telah dicapai. Mengenai hal ini Nurhasan (1999:2) mengemukakan bahwa “Dalam proses pengukuran membutuhkan alat ukur.” Dengan alat ukur ini akan mendapatkan data yang merupakan hasil pengukuran.

Adapun instrumen yang digunakan penulis untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah dengan instrument tes. Tes yang digunakan adalah tes keterampilan lay up shoot (Basket per minute) dari Lehsten dalam Lubay (2001:20). Adapun tata cara pelaksanaan tes tersebut adalah sebagai berikut :

a. Tujuan: mengukur keterampilan lay up shoot dalam permainan bola basket

b. Alat: alat tulis, peluit, bola basket dan lapangan basket c. Pelaksanaan:

Tester berdiri di belakang garis tembakan hukuman. Pada saat aba-aba “ya”, tester mengambil bola dari kursi sebelah kanan. Dilanjutkan dengan gerakan lay up shoot kearah ring basket. Setelah melakukan

lay up shoot, tester menangkap bola tersebut lalu mengoper dengan

gerakan chest pass pada temannya yang berada di belakang kursi sebelah kanan. Setelah itu, tester mengambil bola dari kursi sebelah kiri. Dilanjutkan dengan gerakan lay up shoot ke arah ring basket, lalu menangkap bola tersebut dan mengoper dengan gerakan chest pass pada temannya yang berada di belakang kursi sebelah kiri. Tester berusaha memasukkan bola sebanyak mungkin ke dalam basket dalam waktu 1 menit.

d. Skor: dihitung 1 jika gerakan tester dalam melakukan teknik lay up

(21)

25

Danny Adhitya Nugraha, 2014

Mengenai pelaksanaan tes lay up shoot dapat dilihat digambar dibawah ini

X2 X3

Gambar 3.3 Pelaksanaan Tes

Keterangan gambar :

: Arah gerakan lay up shoot

: Arah gerakan chest pass

: Kursi

X1 : Tester

X2 dan X3 : Siswa yang membantu pelaksanaan tes

E. Pelaksanaan Latihan

Latihan dalam penelitian ini dilaksanakan sebagai berikut: 1. Tempat : Lapangan bola basket SMA Negeri 1 Ciledug 2. Waktu : Oktober - November 2013

3. Lama latihan : Pk. 15.00 WIB s.d. Selesai

Latihan dalam penelitian ini dilaksanakan selama enam minggu. Latihan dilaksanakan 3 kali dalam seminggu yaitu Senin, Rabu dan Jumat setiap pukul 15.00 WIB sampai dengan selesai.

Latihan yang dilakukan terdiri dari tiga bagian yaitu latihan pemanasan, inti, dan penenangan. Adapun uraian latihannya adalah sebagai berikut:

1. Latihan Pemanasan

(22)

26

Sebelum melakukan latihan inti, subyek diinstruksikan untuk melakukan pemanasan dengan bimbingan dari penulis, yaitu melakukan peregangan statis, lari mengelilingi lapangan, dan peregangan dinamis yang lamanya kurang lebih 10 menit.

Latihan pemanasan yang diberikan berupa peregangan statis yaitu meregangkan seluruh anggota badan secara sistematis yang dapat dilakukan mulai

dari kepala sampai ke kaki. Selanjutnya lari keliling lapangan dan diakhiri oleh peregangan dinamis, yaitu suatu bentuk latihan yang meliputi gerakan memantul-mantulkan anggota badan secara berulang-ulang.

2. Latihan inti

Sebelum melakukan latihan inti subyek diukur denyut nadinya untuk memastikan bahwa ia siap melakukan latihan inti. Setelah diketahui subyek telah berada pada kondisi latihan yaitu denyut nadinya telah menunjukkan berada pada daerah latihan (antara 162-182 denyut nadi/menit, karena rata-rata sampel berusia 17 tahun), maka latihan inti pun dimulai. Dalam latihan inti secara garis besar para sampel diberikan latihan urutan pembelajaran lay up shoot ke bounce and

shoot untuk kelompok A dan latihan urutan pembelajaran bounce and shoot ke lay up shoot untuk kelompok B. Prinsip-prinsip latihan pun diterapkan diantaranya

prinsip sistematis dan berulang-ulang.

3. Latihan Pendinginan dan Evaluasi

Setelah melakukan latihan inti, subjek diinstruksikan untuk melakukan latihan penenangan dengan suatu bimbingan, yaitu melakukan lari keliling lapangan dan gerak pelemasan juga diadakan evaluasi kegiatan latihan yang lamanya kurang lebih sepuluh menit.

F. Prosedur Pengolahan Data

Setelah data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data tersebut secara statistik. Langkah-langkah pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

(23)

27

Danny Adhitya Nugraha, 2014

̅ = ∑

Arti dari tanda-tanda rumus berikut adalah : ̅ = Skor rata-rata yang dicari

xi = Nilai data

∑ = Jumlah

n = Jumlah Sampel

2. Menghitung simpangan baku dengan rumus dari Sudjana (2001:94)

S = √∑( ̅)

Arti dari tanda-tanda rumus tersebut adalah : S = Simpangan baku yang dicari

∑( ̅) = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

n = Jumlah sampel

3. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors. Prosedur yang digunakan menurut Sudjana (2001:466) adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2, … Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ..., Zn dengan menggunakan rumus:

(24)

28

(X dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari sampel).

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Z1) = P(Z Z1).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, … Zn  Zi. Jika proporsi ini dinyatakan S(Zi), maka:

S(Zi) = 

d. Menghitung selisih F (Zi) - S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan Lo dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata  yang dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima.

4. Menguji homogenitas. Rumus yang digunakan menurut Sudjana (2001:250) adalah sebagai berikut:

F =

Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika hitung lebih kecil dari F-tabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dengan taraf nyata (α) = 0,05.

5. Pengujian signifikansi peningkatan hasil latihan, menggunakan uji t dengan rumus dari Sudjana (2001:35) sebagai berikut:

(25)

29

Danny Adhitya Nugraha, 2014

t = ̅ √ ⁄

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah : t = Nilai kritis untuk uji signifikan beda

̅ = Rata-rata beda

= Simpangan baku beda = Jumlah sampel

Untuk uji t kriteria pengujiannya adalah tolak hipotesis, jika t ≠ t1 – a.

Untuk harga lainnya Ho ditolak, distribusi t dengan tingkat kepercayaan

0.975 dan derajat kebebasan (dk) = n. Untuk lebih jelasnya lagi mengenai uji hipotesis nol (Ho), hipotesis statistika dirumuskan sebagai berikut :

Ho : B = 0

HA : B ≠ 0

b. Uji satu pihak menggunakan rumus :

=

t = ̅ ̅ √

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah : S = Simpangan baku

(26)

30

Untuk uji t kriteria pengujiannya adalah tolak hipotesis, jika t > t1 – a.

Untuk harga lainnya Ho ditolak, distribusi t dengan tingkat kepercayaan 0.95 dan derajat kebebasan (dk) = (n1+n2-2). Untuk lebih jelasnya lagi mengenai uji

hipotesis nol (Ho), hipotesis statistika dirumuskan sebagai berikut: Ho : µ1< µ2

(27)

Danny Adhitya Nugraha, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: “kedua bentuk latihan tersebut dapat meningkatkan hasil pembelajaran dalam permainan bola basket tetapi pemberian urutan lay up shoot ke bounce and shoot lebih dapat meningkatkan hasil pembelajaran dalam permainan bola basket dibandingkan dengan pemberian urutan bounce and shoot ke lay up shoot.

B. Saran-saran

Saran-saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi para pembina, pelatih dan pembaca pada umumnya agar mencobakan latihan urutan pembelajaran lay up shoot ke bounce and shoot maupun latihan urutan pembelajaran bounce and shoot ke lay up shootdalam proses pelatihan untuk meningkatkan kemampuan lay up shoot dan bounce and shoot, karena kedua jenis latihan tersebut dapat meningkatkan hasil pembelajaran dalam permainan bola basket

2. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian tentang aspek-aspek

fisik, penulis menganjurkan untuk melakukan penelitian yang berkenaan dengan hal-hal fisik lainnya yang mempengaruhi prestasi suatu cabang olahraga.

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Abdoellah, Arma. (1985). Olahraga Untuk Pelatih, Pembina dan Penggemar. Jakarta : PT. Sastra Hudaya.

Ambler, Vic. (1989). Petunjuk Untuk Pelatih dan Pemain Bola Basket. Bandung : CV Pionir

Arikunto, Suharsimi. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan

Jasmani SD & MI. Jakarta : Pusat kurikulum Balitbang Dediknas.

FIBA. (2006). Peraturan Resmi Bola Basket 2006-2010. Bandung : FPOK UPI Bandung.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta. CV : Tambak Kusuma.

Husdarta, J. S dan Saputra, Y. (2000). Belajar Dan Pembelajaran. Depdiknas : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Kiram, Yanuar. (1992). Belajar Motorik. Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud

Kosasih, Engkos. (1985). Teknik Dan Program Latihan. Jakarta : Akademika Presindo.

Kosasih, Engkos. (1993). Teknik Dan Program Latihan. Jakarta : Akademika Presindo

Lubay, Lukmannul Haqim (2001). Pengujian Validitas Dan Reliabilitas Modifikasi Tes

Bolabasket Dari Johnson Dan Lehsten Bagi Siswa Laki-laki SMUN 2 BANDUNG.

Bandung : FPOK UPI

Lutan, Rusli. (1988). Belajar Keterampilan Motorik : Pengantar Teori dan Metode. Jakarta : Depdikbud, Dikti.

Lutan, Rusli. (2001). Belajar Keterampilan Motorik. Jakarta : DEPDIKBUD

Mahendra. Agus. (2003). Falsafah Pendidikan Jasmani. [Online]. Tersedia : http : //ahmesabe.wordpress.com/2008/10/13/falsafahpenjas/. [27 Juni 2007]

Nasution. (2000). Metode Research, Penelitian Ilmiah. Jakarta : Bumi Aksara.

Nasution, S. (1991). Metode Research Penelitian Ilmiah. Bandung : Jemmars.

Nurgana, Endi. (1999). Statistik untuk Penelitian. Bandung : CV. Permadi Bandung

Nurhasan, dkk. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung : FPOK UPI.

Rahantoknam, B. Edward (1987). Belajar Motorik: Teori dan Aplikasinya Dalam Pendidikan

(29)

Danny Adhitya Nugraha, 2014

Rusyan, A.T. dan Kusdiani A. (2008). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Pustaka Utama

Rusyan, A.T. dan Wasmin. (1998). Etos Kerja dalam Meningkatkan Produktivitas Kinerja

Guru. Jakarta : Intimedia

Sagala, S. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : CV Alfabeta

Sardiman, A.M. (1992). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali

Setiawan, Iwan. (1992). Manusia dan Olahraga. Bandung : ITB dan FPOK IKIP Bandung

Sucipto, et al. (2010).Modul Permainan Bola Basket. Bandung : PJKR FPOK UPI Bandung

Sudjana dan Ibrahim. (2001). Penilaian dan Penelitian Pendidikan. Bandung : Tarsito.

Sudjana, Nana. (2001). Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D). Bandung : Alfabeta.

Suherman, A. (2001). Evaluasi Pendidikan Jasmani Asasmen Alternatif Terhadap Kemajuan

Belajar Siswa di Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas : Dirjen Dikdasmen Bekerja

Sama Dengan Dirjen Olahraga

Sukintaka. (1992). Teori Bermain Untuk D2 PGSD Penjaskes. Jakarta : Depdiknas Dirjen Diksi Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Supandi dan Seba. (1986). Teori Belajar Mengajar Gerak. Bandung : FPOK IKIP Bandung.

Supandi. (1991). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani. Jakarta : Depdikbud.

Suparyanti. (1992). Konsep dan Dasar-Dasar Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud

Surakhmad, W. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode, Teknik. Bandung: Tarsito.

Suryabrata, Sumadi. (1983). Metodologi Penelitian. Jakarta: CV. Rajawali

Whelton. (1989). Coaching Bola Basket. Jakarta : Dirjen Olahraga dan Pemuda

Sumber dari internet :

http://pengertianbelajarmenurutparaahli.html

http://kinerjamengajarguru.html

http://www.perbasi.or.id/index.php?ref=peraturan&kat=peraturanfiba

Gambar

Gambar 3.1  Desain Penelitian
Gambar 3.2 Langkah-langkah Penelitian
Gambar 3.3  Pelaksanaan Tes

Referensi

Dokumen terkait

sama dengan teman sekelompok demi meraih poin yang banyak untuk timnya. Siswa berlomba untuk menyusun kalimat acak menjadi paragraf utuh sehingga.. siswa dapat

This study aims to investigate the influence of auditor specialization, size of the client company, switching auditors, and audit fees to audit quality proxied by the size of

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) Efektivitas perhatian orangtua dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas tinggi SD Muhammadiyah 15 Surakarta Tahun

Graph bisa dibayangkan sebagai kumpulan objek atau aktifitas sebagai contoh adalah perjalanan pengiriman suatu barang dari satu kota ke kota lainnya, dalam teori graph hal ini

Rekan-rekan mahasiswa manajemen stambuk 2014 Program S-1 Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara khususnya Endang, Tata, Rina, Wenni, Yuni,

Pengaruh olahraga renang terhadap tingkat kebugaran jasmani anak tunarungu.. (studi eksperimen terhadap siswa kelas viii di slb - b yplb

3 (tiga) rasio EWS dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio profitabilitas dan rasio sovabilitas tidak berbeda signifikan dengan perusahaan asuransi swasta, sedangkan

The results showed that simultaneous shows that Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality, And Brand Loyalty have a significantly positive effect on purchase