PENERAPAN TRAINER KIT PROGRAMMABLE LOGIC
CONTROLLER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
MEMBUAT RANGKAIAN KONTROL MOTOR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Teknik Elektro
Oleh,
DEDE SUPARTA E. 0451.0900394
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENERAPAN TRAINER KIT
PROGRAMMABLE LOGIC
CONTROLLER SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN MEMBUAT
RANGKAIAN KONTROL MOTOR
Oleh
Dede Suparta
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Dede Suparta 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
DEDE SUPARTA E.0451.0900394
PENERAPAN TRAINER KIT PROGRAMMABLE LOGIC
CONTROLLER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
MEMBUAT RANGKAIAN KONTROL MOTOR
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I,
Drs. I Wayan Ratnata, ST., M.Pd. NIP. 19580214 198603 1 002
Pembimbing II,
Hasbullah, S.Pd., MT. NIP. 19740716 200112 1 003
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
ABSTRAK
Penerapan Trainer Kit Programmable Logic Controller sebagai Media Pembelajaran Membuat Rangkaian Kontrol Motor
Oleh, Dede Suparta NIM. 0900394
Berdasarkan hasil pengamatan dan survey yang dilakukan selama melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Negeri 12 Bandung pada materi membuat rangkaian kontrol motor, terdapat beberapa kendala dalam proses belajar mengajar salah satunya yaitu kurangnya trainer kit PLC untuk pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan suatu media pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada standar kompetensi membuat rangkaian kontrol motor. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui efektifitas penerapan trainer kit PLC ditinjau dari hasil belajar siswa pada standar kompetensi membuat rangkaian kontrol motor. Metode penelitian yang digunakan merupakan metode mixed methods dengan prosedur research and development (R&D), dimana menggabungkan antara teknik pengungkapan pendapat dan pre-experimental design (one group pretest-posttest design). Penilaian proses hasil belajar dilihat dari peningkatan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sampel yang digunakan pada penelitian terdiri dari 33 siswa program keahlian Kelistrikan Pesawat Udara di SMK Negeri 12 Bandung. Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian angket, observasi dan tes pretest
-posttest. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa trainer kit PLC dapat diterapkan sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu penerapan trainer kit PLC sebagai media pembelajaran membuat rangkaian kontrol motor efektif meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata Kunci : Media Pembelajaran, Trainer Kit PLC, Mixed Methods, Sistem
ABSTRACT
Penerapan Trainer Kit Programmable Logic Controller sebagai Media Pembelajaran Membuat Rangkaian Kontrol Motor
Oleh, Dede Suparta NIM. 0900394
Based on observations and surveys conducted during the performance of Field Experience Program (PPL) at SMK Negeri 12 Bandung on materials to make the motor control circuit, there are several obstacles in the learning process one of which is the lack of PLC trainer kit for learning. This study aims to apply a media that can improve student learning outcomes in competency standards make the motor control circuit. This study also aims to determine the effectiveness of the application of PLC trainer kit in terms of student learning outcomes in competency standards make the motor control circuit. The method used is the method of mixed methods research procedures and development (R & D), which combines the technique of brainstorming and pre-experimental design (one group pretest-posttest design). Learning outcomes assessment process seen from the increase in cognitive, affective, and psychomotor. The sample used in the study consisted of 33 students Aircraft Electrical skills program at SMK Negeri 12 Bandung. Data collection was conducted by administering questionnaires, observation and tests pretest-posttest. Based on the results of this study concluded that the PLC trainer kit can be applied as a medium of learning to improve student learning outcomes. In addition the application of PLC trainer kit as a learning medium to make the motor control circuit effectively improve student
learning outcomes.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 2
1. Rumusan Masalah ... 3
2. Batasan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Metode Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Hasil Belajar ... 7
1. Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 7
2. Hasil Belajar Ranah Afektif ... 10
3. Hasil Belajar Ranah Psikomotorik ... 11
B. Media Pembelajaran ... 14
1. Definisi Media Pembelajaran ... 14
2. Jenis-Jenis Media Pembelajaran ... 16
3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ... 17
5. Media Modul Latih sebagai Media Pembelajaran ... 19
C. Trainer Kit PLC sebagai Media Pembelajaran Sistem Kontrol PLC ... 20
D. Pengenalan Trainer Kit PLC ... 21
1. Programmable Logic Controller (PLC) ... 21
2. Trainer Kit PLC ... 27
3. Blok Diagram Sistem Trainer Kit PLC ... 28
G. Membuat Rangkaian Kontrol Motor ... 29
H. Kerangka Pemikiran ... 31
I. Hipotesis Penelitian ... 31
1. Hipotesis Ranah Kognitif ... 31
2. Hipotesis Ranah Afektif ... 32
3. Hipotesis Ranah Psikomotorik ... 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 33
A. Metode Penelitian ... 33
B. Definisi Operasional ... 34
C. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 34
D. Langkah-langkah Penelitian ... 35
1. Tahap Persiapan ... 35
2. Tahap Pelaksanaan ... 41
3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data... 41
E. Teknik Analisis Data ... 41
1. Uji Normalitas ... 42
2. Analisis Data Pretest dan Posttest ... 44
3. Pengukuran Ranah Afektif dan Psikomotorik ... 44
4. Uji Hipotesis ... 53
E. Waktu Penelitian ... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56
A. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 56
2. Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 56
3. Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda ... 57
B. Hasil Penelitian ... 57
1. Pengumpulan Informasi ... 57
2. Kriteria Pengembangan Produk ... 58
3. Desain Produk. ... 59
4. Validasi Desain ... 60
5. Revisi Produk ... 63
6. Uji Coba Produk ... 63
a. Data Hasil Belajar Siswa ... 63
b. Tanggapan terhadap Penerapan Trainer Kit PLC sebagai Media Pembelajaran Sistem Kontrol PLC ... 68
c. Analisis Data ... 70
C. Temuan Hasil Penelitian ... 72
D. Pembahasan ... 73
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 79
A. Kesimpulan ... 79
B. Rekomendasi ... 79
DAFTAR PUSTAKA ... 81 LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR GAMBAR Gambar
2.1. Algoritma Mengoperasikan Motor Listrik secara Forward-Reverse ... 11
2.2. Ladder Diagram Mengoperasikan Motor Listrik secara Forward-Reverse ... 13
2.3. Commisioning Mengoperasikan Motor Listrik secara Forward-Reverse ... 13
2.4. Rangkaian Daya Mengoperasikan Motor Listrik secara Forward-Reverse ... 14
2.5. Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 15
2.6. Omron CP1L ... 23
2.7. Contoh Menghubungkan Sensor Masukan ... 26
2.8. Relai sebagai Keluaran pada PLC Omron ... 26
2.9. Contoh Menghubungkan Keluaran PLC dengan Lampu ... 27
2.10. Trainer Kit PLC ... 28
2.11. Blok Diagram Sistem Trainer Kit PLC ... 28
2.12. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 31
3.1. Diagram Blok Langkah-langkah Penelitian ... 35
3.2. Kurva Normal Baku ... 42
4.1. Desain Trainer Kit PLC ... 59
4.2. Blok Diagram Sistem Trainer Kit PLC ... 60
4.3. Modul Relay (Terminal I/O tambahan) ... 63
4.4. Hasil Data Pretest dan Posttest... 64
4.5. Grafik Pencapaian Nilai KKM pada Ranah Kognitif ... 64
4.6. Data Hasil Pengukuran Ranah Afektif ... 65
4.7. Grafik Pencapaian Nilai pada Ranah Afektif ... 66
4.8. Data Hasil Pengukuran Ranah Psikomotorik ... 67
DAFTAR TABEL Tabel
2.1. Pengalamatan Input/ Output Rangkaian Kontrol Forward-Reverse .... 12
2.2. Arti Lampu Indikator Status CPU PLC CP1L ... 24
2.3. Materi Pembelajaran Membuat Rangkaian Kontrol Motor ... 29
3.1. Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design ... 33
3.2. Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 40
3.3. Klasifikasi Daya Pembeda ... 40
3.4. Konversi Tingkat Pencapaian dengan Skala 4 ... 42
3.5. Format Tabel Distribusi Frekuensi ... 43
3.6. Kriteria Pengukuran Aspek Afektif ... 45
3.7. Kriteria Pengukuran Aspek Psikomotorik ... 47
3.8. Instrumen Pengukuran Aspek Afektif dan Psikomotorik ... 52
3.9. Waktu Penelitian ... 55
4.1. Validitas Nomor Item Soal ... 56
4.2. Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 57
4.3. Hasil Uji Daya Pembeda ... 57
4.4. Hasil Uji Ahli Media Pembelajaran Trainer Kit PLC ... 61
4.5. Konversi Tingkat Pencapaian dengan Skala 4 ... 62
4.6. Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Trainer Kit PLC ... 68
4.7. Hasil Angket Tanggapan Guru Terhadap Trainer Kit PLC... 69
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat sekarang
ini menyebabkan semakin berkembangnya dunia pendidikan. Hal ini menuntut
proses pembelajaran yang mau tidak mau harus menyesuaikan dengan
perkembangan jaman, khususnya proses pembelajaran di Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) sebagai jenjang pendidikan yang dituntut untuk menyiapkan
siswa-siswanya menjadi siswa yang unggul dalam pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
“Tercapainya tujuan pendidikan tidak terlepas dari adanya pengembangan pada proses pembelajaran, media pembelajaran, pengadaan dan pengelolaan
sarana dan prasarana, dan sebagainya” (Wahab, 2011). Berkaitan dengan
pengembangan pendidikan tersebut, menurut Sanjaya (2010) “belajar adalah
proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman”. Pengalaman langsung dapat
memberikan efektivitas ingatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pengalaman secara tidak langsung. Namun pada kenyataanya, pengalaman secara
langsung sangatlah sulit dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Hal ini
disebabkan karena tidak semua bahan pelajaran dapat dihadirkan secara langsung
dalam proses pembelajaran. Dari pemaparan tersebut, maka media pembelajaran
menempati posisi cukup strategis dalam rangka mewujudkan proses belajar secara
optimal. Proses belajar yang optimal merupakan salah satu indikator untuk
mewujudkan hasil belajar peserta didik yang optimal pula.
Berdasarkan hasil pengamatan dan survey yang dilakukan selama
melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Negeri 12 Bandung
pada materi Membuat Rangkaian Kontrol Motor, terdapat beberapa kendala dalam
proses belajar mengajar, adapun permasalahan yang penulis temukan yaitu
1. Jumlah trainerProgrammable Logic Controller (PLC) tidak berbanding ideal
dengan jumlah siswa karena trainer yang digunakan saat pembelajaran
berlangsung yaitu dua buah sedangkan siswa tiap kelas berjumlah 33 siswa.
2. Trainer yang digunakan pada praktek materi tentang diagram ladder dan
rangkaian simulasi kontrol dengan PLC input outputnya (I/O) belum
terhubung sehingga pembelajaran berlangsung lama mengakibatkan waktu
yang terpakai kurang maksimal.
3. Kurangnya variasi metode pembelajaran yang terkadang membuat suasana
pembelajaran menjadi lebih mudah jenuh dan bosan bagi siswa.
4. Kurangnya variasi contoh-contoh simulasi rangkaian kontrol yang
mendukung materi pelajaran PLC, sehingga siswa kesulitan dalam
memahami dan menguasai materi pelajaran tersebut.
Dari pemaparan permasalahan yang ditemukan maka diperlukan adanya
sebuah solusi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Oleh karena itu
diperlukan adanya suatu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk
membantu proses pembelajaran di kelas melalui modul/ alat latih sebagai media
untuk meningkatkan minat belajar dan pemahaman siswa pada materi pelajaran
PLC sehingga hasil belajar siswa diharapkan dapat meningkat.
Berdasarkan uraian di atas, penulis membuat suatu penelitian tentang
media pembelajaran menggunakan trainer PLC yang akan menjadi alternatif
siswa agar memahami sistem kontrol PLC. Adapun judul penelitian yang penulis
lakukan yaitu “Penerapan Trainer Kit Programmable Logic Controller sebagai
Media Pembelajaran Membuat Rangkaian Kontrol Motor”.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang teridentifikasi yaitu variabel
bebas X (bebas) dan variabel Y(terikat). Variabel X (bebas) adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah penggunaan Trainer kit
PLC sebagai media pembelajaran. Variabel Y (terikat) adalah variabel yang
penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa pada Standar
Kompetensi Membuat Rangkaian Kontrol Motor.
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan
dalam penelitian ini adalah:
a. Apakah Trainer Kit PLC dapat diterapkan sebagai media pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada Standar Kompetensi Membuat
Rangkaian Kontrol Motor?
b. Bagaimanakah efektivitas penerapan Trainer Kit PLC sebagai media
pembelajaran ditinjau dari hasil belajar ranah kognitif siswa pada Standar
Kompetensi Membuat Rangkaian Kontrol Motor?
c. Bagaimanakah efektivitas penerapan Trainer Kit PLC sebagai media
pembelajaran ditinjau dari hasil belajar ranah afektif siswa pada Standar
Kompetensi Membuat Rangkaian Kontrol Motor?
d. Bagaimanakah efektivitas penerapan Trainer Kit PLC sebagai media
pembelajaran ditinjau dari hasil belajar ranah psikomotorik siswa pada
Standar Kompetensi Membuat Rangkaian Kontrol Motor?
2. Batasan Masalah
Masalah pada penelitian ini dibatasi oleh beberapa hal, diantaranya:
a. Penelitian hanya difokuskan pada pengembangan dan pengaruh Trainer Kit
PLC untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Standar Kompetensi
Membuat Rangkaian Kontrol Motor.
b. Penelitian hanya dilakukan terhadap materi pembelajaran membuat diagram
ladder dan membuat rangkaian simulasi kontrol yang merupakan sebagian
materi pada Standar Kompetensi Membuat Rangkaian Kontrol Motor.
c. Variabel yang akan diteliti adalah media, hasil belajar siswa, dan proses
pembelajaranya. Pada media, variabel yang diteliti adalah pada proses desain
dan pengujian dalam populasi skala kecil atau uji terbatas.
d. Untuk mengetahui kelayakan produk dilakukan dengan uji validasi terhadap
produk yang dikembangkan melalui uji ahli media.
f. Penelitian ini dilaksanakan sampai pada uji coba terbatas saja, sehingga
penelitian ini dibatasi pada satu tingkat saja yaitu kelas XII di SMK Negeri 12
Bandung.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Menerapkan media pembelajaran Trainer Kit PLC dalam meningkatkan hasil
belajar siswa pada Standar Kompetensi Membuat Rangkaian Kontrol Motor.
2. Mengetahui efektivitas penggunaan Trainer Kit PLC sebagai media
pembelajaran ditinjau dari hasil belajar ranah kognitif siswa pada Standar
Kompetensi Membuat Rangkaian Kontrol Motor.
3. Mengetahui efektivitas penggunaan Trainer Kit PLC sebagai media
pembelajaran ditinjau dari hasil belajar ranah afektif siswa pada Standar
Kompetensi Membuat Rangkaian Kontrol Motor.
4. Mengetahui efektivitas penggunaan Trainer Kit PLC sebagai media
pembelajaran ditinjau dari hasil belajar ranah psikomotorik siswa pada
Standar Kompetensi Membuat Rangkaian Kontrol Motor.
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu mixed methods dengan
prosedur research and development (R&D), dimana menggabungkan antara
teknik pengungkapan pendapat dan pre-experimental design (one group
pretest-posttest design). Tahapan perancangan media menggunakan teknik pengungkapan
pendapat dengan analisis kualitatif dan tahap penerapan media menggunakan one
group pretest-posttest design dengan analisis kuantitatif. Pada penerapannya
sebelum diberikan perlakuan terlebih dahulu kelas eksperimen diberi tes awal
(pretest) untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Setelah diberi pretest
selanjutnya kelas eksperimen diberi perlakuan (treatment) yaitu dengan
menggunakannya Trainer Kit PLC sebagai media pembelajaran. Kemudian
tidaknya peningkatan hasil belajar siswa setelah digunakannya Trainer Kit PLC
sebagai media pembelajaran.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang dilakukan
diantaranya:
1. Bagi siswa, penggunaan media pembelajaran ini diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan untuk memahami materi Membuat Rangkaian
Kontrol Motor.
2. Bagi guru, sebagai bahan masukan guna penyempurnaan dan perbaikan
dalam proses pembelajaran dengan mengoptimalkan penggunaan media
pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan alternatif penggunaan
media pembelajaran pada sekolah tersebut.
4. Bagi lembaga yang mempersiapkan guru, khususnya guru SMK, sebagai
bahan masukan guna membekali para lulusannya dengan kemampuan
mengajar dengan menggunakan media pembelajaran.
5. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan untuk
memperluas wacana dalam bidang pengembangan media pembelajaran.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan dalam sebuah penelitian berperan sebagai pedoman
penulis agar penulisannya lebih terarah dan sistematis dalam rangka menuju
tujuan akhir yang hendak dicapai. Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut:
BAB I meliputi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan
masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, dan struktur
organisasi skripsi.
BAB II berisi kajian pustaka yang berkaitan dengan hasil belajar, media
pembelajaran, trainer kit PLC sebagai media pembelajaran sistem kontrol PLC,
pengenalan trainer kit PLC, materi membuat rangkaian kontrol motor, kerangka
BAB III membahas tentang metode penelitian, definisi operasional, lokasi
dan sampel penelitian, langkah-langkah penelitian, teknik analisis data dan waktu
penelitian.
BAB IV menjelaskanhasil uji coba instrumen penelitian, hasil penelitian,
dan pembahasan.
BAB V berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan rekomendasi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu mixed methods dengan
prosedur research and development (R&D), dimana menggabungkan antara
teknik pengungkapan pendapat dan pre-experimental design (one group
pretest-posttest design). Tahapan perancangan media menggunakan teknik pengungkapan
pendapat dengan analisis kualitatif dan tahap penerapan media menggunakan one
group pretest-posttest design dengan analisis kuantitatif. Pada penerapannya
sebelum diberikan perlakuan terlebih dahulu kelas eksperimen diberi tes awal
(pretest) untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Setelah diberi pretest
selanjutnya kelas eksperimen diberi perlakuan (treatment) yaitu dengan
menggunakannya Trainer Kit PLC sebagai media pembelajaran. Kemudian
setelah itu kelas eksperimen diberi tes akhir (posttest) untuk mengetahui ada atau
tidaknya peningkatan hasil belajar siswa setelah digunakannya Trainer Kit PLC
sebagai media pembelajaran. Secara sederhana desain penelitian dapat dilihat
pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design
Pretest Treatment Posttest
O1 X O2
Sumber: Sugiyono (2012)
Keterangan :
O1 : Tes awal (pretest) dilakukan sebelum digunakannya Trainer Kit PLC
sebagai media pembelajaran.
X : Perlakuan (treatment) pembelajaran dengan menggunakan Trainer Kit
PLC sebagai media pembelajaran.
O2 : Tes akhir (posttest) dilakukan setelah digunakannya Trainer Kit PLC
B. Definisi Operasional
Adapun beberapa penjelasan definisi yang digunakan dalam judul
penelitian ini, sebagai berikut:
1. Media Pembelajaran
“Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik
didalam maupun diluar kelas” (Arsyad, 2011).
2. Trainer
Menurut Khosnevis (Suryani, 2006), “trainer merupakan proses simulasi
aplikasi membangun model dari sistem nyata atau usulan sistem, melakukan
eksperimen dengan model tersebut untuk mempelajari perilaku sistem”.
3. Pragrammable Logic Controller (PLC)
Menurut Putra Afgianto E (2004), “PLC adalah sebuah alat yang
digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada
sistem kontrol proses konvensional”.
4. Hasil Belajar
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sudjana (2010) yang menyatakan
bahwa “hasil belajar ialah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki peserta didik setelah menerima
pengalaman belajarnya”.
C. Lokasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Program Keahlian Kelistrikan Pesawat Udara
(KPU) di SMK Negeri 12 Bandung yang beralamat di Jalan Pajajaran No. 92
Telp./Fax022-6038055 Bandung 40173, Jawa Barat. Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII KPU periode 2013-2014 yang sedang
menempuh Standar Kompetensi Membuat Rangkaian Kontrol Motor. Sampel
D. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan tiga tahap, yaitu (1) tahap persiapan, (2) tahap
pelaksanaan dan (3) tahap akhir yaitu pengolahan dan analisis data. Maka
langkah-langkah penelitian secara diagram blok dapat dilihat pada gambar 3.1.
Berikut merupakan diagram blok dari langkah-langkah penelitian yang dilakukan:
Gambar 3.1. Diagram Blok Langkah-langkah Penelitian
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan yang dilakukan sebelum penelitian dilakukan meliputi
beberapa hal, diantaranya:
a. Observasi awal dilakukan untuk melaksanakan studi pendahuluan melalui
metode, serta penggunaan media pembelajaran pada Standar Kompetensi
Membuat Rangkaian Kontrol Motor yang ada di sekolah tempat penelitian
akan dilaksanakan.
b. Studi literatur, hal ini dilakukan untuk memperoleh teori-teori yang menjadi
landasan mengenai permasalahan yang akan diteliti. Kemudian mempelajari
kurikulum untuk menentukan materi pembelajaran dalam penelitian serta
untuk mengetahui tujuan dan kompetensi dasar yang hendak dicapai. Selain
itu sebagai acuan untuk mendesain produk supaya sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
c. Menentukan materi dan desain produk.
Materi yang akan diteliti yaitu berkenaan dengan sistem kontrol PLC
dimana berada pada Standar Kompetensi Membuat Rangkaian Kontrol
Motor. Perancangan modul latih dalam peneletian ini disesuaikan dengan
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipenuhi dalam silabus
pembelajaran Membuat Rangkaian Kontrol Motor, untuk memenuhi hal
tersebut maka dirancang produk Trainer Kit PLC dengan kriteria sebagai
berikut:
1) Mudah dalam penggunaan dan desain yang cukup menarik.
2) Dapat mempelajari sistem kontrol PLC yaitu Input/Output, membuat
diagram ladder dan membuat rangkaian simulasi kontrol yang
merupakan sebagian materi pada Standar Kompetensi Membuat
Rangkaian Kontrol Motor.
d. Validasi dan revisi produk.
Validasi desain merupakan kegiatan untuk menilai apakah rancangan
produk yang dibuat secara rasional akan lebih efektif digunakan atau tidak.
Validasi dilakukan dilihat dari kesesuaian dengan pengguna untuk
menyelesaikan masalah pembelajaran. Validasi di sini masih bersifat
penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum mencapai fakta di lapangan.
Validasi desain produk dapat dilakukan dengan cara memvalidasi produk
kepada beberapa pakar atau tenaga ahli yang kompeten dibidangnya terkait
validasi ini disebut expert judgment. Pada penelitian ini validisai desain
dilakukan oleh ahli media pembelajaran untuk memvalidasi Trainer Kit PLC.
Kemudian peneliti menerima perbaikan yang diberikan oleh ahli media untuk
merevisi produk berdasarkan masukan yang didapat dari hasil uji expert
judgment. Perbaikan dilakukan untuk mengurangi kelemahan pada produk.
e. Penyusunan instrumen penelitian.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1) Penyebaran angket, digunakan untuk memperoleh informasi yang
mengarah pada dua aspek, pertama aspek media, meliputi: kejelasan
petunjuk penggunaan modul latih, kemudahan dalam menggunakan
modul, kualitas modul, kemudahan dalam pemrograman, kemudahan
dalam menggunakan aplikasi sitem input dan output (I/O) serta aplikasi
lainnya. Kedua aspek instruksional seperti: standar kompetensi yang akan
dicapai, kemudahan memahami materi, keluasan dan kedalaman materi,
kemudahan menggunakan media, ketepatan urutan penyajian, fasilitas
latihan, interaktifitas, ketepatan evaluasi, kejelasan umpan balik.
2) Observasi, dipergunakan untuk memperoleh informasi tentang
pelaksanaan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan
pemahaman yang cepat pada pembelajaran sistem kontrol terutama dalam
membuat rangkaian kontrol motor.
3) Tes, dipergunakan untuk mengumpulkan data kemampuan pemahaman
siswa dalam mengikuti pembelajaran sebelum dan sesudah menggunakan
modul latih (Trainer Kit PLC).
f. Uji coba instrumen penelitian.
1) Uji Validitas Instrumen
Uji validitas yang digunakan untuk instrumen yang berupa skor
dikotomi yaitu bernilai 0 dan 1 digunakan korelasi point biserial dengan
rumus sebagai berikut :
√
Keterangan :
rpbi
: Koefisien korelasi biserialMp : Rerata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item yang
Dicari validitasnya
Mt : Rerata skor total
St : Standar deviasi dari skor total
p : Proporsi siswa yang menjawab benar
q : Proporsi siswa yang menjawab salah
Uji validitas ini dikenakan pada setiap butir soal. Selanjutnya untuk
menenntukan validitas dari tiap item dilakukan dengan yaitu:
√
√
(Sugiyono, 2008) Keterangan :
n : Jumlah responden
r : Koefisien korelasi
Kemudian hasil perolehan thitung dibandingkan dengan ttabel pada
derajat kebebasan (dk = n - 2) dan taraf signifikansi 5% (= 0,05). Apabila
thitung > ttabel maka item tes dinyatakan valid. Dan apabila hasil thitung < ttabel
maka item tes tersebut dikatakan tidak valid.
2) Uji Reliabilitas Instrumen
Menggunakan rumus Kuder-Richardson (KR-20) sebagai berikut :
∑
Keterangan :
: Reliabilitas tes secara keseluruhan : Banyaknya butir tes
: Varians total
: Proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
: Proporsi subyek yang menjawab item dengan salah
Harga varians total ( ) dihitung dengan menggunakan rumus :
∑ ∑
(Arikunto, 2011) Keterangan :
X
: Jumlah skor total
N : Jumlah responden
Kemudian hasil perolehan rhitung dibandingkan dengan rtabel pada
derajat kebebasan (dk = n - 2) dan taraf signifikansi 5%. Adapun penafsiran
dari harga rhitung dan rtabel yaitu jika rhitung > rtabel maka intrumen dinyatakan
reliabel, dan jika rhitung < rtabel maka instrumen tidak reliabel.
3) Analisis Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus :
S
J B P
(Arikunto, 2011) Keterangan :
P : Indeks kesukaran
B : Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar
: Jumlah seluruh siswa peserta tes
Untuk menentukan apakah soal tersebut dikatakan baik atau tidak baik
sehingga perlu direvisi, digunakan kriteria seperti pada tabel 3.2 sebagai
Tabel 3.2. Klasifikasi Indeks Kesukaran
No. Rentang Nilai Tingkat Kesukaran P Klasifikasi
1. 0,71 – 1,00 Mudah
2. 0,31 - 0,70 Sedang
3. 0,00 - 0,30 Sukar
(Arikunto, 2011)
4) Daya Pembeda
Daya pembeda dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
B
JB : Banyaknya peserta kelompok bawah
BA: Banyaknya peserta kelompok atas menjawab benar
BB: Banyaknya peserta kelompok bawah menjawab benar
PA: Proporsi peserta kelompok atas menjawab benar
PA: Proporsi peserta kelompok bawah menjawab benar
Indeks daya pembeda ideal adalah sebesar mendekati angka satu.
Sedangkan indeks daya pembeda sekitar 0 menunjukkan bahwa item tersebut
mempunyai daya diskriminasi rendah sedangkan harga daya pembeda negatif
menunjukkan bahwa item tersebut tidak ada gunanya sama sekali. Berikut
ditunjukkan tabel klasifikasi daya pembeda.
Tabel 3.3. Klasifikasi Daya Pembeda
(Arikunto, 2011)
No Rentang Nilai D Klasifikasi
1 0,00 - 0,09 Jelek
2 0,20 - 0,39 Cukup
3 0,40 - 0,69 Baik
2. Tahap Pelaksanaan
Setelah kegiatan pada tahap persiapan dilakukan, selanjutnya dilakukan
kegiatan tahap pelaksanaan yang meliputi:
a. Memberikan tes awal (pretest) untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah
kognitif sebelum diberikan perlakuan.
b. Memberikan perlakuan (treatment) yaitu dengan cara menggunakan Ttainer
Kit PLC sebagai media pembelajaran.
c. Memberikan tes akhir (posttest) untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah
kognitif setelah digunakannya Ttainer Kit PLC sebagai media pembelajaran.
Selama proses pada tahap pelaksanaan berlangsung peneliti mengamati
juga perkembangan hasil belajar siswa pada ranah afektif dan psikomotor melalui
instrumen khusus afektif dan psikomotor.
3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data
Setelah kegiatan pada tahap pelaksanaan dilakukan, tahapan selanjutnya
adalah melakukan pengolahan dan analisis data. Pada tahapan ini kegiatan yang
dilakukan antara lain:
a. Mengolah data hasil pretest dan posttest serta pengamatan perkembangan
siswa.
b. Membandingkan hasil analisis tes antara sebelum diberikan perlakuan dan
setelah diberi perlakuan untuk melihat apakah terdapat peningkatan hasil
belajar siswa pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
c. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan
data.
d. Membuat laporan penelitian.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan disesuaikan dengan instrumen yang
digunakan. Data yang diperoleh melalui angket dan observasi akan diuraikan
secara deskriptif naratif. Analisis ini digunakan untuk mengolah data yang
Rumus yang digunakan untuk persentase sebagai berikut:
Keterangan :
∑ : Jumlah
n : Jumlah seluruh item angket
Sebagai ketentuan dalam memberikan makna dan pengambilan keputusan,
maka digunakan ketetapan sebagai berikut.
Tabel 3.4. Konversi Tingkat Pencapaian dengan Skala 4
Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan
90% - 100% Sangat Baik Tidak perlu direvisi
75% - 89% Baik Tidak perlu direvisi
65% - 74% Cukup Direvisi
55% - 64% Kurang Direvisi
0 – 54% Sangat Kurang Direvisi
(Sudjana : 2005)
Sedangkan data evaluatif, merupakan hasil dari pemberian instrumen
berupa pretest sebelum diberi perlakuan dan posttest sesudah diberi perlakuan
media pembelajaran berupa modul latih Trainer Kit PLC.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data yang diuji itu
berdistribusi normal atau tidak. Teknik pengujian normalitas data dilakukan
dengan menggunakan Chi Kuadrat (χ2). Pengujian normalitas data dengan (χ2)
dilakukan dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data
yang terkumpul dengan kurva normal baku/ standar.
Menurut Sugiyono (2008), kurva normal baku yang luasnya mendekati
100% dibagi menjadi enam bidang berdasarkan simpangan bakunya, yaitu tiga
bidang di bawah rata-rata dan tiga bidang di atas rata-rata. Luas enam bidang
dalam kurva normal baku adalah 2,7%, 13,53%, 34,13%, 34,13%, 13,53% dan
Gambar 3.2. Kurva Normal Baku (Sugiyono, 2008)
Adapun langkah-langkah pengujian normalitas data ini adalah sebagai
berikut :
a. Menentukan jumlah kelas interval. Untuk pengujian normalitas dengan Chi
Kuadrat ini, jumlah kelas inteval ditetapkan sebanyak enam kelas sesuai
dengan enam bidang yang ada pada kurva normal baku.
b. Menentukan panjang kelas interval :
c. Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel penolong untuk
menghitung harga Chi Kuadrat hitung sesuai dengan format tabel 3.5 di
bawan ini:
Tabel 3.5. Format Tabel Distribusi Frekuensi
No Kelas Interval fo fh fo – fh (fo – fh)
2
Keterangan : fo = Frekuensi/ jumlah data hasil observasi
fh = Jumlah / frekuensi yang diharapkan
d. Menghitung fh (frekuensi harapan)
Cara menghitung fh didasarkan pada persentase luas tiap bidang kurva
normal dikalikan jumlah data observasi / jumlah individu dalam sampel
e. Memasukkan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh , sekaligus menghitung
harga-harga pada kolom yang lain. Harga yang dihasilkan adalah
merupakan harga Chi Kuadrat (χ2) hitung.
f. Membandingkan χ2 hitung dengan χ2tabel dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Taraf signifikansi 5 %
2) Derajat kebebasan (dk = k – 1)
3) Apabila χ2 hitung < χ2tabel , maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
2. Analisis Data Prestest dan Posttest
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah kognitif
sebelum pembelajaran (pretest) dan hasil belajar siswa ranah kognitif setelah
diberikan perlakuan digunakannya modul latih Trainer Kit PLC sebagai media
pembelajaran (posttest). Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis
data pretest, posttest adalah:
a. Pemberian skor dan merubahnya dalam bentuk nilai.
Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode rights only
yaitu jawaban benar diberi skor satu dan jawaban salah atau butir soal yang tidak
dijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah
jawaban yang benar. Skor yang diperoleh tersebut kemudian dirubah menjadi nilai
dengan ketentuan sebagai berikut:
3. Pengukuran Ranah Afektif dan Psikomotor
a. Pengukuran Ranah Afektif
Tabel 3.6. Kriteria Pengukuran Aspek Afektif
No. Aspek Penilaian Kriteria Nilai Tindakan Siswa Skor
I Sikap Kerja
1.1. Disiplin Datang tepat waktu Siswa datang tepat waktu 90-100
Datang telat 15 menit Siswa datang telat 15 menit 80-89
Datang telat 30 menit Siswa datang telat 30 menit 70-79
Datang telat lebih dari 45 menit Siswa datang telat lebih dari 45 menit 0
1.2 Tanggung jawab Membersihkan dan mengembalikan alat yang dipinjam serta bekerja dengan hati-hati
Siswa bekerja dengan hati-hati dan membersihkan tempat kerja serta mengembalikan alat yang dipinjam setelah melakukan percobaan
90-100
Membersihkan dan mengembalikan alat yang dipinjam tapi bekerja kurang hati-hati
Siswa bekerja kurang hati-hati dan membersihkan tempat kerja serta mengembalikan alat yang dipinjam setelah melakukan percobaan
80-89
Hanya mengembalikan alat yang dipinjam Siswa hanya mengembalikan alat yang dipinjam
70-79
Tidak membersihkan dan mengembalikan alat serta bekerja kurang hati-hati
Siswa bekerja kurang hati-hati dan tidak membersihkan tempat kerja serta tidak mengembalikan alat yang dipinjam setelah melakukan percobaan
0
1.3 Keselamatan kerja Memakai peralatan keselamatan kerja serta mengikuti instruksi guru dan prosedur kerja pada jobsheet
Siswa memakai peralatan keselamatan kerja (seperti sepatu, pakaian praktek dan lainya) serta mengikuti instruksi guru dan prosedur kerja pada jobsheet
90-100
Memakai peralatan keselamatan kerja tapi kurang memperhatikan instruksi guru dan
Siswa memakai peralatan keselamatan kerja (seperti sepatu, pakaian praktek dan lainya)
No. Aspek Penilaian Kriteria Nilai Tindakan Siswa Skor prosedur kerja pada jobsheet tapi kurang memperhatikan instruksi guru
dan prosedur kerja pada jobsheet Tidak memakai peralatan keselamatan
kerja serta kurang memperhatikan instruksi guru dan prosedur kerja pada
jobsheet
Siswa tidak memakai peralatan keselamatan kerja (seperti sepatu, pakaian praktek dan lainya) serta kurang memperhatikan instruksi guru dan prosedur kerja pada
jobsheet
0
1.4 Kerjasama Kerjasama dan serius dalam melakukan percobaan serta saling berdiskusi antar teman
Siswa bekerjasama dengan sesama anggota kelompok dan sungguh-sungguh dalam melakukan percobaan
90-100
Melakukan percobaan dengan kerjasama tapi kurang serius
Siswa bekerjasama dengan sesama anggota kelompok tetapi suka bercanda dan tidak sungguh-sungguh
80-89
Melakukan percobaan secara individu Siswa bekerja masing-masing tanpa peduli dengan rekan kelompoknya
70-79
Melakukan percobaan semaunya bahkan tidak ikut berpartisipasi
Siswa bekerja saling mengandalkan dan tidak peduli terhadap tanggung jawabnya
0
b. Pengukuran Ranah Psikomotorik
Acuan dalam melakukan pengukuran ranah psikomotorik dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut ini:
Tabel 3.7. Kriteria Pengukuran Aspek Psikomotorik
No. Aspek Penilaian Kriteria Nilai Tindakan Siswa Skor
II Persiapan Kerja
2.1Pemeriksaan komponen Melakukan pemeriksaan jumlah, spesifikasi dan kelayakan komponen
Siswa memastikan kondisi trainer kit PLC dapat digunakan dengan memeriksa input dan outputnya dalam kondisi OK
Siswa memastikan kondisi komputer dapat digunakan dengan memeriksa software yang terinstal
Siswa memastikan kondisi kontaktor dapat digunakan dengan memeriksa koil dan kontak-kontaknya
Siswa menentukan jenis kontak NC/ NO serta kontak utama dan kontak bantu
Siswa menentukan spesifikasi tiap-tiap komponen dari kapasitas yang akan digunakan
Siswa memastikan kondisi sakelar tekan dapat digunakan dengan memeriksa jenis sakelar NC/ NO
Siswa memastikan kondisi lampu indikator dapat digunakan dengan memeriksa ON/ OFF lampu
Siswa memastikan kondisi motor listrik dapat digunakan dengan memeriksa lilitan
No. Aspek Penilaian Kriteria Nilai Tindakan Siswa Skor motor dan menentukan U1,V1,W1,U2,V2
dan W2
Siswa memastikan kondisi fuse dapat digunakan dengan memeriksa keadaan terputus atau tidak
Melakukan pemeriksaan hanya jumlah komponen atau melakukan pemeriksaan spesifikasi komponen saja
Siswa menentukan jumlah tiap-tiap komponen yang akan digunakan
Siswa memeriksa tiap komponen hanya dengan melihat tanpa mengecek kerja komponen
70-75
Tidak melakukan pemeriksaan komponen Siswa tidak melakukan pemeriksaan komponen
0
2.2Pemeriksaan bahan Memeriksa ketersediaan bahan dan spesifikasinya berdasarkan rancangan praktik
Siswa menentukan jumlah bahan yang akan digunakan
Siswa menentukan jenis kabel dan spesifikasinya yang akan digunakan baik itu untuk rangkaian daya maupun kontrolnya
75-100
Tidak melakukan pemeriksaan bahan Siswa tidak melakukan pemeriksaan bahan 0 2.3Pemeriksaan alat ukur
dan alat tangan
Memeriksa jumlah, spesifikasi dan kelayakan alat tangan dan alat ukur
Siswa memastikan kondisi obeng bintang dan min serta tang pengupas dan pemotong dapat digunakan dengan memeriksa kondisi fisiknya
Siswa menetukan jumlah dan spesifikasi alat ukur dan alat tangan yang akan digunakan
Siswa memastikan kondisi alat ukur dapat digunakan dengan memeriksa tiap-tiap skala
No. Aspek Penilaian Kriteria Nilai Tindakan Siswa Skor yang akan pakai dalam pengukuran
Tidak melakukan pemeriksaan alat ukur dan alat tangan
Siswa tidak melakukan pemeriksaan alat ukur dan alat tangan
0
III Proses (Sistematika & Cara Kerja)
3.1 Pembuatan ladder diagram
Pembuatan ladder diagram sesuai dengan alogaritma, commisioning, alamat output, input benar dibuat sederhana
Pembuatan ladder diagram sesuai dengan alogaritma, commisioning, alamat output dan input benar dibuat sedikit panjang programnya
Pembuatan ladder diagram sesuai dengan alogaritma, alamat ouput dan input benar tetapi dari bantuan orang lain
Pembuatan ladder diagram tidak sesuai dengan alogaritma dan commisioning
Siswa membuat ladder diagram sesuai dengan alogaritma, commisioning, alamat output, input benar dibuat sederhana
Siswa membuat ladder diagram sesuai dengan alogaritma, commisioning, alamat output dan input benar dibuat sedikit panjang programnya
Siswa membuat ladder diagram sesuai dengan alogaritma, alamat ouput dan input benar tetapi dari bantuan orang lain
Siswa membuatan ladder diagram tidak sesuai dengan alogaritma dan commisioning
90-100
Pemasangan peralatan input rapi, kokoh, dan benar
Pemasangan peralatan input tidak rapi, kokoh, dan benar
Pemasangan peralatan input tidak rapi, tidak kokoh, dan benar
Pemasangan peralatan input tidak benar
Siswa memasang peralatan input rapi,
Siawa memasang peralatan input tidak benar
90-100
Pemasangan peralatan output rapi, kokoh, dan benar
Siswa memasang peralatan output rapi, kokoh, dan benar
No. Aspek Penilaian Kriteria Nilai Tindakan Siswa Skor
Pemasangan peralatan output tidak rapi, kokoh, dan benar
Pemasangan peralatan output tidak rapi, tidak kokoh, dan benar
Pemasangan peralatan ouput tidak benar
Siswa memasang peralatan output tidak rapi, kokoh, dan benar
Siswa memasang peralatan output tidak rapi, tidak kokoh, dan benar
Download dan Transfer program berhasil dalam satu kali transfer
Download dan Transfer program berhasil dalam dua kali transfer
Download dan Transfer program berhasil lebih dari dua kali transfer
Download dan Transfer program tidak berhasil
Siswa download dan Transfer program berhasil dalam satu kali transfer
Siswa download dan Transfer program berhasil dalam dua kali transfer
Siswa download dan Transfer program berhasil lebih dari dua kali transfer
Siswa download dan Transfer program tidak berhasil
Rangkaian dapat bekerja setelah dilakukan revisi ringan
Rangkaian dapat bekerja setelah dilakukan revisi
Rangkaian tidak dapat dioperasikan
Siswa menguji rangkaian dan dapat bekerja
4.2 Uji Coba Output Output dapat bekerja normal (berhasil)
Output dapat bekerja setelah dilakukan
Siswa menguji output dan dapat bekerja normal (berhasil)
Siswa menguji output dan dapat bekerja
90-100
No. Aspek Penilaian Kriteria Nilai Tindakan Siswa Skor revisi
Output tidak dapat dioperasikan
setelah dilakukan revisi
Siswa menguji output dan tidak dapat dioperasikan
0
V Waktu
5.1Waktu penyelesaian praktek
Selesai 5 – 6 jam @45 menit
Selesai 6 – 7 jam @45 menit
Selesai 7 – 8 jam @45 menit
Tidak selesai 8 jam @45 menit
Siswa mampu menyelesaikan percobaan dalam waktu kurang dari 6 jam @45 menit
Siswa mampu menyelesaikan percobaan dalam waktu kurang dari 7 jam @45 menit
Siswa mampu menyelesaikan percobaan dalam waktu kurang dari 8 jam @45 menit
Siswa tidak mampu menyelesaikan percobaan dalam waktu 8 jam @45 menit
90-100
80-89
70-79
0
Sedangkan instrumen observasi yang digunakan untuk mengukur hasil
belajar ranah afektif dan psikomotor siswa dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut ini:
Tabel 3.8. Instrumen Pengukuran Aspek Afektif dan Psikomotorik
No. Komponen/Subkomponen
Sumber: SMK Negeri 12 Bandung Keterangan:
Skor masing-masing komponen penilaian ditetapkan berdasarkan
perolehan skor terendah dari sub komponen penilaian.
Bobot disisi dengan prosentase setiap komponen. Besarnya prosentase
dari setiap komponen ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik
program keahlian
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan
pada penelitian ini diterima atau ditolak. Adapun hipotesis dalam penelitian ini :
a. Hipotesis Ranah Kognitif
H1 : Penggunaan media pembelajaran Trainer Kit PLC dianggap efektif jika
lebih atau sama dengan dari 75% dari keseluruhan siswa didalam tes akhir ranah
kognitif mencapai kriteria KKM (75).
H0 : Penggunaan media pembelajaran Trainer Kit PLC dianggap tidak efektif
jika kurang dari 75% dari keseluruhan siswa didalam tes akhir ranah kognitif
mencapai kriteria KKM (75).
H1: π ≥ 75%
H0 : π < 75%
b. Hipotesis Ranah Afektif
H1 : Penggunaan media pembelajaran Trainer Kit PLC dianggap efektif
meningkatkan pemahaman siswa tentang pembelajaran Membuat Rangkaian
Kontrol Motor jika lebih atau sama dengan dari 75% dari keseluruhan siswa
masuk ke dalam kategori minimal berkompeten pada tes akhir ranah afektif.
H0 : Penggunaan media pembelajaran Trainer Kit PLC dianggap tidak efektif
meningkatkan pemahaman siswa tentang pembelajaran Membuat Rangkaian
Kontrol Motor jika kurang dari 75% dari keseluruhan siswa masuk ke dalam
kategori minimal berkompeten pada tes akhir ranah afektif.
H1: π ≥ 75%
H0 : π < 75%
c. Hipotesis Ranah Psikomotorik
H1 : Penggunaan media pembelajaran Trainer Kit PLC dianggap efektif
meningkatkan pemahaman siswa tentang pembelajaran Membuat Rangkaian
masuk ke dalam kategori minimal berkompeten pada tes akhir ranah
psikomotorik.
H0 : Penggunaan media pembelajaran Trainer Kit PLC dianggap tidak efektif
meningkatkan pemahaman siswa tentang pembelajaran Membuat Rangkaian
Kontrol Motor jika kurang dari 75% dari keseluruhan siswa masuk ke dalam
kategori minimal berkompeten pada tes akhir ranah psikomotorik.
H1: π ≥ 75%
H0: π < 75%
Rumus yang digunakan untuk menghitung hipotesis di atas menggunakan
uji proporsi pihak kiri. Karena H1 berbunyi “lebih besar atau sama dengan” (≥)
dan H0 berbunyi “lebih kecil” (<), maka uji hipotesis dilakukan dengan
menggunakan uji pihak kiri.
Z =
√ ( )
(Sudjana, 2005)
Keterangan :
Z : Nilai Z hitung n : Jumlah sampel
: Nilai yang dihipotesiskan x : Nilai data yang diperoleh
Kriteria pengujian adalah zhitung ≥ dimana didapat dari
daftar normal baku, maka H1 diterima dan H0 ditolak. Tetapi sebaliknya jika zhitung
F. Waktu Penelitian
Adapun waktu kegiatan selama melakukan penelitian dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 3.9. Waktu Penelitian
Tahap Penelitian
Waktu Penelitian Oktober, minggu
ke-
November, minggu ke-
Desember, minggu ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Persiapan Pelaksanaan
Akhir
Penelitian berlangsung selama 13 minggu dari mulai tahap persiapan,
tahap pelaksanaan sampai tahap akhir penelitian. Pada tahap persiapan dilakukan
kegiatan studi pendahuluan dan pengamatan selama lima minggu. Kemudian
tahap pelaksanaan dilakukan selama empat minggu, dan tahap akhir dilakukan
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian “Penerapan
Trainer Kit Programmable Logic Controller sebagai Media Pembelajaran
Membuat Rangkaian Kontrol Motor”, dapat disimpulkan bahwa trainer kit PLC
dapat diterapkan sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
siswa pada pelajaran membuat rangkaian kontrol motor. Media ini belum layak
untuk digunakan secara meluas karena uji yang dilakukan hanya sampai pada uji
terbatas saja, akan tetapi media yang dihasilkan sudah melalui proses uji ahli
media pembelajaran. Jadi modul ini sudah layak untuk dijadikan penelitian.
Selain itu penerapan trainer kit PLC sebagai media pembelajaran pada
standar kompetensi membuat rangkaian kontrol motor efektif meningkatkan hasil
belajar siswa baik untuk ranah kognitif, afektif maupun psikomotor.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan pada penelitian ini, ada beberapa saran yang
dapat disampaikan peneliti untuk para peneliti selanjutnya, antara lain sebagai
berikut:
1. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran terutama pada saat praktikum, siswa
harus lebih sering didampingi karena selain lebih memotivasi siswa juga akan
mempercepat pemahaman penyelesaian kendala yang dialami siswa, selain itu
bisa lebih meminimalisir kesalahan siswa.
2. Untuk memperkuat dasar ilmu pemograman PLC peserta harus diajarkan
pengetahuan dasar seperti penguasaan rangkaian kontrol listrik konvensional,
teknik sistem digital, sistem bilangan biner, desimal, dan heksa desimal,
algoritma pemograman, dan prosedur pemograman pada PLC.
3. Penyediaan PC/laptop yang digunakan untuk pembelajaran agar lebih
diperbanyak. Karena idealnya satu orang siswa menggunakan satu PC/laptop
pada saat pembelajaran berlangsung, begitu pula dengan jumlah trainer kit
80
4. Dalam proses pembelajaran penyampaian materi sebaiknya langsung di
contohkan dengan alat peraga, agar pembelajaran gampang untuk diingat dan
siswa akan semakin paham karena fakta dan konsep dijelaskan dan di
peragakan secara bersamaan, dengan demikian hasil belajar dalam ranah
kognitif akan semakin baik.
5. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang PLC, siswa sebaiknya tidak
bergantung pada penjelasan guru dalam mempelajari PLC, selain penjelasan
dari guru siswa diharapkan mencari sumber referensi lain tentang
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2011). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Angkasa.
Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Bambang, S dan Soeparno. (1987). Mesin Listrik 1. Jakarta: Depdikbud, Dikdirmenjur.
Bolton, William. (2004). Programmable Logic Controller (PLC) Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Depdiknas. (2008). KBBI Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hamalik, O.(2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasan, S. (2006). Analisis Perakitan Trainer Unit Berdasarkan Aplikasi Konsep Refrigerasi pada Mata Kuliah Sistem Pendingin (Bahan Kuliah). Bandung: UPI
Putra, Afgianto, Eko. (2004). Konsep Pemrograman dan Aplikasi (Omron CPM1A/CPM2A dan ZEN Programmable Relay). Yogyakarta: Gava Media.
Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum Seri Manajemen Sekolah Bermutu.
Bandung: Mulia Mandiri Press.
Sagala, S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Setiawan, H. (2005). Workshop Kontrol Pneumatic dengan PLC. Surakarta: Laboratorium Jurusan Teknik Elektro,UMS.
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito.
Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metoe Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suryani, E. (2006). Pedoman dan Simulasi Media Pembelajaran. Yogyakarta: Alfabeta.
Suryono dan Tugino. (2005). Panduan Work Shop Pemograman dan Aplikasi PLC. Semarang: Laboratorium Jurusan Teknik Elektro, UNNES.
Susilana, Rudi dkk. (2006). Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. FIP: UPI.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Bandung: UPI Bandung