• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN TRAINER KIT PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MEMBUAT RANGKAIAN KONTROL MOTOR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN TRAINER KIT PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MEMBUAT RANGKAIAN KONTROL MOTOR."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN TRAINER KIT PROGRAMMABLE LOGIC

CONTROLLER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

MEMBUAT RANGKAIAN KONTROL MOTOR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Teknik Elektro

Oleh,

DEDE SUPARTA E. 0451.0900394

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENERAPAN TRAINER KIT

PROGRAMMABLE LOGIC

CONTROLLER SEBAGAI MEDIA

PEMBELAJARAN MEMBUAT

RANGKAIAN KONTROL MOTOR

Oleh

Dede Suparta

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Dede Suparta 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

DEDE SUPARTA E.0451.0900394

PENERAPAN TRAINER KIT PROGRAMMABLE LOGIC

CONTROLLER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

MEMBUAT RANGKAIAN KONTROL MOTOR

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Drs. I Wayan Ratnata, ST., M.Pd. NIP. 19580214 198603 1 002

Pembimbing II,

Hasbullah, S.Pd., MT. NIP. 19740716 200112 1 003

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

(4)
(5)

ABSTRAK

Penerapan Trainer Kit Programmable Logic Controller sebagai Media Pembelajaran Membuat Rangkaian Kontrol Motor

Oleh, Dede Suparta NIM. 0900394

Berdasarkan hasil pengamatan dan survey yang dilakukan selama melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Negeri 12 Bandung pada materi membuat rangkaian kontrol motor, terdapat beberapa kendala dalam proses belajar mengajar salah satunya yaitu kurangnya trainer kit PLC untuk pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan suatu media pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada standar kompetensi membuat rangkaian kontrol motor. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui efektifitas penerapan trainer kit PLC ditinjau dari hasil belajar siswa pada standar kompetensi membuat rangkaian kontrol motor. Metode penelitian yang digunakan merupakan metode mixed methods dengan prosedur research and development (R&D), dimana menggabungkan antara teknik pengungkapan pendapat dan pre-experimental design (one group pretest-posttest design). Penilaian proses hasil belajar dilihat dari peningkatan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sampel yang digunakan pada penelitian terdiri dari 33 siswa program keahlian Kelistrikan Pesawat Udara di SMK Negeri 12 Bandung. Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian angket, observasi dan tes pretest

-posttest. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa trainer kit PLC dapat diterapkan sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu penerapan trainer kit PLC sebagai media pembelajaran membuat rangkaian kontrol motor efektif meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata Kunci : Media Pembelajaran, Trainer Kit PLC, Mixed Methods, Sistem

(6)

ABSTRACT

Penerapan Trainer Kit Programmable Logic Controller sebagai Media Pembelajaran Membuat Rangkaian Kontrol Motor

Oleh, Dede Suparta NIM. 0900394

Based on observations and surveys conducted during the performance of Field Experience Program (PPL) at SMK Negeri 12 Bandung on materials to make the motor control circuit, there are several obstacles in the learning process one of which is the lack of PLC trainer kit for learning. This study aims to apply a media that can improve student learning outcomes in competency standards make the motor control circuit. This study also aims to determine the effectiveness of the application of PLC trainer kit in terms of student learning outcomes in competency standards make the motor control circuit. The method used is the method of mixed methods research procedures and development (R & D), which combines the technique of brainstorming and pre-experimental design (one group pretest-posttest design). Learning outcomes assessment process seen from the increase in cognitive, affective, and psychomotor. The sample used in the study consisted of 33 students Aircraft Electrical skills program at SMK Negeri 12 Bandung. Data collection was conducted by administering questionnaires, observation and tests pretest-posttest. Based on the results of this study concluded that the PLC trainer kit can be applied as a medium of learning to improve student learning outcomes. In addition the application of PLC trainer kit as a learning medium to make the motor control circuit effectively improve student

learning outcomes.

(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 2

1. Rumusan Masalah ... 3

2. Batasan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Metode Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Hasil Belajar ... 7

1. Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 7

2. Hasil Belajar Ranah Afektif ... 10

3. Hasil Belajar Ranah Psikomotorik ... 11

B. Media Pembelajaran ... 14

1. Definisi Media Pembelajaran ... 14

2. Jenis-Jenis Media Pembelajaran ... 16

3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ... 17

(8)

5. Media Modul Latih sebagai Media Pembelajaran ... 19

C. Trainer Kit PLC sebagai Media Pembelajaran Sistem Kontrol PLC ... 20

D. Pengenalan Trainer Kit PLC ... 21

1. Programmable Logic Controller (PLC) ... 21

2. Trainer Kit PLC ... 27

3. Blok Diagram Sistem Trainer Kit PLC ... 28

G. Membuat Rangkaian Kontrol Motor ... 29

H. Kerangka Pemikiran ... 31

I. Hipotesis Penelitian ... 31

1. Hipotesis Ranah Kognitif ... 31

2. Hipotesis Ranah Afektif ... 32

3. Hipotesis Ranah Psikomotorik ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A. Metode Penelitian ... 33

B. Definisi Operasional ... 34

C. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 34

D. Langkah-langkah Penelitian ... 35

1. Tahap Persiapan ... 35

2. Tahap Pelaksanaan ... 41

3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data... 41

E. Teknik Analisis Data ... 41

1. Uji Normalitas ... 42

2. Analisis Data Pretest dan Posttest ... 44

3. Pengukuran Ranah Afektif dan Psikomotorik ... 44

4. Uji Hipotesis ... 53

E. Waktu Penelitian ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

A. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 56

(9)

2. Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 56

3. Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda ... 57

B. Hasil Penelitian ... 57

1. Pengumpulan Informasi ... 57

2. Kriteria Pengembangan Produk ... 58

3. Desain Produk. ... 59

4. Validasi Desain ... 60

5. Revisi Produk ... 63

6. Uji Coba Produk ... 63

a. Data Hasil Belajar Siswa ... 63

b. Tanggapan terhadap Penerapan Trainer Kit PLC sebagai Media Pembelajaran Sistem Kontrol PLC ... 68

c. Analisis Data ... 70

C. Temuan Hasil Penelitian ... 72

D. Pembahasan ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 79

A. Kesimpulan ... 79

B. Rekomendasi ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 81 LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(10)

DAFTAR GAMBAR Gambar

2.1. Algoritma Mengoperasikan Motor Listrik secara Forward-Reverse ... 11

2.2. Ladder Diagram Mengoperasikan Motor Listrik secara Forward-Reverse ... 13

2.3. Commisioning Mengoperasikan Motor Listrik secara Forward-Reverse ... 13

2.4. Rangkaian Daya Mengoperasikan Motor Listrik secara Forward-Reverse ... 14

2.5. Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 15

2.6. Omron CP1L ... 23

2.7. Contoh Menghubungkan Sensor Masukan ... 26

2.8. Relai sebagai Keluaran pada PLC Omron ... 26

2.9. Contoh Menghubungkan Keluaran PLC dengan Lampu ... 27

2.10. Trainer Kit PLC ... 28

2.11. Blok Diagram Sistem Trainer Kit PLC ... 28

2.12. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 31

3.1. Diagram Blok Langkah-langkah Penelitian ... 35

3.2. Kurva Normal Baku ... 42

4.1. Desain Trainer Kit PLC ... 59

4.2. Blok Diagram Sistem Trainer Kit PLC ... 60

4.3. Modul Relay (Terminal I/O tambahan) ... 63

4.4. Hasil Data Pretest dan Posttest... 64

4.5. Grafik Pencapaian Nilai KKM pada Ranah Kognitif ... 64

4.6. Data Hasil Pengukuran Ranah Afektif ... 65

4.7. Grafik Pencapaian Nilai pada Ranah Afektif ... 66

4.8. Data Hasil Pengukuran Ranah Psikomotorik ... 67

(11)

DAFTAR TABEL Tabel

2.1. Pengalamatan Input/ Output Rangkaian Kontrol Forward-Reverse .... 12

2.2. Arti Lampu Indikator Status CPU PLC CP1L ... 24

2.3. Materi Pembelajaran Membuat Rangkaian Kontrol Motor ... 29

3.1. Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design ... 33

3.2. Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 40

3.3. Klasifikasi Daya Pembeda ... 40

3.4. Konversi Tingkat Pencapaian dengan Skala 4 ... 42

3.5. Format Tabel Distribusi Frekuensi ... 43

3.6. Kriteria Pengukuran Aspek Afektif ... 45

3.7. Kriteria Pengukuran Aspek Psikomotorik ... 47

3.8. Instrumen Pengukuran Aspek Afektif dan Psikomotorik ... 52

3.9. Waktu Penelitian ... 55

4.1. Validitas Nomor Item Soal ... 56

4.2. Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 57

4.3. Hasil Uji Daya Pembeda ... 57

4.4. Hasil Uji Ahli Media Pembelajaran Trainer Kit PLC ... 61

4.5. Konversi Tingkat Pencapaian dengan Skala 4 ... 62

4.6. Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Trainer Kit PLC ... 68

4.7. Hasil Angket Tanggapan Guru Terhadap Trainer Kit PLC... 69

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat sekarang

ini menyebabkan semakin berkembangnya dunia pendidikan. Hal ini menuntut

proses pembelajaran yang mau tidak mau harus menyesuaikan dengan

perkembangan jaman, khususnya proses pembelajaran di Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) sebagai jenjang pendidikan yang dituntut untuk menyiapkan

siswa-siswanya menjadi siswa yang unggul dalam pengetahuan, sikap, dan

keterampilan.

“Tercapainya tujuan pendidikan tidak terlepas dari adanya pengembangan pada proses pembelajaran, media pembelajaran, pengadaan dan pengelolaan

sarana dan prasarana, dan sebagainya” (Wahab, 2011). Berkaitan dengan

pengembangan pendidikan tersebut, menurut Sanjaya (2010) “belajar adalah

proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman”. Pengalaman langsung dapat

memberikan efektivitas ingatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan

pengalaman secara tidak langsung. Namun pada kenyataanya, pengalaman secara

langsung sangatlah sulit dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Hal ini

disebabkan karena tidak semua bahan pelajaran dapat dihadirkan secara langsung

dalam proses pembelajaran. Dari pemaparan tersebut, maka media pembelajaran

menempati posisi cukup strategis dalam rangka mewujudkan proses belajar secara

optimal. Proses belajar yang optimal merupakan salah satu indikator untuk

mewujudkan hasil belajar peserta didik yang optimal pula.

Berdasarkan hasil pengamatan dan survey yang dilakukan selama

melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Negeri 12 Bandung

pada materi Membuat Rangkaian Kontrol Motor, terdapat beberapa kendala dalam

proses belajar mengajar, adapun permasalahan yang penulis temukan yaitu

(13)

1. Jumlah trainerProgrammable Logic Controller (PLC) tidak berbanding ideal

dengan jumlah siswa karena trainer yang digunakan saat pembelajaran

berlangsung yaitu dua buah sedangkan siswa tiap kelas berjumlah 33 siswa.

2. Trainer yang digunakan pada praktek materi tentang diagram ladder dan

rangkaian simulasi kontrol dengan PLC input outputnya (I/O) belum

terhubung sehingga pembelajaran berlangsung lama mengakibatkan waktu

yang terpakai kurang maksimal.

3. Kurangnya variasi metode pembelajaran yang terkadang membuat suasana

pembelajaran menjadi lebih mudah jenuh dan bosan bagi siswa.

4. Kurangnya variasi contoh-contoh simulasi rangkaian kontrol yang

mendukung materi pelajaran PLC, sehingga siswa kesulitan dalam

memahami dan menguasai materi pelajaran tersebut.

Dari pemaparan permasalahan yang ditemukan maka diperlukan adanya

sebuah solusi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Oleh karena itu

diperlukan adanya suatu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk

membantu proses pembelajaran di kelas melalui modul/ alat latih sebagai media

untuk meningkatkan minat belajar dan pemahaman siswa pada materi pelajaran

PLC sehingga hasil belajar siswa diharapkan dapat meningkat.

Berdasarkan uraian di atas, penulis membuat suatu penelitian tentang

media pembelajaran menggunakan trainer PLC yang akan menjadi alternatif

siswa agar memahami sistem kontrol PLC. Adapun judul penelitian yang penulis

lakukan yaitu Penerapan Trainer Kit Programmable Logic Controller sebagai

Media Pembelajaran Membuat Rangkaian Kontrol Motor”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang teridentifikasi yaitu variabel

bebas X (bebas) dan variabel Y(terikat). Variabel X (bebas) adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah penggunaan Trainer kit

PLC sebagai media pembelajaran. Variabel Y (terikat) adalah variabel yang

(14)

penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa pada Standar

Kompetensi Membuat Rangkaian Kontrol Motor.

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan

dalam penelitian ini adalah:

a. Apakah Trainer Kit PLC dapat diterapkan sebagai media pembelajaran untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada Standar Kompetensi Membuat

Rangkaian Kontrol Motor?

b. Bagaimanakah efektivitas penerapan Trainer Kit PLC sebagai media

pembelajaran ditinjau dari hasil belajar ranah kognitif siswa pada Standar

Kompetensi Membuat Rangkaian Kontrol Motor?

c. Bagaimanakah efektivitas penerapan Trainer Kit PLC sebagai media

pembelajaran ditinjau dari hasil belajar ranah afektif siswa pada Standar

Kompetensi Membuat Rangkaian Kontrol Motor?

d. Bagaimanakah efektivitas penerapan Trainer Kit PLC sebagai media

pembelajaran ditinjau dari hasil belajar ranah psikomotorik siswa pada

Standar Kompetensi Membuat Rangkaian Kontrol Motor?

2. Batasan Masalah

Masalah pada penelitian ini dibatasi oleh beberapa hal, diantaranya:

a. Penelitian hanya difokuskan pada pengembangan dan pengaruh Trainer Kit

PLC untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Standar Kompetensi

Membuat Rangkaian Kontrol Motor.

b. Penelitian hanya dilakukan terhadap materi pembelajaran membuat diagram

ladder dan membuat rangkaian simulasi kontrol yang merupakan sebagian

materi pada Standar Kompetensi Membuat Rangkaian Kontrol Motor.

c. Variabel yang akan diteliti adalah media, hasil belajar siswa, dan proses

pembelajaranya. Pada media, variabel yang diteliti adalah pada proses desain

dan pengujian dalam populasi skala kecil atau uji terbatas.

d. Untuk mengetahui kelayakan produk dilakukan dengan uji validasi terhadap

produk yang dikembangkan melalui uji ahli media.

(15)

f. Penelitian ini dilaksanakan sampai pada uji coba terbatas saja, sehingga

penelitian ini dibatasi pada satu tingkat saja yaitu kelas XII di SMK Negeri 12

Bandung.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang hendak

dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Menerapkan media pembelajaran Trainer Kit PLC dalam meningkatkan hasil

belajar siswa pada Standar Kompetensi Membuat Rangkaian Kontrol Motor.

2. Mengetahui efektivitas penggunaan Trainer Kit PLC sebagai media

pembelajaran ditinjau dari hasil belajar ranah kognitif siswa pada Standar

Kompetensi Membuat Rangkaian Kontrol Motor.

3. Mengetahui efektivitas penggunaan Trainer Kit PLC sebagai media

pembelajaran ditinjau dari hasil belajar ranah afektif siswa pada Standar

Kompetensi Membuat Rangkaian Kontrol Motor.

4. Mengetahui efektivitas penggunaan Trainer Kit PLC sebagai media

pembelajaran ditinjau dari hasil belajar ranah psikomotorik siswa pada

Standar Kompetensi Membuat Rangkaian Kontrol Motor.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu mixed methods dengan

prosedur research and development (R&D), dimana menggabungkan antara

teknik pengungkapan pendapat dan pre-experimental design (one group

pretest-posttest design). Tahapan perancangan media menggunakan teknik pengungkapan

pendapat dengan analisis kualitatif dan tahap penerapan media menggunakan one

group pretest-posttest design dengan analisis kuantitatif. Pada penerapannya

sebelum diberikan perlakuan terlebih dahulu kelas eksperimen diberi tes awal

(pretest) untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Setelah diberi pretest

selanjutnya kelas eksperimen diberi perlakuan (treatment) yaitu dengan

menggunakannya Trainer Kit PLC sebagai media pembelajaran. Kemudian

(16)

tidaknya peningkatan hasil belajar siswa setelah digunakannya Trainer Kit PLC

sebagai media pembelajaran.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang dilakukan

diantaranya:

1. Bagi siswa, penggunaan media pembelajaran ini diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan untuk memahami materi Membuat Rangkaian

Kontrol Motor.

2. Bagi guru, sebagai bahan masukan guna penyempurnaan dan perbaikan

dalam proses pembelajaran dengan mengoptimalkan penggunaan media

pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan alternatif penggunaan

media pembelajaran pada sekolah tersebut.

4. Bagi lembaga yang mempersiapkan guru, khususnya guru SMK, sebagai

bahan masukan guna membekali para lulusannya dengan kemampuan

mengajar dengan menggunakan media pembelajaran.

5. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan untuk

memperluas wacana dalam bidang pengembangan media pembelajaran.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan dalam sebuah penelitian berperan sebagai pedoman

penulis agar penulisannya lebih terarah dan sistematis dalam rangka menuju

tujuan akhir yang hendak dicapai. Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai

berikut:

BAB I meliputi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan

masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, dan struktur

organisasi skripsi.

BAB II berisi kajian pustaka yang berkaitan dengan hasil belajar, media

pembelajaran, trainer kit PLC sebagai media pembelajaran sistem kontrol PLC,

pengenalan trainer kit PLC, materi membuat rangkaian kontrol motor, kerangka

(17)

BAB III membahas tentang metode penelitian, definisi operasional, lokasi

dan sampel penelitian, langkah-langkah penelitian, teknik analisis data dan waktu

penelitian.

BAB IV menjelaskanhasil uji coba instrumen penelitian, hasil penelitian,

dan pembahasan.

BAB V berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan rekomendasi

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu mixed methods dengan

prosedur research and development (R&D), dimana menggabungkan antara

teknik pengungkapan pendapat dan pre-experimental design (one group

pretest-posttest design). Tahapan perancangan media menggunakan teknik pengungkapan

pendapat dengan analisis kualitatif dan tahap penerapan media menggunakan one

group pretest-posttest design dengan analisis kuantitatif. Pada penerapannya

sebelum diberikan perlakuan terlebih dahulu kelas eksperimen diberi tes awal

(pretest) untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Setelah diberi pretest

selanjutnya kelas eksperimen diberi perlakuan (treatment) yaitu dengan

menggunakannya Trainer Kit PLC sebagai media pembelajaran. Kemudian

setelah itu kelas eksperimen diberi tes akhir (posttest) untuk mengetahui ada atau

tidaknya peningkatan hasil belajar siswa setelah digunakannya Trainer Kit PLC

sebagai media pembelajaran. Secara sederhana desain penelitian dapat dilihat

pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design

Pretest Treatment Posttest

O1 X O2

Sumber: Sugiyono (2012)

Keterangan :

O1 : Tes awal (pretest) dilakukan sebelum digunakannya Trainer Kit PLC

sebagai media pembelajaran.

X : Perlakuan (treatment) pembelajaran dengan menggunakan Trainer Kit

PLC sebagai media pembelajaran.

O2 : Tes akhir (posttest) dilakukan setelah digunakannya Trainer Kit PLC

(19)

B. Definisi Operasional

Adapun beberapa penjelasan definisi yang digunakan dalam judul

penelitian ini, sebagai berikut:

1. Media Pembelajaran

“Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik

didalam maupun diluar kelas” (Arsyad, 2011).

2. Trainer

Menurut Khosnevis (Suryani, 2006), “trainer merupakan proses simulasi

aplikasi membangun model dari sistem nyata atau usulan sistem, melakukan

eksperimen dengan model tersebut untuk mempelajari perilaku sistem”.

3. Pragrammable Logic Controller (PLC)

Menurut Putra Afgianto E (2004), “PLC adalah sebuah alat yang

digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada

sistem kontrol proses konvensional”.

4. Hasil Belajar

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sudjana (2010) yang menyatakan

bahwa “hasil belajar ialah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki peserta didik setelah menerima

pengalaman belajarnya”.

C. Lokasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Program Keahlian Kelistrikan Pesawat Udara

(KPU) di SMK Negeri 12 Bandung yang beralamat di Jalan Pajajaran No. 92

Telp./Fax022-6038055 Bandung 40173, Jawa Barat. Populasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII KPU periode 2013-2014 yang sedang

menempuh Standar Kompetensi Membuat Rangkaian Kontrol Motor. Sampel

(20)

D. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan tiga tahap, yaitu (1) tahap persiapan, (2) tahap

pelaksanaan dan (3) tahap akhir yaitu pengolahan dan analisis data. Maka

langkah-langkah penelitian secara diagram blok dapat dilihat pada gambar 3.1.

Berikut merupakan diagram blok dari langkah-langkah penelitian yang dilakukan:

Gambar 3.1. Diagram Blok Langkah-langkah Penelitian

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan yang dilakukan sebelum penelitian dilakukan meliputi

beberapa hal, diantaranya:

a. Observasi awal dilakukan untuk melaksanakan studi pendahuluan melalui

(21)

metode, serta penggunaan media pembelajaran pada Standar Kompetensi

Membuat Rangkaian Kontrol Motor yang ada di sekolah tempat penelitian

akan dilaksanakan.

b. Studi literatur, hal ini dilakukan untuk memperoleh teori-teori yang menjadi

landasan mengenai permasalahan yang akan diteliti. Kemudian mempelajari

kurikulum untuk menentukan materi pembelajaran dalam penelitian serta

untuk mengetahui tujuan dan kompetensi dasar yang hendak dicapai. Selain

itu sebagai acuan untuk mendesain produk supaya sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

c. Menentukan materi dan desain produk.

Materi yang akan diteliti yaitu berkenaan dengan sistem kontrol PLC

dimana berada pada Standar Kompetensi Membuat Rangkaian Kontrol

Motor. Perancangan modul latih dalam peneletian ini disesuaikan dengan

standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipenuhi dalam silabus

pembelajaran Membuat Rangkaian Kontrol Motor, untuk memenuhi hal

tersebut maka dirancang produk Trainer Kit PLC dengan kriteria sebagai

berikut:

1) Mudah dalam penggunaan dan desain yang cukup menarik.

2) Dapat mempelajari sistem kontrol PLC yaitu Input/Output, membuat

diagram ladder dan membuat rangkaian simulasi kontrol yang

merupakan sebagian materi pada Standar Kompetensi Membuat

Rangkaian Kontrol Motor.

d. Validasi dan revisi produk.

Validasi desain merupakan kegiatan untuk menilai apakah rancangan

produk yang dibuat secara rasional akan lebih efektif digunakan atau tidak.

Validasi dilakukan dilihat dari kesesuaian dengan pengguna untuk

menyelesaikan masalah pembelajaran. Validasi di sini masih bersifat

penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum mencapai fakta di lapangan.

Validasi desain produk dapat dilakukan dengan cara memvalidasi produk

kepada beberapa pakar atau tenaga ahli yang kompeten dibidangnya terkait

(22)

validasi ini disebut expert judgment. Pada penelitian ini validisai desain

dilakukan oleh ahli media pembelajaran untuk memvalidasi Trainer Kit PLC.

Kemudian peneliti menerima perbaikan yang diberikan oleh ahli media untuk

merevisi produk berdasarkan masukan yang didapat dari hasil uji expert

judgment. Perbaikan dilakukan untuk mengurangi kelemahan pada produk.

e. Penyusunan instrumen penelitian.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1) Penyebaran angket, digunakan untuk memperoleh informasi yang

mengarah pada dua aspek, pertama aspek media, meliputi: kejelasan

petunjuk penggunaan modul latih, kemudahan dalam menggunakan

modul, kualitas modul, kemudahan dalam pemrograman, kemudahan

dalam menggunakan aplikasi sitem input dan output (I/O) serta aplikasi

lainnya. Kedua aspek instruksional seperti: standar kompetensi yang akan

dicapai, kemudahan memahami materi, keluasan dan kedalaman materi,

kemudahan menggunakan media, ketepatan urutan penyajian, fasilitas

latihan, interaktifitas, ketepatan evaluasi, kejelasan umpan balik.

2) Observasi, dipergunakan untuk memperoleh informasi tentang

pelaksanaan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan

pemahaman yang cepat pada pembelajaran sistem kontrol terutama dalam

membuat rangkaian kontrol motor.

3) Tes, dipergunakan untuk mengumpulkan data kemampuan pemahaman

siswa dalam mengikuti pembelajaran sebelum dan sesudah menggunakan

modul latih (Trainer Kit PLC).

f. Uji coba instrumen penelitian.

1) Uji Validitas Instrumen

Uji validitas yang digunakan untuk instrumen yang berupa skor

dikotomi yaitu bernilai 0 dan 1 digunakan korelasi point biserial dengan

rumus sebagai berikut :

(23)

Keterangan :

rpbi

: Koefisien korelasi biserial

Mp : Rerata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item yang

Dicari validitasnya

Mt : Rerata skor total

St : Standar deviasi dari skor total

p : Proporsi siswa yang menjawab benar

q : Proporsi siswa yang menjawab salah

Uji validitas ini dikenakan pada setiap butir soal. Selanjutnya untuk

menenntukan validitas dari tiap item dilakukan dengan yaitu:

(Sugiyono, 2008) Keterangan :

n : Jumlah responden

r : Koefisien korelasi

Kemudian hasil perolehan thitung dibandingkan dengan ttabel pada

derajat kebebasan (dk = n - 2) dan taraf signifikansi 5% (= 0,05). Apabila

thitung > ttabel maka item tes dinyatakan valid. Dan apabila hasil thitung < ttabel

maka item tes tersebut dikatakan tidak valid.

2) Uji Reliabilitas Instrumen

Menggunakan rumus Kuder-Richardson (KR-20) sebagai berikut :

(24)

Keterangan :

: Reliabilitas tes secara keseluruhan : Banyaknya butir tes

: Varians total

: Proporsi subyek yang menjawab item dengan benar

: Proporsi subyek yang menjawab item dengan salah

Harga varians total ( ) dihitung dengan menggunakan rumus :

∑ ∑

(Arikunto, 2011) Keterangan :

X

: Jumlah skor total

N : Jumlah responden

Kemudian hasil perolehan rhitung dibandingkan dengan rtabel pada

derajat kebebasan (dk = n - 2) dan taraf signifikansi 5%. Adapun penafsiran

dari harga rhitung dan rtabel yaitu jika rhitung > rtabel maka intrumen dinyatakan

reliabel, dan jika rhitung < rtabel maka instrumen tidak reliabel.

3) Analisis Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus :

S

J B P

(Arikunto, 2011) Keterangan :

P : Indeks kesukaran

B : Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar

: Jumlah seluruh siswa peserta tes

Untuk menentukan apakah soal tersebut dikatakan baik atau tidak baik

sehingga perlu direvisi, digunakan kriteria seperti pada tabel 3.2 sebagai

(25)

Tabel 3.2. Klasifikasi Indeks Kesukaran

No. Rentang Nilai Tingkat Kesukaran P Klasifikasi

1. 0,71 – 1,00 Mudah

2. 0,31 - 0,70 Sedang

3. 0,00 - 0,30 Sukar

(Arikunto, 2011)

4) Daya Pembeda

Daya pembeda dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

B

JB : Banyaknya peserta kelompok bawah

BA: Banyaknya peserta kelompok atas menjawab benar

BB: Banyaknya peserta kelompok bawah menjawab benar

PA: Proporsi peserta kelompok atas menjawab benar

PA: Proporsi peserta kelompok bawah menjawab benar

Indeks daya pembeda ideal adalah sebesar mendekati angka satu.

Sedangkan indeks daya pembeda sekitar 0 menunjukkan bahwa item tersebut

mempunyai daya diskriminasi rendah sedangkan harga daya pembeda negatif

menunjukkan bahwa item tersebut tidak ada gunanya sama sekali. Berikut

ditunjukkan tabel klasifikasi daya pembeda.

Tabel 3.3. Klasifikasi Daya Pembeda

(Arikunto, 2011)

No Rentang Nilai D Klasifikasi

1 0,00 - 0,09 Jelek

2 0,20 - 0,39 Cukup

3 0,40 - 0,69 Baik

(26)

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah kegiatan pada tahap persiapan dilakukan, selanjutnya dilakukan

kegiatan tahap pelaksanaan yang meliputi:

a. Memberikan tes awal (pretest) untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah

kognitif sebelum diberikan perlakuan.

b. Memberikan perlakuan (treatment) yaitu dengan cara menggunakan Ttainer

Kit PLC sebagai media pembelajaran.

c. Memberikan tes akhir (posttest) untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah

kognitif setelah digunakannya Ttainer Kit PLC sebagai media pembelajaran.

Selama proses pada tahap pelaksanaan berlangsung peneliti mengamati

juga perkembangan hasil belajar siswa pada ranah afektif dan psikomotor melalui

instrumen khusus afektif dan psikomotor.

3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Setelah kegiatan pada tahap pelaksanaan dilakukan, tahapan selanjutnya

adalah melakukan pengolahan dan analisis data. Pada tahapan ini kegiatan yang

dilakukan antara lain:

a. Mengolah data hasil pretest dan posttest serta pengamatan perkembangan

siswa.

b. Membandingkan hasil analisis tes antara sebelum diberikan perlakuan dan

setelah diberi perlakuan untuk melihat apakah terdapat peningkatan hasil

belajar siswa pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

c. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan

data.

d. Membuat laporan penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan disesuaikan dengan instrumen yang

digunakan. Data yang diperoleh melalui angket dan observasi akan diuraikan

secara deskriptif naratif. Analisis ini digunakan untuk mengolah data yang

(27)

Rumus yang digunakan untuk persentase sebagai berikut:

Keterangan :

∑ : Jumlah

n : Jumlah seluruh item angket

Sebagai ketentuan dalam memberikan makna dan pengambilan keputusan,

maka digunakan ketetapan sebagai berikut.

Tabel 3.4. Konversi Tingkat Pencapaian dengan Skala 4

Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan

90% - 100% Sangat Baik Tidak perlu direvisi

75% - 89% Baik Tidak perlu direvisi

65% - 74% Cukup Direvisi

55% - 64% Kurang Direvisi

0 – 54% Sangat Kurang Direvisi

(Sudjana : 2005)

Sedangkan data evaluatif, merupakan hasil dari pemberian instrumen

berupa pretest sebelum diberi perlakuan dan posttest sesudah diberi perlakuan

media pembelajaran berupa modul latih Trainer Kit PLC.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data yang diuji itu

berdistribusi normal atau tidak. Teknik pengujian normalitas data dilakukan

dengan menggunakan Chi Kuadrat (χ2). Pengujian normalitas data dengan (χ2)

dilakukan dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data

yang terkumpul dengan kurva normal baku/ standar.

Menurut Sugiyono (2008), kurva normal baku yang luasnya mendekati

100% dibagi menjadi enam bidang berdasarkan simpangan bakunya, yaitu tiga

bidang di bawah rata-rata dan tiga bidang di atas rata-rata. Luas enam bidang

dalam kurva normal baku adalah 2,7%, 13,53%, 34,13%, 34,13%, 13,53% dan

(28)

Gambar 3.2. Kurva Normal Baku (Sugiyono, 2008)

Adapun langkah-langkah pengujian normalitas data ini adalah sebagai

berikut :

a. Menentukan jumlah kelas interval. Untuk pengujian normalitas dengan Chi

Kuadrat ini, jumlah kelas inteval ditetapkan sebanyak enam kelas sesuai

dengan enam bidang yang ada pada kurva normal baku.

b. Menentukan panjang kelas interval :

c. Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel penolong untuk

menghitung harga Chi Kuadrat hitung sesuai dengan format tabel 3.5 di

bawan ini:

Tabel 3.5. Format Tabel Distribusi Frekuensi

No Kelas Interval fo fh fo – fh (fo – fh)

2

Keterangan : fo = Frekuensi/ jumlah data hasil observasi

fh = Jumlah / frekuensi yang diharapkan

d. Menghitung fh (frekuensi harapan)

Cara menghitung fh didasarkan pada persentase luas tiap bidang kurva

normal dikalikan jumlah data observasi / jumlah individu dalam sampel

e. Memasukkan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh , sekaligus menghitung

harga-harga pada kolom yang lain. Harga yang dihasilkan adalah

merupakan harga Chi Kuadrat (χ2) hitung.

f. Membandingkan χ2 hitung dengan χ2tabel dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Taraf signifikansi 5 %

2) Derajat kebebasan (dk = k – 1)

3) Apabila χ2 hitung < χ2tabel , maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi

(29)

2. Analisis Data Prestest dan Posttest

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah kognitif

sebelum pembelajaran (pretest) dan hasil belajar siswa ranah kognitif setelah

diberikan perlakuan digunakannya modul latih Trainer Kit PLC sebagai media

pembelajaran (posttest). Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis

data pretest, posttest adalah:

a. Pemberian skor dan merubahnya dalam bentuk nilai.

Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode rights only

yaitu jawaban benar diberi skor satu dan jawaban salah atau butir soal yang tidak

dijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah

jawaban yang benar. Skor yang diperoleh tersebut kemudian dirubah menjadi nilai

dengan ketentuan sebagai berikut:

3. Pengukuran Ranah Afektif dan Psikomotor

a. Pengukuran Ranah Afektif

(30)

Tabel 3.6. Kriteria Pengukuran Aspek Afektif

No. Aspek Penilaian Kriteria Nilai Tindakan Siswa Skor

I Sikap Kerja

1.1. Disiplin  Datang tepat waktu  Siswa datang tepat waktu 90-100

 Datang telat 15 menit  Siswa datang telat 15 menit 80-89

 Datang telat 30 menit  Siswa datang telat 30 menit 70-79

 Datang telat lebih dari 45 menit  Siswa datang telat lebih dari 45 menit 0

1.2 Tanggung jawab  Membersihkan dan mengembalikan alat yang dipinjam serta bekerja dengan hati-hati

 Siswa bekerja dengan hati-hati dan membersihkan tempat kerja serta mengembalikan alat yang dipinjam setelah melakukan percobaan

90-100

 Membersihkan dan mengembalikan alat yang dipinjam tapi bekerja kurang hati-hati

 Siswa bekerja kurang hati-hati dan membersihkan tempat kerja serta mengembalikan alat yang dipinjam setelah melakukan percobaan

80-89

 Hanya mengembalikan alat yang dipinjam  Siswa hanya mengembalikan alat yang dipinjam

70-79

 Tidak membersihkan dan mengembalikan alat serta bekerja kurang hati-hati

 Siswa bekerja kurang hati-hati dan tidak membersihkan tempat kerja serta tidak mengembalikan alat yang dipinjam setelah melakukan percobaan

0

1.3 Keselamatan kerja  Memakai peralatan keselamatan kerja serta mengikuti instruksi guru dan prosedur kerja pada jobsheet

 Siswa memakai peralatan keselamatan kerja (seperti sepatu, pakaian praktek dan lainya) serta mengikuti instruksi guru dan prosedur kerja pada jobsheet

90-100

 Memakai peralatan keselamatan kerja tapi kurang memperhatikan instruksi guru dan

 Siswa memakai peralatan keselamatan kerja (seperti sepatu, pakaian praktek dan lainya)

(31)

No. Aspek Penilaian Kriteria Nilai Tindakan Siswa Skor prosedur kerja pada jobsheet tapi kurang memperhatikan instruksi guru

dan prosedur kerja pada jobsheet  Tidak memakai peralatan keselamatan

kerja serta kurang memperhatikan instruksi guru dan prosedur kerja pada

jobsheet

 Siswa tidak memakai peralatan keselamatan kerja (seperti sepatu, pakaian praktek dan lainya) serta kurang memperhatikan instruksi guru dan prosedur kerja pada

jobsheet

0

1.4 Kerjasama  Kerjasama dan serius dalam melakukan percobaan serta saling berdiskusi antar teman

 Siswa bekerjasama dengan sesama anggota kelompok dan sungguh-sungguh dalam melakukan percobaan

90-100

 Melakukan percobaan dengan kerjasama tapi kurang serius

 Siswa bekerjasama dengan sesama anggota kelompok tetapi suka bercanda dan tidak sungguh-sungguh

80-89

 Melakukan percobaan secara individu  Siswa bekerja masing-masing tanpa peduli dengan rekan kelompoknya

70-79

 Melakukan percobaan semaunya bahkan tidak ikut berpartisipasi

 Siswa bekerja saling mengandalkan dan tidak peduli terhadap tanggung jawabnya

0

(32)

b. Pengukuran Ranah Psikomotorik

Acuan dalam melakukan pengukuran ranah psikomotorik dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut ini:

Tabel 3.7. Kriteria Pengukuran Aspek Psikomotorik

No. Aspek Penilaian Kriteria Nilai Tindakan Siswa Skor

II Persiapan Kerja

2.1Pemeriksaan komponen  Melakukan pemeriksaan jumlah, spesifikasi dan kelayakan komponen

 Siswa memastikan kondisi trainer kit PLC dapat digunakan dengan memeriksa input dan outputnya dalam kondisi OK

 Siswa memastikan kondisi komputer dapat digunakan dengan memeriksa software yang terinstal

 Siswa memastikan kondisi kontaktor dapat digunakan dengan memeriksa koil dan kontak-kontaknya

 Siswa menentukan jenis kontak NC/ NO serta kontak utama dan kontak bantu

 Siswa menentukan spesifikasi tiap-tiap komponen dari kapasitas yang akan digunakan

 Siswa memastikan kondisi sakelar tekan dapat digunakan dengan memeriksa jenis sakelar NC/ NO

 Siswa memastikan kondisi lampu indikator dapat digunakan dengan memeriksa ON/ OFF lampu

 Siswa memastikan kondisi motor listrik dapat digunakan dengan memeriksa lilitan

(33)

No. Aspek Penilaian Kriteria Nilai Tindakan Siswa Skor motor dan menentukan U1,V1,W1,U2,V2

dan W2

 Siswa memastikan kondisi fuse dapat digunakan dengan memeriksa keadaan terputus atau tidak

 Melakukan pemeriksaan hanya jumlah komponen atau melakukan pemeriksaan spesifikasi komponen saja

 Siswa menentukan jumlah tiap-tiap komponen yang akan digunakan

 Siswa memeriksa tiap komponen hanya dengan melihat tanpa mengecek kerja komponen

70-75

 Tidak melakukan pemeriksaan komponen  Siswa tidak melakukan pemeriksaan komponen

0

2.2Pemeriksaan bahan  Memeriksa ketersediaan bahan dan spesifikasinya berdasarkan rancangan praktik

 Siswa menentukan jumlah bahan yang akan digunakan

 Siswa menentukan jenis kabel dan spesifikasinya yang akan digunakan baik itu untuk rangkaian daya maupun kontrolnya

75-100

 Tidak melakukan pemeriksaan bahan  Siswa tidak melakukan pemeriksaan bahan 0 2.3Pemeriksaan alat ukur

dan alat tangan

 Memeriksa jumlah, spesifikasi dan kelayakan alat tangan dan alat ukur

 Siswa memastikan kondisi obeng bintang dan min serta tang pengupas dan pemotong dapat digunakan dengan memeriksa kondisi fisiknya

 Siswa menetukan jumlah dan spesifikasi alat ukur dan alat tangan yang akan digunakan

 Siswa memastikan kondisi alat ukur dapat digunakan dengan memeriksa tiap-tiap skala

(34)

No. Aspek Penilaian Kriteria Nilai Tindakan Siswa Skor yang akan pakai dalam pengukuran

 Tidak melakukan pemeriksaan alat ukur dan alat tangan

 Siswa tidak melakukan pemeriksaan alat ukur dan alat tangan

0

III Proses (Sistematika & Cara Kerja)

3.1 Pembuatan ladder diagram

 Pembuatan ladder diagram sesuai dengan alogaritma, commisioning, alamat output, input benar dibuat sederhana

 Pembuatan ladder diagram sesuai dengan alogaritma, commisioning, alamat output dan input benar dibuat sedikit panjang programnya

 Pembuatan ladder diagram sesuai dengan alogaritma, alamat ouput dan input benar tetapi dari bantuan orang lain

 Pembuatan ladder diagram tidak sesuai dengan alogaritma dan commisioning

 Siswa membuat ladder diagram sesuai dengan alogaritma, commisioning, alamat output, input benar dibuat sederhana

 Siswa membuat ladder diagram sesuai dengan alogaritma, commisioning, alamat output dan input benar dibuat sedikit panjang programnya

 Siswa membuat ladder diagram sesuai dengan alogaritma, alamat ouput dan input benar tetapi dari bantuan orang lain

 Siswa membuatan ladder diagram tidak sesuai dengan alogaritma dan commisioning

90-100

 Pemasangan peralatan input rapi, kokoh, dan benar

 Pemasangan peralatan input tidak rapi, kokoh, dan benar

 Pemasangan peralatan input tidak rapi, tidak kokoh, dan benar

 Pemasangan peralatan input tidak benar

 Siswa memasang peralatan input rapi,

 Siawa memasang peralatan input tidak benar

90-100

 Pemasangan peralatan output rapi, kokoh, dan benar

 Siswa memasang peralatan output rapi, kokoh, dan benar

(35)

No. Aspek Penilaian Kriteria Nilai Tindakan Siswa Skor

 Pemasangan peralatan output tidak rapi, kokoh, dan benar

 Pemasangan peralatan output tidak rapi, tidak kokoh, dan benar

 Pemasangan peralatan ouput tidak benar

 Siswa memasang peralatan output tidak rapi, kokoh, dan benar

 Siswa memasang peralatan output tidak rapi, tidak kokoh, dan benar

 Download dan Transfer program berhasil dalam satu kali transfer

 Download dan Transfer program berhasil dalam dua kali transfer

 Download dan Transfer program berhasil lebih dari dua kali transfer

 Download dan Transfer program tidak berhasil

 Siswa download dan Transfer program berhasil dalam satu kali transfer

 Siswa download dan Transfer program berhasil dalam dua kali transfer

 Siswa download dan Transfer program berhasil lebih dari dua kali transfer

 Siswa download dan Transfer program tidak berhasil

 Rangkaian dapat bekerja setelah dilakukan revisi ringan

 Rangkaian dapat bekerja setelah dilakukan revisi

 Rangkaian tidak dapat dioperasikan

 Siswa menguji rangkaian dan dapat bekerja

4.2 Uji Coba Output  Output dapat bekerja normal (berhasil)

 Output dapat bekerja setelah dilakukan

 Siswa menguji output dan dapat bekerja normal (berhasil)

 Siswa menguji output dan dapat bekerja

90-100

(36)

No. Aspek Penilaian Kriteria Nilai Tindakan Siswa Skor revisi

 Output tidak dapat dioperasikan

setelah dilakukan revisi

 Siswa menguji output dan tidak dapat dioperasikan

0

V Waktu

5.1Waktu penyelesaian praktek

 Selesai 5 – 6 jam @45 menit

 Selesai 6 – 7 jam @45 menit

 Selesai 7 – 8 jam @45 menit

 Tidak selesai 8 jam @45 menit

 Siswa mampu menyelesaikan percobaan dalam waktu kurang dari 6 jam @45 menit

 Siswa mampu menyelesaikan percobaan dalam waktu kurang dari 7 jam @45 menit

 Siswa mampu menyelesaikan percobaan dalam waktu kurang dari 8 jam @45 menit

 Siswa tidak mampu menyelesaikan percobaan dalam waktu 8 jam @45 menit

90-100

80-89

70-79

0

(37)

Sedangkan instrumen observasi yang digunakan untuk mengukur hasil

belajar ranah afektif dan psikomotor siswa dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut ini:

Tabel 3.8. Instrumen Pengukuran Aspek Afektif dan Psikomotorik

No. Komponen/Subkomponen

Sumber: SMK Negeri 12 Bandung Keterangan:

 Skor masing-masing komponen penilaian ditetapkan berdasarkan

perolehan skor terendah dari sub komponen penilaian.

(38)

 Bobot disisi dengan prosentase setiap komponen. Besarnya prosentase

dari setiap komponen ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik

program keahlian

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan

pada penelitian ini diterima atau ditolak. Adapun hipotesis dalam penelitian ini :

a. Hipotesis Ranah Kognitif

H1 : Penggunaan media pembelajaran Trainer Kit PLC dianggap efektif jika

lebih atau sama dengan dari 75% dari keseluruhan siswa didalam tes akhir ranah

kognitif mencapai kriteria KKM (75).

H0 : Penggunaan media pembelajaran Trainer Kit PLC dianggap tidak efektif

jika kurang dari 75% dari keseluruhan siswa didalam tes akhir ranah kognitif

mencapai kriteria KKM (75).

H1: π ≥ 75%

H0 : π < 75%

b. Hipotesis Ranah Afektif

H1 : Penggunaan media pembelajaran Trainer Kit PLC dianggap efektif

meningkatkan pemahaman siswa tentang pembelajaran Membuat Rangkaian

Kontrol Motor jika lebih atau sama dengan dari 75% dari keseluruhan siswa

masuk ke dalam kategori minimal berkompeten pada tes akhir ranah afektif.

H0 : Penggunaan media pembelajaran Trainer Kit PLC dianggap tidak efektif

meningkatkan pemahaman siswa tentang pembelajaran Membuat Rangkaian

Kontrol Motor jika kurang dari 75% dari keseluruhan siswa masuk ke dalam

kategori minimal berkompeten pada tes akhir ranah afektif.

H1: π ≥ 75%

H0 : π < 75%

c. Hipotesis Ranah Psikomotorik

H1 : Penggunaan media pembelajaran Trainer Kit PLC dianggap efektif

meningkatkan pemahaman siswa tentang pembelajaran Membuat Rangkaian

(39)

masuk ke dalam kategori minimal berkompeten pada tes akhir ranah

psikomotorik.

H0 : Penggunaan media pembelajaran Trainer Kit PLC dianggap tidak efektif

meningkatkan pemahaman siswa tentang pembelajaran Membuat Rangkaian

Kontrol Motor jika kurang dari 75% dari keseluruhan siswa masuk ke dalam

kategori minimal berkompeten pada tes akhir ranah psikomotorik.

H1: π ≥ 75%

H0: π < 75%

Rumus yang digunakan untuk menghitung hipotesis di atas menggunakan

uji proporsi pihak kiri. Karena H1 berbunyi “lebih besar atau sama dengan” (≥)

dan H0 berbunyi “lebih kecil” (<), maka uji hipotesis dilakukan dengan

menggunakan uji pihak kiri.

Z =

√ ( )

(Sudjana, 2005)

Keterangan :

Z : Nilai Z hitung n : Jumlah sampel

: Nilai yang dihipotesiskan x : Nilai data yang diperoleh

Kriteria pengujian adalah zhitung ≥ dimana didapat dari

daftar normal baku, maka H1 diterima dan H0 ditolak. Tetapi sebaliknya jika zhitung

(40)

F. Waktu Penelitian

Adapun waktu kegiatan selama melakukan penelitian dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel 3.9. Waktu Penelitian

Tahap Penelitian

Waktu Penelitian Oktober, minggu

ke-

November, minggu ke-

Desember, minggu ke-

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Persiapan Pelaksanaan

Akhir

Penelitian berlangsung selama 13 minggu dari mulai tahap persiapan,

tahap pelaksanaan sampai tahap akhir penelitian. Pada tahap persiapan dilakukan

kegiatan studi pendahuluan dan pengamatan selama lima minggu. Kemudian

tahap pelaksanaan dilakukan selama empat minggu, dan tahap akhir dilakukan

(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian “Penerapan

Trainer Kit Programmable Logic Controller sebagai Media Pembelajaran

Membuat Rangkaian Kontrol Motor”, dapat disimpulkan bahwa trainer kit PLC

dapat diterapkan sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar

siswa pada pelajaran membuat rangkaian kontrol motor. Media ini belum layak

untuk digunakan secara meluas karena uji yang dilakukan hanya sampai pada uji

terbatas saja, akan tetapi media yang dihasilkan sudah melalui proses uji ahli

media pembelajaran. Jadi modul ini sudah layak untuk dijadikan penelitian.

Selain itu penerapan trainer kit PLC sebagai media pembelajaran pada

standar kompetensi membuat rangkaian kontrol motor efektif meningkatkan hasil

belajar siswa baik untuk ranah kognitif, afektif maupun psikomotor.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan pada penelitian ini, ada beberapa saran yang

dapat disampaikan peneliti untuk para peneliti selanjutnya, antara lain sebagai

berikut:

1. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran terutama pada saat praktikum, siswa

harus lebih sering didampingi karena selain lebih memotivasi siswa juga akan

mempercepat pemahaman penyelesaian kendala yang dialami siswa, selain itu

bisa lebih meminimalisir kesalahan siswa.

2. Untuk memperkuat dasar ilmu pemograman PLC peserta harus diajarkan

pengetahuan dasar seperti penguasaan rangkaian kontrol listrik konvensional,

teknik sistem digital, sistem bilangan biner, desimal, dan heksa desimal,

algoritma pemograman, dan prosedur pemograman pada PLC.

3. Penyediaan PC/laptop yang digunakan untuk pembelajaran agar lebih

diperbanyak. Karena idealnya satu orang siswa menggunakan satu PC/laptop

pada saat pembelajaran berlangsung, begitu pula dengan jumlah trainer kit

(42)

80

4. Dalam proses pembelajaran penyampaian materi sebaiknya langsung di

contohkan dengan alat peraga, agar pembelajaran gampang untuk diingat dan

siswa akan semakin paham karena fakta dan konsep dijelaskan dan di

peragakan secara bersamaan, dengan demikian hasil belajar dalam ranah

kognitif akan semakin baik.

5. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang PLC, siswa sebaiknya tidak

bergantung pada penjelasan guru dalam mempelajari PLC, selain penjelasan

dari guru siswa diharapkan mencari sumber referensi lain tentang

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2011). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Angkasa.

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Bambang, S dan Soeparno. (1987). Mesin Listrik 1. Jakarta: Depdikbud, Dikdirmenjur.

Bolton, William. (2004). Programmable Logic Controller (PLC) Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas. (2008). KBBI Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hamalik, O.(2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasan, S. (2006). Analisis Perakitan Trainer Unit Berdasarkan Aplikasi Konsep Refrigerasi pada Mata Kuliah Sistem Pendingin (Bahan Kuliah). Bandung: UPI

Putra, Afgianto, Eko. (2004). Konsep Pemrograman dan Aplikasi (Omron CPM1A/CPM2A dan ZEN Programmable Relay). Yogyakarta: Gava Media.

Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum Seri Manajemen Sekolah Bermutu.

Bandung: Mulia Mandiri Press.

Sagala, S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Setiawan, H. (2005). Workshop Kontrol Pneumatic dengan PLC. Surakarta: Laboratorium Jurusan Teknik Elektro,UMS.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito.

(44)

Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metoe Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryani, E. (2006). Pedoman dan Simulasi Media Pembelajaran. Yogyakarta: Alfabeta.

Suryono dan Tugino. (2005). Panduan Work Shop Pemograman dan Aplikasi PLC. Semarang: Laboratorium Jurusan Teknik Elektro, UNNES.

Susilana, Rudi dkk. (2006). Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. FIP: UPI.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung: UPI Bandung

Gambar

Gambar      2.1.  Algoritma Mengoperasikan Motor Listrik secara Forward-Reverse ...  11
Tabel
Tabel 3.1. Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design
Gambar 3.1. Diagram Blok Langkah-langkah Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini juga untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik dengan menggunakan media pembelajaran Trainer Sistem Kendali Posisi Motor DC seri VEXTA.. Penelitian

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS PERANGKAT LUNAK ADOBE FLASH PADA PEMBELAJARAN MERAKIT.. RANGKAIAN KONTROL

Perancangan kontrol rumah cerdas berbasis PLC ( Programmable Logic controller) dengan SCADA ( Supervisory Control And Data Acquisition ) sebagai HMI ( Human Machine Interface

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa menerapkan Trainer PLC OMRON sebagai media pem-belajaran efektif dilakukan pada

Beberapa model yang dapat dirangkai pada trainer kit ini yaitu sistem direct online (DOL), starting forward-reverse, starting dua langkah dengan menggunakan tahanan, kontrol

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran trainer S7-1200 yang di- kembangkan teruji efektif sehingga layak digunakan

Agar dapat bekerja secara otomatis, maka dibuat rangkaian kontrol yang mengatur operasional proses pengelasan tabung iradiasi dengan menggunakan PLC sebagai basisnya.. PLC

Pengembangan Trainer sebagai Alat Praktikum Pengujian Rangkaian Pembangkit PWM, Buck Converter, Boost Converter dan Buck-Boost Converter pada Mata Pelajaran Penerapan